lporan pmindahan scr aseptik

19
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI TEKNIK PEMINDAHAN MIKROORGANISME SECARA ASEPTIK Oleh : Ira Nailas Saadah (081014097) Selva Rosyta Dewi (081014099) Muhammad Naufal (081014100) Hendra Febryanto (081014103) Nur Apriana (081014106) Hakimah (081014107) Diaz Rizka Darisa (081014111) Indira Faya Nirwana (081014114) Dosen Asistensi : Bu Tri Nurhariyati, S.Si, MKes. PROGRAM STUDI BIOLOGI DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2011

Upload: muhammad-rizki-husni

Post on 27-Oct-2015

101 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

oke

TRANSCRIPT

Page 1: Lporan Pmindahan Scr Aseptik

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

TEKNIK PEMINDAHAN MIKROORGANISME

SECARA ASEPTIK

Oleh :

Ira Nailas Saadah (081014097)

Selva Rosyta Dewi (081014099)

Muhammad Naufal (081014100)

Hendra Febryanto (081014103)

Nur Apriana (081014106)

Hakimah (081014107)

Diaz Rizka Darisa (081014111)

Indira Faya Nirwana (081014114)

Dosen Asistensi :

Bu Tri Nurhariyati, S.Si, MKes.

PROGRAM STUDI BIOLOGI

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2011

Page 2: Lporan Pmindahan Scr Aseptik

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikroorganisme terdapat di mana-mana, oleh karena itu mikroorganisme luar

yang tidak dikehendaki dapat masuk ke dalam biakan murni melalui aliran udara,

kontak tangan yang tercemar, atau melalui tersentuhnya media atau permukaan

tabung bagian dalam oleh benda yang belum disterilkan.

Untuk mencegah mikroorganisme luar yang tidak dikehendaki masuk ke

dalam biakan murni, perlu digunakan teknik aseptik, dimana semua peralatan maupun

media pertumbuhan yang akan digunakan pada teknik ini harus dalam keadaan

steril/aseptik.

Ada beberapa metode untuk memindahkan biakan murni dari satu wadah ke

wadah yang lain secara aseptik:

1. metode streak/gores

2. metode spread/sebar

3. metode pour plate/cawan tuang

Pada praktikum ini akan dipelajari langkah demi langkah cara memindahkan

biakan murni dengan teknik aseptik. Biakan murni adalah biakan yang hanya terdiri

dari satu spesies tunggal.

1.2 TUJUAN

- Mahasiswa mampu melakukan isolasi baktari dan malakukan pemindahan bakteri

dengan teknik aseptic dengan benar.

Page 3: Lporan Pmindahan Scr Aseptik

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemindahan Bakteri

Mikroorganisme terdapat di mana-mana, oleh karena itu mikroorganisme luar

yang tidak dikehendaki dapat masuk ke dalam biakan murni melalui aliran udara,

kontak tangan yang tercemar, atau melalui tersentuhnya media atau permukaan

tabung bagian dalam oleh benda yang belum disterilkan. Untuk mencegah

mikroorganisme luar yang tidak dikehendaki masuk ke dalam biakan murni, perlu

digunakan teknik aseptik, dimana semua peralatan maupun media pertumbuhan yang

akan digunakan pada teknik ini harus dalam keadaan steril/aseptik.

Teknik aseptis sangat penting dalam pengerjaan mikrobiologi yang

memerlukan ketelitian dan keakuratan disamping kesterilan yang harus selalu dijaga

agar terbebas dari kontaminan yang dapat mencemari. Populasi mikroba di alam

sekitar kita sangat besar dan komplek. Beratus-ratus spesies berbagai mikroba

biasanya menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita, termasuk mulut, saluran

pencernaan, dan kulit. Sekali bersin terdapat beribu-ribu mikroorganisme sehingga

diperlukan teknik yang dapat meminimalisirnya seperti pengisolasian (Pelczar &

Chan, 1986).

2.2 Inokulasi

Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan

memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat

ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi)

terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan

medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi

(Dwijoseputro, 1998). Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan

teknik penanaman bakteri (inokulasi) yaitu :

1. Menyiapkan ruangan

Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar

tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan .dalam labotarium

pembuataan serum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah

kotak kaca (encast) udara yang lewat dalam kotak tersebut dilewatkan saringan

melalui suatu jalan agar tekena sinar ultraviolet (Pelezar, 1986).

