luka tusuk

18
LUKA TUSUK PENDAHULUAN Hampir semua dokter pernah dipanggil ketika seseorang menderita luka. Apakah korban hidup atau mati, cedera ringan atau berat, apakah penyebab sebuah kecelakaan, pembunuhan atau bunuh diri, pemeriksaan yang dilakukan dokter tersebut mungkin memiliki kepentingan medikolegal. Tentu saja perhatian kedokteran forensik banyak terfokus pada patologi trauma yang disebabkan oleh luka itu sendiri, dan seorang dokter harus melakukan pemeriksaan yang teliti bukan hanya untuk mengobati, tapi juga untuk mengantipasi adanya komplikasi medikolegal, bahkan apabila jika muncul di kemudian hari. Hasil penemuan berdasarkan pemeriksaan yang teliti kemudian dibuat menjadi Visum et Repertum untuk kepentingan medikolegal. Bukan hanya memeriksa dan merekam dengan teliti semua penemuan dan yang didapatinya tetapi juga memberikan pendapat tentang hubungan sebab akibat, karena pemeriksaan yang menyeluruh akan menentukan proses hukum dipengadilan nanti 1 Berdasarkan data yang ada, kasus pembunuhan di Eropa lebih sering terjadi dengan senjata tajam. Di Jerman 376 kematian akibat trauma tajam yang terjadi 1

Upload: mia-san-mia

Post on 25-Jul-2015

715 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Luka Tusuk

LUKA TUSUK

PENDAHULUAN

Hampir semua dokter pernah dipanggil ketika seseorang menderita luka.

Apakah korban hidup atau mati, cedera ringan atau berat, apakah penyebab

sebuah kecelakaan, pembunuhan atau bunuh diri, pemeriksaan yang dilakukan

dokter tersebut mungkin memiliki kepentingan medikolegal. Tentu saja perhatian

kedokteran forensik banyak terfokus pada patologi trauma yang disebabkan oleh

luka itu sendiri, dan seorang dokter harus melakukan pemeriksaan yang teliti

bukan hanya untuk mengobati, tapi juga untuk mengantipasi adanya komplikasi

medikolegal, bahkan apabila jika muncul di kemudian hari. Hasil penemuan

berdasarkan pemeriksaan yang teliti kemudian dibuat menjadi Visum et Repertum

untuk kepentingan medikolegal. Bukan hanya memeriksa dan merekam dengan

teliti semua penemuan dan yang didapatinya tetapi juga memberikan pendapat

tentang hubungan sebab akibat, karena pemeriksaan yang menyeluruh akan

menentukan proses hukum dipengadilan nanti1

Berdasarkan data yang ada, kasus pembunuhan di Eropa lebih sering

terjadi dengan senjata tajam. Di Jerman 376 kematian akibat trauma tajam yang

terjadi menunjukkan bahwa 80% merupakan kasus pembunuhan, 17% bunuh diri

dan 3% diantaranya adalah kecelakaan.2 Trauma tajam adalah sebuah trauma yang

diakibatkan oleh senjata atau benda – benda yang memiliki tepi yang tajam atau

runcing (seperti pisau, gunting dan kaca).3 Putusnya atau rusaknya kontinuitas

jaringan karena trauma akibat alat/senjata yang bermata tajam dan atau berujung

runcing pada umumnya mudah dibedakan dari luka yang disebabkan oleh benda

tumpul dan dari luka tembakan senjata api.4 Luka akibat benda tajam sendiri dapat

dibedakan atas empat yaitu Luka tusuk, luka iris, luka potong dan luka akibat

suatu terapi diagnostik.2 Pada referat ini akan dibahas lebih terperinci mengenai

luka tusuk, yaitu luka yang disebabkan oleh benda tajam yang ditusukkan pada

tubuh, sebuah luka yang memiliki arti yang penting berdasarkan sudut pandang

forensik. Hal ini dikarenakan luka tusuk jarang terjadi akibat kecelakaan. Luka

1

Page 2: Luka Tusuk

tusuk merupakan mekanisme pembunuhan utama di Britania dan di berbagai

negara dengan pembatasan penggunaan senjata api yang terkontrol.1

DEFENISI

Luka tusuk merupakan jejas pada tubuh yang diakibatkan oleh penusukan

benda yang memiliki ujung tajam tajam pada tubuh. Benda tajam yang dimaksud

seperti pisau, pedang, gunting, alat pahat, bayonet dan benda yang memiliki ujung

