luka bakar

8
Luka Bakar Definisi Kerusakan/kehilangan jaringan akibat kontak dengan sumber panas, dapat berupa api, air panas, bahan kimia, listrik/petir, radiasi Kriteria diagnosis Adanya riwayat trauma termal, pada bagian tubuh tertentu, dapat disertai trauma inhalasi ataupun trauma penyerta lainnya, maka perlu diperiksa kemungkinan cedera pada organ atau bagian tubuh yang lain. Perubahan Fisiologi Perubahan mikrosirkulasi yang terjadi diantaranya vasodilatasi arteriol. Timbul mediator endogen meningkatkan permeabilitas kapiler yang menyebabkan edema dan hipoproteinemia. Hipoproteinemia menyebabkan berpindahnya cairan dari intravaskuler ke interstisial. Permasalahan awal yang serius dan harus cepat didiagnosis adalah adanya cedera inhalasi. Cedera ini merupakan gangguan mukosa saluran nafas akibat paparan atau kontak dengan sumber termis, umumnya disebabkan oleh api, terperangkap di ruang tertutup,atau terpapar zat kimia. Ciri yang harus dilihat adalah adanya bulu hidung yang terbakar atau adanya jelaga di hidung. Kulit yang terbakar mengakibatkan barrier terhadap mikroorganisme berkurang, regulasi suhu tubuh terganggu dan dapat terjadi eksudasi cairan. Fase Luka Bakar 1. Fase awal/akut/syok Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, akibat cedera termis sistemik dan gangguan perfusi oksigen 2. Fase subakut Masalah kehilangan jaringan yang menyebabkan reaksi inflamasi, meningkatnya kerentanan terhadap infeksi, hipermetabolisme dan masalah penutupan luka. 3. Fase lanjut Masalah jaringan parut hipertrofik dan kontraktur sebagai penyulit . Zona kerusakan jaringan 1. Zona Koagulasi/Nekrosis Adalah daerah yang langsung mengalami kerusakan (koagulasi protein) karena luka bakar, disebut juga zona nekrosis.

Upload: gilang-purnama-alam

Post on 07-Nov-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

okeeee

TRANSCRIPT

Luka Bakar

DefinisiKerusakan/kehilangan jaringan akibat kontak dengan sumber panas, dapat berupa api, air panas, bahan kimia, listrik/petir, radiasi

Kriteria diagnosisAdanya riwayat trauma termal, pada bagian tubuh tertentu, dapat disertai trauma inhalasi ataupun trauma penyerta lainnya, maka perlu diperiksa kemungkinan cedera pada organ atau bagian tubuh yang lain.

Perubahan FisiologiPerubahan mikrosirkulasi yang terjadi diantaranya vasodilatasi arteriol. Timbul mediator endogen meningkatkan permeabilitas kapiler yang menyebabkan edema dan hipoproteinemia. Hipoproteinemia menyebabkan berpindahnya cairan dari intravaskuler ke interstisial. Permasalahan awal yang serius dan harus cepat didiagnosis adalah adanya cedera inhalasi. Cedera ini merupakan gangguan mukosa saluran nafas akibat paparan atau kontak dengan sumber termis, umumnya disebabkan oleh api, terperangkap di ruang tertutup,atau terpapar zat kimia. Ciri yang harus dilihat adalah adanya bulu hidung yang terbakar atau adanya jelaga di hidung.Kulit yang terbakar mengakibatkan barrier terhadap mikroorganisme berkurang, regulasi suhu tubuh terganggu dan dapat terjadi eksudasi cairan.

Fase Luka Bakar1. Fase awal/akut/syokGangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, akibat cedera termis sistemik dan gangguan perfusi oksigen2. Fase subakutMasalah kehilangan jaringan yang menyebabkan reaksi inflamasi, meningkatnya kerentanan terhadap infeksi, hipermetabolisme dan masalah penutupan luka.3. Fase lanjutMasalah jaringan parut hipertrofik dan kontraktur sebagai penyulit .Zona kerusakan jaringan1. Zona Koagulasi/NekrosisAdalah daerah yang langsung mengalami kerusakan (koagulasi protein) karena luka bakar, disebut juga zona nekrosis.2. Zona StatisAdalah daerah yang langsung berada di luar zona koagulasi. Di daerah ini terjadi kerusakan endotel pembuluh darah, trombosit dan leukosit sehingga terjadi gangguan perfusi (no flow phenomena) diikuti perubahan permeabilitas kapiler dan respon inflamasi lokal. Proses ini berlangsung 12-24 jam pasca cedera. Zona HiperemiDaerah diluar zona stasis yang ikut mengalami reaksi vasodilatasi tanpa banyak melibatkan reaksi seluler. Dapat mengalami penyembuhan spontan atau berubah menjadi zona statis bila terapi tidak adekuat.

