lp & lk bronkitis pkk ii cepu
DESCRIPTION
askepTRANSCRIPT
MASALAH / DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b/d bronkokonstriksi, peningkatan produksi lendir, batuk tidak efektif.
2. Gangguan pertukaran gas b/d ketidakefektifan ventilasi-perfusi.
3. Resiko terhadap infeksi b/d perubahan fungsi makrofag.
4. Intoleransi aktivitas b/d sesak nafas semakin bertambah saat beraktivitas.
5. Kurang pengetahuan b/d kurang paparan informasi tentang penyakit.
INTERVENSI KEPERAWATAN
No DP
Tujuan & Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
1.
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1 x 24 jam pasien
menunjukkan keefektifan
jalan nafas dibuktikan
dengan kriteria hasil :
Mendemonstrasika
n batuk efektif dan
suara nafas yang bersih,
tidak ada sianosis dan
dyspneu (mampu
mengeluarkan sputum,
bernafas dengan
mudah, tidak ada pursed
lips)
Menunjukkan jalan
nafas yang paten (klien
tidak merasa tercekik,
irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam
rentang normal, tidak
ada suara nafas
abnormal)
Mampu
mengidentifikasikan dan
mencegah faktor yang
penyebab.
Saturasi O2 dalam
batas normal
1. Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hari sesuai toleransi jantung. Memberikan air hangat. Anjurkan masukan cairan antara, sebagai pengganti makan.
2. Ajarkan dan berikan dorongan penggunaan teknik pernapasan diafragmatik dan batuk efektif.
3. Berikan humidifikasi tambahan, mis: nebuliser ultranik, humidifier aerosol ruangan.
4. Bantu pengobatan pernapasan, mis: fisioterapi dada.
5. Ajarkan tentang tanda-tanda dini infeksi yang harus dilaporkan pada dokter dengan segera: peningkatan sputum, perubahan dalam warna sputum, peningkatan kekentalan sputum, peningkatan napas pendek, rasa sesak di dada, keletihan, peningkatan batuk.
1. Hidrasi membantu menurunkan kekentalan sekret, mempermudah pengeluaran. Penggunaan cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus. Cairan selama makan dapat meningkatkan distensi gaster dan tekanan pada diafragma.
2. Teknik ini akan membantu memperbaiki ventilasi dan untuk menghasilkan sekresi tanpa menyebabkan sesak napas dan keletihan.
3. Kelembaban menurunkan kekentalan sekret mempermudah pengeluaran dan dapat membantu menurunkan/mencegah pembentukan mukosa tebal pada bronkus.
4. Drainase postural dan perkusi bagian penting untuk membuang banyaknya sekresi/kental dan memperbaiki ventilasi pada segmen dasar paru.
5. Infeksi pernapasan minor yang tidak memberikan konsekuensi pada individu dengan paru-paru yang normal dapat menyebabkan gangguan fatal. Pengenalan diri sangat penting.
2.
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 x 24 jam Gangguan pertukaran gas
pasien teratasi dengan
kriteria hasil:
Mendemo
nstrasikan peningkatan
ventilasi dan oksigenasi
yang adekuat
Memeliha
ra kebersihan paru paru
dan bebas dari tanda
tanda distress
pernafasan
Mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara
nafas yang bersih, tidak
ada sianosis dan
dyspneu (mampu
mengeluarkan sputum,
mampu bernafas dengan
mudah, tidak ada pursed
lips)
Tanda tanda vital
dalam rentang normal
AGD dalam batas
normal
Status neurologis
dalam batas normal
1. Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan. Catat penggunaan otot aksesori, napas bibir, ketidak mampuan bicara/berbincang.
2. Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah untuk bernapas. Dorong napas dalam perlahan atau napas bibir sesuai kebutuhan/toleransi individu.
3. Berikan bronkodilator sesuai yang diharuskan. Dapat diberikan peroral, IV, rektal, atau inhalasi. Berikan bronkodilator oral atau IV pada waktu yang berselingan dengan tindakan nebuliser, inhaler dosis terukur, atau IPPB untuk memperpanjang keefektifan obat. Observasi efek samping: takikardia, disritmia, eksitasi SSP, mual dan muntah.
