macam lesi di rongga mulut

73
Macam Lesi di Rongga Mulut Mukokel dan ranula merupakan dua contoh dari beberapa penyakit mulut yang melibatkan glandula saliva. Sebelum membahas mengenai kedua penyakit mulut tersebut, akan dibahas mengenai glandula saliva secara umum. Glandula saliva terbagi dua, yaitu glandula saliva mayor dan glandula saliva minor. 7,8 Glandula saliva mayor terdiri dari : 1. Glandula parotis Merupakan glandula terbesar yang letaknya pada permukaan otot masseter yang berada di belakang ramus mandibula, di anterior dan inferior telinga. Glandula parotis menghasilkan hanya 25% dari volume total saliva yang sebagian besar merupakan cairan serus. 2. Glandula submandibula Merupakan glandula terbesar kedua setelah glandula parotis. Letaknya di bagian medial sudut bawah mandibula. Glandula submandibula menghasilkan 60- 65% dari volume total saliva di rongga mulut, yang merupakan campuran cairan serus dan mukus.

Upload: reno-warni-lidrawati

Post on 18-Jan-2016

254 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Macam macam lesi di rongga mulut, hipertiroid, hematopiesis

TRANSCRIPT

Page 1: Macam Lesi Di Rongga Mulut

Macam Lesi di Rongga Mulut

Mukokel dan ranula merupakan dua contoh dari beberapa penyakit mulut

yang melibatkan glandula saliva. Sebelum membahas mengenai kedua penyakit

mulut tersebut, akan dibahas mengenai glandula saliva secara umum.

Glandula saliva terbagi dua, yaitu glandula saliva mayor dan glandula saliva

minor.

7,8

Glandula saliva mayor terdiri dari :

1. Glandula parotis

Merupakan glandula terbesar yang letaknya pada permukaan otot masseter

yang berada di belakang ramus mandibula, di anterior dan inferior telinga. Glandula

parotis menghasilkan hanya 25% dari volume total saliva yang sebagian besar

merupakan cairan serus.

2. Glandula submandibula

Merupakan glandula terbesar kedua setelah glandula parotis. Letaknya di

bagian medial sudut bawah mandibula. Glandula submandibula menghasilkan 60-

65% dari volume total saliva di rongga mulut, yang merupakan campuran cairan serus

dan mukus.

Page 2: Macam Lesi Di Rongga Mulut

3. Glandula sublingual

Glandula yang letaknya pada fossa sublingual, yaitu dasar mulut bagian

anterior. Merupakan glandula saliva mayor yang terkecil yang menghasilkan 10%

dari volume total saliva di rongga mulut dimana sekresinya didominasi oleh cairan

mukus.

7,8

Sedangkan glandula saliva minor terdiri dari 1000 kelenjar yang tersebar pada

lapisan mukosa rongga mulut, terutama di mukosa pipi, palatum, baik palatum durum

maupun palatum molle, mukosa lingual, mukosa bibir, dan juga terdapat di uvula,

dasar mulut, bagian posterior lidah, dasar atau ventral lidah, daerah sekitar

retromolar, daerah peritonsillar, dan sistem lakrimal.

7,8,9

Glandula saliva minor

terutama menghasilkan cairan mukus, kecuali pada glandula Von Ebner’s (glandula

yang berada pada papilla circumvalata lidah) yang menghasilkan cairan serus.

10

Kasus mukokel umumnya melibatkan glandula saliva minor. Tidak tertutup

kemungkinan mukokel dapat melibatkan glandula saliva mayor tergantung pada

letaknya. Sedangkan ranula merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut

Page 3: Macam Lesi Di Rongga Mulut

mukokel yang berada di dasar mulut, dan diketahui daerah dasar mulut dekat

dengan

glandula sublingual dan glandula saliva minor.

11,12

Dengan kata lain ranula umumnya

melibatkan glandula saliva minor ataupun glandula sublingual. Sama halnya dengan

mukokel, ranula juga dapat melibatkan glandula saliva mayor, misalnya glandula

saliva submandibula apabila ranula telah meluas ke otot milohioideus dan memasuki

ruang submandibula.

13

2.1 Mukokel

2.1.1 Definisi

Mukokel merupakan lesi mukosa oral yang terbentuk akibat rupturnya duktus

glandula saliva minor dan penumpukan mucin pada sekeliling jaringan lunak.

11

Umumnya sering diakibatkan oleh trauma lokal atau mekanik.

11,12

Mukokel

merupakan kista benigna, tetapi dikatakan bukan kista yang sesungguhnya, karena

Page 4: Macam Lesi Di Rongga Mulut

tidak memiliki epithelial lining pada gambaran histopatologisnya.

3,11,12,15,16

Lokasinya

bervariasi.

3

Bibir bawah merupakan bagian yang paling sering terkena mukokel, yaitu

lebih dari 60% dari seluruh kasus yang ada.

11

Umumnya terletak di bagian lateral

mengarah ke midline.

11

Beberapa kasus ditemui pada mukosa bukal dan ventral lidah,

dan jarang terjadi pada bibir atas.

11

Banyak literatur yang menyebut mukokel sebagai

mucous cyst. Kebanyakan kasus melaporkan insidensi tertinggi mukokel adalah usia

muda tetapi hingga saat ini belum ada studi khusus pada usia yang spesifik.

17

Page 5: Macam Lesi Di Rongga Mulut

2.1.2 Etiopatogenesis

Mukokel melibatkan duktus glandula saliva minor dengan etiologi yang tidak

begitu jelas, namun diduga terbagi atas dua, pertama diakibatkan trauma, baik

trauma

lokal atau mekanik pada duktus glandula saliva minor, untuk tipe ini disebut mukus

ekstravasasi.

1,11,12,17-21

Trauma lokal atau mekanik dapat disebabkan karena trauma

pada mukosa mulut hingga melibatkan duktus glandula saliva minor akibat

pengunyahan, atau kebiasaan buruk seperti menghisap mukosa bibir diantara dua

gigi

yang jarang, menggigit-gigit bibir, kebiasaan menggesek-gesekkan bagian ventral

lidah pada permukaan gigi rahang bawah (biasanya pada anak yang memiliki

kebiasaan minum susu botol atau dot), dan lain-lain.

1,12,22

Dapat juga akibat trauma

pada proses kelahiran bayi, misalnya trauma akibat proses kelahiran bayi yang

menggunakan alat bantu forceps, trauma pada saat dilakukan suction untuk

membersihkan saluran nafas sesaat setelah bayi dilahirkan, ataupun trauma yang

Page 6: Macam Lesi Di Rongga Mulut

disebabkan karena ibu jari bayi yang dilahirkan masih berada dalam posisi sucking

(menghisap) pada saat bayi melewati jalan lahir.

1

Ketiga contoh trauma pada proses

kelahiran bayi akan mengakibatkan mukokel kongenital.

1

Setelah terjadi trauma yang

dikarenakan salah satu atau beberapa hal di atas, duktus glandula saliva minor

rusak,

akibatnya saliva keluar menuju lapisan submukosa kemudian cairan mukus terdorong

dan sekresinya tertahan lalu terbentuk inflamasi (adanya penumpukan jaringan

granulasi di sekeliling kista) mengakibatkan penyumbatan pada daerah tersebut,

terbentuk pembengkakan lunak, berfluktuasi, translusen kebiruan pada mukosa

mulut

yang disebut mukokel.

1,18,23

Kedua diakibatkan adanya genangan mukus dalam duktus ekskresi yang

tersumbat dan melebar, tipe ini disebut mukus retensi.

1,11,12,17-21,23

Page 7: Macam Lesi Di Rongga Mulut

Genangan mukus

dalam duktus ekskresi yang tersumbat dan melebar dapat disebabkan karena plug

mukus dari sialolith atau inflamasi pada mukosa yang menekan duktus glandula

saliva minor lalu mengakibatkan terjadinya penyumbatan pada duktus glandula saliva

minor tersebut, terjadi dilatasi akibat cairan mukus yang menggenang dan

menumpuk

pada duktus glandula saliva, dan pada akhirnya ruptur, kemudian lapisan subepitel

digenangi oleh cairan mukus dan menimbulkan pembengkakan pada mukosa mulut

yang disebut mukokel.

1,6,18,19,23,24

2.1.3 Klasifikasi

Berdasarkan etiologi, patogenesis, dan secara umum mukokel dapat

diklasifikasikan menjadi dua, yaitu mukokel ekstravasasi mukus yang sering disebut

sebagai mukokel superfisial dimana etiologinya trauma lokal atau mekanik, dan

mukokel retensi mukus atau sering disebut kista retensi mukus dimana etiologinya

plug mukus akibat sialolith atau inflamasi pada mukosa mulut yang menyebabkan

duktus glandula saliva tertekan dan tersumbat secara tidak langsung.

1,17-19,21

Literatur

Page 8: Macam Lesi Di Rongga Mulut

lain mengklasifikasikan mukokel menjadi tiga, yaitu superficial mucocele yang

letaknya tepat di bawah lapisan mukosa dengan diameter 0,1-0,4 cm, classic

mucocele yang letaknya tepat di atas lapisan submukosa dengan diameter lebih kecil

dari 1 cm, dan deep mucocele yang letaknya lebih dalam dari kedua mukokel

sebelumnya.

16

Dikenal pula tipe mukokel kongenital yang etiologinya trauma pada

proses kelahiran bayi.

1

2.1.4 Gambaran Klinis dan Histopatologi

Mukokel memiliki gambaran klinis yang khas, yaitu massa atau

pembengkakan lunak yang berfluktuasi, berwarna translusen kebiruan apabila massa

belum begitu dalam letaknya, kadang-kadang warnanya normal seperti warna mukosa

mulut apabila massa sudah terletak lebih dalam, apabila dipalpasi pasien tidak

sakit.

1,11,12,17-22

Massa ini berdiameter 1 mm hingga beberapa sentimeter, beberapa

literatur menuliskan diameter mukokel umumnya kurang dari 1 cm.

1,11,12,16-22

Page 9: Macam Lesi Di Rongga Mulut

Gambaran histopatologi mukokel tipe ekstrsavasasi mukus berbeda dengan

tipe retensi mukus. Tipe ekstravasasi gambaran histopatologinya memperlihatkan

glandula yang dikelilingi oleh jaringan granulasi.

16

Sedangkan tipe

retensi menunjukkan adanya epithelial lining.

16

2.1.5 Diagnosa

Untuk menegakkan diagnosa mukokel dilakukan prosedur-prosedur yang

meliputi beberapa tahap. Pertama melakukan anamnese dan mencatat riwayat

pasien.

27

Pada pasien anak dilakukan aloanamnese yaitu anamnese yang diperoleh

dari orang terdekat pasien. Pada pasien dewasa dengan autoanamnese yaitu yang

diperoleh dari pasien itu sendiri. Kedua melakukan pemeriksaan terhadap pasien dan

pemeriksaan pendukung.

27

Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan fisik

dengan tujuan melihat tanda-tanda yang terdapat pada pasien, yaitu pemeriksaan

Page 10: Macam Lesi Di Rongga Mulut

keadaan umum mencakup pengukuran temperatur dan pengukuran tekanan darah,

pemeriksaan ekstra oral mencakup pemeriksaan kelenjar limfe, pemeriksaan

keadaan

abnormal dengan memperhatikan konsistensi, warna, dan jenis keadaan abnormal,

kemudian pemeriksaan intra oral yaitu secara visual melihat pembengkakan pada

rongga mulut yang dikeluhkan pasien dan melakukan palpasi pada massa tersebut.

Diperhatikan apakah ada perubahan warna pada saat dilakukan palpasi pada massa.

Ditanyakan kepada pasien apakah ada rasa sakit pada saat dilakukan palpasi.

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan pendukung meliputi pemeriksaan

laboratorium dan pemeriksaan radiografi.

27

Pemeriksaan laboratorium sangat

membantu dalam menegakkan diagnosa. Pada kasus mukokel, cairan diambil secara

aspirasi dan jaringan diambil secara biopsi, kemudian dievaluasi secara mikroskopis

untuk mengetahui kelainan-kelainan jaringan yang terlibat. Kemudian dapat

dilakukan pemeriksaan radiografi, meliputi pemeriksaan secara MRI (Magnetic

Resonance Imaging), CT Scan (Computed Tomography Scan), ultrasonografi,

sialografi, dan juga radiografi konfensional.

