lp mata
TRANSCRIPT
-
7/30/2019 LP MATA
1/16
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kata juling saat ini sering di gunakan dalam pengertian suatu
cabang ilmu penyakit mata yang mempelajari kelainan penglihatan
binocular yang disebabkan okeh tidak adanya satu atau lebih persaratan
tersebut nama lain yang tepat untuk juling adalah visual sensor motor
anomales. Telah disebutkan bahwa untuk mendapatkan penglihatan
binocular yang normal diperlukan tajam penglihatan atau kemampuan
mambedakan bentuk benda, warna dan intensitas cahaya normal yang
cukup dan harus seimbang pada masing-masing mata.
Dalam ilmu kedokteran khususnya mata, istilah JULING disebut
juga STRABISMUS/SQUINT/CROSSED-EYE. JULING adalah
keadaan dimana kedua mata tidak straight atau tidak terlihat lurus/posisi
yang tidak sama pada kedua sumbu/as mata. Orang tua sering
mengekspresikan atau mengatakan sebagai mata anak kami tidak fokus.
(http://www.anakku.net/forum/mata-julingstrabismus)
Strabismus terjadi pada kira-kira 2% anak-anak usia di bawah 3
tahun dan sekitar 3% remaja dan dewasa muda. Kondisi ini mengenai pria
dan wanita dalam perbandingan yang sama. Strabismus mempunyai pola
keturunan, sebagai contoh, jika salah satu atau kedua orangtuanyastrabismus, sangat memungkinkan anaknya akan strabismus juga. Namun,
beberapa kasus terjadi tanpa adanya riwayat strabismus dalam keluarga.
Anak-anak disarankan untuk dilakukan pemeriksaan mata saat usia 3-4
tahun. Bila terdapat riwayat keluarga strabismus, pemeriksaan mata
disarankan dilakukan saat usia 12-18 bulan
http://www.anakku.net/forum/mata-julingstrabismushttp://www.anakku.net/forum/mata-julingstrabismushttp://www.anakku.net/forum/mata-julingstrabismushttp://www.anakku.net/forum/mata-julingstrabismus -
7/30/2019 LP MATA
2/16
2
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan Strabismus?2. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien Strabismus
1.3 TUJUAN
1. Menghasilkan deskripsi Strabismus2. Meghasilkan rincian asuhan keperawatan pada pasien Strabismus
1.4 MANFAAT
1. Memberikan informasi mengenai Strabismus2. Memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang menyebabkan
Strabismus
3. Memberikan informasi mengenai cara pengobatan Strabismus
-
7/30/2019 LP MATA
3/16
3
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 DESKRIPSI STRABISMUS
2.1.1 Definisi
Strabismus adalah suatu keadaan dimana kedudukan kedua bola
mata tidak ke satu arah. (Sidarta Ilyas, 2001)
Strabismus adalah suatu kelainan posisi bola mata dan bisa terjadi
pada arah atau jarak penglihatan tertentu saja. (Tamin Radjamin, dkk. 1984)
Strabismus (mata juling) adalah suatu kondisi dimana kedua mata
tidak tertuju pada satu obyek yang menjadi pusat perhatian secara
bersamaan. Keadaan ini bisa menetap (selalu tampak) atau dapat pula hilang
timbul yang muncul dalam keadaan tertentu saja seperti saat sakit atau
stress. Mata yang tampak juling dapat terlihat lurus dan yang tadinya
tampak lurus dapat terlihat juling. (http://www.klikdokter.com
Apabila terdapat satu atau lebih otot penggerak bola mata yangtidak dapat mengimbangi gerak otot lainnya, maka terjadilah gangguan
kesembangan gerak antara kedua mata, sehingga sumbu penglihatan
menyilang pada tempat diluar letak benda yang menjadi perhatiannya
disebut juling(Crossed Eyes).
Strabismus adalah kondisi dimana kedua mata tidak tertuju padasatu obyek yang menjadi pusat perhatian. Satu mata bisa terfokus pada satu
obyek sedangkan mata yang lain dapat bergulir ke dalam, ke luar, ke atas,
atau ke bawah.
