lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/5120/8/lampiran.pdfmemperbaiki,...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
LAMPIRAN 1
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
LAMPIRAN
Matriks Perbandingan Hasil Penelitian
1. Open Coding
Reduksi Data
Hasil wawancara dengan penyajian transkrip, kemudian melakukan
reduksi data dengan kata kunci.
Reduksi Data Wawancara 1 (Tombak Matahari)
NO. PERTANYAAN KATA KUNCI
1. Berapa lama CNN TV Indonesia
sudah menerapkan konsep AR
Immersive? Apakah benar CNN
TV Indonesia merupakan media
TV pertama di Indoesia yang
menerapkan AR Immersive
terhadap karya jurnalisme?
Teknologi
Augmented Reality
(AR) di CNN TV
Indonesia
2. Bagaimana alur/proses pengolahan
berita televisi dengan menerapkan
konsep AR Immersive? Termasuk
siapa-siapa saja yang berperan atau
terlibat dalam proses tersebut
selain tim desain grafis?
Augmented Reality
dalam Program
Non-Berita
3. Apa perbedaan teknologi
Immersive dengan Augmented
Reality?
Teknologi
Augmented Reality
(AR) di CNN TV
Indonesia 4. Peralatan dan software seperti apa
yang digunakan agar tampilan AR
terlihat pada layar kaca?
5. Saya seringkali menonton tayangan
yang berkonsepkan AR Immersive
pada program news daily dimana
ruangannya indoor. Namun, dilain
program salah satunya yang
menarik adalah ketika program
talkshow Insight with Desi Anwar
episode spesial ‘Sehari Bersama
Presiden Joko Widodo,’ Konsep
tersebut bisa diterapkan di luar
newsroom/studio, bagaimana
Penerapan AR pada
Outdoor Production
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
prosesnya? Apakah sama atau
berbeda?
6. Berapa lama pengolahan desain
hingga bisa tayang di televisi? Baik
untuk tapping atau pun live?
Teknologi
Augmented Reality
(AR) di CNN TV
Indonesia
7. Kategori berita apa saja yang biasa
minta dibuatkan AR?
8. Selama menerapkan konsep
tersebut, masalah atau kendala
seperti apa yang biasanya
ditemukan?
9. Mengapa pada akhirnya memilih
menerapkan konsep teknologi AR
Immersive?
10. Perbedaan AR, VR dan Camera
360?
Reduksi Data Wawancara 2 (Ayuningtyas Fitri A.)
NO. PERTANYAAN KATA KUNCI
1. Bagaimana proses penerapa AR
pada program talkshow Insight
with Desi Anwar episode spesial
‘Sehari Bersama Presiden Joko
Widodo,’ yang konsep tersebut
bisa diterapkan di luar
newsroom/studio?
Penerapan AR pada
Outdoor Production
2. Berapa lama pengolahan desain
hingga bisa tayang di televisi? Baik
untuk tapping atau pun live? Teknologi
Augmented Reality
(AR) di CNN TV
Indonesia
3. Siapa saja yang memiliki
kewenangan dalam mengarahkan
produksi ketika tayangan
menerapkan AR?
4. Proses yang menggunakan
greenscreen itu seperti apa mba?
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
Reduksi Data Wawancara 3 (Dwi Juniarti)
NO. PERTANYAAN KATA KUNCI
1. Bagaimana alur produksi ketika
menerapkan AR?
Teknologi
Augmented Reality
(AR) di CNN TV
Indonesia
2. Apakah AR dapat diterapkan
ketika live/taping?
3. Mengapa pada akhirnya memilih
menerapkan konsep teknologi AR
Immersive?
4. Selama menerapkan konsep
tersebut, masalah atau kendala
seperti apa yang biasanya
ditemukan?
5. Ketika melihat suasana di studio,
apakah peran tim desain juga
diperkenankan untuk mengarahkan
pada saat produksi?
6. Adakah manfaat masyarakat atau
respon dari masyarakat?
7. Program apa aja yang paling sering
menerapkan AR?
8. Bagaimana penerapan AR pada
indoor dan outdoor production? Penerapan AR pada
Outdoor Production
9. Apa yang menyebabkan AR ini
kemudian diterapkan di segmen
ketiga di program tersebut yang
genrenya adalah program
talkshow?
Augmented Reality
dalam Program
Non-Berita
2. Axial Coding
Penempatan data dengan membuat keterkaitan antar kategori. Jawaban
dikelompokan berdasarkan kategori pertanyaan dan jawaban
NO.
KATA
KUNCI
TOMBAK
MATAHARI
AYUNINGTY
AS FITRI A.
DWI
JUNIARTI
1. Teknologi
Augmented
Reality
(AR) di
- Metro
duluan tapi
ga kerena
aja, metro
sama
- Jadi kalo
yang di
green screen
itu kan
grafisnya
- Alurnya.
Pertama
tama kita
tentuin
dulu kita
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
CNN TV
Indonesia
softwareny
a sama.
Gua
sebenernya
kita ngeliat
mereka. Di
kitanya
baru, di
transnya
baru, Cuma
ya kita
eksplor aja,
sebenernya
kan lebih
ke
storynya,
bukan
visualnya.
Kita
membantu
jurnalisnya.
2015, ngga
udah ada
alatnya
Cuma
belum
kepake,
kita masih
belajar.
Kita tu
dapet script
dari
produser,
kita akan
bicarain
request AR.
Ya
sebenernya
general sih.
Kalo di
dibikin
liputannya
kita yang
bikin kan.
Karena kita
yang bikin
grafisnya
jadi kita
yang tau
ceritanya
seperti apa.
Jadi grafis
otomatis
punya andil
setelah ini
punya
ngapain
punya
ngapain.
Kalo
directior
nanti aja pas
di studio.
Soalnya kan
yang tau
framing nya
kita
grafisnya
munculnya
dimana
seperti apa.
Kalo PD kan
fokusnya
atau
butuhnya
nanti di
studio dan
control
room.
mau kasih
liat apa.
Yakan.
Misalnya
letusan
gunung api
kita mau
ngasih liat
prosesnya,
urut2anny
a kaya
gimana,
sampe
akhirnya
dia keluar
letusan
seperti itu.
Di
dalemnya
gitu kan,
nah itu kan
yang tidak
bisa
gambarkan
lewat
gambar
baisa, itu
kan gabisa.
Namanya
pake
grafik,
pake
immersive
itu untuk
kasih
gambaran
ke pemirsa
bagian
yang tidak
bisa
diambil
gamabrnya
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
agak susah
tuh,
makannya
akan lebih
gampang.
- Immersive
dan AR itu
sama,
Cuma
teknologin
ya doang.
Immersive,
AR itu
teknologin
ya. Jadi kita
ga
ngerender
lagi, jadi
dalam
tapping tu
udah ada,
jadi gasuah
export
render lagi.
- Virzt RT
- Nah ini
pretape
tadi, kalo
dilive itu
banyak
technical
thingnya
gitu. Kalo
pretape kan
lebih aman
aman aja.
Simple dan
ga terlalu
banyak
durasi.
Karena kan
kalo durasi
. Jadi ada
informasi
yang kita
gamabrkan
disitu. Itu
contoh
gunung
api. Terus
kalo
sekarang
itu tadi
yang kita
tapping itu
adalah
silsilah
raja ratu
inggris.
Sebenerny
a bisa
digambari
n pake
video
biasa
(footage)
tapis elain
itu, kita
model
kreatifitas,
kita kasih
alternatif
urutuan2.
- Sebenerny
a semua
bisa dibuat
immersive
. waktu itu
Oscar dari
tahun ke
tahun itu
kita bikin
immersive
. bisa bisa.
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
kan 3
sampai 4
menit. Jadi
kan paling
dikasih 1 2
menit.kalo
ngga, bosen
orang
nontonnnya
.
- Macem
macem sih
kategori.
Biasanya
sih kalo
kita gini,
ngeliat gini,
kayak
misalnya
next month
ada apa nih.
Bulan mei
depan ada
apa nih, ada
siding
isbat,
berarti kita
bikin kayak
gimana
orang
ngeliat
isbat tu
kayak
gimana,
matahari
posisinya
dimana,
nanti kita
desain
dengan
garfish.
Terus ntar
- Take nya
kita bisa
live.
Misalnya
kita
ngomongi
n bahwa
laut. Tapi
kita pake
latihan
dulu.
- Ini kan
bentuk
teknologi,
teknologi
yang
makin
lama
makin
berkemban
g ya. Kan
kita Cuma
biasanya
grafik
biasa ya,
kemudian
meningkan
3D,
kemudian
sekarang
ada
immersive
.
sebenerny
a itu satu
itu bisa
model
kreatifitas,
plus liat
liat
topiknya
ga
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
ada royal
wedding,
ntar kita
bikin
family
structure,
royal
kingdom
structure
mulai dari
ratu punya
anak
berapa, ini
berapa,
nanti kan
dijelasin
secara
visual
garfis lebih
menarik.
Sebenernya
pertimbang
annya
memang
ada di
produser
bagian
produksi
sih di
produser
punya ide
ide apa.
Biasanya
mereka
juga nanya
sih, ‘mas
tombak
kalo bikin
kayak gini
available
ga waktu
nya? Satu
smeuanya
bisa kita
drone in.
ga Cuma
bisa kita
immersive
biasanya.
Mumpung
ada
sarananya
ada
kreatifitas
nya,
kenapa ga
kita pake.
Jadi
misalnya
itu
menjadi
nilai
tambah
untuk
topik itu
sendiri,
gitu. Jadi
kalo
misalnya
topik yang
sudah
runngin
story
misalnya
kayak
gunung api
melutus,
tapi kok ga
meletus2,
nah
gambar
gambarnya
itu itu aja
itu lagi.
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
hari, dua
hari, nah
apa yang
bisa dibikin
dalam
waktu
seminggu?
Jadi ada
tawar
menawar
antar
produser
juga.
- Kendalany
a di timing.
Sebenernya
, script ini
juga
menentuka
n. Kalo
kayak gini
kan dari
produser
sudah
diatur,
waktu
sudah
ditentukan.
Waktunya
diitung, dan
kita harus
tau apa
yang nanti
akan
ditampilin,
kita
bikinnya
berapa,
nanti dari
situ masih
ada revisi
dan
Kita mau
bikin apa
yang lain,
itu bisa
dibantu
dengan
grafik, iya
itu nilai
tambhanya
kayak gitu.
