lp efusi pleura

18

Click here to load reader

Upload: kiyo-korean-stationary

Post on 12-Aug-2015

71 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lp Efusi Pleura

LAPORAN PENDAHULUAN

EFUSI PLEURA

A.     Definisi

Efusi pleural adalah penumpukan cairan di dalam ruang pleural, proses

penyakit primer jarang terjadi namun biasanya terjadi sekunder akibat penyakit

lain. Efusi dapat berupa cairan jernih, yang mungkin merupakan transudat,

eksudat, atau dapat berupa darah atau pus (Baughman C Diane, 2000)

Efusi pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang

terletak diantara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer jarang

terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain.

Secara normal, ruang pleural mengandung sejumlah kecil cairan (5 sampai 15ml)

berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan pleural bergerak

tanpa adanya friksi (Smeltzer C Suzanne, 2002).

Efusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi penimbunan cairan dalam

rongga pleura. (Price C Sylvia, 1995)

 

B.     Etiologi

1. Hambatan resorbsi cairan dari rongga pleura, karena adanya bendungan

seperti pada dekompensasi kordis, penyakit ginjal, tumor mediatinum,

sindroma meig (tumor ovarium) dan sindroma vena kava superior.

2. Pembentukan cairan yang berlebihan, karena radang (tuberculosis,

pneumonia, virus), bronkiektasis, abses amuba subfrenik yang menembus ke

rongga pleura, karena tumor dimana masuk cairan berdarah dan karena

trauma. Di Indonesia 80% karena tuberculosis.

Kelebihan cairan rongga pleura dapat terkumpul pada proses penyakit

neoplastik, tromboembolik, kardiovaskuler, dan infeksi. Ini disebabkan oleh

sedikitnya satu dari empat mekanisme dasar :

        Peningkatan tekanan kapiler subpleural atau limfatik

        Penurunan tekanan osmotic koloid darah

        Peningkatan tekanan negative intrapleural

        Adanya inflamasi atau neoplastik pleura

Penyebab lain dari efusi pleura adalah:

Gagal jantung

Kadar protein darah yang rendah

Sirosis

Page 2: Lp Efusi Pleura

Pneumonia

Blastomikosis

Koksidioidomikosis

Tuberkulosis

Histoplasmosis

Kriptokokosis

Abses dibawah diafragma

Artritis rematoid

Pankreatitis

Emboli paru

Tumor

Lupus eritematosus sistemik

Pembedahan jantung

Cedera di dada

Obat-obatan (hidralazin, prokainamid, isoniazid, fenitoin,klorpromazin,

nitrofurantoin, bromokriptin, dantrolen, prokarbazin)

Pemasanan selang untuk makanan atau selang intravena yang kurang baik.

C.     Tanda dan Gejala

        Adanya timbunan cairan mengakibatkan perasaan sakit karena

pergesekan, setelah cairan cukup banyak rasa sakit hilang. Bila cairan

banyak, penderita akan sesak napas.

        Adanya gejala-gejala penyakit penyebab seperti demam, menggigil, dan

nyeri dada pleuritis (pneumonia), panas tinggi (kokus), subfebril

(tuberkulosisi), banyak keringat, batuk, banyak riak.

        Deviasi trachea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi jika terjadi

penumpukan cairan pleural yang signifikan.

        Pemeriksaan fisik dalam keadaan berbaring dan duduk akan berlainan,

karena cairan akan berpindah tempat. Bagian yang sakit akan kurang

bergerak dalam pernapasan, fremitus melemah (raba dan vocal), pada

perkusi didapati daerah pekak, dalam keadaan duduk permukaan cairan

membentuk garis melengkung (garis Ellis Damoiseu).

        Didapati segitiga Garland, yaitu daerah yang pada perkusi redup timpani

dibagian atas garis Ellis Domiseu. Segitiga Grocco-Rochfusz, yaitu daerah

pekak karena cairan mendorong mediastinum kesisi lain, pada auskultasi

daerah ini didapati vesikuler melemah dengan ronki.