Keadaan ini bisa menetap (selalu tampak) atau dapat pula hilang
timbul. Mata yang tampak juling dapat terlihat lurus dan yang tadinya
tampak lurus dapat terlihat juling.Juling dapat mengenai pria dan wanita.
Juling dapat diturunkan pada keturunannya. Namun walau tidak ada riwayat
keluarga juling, hal ini dapat saja terjadi
2.1.2 Etiologi
1. Kelainan refraks.a.Hipermetropi: Penyebab utama mata juling pada anak kecil adalah
hipermetripia yang biasanya berawal ketika anak mulai
suka melihat gambar atau benda kecil.
b. Miopia: Strabismus yang disebabkan oleh myopia lebih jarang terjadi
2. Paralisis salah satu mata
a. Kelumpuhan musculus rektus medialis : menyebabkan strabisimus
divergen gangguan gerak kearah nasal. Keadaan ini bertambah bila
mata digerakkan kearah nasal.
b. Kelumpuhan musculus rektus superior: Terdapat keterbatasan gerak
keatas (Hipertropia, diplopia campuran, diplopia vertical dan crossed
diplopia ) kelainan ini bertambah pada gerakan mata keatas.
http://www.klikdokter.com/http://www.klikdokter.com/http://www.klikdokter.com/http://www.klikdokter.com/ -
7/30/2019 LP MATA
4/16
4
c. Kelumpuhan musculus rektus inferior: Terdapat keterbatasan gerak
mata kebawah, hipertropia, diplopia campuran, yang bertambah hebat
bila mata digerakkan kebawah.d. Kelumpuhan musculus obligus superior: Terdapat keterbatasan gerak
kearah bawah terutama kearah nasal inferior
e. Kelumpuhan musculus obligus inferior: Terdapat keterbatasan gerak
kearah atas terutama kearah nasal, strabisnus vertical, diplopia
campuran .kelainan ini bertambah bila mata digerakkan kearah
temporal atas.
3. Visus yang buruk pada salah satu mata: Visus yang buruk pada salah satu
mata biasanya akan normal pada mata lainnya sehingga kedua mata gagal
bekerjasama dan akibatnya timbul deviasi gerakan bola mata.
Faktor predisposisi
a) Trauma didaerah kepalb) Diabetes miletus juvenile fulminac) Meningitisd) Tumor otake) Inveksi virus
2.1.3 Klasifikasi
1. Berdasarkan Status Fusi
a. Heteroforia Adalah: Keadaan dimana mata mempunyai kecendrunganuntuk berdeviasi ke salah satu arah, yang dapat diatasi dengan
penglihatan binokuler tunggal Deviasix Laten , hanya dapat dilihat bila
mata sebelah nya ditutup.
b. HeterotropiaAdalah: Kelainan deviasi dimana tidak mungkin untukmelakukan penglihatan Binokuler Tunggal. Fiksasi terjadi dengan satu
mata dan tidak berubah dengan dua mata pada waktu yang sama.
Hetertropia dapat disebabkan oleh kelainan:
1. Hederiter2. Anatomik, kelainan otot mata luar, kelainan rongga orbita3. Kelainan refraksi4. Kelainan pernafasan, sensori motorik, keadaan yang menggagalkan
fusi
5. Kombinasi dan faktor-faktor di atas2. Berdasarkan arah deviasi
a. Horizontal
1)Esodeviasi2)Exodeviasi
b. Vertikal
1)Hiperdeviasi2)Hipodeviasi
c.Torsi
1)Insiklo Deviasi
-
7/30/2019 LP MATA
5/16
5
2)Exyclo deviasi
3. Berdasarkan variasi sudut deviasi pada gerakan bola mata
a. Strabismus non paralitik
Besarnya sudut deviasi sama besar pada setiap gerakan bola mata.
Sudut deviasinya adalah sama tidak tergantung pada arah pandangan
(direction of gaze). Deviasi ini terjadi akibat penglihatanya yang
buruk.Semua penglihatan yang buruk bisa berakibat terjadinya deviasi.Ex
retinoblastoma.
