lkjip 2017 bab i pendahuluane-sakip.kaltaraprov.go.id/uploads/lkjip_20180507082629.pdfhasil...
TRANSCRIPT
1
LKJiP 2017 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyusunan Laporan Kinerja RSUD Tarakan Tahun 2017 ini
merupakan bentuk dari pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53
tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja
Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah untuk
mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi, serta
peranannya dalam pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang
dipercayakan kepada Perangkat Daerah tersebut berdasarkan
perencanaan strategis yang ditetapkan untuk disampaikan kepada
Gubernur.
Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan berkedudukan sebagai
Rumah Sakit Umum Daerah Pemerintah Provinsi yang merupakan unsur
pelaksana tertentu di bidang pelayanan kesehatan yang berbentuk
Lembaga Teknis Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala dengan
sebutan Direktur yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah
Provinsi Kalimantan Utara. RSUD Tarakan melaksanakan penyusunan
dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang pelayanan kesehatan
paripurna, pendidikan dan penelitian.
B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Utara Nomor 54
Tahun 2014 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja
Rumah Sakit Daerah Provinsi Kalimantan Utara adalah sebagai berikut :
2
- Tugas Pokok Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan mempunyai tugas pokok
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang
pelayanan kesehatan paripurna, pendidikan dan penelitian.
- Fungsi
Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud di
atas maka Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan mempunyai fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis bidang pelayanan kesehatan paripurna,
pendidikan dan penelitian sesuai dengan Rencana Strategis yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.
b. Pemberian dukungan atas perencanaan, pembinaan dan pengendalian
kebijakan bidang pelayanan kesehatan paripurna, pendidikan dan
penelitian.
c. Perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian
urusan umum dan keuangan.
d. Perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian
pelayanan bidang medik dan keperawatan.
e. Perumusan, perencanaan, pembinaan, koordinasi dan pengendalian
pengembangan sumber daya manusia dan pendidikan.
f. Penyelenggaraan urusan umum dan keuangan.
g. Pembinaan kelompok jabatan fungsional.
h. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai
dengan bidang tugas dan fungsinya.
C. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Utara Nomor 54
Tahun 2014 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja
Rumah Sakit Daerah Provinsi Kalimantan Utara maka diberlakukan
struktur organisasi Rumah Sakit Umum Daerah yang terdiri atas Esselon
II, Esselon III dan Esselon IV, dengan susunan sebagai berikut:
3
1. Direktur
2. Wakil Direktur Umum dan Keuangan, membawahi:
a. Bagian Perencanaan Program, membawahi:
1) Sub Bagian Penyusunan Program.
2) Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan.
b. Bagian Keuangan, membawahi:
1) Sub Bagian Perbendaharaan.
2) Sub Bagian Akuntansi
3) Sub.Bagian Verifikasi.
c. Bagian Administrasi Umum, membawahi:
1) Sub Bagian Umum.
2) Sub Bagian Kepegawaian.
3. Wakil Direktur Pelayanan, membawahi:
a. Bidang Pelayanan Medik, membawahi:
1) Seksi Pelayanan Medik Rawat Jalan.
2) Seksi Pelayanan Medik Rawat Inap.
b. Bidang Keperawatan, membawahi:
1) Seksi Keperawatan Rawat Jalan.
2) Seksi Keperawatan Rawat Inap.
c. Bidang Rekam Medik dan Kemitraan, membawahi:
1) Seksi Rekam Medik.
2) Seksi Kemitraan.
d. Instalasi Pelayanan, terdiri dari:
1) Instalasi Rawat Jalan.
3) Instalasi Rawat Darurat.
4) Instalasi Rawat Inap.
5) Instalasi Perawatan Intensif.
6) Instalasi Bedah Sentral.
7) Instalasi Anestesi.
8) Instalasi Sterilisasi dan Laundry.
9) Perinatal Resiko Tinggi.
4
4. Wakil Direktur Penunjang dan Pengembangan, membawahi:
a. Bidang Penunjang, membawahi:
1) Seksi Penunjang Medik.
2) Seksi Penunjang Non Medik.
b. Bidang SDM dan Pendidikan, membawahi:
1) Seksi Pengembangan SDM
2) Seksi Peningkatan Mutu.
c. Instalasi Penunjang, terdiri dari:
1) Instalasi Radiologi.
2) Instalasi Farmasi.
3) Instalasi Patologi Klinik.
4) Instalasi Patologi Anatomi.
5) Instalasi Gizi.
6) Instalasi Rehabilitasi Medik.
7) Instalasi Kedokteran Kehakiman.
8) Instalasi Pengolahan Data Elektronik (PDE).
9) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS).
10) Instalasi Kesehatan Lingkungan dan Limbah.
11) Instalasi Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan
Bencana(K3).
12) Instalasi Bank Darah
5. Komite Medik.
6. Komite Etika dan Hukum.
7. Komite Keperawatan.
8. Staf Medik Fungsional.
9. Staf Keperawatan Fungsional.
10. Satuan Pengawas Internal.
11. Dewan Pengawas.
12. Kelompok Jabatan Fungsional.
5
Gambar 1. Struktur Organisasi RSUD Tarakan
6
D. Isu Strategis/Permasalahan
Isu-isu strategis dalam setiap tahapan pembangunan daerah
merupakan dinamika kehidupan lingkungan yang strategis baik regional,
nasional, maupun global. Isu-isu strategis menjadi suatu pokok bahasan
yang akan selalu diperhatikan dalam menyusun setiap perencanaan
pembangunan daerah karena dengan berpedoman pada isu-isu strategis
maka segala permasalahan yang mungkin akan terjadi dimasa yang akan
datang dapat diantisipasi sedini mungkin. Seperti halnya arus besar
globalisasi yang membawa keleluasaan informasi yang menyebabkan
peningkatan mutu pelayanan kesehatan berujung pada munculnya isu-isu
yang berkembang diberbagai bidang. Untuk RSUD Tarakan isu strategis
yang dihadapi adalah masih kurangnya kualitas pelayanan kesehatan
sebagai Rumah Sakit rujukan.
Dalam pelaksanaannya Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan
berperan sebagai pemberi pelayanan pada bidang kesehatan perlu
ditingkatkan secara solid dan terintegrasi agar dapat meningkatkan
kualitas hasil analisa, telaahan, dan kajian kebijakan pembangunan untuk
membantu perumusan kebijakan pembangunan daerah yang tepat,
terarah dan dapat dilaksanakan. Disamping itu terus dilakukan upaya
perbaikan untuk mencapai keselarasan antara perencanaan dan
penganggaran yang ditunjukkan dengan peningkatan singkronisasi antara
sasaran dalam dokumen perencanaan dengan penganggaran setiap
program dan kegiatannya.
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, RSUD
Tarakan menghadapi beberapa permasalahan antara lain kurangnya
jumlah dokter spesialis dan sub spesialis yang belum memenuhi
standar.Sesuai Permenkes No 56 tahun 2014 jumlah dokter spesialis
sebayak 41 orang dengan Pelayanan Dasar, Penunjang dan Sub
Spesialis sedangkan jumlah dokter spesialis di RSUD Tarakan sampai
dengan Desember 2017 baru tersedia sebanyak 27 orang. Ini dikarenakan
7
sulitnya mendapatkan dokter spesialis yang mau bertugas di Rumah Sakit
Umum Tarakan dikarenakan wilayah Tarakan yang terletak di ujung utara
sehingga informasi yang didapat akan kemajuan kota Tarakan masih
minim ditambah pula dengan insentif dan fasilitas yang disediakan belum
mampu menarik minat dokter spesialis untuk mau bergabung di RSUD
Tarakan. Tetapi jumlah dokter spesialis ini akan terpenuhi pada tahun
2017 dimana tenaga dokter spesialis akan diisi dengan kehadiran dokter
spesialis yang akan menyelesaikan tugas belajar sebanyak 8 orang
ditahun 2017 dengan berbagai bidang spesialis dan 3 orang ditahun
berikutnya. Jumlah tenaga perawat sesuai SPM sampai dengan 31
Desember 2016 sebanyak 336 tenaga perawat dengan jumlah tempat
tidur tersedia 345 TT serta perlunya peningkatan kompetensi seluruh
tenaga kesehatan sesuai standar.
Beberapa permasalahan yang masih dihadapi dari isu-isu strategis,
kami tuangkan kedalam identifikasi permasalahan sebagai berikut:
Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi RSUD Tarakan
Tabel 1.1.
