lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1288/9/lampiran.pdftanya: untuk...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
99
Lampiran I.
Hasil wawancara dengan Ayu Utami, penulis naskah Ruma Maida.
Tanggal: 12 Desember 2011, pukul 19.00 WIB
Wawancara ini dilakukan via telepon.
Tanya: Apa tujuan pembuatan film Ruma Maida?
Jawab: Menafsirkan kembali sejarah dengan cara yang baru dan menyampaikan
bahwa negara Indonesia punya semua orang, punya kita bersama.
Tanya: Siapa yang melakukan pemilihan dan penyeleksian peristiwa yang akan
dimasukkan ke dalam film Ruma Maida ?
Jawab:Saya sendiri.
Tanya: Siapa yang melakukan riset untuk film Ruma Maida?
Jawab: Untuk skenario dan naskah, saya melakukan riset sendiri. Untuk tim art
dan properti, mereka melakukan riset terpisah.
Tanya: Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam melakukan riset?
Jawab: Sekitar setahun pembuatan hingga selesai skrip.
Tanya: Menurut data riset yang saya dapatkan, peristiwa pembacaan teks Sumpah
Pemuda diadakan malam hari, sedangkan pada film digambarkan menjadi siang
hari, apakah ada alasan tertentu yang membuatnya jadi digambarkan siang?
Jawab: Sebenarnya film Ruma Maida tidak dimaksudkan untuk menjadi film
dokumenter sejarah. Banyak adegan dari peristiwa penting yang dijadikan satu,
dan ini menjadi bukan adegan realis, karena sejarah dalam kepala sudah diolah.
Untuk bagian peristiwa sumpah pemuda tersebut, mengapa dipilih siang
sebenarnya adalah pertimbangan estetis, agar pencahayaan atau lighting lebih
bagus.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
100
Tanya: Mengapa dipilih adegan-adegan sejarah tertentu seperti Sumpah Pemuda,
Agresi Militer I, dan masuknya Jepang ke Indonesia?
Jawab: Adegan Sumpah Pemuda dipilih karena film ini dibuat untuk juga
memperingati hari Sumpah Pemuda. Sedangkan peristiwa lainnya, dipilih yang
merupakan peristiwa umum yang dikenal masyarakat sejak SD dalam pelajaran
sejarah, tetapi dengan pandangan hitam putih.
Tanya: Maksudnya?
Jawab: Sejarah selalu dikotak-kotakkan hitam dan putih. Artinya, penjajah selalu
dianggap jelek dan pejuang kita di anggap bagus. Padahal tidak semua orang asing
tersebut jahat, banyak juga yang justru membantu Indonesia.
Tanya: Sepertinya tidak semua peristiwa sejarah yang dimasukkan di dalam film
merupakan peristiwa yang sering diajarkan di sekolah, seperti penembakan
pesawat Dakota. Apakah ada alasan tertentu dengan memilih peristiwa tersebut
untuk dijadikan film?
Jawab: Ya, peristiwa tersebut menceritakan bahwa dalam perang, kita dibantu
juga oleh orang-orang asing. Peristiwa tersebut menggambarkan bahwa orang-
orang Barat juga mau membantu Indonesia, tidak selamanya harus dianggap jelek
karena menjajah.
Tanya: Untuk peristiwa penghancuran patung J.P.Coen, apa ada alasan tertentu
atas pemilihannya? Penghancuran patung ini, menurut riset yang saya lakukan
juga terjadi pada tahun 1943, tetapi di film digambarkan bahwa dihancurkan pada
tahun 1942.
Jawab: Penghancuran patung J.P Coen yang digambarkan dalam film Ruma
Maida merupakan peristiwa simbolis yang menandakan berakhirnya kekuasaan
Belanda yang dikalahkan oleh Jepang. Jangan dilihat sebagai sebuah deskripsi
sejarah yang harus dijelaskan. Penghancuran patung tersebut, menandai
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
101
pergantian rezim. Biasanya di mana-mana jika ada pergantian rezim, akan
dilakukan penghancuran patung.
Tanya: Mengapa Ruma Maida menciptakan tokoh fiktif sebagai tokoh utama?
Jawab: Alasannya adalah karena mempertanggungjawabkan tokoh yang asli lebih
sulit, karena tokoh asli tersebut milik rakyat bersama, padahal untuk kebutuhan
film, dibutuhkan tokoh yang mudah untuk dibentuk mengikuti alur cerita. Jika
menggunakan tokoh asli, bisa-bisa bertengkar dengan kebenaran sejarahnya.
Untuk menghadirkan tokoh Soekarno dalam film Ruma Maida saja, kita meminta
ijin kepada pihak keluarga, dan keluarganya meminta beberapa adegan dihapus.
Untuk merevisi hal semacam ini saja sudah memakan waktu dan tenaga.
Tanya: Apakah yang digambarkan di dalam film bahwa Jepang masuk
menggunakan sepeda benar-benar terjadi? atau hanya karangan?
Jawab: Saya lupa persisnya seperti apa karena film tersebut sudah lama, tetapi
pasukan sepeda Jepang saya rasa sudah terkenal dimana-mana.
Tanya: Dalam film Ruma Maida diceritakan bahwa sebelum Jepang masuk ke
Indonesia, ada banyak mata-mata Jepang yang datang dan menyamar menjadi juru
foto, apakah hal ini merupakan kejadian yang sebenarnya?
