repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... bab ii tijauan pustaka 2.1...

56
8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut Direktorat Pengawas Kerja (2005), petugas di rumah sakit utamanya yang sering bersentuhan langsung dengan pasien seperti dokter, perawat, dan dokter gigi memiliki resiko tinggi terhadap paparan penyakit melalui benda yang digunakannya untuk mengobati pasien seperti jarum suntik, pisau bedah, gunting, pecahan ampul obat, dan lain lainnya. Dimana alat yang dimaksud telah terkontaminasi serum atau darah pasien dengan penyakit tertentu (utamanya penyakit dengan kausa virus)sehingga penyakit dapat terjangkit kepada petugas tersebut. Sedangkan menurut RSUD Dr. PringadiKota Medan luka tusuk jarum merupakan kecelakaan kerja yang menimpa petugas medis diakibatkan oleh benda-benda yang memiliki sudut tajam atau runcing yang menusuk, memotong, melukai kulit seperti jarum suntik, jarum jahit bedah, pisau, skalpel, gunting atau benang kawat. Menurut Hermana (2006) sebagaian besar luka disebabkan oleh benda tajam di rumah sakit terjadi pada ruangan kamar operasi dan sebagian besar dikarenakan oleh pisau dan jarum karena kedua benda ini paling sering digunakan. The National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) alat yang meningkatkan risiko terjadinya luka tusuk seperti alat dengan jarum cekung pada ujungnya seperti drain, troikart atau jarum infus sekali pakai yang Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 27-Feb-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

8

BAB II

TIJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum

Menurut Direktorat Pengawas Kerja (2005), petugas di rumah sakit

utamanya yang sering bersentuhan langsung dengan pasien seperti dokter,

perawat, dan dokter gigi memiliki resiko tinggi terhadap paparan penyakit melalui

benda yang digunakannya untuk mengobati pasien seperti jarum suntik, pisau

bedah, gunting, pecahan ampul obat, dan lain – lainnya. Dimana alat yang

dimaksud telah terkontaminasi serum atau darah pasien dengan penyakit tertentu

(utamanya penyakit dengan kausa virus)sehingga penyakit dapat terjangkit kepada

petugas tersebut. Sedangkan menurut RSUD Dr. PringadiKota Medan luka tusuk

jarum merupakan kecelakaan kerja yang menimpa petugas medis diakibatkan oleh

benda-benda yang memiliki sudut tajam atau runcing yang menusuk, memotong,

melukai kulit seperti jarum suntik, jarum jahit bedah, pisau, skalpel, gunting atau

benang kawat.

Menurut Hermana (2006) sebagaian besar luka disebabkan oleh benda

tajam di rumah sakit terjadi pada ruangan kamar operasi dan sebagian besar

dikarenakan oleh pisau dan jarum karena kedua benda ini paling sering

digunakan. The National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH)

alat yang meningkatkan risiko terjadinya luka tusuk seperti alat dengan jarum

cekung pada ujungnya seperti drain, troikart atau jarum infus sekali pakai yang

Universitas Sumatera Utara

Page 2: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

9

telah digunakan harus dibuang, spuit yang terkontaminasi setelah digunakan, dan

jarum infus bersayap (wingneedle).

2.2 Perawat

Menurut Persatuan Perawat NasPional Indonesia (PPNI) perawat adalah

seorang yang telah menempuh serta lulus pendidikan formal dalam bidang

keperawatan yang program pendidikanya telah disahkan oleh Pemerintah

Republik Indonesia (Praptianingsih, 2007).

Dalam praktik keperawatan fungsi perawat terdiri dari tiga fungsi yaitu

fungsi independen, interdependen, dan dependen : (Praptianingsih, 2007)

1. Fungsi independen, dalam fungsi ini tindakan perawat tidak memerlukan

perintah dokter. Tindakan perawat bersifat mandiri, berdasarkan pada ilmu

dan kiat keperawatan. Contoh tindakan perawat dalam menjalankan fungsi

independen adalah.

a. Pengkajian seluruh sejarah kesehatan pasien/keluarga dan menguji secara

fisik untuk menentukan status kesehatan.

b. Mengidentifikasi tindakan keperawatan yang mungkin dilakukan untuk

memelihara atau memperbaiki kesehatan.

c. Membantu pasien dalam melakukan kegiatan sehari-hari, mendorong pasien

untuk berperilaku wajar.

2. Fungsi interdependen, tindakan perawat berdasar pada kerjasama dengan tim

perawatan atau tim kesehatan. Fungsi ini tampak ketika perawat bersama

tenaga kesehatan lain berkolaborasi mengupayakan kesembuhan pasien.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

10

Mereka biasanya tergabung dalam sebuah tim yang dipimpin oleh seorang

dokter.

3. Fungsi dependen, dalam fungsi ini perawat bertindak membantu dokter dalam

memberikan pelayanan medik. Perawat membantu dokter memberikan

pelayanan pengobatan dan tindakan khusus yang menjadi wewenang dokter

dan seharusnya dilakukan dokter, seperti pemasangan infus, pemberian obat,

melakukan suntikan.

2.2.1 Perawat Instalasi Bedah Sentral (IBS)

Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan

melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimiliki melalui

pendidikan keperawatan (Undang-Undang Kesehatan No 23, 1992). Seorang

perawat dikatakan profesional jika pengetahuan, dan keterampilan keperawatan

profesional serta memiliki sikap profesional sesuai dengan kode etik. Asuhan

keperawatan perioperatif merupakan komponen universal dari keperawatan yang

bertindak sebagai kerangka konseptual untuk keperawatan perioperatif. Istilah

perioperatif menggambarkan pengalaman pasien sebelum, selama dan segera

setelah proses pembedahan. Seorang perawat yang memiliki spesialisasi dalam

perawatan kamar bedah bertanggung jawab untuk mengkaji, merencanakan dan

mengimplementasikan (mendelegasikan), dan mengevaluasi perawatan selama

pase pre operatif, intra operatif, dan post operatif (Rochrock, 2000).

Perawat kamar bedah dalam melakukan praktek keperawatan harus

senantiasa meningkatkan mutu pelayanan profesinya dengan mengikuti ilmu

pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan pelatihan. Adapun peran

Universitas Sumatera Utara

Page 4: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

11

perawat kamar bedah sama dengan perawat lain di unit lain. Menurut konsersium

ilmu kesehatan tahun 1989 perawat memiliki peran sebagai pemberi asuhan

keperawatan (care giver), advokasi Client, pendidik (Edukator), Koordinator,

Collaborator, konsultan, Change agent (agen dari perubahan), dan sebagai peneliti

(Hidayat, 2004).

Perawat kamar bedah juga menjalankan fungsi perawat sebagaimana

fungsi perawat di unit lain. Fungsi merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan

sesuai dengan perannya fungsi tersebut. Dapat berubah disesuaikan dengan

keadaannya dalam menjalankan perannya. Hidayat (2004) menjelaskan bahwa

fungsi perawat sebagai berikut :

1. Fungsi Independen, merupakan fungsi mandiri dan tidak bergantung dengan

orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan secara sendiri dengan

keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi

kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis

(kebutuhan oksigenasi, kebutuhan cairan dan elektrolit, kebutuhan nutrisi,

kebutuhan aktivitas dan lain-lain), pemenuhan keamanan dan kenyamanan,

pemenuhan kebutuhan cinta-mencitai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan

aktualisasi diri.

2. Fungsi Dependen, merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan pesan

atau instruksi dari perawat lain, Sehingga sebagai pelimpahan tugas yang

diberikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialisasi kepada

perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

12

3. Fungsi Interdependen, fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang

sifatnya ketergantungan diantara tim satu dengan tim yang lainnya. Fungsi

ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama tim

dalam memberikan pelayanan seperti asuhan keperawatan dengan penyakit

kompleks atau asuhan keperawatan di kamar bedah keadaan ini tidak dapat

diatasi dengan tim perawat saja melainkan dokter ataupun lainnya.

Kamar operasi atau kamar bedah yang lebih dikenal dengan OK.

Singkatan dari Bahasa Belanda Operatin Kamar (OK), yaitu suatu unit kerja yang

terorgansir, sangat kompleks dan terintegrasi merupakan fasilitas untuk

melaksanakan kegiatan operasi di rumah sakit. Sebuah kamar operasi merupakan

ruang paling istimewa di rumah sakit, pengelolaannya bisa dikatakan paling

khusus dibandingkan dengan ruangan lain pada umumnya. Di tempat ini

dilakukan segala tindakan invasif terhadap tubuh manusia untuk menjamin

tindakan operasi berjalan dengan lancar dan meminimalisir faktor-faktor

pengganggu maka perlu pengendalian di kamar operasi untuk meningkatkan

kualitas pengelolaan kamar operasi, kerjasama yang baik sangat diperlukan antara

personelnya, baik dokter, perawat, maupun personel operasi yang lain.

Menurut Depkes (1993) Instalasi Bedah Sentral (IBS) atau kamar operasi

merupakan salah satu jenis pelayanan unit khusus yang tersedia untuk pasien yang

memerlukan tindakan pembedahan baik elektif maupun akut, yang membutuhkan

keadaan steril. Secara umum lingkungan kamar operasi atau IBS dibagi menjadi 3

(tiga), yaitu :

Universitas Sumatera Utara

Page 6: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

13

1. Area bebas (unrestrected area), pada area ini petugas dan pasien tidak perlu

menggunakan pakaian khusus kamar operasi.

2. Area semi ketat (semi restrected area), pada area ini petugas wajib

mengenakan pakaian khusus kamar yang terdiri atas topi, masker, baju dan

celana operasi.

3. Area terbatas (restricted area), pada area ini petugas wajib mengenakan

pakaian khusus kamar operasi lengkap dan melaksanakan prosedur aseptik.

Menurut Depkes (1993), tenaga perawat di ruang kamar operasi dibagi

menjadi beberapa bagian, yaitu :

2 Perawat instrumen (scrub nurse), perawat profesional yang diberikan

wewenang dan ditugaskan dalam pengelolaan atau mengatur alat pembedahan

selama tindakan pembedahan berlangsung. Uraian tugas seorang perawat

instrumen ialah :

A. Sebelum pembedahan :

1. Melakukan kunjungan pasien yang akan dibedah minimal sehari sebelum

pembedahan untuk memberikan penjelasan.

2. Menyiapkan ruangan operasi dalam keadaan siap pakai meliputi :

a. Kebersihan ruang operasi dan peralatan.

b. Meja mayo/instrumen.

c. Meja operasi lengkap.

d. Lampu operasi.

e. Mesin anestesi lengkap.

f. Suction pump.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

14

g. Gas medis.