2. Pemindahan dengan dengan pipet

Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan

untuk diambil 1 ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni

(Pelezar, 1986).

Page 4: Lporan Pmindahan Scr Aseptik

3. Pemindahan dengan kawat inokulasi

Ujung kawat inokulasi sebaliknya dari platina atau nikel .ujungnya boleh

lurus juga boleh berupa kolongan yang diametrnya 1-3mm. Dalam melakukuan

penanaman bakteri kawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai

cukup dilewatkan nyala api saja setelah dingin kembali kawat itu disentuhkan lagi

dalam nyala (Pelezar, 1986).

2.3 Teknik Inokulasi

Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni

mikroorganisme yaitu :

1. Metode Gores (streak)

Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan

waktu, tetapi memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan

latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah

Inokulum digoreskan di permukan media agar nutrien dalam cawaan petridish

dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan

terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni

(Winarni, 1997).

2. Metode Tuang (pour plate)

Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar

melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga

pada suatu saat hanya ditemukan satu sel di dalam tabung (Winarni, 1997).

3. Metode Sebar (spread)

Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam

cawan petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan

steril. Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat

digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin

penyebaran bakteri yang merata dengan baik .Pada beberapa pinggan akan

muncul koloni koloni yang terpisah –pisah (Winarni, 1997).

Page 5: Lporan Pmindahan Scr Aseptik

BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Percobaan ini dilaksanakan di Ruang 227 Praktikum Mikrobiologi Fakultas Sains

dan Teknologi Kampus C Universitas Airlangga pada hari Rabut, 12Oktober 2011

pukul 8.50-10.30 (jam ke 3-4).

3.2. Bahan

Bahan :

1. Media NA

2. Media NB

3. Rak tabung reaksi

4. Tabung reaksi

Alat :

1. Jarum ose/lup inokulasi

2. Batang kaca bentuk L

3. Api Bunsen/spritus

4. Alkohol

5. Aluminium foil

6. kapas

3.3 Cara Kerja

A. Metoda Streak/gores pada tabung agar miring

1. Menyiapkan jarum ose/lup inokulasi dari kawat nikrom, panjang kawat 6-10 cm,

pada ujung kawat terdapat lingkaran dengan diameter antara 2-4 mm. Gambar 1

2. Menyiapkan 3 tabung reaksi yang disumbat kapas, 1 tabung reaksi berisi biakan

murni bakteri, 1 tabung reaksi berisimedium padat NA/agar miring steril, 1 tabung

berisi media cair NB steril.

3. Memegang 2 tabung reaksi di tangan kiri (1 tabung berisi biakan murni bakteri

dan 1 tabung reaksi berisi medium cair NB) dan jarum ose di tangan kanan. Gambar

2

4. Memanaskan jarum ose di atas pembakar spiritus sampai seluruh kawatnya pijar,

kemudian menggerakkan dengan cepat ose tersebut kearah bawah di atas api

sehingga sebagian tangkai jarum ose ikut terpanasi, biarkan jarum ose mendingin

selama 20 detik sebelum dipakai, untuk mencegah matinya bakteri yang akan

dipindahkan. Gambar 3

Page 6: Lporan Pmindahan Scr Aseptik

5. Mengangkat sumbat kapas ke dua tabung reaksi satu demi satu, mulai dengan

sumbat tabung yang terdekat dengan tangan kanan yaitu tabung reaksi yang berisi

biakan bakteri, dengan cara melingkarkan jari kelingking di sekitar sumbat kapas.

6. Mengangkat sumbat kapas tabung yang berisi media steril dengan jari manis,

gerakan memutar biasanya memudahkan lepasnya sumbat dari mulut tabung.

7. Memanaskan mulut kedua tabung reaksi yang tidak bersumbat dengan cara

melakukannya bolak-balik sebanyak dua kali di atas api. Kemudian menjaga agar

sudut kemiringan tabung tidak melebihi 45° bila tidak tersumbat. Gambar 4

8. Memasukkan lup pada tabung yang berisi bakteri untuk dipindahkan ke dalam

tabung yang berisi media cair steril. Gambar 5

9. Memanaskan kembali mulut kedua tabung tersebut seperti semula. Gambar 6

10.Mengembalikan sumbat masing-masing tabung seperti sediakala, tutup dengan

alumunium foil.