SPEK KAJIAN
CAPAIAN /KONDISI STANDAR
YANG DIGUNAKAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMASALAHAN INTERNAL EKSTERNAL
Mutu Pelayanan
Efesiensi Pelayanan :
Bed Occupancy Rate (BOR) Persentase Pemakaian Tempat Tidur
69,46 % IS 2010 : 75-85
BOR antar kelas tidak merata, BOR Kelas III mencapai 90%
Pasien jaminan pemerintah seperti BPJS di jamin di kelas III
Jumlah tempat tidur yang ada di RS saat ini masih sesuai dengan kebutuhan
Leng Of Stay (LOS) Rata-rata lama rawat seorang pasien
3,79 Hari IS 2010 : 4-6 HARI
RSUD TARAKAN adalah Rumah sakit rujukan, sehingga pasien yang datang sudah memerlukan penanganan yang komplek
sistem rujukan yang diterapkan belum efektif dalam menangani kasus kegawatdaruratan
Angka pencapaian LOS tinggi di karenakan sebagaian besar paseian dengan kaus kompleks sehingga pasien lama di rawat
8
SPEK KAJIAN
CAPAIAN /KONDISI STANDAR
YANG DIGUNAKAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMASALAHAN INTERNAL EKSTERNAL
Jumlah dokter spesialis di rumah sakit belum mencapai target kebutuhan (Berdasarkan Permenkes 56 tahun 2014 standarisasi RS type B minimal 3 dokter spesialis untuk jenis pelayanan medis dasar. 2 spesialis jenis pelayanan medis penunjang.1 jenis spesialis medic lain, 1 subspesialis pelayanan medic subspesialis dan 1 dokter gigi spesialis jenis pelayanan medic spesialis gigi mulut
Kurangnya minat dokter spesialis untuk menjadi PNS di Kalimantan Utara
Pemberian Insentip dan fasilitas yang kurang memadai
Rasio perawat/bidan di rumah sakit belum mencapai target kebutuhan (setiap 1 TT satu perawat/ bidan)
Kurangnya kuota PNS untuk perawat/bidan
Antara usulan dan realisasi tidak pernah terpenuhi
Meningkatnya penyakit akibat pola hidup tidak sehat seperti diabetas, stroke, jantung, kanker, dll
Pola hidup masyarakat yang tidak baik
Berubahnya pola penyakit di masyarakat
Bed Turn Over (BTO) Frekuensi pemakaian tempat tidur
61,76 kali/ tahun
IS 2010 : 40 - 50 kali/tahun
Dikarenakan proses rawat inap pasien
Turn Over Interval (TOI) Rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati
1,80 hari
Hari IS 2010 : 1-3 HARI
Masih sesuai standar karna jumlah pasien yang dirawat masih dapat dilayani dengan tempat tidur yang ada
GDR 23,3 % 4,50%
Karna RSUD adalah pusat rujukan dan banyaknya pasien terminal
NDR 12,91 % 2,50%
Karna jumlah kasus bayi yang meninggal sebagian besar adalah rujuukan dari RS luar dengan kondisi yang terminal Belum tersedianyan fasilitas NICU/PICU
Persentase kematian ibu dalam persalinan
a.Pendarahan 0,00 % SPM : 0,00
9
SPEK KAJIAN
CAPAIAN /KONDISI STANDAR
YANG DIGUNAKAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMASALAHAN INTERNAL EKSTERNAL
b. Eklampsia 0 % SPM : ≤ 9%
Sebagai Rumah sakit rujukan, RSUD TARAKAN menerima pasien dengan kasus yang komplek
Sistem rujukan yang diterapkan belum efektif dalam menangani kasus kegawatdaruratan
Keterlambatan merujuk ke Rumah Sakit
c. Sepsis 0,00 %
SPM :
≤ 0%
Persentase pasien yang kembali keperawatan intensif dengan kasus yang sama <72 jam
0,47 % SPM : ≤ 2,5% Meningkatnya penyakit akibat pola hidup tidak sehat
Pola hidup masyarakat yang tidak baik
Berubahnya pola penyakit di masyarakat
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di IGD
80 % SPM : 85% Kurangnya komunikasi tenaga kesehatan dengan pasien
Kurangnya Pengetahuan pasien dan keluarga tentang prosedur penanganan kegawat daruratan
Kuranganya keramahan SDM ketika menangani kasus kegawat daruratan
Kurangnya fasilitas umum
Luas lahan yang kurang memadai
Kurang fasilitas umum
Indeks Kepuasan masyarakat (IKM) di IRJA
80 % SPM : 90
Kuranganya keramahan SDM dan lamanya waktu tunggu dokter.
Kurangnya Pengetahuan pasien tentang prosedur rujukan
Kurangnya jumlah dokter spesialis
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) di IRNA
80 % SPM : 80
Kurannya keramahan SDM karena tingginya beban kerja karena kurang jumlah Perawat
Kurangnya kuota PNS untuk perawat/bidan
Sedang melakukan rekruitmen untuk menambah tenaga perawat dan penunjang non medik melalui BLUD
Persentase Penanganan life saving anak dan dewasa
100 % SPM : 100
Respons time di IGD 3 Menit SPM : ≤ 4
Respons time di poliklinik spesialis
54,4 Menit SPM : ≤60
Kurangnya jumlah dokter spesialis dalam satu poliklinik (hanya ada satu dokter )
Kurangnya kuota PNS untuk dokter dan kurangnya minat untuk menjadi PNS bagi dokter spesialis
Jumlah kejadian Medical Error
0 % 0
Waktu Penyediaan Rekam Medik IRJA
19,18 Menit 17 Penyediaan rekam medik yang masih manual.
Masyarakat belum mengerti pentingnya
Penyediaan rekam medik yang masih manual.
Persentase kesalahan hasil laboratorium
0 % 0 Alat laboratorium masih ada yang manual
Ketidak disiplinan masyarakat dalam SOP pemeriksaan lab misal bilang sdh puasa ternyata tidak
Sarana dan Prasarana Laboratorium
10
SPEK KAJIAN
CAPAIAN /KONDISI STANDAR
YANG DIGUNAKAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMASALAHAN INTERNAL EKSTERNAL
Kualitas mutu limbah padat dan cair sesuai dengan standart yang telah di tetapkan
Baku mutu limbah cair 100 % 80 Kurangnya sarana pengolahan sistim Aerasi
Pengolahan limbah RS dekat dengan pemukiman penduduk
Fasilitas pengolahan air limbah
Baku mutu limbah padat berbahaya sesuai aturan
66 % 100 Kurangnya peralatan pengolah limbah
Jumlah tenaga yang mengikuti Diklat Fungsional
409 orang 550
Tenaga honorer BLUD jika dilatih ada kemungkinan untuk pindah.
Kurangnya kuota PNS Kurangnya kuota PNS
Sulitnya mencari badan penyelenggara diklat sesuai kompetensi
Kurangnya Penyelenggara Diklat yang kompeten
Penyelenggara Diklat
Jumlah tenaga yang mengikuti Diklat Tekhnis
329 orang 300
Tenaga honorer BLUD jika dilatih ada kemungkinan untuk pindah.
Kurangnya kuota PNS Kurangnya kuota PNS
Sulitnya mencari badan penyelenggara diklat sesuai kompetensi
Kurangnya Penyelenggara Diklat yang kompeten
Penyelenggara Diklat
Kajian terhadap renstra Kementrian Kesehatan RI 2015-2019
Persentase cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
100 % SPM : 100%
Sulitnya perubahan status dari umum menjadi jaminan akibat terlambat pengurusan administrasi.