3. Menyiapkan set instrumen steril sesuai jenis pembedahan.

4. Menyiapkan bahan desinfektan dan bahan lain sesuai keperluan pembedahan.

5. Menyiapkan sarung tangan dan alat tenun steril.

B. Saat pembedahan :

1. Memperingatkan "tim steril" jika terjadi penyimpangan prosedur aseptik.

2. Membantu mengenakan pakaian steril dan sarung tangan untuk ahli bedah

dan assisten.

3. Menata instrumen steril di meja mayo sesuai urutan prosedur pembedahan.

4. Memberikan bahan desinfektan kepada operator untuk desinfektan daerah

kulit yang akan disayat.

5. Memberikan laken steril untuk prosedur drapping.

6. Memberikan instrumen kepada ahli bedah sesuai urutan prosedur dan

kebutuhan tindakan pembedahan secara tepat dan benar.

7. Memberikan kain steril kepada operator, dan mengambil kain kasa yang telah

digunakan dengan memakai alat.

8. Menyiapkan benang jahitan sesuai kebutuhan dalam keadaan siap pakai.

9. Mempertahankan instrumen selama pembedahan dalam keadaan tersusun

secara sistematis untuk memudahkan bekerja.

10. Membersihkan instrumen dari darah dalam pembedahan untuk

memperatankan sterilitas alat dan meja mayo.

11. Menghitung kain kasa, jarum, dan instrumen.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

15

12. Memberitahukan hasil perhitungan jumlah alat, kain kasa dan jarum kepada

ahli bedah sebelum luka ditutup lapis demi lapis.

13. Menyiapkan cairan untuk mencuci luka.

14. Membersihkan kulit sekitar luka setelah luka dijahit.

15. Menutup luka dengan kain kasas streril.

16. Menyiapkan bahan pemeriksaan laboratorium/patologi.

C. Setelah pembedahan :

1. Memfiksasi drain, dan Catheter.

2. Membersihkan dan memeriksa adanya kerusakan kulit pada daerah yang

dipasang elektrode.

3. Menggantikan alat tenun, baju pasien, dan penutup serta memindahkan pasien

dari meja opeasi ke kereta dorong.

4. Memeriksa dan menghitung semua instrumen dan menghitung sebelum

dikeluarkan dari kamar operasi.

5. Memeriksa ulang catatan dan dokumentasi pembedahan dalam keadaan

lengkap.

6. Membersihkan instrumen bekas pakai dengan cara:

a. Pembersihan awal.

b. Merendam dengan cairan desinfektan yang mengandung deterjen.

c. Menyikat sela-sela engsel instrumen.

d. Membilas dengan air mengalir.

e. Mengeringkan.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

16

f. Membungkus instrumen sesuai jenis, macam, bahan, kegunaan dan

ukuran.

g. Memasang pita autoclaved dan membuat label nama alat-alat (set) pada

tiap bungkusan instrumen dan selanjutnya siap untuk disterilkan sesuai

prosedur yang berlaku.

h. Membesihkan kamar operasi setelah tindakan pembedahan selesai agar

siap pakai.

3 Perawat sirkuler (circulating nurse), perawat profesional yang diberi

wewenang dan tanggung jawab membantu kelancaran pelaksanaan tindakan

pembedahan. Adapun uraian tugas perawat sirkuler, ialah :

A. Sebelum pembedahan:

1. Menerima pasien yang akan dibedah.

2. Memeriksa dengan menggunakan formulir check list meliputi:

a. Kelengkapan donkumen medis antara lain :

1. Izin operasi.

2. Hasil pemeriksaan laboratorium terakhir.

3. Hasil pemeriksaan radiologi dan foro rontgen.

4. Hasil pemeriksaan ahli anestesi (pra visit anesteri).

5. Hasil konsultasi ahli lain sesuai kebutuhan.

b. Kelengkapan obat-obatan, cairan, alat kesehatan.

c. Persediaan darah (bila diperlukan).

Universitas Sumatera Utara

Page 10: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

17

3. Memeriksa persiapan fisik.

4. Melakukan serah terima pasien dan perlengkapan sesuai isian check list,

dengan perawat ruang rawat.

5. Memberikan penjelasan ulang kepada pasien sebatas kewenangan tentang:

a. Tindakan pembedahan yang akan dilakukan.

b. Tim bedah yang akan menolong.

c. Fasilitas yang ada didalam kamar bedah antara lain : lampu operasi dan mesin

pembiusan.

d. Tahap-tahap anestesi

B. Saat pembedahan :

1. Mengatur posisi pasien sesuai jenis pembedahan dan bekerja sama dengan

petugas anestesi.

2. Membuka set steril dengan memperhatikan tenik aseptik.

3. Mengingatkan tim bedah jika mengetahui adanya penyimpangan penerapan

tenik aseptik.

4. Mengikatkan tali pakaian steril tim bedah.

5. Membantu, mengukur dan mencatat kehilangan darah dan cairan, dengan cara

mengetahui jumlah produksi urine, jumlah perdarahan, dan jumlah cairan

yang hilang.

a. Cara menghitung perdarahan:

1. Berat kain kasa kering harus diketahui sebelum dipakai.

2. Timbang kain kasa basah.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

18

3. Selisih berat kain kasa basah dengan kain kasa kering adalah jumlah

perdarahan.

b. Cara menghitung pengeluaran jumlah cairan, jumlah cairan dalam botol

suction yang berasal dari pasien diukur dengan membaca skala angka-

angka dalam botol suction.

c. Cara mengetahui jumlah produksi urine, jumlah produlsi urine didalam

urine bag diukur dan dicatat setiap jam atau secara periodik (normal 1 : 2

cc/kg berat badan per jam).

6. Mencatat jumlah cairan yang hilang dengan cara menjumlahkan pendarahan

yang berasal dari kasa, suction, urine dikurangi dengan pemakaian cairan

untuk pencucian luka selama pembedahan.

7. Melaporkan hasil pemantauan dan pencatatan kepada ahli anestesi.

8. Menghubungi petugas penunjang medis (petugas radiologi, petugas

laboraiorium) bila diperlukan selama pembedahan.

9. Mengumpulkan dan menyiapkan bahan pemeriksaan.

10. Menghitung dan mencatat pemakaian kain kasa, bekerja sama dengan

perawat instrument.

11. Mengukur dan mencatat tanda vital.

12. Mengambil instrumen yang jatuh dengan menggunakan alat dan memisahkan

dari instrumen yang steril.

13. Memeriksa kelengkapan instrumen dan kain kasa, bersama perawat instrumen

agar (tidak tertinggal dalarn tubuh pasien sebelum luka operasi di tutup).

14. Merawat bayi untuk kasus section caesari.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

19

C. Setelah pembedahan :

1. Membersihkan dan merapikan pasien yang sudah selesai dilakukan

pembedahan.

2. Memindahkan pasien dari meja operasi ke kereta dorong yang telah

disediakan.

3. Mengukur dan mencatat tanda vital :

a. Pernafasan.

b. Tekanan drah.

c. Suhu dan nadi.

4. Mengukur tingkat kesadaran, dengan cara memanggil nama pasien,

memberikan stimulus, dan memeriksa reaksi pupil.

5. Meneliti, menghitung dan mencatat obat-obatan serta cairan yang diberikan

kepada pasien.

6. Memeriksa kelengkapan dokumen medik antara lain:

a. Laporan pembedahan.

b. Laporan anestesi.

c. Pengisian formulir patologi anatomi (PA)

7. Mendokumentasikan tindakan keperawatan selama pembedahaan antara lain :

a. Identitas pasien meliputi : nama pasien, umur pasien, nomor rekam

medik, nama tim bedah, waktu dan lama pembedahan, jenis pembedahan,

jenis kasus (bersih, bersih tercemar, tercemar, atau kotor), tempar

tindakan, dan urutan jadwal tindakan pembedahan.

b. Masalah yang timbul selama pembedahan.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

20

c. Tindakan yang dilakukan.

d. Hasil evaluasi.

8. Melakukan serah terima dengan perawat ruang rawat petugas ruang rawat

tentang :

1. Kelengkapan dokumen medik, instruksi pasca bedah.

2. Keadaan umum pasien.

3. Obat-obatan dan resep baru.

9. Membantu perawat instrumen, membersihkan dan menyusun instrumen yang

telah digunakan kemudian alat tersebut disterilkan.

10. Membersihkan slang dan botol suction dari sisa jaringan serta cairan operasi.

11. Mensterilkan slang suction yang di pakai langsung ke pasien.

12. Membantu membersihkan kamar bedah setelah tindakan pembedahan selesai.

3. Perawat anestesi, perawat yang diberi wewenang dan tanggung jawab dalam

membantu terselenggaranya pelaksaan tindakan bius di kamar operasi.

Adapun uraian tugas seorang perawat anestesi, ialah :

A. Sebelum pembedahan :

1. Melakukan kunjungan pra anestesi untuk menilai status fisik pasien sebatas

wewenang dan tanggung jawabnya.

2. Menerima pasien di ruangan penerimaan kamar operasi.

3. Menyiapkan alat dan mesin anestesi dan kelengkapan formulir anestesi.

4. Menilai kembali fungsi dan keadaan mesin anestesi dan alat monitoring.

5. Menyiapkan kelengkapan meja operasi, yaitu :

Universitas Sumatera Utara

Page 14: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

21

a. Pengikat meja operasi.

b. Standar tangan.

c. Kunci meja operasi.

d. Boog kepala.

e. Standar infus.

6. Menyiapkan botol suction.

7. Mengatur posisi meja operasi sesuai tindakan operasi.

8. Memasang infus/transfusi darah jika diperlukan.

9. Memberikan premedikasi sesuai program dokter anestesi.

10. Mengukur tanda vital dan menilai kembali kondisi fisik pasien.

11. Menjaga keamanan pasien dari bahaya jatuh dan aspirasi.

12. Memindahkan pasien ke meja operasi dan memasang sabuk pengaman.

13. Menyiapkan obat-obat bius dan membantu ahli anestesi dalam proses

pembiusan.

B. Saat pembedahan :

1. Membebaskan jalan nafas, dengan cara mempertahankan posisi kepala tetap

extensi, menghisap lendir, mempertahankan posisi endotacheal tube.

2. Memenuhi keseimbangan O2 dan CO2 dengan cara memantau flowmeter pada

mesin pembiusan.