Dibedakan atas 2, strabisimus non paralitik non akomodatif.
Deviasinya sama kesemua arah dan tidak dipengaruhi oleh akomodasikarena penyebabnya tidak ada hubunganya dengan kelainan
refraksi/kelumpuhan otot.
Disebabkan oleh
1) Insersi yang salah oleh otot-otot yang bekerja horizontal2) Gangguan keseimbangan gerak bola mata3) Kekurangan daya fusi
b. Strabismus paralitik
Sudut deviasi tidak sama pada semua arah disebabkan hilangnya
satu atau lebih otot mata.Juling juga bisa disebabkan oleh palsi saraf
keenam yang disebabkan oleh tumor yang berakibat meningkatnya
tekanan intrakranial.Pada kasus ini juling adalah aparalitik dan sudut
deviasinya berubah-ubah tergantung pada arah pandangan.Pada penderit
miestenia gravis gejala pertamanya dalah juling diplopia.
4. Berdasarkan usia terjadinya
a. Kongenital terjadi pada usia < 6 bulanb. Acquired terjadi pada usia .> 6 bulan
2.1.4 Tanda dan Gejala
a). Tanda dan gejala utama strabisimus yaitu mata mempunyai kecendrungan
untuk berdeviasi kesalah satu arah dimana arah tersebut dapat
dikelompokkan berdasarkan jenis strabisimusnya. Contoh :
1. Horizontal
a. Esideviasi : bila salah satu mata berfiksasi pada objek sedangkan matayang lain berdeviasi ke nasal
b. Eksodeviasi : Deviasi mata ke tempora2.Vertical
a. Hiperdeviasi : bila salah satu mata berdeviasi ke superiorb. Hipodeviasi : bila salah satu mata berdeviasi ke inferior.
3. Torsi
a. Insiklo deviasi : salah satu mata memutari sumbu sagital ke nasal
-
7/30/2019 LP MATA
6/16
6
b. Excydo deviasi : salah satu mata memutari sumbu sagital ke temporal
b). Noncomitant strabismus / strabismus paralitik
Tanda-tanda:a. Gerak mata terbatas pada daerah dimana otot yang lumpuh bekerja
b. Deviasi, kalau mata digerkkan kearah lapangan dimana ototlumpuh bekerja, mata yang sehat akan menjurus kearah ini dengan
baik, sedangkan mata yang sakit tertinggal
c. Diplopiad. Okular torticallise. Proyeksi yang salahf. Vertigo, mual-mual
F. Anatomi dan fisiologi
a.Anatomi
Gerakan Mata dikontrol oleh enam otot ekstrim okular yaitu :
1. Empat Otot rektusa. Muskulus Rektus medius, kontraksinya akan menghasilkan
aduksi atau menggulirnya bola mata kearah nasal dan otot ini
dipersyarafi oleh saraf ke III {Okulomotor}
b. Muskulus Rektus lateral, kontaksinya akan menghasilkanabduksi atau menggulirnya bola mata kearah temporal & otot inidipersyarafi oleh saraf ke IV {Abdusen}
c. Muskulus Rektus superior,kontraksinya akan menghasilkanElevasi, Aduksi & Intorsi bola mata dan otot ini dipersyarafi ke
III
d. Muskulus rektus Inferior, kontraksinya akan menghasilkandepresi pada abduksi, ekstorsi dan pada abduksi, dan abduksi 23
pada depresi otot ini dipersyarafi ke III
2. Dua Otot Obligus
a.