Persepsi yang salah masyarakat tentang pelayanan jaminan sehingga pengurusan administrasi terlambat
Persepsi masyarakat yang salah terhadap pelayanan jaminan kesehatan
Terlambatnya pembayaran tagihan pasien jaminan
Prosedur administrasi Prosedur penagihan
Persentase ibu hamil, bersalin dan nifas yang mendapatkan penanganan komplikasi kebidanan : 21,34
Sasaran Kementrian : 58,5
Persentase Rumah Sakit yang mampu PONEK 0%
Sasaran Kementrian : 67
Sudah ada TIM dan sarana Ponek
Belum semua tim mendapat kesempatan pelatihan
PONEK sudah berjalan tetapi belum semua tim dilatih
Cakupan pelayanan kesehatan anak balita : 2,82
Sasaran Kementrian : 78
Cakupan penanganan neonatal komplikasi : 15,57
Sasaran Kementrian : 60
Prevalensi kasus HIV pada populasi dewasa = 2,59
Sasaran Kementrian : 0,2
11
SPEK KAJIAN
CAPAIAN /KONDISI STANDAR
YANG DIGUNAKAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMASALAHAN INTERNAL EKSTERNAL
Jumlah kasus TB paru per 100.000 penduduk = 794,67
Sasaran Kementrian : 235
Persentase kasus baru TB Paru BTA + yang ditemukan : 53,85
12
Orang
Sasaran Kementrian : 73
Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin : 80
Sasaran Kementrian : 80
Tingginya hutang obat RSUD TARAKAN yang pengelrolaan menggunakan dana BLUD
Tingginya tagihan pasien jaminan pemerintah kabupaten kota yang terlambat bayar
Prosedur penagihan
Angka kesakitan malaria
IS 2010 : 5 / 1000 penduduk
Prevalensi HIV 4,94 IS 2010 : 0,9 Meningkatnya jumlah pasien HIV
Mobilisasi penduduk beresiko tinggi HIV yang tidak terkendali
Meningkatnya jumlah pasien HIV
RTRW
Kawasan PKW, PKL, dan PKLp terdapat Sarana dan Prasarana kesehatan belum optimal
Akses pelayanan kesehatan
Akses pelayanan kesehatan
Jauhnya letak RSUD TARAKAN dari kota sehingga jika malam jarang angkutan umum Akses pelayanan
kesehatan
Kurangnya sarana dan prasarana
Akses listirik dan air bersih yang belum optimal
Struktur Geografis lingkungan Rumah Sakit berbukit-bukit yang menjadi pemukiman masyarakat
Rumah Sakit tidak mempunyai kewenangan untuk melarang masyarakat membangun perumahan di kawasan sekitar Rumah Sakit
Kurang tegasnya Pemerintah Daerah thd masyarakat yang membangun perumahan di sekitar lingkungan Rumah Sakit
KLHS
Pemusnahan/pengolahan limbah medis di Rumah sakit masih terbatas.
Kurangnya sarana pengolahan sistim Aerasi
Pemukiman penduduk berkembang mendekati rumah sakit
Kurangnya sarana pengolahan limbah
12
LKJi 2017 BAB II PERENCANAAN KINERJA
A. Rencana Strategis
Rencana Strategis RSUD Tarakan adalah merupakan pernyataan
komitmen bersama jangka menengah mengenai upaya terencana dan
sistematis untuk meningkatkan kinerja serta cara pencapaiannya melalui
pengelolaan manajemen internal yang terpadu serta sarana dan
prasarana kerja yang memadai, yang bertujuan untuk dapat meningkatkan
produktivitas dan akuntabilitas kinerja seluruh pejabat dan staf
dilingkungan RSUD Tarakan melalui perencanaan yang efektif dan
terarah dengan pelaksanaan kegiatan yang berorientasi pada hasil,
penyusunan laporan, pengendalian serta evaluasi kegiatan pada tahun
berikutnya.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam Rencana Strategis
(Rensra) 2016-2021 diperlukan staregi dan kebijakan yang membangun
daerah sehingga tetap berjalan sesuai koridor perencanaan
pembangunan. Penyusunan strategi dan kebijakan dalam Renstra
melibatkan keseluruhan bidang dan bagian-bagian karena dalam
pelaksanaan program/kegiatan perlu adanya koordinasi dan singkronisasi
antar bidang maupun bagian/unit dan instalasi.
1. Strategi
Strategi adalah rangkaian cara atau langkah-langkah yang berisikan
program indikatif dalam rangka meningkatkan persentase keberhasilan
pencapaian pembangunan daerah. Sedangkan rumusan strategi
merupakan pernyataan yang menjelaskan bagaimana sasaran akan
dicapai dengan tindak lanjut berupa penyusunan serangkaian kebijakan
yang tepat
1. Pengembangan pelayanan medik spesialistik.
2. Standarisasi pelayanan kesehatan melalui akreditasi Rumah Sakit.
13
3. Pengembangan peralatan yang modern sesuai perkembangan
teknologi.
4. Pengembangan manajemen mutu Rumah Sakit.
2. Kebijakan
Setelah tujuan dan sasaran ditetapkan, maka tahap selanjutnya
adalah menetapkan cara pencapaian, adapun cara untuk mencapai tujuan
dan sasaran tersebut dijabarkan melalui penetapan kebijakan, program
dan kegiatan.
Kebijakan adalah suatu ketentuan yang telah disepakati oleh unsur-unsur
penyelenggara dan telah ditetapkan oleh pihak yang berwenang untuk
dijadikan petunjuk dan pedoman bagi kegiatan penyelenggara pelayanan
kesehatan rumah sakit dan masyarakat, agar tercapai kelancaran,
keterpaduan dan keselarasan dalam upaya mewujudkan capaian sasaran,
tujuan, misi dan visi.
Untuk itu Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan pada tahun 2017
menetapkan sebanyak 8 (delapan) kebijakan resmi sebagai berikut:
1. Melakukan rekrutmen dan membuka peluang yang seluas-luasnya
bagi tenaga dokter spesialis untuk mengisi formasi minimal sesuai
klasifikasi tenaga medis Rumah Sakit tipe B sesuai Standar
Permenkes No 56 Tahun 2014
2. Memantapkan dan meningkatkan kemampuan semua jenis pelayanan
spesialistik yang mengarah pada terwujudnya pelayanan unggulan
rumah sakit.
3. Mengoptimalkan fungsi sarana dan prasarana rumah sakit dengan
melaksanakan penyempurnaan fisik gedung dan lingkungannya.
4. Meningkatkan kemampuan pengelolaan rumah sakit yang efektif dan
efisien melalui pengembangan system informasi manajemen rumah
sakit.
14
5. Menyusun dan merencanakan diklat fungsional maupun teknis sesuai
standar kompetensi ketenagaan Rumah Sakit.
6. Mengoptimalkan Tim mutu serta melakukan kerjasama dengan instansi
terkait dalam melakukan penyusunan standar pelayanan publik dan
survey kepuasan pelanggan.
7. Mengoptimalkan Komite Medis dan Keperawatan serta tim APIP untuk
melakukan audit medis dan keperawatan sebagai upaya peningkatan
efektifitas pelayanan dan administrasi.
8. Meningkatkan sarana prasarana pengelolaaan limbah rumah sakit
sesuai standar tata kelola limbah.
B. Perjanjian kinerja
Perjanjian Kinerja dimulai dari Perencanaan kinerja guna
menggambarkan capaian yang akan diwujudkan oleh suatu Perangkat
Daerah dalam satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber
daya yang dikelolanya. Perjanjian Kinerja ini berisi penugasan dari
Gubernur Kalimantan Utara untuk melaksanakan program dan kegiatan
yang disertai dengan Indikator Kinerja dan Targetnya. Melalui Perjajian
Kinerja inilah kinerja RSUD Tarakan menjadi terukur sesuai tugas dan
fungsinya.
Perjanjian Kinerja 2017 ini disusun berdasarkan Permen
Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 53 tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah.
15
Perjanjian Kinerja Tahun 2017 RSUD Tarakan Provinsi Kalimantan Utara
Tabel 2.1
NO
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
(1) (2) (3) (4)
1. Terwujudnya Mutu Pelayanan dan Keselamatan Pasien
Indeks Kepuasan Masyarakat
65 %
Meningkatnya jumlah SDM Pemenuhan Jumlah SDM
65 %
Meningkatnya Kopetensi SDM
Persentase Karyawan yang mengikuti Pelatihan
65 %
Meningkatnya Jumlah dan Jenis Peralatan
Persentase Jumlah dan Jenis Peralatan
65 %
Meningkatnya pemeliharaan sarana dan prasarana
Persentase Peralatan yang Terpelihara
65 %
16
Program Kerja Dan Anggaran Biaya Tahun 2017
Tabel 2.2
NO
Program
Anggaran
Keterangan
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Rp 11.415.808.000,00 APBD
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Rp 2.550.000.000,00 APBD
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Rp 750.000.000,00 APBD
4. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Rp 1.800.000.000,00 APBD
5. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Rp 700.000.000,00 APBD
6.
Program Pengadaan,Peningkatan Sarana dan Prasarana RS/RS Jiwa/RS Paru-paru/RS Mata
Rp 54.484.192.000,00 APBD
7.
Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana RS/RS Jiwa/RS Paru-paru/RS Mata
Rp 750.000.000,00 APBD
J U M L A H
Rp 72.450.000.000,00
17
LKJip 2017 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi
1.1 Akuntablitas Kinerja RSUD Tarakan merupakan bentuk
pertanggung jawaban kinerja yang memuat realisasi dan tingkat capaian
yang telah diperjanjikan pada tahun 2017. Pengukuran dilakukan dengan
cara membandingkan antara target sasaran yang ditetapkan dalam
perjanjian kinerja dengan realisasinya.
Adapun tujuan dilakukannya pengukukan kinerja adalah dalam rangka
untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran strategis
perangkat daerah,juga mengevaluasi seberapa baik organisasi berkinerja.
Capaian Kinerja merupakan dasar dalam menilai keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai tujuan dan sasaran yang telah
diperjanjikan.
PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2017 Tabel 3.1
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
2017 Realisasi
2017
Capaian (%)
1
Terwujudnya Mutu Pelayanan dan Keselamatan Pasien
Indeks Kepuasan Masyarakat
65% 71,6 % 100%
2 Meningkatnya jumlah SDM
Pemenuhan Jumlah SDM
65% 72,50 % 100%
3 Meningkatnya Kopetensi SDM
Persentase Karyawan yang mengikuti Pelatihan
65% 93,62 % 100%
4 Meningkatnya Jumlah dan Jenis Peralatan
Persentase Jumlah dan Jenis Peralatan
65% 88,21% 100%
5
Meningkatnya pemeliharaan sarana dan prasarana
Persentase Peralatan yang Terpelihara
65% 93,67% 100%
18
1.2 Pengukuran dan Perbandingan Capaian Kinerja tahun Lalu dan target Tahun 2017
Tabel 3.2 Pengukuran dan perbandingan capaian kinerja tahun lalu dan tahun 2017
NO
SASARAN INDIKATOR
KINERJA
TAHUN 2016
SASARAN INDIKATOR KINERJA TAHUN 2017
TARGET REALISASI %
CAPAIAN TARGET REALISASI %
CAPAIAN
1. 1.
Meningkatnya manajemen pelayanan medik keperawatan dan penunjang
Indeks survey
kepuasan pelanggan
3,41 3,59 100%
Terwujudnya Mutu Pelayanan dan Keselamatan Pasien
Indeks Kepuasan Masyarakat
65% 71,60% 100%
2. Meningkatnya pelayanan RS yang memenuhi ISO 22301:
Tersertifikasi ISO 22301 :
2012 sertifikat
Tersertifikasi 6 locus
100% Meningkatnya jumlah SDM
Pemenuhan Jumlah SDM
65% 72,50% 100%
3. Meningkatkan Pelayanan RS yang memenuhi ISO 9001:2008
Tersertifikasi ISO 9001 :
2008 sertifikat 100% 100%
Meningkatnya Kopetensi SDM
Persentase Karyawan yang
mengikuti Pelatihan
65% 93,62% 100%
4.
Meningkatkan Jenis pelayanan medik spesialistik
Tercapainya jenis
pelayanan medik
spesialistik
25 jenis pelayanan
15 jenis pelayanan
60%
Meningkatnya Jumlah dan Jenis Peralatan
Persentase Jumlah dan Jenis
Peralatan 65% 88,21% 100%
19
NO
SASARAN INDIKATOR
KINERJA
TAHUN 2016
SASARAN INDIKATOR KINERJA TAHUN 2017
TARGET REALISASI %
CAPAIAN TARGET REALISASI %
CAPAIAN
2. 1.
Meningkatkan Pelayanan RS yang memenuhi akreditasi RS KARS 2012
Terakreditasi KARS 2012
sertifikat 0 0
Meningkatnya pemeliharaan sarana dan prasarana
Persentase Peralatan yang
Terpelihara 65% 93,67% 100%
2. Meningkatkan Pelayanan RS yang memenuhi Akreditasi JCI
Terakreditasi JCI
sertifikat 0 0
3.
Terciptanya daya dukung lingkungan hidup bagi RS
Terakreditasi Proper
kategori Eco Green
sertifikat Sertifikat
biru 60%
3. 1. Meningkatkan
kopetensi SDM sesuai standar
Persentase tenaga
kesehatan yang terlatih
90% 74% 82%
4. 1. Meningkatkan manajemen administrasi umum dan keuangan
Survey \kepuasan Pelanggan
3,41 100% 100%
20
NO
SASARAN INDIKATOR
KINERJA
TAHUN 2016
SASARAN INDIKATOR KINERJA TAHUN 2017
TARGET REALISASI %
CAPAIAN TARGET REALISASI %
CAPAIAN
2. Meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja RS
Penilaian Lakip
( Baik) B
3. Meningkatnya kualitas laporan keuangan RS
Penilaian opini
akuntan Publik
WTP WTP 100%
Untuk Pengukuran Kinerja Tahun 2016 tidak dapat di perbandingkan dengan tahun 2017 karna Perjanjian Kinerja Tahun
2016 sasaran yang ada tidak sama dengan yang diperbandingkan dengan tahun 2017, ini dikarenakan Rencana strategis RSUD
Tarakan masih bergabung dengan wilayah Kalimantan Timur, Hanya ada satu indikator kinerja yang masih sama dengan tahun
2017 adalah Indek Survey Kepuasan Masyarakan yang menjadi pusat perhatian guna meningkatkan mutu pelayanan RSUD
Tarakan.
21
1.3 Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini
dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen
Renstra organisasi
Upaya peningkatan mutu RSUD Tarakan mutlak diperlukan
terutama dalam rangka mendukung salah satu agenda Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2016-2021
yaitu agenda ”Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan
Rakyat” dimana perbaikan kesejahteraan rakyat tersebut diwujudkan
melalui sejumlah program pembangunan antara lain penanggulangan
kemiskinan dan penciptaan kesempatan kerja, termasuk peningkatan
program di bidang pendidikan, kesehatan, dan percepatan pembangunan
infrastruktur dasar. Dalam bidang kesehatan RSUD Tarakan harus bisa
mendukung upaya peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan, yang antara lain ditandai oleh meningkatnya angka harapan
hidup (dari 70,7 tahun pada 2009 menjadi 72,0 tahun pada 2016),
menurunnya tingkat kematian bayi ( dari 34 per 1.000 kelahiran pada 2008
menjadi 24 pada 2016), dan kematian ibu melahirkan (dari 307 per
100.000 kelahiran pada 2008 menjadi 118 pada 2014). Begitu pula pada
arah dan kebijakan pembangunan kesehatan nasional 2015-2019
merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang bidang
Kesehatan (RPJPK) 2005-2025, yang bertujuan meningkatkan kesadaran,
kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud,
melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang
ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam
lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata, serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik lndonesia.
Sasaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada tahun
2025 adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang
ditunjukkan oleh meningkatnya Umur Harapan Hidup, menurunnya Angka
22
Kematian Bayi, menurunnya Angka Kematian Ibu, menurunnya prevalensi
gizi kurang pada balita.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan,
maka strategi pembangunan kesehatan 2005- 2025 adalah: 1)
pembangunan nasional berwawasan kesehatan; 2) pemberdayaan
masyarakat dan daerah; 3) pengembangan upaya dan pembiayaan
kesehatan; 4) pengembangan dan dan pemberdayaan sumber daya
manusia kesehatan; dan 5) penanggulangan keadaan darurat kesehatan.
Dari agenda RPJMD 2016-2021 dan RPJMN 2015-2019 bidang
kesehatan jika dikaitkan dengan realisasi kinerja RSUD Tarakan tahun
2016 maka dapat disimpulkan bahwa seluruh kegiatan dalam rencana
strategis daerah dan rencana strategis nasional adalah Meningkatkan
Mutu Pelayanan Rumah Sakit yang tertuang dalam Rencana Strategis
RSUD Tarakan tahun 2016-2021 dengan sasaran adalah “Terwujudnya
Mutu Pelayanan dan Keselamatan pasien”
1.4. Analisa Hambatan Dan Upaya Yang Sudah Dilakukan Terkait
Pencapaian Yang Ada Di Perjanjian Kinerja
Tabel 3.3
Analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternative solusi yang dilakukan
23
NO SASARAN INDIKATOR PROGAM KEGIATAN ANGGARAN TARGET REALISASI KENDALA/ MASALAH
PENANGUNG JAWAB
1.