Penyebab Luka Bakar1. Scald BurnsLuka karena uap panas, biasanya terjadi karena air panas, merupakan kebanyakan penyebab luka bakar pada masyarakat. Air pada suhu 60C menyebabkan luka bakar parsial atau dalam dengan waktu hanya dalam 3 detik. Pada 69C, luka bakar yang sama terjadi dalam 1 detik.2. Flame BurnsLuka terbakar adalah mekanisme kedua tersering dari injuri termal. Meskipun kejadian injuri disebabkan oleh kebakaran rumah telah menurun seiring penggunaan detektor asap, kebakaran yang berhubungan dengan merokok, penyalahgunaan penggunaan cairan yang mudah terbakar, tabrakan kendaraan bermotor dan kain terbakar oleh kompor atau pemanas ruangan juga bertanggung jawab terhadap luka terbakar.3. Flash BurnsFlash burnsadalah berikutnya yang paling sering. Ledakan gas alam, propan, butane, minyak destilasi, alkohol dan cairan mudah terbakar lain seperti aliran listrik menyebabkan panas untuk periode waktu. Flash burns memiliki distribusi di semua kulit yang terekspos dengan area paling dalam pada sisi yang terkena.4. Contact BurnsLuka bakar kontak berasal dari kontak dengan logam panas, plastik, gelas atau bara panas. Kejadian ini terbatas. Balita yang menyentuh atau jatuh dengan tangan menyentuh setrika, oven dan bara kayu menyebabkan luka bakar yang dalam pada telapak tangan.5. Chemical BurnLuka bakar yang diakibatkan oleh iritasi zat kimia, apakah bersifat asam kuat atau basa kuat. Kejadian ini sering pada karyawan industri yang memakai bahan kimia sebagai bagian dari proses pengolahan atau produksinya. Penanganan yang salah dapat memperluas luka bakar yang terjadi. Irigasi dengan NS (NaCl 0.9%) atau akuabides atau cairan netral lainnya adalah pertolongan terbaik, tidak dengan cara menetralisirnya.6. Electrical BurnSel yang teraliri listrik akan mengalami kematian yang bisa menjalar dari sejak arus masuk sampai bagian tubuh tempat arus keluar. Luka masuk adalah tempat aliran listrik memasuki tubuh, luka keluar adalah tempat keluarnya arus dari tubuh menuju bumi/ground. Sulit secara fisik menentukan berat ringannnya kerusakan yang terjadimengingat perlu banyak pemeriksaan klinis dan penunjang lainnya untuk mengevaluasi keadaan penderita. Gangguan jantung, ginjal, kerusakan otot sangat mungkin terjadi. Besarnya luka masuk atau luka keluar tidak berhubungan dengan kerusakan jaringan sepanjang aliran luka masuk sampai keluar. Maka dari itu setiap luka bakar listrik dikelompokan pada derajat III7. Frost BiteAdalah luka akibat suhu yang terlalu dingin. Pembuluh darah perifer mengalami vasokonstriksi hebat, terutama di ujung-ujung jari, hidung dan telinga. Fase selanjutnya akan terjadi nekrosis dan kerusakan yang permanen. Untuk tindakan pertama adalah sesegera mungkin menghangatkan bagian tubuh tersebut dengan pemanas dan gerakan-gerakan untuk memperlancar sirkulasi.Luas Luka BakarBanyak metoda perhitungan luka bakar, dari yang sederhana seperti rule of thumb, yaitu luas dihitung 1% setiap ukuran sebesar telapak tangan penderita.Luas luka bakar dinyatakan dalam % terhadap luas seluruh tubuh. Pada dewasa digunakan rumus 9. yaitu, luas kepala dan leher, dada, punggung, perut, pinggang dan bokong, ekstremitas atas kanan, ekstremitas atas kiri, paha kanan, paha kiri, tungkai dan kaki kanan, serta tungkai dan kaki kiri masing-masing 9 %. Sisanya 1 persen ada daerah genital. Pada bayi digunakan rumus 10 , sedangkan pada anak digunakan rumus 10-15-20.Untuk anak: kepala dan leher 15%, badan depan dan belakang masing-masing 20%, ekstremitas atas kanan dan kiri masing-masing 10%, ekstremitas bawah kanan dan kiri masing-masing 15%.Prognosis dan penanganan ditentukan oleh dalam dan luas permukaan yang terkena, juga oleh letak luka yang terbakar, usia, dan keadaan kesehatan penderita. Daerah perineum, ketiak, leher dan tangan sulit perawatannya antara lain karena mudah mengalami kontraktur. Karena bayi dan orang lanjut usia daya kompensasinya lebih rendah, maka prognosisnya lebih buruk.