Muskulus Obligus superior,kontraksinnya akan menghasilakndepresi intorsi bila berabduksi 39 ,depresi sat abdusi 51 dan bila
sedang depresi akan berabduksi .otot ini dipersyarafi saraf ke IV
(troklear)
b. Muskulus Obligus inferior ,dngn aksi primernya ekstorsi dlmabduksi sekunder oblik inferior adlah elevasi dlm abduksi.otot ini
dipersyarafi saraf ke III
3. Fasia
-
7/30/2019 LP MATA
7/16
7
Otot rektus dan oblik diselubungi fasia.didekat titik intersi otot-
otot ini, Fasia melanjutkan diri menjadi kapsul Tenon yg terdapat
diantara sklera & konjungtiva, fasia yg menyatu dengan struktur tulang
orbita berfungsi sebagai ligamen pengontrol otot-otot ekstraokuler dan
membatasi rotasi bola mata.
b. Fisiologi
1).Aspek motorik
Fungsi otot-otot mata
Otot Kerja Primer Kerja Sekunder
Rektus Laterlis (RL) Abduksi Tidak ada
Rektus medialis (RM) Aduksi Tidak ada
Rektus superior (RS) Elevasi Aduksi, intorsi
Rektus inferior (RI) Depresi Aduksi, ekstorsi
Obliquus superior
(OS)
Intorsi Depresi, abduksi
Obliquus inferior (OI) Ekstorsi Levasi, abduksi
Setiap otot dari keenam ekstraokular berperan dalam mengatur
posisi mata dalam tiga sumbu rotasi. Kerja primer suatu otot adalah efek
utama yang ditimbulkannya pada rotasi mata. Efek yang lebih kecil
disebut kerja sekunder atau tersier. Kerja sertiap otot tergantung pda
orientasi mata di dalam orbita dan pengaruh dari jaringan ikat orbita, yang
mengatur arah kerja ekstraokular dengan menjadi origo fungsional otot-
otot tersebut(hipotesis katrol aktif)
Otot rektus medialis dan lateralis masing-masing menyebabkan
aduksi dan abduksi mata, dengan efek ringan pada elevasi atau torsi. Otot
rektus vertikalis dan obliquus memiliki fungsi vertical maupun torsional.
Secara umum otototot rektus vertikalis merupakan elevator dan depresor
utama mata, dan otot obliquus, terutama berperan dalam gerakan torsional.
Efek vertical otot rektus superior dan inferior lebih besar saat mata berada
-
7/30/2019 LP MATA
8/16
8
dalam kadaan abduksi. Efek vertical lebih besar saaat mata dalam keadaan
normal
1. Bidang kerja
Posisi mata ditentukan oat keduanya boleh keseimbangan yang
dicapai oleh tarikan dalam ke enam otot ekstraokuler. Mata berada
dalam posisi memandang primer saat keduanya men badan tegmandang
lurus ke depan dengan posisi kepala dan badan tegak. Untuk
mengerakkan mata ke arah pandangan lain,otot agonis menarik mata
kearah tersebut dan otot antagonis berelaksasi. Bidang kerja suatu otot
adalah arah pandangan yang dihasilkan saat otot itu mengeluarkan daya
kontraksinya yang terkuat sebagai suatu agonis, mis, otot rektuslateralis mengalami kontraksi terkuat saat melakukan abduksi mata.
2. Otot- otot sinergistik& antagonistic(hokum Sherrington).
Otot-otot sinergistik adalah otot-otot yang memiliki bidang kerja
yang sama. Dengan demikian, untuk pandangan dengan arah vertical,
otot rektus superior dan obliquus inferior bersinergistik mengerakan
mata ke atas. Otot-otot sinergistik untuk suatu fungsi mungkinantagonistic untuk fungsi lain. Misalnya, otot rektus superior dan
obliquus inferior bekerja sebagai antagonis pada gerak torsi, rektus
superior menyebabkan intorsi dan obliquus inferior ekstorsi. Otot-otot
ekstraokular, seperti otot rangka, memprlihatkan persarafan otot-otot
antagonis yang timbale balik(hokum shrrington). Dengan demikian,
pada dekstorversi(menatap kanan), ototnrektuss lateralis medialis kanan
dan lateralis kiri mengalami inhibisi sementara otot rektus lateralis
kanan dan medialis kiri terstimulasi.
3. Otot- otot pasangan searah (hukum hering)
Agar gerakan kedua mata berada dalam arah yang sama, otot-
otot antagonis yang berkaitn harus menerimapersarafan yang
setara(hokum hering). Pasangan otot antagonis dengan kerja primr yang
sama disebut pasangan searah(yoke pair).otot rektus lateralia kanan dan
medialis kiri adalah pasangan searaj untuk menatap ke kanan. Otot
rektus inferior kanan dan obliquus kiri adalah pasangan searah untuk
menatap ke kanan bawah.