Jawab: Memang hal ini belum terbukti sekali, tetapi sebelum tentara Jepang
masuk, banyak juru foto yang merupakan orang Jepang di Indonesia, dan saat
mereka tertangkap, file film nya tidak ada atau tidak tersisa. Timbul kecurigaan
bahwa mereka adalah mata-mata atau spionase yang mengirim file hasil foto
mereka ke Jepang. Hal ini sempat menjadi pembicaraan ditengah pecinta atau
penggiat fotografi.
Tanya: Mengapa film Ruma Maida tidak menggunakan kata H dalam penulisan
kata Rumah?
Jawab: Sebenarnya kata Ruma Maida, dalam skenario akan diucapkan
berulangkali oleh anak kecil yang berambut keriting, sehingga penonton
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
102
mengingat kata “Ruma Maida” tersebut, namun dalam penggarapannya, hal itu
kurang diperhatikan.
Tanya: Lagu Keroncong yang dibuat untuk film Ruma Maida apakah disesuaikan
dengan lagu keroncong zaman dulu?
Jawab: Saya berharap pembuatan lagu keroncong tersebut dapat mewakili masa
lalu, tetapi juga masih bisa diterima oleh masyarakat sekarang ini. Sebenarnya
saya ingin menggunakan lagu lain, tetapi pemilik hak ciptanya, ada tiga orang,
sedang ada di luar negeri dan susah mengurus ijin tersebut, jadi lagu
keroncongnya saya ciptakan sendiri.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
103
Lampiran II.
Hasil wawancara dengan Teddy Soeriaatmadja,
sutradara dan produser film Ruma Maida
Tanggal: 12 Desember 2011, pukul 19.30
Wawancara ini dilakukan via telepon.
Tanya: Apakan Anda melakukan riset dalam film Ruma Maida?
Jawab: Ya, setelah menerima skenario dari Ayu Utami, saya melakukan riset lagi
dengan dibantu oleh tim riset saya, Irma Alwiyah dan Prof.Dr. Rusdi yang
merupakah sejarawan yang sering mengumpulkan dokumen, video dan footage-
footage tentang sejarah.
Tanya: Berapa lama Anda melakukan riset?
Jawab: Tiga bulan setelah skenario diberikan oleh Ayu Utami.
Tanya: Apakah Anda tahu mengenai waktu peristiwa yang berbeda dalam
penggambaran peristiwa Sumpah Pemuda? menurut data yang saya dapatkan,
peristiwa pembacaan teks sumpah pemuda dilakukan pada malam hari sedangkan
di dalam film digambarkan siang hari.
Jawab: Apa yang tergambarkan dalam film, sebenarnya tidak seratus persen sama
dengan naskah yang dibuat oleh Ayu Utami. Selain itu sejarah yang ditampilkan
juga tidak persis sama. Hal ini telah menjadi kesepakatan para pemuat film Ruma
Maida di awal pembuatannya, bahwa film ini bukan menjadi film dokumenter
sejarah. Kita akan membuat garis batas antara fiksi dan non fiksi. Sejarah dalam
film ini hanya menjadi latar belakang. Penggambaran peristiwa Sumpah Pemuda
tersebut dibuat siang untuk mendapatkan rasa.
Tanya: Penggambaran pesawat Dakota dalam film Ruma Maida, digambarkan
tidak ada garis berwarna putih, apakah ada alasan tertentu? Apakah itu merupakan
tanggung jawab Anda, atau lebih ke bagian penata artistik/properti?
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
104
Jawab: Pesawat Dakota yang digambarkan dalam film Ruma Maida merupakan
pesawat Dakota asli yang terdapat di Museum Dirgantara Mandala Yogyakarta.
Pesawat tersebut seingat saya dahulu merupakan pesawat yang digunakan untuk
mengangkut haji dan berwarna silver.
Dalam memilih dan membuat properti untuk film Ruma Maida, kami
usahakan sedetail dan semirip mungkin dengan aslinya, tetapi tim riset kami
dahulu tidak menemukan data bahwa pesawat tersebut memiliki garis di bagian
tengah pesawatnya, sehingga kami menampilkan seperti itu.Shot adegan pesawat
ini juga sebenarnya lebih banyak di bagian dalam pesawat.
Ada satu kendaladalam pembuatan adegan di pesawat ini, karena
Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) meminta agar film tersebut tidak
boleh disangkutpautkan dengan mereka, atau adegan di dalam pesawat tersebut
tidak boleh sama persis. Awalnya, penggambaran adegan di dalam pesawat
menampilkan dialog Adi Sutjipto, tetapi AURI meminta agar bagian tersebut
dihapuskan karena Adi Sutjipto dianggap sebagai symbol penting AURI, sehingga
Adi Sutjipto hanya digambarkan ada di dalam pesawat tanpa berdialog.
Tanya: Untuk penggambaran letak patung J.P. Coen, saya mendapatkan data
bahwa patung tersebut diletakkan di daerah rerumputan tetapi yang digambarkan
di dalam film adalah di tengah kota, apakah ada alasan terterntu?
Jawab: Untuk hal ini, sebenarnya masalahnya adalah keterbatasan lokasi di
Indonesia. Untuk dhooting adegan ini saja, kita perlu mencari tempat hingga ke
Semarang.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
105
Lampiran III.
