lp combostio

10
A. Definisi Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi.(Smelzer, Suzana, 2002). Kerusakan jaringan yang disebabkan api dan koloid (misalnya bubur panas) lebih berat dibandingkan air panas. Ledakan dapat menimbulkan luka bakar dan menyebabkan kerusakan organ. Bahan kimia terutama asam menyebabkan kerusakan yang hebat akibat reaksi jaringan sehingga terjadi diskonfigurasi jaringan yang menyebabkan gangguan proses penyembuhan. Lama kontak jaringan dengan sumber panas menentukan luas dan kedalaman kerusakan jaringan. Semakin lama waktu kontak, semakin luas dan dalam kerusakan jaringan yang terjadi (Moenadjat, 2003). Luka bakar dapat diklasikfikasikan menurut : 1. Berdasarkan Penyebab a. Luka bakar karena api b. Luka bakar karena air panas c. Luka bakar karena bahan kimia d. Luka bakar karena listrik e. Luka bakar karena radiasi f. Luka bakar karena suhu rendah (frost bite) 2. Berdasarkan Kedalaman Luka a. Luka Bakar Derajat I Kerusakan terjadi pada epidermis Kulit kering, hiperemi berupa eritema Tidak dijumpai bulae Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi Penyembuhan terjadi spontan dalam kurun waktu 5-10 hari

Upload: jacqueline-davis

Post on 21-Dec-2015

21 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

luka bakar

TRANSCRIPT

Page 1: LP Combostio

A. DefinisiLuka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak

dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi.(Smelzer, Suzana, 2002). Kerusakan jaringan yang disebabkan api dan koloid (misalnya bubur panas) lebih berat dibandingkan air panas. Ledakan dapat menimbulkan luka bakar dan menyebabkan kerusakan organ. Bahan kimia terutama asam menyebabkan kerusakan yang hebat akibat reaksi jaringan sehingga terjadi diskonfigurasi jaringan yang menyebabkan gangguan proses penyembuhan. Lama kontak jaringan dengan sumber panas menentukan luas dan kedalaman kerusakan jaringan. Semakin lama waktu kontak, semakin luas dan dalam kerusakan jaringan yang terjadi (Moenadjat, 2003).

Luka bakar dapat diklasikfikasikan menurut :1. Berdasarkan Penyebab

a. Luka bakar karena apib. Luka bakar karena air panasc. Luka bakar karena bahan kimiad. Luka bakar karena listrike. Luka bakar karena radiasif.  Luka bakar karena suhu  rendah (frost bite)

2. Berdasarkan Kedalaman Lukaa. Luka Bakar Derajat I

Kerusakan terjadi pada epidermis Kulit kering, hiperemi berupa eritema Tidak dijumpai bulae Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik

teriritasi Penyembuhan terjadi spontan dalam

kurun waktu 5-10 hari

b. Luka Bakar Derajat II

Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi proses eksudasi.

Dijumpai bulae. Nyeri karena ujung-ujung

saraf sensorik teriritasi

Page 2: LP Combostio

Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi diatas kulit.

Luka bakar derajat II dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Derajat II dangkal (superficial)Kerusakan yang mengenai bagian superficial dari dermis, apendises kulit

seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh. Luka sembuh dalam waktu 10-14 hari.

2. Derajat II dalam (deep)Kerusakan mengenai bagian superficial dari dermis. Organ-organ kulit

seperti folikel rambut, kelenjar kringat, kelenjar sebase sebagian besar masih utuh. Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung epitel yang tersisa. Biasanya penyembuhannya sebulan.

c. Luka Bakar Derajat IIIKerusakan meliputi seluruh ketebalan dermis dan lapisan yang lebih

dalam, apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea rusak, tidak ada pelepuhan, kulit berwarna abu-abu atau coklat, kering, letaknya lebih rendah dibandingkan kulit sekitar karena koagulasi protein pada lapisan epidermis dan dermis, tidak timbul rasa nyeri. Penyembuhan lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan.

3. Berdasarkan Keseriusan LukaAmerica Burn Association menggolongankan luka bakar menjadi kategori ;a. Luka Bakar Mayor

Luka bakar dengan luas lebih dari 25% pada orang dewasa dan lebih 20% pada anak-anak

Luka bakar fullthickness lebih dari 20%. Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum. Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri tanpa memperhitungkan derajat

dan luas luka. Terdapat luka bakar listrik tegangan tinggi.

b. Luka Bakar Moderat Luka bakar dengan15-25% pada orang dewasa dan 10-20% pada anak-

anak. Luka bakar fullthickness kurang dari 10%. Tidak terdapat luka ditangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum.

c. Luka Bakar Minor Luka bakar dengan luas lebih dari 15% pada orang dewasa dan lebih 10%

pada anak-anak

Page 3: LP Combostio

Luka bakar fullthickness lebih dari 2%. Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum. Luka tidak simkumfer Tidak terdapat luka inhalasi, elektrik, fraktur.

4. Ukuran Luas Luka bakarDalam menentukan luas luka bakar secara lebih lengkap dijelaskan dengan :a. Rule Of Nine

Rule of nine digunakan sebagai alat untuk mempekirakan ukuran luka bakar yang tepat. Dasar dari perhitungan ini adalah dengan membagi - bagi anatomi tubuh dengan kelipatan 9% dari luas permukaan tubuh.