3. Mempertahankan keseimbangan cairan dengan cara mengukur dan memantau

cairan tubuh yang hilang selama pembedahan, antara lain:

a. Cairan lambung.

b. Cairan rongga tubuh.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

22

c. Urine.

d. Pendarahan.

4. Mengukur tanda vital.

5. Memberi obat-obat sesuai program pengobatan.

6. Melaporkan hasil pemantauan kepada dokter ahli anestesi/bedah.

7. Menjaga keamanan pasien dari bahaya jatuh.

8. Menilai hilangnya efek obat anestesi pada pasien.

9. Melakukan resusitasi pada henti jantung.

C. Setelah pembedahan :

1. Mempertahan jalan nafas pasien.

2. Memantau tanda-tanda vital untuk mengetahui sirkulasi, pernafasan dan

keseimbangan cairan.

3. Memantau tingkat kesadaran dan reflek pasien.

4. Memantau dan mencatat tentang perkembangan pasien perioperatif.

5. Menilai respon pasien terhadap obat anestesi.

6. Memindahkan pasien ke ruangan rawatbila kondisi pasien stabil dan

mendapatkan izin dokter ahli anestesi.

7. Membersihkan alat-alat anaestesi seperti semula agar siap pakai.

2.2.2 Perawat Ruangan Intensive Care Unit (ICU)

Intensive care unit (ICU) merupakan suatu area yang sangat spesifik dan

canggih di rumah sakit dimana desain, staf, lokasi, perlengkapan dan peralatan,

didedikasikan untuk mengelola pasien dengan penyakit kritis, luka dan komplikasi

yang telah nyata terjadi maupun berpotensi untuk terjadi yang mengancam

Universitas Sumatera Utara

Page 16: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

23

kehidupan. Ruang ICU menyediakan pelayanan keahlian dan fasilitas khusus yang

berfungsi untuk mendukung tanda-tanda vital dan menggunakan staf kesehatan

yang telah berpengalaman mengatasi permasalahan tersebut (Depkes, 2006).

Ruang ICU memberikan pelayanan berupa diagnosa dan penatalaksanaan spesifik

penyakit akut yang mengancam nyawa dan berpotensi menimbulkan kematian

dalam beberapa menit ataupun beberapa hari. Memberikan bantuan untuk fungsi

vital tubuh, pemenuhan kebutuhan dasar, pemantauan fungsi vital,

penatalaksanaan komplikasi dan memberikan bantuan psikologis pada pasien

yang bergantung pada orang lain ataupun mesin (Depkes, 2006). Staf yang ada di

ICU terdiri dari multidisiplin tim yang berdedikasi, bermotivasi tinggi, siap

bekerja di bawah tekanan dalam jangka waktu yang lama. Staf yang bekerja di

ICU merupakan salah satu komponen yang sangat penting. Mereka harus mampu

bekerja dalam tim dan memiliki kualitas. Tim di ICU terdiri dari intensivist,

dokter jaga, perawat, ahli gizi, ahli terapi pernafasan, ahli fisioterapi,teknisi, ahli

program computer, farmasi, pekerja sosial, arsitek, staf pendukung lainnya seperti

petugas kebersihan dan penjaga keamanan.

Seorang perawat ICU adalah seorang yang memenuhi standar kompetensi

berikut :

1. Terdidik dan bersertifikat sebagai seorang spesialis anastesiologi melalui

program pelatihan dan pendidikan yang diakui oleh perhimpunan profesi

yang terkait.

2. Menunjang kualitas pelayanan ICU dan menggunakan sumber daya ICU

secara efesien.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

24

3. Mendarmabaktikan lebih dari 50% waktu profesinya dalam pelayanan ICU.

4. Bersedia berpartisipasi dalam suatu unit yang memberikan pelayanan 24

jam/hari, 7 hari/minggu.

5. Mampu melakukan prosedur critical care, antara lain :

a. Sampel darah arteri.

b. Memasang dan mempertahankan jalan napas termasuk intubasi trakeal,

trakeostomi perkutan dan ventilasi mekanis.

c. Mengambil kateter intravaskuler untk monitoring invasive maupun terapi

invasif misalnya; peralatan monitoring, termasuk : Kateter vena sentral

(CVP)

d. Resusitasi jantung paru.

e. Pipa torakostomi.

6. Melaksanakan dua peran utama :

a. Pengelolaan pasien, seorang petugas medis intensif mampu mengelola pasien

sakit kritis dalam kondisi seperti :

1. Hemodinamik tidak stabil.

2. Gangguan atau gagal napas, dengan atau tanpa memerlukan tunjangan

ventilasi mekanis.

3. Gangguan neurologis akut termasuk mengatasi hipertensi intracranial.

4. Gangguan atau gagal ginjal akut.

5. Gangguan endokrin dan/ atau metabolic akut yang mengancam nyawa.

6. Gangguan nutrisi yang memerlukan tunjangan nutrisi

Universitas Sumatera Utara

Page 18: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

25

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1778/MENKES/SK/XII/2010 tentang pedoman pelayanan ICU mengatur

mengenai prosedur medik, antara lain : pemasangan CVP, intubasi dan

perawatannya, ekstubasi, balance cairan, penilaian kematian batang otak, indikasi

penggunaan dan penghentian ventilator mekanik, serta penggunaan ventilator

mekanik. Sedangkan mengenai alat-alat medis yang digunakan pada ruang ICU

ialah : Syringe pump, Infusion pump, Suction, dan Defibrilator.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1778/MENKES/SK/XII/2010 tentang pedoman pelayanan ICU melakukan

pendidikan dan pelatihan kepada petugas medis dan non-medismengenai hal-hal

yang terkait dengan ICU seperti :

1. Pelatihan pemantauan (monitoring).

2. Pelatihan ventilasi mekanis.

3. Pelatihan terapi cairan, elektrolit, dan asam-basa

4. Pelatihan penatalaksanaan infeksi, dan

5. Pelatihan manejemen ICU.

2.3 Jenis – Jenis Alat Kesehatan

Pada umumnya jenis benda tajam yang biasa digunakan di rumah sakit

adalah:

1. Peralatan Bedah

A. Pisau Bedah (scalpel)

Pisau bedah merupakan peralatan terbaik untuk memotong jaringan, mata

pisau yang tajam memungkinkan untuk memisahkan jaringan dengan trauma

Universitas Sumatera Utara

Page 19: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

26

sekecil mungkin terhadap jaringan sekitarnya. Bentuk mata pisau sangat

bervariasi di mana bentuk mempunyai kegunaannya tersendiri, Scalpel harus

dipegang sedemikian rupa sehingga mudah dikendalikan dan pada saat yang

sama, dapat digerakkan dengan leluasa. Tangkai scalpel dipegang membentuk

sudut 30-40 derajat antara ibu jari dan jari ketiga dan keempat, sedangkan

jari telunjuk diletakkan di punggung pisau sebagai kendali.

Gambar 2.1 Jenis-jenis scalpel (kiri), dan Cara Memegang scalpel(kanan).

B. Gunting

Berdasar fungsinya gunting dibagi 3 (tiga), yaitu : gunting operasi, gunting

benang (untuk memotong benang dan untuk mengambil benang), dan gunting

pembalut.

1. Gunting operasi merupakan alat untuk memotong jaringan, berdasarkan

ujungnya (tumpul-tumpul, tajam-tajam, dan tajam tumpul), berdasarkan

bentuknya (lurus dan bengkok), dan berdasarkan tepi ketajamannya (rata

dan bergerigi). Gunting operasi tidak boleh digunakan untuk memotong

benang meskipun

Universitas Sumatera Utara

Page 20: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

27

pemotongan dilakukan pada bagian distal gunting, model gunting operasi

bermacam-macam jenisnya, tetapi yang paling disukai adalah mayo,

metzenbaum, dan sustrunk. Model metzenbaum lebih tipis dan hanya

digunakan untuk operasi jaringan padat, gunting operasi disamping untuk

menggunting jaringan juga dapat untuk preparasi tumpul.

2. Gunting benangbiasanya pendek, lebih berat, bladenya mempunyai sisi

ketajaman yang bergerigi. Fungsinya untuk memotong benang (katun,

sutera, nilon, dan stainless steel), gunting untuk mengambil benang

operasi biasanya lebih ringan, tajam, ujungnya tipis, dan di dekat ujung

gunting dari salah satu blade (di bagian ketajaman) terdapat lekukan ke

dalam yang berfungsi untuk mengangkat benang operasi

3. Gunting pembalut memilikiblade yang lebih pendek mempunyai ujung

tumpul, sedangkan blade yang lain lebih panjang karena di bagian

ujungnya diperlengkapi dengan suatu kepingan bulat pipih dan terletak

mendatar. Bagian ujung yang mendatar apabila disisipkan ke dalam

pembalut tidak akan membahayakan karena tidak akan melukai kulit.

4. Gunting untuk Kegunaan secara Umum

Gunting dengan dua ujung yang tumpul biasanya digunakan sebagai

gunting benang. Gunting dengan salah satu atau kedua ujungnya runcing

digunakan untuk membagi jaringan dengan mendorong ujungnya yang

runcing di bawah jaringan. Gunting dengan ujung yang runcing tidak

digunakan di dalam rongga karena dapat melubangi organ atau pembuluh

darah.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

28

Gambar 2.2 Jenis-jenis Gunting Berdasarkan Ujungnya (tumpul-tumpul,

tajam-tajam, dan tajam tumpul), dan Berdasarkan Bentuknya

(lurus-bengkok).

C. Pinset

1. Hemostatic forceps, Klem hemostatik merupakan alat yang digunakan

untuk menjepit pembuluh darah yang terpotong, dilengkapi box lock

mempunyai alur transversal pada sisi dalam tips (batang penjepit). Alur

tranversal ada yang hanya sebagian dariujung sampai tengah, dan dari

ujung sampai distal tips, berdasarkan bentuk batangnya hemostatik forceps

dibagi menjadi 2 (dua), yaitu : lurus dan bengkok. Berdasarkan pola alur

hemostatik forceps dibagi menjadi 5 (lima), yaitu :

a. Rochester-pean(alur transversal dari ujung sampai pangkal) untuk

menjepit pembuluh darah besar dan jaringan.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

29

b. Ochsner (alur seperti rochester-pean forceps tetapi ujungnya bergigi),

fungsi gigi untuk mencegah terjadinya slip ketika digunakan untuk

menjepit pembuluh darah besar dan jaringan.

c. Carmalt (alur memanjang dari pangkal sampai mendekati ujung,

tetapi di bagian ujungnya beralur transversal). Alur transversal di

ujung berfungsi untuk memudahkan melepas forceps setelah

digunakan.

d. Kelly (alur transversal dari tengah sampai ujung distal) untuk menjepit

pembuluh darah kecil.

e. Mosquito (alur transversal dari pangkal sampai ujung distal) untuk

menjepit pembuluh darah kecil.