Hasil wawancara dengan Indra Tammoron,
penata artistik film Ruma Maida
Tanggal 14 Desember 2011 pukul 10.00 WIB
Wawancara ini dilakukan via telepon dan di follow up via SMS.
Tanya: Untuk tim penata artistik, apakah Anda melakukan riset?
Jawab: Ya, sebagian.
Tanya: Bagaimana Anda melakukan riset?
Jawab: Saya melakukan riset sendiri, dibantu dengan tim riset, Bapak Rusdi. Jadi
saya mencari informasi lewat internet dan buku-buku, serta menyesuaikan pula
dengan pendapat para sejarawan.
Tanya: Bagaimana cara Anda menyediakan sepeda Onthel untuk kebutuhan
shooting?
Jawab: Onthel yang digunakan semua kami cari dan sewa di Semarang, lokasi
shootingnya.
Tanya: Apakah sepeda Onthel tersebut Anda sesuaikan dengan zamannya, atau
menggunakan sepeda onthel masa kini?
Jawab: Saya melihat perbedaan antara ontel yang ada zaman dulu dengan ontel
yang ada sekarang, tidak banyak berubah, sehingga saya menggunakan onthel
masa kini saja.
Tanya: Untuk mobil Jeep yang digunakan, boleh tahu mereknya apa?
Jawab: Jeep yang digunakan saya lupa mereknya apa, tetapi saat itu, ketika
ketemu Jeep dan tahun pembuatannya sesuai, saya langsung pakai.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
106
Tanya: Untuk senapan tentara Jepang dalam film Ruma Maida, apakah Anda
memiliki referensi khusus?
Jawab: Untuk senapan, kami membuat sendiri berdasarkan riset yang kami
dapatkan melalui internet. Artinya tidak benar-benar otentik dan sama dengan
yang dipakai Jepang, tetapi dari data beberapa referensi senapan kami melihat
senapan yang paling mudah dibuat dan disesuaikan dengan tahunnya, apakah pada
tahun tersebut senapan ini sudah ada.
Tanya: Bagaimana dengan patung J.P.Coen?
Jawab: Untuk pembuatan patung J.P. Coen, kami mendapatkan satu foto dari tim
riset kami, yaitu dari Pak Rusdi, tetapi dari foto tersebut, sangat susah untuk kami
buat patungnya, karena posisi patung yang hanya terlihat dari samping. Oleh
karena itu kami melakukan riset lagi dan menemukan ada patung yang hampir
serupa di daerah Belanda. Kami membuat patung J.P. Coen terebut berdasarkan
patung yang ada di Belanda. Untuk ukurannya ada beberapa yang mengatakan
ukurannya 1:1, tetapi ada juga footage yang kami lihat bahwa ukurannya 5:1
ukuran tubuh manusia biasa, akhirnya kami putuskan untuk membuat patung
tersebut berukuran 1:1 untuk juga memudahkan framing.
Tanya: Berdasarkan hasil riset saya, dibawah patung J.P.Coen yang tegak berdiri,
ada seperti tangga atau undakan yang mengalasi patung tersebut, tetapi dalam
film, hal ini tidak tergambarkan, apakah Anda memiliki alasan khusus untuk hal
tersebut?
Jawab: Ya, memang ada tangga yang tidak kami buat, hal ini untuk lebih
memudahkan. Karena film Ruma Maida ini adalah bukan film yang otentik
mengenai sejarah, dan lokasi peletakan patung tersebut juga tidak otentik, maka
kami juga menyesuaikan pembuatan properti dengan lokasi shooting.
Tanya: Untuk adegan pesawat Dakota, Bagaimana Anda mendapatkan pesawat
tersebut?
Jawab: Untuk pesawat Dakota, shooting di Museum Dirgantara Mandala.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
107
Tanya: Untuk adegan pesawat yang terbang, bagaimana pengambilan
gambarnya? Boleh tahu pesawat apa yang digunakan untuk shot tersebut karena
menurut data riset saya, pada bagian luar pesawat tersebut terdapat garis berwarna
putih, sedangkan pada film tidak digambarkan. Apakah ada alasan tertentu yang
membuat pesawat yang terlihat polos?
Jawab: Pesawat yang terbang tersebut pembuatannya merupakan animasi. Kami
sudah membantu dengan mengirimkan foto tentang pesawat Dakota yang ada di
museum Dirgantara Mandala.
Tanya: Pada diorama di dalam Museum Sumpah Pemuda, saya menemukan
tulisan pada banner menuliskan “Kongres Pemoeda ke-II Djakarta 27-28 Oktober
1928” sedangkan pada Ruma Maida, tertulis “Kongres Pemoeda Indonesia
Djakarta 27-28 Oktober 1928” Apakah hal itu memang disengaja atau ada alasan
khusus?
Jawab: Karena film ini berlatarbelakang sejarah bukan film sejarah, jadi beberapa
konten yang bersentuhan dengan real sejarah agak kita ubah sedikit tapi ngga lari
dari kebenarannya. Jadi spanduk di belakang acara sumpah pemuda itu pun kita
sesuaikan dengan script tanpa merubah inti dari acara tersebut.