Derajat Luka BakarDikelompokan beradasarkan kedalaman kerusakan yang terjadi. Klasifikasi tradisional mengenal luka bakar derajat I, II, dan III, sedangkan sekarang digolongkan menjadi1. Superficial thickness (grd I)2. Partial thickness superficial (grd IIa)3. Partial thickness deep (grd II b)4. Full thickness (grd III)Klasifikasi dan temuan klinisDerajatIIIIII

Bagian Kulit yang RusakEpidermisEpidermis dan sebagian dermisEpidermis, dermis, dan lapisan di bawahnya

Bula-+-

DasarHiperemisMerah/pucatPutih/pucat

Eskar--+

Nyeri+, karena ujung saraf tidak terganggu+-

Berdasarkan berat ringannya luka bakar, diperoleh beberapa kategori luka bakar menurutAmericanBurn Association:1. Luka bakar berat/ kritis (major burn)1. Derajat II-III > 20% pada pasien berusia < 10 tahun atau diatas 50 thn.2. Derajat II- III > 25 % pada kelompok usia selain yang disebutkan pada butir pertama3. Luka bakar pada muka, telinga tangan, kaki dan perineum4. Adanya cedera pada jalan napas tanpa memperhitungkan luas luka bakar.5. Luka bakar listrik tegangan tinggi6. Disertai trauma lainnya7. Pasien-pasien dengan resiko tinggi

2. Luka bakar sedang/moderate1. Luka bakar dengan luas 15-25 % pada dewasa, dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %.2. Luka bakar dengan luas 10-20% pada anak usia kurang 10 thn atau dewasa lebih dari 40 thn, dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %.3. Luka bakar dengan derajat III kurang dari 10 % pada anak maupun dewasa yang tidak mengenai muka, tangan, kaki dan perineum.3. Luka bakar ringan1. Luka bakar dengan luas kurang dari 15 % pada orang dewasa.2. Luka bakar dengan luas kurang dari 10 % pada anak-anak3. Luka bakar dengan luas kurang dari 2 % pada segala usia yang tidak mengenai muka, tangan, kaki, perineum.Pemeriksaan penunjangPemeriksaan laboratorium darah yaitu darah rutin, ureum kreatinin, elektrolit, GDS dan analisa gas darah merupakan data dasar untuk menilai dan diagnosis awal keadaan penderita.Pada pemeriksaan radiologi foto thoraks, apabila dicurigai adanya trauma inhalasi, dan pasca pemasangan CVPPemeriksaan kultur dan resistensi tesPenatalaksanaan