2. Pinset Jaringan (tissue forceps)

Tissue forceps merupakan alat yang berfungsi untuk memegang jaringan

pada waktu operasi dan waktu menjahit tepi luka, juga untuk memegang

jarum jahit waktu menjahit tepi luka. Berdasar bentuk ujungnya pinset

dibagi 2 (dua), yaitu :

a. Pinset anatomis (ujung tidak bergigi) merupakan pinset yang berfungsi

untuk memegang jaringan atau organ dalam, dan organ berlumen.

b. Pinset chirurgis atau pinset bedah (ujung bergigi) merupakan pinset

yang terutama berfungsi untuk memegang kulit dan jaringan lain,

kecuali organ dalam dan organ berlumen.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

30

3. Pinset Anatomis (thumb forceps)

Pinset anatomis terdiri dari dua bilah logam yang bersatu pada salah satu

ujungnya dan digunakan untuk mengangkat jaringan atau memegang

jaringan di antara permukaan yang berhadapan. Pada permukaannya

terdapat gerigi (teeth) pinset dapat memegang jaringan tanpa tergelincir

dan tanpa menggunakan tekanan yang berlebihan pinset dipegang di antara

ibu jari, jari tengah dan jari telunjuk.

4. Klem Pemegang

Peralatan ini dibentuk terutama untuk memegang jaringan dan

memungkinkan untuk melakukan traksi. Permukaan yang berhadapan dari

setiap kepala klem bervariasi tergantung dari tujuan yang spesifik.

Semuanya mempunyai lubang untuk jari dan sistem pengunci.

Gambar 2.3 Jenis-jenis pinset

Universitas Sumatera Utara

Page 24: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

31

2. Pemegang Jarum (needle holder)

Semua alat pemegang jarum mempunyai kepala yang lebar dengan berbagai

macam bentuk gerigi pada kepalanya, bentuknya menyerupai hemostatik

forceps tetapi tips pemegang jarum lebih pendek, lebih berat dan mempunyai

alur dengan pola menyilang, namun kebanyakan pemegang jarum mempunyai

pola alur memanjang, hal ini dimaksudkan untuk membantu memperkuat

dalam menjepit jarum. Macam needle holder antara lain mayo-heegar

(panjang), Metzembaum (panjang), dan Derf-needle holder (pendek).

Gambar 2.4 Pemegang Jarum Mayo-heegar(panjang) needle holder, dan

Derf-needle holder(pendek).

3. Towel clamp

Towel clamp merupakan forceps yang berfungsi untuk menjepit duk/drapes

dan handuk pada kulit pasien supaya posisi drapes dan handuk tidak bergeser,

dalam menjepitkan klem pada kulit sebaiknya diusahakan agar kulit yang

dijepit sesedikit mungkin. Klem ditempatkan pada ke 4(empat) sudut drapes

Universitas Sumatera Utara

Page 25: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

32

dengan posisi tengkurap (bagian yang cekung ditempelkan kulit/drapes), dan

membentuk sudut 45° (derajat) dengan jaringan yang akan diiris. Ada 2 (dua)

macam towel clips, yaitu : plain backhaus towel clamps, dan backhaus towel

clamps with ball stop.

Gambar 2.5 Plain backhaus towel clamps, dan Backhaus towel clamps with

ball stop.

4. Jarum Suntik (Injection needle)

1. Hypodermic needle (jarum suntik umum), dihubungkan dengan syringe

(semprit) yang digunakan untuk penyuntikkan.

2. Spinal needle (jarum LP/ jarum suntik spinal), jarum suntik yang

digunakan untuk Lumble Punctie, yang di dalam jarumnya terdapat jarum

yang lainnya.

3. Wing needle (jarum suntik bersayap), jarum suntik yang berbentuk kupu-

kupu berfungsi sebagai vena tambahan dalam pemberian obat, terbuat

dari bahan logam yang dapat mengakibatkan terjadinya trombosis. Jenis-

jenis wing needle, yaitu :

Universitas Sumatera Utara

Page 26: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

33

a. Scalp Vein Needle (JMS).

b. Butterfly Infusion Set (Abbott).

c. Surflo Winged Infusion Set.

d. IV Infusion Set (Atom).

e. Venofix.

f. AVF Set (Arterial Venal Fistula Set), jenis jarum suntik yang

berbentuk sayap dengan ukuran jarum yang lebih besar digunakan

sebagai penyambung ke alat tranfusion yang masuk ke alat pencuci

darah.

4. Syringe

Alat yang dihubungkan dengan suntik yang digunakan untuk menyuntik.

Secara umum syringe dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :

1. Bagian Syringe, bagian-bagian pada syringe yaitu : silinder berkala

(barrel), tutup (tempat menempelnya jarum pada ujungnya), dan piston

dengan pegangan (plunger).

2. Bahan Syringe, terbuat dari bahan-bahan seperti : gelas semuanya, gelas

dan metal (bagian silinder terbuat dari gelas, dan lainnya terbuat dari

bahan metal), plastik semuanya (umumnya disposable), dan metal

semuanya (misalnya Glyserine spuit).

Menurut bentuk ujungnya (tip) dari tutup alat syringe dibedakan menjadi 3

(tiga) jenis, yaitu :

1. Luer Cone (Luer Tip = Slip Tip).

2. Luer Lock (Luer Lock Tip).

Universitas Sumatera Utara

Page 27: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

34

3. Record Cone (Record Tip = Slip Tip).

Berdasarkan penggunaannya syringe dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :

1. Penggunaan syringe secara umum, yang digunakan untuk melakukan

tindakan injeksi dengan cara meyuntikkan bermacam-macam obat

melalui kulit, contohnya RECORD Syringe,dan Disposable Syringe With

Needle.

2. Penggunaan syringe khusus, digunakan dengan cara yang khusus seperti

menyemprotkan cairan (obat) ke dalam anus, telinga, dan sebagainya

atau dengan cara melakukan penyuntikkan. Jenis – jenis alat syringe yang

digunakan secara khusus, yaitu :

1. Glycerine Syringe, dapat terbuat dari bahan gelas dan plastik yang

digunakan untuk menyemprotkan lavement/clysna melalui anus.

2. Water Syringe, dapat terbuat dari bahan metal, dan pada bagian

silinder terbuat dari bahan gelas dan logam yang digunakan untuk

menyemprotkan air ke dalam lubang gigi agar bersih pada waktu di

tambal.

3. Ear Syringe, dapat terbuat dari bahan logam secara keseluruhannya

ear syringe yang dilengkapi dengan value connection disebut dengan

self filling ear syringe.

4. Wound and Bladder Syringe, dapat terbuat dari bahan metal secara

keseluruhannya, dan gelas dan metal (tipe janet), digunakan untuk

membersihkan luka-luka yang bernanah, borok (ulcers), dan dapat

Universitas Sumatera Utara

Page 28: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

35

digunakan juga untuk menyemprot kandungan kemih dengan

menggunakan bantuan catheter.

5. Tubercoline Syringe.

6. Insuline Syringe, dapat terbuat dari bahan kaca dan mental, dan

plastik.

5. Tempat Alat Suntik (syringe container), digunakan untuk menyimpan alat-

alat suntik yang terbuat dari bahan logam Stainless Steel (SS).

6. Jarum Jahit (suturing needles)

Jarum jahit yang baik mempunyai sifat cukup kuat, kaku, tidak mudah

bengkok tetapi cukup fleksibel (jaum mampu membengkok atau akan

menjadi bengkok dahulu sebelum patah), cukup tajam untuk menembus

jaringan, bersih, terbuat dari stainlaess staeel yang tahan terhadap korosif, dan

permukaannya halus. Berdasar lubang atau mata jarum, jarum jahit dibedakan

menjadi 3 (tiga), yaitu :

1. Jarum dengan lubang atau mata jarum tertutup (lubang jarum berbentuk

bulat, bujur atau segiempat).

2. Lubang jarum french (pada ujung jarum terdapat celah dari bagian sisi

dalam lubang).

3. Lubang jarum swaged mempunyai kemampuan untuk memprotek ujung

benang jahit sedemikian rupa sehingga dapat mencegah lepasnya benang

selama digunakan untuk menjahit.

Batang jarum jahit ada yang berukuran besar, dan panjang. Sedangkan batang

jarum ada yang berbentuk bulat, oval, datar, sudut (segitiga atau ribbed),

Universitas Sumatera Utara

Page 29: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

36

batang jarum bentuk bulat atau oval biasanya mempunyai diameter lebih

besar di bagian lubang atau mata jarumnya yang kemudian diameter tersebut

semakin mengecil di bagian ujung (lancipnya)dan batang jarum datar atau

segitiga dapat memotong jaringan atau mengiris jaringan. Bentuk jarum juga

ada yang lurus, bengkok atau lengkung dengan sudut kelengkungan ¼,

, ½,

lingkaran, dan ½ lengkung. Jarum yang lengkung akan memudahkan dalam

menjahit jaringan dalam atau yang tebal (terutama jarum lengkung ½, atau

lingkaran), sedangkan jarum lurus atau ½ lengkung biasanya digunakan

untuk menjahit jaringan superficial terutama kulit. Untuk memudahkan dalam

menggunakan jarum jahit umumnya jarum dijepit dengan needle holder di

bagian tengah jarum, dan tidak berdekatan dengan lubang atau ujung jarum.

Ujung jarum sebaiknya tidak dipegang dengan needle holder atau tangan

yang bersarung tangan. Ujung jarum umumnya diklasifikasikan menjadi 2

(dua), seperti :

1. Taper (untuk menjahit jaringan lunak, organ berlumen dalam rongga

dada dan rongga abdomen, pembuluh darah, tendo, syaraf).

2. Tumpul (jarang digunakan kecuali untuk menjahit hepar dan ginjal),

segitiga, cutting (mempunyai tepi tajam, biasanya digunakan untuk

menjahit jaringan padat, kulit, fascia).

Universitas Sumatera Utara

Page 30: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

37

Gambar 2.6 Jarum dan Benang Jahit.

Gambar 2.7 Jenis – Jenis Jarum Jahit

Gambar 2.8 Cara Memasang Jarum dan Benang Jahit Dengan

Menggunakan Pemegang Jarum.