Tanya: Untuk adegan di dalam Rumah, apakah Anda melakukan riset juga untuk
menentukan barang-barang apa saja yang harusnya ada di dalam rumah dan
menjadi hiasan dinding?
Jawab: Untuk adegan di dalam rumah, saya tidak melakukan riset, tetapi saya
menggunakan memori saya tentang rumah masa kecil saya, dimana saat itu saya
tinggal di daerah Cepu, Jawa Tengah, dan orang tua saya sangat menyukai
barang-barang antik sehingga rumah saya memiliki dekorasi seperti Rumah
Belanda. Untuk adegan di dalam rumah ini juga, saya banyak memboyong
barang-barang dari rumah orang tua saya, dipinjam untuk keperluan shooting.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
108
Tanya: Apa saja kesulitan dalam membuat film berlatar belakang sejarah,
menurut Anda?
Jawab: Kesulitannya, satu, file-file sejarah tersebut susah didapat. Contohnya file
mengenai patung J.P Coen. Karena kebanyakan bangsa kita bukan orang yang
suka sejarah, kita paling suka menghancurkan bukti-bukti sejarah. Bukan hanya
pemerintah, tetapi orang-orang yang memiliki uang lebih juga tidak pernah
menginvestasikan uangnya untuk melestarikan sejarah, malah menghancurkannya
dan membangun kembali hanya untuk kepentingna bisnis, hal ini yang juga
digambarkan dalam film Ruma Maida. Sehingga untuk mencari bukti yang otentik
sangat susah, karena sudah tidak ada.
Kedua, jika ingin membuat film sejarah yang baik, dibutuhkan waktu
untuk persiapan yang panjang, tetapi hal tersebut tidak dimungkinkan, karena
pembuat film nya membiayai dengan dana yang terbatas, sehingga waktu
persiapannya dilakukan dengan sangat mepet dan hal ini menyebabkan kurangnya
waktu riset.
Ketiga, susahnya mencari lokasi yang masih sesuai untuk penggambaran
masa lalu. Seperti untuk film Ruma Maida ini saja kami harus mencari lokasi di
Semarang. Setelah mendapatkan lokasi, hal yang menjadi kendala adalah
mengurus perijinan. Untuk mengurus perijinan lokasi shooting sangat susah,
karena harus menutup tempat tersebut atau jalanan untuk sementara. Perijinan
tersebut tidak hanya kepada pemerintah, tetapi juga harus membayar uang
keamanan kepada preman-preman setempat.
Yang terakhir, dalam membuat film sejarah pasti dibutuhkan dana yang
besar untuk melakukan riset, dan membuat agar apa yang ditampilkan dapat
terlihat seotentik mungkin. Ketika dananya terbatas, yang harus dilakukan adalah
mengakali bagaimana supaya dengan dana yang terbatas, kita dapat menyajikan
look yang benar-benar seperti zaman dulu.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
109
Lampiran IV.
Hasil wawancara dengan Ve Verdinand,
penata kostum film Ruma Maida
Tanggal 14 Desember 2011 pukul 10.30
Wawancara ini dilakukan via telepon dan di follow up via SMS.
Tanya: Apakah bagian kostum juga melakukan riset dalam pembuatan film
Ruma Maida?
Jawab: Ya, sebenarnya kami bersama-sama dengan kru lainnya melakukan riset
ke museum-museum seperti Museum PETA di bogor, dan dari sana kami
mendapatkan sumber-sumber seperti patung dan foto yang dapat digunakan
sebagai acuan. Kami juga bertanya kepada ahli sejarah dan orang-orang yang
benar-benar tahu mengenai bahan dan warna pakaian zaman dulu. Riset juga
dilakukan dengan membeli buku-buku mengenai tokoh yang ingin digambarkan,
seperti Soekarno.
Tanya: Berapa lama Anda melakukan riset?
Jawab: Saya rasa hampir tiga bulan. Kami melakukan riset yang tidak main-main
karena film ini ada di dalalm sejarah dan kami tidak mau salah dalam
penggambarannya. Segala hal detail mengenai baju Soekarno di tiap tahunnya,
serta bentuk dasinya selalu kami perhatikan agar tidak salah. Begitu pula dengan
tanda pangkat, jika beli dibutuhkan dana yang besar karena mahal, akhirnya kami
mengakali dengan membordir sendiri tetapi disesuaikan dengan bentuk di dalam
foto yang kami punya.
Tanya: Untuk pakaian tentara Jepang, boleh tahu darimana Anda mendapatkan
Referensi?
Jawab: Pertama-tama saya cari menggunakan Internet, lalu saya juga mendapat
referensi dari film tentang zaman perjuangan yang dipinjamkan oleh gedung
Jendral Maida yang ada di Menteng kepada saya. Tetapi melihat melalui film
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
110
sulit, karena masih berwarna hitam putih. Saya juga menghubungi ahli sejarah
yang tahu mengenai kostum dan saya mendapatkan keterangan bahwa seragam
tentara Jepang pada waktu itu menggunakan warna kecoklatan, bukan hijau.
Karena warna hijau dipakai oleh tentara PETA.
Saya mencari bahan untuk pakaian tersebut di daerah Tanah Abang dan saya
menemukan bahan bernama Driel untuk bahan jas yang berwarna coklat, yang
sekarang banyak digunakan untuk baju kantoran, tetapi bahan tersebut sangat
cocok untuk dibuat menjadi baju, topi dan tanda pangkat tentara.