4. Evaluasi efektivitas tindakan nebuliser, inhaler dosis terukur, atau IPPB. Kaji penurunan sesak napas, penurunan mengi atau krekels, kelonggaran sekresi, penurunan ansietas. Pastikan bahwa tindakan diberikan sebelum makan untuk menghindari mual dan untuk mengurangi keletihan yang menyertai aktivitas makan.
5. Instruksikan dan berikan dorongan pada pasien pada pernapasan diafragmatik dan batuk yang efektif.
6. Berikan oksigen tambahan yang sesuai dengan indikasi hasil GDA dan toleransi pasien.
1. Berguna dalam evaluasi derajat distres pernapasan dan/atau kronisnya proses penyakit.
2. Pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan posisi duduk tinggi dan latihan napas untuk menurunkan kolaps jalan napas, dispnea, dan kerja napas.
3. Bronkodilator mendilatasi jalan napas dan membantu melawan edema mukosa bronkial dan spasme muskular. Karena efek samping dapat terjadi pada tindakan ini, dosis obat disesuaikan dengan cermat untuk setiap pasien, sesuai dengan toleransi dan respons klinisnya.
4. Mengkombinasikan medikasi dengan aerosolized bronkodilator nebulisasi biasanya digunakan untuk mengendalikan bronkokonstriksi. Pemberian tindakan yang tidak tepat akan mengurangi keefektifannya. Aerolisasi memudahkan klirens bronkial, membantu mengendalikan proses inflamasi, dan memperbaiki fungsi ventilasi.
5. Teknik ini memperbaiki ventilasi dengan membuka jalan napas & membersihkan jalan napas dari sputum. Perbaikan pertukaran gas.
6. Dapat memperbaiki/mencegah memburuknya hipoksia.
3.
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1 x 24 jam
pasien tidak mengalami
infeksi dengan kriteria
hasil:
Klien bebas dari tanda
dan gejala infeksi
Menunjukkan
kemampuan untuk
mencegah timbulnya
infeksi
Jumlah leukosit dalam
batas normal
Menunjukkan perilaku
hidup sehat
Status imun,
gastrointestinal,
genitourinaria dalam
batas normal
1. Pertahankan teknik aseptif
2. Batasi pengunjung bila perlu
3. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
tindakan keperawatan
4. Gunakan baju, sarung tangan sebagai
alat pelindung
5. Tingkatkan intake nutrisi
6. Berikan terapi
antibiotik: sesuai advis dokter
7. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik
dan lokal
8. Pertahankan teknik isolasi k/p
9. Dorong masukan cairan
10. Dorong istirahat
11. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan
gejala infeksi
12. Kaji suhu badan
setiap 8 jam
1. Pencegahan infeksi nosokomial
2. Pencegahan infeksi nosokomial
3. Pencegahan infeksi nosokomial
4. Pencegahan penularan infeksi nosokomial
5. Nutrisi yang baik meningkatkan system imun
6. Profilaksis terhadap infeksi
7. Deteksi lebih dini infeksi, prognose lebih baik
8. Pencegahan infeksi dari lingkungan
9. Metabolisme membutuhkan air,dan meningkatkan daya tahan tubuh
10. Istirahat yang kurang dapat menurunkan daya tahan tubuh
11. Deteksi dini infeksi
12. Pemantauan infeksi dini, prognose lebih baik
4.
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1 x 24 jam
Pasien bertoleransi terhadap
aktivitas dengan Kriteria
Hasil :
Berpartisipa
si dalam aktivitas fisik
tanpa disertai
peningkatan tekanan
darah, nadi dan RR
Mampu
melakukan aktivitas
sehari hari (ADLs) secaramandiri
Keseimbang
an aktivitas dan istirahat
1. Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
2. Kaji adanya faktor yang
menyebabkan kelelahan
3. Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
4. Monitor pasien akan adanya
kelelahan fisik dan emosi secara
berlebihan
5. Monitor respon kardivaskuler
terhadap aktivitas (takikardi, disritmia,
sesak nafas, diaporesis, pucat,
perubahan hemodinamik)
6. Monitor pola tidur dan lamanya
tidur/istirahat pasien
7. Kolaborasikan dengan tenaga
rehabilitasi medik dalam merencanakan progran terapi yang tepat.
8. Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas yang mampu
dilakukan
9. Bantu untuk memilih aktivitas
konsisten yang sesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi dan sosial
10. Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas
11. Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi diri dan
penguatan
12. Monitor respon fisik, emosi, sosial
dan spiritual
1. Mengetahui keterbatsan aktivitas pasien
2. Menghindari aktivitas yang tak dapat ditoleransi
3. Nutrisi yang adekuat meningkatkan tenaga yang adekuat
4. Menentukan aktivitas yang dapat ditoleransi
5. Toleransi aktivitas dapat diketahui melalui tanda-tanda vital
6. Tidur yang cukup memberikan kesegaran jasmani
7. Fisioterapi yang tepat dapat mencegah atrophi otot
8. Menentukan batas aktivitas yang dapat ditoleransi
9. Menunjukkan rasa empati dan perhatian pada pasien akan meningkatkan semangat
10.
5.
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1 x 24 jam
pasien menunjukkan
pengetahuan tentang
proses penyakit dengan
kriteria hasil:
Pasien dan keluarga
menyatakan
pemahaman tentang
penyakit, kondisi,
prognosis dan program
pengobatan
Pasien dan keluarga
mampu melaksanakan
prosedur yang
dijelaskan secara benar
Pasien dan keluarga
mampu menjelaskan
kembali apa yang
dijelaskan perawat/tim
kesehatan lainnya
1. Bantu klien mengerti tentang tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Ajarkan klien tentang penyakit dan perawatannya.
2. Diskusikan keperluan untuk berhenti merokok, berikan informasi tentang sumber-sumber kelompok.
1. Klien harus mengetahui bahwa ada rencana dan metode dimana ia memainkan peranan yang besar, pasien harus mengetahui apa yang diperkirakan. Mengajarkan klien tentang kondisinya adalah salah satu aspek yang paling penting dari perawatannya; tindakan ini akan menyiapkan klien untuk hidup dalam dan mengatasi kondisi serta memperbaiki kualitas hidup.
2. Asap tembakau menyebabkan kerusakan pasti pada paru dan menghilangkan mekanisme proteksi paru-paru. Aliran udara terhambat dan kapasitas paru menurun.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer & Bare, 2001. Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Vol 1. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.Corwin, E J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. EGC. Jakarta.Doenges, M. E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Ed.3. EGC. Jakarta.Underwood, J.C.E. 1999. Patologi Umum dan Sistematik Ed.2 Vol 2. EGC.
Jakarta.
LAPORAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 31-12- 2013 Praktikan : Puji Siswanto
Jam : 08.30 WIB NIM : P17420613031
Ruang : Mawar
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M.
Umur : 72 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Petani
Alamat : Ketuwan Rt.03 Rw.3 Kedung Tuban
Status Perkawinan : Kawin
Suku/ Bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Tanggal masuk : 31-12- 2013
Tgl pengkajian : 31-12- 2013
Penanggung Jawab
Nama : Ny. A
Umur : 38 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Hubungan Dengan Pasien : Anak kandung
Suku/ Bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tani
2. Catatan Masuk
Pasien Masuk Melalui IGD diantar keluarga
3. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan sesak nafas sejak 4 hari yang lalu, sudah berobat ke tenaga kesehatan setempat tetapi tidak ada perubahan. Batuk kurang lebih sudah satu bulan dan berdahak warna kekuningan kental. Sesak bertambah berat bila untuk beraktivitas.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien belum pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya, pasien adalah perokok berat kurang lebih 10 tahun dengan rata-rata per hari habis satu bungkus rokok. Pasien tidak ada riwayat penyakit HT, DM, maupaun Jantung.
c. Keluhan Utama
Pasien mengatakan sesak nafas
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit menular seperti TBC.Keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti DM, HT, Jantung
Genogram
Keterangan :
: pasien : tinggal serumah
: perempuan : Laki-Laki
: perempuan meninggal : laki-laki meninggal
e. Pola Kesehatan Fungsional Menurut Gordon
1.Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien tidak tahu mengenai penyakit yang diderita, pasien mengatakan keadaanya ingin segera membaik dan tidak bertambah parah.
2. Pola nutrisi dan metabolik
Sebelum dirawat, pasien makan 3x dalam sehari,Minum air putih 6 gelas dalam sehari. Selama dirawat klien makan 3x dalam sehari,tidak mual dan muntah,minum 4 gelas dalam sehari.