Otot- otot pasangan searah dalam posisi pandangan utama.
-
7/30/2019 LP MATA
9/16
9
Mata ke atas dan kanan RSKa
Mata ke atas dan kiri RSKi
Mata ke kanan RLKa dan RMKiMata ke kiri RLKi dan RMKa
Mata ke bawah dan kanan RIKa dan OSKi
Mata ke bawah dan kiri RIKi dan OSKa
4. Perkembangan gerakan binocular
System neuromuscular pada bayi maih belum matang sehingga
tidak jarang kesejajaran mata belum stabil pada bulan-bulan pertama
kehiupannya. Esodeviasi sementara adalah penyimpangan yang paling
sering djiumpai dan mungkin berkaitan dengan imaturasi system
akomodasi konvergensi. Membaiknya ketajaman penglihatan secara
bertahap disrtai pematangan okulomotor memungkinkan penjajaran
mata yang lebih stabil pada usia 2-3 bulan. Setiap kelainan penjajaran
setelah usia ini harus diperiksa oleh oftalmolog.
2). Aspek sensori
Penglihatan binocular
Di setiap mata, segala yang tercitra di fovea terlihat secara
subjektif sebagi tepat di depan. Dengan demikisn, apabila dua object yang
tidak serupa dicitrakan pada dua fovea, kedua objek tersebut akan terlihat
tumpang tindih, tetapi ketidakserupaan tersebut akan menghambat fusi
untuk membentuk suatu kesan tunggal. Karena berbedanya titik
nyaman(vontage point) di dalam ruang setiap mata, bayangan di setiap
mata sebenarnya sedikit berbeda dengan bayagan mata disebelahnya. Fusisensorik dan stereopsis merupakan dua proses fisiologik berbda yang
berperan dalam penglihatan binocular.
2. 1. 5 Patofisiologi(terlampir)
2.1.6 Pemeriksaan penunjang
Mata harus diperiksa segera setelah Anda bahkan menduga bahwa
mereka mungkin persimpangan atau mengembara, tidak peduli seberapa
kecil misalignment itu mungkin. . Tidak ada anak yang terlalu muda untuk
dilihat dan perawatan dini dapat mencegah kemudian sakit hati. .
-
7/30/2019 LP MATA
10/16
10
Pengobatan cepat dimulai, lebih baik anak Anda kesempatan untuk
mencapai penglihatan normal dalam setiap mata dan persepsi kedalaman
teropong yang baik. . Koreksi setelah usia 6 atau 7 adalah lebih sulit danhasilnya kurang memuaskan.
Sebuah pemeriksaan mata lengkap dan pembiasan (pengukuran visi
dan cek untuk kacamata) melibatkan penggunaan obat tetes mata untuk
melebarkan pupil dan melumpuhkan sementara mekanisme fokus.
Gerakan mata, kualitas dan derajat stereopsis (3-D visi), dan kemampuan
untuk mengenali penglihatan ganda semua akan diperiksa, tergantung pada
usia dan kerjasama dari pasien. Penentuan penyebabnya mungkin
melibatkan rujukan ke spesialis jenis lain.
1. Penentuan tajam penglihatan2. Detekasi abnormalitas pergerakan mata3. Deteksi dan pemeriksaan strabismus4. Pemeriksaan stereopsis5. Penentuan kelainan refraksi6. Pemeriksaan telit mata termasuk melihat fundus dengan pupil
terdilatasi
2. 1. 7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan terhadap penderita dengan juling bertujuan untuk
mangembalikan pengelihatan binokular yang normal, sehingga
penatalaksanaan terhadap juling ditujukan pada pemenuhan persyarafan
untuk mencapai pengelihatan binokular tersebut. Dengan kata lain secara
bertahap memperbaiki visus kedua matanya, kemudian memperbaikiposisis kedua mata sehingga mencapai kedudukan ortovorios dan trakhir
melatih penderita menyatukan keduua bayangan dari kedua matanya.