Masing- masing ada perhitungan antara lain :

Kepala dan leher 9%; Paha dan tungkai kaki 49%; Genetalia 1%; dan Dada, perut, punggung, bokong

4 x 9 %.

b. Diagram

Lokasi Usia (Tahun)

0-1 1-4 5-9 10-15

Kepala 19 17 13 10

Leher 2 2 2 2

Dada dan perut 13 13 13 13

Punggung 13 13 13 13

Pantat kiri 2,5 2,5 2,5 2,5

Pantat kanan 2,5 2,5 2,5 2,5

Kelamin 1 1 1 1

Lengan atas kanan 4 4 4 4

Page 4: LP Combostio

Lengan atas kiri 4 4 4 4

Lengan bawah kanan 3 3 3 3

Lengan bawah kiri 3 3 3 3

Tangan kanan 2,5 2,5 2,5 2,5

Tangan kiri 2,5 2,5 2,5 2,5

Paha kanan 5,5 6,5 8,5 8,5

Paha kiri 5,5 6,5 8,5 8,5

Tungkai bawah kanan 5 5 5,5 6

Tungkai bawah kiri 5 5 5,5 6

Kaki kanan 3,5 3,5 3,5 3,5

Kaki kiri 3,5 3,5 3,5 3,5

B. EtiologiDisebabkan oleh perpindahan kalor ketubuh melalui konduksi atau radiasi

elektromagnetik. Berdasarkan perjalannya luka bakar dibagi menjadi 3 :1. Fase akut

Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita akan mengalami ancaman gangguan airway (jalan nafas), brething (mekanisme bernafas), dan circulation (sirkulasi). Gangguan airway tidak hanya dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi saluran pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab kematian utama penderiat pada fase akut. Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat cedera termal yang berdampak sistemik.

2. Fase sub akutBerlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan

atau kehilangan jaringan akibat kontak dengan sumber panas. Luka yang terjadi menyebabkan:

a. Proses inflamasi dan infeksi.b. Problem penutupan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau tidak

berbaju epitel luas dan atau pada struktur atau organ – organ fungsional.c. Keadaan hipermetabolisme.

3. Fase lanjut

Page 5: LP Combostio

Fase ini berlansung setelah terjadi penutupan luka sampai terjadi maturasi. Masalah pada fase ini adalah timbulnya penyulit dari luka berupa parut hipertofik, kontraktur, dan deformitas lainnya.

C. Patofisiologi

Page 6: LP Combostio

D. Menefestasi Klinis (Tanda Gejala)

Deajat Tanda GejalaI Merah dan kering, mungkin terdapat bulae, memucat dengan

tekanan, sedikit atau tidak ada edema, kesemutan, supersensivitas, nyeri yang hilang dengan pendingin.

II Luka nyeri, merah atau pucat, berbecak bulla, edema, cairan eksudat, folikel rambut intak, kepucatan dengan tekanan, sensitive terhadap udara dingin.

III Eskar putih pucsat, merah chery, coklat atau hitam, kulit dengan lemak yang terlihat, edema, tidak memucat dengan tekanan, tidak nyeri, folikel rambut dan kelenjar keringat rusak.

IV Eskar yang keras dan menyerupai kulit, tidak ada sensasi, tulang terbakar.

Pemberian cairan intravena(Morton, 2012) :1. Cara Evans :

a. Luas Luka bakar % X BB(kg) = ____ml NaCl/24 jamb. Luas Luka bakar % X BB(kg) = ____ml Plasma/24 jamc. Sebagai pengganti cairannya yang hilang karna penguapan, diberikan 2000 cc

glukosa 5%/24 jam. Jumlah cairan (a+b+c) separuhnya diberikan 8 jam pertama. Sisanya 16 jam berikutnya

2. Cara baxter% X BB X 4ml

E. Pemeriksaan penunjang

1. Laboratorium Hitung darah lengkap : Hb (Hemoglobin) turun menunjukkan adanya pengeluaran

darah yang banyak sedangkan peningkatan lebih dari 15% mengindikasikan adanya cedera, pada Ht (Hematokrit) yang meningkat menunjukkan adanya kehilangan cairan sedangkan Ht turun dapat terjadi sehubungan dengan kerusakan yang diakibatkan oleh panas terhadap pembuluh darah.

Leukosit : Leukositosis dapat terjadi sehubungan dengan adanya infeksi atau inflamasi.

GDA (Gas Darah Arteri) : Untuk mengetahui adanya kecurigaaan cedera inhalasi. Penurunan tekanan oksigen (PaO2) atau peningkatan tekanan karbon dioksida (PaCO2) mungkin terlihat pada retensi karbon monoksida.

Elektrolit Serum : Kalium dapat meningkat pada awal sehubungan dengan cedera jaringan dan penurunan fungsi ginjal, natrium pada awal mungkin menurun karena kehilangan cairan, hipertermi dapat terjadi saat konservasi ginjal dan hipokalemi dapat terjadi bila mulai diuresis.

Page 7: LP Combostio

Natrium Urin : Lebih besar dari 20 mEq/L mengindikasikan kelebihan cairan , kurang dari 10 mEqAL menduga ketidakadekuatan cairan.

Alkali Fosfat : Peningkatan Alkali Fosfat sehubungan dengan perpindahan cairan interstisial atau gangguan pompa, natrium.

Glukosa Serum : Peninggian Glukosa Serum menunjukkan respon stress. Albumin Serum : Untuk mengetahui adanya kehilangan protein pada edema

cairan. BUN atau Kreatinin : Peninggian menunjukkan penurunan perfusi atau fungsi

ginjal, tetapi kreatinin dapat meningkat karena cedera jaringan. Loop aliran volume : Memberikan pengkajian non-invasif terhadap efek atau

luasnya cedera.2. EKG : Untuk mengetahui adanya tanda iskemia miokardial atau distritmia.3. Fotografi luka bakar : Memberikan catatan untuk penyembuhan luka bakar.

F. Pengkajian

G. Diagnosa

H. Intervensi Keperawatan

Daftar Psutaka