27

Page 11: Macam Lesi Di Rongga Mulut

2.1.6 Diagnosa Banding

Beberapa penyakit mulut memiliki kemiripan gambaran klinis dengan

mukokel, diantaranya hemangioma, lymphangioma, pyogenic granuloma (apabila

letaknya pada bagian anterior lidah), salivary gland neoplasm, dan lain-lain.

1,18

Untuk

dapat membedakan mukokel dengan penyakit-penyakit tersebut maka dibutuhkan

riwayat timbulnya massa dan gambaran klinis yang jelas yang menggambarkan ciri

khas mukokel yang tidak dimiliki oleh penyakit mulut lain, dan dibutuhkan hasil

pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan pendukung lain yang akurat seperti

pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiografi.

27

2.1.7 Perawatan

Pada umumnya pasien yang berkunjung ke dokter gigi dan meminta

perawatan, memiliki ukuran mukokel yang relatif besar. Perawatan mukokel

dilakukan untuk mengurangi dan menghilangkan gangguan fungsi mulut yang

dirasakan pasien akibat ukuran dan keberadaan massa. Sejumlah literatur

menuliskan

beberapa kasus mukokel dapat hilang dengan sendirinya tanpa dilakukan perawatan

Page 12: Macam Lesi Di Rongga Mulut

terutama pada pasien anak-anak.

1,11,12

Perawatan yang dilakukan meliputi penanggulangan faktor penyebab dan

pembedahan massa. Penanggulangan faktor penyebab dimaksudkan untuk

menghindarkan terjadinya rekurensi. Umumnya mukokel yang etiologinya trauma

akibat kebiasaan buruk atau trauma lokal dan mekanik yang terjadi terus menerus

dapat menyebabkan terjadinya rekurensi mukokel. Karena jika kebiasaan buruk atau

hal yang menyebabkan terjadinya trauma tidak segera disingkirkan atau dihilangkan,

maka mukokel akan dengan mudah muncul kembali walaupun sebelumnya sudah

dilakukan perawatan bedah.

Pembedahan massa dibagi atas tiga jenis, yaitu eksisi, marsupialisasi, dan

dissecting. Pemilihan teknik pembedahan tergantung kepada ukuran dan lokasi

massa.

2.2 Ranula

2.2.1 Definisi

Ranula adalah istilah yang digunakan untuk menyebut mukokel yang letaknya

di dasar mulut.

11,12

Kata ranula yang digunakan berasal dari bahasa latin “RANA”

Page 13: Macam Lesi Di Rongga Mulut

yang berarti katak, karena pembengkakannya menyerupai bentuk tenggorokan

bagian

bawah dari katak.

5,6,11,12,15

Merupakan pembengkakan dasar mulut yang berhubungan

dan melibatkan glandula sublingualis, dapat juga melibatkan glandula salivari

minor.

4,5

Ukuran ranula dapat membesar, dan apabila tidak segera diatasi akan

memberikan dampak yang buruk, karena pembengkakannya dapat mengganggu

fungsi bicara, mengunyah, menelan, dan bernafas.

2.2.2 Etiologi

Etiologinya tidak diketahui namun diduga ranula terjadi akibat trauma,

obstruksi kelenjar saliva, dan aneurisma duktus glandula saliva.

6,24

Post traumatic

ranula terjadi akibat trauma pada glandula sublingual atau submandibula yang

menyebabkan ekstravasasi mukus, sehingga terbentuk pseudokista. Ranula juga

dikatakan berkaitan dengan penyakit kelenjar saliva dan anomali kongenital dimana

Page 14: Macam Lesi Di Rongga Mulut

duktus saliva tidak terbuka.

2.2.3 Patogenesis

Terdapat dua konsep patogenesis ranula superfisial. Pertama pembentukan

kista akibat obstruksi duktus saliva dan kedua pembentukan pseudokista yang

diakibatkan oleh injuri duktus dan ekstravasasi mukus.

Obstruksi duktus saliva

dapat disebabkan oleh sialolith, malformasi kongenital, stenosis, pembentukan parut

pada periduktus akibat trauma, agenesis duktus atau tumor.

Ekstravasasi mukus pada glandula sublingual menjadi penyebab ranula

servikal. Kista ini berpenetrasi ke otot milohioideus. Sekresi mukus mengalir ke

arah

leher melalui otot milohioideus dan menetap di dalam jaringan fasial sehingga

terjadi

pembengkakan yang difus pada bagian lateral atau submental leher. Sekresi saliva

yang berlangsung lama pada glandula sublingual akan menyebabkan akumulasi

mukus sehingga terjadi pembesaran massa servikal secara konstan.

Trauma dari tindakan bedah yang dilakukan untuk mengeksisi ranula

menimbulkan jaringan parut atau disebut juga jaringan fibrosa pada permukaan

superior ranula, sehingga apabila kambuh kembali ranula akan tumbuh dan

Page 15: Macam Lesi Di Rongga Mulut

berpenetrasi ke otot milohioideus dan membentuk ranula servikal.

Sekurangkurangnya 45% dari ranula servikal terjadi setelah eksisi ranula

superfisial.

2.2.4 Klasifikasi

Berdasarkan letaknya ranula dibedakan menjadi dua, yaitu ranula simpel dan

ranula plunging.

1,4,5

Ranula simpel yang juga disebut dengan oral ranula merupakan

ranula yang terbentuk karena obstruksi duktus glandula saliva tanpa diikuti dengan

rupturnya duktus tersebut.

Letaknya tidak melewati ruang submandibula, dengan

kata lain tidak berpenetrasi ke otot milohioideus.

Sedangkan ranula plunging atau sering disebut ranula diving merupakan massa yang

terbentuk akibat rupturnya

glandula saliva tanpa diikuti rupturnya ruang submandibula yang kemudian

menimbulkan plug pseudokista yang meluas hingga ke ruang submandibula atau

dengan kata lain berpenetrasi ke otot milohioideus.

Ranula juga dapat dibedakan atas

fenomena ekstravasasi mukus dan kista retensi mukus.

Page 16: Macam Lesi Di Rongga Mulut

Ekstravasasi mukus

merupakan akibat dari trauma, sedangkan kista retensi mukus terjadi akibat

obstruksi

duktus glandula saliva.

Selain tipe ranula di atas, dikenal pula ranula kongenital,

yaitu ranula yang diakibatkan anomali kongenital, misalnya atresia duktus saliva atau

kegagalan pada proses pembentukan kanal/duktus ekskresi, tetapi kasus seperti ini

sangat jarang ditemui.

2.2.5 Gambaran Klinis, Radiografi, dan Histopatologi

Sama halnya dengan mukokel, gambaran klinis ranula merupakan massa

lunak yang berfluktusi dan berwarna translusen kebiruan, yang membedakannya

dengan mukokel adalah letaknya di dasar mulut atau bagian bawah lidah.

Apabila dipalpasi, massa ini tidak akan berubah warna menjadi pucat. Jika

massa ini terletak agak jauh ke dasar mulut, maka massa ini tidak lagi berwarna

kebiruan melainkan berwarna normal seperti mukosa mulut yang sehat.

Diameternya

mulai dari 1 sampai dengan beberapa sentimeter.

Ranula tidak diikuti rasa sakit. Keluhan yang paling sering diungkapkan

pasien adalah mulutnya terasa penuh dan lidah terangkat ke atas.

Page 17: Macam Lesi Di Rongga Mulut

Apabila tidak

segera diatasi akan terus mengganggu fungsi bicara, mengunyah, menelan, dan

bernafas.

Ranula yang berukuran besar akan menekan duktus glandula saliva dan

menyebabkan aliran saliva menjadi terganggu.

Akibatnya muncul gejala obstruksi

glandula saliva seperti sakit saat makan atau sakit pada saat glandula saliva

terangsang untuk mengeluarkan saliva dan akhirnya kelenjar saliva membengkak.

Ranula plunging akan menimbulkan pembengkakan pada leher.

Dan biasanya berdiameter 4-10 cm dan melibatkan ruang submandibula.

Terdapat

juga laporan yang menunjukkan ruang submental, daerah kontralateral leher,

nasofaring, retrofaring, dan juga mediastinum.

Secara histopatologi, kebanyakan ranula tidak mempunyai lapisan epitel dan

dinding dari ranula terdiri dari jaringan ikat fibrous yang menyerupai jaringan

granulasi. Penemuan histopatologi menunjukkan ruang dalam kista dan dindingnya

didominasi oleh histiosit, dan juga dijumpai mucin.

Page 18: Macam Lesi Di Rongga Mulut

2.2.6 Diagnosa

Untuk menegakkan diagnosa ranula dilakukan prosedur-prosedur yang

meliputi beberapa tahap. Pertama melakukan anamnese dan mencatat riwayat

pasien.

Pada pasien anak dilakukan aloanamnese yaitu anamnese yang diperoleh

dari orang terdekat pasien. Pada pasien dewasa dengan autoanamnese yaitu yang

diperoleh dari pasien itu sendiri. Kedua melakukan pemeriksaan terhadap pasien dan

pemeriksaan pendukung.

Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan fisik

dengan tujuan melihat tanda-tanda yang terdapat pada pasien, yaitu pemeriksaan

keadaan umum mencakup pengukuran temperatur dan pengukuran tekanan darah,

pemeriksaan ekstra oral mencakup pemeriksaan kelenjar limfe, pemeriksaan

keadaan

abnormal dengan memperhatikan konsistensi, warna, dan jenis keadaan abnormal,

kemudian pemeriksaan intra oral yaitu secara visual melihat pembengkakan pada

rongga mulut yang dikeluhkan pasien dan melakukan palpasi pada massa tersebut.

Diperhatikan apakah ada perubahan warna pada saat dilakukan palpasi pada massa.

Ditanyakan kepada pasien apakah ada rasa sakit pada saat dilakukan palpasi.

Page 19: Macam Lesi Di Rongga Mulut

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan pendukung meliputi pemeriksaan

laboratorium dan pemeriksaan radiografi. Pemeriksaan laboratorium sangat

membantu dalam menegakkan diagnosa. Pada kasus mukokel, cairan diambil secara

aspirasi dan jaringan diambil secara biopsi, kemudian dievaluasi secara mikroskopis

untuk mengetahui kelainan-kelainan jaringan yang terlibat. Kemudian dapat

dilakukan pemeriksaan radiografi, meliputi pemeriksaan secara MRI (Magnetic

Resonance Imaging), CT Scan (Computed Tomography Scan), ultrasonografi,

sialografi, dan juga radiografi konfensional.

2.2.7 Diagnosa Banding

Sama halnya dengan mukokel, ada beberapa penyakit mulut yang memiliki

kemiripan gambaran klinis dengan ranula, diantaranya kista dermoid, sialolithiasis,

thyroglossal duct cyst, cystic hygroma, neoplastic thyroid disease, dan lain-lain.

Untuk dapat membedakan ranula dengan penyakit-penyakit tersebut maka

dibutuhkan

riwayat timbulnya massa atau pembengkakan yang jelas, gambaran klinis yang jelas

yang menggambarkan ciri khas ranula yang tidak dimiliki oleh penyakit mulut lain,

dan dibutuhkan hasil pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan pendukung lain yang

akurat seperti pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiografi.

Page 20: Macam Lesi Di Rongga Mulut

2.2.8 Perawatan

Umumnya pasien yang berkunjung ke dokter gigi dan meminta perawatan,

memiliki ukuran ranula yang relatif besar. Perawatan ranula umumnya dilakukan

untuk mengurangi dan menghilangkan gangguan fungsi mulut yang dirasakan pasien

akibat ukuran dan keberadaan massa.