Usaha memperbaiki visus dinilai pada umur sedini mungkin
semenjar saat terlihat bahwa anak mempunyai keinginan memilih untuk
mengunakan satu matanya, dengan cara menutup mata yang baik atau
memberikan tetes mata atropine.
Perbaikan kedudukan bola mata dilakukan dengan melemahkan
otot yang bekerja terlalu kuat dan memperkuat otot yang lebih lemah.
Perbaikan kedudukan bola mata dilakukan sebaiknya pada umur sekitar 4-
-
7/30/2019 LP MATA
11/16
11
5 tahun agar juling yang masih belum terkoreksi oleh pembedahan masih
bisa diperbaiki dengan pemberihan latihan-latihan menggunakan kedua
matanya secara bersamaan.
a. Oklusi:Mata yang sehat ditutup dan diharuskan melihat denganmata yang ambliop.oklusi sebagian juga harus bisa dilakukan
dengan membrane plastik, pita, lensa, atau mata ditutup dengan
berbagai cara:
a) Pleoticb) Obat-obatanc) Latihan dengan synoptophone
b. Memanipulasi akomodasia) Lensa plus / dengan miotik:Menurunkan beban akomodasi dan
konvergensi yang menyertai
b) Lensa minus dan tetes siklopegik:Merangsang akomodasi padaanak-anak
c. Penutup Mata
2. 1. 8 Komplikasi
Hungga usia 7 atau 8 tahun, otak biasanya mengembangkan
berbagai respons terhadap penglihatan binocular yang abnormal
repon ini mungkin tidak imbul bila onset strabismusnya stelah uia
terebut. Kelainan-kelainan tersebut adalah diplopia, suoresi,
anomaly korespodensi retina, dan fiksasi ekstentrik.
1.Diplopia
Apabila terdapat strabismus, kedua fovea menerima
bayangan yang berbeda. Objek yang telihat oleh satu fovea
dicitrakan pada daerah retina perifer di mata yang lain. Bayangan
fovea terlokalisasi tepat di depan, sedangkan bayangan retina
periferdari objek yang sama di mata yang lain dilokalisasi di arah
yang lain. Dengan demikian objek yang sama terlihat di dua
-
7/30/2019 LP MATA
12/16
12
tempt(diplopia). Saat objek-objek yang dicitrakan di dua fovea
terlihat pada arah yang dalam ruang, proses lokalisasi objek-objek
yang terpisah secra spasial di tempat yang sama ini disebut
kebingungan penglihatan.
2. Supresi
Dalam kondisi penglihatan binocular pasien strabismus,
bayangan yang terlihat di salah satu mata menjadi predominan dan
yang terlihat di mata yang lain tidak di persepsikan. Supresi adalah
adaptasi sensori yang paling sering timbul pada strabismus kanak-
kanank. Supresi bermanifestasi sebagai skotoma di mata yang
berdeviasi hanya pada kondisi penglihatan binocular. Suatuskotoma adalah daerah penurunan penglihatn di dalam lapangan
pandang, dikelilingi oleh oleh daerah penglihatan yang sedikit
menurun atau normal.
3. Ambliopia
Pengalaman visual abnormal berkepanjangan yang dialami
oleh seorang anak usia karang dari 7tahun dapat menyebabkanambliopia(penurunan ketajaman penglihatan tanpa adanya penyakit
organiac pada satu mata yang dapat dideteksi)tiga klinik penyebab
ambliopia adalah akibat deprivasi penglihatan(mis, katarak
congenital atay hipoplasia nervus optikus), ambliopia akibat
strabismus, dan ambliopia akibat kelainan refraksi yang tidak
setara(anisometropia). Sering kali terdapat lebih dari satu etiologi.
Walaupun semula diduga tidak dapat disembuhkan setelah usia
7tahun, sjumlah studi terbaru menunjukkan bahwa beberapa bentuk
amliopia berhasil diterapi pada anak yang lebih besar.
Pada strabismus, mata yang biasa digunakan untuk fiksasi
mempunyai ketajaman penglihatn yang normal dan mata yang
tidak dipakai sering mengalami penurunan penglihatan(ambliopia).