- Sebenerny
a sebelum
kita bikin
tu ketemu
aja dulu
informal
gitu
dimana, eh
gua mau
bikin
immersive
ini dong
tahtanya
raja
inggris.
Yang ada
dibenak
gue kalo
tahta tu
kan
representa
sinya kan
pake
mahkota,
itu gimana
ya
mahkotany
a turun ke
si a ke si b.
itu gimana
ya kalo
silsilah
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
lainlain.
Kalo dari
aku sih iya
2-3 menit,
tv itu kana
da masalah
air time dan
semua
kendali dari
produser.
- Metode
hard paper
by
perspective
maker
(penelitian
Tombak)
- Perbedaan
VR,
kamera,
360 (dia tu
sampe
punya
departemen
sendiri),
juga sama
bisa
menampilk
an
sekeleiling
nya, tapi
membedak
annya
bedanya itu
bercerita.
AR itu
lebih
bercerita,
menceritak
an. Capture
journalism
nya tetep
gitu kan
pake
strutturk
grafik. Oh
gitu.
Yaudah
coba gua
liat dulu
contohnya,
tapi gue
minta
skripnya.
Abs itu
skripnya
nanti
dibikin
sama
produkser,
nanti
dikasih ke
grafik
untuk
guide
mereka.
Dari skrip
itu nanti
mereka
bergerak
untuk
bikin
alurnya.
Meskipun
gambarann
ya mereka
mau
ngapain
udah ada
nih, nanti
follow up,
ditengah2
nanti ga
srek atau
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
ada, yang
bedanya
how to tell
storytelling
. Jadi kita
real time,
jadi kita ga
pake kalo
misalkan
grafis itu
kalo pake
grafis itu
kita suting
dulu di edit
terus di
render. Nah
bagian
rendering
itu kita cut.
(jadi
langsung
satu waktu,
tanpa
editing di
premier
temple
grafis dkk,
jadi
langsung di
kamera dan
record
tinggal
temple aja).
kok
bajunya
kayak gini,
atau airnya
kok
muncul
mercik2,
oh berarti
ada yang
dirubah
skripnya
ada yang
dirubah
grafiknya.
Jadi
memang
gabisa
dadakan,
paling
request
minimalse
minggu
atau kalo
yang ribet
ribet lebih
dari itu.
- Generasi
sekarang
kan suka
liat yang
muncul
kek gini
ya. Satu
Modern
banget,
maju
banget
pokoknya
kekinian
banget deh
ni
teknologi
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
ini. Dan itu
menarik
untuk
nonton.
Tapi
memang
ada hal hal
yang tidak
bisa
diwakili
dengan
immersive
, dengan
gambar
murni.
Tapi
memnag
ada yang
ngga bisa
murni
gambar
yang pake
immersive
kayak
teroris,
terterntu
lagi. Ini
kan harus
menarik
dan
menyita
perhatian
orang,
kayak
mono rel,
kita
gambarin
rel. kalo
kita
gambarin
detail
sampe rel
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
relnya itu
lebih
catchy
oran lebih
litnya.
Pernah ada
comment
fb fb
masing2
dan cnn.
Kita
pernah
menang di
juara
dunia,
kontes
vizrt artviz
internation
al, waktu
immersive
mono rel
juara dua.
Menang
yang
kedua ada
juga tu
lupa deh.
Jadi
memnag
udah harus
ya punya
tv tv lain
immersive
ini
dikembang
kan. Tp
yang ada
kita harus
lebih
selangkah
maju lagi
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
dari
mereka.
- Program
apa yang
paling
sering,
newsroom
sama news
report.
Belakanga
n redaksi
siang,
viral.
2. Augmented
Reality
dalam
Program
Non-
Berita
- Nah kalau
Jokowi ini
ga live,
tapping.
Jadi kita
udah minta
si beliau
pak Jokowi
disini,
emang
udah minta
desain
produksiny
a diarahkan
disini
posisinya.
Jadi kita
hanya
mengambil
tappingan
pak
jokowinya.
Kemudian
kita udah
tau angle
angle nya.
Di posisi
yang
memang
- Cuma kalo
Jokowi itu
bukan
distudio itu
harus di luar,
outdoor.
Selama ini
pun kita kalo
di outdoor
tetep
sistemnya
pake yang di
bawah. Tapi
kalo yg
Jokowi
kemarin kita
ga bawa
sistemnya,
kita ga pake
sistemnya,
kita pake nya
post pro.
Tapi
desainnya
tetep di
VIZRT ini.
Post pro itu
di editing,
tapping kan
- Program
talkshow
bukan
berarti gak
ada variasi
show lain
dan isinya
cuma
ngobrol2
aja..
talkshow
bisa diisi
dengan
gimmick
seperti
grafik
ataupun
immersive
supaya
programny
a lebih
menarik
secara
visual..
selama
grafik ini
mendukun
g dan
memperka
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
eye
levelnya
sama,
kemduain
kita tau
bahwa ini
memang
realistis.
Ngga
realistis,
maksudnya
bukan tiba-
tiba yang
dipasang,
tapi
memang
desain
produskiny
a begini.
Kayak
missal
MRT, ini
kita punya
blockingan
studio, tapi
kan
kondisinya
ga live ya.
Nah kita
tau bahwa
nantinya
train itu
akan keluar
disini. Jadi
ada dua
tipe. Ada
yang live
ada yang
tapping.
Tergantung
sikon dan
pokoknya
jadi nanti
grafisnya
baru di
temple di
editing. Pas
dilapangann
ya desainnya
udah harus
kepikiran,
jadi kita
udah
nenetuin
framing
kamera
sebelah
mana yang
nih cocok
buat grafis.
Jadi missal
kayak
kemariin itu
insight,
mereka udah
punya tema,
infrastruktur
yang mau
diimersive.
Jadi aku
waktu survei
pun. Kita kan
proses untuk
tapping itu
kan ngga
langsung
dating
tapping
gitukan. Jadi
kita pertama
survei dulu,
survei lokasi,
blocking
kamera mana
ya materi
talkshow
yg ada gak
diharamka
n
-
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
banyak
pertimbang
an, kita
mutusin
live atau
tapping,per
timbangann
ya ya ini
kan simple.
Kalo agak
rumit, agak
eee.. kayak
misalnya.
Tapi kalo
kondisi
tapping tu
kayak
bukan
maksundya
Jokowi di
tapping
dulu tanpa
adanya
grafis, gitu
ya, tapi dia
ga live aja.
Kalo
Jokowi ini
pretape,
tetep live
tapi ngga
ditayangin
hari itu.
Karena
memang
agak
kompleks,
ada
beberpa
angle. Kalo
mrt kan
live,
yang bisa
kita terapain
ada grafis
immersive.
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
happen
pada saat
itu. Kan
diliat ada
disini
monitor
pada
kamera.
3. Penerapan
AR pada
Outdoor
Production
- Sama sih
kalo
outdoor.
Nah ini
kalo kita
ambil
outdoor
kita ambil
yang di
Fatahilah.
Sebenernya
simple aja
sih
sebenernya
sih. Jadi di
gedung ini
dibuat jadi
ganti,
waktu kita
bikin quick
count.
Animasi
biasa, key
frame.
- Awalnya sih
dari
produksi,
kita mau ada
immersive
MRT, ohiya
boleh. Nah
berarti kita
udah
kebayangkan
, ada MRT
lewat, ada
pokoknya
udah
kebayanglah.
Aku waktu
itu Cuma
kebayang
aja. Jadi
story
boardnya itu
Cuma pas
tapping, jadi
pas awal ada
request ada
mau tapping
sama
Jokowi, kita
mau ada
immersive di
istana. Ok.
Aku udah
liat, udah
- Jadi kalo
indoor
yang di
studio itu
kita latihan
dulu hari
itu
sebelum
on air, jadi
nanti bisa
take live.
Bisa. Bisa.
Kecuali
kalo
outdoor,
kita latiha
sehari
sebelumny
a itu harus
h-1
sebelumny
a. Seperti
misalnya
pilkada,
pilkada tu
misalnya
quick
count,
calon a
calon b
yakan
suara nya
naik naik
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
survei.
Kayaknya
diisni cocok
deh,
kayaknya
disini bisa.
Ngadepnya
kemana udah
bayangan.
Setelah
survei itu, h-
1 kita ada
namanya
REQ. REQ
itu
memantapka
n posisi
frame tiap
tiap kamera.
Kalo yang
sebelumnya
kan survei
cocok disini
cocok disana
ngambil foto
doang. Nah
waktu req,
hasil yang
survei itu
udah aku
kasih grafis.
Kita
mantepin pas
req itu. Req
itu titik,
frame harus
disitu. Lebar
nya seperti
apa. Jadi pas
tapping kita
udah ngga
ngira2 lagi.
naik terus
dari quick
count itu
bisa live.
- Kendalany
a, apa yang
kita mau tu
ga semua
juga bisa
dituang
disitu. Satu
mungkin
keterbatas
an alat.
Mungkin
yang kita
mau ini ini,
oh tapi
alatnya ga
kesitu.
Nah tapi
kita ga
berenti
diisitu,
kalo
alatnya
gaada
alatnya
bagian itu.
Kita
switch ke
yang lain
dengan
kreatifitas
produser
dan grafik.
Supaya
misi nya
tetap
sampe.
Kalau
software
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
Pas tapping
sih, kan yang
di interview
kan juga
harus tau nih
mau ada apa
sih disitu.
Nah yang
berbekal
udah tau
tentang ada
grafis itu
(director)
aku kasih liat
nih pak
disini ada
immersive
keluar,
kapal. Oh
yaya udah
ada gambara.
Tinggal di
direct aja
sama
DOPnya
namanya
dani
namanya.
Dia yang jadi
dummy nya
istilah, dia
yang
ngerdirect
keretanya
keluar. Kan
biar
pandangan
matanya pas,
gitu kan pas
kapal kereta
lewat.
Karena pas
untuk
grafik sih
ini ya udah
ok. Jadi
tongal
mengekspl
or aja.
Kadang2
banyak
faktor,
orang nya
terbatas,
banyak
order,
misalnya
seminggu
ini udh
gunung
melutus,
pilkada,
isbat.
Mungkin
ada
elemen
yang ilang,
mungkin
3D itu ga
nemu, jadi
musti
biikin
sendiri itu
lama
banget.