Perawatan yang dilakukan meliputi penanggulangan faktor penyebab dan

pembedahan massa. Penanggulangan faktor penyebab dimaksudkan untuk

menghindarkan terjadinya rekurensi. Biasanya ranula yang etiologinya trauma akibat

kebiasaan buruk atau trauma lokal atau mekanik yang terjadi terus menerus dapat

menyebabkan terjadinya rekurensi ranula. Karena apabila kebiasaan buruk atau hal

yang menyebabkan terjadinya trauma tidak segera dihilangkan, maka ranula akan

dengan mudah muncul kembali walaupun sebelumnya sudah dilakukan perawatan

pembedahan.

Pembedahan massa dibagi atas tiga jenis, yaitu eksisi, marsupialisasi, dan

dissecting. Pemilihan teknik pembedahan tergantung kepada ukuran dari massa

Page 21: Macam Lesi Di Rongga Mulut

HIPOTIROID

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

A. Hipotiroid

Status tiroid seseorang ditentukan oleh kecukupan sel atas hormon tiroid dan

bukan kadar normal hormon tiroid dalam darah. Ada beberapa prinsip faali dasar

yang perlu diingat kembali. Partama bahwa hormon yang aktif adalah free-hormon,

bahwa metabolisme sel didasarkan adanya free- bukan free- , ketiga bahwa

distribusi enzim deyonisasi I, II, III (DI, DII, DIII) di berbagai organ tubuh

berbeda, di mana DI banyak ditemukan di hepar ,ginjal, dan tiroid, DII utamanya di

otak, hipofisis, dan DIII hampir seluruhnya di temukan di jaringan fetal (otak,

plasenta). Hanya DI yang diterima oleh PTU. Definisi lama bahwa hipotiroidisme

disebabkan oleh faal tiroid berkurang sudah tidak tepat lagi. Kini dianut keadaan di

mana efek hormon tiroid berkurang. (contoh pada defisiensi yodium tiroid justru

bekarja keras). Secara klinis dikenal 1. Hipotiroid Sentral, karena kerusakan

hipofisis/hipotalamus; 2. Hipotiroidisme Primer apabila yang rusak kelenjar tirod

dan 3.karena sebab lain: sebab farmakologis, defisiensi yodium dan resistensi

Page 22: Macam Lesi Di Rongga Mulut

perifer. Yang paling banyak ditemukan ialah hipotiroidisme primer. Oleh karena itu,

umumnya diagnosia ditegakkan berdasarkan ata TSH meningkat dan turun.

B. Hipertiroid

Perlu dibedakan antara pengertian tirotoksikosis dengan hipertiroidisme.

Tirotoksikosis ialah manifestasi klinis kelebihan hormon tiroid yang beredar dalam

sirkulasi. Hipertiroidisme adalah tirotoksikosis yang diakibatkan oleh kelenjartiroid

yang hiperaktif. Adapun sebabnya manifestasi kliniknya sama, karena efek ini

disebabkan ikatan dengan reseptor -inti yang makin penuh. Rangsang oleh TSH

atau TSH-like substances (TSI,TSAb), autonomi, instrinsik kelenjar menyebabkan

tiroid meningkat, terlihat dari radioactive neck-uptake naik.

Sebaiknya pada destruktif kelenjar misalnya karena radang, inflanmasi, radiasi,

akan terjadi kerusakan sel hingga hormin yang tersimpan ke folikel keluar masuk

dalam darah. Dapat pula pasien mengkonsumsi hormon tiroid berlebihan. Dalam hal

ini justru radioactive neck-uptake turun. Membedakan ini perlu, sebab umumnya

peristiwa kedua ini, tirotoksikosis tanpa hipotiroidisme, biasanya self-limiting

desease.

II. Tujuan Penulisan

Page 23: Macam Lesi Di Rongga Mulut

Untuk mengetahui definisi, penyebab, patofisiologi, gejala dan tanda, manifestasi

klinis, pemeriksaan, serta pengobatan dari hipotiroid dan hipertiroid, sehingga

mahasiswa dapat memahaminya dengan baik.

BAB II

PEMBAHASAN

I. Hipotiroidisme

A. Definisi

Hipotiroidisme merupakan kelainan yang disebabkan berkurangnya fungsi

kelenjar tiroid. Hipotiroidisme lebih dominan pada wanita. Hipotiroidisme dibedakan

menjadi hipotiroidisme klinis dan hipotiroidisme subklinis. Hipotiroidisme kilinis

ditandai dengan kadar TSH tinggi dan kadar rendah , sedangkan pada

hipotiroidisme subklinis ditandai dengan kadar TSH tinggi dan kadar normal, tanpa

gejala atau dengan gejala sangat minimal. Hipotiroidisme merupakan kumpulan tanda

dan gejala yang manifestasinya tergantung dari : a). usia pasien, b). cepat tidaknya

hipotiroidisme terjadi, c). ada tidaknya kelainan lain.

Page 24: Macam Lesi Di Rongga Mulut

B. Penyebab

· Hipotiroid primer

Mungkin disebabkan oleh congenital dari tyroid (kretinism), sintesis hormone

yang kurang baik, defisiensi iodine (prenatal dan postnatal), obat anti tiroid,

pembedahan atau terapi radioaktif untuk hipotiroidisme, penyakit inflamasi kronik

seperti penyakit hasimoto, amylodosis dan sarcoidosis.

· Hipotiroid sekunder

Hipotiroid sekunder berkembang ketika adanya stimulasi yang tidak memadai

dari kelenjar tiroid normal, konsekwensinya jumlah tiroid stimulating hormone

(TSH) meningkat. Ini mungkin awal dari suatu mal fungsi dari pituitary atau

hipotalamus. Ini dapat juga disebabkan oleh resistensi perifer terhadap hormone

tiroid.

· Hipotiroid tertier/ pusat

Hipotiroid tertier dapat berkembang jika hipotalamus gagal untuk memproduksi

tiroid releasing hormone (TRH) dan akibatnya tidak dapat distimulasi pituitary

untuk mengeluarkan TSH. Ini mungkin berhubungan dengan suatu tumor/ lesi

destruktif lainnya diarea hipotalamus.Ada dua bentuk utama dari goiter sederhana

yaitu endemic dan sporadic. Goiter endemic prinsipnya disebabkan oleh nutrisi,

Page 25: Macam Lesi Di Rongga Mulut

defisiensi iodine. Ini mengalah pada “goiter belt” dengan karakteristik area

geografis oleh minyak dan air yang berkurang dan iodine.

C. Patofisiologi

Kelenjar tiroid membutuhkan iodine untuk sintesis dan mensekresi hormon

tiroid. Jika diet seseorang kurang mengandung iodine atau jika produksi dari

hormon tiroid tertekan untuk alasan yang lain, tiroid akan membesar sebagai usaha

untuk kompensasi dari kekurangan hormon. Pada keadaan seperti ini, goiter

merupakan adaptasi penting pada suatu defisiensi hormon tiroid. Pembesaran dari

kelenjar terjadi sebagai respon untuk meningkatkan respon sekresi pituitary dari

TSH. TSH menstimulasi tiroid untuk mensekresi T4 lebih banyak, ketika level T4

darah rendah. Biasanya, kelenjar akan membesar dan itu akan menekan struktur di

leher dan dada menyebabkan gejala respirasi disfagia.

Penurunan tingkatan dari hormon tiroid mempengaruhi BMR secara lambat dan

menyeluruh. Perlambatan ini terjadi pada seluruh proses tubuh mengarah pada

kondisi achlorhydria (penurunan produksi asam lambung), penurunan traktus

gastrointestinal, bradikardi, fungsi pernafasan menurun, dan suatu penurunan

produksi panas tubuh.

Page 26: Macam Lesi Di Rongga Mulut

Perubahan yang paling penting menyebabkan penurunan tingkatan hormone tiroid

yang mempengaruhi metabolisme lemak. Ada suatu peningkatan hasil kolesterol

dalam serum dan level trigliserida dan sehingga klien berpotensi mengalami

arteriosclerosis dan penyakit jantung koroner. Akumulasi proteoglikan hidrophilik di

rongga interstitial seperti rongga pleural, cardiac, dan abdominal sebagai tanda dari

mixedema.

Hormon tiroid biasanya berperan dalam produksi sel darah merah, jadi klien

dengan hipotiroidisme biasanya menunjukkan tanda anemia karena pembentukan

eritrosit yang tidak optimal dengan kemungkinan kekurangan vitamin B12 dan asam

folat.

D. Gejala dan Tanda

Tanda-tanda dan gejala-gejala hipotiroidisme mencakup keletihan, kelemahan,

penurunan bising usus, penurunan nafsu makan, kenaikan BB, dan perubahan

gambaran EKG. Koma miksedema merupakan menifestasi yang jarang pada

hipotiroidisme, ditandai dengan depresi berat pada fungsi sensorium, hipotermia,

hipoventilasi, hiponatremia, hiporefleksia, hipotensi, dan bradikardia. Pasien dengan

koma miksedema tidak menggigil, meskipun dilaporkan suhu tubuh dapat mencapai

800F. Diagnosa koma miksedema tergantung pada pengenalan gejala-gejala klinis,

dan identifikasi faktor pencetus yang mendasari. Faktor pencetus yang paling umum

Page 27: Macam Lesi Di Rongga Mulut

adalah infeksi paru; yang lain meliputi trauma, stress, infeksi, obat-obat seperti

narkotik atau barbiturate, pembedahan dan gangguan metabolik.

E. Manifestasi Klinis

1. Kulit dan rambut

Kulit kering, pecah-pecah, bersisik dan menebal

Pembengkakan, tangan, mata dan wajah

Rambut rontok, alopeksia, kering dan pertumbuhannya buruk

Tidak tahan dingin

Pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal

2. Muskuloskeletal

Volume otot bertambah, glossomegali

Kejang otot, kaku, paramitoni

Artralgia dan efusi sinovial

Osteoporosis

Pertumbuhan tulang terhambat pada usia muda

Umur tulang tertinggal disbanding usia kronologis

Kadar fosfatase alkali menurun

Page 28: Macam Lesi Di Rongga Mulut

3. Neurologik

Letargi dan mental menjadi lambat

Aliran darah otak menurun

Kejang, koma, dementia, psikosis (gangguan memori, perhatian kurang,

penurunan reflek tendon)

Ataksia (serebelum terkena)

Gangguan saraf ( carfal tunnel)

Tuli perseptif, rasa kecap, penciuman terganggu

4. Kardiorespiratorik

Bradikardi, disritmia, hipotensi

Curah jantung menurun, gagal jantung

Efusi pericardial (sedikit, temponade sangat jarang)

Kardiomiopati di pembuluh. EKG menunjukkan gelombang T mendatar/inverse

Penyakit jantung iskemic

Hipotensilasi

Efusi pleural

Dispnea

5. Gastrointestinal

Page 29: Macam Lesi Di Rongga Mulut

Konstipasi, anoreksia, peningkatan BB, distensi abdomen

Obstruksi usus oleh efusi peritoneal

Aklorhidria, antibody sel parietal gaster, anemia pernisiosa

6. Renalis

Aliran darah ginjal berkurang, GFR menurun

Retensi air (volume plasma berkurang)

Hipokalsemia

7. Hematologi

Anemia normokrom normositik

Anemia mikrositik/makrositik

Gangguan koagulasi ringan

8. Sistem endokrin

Pada perempuan terjadi perubahan menstruasi seperti amenore / masa

menstruasi yang memanjang, menoragi dan galaktore dengan hiperprolaktemi

Gangguan fertilitas

Gangguan hormone pertumbuhan dan respon ACTH, hipofisis terhadap insulin

akibat hipoglikemi

Page 30: Macam Lesi Di Rongga Mulut

Gangguan sintesis kortison, kliren kortison menurun

Insufisiensi kelenjar adrenal autoimun

Psikologis / emosi : apatis, agitasi, depresi, paranoid, menarik diri, perilaku

maniak

9. Manifestasi klinis lain berupa : edema periorbita, wajah seperti bula (moon face),

wajah kasar, suara serak, pembesaran leher, lidah tebal, sensitifitas terhadap

opioid, haluaran urin menurun, lemah, ekspresi wajah kosong dan lemah.