3. Pola aktivitas dan latihan
Klien adalah seorang laki-laki, anak ke-1 dari 4 bersaudara, terbiasa melakukan dan aktivitas secara mandiri sebelum mengalami sesak nafas. Selama dirawat aktivitas sehari-hari ada yang bergantung kepada keluarga, yaitu aktivitas eliminasi (BAB dan BAK), mandi.
4. Pola eliminasi
Sebelum dirawat pola eliminasi klien dalam keadaan normal, BAB 1X dalam sehari, BAK 3X dalam sehari. setelah dirawat BAK klien tidak ada gangguan namun pasien pakai pemper. Selama sakit Pasien BAB 1 x sehari dibantu keluarga dengan pispot.
5. Pola istirahat dan tidur
Sebelum dan saat dirawat pola istirahat pasien tidak terganggu, klien tidur dari jam 21.00-05.00
6. Pola sensori dan kognitif
Sebelum dan saat sakit tidak ada penurunan kemampuan sensasi (penglihatan, pendengaran, penghidu, pengecapan, sensasi perabaan). Klien tidak menggunakan alat bantu mendengar ataupun kacamata saat sebelum dan saat sakit. Saat sakit dan sebelum sakit tidak ada masalah dengan kemampuan mengingat, bicara pelo, mulut simetris, dan memahami pesan yang diterima, klien juga mampu mengambil keputusan yang bersifat sederhana (misalnya klien mengatakan badan pegal-pegal dan minta dipijit anaknya). Pola persepsi nyeri : Ny S mengatakan tidak ada keluhan nyeri kepala maupun pusing.
7. Pola konsep diri
Klien terlihat kooperatif selama perawat atau petugas kesehatan melakukan pengkajian, dan merespon pertanyaan-pertyanyaan perawat. Terkadang klien juga bertanya tentang penyakit yang diderita.
8. Pola hubungan dengan orang lain
Hubungan klien dengan orang lain baik, tidak ada masalah,banyak tetangga dan keluarga yang menjenguk
9. Pola reproduksi seksual
Klien adalah seorang laki-laki dan sudah tak berpikir untuk berhubungan suami istri (seksual).
10. Pola mekanisme koping
Jika klien mempunyai suatu masalah, biasanya diselesaikan dengan musyawarah, dan diskusi dengan anaknya.
11. Pola nilai kepercayaan dan keyakinan
Klien adalah seorang muslim, sebelum dirawat klien melakukan sholat 5 waktu, setelah dirawat ibadah klien terganggu karena kondisi yang lemah, dan hanya melakukan sholat dengan posisi tidur.
4. Pemeriksaan Fisik
1.keadaan umum
baik, kesadaran komposmentis GCS 15, E4V5M6
2. Tanda-tanda vital
31/12/2013
TD : 140/80 mmHg
S : 36,3 C
N : 100X/menit
RR : 35X/menit
01/01/2014
TD: 145/90 mmHg, N:100 X/menit,
RR: 24 kali permenit
S: 36,2C.
02/01/2014
TD : 140/80 mmHg
S : 36,6C
N : 86X/menit
RR: 20 kali/mnt
3. Kepala : mesosefal, simetris, tidak ada luka, dan tidak ada jejas
Rambut : panjang beruban, bersih
Mata : konjungtiva warna pink, sclera putih, pupil isokhor
Hidung : simetris, tidak ada secret, tidak ada polip, tidak terpasang NGT,tiding ada gangguan penghidu
Telinga : tidak ada serumen , bersih,tiddak adagangguan pendengaran.
Mulut : keadaan selaput mukosa lembab, tidak terdapat sariawan, mulut bersih, tidak terdapat bau mulut, tidak ada bengkak pada gusi, bibir agak kering. Leher dan tenggorokan: tidak ada benjolan pada leher, posisi trakhea di tengah, tidak terdapat pemasangan alat (trakeostomy), tidak ada pembesaran tonsil (inspeksi), tidak ada nyeri waktu menelan,tidak ada gangguan pengecapan.