Kayak kita
pernah tu
shooting
balai kota,
jadi kita
tapping
dulu tu,
suting
ambil
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
waktu
tapping kan
kosong tuh
gaada apa-
apa, jadi
diarahin nih
pak ada
disini. Tapi
sistemnya,
kalo bedanya
di studio
grafisnya itu
kan pas
tapping udah
harus
ditempel kan
di studio.
Kalo ini
tapping dulu,
hasilnya
tapping di
editing tiap
tiap segmen.
Nah
grafisnya
ditempel jadi
aku render.
Kalo yang di
studio ngga
render,
ngoperateny
a di control
room, jadi
langsung
record.
- Bisa sih
sebenernya
asal ada
sistemnya.
Kayak yang
tadi dikasih
liat di
gamabr
balai kota,
it utu yang
kayak gitu
alama
banaget.
Kalo
3Dnya
udah ad
amah
tinggal
ambil.
Tapi kalo
proses
balai kota
itu lama
banget, itu
bisa
seminggu
dua
minggu,
itu juga
baru
alatnya. Itu
juga ga
bisa detail
karena
gaada
alatnya, itu
makan
waktu
banget dan
makan
daya
mesin
terlalu
berat. Jadi
kita
hilangkan
sebagian
elemen
tanpa
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
fatahilah.
Tapi kita
tetep survei
dan framing
juga. Jadi
kita mau ada
dimana ni
immersiveny
a. Sebelum
hari h, mas
tombak udah
survei dulu.
Nanti
designer
dengan foto
tsb, kita
bikin. Pas
hari h nya
framing lagi,
ngepasin.
Kalo yang
namanya
kamerakan
komposisiny
a bisa
berubah.
Nah kita
samain sama
yang kita
bikin.
Biasanya
sebelum
berapa jam
sebelum
tayang kita
pas-in.
jendela-
jendela harus
pas (kasus
ini sama
kayak World
cup ya nez.
menghilan
gkan yang
ciri dari
balai kota
tersebut.
nah yang
kayak gitu
gitu, itu
lama
banget tuh.
- Gimmick
sebelumny
a misalnya
dengan
praktek
nari kalau
misalnya
bahas soal
nari, atau
mungkin
nyanyi
kalau
memang
tentang
nyanyi.
- Segmen 3
karna
materi
infrastrukt
ur ada
di.segmen
3
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
Tapi
bedanya ini
live, kalo
world cup
live-tapping
Karena ada
maslah. Liat
notes nez!)
Sebulan
sekalu
seminggu
sekali. Kan
bikin
immersive
kan
seminggu ni,
jadi kalo ada
event event
gitu satu.
Tapi ga
melulu
seminggu
ada karena
ga semua
program
pake
immersive.
biasanya sih
program
special,
kayak ada
event-event
ni kayak
royal
wedding
kan.
(termasuk
nanti world
cup ya nez).
Ngga
menutup
kemungkina
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
n bisa
menghandle
proses ar
dalam
seminggu 2x
atau sebulan
berapa kali.
3. Selective Coding
Quotes merupakan bentuk kesimpulan dari hasil penggabungan wawancara,
sedangkan storyline merupakan wawancara yang dijadikan sumber kesimpulan.
NO. KATA KUNCI STORYLINE QUOTE
1. Teknologi
Augmented Reality
(AR) di CNN TV
Indonesia
Teknologi
Augmented Reality
sudah ada sejak
kali pertama CNN
TV Indonesia
berdiri yakni pada
tahun 2015 silam.
Saat itu sudah ada
segala peralatan
yang tersedia,
namun belum
langsung
diterapkan. Hal
tersebut karena
para tim masih
mencoba dan
mempelajarinya
terlebih dahulu.
Tombak Matahari
adalah seorang
Kepala
Departemen
Desain Grafis CNN
TV Indonesia. Ia
yang pertama kali
mencetuskan agar
CNN TV Indonesia
mampu
“Metro duluan tapi ga
keren aja, Metro sama,
softwarenya sama.
Gua sebenernya, kita
ngeliat mereka. Di
kitanya sih baru, di
Transnya baru, cuma
ya kita eksplor aja,
sebenernya kan lebih
ke storynya, bukan
visualnya. Kita
membantu para
jurnalisnya. Tahun
2015 itu udah ada
alatnya, cuma belum
kepake, kita masih
belajar.” (Wawancara
dengan Tombak
Matahari, 25 April
2018)
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
menggerekkan
teknologi AR
setelah ia
mengetahui bahwa
Metro TV juga
menerapkan
teknologi tersebut.
Bersama seluruh
tim desain yang
jumlahnya sekitar
15 orang, Tombak
mengeksplorasi
teknik mendesain
infografik dengan
teknologi AR untuk
CNN TV.
Menurutnya,
menerapkapkan
teknologi AR
fokusnya adalah
pada storytelling.
Teknologi AR akan
membantu para
junalis televisi
apabila tidak
memiliki materi
konten visual.
Pernyataan lain
tentang
pengembangan AR
di CNN TV
Indonesia juga
diakui oleh Dwi
Januarti selaku
Executive Produser
CNN TV
Indonesai. Ia
menegaskan bahwa
memang seharunya
media-media
televisi lainnya di
“Generasi sekarang
kan suka liat yang
muncul kayak gini ya.
Satu, modern banget,
maju banget,
pokoknya kekinian
banget deh ini
teknologi, dan itu
menarik untuk
ditonton. Tapi
memang ada hal-hal
yang tidak bisa
diwakili dengan
immersive, dengan
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
Indonesia sudah
harus
mengembangkan
teknologi
immersive,
walaupun hal
tersebut kembali
lagi pada agenda
mereka masing-
masing. Namun,
CNN TV Indonesia
harus mampu lebih
maju selangkah
dari media televisi
lainnya. Berkat
menerapkan
teknologi AR
disejumlah konten
beritanya, Dwi
menyebutkan
bahwa CNN TV
sudah mendapat
sejumlah
penghargaan yang
salah satunya
memenangkan
kompetisi Juara II
Dunia Virt
Storytelling and
Augmented Reality
pada 2017 lalu.
Tombak bersama
CNN Indonesia
Graphic Team
membawa
penghargaa ini
dengan
memberikan
kreatifitas tentang
‘Ilustrasi Keren
MRT Jakarta dan
gambar murni. Kayak
teroris kemarin, itu
tertentu lagi. Kalo ini
(AR) kan harus
menarik dan menyita
perhatian orang,
kayak mono rel, kita
gambarin relnya. Kalo
kita gambarin detail
sampe rel-relnya itu
lebih catchy, orang
lebih enak liatnya. Eh,
kita pernah menang di
juara dunia, kontes
vizrt artviz
international, waktu
immersive mono rel
juara dua. Menang
yang kedua ada juga
tuh lupa deh. Jadi
memang udah harus
punya ya tv tv lain
immersive ini
dikembangkan. Tapi
yang ada, kita harus
lebih selangkah maju
lagi dari mereka.”
(Wawancara dengan
Dwi Juniarti pada 17
Mei 2018)
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
Transportasi
Publik.’
Selama tiga tahun
lamanya, CNN TV
Indonesia sudah
menerapkan
teknologi AR. Dari
segi produksi,
Augmented Reality
sudah menjadi
bagian dari
kebutuhan para
jurnalis televisi
atau para produser.
Menggunakan
sebuah grafis
mungkin sudah
menjadi biasa,
namun dengan
grafis immersive
bisa menampilkan
segala informasi
dengan lebih
tergambarkan
secara terperinci.
Augmented Reality
dapat diterapkan
oleh seluruh
program. Tidak
hanya digunakan
untuk konten
berita, melainkan
non-berita seperti
program talk-show,
news frature, sport,
dan program
special. Hal
“Namanya pake
grafis, pake immersive
itu untuk kasih
gambaran ke pemirsa
bagian yang tidak bisa
diambil gamabrnya.
Jadi ada informasi
yang kita gambakan
disitu.” (Wawancara
dengan Dwi Juniarti,
17 Mei 2018)
“Sebenernya semua
bisa dibuat immersive.
Kayak waktu itu
Oscar dari tahun ke
tahun, itu kita bikin
immersive. Program
apa aja bisa, bisa.”
(Wawancara dengan
Dwi Januarti pada 17
Mei 2018)
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
tersebut seperti
yang disebutkan
Dwi Juniarti selaku
Executive Produser
CNN TV
Indonesia.
Tombak
menambahkan
kalau kategori
berita yang
mengajukan untuk
dibuatkan konsep
AR immersive ini
terdiri dari berbagai
macam kategori.
Tergantung dari
bagaimana
program tersebut
ingin menayangkan
suatu konten atau
tergantung para
produser
mengajukan ide-
ide mereka kepada
tim desain. Karena
bisa diseluruh
program, tak jarang
konten yang
dibuatkan dengan
immersive juga
beragam seperti
sidang isbat, royal
wedding, dan
sebagainya.
“Macem macem sih
kategori. Biasanya sih
kalo kita gini,
ngeliatnya gini, kayak
misalnya next month
ada apa nih. Bulan
Mei ada apa nih, ada
sidang isbat, ok berarti
kita bikin gimana
orang ngeliat isbat itu
kayak gimana,
matahari posisinya
dimana, nanti kita
desain dengan garfis.
Terus ntar ada royal
wedding, ntar kita
bikin family structure,
royal kingdom
structure mulai dari
ratu punya anak
berapa, ini berapa,
nanti kan dijelasin
secara visual garfis
lebih menarik.
Sebenernya
pertimbangannya
memang ada di
produser bagian
produksi sih, di
produser punya ide-
ide apa. Biasanya
mereka juga nanya
sih, ‘mas tombak kalo
bikin kayak gini
available ga
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
Ayuningtyas
selaku Supervisor
Desain Grafis CNN
TV Indonesia juga
menambahkan
bahwa dalam
mengerjakan
desain AR tidak
melulu dalam
waktu seminggu
ada program yang
menerapkan desain
AR ini. Rata-rata
bisa satu mingu
sekali atau bahkan
satu minggu sekali.
Namun, tidak
menutup
kemungkinan
bahwa ada juga
dalam waktu satu
minggu
mengerjakan
sejumlah desain
baik AR mau pun
desain grafis
produksi harian.
waktunya? Satu hari,
dua hari, nah apa yang
bisa dibikin dalam
waktu seminggu? Jadi
ada tawar menawar
antar produser juga.”
(Wawancara dengan
Tombak Matahari,
pada 25 April 2018)
“Kan kayak gini bikin
immersive kan
seminggu ni, jadi kalo
ada event-event gitu
ya satu. Tapi ga
melulu seminggu ada,
karena ga semua
program request pake
immersive. Biasanya
sih program special,
kayak ada event-event
ni, kayak royal
wedding kemarin kan.