F. Pemeriksaan

Pemeriksaan laboratorium yang didapatkan pada pasien hipotiroidisme didapatkan

hasil sebagai berikut:

dan serum rendah

TSH meningkat pada hipotiroid primer

TSH rendah pada hipotiroid sekunder

1. Kegagalan hipofisis : respon TSH terhadap TRH mendatar

2. Penyakit hipotalamus : TSH dan TRH meningkat

Titer autoantibody tiroid tinggi pada > 80% kasus

Peningkatan kolesterol

Page 31: Macam Lesi Di Rongga Mulut

Pembesaran jantung pada sinar X dada

EKG menunjukkan sinus bradikardi, rendahnya voltase kompleks QRS&

gelombang T datar atau inversi (Haznam, M.W, 1991: 152)

G. Pengobatan

Hipotiroidisme yang perlu diperhatikan ialah a). dosis awal, b). cara menaikkan

dosis tiroksi. Tujuan pengobatan hipotiroidisme ialah: 1). Meringankan keluhan dan

gejala, 2). Menormalkan TSH, 3). Menormalkan metabolism, 4). Membuat T3 dan T4

normal, 5). Menghindarkan komplikasi risiko. Beberapa prinsip dapat digunakan

dalam melaksanakan subtitusi.: a). makin berat hipotiroidisme, makin rendah dan

dosis awal dan makin landai peningkatan dosis, b). geriatri dengan dengan angina

prektoris, CHF, gangguan irama, dosis harus hati-hati.

Prinsip subtitusi ialah mengganti kekurangan produksi hormon tiroid endogen

pasien. Indikator kecukupan optimal sel adalah kadar TSH normal. Dosis supresi

tidak dianjurkan, sebab ada resiko gangguan jantung dan densitas mineral. Tersedia

L-tiroksin (T4), L-tirodotironin (T3), maupun pulvus tiroid. Pulvus tidak digunakan

lagi karena efeknya sulit diramalkan. T3 tidak digunakan sebagai subtitusi karena

waktu paruhnya pendek hingga perlu diberikan beberapa kali sehari. Obat oral

terbaik adalah T4. Akhir-akhir ini dilaporkan bahwa kombinasi pengobatan T4

Page 32: Macam Lesi Di Rongga Mulut

dengan T3 (50 ug T4 diganti 12,5 ug T3) memperbaiki mood dan faal

neuropsikologis.

Tiroksin dianjurkan diminum pagi hari dalam keadaan perut kosong dan tidak

bersama bahan lain yang menggangu serapan dari usus. Dosis rerata subtitusi L-T4

ialah 112 ug/hari atau 1,6 ug/kg BB atau 100-125 mg sehari. Untuk L-T3 25-50.

Kadar TSH 20 uU/ml butuh 50-75 tiroksin sehari, TSH 44-75 uU/ml butuh 100-

150 ug. Sebagian besar kasus butuhkan 100-200 ug L-T4 sehari.

II. Hipertiroidisme

A. Definisi

Hipertiroidisme adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan

akibat dari produksi hormon tiroid yang berlebihan, yaitu akibat kelebihan sekresi

tiroksin (T4) atau triiodo-tironin (T3).

Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis atau

hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai

penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negative HT terhadap pelepasan

Page 33: Macam Lesi Di Rongga Mulut

keduanya. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar

HT dan TSH yang tinggi. TRF akan rendah karena umpan balik negative dari HT dan

TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang

tinggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.

Penyebab hipertiroidisme sebagian besar adalah tirotoksikosis karena penyakit

Graves yaitu kira-kira 70%, sisanya karena gondok goiter multinoduler toksik dan

adenoma toksik. Penyakit multi nodular goiter yaitu keadaan di mana wujud nodul

pada tiroid dan berfungsi sama ada secara aktif, normal atau tidak aktif langsung.

Adenoma toksik yaitu wujud satu nodul saja pada tiroid tetapi nodul itu aktif dan

mengeluarkan hormone berlebih.Hipertiroidisme pada penyakit Graves adalah akibat

antibodi reseptor TSH yang merangsang aktivitas tiroid, sedang pada goiter

multinoduler toksik ada hubungannya dengan autonomi tiroid itu sendiri. Ada pula

hipertiroidisme sebagai akibat peningkatan sekresi TSH dari pituaria, namun ini

yang jarang ditemukan.

Dari daftar di atas titoksikosis didominasi oleh morbus Graves, Struma

multinoduler toksik (morbus Plummer) dan adenoma toksik (morbus Goetsch). Sebab

lain amat jarang ditemukan dalam praktik dokter sehari-hari. Rokok ternyata

merupakan factor risiko Graves pada wanita tetapi tetapi tidak pada pria.

Page 34: Macam Lesi Di Rongga Mulut

B. Patofisiologi

Tiroid hiperaktif (hipertiroidisme) terjadi karena produksi hormon tiroid yang

berlebihan. Pada sebagian besar pasien, hipertiroidisme terjadi akibat adanya

sejenis antibodi dalam darah yang merangsang kelenjar tiroid, sehingga tidak hanya

produksi hormon tiroid yang berlebihan, tetapi juga ukuran kelenjar tiroid menjadi

besar. Penyebab adanya antibodi tersebut belum diketahui, mungkin ada kaitannya

dengan faktor keturunan. Produksi hormon tiroid yang berlebihan terjadi dengan

sendirinya tanpa kendali dari TSH. Jenis hipertiroidisme ini disebut penyakit

Graves.

Pada penyakit Graves terdapat 2 kelompok gambaran utama, tiroidal dan

ekstratiroidal, dan keduanya mungkin tidak tampak. Ciri-ciri tiroidal berupa goiter

akibat hyperplasia kelenjar tiroid dan hipertiroidisme akibat sekresi hormone tiroid

yang berlebihan. Gejala-gejala hipertiroid berupa manifestasi hipermetabolisme dan

aktivitas simpatis yang berlebihan, manifestasi ektratiroidal berupa oftalmopati

dan infiltrasi kulit local yang biasanya pada tungkai bawah. Jaringan orbita dan

otot-otot mata diinfiltrasi oleh limfosit, sel mast, dan sel-sel plasma yang

mengakibatkan eksoftalmoa, okulopati kongestif dan kelemahan gerakan ekstra

ocular.

Page 35: Macam Lesi Di Rongga Mulut

Goiter nodular toksik paling sering ditemukan pada pasien lanjut usia sebagai

komplikasi goiter nodular kronik. Pada pasien-pasien ini hipertiroidisme timbul

secara lambat dan manifestasi klinisnya lebih ringan daripada penyakit Graves.

Penderita mungkin mengalami aritmia dan gagal jantung yang resisten terhadap

terapi digitalis. Penderita dapat pula memperlihatkan bukti-bukti penurunan BB,

lemah, dan pengecilan otot. Penderita goiter nodular toksik memperlihatkan tanda-

tanda mata melotot, pelebaran fisura palpebra, kedipan mata berkurang akibat

aktivitas simpatis yang berlebihan.

Penderita hipertiroidisme berat dapat mengalami krisis atau badai tiroid yang

bias membahayakan kehidupan. Apabila terdapat manifestasi klinis hipertiroidisme,

maka tes laboratorium akan menunjukkan pengambilan resin triyodotironin/T3 dan

tiroksin serum yang tinggi, serta kadar TSH serum rendah. Selain itu TSH tidak

dapat memberikan respon terhadap rangsangan oleh TRH, suatu tiroid releasing

hormone dari hipotalamus.

C. Gejala dan Tanda

Gejala Serta Tanda Hipertiroidisme Umumnya dan pada Penyakit Graves

Sistem Gejala dan Tanda Sistem Gejala dan Tanda

Umum Tak tahan hawa

panas hiperkinesis,

Psikis dan saraf Labil, iritabel,

tremor, psikosis,

Page 36: Macam Lesi Di Rongga Mulut

capek, BB turun,

tumbuh cepat,

toleransi obat,

youth-fullnes

nervositas,

paralisis periodic

dispneu, hipertensi,

aritmia, palpitasi

Gastrointestinal Hiperdefekasi,

lapar, makan

banyak, haus,

muntah, disfagia,

splenomegali

Jantung Gagal jantung,

limfositosis,

anemia,

splenomegali, leher

membesar

Muskular Rasa lemah Darah dan limfatik

Skelet

Osteoporosis,

epifisis, cepat

menutup dan nyeri

tulang

Genitourinaria Oligomenorea,

amenorea. Libido

turun, infertile,

ginekomasti,

Kulit Rambur rontok,

berkeringat,

Page 37: Macam Lesi Di Rongga Mulut

rambut basah, silky

hair dan onikolisis

D. Manifestasi Klinis

1. Gangguan kardiopulmoner seperti:

Berdebar-debar

Hipertensi sistolik

Tekanan nadi meningkat

Kadang-kadang disertai sesak nafas

2. Gangguan gastrointestinal

Selera makan semakin bertambah

Berat badan mulai menurun

Kerap buang air besar/diare

Malabsorpsi

Sering berpeluh/berkeringat karena metabolisme meningkat

3. Gangguan saraf dan neuromuskular oleh kelebihan tiroksin

Emosi labil

Page 38: Macam Lesi Di Rongga Mulut

Rasa gelisah

Susah tidur

Hiperkinetik (banyak bergerak)

Lumpuh kaki, terutama di kalangan laki-laki.

Penglihatan terjejas karena saraf mata tertekan

Menggeletar jari tangan

Mata melotot/bola mata menonjol terjadi akibat pembengkakan otot dan

jaringan lemak di sekitar mata.

4. Kelainan kulit

Biasanya kulit menjadi hangat, lembab dan terdapat hiperpigmentasi

Kelainan pada jari tangan dan kulit pada depan betis

5. Gangguan tulang, sering ditemukan fraktur terutama pada pasien lansia oleh

karena reabsorpsi kalsium usus menurun dan resorpsi tulang meningkat.

6. Gangguan sistem reproduksi

Sering ditemukan menstruasi tidak teratur, infertilitas akan tetapi setelah

hipertiroidisme terkendali lagi sistem reproduksi bisa kembali normal.

E. Pemeriksaan

Page 39: Macam Lesi Di Rongga Mulut

Untuk fase awal penentuan diagnosis, perlu T4 (T3) dan TSH, namun pada

pemantauan cukup diperiksa T4 saja, sebab sering TSH tetap tersupresi padahal

keadaan membaik . Hal ini karena supresi terlalu lama pada sel tirotrop oleh hormon

tiroid sehingga lamban pulih. Untuk memeriksa mata disamping klinis digunakan alat

eksoftalmometer Herthl. Karena hormon tiroid berpengaruh terhadap semua

sel/organ maka tanda kliniknya ditemukan pada semua organ kita.

Pada kelompok usia lanjut gejala dan tanda-tanda tidak sejelas pada usia muda,

tetapi dalam beberapa hal sangat berbeda. Perbadaan ini antara lain dalam hal : a).

Berat badan menurun mencolok (usia muda 20% justru naik ); b). Nafsu makan

menurun, mual, muntah dan sakit perut : c). Fibrilasi atrium, payah jantung, blok

jantung sering merupakan gejala awal dari occult hyperthyroidism, takiaritmia; d).

Lebih jarang dijumpai takikardia ( 40%); e). Eye signs tidak nyata atau tidak ada; f).

Bukannya gelisah atau justru apatis (memberi gambaran masked hyperthyroidism

dan apathetic form).

F. Pengobatan

Page 40: Macam Lesi Di Rongga Mulut

Prinsip pengobatan pada hipertiroid tergantung dari etiologi a). tirotoksikosis,

b). usia pasien, riwayat alamiah penyakit, c). tersedianya modalitas pengobatan, d).

situasi pasien, e).resiko pengobatan, dsb.

Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormone tiroid

yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat anti tiroid) atau merusak

jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).