tajam lainnya. Bahkan benda lebih tumpul seperti obeng juga dapat menyebabkan

luka tusuk.1 Luka tusuk dapat dibedakan dengan luka iris berdasarkan panjang dan

kedalaman luka. Jika dilakukan pengukuran, Luka akibat tusukan memiliki

kedalaman luka lebih panjang dibanding panjangnya, sebaliknya pada luka iris.2

KARAKTERISTIK LUKA

a) Panjang dan kedalaman luka

Pada luka tusuk, panjang luka pada kulit dapat sama, lebih kecil ataupun

lebih besar dibandingkan dengan lebar pisau. Kebanyakan luka tusuk akan

menganga bukan karena sifat benda yang masuk tetapi sebagai akibat elastisitas

dari kulit.2,6 Pada bagian tertentu pada tubuh, dimana terdapat dasar berupa tulang

atau serat otot, luka itu mungkin nampak berbentuk seperti kurva. Panjang luka

penting diukur dengan cara merapatkan kedua tepi luka sebab itu akan mewakili

lebar alat. Panjang luka di permukaan kulit tampak lebih kecil dari lebar alat,

2

Gambar 1. Luka Tusuk. Panah biru gelap menunjukkan sisi dengan sudut lancip, sedangkan di sisi yang berlawanan dengan sudut tumpul. 5

Page 3: Luka Tusuk

apalagi bila luka melintang terhadap otot.Bila luka masuk dan keluar melalui alur

yang sama maka lebar luka sama dengan lebar alat. Tetapi sering yang terjadi

lebar luka melebihi lebar alat kerena tarikan ke samping waktu menusuk dan

waktu menarik. Demikian juga bila alat/pisau yang masuk kejaringan dengan

posisi yang miring.2,7,8

Pemakaian istilah ‘luka penetrasi’ ditunjukkan untuk menjelaskan dimana

dalaman luka yang diakibatkan oleh benda itu melebihi lebar luka yang tampak

pada permukaan kulit.2,3 Dalamnya luka sulit ditentukan pada daerah tanpa tulang

seperti di daerah abdomen oleh karena elastisitas dinding perut tersebut.6 Panjang

saluran luka atau kedalaman luka dapat mengindikasikan panjang minimum dari

senjata yang digunakan, jika bagian pangkal senjata masuk kedalam tubuh.

Umumnya dalam luka lebih pendek dari panjang senjata, karena jarang ditusukan

sampai ke pangkal senjata.6

b) Bentuk Luka

Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi bentuk luka yaitu bentuk dan

ukuran senjata yang digunakan, arah dorongan, gerakan senjata pada luka,

gerakan korban yang ditusuk, dan keadaan elastisitas kulit. Bentuk luka

merupakan gambaran yang penting dari luka tusuk karena karena hal itu akan

sangat membantu dalam membedakan berbagai jenis senjata yang mungkin telah

dikumpulkan oleh polisi dan dibawa untuk diperiksa. Daerah tepi luka dapat

memberikan informasi ketajaman senjata yang digunakan. Senjata yang tumpul

3

Gambar 2. Pisau bermata satu yang ditusukan dengan kedalaman yang berbeda.9

Page 4: Luka Tusuk

misalnya akan membuat tepi luka mengalami abrasi. Pinggir luka dapat

menunjukan bagian yang tajam (sudut lancip) dan tumpul (sudut tumpul) dari

pisau berpinggir tajam satu sisi. Pisau dengan kedua sisi tajam akan menghasilkan

luka dengan dua pinggir tajam.4,7

Bentuk luka juga tergantung seberapa banyak bagian pisau (senjata) yang

masuk ke dalam tubuh, oleh karena itu penting mengetahui berbagai kemungkinan

bentuk senjata yang digunakan.

Perlu diingat bahwa benda lain yang dapat menembus tubuh, seperti pahat,

obeng atau gunting, akan menyebabkan perbedaan bentuk luka yang kadang-

kadang berbentuk segi empat atau, yang lebih jarang, berbentuk satelit.

Selain kekhususan senjata yang digunakan, sifat keelastisan kulit dan arah

tusukan terhadap serabut elastis juga mempengaruhi bentuk luka. Apabila arah

tusukan membentuk sudut yang tegak lurus dengan distribusi serabut elastis tubuh

yang sesuai dengan Langer’s line. Hal ini akan menyebabkan tepi luka akan

melebar dan cetakan luka tidak sesuai dengan senjata yang digunakan.

4

Gambar 3. Luka tusuk senjata bermata satu.8

Gambar 4. Luka tusuk senjata bermata dua.8

Gambar 5. Bagian-bagian dari sebuah pisau.7

Gambar 6. Menunjukan gambaran tusukan berbagai jenis obeng.