4. Paru
Inspeksi : simetris
Palpasi : vocal fremitus kanan=kiri
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : ronchi basah kasar pada percabangan bronkus ( kosta II)
5. Jantung
Inspeksi : ictus cordis tak tampak
Palpasi : ictus cordis berada di ICS V mid klavikula, tidak teraba thril
Perkusi : pekak,tidak ada pembesaran jantung
Auskultasi : bunyi jantung BJ I di ICS V midklavikula & BJ II di garis parasternal ICS II
6. Abdomen
Inspeksi : datar, tidak asites
Auskultasi : bising usus ada 3 x/menit
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : timpani
7. Genetalia
Tidak terpasang Kateter, bersih
8. Ekstremitas
Kuku bersih, turgor baik, tidak adanya edema, akral hangat, Capillary refill time kurang dari 3 detik, kekuatan otot: tangan kanan 5 dan kaki kanan 5, tangan kiri 5 dan kaki kiri 5. Klien bisa bergerak dan tangan kiri terpasang infuse dan tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema dan tidak kemerahan.
9. Kulit
Bersih, warna coklat kehitaman,lembab, turgor baik, tidak ada edema
5. Data penunjang
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Tgl 31-12-2013
Hb :15,3 g%
Leucosit : 9000/mm3
Erytrosit : 4,76/mm3
Trombosit : 231.000/mm3
PCV : 45,5%
SGOT : 119
SGPT : 105
GDS : 96
Ureum : 52,6
Kreatinin : 0,9
Asam urat : 8,5
Cholesterol : 168
LDL : 76
HDL : 52
Trigliserit : 200
Photo rontgen tidak terdapat bercak putih pada apex paru, terlihat kesan peningkatan vaskularisasi pada area bronkus
6. Therapi medis
O2 3-4 L/mnt
Infuse Assering 28 tpm
Injeksi Dexametason 3 x 1 amp
Mucodex syr 3 x 1 cth
Zebomex 1 x 1
Posisi semifowler
II. DAFTAR MASALAH
No.
Tgl/jam
Data Fokus
Etiologi
Problem
1.
31-12-2013.
Jam:08.30
S: Pasien mengatakan batuk sputum kental kadang sulit keluar
O: Terdengar ronchi basah kasar pada costa II kanan kiri paru
Iritasi area bonkus
Produksi secret berlebihan dan kental/lengket
Bersihan jalan nafas takefektif
2.
31-12-2013
Jam:0830
S: Pasien mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya,pasien biasanya merokok sehari habis 2 bungkus sejak 10 tahun yang lalu
O: -
Kurang paparan informasi tentang penyakitnya
Kurang pengetahuan
III. PERENCANAAN KEPEERAWATAN
No.
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan & Kriteria hasil
Intervensi
1.
Bersihan jalan nafas takefektif b.d produksi secret yang meningkat kental dan lengket
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1 x 12 jam pasien
menunjukkan keefektifan
jalan nafas dibuktikan
dengan kriteria hasil :
Mendemonstrasika
n batuk efektif dan
suara nafas yang bersih,
tidak ada sianosis dan
dyspneu (mampu
mengeluarkan sputum,
bernafas dengan
mudah, tidak ada pursed
lips)
Menunjukkan jalan
nafas yang paten (klien
tidak merasa tercekik,
irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam
rentang normal, tidak
ada suara nafas
abnormal)
Mampu
mengidentifikasikan dan
mencegah faktor yang
penyebab.
Saturasi O2 dalam
batas normal
1. Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hari sesuai toleransi jantung. Memberikan air hangat. Anjurkan masukan cairan antara, sebagai pengganti makan.
2. Ajarkan dan berikan dorongan penggunaan teknik pernapasan diafragmatik dan batuk efektif.
3. Berikan humidifikasi tambahan, mis: nebuliser ultranik, humidifier aerosol ruangan.
4. Bantu pengobatan pernapasan, mis: fisioterapi dada.
5. Ajarkan tentang tanda-tanda dini infeksi yang harus dilaporkan pada dokter dengan segera: peningkatan sputum, perubahan dalam warna sputum, peningkatan kekentalan sputum, peningkatan napas pendek, rasa sesak di dada, keletihan, peningkatan batuk.
2.