Page 3: Lp Efusi Pleura

Pada permulaan dan akhir penyakit terdengar krepitasi pleura.

 

D.    Patofisiologi

Terlampir 

E.     Pemeriksaan Diagnostik

        Pemeriksaan radiologik (Rontgen dada), pada permulaan didapati

menghilangnya sudut kostofrenik. Bila cairan lebih 300ml, akan tampak

cairan dengan permukaan melengkung. Mungkin terdapat pergeseran di

mediatinum.

        Ultrasonografi

        Torakosentesis / pungsi pleura untuk mengetahui kejernihan, warna,

biakan tampilan, sitologi, berat jenis. Pungsi pleura diantara linea aksilaris

anterior dan posterior, pada sela iga ke-8. Didapati cairan yang mungkin

serosa (serotorak), berdarah (hemotoraks), pus (piotoraks) atau kilus

(kilotoraks). Bila cairan serosa mungkin berupa transudat (hasil bendungan)

atau eksudat (hasil radang).

        Cairan pleural dianalisis dengan kultur bakteri, pewarnaan gram, basil

tahan asam (untuk TBC), hitung sel darah merah dan putih, pemeriksaan

kimiawi (glukosa, amylase, laktat dehidrogenase (LDH), protein), analisis

sitologi untuk sel-sel malignan, dan pH.

        Biopsi pleura mungkin juga dilakukan

 Pada pemeriksaan fisik, dengan bantuan stetoskop akan terdengar adanya

penurunan suara pernafasan.

Untuk membantu memperkuat diagnosis, dilakukan pemeriksaan berikut:

Rontgen dada

Rontgen dada biasanya merupakan langkah pertama yang dilakukan untuk

mendiagnosis efusi pleura, yang hasilnya menunjukkan adanya cairan.

CT scan dada

CT scan dengan jelas menggambarkan paru-paru dan cairan dan bisa

menunjukkan adanya pneumonia, abses paru atau tumor

USG dada

USG bisa membantu menentukan lokasi dari pengumpulan cairan yang

jumlahnya sedikit, sehingga bisa dilakukan pengeluaran cairan.

Torakosentesis

Page 4: Lp Efusi Pleura

Penyebab dan jenis dari efusi pleura biasanya dapat diketahui dengan

melakukan pemeriksaan terhadap contoh cairan yang diperoleh melalui

torakosentesis (pengambilan cairan melalui sebuah jarum yang dimasukkan diantara

sela iga ke dalam rongga dada dibawah pengaruh pembiusan lokal).

Biopsi

Jika dengan torakosentesis tidak dapat ditentukan penyebabnya, maka

dilakukan biopsi, dimana contoh lapisan pleura sebelah luar diambil untuk dianalisa.

Pada sekitar 20% penderita, meskipun telah dilakukan pemeriksaan menyeluruh,

penyebab dari efusi pleura tetap tidak dapat ditentukan.

Analisa cairan pleura

Bronkoskopi

Bronkoskopi kadang dilakukan untuk membantu menemukan sumber cairan

yang terkumpul.

F.      Penatalaksanaan medis

     Tujuan pengobatan adalah untuk menemukan penyebab dasar, untuk

mencegah penumpukan kembali cairan, dan untuk menghilangkan

ketidaknyamanan serta dispneu. Pengobatan spesifik ditujukan pada

penyebab dasar (co; gagal jantung kongestif, pneumonia, sirosis).

      Torasentesis dilakukan untuk membuang cairan, untuk mendapatkan

specimen guna keperluan analisis dan untuk menghilangkan disneu.

     Bila penyebab dasar malignansi, efusi dapat terjadi kembali dalam beberapa

hari tatau minggu, torasentesis berulang mengakibatkan nyeri, penipisan

protein dan elektrolit, dan kadang pneumothoraks. Dalam keadaan ini kadang

diatasi dengan pemasangan selang dada dengan drainase yang dihubungkan

ke system drainase water-seal atau pengisapan untuk mengevaluasiruang

pleura dan pengembangan paru.