11. Mengulangi pemindahan aseptic untuk memindahkan sejumlah kecil bakteri

kedalam tabung berisi agar miring NA steril. Cara inokulasi agar miring dimulai

dengan meletakkan lup ysng mengandung bakteri pada dasar kemiringan agar, lalu

ditarik ke atas dengan gerakan zig-zag. Gambar 7

12. Setelah mulut tabung dipanaskan dan disumbat kembali dengan kapas dan

alumunium foil, kemudian menyimpan tabung ke rak tabung.

13. Memberi etiket pada semua tabung yang baru diinokulasi, meletakkan tabung

diruang yang disediakan untuk diinkubasi selama 48 jam pada suhu kamar.

14. Pada kegiatan praktikum berikutnya, mengamati tabung-tabung tersebut, bila

teknik pemindahan secara aseptic dilakukan dengan baik maka tabung NB akan

tampak keruh, sedangkan pada agar miring NA tampak zig-zag koloni bakteri.

15. Menunjukkan hasil praktikum pada Dosen/asisten yang bertugas.

B. Metoda streak/gores pada agar cawan petri

1. Bagian bawah cawan petri yang berisi Nutrient Agar dibagi menjadi 4 bagian

dengan mengggunakan spidol. Gambar 8

2. Membuka tutup cawan petri dengan mulutnya didekat api Bunsen. Gambar 9

3. Memijarkan ujung lup, kemudian didinginkan. Gambar 10

4. Memasukkan lup pada tabung yang berisi bakteri. Gambar 7

5. Ujung lup yang berisi bakteri digoreskan di atas cawan petri dimulai dari bagian 1,

melanjutkan ke bagian 2, kemudian bagian 3 dan terakhir bagian 4. Memperhatikan

Page 7: Lporan Pmindahan Scr Aseptik

selama menggores dari bagian 1 sampai bagian 4, ujung lup yang mengandung

bakteri tidak boleh keluar dari dalam cawan petri. Gambar 11

6. Menutup cawan petri, kemudian memberi isolasi sekeliling cawan, sehingga

cawan tertutup rapat. Gambar 12

7. Memberi etiket pada semua tabung yang baru diinokulasi, meletakkan tabung

diruang yang disediakan untuk diinkubasi selama 48 jam pada suhu kamar.

8. Pada kegiatan praktikum berikutnya, mengamati tabung-tabung tersebut, bila

teknik pemindahan secara aseptic dilakukan dengan baik maka tabung NB akan

tampak keruh, sedangkan pada agar miring NA tampak zig-zag koloni bakteri.

9. Menunjukkan hasil praktikum pada Dosen/asisten yang bertugas

C. Metode spread atau sebar

1. Mengambil 0,1 ml biakan murni bakteri dengan pipet volume.

2. Membuka tutup cawan petri yang berisiagar nutrient dengan mulutnya didekat api

Bunsen.

3. Mengambil 0,1 ml biakan bakteri dan diteteskan di atas media padat dengan

menggunakan popet volume.

4. Kemudian menyebarkan/Spread dengan alat spread dari gelas bentuk L secara

merata.

5. Menutup cawan petri, kemudian memberi isolasi sekeliling cawan, sehingga

cawan tertutup rapat.

6. Memberi etiket pada semua tabung yang baru diinokulasi, meletakkan tabung

diruang yang disediakan untuk diinkubasi selama 48 jam pada suhu kamar.

7. Pada kegiatan praktikum berikutnya, mengamati tabung-tabung tersebut, bila

teknik pemindahan secara aseptic dilakukan dengan baik maka tabung NB akan

tampak keruh, sedangkan pada agar miring NA tampak zig-zag koloni bakteri.

8. Menunjukkan hasil praktikum pada Dosen/asisten yang bertugas.

D. Metode pour plate/cawan tuang

1. Pipet 1 ml biakan murni bakteri dengan pipet volume.

2. Buka tutup cawan petri kosong yang sudah steril dengan mulutnya didekat api

bunsen.

3. Masukkan 1 ml biakan bakteri tersebut di atas cawan petri kosong.

Page 8: Lporan Pmindahan Scr Aseptik

4. Kemudian tuang larutan nutrient agar yang masih cair 40oC (dapat dicoba dengan

menempelkan labu erlenmeyer yang berisi NA cair, jika dipipi sudah tidak terasa

tidak terlalu panas siap digunakan) kedalam cawan petri yang berisi bakteri tersebut.