7. Catheter, dapat terbuat dari bahan logam, kaca, karet atau plastik. Berbentuk

pipa yang digunakan dengan cara dimasukkan ke dalam rongga tubuh yang

berfungsi sebagai tempat saluran. Catheter dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :

Universitas Sumatera Utara

Page 31: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

38

1. Intra Vena Catheter (IV Catheter), merupaka jenis alat yang dimasukkan

ke dalam pembuluh darah vena (sebagai perpanjang vena) untuk proses

pengobatan yang lebih dari 48 jam. Jenis-jenis alat IV Catheter, yaitu :

ABBOCATH-T, Surflo IV Catheter (Terumo), dan Intra Venous Cannula

(JMS), catheter dapat terbuat dari bahan seperti Teflon (FEP =

Fluorinated Ethyiene-Propylene), Plastik PRC (Poly Vinyl Chloride), dan

TFE (Tetra Flour-Ethylene).

2. Non Intra Vena Catheter, merupakan jenis alat yang digunakan sebagai

saluran dengan cara (umumnya) dimasukkan kedalam lubang-lubang

yang terdapat pada tubuh. Jenis- jenis alat non intra vena catheter, yaitu :

1. Nelaton Catheter yang terbuat dari bahan palstik dan karet (latex)

yang berfungsi sebagai tempat saluran urine.

2. Ballon Catheter (Foley Catheter) yang terbuat dari bahan karet

(latex) yang dilapisi dengan silicone pada bagian dan terluar dari

ballon catheter. Sebagai tempat saluran urine yang memiliki sistem

tertutup sehingga terbebas dari udara dan polusi, menggunakan jarum

suntik sebagai alat bantuan dalam melakukan proses pemasangan.

3. Oxygen Catheter berwarna hijau sehingga dapat dibedakan dengan

jenis catheter lainnya dilengkapi juga dengan masker (face mask) dan

kantung udara, berfungsi untuk mengalirkan gas oksigen kedalam

lubang hidung.

Universitas Sumatera Utara

Page 32: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

39

4. Feeding Tube, digunakan untuk memasukkan cairan makanan

melalui mulut atau hidung terutama pada penderita dengan keadaan

coma.

5. Doudenal Tube jenis alat yang berupa slang dapat terbuat dari bahan

karet (latex) dan plastik, terdapat beberapa lubang di ujung slang

yang berguna untuk pemberian obat-obatan.

6. Rectal Tube jenis alat yang salah satu bagian ujung alat dimasukkan

ke dalam anus, dan bagian ujung lainnya pada alat tersebut

dihubungkan dengan alat Glycerine Syringe.

7. Phlegm Sucter jenis alat penyedot lendir atau cairan amniotik dari

trachea pada bayi yang baru lahir.

8. Male Incontinence Sheath jenis alat yang digunakan dengan cara

memasukkan ke alat vital dan bagian ujung alat tersebut dihubungkan

dengan urine bag.

8. Alat Laboratorium

Alat laboratorium salah satunya ialah blood lancet berfungsi untuk

mengambil sampel darah yang digunakan untuk pemeriksaan di laboratorium

dengan jalan menusuk ujung jari dengan alat tersebut.

2.4 Potensi Bahaya dan Risiko Paparan Penyakit Akibat Kerja

Menurut La Dou (1994) yang dikutip oleh Hermana (2006) bahwasannya

banyak tenaga medis yang terpajan oleh bloodborne pathogens melalui mata,

mulut, kulit, atau membran mukosa yang kontak dengan cairan tubuh yang

berpotensi menimbulkan infeksi yang serius atau fatal. Pajanan dapat terjadi

Universitas Sumatera Utara

Page 33: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

40

selama melakukan kegiatan pembedahan melalui jaringan dan instrumen tajam

lain dalam menangani luka, melalui luka kulit dan saat melakukan pembersihan

tumpahan material.

Tabel 2.1 Keadaan yang berpotensi menimbulkan pajanan terhadap tenaga

medis (perawat, dokter, dan dokter gigi)

Jenis Kegiatan Keadaan Pajanan

Penanganan pasien. Kontak dengan darah dan

cairan tubuh lainnya.

Pengunaan jarum.

Kecelakaan menimpa diri

sendiri, terjadinya luka tusuk

jarum.

Penanganan vial, tempat darah dan cairan

tubuh lainnya

Container rusak sehingga

terjadi kontak dengan darah

dan cairan tubuh lainnya.

Mengumpulkan spesimen darah dan

cairan tubuh lainnya

Terjadinya kecelakaan

sehingga mengakibatkan

kontak dengan darah dan

tubuh lainnya yang infeksius

akibat tumpahan dan

penanganan peralatan rutin

cairan.

Menyiapkan sampel darah dan cairan

tubuh lainnya

Luka tersayat akibat sudut kaca

preparat(object glass), terjadi

pajanan tanpa kontak kulit.

Melakukan pemeriksaan darah atau

cairan tubuh lainnya

Terjadi luka tusuk yang

menimpa diri sendiri sehingga

terkena cairan darah,

kontaminasi droplet melalui

udara.

Penanganan pisau bedah dan handpieces

setalah digunakan

Terjadi luka sayat atau terjepit

yang disebabkan oleh peralatan

yang terkontaminasi

Sumber : La Dou (1994)

Universitas Sumatera Utara

Page 34: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

41

Perawat yang terkena luka tusuk jarum suntik dapat terpajan patogen darah

yang menimbulkan infeksi, perawat mengalami insiden luka tusuk jarum suntik

tertinggi diantara petugas rumah sakit lainnya. Patogen darah yang dapat

menimbulkan infeksi meliputi virus Hepatitis B (HBV), virus Hepatitis C (HCV),

Human immunodefisiensi virus (HIV), dan lebih dari 20 jenis patogen darah

lainnya. Risiko terjangkit infeksi HBV 30%, HCV 10%, dan HIV 0,3% (ICN,

2000).

Menurut Wilburn (2004) dalam Naphole (2009) infeksi Hepatitis B

merupakan risiko okupasional yang paling sering terjadi pada perawat, tingkat

risiko seorang perawat terinfeksi Hepatitis B di tempat kerja berhubungan dengan

tingkat kontak darah dan status e-Antigen Hepatitis B (HBeAg) darah tersebut.

Sebagaimana diketahui CDC mencatat bahwa perawat yang terkena luka tusuk

jarum suntik dan terkontaminasi darah dengan HBsAg positif dan HBeAg negatif

mempunyai risiko hepatitis klinis 1% hingga 6% dengan serokonversi 23% hingga

37% sedangkan kontaminasi darah dengan HBsAg negatif dan HBeAg positif

mempunyai risiko hepatitis klinis 22% hingga 33% dengan serokonversi 37%

hingga 62%. Konteks luka tusuk jarum suntik risiko penularan HBV diperkirakan

60 kali lebih besar jika carrier berstatus HBeAg positif dibandingkan carrier

dengan HBeAg negatif. Penularan HBV mempunyai risiko 10 kali lebih besar dari

penularan HIV.

Insiden serokonversi anti virus Hepatitis C pasca pajanan terhadap sumber

penularan virus Hepatitis C (HCV) positif adalah 1,8%. Exposure Prevention

Information Network (EPINet) pada tahun 2003 menginformasikan bahwa terjadi

Universitas Sumatera Utara

Page 35: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

42

laju konversi 0,85% pada luka tusuk jarum suntik terkontaminasi oleh HCV,

penularan HCV jarang sekali terjadi pada selaput lendir yang terpajan darah dan

juga belum pernah terdokumentasi pada pajanan kulit yang tidak intak terhadap

darah. Gejala klinis terinfeksi HCV tidak segera terjadi pasca luka tusuk jarum

suntik atau Needlestick Injury (NSI). Penelitian CDC menunjukkan bahwa

diperlukan waktu bertahun-tahun sampai Hepatitis C menggejala pada seseorang,

oleh karena itu sesudah 10-20 tahun atau lebih penyakit ini baru terdiagnosis.

Sebanyak 80% dari perawat yang terinfeksi HCV melalui luka tusuk jarum suntik

atau NSI berkembang menjadi hepatitis kronik berisiko terhadap sirosis hati dan

kanker hati sehingga memungkinkan untuk pencangkokan hati (CDC, 2001).

Risiko terjangkit HIV pada luka tusuk jarum suntik terpajan darah HIV positif

tidak besar, Beltrami memperkirakan risiko penularan HIV pasca pajanan melalui

luka di kulit akibat terpajan darah HIV positif sekitar 0,3%. The Health Protection

Agency (HPA) di Inggris pada tahun 1993 melaporkan 5 kasus infeksi HIV pasca

pajanan okupasi di sarana pelayanan kesehatan (Naphole, 2009).

2.5 Pencegahan Luka Tusuk Jarum

Benda tajam sangat berisiko untuk menyebabkan perlukaan sehingga

meningkatkan terjadinya penularan penyakit melalui kontak darah misalnya

penularan infeksi HBV, HCV, dan HIV di sarana kesehatan. Penularan penyakit

infeksi tersebut sebagian besar disebabkan kecelakaan yang dapat dicegah, yaitu

tertusuk jarum suntik dan perlukaan oleh alat tajam lainnya (Depkes, 2003).

Kecelakaan yang sering terjadi pada prosedur penyuntikan adalah saat perawat

berusaha memasukkan kembali jarum suntik bekas pakai ke dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 36: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

43

tutupnya(Recapping). Oleh karena itu, sangat tidak dianjurkan untuk melakukan

penutupan kembali jarum suntik tersebut, melainkan langsung saja di buang ke

tempat penampungan sementara tanpa menyentuh atau memanipulasi bagian

tajamnya seperti dibengkokkan, dipatahkan, atau ditutup kembali. Jika jarum

terpaksa ditutup kembali (recapping), gunakan cara penutupan jarum dengan

menggunakan metode satu tangan untuk mencegah jari tertusuk jarum (Depkes,

2003). Sebelum dibawa ketempat pembuangan akhir atau tempat pemusnahan

makan diperlukan suatu wadah penampungan sementara yang bersifat kedap air

atau tidak mudah bocor serta kedap tusukan. Wadah penampungan jarum suntik

bekas pakai harus ditutup dan diganti setelah ¾ bagian terisi dengan limbah benda

tajam, dan setelah ditutup tidak dapat dibuka kembali sehingga ini tidak tumpah

(Depkes, 2003).

Gambar 2.9 Cara melakukan recapping jarum suntik dengan satu tangan

Sumber : Depkes (2010).