     Agen yang secara kimiawi mengiritasi, seperti tetrasiklin dimasukkan

kedalam ruang pleura untuk mengobliterasi ruang pleural dan mencegah

akumulasi cairan lebih lanjut.

     Pengobatan lainnya untuk efusi pleura malignan termasuk radiasi dinding

dada, bedah plerektomi, dan terapi diuretic.

G.    Water Seal Drainase (WSD)

1.      Pengertian

Page 5: Lp Efusi Pleura

WSD adalah suatu unit yang bekerja sebagai drain untuk mengeluarkan

udara dan cairan melalui selang dada.

 

2.      Indikasi

a.       Pneumothoraks karena rupture bleb, luka tusuk tembus

b.      Hemothoraks karena robekan pleura, kelebihan anti koagulan, pasca

bedah toraks

c.       Torakotomi

d.      Efusi pleura

e.       Empiema karena penyakit paru serius dan kondisi inflamasi

 

3.      Tujuan Pemasangan

        Untuk mengeluarkan udara, cairan atau darah dari rongga pleura

        Untuk mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura

        Untuk mengembangkan kembali paru yang kolap dan kolap sebagian

        Untuk mencegah reflux drainase kembali ke dalam rongga dada.

 

4.      Tempat pemasangan

a.       Apikal

      Letak selang pada interkosta III mid klavikula

      Dimasukkan secara antero lateral

      Fungsi untuk mengeluarkan udara dari rongga pleura

b.      Basal

      Letak selang pada interkostal V-VI atau interkostal VIII-IX mid

aksiller

      Fungsi : untuk mengeluarkan cairan dari rongga pleura

 

5.      Jenis WSD

        Sistem satu botol

Sistem drainase ini paling sederhana dan sering digunakan pada pasien

dengan simple pneumotoraks

        Sistem dua botol

Pada system ini, botol pertama mengumpulkan cairan/drainase dan botol

kedua adalah botol water seal.

        System tiga botol

Page 6: Lp Efusi Pleura

Sistem tiga botol, botol penghisap control ditambahkan ke system dua

botol. System tiga botol ini paling aman untuk mengatur jumlah

penghisapan.

 

H. Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan pembersihan jalan nafas berhubungan dengan kelemahan

dan upaya batuk buruk

2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan berkurangnya keefektifan

permukaan paru dan atalektasis

3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ditandai dengan kelemahan,

dispnea dan anoreksia

I. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul

1. Bersihan jalan napas tak efektif

2. Pola nafas tidak efektif

3. Kurang Pengetahuan

4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

J. Rencana Tindakan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No

Diagnosa Keperawatan

Tujuan dan criteria Hasil

Intervensi

1 Bersihan Jalan Nafas tidak Efektif

Definisi : Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas.

NOC :   Respiratory status :

Ventilation  Respiratory status :

Airway patency  Aspiration Control

Kriteria Hasil :  Mendemonstrasikan

batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan

NIC :Airway suction

   Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning

    Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning.

   Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning

   Minta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan.

   Berikan O2 dengan

Page 7: Lp Efusi Pleura

Batasan

Karakteristik :

          Dispneu, Penurunan suara nafas

          Orthopneu          Cyanosis          Kelainan suara

nafas (rales, wheezing)

          Kesulitan berbicara

          Batuk, tidak efekotif atau tidak ada

          Mata melebar          Produksi sputum          Gelisah          Perubahan

frekuensi dan irama nafas

Faktor-faktor yang

berhubungan:

          Lingkungan : merokok, menghirup asap rokok, perokok pasif-POK, infeksi

          Fisiologis : disfungsi neuromuskular, hiperplasia dinding bronkus, alergi jalan nafas, asma.

          Obstruksi jalan nafas : spasme jalan nafas, sekresi tertahan, banyaknya mukus, adanya jalan nafas buatan, sekresi bronkus, adanya eksudat di alveolus, adanya benda asing di jalan nafas.

dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)

  Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)

  Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor yang dapat menghambat jalan nafas

menggunakan nasal untuk memfasilitasi suksion nasotrakeal

   Gunakan alat yang steril sitiap melakukan tindakan

   Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam setelah kateter dikeluarkan dari nasotrakeal

   Monitor status oksigen pasien

   Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suksion

   Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila pasien menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2, dll.