Sedangkan untuk sepatu, kami memesan sepatu kulit khusus yang kami pesan
di Bogor. Begitu juga ikat pinggang, terbuat juga dari kulit. Dan semua kostum
tersebut dibuat untuk 150 pemain tambahan.
Tanya: Dalam film ruma Maida terlihat bahwa antara sepatu dan celana panjang
tentara tersebut, dililit kain di daerah pergelangan kaki, apakah hal itu memiliki
makna khusus?
Jawab: Ya, saya tidak tahu dengan jelas, makna bagian tersebut apa, tetapi saya
pikir adalah kaus kaki. Saya berusaha meniru dan membuat sehingga tampak
nyata, sehingga saya mengakalinya dengan melilitkan kain sebesar 4 cm
mengikuti kaki dan dililitkan dengan kencang.
Tanya: Untuk penggambaran Issac Pahing kecil, mengapa digambarkan bahwa ia
memakai pakaian seperti pakaian militer?
Jawab: Dalam cerita dikisahkan bahwa Issac Pahing merupakan keturunan orang
asing yang bercita-cita ingin menjadi penerbang. Issac pahing digambarkan dalam
balutan pakaian angkatan udara, dan dikesankan rapi sehingga terlihat sebagai
anak berpendidikan atau anak bangsawan.
Tanya: Bagaimana dengan pakaian Bertha dan Hans Smutcher?
Jawab: Bertha digambarkan menggunakan baju terusan, hal ini menggambarkan
kalau ia adalah orang kalangan atas dan bukan orang asli Indonesia, karena orang
asli Indonesia biasanya menggunakan kebaya dan kain sarung.Sedangkan Hans
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
111
Smutcher digambarkan menggunakan Suspender untuk menggambarkan orang
Belanda zaman dulu.
Tanya: Berdasarkan hasil riset yang saya lakukan, seharusnya para pemimpin
Sumpah Pemuda menggunakan jas, tetapi hal ini tidak tergambarkan dalam film,
apakan Anda memiliki alasan tertentu?
Jawab: Ya, saya mengakui pada bagian ini saya seperti blank. Saya terlalu
banyak memfokuskan riset mengenai pakaian tentara Jepang, Soekarno, Hatta,
dan Jendral Maida. Hal ini juga berkaitan dengan waktu untuk riset yang tidak
sampai empat bulan dan sangat mepet, serta terbatasnya budjet untuk membuat jas
untuk pemain ekstras. Tetapi saya rasa pada bagian ini dapat dilihat bahwa adegan
tersebut cukup menggambarkan gerakan pemuda dan bagaimana semangat
pemuda saat itu.
Tanya: Menurut riset yang saya dapatkan, pada topi penerbang Indonesia yang
ada di dalam pesawat Dakota VT-CLA, terdapat titik tiga seperti kancing, tetapi
hal itu tidak terlihat dalam film Ruma Maida, apakah ada alasan khusus atau
sengaja dibedakan agar tidak terlalu sama dengan kostum AURI pada masa
terebut?
Jawab: Mungkin yang buatnya kurang perhatiin, karena saya sudah kasi
gambaran tentang topi penerbang itu. Itu topi kita buat dan jait. Karna lumayan
banyak, jadi mungkin faktor waktu juga berpengaruh.
Tanya: Menurut Anda, apa kesulitan dalam membuat film sejarah?
Jawab: Saya mendapat tekanan bahwa ini adegan sejarah, dan ini tidak boleh
salah. Risetnya harus benar-benar dan kalau bisa, semaksimal mungkin, apa yang
disuguhkan adalah kejadian yang benar-benar seperti aslinya. Harus melakukan
riset mulai dari bahan, sepatu, dan kondisi kostum. Maksudnya, seperti sepatu,
tidak mungkin terlihat baru, harus sedikit di rusakan sehingga terkesan tua. Tetapi
meski sudah dijaga agar tidak salah sedemikian rupa, masih saja ada kesalahan di
satu adegan peristiwa sumpah pemuda itu.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
PENGGAMBARAN SEJARAH DALAM FILM RUMA MAIDA
Nama : Angelia Stephanie
NIM : 08120210013
Fakultas : Seni dan Desain
Program Studi : Desain Komunikasi Visual
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Seni (S.Sn)
UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA
Gading Serpong
2012
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
PENGGAMBARAN SEJARAH DALAM FILM RUMA MAIDA
Nama : Angelia Stephanie
NIM : 08120210013
Fakultas : Seni dan Desain
Program Studi : Desain Komunikasi Visual
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Seni (S.Sn)
UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA
Gading Serpong
2012
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
Nama : Angelia Stephanie
NIM : 08120210013
Fakultas : Seni dan Desain
Program Studi : Desain Komunikasi Visual
Konsentrasi : Digital Cinematography
Judul : Penggambaran Sejarah dalam Film Ruma Maida
Serpong, 18 Januari 2012
Dosen Pembimbing,
Ina Listyani Riyanto. S. Pd. M.A.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
PENGESAHAN SKRIPSI
PENGGAMBARAN SEJARAH DALAM FILM RUMA MAIDA
Oleh
Nama : Angelia Stephanie
NIM : 08120210013
Fakultas : Seni dan Desain
Program Studi : Desain Komunikasi Visual
Serpong, 18 Januari 2012
Mengetahui dan Menyetujui,
Ina Listyani Riyanto. S. Pd. M.A.