Universitas Sumatera Utara

Page 37: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

44

2.6 Faktor – Faktor Terjadinya Luka Tusuk Jarum atau Benda Tajam

Lainnya

Menurut CDC (2004) faktor yang berkonstribusi dalam menyebabkan luka

tusuk jarum, yaitu :

1. Jenis alat suntik meliputi (jarum hipodermik, jarum jahit, winged steel needles

(butterfly), pisau bedah, jarum phledotomi, dan catheter).

2. Cara kerja seperti : menutup kembali suntik dengan tutupnya menggunakan

dua tangan, pada saat melakukan penyuntikan, teknik pengoperan alat yang

salah, dan pada saat pembuangan benda tajam.

3. Peralatan yang tidak sempurna.

4. Kurangnya jumlah petugas kesehatan.

5. Pelatihan/Training yang minim.

6. kurang waspada terhadap hazard jarum suntik.

Ng (2007) menyatakan bahwa minimnya pengetahuan petugas kesehatan

mengenai penyakit yang ditimbulkan oleh patogen dari cairan tubuh atau darah,

dan kewaspadaan universal merupakan faktor penentu terjadinya needlestick

injury. Hasil penelitian Ismail (2009) menyatakan bahwa faktor yang mendasari

terjadinya luka tusuk jarum ialah pengetahuan petugas kesehatan terhadap luka

tusuk jarum suntik, prosedur kerja, pemberlakuan kewaspadaan universal, dan

kepatuhan pelaksanaan kewaspadaan universal.Menurut Forley (2003)

menegaskan bahwa alat suntik yang lebih aman bersama-sama dengan

pengetahuan petugas kesehatan serta pengendalian cara kerja dapat mengurangi

terjadinya luka tusuk jarum suntik hingga 90%.

Universitas Sumatera Utara

Page 38: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

45

2.6.1 Pengetahuan

Menurut Endsley (1995) dalam Hermana (2006) minimnya pengetahuan

mengenai tempat kerja berdampak pada kewaspadaan petugas kesehatan.

Penyebab dari minimnya pengetahuan seorang petugas kesehatan dikarenakan

kurangnya pengalaman, orientasi yang tidak adekuat, pelatihan awal yang tidak

baik atau pelatihan penyegaran yang kurang, serta pemahaman petugas kesehatan

dalam menjalani tugas. Menurut Ng (2007) pengetahuan merupakan kemampuan

seorang perawat dalam mengevaluasi suatu kejadian yang tidak dikehendaki, oleh

karena itu perawat yang memiliki pengetahuan yang tinggi tidak mengalami risiko

luka tusuk jarum sebaliknya perawat yang memiliki pengetahuan yang minim

rentan terhadap kejadian luka tusuk jarum.

2.6.2 Standar Kerja

Standar kerja adalah suatu perangkat intruksi atau langkah kegiatan yang

dibakukan untuk memenuhi kebutuhan tertentu klien, merupakan tata cara atau

tahapan yang harus dilalui dalam suatu proses kerja tertentu, yang dapat diterima

seseorang yang berwenang atau yang bertanggung jawab untuk mempertahankan

tingkat penampilan atau kondisi tertentu sehingga suatu kegiatan dapat

diselesaikan secara efektif dan efisien (Depkes, 2005b). Dalam melakukan tugas

menyuntik atau pengambilan darah perawat mengahadapi risiko luka tusuk jarum

dan berdampak pada penyakit infeksi, oleh karena itu perawat dan petugas

kesehatan lainnya memerlukan jaminan keselamatan kerja. CDC mengeluarkan

panduan kewaspadaan universal pada tahun 1985, selanjutnya dikembangkan dan

diterapkan oleh pihak rumah sakit dalam bentuk prosedur kerja sebagai acuan

Universitas Sumatera Utara

Page 39: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

46

dalam mencegah luka tusuk jarum dan dampak infeksi pada perawat dan petugas

kesehatan lainnya (Intan, 2013). Tujuan umum Standar Prosedur Operasional

adalah untuk mengarahkan kegiatan asuhan keperwatan untuk mencapai tujuan

yang efisien dan efektif sehingga konsisten dan aman dalam rangka meningkatkan

mutu pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku. Tujuan Khusus Standar

Prosedur Operasional adalah (Depkes, 2005b) :

1. Menjaga konsistensi tingkat penampilan kerja atau kinerja.

2. Meminimalkan kegagalan, kesalahan dan kelalaian.Merupakan parameter

untuk menilai mutu kinerja dan pelayanan.

3. Memastikan penggunaan sumber daya secara efisien dan efektif.

4. Menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas terkait.

5. Mengarahkan pendokumentasian yang adequat dan akurat.

Fungsi Standar Prosedur Operasional adalah (Depkes, 2005b):

1. Memperkuat tugas petugas atau tim.

2. Sebagai dasar hukum dan etik bila terjadi penyimpangan.

3. Mengetahui hambatan.

4. Mengarahkan untuk disiplin dalam kerja.

5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.

2.6.3 Keterampilan

Keterampilan yang tinggi mencerminkan adanaya koordinasi yang efisien

anatar pikiran, fungsi alat indra dan otot-otot tubuh, meskipun perawat memiliki

keterampilan yang baik kemungkinan untuk terjadinya kecelakaan masih tetap ada.

Universitas Sumatera Utara

Page 40: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

47

Oleh karena itu upaya keselamatan harus tetap di laksanakan secara

berkesinsambungan (Hermana, 2006).

2.6.4 Pelatihan/Training

Pelatihan merupakan elemen penting dalam program pengendalian bahaya

yang merupakan bagian dari program keselamatan dan kesehatan kerja yang

dilakukan secara komprehensif di tempat kerja. pelatihan secara signifikasn

(99,9%) dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan dalam menangani kecelakaan.

Perawat yang tidak mengikuti pelatihan mempunyai risiko luka tusuk jarum yang

lebih tinggi dibanding perawat yang mengikuti pelatihan (Ismail et all, 2009).

2.6.5 Kewaspadaan Universal

Kewaspadaan universal merupakan bagian dari upaya pengendalian

infeksi di sarana pelayanan kesehatan, penerapan kewaspadaan universal

didasarkan pada keyakinan bahwa darah dan cairan tubuh sangat berpontensial

menularkan penyakit, baik yang berasal dari pasien maupun petugas kesehatan

(Depkes, 2010).Prinsip utama kewaspadaan universal ialah menjaga hiegine

sanitasi individu, hiegine sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip

tersebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok, yaitu :

1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang.

2. Pemakaian alat pelindung diri (APD) di antaranya pemakaian sarung tangan

yang berguna dalam mencegah kontak dengan darah serta cairan infeksius

yang lain.

3. Pengelolaam alat kesehatan bekas pakai.

4. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah terjadinya perlukaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 41: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

48

5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan. (Depkes, 2010)

2.6.5.1 Cuci Tangan

Mikroorganisme pada kulit dapat diklasifikasikan dalam 2 (dua)

kelompok, yaitu : flora residen dan flora transien. Flora residen merupakan

mikroorganisme yang secara konsisten dapat diisolasi dari tangan tidak mudah

dihilangkan dengan gesekan mekanis, sedangkan flora transien atau flora

kontaminasi merupakan mikroorganisme yang jenisnya tergantung dari

lingkungan tempat kerja, mikroorganisme ini dapat dengan mudah dihilangkan

dari permukaan dengan gesekan mekanis dan pencucian dengan menggunakan

sabun atau deterjen oleh karena itu, cuci tangan merupakan cara pencegahan

infeksi yang sangat penting. Cuci tangan seharusnya dilakukan dengan benar

sebelum dan setelah melakukan tindakan perawatan walaupun menggunakan

sarung tangan atau alat pelindung lainnya yang bertujuan untuk menghilangkan

atau mengurangi mikroorganisme yang ada di tangan sehingga penyebaran

penyakit dapat dikurangi dan lingkungan dapat terjaga dari infeksi (Depkes,

2010).

Menurut Depkes (2010) ada 3 (tiga) cara cuci tangan yang dilakukan

sesuai dengan kebutuhan, yaitu :

1. Cuci tangan hieginik atau rutin berguna untuk mengurangi kotoran dan flora

yang ada di tangan dengan menggunakan sabun atau deterjen.

2. Cuci tangan aseptik dapat dilakukan sebelum tindakan aseptik pada pasien

dengan menggunakan antiseptik.

Universitas Sumatera Utara

Page 42: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

49

3. Cuci tangan bedah (surgical handscrub) dilakukan sebelum tindakan bedah,

dengan antiseptik dan sikat steril.

Indikasi dalam mencuci tangan dapat dilakukan menjadi 2 (dua) tahap,

yaitu sebelum melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan secara bersih dan

setelah melakukan tindakan yang kemungkinan terjadi pencemaran, seperti

(Depkes, 2010) :

1. Sebelum melakukan tindakan, seperti saat akan memeriksa (kontak langsung

dengan pasien), saat akan menggunakan sarung tangan steril atau sarung

tangan yang telah didesinfeksi tingkat tinggi (DTT) untuk melakukan suatu

tindakan, saat akan menggunakan peralatan yang telah di-DTT, dan saat

melakukan injeksi.

2. Setelah melakukan tindakan, yang kemungkinan terjadi pencemaran seperti

setelah menerima pasien, setelah memegang alat – alat bekas pakai dan bahan

– bahan lain yang berisiko terkontaminasi, dan setelah melepaskan sarung

tangan (cuci tangan sesudah melepaskan sarung tangan, perlu dilakukan

karena ada kemungkinan sarung tangan berlubang atau robek).

2.6.5.2 Alat Pelindung Diri (APD)

Alat pelindung diri (APD) digunakan untuk melindungi kulit dan selaput

lendir petugas kesehatan dari risiko pajanan darah, semua jenis cairan tubuh,

sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh, dan selaput lendir pasien. Jenis tindakan

berisiko mencakup tindakan rutin, tindakan bedah, otopsi, atau perawatan gigi

(Depkes, 2010). Tidak semua alat pelindung diri (APD) tubuh harus digunakan,

jenis pelindung tubuh yang perlu digunakan tergantung pada jenis tindakan atau

Universitas Sumatera Utara

Page 43: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

50

kegiatan yang akan dikerjakan seperti : untuk tindakan bedah minor APD yang

dipergunakan cukup sarung tangan steril atau DTT saja, tetapi jika jenis kegiatan

seperti kegiatan operatif di kamar operasi atau melakukankegiatan pertolongan

persalinan sebaiknya semua pelindung tubuh dipergunakan oleh petugas

kesehatan guna untuk mengurangi kemungkinan terpajan darah atau cairan tubuh

lainnya.