Airway Management          Buka jalan nafas,

guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu

          Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

          Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan

          Pasang mayo bila perlu          Lakukan fisioterapi

dada jika perlu          Keluarkan sekret

dengan batuk atau suction          Auskultasi suara nafas,

catat adanya suara tambahan

          Lakukan suction pada mayo

          Berikan bronkodilator bila perlu

          Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab

          Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.

          Monitor respirasi dan status O2

2 Pola Nafas tidak efektif

Definisi : Pertukaran

NOC :   Respiratory status :

Ventilation  Respiratory status :

NIC :

Airway Management

Page 8: Lp Efusi Pleura

udara inspirasi dan/atau ekspirasi tidak adekuat

Batasan karakteristik : -    Penurunan tekanan

inspirasi/ekspirasi -    Penurunan

pertukaran udara per menit

-    Menggunakan otot pernafasan tambahan

-    Nasal flaring -    Dyspnea-    Orthopnea -    Perubahan

penyimpangan dada -    Nafas pendek -    Assumption of 3-

point position -    Pernafasan pursed-

lip -    Tahap ekspirasi

berlangsung sangat lama

-    Peningkatan diameter anterior-posterior

-    Pernafasan rata-rata/minimal

   Bayi : < 25 atau > 60   Usia 1-4 : < 20 atau >

30   Usia 5-14 : < 14 atau >

25   Usia > 14 : < 11 atau >

24-    Kedalaman

pernafasan    Dewasa volume

tidalnya 500 ml saat istirahat

   Bayi volume tidalnya 6-8 ml/Kg

-    Timing rasio -    Penurunan

kapasitas vital

Faktor yang berhubungan :

          Hiperventilasi           Deformitas tulang           Kelainan bentuk

dinding dada           Penurunan

Airway patency  Vital sign Status

Kriteria Hasil :  Mendemonstrasikan

batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)

  Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)

  Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)

          Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu

          Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

          Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan

          Pasang mayo bila perlu          Lakukan fisioterapi

dada jika perlu          Keluarkan sekret

dengan batuk atau suction          Auskultasi suara nafas,

catat adanya suara tambahan

          Lakukan suction pada mayo

          Berikan bronkodilator bila perlu

          Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab

          Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.

          Monitor respirasi dan status O2

Terapi Oksigen  Bersihkan mulut, hidung

dan secret trakea  Pertahankan jalan nafas

yang paten  Atur peralatan oksigenasi  Monitor aliran oksigen  Pertahankan posisi pasien  Onservasi adanya tanda

tanda hipoventilasi  Monitor adanya kecemasan

pasien terhadap oksigenasi

Vital sign Monitoring   Monitor TD, nadi, suhu,

dan RR   Catat adanya fluktuasi

tekanan darah   Monitor VS saat pasien

berbaring, duduk, atau berdiri

   Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan

   Monitor TD, nadi, RR,

Page 9: Lp Efusi Pleura

energi/kelelahan          

Perusakan/pelemahan muskulo-skeletal

          Obesitas           Posisi tubuh           Kelelahan otot

pernafasan           Hipoventilasi

sindrom           Nyeri           Kecemasan           Disfungsi

Neuromuskuler           Kerusakan

persepsi/kognitif           Perlukaan pada

jaringan syaraf tulang belakang

          Imaturitas Neurologis

sebelum, selama, dan setelah aktivitas

   Monitor kualitas dari nadi   Monitor frekuensi dan

irama pernapasan   Monitor suara paru   Monitor pola pernapasan

abnormal   Monitor suhu, warna, dan

kelembaban kulit   Monitor sianosis perifer   Monitor adanya cushing

triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)

   Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign

3 Kurang Pengetahuan

Definisi : Tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif sehubungan dengan topic spesifik.

Batasan karakteristik : memverbalisasikan adanya masalah, ketidakakuratan mengikuti instruksi, perilaku tidak sesuai.

