lotutorial 1 respirasi

43
TUTORIAL 1 BLOK RESPIROLOGY STEP 1 WHEZE : suara pernapasan frek tinggi di akhir ekspirasi biasanya terjadi penyempitan sehingga menghasilkan suara mengi. ATOPIC : respon tinggi thd protein asing yang sering bermanifestasi berupa alergika,urtikaria atau dermatitis.biasanya cendrung pada genetic yang mana indifidu tsb membentuk antibody IgE spesifik thd allergen. ECZEMA : kelainan kulit yang gatal ditandai kulit kering,inflamasi dan eksudasi. SESAK NAPAS : disebabkan karna oksigenasi tdak cukup atau ventilasi tdk memadai. NON PRODUCTIVE COUGH (batuk yang tidak produktif) batuk yang tidak berdahak.(tidak mengeluarkan dahak) STEP 2 1. Apa Penyebab suara wheeze dan bagaimana prosesnya? 2. Hubungan antara berkunjung ke rumah teman yang memiliki kucing denga sesak napas?. 3. Kenapa terjadi sesak dan wheeze setelah berlari?/ 4. Hubungan penyakit yang sekarang dengan penyakit eczma pada saaat kecil?. 5. Apakah alergi merupakan factor utama penyebab sesak napas?. 6. Apa saja penyebab sesak napas? 7. Mengapa terjadi wheezing saat banguntidur?. 8. Kelainan yg diderita berkaitan dengan genetic?. 9. Apakah penyakit yang di derita apa ada hubunganya dengan riwayat keluarga atopic?. 10. Hubungan penyakit dengan jenis kelamin dan usia?.

Upload: tangguh-zeta

Post on 08-Nov-2015

236 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

lo tutorial

TRANSCRIPT

TUTORIAL 1 BLOK RESPIROLOGYSTEP 1WHEZE: suara pernapasan frek tinggi di akhir ekspirasi biasanya terjadi penyempitan sehingga menghasilkan suara mengi.ATOPIC: respon tinggi thd protein asing yang sering bermanifestasi berupa alergika,urtikaria atau dermatitis.biasanya cendrung pada genetic yang mana indifidu tsb membentuk antibody IgE spesifik thd allergen.ECZEMA: kelainan kulit yang gatal ditandai kulit kering,inflamasi dan eksudasi.SESAK NAPAS: disebabkan karna oksigenasi tdak cukup atau ventilasi tdk memadai.NON PRODUCTIVE COUGH (batuk yang tidak produktif) batuk yang tidak berdahak.(tidak mengeluarkan dahak)

STEP 21. Apa Penyebab suara wheeze dan bagaimana prosesnya?2. Hubungan antara berkunjung ke rumah teman yang memiliki kucing denga sesak napas?.3. Kenapa terjadi sesak dan wheeze setelah berlari?/4. Hubungan penyakit yang sekarang dengan penyakit eczma pada saaat kecil?.5. Apakah alergi merupakan factor utama penyebab sesak napas?.6. Apa saja penyebab sesak napas?7. Mengapa terjadi wheezing saat banguntidur?.8. Kelainan yg diderita berkaitan dengan genetic?.9. Apakah penyakit yang di derita apa ada hubunganya dengan riwayat keluarga atopic?.10. Hubungan penyakit dengan jenis kelamin dan usia?.11. DD?.

STEP 31. Apa Penyebab suara wheeze dan bagaimana prosesnya?akibat penyempitan saluran napas.biasanya terjadi di saluran respirasi distal.(bronkiolus terminalis).biasanya dipicu oleh debu,bulu kucing,serbuksari.Terjadinya suara wheezing pada ekspirasi.

2. Hubungan antara berkunjung ke rumah teman yang memiliki kucing denga sesak napas?.Ada karena bulukucing merupakan salah asatu factor penyebab dari sesak napas.apalagi pada orang yang memiliki kelainan pada IgE yang berlebih.3. Kenapa terjadi sesak dan wheeze setelah berlari?. Karna memang dasarnya sudah memiliki keadaan saluran napas yang memiliki gangguan atau memiliki kelainan sebelumnya pada saluran pernapasan.sehingga timbul suara wheezing.4. Hubungan penyakit yang sekarang dengan penyakit eczma pada saaat kecil?.Ada hubunganya karna dalam proses ini sama sama yang berperan adalah IgE atau sama sama alergi.5. Apakah alergi merupakan factor utama penyebab sesak napas?.Tidak.contohnya olahraga.debu.tapi yg paling banyak alergi.

Belum tentu.karna penyakit jantung termasik intrinsik.,

Iya dalam sekenario karna pasien mempunyai riwayat atopic.

Penyebab sesak napas-IntrinsicigE.stress,penjakit jantung,

-ekstrinsikmakanan,serbuk sari,bulu kucing,lingkungan,suhu6. Apa saja penyebab sesak napas?Penyebab sesak napasa. -IntrinsicigE.stress,penjakit jantung,

b. -ekstrinsikmakanan,serbuk sari,bulu kucing,lingkungan,suhu.rokok.olahraga.trauma.

7. Mengapa terjadi wheezing saat banguntidur?.Karna suhu diluar lebih dingin kemudian sesak dan dingin.karna kemampuan set poin dalam menyesuaikan tubuh dengan lingkunganya yang kurang.

Karna waktu tidur kebutuhan oksigen lebih banyak sehingga terjadi bronkodilator.8. Apakah Kelainan yg diderita berkaitan dengan genetic?.iya karna kakeknya memiliki penyakit yang sama dan juga dari riwayat keluarganya yang memiliki atipic history.dan juga alergi itu bersifat genetic.9. Apakah penyakit yang di derita apa ada hubunganya dengan riwayat keluarga atopic?.Ada.karna dari pengertian atopic sendiri adalah kelainan dasar genetic yang ditandai kecendrungan individu membentik antibody spesifik IgE.10. Hubungan penyakit dengan jenis kelamin dan usia?.Lakilaki pada anak anak..

Ketika dewasa itu sama sama.Asma bronchial intrinsic biasa terjadi diatas 40th keatas dedangkan intuk asma bronchial ekstrinsik itu pada anak-anak.11. DD?.Asma bronchialAtopic.sesak napas.wheezing,factor alerginya akibat bulu kucing,Bronchitis kronisSesak napas.akibat mukus yang berlebihan.disertai batuk.Emfisema paruYang terserang alveoli yang kolaps.napas pendek,Penyajit gagal jantung kongestifSesak napas.

LO1. Mekanisme pernapasan normal?.2. Anatomi pernapasan?3. Jenis kelainan paru?.obstruktif.restriktif 4. Perbedaan Status asmatikus dan asma bronchial.(definisi,etiologi,dasar diagnosis,tatalaksana) 5. Klasifikasi asma menurut GINA 6. kriteria asma terkontrol dan asma tdak terkontrol. 7. Indikasi perujukan asma ke rumasakit.8. Edukasi pasien asma dan pencegahan 9. Asma indonesiaraya.