Kurang pengetahuan b.d kurang paparan informasi tentang penyakitnya
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1 x 24 jam
pasien menunjukkan
pengetahuan tentang
proses penyakit dengan
kriteria hasil:
Pasien dan keluarga
menyatakan
pemahaman tentang
penyakit, kondisi,
prognosis dan program
pengobatan
Pasien dan keluarga
mampu melaksanakan
prosedur yang
dijelaskan secara benar
Pasien dan keluarga
mampu menjelaskan
kembali apa yang
dijelaskan perawat/tim
kesehatan lainnya
1. Bantu klien mengerti tentang tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.
2. Ajarkan klien tentang penyakit dan perawatannya.
3. Diskusikan keperluan untuk berhenti merokok, berikan informasi tentang sumber-sumber kelompok.
IV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/Tgl/Jam
No. DP
Implementasi
Respon
Ttd
Senin,31-12-2013/jam 08.30
12.00
1.
1.Memasukkan obat injeksi dexametason
2. Menkaji suara paru
3.mengatur posisi semifowler
4.melatih nafas diafragma dan batuk efektif
5.mengganti cairan infuse dan mengatur tetesan infuse 28 tpm
6.mengkaji intake cairan dan output cairan.
7.Memberikan obat mukodek syr
8.mendelegasikan intervensi-intervensi keperawatan maupun medis kepada perawat jaga berikutnya
1. Obat masuk intravena
2. Terdengar suara ronchi basah kasar pada costa II
3. Pasien merasa nyaman dengan posisi semifowler
4. Pasien kooperatif melakukan nafas diafragma dan batuk efektif,sputum dapat keluar
5. Tetesan infuse lancar 28 tpm
6. Pasien minum 6 gelas perhari BAK 5 x perhari
7. Obat mukodek diminum pasien 1 cth jam 08.30
8. Pendelegasian tertulis dalam buku laporan dan dokumentasi keperwatan
Puji
Selasa/01-01-2014,jam 07.30
1.
1. Mengkaji suara nafas pasien dan frekwensi pernafasan
2. Memasukkan obat injeksi deksametason
3. Mengganti cairan infuse dan mengatur tetesan
4. memonitor TTV
5. Mendorong pasien untuk rajin latihan pernafasan diafragma dan batuk efektif
1. Suara ronchi berkurang,RR=24 x permenit
2. Obat masuk intra vena
3. Infuse lancar tetesan 28 tpm
4. Nadi 100x/mnt, TD:130/90 mmHg,Suhu:360 C
5. Pasien proaktif melakukan latihan nafas diafragma dan batuk efektif,sputum keluar
Puji
Rabu/02-01-2014,jam 08.00
1.
Melanjutkan dan meneruskan intervensi kemarin
Ronchi hilang,batuk berkurang,RR 20x/mnt,sesak berkurang.
Puji
Kamis/03-01-2014,jam 08.00
2.
1. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien tentang bronchitis
2. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang bronchitis, factor-faktor resiko dan cara-cara pemeliharaan kesehatan pernafasan
1. Pasien mengatakan belum tahu banyak tentang penyakitnya
2. Pasien dan keluarga mulai mengerti tentang penyakitnya,faktor resiko penyebab bronchitis,dan akan berhenti merokok.
Puji
V. EVALUASI
Hari/Tgl/Jam
No.DP
Evaluasi
Ttd
Kamis,03-01-2014,jam 12.00 WIB
1.
S:Pasien mengatakan sesak nafas berkurang,terasa lebih lega,sputum dapat keluar dengan mudah dan banyak
O:Suara Ronchi hilang, batuk berkurang ,RR:20x/mnt,sputum keluar setiap batuk dengan nafas diafragma
A: Bersihan jalan nafas efektif
P : masalah / DP 1 teratasi,pertahankan kondisi pasien
Puji
Kamis/03-01-2014,jam 12.00
1.
S: Pasien mengatakan sudah mengerti tentang penyakitnya,pasien mengatakan akan berhenti merokok,dan menjaga kesehatannya
O: Pasien proaktif dalam penyuluhan kesehatan
A: Pasien lebih tahu tentang penyakit bronchitis
P: Konsultasikan dengan dokter untuk pemulangan pasien dan obat jalan.
Puji
LEMBAR KONSULTASI
No.
Hari/Tgl
Pokok Bahasan
Catatan
Ttd CI Klinik
LEMBAR PENGESAHAN
Cepu, Januari 2014
MENGETAHUI
PEMBIMBING AKADEMIK
PEMBIMBING KLINIK
..
ERNAWATI, SKep