Pembimbing
MS, Gumelar M.A. Desi Dwi K., S.Ds., M.Ds
Ketua Program Studi Desain Komunikasi Visual Dewan Penguji
Ketua Dewan Penguji
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah karya ilmiah saya
sendiri, bukan plagiat dari karya ilmiah yang ditulis oleh orang lain atau
lembaga lain, dan semua karya ilmiah orang lain atau lembaga lain yang
dirujuk dalam skripsi ini telah disebutkan sumber kutipannya serta
dicantumkan di Daftar Pustaka.
Serpong, 18 Januari 2012
Angelia Stephanie
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk para pembaca yang mencintai sejarah.
Selalu saya tekankan pada diri sendiri,
bahwa yang terpenting dalam menjalani sesuatu
adalah bagaimana kita membentuk sejarah dan berproses,
bukan hasilmya.
Karena, semakin lama semakin terlihat,
bahwa “hasil” bisa direkayasa dan dibeli,
sedangkan proses dan sejarah selalu jujur
menggambarkan siapa diri kita
serta “hasil” seperti apa yang dapat kita capai,
meskipun hasilnya tidak selalu membanggakan.
Belajar dari sejarah,
berusaha melakukan proses yang maksimal,
ditambah dengan doa,
selalu saya yakini sebagai kunci kesuksesan.
-Angelia Stephanie-
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
ABSTRAK
Salah satu penyebab keterputusan masyarakat modern dengan sejarah bangsanya
adalah karena kurang menariknya media informasi mengenai sejarah. Hadirnya
film Ruma Maida dapat menjadi acuan bahwa sejarah tidak selalu membosankan.
Perpaduan antara fiksi dan latarbelakang peristiwa sejarah yang dikemas dengan
baik dalam film Ruma Maida dapat mengajak penontonnya ikut mempelajari
sejarah.
Skripsi ini bertujuan untuk membahas perbandingan antara setting dan
peristiwa sejarah yang benar-benar terjadi dengan setting dan peristiwa sejarah
yang digambarkan dalam elemen-elemen film Ruma Maida. Elemen tersebut
dibatasi pada elemen musik, setting, properti, dan kostum. Pembahasan ini
diharapkan dapat menjadi masukan bagi para pembacanya untuk membuat film
berlatarbelakang sejarah dengan penggambaran yang semirip mungkin dengan
aslinya.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa penggambaran sejarah dalam
elemen Ruma Maida terlihat digarap dengan serius walaupun masih ada beberapa
hal yang terlihat kurang tepat. Hal ini sebagian besar dipengaruhi oleh
kesepakatan awal antara pembuat film Ruma Maida bahwa film tersebut bukan
merupakan dokumenter sejarah yang harus dibuat seotentik mungkin. Film Ruma
Maida hanya merupakan film berlatarbelakang sejarah yang diusahakan untuk
menampilkan tampilan yang semirip mungkin dengan aslinya.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
ABSTRACT
One cause of the discontinuity of modern society with history of his nation
is due to lack of interesting information media about history. The presence of
Ruma Maida movie can be a reference that history is not always boring. A nice
mixture about fiction and historical background in the movie can make the
audience also learn history.
This thesis aims to discuss the comparison between the setting and
historical events that actually happened with the setting and the historical events
portrayed in the film elements Ruma Maida. Those elements are limited to the
elements of music, setting, props, and costumes. The comparison is expected to be
a good input for the reader to make a movie with a depiction of the historical
background as closely as possible to the original.
The conclusion of this study is that the depiction of history in Ruma Maida
elements looks seriously dealt with, although there are still some things that not
look quite right. This is largely influenced by the initial agreement between the
movie maker of Ruma Maida that the movie is not a historical documentary that
must be made authentic. Ruma Maida is only contain a historical background that
be made to potrayed the historical event as close as possible to the original.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Kata Pengantar
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena hanya
oleh rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Penggambaran Sejarah dalam Film Ruma Maida”. Penulisan skripsi mengenai
sejarah, sangat sulit mengingat sedikitnya dokumen dan bukti-bukti yang masih
tersisa, namun kecintaan akan sejarah dan film, mengalahkan keterbatasan
tersebut. Dengan berbekal rasa keingintahuan yang tinggi akan sejarah Indonesia,
penulis yakin dapat menyelesaikan skripsi dengan topik ini.
Dalam menulis skripsi mengenai sejarah, penulis menemui banyak hambatan,
tetapi semua itu dapat diatasi berkat bantuan, dorongan dan semangat yang terus
diberikan sehingga penulis dapat melewati setiap hambatan tersebut dengan baik.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Ina Listyani Riyanto. S. Pd. M. A. selaku dosen pembimbing dalam
penulisan skripsi ini yang telah banyak membantu dan memberikan nasihat.
2. Orang tua yang telah membantu, khususnya dalam hal dana penelitian.
3. Oktavianus, teman pecinta sejarah yang telah banyak membantu penulis
dalam melakukan riset dan mengunjungi museum
4. Sineas yang tergabung dalam film Ruma Maida, dari kalangan artis
Hengky Solaiman, Verdi Solaiman, penulis Ayu Utami, sutradara Teddy
Soeriaatmadja, penata artistik Indra Tommoron, penata kostum Ve Verdinand.