Ngga menutup
kemungkinan bisa
menghandle proses
AR dalam seminggu
dua kali atau sebulan
berapa kali.”
(Wawancara dengan
Ayuningtyas, pada 14
Juni 2018)
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
Pada dasarnya
teknologi
Augmented Reality
dan teknologi
Immersive tidak
berbeda. Keduanya
merupakan
teknologi yang kini
sifatnya cukup
bersaing di era
globalisasi seperti
sekarang.
Khususnya dunia
jurnalisme televisi
yang terus
menciptakan dan
mengembangkan
inovasi dari segi
teknologi, untuk
menampilkan
tayangan yang
tidak hanya
mendidik
melainkan juga
menghibur para
pemirsa.
“Immersive ini kan
competitive dan deket
dengan teknologi,
kemudian apa
teknologi yang sedang
happnening ya kita
pake. Lagi pula
sekarang kan gini,
penonton kita ini kan
udah milenial, ya kalo
tampilan kita gitu-gitu
aja ga ditonton. Kita
kan news ya, even itu
news ya harus ada
entertainment, jadi
memang kita nya
harus catch up sama
teknologi.”
Wawancara dengan
Tombak Matahari,
pada 25 April 2018).
2. Augmented Reality
dalam Program
Non-Berita
Proses produksi
program yang
menerapkan
teknologi AR pada
dasarnya tidak jauh
berbeda dengan
fase produksi
berita. Namun,
yang menjadi
berbeda karena
penerapan grafis
immersive AR
tersebut menjadi
gimmick sekaligus
“Sebenernya sebelum
kita bikin tu ketemu
aja dulu informal gitu
dimana, eh gua mau
bikin immersive ini
dong tahtanya Raja
Inggris, Ratu Inggirs.
Yang ada dibenak gue
kalo tahta tukan
representasinya kan
pake mahkota, itu
gimana ya
mahkotanya turun ke
si a ke si b? Itu gimana
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
konsep storytelling
dalam kemasan
program non-
berita, yang
notabenenya
adalah bukan
konten liputan
bersifat hardnews
atau softnews. Pada
proses pra-
produksi, produser
bersama tim
menentukan tema
atau apa yang ingin
diperlihatkan oleh
pemirsa. Tak
jarang, proses
permintaan ini juga
bisa secara
informal yakni
mendiskusikan ide
apa yang akan
dituangkan dalam
teknologi
immersive AR.
Namun, tim
produksi atau
produser tak jarang
juga mengirimkan
naskah melalui
surel kepada
departemen desain,
sehingga tim desain
akan lebih
tergambar
bagaimana akan
menuangkan ide
mereka. Hal ini
menjadi lebih
flexible untuk
mendiskusikan
sebelum
ya kalo silsilah gitu
kan pake struktur
grafik. Oh gitu.
Yaudah coba gua liat
dulu contohnya, tapi
gue minta skripnya.
Abs itu skripnya nanti
dibikin sama
produser, nanti
dikasih ke grafik
untuk guide mereka.
Dari skrip itu nanti
mereka bergerak
untuk bikin alurnya.
Meskipun
gambarannya mereka
mau ngapain udah ada
nih, nanti follow up,
ditengah-tengah nanti
ga srek atau kok
bajunya kayak gini,
atau airnya kok
muncul mercik-
mercik? Oh berarti
ada yang dirubah
skripnya ada yang
dirubah grafiknya.
Jadi memang gabisa
dadakan, paling
request minimal
seminggu atau kalo
yang ribet-ribet lebih
dari itu.” (Wawancara
dengan Dwi Juniarti
pada 17 Mei 2018)
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
mengeksekusi
penerapan
Augmented Reality.
Setelah
menemukan ide,
kepala departemen
akan
mengomunikasikan
dengan tim desain
grafis. Pembuatan
desain grafis AR
menggunakan
software Vizrt
Artist. Vizrt
memang
merupakan
software khusus
untuk membuat
real-time 3D
graphic. Walaupun
sudah khusus,
terdapat sejumlah
faktor kesalahan
teknis mulai dari
tidak adanya
elemen 3D yang
tersedia di internet,
peralatan
penunjang
tambahan yang
tidak ada, daya
mesin yang teralalu
berat, dan
kesalahan teknis
lainnya yang
seringkali
memperlambat
proses pra atau
pasca produksi.
“Kalau software untuk
grafis sih ini ya udah
ok. Jadi tinggal
mengeksplor aja.
Kadang-kadang
banyak faktor, orang
nya yang terbatas,
banyak order,
misalnya seminggu ini
udah gunung melutus,
pilkada, isbat.
Mungkin ada elemen
yang ilang, mungkin
3D itu ga nemu, jadi
musti dibikin sendiri,
itu lama banget.
Kayak kita pernah tu
shooting Balai Kota,
jadi kita taping dulu
tu, shooting ambil
gambar Balai Kota, itu
tuh kayak gitu lama
banget. Kalo 3Dnya
udah ada mah tinggal
ambil aja download.
Tapi kalo proses Balai
Kota itu lama banget,
itu bisa seminggu dua
minggu, itu juga baru
alatnya. Itu juga ga
bisa detail karena
gaada alatnya, itu
makan waktu banget
dan makan daya mesin
terlalu berat. Jadi kita
hilangkan sebagian
elemen tanpa
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
Vizrt juga dapat
mempermudah
teknologi AR
immersive
langsung
ditampilkan pada
layar kaca. Sifatnya
yang real-time,
mempermudah dan
meminimalisir
proses produksi.
Jika pada saat
Pasca Poduksi ada
proses rendering
atau tahap akhir
untuk menjahit
keseluruhan
segmen. Maka
dalam
menggunakan
Vizrt, proses
tersebut
dihilangkan karena
sudah secara
otomatis ‘terjahit’
dengan sendirinya.
Tombak Matahari
juga menambahkan
menghilangkan yang
ciri dari Balai Kota
tersebut. Nah yang
kayak gitu gitu, itu
lama banget tuh.”
(Wawancara dengan
Dwi Juniarti, pada 17
Mei 2018)
“Jadi kita real-time,
jadi kita ga pake kalo
misalkan grafis itu
kita shooting dulu, di
edit terus di render.
Nah bagian rendering
itu kita cut.”
(Wawancara dengan
Tombak Matahari,
pada 25 April 2018)
“Nah kalau Jokowi ini
ga Live, Taping. Jadi
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
bahwa ketika
taping di Istana
Bogor, desain
produksi sudah
diarahkan dan ada
perencanaan untuk
desain ARnya
sendiri. Hal
tersebut berkaitan
dengan
penempatan posisi
desain sejajar
dengan objek (eye
level) dan
penempatan angle
lainnya.
Ayuningtyas juga
menambahkan
bahwa penerapan
AR ini membentuk
sistem alur
produksi dilakukan
di akhir.
Penggunaan
teknologi
immersive yang
seharusnya mampu
direkam secara
langsung bersama
dengan ketika
show/take pada saat
produksi. Ternyata
harus dilakukan di
kita udah minta Pak
Jokowi disini, emang
udah minta desain
produksinya
diarahkan disini
posisinya. Jadi kita
hanya mengambil
tapingan Pak Jokowi
nya. Kemudian kita
udah tau angle
anglenya. Di posisi
yang memang eye
levelnya sama,
kemduain kita tau
bahwa ini memang
realistis. Maksudnya
bukan tiba-tiba yang
dipasang, tapi
memang desain
produskinya begini.”
(Wawancara dengan
Tombak Matahari
pada 25 April 2018)
“Cuma kalo Jokowi
itu bukan di studio, itu
harus di luar, outdoor.
Selama ini pun kita
kalo di outdoor tetep
sistemnya pake yang
di bawah. Tapi kalo yg
Jokowi kemarin kita
ga bawa sistemnya,
kita ga pake
sistemnya, kita pake
nya Post Pro. Tapi
desainnya tetep di
VIZRT ini. Post Pro
itu diediting,
tapingkan, jadi nanti
grafisnya baru di
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
akhir tahap
produksi yakni
penyuntingan saat
pasca produksi.
tempel di editing. “
(Wawancara dengan
Ayuningtyas pada 25
April 2018)
3. Penerapan AR pada
Outdoor Production
Proses produksi ini
dilakukan di Istana
Negara yang
berlokasi di Bogor,
Jawa Barat. Hal
pertama yang
dilakukan Tim
Produksi Insight
adalah meminta
pada Supervisor
untuk dibuatkan
desain immersive
tentang
infrastruktur
transportasi di atas
pada segmen
tersebut.
Kemudian,
Ayuningtyas
langsung
membayangkan
bagaimana
gambaran MRT
dan kendaraan
lainnya akan
dibuat.
Setelah
membayangkan,
Tim Produksi dan
Supervisor
langsung terjun ke
lapangan yakni
Istana untuk
melakukan survei
lokasi sekaligus
mempertimbangan
“Awalnya sih dari tim
produksi ni, kita mau
ada immersive MRT,
ohiya boleh. Nah
berarti kita udah
kebayang kan ada
MRT lewat, ada
pokoknya udah
kebayanglah. Aku
waktu itu cuma
kebayang aja. Jadi
storyboardnya itu
cuma pas taping, jadi
pas awal ada request,
ada mau taping sama
Jokowi, kita mau ada
immersive di Istana.”
(Wawancara dengan
Ayuningtyas pada 16
Mei 2018)
“Pas dilapangannya
desainnya udah harus
kepikiran, jadi kita
udah nenetuin framing
kamera sebelah mana
nih yang cocok buat
grafis. Jadi misal
kayak kemarin itu
Insight, mereka udah
punya tema
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
lokasi mana yang
cocok dan tepat
untuk menerapkan
Augmented Reality.
Selanjutnya, hal
yang dilakukan
Ayuningtyas dan
Camera Person
adalah REQ.
Kegiatan REQ ini
dilakukan satu hari
sebelum hari
taping, guna
memantapkan
(blocking camera)
atau posisi frame
disetiap kamera
sehingga hasil REQ
tersebut dapat
cocok dengan
desain yang sudah
disiapkan oleh tim
desain. Setelah
REQ selesai,
Ayuningtyas
beserta tim desain
langsung
menuangkan ide ke
dalam software
Virzt sekaligus
infrastruktur yang
mau diimersive. Kita
kan proses untuk
taping itu kan ngga
langsung datang
taping gitukan. Jadi,
kita pertama survei
dulu, survei lokasi,
blocking kamera mana
yang bisa kita terapain
ada grafis immersive.”