Terwujudnya Mutu Pelayanan dan keselamatan Pasien
Indeks Kepuasan
Masyarakat
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan kesehatan
700.000.000
65% 90,40%
Kegiatan akreditasi telah dilaksanakan tgl 20-23 November 2017 , pada kegiatan ini realisasi mencapai 90,40%, Silpa dari anggaran program ini adalah Rp 67.177.217
Ka.Sie
Pengembangan
SDM
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air listrik
10.229.808.000
65% 84,35%
Kegiatan bulan Desember telah dilaksanakan dan telah dipertanggungjawaban keuangannya
Kasub.bag
Verifikasi
Keuangan
Penyediaan jasa administrasi keuangan
Penyediaan jasa kebersihan kantor
Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
Rapat-rapat koordinasi
24
NO SASARAN INDIKATOR PROGAM KEGIATAN ANGGARAN TARGET REALISASI KENDALA/ MASALAH
PENANGUNG JAWAB
pembinaan dan pengawasan didalam daeerah ke luar daerah
2. Meningkatnya Jumlah SDM
Pemenuhan Jumlah SDM
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan
1.800.000.000
65% 72,50%
Kegiatan bulan Desember telah dilaksanakan dan telah dipertanggungjawabkan keuangannya tetapi belum diverifikasi oleh BPKAD
Kasub.bag
Verifikasi
Keuangan
3. Menigkatnya Kompetensi SDM
Persentase Karyawan
Yang Mengikuti Pelatihan
Program Peningkatan
Kapasitas Sumber Daya
Aparatur
Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan
1.180.000.000
65% 93,62%
Kegiatan bimbingan teknis dan implementasi peraturan perundang-undangan telah mencapai realisasi 93,62%
Ka.Sie
Pengembangan
SDM
4.
Meningkatnya Jumlah dan
Jenis Peralatan
Persentase Jumlah dan
Jenis Peralatan
Program Pengadaan,Penin
gkatan sarana dan Prasarana RS/RS Jiwa/RS Paru paru/RS
Pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakit
54.484.192.00
0 54 item% 98,50%
Dari 54 pengadaan alkes hanya 1 yang tidak terealisasi yaitu Cytotoxic Safety Cabinet
Kasub.Bag
Akuntansi
25
NO SASARAN INDIKATOR PROGAM KEGIATAN ANGGARAN TARGET REALISASI KENDALA/ MASALAH
PENANGUNG JAWAB
Mata disebakan tidak terdapat dalam e-catalog
Program Peningkatan Sarana dan
Prasana Aparatur
65%
94,62%
Telah selesai pelaksanaan pengadaan kendaraan dinas operasional dengan persentase 94,62%
Pengadaan peralatan gedung kantor
3.306.000.000
95,99%
Telah selesai pelaksanaan pengadaan pengadaan peralatan gedung kantor dengan persentase 95,99%
5.
Terwujudnya pemeliharaan sarana dan Prasarana
Persentase Peralatan
Yang Terpelihara
Program Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana RS/RS Jiwa?RS Paru-Paru/RS Mata
Pemeliharaan rutin /berkala rumah sakit
200.000.000
65% 100,00%
seluruh proses pemeliharaan pada ruangan telah selesai dikerjakan dan dipertanggungjawabkan keuangannya.
Ka.Sie Penunjang
Medik
26
NO SASARAN INDIKATOR PROGAM KEGIATAN ANGGARAN TARGET REALISASI KENDALA/ MASALAH
PENANGUNG JAWAB
Realisasi anggaran dari kegiatan ini adalah 100%
Pemeliharaan rutin/berkala instalasi pengolahan limbah rumah sakit
200.000.000
92,35%
Peningkatan Mutu pelayanan kesling dan limbah telah mencapai target pengerjaan 92,35%
Pemeliharaan rutin/berkala alat-alat kesehatan rumah sakit
350.000.000
88,65%
Dari 241 alkes yang akan dikalibrasi hanya 225 yang dapat dikalibrasi degan kategori prioritas baik, sering dipakai dan bila ada yang dibawa ke BPPN, sehingga realisasi sebesar 88,65%
27
1.5 Analisa Penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/penurunan kinerja serta alternative solusi yang
dilakukan.
Pada Sasaran 1: Terwujudnya Mutu Pelayanan dan keselamatan Pasien
dengan Indikator Indeks Kepuasan Masyarakat.
Laporan Survey ini penting dilakukan untuk mengetahui tingkat kinerja
unit pelayanan yang bermanfaat dalam penyusunan kebijakan peningkatan
kualitas pelayanan bagi RSUD Tarakan dan dapat dipergunakan oleh
masyarakat pengguna pelayanan sebagai gambaran kinerja pelayanan.
Adapun metode pengumpulan data dilakukan sesuai dengan Kepmenpan
Nomor 16 Tahun 2014. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara
kepada responden yang dilakukan oleh tim penyusunan survey dan melalui
pengisian langsung oleh responden. Dalam survey ini menurut Kepmenpan
Nomor 16 Tahun 2014 terdapat 9 unsur pelayanan publik yang disurvey dan
nilainya akan disusun sebagai Survey Kepuasan Masyarakat. 9 unsur
tersebut adalah :
1. Persyaratan
2. Prosedur
3. Waktu Pelayanan
4. Biaya/Tarif
5. Produk Spesifikasi Jenis Layanan
6. Kopetensi Pelaksana
7. Perilaku pelaksana
8. Maklumat Pelayanan
9. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan
Survey dilakukan pada 6 instalasi pelayanan yang ada di RSUD
Tarakan sebagai lokasi yang dapat mewakili penilaian terhadap
keseluruhan instalasi pelayanan, antara lain yaitu:
1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi rawat Inap
3. Instalasi Gawat darurat
28
4. Laboratorium
5. Radiologi
6. Farmasi
Hasil survey terhadap 6 instalasi didapatkan hasil sebagai berikut :
Nilai Survey Kepuasan Berdasarkan Nilai Tabel 3.4
No Unit Nilai Keterangan
1. Instalasi Farmasi 3,58 Baik
2. Instalasi Gawat Darurat (IGD) 3,72 Baik
3. Instalasi Rawat Inap (IRNA) 3,66 Baik
4. Instalasi Rawat jalan (IRJA) 3,42 Baik
5. Instalasi Laboratorium 3,69 Baik
6. Instalasi Radiologi 3,41 Baik
Berdasarkan penjelasan table 4.2 diatas, dapat disimpulkan bahwa
nilai Survey yang didapatkan secara umum adalah 3,58 dengan kategori
BAIK.
Karena pelayanan kesehatan merupakan suatu system yang
komponennya saling berhubungan saling berkaitan dan saling
mempengaruhi dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
sehingga institusi pelayanan publik yang memberikan layanan kesehatan
harus dapat mewujudkan pelayanan yang bermutu dan berkualitas dalam
memberikan pelayanan yang memuaskan pasien.
Faktor keberhasilan dan kegagalan dari pencapaian ini adalah :
1. Telah dilakukan survey mandiri oleh RSUD Tarakan dengan bimbingan
pihak Pusat Kajian Pendidikan Dan Pelatihan Aparatur III Lembaga
Administrasi Negara, sesuai saran BPKP Prov Kaltim dan Inspektorat
Prov kaltim agar hasil survey tidak Bias.
2. Kendala yang dihadapi surveyor dalam hal ini Tim Survey Kepuasan
Masyarakat bahwa:
a. Instrument survey yang sulit dipahami oleh masyarakat.
b. Instrument survey yang terlalu banyak menyita waktu dapat memakan
29
waktu yang panjang untuk menyelesaikan 1 quisioner.
c. Petunjuk Permenpan 2014 tentang Survey Kepuasan sulit
diaplikasikan
d. karna tidak menyediakan instrument atau metode survey yang baku.
Pada Sasaran 2 : Meningkatnya Jumlah Sumber Daya Manusia dengan
indikator pemenuhan jumlah sdm
Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan sangat berkomitmen dalam hal
peningkatan sarana dan prasaranan dalam pelayanan kesehatan ini
ditunjukkan dengan kondisi gedung RSUD baik, penyediaan alat-alat
kesehatan yang semakin lengkap dan canggih dengan tujuan memberikan
kenyamanan dalam pelayanan kepada masyarakat. Tetapi gedung gedung
dan peralatan yang lengkap tidak serta merta membuat RSUD Tarakan
berhenti memberikan pelayanan yag baik kepada masyarakat, Kualitas
SDM dalam indikator pemenuhan jumlah sdm juga menjadi prioritas dalam
merealisasikan 16 jenis pelayanan yang ada. Pada Peraturan Menteri
Kesehatan Rwepublik Indonesia No 56 tahun 2014 Tentang Klasifikasi
dan Perizinan Rumah Sakit, Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit
kelas B paling sedikit meliputi :
a. Pelayanan Medik
b. Pelayanan Kefarmasian
c. Pelayanan Keperawatan & Kebidanan
d. Pelayanan Penunjang Klinik
e. Pelayanan Penunjang Non Klinik
f. Pelayanan Rawat Inap
Dari ke enam pelayanan yang tertuang dalam Permenkes 56 tahun 2014 ini
RSUD Tarakan telah memiliki pelayanan medik spesialis dasar yaitu
pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, bedah serta obstetri dan
ginaecology. Untuk pelayanan medik spesialis lain paling sedikit berjumlah 8
(delapan) pelayanan dari 13 (tigabelas) pelayanan meliputi pelayanan mata,
THT, Syaraf, jantung dan pembuluh darah, kulit Kelamin, Kedokteran Jiwa,
30
Paru, Orthopedi, Urologi, Bedah syaraf, Bedah Plastik dan Kedokteran
Forensik.