Gambar 6. Menunjukan jenis obeng philips dan bentuk luka yang ditimbulkan.8

Page 5: Luka Tusuk

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi bentuk luka tusuk, salah

satunya adalah reaksi korban saat ditusuk atau saat pisau keluar, hal tersebut dapat

menyebabkan lukanya menjadi tidak begitu khas. Atau manipulasi yang dilakukan

pada saat penusukan juga akan mempengaruhi. Beberapa pola luka yang dapat

ditemukan :

1.   Tusukan masuk, yang kemudian dikeluarkan sebagian, dan kemudian

ditusukkan kembali melalui saluran yang berbeda. Pada keadaan

tersebut luka tidak sesuai dengan gambaran biasanya dan lebih dari

satu saluran dapat ditemui pada jaringan yang lebih dalam maupun

pada organ.

2.   Tusukan masuk kemudian dikeluarkan dengan mengarahkan ke salah

satu sudut, sehingga luka yang terbentuk lebih lebar dan memberikan

luka pada permukaan kulit seperti ekor.

3.   Tusukan masuk kemuadian saat masih di dalam ditusukkan ke arah

lain, sehingga saluran luka menjadi lebih luas. Luka luar yang terlihat

juga lebih luas dibandingkan dengan lebar senjata yang digunakan.

4.   Tusukan masuk yang kemudian dikeluarkan dengan mengggunakan

titik terdalam sebagai landasan, sehingga saluran luka sempit pada titik

terdalam dan terlebar pada bagian superfisial. Sehingga luka luar lebih

besar dibandingkan lebar senjata yang digunakan.

5

Gambar 7.Luka multipel dengan berbagai bentuk akibat efek langer’s line.7

Page 6: Luka Tusuk

5.   Tusukan diputar saat masuk, keluar, maupun keduanya. Sudut luka

berbentuk ireguler dan besar.

Harus diingat bahwa posisi tubuh korban saat ditusuk berbeda dengan

pada saat autopsi. Posisi membungkuk, berputar, dan mengangkat tangan dapat

disebabkan oleh senjata yang lebih pendek dibandingkan apa yang didapatkan

pada saat autopsi. Manipulasi tubuh untuk memperlihatkan posisi saat ditusuk

sulit atau bahkan tidak mungkin mengingat berat dan adanya kaku mayat. Poin

lain yang perlu dipertimbangkan adalah adanya kompresi dari beberapa anggota

tubuh pada saat penusukan. Pemeriksa yang sudah berpengalaman biasanya ragu-

ragu untuk menentukan jenis senjata yang digunakan.

PEMERIKSAAN LUKA TUSUK

Pada pemeriksaan luka ada dua tipe luka oleh karena instrumen yang tajam

yang perlu diperhatikan dengan baik dan memiliki ciri yang dapat dikenali dari

aksi korban yaitu tanda percobaan dan luka perlawanan. Keduanya mempunyai

bentuk, letak dan medikolegal. ”tanda percobaan” adalah insisi dangkal, luka

tusuk dibuat sebelum luka yang fatal oleh individu yang berencana bunuh diri.

Luka percobaan tersebut seringkali terletak paralel dan terletak dekat dengan luka

dalam di daerah pergelangan tangan atau leher. Bentuk lainnya antara lain luka

tusuk dangkal didekat luka tusuk dalam dan mematikan. Meskipun

jarangsekalidilaporkan.1,6,8

Bentuk lain dari luka oleh karena instrumen yang tajam adalah ”luka

perlawanan”. Luka jenis ini dapat ditemukan di jari-jari, tangan, dan lengan

6

Gambar 8.Luka multipel

yang merupakan tanda

percobaan bunuh diri5

Page 7: Luka Tusuk

bawah (jarang ditempat lain) dari korban sebagaimana ia berusaha melindungi

dirinya dari ayunan senjata, contohnya dengan menggenggam bilah dari instrumen

tajam.1,8

Dalam pemeriksaan, interpretasi luka harus berdasarkan penemuan dan tidak

boleh dipengaruhi oleh keterangan pasien atau keluarga. Pemeriksaan ditujukan

untuk menentukan :7

a. Jumlah luka

b. Lokasi luka

c. Arah luka

d. Ukuran luka (panjang, lebar dan dalam)

e. Memperkirakan luka sebagai penyebab kematian korban atau bukan.

f. Memperkirakan cara terjadinya luka apakah kasus pembunuhan, bunuh

diri, atau kecelakaan.