(Wawancara dengan
Ayuningtyas pada 25
April 2018)
“Ok. Aku udah liat,
udah survei.
Kayaknya disni cocok
deh, kayaknya disini
bisa. Ngadepnya
kemana udah ada
bayangan. Setelah
survei itu, H-1 kita ada
namanya REQ. REQ
itu memantapkan
posisi frame tiap-tiap
kamera. Kalo yang
sebelumnya kan cuma
survei, cocok disini
cocok disana ngambil
foto doang. Nah waktu
REQ, hasil yang
survei itu udah aku
kasih grafis. Kita
mantepin pas REQ itu.
REQ itu titik, frame
harus disitu. Lebarnya
seperti apa. Jadi pas
taping kita udah ngga
ngira-ngira lagi.”
(Wawancara dengan
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
mencocokan desain
MRT ke titik frame
yang diperoleh dari
hasil survei REQ
Ayuningtyas pada 25
April 2018)
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
LAMPIRAN 2
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
LAMPIRAN
Wawancara
Narasumber : Tombak Matahari
Jabatan : Head of Graphic Design CNN TV
Indonesia
Hari/Tanggal : Rabu, 25 April 2018 dan 14 Juni 2018
TRANSKRIP
Q: Berapa lama CNN TV Indonesia sudah menerapkan konsep AR
Immersive? Apakah benar CNN TV Indonesia merupakan media TV pertama
di Indoesia yang menerapkan AR Immersive terhadap karya jurnalisme?
A: Metro duluan tapi ga kerena aja, metro sama softwarenya sama. Gua
sebenernya kita ngeliat mereka. Di kitanya baru, di transnya baru, Cuma ya
kita eksplor aja, sebenernya kan lebih ke storynya, bukan visualnya. Kita
membantu jurnalisnya. 2015, ngga udah ada alatnya Cuma belum kepake, kita
masih belajar. Kita tu dapet script dari produser, kita akan bicarain request
AR. Ya sebenernya general sih. Kalo di dibikin liputannya agak susah tuh,
makannya akan lebih gampang.
Q: Apa perbedaan teknologi Immersive dengan Augmented Reality?
A: Immersive dan AR itu sama, cuma teknologinya doang. Immersive, AR
itu teknologinya. Jadi kita ga ngerender lagi, jadi dalam tapping tu udah ada,
jadi gasuah export render lagi.
Q: Saya seringkali menonton tayangan yang berkonsepkan AR Immersive
pada program news daily dimana ruangannya indoor. Namun, dilain program
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
salah satunya yang menarik adalah ketika program talkshow Insight with Desi
Anwar episode spesial ‘Sehari Bersama Presiden Joko Widodo,’ Konsep
tersebut bisa diterapkan di luar newsroom/studio, bagaimana prosesnya?
Apakah sama atau berbeda?
A: Nah kalau Jokowi ini ga live, taping. Jadi kita udah minta si beliau pak
Jokowi disini, emang udah minta desain produksinya diarahkan disini
posisinya. Jadi kita hanya mengambil tappingan pak jokowinya. Kemudian
kita udah tau angle angle nya. Di posisi yang memang eye levelnya sama,
kemduain kita tau bahwa ini memang realistis. Ngga realistis, maksudnya
bukan tiba-tiba yang dipasang, tapi memang desain produskinya begini.
Kayak missal MRT, ini kita punya blockingan studio, tapi kan kondisinya ga
live ya. Nah kita tau bahwa nantinya train itu akan keluar disini. Jadi ada dua
tipe. Ada yang live ada yang tapping. Tergantung sikon dan pokoknya banyak
pertimbangan, kita mutusin live atau tapping,pertimbangannya ya ini kan
simple. Kalo agak rumit, agak eee.. kayak misalnya. Tapi kalo kondisi tapping
tu kayak bukan maksundya Jokowi di tapping dulu tanpa adanya grafis, gitu
ya, tapi dia ga live aja. Kalo Jokowi ini pretape, tetep live tapi ngga ditayangin
hari itu. Karena memang agak kompleks, ada beberpa angle. Kalo mrt kan
live, happen pada saat itu. Kan diliat ada disini monitor pada kamera.
Q: Peralatan dan software seperti apa yang digunakan agar tampilan AR
terlihat pada layar kaca?
A: Virzt RT.
Q: Berapa lama pengolahan desain hingga bisa tayang di televisi? Baik untuk
tapping atau pun live?
A: Nah ini pretape tadi, kalo dilive itu banyak technical thingnya gitu. Kalo
pretape kan lebih aman aman aja. Simple dan ga terlalu banyak durasi. Karena
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
kan kalo durasi kan 3 sampai 4 menit. Jadi kan paling dikasih 1 2 menit.kalo
ngga, bosen orang nontonnnya.
Q: Kategori berita apa saja yang biasa menerapkan AR?
A: Macem macem sih kategori. Biasanya sih kalo kita gini, ngeliat gini, kayak
misalnya next month ada apa nih. Bulan mei depan ada apa nih, ada siding
isbat, berarti kita bikin kayak gimana orang ngeliat isbat tu kayak gimana,
matahari posisinya dimana, nanti kita desain dengan garfish. Terus ntar ada
royal wedding, ntar kita bikin family structure, royal kingdom structure mulai
dari ratu punya anak berapa, ini berapa, nanti kan dijelasin secara visual garfis
lebih menarik. Sebenernya pertimbangannya memang ada di produser bagian
produksi sih di produser punya ide ide apa. Biasanya mereka juga nanya sih,
‘mas tombak kalo bikin kayak gini available ga waktu nya? Satu hari, dua
hari, nah apa yang bisa dibikin dalam waktu seminggu? Jadi ada tawar
menawar antar produser juga.
Q: Contoh lain bagian outdoor ada program apa mas?
A: Sama sih kalo outdoor. Nah ini kalo kita ambil outdoor kita ambil yang di
Fatahilah. Sebenernya simple aja sih sebenernya sih. Jadi di gedung ini dibuat
jadi ganti, waktu kita bikin quick count. Animasi biasa, key frame.
Q: Kenapa akhirnya memilih immersive?
A: Biar keren aja sih.
Q: Apa saja kendala yang ditemukan?
A: Kendalanya di timing. Sebenernya, script ini juga menentukan. Kalo
kayak gini kan dari produser sudah diatur, waktu sudah ditentukan. Waktunya
diitung, dan kita harus tau apa yang nanti akan ditampilin, kita bikinnya
berapa, nanti dari situ masih ada revisi dan lainlain. Kalo dari aku sih iya 2-3
menit, tv itu kana da masalah air time dan semua kendali dari produser.
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
*tiba tiba ada produser datang untuk merequest CG dan AR grafis untuk
mudik update trans tv*
A: Nah, udah liatkan tadi? Kayak gitu kalo request AR. Gini, Immersive ini
kan competitive dan deket dengan teknologi, kemudian apa teknologi yang
sedang happnening ya kita pake. Dan Lagi pula sekaran gkan gini gini,
penonton kita ini kan udah milenial, ya kalo tampilan kita gitu-gitu aja ga
ditonton. Kita kan news ya, even news itu harus ada entertainment, jadi
memang kita nya harus catch up sama teknologi.
Q: Metode penelitan mas apa mas yang ada di acdemiedu itu?
A: Metode hard paper by perspective maker (penelitian Tombak)
Q: Kalo perbedaan AR, VR, dan camera 360 itu apa mas?
Q: Perbedaan VR, kamera, 360 (dia tu sampe punya departemen sendiri), juga
sama bisa menampilkan sekeleilingnya, tapi membedakannya bedanya itu
bercerita. AR itu lebih bercerita, menceritakan. Capture journalism nya tetep
ada, yang bedanya how to tell storytelling. Jadi kita real time, jadi kita ga
pake kalo misalkan grafis itu kalo pake grafis itu kita suting dulu di edit terus
di render. Nah bagian rendering itu kita cut. (jadi langsung satu waktu, tanpa
editing di premier temple grafis dkk, jadi langsung di kamera dan record
tinggal temple aja).
Wawancara lepas keadaan observasi di dalam Studio 2 (Program Viral)
Q: Presenter ngga ngeliat ada di desain?
A: Ada di monitor di bawah kamera atau ada monitor d studio nya
Ini namanya live on tapping. In buat perdanna, jadi kita tapping dulu. Nanti
setelah match kita tapping.
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
Q: Kenapa yang ini bisa pake tv plasama?
A: Di sana gaad acontrol room kan, disana gaada sistem control roomnya.
Kalo ini ada sistme control room di studio 1. Jadi ada yang ngoperate dari
sana, komunikasi dengan menggunakan HT. (tapi zonk, rundown telat semua,
banyak miskom, mas hari bolak balik turun naik studio perkara oenyesuaian
frame kamera).
Wawancara tambahan melalui chat Whatsapp dengan Tombak
Matahari:
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
Narasumber : Ayuningtyas Fitri A.
Jabatan : Supervisor Graphic Design CNN TV
Indonesia
Hari/Tanggal : Rabu, 25 April 2018 dan Rabu, 17 Mei 2018
TRANSKRIP
Q: Bagaimana proses penerapa AR pada program talkshow Insight with Desi
Anwar episode spesial ‘Sehari Bersama Presiden Joko Widodo,’ yang konsep
tersebut bisa diterapkan di luar newsroom/studio?
A: Cuma kalo Jokowi itu bukan distudio itu harus di luar, outdoor. Selama
ini pun kita kalo di outdoor tetep sistemnya pake yang di bawah. Tapi kalo
yg Jokowi kemarin kita ga bawa sistemnya, kita ga pake sistemnya, kita pake
nya post pro. Tapi desainnya tetep di VIZRT ini. Post pro itu di editing,
tapping kan jadi nanti grafisnya baru di temple di editing. Pas dilapangannya
desainnya udah harus kepikiran, jadi kita udah nenetuin framing kamera
sebelah mana yang nih cocok buat grafis. Jadi missal kayak kemariin itu
insight, mereka udah punya tema, infrastruktur yang mau diimersive. Jadi aku
waktu survei pun. Kita kan proses untuk tapping itu kan ngga langsung dating
tapping gitukan. Jadi kita pertama survei dulu, survei lokasi, blocking kamera
mana yang bisa kita terapain ada grafis immersive.