Gambar 2. Pelayanan Medik Spesialistik
Pada sasaran meningkatnya jumlah SDM program dan kegiatan yang
dilakukan adalah program Upaya kesehatan Masyarakat yang meliputi
kegiatan peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan.
Ini berkaitan dengan pemenuhan jumlah dokter spesilais yang masih terus
ditingkatkan guna perbaikan dan pemenuhan pelayanan. Pada tahun
pertama Rencana Strategis RS dengan target 65% sasaran strategis ini
telah mencapai hingga 72,50% tetapi bukan berarti pemenuhan jumlah
dokter spesialis telah mencapai targetnya, ini dikarenakan jumlah anggaran
dan target pembayaran dokter spesialis tertentu yang tertuang dala
dokumen anggaran.
31
Faktor keberhasilan dan kegagalan dari pencapaian ini adalah :
1. RSUD Tarakan telah memiliki fasilitas dan tenaga terlatih.
2. RSUD Tarakan mempunyai potensi untuk dikembangkan dan bersaing
dengan rumah sakit lain dan saat ini menjadi RS pilihan pertama di
Kalimantan Utara.
3. Adanya kesempatan yang luas bagi tenaga ksehatan khususnya perawat
dan dokter untuk dikembangkan kariernya di Kalimantan Utara ini.
4. Tersedianya klinik tenaga terlatih dan obat-obatan.
Yang menjadi hambatan atau permasalahan dalam pengembangan sasaran
ini adalah :
1. Keterbatasan anggaran dalam upaya menyekolahkan dokter umum
untuk melanjutkan pendidikan spesialis.
2. Kurangnya minat dokter spesialis untuk berkarier di RSUD Tarakan
3. Kurangnya sosialisasi pemerintah dan dukungan
4. Bantuan anggaran untuk merekrut spesialis tertentu.
Pada Sasaran 3 : Meningkatnya Kopetensi Sumber Daya Manusia
dengan indikator persentase karyawan yang mengikuti pelatihan.
Pada sasaran ini kegiatan-kegiatan pada peningkatan kopetensi SDM
adalah penyelenggaraan Inhouse traning atau pelatihan dasar bagi tenaga
medis dan non medis dilingkungan RSUD Tarakan. Telah dilakukan
beberapa pelatihan pelatihan dasar dan pelatihan tingkat lanjutan seperti :
❖ Pelatihan In House Training Sistem Manajemen Triase
❖ In House tentang sosialisasi Simposium Bedah Anak Deteksi
Dini Serta Manajemen Penatalaksanaan Kasus Bedah Anak
❖ Pelatihan Penyusunan Tim SOP AP
❖ Bimtek Pendampingan Akreditasi Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien.
❖ Akreditasi KARS 2012
❖ In House Training BTCLS Ambulance 118
❖ Pelatihan Assesor Kompetensi
32
❖ Pelatihan Penguatan Manajemen HIV AIDS
❖ Pelatihan Alat Pemadam Kebakaran
❖ In House Training Farmasi Klinik Aseptik Dispensing dan
Persiapan Kemoterapi
❖ Pelatihan dan simulasi tanggap darurat Gempa Bumi dan
Kebakaran
Bahwa dari beberapa pelatihan in house training maupun ex house
traning yang diadakan dan diselenggarakan rumah sakit dengan target 500
pegawai dan karyawan telah mampu mencapai realisasi hingga 93,62 % dari
target awal tahun pertama Rencana Strategis adalah 65%.
Gambar 3. Salah Satu In House Training yang diselenggerakanan oleeh RSUD Tarakan
(Bimbingan Teknis BTCLS)
Faktor keberhasilan dan kegagalan dari pencapaian ini adalah:
1. Pelatihan Yang dilakukan bersifat wajib, karna merupakan standar
pelayanan di Rumah Sakit.
2. Faktor kegagalan dari kegiatan ini adalah keterbatasan anggaran dan
waktu pelaksanaan yang sempit mengingat perubahan anggaran diakhir
tahun berjalan.
Pada Sasaran 4 Meningkatnya Jumlah Dan Jenis Peralatan dengan
Indikator Kinerja Persentase jumlah dan jenis peralatan.
Dalam Misi ke 3 yaitu Mewujudkan Pengelolaan Rumah Sakit Yang
Profesional salah satunya adalah pemenuhan sarana dan prasarana yang
33
diadakan sesuai standar Permenkes Nomor 56 tahun 2014 pasal 35 yang
berbunyi (1) Peralatan Rumah Sakit Umum kelas B harus memenuhi standar
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah paling sedikit
terdiri dari peralatan medis untuk instalasi gawat darurat, rawat jalan, rawat
inap, rawat intensif, rawat operasi, persalinan, radiologi, laboratorium klinik,
pelayanan darah, rehabilitasi medik, farmasi, instalasi gizi dan kamar
jenazah. Untuk tahun anggaran 2017 ini pengadaan peralatan kesehatan
telah direalisasikan pada anggaran Dana Alokasi Khusus sebanyak 54
item/unit peralatan medis dan Non medis guna memenuhi standar dimaksud
dengan persentase capaian adalah 88,21%. Ini dikarenakan ada satu item
peralatan medis yang tidak dapat di realisasikan pada tahun anggaran 2017
yaitu Cytotoxic Safety Cabinet yang tidak ada dalam E-Catalog.
Gambar 4. Belanja Modal Pengadaan Alkes
Pada Sasaran 4 Meningkatnya Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
dengan indikator Persentase Peralatan yang terpelihara.
RSUD Tarakan dalam operasionalnya selain menggunakan gedung baru
7 lantai juga masih menggunakan fasilitas yang ada digedung lama. Sesuai
standar akreditasi KARS 2012, beberapa bangunan di RSUD Tarakan
menjadi temuan terkait dengan kondisi yang tidak standar dari gedungnya,
seperti gedung gizi, loundry, dan kamar jenazah yang berdekatan, hal ini
menyalahi standar yang ada di akreditasi, karena seharusnya ketiga gedung
34
tersebut harus terpisah sebab terkait dengan berbagai infeksi dan limbah
yang ditimbulkan oleh gedung laundry & kamar jenazah dapat
mempengaruhi kualitas produk gizi yang dikeluarkan oleh instalasi gizi.
Oleh karena itu dalam Program Pemeliharaan sarana dan prasarana
rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata
dengan kegiatan pemeliharaan rutin /berkala rumah sakit, pemeliharaan
rutin/berlaka pengolahan limbah rumah sakit, pemeliharaan rutin /berkala
alat-alat kesehatan rumah sakit dengan persentase capaian pada tahun
anggaran 2017 sebesar 93,67%.
Faktor keberhasilan dan kegagalan dari pencapaian ini adalah:
1. Mesin pengolah limbah (incenerator) yang sudah berusia lebih dari 10
tahun dan sudah tidak memenuhi standar Rumah Sakit.
2. Besarnya anggaran pemeliharaan alat kesehatan dan non kesehatan
yang sangat berperan dalam kegiatan operasional pelayanan Rumah
Sakit, salah satu contoh adalah anggaran pemeliharaan pendingin
ruangan gedung baru yang telah menggunakan sistem sentral disamping
itu ada alat pengatur suhu ruangan pada kamar operasi yang juga
mengalami kerusakan (kondensasi).
3. Gedung baru RSUD Tarakan saat ini sudah mulai mengalami kebocoran
karena anggaran pemeliharaan yang sangat minim
4. Kurangnya tenaga teknisi profesional menyangkut operasional gedung
baru RSUD Tarakan seperti teknisi AC sentral, teknisi lift dan teknisi ITE.