1. Obat Anti Tiroid (OAT)

Indikasi pemberian OAT adalah :

· Sebagai terapi yang bertujuan untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan

remisi yang menetap, pada pasien-pasien muda dari struma ringan sampai sedang

dan tirotoksikosis

· Sebagai obat tirotoksikosis pada fase sebelum pengobtan, atau sesudah

pengobatan pada pasien yang mendapat yodium radioaktif

· Sebagai persiapan untuk tiroidektomi

· Untuk pengobatan pasien hamil dan lanjut umur

· Pasien dengan krisis tiroid

Obat Anti Tiroid yang Sering Digunakan

Obat Dosis Awal (mg/hari) Pemeliharaan (mg/hari)

Page 41: Macam Lesi Di Rongga Mulut

Karbimazol 30-60 5-20

Metimazol 30-60 5-20

Propiltiourasil 300-600 50-200

Perbaikan klinis pasien hipertiroid dengan menggunakan OAT tergantung pada

jumlah hormon tiroid yang tersimpan kelenjar. Lamanya pemberian OAT umumnya

sekitar 18-24 bulan. Efek samping OAT ditemukan sebanyak 1,5-4 % dari jumlah

pasien, barupa hipesensitif dan agranulositosis.

2. Pengobatan dengan Yodium Radioaktif

Indikasi pengobatan dengan yodium radioaktif adalah ;

· Pasien umur 35 tahun atau lebih

· Hipertiroidisme yang kambuh sesudah operasi

· Gagal mencapai remisi sesudah pemberian OAT

· Tidak mampu atau tidak mau pengobatan dengan OAT

· Adenoma toksik, goiter multinoduler toksik

Pada pengobatan ini kemungkinan terjadi hipotiroidisme besar sekali. Digunakan

Y131 dengan dosis 5-12 mCi per oral. Dosis ini dapat mengendalikan tirotoksikosis

dalam 3 bulan, namun kira-kira 1/3 dari jumlah pasien menjadi hipotiroid dalam

Page 42: Macam Lesi Di Rongga Mulut

tahun pertama. Efek samping dari pengobatan ini adalah hipotiroidisme,

eksaserbasi, hipertiroidisme dan tiroiditis.

3. Operasi

Indikasi operasi adalah :

· Pasien umur muda dengan stauma yang besar serta tidak mempan dengan OAT

· Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan OAT dosis besar.

· Alergi terhadap OAT, pasien tidak dapat menerima yodium radioaktif

· Adenoma toksik atau strauma multinoduler toksik

· Pada penyakir Graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul

Setiap pasien pasca operasi perlu dipantau apakah terjadi remisi, hipotiroidisme

atau resudif. Operasi yang tidak dipersiapkan dengan baik membawa resiko

terjadinya krisis tiroid dengan mortalitas amat tinggi.

BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan

Hipotiroid dan Hipertiroid adalah suatu kelainan pada kelenjar tiroid yang di

sebabkan oleh beberapa faktor. Hipotiroid terjadi karena kelainan yang disebabkan

Page 43: Macam Lesi Di Rongga Mulut

berkurangnya fungsi kelenjar tiroid. sedangkan hipertiroidisme suatu

ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat dari produksi hormon tiroid

yang berlebihan. Pada hipotiroid penyakit yang dapat terjadi yaitu kretinisme,

sedangkan pada hipertiroid yaitu penyakit Graves,.

Prisip pengobatan pada hipotiroid yang perlu diperhatikan ialah a). dosis awal, b).

cara menaikkan dosis tiroksi. Tujuan pengobatan hipotiroidisme ialah: 1).

Meringankan keluhan dan gejala, 2). Menormalkan TSH, 3). Menormalkan

metabolism, 4). Membuat T3 dan T4 normal, 5). Menghindarkan komplikasi risiko.

Beberapa prinsip dapat digunakan dalam melaksanakan subtitusi. Sedangkan prinsip

pengobatan pada hipertiroid tergantung dari etiologi a). tirotoksikosis, b). usia

pasien, riwayat alamiah penyakit, c). tersedianya modalitas pengobatan, d). situasi

pasien, e).resiko pengobatan, dsb.

II. Saran

Agar pembaca sadar bahwa Hipotiroid dan Hipertiroid berbahaya bagi kesehatan

manusia karena hormon tiroid berpengaruh terhadap semua sel/organ maka tanda

kliniknya ditemukan pada semua organ kita. Sehingga pembaca lebih memperhatikan

kesehatan tubuh.

Page 44: Macam Lesi Di Rongga Mulut

DAFTAR PUSTAKA

Ranakusuma, A. B. 1992. Buku Ajar Praktis Metabolik Endokrinologi. Jakarta:

Universitas Indonesia.

Price, S,A; Wilson, L,M. 1993. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Klinis Penyakit,

Bagian 2. Jakarta: EGC.

Barbara, C. Long. 1996. Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses

Keperawatan). Bandung: Yayasan Ikatan Allumni Pendidikan Keperawatan

Padjajaran.

Corwin, E,J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Healthy Enthusiast. 2012. Hipertiroid, Hipotiroid. http://www.HealthyEnthusiast.com

(Diakses tanggal 11 Maret 2013).

Sudoyo Aru W, dkk. 2006. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

M.W. Haznam. 1991. Endokrinologi. Bandung: Penerbit Angkasa Offset Merdeka.

Page 45: Macam Lesi Di Rongga Mulut
Page 46: Macam Lesi Di Rongga Mulut

Perawatan gigi pasien dengan penyakit Tiroid

Kejadian penyakit thyroid meningkat terutama pada wanita. Sekitar 5% wanita di

U.S mengalami perubahan fungsi thyroid dan sekitar 6% dapat dideteksi secara

klinik, terasa benjolan thyroid pada saat diraba. Dan diduga sekitar 15 % populasi

secara umum memiliki kelainan thyroid.

Telah diperkirakan bahwa angka dari orang yang terkena kelainan ini terdapat dua

kali lebih banyak pada kasus yang tidak terdeteksi. Artinya, pasien dengan

hypothyroidism atau hyperthyroidism yang tidak terdiagnosis sering datang ke

dokter gigi dimana terapi yang rutin dapat berpotensi untuk menghasilkan outcomes

yang tidak baik. Pada artikel ini, kami menyelidiki Fungsi dari kelenjar thyroid dan

dampak dari disfungsi kelenjar thyroid terhadap kedokteran gigi.

BACKGROUND

Kelenjar thyroid dan hormone yang dihasilkan sangat penting dalam regulasi

pertumbuhan, perkembangan dan fungsi metabolik tubuh. Penyakit thyroid dapat

mempengaruhi perawatan dalam bidang kedokteran gigi.

CONCLUSIONS

Perawatan kesehatan oral secara professional berperan penting dalam pemeriksaan

Page 47: Macam Lesi Di Rongga Mulut

dari pasien kedokteran gigi yang memiliki penyakit thyroid yang tidak terdiagnosa.

Untuk perawatan pada pasien yang memiliki penyakit thyroid dibutuhkan

pengetahuan dari berbagai kondisi patologi yang berhubungan, seperti symptom

atau tanda yang dapat terjadi.

CLINICAL IMPLICATIONS

Sebagai bagian dari perawat kesehatan, dokter gigi berperan penting dalam

mendeteksi abnormalitas thyroid. Modifikasi dalam perawatan dental harus

dipertimbangkan pada saat merawat pasien dengan penyakit thyroid

PATOFISIOLOGI

Kelenjar thyroid dibentuk dari epithelium pharyngeal selama minggu ke-3 pada

perkembangan janin kemudian migrasi ke caudal ke posisi final dari kelenjar

tersebut yang terletak di posterior dari cricoids dan arytenoids cartilages di leher

bagian tengah. Selama proses tersebut, duktus thyroglossal dibentuk di ikatan

antara anterior 2-3 dan posterior 1-3 di lidah.

Pada kelenjar orang dewasa berisi struktur bilobular dengan berat 15-20gr dan

dihubungkan oleh isthmus selebar 2cm yang berlokasi di anterior dari laryngeal

cartilages. Isthmus ini bervariasi dalam posisi dan ukuran sehingga sukar teraba.

Page 48: Macam Lesi Di Rongga Mulut

Kelenjar thyroid mudah teraba pada orang dewasa yang sehat. Internal anatomi

kelenjar thyroid terdiri dari folikel yang berisi mucinous colloid yang terdapat

protein Thyroglobulin. Thyroglobulin adalah dasar pembentukan dari 2 hormon

utama yang dihasilkan oleh kelenjar thyroid, yaitu : Triiodothyroxine/T3 dan

Thyroxine/T4. Sebagai tambahan untuk Thyroglobulin, iodine dibutuhkan untuk

sintesa T3 dan T4. Iodine ditranspor ke sel folikel thyroid dan dikombinasi dengan

Thyroglobulin untuk menbentuk prekusor hormone thyroid (Monoiodothyrosine dan

Diiodothyrosine). Prekusor ini ditransformasi menjadi T3 dan T4 kemudian

dilepaskan ke aliran darah. T4 hanya dihasilkan di thyroid, sedangkan T3 dapat juga

dihasilkan di extraglandular tissues. Di plasma, T4 terutama berikatan dengan T4-

binding globulin (TBG) dan lebih sedikit berikatan dengan T4-binding prealbumin

(transthyretin) dan albumin.

Ket:

Hypothalamus melepas TRH ( thyrotropin-releasing hormone) kemudian bekerja

pada kelenjar pituitary anterior sehingga melepaskan hormone TSH (thyroid-

stimulating hormone) atau thyrotropin yaitu suatu glycoprotein yang dapat

berikatan dengan reseptor TSH di kelenjar thyroid. Ikatan ini mengaktivasi thyroid

yang kemudian memproduksi hormon thyroid (thyroxine) yang dapat mengakibatkan

hypertrophy dan hyperplasia.

Page 49: Macam Lesi Di Rongga Mulut

Hormon tiroid mempengaruhi pertumbuhan dan pendewasaan jaringan, metabolisme

energi, dan pergantian baik dari sel maupun dari nutrisi. T4 25kali lebih kental

dibandingkan T3 dan proses ionisasi terjadi di tempat ekstra glandular ke T3

(sekitar 80% dati T3 di produksi disini ). Persisnya 40% T4 mengalami ionisasi

berkebalikan T3 dengan cara yang serupa. Kebalikan T3 secara biologik tidak aktif.

T3 adalah metabolik efektor yang utama, dengan 10 fold gaya tarik menarik yang

lebih hebat dari T4 atau nuklear tiroid receptor proteins. Tindakan dari hormon ini

pada level molekuler termasuk aktivasi dari genetik material ( sebagian besar

transkripsi dan formasi dari messenger asam ribonukleat ) dan translasi kode

protein untuk multiple hormonal dan memilih jaringan sebagai hormon pertumbuhan;

thyropin melepaskan hormon atau TRH; malic enzim; myosin; dan kompleks pompa

kalsium dari retikulum sarcoplasmic. Jaringan yang di spesifikan sebagai reseptor

tiroid telah digambarkan sebagai α dan β. Reseptor α ditemukan di sel-sel miocard

dan reseptor βyang bertanggung jawab untuk hormon homeostasis dan mekanisme

umpan balik. Fungsi dari tiroid seperti hormon somatik regulator lainnya yaitu

mengatur mekanisme umpan balik ( figure ),yang mana disini hormon tiroid berperan

langsung sebagai inhibitor ( penghalang ) dari TRH, fungsi pengaturan ini diproduksi

oleh dirinya sendiri. Kekurangan T3 atau T4 bisa menyebabkan kebalikan dari

pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan akan menurunkan fungsi metabolisme

Page 50: Macam Lesi Di Rongga Mulut

pada saat dewasa. Produksi yang berlebihan atau kelebihan tersedianya hormon

tiroid bisa berakibat serius dan kemungkinan adanya ancaman hidup jika tidak

segera diketahui dan tidak segera ditangani.

Pemeriksaan Fisik Penyakit Tiroid

Berdasarkan pedoman dari American Thyroid Association untuk mendeteksi

gangguan fungsi tiroid disarankan untuk menyeleksi seluruh pasien. Ini

direkomendasikan kepada pasien yang mempunyai serum tiroid untuk merangsang

hormon, atau TSH, yang dilakukan pada saat berusia 35 tahun dan setiap 5tahun

setelah itu, tanpa memperhatikan jenis kelamin. Penyakit ini lebih riskan terjadi

pada seseorang yang mempunyai sejarah keluarga terhadap penyakit ini dan adanya

faktor-faktor penyebab penyakit tiroid. Faktor penyebabnya termasuk anemia

ganas, diabetes mellitus, sebelum operasi atau radiasi di daerah kepala dan leher,

vitiligo, sejarah keluarga dengan penyakit tiroid, penyakit yang berkaitan dengan

autoimun, dan asupan dari iodine tidak hanya untuk obat-obatan saja tetapi juga

dapat digunakan untuk diagnostik.