Q: Bagaimana proses produksinya mula-mula mba?
A: Awalnya sih dari produksi, kita mau ada immersive MRT, ohiya boleh.
Nah berarti kita udah kebayangkan, ada MRT lewat, ada pokoknya udah
kebayanglah. Aku waktu itu Cuma kebayang aja. Jadi story boardnya itu
Cuma pas tapping, jadi pas awal ada request ada mau tapping sama Jokowi,
kita mau ada immersive di istana. Ok. Aku udah liat, udah survei. Kayaknya
diisni cocok deh, kayaknya disini bisa. Ngadepnya kemana udah bayangan.
Setelah survei itu, h-1 kita ada namanya REQ. REQ itu memantapkan posisi
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
frame tiap tiap kamera. Kalo yang sebelumnya kan survei cocok disini cocok
disana ngambil foto doang. Nah waktu req, hasil yang survei itu udah aku
kasih grafis. Kita mantepin pas req itu. Req itu titik, frame harus disitu. Lebar
nya seperti apa. Jadi pas tapping kita udah ngga ngira2 lagi. Pas tapping sih,
kan yang di interview kan juga harus tau nih mau ada apa sih disitu. Nah yang
berbekal udah tau tentang ada grafis itu (director) aku kasih liat nih pak disini
ada immersive keluar, kapal. Oh yaya udah ada gambara. Tinggal di direct
aja sama DOPnya namanya indah dani namanya. Dia yang jadi dummy nya
istilah, dia yang ngerdirect keretanya keluar. Kan biar pandangan matanya
pas, gitu kan pas kapal kereta lewat. Karena pas waktu tapping kan kosong
tuh gaada apa-apa, jadi diarahin nih pak ada disini. Tapi sistemnya, kalo
bedanya di studio grafisnya itu kan pas tapping udah harus ditempel kan di
studio. Kalo ini tapping dulu, hasilnya tapping di editing tiap tiap segmen.
Nah grafisnya ditempel jadi aku render. Kalo yang di studio ngga render,
ngoperatenya di control room, jadi langsung record.
Q: Kalau Outdoor Production membawa peralatan MCR ke luar gitu
gimana mba?
A: Bisa sih sebenernya asal ada sistemnya. Kayak yang tadi dikasih liat di
fatahilah. Tapi kita tetep survei dan framing juga. Jadi kita mau ada dimana
ni immersivenya. Sebelum hari h, mas tombak udah survei dulu. Nanti
designer dengan foto tsb, kita bikin. Pas hari h nya framing lagi, ngepasin.
Kalo yang namanya kamerakan komposisinya bisa berubah. Nah kita samain
sama yang kita bikin. Biasanya sebelum berapa jam sebelum tayang kita pas-
in. jendela-jendela harus pas (kasus ini sama kayak World cup ya nez. Tapi
bedanya ini live, kalo world cup live-tapping Karena ada maslah. Liat notes!)
Sebulan sekalu seminggu sekali. Kan bikin immersive kan seminggu ni, jadi
kalo ada event event gitu satu. Tapi ga melulu seminggu ada karena ga semua
program pake immersive. biasanya sih program special, kayak ada event-
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
event ni kayak royal wedding kan. (termasuk nanti world cup ya nez). Ngga
menutup kemungkinan bisa menghandle proses ar dalam seminggu 2x atau
sebulan berapa kali.
Q: Proses yang menggunakan greenscreen itu seperti apa mba?
A: Jadi kalo yang di green screen itu kan grafisnya kita yang bikin kan.
Karena kita yang bikin grafisnya jadi kita yang tau ceritanya seperti apa. Jadi
grafis otomatis punya andil setelah ini punya ngapain punya ngapain. Kalo
directior nanti aja pas di studio. Soalnya kan yang tau framing nya kita
grafisnya munculnya dimana seperti apa. Kalo PD kan fokusnya atau
butuhnya nanti di studio dan control room.
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
Narasumber : Dwi Juniarti
Jabatan : Executive Producer CNN TV
Indonesia
Hari/Tanggal : 17 Mei 2016 dan 4 Juni
TRANSKRIP
Q: Bagaimana alur produksi ketika menerapkan AR?
A: Alurnya. Pertama tama kita tentuin dulu kita mau kasih liat apa. Yakan.
Misalnya letusan gunung api kita mau ngasih liat prosesnya, urut2annya kaya
gimana, sampe akhirnya dia keluar letusan seperti itu. Di dalemnya gitu kan,
nah itu kan yang tidak bisa gambarkan lewat gambar baisa, itu kan gabisa.
Namanya pake grafik, pake immersive itu untuk kasih gambaran ke pemirsa
bagian yang tidak bisa diambil gamabrnya. Jadi ada informasi yang kita
gamabrkan disitu. Itu contoh gunung api. Terus kalo sekarang itu tadi yang
kita tapping itu adalah silsilah raja ratu inggris. Sebenernya bisa digambarin
pake video biasa (footage) tapis elain itu, kita model kreatifitas, kita kasih
alternatif urutuan2.
Q: Program apa aja yang dapat diterapkan immersive?
A: Sebenernya semua bisa dibuat immersive. waktu itu Oscar dari tahun ke
tahun itu kita bikin immersive. bisa bisa.
Q: Apakah AR dapat diterapkan ketika live/taping?
A: Take nya kita bisa live. Misalnya kita ngomongin bahwa laut. Tapi kita
pake latihan dulu.
Q: Bagaimana penerapan AR indoor dan outdoor?
A: Jadi kalo indoor yang di studio itu kita latihan dulu hari itu sebelum on air,
jadi nanti bisa take live. Bisa. Bisa. Kecuali kalo outdoor, kita latiha sehari
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
sebelumnya itu harus h-1 sebelumnya. Seperti misalnya pilkada, pilkada tu
misalnya quick count, calon a calon b yakan suara nya naik naik naik terus
dari quick count itu bisa live.
Q: Kenapa akhirnya memilih ar immersive?
A: Ini kan bentuk teknologi, teknologi yang makin lama makin berkembang
ya. Kan kita Cuma biasanya grafik biasa ya, kemudian meningkan 3D,
kemudian sekarang ada immersive. sebenernya itu satu itu bisa model
kreatifitas, plus liat liat topiknya ga smeuanya bisa kita drone in. ga Cuma
bisa kita immersive biasanya. Mumpung ada sarananya ada kreatifitasnya,
kenapa ga kita pake. Jadi misalnya itu menjadi nilai tambah untuk topik itu
sendiri, gitu. Jadi kalo misalnya topik yang sudah runngin story misalnya
kayak gunung api melutus, tapi kok ga meletus2, nah gambar gambarnya itu
itu aja itu lagi. Kita mau bikin apa yang lain, itu bisa dibantu dengan grafik,
iya itu nilai tambhanya kayak gitu.
Q: Bagaimana konsep atau alur permintaan penerapan AR dari program ke
tim desain dan sebaliknya?
A: Sebenernya sebelum kita bikin tu ketemu aja dulu informal gitu dimana,
eh gua mau bikin immersive ini dong tahtanya raja inggris. Yang ada dibenak
gue kalo tahta tu kan representasinya kan pake mahkota, itu gimana ya
mahkotanya turun ke si a ke si b. itu gimana ya kalo silsilah gitu kan pake
strutturk grafik. Oh gitu. Yaudah coba gua liat dulu contohnya, tapi gue minta
skripnya. Abs itu skripnya nanti dibikin sama produkser, nanti dikasih ke
grafik untuk guide mereka. Dari skrip itu nanti mereka bergerak untuk bikin
alurnya. Meskipun gambarannya mereka mau ngapain udah ada nih, nanti
follow up, ditengah2 nanti ga srek atau kok bajunya kayak gini, atau airnya
kok muncul mercik2, oh berarti ada yang dirubah skripnya ada yang dirubah
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
grafiknya. Jadi memang gabisa dadakan, paling request minimalseminggu
atau kalo yang ribet ribet lebih dari itu.
Q: Selama menerapkan konsep tersebut, masalah atau kendala seperti apa
yang biasanya ditemukan?
A: Kendalanya, apa yang kita mau tu ga semua juga bisa dituang disitu. Satu
mungkin keterbatasan alat. Mungkin yang kita mau ini ini, oh tapi alatnya ga
kesitu. Nah tapi kita ga berenti diisitu, kalo alatnya gaada alatnya bagian itu.
Kita switch ke yang lain dengan kreatifitas produser dan grafik. Supaya misi
nya tetap sampe. Kalau software untuk grafik sih ini ya udah ok. Jadi tongal
mengeksplor aja. Kadang2 banyak faktor, orang nya terbatas, banyak order,
misalnya seminggu ini udh gunung melutus, pilkada, isbat. Mungkin ada
elemen yang ilang, mungkin 3D itu ga nemu, jadi musti biikin sendiri itu lama
banget. Kayak kita pernah tu shooting balai kota, jadi kita tapping dulu tu,
suting ambil gamabr balai kota, it utu yang kayak gitu alama banaget. Kalo
3Dnya udah ad amah tinggal ambil. Tapi kalo proses balai kota itu lama
banget, itu bisa seminggu dua minggu, itu juga baru alatnya. Itu juga ga bisa
detail karena gaada alatnya, itu makan waktu banget dan makan daya mesin
terlalu berat. Jadi kita hilangkan sebagian elemen tanpa menghilangkan yang
ciri dari balai kota tersebut. nah yang kayak gitu gitu, itu lama banget tuh.
Q: Ketika melihat suasana di studio, apakah peran tim desain juga
diperkenankan untuk mengarahkan pada saat produksi?
A: Sebenenrnya sih sama sama ya. Karena mereka yang buat, tapi skripnya
kan punya kita. Misalkan kalo ada yang kurang kurang ya sama sama aja sih
. ngga sispa ngga siapa jadi.
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
Q: Adakah manfaat masyarakat atau respon dari masyarakat?
A: Generasi sekarang kan suka liat yang muncul kek gini ya. Satu Modern
banget, maju banget pokoknya kekinian banget deh ni teknologi ini. Dan itu
menarik untuk nonton. Tapi memang ada hal hal yang tidak bisa diwakili
dengan immersive, dengan gambar murni. Tapi memnag ada yang ngga bisa
murni gambar yang pake immersive kayak teroris, terterntu lagi. Ini kan
harus menarik dan menyita perhatian orang, kayak mono rel, kita gambarin
rel. kalo kita gambarin detail sampe rel relnya itu lebih catchy oran lebih
litnya. Pernah ada comment fb fb masing2 dan cnn. Kita pernah menang di
juara dunia, kontes vizrt artviz international, waktu immersive mono rel juara
dua. Menang yang kedua ada juga tu lupa deh. Jadi memnag udah harus ya
punya tv tv lain immersive ini dikembangkan. Tp yang ada kita harus lebih
selangkah maju lagi dari mereka.