5. Tutup cawan petri , putar-putar 3 kali ke kiri dan 3 kali ke kanan.

6. Biarkan di suhu ruang sampai agarnya membeku dan diisolasi sekitar cawan.

Biarkan lalu disimpan di inkubator sesuai dengan suhu yang dibutuhkan untuk

pertumbuhannya.

7. Selanjutnya sama dengan di atas mulai no 13-15.

Page 9: Lporan Pmindahan Scr Aseptik

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

Semua tekhnik/prosedur pengerjaan praktikum dilakukan dengan teknik

aseptic. Baik pada alat-alat yang digunakan maupun pada bahan-bahan yang akan

dipakai dalam praktikum.

Semua alat dan bahan terlebih dahulu disterilkan/disterilisasi dengan

menggunakan alat Autoklaf pada suhu 121 °C dengan tekanan 15 psi selama 15 menit.

Proses pemindahan media cair (NB) ke dalam tabung reaksi dan memindahkan

biakan bakteri ke dalam tabung reaksi, dapat dikerjakan dengan aseptic dan dengan

hasil yang baik. Hanya saja, pada pembuatan media padat yang dituangkan ke dalam

tabung reaksi dan cawan petri memerlukan waktu yang cukup lama. Karena harus

dipastikan bahwa media padat sudah berada dalam keadaan benar-benar padat/beku,

sehingga siap untuk digunakan sebagai media biakan bakteri.

Proses pembiakan dan pemindahan bakteri/koloni bakteri dilakukan secara

aseptic, berikut juga dengan pembuatan dan pemindahan media biakan bakteri.

Penuangan media agar setelah melalui pembuatan dengan proses pemanasan dari

tabung reaksi maupun cawan petri dilakukan pada suhu yang tidak terlalu panas,

sehingga media padat akan cepat membeku.

Hasil isolasi bakteri pada media padat maupun susupensi cair memberikan

hasil yang sangat baik. Dimana bakteri dapat berkembang biak dengan sangat baik

pada media agar tersebut.

I. Metode Streak / gores pada agar miring.

Page 10: Lporan Pmindahan Scr Aseptik

Setelah dibiakkan satu hari

II. Metode streak pada agar cawan petri

Setelah dibiakkan satu hari

Page 11: Lporan Pmindahan Scr Aseptik

III. Metode spread / sebar pada cawan petri

Setelah dbiakkan satu hari

Page 12: Lporan Pmindahan Scr Aseptik

IV. Metode pour plate / cawan tuang

Setelah dibiakkan satu hari

HASIL DISKUSI

1. Apakah kelemahan utama dari metode penghitungan mikroba selain metode

pengenceran berseri-pencawanan agar?

Jawab : Pada metode selain metode pengenceran berseri-pencawanan agar ialah

mikroba tidak seperti yang diharapkan, yaitu satu mikroba, namun ada beberapa

mikroba bahkan banyak berkumpul menjadi satu koloni.

2. Sebutkan perbedaan antara pengenceran dan faktor pengenceran?

Jawab : Pengenceran merupakan suatu metode penghitungan jumlah sel tampak dan

didasarkan pada asumsi bahwa bakteri hidup akan tumbuh, membelah dan

memproduksi satu koloni tunggal.

Faktor pengenceran ialah kalibrasi yang dilakukan pada pengenceran berseri. Dimana

pada tabung reaksi satu menjadikan media utama bakteri sebagai bahan bakteri yang

diencerkan, sedangkan pada tabung reaksi kedua, merupakan pengenceran kedua,

menjadikan tabung reaksi satu sebagai sumber biakan bakteri, begitu seterusnya.

Page 13: Lporan Pmindahan Scr Aseptik

3. Apa kelebihan dan kelemahan dari prosedur pengenceran berseri-pencawanan

agar?

Jawab : Kelemahan dari prosedur pengenceran berseri-pencawanan agar ialah

keselektifannya sehingga hasil penghitungan menjadi bias. Pada metode agar tuang

misalnya, inokulum mikroorganisme dicampur dengan agar cair (suhu 45oC-50oC)

sehingga bakteri bercampur relatif merata pada media padat. Meskipun demikian

tidak semua bakteri dapat hidup pada temperatur tersebut, hal ini menunjukkan

kelamahan metode ini.