1. MEKANISME PERNAPASAN NORMAL

Pernapasan atau respirasi merupakan serangkaian langkah proses pengambilan oksigen dan pengeluaran sisa berupa karbondioksida dan uap air. Oksigen diperlukan oleh seluruh sel-sel tubuh dalam reaksi biokimia (oksidasi biologi) untuk menghasilkan energi berupa ATP (adenosin tri phosphat). Reaksi tersebut menghasilkan zat sisa berupa karbondioksida dan uap air yang kemudian dihembuskan keluar. Jadi tujuan respirasi sebenarnya adalah untuk membentuk ATP yang diperlukan untuk seluruh aktivitas kehidupan.Berdasarkan tempat terjadinya pertukaran gas O2dan CO2, pernapasan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: pernapasan luar/respirasi eksternal, yaitu pertukaran O2dalam alveolus dengan CO2dalam darah. pernapasan dalam/respirasi internal, yaitu pertukaran gas O2dengan CO2dari aliran darah dengan sel-sel tubuhAlat-alat Respirasi pada ManusiaOrgan-organ pernapasan manusia terdiri atas:1. Hidung, merupakan jalan masuknya udara. Di dalam rongga hidung udara akan mengalami penyaringan dan penghangatan2. Farink (tekak), merupakan persimpangan tenggorokan dengan kerongkongan3. Larink (pangkal tenggorokan), di dalamnya terdapat pita suara (syrink)4. Trakhea (tenggorokan), dindingnya terdiri atas epitel yang bersilia (bagian dalam), cincin tulang rawan yang berotot polos (tengah), dan jaringan ikat (lapisan luar). Trakhea merupakan jalan nafas dari hidung ke paru-paru5. Bronkhus, adalah percabangan trakhea ke kiri dan ke kanan6. Bronkhiolus, percabangan bronkus7. Alveolus (gelembung paru-paru), banyak mempunyai kapiler darah, di sinilah terjadi pertukaran O2dan CO2. Kumpulan alveolus inilah yang membentuk paru-paru (pulmo). Paru-paru dibungkus oleh selaputpleurarangkap dua, dan di antara keduanya terisi oleh cairan limfe.

Mekanisme PernafasanGerakan pernapasan diatur oleh pusat pernapasan (medulla oblongata) yang terdapat di otak. Sedangkan keinginan bernafas adalah karena adanya rangsangan dari konsentrasi CO2dalam darah. Bila kita menahan napas dalam waktu tertentu, maka dorongan untuk bernapas semakin besar. Ini terjadi karena kadar CO2dalam darah semakin meningkat dan akan memacu pusat pernapasan agar organ pernapasan melakukan gerakan bernapas.Ada dua cara pernafasan yang dilakukan manusia, yaitupernafasan dadadanpernafasan perut. Organ yang terlibat pada pernafasan dada adalah tulang rusuk, otot antar rusuk (intercostae), dan paru-paru. Sedangkan pada pernafasan perut yang terlibat adalah diafragma, otot perut, dan paru-paru.1. Pernapasan dada Inspirasi :Bila otot antar tulang rusuk berkontraksi, maka tulang rusuk terangkat, volume rongga dada akan membesar sehingga tekanan udara di dalamnya menjadi lebih kecil daripada tekanan udara luar, sehingga udara masuk ke paru-paru. Ekspirasi :Bila otot antar tulang rusuk relaksasi, maka posisi tulang rusuk akan menurun, akibatnya volume rongga dada akan mengecil sehingga tekanan udara membesar, akibatnya udara terdorong ke luar dari paru-paru.2. Pernapasan perut Inspirasi :Bila otot diafragma berkontraksi, maka posisi diafragma akan mendatar, akibatnya volume rongga dada bertambah besar, tekanan mengecil, sehingga udara masuk ke paru-paru Ekspirasi :Bila otot diafragma relaksasi, maka posisi diafragma naik/melengkung, sehingga rongga dada mengecil, tekanan membesar, akibatnya udara terdorong keluar.Ekspirasi bukan saja akibat otot-otot antar tulang rusuk dan diafragma yang berelaksasi, tetapi juga karena kontraksi otot dinding perut.

2. SISTEM RESPIRASI MANUSIAPulmo (Paru paru) adalah organ manusia yang berperan penting dalam system respirasi, berbentuk kerucut dan berada di rongga torax, serta dilapisi oleh 2 membran yaitu membran viseral dan membran parietal.Pulmo terbagi menjadi pulmo dextra (kanan) dan pulmo sinistra (kiri).

Pulmo Dextrapulmo dextra terdiri dari 3 lobus, yaitu :a) Lobus superiorb) Lobus madiusc) Lobus inferiorLobus superior dengan lobus medius dipisahkan oleh fissura horizontalis, sedangkan yang memisahkan lobus superior dan lobus medius dengan lobus inferior adalah fissura obliqua. Pada hilus paru kanan terdapat struktur struktur dibawah ini:a) Bronkus pinsipalis dan cabang lobus superior disebelah belakang atas hilusb) Arteri pulmonalis disebelah depan atas hilusc) Arteri bronkialisd) Noduli limpatici bronkopulmonalis

Pulmo SinistraPulmo sinistra terdiri dari 2 lobus, yaitu:a) Lobus superiorb) Lobus inferiorLobus superior dan lobus inferior dipisahkan oleh fissura obliqua. Pada hilus kiri terdapat struktur struktur :a) 2 bronkus lobaris di sebelah belakang hilusb) Arteri pulmonalis disebelah atas hilusc) 2 vena pulmonalis disebelah depan dan bawah hilusd) Arteri bronkialise) Noduli lympatici bronkopulmonalisSetiap pulmo mendapat suplai darah dari satu arteri pulmonalis (langsung dari ventrikel kanan) yang kemudian bercabang menjadi arteri lobaris dan arteri segmentalis untuk memperdarahi masing masing lobus dan segmen. Pembuluh darah balik melalui 2 vena pulmonalis dan masuk ke atrium kiri,serta di persyarafi oleh nervous vagus dan trunkus simpatikus.Pulmo dilapisi oleh membrane tipis dan transparan yang disebut pleura. Pleura mempunyai 2 lapisan yaitu lapisan visceral di bagian dalam dan lapisan parietal di bagian luar. Pleura visceral benar benar dekat denganorgan paru sedangkan pleura prietalis menutupi permukaan dalam dinding dada. Kedua lapisan ini melanjutkan diri ke hilus paru. Diantara kedua lapisan ini terdapat ruang yang normalnya berisi cairan sebagai pelumas, agar kedua lapisan tersebut bisa bergerak dengan mudah. Bila terdapat banyak cairan di rongga pleura disebut efusi pleura. Hal ini merupakan suatu hal patologis, bila cairan berupa pus (nanah) disebut empiema. Jika rongga pleura berisi udara misalnya akibat tertusuk benda tajam, keadaan ini disebut pneumotorax.Sistem respirasi manusia terdiri dari bagian superior dan bagian inferior. Bagian superior yaitu hidung dan faring, sedangkan bagian inferior yaitu laring, trakea, bronkus dan alveolus.

System respirasi bagian atas:Hidung/nasalnasal berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru, sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru. Nasal terdiri atas bagian eksternal dan internal. Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago, dilindungi otot otot dan kulit, serta dilapisi oleh membrane mukosa. Nasal eksternal berbentuk piramid dengan bagian bagiannya dari atas ke bawah :1. Pangkal hidung (bridge)2. Dorsum nasi3. Puncak hidung4. Ala nasi5. Kolumela6. Lubang hidung (nares anterior)Batas atas nasal eksternal melekat pada os frontal sebagai radiks (akar), antara radiks sampai apeks (puncak) disebut dorsum nasi.Lubang yang terdapat pada bagian inferior disebut nares, yang dibatasi oleh :

Superior : os frontal, os nasal, os maksilaInferior : kartilago septi nasi, kartilago nasi lateralis, kartilago alaris mayor dan kartilago alaris minorBagian nasal internal adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum. Nasal internal terletak pada inferior tulang tengkorak dan daerah superior bagian mulut. Nasal internal bagian anterior bergabung dengan nasal eksternal , sedangkan bagian posterior nasal berhubungan dengan faring. Pada anterior ronga nasal bagian dalam disebut vestibulum yang di lapisi oleh sel submukosa sebagai proteksi. Dinding samping bagian dalam dibentuk oleh etmoid, maxillae, lacrimal, palatine, dan tulang konka nasal inferior.FaringFaring terletak antara internal nares sampai kartilago krikoid dan memiliki panjang kurang kebih 13 cm dan berfungsi sebagai saluran respirasi dan saluran pencernaan. Faring terdiri dari:

Nasofaring adalah faring yang berbatasan dengan rongga hidung. Nasofaring mempunyai 4 saluran (2 saluran ke internal nares dan 2 saluran ke tuba eustachius). Nasofaring adalah tempat bertukarnya partikel udara melalui tuba eustachius untuk keseimbangan tekanan udara faring dan telinga tengah.Orofaring adalah faring yang berbatasan dengan mulut. Terletak dibelakang rongga mulut dekat soft palate.Laringofaring adalah faring yang berbatasan dengan laring. Letaknya dimulai dari hyo id bone ke esophagus dan laring.System respirasi bagian bawah:LaringLaring sering disebut sebagai kotak suara. Laring menghubungkan laringofaring dengan trakea. Terletak pada cervical ke 4 6. Dindingnya terdiri dari 9 kartilago yaitu:v 3 kartilago tunggal yaitu:a) kartilago tyroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk jakun (Adams apple)b) kartilago epiglottis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelanc) dan kartilago cricoid. : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak di bawah kartilago tiroid)v 3 kartilago berpasangan yaitu:a) kartilago arytenoids : berperan penting dalam menghasilkan suara karena mengandung pita suara.b) kartilago cuneiformc) kartilago corniculate.TrakeaTrakea merupakan tuba yang lentur dengan panjang sekitar 10 cm dan lebar sekitar 2,5 cm, terdiri dari otot polos dan cincin kartilago berbentuk C. Pada bagian belakang terdiri dari 16 20 tulang rawan. Trakea terletak dibagian depan esophagus, dari laring sampai ke ICS V, dimulai dari bawah kartilago cricoid kebawah sampai pada sudut pertemuan manubrium sterni dan corpus sterni. Disini trakea membagi dua menjadi bronkus primer (bronkus principalis), sedangkan titik percabangannya disebut carina.

BronkusBronkus merupakan percabangan dari trakea. Terletak pada ICS ke V dan terbagi menjadi bronkus primary kanan dan bronkus primary kiri oleh carina (bagian yang sensitif dan reflek batuk). Bronkus primary kanan terdiri dari 3 bronkus sekunder (superior, medial, inferior). Sedangkan bronkus primary kiri terdiri dari 2 bronkus sekunder (superior dan inferior). Bronkus sekunder ini bercabang lagi menjadi bronkus tertiary yang mempunyai 10 cabang. Cabang bronkus tertiary ini disebut bronkus terminalis, dan bercabang cabang lagi menjadi bronkiolus. Bronkiolus bercabang semakin kecil menjaid ductus alveolus dan akhirnya berakhir di alveolus.AlveolusAlveolus merupakan suatu kantong udara dengan dinding yang tipis, disini terjadi pertukaran antara O2 dan CO2 secara difusi melalui alveolar dan dinding kapiler. Alveolus berada dalam alveoli yang dilapisi oleh epitel squamosa. Didalam alveoli terdapat cairan alveolar yang di sebut surfaktan. Dinding alveoli terdiri dari 2 tipe sel epitel alveolar, yaitu:

Tipe I : sel epitel simple squamosa sebagai pusat petukaran gasTipe II : sel septal yang terdiri dari mukrofili dan secret alveolar untuk menjaga permukaan antara sel dan udara tetap lembab.PROSES INSPIRASI DAN EKSPIRASIMasuk dan keluarnya udara dari atmosfir ke dalam paru-paru dimungkinkan oleh proses inspirasi dan proses ekspirasi. Proses ini terjadi 12 16 kali permenit. Proses inspirasi dan ekspirasi kuat secara normal akan terjadi ketika kerja/olahraga, batuk, muntah, defekasi dan melahirkan. Proses pernafasan sebagai berikut:Proses inspirasi (inhalasi)Inspirasi (inhalasi) adalah proses masuknya O2 dari atmosfir & CO2 ke dalam jalan nafas. Proses ini disebut proses aktif karena otot otot berkontraksi. Otot otot yang berperan dalam proses inspirasi adalah diafragma dan muskulus interkostalis eksternus, dengan dibantu oleh otot scalenus dan otot sternocleidomastoideus.Berikut adalah proses inspirasi:v difragma dan muskulus interkontalis eksterna berkontraksiv kubah difragma turunv Ruang dalam dada membesarv Muskulus interkostalis eksterna menarik dinding dada agak keluarv Tekanan dalam rongga dada lebih rendah dari tekanan udara luarv Udara masuk ke paru paruProses Ekspirasi(exhalasi)Ekspirasi (exhalasi) adalah keluarnya CO2 dari paru ke atmosfir melalui jalan nafas. Proses ini disebut proses pasif karena otot otot berelaksasi. Otot otot yang berperan dalam proses inspirasi adalah diafragma dan muskulus interkostalis eksternus, dengan dibantu oleh muskulus interkostalis interna dan rextus abdominis.Berikut adalah proses ekspirasi:v difragma dan muskulus interkontalis eksterna berelaksasiv tekanan rongga torax menurunv dinding torax masuk ke dalamv udara keluar dari paru-paru

3. Kelainan fungsi paru . obstruktif dan restiktif?Jawab :Penyakit Paru Obstruktif adalah penyakit yang ditandai denganhambatan aliran udara di saluran nafas contoh asma brohkial, Bronkitis kronik dan emfisema.penyakit paru restriktif, paru-paru menjadi lebih sulit dalam mengembang atau pada saat kita menarik nafas, Beberapa penyebab penyakit restriktif paru ialah pneumonia, tbc , efusi pleura dll

4. STATUS ASMATIKUSDefinisiStatus asmatikus merupakan gejala asma dapat menjadi lebih buruk dengan terjadinya komplikas iterhadap asma tersebut sehingga bertambahnya gejala terhadap distress pernapasan.(Brunner &Suddarth, 2001).Status asmatikus merupakan kegawatdaruratan medis yaitu keadaan asma yang tidak berespon dengan terapi konvensional atau pengobatan antagonis beta (metaproerenol,terbutalin, albuterol) danteofilin.Serangan dapat berlangsung lebih dari 24jam.Tanpa pengobatan yang adekuat, status asmatikus dapat berlanjut ke gagal napas dengan hipoksemia, hipercapnea dan acidosis respiratorik.

Dasar diagnosisStatus Asmatikus yang dialami penderita asma dapat berupa pernapasan wheezing, ronchi ketika bernapas (adanya suara bising ketika bernapas).Peningkatan PCO2 darah arteriTerdapat tanda-tanda kemungkinan adanya ancaman keselamatanjiwa1. Tidak mampu menyelesaikan satu kalimat lengkap dalam satu tarikan napas2. Tidak mampu berdiri dari posisi duduk3. Tachipneu, RR>25x per menit4. Detak jantung menetap pada>110x per menit5. PEF1x/minggu Serangan dapat mengganggu aktifitas dan tidur Gejala nokturnal >2x/bulan 3. Persisten sedang Gejala terjadi setiap hari Serangan mengganggu aktivias dan tidurGejala nokturnal >1xdalam seminggu

4. Persisten berat Gejala terjadi seiap hari Serangan sering terjadi Gejala nokurnal sering serjadi

6. Asma yg terkontrol adalah keadaan asma yg tanpa gejala,tidak ada gangguan tidur,tidak ada serangan malam hari , tidak ada keterbatasan aktivitas,tidak ada pemakaian obat-obatan,tidak ada kunjungan ke unit gawat darurat. ( buku terapi untuk anak asma oleh chairinniza graha)