7

Gambar 9.Ilustrasi terjadinya luka perlawanan7

Gambar 10. Luka perlawanan pada bagian extensor lengan bawah.5

Gambar 11. Luka perlawanan pada tangan.5

Page 8: Luka Tusuk

Lokasi luka dijelaskan dengan menghubungkan daerah – daerah yang

berdekatan dengan garis anatomi tubuh dan posisi jaringan tertentu, misalnya

garis tengah tubuh, ketiak, puting susu, pusat, persendian dan lain – lain.7

Bentuk luka sebaiknya dibuat dalam bentuk sketsa atau difoto untuk

menggambarkan kerusakan permukaan kulit, jaringan dibawahnya, dan bila perlu

organ dalam (viseral). Diukur secara tepat (dalam ukuran millimeter atau

centimeter) tidak boleh dalam ukuran kira – kira saja.7

KUALIFIKASI LUKA

Dalam membuat kesimpulan luka sebaiknya dokter juga menentukan

derajat keparahan luka yang dialami korban atau disebut juga derajat kualifikasi

luka. Yang diharapkan dari dokter untuk dapat membantu kalangan hukum dalam

menilai berat ringannya luka yang dialami korban pada waktu atau selama

perawatan dilakukannya.

Kualifikasi luka yang dapat dibuat oleh dokter adalah menyatakan pasien

mengalami luka ringan , sedang atau berat. Yang dimaksud dengan luka ringan

adalah luka yang tidak menimbulkan halangan dalam menjalankan mata

pencaharian, tidak mengganggu kegiatan sehari –hari. Sedangkan luka berat harus

di disesuaikan dengan ketentuan undang– undang yaitu yang diatur dalam KUHP

pasal 90. Luka sedang adalah keadaan luka antara luka ringan dan luka berat.6

KUHP Pasal 90; luka berat berarti:6

a) Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh

sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut,

b) Tidak mampu terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau

pekerjaan pencaharian.

c) Kehilangan salah satu panca indera

d) Mendapat cacat berat.

e) Menderita sakit lumpuh

f) Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih

g) Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan.

8

Page 9: Luka Tusuk

Kualifikasi di atas secara terperinci dapat di bagi dalam empat kualifikasi

derajat luka, yaitu : 6

1. Orang yang bersangkutan tidak menjadi sakit atau tidak mendapat

halangan dalam melakukan pekerjaan atau jabatan.

2. Orang yang bersangkutan menjadi sakit dan tidak ada halangan untuk

melakukan pekerjaan atau jabatannya

3. Orang yang bersangkutan menjadi sakit dan berhalangan untuk melakukan

pekerjaan atau jabatannya.

4. Orang yang bersangkutan mengalami :

Penyakit atau luka yang tidak ada harapan untuk sembuh.

Dapat mendatangkan bahaya maut.