Pre-hospital1. Sedapat mungkin penanganan ABC (sesuai ATLS)2. Jauhkan darisumberluka bakar3. Ingatkan pada orang yang terbakarjangan lari atau berdirikarena api akan lebih besar4. Padamkan apidengan disiram air, tutup kain basah atau berguling5. Bilas dengan air jikaluka bakar kimiawi, jangan dengan anti karena akan timbul reaksi panas6. Trauma listrik putuskan aliran7. Padakeracunan CObiasanya karena terjebak dalam ruangan tertutup, timbul gejala seperti pusing, sakit kepala dan muntah-muntah, terapi denganoksigen murni8. Lepaskan pakaian dan perhiasan9. Early cooling, siram air10. Jangan es/ice-pack !11. Luka bakar kimia : irigasi sebanyak-banyaknya, jangan netralisir.12. Luka bakar listrik : padamkan sumber, gunakannon-conducting.Penanganan di EmergensiTindakan penyelamatan jiwa sesuai dengan prosedur ATLS (Advanced Trauma Life Support). Penanganan:1. Bebaskan jalan nafas, perhatikan kemungkinan udem laring.2. Oksigen lembab 5 liter/mnt3. Resusitasi cairan sesuai formula Baxter-Parkland,4. Monitoring tanda-tanda vital, diuresis dari waktu ke waktu5. Pemasangan CVP bila luas luka bakar 40 %, dengan nilai normal pada fase akut adalah 0 2 cmH206. NGT apabila diperlukan,7. Kateter untuk monitoring diuresis8. Antitetanus profilaksis9. Antibiotik spektrum luas10. Analgetik, bila perlu golongan narkotik dengan pengawasan ketat11. Debridement dalam narkose bila keadaan umum pasien sudah stabil. Tindakan debridemen dapat diulangi sesuai kondisi pasien12. Penutupan defek dengan skin grafting13. Perawatan luka dengan antibiotik topikal (silversulfadiazine, MEBO,dll)Indikasi rawat :1. Derajat 2 > 15% pada dewasa, > 10% pada anak2. Derajat 2 pada muka, tangan, kaki, perineum, atau persendian3. Derajat 3 > 2% dewasa, setiap derajat 3 pada anak berapapun luasnya4. Disertai trauma jalan nafas, luka listrik dan komplikasi lainPerawatan RSApabila termasuk kriteria luka bakar sedang dan berat (sesuai American Burn Association) maka pasien dirawat :1. Di burn unit bila tersedia2. Rawat inap biasa/isolasi bila burn unit tidak tersedia3. Dirawat di ICU sampai kondisinya stabil. Kemudian dapat dipindahkan ke burn unit bila tersedia.4. Tindakan definitif berupa5. Debridement ulang, escarotomi/escarectomy6. Penutupan defek dengan STSG/FTSG7. FisioterapiResusitasi CairanFormula resusitasi cairanbukansuatu patokan mutlak monitoring klinis dari waktu ke waktu lebih penting.1. Formula Evans-Brooke

1(0,5) ml/kgBB/%LB darah (koloid)1 (1,5) ml/kgBB/%LB saline(elektrolit)2000 ml glukosaMonitoring : diuresis (>50 (30-50) ml/jam)CVP (>+2)Hb Ht2. Formula Baxter (Parkland)

4 ml/kgBB/%LB ringer lactate/asetatMonitoring :diuresis 50 100 ml/jam,CVP (>+2 ),Hb-Ht50 % diberikan pada 8 jam pertama50 % sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnyaWaktu dihitung sejak kejadian, bukan saat mulai pemberian cairan.Debridement

IndikasiDebridement luka bakar diindikasikan pada luka bakar yang dalam misalnya luka bakardeep-dermal dan subdermal. Luka bakar yang dalam ini ditandai dengan permukaan yang keputihan, merah, kecoklatan, kuning atau bahkan kehitaman dan tidak adanyacapillary refillataupun sensibilitas kulit.Kontraindikasi Operasi Kondisi fisik yang tidak memungkinkan Gangguan pada proses pembekuan darah Tidak tersedia donor yang cukup untuk menutup permukaan terbuka (raw surface) yang timbul.1Tehnik Operasi1. Informed consent2. Posisi terlentang dalam narkosa umum3. Cuci luka dengan Normal Saline (NaCl 0.9 %) sambil dilakukan nekrotomi & bullektomi hingga bersih (debridement)4. Keringkan dengan kasa steril5. Oleskan Silver Sulfadiazin (SSD)/ Dermazin/ Burnazin6. Bebat dengan kassa lembab diseluruh area luka bakar7. Dapat juga dilakukan perawatan luka terbukan dengan MEBO (moist exposure burn ointment - berupa salep)Perawatan pasca debridementBalutan awal harus dipertahankan selama 3-7 hari, kecuali timbul rasa sakit, berbau, basah dan komplikasi lain yang dapat muncul. Ketika melepaskan balutan, perlengketan diatasi dengan normal saline untuk mengurangi perlengketan. Apabila terdapat hematoma atau seroma pada saat ganti balutan, atasi dengan membuat insisi kecil pada daerah yang paling menonjol dan keluarkan isinya