Q: Program apa saja yang sering menerapkan AR?
A: Program apa yang paling sering, newsroom sama news report. Belakangan
redaksi siang, viral.
Wawancara tambahan melalui chat Whatsapp dengan Dwi Juniarti:
[6/4, 7:26 PM] Fathia Barnez: Jadi gini miss, saya lebih spesifik lagi mau
bahas program Insight with Desi Anwar episode Sehari Bersama Presiden
Jokowi. Pada segmen 3 ditampilkan AR tentang infrastruktur, pertanyaannya
miss, apa yang menyebabkan AR ini kemudian diterapkan di segmen ketiga
di program tersebut yang genrenya adalah program talkshow miss?
[6/4, 7:41 PM] Miss June EP CNN TV: Program talkshow bukan berarti
gak ada variasi show lain dan isinya cuma ngobrol2 aja.. talkshow bisa diisi
dengan gimmick seperti grafik ataupun immersive supaya programnya lebih
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
menarik secara visual.. selama grafik ini mendukung dan memperkaya materi
talkshow yg ada gak diharamkan
[6/4, 7:41 PM] Miss June EP CNN TV: Gimmick sebelumnya misalnya
dengan praktek nari kalau misalnya bahas soal nari, atau mungkin nyanyi
kalau memang tentang nyanyi
[6/4, 7:42 PM] Miss June EP CNN TV: Segmen 3 karna materi infrastruktur
ada di.segmen 3
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
LAMPIRAN 3
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
LAMPIRAN
Observasi
Tabel 1
Hari/Tanggal : 25 April 2018
Waktu : 13.30-16.00 WIB
OBSERVASI HASIL PENGAMATAN
- Mewawancarai Tombak
Matahari dan Ayuningtyas
Fitri A.
- Kemudian di ajak Tombak
Matahari melihat ruang
redaksi, ruang marketing
communication, ruang tim
desain grafis, MCR, Studio 1
dan 2, ruang Editing.
Mengamati kegiatan produksi
program berita dan non-berita di
CNN TV Indonesia.
- Peneliti mengamati bahwa
CNN TV Indonesia memiliki
ruang studio dan peralatan
broadcasting yang canggih.
- Ruang departemen grafis
memiliki ruang sendiri di
dalam ruang departemen
redaksi (newsroom)
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
- Studio yang dimiliki CNN
TV Indonesia terasa hidup
dan interaktif dikarenakan
adanya plasma yang dimiliki.
- Di dalam ruang MCR
terdapat ruang khsuus
departemen grafis yang
khusus juga untuk
mengontrol desain melalui
teknologi AR.
- Dari ruang-ruang tersebut
peneliti mengamati interaksi
yang dilakukan tim program
dan tim grafis (PD,
Siwtcherman, Audioman,
Camera Person, Head of
Graphic, Sueprvisor,
Graphic Engineer)
-
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
- Setelah berkeliling, peneliti
mewawancarai Ayuningtyas
selaku Supervisor dan
diperlihatkan tayangan
penerapan AR pada Program
Insight with Desi Anwar
Episode spesial ‘Sehari
Bersama Presiden Joko
Widodo. (Outdoor
Production)
- Peneliti memperoleh
tayangan tersebut dari
Ayuningtyas yang sudah
diunggah di Youtube
Channel resmi CNN TV
Indonesia. Kemudian
peneliti unduh guna
menjadikannya data arip
untuk teknik pengumpulan
data.
- Dari tayangan dan hasil
wawancara sekaligus
observasi, peneliti mendapat
hasil bahwa penerapan AR
juga dapat dilakukan di
outdoor production.
Kegiatan tersbeut berbeda
dari yang diamati ketika di
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
studio, karena melibatkan
sejumlah kru serta adanya
interaksi antar departemen
yang lebih serius
menjalankan penerapan AR.
Karena sifatnya taping
bersama Presiden inilah yang
memungkinan salah satu
penyebab suasana atau
sistem sosial yang di bangun
di dalamnya terasa lebih
serius. Selain itu, adanya
kendala hujan yang saat itu
menyebabkan perencanaan
awal berubah. Namun, tetap
bisa diatasi baik itu dari PD,
DOP, dan Supervisi.
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
Tabel 2
Hari/Tanggal : 16 Mei 2018
Waktu : 13.00-22.00 WIB
OBSERVASI HASIL PENGAMATAN
- Mewawancarai Tombak
Matahari dan Ayuningtyas
Fitri A.
- Kemudian di ajak Tombak
Matahari melihat ruang
redaksi, ruang marketing
communication, ruang tim
desain grafis, MCR, Studio 1
dan 2, ruang Editing.
Mengamati kegiatan produksi
program berita dan non-berita di
CNN TV Indonesia.
-
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
- Hari kedua observasi peneliti
melihat bagaimana proses
pembuatan desain AR
melalui teknolog Virzt,
kemudian mengamati proses
komunikasi yang terjalin
antar tim desain serta
beberapa tim produksi yang
lalu lalang melewati ruang
desain grafis. Serta bertanya
soal hal-hal yang peneliti
kurang mengerti/ketahui.
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
Tabel 3
Hari/Tanggal : 17 Mei 2018
Waktu : 08.30-13.30 WIB
OBSERVASI HASIL PENGAMATAN
- Hari ketiga observasi,
peneliti melihat bagaimana
penerapan AR yang
diterapkan pada program
yang sifatnya tapping di
greenscreen studio.
Kemudian, mengamati jalur
komunikasi antar produser,
presenter, dan tim grafis.
- Kemudian melakukan
wawancara dengan eksekutif
produser yakni Dwi Juniarti
atau kerap disapa dengan
Miss June.
- Pagi hari peneliti mengikuti
taping anchor program
spesial ‘Royal Wedding
Hary – Meghan,’ taping
dilakukan guna
menggabungkan hasil
segmen yang kemarin
menerapkan teknologi AR.
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
- Di hari ini peneliti melihat
bagaimana ruang MCR yang
di dalamnya terdapat PD dan
tim program bersinergi dan
berkomunikasi.
- Beberapa kali take anchor
dilakukan karena ada
beberapa kali anchor kurang
lancar dalam membaca
membaca naskah di
prompter.
- Kemudian, ketika video
operator sudah menaikkan
tayangan AR tersebut yang
seolah terlihat nyata pada
anchor, PD memberi arahan
pada graphic engineer untuk
menyunting tayangan
tersebut di tahap editing.
- Disini peneliti mendapat
hasil bahwa penerapan AR
bisa diterapkan di dalam dan
luar studio dengan sifat
produksi yang berbeda juga.
Seharusnya memang
penerapan AR di dalam
studio memotong salah satu
fase produksi yakni pasca
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
produksi. Namun, apabila
ada arahan dari PD bahwa
memang hal itu harus dicut
pada saat produksi, maka hal
tersebut harus dilakukan oleh
tim desain. Hal ini juga
dilakukan karena durasi
produksi yang terbatas.
- Ketika di luar, memang akan
menggunakan dummy seperti
di program Insight, hal
tersebut dikarenakan tidak
memungkinkan peralatan
MCR dibawa keluar studio.
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
Tabel 4
Hari/Tanggal : 14 Juni 2018
Waktu : 17.00-21.30 WIB
OBSERVASI HASIL PENGAMATAN
- Hari terakhir peneliti
berkesempatan mengamati
Outdoor Production yakni
World Cup 2018 Opening di
depan Gedung Transmedia.
- Peneliti mengikuti mulai dari
awal hingga akhir produksi.
- Serta melakukan wawancara
dengan Tombak Matahari.
- Peneliti mengamati bahwa
komunikasi antar tim terjalin
tidak begitu dominan.
Karena, ada beberapa kali
kesalahan teknis dan
menybabkan miss comm.
Namun, setelah sekitar 20-30
menit kemudian, solusi atas
menjalin komunikasi yang
dibentuk jadi intens lintas
departemen (anggota atau
tim program dan graphic
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
engineer) kendala tersebut
bsia lebih kondusif.
- Peneliti mengamati proses
produksi di luar studio untuk
mendapat gamabran akan
proses produksi dalam
tayangan Insight with Desi
Anawar. Walaupun dalam
tayangan tersebut ada proses
di balik layarnya, namun
peneliti mengamati secara
langsung dalam program ini
sehingga peneliti juga
tergambar akan jalur jalur
komunikasi dan sistem sosial
yang dilakukan antar tim
program dan tim grafis.
Keadaan tersebut dapat
mewakili dan memperkuat
hasil arsip/dokumen yang
diberikan supervisi kepada
peneliti.
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
LAMPIRAN 4
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
LAMPIRAN
Data Dokumen
- Deskripsi melalui https://www.cnnindonesia.com/
“Program dialog khusus yang dipandu pembawa berita senior Desi Anwar.
Dilakukan di dalam studio dan langsung dari tempat kejadian. Membicarakan
berbagai persoalan, fenomena, dan topik menarik yang tengah menjadi
perbincangan di masyarakat. Menggali cerita dibalik berita. Menghadirkan
narasumber narasumber utama setingkat Presiden dan Menteri dari dalam dan luar
negeri yang akan memberikan perspektif lengkap dalam menghadapi persoalan.”
(Deskripsi Insight with Desi Anwar, 2018,
https://www.cnnindonesia.com/tv/program/12/insight-with-desi-anwar)
- PowerPoint Presentation About CNN Indonesia diperoleh dari HR CNN Indonesia
- Tautan Youtube Channel tayangan program talkshow Insight with Desi Anwar
‘Sehari Bersama Presiden Joko Widodo’
https://www.youtube.com/watch?v=b9LoLElGs-8
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
- Mengutip Wawancara dari tayangan yang tercantum pada tautan:
“Jadi gini, kita berkesempatan untuk mendapatkan wawancara
dari Presiden, pasti waktu, segala sesuatu kita harus siap untuk
dinamis juga gitu. Dari lokasi juga sempet ada perubahan gitu,
tadinya kita mau buat di Cipanas gitu karena lokasi di Istana
Cipanas ini memang apa namanya, belum pernah gitu ya jadi
tempat wawancara Pak Jokowi. Nah kemudian harus berubah
karena memang agenda kita sangat harus menyesuaikan dengan
agenda Pak Jokowi gitu yang harus siap akhirnya kita pindah ke
Bogor. Tapii, meskipun pindah tidak mengurangi hal yang ingin
selain tadi ya yang konten tentunya ya Pak Jokowi akan
blakblakan tentang hal yang kontroversial atau hal, pertanyaan-
pertanyaan, jawaban yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat.