1. Sarung Tangan

Penggunaan sarung tangan bertujuan untuk melindungi tangan dari kontak

secara langsung dengan darah, semua jenis cairan tubuh, sekret, ekskreta,

kulit yang tidak utuh, selapaut lendir pasien dan benda yang terkontaminasi.

Menurut Depkes (2010) sarung tangan dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu :

a. Sarung tangan bersih merupakan sarung tangan yang didisinfeksi tingkat

tinggi, dan digunakan sebelum tindakan rutin pada kulit dan selaput

lendir misalnya tindakan medik pemeriksaan dalam, merawat luka

terbuka, sarung tangan bersih dapat digunakan untuk tindakan bedah bila

tidak ada sarung tangan steril.

b. Sarung tangan steril merupakan sarung yang disterilkan dan harus

digunakan pada tindakan bedah, bila tidak tersedia sarung tangan steril

baru dapat digunakan sarung tangan yang didisinfeksi tingkat tinggi.

c. Sarung tangan rumah tangga terbuat dari latex atau vinil yang tebal

seperti sarung tangan yang biasa digunakan untuk keperluan rumah

tangga, sarung tangan rumah tangga dipakai pada waktu membersihkan

alat kesehatan.

Universitas Sumatera Utara

Page 44: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

51

Menurut Depkes (2010), perlu digunakan sarung tangan ganda pada

keadaan khusus seperti :

1. Tindakan yang memakan waktu lama (lebih dari 60 menit) atau melakukan

tindakan operasi di area sempit dengan kemungkinan benar robekan

sarung tangan oleh alat tajam seperti : jarum, gunting atau penjempit.

2. Tindakan yang berhubungan dengan jumlah darah atau cairan tubuh yang

banyak seperti : operasi cesar, dan persalinan.

3. Bila memakai sarung tangan pakai ulang yang seharusnya sekali pakai.

2. Pelindung Wajah (masker dan kacamata)

Pelindung wajah terdiri dari 2 (dua) macam pelindung yaitu masker dan

kacamata dengan berbagai macam bentuk yaitu ada yang terpisah dan ada

pula yang menjadi satu, pemakaian pelindung wajah tersebut dimaksudkan

untuk melindungi selaput lendir hidung, mulut dan mata selama melakukan

tindakan atau perawatan pasien yang memungkinkan terjadi percikan darah

dan cairan tubuh lain, termasuk tindakan bedah.

3. Penutup Kepala

Tujuan pemakaian penutup kepala bertujuan untuk mencegah jatuhnya

mikroorganisme yang ada dirambut dan kulit kepala petugas terhadap alat–

alat atau daerah steril dan juga sebaliknya untuk melindungi kepala/rambut

petugas kesehatan dari percikan bahan – bahan dari pasien. Pada keadaan

tertentu misal pada saat pembedahan atau diruang rawat intensif (ICU)

petugas kesehatan maupun pasien harus menggunakan penutup kepala yangan

menutupi kepala dengan baik.

Universitas Sumatera Utara

Page 45: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

52

4. Gaun/Baju Pelindung

Gaun pelindung atau celemek merupakan salah satu jenis pakaian kerja

seperti : diketahui bahwa pakaian kerja dapat berupa seragam kerja, gaun

bedah, jas laboratorium dan celemek. Jenis bahan dapat berupa bahan tembus

cairan dan bahan tidak tembus cairan, tujuan pemakaian gaun pelindung

untuk melindungi petugas kesehatan dari kemungkinan percikan darah atau

cairan tubuh lain yang dapat mencemari baju atau seragam. Gaun pelindung

steril digunakan oleh ahli bedah dan para asisten pada saat melakukan

pembedahan, sedangkan gaun non-steril digunakan di berbagai unit yang

berisiko tinggi misalnya pengunjung kamar bersalin, ruang pulih di kamar

bedah, ruang rawat intensif (ICU), rawat darurat, dan kamar bayi.

5. Sepatu Pelindung

Sepatu khusus digunakan oleh petugas kesehatan yang bekerja di ruang

tertentu misalnya ruang bedah, laboratorium, ICU, dan ruang isolasi. Sepatu

hanya diperbolehkan pada ruangan tersebut dan tidak boleh dipergunakan ke

ruangan lainnya, tujuan pemakaiannya untuk melindungi kaki petugas

kesehatan dari tumpahan/percikan darah atau cairan tubuh lainnya dan

mencegah dari kemungkinan tusukan benda tajam atau kejatuhan alat

kesehatan. Sepatu harus menutupi seluruh ujung dan telapak kaki dan tidak

dianjurkan menggunakan sandal atau sepatu terbuka dan seharusnya terbuat

dari bahan yang mudah dicuci dan tahan tusukan misalnya karet atau plastik.

Universitas Sumatera Utara

Page 46: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

53

2.6.5.3 Pengelolaan Alat Kesehatan

1. Dekontaminasi, dekontaminasi merupakan langkah awal dalam

menangani alat bedah dan sarung tangan yang tercemar setelah alat

digunakan, alat harus direndam dalam larutan klorin 0,5% selama 10

menit. Langkah ini bertujuan untuk mencegah penyebaran infeksi alat

kesehatan atau suatu permukaan benda, menginaktivasi virus, dan dapat

mengamankan perawat yang membersihkan alat tersebut dari risiko

penularan.

2. Pencucian, setelah melakukan dekontaminasi, lakukan pembersihan

dengan mencuci alat-alat kesehatan tersebut. Alat-alat kesehatan dicuci

dengan menggunakan deterjen netral dan air, perawat yang melakukan hal

ini diwajibkan menggunakan sarung tangan. Pada alat yang tidak

terkontaminasi dengan cairan atau darah seperti infuse pump, tensimeter,

dan lain-lain cukup dilap menggunakan larutan deterjen dan sikat.

3. Desinfeksi dan Sterilisasi

1. Desinfeksi merupakan proses untuk menghilangkan sebagian atau

semua mikroorganisme dari alat kesehatan kecuali endospora bakteri.

Biasanya hal ini dilakukan dengan menggunakan cairan kimia,

pasteurisasi atau perebusan. Beberapa jenis-jenis desinfeksi, yaitu :

a. Desinfeksi kimiawi : alkohol, klorin, formaldehid, glutardehid,

hidrogen peroksida, yodifora, asam parasetat, fenol, ikatan

auronimum kuartener.

Universitas Sumatera Utara

Page 47: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

54

b. Desinfeksi fisik : radiasi dengan ultraviole, pasteurisasi, dan

menggunakan mesin desinfektor (flushing and washer desinfector).

c. Desinfeksi tingkat tinggi (DTT), merupakan alternatif

penatalaksanaan alat kesehatan apabila sterilisasi tidak tersedia atau

tidak mungkin dilaksanakan. DTT dapat membunuh semua

mikroorganisme termasuk Hepatitis B dan HIV, namun tidak dapat

membunuh endospora dengan sempurna. Cara melakukan DTT

anatara lain : 1). Merebus dalam air mendidih selama 20 menit, 2).

Rendam dalam desinfektan kimiawi seperti glutaraldehid, dan

formaldehid 8%, dan 3). DTT dengan uap (steamer).

2. Sterilisasi merupakan proses menghilangkan seluruh mikroorganisme

dari alat kesehatan termasuk endospora bakteri. Sterilisasi dapat

dilakukan dengan cara :

a. Sterilisasi fisik, seperti pemanasan basah, pemanasan kering,

radiasi sinar gamma, dan filtrasi.

b. Sterilisasi kimiawi, menggunakan bahan kimia dengan cara

merendam (misalnya dalam larutan glutaraldehid) dan menguapi

dengan gas kimia (diantaranya dengan gas etilin oksida).

4. Penyimpanan

Dari cara penyimpanan dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :

1. Alat yang dibungkus, selama peralatan masih terbungkus semua alat

steril dianggap tetap steril. Untuk penyimpanan yang optimal, simpan

bungkusan steril dalam lemari tertutup di bagian yang tidak terlalu

Universitas Sumatera Utara

Page 48: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

55

sering di jamah, suhu udara sejuk, dan kering atau kelembapan

rendah.

2. Alat yang tidak terbungkus,alat yang tidak terbungkus harus

digunakan segera setelah dikeluarkan. Alat yang tersimpan pada

wadah steril dan tertutup apabila yakin tetap steril paling lama 1

minggu, tetapi jika ragu harus dilakukan sterilisasi kembali.

2.6.5.4 Pengelolaan Limbah Rumah Sakit

Secara umum limbah dapat dibedakan menjadi limbah cair dan limbah

padat, limbah padat biasanya disebut juga sampah tidak semua sampah rumah

sakit berbahaya. Petugas yang menangani sampah ada kemungkinan terinfeksi

terutama disebabkan karena luka benda tajam yang terkontaminasi (Depkes,

2010).

Menurut Depkes (2010) limbah yang berasal dari rumah sakit secara

umum dibedakan atas :

1. Limbah rumah tangga atau limbah non-medis yaitu limbah yang tidak kontak

dengan darah atau cairan tubuh sehingga disebut sebagai risiko rendah yakni

sampah – sampah yang yang dihasilkan dari kegiatan di ruang tunggu pasien

atau pengunjung, ruang administrasi, dan kebun. Sampah jenis ini meliputi

sisa makanan, sisa pembungkus makanan, plastik, dan sisa pembungkus obat.

Sampah jenis ini dapat langsung dibuang melalui pelayanan pengelolaan

sampah kota.

2. Limbah medis, yaitu bagian dari sampah rumah sakit yang berasal dari bahan

yang mengalami kontak dengan darah atau cairan tubuh pasien dan

Universitas Sumatera Utara

Page 49: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

56

dikategorikan sebagai limbah berisiko tinggi dan bersifat menularkan

penyakit. Limbah medis ini dapat berupa :

A. Limbah klinis, yaitu limbah yang berasal dari rumah sakit yang

memerlukan tanggung jawab pihak rumah saki serta memerlukan

perlakuan khusus, karena berpotensi menularkan penyakit sehingga

dikategorikan sebagai limbah berisiko tinggi. Limbah klinis dapat

berupa:

a. darah atau cairan tubuh lainnya yang mengandung darah kering

seperti perban, kassa,dan benda – benda dari kamar bedah.

b. Sampah organik misalnya jaringan, potongan tubuh, dan plasenta.

c. Benda – benda tajam bekas pakai yang memiliki sudut kurang dari 90

derajat, dapat menyebabkan luka iris atau tusuk, misalnya : jarum

suntik; kaca sediaan (preparat glass), infus set, ampul/vial obat, jarum

jahit, pisau bedah, tabung darah, pipet atau jenis gelas lainnya yang

bersifat infeksius (sediaan apus darah).

