lp waham - fiks

16
LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM A. Definisi WAHAM Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-menerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2006) Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien (Aziz R, 2003). Ramdi (2000) menyatakan bahwa itu merupakan suatu keyakinan tentang isi pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang kebudayaannya, keyakinan tersebut dipertahankan secara kokoh dan tidak dapat diubah- ubah. B. Proses Terjadinya Waham Proses terjadinya waham dibagi menjadi enam yaitu : 1.Fase Lack of Human need Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhn- kebutuhan klien baik secara fisik maupun psikis. Secar fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang dengan status sosial dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan menderita. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya untuk melakukan kompensasi yang salah. Ada juga klien yang secara sosial dan ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan antara Reality dengan selft ideal sangat tinggi. Misalnya ia seorang sarjana tetapi menginginkan dipandang sebagai seorang dianggap sangat cerdas, sangat berpengalaman dn diperhitungkan dalam kelompoknya. Waham terjadi karena sangat pentingnya pengakuan bahwa ia eksis di dunia ini. Dapat dipengaruhi juga oleh rendahnya penghargaan saat tumbuh kembang ( life span history ). 2.Fase lack of self esteem STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN KE-VI

Upload: hanafi-irawan

Post on 27-Jan-2016

33 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: Lp Waham - Fiks

LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM 

A. Definisi WAHAMWaham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-

menerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2006)Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas

yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien (Aziz R, 2003).

Ramdi (2000) menyatakan bahwa itu merupakan suatu keyakinan tentang isi pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang kebudayaannya, keyakinan tersebut dipertahankan secara kokoh dan tidak dapat diubah-ubah.

B. Proses Terjadinya WahamProses terjadinya waham dibagi menjadi enam yaitu :1. Fase Lack of Human need

Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhn-kebutuhan klien baik secara fisik maupun psikis. Secar fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang-orang dengan status sosial dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan menderita. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya untuk melakukan kompensasi yang salah. Ada juga klien yang secara sosial dan ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan antara Reality dengan selft ideal sangat tinggi. Misalnya ia seorang sarjana tetapi menginginkan dipandang sebagai seorang dianggap sangat cerdas, sangat berpengalaman dn diperhitungkan dalam kelompoknya. Waham terjadi karena sangat pentingnya pengakuan bahwa ia eksis di dunia ini. Dapat dipengaruhi juga oleh rendahnya penghargaan saat tumbuh kembang ( life span history ).

2. Fase lack of self esteemTidak ada tanda pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan

antara self ideal dengan self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya. Misalnya, saat lingkungan sudah banyak yang kaya, menggunakan teknologi komunikasi yang canggih, berpendidikan tinggi serta memiliki kekuasaan yang luas, seseorang tetap memasang self ideal  yang melebihi lingkungan tersebut. Padahal self reality-nya sangat jauh. Dari aspek pendidikan klien, materi, pengalaman, pengaruh,support system semuanya sangat rendah.

3. Fase control internal externalKlien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa

yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan sekitar klien mencoba memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat

STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGANPROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN KE-VI

Page 2: Lp Waham - Fiks

karena besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan. Lingkungan hanya menjadi pendengar pasif tetapi  tidak mau konfrontatif berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak merugikan orang lain.

4. Fase environment supportAdanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya

menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang. Dari sinilah mulai terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak berfungsinya norma ( Super Ego ) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.

5. Fase comfortingKlien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta

menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien lebih sering menyendiri dan menghindar interaksi sosial ( Isolasi sosial ).

6. Fase improvingApabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap

waktu keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi ( rantai yang hilang ). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting sekali untuk mengguncang keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta memperkaya keyakinan relegiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial.Penyebab

Berbagai kehilangan dapat terjadi pada pasca bencana, baik kehilangan harta benda, keluarga maupun orang yang bermakna. Kehilangan ini menyebabkan stress bagi mereka yang mengalaminya. Jika stress ini berkepanjangan dapat memicu masalah gangguan jiwa dan waham. (Budi Anna Keliat, 2006: 147)Akibat

Akibat dari waham klien dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal yang ditandai dengan pikiran tidak realistic, flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata yang kurang. Akibat yang lain yang ditimbulkannya adalah beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.

C. Faktor Prediposisi WAHAM1. Genetis : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem saraf yang

berhubungan dengan respon biologis yang maladaptif.2. Neurobiologis :  adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks

limbic.3. Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamine, serotonin dan glutamat.4. Virus : paparan virus influensa pada trimester III5. Psikologis :  ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli.

STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGANPROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN KE-VI

Page 3: Lp Waham - Fiks

D. Faktor Presipitasi WAHAM1. Proses pengolahan informasi yang berlebihan2. Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal.3. Adanya gejala pemicu

E. Manifestasi Klinis WAHAMa) Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat)

Cara berpikir magis dan primitif, perhatian, isi pikir, bentuk dan pengorganisasian bicara (tangensial, neologisme, sirkumtansial)

b) Fungsi persepsiDepersonalisasi dan halusinasi

c) Fungsi emosiAfek tumpul à kurang respon emosional, afek datar, afek tidak sesuai, reaksi berlebihan, ambivalen

d) Fungsi motorikImfulsif gerakan tiba-tiba dan spontan, manerisme, stereotopik à gerakan yang diulang-ulang, tidak bertujuan, tidak dipengaruhi stimulus yang jelas, katatonia.

e) Fungsi sosial : kesepianIsolasi sosial, menarik diri dan harga diri rendah.

f) Dalam tatanan keperawatan jiwa respon neurobiologis yang sering muncul adalah gangguan isi pikir : waham dan gangguan persepsi sensori : halusinasi.

F. Klasifikasi WahamTanda dan gejala waham berdasarkan jenisnya meliputi :a) Waham kebesaran : Individu meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau

kekuasaan khusus yang diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, “Saya ini pejabat di separtemen kesehatan lho!” atau, “Saya punya tambang emas.”

b) Waham curiga : Individu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan/mencederai dirinya dan siucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh, “Saya tidak tahu seluruh saudara saya ingin menghancurkan hidup saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya.”

c) Waham agama : Individu memiliki keyakinan terhadap terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh, “Kalau saya mau masuk surga, saya harus menggunakan pakaian putih setiap hari.”

d) Waham somatic : Individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau terserang penyakit dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.Misalnya, “Saya sakit kanker.” (Kenyataannya pada pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan tanda-tanda kanker, tetapi pasien terus mengatakan bahwa ia sakit kanker).

e) Waham nihilistik: Individu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, ”Ini kan alam kubur ya, sewmua yang ada disini adalah roh-roh”.

STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGANPROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN KE-VI

Page 4: Lp Waham - Fiks

f) Waham sisip pikir : keyakinan klien bahwa ada pikiran orang lain yang disisipkan ke dalam pikirannya.

g) Waham siar pikir : keyakinan klien bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan walaupun ia tidak pernah menyatakan pikirannya kepada orang tersebut.

h) Waham kontrol pikir : keyakinan klien bahwa pikirannya dikontrol oleh kekuatan di luar dirinya.

Kategori Waham :1. Waham sistematis: konsisten,  berdasarkan pemikiran mungkin  terjadi

walaupun hanya secara  teoritis.2. Waham nonsistematis: tidak  konsisten, yang secara logis dan  teoritis tidak

mungkin.

G. Penatalaksanaan WAHAM1. Psikofarmakologi2. Pasien hiperaktif / agitasi anti psikotik low potensial3. Penarikan diri high potensial4. ECT tipe katatonik5. Psikoterapi6. Perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, terapi supportif

H.  Pohon Masalah WAHAM 

STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGANPROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN KE-VI

Faktor Penyebab :1. Genetis2. Neurobiologis3. Neurotransmiter4. Virus5. Psikologis

Faktor Pencetus :1. Proses pengelolaan

yang berlebihan2. Mekanisme

penghantaran listrik yang abnormal

Harga Diri Rendah

Perubahan isi pikir : Waham

Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Kerusakan Komunikasi Verbal

Page 5: Lp Waham - Fiks

I.     Asuhan Keperawatan WAHAM1. Data yang Perlu Dikaji

a. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan1) Data subjektif

Klien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada seseorang, klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal, atau marah, melukai / merusak barang-barang dan tidak mampu mengendalikan diri.

2) Data objektifMata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dank eras, bicara menguasai, ekspresi marah, pandangan tajam, merusak dan melempar barang-barang.

b. Kerusakan komunikasi : verbal1) Data subjektif

Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik2) Data objektif

Flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata kurang

c. Perubahan isi pikir : waham (..)1) Data subjektif :

Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.Pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengkaji waham :a) Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang

diungkapkan dan menetap?b) Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau

apakah pasien cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?

c) Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh dan tidak nyata?

d) Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya?

e) Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?

f) Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang lain atau kekuatan dari luar?

g) Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau kekuatan lainnya atau yakin bahwa orang lain dapat membaca pikirannya?

2) Data objektif :Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung

STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGANPROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN KE-VI

Page 6: Lp Waham - Fiks

d. Gangguan harga diri rendah1) Data subjektif

Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri

2) Data objektifKlien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup

J.    Masalah Keperawatan  WAHAM yang Mungkin Muncula. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkunganb. Kerusakan komunikasi : verbalc. Perubahan isi pikir : waham

K. Rencana Keperawatan WAHAMDiagnosa Keperawatan 1: Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan waham1. Tujuan umum :

Klien tidak terjadi kerusakan komunikasi verbal2. Tujuan khusus :

a) Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawatTindakan :1) Bina hubungan. saling percaya: salam terapeutik, perkenalkan diri,

jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas topik, waktu, tempat).

2) Jangan membantah dan mendukung waham klien: katakan perawat menerima keyakinan klien “saya menerima keyakinan anda” disertai ekspresi menerima, katakan perawat tidak mendukung disertai ekspresi ragu dan empati, tidak membicarakan isi waham klien.

3) Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi: katakan perawat akan menemani klien dan klien berada di tempat yang aman, gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan klien sendirian.

4) Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan perawatan diri.

b) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimilikiTindakan :1) Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.2) Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu

lalu dan saat ini yang realistis.3) Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk

melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari hari dan perawatan diri).

4) Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat penting.

STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGANPROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN KE-VI

Page 7: Lp Waham - Fiks

c) Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhiTindakan :1) Observasi kebutuhan klien sehari-hari.2) Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di

rumah maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah)3) Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.4) Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan

memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin).5) Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan

wahamnya.d) Klien dapat berhubungan dengan realitas

Tindakan :1) Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain,

tempat dan waktu).2) Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas.3) Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien

e) Klien dapat menggunakan obat dengan benarTindakan :1) Diskusikan dengan kiten tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek

dan efek samping minum obat2) Bantu klien menggunakan obat dengan priinsip 5 benar (nama

pasien, obat, dosis, cara dan waktu).3) Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang

dirasakan4) Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.

f) Klien dapat dukungan dari keluargaTindakan :1) Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang:

gejala waham, cara merawat klien, lingkungan keluarga dan follow up obat.

2) Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga.

Diagnosa Keperawatan 2: Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan waham1. Tujuan Umum:

Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan lingkungan.2. Tujuan Khusus:

a) Klien dapat membina hubungan saling percaya.Tindakan :1) Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut

nama perawat dan jelaskan tujuan interaksi.2) Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.3) Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.4) Beri perhatian dan penghargaan : teman klien walau tidak

menjawab.b) Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.

Tindakan :1) Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.

STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGANPROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN KE-VI

Page 8: Lp Waham - Fiks

2) Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel / kesal.3) Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien

dengan sikap tenang.c) Klien dapat mengidentifikasi tanda tanda perilaku kekerasan.

Tindakan :1) Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat

jengkel/kesal.2) Observasi tanda perilaku kekerasan.3) Simpulkan bersama klien tanda tanda jengkel / kesal yang dialami

klien.d) Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.

Tindakan:1) Anjurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa

dilakukan.2) Bantu bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa

dilakukan.3) Tanyakan “apakah dengan cara yang dilakukan masalahnya

selesai?”e) Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.

Tindakan:1) Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang dilakukan.2) Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang digunakan.3) Tanyakan apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat.

f) Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap kemarahan.Tindakan :1) Beri pujian jika mengetahui cara lain yang sehat.2) Diskusikan cara lain yang sehat.Secara fisik : tarik nafas dalam jika

sedang kesal, berolah raga, memukul bantal / kasur.3) Secara verbal : katakan bahwa anda sedang marah atau kesal /

tersinggung4) Secara spiritual : berdo’a, sembahyang, memohon kepada Tuhan

untuk diberi kesabaran.g) Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan.

Tindakan:1) Bantu memilih cara yang paling tepat.2) Bantu mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih.3) Bantu mensimulasikan cara yang telah dipilih.4) Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang dicapai dalam

simulasi.5) Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel /

marah.h) Klien mendapat dukungan dari keluarga.

Tindakan :1) Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui

pertemuan keluarga.2) Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.

STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGANPROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN KE-VI

Page 9: Lp Waham - Fiks

i) Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program).Tindakan:1) Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek

dan efek samping)2) Bantu klien mengunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama klien,

obat, dosis, cara dan waktu).3) Anjurkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang

dirasakan.

Diagnosa Keperawatan 3: Perubahan isi pikir : waham ( …….. ) berhubungan dengan harga diri rendah1. Tujuan umum :

Klien tidak terjadi gangguan konsep diri : harga diri rendah/klien akan meningkat harga dirinya.

2. Tujuan khusus :a) Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan :1) Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri,

jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)

2) Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya3) Sediakan waktu untuk mendengarkan klien4) Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang

berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri

b) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimilikiTindakan :1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki2) Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien,

utamakan memberi pujian yang realistis3) Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

c) Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakanTindakan :1) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki2) Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang

ke rumahd) Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan

kemampuan yang dimilikiTindakan :1) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap

hari sesuai kemampuan2) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien3) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan

e) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuanTindakan :1) Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan2) Beri pujian atas keberhasilan klien

STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGANPROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN KE-VI

Page 10: Lp Waham - Fiks

3) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumahf) Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang adA

Tindakan :1) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat

klien2) Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat3) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah4) Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGANPROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN KE-VI

Page 11: Lp Waham - Fiks

DAFTAR PUSTAKA 

      Keliat, Budi Anna. (2006). Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa. Jakarta : FIK, Universitas Indonesia       Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino Gondoutomo. 2003       Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP Bandung, 2000       Kusumawati dan Hartono . 2010 . Buku Ajar Keperawatan Jiwa . Jakarta : Salemba Medika       Stuart dan Sundeen . 2005 . Buku Keperawatan Jiwa . Jakarta : EGC .

STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGANPROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN KE-VI