Faktor yang berhubungan : keterbatasan kognitif, interpretasi terhadap informasi yang salah, kurangnya keinginan untuk mencari informasi, tidak mengetahui sumber-sumber informasi.

NOC :  Kowlwdge : disease

process  Kowledge : health

Behavior

Kriteria Hasil :  Pasien dan keluarga

menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan

  Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar

  Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya

NIC :Teaching : disease Process

1.        Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik

2.        Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.

3.        Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat

4.        Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat

5.        Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat

6.        Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat

7.        Hindari harapan yang kosong

8.        Sediakan bagi keluarga informasi tentang

Page 10: Lp Efusi Pleura

kemajuan pasien dengan cara yang tepat

9.        Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit

10.     Diskusikan pilihan terapi atau penanganan

11.     Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan

12.     Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat

13.     Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal, dengan cara yang tepat

14.     Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat

4 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh.

Batasan karakteristik : -    Berat badan 20 %

atau lebih di bawah ideal

-    Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance)

-    Membran mukosa dan konjungtiva pucat

-    Kelemahan otot yang digunakan untuk menelan/mengunyah

-    Luka, inflamasi pada

NOC :  Nutritional Status :

food and Fluid Intake

Kriteria Hasil :  Adanya peningkatan

berat badan sesuai dengan tujuan

  Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan

  Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

  Tidak ada tanda tanda malnutrisi

  Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

NIC :Nutrition Management

   Kaji adanya alergi makanan

   Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.

   Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe

   Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C

   Berikan substansi gula   Yakinkan diet yang

dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi

   Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)

   Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan

Page 11: Lp Efusi Pleura

rongga mulut -    Mudah merasa

kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan

-    Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan makanan

-    Dilaporkan adanya perubahan sensasi rasa

-    Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan

-    Miskonsepsi -    Kehilangan BB

dengan makanan cukup

-    Keengganan untuk makan

-    Kram pada abdomen -    Tonus otot jelek -    Nyeri abdominal

dengan atau tanpa patologi

-    Kurang berminat terhadap makanan

-    Pembuluh darah kapiler mulai rapuh

-    Diare dan atau steatorrhea

-    Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)

-    Suara usus hiperaktif

-    Kurangnya informasi, misinformasi

Faktor-faktor yang berhubungan : Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau ekonomi.

makanan harian.   Monitor jumlah nutrisi dan

kandungan kalori   Berikan informasi tentang

kebutuhan nutrisi   Kaji kemampuan pasien

untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring   BB pasien dalam batas

normal   Monitor adanya penurunan

berat badan   Monitor tipe dan jumlah

aktivitas yang biasa dilakukan

   Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan

   Monitor lingkungan selama makan

   Jadwalkan pengobatan  dan tindakan tidak selama jam makan

   Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi

   Monitor turgor kulit   Monitor kekeringan, rambut

kusam, dan mudah patah   Monitor mual dan muntah   Monitor kadar albumin,

total protein, Hb, dan kadar Ht

   Monitor makanan kesukaan

   Monitor pertumbuhan dan perkembangan

   Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva

   Monitor kalori dan intake nuntrisi

   Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral.

   Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

Page 12: Lp Efusi Pleura

DAFTAR PUSTAKA

 

1. Baughman C Diane, Keperawatan medical bedah, Jakrta, EGC, 2000.

2. Doenges E Mailyn, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk

perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Ed3. Jakarta, EGC.

1999

3. Hudak,Carolyn M. Keperawatan kritis : pendekatan holistic. Vol.1,

Jakarta.EGC. 1997

4. Purnawan J. dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Ed2. Media Aesculapius.

FKUI.1982.

5. Price, Sylvia A, Patofisiologi : Konsep klinis proses-pross penyakit, Ed4.

Jakarta. EGC. 1995.

6. Smeltzer c Suzanne, Buku Ajar Keperawatan medical Bedah, Brunner and

Suddarth’s, Ed8. Vol.1, Jakarta, EGC, 2002.

7. Syamsuhidayat, Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, Jakarta,

EGC, 1997.

8. Susan Martin Tucker, Standar perawatan Pasien: proses keperawatan,

diagnosis, dan evaluasi. Ed5. Jakarta EGC. 1998.