Terimakasih atas kesediaan waktu yang telah diberikan untuk wawancara dan
diskusi yang sangat berharga dan membantu.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
5. Teman-teman di Yogyakarta yang telah membantu menyumbangkan foto-
foto mengenai Monumen Ngoto dan Museum Dirgantara Mandala yang terdapat
di Yogyakarta,
6. Elina A. S. yang telah membantu menerjemahkan lagu keroncong yang ada
di dalam film menjadi barisan not balok beserta chordnya dan S.Saraswathi yang
telah meminjamkan DVD film Ruma Maida.
7. Teman-teman yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membantu
pembuatan skripsi ini dari awal hingga akhirnya. Roy Thaniago, Yunia Anggun
Kumaladewi, Irene Fagia, Amelia Stephanie, Edward Sando, Agnes Natalia,
Leonardus J. M.
8. Semua pihak yang telah ikut campur membantu pengerjaan skripsi ini
sehingga dapat selesai tepat waktu.
Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan informasi baru dan menambah
wawasan pembaca mengenai sejarah.
Serpong, 18 Januari 2012
Angelia Stephanie
“Penggambaran Sejarah dalam Film Ruma Maida”
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
DAFTAR ISI
Halaman Sampul Depan…………………………………………………………….
Halaman Judul………………………………………………………………………
Lembar Persetujuan Dosen Pembimbing…………………………………………..
Lembar Pengesahan………………………………………………………………..
Lembar Pernyataan Orisinalitas…………………………………………………….
Lembar Motto dan Persembahan…………………………………………………..
Kata Pengantar……………………………………………………………………..
Daftar Isi……………………………………………………………………………
Daftar Gambar……………………………………………………………………..
Daftar Lampiran……………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang…….………………………………………….…...…1
B.Rumusan Masalah………………………………………………..….3
C.Batasan Masalah………………………………………………….…3
D.Tujuan………………………………………………………………...3
E.Manfaat………………………………………………………………4
BAB II TELAAH LITERATUR
A.Membuat Film Berlatarbelakang Sejarah……………………….…..5
B.Peristiwa Sejarah
1.Sumpah Pemuda…………………………………………...….8
2.Masuknya Jepang ke Indonesia…………………..………….13
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
3.Agresi Militer Belanda I……………………………………....18
C. KOSTUM………………….………………………………………….27
D. ARSITEKTUR
1.Neo Klasik………..……………………………………………28
2.Indische Bouwstijl….……………………………………….....32
3.A.I.A Bureau………………………..…………………………35
4.Rumah Tempat Tinggal Masyarakat Indonesia…………….38
E.PROPERTI: Gramofon……………..……………………………..….41
F.MUSIK…………..…………………………………………………….43
BAB III METODE PENELITIAN
A.Gambaran Umum Objek Penelitian…………………………………46
B.Langkah Penelitian…………………………………………………...47
C.Metode Penelitian……………………………………………….……48
D.Fokus Penelitian…………………………………................................49
E.Teknik Pengumpulan Data……………………………………….......49
F.Teknik Analisis Data…………………………………………………50
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A.Ruma Maida sebagai film berlatar belakang sejarah..………….…..51
B.Penggambaran Sejarah dalam Film Ruma Maida
1 Sumpah Pemuda………………………………………………53
2.Masuknya Jepang ke Indonesia………….….............................59
3.29 Juli 1947…………………….……………………………....68
4.Arsitektur………..……………………………………………...73
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
5.Rumah Tempat Tinggal Masyarakat Indonesia…………..…74
6.Musik Keroncong…………………...………………………….79
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan…...…………………………………………………………..82
B.Saran……...…...…………………………………………………….…83
LAMPIRAN-LAMPIRAN…………...………………………………………..…84
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………............................97
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diorama Pemimpin Rapat Kongres Pemuda ke-II………………….11
Gambar 2.2 Diorama Pemimpin Rapat Kongres Pemuda dan W.R. Soepratman.11
Gambar 2.3 Diorama Kongres Pemuda ke-II……………………………….……12
Gambar 2.4 Diorama Kongres Pemuda ke-II (2)……………………………...…12
Gambar 2.5 Foto peserta Kongres Pemuda Indonesia ke-II……………………..13
Gambar 2.6 Mercedes Benz G-5…………………………………………………15
Gambar 2.7 Patung Jan Pieter Zoon Coen…………………………………….…16
Gambar 2.8 Patung J.P Coen dan sekitarnya…………………………………....17
Gambar 2.9 Badan Pesawat Dakota VT-CLA yang tersisa…………………..….21
Gambar 2.10 Pesawat Dakota VT-CLA dari sisi kanan depan………………….22
Gambar 2.11 Pesawat Dakota VT-CLA dari sisi kiri depan…………………….22