Tidak dapat menjalankan pekerjaan

Tidak dapat menggunakan salah satu panca indra

Terganggu pikiran lebih dari 4 minggu

keguguran

Hal ini perlu dipahami oleh dokter karena ini merupakan jembatan untuk

menyampaikan derajat kualifikasi luka dari sudut pandang medik untuk penegak

hukum.6

Penerapan penyampaian pendapat dokter dalam VeR tentang luka yang

menimbulkan bahaya maut, misalnya bila seorang korban mendapat luka di perut

yang mengenai hati, yang menyebabkan perdarahan hebat sehingga dapat

mengacam jiwa. Walaupun pasien akhirnya sembuh tetapi di dalam VeR dokter

dapat menggambarkan keadaan ini dalam kata – kata, “ korban mengalami luka

tusuk di perut mengenai jaringan hati yang menyebabkan perdarahan banyak yang

dapat mengancam jiwa pasien”. Ungkapan ini akan mengingatkan para penegak

hukum bahwa korban telah mengalami luka berat.6

PENYEBAB KEMATIAN

9

Page 10: Luka Tusuk

Penyebab kematian dapat terjadi segera atau langsung, tetapi perlukaan

dapat juga menyebabkan kematian secara tidak langsung. Penyebab kematian

langsung dapat berupa : 6

1. Perdarahan luas (syok hipovolemik)2,6 dan banyak dapat terjadi di dalam

rongga tubuh atau di luar rongga tubuh. Volume darah ada kira – kira 7 -

10 % atau 1/13 berat badan. Kehilangan 1/3 bagian dari volume darah

tubuh secara tiba- tiba dapat menyebabkan kematian. Kehilangan darah

yang demikian ini mengakibatkan syok dan meninggal bila tidak

dilakukan penanganan yang tepat dan cepat, sedangkan kehilangan darah

secara perlahan - lahan tidak begitu membahayakan oleh karena tubuh

dapat mengkompensasinya. Perdarahan di dalam rongga tubuh dapat kita

jumpai pada luka tusuk yang mengenai organ – organ dalam seperti

jantung, paru – paru, hati dan limpa. kalau dijumpai lebih dari satu luka,

maka harus ditentukan yang mana yang menyebabkan kematian korban.6

2. Luka pada organ vital. Bila yang terluka adalah organ vital, seperti

jantung, paru, limpa, hati, ginkal, pembuluh darah besar akan

menyebabkan kematian lebih cepat. Perdarahan pada kantung pericardium

sebanyak 300- 400 cc telah dapat menyebabkan kematian karena terjadi

tamponade jantung. Demikian juga darah sejumlah 200 – 300 cc yang

menyumbat saluran pernafasan dapat menyebabkan kematian karena

asfiksia.2,6

Kematian yang timbul dalam jangka waktu yang lama, yang bukan primer

oleh karena lukanya, disebut penyebab kematian secara tidak langsung. Yang

termasuk hal – hal ini adalah :2,6

1. Inflamasi dari organ – organ dalam tubuh, seperti meningitis,

encephalotos, pleuritis dan peritonitis.

2. Infeksi sepsis dari luka yang dapat mengakibatkan septicemia dari luka

lama yang tidak sembuh dan luka ini bisa primer ataupun sekunder.

3. Gangren atau nekrosis sebagai akibat kerusakan jaringan – jaringan dan

pembuluh darah.

10

Page 11: Luka Tusuk

4. Trombosis pada pembuluh darah vena dan emboli yang terjadi akibat

immobilisasi.

ASPEK MEDIKOLEGAL

Dalam  melakukan  pemeriksaan  terhadap  korban  hidup  atau  meninggal

yang menderita  luka akibat  kekerasan,  pada  hakikatnya  dokter  diwajibkan

untuk  dapat memberikan kejelasan mengenai jenis luka yang terjadi, jenis

kekerasan/senjata atau benda yang menyebabkan luka, dan derajat luka.10

Pada penentuan luka secara medikolegal seperti pada tindakan bunuh diri,

pembunuhan atau kecelakaan dapat ditentukan dengan mengumpulkan semua data

pemeriksaan korban. Aspek yang harus diperhatikan dalam kasus bunuh diri dan

pembunuhan :

a) Bunuh diri

Pada pemeriksaan luka dengan teliti sering didapatkan satu atau lebih luka

lebih dangkal dan berjalan sejajar disekitar luka utama, luka tersebut adalah “luka

percobaan.” Selain dada dalam hal ini daerah jantung maka pada daerah perut

yang biasanya di daerah lambung, adalah merupakan daerah – daerah yang sering

dipilih korban untuk kasus – kasus bunuh diri. Dengan adanya senjata yang

tergenggam erat “cadaveric spasm” hamper dapat ditentukan dengan pastikan

bahwa korban telah melakukan bunuh diri.10

b) Pembunuhan

Jumlah luka umumnya lebih dari satu, tidak mempunyai lokasi atau tempat

khusus, seringkali didapati luka-luka yang didapat sewaktu korban mengadakan

perlawanan - “luka perlawanan”.10

KESIMPULAN

11

Page 12: Luka Tusuk

Luka tusuk merupakan jejas pada tubuh yang diakibatkan oleh penusukan

benda yang memiliki ujung tajam tajam pada tubuh. Luka tusuk memiliki arti

medikolegal yang penting, karena berdasarkan data yang ada sebagian besar kasus

luka tusuk merupakan kasus percobaan pembunuhan. Oleh karena itu, seorang

dokter yang baik tidak hanya memberi pengobatan terhadap luka namun

melakukan pemeriksaan secara teliti untuk antisipasi adanya aspek medikolegal

yang akan timbul dan jika diperlukan dokter harus membuat Visum et Repertum

(VeR). Dokter memeriksa dan merekam dengan teliti semua penemuan dan yang

didapatinya dan memberikan pendapat tentang hubungan sebab akibat, dalam

pemeriksaan, interpretasi luka harus berdasarkan penemuan dan tidak boleh

dipengaruhi oleh keterangan pasien atau keluarga karena akan menentukan proses

hukum dipengadilan nanti.

Dalam  melakukan  pemeriksaan  terhadap  korban  hidup  atau  meninggal

yang menderita  luka akibat  kekerasan,  pada  hakikatnya  dokter  diwajibkan

untuk  dapat memberikan kejelasan mengenai jenis luka yang terjadi, jenis

kekerasan/senjata atau benda yang menyebabkan luka, dan derajat luka.

12