Penyaringan pertama untuk gangguan tiroid yaitu mengadakan pemeriksaan kepala

dan leher. Selama proses penyaringan, glandula tiroid diperiksa dengan kepala

pasien dipanjangkan pada salah satu sisi. Pemeriksaan menggunakan jari-jari dari

kedua tangan untuk melakukan palpasi pada glandula tiroid. Kemudian pasien

Page 51: Macam Lesi Di Rongga Mulut

diinstruksikan untuk menelan, selama pemeriksaan dapat diketahui berapa luas lobus

secara anatomi dengan menggunakan 3jari dari salah satu tangan. Penting untuk

diingat bahwa lobus sebelah kanan biasanya berukuran lebih besar daripada kiri dan

disebabkan karena relaksasi dari bagian luar tiroid tidak dapat di observasi untuk

menentukan keadaan pasien. Beberapa kelainan anatomi bisa diperiksa melalui

konsistensi, ukuran, palpasi, dan pembesaran. Jika ditemukan suatu kelainan maka

dibutuhkan pemeriksaan kadar hormon dan fungsi dari tiroid.

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium untuk menilai fungsi tiroid digunakan untuk menegakkan

diagnosis dari hio atau hipertiroid berdasarkan gejala pasien. Dari tes fungsi tiroid

bisa mencerminkan suatu keadaan yang bukan kelainan tiroid, misalnya hythalamic

atau penyakit pituitari, untuk keakuratan dari hasil pemeriksaan dibutuhkan

pengetahuan menganai penyakit yang bisa bermanifestasi terhadap kelainan tiroid

seperti yang terlihat pada tabel.

Dalam kaitan dengan mekanisme regulasi sekresi hormon tiroid, pengukuran serum

TSH adalah test yang terbaik untuk menentukan function tiroid pada sebagian

sensitive pengujian kadar logam TSH,penggunaan Test tradisional TRH-stimulated

telah ditinjau kembali.

Page 52: Macam Lesi Di Rongga Mulut

Orang-Orang yang mempunyai hypothyroidism utama akan mempunyai konsentrasi

TSH yang meningkat sebagai hasil usaha badan untuk menghasilkan hormon tiroid

yang berlebihan. Nilai-Nilai normal mencakup antara 0.7 milli-International

Unit/mililiter dan 5.3 mIU/mL untuk orang dewasa. Rendah atau tingkat TSH yang

tidak terdeteksi umunya merupakan hyperthyroidism. tingkat TSH yang normal

menandai konsentrasi T3 atau T4 yang abnormal mengindikasikan sebuah kelainan

non-tiroid

Total konsentrasi T4 ditentukan oleh perbandingan T4 yang dikeluarkan oleh tiroid ,

jumlah T4 bersih dan konsentrasi serum TBG. Pasien dengan hyperthyroidism

tingkat T4 sudah meningkat atau berkurangnya TBG. Konsentrasi Serum T4 yang

rendah dan meningkatnya TBG menandai adanya suatu hypothyroid . Untuk menilai

konsentrasi serum T4 bebas , atau FT4, suatu pengujian kadar logam dilakukan itu

menentukan tingkat ikatanT4 dengan protein serum. Nilai-Nilai Cakupan untuk FT4

adalah 60-150 nanomoles/liter, dan 0- 3 nmol/L untuk T3 bebas, atau FT3. Rasio

ikatan hormone tiroid juga disebut sebagai Test Pengambilan resinT3, mengukur

ikatan yang tidak terpakai pada T4. test langsung dari fungsi tiroid melibatkan

administrasi in vivo yodium radioaktif pada umumnya iodine 123.pengambilan iodine

radioactive tiroid umumnya pengujian logam secara langsung, ukuran normal antara

10-30% pengambilan dari dosis.

Page 53: Macam Lesi Di Rongga Mulut

Test stimulasi TRH rangsangan adalah digunakan menetapkan thyrotoxicosis, test

itu ebagai respon [itu] untuk meningkatkan TRH. Test lainnya yang tersedia meliputi

pendeteksian antibody yang melawan terhadap T3 Atau T4 pada kasus dimana

kelainan tiroid yang disebabkan autoimun. Suatu hasil diagnosa hyperthyroidism

ditetapkan dengan perolehan pengukuran TSH kurang dari 0.1 mIU/mL. keduanya

yang utama dan hyperthyroidism sekunder, FT4 tingkatan diangkat.

Beberapa teknik imaging yang berguna untuk mengevaluasi suatu kelenjar tiroid

yang abnormal. imaging resonans magnetik dan sonography dapat mendeteksi luas

dan massa tumor. Fine-Needle Biopsi dapat bermanfaat ketika penyakit berbahaya

dicurigai atau untuk mengesampingkan ilmu penyakit cystic.

HIPOTHYROIDISM

Hypothyroidism digambarkan dengan suatu penurunan produksi hormone tiroid dan

fungsi kelenjar tiroid. disebabkan oleh kekurangan zat besi, kronis thyroiditis (

Penyakit Hashimoto's), ketiadaan rangsangan, yodium radioaktif yang menyebabkan

kerusakan folikel, perawatan dan pharmakologis agents seperti litium dan

amiodarone, yang belakangan umumnya digunakan suatu antidysrhythmic. Kondisi ini

dapat digolongkan ke dalam dua kategori: hypothyroidism utama, di mana

pengrusakan intrathyroid; atau hypothyroidism sekunder, di mana dapat

Page 54: Macam Lesi Di Rongga Mulut

menyebabkan suatu pengurangan secara tidak langsung sirkulasi hormon ( sebagai

contoh, perubahan mengenai penyakit atau berhub. dg pembedahan hypothalamus).

Hypothyroidism sejak lahir mengacu pada perubahan pembentukan kelenjar tiroid

dapat disebabkan oleh dysgenesis, agenesia, cacat pembawaan sejak lahir di

produksi hormon atau pengeluaran.

Dapat disebabkan oleh disgenesis, agenesis, cacat bawaan pada produksi atau

sekresi hormone. Kerusakan pada metabolisme hipotalamik dapat dinilai dalam

beberapa penyakit.

Mempelajari hypothyroid termasuk hypothyroid idiopatic, tidak mengenai kondisi

fisiolois tetapi ditemukannya abnormalitas autoimun atau biokim dan merupakan

yang sekunder untuk hipotalamik, eoplas bawah otak, dan pembedahan. Hypothyroid

iatrogenic dapat disebabkan oleh pembedahan atau radioterapi pada kalenjar.

Hypothyroid selalu terdapat pada populasi spesifik, area geografik, dan

berhubungan dengan diet kadar iodine dalam jumlah besar.

Penyakit hashimoto merupakan thyroiditis autoimun, terdapat persebaran limfosit

di dalam kalenjar dan produksi dari autoantibody langsung terhadap tiroglobulin dan

peroxidase tiroid. Dengan akibat, kedua pembentukan unit dan enzimdari produksi

hormone tiroid di blok. Pembesaran tetap pada kalenjar (dikenal dengan gondok)

dengan antibody antitiroid merupakan patognomik. Diantara 20-50 % wanita dengan

Page 55: Macam Lesi Di Rongga Mulut

penyakit hashimoto dimulai dengan gondok.

Ketahanan jaringan pada hormone tiroid dikaitkan dengan tingkatan F3 dan F4

tinggi dan TSH normal atau tinggi. Terdapat respon TSH normal atau stimulus TRH.

Ketahanan jaringan dipercaya disebabkan oleh mutasi dari hormone tiroid β-

reseptor.

Hypothyroid pada masa pertumbuhan merupakan manifestasi dari kretinisme.

Karakteristik dari kretinisme termasuk hambatan pertumbuhan, pendek, lidah

menonjol, hypertelorism, kulit kering dan apopecia. Pada orang dewasa, hypothyroid

dimanifestasikan dengan myxedema dan dikarakteristikan dengan metabolisme

perlahan yang meluas, depresi, kelebihan berat, pembengkakan yang merata,

penurunan denyut nadi dan pernapasan, parasthesia, status epilepticus, kulit kering,

kerapuhan kulit kepala dan rambut, sinus bradikardi, dan periorbital edema.

Kondisi medik yang dikaitkan dengan hypothyroid termasuk hypokolesterolemia,

hiponatremia, dan anemia. Hypothyroid ringan atau subklinik berhubungan dengan

peningkatan pada TSH dalam kaitannya dengan FT4 pada tingkat normal.

Hypothyroid subklinik dihubungkan dengan tingkat kolesterol, atrial fibrillation, dan

osteoporosis pada perempuan. Baru-baru ini , hypothyroid subklinikbenar-benar

dipertimbangkan menjadi factor resiko yang penting pada penyakit jantung koroner

pada wanita. Cardial spesifik yang ditemukan adalah sinus bradikardi, pericardial

Page 56: Macam Lesi Di Rongga Mulut

effusion, gagal jantung dan cornary atheromonas.

Nilai-nilai abnormal laboratory dikaitkan dengan hypothyroid termasuk peningkatan

low density lipoprotein (LDL), serum kolesterol, keratin, aspartate

aminotransferase, serum laktat dehidrogenase, dan pernicious anemia. Tingkat TSH

pada hypothyroid primer tinggi, penurunan pada hypothyroid sekunder dan

hypothyroid subklinik tinggi. Tingkatan TSH yang melebihi 2 IU/mL menunjukan

hypothyroid. FT4 turun tapi dapat menjadi normal pada tingkat subklinik. Yang

menarik, antibody gastric antiperietal ditemukan pada beberapa orang, yang

menjelaskan pengamatan achlorhydria pada pasien yang mengalami hypothyroid. Ini

meningkatkan pertanyaan tentang kemungkinan penyebab autoimun pada

hypertiroid.

Medical manajemen. Pengobatan luas untuk penyakit tiroid melebihi lingkup bahasan

ini. Pada umumnya, untuk hypothyroid, levotiroxin sodium atau l-troxine, pengganti

merupakan obat pertama sebagai pilihan dan dilaksanakan pada 0,25mg tiap hari dan

dititrasi sesuai dengan respon pasien pada jangka waktu bulanan. Ketepatan dosis

mula sekitar 1,6μg per kg. dosis lebih wajib selama kehamilan atau ketika

penggunaan bersama dengan rifampin dan beberapa antikonvulsan. Pengawasan hati-

hati oleh dokter wajib kerena kemungkinan penyebab hypthyroid iatrogenic dengan

terapi tidak terkontrol. Hormone T3 dapat digunakan pada penyakit kekurangan T3

Page 57: Macam Lesi Di Rongga Mulut

dan terdapat pilihan dari kombinasi kedua T4 dan T3 ketika kekurangan banyak dari

kedua hormone. Seperti yang disebutkan sebelumnya, i-thyroxine berlanjut menjadi

agen yang lebih digunakan karena efek yang tidak diinginkan dari T3 dan pemberian

gabungan pada populasi lainnya (sebagian besar dengan komplikasi jantung). Orang

dengan angina pectoris (gejala penyakit jantung iskemi) anak menggunakan i-

thyroxine pada pagi hari, paling sedikit 30 menit atau lebih sebelum makan dan

paling sedikt 1 jam sebelum atau sesudah menggunakan suplemen dari besi, antacids

atau sucralfate. Dosis hormone ditambahkan 0,25mg setiap 3 minggu sampai 1mg

per hari. Uji fungsi tiroid dilakukan pada 6 minggu setelah pengobatan dimulai.

Keefektivan dari terapi diukur dengan uji kadar logam TSH sensitive, dimana nilai

tinggi menunjukan pengobatan tidak mencukupi. Tingkat hormone mungkin butuh

difiltrasi pada penyakit dari immune-mediated hypothyroid dan dalam hubungan

untuk interaksi dengan pengobatan tertentu.