Keunggulan dari prosedur pengenceran berseri-pencawanan agar ialah jika ingin

menghitung populasi mikroorganisme spesifik pada pada suatu tempat, maka tidak

perlu menghitung semuanya melainkan cukup menggunakan sampel.

Page 14: Lporan Pmindahan Scr Aseptik

BAB V

PEMBAHASAN

Proses pemindahan, penuangan media agar serta penuangan dan penggoresan

bakteri, setiap alat dan media harus melalui fiksasi untuk menjamin keadaan tetap

aseptic. Termasuk untuk kawat ose atau lup inokulasi harus difiksasi juga di atas api

bagian dalam yang berwarna biru hingga berpijar.

Biakan bakteri pada cawan gores petri dilakukan secara aseptic. Penggoresan

dilakukan tanpa tekanan yang kuat tapi manatap untuk menghindai terjadinya

kerusakan pada permukaan media agar

Pekerjaan memindahkan mikroba dari medium lama ke medium yang baru

harus dilaksanakan secara teliti. Terlebih dahulu harus diusahakan agar semua alat –

alat yang sangkut paut dengan medium dan pekerjaan inokulasi ( penanaman ) itu

benar – benar streil. Hal ini untuk menghindarkan kontaminasi, yakni masuknya

mikroorganisme yang tidak kita inginkan. Beberapa langkah pada pekerjaan inokulasi

dan isolasi mikrobe adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan Ruangan

Ruang tempat inokulasi harus bersih, dan bebas angin. Dinding ruang yang

basah menyebabkan butir – butir debu menempel. Pada waktu mengadakan inokulasi,

baik sekali bila meja tempat inokulasi didasari dengan kain basah. Pekerjaan inokulasi

dapat dilakukan di dalam suatu kotak berkaca ( ent- kas ). Di laboratorium untuk

membuat vaksin, serum, dan lain sebagainya, udara yang masuk ke dalam ruangan

dilewatkan saringan yang disinari dengan sinar ultra – ungu.

2. Pemindahan dengan Kawat Inokulasi

Ujung kawat inokulasi sebaiknya lebih dahulu dipijarkan, sedang sisanya

sampai tangkai cukup dilewatkan nyala api saja. Setelah dingin kembali, ujung kawat

itu disentukan suatu koloni. Mulut tabung tempat pemiaraan itu dipanasi juga setelah

sumbatnya diambil. Setelah pengambilan inokulum ( sampel bakteri ) selesai, mulut

tabung dipanasi lagi kemudian disumbat seperti semula. Ujung kawat yang

membawakan inokulum tersebut digesekkan pada medium baru.

Komponen – komponen yang harus disterilkan yaitu :

a. Alat – alat yang akan digunakan, seperti : cawan petri , pipet volume, ose.

Page 15: Lporan Pmindahan Scr Aseptik

b. Lingkungan, yaitu meja tempat kita bekerja disemprot alkohol.

c. Person yaitu dengan menyemprot tangan dengan alkohol serta dapat juga

memakai masker.

d. Media

3. Teknik Biakan Murni

Di alam bebas tidak ada mikroba yang hidup tersendiri terlepas dari spesies

lain. Seringkali mikrobe patogen kedapatan secara bersama – sama dengan mikrobe

saproba ( saprobakteri ). Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana

memperoleh suatu biakan murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah

pencemaran dari luar. Medium untuk membiakkan mikrobe haruslah steril sebelum

digunakan. Pencemaran ( kontaminasi ) dari luar terutama berasal dari udara yang

mengandung banyak mikroorganisme. Teknik biakan murni untuk suatu spesies

dikenal dengan beberapa cara, yaitu :

a. Cara streak

Cara ini lebih menguntungkan bila ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu,

tetapi memerlukan keterampilan yang diperoleh dari latihan. Penggoresan yang

sempurna akan mengahsilkan koloni yang terpisah. Tetapi kelemahan cara ini adalah

bakteri – bakteri anaerob tidak dapat tumbuh.

.Untuk mendapatkan koloni yang terpisah sewaktu melakukan goresan harus

memperhatikan, antara lain :

· Gunakan ose yang telah dingin untuk menggores permukaan agar. Ose yang

panas akan mematikan mikroorganisme, sehingga tidak terjadi pertumbuhan pada

bekas goresan.