5. Kemampuan BPFK (Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan) yang
berkewenangan dalam mengkalibrasi alat-alat kesehatan dirumah sakit
tidak dapat mengkalibrasi keseluruhan alat kesehatan yang telah di
usulkan. Sehingga banyak alat kesehatan yg tidak dapat digunakan atau
menunggu waktu kalibrasi kembali.
35
1.6 Analisa Program/Kegiatan Yang menunjang Keberhasilan Ataupun
Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja
Target dan Realisasi Anggaran Tahun 2017
Tabel 3.5 Target dan Realisasi Keuangan RSUD Tarakan Tahun 2017 (APBD)
NO Program/ Kegiatan
Pagu Anggaran (APBD) Realisasi
Murni (Rp) Perubahan
(Rp)
Keuangan Fisik
(Rp) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
11.415.808.000,00
10.229.808.000,00
9.091.871.157,00
99,94 100
Penyediaan Jasa komunikasi, Sumber daya air dan listrik Penyediaan Jasa administrasi keuangan Penyediaan Jasa kebersihan kantor
5.725.208.000,00
720.600.000,00
4.320.000.000,00
4.746.000.000,00
1.092.808.000
3.600.000.000,00
4.266.381.902,00
927.703.500,00
3.166.254.410,00
89,89
84,89
87,95
100
100
100
Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah
100.000.000,00
241.000.000,00 240.156.845,00 99,65 100
Rapat-rapat koordinasi, Pembinaan, dan pengawasan di dalam daerah
550.000.000,00 550.000.000,00 491.374.500,00 89,34 100
2 Program Peningkatan Sarana dan Prasaran Aparatur
2.550.000.000,00 3.306.000.000,00 3.156.829.720,00 95,48 100
Pengadaan Kendaraan dinas/ operasional Pengadaan peralatan gedung kantor
950.000.000,00
1.600.000.000,00
1.206.000.000,00
2.100.000.000,00
1.141.084.720,00
2.015.745.000,00
94,61
95.98
100
100
3
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
750.000.000,00 1.180.000.000,00 1.165.826.731,00 98,79 100
Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan
750.000.000,00 1.180.000.000,00 1.165.826.731,00 98,79 100
4 Program Upaya Kesehatan Masyarakat
1.800.000.000,00 1.800.000.000,00 1.575.000.000,00 87,50 100
Peningkatan pelayanan dan penanggulanagan masalah kesehatan
1.800.000.000,00 1.800.000.000,00 1.575.000.000,00 87,50 100
5 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
700.000.000,00 700.000.000,00 660.824.033,00 94,40 100
Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan kesehatan
700.000.000,00 700.000.000,00 660.824.033,00 94,40 100
6
Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/ Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit Paru-paru/ Rumah sakit Mata
54.484.192.000,00 54.484.192.000,00 53.669.619.103,48 98,50 100
Pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakit
54.484.192.000,00 54.484.192.000,00 53.669.619.103,48 98,50 100
36
7
Program Pemeliharaan Sarana dan Parasarana Rumah Sakit/ Rumah Sakit Jiwa/ Rumah sakit Paru-paru/ Rumah sakit Mata
750.000.000,00 750.000.000,00 733.000.600,00 97,73 100
Pemeliharaan rutin/ berkala rumah sakit Pemeliharaan rutin/ berkala instalasi pengolahan limbah rumah sakit
200.000.000,00
200.000.000,00
200.000.000,00
200.000.000,00
200.000.000,00
185.103.400,00
100,00
92,55
100
100
Pemeliharaan rutin/ berkala alat-alat kesehatan rumah sakit
350.000.000,00 350.000.000,00 347.897.200,00 99,39 100
Tabel 3.6 Target dan Realisasi Keuangan RSUD Tarakan Tahun 2017 (BLUD)
No Program/ Kegiatan Pagu
Anggaran
Realisasi
Keuangan Fisik
(Rp) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Belanja Pegawai 15.000.000.000,00 11.842.600.000,00 78,95 100
Belanja Pegawai BLUD 15.000.000.000,00 11.842.600.000,00 78,95 100
2 Belanja Barang Dan Jasa 95.668.457.521,00 109.104.043.906,71 114,04 100
Belanja Barang Dan Jasa BLUD 95.668.457.521,00 109.104.043.906,71 114,04 100
3 Belanja Modal 6.000.000.000,00 3.295.958.710,00 54,93 100
Belanja Modal BLUD 6.000.000.000,00 3.295.958.710,00 54,93 100
Tabel 3.7 Alokasi dan realisasi Anggaran Gabungan APBD & BLUD
NAMA
ANGGARAN
BELANJA TAK
LANGSUNG (Rp)
BELANJA LANGSUNG TOTAL BELANJA
(Rp) REALISASI (Rp)
CAPAIAN
KINERJA
(%) BELANJA
PEGAWAI (Rp)
BELANJA BARANG /
JASA (Rp)
BELANJA MODAL
(Rp)
APBD 48.888.351.015,00 1.422.808.000,00 13.237.000.000,00 57.790.192.000,00 121.338.351.015,00 115.037.788.855,48 94,80
BLUD - 15.000.000.000,00 95.668.457.521,00 6.000.000.000,00 116.668.457.521,00 124.242.602.616,71 106,49
TOTAL 48.888.351.015,00 16.422.808.000,00 108.905.457.521,00 63.790.192.000,00 238.006.808.536,00 239.280.391,471,19 100,53
37
Analisa Program/Kegiatan :
1. Program pengadaan peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah
sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata dengan realisasi keuangan
sebesar 98,50% dan realisasi fisik sebesar 100%. Program ini dari Dana
Alokasi Khusus sebesar Rp. 54.484.192.000,- dengan realisasi
Rp.53.669.619.103,48 Program pengadaan peningkatan sarana dan
prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit
mata adalah program prioritas pada Rencana Strategis Rumah Sakit.
Program ini harus sejalan dengan Permenkes Nomor 56 tahun 2014 tentang
Klasifikasi Dan Perijinan Rumah Sakit, dimana jumlah alat-alat kesehatan
yang ada harus sesuai standar jumlah dan jenisnya untuk rumah sakit kelas
B. Dari anggaran Rp. 54.484.192.000,- terdiri dari 38 item barang alat
kesehatan yang menjadi prioritas diantaranya adalah Ct. Scan, alat CSSD,
alat kedokteran umum dan masih banyak lagi.
Gambar 5. Belanja Alat Kesehatan Ct.Scan dan Alat Kedokteran Mata
2. Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit
jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata dengan realisasi keuangan
sebesar 97,73% dan realisasi fisik sebesar 100% dengan pagu anggaran
yang diberikan Rp.750.000.000,- realisasi 733.000.600,-. Program ini adalah
untuk peningkatan mutu pelayanan bidang pemeliharaan yang terdiri dari tiga
kegiatan yaitu Pemeliharaan rutin/berkala rumah sakit, pemeliharaan
rutin/berkala instalasi pengolahan limbah rumah sakit dan pemeliharaan
rutin/berkala alat-alat kesehatan rumah sakit. Program pemeliharaan rutin ini
bertujuan untuk memelihara peralatan kesehatan yang sudah ada, baik itu
38
alat kesehatan maupun ruangan. Alat kesehatan harus memenuhi kriteria
standar internasional dengan cara mengkalibrasi alat kesehatan. Kalibrasi
sendiri bertujuan untuk menjaga keakuratan nilai yang dihasilkan oleh suatu
alat. Disamping kalibrasi dalam program pemeliharaan ini juga terdapat
kegiatan instalasi pengolahan limbah rumah sakit. Dalam kegiatan ini terdapat
2 kegiatan yang berkaitan dengan limbah rumah sakit yaitu pengiriman abu
limbah B3 dan pengujian mutu baku sampel air rumah sakit yang dilakukan
oleh pihak ke 3. Dan kegiatan ke tiga adalah pemeliharaan rutin/berkala
rumah sakit yang terdiri dari pemeliharaan ruang perawatan pengecetan dan
renovasi ruangan juga dilakukan oleh pihak ke 3.
Gambar. 6 Pengujian sampel air dan pengiriman limbah B3
3. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan dengan pagu anggaran sebesar
Rp.700.000.000,- realisasinya adalah 660.824.033,- ( 94,40%) dengan
realisasi fisik adalah 100%. Program standarisasi adalah program kegiatan
untuk menunjang akreditasi rumah sakit. Pada kegiatan ini terdapat kegiatan
pembimbingan atau pendampingan cara membuat instrumen, sosialisasi dan
perencanaan perbaikan strategi sebelum dilakukan survey final oleh tim
survey Komite Akreditasi Rumah Sakit ( KARS).