Therapy dimulai segera sejak awal, pada masa anak – anak atau baru lahir untuk

mencegah resiko terganggunya perkembangan. Pada kasus dari pituitary atau

hypothalamic hipotiroid, bagaimanapun, pengobatan dengan corticosteroid

mendahului terapi hormone tiroid untuk menghindari kenungkina kekurangan adrenal

Komplikasi dari myxedema adalah myxedematous coma, gembarannya terlihat

seperti hipotermia, bradicardi, hipotensi berat. Myxedema yang menetap dapat

Page 58: Macam Lesi Di Rongga Mulut

menyebabkan terjadinya cardiomegali. Komplikasi lain dari hypotiroid adalah tidak

tersedianya sekresi adrenal stimulating hormone yang ditegaskan sebagai

hyponatermia yang menetap dan serum hypo – osmolality, jika tidak diobati dapat

menyebabkan kelainan serius pada system saraf.

HIPERTIROID

Hipertiroid adalah kondisi yang disebabkan oleh tidak teraturnya produksi dari

hormone tiroid. Thyrotoxicosis adalah kondisi serius dari hipertiroid yang

berhubungan pembukaan jaringan untuk mengakses sirkulasi hormone tiroid.

Gambarannya khas seperti tremor, ketidakstabilan emosi, ketidakmampuan

mentoleransi panas, sinus tachicardi, efek chronotropic dan ionotropic yang nyata,

peningkatan cardiac output ( meningkatnya kemungkinan gagal jantung ), systolic

heart murmur, peningkatan nafsu makan dan kehilangan berat badan. Ini dapat

disebabkan oleh hiperfungsi tiroid, ketidakseimbangan metabolism dan produksi

hormone diluar kelenjar.

Penyakit Grave’s adalah penyakit kompleks yang dihasilkan oleh hipertiroid dengan

gondok pada waktu yang lama, ophalmophaty dan dermopathy. Tidak semua dari

tanda – tanda dapat telihat bersama selama berjalannya penyakit. Penyakit grave’s

dapat terjadi pada umur berapa saja, tetapi sebagian besar ditemukan decade

Page 59: Macam Lesi Di Rongga Mulut

ketiga atau keempat. Terjadi 4 -7 kali pada wanita daripada pria.

Komponen Genetic juga penting untuk penyakit grave’s dengan peningkatan human

leukocyte antigen haplotypes B8 dan DRw3 diantara orang kaukasia, Bw36 pada

orang jepang dan Bw46 pada orang ras cina. Antibody juga dideteksi melawan TSH

reseptor.

Tidak selalu dapat memastikan adanya tanda – tanda atau gejala dari hipertiroid

dengan meraba kelenjar tiroid. Ini dapat diterangkan bahwa jaringan kelenjar tiroid

tidak selalu bisa dilakukan pengujian dengan palpasi.

Orang dengan tiroid sirkulating hormone yang terlalu banyak dapat berkembang

menjadi kelainan jantung sebagai akibat dari rangsangan yang berlebihan pada otot

jantung, menyebabkan aritmyas dan attrial fibrillation. Jika terjadi pada usia lebih

muda dari 40 tahun dapat berakibat tirotoksicosis Catatan, hipertiroid dapat

menginduksi atrrial fibrillation menyebabkan resistensi terhadap alat picu jantung

digital. Temuan lain dari pengujian termasuk sifat/titik kuat dari denyut nadi

maksimal dan aliran murmur. Tambahan menifestasi fisik yang berhubungan dengan

tirotoksicosis termasuk oncholicosis, tremor pada tangan dan jari – jari tangan,

tanda – tanda pada mata seperti widenedpalpebral fissuring, proptosis, dan

infrequent blinking dan penurunan berat badan yang nyata. Kondisi yang khas dari

cyclis fase tidak dapat diduga.

Page 60: Macam Lesi Di Rongga Mulut

Ada bukti bahwa orang-orang yang menderita Hyperthyroidism rentan terhadap

penyakit asma dan euthyroid, yang menyatakan bahwa pengaruh positif dari control

asthmatic. Mekanisme yang bisa menjelaskan bahwa hubungan ini termasuk dapat

meningkatkan sensitivitas untuk catecholamines, superoxide produksi dan

meningkatkan produksi bronchocostrictive prostaglandins (diketahui sebagai PGE

dan PGF) di Hyperthyroidism.

Kondisi thyroid yang lain. Thyroid nodules mewakili perkembangan thyroid gland

sesuai dengan ketinggian dari hormon sintesis. beguk beracun (uni - atau

multinodular) adalah penyakit yang sering ditemukan di antara orang tua, yang

timbul dari sederhana batuk yang berlangsung lama, dengan pembentukan otonom

nodules. Kondisi lain yang melibatkan thyroid gland termasuk pyogenic thyroididitis,

riedels thyroiditis, subacute granulomatous thyroiditis dan beberapa neoplasma

seperti adenomas.

Manajemen medis. perawatan untuk Hyperthyroidism meliputi administrasi

propylthiouracil (300-600 mg / hari total di delapan - jam tertentu) atau

methimazole (30-60 mg / hari total, administratif dalam dua dosis), dimana

thioamides yang menghalangi hormone biosynthesis oleh kegagalan sambungan

residu iodotyrosin. mulai dosis untuk propylthiouracil adalah 100 mg setiap enam

sampai delapan jam. methimazole lebih efektif daripada propylithiouracil tetapi

Page 61: Macam Lesi Di Rongga Mulut

dengan banyak efek samping. Tujuan utama dari terapi ini adalah untuk membatasi

beredar hormon. operasi dan radioterapi (yodium 131, atau I - 131) adalah pilihan

lain, tetapi mereka yang terkait dengan risiko membuat hypothyroidism permanen.

Radioaktif yodium digunakan untuk pengobatan pasien yang mempunyai penyakit

Graves, serta jantung kronis, racun tunggal atau multi nodular atau bentuk dari

reaksi parah antithyroid narkoba. Kontraindikasi untuk radioterapi adalah pada

kehamilan, payudara atau akut ophthalmopathy. methimazole harus mendahului

yodium dalam perawatan pasien yang parah atau Hyperthyroidism besar beguk

untuk menghentikan exaverbation dari hyperthyroid kedua negara untuk radiasi.

prevalensi yang hypothyroidism dipaksa oleh I-131 adalah antara 2 dan 3 persen

pasien dirawat dengan pengandaian ini. hypothyroidism jika berlangsung lebih dari

enam bulan setelah terapi, hormon pengganti harus dilaksanakan. penggunaan I-131

terapi pada anak-anak, bagaimanapun, adalah kontroversial dan telah terhubung

dengan beeb berkenaan dgn kelenjar oncogenesis. glucocorticosteroids, seperti

dexamethasone, dapat digunakan dalam kasus-kasus parah thyrotoxicosis.

adrenergic antagonists seperti propanolol digunakan untuk mengontrol gejala yang

terkait dengan thyrotoxiosis seperti berkeringat, gemetaran, kegelisahan dan

tachycardia. subtotal thyroidectomy (partial removal of the thyroid gland) sedang

digunakan karena kurang manfaat dari pengobatan yodium, tetapi tetap sebagai

Page 62: Macam Lesi Di Rongga Mulut

pilihan dalam muda pasien yang tahan terhadap perlakuan pharmacological dan

beberapa orang yang telah neoplasms thyroid.

Selama kehamilan, pharmacological management harus terdiri dari dosis terendah

yang dapat mempertahankan euthyroid negara. propylthiouracil telah disiapkan atas

methimazole, mungkin karena yang terlebih dahulu belum sempat menuju placenta,

namun penelitian telah menemukan bukti yang bertentangan.

"Thyroid storm" adalah komplikasi utama dari Hyperthyroidism persisten. ini

didefinisikan sebagai respon terhadap tubuh yang menderita thyrotoxicosis.

thyroid storm umumnya dinyatakan sebagai ekstrim lekas marah dan igauan, suhu

lebih tinggi dari 41 C, tachycardia, hypotension, muntah dan diare. Thyroid badai

adalah tubuh Tanggapan untuk dipelihara thyrotoxicosis. ini biasa terjadi di negara-

negara di postoperative pasien yang tak terkendalikan undiagnosed atau

Hyperthyroidism. ini juga dapat dipicu oleh pembedahan darurat, keracunan darah

dan trauma. Beberapa kasus laporan menjelaskan akut kegagalan ginjal, susu

acidosis dan tanpa demam. yang melakukan rangsangan untuk thyroid strom tidak

diketahui. telah hypothesized bahwa itu tidak disebabkan oleh berkenaan dgn

kelenjar hyperfunction tetapi oleh penurunan kapasitas mengikat protein.

dysrhythmias parah jantung dan blockages dapat terjadi sekunder untuk jangka

panjang terkena thyroid hormon.

Page 63: Macam Lesi Di Rongga Mulut

PENGELOLAAN GIGI PASIEN YANG MEMPUNYAI PENYAKIT THYROID.

Pengendalian Penyakit thyroid didefinisikan oleh panjang perawatan, tindak lanjut

medis, hormon thyroid dan tanpa gejala. Pasien yang telah euthyroidism akan

ditindaklanjuti secara rutin minimal dua kali dalam setahun. Pada pasien yang

terkena hypothyroidism, sejarah levothyroxine sodium dosis dapat digunakan untuk

menilai kontrol.

Berikut ini adalah rekomendasi untuk perawatan gigi bagi para pasien yang memiliki

penyakit thyroid dikenal dan pada obat. Lisan kesehatan profesional harus akrab

dengan lisan dan sistemik manifestasi dari penyakit thyroid sehingga ia dapat

mengenali setiap komplikasi dan menilai tingkat kondisi yang dikendalikan.

HYPOTIROID. Penemuan secara umum meliputi makroglossia, disgesia, penundaan

erupsi, kesehatan periodontal yg buruk dan penundaan penyembuhan luka. Sebelum

tindakan ke pasien, pertamanya menanyakan siapa yg mempunyai sejarah untuk

penyakit kelenjar tiroid, kemudian dokter gigi seharusnya memperoleh diagnosis yg

benar dan mengetahui penyebab dari tiroid disorder, seprti halnya komplikasi medis

dan terapi medis masa lalu. pemeriksan gigi yang lalu lebih lanjut yg dibenarkan.

kondisi prognosis selalu memberi waktu terapi dan pemenuhan pasien

pasien atau siapa saja yg memiliki hipotiroid, tidak ada kepekaan yg semakin tinggi

Page 64: Macam Lesi Di Rongga Mulut

ke infeksi/peradangan. Pasien hipotiroid peka terhadap penyakit kardiovaskular dari

arterioskelorosis dan LDL yang meningkat. Sebelum perlakuan kepada pasien,

konsultasi dengan kepedulian terhadap pasien yg diutamakan terhadap informasi

status cardiovaskuler. Pasien yg memiliki fibrilasi arteri dapat menggnakan terapi

antikoagulasi dan profilaksis antibiotic sebelum prosedur dilakukan, tregantung

tingkatan kekejaman dari aritemia. jika sudah smpai pathogen, butuh antibiotic

profilaksis. Interaksi obat l-tiroksin meliputi peningkatan metabolisme phenytoid,

rimfampin, dan carbamazepine, seperti halnya absorpsi dengan sulfat, dan

ammonium hidroksi. Ketika l-tiroksin digunakan terjadi peningkatan efek dr sodium

warfarin dan juga peningkatan glukogenik, dengan menggunakan hipoglikemik oral

juga terjadi peningkatan. Bersamaan dengan trigeli anti depresi dapat mengangkat

tingkat dari l-tiroksin. Ketersediaan kolagen seharusnya ketika pengambilan oral

antikoagulan dan terapi hormon tiroid. Pasien hiportiroid sensitive terhadap saraf

sentral sistem depressan dan abat tidur

Selama terapi diagnosa dan pasien hiprtiroid diberi peringatan agar focus agar

tidak lesu, yang mana dapat diindikasi tidak mengontrol status dan menjadi

berbahaya untuk pasien dan tingkat respirasi. Hal ini sangat penting menekankan

kemungkinan iatrogenic hipertiroid . Penyakit hashimoto’s sama dengan DM, dan

pasien DM mungkin hipertiroiglikemik dengan T4. Untuk bidang kedokteran gigi

Page 65: Macam Lesi Di Rongga Mulut

untuk pasien yg memiliki DM harus difokuskan dengan keseimbangan glikemik yg

buruk, penurunan penyembuhan dan peningkatan suspensi peradangan

Di dalam sebuah laporan, Johnson dan colleagues membeberkan efek dr epinephrine

di pasien hipertiroid. Interaksi tidak signifikan terhadap keseimbangan dengan

cardivaskuler. Pasien dengan penyakit cardiovascular atau memiliki pengendalian yg

tidak pasti, local anastetik dan retraksi dengan epinefrin harus hati hati. Seseorang

dengan dosis normal dalam jangka waktu panjang seharusnya tidak ada masalah

penahan rutin yg muncul. Hemostatis pada pasien status cardiovascular dengan

antikoagulan. Untuk keseimbangan nyeri setelah operasi,narkotik seharusnya

digunakan tapi tebatas.