· Sewaktu menggores, ose dibiarkan meluncur diatas permukaan agar. Agar

yang luka akan menganggu pertumbuhan mikroorganisme, sehingga sulit diperoleh

koloni yang terpisah.

· Ose harus dipijarkan setelah menggores suatu daerah, hal ini dengan tujuan

mematikan mikroorganisme yang melekat pada mata ose dan mencegah pencemaran

pada penggoresan berikutnya.

· Menggunakan tutup cawan petri untuk melinduingi permukaan supaya

terhindar dari pencemaran.

b. Cara spread atau sebar

Page 16: Lporan Pmindahan Scr Aseptik

Pengenceran sampel sama seperti pada cara penuangan. Dengan memipet

sebanyak 0,1 ml cairan dari botol pengencer kemudian diteteskan pada tengah-tengah

cawan petri dan biarkan cairan mengalir ke atas permukaan agar. Pada metode spread

digunakan alat utama yaitu batang kaca berbentuk huruf "L" yang berguna sebagai

alat penyebar. Kemudian cairan sampel disebarkan dengan alat penyebar. Pada teknik

ini sterilisasi alat penyebar dilakukan dengan mencelupkan ke dalam alkohol dan

kemudian dipanaskan sampai alkohol terbakar habis. Alat penyebar didinginkan

dahulu sebelum digunakan untuk menyebar cairan sampel pada permukaan agar.

Penyebaran cairan sampel dilakukan dengan cara memutar agar lempengan tersebut.

Setelah diinkubasi, maka akan muncul koloni-koloni bakteri yang terpisah-pisah dan

tersebar di seluruh permukan medium agar dalam cawan petri.

c. Cara Pour plate atau tuang

Isolasi dengan menggunakan medium cair dengan cara penuangan. Prinsip

melakukan penuangan adalah menurunkan jumlah mikroorganisme sehingga suatu

saat hanya ditemukan suatu sel dalam cawan petri. Metode ini pertama kali dilakukan

oleh Robert Koch (1843 – 1905).

Terkadang masih terjadi kontaminasi pada medium biakan yang kita buat. Hal

ini dikarenakan oleh :

1. Sterilisasi media dan alat kurang sempurna

2. Kontak langsung dengan permukaan atau tangan kita tercemar

3. Terentuhnya media atau permukaan cawan petri bagian dalam oleh benda –

benda yang belum disterilkan

4. Melalui udara

Page 17: Lporan Pmindahan Scr Aseptik

BAB VI

KESIMPULAN

1. Metode pemindahan biakan murni secara aseptik, antara lain :

a. Metode streak atau gores

Penggoresan sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Kelemahannya

adalah bakteri anaerob tidak dapat tumbuh. Alat yang utama yaitu ose.

b. Metode spread atau sebar

Alat utamanya yaitu gelas berbentuk L

c. Metode pour plate atau tuang

Alat utama yang digunakan yaitu pipet volume

2. Tujuan pemindahan bakteri ke media adalah untuk merefresh bakteri agar bakteri

bereproduksi lebih banyak dan sempurna.

3. Teknik pemindahan mikroorganisme secara aseptik harus menggunakan alat – alat

dan bahan yang steril agar bakteri yang dipindahkan tidak menjadi bakteri yang

terkontaminasi.

Page 18: Lporan Pmindahan Scr Aseptik

BAB VII

DAFTAR PUSTAKA

Chan,E.C.S. dan Michael J.Pelezar.1986. Dasar-dasar mikrobiologi. Jakarta:UI Press.

Hadioetomo, Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktik. Jakarta: PT.

Gramedia

http://www.x3-prima.com/2009/11/laporan-mikrobiologi-dasar.html

Schlegel,H.G. dan Schmidt, K.1994. Mikrobiologi Umum. Gadjah Mada University

Press : Yogyakarta.

Waluyo,Lud.Drs.M.Kes.2004.Mikrobiologi Umum.Universitas Muhammadiyah Press

: Malang.

Page 19: Lporan Pmindahan Scr Aseptik

Lampiran

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3

Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6

Gambar 7 Gambar 8 Gambar 9

Gambar 10 Gambar 11 Gmbar 12