Asma terkontrol adalah kondisi stabil minimal dalam waktu satu bulan.Dalam menetapkan atau merencanakan pengobatan jangka panjang untuk mencapai dan mempertahankan keadaan asma yang terkontrol, terdapat 3 faktor yang perlu dipertimbangkan :Medikasi (obat-obatan)Tahapan pengobatanPenanganan asma mandiri (asma pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia : perhimpunan dokter paru Indonesia 2003 )Indikator asma tidak terkontrolAsma malam, terbangun malam hari karena gejala-gejala asmaKunjungan ke darurat gawat, ke dokter karena serangan akutKebutuhan obat pelega meningkat (bukan akibat infeksi pernapasan, atauexercise-induced asthma)Pertimbangkan beberapa hal seperti kekerapan/ frekuensi tanda-tanda (indikator) tersebut di atas, alasan/ kemungkinan lain, penilaian dokter; maka tetapkan langkah terapi, apakah perlu ditingkatkan atau tidak.Alasan / kemungkinan asma tidak terkontrol :Teknik inhalasi: Evaluasi teknik inhalasi penderitaKepatuhan: Tanyakan kapan dan berapa banyak penderitamenggunakan obat-obatan asmaLingkungan: Tanyakan penderita, adakah perubahan disekitar lingkungan penderita atau lingkungantidak terkontrolKonkomitan penyakit saluran napas yang memperberat seperti sinusitis, bronkitis dan lain-lainBila semua baik pertimbangkan alternatif diagnosis lain.

(asma pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia : perhimpunan dokter paru Indonesia 2003 )7. Indikasi pasien asma dapat dirujuk ke rumah sakit?

1. Kesulitan mengkonfirmasikan diagnosis asma Pasien memiliki gejala infeksi kronis, atau yang menunjukkan penyebab non-jantung paru atau lainnya Diagnosis tidak jelas bahkan setelah percobaan terapi dengan ICS (Inhaled Corticosteroid) atau kortikosteroid sistemik Pasien dengan gejala dari asma dan PPOK, jika ada keraguan tentang prioritas untuk pengobatan

2. Diduga asma akibat pekerjaan Lihat untuk tes konfirmasi dan identifikasi agen sensitisasi atau iritasi, saran khusus tentang menghilangkan eksposur dan terapi farmakologi. Lihat pedoman khusus (misalnya) untuk rincian

3. Asma yang tak terpantau terus-menerus atau sering eksaserbasi Gejala Pasien tetap tidak terkontrol atau pasien memiliki eksaserbasi sedang berlangsung atau fungsi paru-paru rendah meskipun teknik inhaler benar dan memiliki kepatuhan yang baik dengan pengobatan Langkah 4. Sebelum rujukan, tergantung pada konteks klinis, mengidentifikasi dan mengobati faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan komorbiditas. Pasien memiliki asma yang berhubungan dengan institusi kesehatan (misalnya beberapa kunjungan ED atau kunjungan perawatan primer mendesak)

4. Setiap faktor risiko kematian terkait asma (lihat Kotak 4-1, P59) Serangan asma yang fatal (penggunaan ICU, atau ventilasi mekanis untuk asma) kapanpun di masa lalu Anafilaksis atau alergi makanan dikonfirmasi pada pasien dengan asma5. Bukti, risiko, atau efek samping pengobatan yang signifikan Pasien dengan efek samping yang signifikan dari pengobatan Kebutuhan penggunaan kortikosteroid oral jangka panjang Penggunaan kortikosteroid oral yang sering (misalnya dua atau lebih program setahun)

6. Gejala menunjukkan komplikasi atau sub-jenis asma misal penyakit pernapasan akibat konsumsi aspirin bronkopulmonalis aspergilosis

7. Alasan lain untuk rujukan pada anak-anak 6-11 tahun Keraguan tentang diagnosis asma mis gejala pernafasan tidak merespon dengan baik terhadap pengobatan pada anak yang lahir prematur Gejala atau eksaserbasi tetap tidak terkontrol meskipun ICS dosis sedang diberikan, dengan teknik inhaler yang benar dan kepatuhan yang baik

8. Edukasi sebaiknya diberikan dalam waktu khusus di ruang tertentu, dengan alat peraga yang lengkap seperti gambar pohon bronkus, phantom rongga toraks dengan saluran napas dan paru, gambar potongan melintang saluran napas, contoh obat inhalasi dan sebagainya. Hal yang demikian mungkin diberikan di klinik konseling asma. Edukasi sudah harus dilakukan saat kunjungan pertama baik di gawat darurat, klinik, klub asma; dengan bahan edukasi terutama mengenai cara dan waktu penggunaan obat, menghindari pencetus, mengenali efek samping obat dan kegunaan kontrol teratur pada pengobatan asma.Bentuk pemberian edukasi : Komunikasi/nasehat saat berobat. Ceramah Latihan/ training Supervisi Diskusi Tukar menukar informasi (sharing of information group) Film/video presentasi Leaflet, brosur, buku bacaan DllBagaimana meningkatkan kepatuhan penderitaTidak dapat dipastikan bahwa penderita melakukan semua yang disarankan bila penderita tidak menyetujuinya atau bila hanya dijelaskan satu kali/ belum memahami. Kepatuhan dapat ditingkatkan jika penderita : menerima diagnosis asma percaya bahwa asmanya dapat bermasalah/ berbahaya percaya bahwa ia berisiko untuk mendapatkan bahaya tsb merasakan ia dalam pengawasan/ kontrol percaya bahwa ia dalam pengobatan yang aman Terjadi komunikasi yang baik antara dokter-penderita

Tabel 7. Waktu dan bahan edukasi , saat kunjungan berobatWaktu berkunjungBahan EdukasiDemonstrasi

Kunjungan awal Apa itu asma Diagnosis asma Identifikasi dan mengontrol pencetus Dua tipe pengobatan asma (pengontrol & pelega) Tujuan pengobatan Kualiti hidup Penggunaan obat inhalasi/ spacer Monitor asma sendiri melalui :1.mengenali intensiti & frekuensi gejala2.tanda perburukan asma untuk reevaluasi pengobatan -asma malam -kebutuhan obat meningkat -toleransi aktiviti menurun

Kunjungan pertama(First follow-up) Identifikasi & mengontrol pencetus Penilaian berat asma Medikasi (apa yang dipakai, bagaimana & kapan, adakah masalah dengan pengobatan tsb.) Penanganan serangan asma di rumah Penderita menunjukkan cara menggunakan obat inhalasi/ spacer, koreksi oleh dokter bila perlu Penggunaan peak flow meter Monitor asma & tindakan apa yang dapat dilakukan (idem di atas)

Kunjungan ke dua (second follow-up) Identifikasi & mengontrol pencetus Penanganan serangan asma di rumah Medikasi Monitor asma (gejala & faal paru/ APE) Penanganan asma mandiri/ pelangi asma (bila penderita mampu) Penderita menunjukkan cara menggunakan obat inhalasi & koreksi bila perlu Demonstrasi penggunaan peak flow meter (oleh penderita/ dokter) Pelangi asma (bila dilakukan)

Setiap kunjungan berikut Strategi mengontrol pencetus Medikasi Monitoring asma. Pelangi asma bila penderita mampu Obat inhalasi Peak flow meter Monitor pelangi asma (bila dilakukan)

Faktor yang menyebabkan ketidak patuhan berobat (Noncompliance)

Faktor Obat kesulitan menggunakan obat inhalasi / alat bantu paduan pengobatan yang tidak menyenangkan (banyak obat, 4 kali sehari, dll) harga obat mahal tidak menyukai obat apotik jauh/ sulit terjangkau

Faktor di luar obat salah pengertian atau kurang informasi takut efek samping tidak puas dengan layanan dokter/ perawat tidak terdiskusikan & terpecahkan masalah yang dirasakan penderita harapan yang tidak sesuai supervisi, latihan dan tindak lanjut yang buruk takut terhadap kondisi yang diderita dan pengobatannya kurangnya penilaian berat penyakit isu-isu yang beredar di masyarakat stigmatisasi lupa sikap terhadap sakit dan sehat

Tabel 8. Faktor ketidakpatuhan

Diduga efek samping pengobatan (misalnya keterlambatan pertumbuhan) Asma dan alergi makanan dikonfirmasi

9. Asma BronkhialA. DEFINISI

Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversible dimana trakea dan brokhi berespon dalam secara hiperaktif terhadapstimuli tertentu (Smeltzer & Bare, 2002).