HYPERTIROID. Sebelum tindakan pasien hipertiroid, kesehatan mulut dibutuhkan

dengan manifestasi mulut terhadap tirotoksitisis, suspensi karies, penyakit

periodontal, ekstraglandula jaringan tiroid, maxilla atau mandibula osteoporosis,

erupsi, dan rasa terbakar pada mulut. Di pasien dengan usia 70 tahun, hipertiroid

meperlihatkan anoreksia, atrial fibrilasi dan gagal jantung. Untuk pasien muda,

manifetasi awal hipertiroid hádala pnyakit graves, dan wanita dengan toksis nodula.

Perkembangan koneksi-jaringan seprti Sjogren’s sindrom dan lupus sistemik

eritematous tp juga seharusnya evaluasi pasien dengan riwayat penyakit Graves.

Berhati-hati dengan riwayat penyakit dan kondisi fisik terakhir dapat diindikasikan

Page 66: Macam Lesi Di Rongga Mulut

untuk kesehtan mulut dengan keseimbangan hormon tiroid. Pasien hipertiroid untuk

penyakit cardiovaskular dari efek homon ionotropic dan kronotropik. Hal ini penting

untuk dokter gigi dengn pasien yg memiliki riwayat penyakit cardias.

Manifestasi oral pada penyakit Thyroid :

*HIPERTHYROIDISM

Mudah terjadi karies

Penyakit periodontal

Terjadi pembesaran jaringan glandula thyroid (struma ovarii- di bagian lateral

posterior lidah)

Percepatan erupsi gigi

Gejala mulut serasa terbakar

*HIPOTHYROIDSM

Tdk terjadi pembesaran glandula saliva

makroglosia

Glossitis

Penundaan erupsi gigi

resorbsi tulang

Dysgeusia

Page 67: Macam Lesi Di Rongga Mulut

Pertimbangan dalam penyembuhan/terapi dental :

Sebelum terapi :

meningkatkan tipe kondisi dari thyroid

apa ini merupakan sebuah penyakit karena penyakit thyroid? Jika ya, teliti status

jantung

apa itu merupakan gejala-gejala dari penyakit thyroid? Jika ya, lakukan terapi dan

konsultasi ke seorang ahli

Pemeriksaan awal stimulasi hormone thyroid, atau TSH, control adalah indikasi dari

tingkatan hormone, lamanya terapi dan memonitor tindakan medis. Jika pasien tidak

menerima suatu supervise kesehatan selama lebih dari 1 tahun, maka konsultasi kan

ke physician.

Pemeriksaan dasar banyaknya nilai komplit darah. Beri peringatan untuk menginduksi

obat leucopenia dan anemia

Menilai suatu kemungkinan pengobatan dan interaksi dengan tyroxine dan TSH. Buat

pengobatan pasti yang dimodifikasi jika pasien telah menerima terapi anti koagulan

Ambil blood pressure dan heart rate. Jika blood pressure dinaikkan di tiga

pembacaan yang berbeda atau diantaranya tanda dari takikardi atau bradikardi,

menyeyujui keputusan terapi dan konsultasi ke physician.

Page 68: Macam Lesi Di Rongga Mulut

Selama terapi :

Pengujian oral seharusnya termasuk dalam glandula saliva. Memberi perhatian

terhadap manifestasi oral

Monitori tanda vital selama prosedur :

Apa pasien terjangkit eutiroid? Jika ya, itu bukanlah sebuah kontraindikasi untuk

melakukan anastesi lokal dengan epinephrine.

Pakai epinephrine jika beta bloker tidak selektif

Jika pasien tersebut seorang hyperthyroid yang tidak terkontrol, hindari

epinephrine.

Meminimalkan stress

Terapi berlanjut jika masih terdapat gejala penyakit thyroid

Membuat modifikasi yang berhubungan jika terdapat penyakit end-organ, seperti

diabetes, penyakit kardiovaskular, dan asma

Setelah terapi :

Kontrol sakit kepala

Melanjutkan terapi penempatan hormone atau obat anti thyroid sebagai anjuran

yang tepat

Konsultasi seorang pasien physician sebelum menjalani sebuah prosedur anvasi

adalah indikasi dalam pasien yang memiliki sakit hipertiroid kontrol. Terapi

Page 69: Macam Lesi Di Rongga Mulut

seharusnya disetujui jika pasien dengan gejala penyakit yang tidak terkontrol.

Gejala-gejalanya meliputi takikardi, nadi yang tak normal, berkeringat,hipertensi,

tremor,penyakit thyroid yang tidak nyata atau samar dan inisiasi kontrol yang lebih

dari 6 bulan hingga1 tahun dan gagal.

Sebuah penurunan dalam sirkulasi neurothrophil telah memberi hasil selama krisis

berat thyroid. Terapi dental, bagaimanapun, biasanya tidak menjadikan sebuah

prioritas. Infeksi mudah berpengaruh menurunkan efek samping obat. Orang yang

memiliki hyperthyroid telah menggunakan terapi dengan propyl-thiouracil harus

lebih termonitor untuk memungkinkan agranulocytosis atau leucopenia sebagai

sebuah efek samping dari terapi. Disamping efek leucopenia,propilthiouracyl dapat

mengakibatkan formasi silolith dan penurunan efek anti koagulan dari warfarin.

Sebuah jumlah darah yang lengkap dengan sebuah perbedaan indikasi akan terjadi

jika beberapa medikasi mempengaruhi leucopenia saat ini. Aspirin,

kontraseptives,esterogen, dan obat-obat nonsteroid anti inflamasi atau NSAIDs,

mungkin bentukan T4 untuk TBG dari plasma akan turun. Penurunan jumlah sirkulasi

T4 dan dapat membentuk Thyrotoxikosis. Aspirin, glukokortikosteroid, dopamine

dan heparin dapat menurunkan tingkatan TSH, komplikasi sebuah diagnosis untuk

pertama yang benar atau hyperthyroid pituitary.

Pemakaian epinephrine dan simpatomimetik lainnya menjamin pertimbangan yang

Page 70: Macam Lesi Di Rongga Mulut

khusus ketika terapi pasien yang mengidap hipertiroid dan mengambil beta bloker

secara tidak selektif. Aktivitas epinephrine dalam reseptor alpha-adrenergik

dikarenakan vasokonstriksi dan dalam reseptor beta 2 dikarenakan vasodilatasi,

ketidakselektifan aliminasi beta bloker mengakibatkan vasodilatasi,

Penggunaan epinephrine dan simpatomimetik lain perlu pertimbangan khusus ketika

mengobati pasien yang mempunyai hyperthyroidism dan mengkonsumsi ß- Blockers

nonselektif. Epinephrine bekerja pada reseptor α-adrenergic yang menyebabkan

vasokonstriksi dan pada reseptor ß2 yang menyebabkan vasodilatasi. ß- blockers

Nonselektif mengeliminasi efek vasodilatory, yang berpotensi dalam suatu

peningkatan α-adrenergic di dalam tekanan darah. Mekanisme ini berlaku bagi pasien

manapun yang mengkonsumsi ß- blockers nonselektif, dan itu berhubungan dg pasien

yang mempunyai hyperthyroidism oleh karena kemungkinan komplikasi

kardiovascular yang dapat timbul. Pengetahuan dr interaksi yang diuraikan perlu

perhatian klinis untuk kemungkinan terjadinya komplikasi.

Selama perawatan, kesadaran yang ditingkatkan terhadap manifestasi jaringan

rongga mulut yang lunak dan keras, seperti diuraikan sebelumnya, harus ditekankan.

Pengujian rongga mulut meliputi pemeriksaan dan palpasi kelenjar saliva. Jika pasien

tidak mempunyai penyakit kardiovascular atau tidak mendapat terapi

antikoagulation, pertimbangan hemostatic tidak perlu perhatian dalam prosedur

Page 71: Macam Lesi Di Rongga Mulut

rongga mulut. Manajemen pasien yang menerima terapi antikoagulation telah

diuraikan pada literatur.

Para Pelayanan kesehatan rongga mulut yang profesional perlu mengenali gejala dan

tanda penyakit gondok, sebagai pasien bisa menunjukan untuk perawatan gigi selama

tahap awalnya atau ketika tidak didiagnose. Pasien yang mempunyai hyperthyroidism

tingkat kekhawatirannya telah tinggi, dan tekanan atau pembedahan dapat

mencetuskan thyro-toxic. Epinephrine dikontraindikasikan, dan memilih perawatan

gigi harus ditunda untuk pasien yang mempunyai hyperthyroidism dan tanda yang

muncul atau gejala thyrotoxicosis. Perjanjian pertemuan yang singkat dan

manajemen tekanan adalah penting untuk pasien yang mempunyai hyperthyroidism.

Perawatan harus dihentikan jika tanda atau gejala suatu krisis thyrotoxic

berkembang dan akses ke layanan medis keadaan darurat harus tersedia.

Setelah perawatan, sesudah operasi selesai analagesia dianjurkan. NSAIDS harus

digunakan dg perhatian pada pasien yang mempunyai hyperthyroidism dan siapa yang

mengkonsumsi ß- blockers, seperti dulu dapat mengurangi efisiensi kemudian. Sakit,

bagaimanapun, dapat mempersulit fungsi jantung pada pasien yang mempunyai

hyperthyroidism dan penyakit yang mempunyai gejala, dan pengobatan alternatif

penyakit perlu didirikan. Hal tersebut penting bahwa pasien itu melanjutkan

mengkonsumsi pengobatan gondok mereka seperti yg ditentukan. Jika suatu

Page 72: Macam Lesi Di Rongga Mulut

prosedur muncul diperlukan pada awal minggu dari perawatan gondok, menutup

meningkat dengan endocrinologist yg diperlukan.

KESIMPULAN

Pasien yang mempunyai penyakit gondok menyajikan suatu perawatan yg merupakan

tantangan bagi dokter gigi. Kesadaran kondisi dan langkah perawatan itu penting

dalam pemahaman modifikasi yang mungkin diperlukan untuk perawatan gigi. Lama

dan current state therapy itu penting dalam pemahaman kontrol metabolik pasien.

Kesulitan yang utama dr pasien dengan hyperthyroidism dan hypothyroidism

dihubungkan dengan berhubungan dengan comorbidas jantung. Kondisi-kondisi

comorbid lain adalah DM dan sakit asma. Konsultasi dengan dokter atau suatu

endocrinologist dijamin bila ada tanda atau gejala penyakit gondok dicatat pada

pengujian.

Modifikasi Perawatan gigi mungkin perlu untuk pasien mengenai gigi yang adalah di

bawah manajemen medis dan kelanjutan untuk suatu kondisi gondok sekalipun jika

tidak ada kondisi-kondisi comorbid. Pengurangan Tekanan, Kesadaran efek samping

obat atau interaksi, dan kewaspadaan untuk penampilan tanda atau gejala toxicitas

hormon antara lain adalah tanggung-jawab penyedia pelayanan kesehatan rongga

mulut.

Page 73: Macam Lesi Di Rongga Mulut