Ambliopia sering ditemukan pada esotropia dan sering kali berat.
Sebaliknya, ambliopia jarang pada eksotropia dan hanya ringan
bila ada. Apabila fiksasi yang berubah-ubah secara spontan,
ambliopia tidak terjadi. Supresi dan ambliopia adalah yang
berlainan. Ambliopia ditemukan bila mata yang terkena dipriksa
tersendiri. Supresi terjadi pada kondisi penglihatan binocular dan
-
7/30/2019 LP MATA
13/16
13
merupakan suatu proses otak yang mengabaikan bagian bayangan
tertentu yang diterima oleh mata yang berdeviasi sehingga pasien
dapat menghindari diplopia. Defek lapangan pandang ini disbut
skotoma fakultatif Karena tidak dapat dibuktikanadanya deficit
lapangan sewaktu mata yang mengalami supresi diperiksa terpisah.
4. Anomalia korespodensi retina
Anomalia korespodensi retina adalah adaptasi sensori yang
timbul pada strabismus dalam kondisi penglihatan binocular.
Heterotropia menimbulkan supresi pada mata yang tidak terfiksasi
dan pergesran rbesar deviasi motorik dan mencegah perspsi
diplopia. Fenomena binocular ini memungkinkan beberapa bentukkerjasama binocular terjadi pada pasien asien strabismus, terapi
stereopsis berkurang atau tidak ada.
-
7/30/2019 LP MATA
14/16
14
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
1. Biodata.Tanggal wawancara, tanggal MRS, No. RMK. Nama, umur, jenis
kelamin, suku / bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan,
alamat, penanggung jawab.
2. Keluhan utama: penglihatannya ganda, sakit kepala, mata lelah3. Riwayat penyakit sekarang:
a. Apa yang menyebabkan terjadi strabismusb. Sejak kapan strabismus terjadic. Kapan saat strabismus timbul(membaca,berjalan)d. Sudah berapa lama strabismus terjadi
4. Riwayat penyakit dahuluApakah sebelumya pernah mengalami kelainan refraksi
5. Riwayat penyakit keluargaStrabismus dan ampliopia sering ditemukan dalam hubungan keluarga
6. Riwayat Psikososial-Spiritual- Psikologis : apakah klien menerima penyakit yang diderita ?- Sosial : bagaimana interaksi klien terhadap lingkungan
sekitarnya ?
- Spiritual : apakah dan bagaimana klien mengerjakan ibadahnyasaat sakit ?
3.2 PEMERIKSAAN FISIK
1. Kelopak Mata, harus terletak merata pada permukaan mata2. Buku Mata, posisi dan distribusinya3. Sistem lakrimal, struktur dan fungsi pembentukan dan drainase air mata.4. Pemeriksaan Mata Anterior, sclera dan konjungtiva bulbaris diinspeksi
secara bersama.
-
7/30/2019 LP MATA
15/16
15
5. Pemeriksaan Kornea, normalnya kornea tampak halus dengan pantulancahaya seperti cermin, terang, simetris dan tunggal.
3.3 ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
keperawatan
1 DS :
Klien sering mualdan pusing
Klien mengeluhpenglihatannya ganda
DO :
Menurunya ketajamanpenglihatan (visus)
Adanya diplopia Adanya deviasi pada
mata
Strabismus
Kehilangan persepsi
jarak,ukuran,
kedalaman
Gangguan persepsi
sensori
Gangguan sensori
penglihatan
2 DS:
-Klien mengeluhpenglihatanya kabur
DO:
Menurunya ketajamanpenglihatan (visus)
Disoreasasilingkungan
Strabismus
Pandangan mata
kabur
Kehilangan
Kehilangan persepsi
jarak, ukuran,
kedalaman
Disoreasasi
lingkungan
Resiko cidera
Resiko cidera
3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Gangguan sensori penglihatan b/d lapang pandang yang menurun2. Resiko cedera b/d lapang pandang yang menurun
-
7/30/2019 LP MATA
16/16
16