Asma adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan napas yang luas dan derajatnya dapat berubahubah, baik secara spontan maupun sebagai hasil pengobatan (Muttaqin, 2008).

Asma adalah wheezing berulang dan atau batuk persisten dalam keadaan dimana asma adalah yang paling mungkin, sedangkan sebab lain yang lebih jarang telah disingkirkan (Mansjoer, 2008).

Asma adalah suatu penyakit yang dicirikan oleh hipersensitivitas cabang-cabang trakeobronkhial terhadap berbagai jenis rangsangan (Pierce, 2007).

Asma Bronkhial adalah penyakit pernafasan objektif yang ditandai oleh spasme akut otot polos bronkus. Hal ini menyebabkan obstruksi aliran udara dan penurunan ventilasi alveolus (Elizabeth, 2000).

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Asma merupakan penyempitan jalan napas yang disebabkan karena hipersensitivitas cabang-cabang trakeobronkhial terhadap stimuli tertentu.Sedangkan Asma Bronkhial merupakan suatu penyakit gangguan jalan nafas obstruktif yang bersifat reversible, ditandai dengan terjadinya penyempitan bronkus, reaksi obstruksi akibat spasme otot polos bronkus, obstruksi aliran udara, dan penurunan ventilasi alveoulus dengan suatu keadaan hiperaktivitas bronkus yang khas.

B. ANATOMI FISIOLOGI1. Anatomi fisiologi sistem pernapasan

Gambar 1 Anatomi sistem pernapasan

Gambar 2 Anatomi keadaan normal dan Asma BronkhialOrgan pernapasana. HidungHidung atau naso atau nasal merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi). Di dalamnya terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu, dan kotoran yang masuk ke dalam lubang hidung.b. FaringFaring atau tekak merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan makanan, terdapat di bawah dasar tengkorak, di belakang rongga hidung, dan mulut sebelah depan ruas tulang leher.Hubungan faring dengan organ-organ lain adalah ke atas berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang yang bernama koana, ke depan berhubungan dengan rongga mulut, tempat hubungan ini bernama istmus fausium, ke bawah terdapat 2 lubang (ke depan lubang laring dan ke belakang lubang esofagus).c. LaringLaring atau pangkal tenggorokan merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara, terletak di depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikal dan masuk ke dalam trakhea di bawahnya. Pangkal tenggorokan itu dapat ditutup oleh sebuah empang tenggorokan yang biasanya disebut epiglotis, yang terdiri dari tulang tulang rawan yang berfungsi pada waktu kita menelan makanan menutupi laring.d. TrakeaTrakea atau batang tenggorokan merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 sampai 20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda (huruf C) sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia, hanya bergerak ke arah luar. Panjang trakea 9 sampai 11 cmdan di belakang terdiri dari jarigan ikat yang dilapisi oleh otot polos.e. BronkusBronkus atau cabang tenggorokan merupakan lanjutan dari trakea, ada 2 buah yang terdapat pada ketinggian vertebra torakalis IV dan V, mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis set yang sama. Bronkus itu berjalan ke bawah dan ke samping ke arah tampuk paru-paru.Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar dari pada bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin, mempunyai 3 cabang.Bronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari yang kanan, terdiri dari 9-12 cincin mempunyai 2 cabang.Bronkus bercabang-cabang, cabang yang lebih kecil disebut bronkiolus (bronkioli). Pada bronkiolitidak terdapat cincin lagi, dan pada ujung bronkioli terdapat gelembung paru atau gelembung hawa atau alveoli.f. Paru-paruParu-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung (gelembung hawa atau alveoli). Gelembug alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya kurang lebih 90 m. Pada lapisan ini terjadi pertukaran udara, O2 masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah.Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih 700.000.000 buah (paru-paru kiri dan kanan)Paru-paru dibagi dua yaitu paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus (belahan paru), lobus pulmo dekstra superior, lobus media, dan lobus inferior. Tiap lobus tersusun oleh lobulus. Paru-paru kiri, terdiri dari pulmo sinistra lobus superior dan lobus inferior. Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang kecil bernama segmen. Paru-paru kiri mempunyai 10 segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus superior, dan 5 buah segmen pada inferior. Paru-paru kanan mempunyai 10 segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus superior, 2 buah segmen pada lobus medialis, dan 3 buah segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen ini masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang bernama lobulus.Di antara lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh darah getah bening dan saraf, dan tiap lobulus terdapat sebuah bronkiolus. Di dalam lobulus, bronkiolus ini bercabang-cabang banyak sekali, cabang ini disebut ductus alveolus. Tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yangdiameternya antara 0,2-0,3 mm.Letak paru-paru di rongga dada datarannya menghadap ke tengah rongga dada atau kavum mediastinum. Pada bagian tengah terdapat tampuk paru-paru atau hilus. Pada mediastinum depan terletak jantung. Paru-paru dibungkus oleh selaput yang bernama pleura.Pleura dibagi menjadi 2 yaitu, yang pertama pleura visceral (selaput dada pembungkus) yaitu selaput paru yang langsung membungkus paru-paru. Kedua pleura parietal yaitu selaput yang melapisi rongga dada sebelah luar. Antara keadaan normal, kavum pleura ini vakum (hampa) sehingga paru-paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk meminyaki permukaanya (pleura), menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada sewaktu ada gerakan bernapas.