B. Limbah laboratorium, setiap jenis limbah yang berasal dari laboratorium

dikelompokkan sebagai limbah berisiko tinggi.

C. Limbah berbahaya, yaitu limbah yang mempunyai sifat beracun. Limbah

jenis ini meliputi produk pembersih, disinfektan, obat-obatan sitotoksik

dan senyawa radio aktif.

Penampungan sementara untuk setiap jenis limbah sangan diperlukan

sebelum sampah-sampah dibuang, syarat yang harus dipenuhi sebagai tempat

penampungan sementara ialah (Depkes, 2010) :

Universitas Sumatera Utara

Page 50: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

57

1. Ditempatkan pada daerah yang mudah dijangkau oleh petugas, pasien, dan

penumpang.

2. Harus memiliki penutup yang kedap air sehingga tidak mudah bocor agar

terhindar dari jangkauan serangga, tikus, dan binatang lainnya.

3. Hanya bersifat sementara tidak diperbolehkan lebih dari satu hari.

Menurut Depkes (2010), penampungan limbah di rumah sakit dibagi

menjadi 2 (dua) berdasarkan jenis limbah yang dihasilkan yaitu :

1. Penampungan limbah padat

a. Gunakan jenis wadah yang mudah dibersihkan, tidak bocor, wadah dapat

berbahan plastik atau yang paling baik berbahan logam agar tidak mudah

bocor atau korosif.

b. Dilengkapi dengan tutup, lebih baik jika tersedia wadah yang dilengkapi

dengan pedal pembuka.

c. Kosongkan wadah setiap hari atau setelah ¾ bagian dari wadah telah

penuh dan jangan memungut limbah tanpa menggunakan sarung tangan.

d. Cucilah wadah dengan menggunakan larutan desinfektan dan bilas dengan

air setiap hari atau lebih sering setelah digunakan.

e. Cucilah sarung tangan dan tangan setelah melakukan penangan terhadap

limbah medis.

2. Penampungan limbah benda tajam.

a. Tahan bocor dan tahan tusukan.

b. Harus mempunyai pegangan yang dapat dijinjing dengan menggunakan

satu tangan.

Universitas Sumatera Utara

Page 51: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

58

c. Mempunyai penutup yang tidak dapat dibuka kembali.

d. Bentuknya dirancang agar dapat digunakan dengan menggunakan satu

tangan.

e. Diganti setelah ¾ bagian dari penampungan wadah tersebut terisi dengan

limbah benda tajam.

2.6.5.5 Penatalaksanaan Luka Tusuk Jarum atau Benda Tajam Lainnya

Jika terjadi kecelakaan kerja berupa perlukaan seperti tertusuk jarum

suntik bekas pakai atau terpecik bahan infeksius (darah atau cairan tubuh) maka

perlu pengelolaan yang begitu cermat, tepat, dan efektif untuk mencegah

semaksimal mungkin terjadinya infeksi nosokomial yang tidak diinginkan. Hal

yang terpenting dengan sesegara mungkin mencuci dengan menggunakan sabun

antiseptik dan mengusahakan untuk meminimalkan kuman yang masuk ke dalam

aliran darah dengan melakukan penekanan pada bagian luka hingga darah keluar

dari bagian yang terluka, bila darah mengenai mulut maka keluarkan dengan cara

melakukan kumur – kumur dengan air beberapa kali, bila terciprat ke bagian mata

maka cucilah mata dengan menggunakan air mengalir atau garam fsiologis, dan

bila mengenai hidung hembuskan keluar hidung dan bersihkan dengan

menggunakan air (Depkes, 2010).

Tatalaksana pajanan darah di tempat kerja dan pemberian Post Exposure

Prophylaxis(PEP) disesuaikan dengan ketersediaan saranan dan kebijakan

institusi setempat, apabila memungkinkan maka dapat dilaksanakan seperti

panduan seperti dibawah ini :

Universitas Sumatera Utara

Page 52: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

59

Langkah I : Cuci

1. Tindakan darurat pada bagian yang terpajan seperti pada kulit yang terluka,

mulut, mata, dan hidung.

2. Setiap pajanan dilakukan pencatatan dan dilaporkan dalam 24 jam kepada

pihak yang berwenang yaitu atasan langsung dan panitia pengendalian infeksi

nosokomial atau panitia K3. Laporan tersebut sangat penting untuk

menemukan langkah berikutnya dengan memulai pemberian Post Exposure

Prophylaxis(PEP) setelah 72 jam untuk dianjurkan karena tidak efektif.

Langkah II : Telaah pajanan

A. Pajanan : Pajanan yang memiliki risiko penularan infeksi.

1. Perlukaan kulit.

2. Pajanan pada selaput mukosa.

3. Pajanan melalui kulit yang luka.

4. Gigitan yang berdarah.

B. Bahan pajanan : Bahan yang memberikan risiko penularan infeksi, yaitu

1. Darah.

2. Cairan bercampur darah yang kasat oleh mata.

3. Cairan yang berpontensi terinfeksi : semen, cairan vagina, cairan

serebrospinal, c. sinovia, c. Pleura, c. peritoneal, c. perickardial, dan c.

amnion.

4. Virus yang terkontaminasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 53: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

60

C. Status infeksi : Tentukan status infeksi sumber pajanan (bila belum

diketahui).

1. HbsAG postif.

2. HCV positif.

3. HIV positif.

4. Untuk sumber yang tidak dikeahui, pertimbangkan risiko yang tinggi atas

ketiga infeksi di atas.

5. Jangan melakukan pemeriksaan (laboratorium) jarum bekas.

D. Kerentanan : Tentukan kerentanan orang yang terpajan.

1. Pernahkah mendapatkan vaksinasi Hepatitis B.

2. Status aerologi terhadap HBV bila pernah mendapat vaksin.

3. Anti HCV dan ALT.

4. Antibodi HIV.

Langkah III :Post Exposure Prophylaxis(PEP) kepada terpajan yang berisiko

tinggi mendapat infeksi.

A. HBV :

1. Berikan profilaksis pasca pajanan (PPP) sesegera mungkin terutama

dalam 24 jam pertama.

2. Profilaksis pasca pajanan (PPP) boleh diberikan juga kepada ibu hamil.

B. HCV : Profilaksis pasca pajanan (PPP) tidak dianjurkan.

Universitas Sumatera Utara

Page 54: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

61

C. HIV :

1. Melalui profilaksis pasca pajanan (PPP) dalam bebetapa jam setelah

pajanan berupa pemberian ARV jangka pendek untuk risiko terjadinya

infeksi HIV pasca pajanan.

2. Profilaksis pasca pajanan (PPP) merupakan bagian dari pelaksanaan

paket kewaspadaan universal yang meminimalkan risiko penularan dari

bahan infeksius di tempat kerja.

2.6.6 Sarana Pelaksana

Sarana yang harus tersedia dalam pelaksanaan tinddakan dalam

menggunakan benda tajam berdasarkan standar peralatan dan material

yangdikeluarkan oleh Departemenkesehatan Republik Indonesia (2003), yaitu :

1. Ketersediaan tempat peralatan kecil (Bak Instrumen) minimal 2 buah dan

optimal 4 buah.

2. Ketersediaan dan kemudahan akses sharp container atau safety box sebagai

tempat penampungan jarum suntik bekas pakai dengan bahan yang tidak

bocor dan tidak mudah rusak dapat mempengaruhi dan mengurangi insiden

luka tusuk jarum (CDC, 2008). Petugas kesehatan setelah melakukan

tindakan penyuntikan seringakali tertusuk jarum saat dilakukan pembuangan

jarum dan spuit bekas pakai karena tidak tersedia tempat pembuangan yang

aman sebagai wadah pembuangan benda tajam (Hanafi, 2011). Safety box

harus terdapat lebel biohazard berwarna dasar kuning dengan tulisan merah,

minimal 2 buah dan optimal 4 buah.

Universitas Sumatera Utara

Page 55: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

62

3. Ketersediaan alat pelindung diri (APD), peralatan kerja yang menjamin

Keselamatan dan Kesehatan kerja perawat dalam memberikan pelayanan

asuhan keperawatan kepada pasien yaitu : gwon (pakaian), masker, sarung

tangan, kaca mata pelindung dan tindakan mencuci tangan. Sarung tangan

mencegah penularan patogen melalui cara kontak langsung maupun tidak

tidak langsung, beberapa alasan berikut ini untuk mengenakan sarung tangan

Potter & Perry (1999) dalam Djauhari (2013) :

a. Mengurangi kemungkinan pekerja akan memindahkan flora endogen

mereka sendiri ke pasien.

b. Mengurangi kemungkinan pekerja menjadi tempat koloniasisasi sementara

mikroorganisme yang dapat dipindahkan pada pasien lain.

c. Mengurangi kemungkinan pekerja kontak dengan organisme infeksius.

Salah satu strategi yang sudah terbukti bermanfaat dalam

pengendalian.infeksi adalah peningkatan kemampuan petugas kesehatan dalam

metode kewaspadaan dini yaitu dengan cara penanganan untuk meminimalkan

pajanan darah dan cairan tubuh dari semua pasien tanpa memperdulikan status

infeksi yang salah satunya menggunakan alat pelindung diri dan mencegah

tusukan alat atau benda tajam untuk menghindari transmisi mikroorganisme

(Idayati, 2008).

4. Tempat sampah infeksius dan non infeksius.

5. Peralatan dekontaminasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 56: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 67361... BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk …8 BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Luka Tusuk Jarum Menurut

63

2.7 Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan gambaran alur pemikiran dan memberikan

penjelasan alasan dugaan yang dibuat oleh peneliti seperti yang tercantum dalam

hipotesisi. Kerangka konsep umumnya disajikan dalam bentuk bagan, sehingga

jelas hubungan antar variabel (Saryono, 2013).

Variabel Bebas Variabel Terikat

3

4

5

Gambar 2.10Kerangka Konsep

1. Pengetahuan.

2. Standar Kerja.

3. Keterampilan

4. Pelatihan/Training

5. Kewaspadaan universal.

6. Sarana pelaksana.

Luka Tusuk Jarum atau

Benda tajam lainnya

Universitas Sumatera Utara