4. Program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan kegiatan Peningkatan
pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan mencapai 87,50%
dengan pagu anggaran yang diberikan sebesar Rp. 1.800.000.000,-
Pada program upaya kesehatan masyarakat ini kegiatan yang dilakukan
adalah peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah kesehatan.
Kegiatan ini adalah kegiatan peningkatan mutu pelayanan rumah sakit yang
berpusat pada rekrutmen tenaga kesehatan dengan kualifikasi tertentu atau
39
yang penyediaan jasa dokter spesialis tertentu. Pada tahun 2017 ini target
yang ingin dicapai adalah 10 orang tenaga dokter spesialis tertentu. Pada
triwulan pertama hanya terealisasi 7 orang dokter spesialis dan hingga diakhir
periode tahun 2017 tercapai hingga 9 orang dengan persentase capaian
hingga 87,50 %
5. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur dengan Kegiatan
Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan. Dari
Program ini realisasi yang didapatkan sebesar 98,79 % dengan pagu Rp.
750.000.000,00
Program ini adalah program peningkatan mutu sumber daya yang dimiliki
RSUD Tarakan. Dengan program ini rumah sakit bertanggungjawab agar
sumber daya yang dimiliki 65% terpapar pelatihan dasar yang berkaitan
dengan bidang ilmu yang dimiliki. Kegiatan ini lebih banyak dilakukan dalam
bentuk In House Training, bertujuan agar lebih banyak karyawan yang
terpapar sosialisasi, pendidikan dan pelatihan serta bimbingan teknis.
Gambar 7. Pelatihan sistem manajemen triase yang diadakan di RSUD Tasrakan dengan
peserta sebanyak 30 orang
40
Gambar 8. Pelatihan Rekam Medis yang diadakan di RSUD Tarakan dengan peserta
sebanyak 39 Orang
6. Program Peningkatan Sarana dan Prasaran Aparatur dengan pagu anggaran
Rp. 2.550.000.000,00 dengan realisasi 95,48 % dengan kegiatan pengadaan
kendaraan dinas operasional dan pengadaan peralatan gedung kantor.
Program ini adalah program peningkatan mutu pelayanan yang langsung
dirasakan oleh masyarakat pengguna pelayanan. Anggaran pada program
Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur adalah Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) dengan kegiatan pengadaan kendaraan dinas/
operasional dan Pengadaan peralatan gedung kantor. Dengan kondisi rumah
sakit saat ini berstatus kelas B, sarana dan prasarana juga harus sesuai
standar Permenkes nomor 56 tahun 2014, dimana mobil operasional sebagai
penghubung antara rumah sakit dan pasien juga harus baik mengingat
keamanan dan kenyamanan pasien. Pada kegiatan pengadaan kendaraan
dinas operasional RS menganggarkan untuk pengadaan mobil Ambulance.
Gambar 9. Mobil Ambulance
41
7. Program Pelayanan administrasi perkantoran dengan beberapa kegiatan
yaitu penyediaan jasa komunikasi sumber daya air listrik, penyediaan jasa
administrasi keuangan, penyediaan jasa kebersihan kantor dan rapat-rapat
koordinasi dalam dan luar daerah. Pada Program ini realisasi capaian kinerja
keuangan adalah 99, 94 % dan realisasi fisik adalah sebesar 100%
Program Pelayanan administrasi perkantoran adalah program umum sebuah
organisasi perangkat daerah, dimana program ini adalah untuk menunjang
sebuah perangkat daerah menjalankan operasional administrasi bagian
keuangna bagian umum dan bagian lain yang terkait. Program Pelayanan
admnistrasi perkantoran mencakup beberapa kegiatan diantaranya adalah :
1. Kegiatan Penyediaan jasa komunikasi sumber daya air dan listrik.
2. Kegiatan Jasa Administrasi Keuangan.
3. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor.
4. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi keluar daerah.
5. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah.
42
LKJIP 2017 BAB IV PENUTUP
Laporan Kinerja tahun 2017 ini merupakan laporan capaian kinerja
selama tahun 2017. Dengan kata lain laporan ini menyajikan satu
informasi yang utuh atas upaya pelaksanaan perjanjian kinerja yang telah
dilakukan dan dapat dilihat dari capaian dan target sasaran strategis serta
mengungkapkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan program.
Keberhasilan capaian kinerja tahun 2017 ini tidak terlepas dari
adanya solusi untuk mengatasi hambatan dan kendala yang bersifat
internal maupun external terhadap berbagai target capaian maupun yang
tidak tercapai. RSUD Tarakan dalam hal ini akan melakukan análisis dan
evaluasi agar dapat dilakukan perbaikan dan penanganan dimasa yang
akan datang. Kekurangan yang terjadi selama tahun 2017 menjadi catatan
yang tentunya akan menjadi evaluasi penyusunan kebijakan guna
memperbaiki kinerja tahun 2018, sasaran program yang belum tercapai
seratus persen akan dievaluasi, sehingga sasaran program tahun
mendatang nantinya dapat dicapai lebih baik dari tahun sebelumnya.
Evaluasi juga akan dilakukan terhadap Rencana strategis dan Rencana
Kerja Tahunan dari rencana jangka menengah agar kendala yang
dihadapi dan resiko kegagalan dapat ditekan dan diperbaiki sedini
mungkin dan dicarikan solusi untuk mengatasinya.
A. KESIMPULAN
Dari hasil Laporan Kinerja RSUD Tarakan Tahun 2017, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Laporan Kinerja tahun 2017 ini menyajikan berbagai keberhasilan dan
kegagalan hasil capaian strategis yang ditunjukkan pada laporan
capaian kinerja yang tercermin dalam Perjanjian Kinerja maupun
analisa kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran.
43
2. Hasil capaian kinerja yang ditetapkan secara umum dapat memenuhi
target dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan,meskipun
demikian berbagai pencapaian indikator kinerja memberikan gambaran
bahwa keberhasilan yang dicapai ditentukan dari perencanaan yang
berkualitas.
3. Secara umum RSUD Tarakan telah memperlihatkan capaian kinerja
yang baik, ini menunjukkan bahwa RSUD Tarakan berkomitmen untuk
mewujudkan Pelayanan yang prima dan mandiri sebagai rujukan
Provinsi Kalimantan bagian utara dan lebih mendorong
pengembangan kebijakan yang berfokus pada perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi.
4. Mekanisme pengumpulan data kinerja akan diperbaiki secara bertahap
dan akurat, dan tetap konsisten untuk melakukan koordinasi dengan
unit-unit instalasi yang berada dalam lingkungan RSUD Tarakan dalam
kaitannya untuk merumuskan kebijakan dan pelaksanaan pelayanan di
RSUD Tarakan.
5. Laporan Kinerja diharapkan menjadi acuan pelaksanaan dibidadang
kesehatan yang melibatkan stakeholders lainnya sehingga nantinya
akan tercipta sasaran dan hasil kerja yang dapat
dipertanggungjawabkan.
B. SARAN
1. Perlu dilakukan upaya-upaya lebih serius, baik internal maupun
eksternal dalam mengatasi seluruh hambatan program kegiatan yang
belum mencapai sasaran.
2. Diperlukannya terobosan baru agar pelaksanaan program kerja dan
anggaran menjadi lebih efektif efisian agar penyusunan anggaran kerja
lebih mencerminkan kebutuhan organisasi.
3. Perbaikan dalam pelaporan kinerja yang utama adalah dengan
menyusun laporan triwulan Perjanjian Kinerja yang dijabarkan dalan
44
Rencana Aksi tepat waktu sebagai dasar untuk penyusunan Laporan
Kinerja Tahunan
4. Dalam upaya perbaikan evaluasi kinerja berupa pemantapan
mengenai kemajuan pencapaian kinerja beserta hambatannya oleh
pihak internal maupun external dan melaksanakan tindak lanjut hasil
evaluasi.
5. Perbaikan capaian kinerja dilakukan melalui penuntasan tindak lanjut
audit tahun sebelumnya agar tidak terjadi lagi ditahun 2018
Akhirnya dengan disusunnya Laporan Kinerja Instansi pemerintah
(LKJIP) RSUD Tarakan tahun 2017 ini, diharapkan dapat menjadi media
evaluasi sekaligus menjadi instrumen untuk melakukan perbaikan yang
berkesinambungan.