Proses terjadi pernapasan

Gambar 3 Proses pernapasanPernapasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh.Penghisapan udara ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi. Jadi, dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara oksigen yang ditarik dan udara masuk kedalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah secara osmosis. Kemudian CO2 dikeluarkan melalui traktus respiratorius (jalan pernapasan) dan masuk kedalam tubuh melalui kapiler-kapiler vena pulmonalis kemudian massuk ke serambi kiri jantung (atrium sinistra) menuju ke aorta kemudian ke seluruh tubuh (jaringan-jaringan dan selsel), di sini terjadi oksidasi (pembakaran). Sebagai sisa dari pembakaran adalah CO2 dan dikeluarkan melalui peredaran darah vena masuk ke jantung (serambi kanan atau atrium dekstra) menuju ke bilik kanan (ventrikel dekstra) dan dari sini keluar melalui arteri pulmonalis ke jaringan paru-paru. Akhirnya dikeluarkan menembus lapisan epitel dari alveoli. Proses pengeluaran CO2 ini adalah sebagian dari sisa metabolisme, sedangkan sisa dari metabolisme lainnya akan dikeluarkan melalui traktus urogenitalis dan kulit.Setelah udara dari luar diproses, di dalam hidung masih terjadi perjalanan panjang menuju paru-paru (sampai alveoli). Pada laring terdapat epiglotis yang berguna untuk menutup laring sewaktu menelan, sehingga makanan tidak masuk ke trakhea, sedangkan waktu bernapas epiglotis terbuka, begitu seterusnya. Jika makanan masuk ke dalam laring, maka akan mendapat serangan batuk, hal tersebut untuk mencobamengeluarkan makanan tersebt dari laring.Terbagi dalam 2 bagian yaitu inspirasi (menarik napas) dan ekspirasi (menghembuskan napas). Bernapas berarti melakukan inpirasi dan eskpirasi secara bergantian, teratur, berirama, dan terus menerus. Bernapas merupakan gerak refleks yang terjadi pada otot-otot pernapasan.Refleks bernapas ini diatur oleh pusat pernapasan yang terletak di dalam sumsum penyambung (medulla oblongata). Oleh karena seseorang dapatmenahan, memperlambat, atau mempercepat napasnya, ini berarti bahwa refleks bernapas juga dibawah pengaruh korteks serebri. Pusat pernapasan sangat peka terhadap kelebihan kadar CO2 dalam darah dan kekurangan dalam darah. Inspirai terjadi bila muskulus diafragma telah mendapat rangsangan dari nervus frenikus lalu mengerut datar.Muskulus interkostalis yang letaknya miring, setelah ,mendapat rangsangan kemudian mengerut dan tulang iga (kosta) menjadi datar. Dengan demikian jarak antara sternum (tulang dada) dan vertebra semakin luas dan melebar. Rongga dada membesar maka pleura akan tertarik, yang menarik paru-paru sehingga tekanan udara di dalamnya berkurang dan masuklah udara dari luar.Ekspirasi, pada suatu saat otot-otot akan kendor lagi (diafragma akan menjadi cekung, muskulus interkostalis miring lagi) dan dengan demikian rongga dan dengan demikian rongga dada menjadi kecil kembali, maka udara didorong keluar. Jadi proses respirasi atau pernapasan ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara rongga pleura dan paru-paru.Pernapasan dada, pada waktu seseorang bernapas, rangka dada terbesar bergerak, pernapasan ini dinamakan pernapasan dada. Ini terdapat pada rangka dada yang lunak, yaitu pada orang-orang muda dan padaperempuan.Pernapasan perut, jika pada waktu bernapas diafragma turun naik, maka ini dinamakan pernapasan perut. Kebanyakan pada orang tua, Karena tulang rawannya tidak begitu lembek dan bingkas lagi yangdisebabkan oleh banyak zat kapur yang mengendap di dalamnya dan banyak ditemukan pada laki-laki.

2. Fisiologi sistem pernapasanOksigen dalam tubuh dapat diatur menurut keperluan. Manusia sangat membutukan okigen dalam hidupnya, kalau tidak mendapatkan oksigen selama 4 menit akan mengakibatkan kerusakan pada otak yang tidak dapat diperbaiki lagidan bisa menimbulkan kematian. Kalau penyediaan oksigen berkurang akan menimbulkan kacau pikiran dan anoksia serebralis.a. Pernapaan paruPernapasan paru adalah pertukaran oksigen dan karbondioksida yang terjadi pada paru-paru. Pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen diambil melalui mulut dan hidung pada waktu bernapas yang oksigen masuk melalui trakea sampai ke alveoli berhubungan dengan darah dalam kapiler pulmonar. Alveoli memisahkan okigen dari darah, oksigen menembus membran, diambil oleh sel darah merah dibawa ke jantung dan dari jantung dipompakan ke seluruh tubuh.Di dalam paru-paru karbondioksida merupakan hasil buangan yang menembus membran alveoli. Dari kapiler darah dikeluarkan melalui pipa bronkus berakhir sampai pada mulut dan hidung. Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner :1) Ventilasi pulmoner, gerakan pernapasan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara luar.2) Arus darah melalui paru-paru, darah mengandung oksigen masuk ke seluruh tubuh, karbondioksida dari seluruh tubuh masuk ke paru-paru.3) Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian rupa dengan jumlah yang tepat, yang bisa dicapai untuk semua bagian.4) Difusi gas yang menembus membran alveoli dan kapiler karbondioksida lebih mudah berdifusi dari pada oksigen.Proses pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi ketika konsentrasi dalam darah mempengaruhi dan merangsang pusat pernapasan terdapat dalam otak untuk memperbesar kecepatan dalam pernapasan, sehingga terjadi pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 lebih banyak.Darah merah (hemoglobin) yang banyak mengandunng oksigen dari seluruh tubuh masuk ke dalam jaringan, mengambil karbondioksida untuk dibawa ke paru-paru dan di paru-paru terjadi pernapasan eksterna.

b. Pernapasan selTranspor gas paru-paru dan jaringanSelisih tekanan parsial antara O2 dan CO2 menekankan bahwa kunci dari pergerakangas O2 mengalir dari alveoli masuk ke dalam jaringan melalui darah, sedangkan CO2 mengalir dari jaringan ke alveoli melalui pembuluh darah.Akan tetapi jumlah kedua gas yang ditranspor ke jaringan dan dari jaringan secara keseluruhan tidak cukup bila O2 tidak larut dalam darah dan bergabung dengan protein membawa O2 (hemoglobin). Demikian juga CO2 yang larut masuk ke dalam serangkaian reaksi kimia reversibel (rangkaian perubahan udara) yang mengubah menjadi senyawa lain. Adanya hemoglobin menaikkan kapasitas pengangkutan O2 dalam darah sampai 70 kali dan reaksi CO2 menaikkan kadar CO2 dalam darah mnjadi 17 kali.Pengangkutan oksigen ke jaringanSistem pengangkutan O2 dalam tubuh terdiri dari paru-paru dan sistem kardiovaskuler. Oksigen masuk ke jaringan bergantung pada jumlahnya yang masuk ke dalam paru-paru, pertukaran gas yang cukup pada paru-paru, aliran darah ke jaringan dan kapasitas pengangkutan O2 dalam darah.Aliran darah bergantung pada derajat konsentrasi dalam jaringan dan curah jantung. Jumlah O2 dalam darah ditentukan oleh jumlah O2 yang larut, hemoglobin, dan afinitas (daya tarik) hemoglobin.Transpor oksigen melalui beberapa tahap yaitu :1) Tahap I : oksigen atmosfer masuk ke dalam paru-paru. Pada waktu kita menarik napas tekanan parsial oksigen dalam atmosfer 159 mmHg. Dalam alveoli komposisi udara berbeda dengan komposisi udara atmosfer tekanan parsial O2 dalam alveoli 105 mmHg.2) Tahap II : darah mengalir dari jantung, menuju ke paru-paru untuk mengambil oksigen yang berada dalam alveoli. Dalam darah ini terdapat oksigen dengan tekanan parsial 40 mmHg. Karena adanya perbedaan tekanan parsial itu apabila tiba pada pembuluh kapiler yang berhubungan dengan membran alveoli maka oksigen yang berada dalam alveoli dapat berdifusi masuk ke dalam pembuluh kapiler. Setelah terjadi proses difusi tekanan parsial oksigen dalam pembuluh menjadi 100 mmHg.3) Tahap III : oksigen yang telah berada dalam pembuluh darah diedarkan keseluruh tubuh. Ada dua mekanisme peredaran oksigen dalam darah yaitu oksigen yang larut dalam plasma darah yang merupakan bagian terbesar dan sebagian kecil oksigen yang terikat pada hemoglobin dalam darah. Derajat kejenuhan hemoglobin dengan O2 bergantung pada tekanan parsial CO2 atau pH. Jumlah O2 yang diangkut ke jaringan bergantung pada jumlah hemoglobin dalam darah.4) Tahap IV : sebelum sampai pada sel yang membutuhkan, oksigen dibawa melalui cairan interstisial lebih dahulu. Tekanan parsial oksigen dalam cairan interstisial 20 mmHg. Perbedaan tekanan oksigen dalam pembuluh darah arteri (100 mmHg) dengan tekanan parsial oksigen dalam cairan interstisial (20 mmHg) menyebabkan terjadinya difusi oksigen yang cepat dari pembuluh kapiler ke dalam cairan interstisial.5) Tahap V : tekanan parsial oksigen dalam sel kira-kira antara 0- 20 mmHg. Oksigen dari cairan interstisial berdifusi masuk ke dalam sel. Dalam sel oksigen ini digunakan untuk reaksi metabolism yaitu reaksi oksidasi senyawa yang berasal dari makanan (karbohidrat, lemak, dan protein) menghasilkan H2O, CO2 dan energi.Reaksi hemoglobin dan oksigen Dinamika reaksi hemoglobin sangat cocok untuk mengangkutO2.Hemoglobin adalaah protein yang terikat pada rantai polipeptida, dibentuk porfirin dan satu atom besi ferro. Masing-masing atom besi dapat mengikat secara reversible (perubahan arah) dengan satumolekul O2. Besi berada dalam bentuk ferro sehingga reaksinya adalah oksigenasi bukan oksidasi.Transpor karbondioksidaKelarutan CO2 dalam darah kira-kira 20 kali kelarutan O2 sehingga terdapat lebih banyak CO2 dari pada O2 dalam larutan sederhana. CO2 berdifusi dalam sel darah merah dengan cepat mengalami hidrasi menjadi H2CO2 karena adanya anhydrase (berkurangnya sekresi kerigat) karbonat berdifusi ke dalam plasma. Penurunan kejenuhan hemoglobin terhadap O2 bila darah melalui kapiler-kapiler jaringan.Sebagian dari CO2 dalam sel darah merah beraksi dengan gugus amino dari protein, hemoglobin membentuk senyawa karbamino (senyawa karbondioksida).Besarnya kenaikan kapasitas darah mengangkut CO2 ditunjukkan oleh selisih antara garis kelarutan CO2 dan garis kadar total CO2 di antara 49 ml CO2 dalam darah arterial 2,6 ml dalah senyawa karbamino dan 43,8 ml dalam HCO2 (Syaifuddin, 2006).