Juga kita akan menampilkan teknologi-teknologi yang biasa
digunakan oleh CNN gitu ya. Bolehlah terbilang teknologinya
terdepan gitu ya. Nanti aka nada immersive, kita akan tunjukkan
bagaimana. Karena program-program infrastruktur ini kan
menjadi salah satu andalan dari Pak Jokowi ya. Jadi kita akan
tunjukkan tu, misalnya tol laut, terus kemduian nanti ada MRT.
Jadi jangan kaget, kalo nanti atau mungkin nanti kan tayangnya
setelah wawancara ya. Jadi jangan kaget pada saat kita nanti
melihat nanti ada MRT, ada kapal besar, ada di dalam Istana.”
(Eva Yunizar, 2018, Di Balik Layar Insight with Desi Anwar
Episode ‘Sehari Bersama Presiden Joko Widodo
https://www.youtube.com/watch?v=b9LoLElGs-8)
“Jadi memang kita blocking sesuai dengan konsep kita yang
menggunakan perpaduan antara cinematic visual dan immersive,
and immersive grafis, motion grafis gitu kan. Jadi ada beberapa
titik yang kita blocking dimana muncul grafis-grafis itu, dimana
akan dimunculkan immersive itu. Titik sudah ada, sudah aman.
Mulai dari depan istana sampe ke paling terpelosok di depan
Istana Negara. Alhamdulillahirabbila Al’amin ya, di hari H nya
turun hujan. Hahaha. Alhamdulillahirabbil Al’amin ya, tetep
Puji Syukur sama Allah, Puji Syukur kepada Allah SWT berkah,
hujan itu berkah. Saya aminkan sebagai berkah dan hasilnya
Alhamdulilah. Kita malah diperkenankan untuk memblocking
immersive itu tepat di depan Istana Negara. Tepat di frandah
depan Istana Negara, kita diijinkan oleh Bapak Presiden. Itu
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
lima menit sebelum show.” (Indah Dani, 2018, D Balik Layar
Insight with Desi Anwar Episode ‘Sehari Bersama Presiden
Joko Widodo https://www.youtube.com/watch?v=b9LoLElGs-
8)
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
LAMPIRAN 5
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
LAMPIRAN 6
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
CURRICULUM VITAE
PERSONAL INFORMTION
Name Fathia Barnez Sex Female Place, Date of Birth Tangerang, June 2nd 1996 Nationaly Indonesia Martial Status Not Married Height, Weight 171 cm, 78 kg Religion Islam Address Perumahan Serua Makmur
(WIRA) Blok 18/4, Serua Ciputat, Tangerang Sealatan, RT003/RW010
Phone Number 082122576802 E-Mail [email protected] Social Media Instagram: fathiabarnz
Facebook: Fathia Barnez Youtube: Fathia Barnez Twitter: @fathiabarnz Path: Fathia Barnez
FORMAL EDUCATION
2014 – Present Multimedia Nusantara University Faculty of Communication, Journalism Major GPA: 3.27
2011 – 2014 SMA Negri 9 Kota Tangerang Selatan [Science Major] 2008 – 2011 SMP Islam Al-Syukro 2002 – 2008 SD Islam Al-Syukro 2000 – 2002 TK Islam Al-Syukro
INFROMAL EDUCATION
Februari, 25th 2010 Participant of Musikalisasi Puisi (Kelompok 1) Competition
October, 4th – 7th 2010 Participant of “Indonesia Mathematics Competition Book Fair” Competition
Februari, 12th 2011 1st Champions Angklung Tingkat SMP Competition Februari, 12th 2011 3rd Champions Puisi Tingkat SMP Competition March, 4th 2012 Participants Cerdas Cermat LCC UUD ’45 Competition April, 18th 2012 Successfully Completed A2 Elementary 2 at English
First (EF) School in Pamulang August, 10th 2012 Successfully Completed A2 Elementary 3 at English
First (EF) School in Pamulang
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
July, 5th 2012 Participant of National English Olympiad
January, 3rd 2014 TOEFL TEST: 400 by George Mason University & USAHID
August, 25th – 27th 2014 Participant in Universitas Multimedia Nusantara New Student Orientation 2014 “Proud To Be Ultimate”
October, 14th 2014 Participant of “Is It Difficult to Organize Big Project?”
October, 20th 2014 Participant in Character Building Training Semester Ganjil 2014-2015
October, 2014 Participant of Workshop “Mask The Voice”
October, 2014 Participant of Radio Announcing Competition
December, 3rd 2014 Participant at “SEMINAR TEKNOLOGI DAN TRANSPARASI PARTISIPASI ORANG MUDA DALAM MEMONITOR KINERJA PEMERINTAH”
December 13th 2014 Participant of “Penyuluhan Bahaya Narkoba bagi Kehidupan Mahasiswa”
February, 21th – March, 28th 2015 Participant in Teamwork and Leadership Workshop 2015
April, 1st 2015 Participant of “Berekspresi Dalam Menulis” by Kompas Corner
April, 28th 2015 Participant on “Jurnalis Di Balik Krisis Media” Seminar COMMPRESS 2015: JOURNAL(IS)ME
May, 6th 2015 Participant of “EXPAND YOUR HORIZON” by Kompas Corner
November, 25th – 27th 2015 Volunteer in CONMEDIA Event
March, 2nd 2016 Participant of “Kampus Keren ANTV (Creative Journalism)”
May, 4th 2016 Participant of Open Data Journalism Training Workshop
May, 19th 2016 Peserta Workshop&Sharing Session“Journalisme Olah Raga” by Kompas Sport (Kompas TV, KTV, K-Vision)
September 26th 2015 Participant “CAREER BUILDING”
ORGANIZATIONS EXPERIENCE
March, 31st 2017 – Present Editor In Chief UMN TV
April – May, 2017 Assistant Labroratory/Lecturer UMN
September, 23rd 2008 Committee in Ramadhan in Campus June, 2009 Treasurer “Masa Orientasi Siswa (MOS) SMP”
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
August, 17th 2009 Master Ceremony (MC) Year of Education 2010 – 2011 Best Graduates of Indonesian Language in Junior
Hight School (SMP Islam Al-Syukro) Year of Education 2012 – 2013 Part of Theatre SMA Negri 9 Tangerang Selatan Year of Education 2013 – 2014 Trainer of Poetry for Student SMP Islam Al-Syukro Year of Education 2013 – 2014 Videographer “Catatan Akhir Sekolah” (CAS SMA) March, 31st 2015 – 2016 Creative and Riset Program Lensa Mahasiswa UMN
TV March, 31st 2015 – 2016 Co-Host Program Lensa Mahasiswa UMN TV
March, 31st 2016 – April, 1st 2016 Vice President of TELEVISIONAIR 1.0
May, 19th – 20th 2015 Committee in COMMNEWS UMN October, 23rd 2015 Camera Person UMN TV at UMN Radio “Radioactive”
Event November, 14th 2015 Character Generator (CG) Person UMN TV at Miss
UMN “The Power of Beauty” Event March, 31st 2016 – 2017 News Coordinator “Meja Redaksi” UMN TV March, 31st 2016 – 2017 Host Program UVIDS UMN TV Year of Education 2016 – 2017 Media Relation/Publication of COMMPRESS 2016
Year of Education 2016 – 2017 Assistant Labroratory/Lecturer UMN
Year of Education 2016 – 2017 Managing Editor News “Meja Redaksi” UMN TV
March, 16th – 17th 2017 Head of Sponsorship TELEVISIONAIR 2.0
QUALIFICATIONS
1. Skill of Multimedia Journalism 2. Skill of Broadasting 3. Skill of Writing 4. Good at Communication (MC, Host, Presenting, Marketing Communcation) 5. Good Leadership and Teamwork 6. Editing Video (Adobe Premiere CS6/CC2015) 7. Microsoft Office Operating
PORTOFOLIO VIDEOS
No Title Job Desc Link 1. Menikmati Keindahan Alam
dari Hamparan Perkebunan Reporter, Script Writer, Camera Person
https://goo.gl/SQKRp8
2. Cara Asik Menikmati Alam Script Writer https://goo.gl/sQE8w5
3. Snorkeling Murah di Ibukota Reporter, Script Writer
https://goo.gl/SBzMda
4. Menikmati Akhir Pekan di Kepulauan Seribu
Reporter, Script Writer
https://goo.gl/54s6hc
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
5. Snorkeling Murah di Ibukota (Online)
Reporter, Script Writer
https://goo.gl/w7D75A
6. Menikmati Akhir Pekan di Kepulauan Seribu (Online)
Reporter, Script Writer
https://goo.gl/qM1ush
7. Cara Asik Menikmati Alam (Online)
Script Writer https://goo.gl/yvMgNc
8. Kampoeng di antara Cluster Camera Person https://goo.gl/3HZ1XA
9. Seputar Tangerang Siang Segment 1
Host, Editor https://goo.gl/4ldktX
10. Seputar Tangerang Siang Episode 2
Director https://goo.gl/P1E4cd
11. Teknik Interview dan Reportase LOT - Fathia Barnez 14140110350
Reporter (May Day) https://goo.gl/Jo9xlo
12. CAS 2014 TRAILER Camera Person https://goo.gl/iALmEu
13. BLANK ZONE - UAS Feature Media Siar
Host, Creative https://goo.gl/aAEcD2
14. MEJA REDAKSI – UMN TV (SESSION 2)
News Coordinator/Coverage Coordinator UMN TV
https://goo.gl/sg21xz
15. MEJA REDAKSI – UMN TV (SESSION 3)
Managing Editor News UMN TV
https://goo.gl/FoOWr5
16. LENSA MAHASISWA – UMN TV
Creative and Riset, Co-Host
https://goo.gl/lcW6kl
17. UVIDS (PROMO AIR) – UMN TV
Host and Crew https://goo.gl/lcW6kl
18. Yotube Channel Fathia Barnez Portofolio https://goo.gl/qGmwIA
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
PORTOFOLIO PHOTOS
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018
Analisis Penerapan Immersive..., Fathia Barnez, FIKOM, 2018