C. ETIOLOGISampai saat ini etiologi dari Asma Bronkhial belum diketahui. Suatu hal yang yang menonjol pada penderita Asma adalah fenomena hiperaktivitas bronkus. Bronkus penderita asma sangat peka terhadap rangsangan imunologi maupun non imunologi. Adapun rangsangan atau faktor pencetus yang sering menimbulkan Asma adalah:1. Faktor ekstrinsik (alergik) : reaksi alergik yang disebabkan oleh alergen atau alergen yang dikenal seperti debu, serbuk-serbuk, bulubulu binatang.2. Faktor intrinsik(non-alergik) : tidak berhubungan dengan alergen, seperti common cold, infeksi traktus respiratorius, latihan, emosi, dan polutan lingkungan dapat mencetuskan serangan.3. Asma gabunganBentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non-alergik (Smeltzer & Bare, 2002).Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan Asma Bronkhial yaitu :a. Faktor predisposisiGenetikFaktor yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit Asma Bronkhial jika terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu hipersensitivitas saluran pernapasannya juga bisa diturunkan.a. Faktor presipitasi1. AlergenDimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :a) Inhalan : yang masuk melalui saluran pernapasanContoh : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusib) Ingestan : yang masuk melalui mulutContoh : makanan dan obat-obatanc) Kontaktan : yang masuk melalui kontak dengan kulitContoh : perhiasan, logam dan jam tangan2. Perubahan cuacaCuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi Asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan Asma. Kadangkadang serangan berhubungan dengan musim, seperti musim hujan, musim kemarau.3. StresStres atau gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan Asma, selain itu juga bisa memperberat seranganAsma yang sudah ada. Disamping gejala Asma yang timbul harus segera diobati penderita Asma yang mengalami stres atau gangguan emosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikanmasalah pribadinya. Karena jika stresnya belum diatasi maka gejala belum bisa diobati.4. Lingkungan kerjaMempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan Asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industry tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.5. Olah raga atau aktifitas jasmaniSebagian besar penderita Asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau olah raga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan Asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut.

D. PATOFISIOLOGISuatu serangan Asma merupakan akibat obstruksi jalan napas difus reversible. Obstruksi disebabkan oleh timbulnya tiga reaksi utama yaitu kontraksi otot-otot polos baik saluran napas, pembengkakan membranyang melapisi bronki, pengisian bronki dengan mukus yang kental. Selain itu, otot-otot bronki dan kelenjar mukusa membesar, sputum yang kental, banyak dihasilkan dan alveoli menjadi hiperinflasi, dengan udaraterperangkap didalam jaringan paru.Antibodi yang dihasilkan (IgE) kemudian menyerang sel-sel mast dalam paru. Pemajanan ulang terhadap antigen mengakibatkan ikatan antigen dengan antibody, menyebabkanpelepasan produk sel-sel mast (disebut mediator) seperti histamine, bradikinin, dan prostaglandin serta anafilaksis dari substansi yang bereaksi lambat (SRS-A). Pelepasan mediator ini dalam jaringan paru mempengaruhi otot polos dan kelenjar jalan napas, menyebabkan bronkospasme, pembengkakan membran mukosa, dan pembentukan mucus yang sangat banyak. Selain itu, reseptor - dan - adrenergik dari sistem saraf simpatis terletak dalam bronki. Ketika reseptor - adrenergic dirangsang, terjadi bronkokonstriksi, bronkodilatasi terjadi ketika reseptor - adrenergik yang dirangsang. Keseimbangan antara reseptor - dan -adrenergik dikendalikan terutama oleh siklik adenosine monofosfat (cAMP). Stimulasi reseptor - mengakibatkan penurunan cAMP, yang mengarah pada peningkatan mediator kimiawi yang dilepaskan oleh sel-sel mast bronkokonstriksi. Stimulasi reseptor - mengakibatkan peningkatan tingkat cAMP yang menghambat pelepasan mediator kimiawi dan menyebabakan bronkodilatasi. Teori yang diajukan adalah bahwa penyekatan - adrenergik terjadi pada individu dengan Asma. Akibatnya, asmatik rentan terhadap peningkatan pelepasan mediator kimiawi dan konstriksi otot polos (Smeltzer & Bare, 2002).A. MANIFESTASI KLINIKGejala-gejala yang lazim muncul pada Asma Bronkhial adalah batuk, dispnea, dan wheezing. Serangan seringkali terjadi pada malam hari. Asma biasanya bermula mendadak dengan batuk dan rasa sesak dalam dada, disertai dengan pernapasan lambat,wheezing. Ekspirasi selalu lebih susah dan panjang dibanding inspirasi, yang mendorong pasien unutk duduk tegak dan menggunakan setiap otot-otot aksesori pernapasan. Jalan napas yang tersumbat menyebabkan dispnea. Serangan Asma dapat berlangsung dari 30 menit sampai beberapa jam dan dapat hilang secara spontan. Meskipun serangan asma jarang ada yang fatal, kadang terjadi reaksi kontinu yang lebih berat, yang disebut status asmatikus, kondisi ini mengancam hidup (Smeltzer & Bare, 2002).B. PENATALAKSANAAN1. FarmakologiMenurut Long(1996) pengobatan Asma diarahkan terhadap gejala-gejala yang timbul saat serangan, mengendalikan penyebab spesifik dan perawatan pemeliharaan keehatan optimal yang umum. Tujuanutama dari berbagai macam pengobatan adalah pasien segera mengalami relaksasi bronkus. Terapi awal, yaitu:a. Memberikan oksigen pernasalb. Antagonis beta 2 adrenergik (salbutamol mg atau fenetoral 2,5 mg atau terbutalin 10 mg). Inhalasi nebulisasi dan pemberian yang dapat diulang setiap 20 menit sampai 1 jam. Pemberian antagonis beta 2 adrenergik dapat secara subcutan atau intravena dengan dosis salbutamol 0,25 mg dalam larutan dekstrose 5%c. Aminophilin intravena 5-6 mg per kg, jika sudah menggunakan obat ini dalam 12 jam sebelumnya maka cukup diberikan setengah dosis.d. Kortikosteroid hidrokortison 100-200 mg intravena jika tidak ada respon segera atau dalam serangan sangat berate. Bronkodilator, untuk mengatasi obstruksi jalan napas, termasuk didalamnya golongan beta adrenergik dan anti kolinergik.2. Pengobatan secara sederhana atau non farmakologisMenurut doenges (2000) penatalaksanaan nonfarmakologis asma yaitu:a. Fisioterapi dada dan batuk efektif membantu pasien untuk mengeluarkan sputum dengan baikb. Latihan fisik untuk meningkatkan toleransi aktivitas fisikc. Berikan posisi tidur yang nyaman (semi fowler)d. Anjurkan untuk minum air hangat 1500-2000 ml per harie. Usaha agar pasien mandi air hangat setiap harif. Hindarkan pasien dari faktor pencetus

C. KOMPLIKASIBerbagai komplikasi menurut Mansjoer (2008) yang mungkintimbul adalah :1. PneumothoraksPneumothoraks adalah keadaan adanya udara di dalam rongga pleura yang dicurigai bila terdapat benturan atau tusukan dada. Keadaan ini dapat menyebabkan kolaps paru yang lebih lanjut lagi dapat menyebabkan kegagalan napas.2. PneumomediastinumPneumomediastinum dari bahasa Yunani pneuma udara, juga dikenal sebagai emfisema mediastinum adalah suatu kondisi dimana udara hadir di mediastinum. Pertama dijelaskan pada 1819 oleh Rene Laennec, kondisi ini dapat disebabkan oleh trauma fisik atau situasi lain yang mengarah ke udara keluar dari paru-paru, saluran udara atau usus ke dalam rongga dada .3. AtelektasisAtelektasis adalah pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat penyumbatan saluran udara (bronkus maupun bronkiolus) atau akibat pernafasan yang sangat dangkal.4. AspergilosisAspergilosis merupakan penyakit pernapasan yang disebabkan oleh jamur dan tersifat oleh adanya gangguan pernapasan yang berat. Penyakit ini juga dapat menimbulkan lesi pada berbagai organ lainnya, misalnya pada otak dan mata. Istilah Aspergilosis dipakai untuk menunjukkan adanya infeksi Aspergillus sp.5. Gagal napasGagal napas dapat tejadi bila pertukaran oksigen terhadap karbodioksida dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju konsumsi oksigen dan pembentukan karbondioksida dalam sel-sel tubuh.6. BronkhitisBronkhitis atau radang paru-paru adalah kondisi di mana lapisan bagian dalam dari saluran pernapasan di paru-paru yang kecil (bronkhiolis) mengalami bengkak. Selain bengkak juga terjadi peningkatan produksi lendir (dahak). Akibatnya penderita merasa perlu batuk berulang-ulang dalam upaya mengeluarkan lendir yangberlebihan, atau merasa sulit bernapas karena sebagian saluran udara menjadi sempit oleh adanya lendir.7. Fraktur iga

D. PENGKAJIAAN FOKUS1. Pengkajiana. Pola pemeliharaan kesehatanGejala Asma dapat membatasi manusia untuk berperilaku hidup normal sehingga pasien dengan Asma harus mengubah gaya hidupnya sesuai kondisi yang memungkinkan tidak terjadi serangan Asmab. Pola nutrisi dan metabolikPerlu dikaji tentang status nutrisi pasien meliputi, jumlah, frekuensi, dan kesulitan-kesulitan dalam memenuhi kebutuhnnya. Serta pada pasien sesak, potensial sekali terjadinya kekurangan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi, hal ini karena dispnea saat makan, laju metabolism serta ansietas yang dialami pasien.c. Pola eliminasiPerlu dikaji tentang kebiasaan BAB dan BAK mencakup warna, bentuk, konsistensi, frekuensi, jumlah serta kesulitan dalam pola eliminasi.d. Pola aktifitas dan latihanPerlu dikaji tentang aktifitas keseharian pasien, seperti olahraga, bekerja, dan aktifitas lainnya. Aktifitas fisik dapat terjadi factor pencetus terjadinya Asma.e. Pola istirahat dan tidurPerlu dikaji tentang bagaiman tidur dan istirahat pasien meliputi berapa lama pasien tidur dan istirahat. Serta berapa besar akibat kelelahan yang dialami pasien. Adanya wheezing dan sesak dapat mempengaruhi pola tidur dan istirahat pasien.f. Pola persepsi sensori dan kognitifKelainan pada pola persepsi dan kognitif akan mempengaruhi konsep diri pasien dan akhirnya mempengaruhi jumlah stressor yang dialami pasien sehingga kemungkinan terjadi serangan Asma yang berulang pun akan semakin tinggi.

g. Pola hubungan dengan orang lainGejala Asma sangat membatasi pasien untuk menjalankan kehidupannya secara normal. Pasien perlu menyesuaikan kondisinya berhubungan dengan orang lain.h. Pola reproduksi dan seksualReproduksi seksual merupakan kebutuhan dasar manusia, bila kebutuhan ini tidak terpenuhi akan terjadi masalah dalam kehidupan pasien. Masalah ini akan menjadi stresor yang akan meningkatkan kemungkinan terjadinya serangan Asma.i. Pola persepsi diri dan konsep diriPerlu dikaji tentang pasien terhadap penyakitnya.Persepsi yang salah dapat menghambat respon kooperatif pada diri pasien. Cara memandang diri yang salah juga akan menjadi stresor dalam kehidupan pasien.j. Pola mekanisme dan kopingStres dan ketegangan emosional merupakan faktor instrinsik pencetus serangan Asma maka prlu dikaji penyebab terjadinya stress. Frekuensi dan pengaruh terhadap kehidupan pasien serta cara penanggulangan terhadap stresor.k. Pola nilai kepercayaan dan spiritualKedekatan pasien pada sesuatu yang diyakini di dunia dipercayai dapat meningkatkan kekuatan jiwa pasien.Keyakinan pasien terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta pendekatan diri pada-Nya merupakan metode penanggulangan stres yang konstruktif (Perry, 2005 & Asmadi 2008).2. Pemeriksaan penunjanga. Pemeriksaan spirometriPemeriksaan spirometri dilakukan sebelum dan sesudah pemberian bronkodilator aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergik.Peningkatan FEV1 atau FVC sebanyak >20% menunjukkan diagnosis Asma.b. Pemeriksaan tes kulitUntuk menunjukkan adanya antibodi IgE yang spesifik dalam tubuh.c. Pemeriksaan radiologiPemeriksaan radiologi dilakukan bila ada kecurigaan terhadap proses patologik di paru atau komplikasi Asma, seperti pneumothorak, pneumomediastinum, atelektasis, dan lain-lain.d. Pemeriksaan analisa gas darahPemeriksaan analisa gas darah hanya dilakukan pada penderita dengan serangan Asma berat.e. Pemeriksaan sputumUntuk melihat adanya eosinofil, kristal Charcot Leyden, spiral Churschmann, pemeriksaan sputum penting untuk menilai adanyamiselium Aspergilus fumigatus.f. Pemeriksaan eosinofilPada penderita Asma, jumlah eosinofil total dalam darah sering meningkat. Jumlah eosinofil total dalam darah membantu untuk membedakan Asma dari Bronchitis kronik (Sundaru, 2006)