Gambar 2.12 Pesawat Dakota VT-CLA dari sisi kiri depan (2)…………………23
Gambar 2.13 Pesawat DakotaVT-CLA dan patung penerbang………………….23
Gambar 2.14 Bagian dalam pesawat Dakota VT-CLA…………………………..24
Gambar 2.15 Pesawat Kitty Hawk Belanda……………………………...............24
Gambar 2.16 Pesawat P-40 Kitty Hawk………………………………………....25
Gambar 2.17 Prasasti Penerbang Indonesia……………………………………...25
Gambar 2.18 Foto Penerbang Indonesia…………………………………………26
Gambar 2.19 Patung Penerbang disebelah pesawat Dakota VT-CLA…………..26
Gambar 2.20 Model tiang Doric, Ionic, Corinthian……………………………..28
Gambar 2.21 Model tiang bergaya Romawi…………………………………….29
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Gambar 2.22 Museum Nasional Republik Indonesia…………………………...31
Gambar 2.23 Museum Fattahillah………………………………………….……31
Gambar 2.24 Istana gubernur Jendral di Batavia…………………………….....32
Gambar 2.25 Kantor Imigrasi…………………………………………………....34
Gambar 2.26 Kantor Imigrasi (2)………………………………………………...34
Gambar 2.27 Frans Johan Lowrens Ghijsels…………………………………..…35
Gambar 2. 28 Gedung Internatio,Surabaya……………………………..……….37
Gambar 2.29 Kantor “Nilmij” Yogyakarta……………………………….……...37
Gambar 2.30 Kamar dengan perabot rumahtangga gaya…………………...……39
Gambar 2.31 Contoh piring hias/porselen……………………………………….39
Gambar 2.32 Contoh tempat tidur kayu berukir…………………………………40
Gambar 2.33 Bentuk dasar Gramofon…………………………………………...41
Gambar 2.34 Gramofon dengan corong seperti Horn……………………………42
Gambar 2.35 Gramofon dengan corong seperti Horn (2)……………………..…42
Gambar 4.1 Peristiwa Sumpah Pemuda dalam film Ruma Maida………………54
Gambar 4.2 W.R Supratman sedang memainkan lagu Indonesia Raya…………54
Gambar 4.3 Bertha dan Issac Pahing memasuki Gedung Sumpah Pemuda (1)…56
Gambar 4.3 Bertha dan Issac Pahing memasuki Gedung Sumpah Pemuda (1)….56
Gambar 4.5 Bertha dan Issac Pahing di dalam Gedung Sumpah Pemuda……….56
Gambar 4.6 Tentara Jepang mengendarai sepedaOnthel………………………...59
Gambar 4.7 Tentara Jepang menggunakan mobil Jeep dan berlari-lari kecil……60
Gambar 4.8 Penawanan masyarakat Eropa………………………………………60
Gambar 4.9 Penawanan masyarakat Eropa (2)…………………………………..60
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Gambar 4.10 properti patung J.P Coen sebelum shooting……………………….63
Gambar 4.11 Persiapan lokasi shooting adegan perubuhan patung……………..63
Gambar 4.12 Penggambaran adegan perobohan patung dalam film…………….63
Gambar 4.13 Persiapan shooting di sebuah jalan raya di Semarang…………….65
Gambar 4.14 Tentara Jepang yang berkostum dengan sepeda Onthel…………..66
Gambar 4.15 Salah seorang ekstras sedang menggunakan kostum tentara……..66
Gambar 4.16 Hasil pelilitan kain pada kaki tentara………………...……………67
Gambar 4.17 Proses pelilitan kain pada kaki tentara…………………………….67
Gambar 4.18 Para penerbang yang sedang mengemudikan pesawat……………69
Gambar 4.19 Issac Pahing dan penumpang pesawat Dakota…………………….69
Gambar 4.20 Penggambaran tokoh Adi Sutjipto di dalam pesawat……………..69
Gambar 4.21 Penggambaran isi pesawat Dakota VT-CLA……………………...69
Gambar 4.22 Pesawat dakota yang sedang mengudara (1)………………………70
Gambar 4.23 Pesawat dakota yang sedang mengudara (2)………………………70
Gambar 4.24 Pesawat P-40 Kittyhawk Belanda…………………………………70
Gambar 4.25 penggambaran pengejaran pesawat dakota dengan kittyhawk……70
Gambar 4.26 Pesawat dakota dilihat dari bagian atas…………………………....71
Gambar 4.27 Arsitektur yang menonjol dalam film Ruma Maida………………73
Gambar 4.28 Bertha dan Issac Pahing ke Rumah Nanny Kudus………………...74
Gambar 4.29 Bagian dalam Rumah Nany Kudus………………………………..74
Gambar 4.30 Issac Pahing masuk dalam rumah Nanny Kudus……………….....74
Gambar 4.31 Gambar keramik yang ditemukan dalam Ruma Maida (1)………..75
Gambar 4.32 Gambar keramik yang ditemukan dalam Ruma Maida (2)………..75
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Gambar 4.33 Gambar keramik yang ditemukan dalam Ruma Maida (3)………..75
Gambar 4.34 Soekarno dan Issac Pahing di dalam salah satu ruangan………….75
Gambar 4.35 Kolonel Maruyama di kamar tidur………………………………...76
Gambar 4.36 Salah satu ruangan dalam rumah Issac Pahing……………………76
Gambar 4.37 Issac Pahing dengan anggota keroncongnya………………………76
Gambar 4.38 Penggambaran salah satu ruangan rumah Issac Pahing…………...76
Gambar 4.39 Salah satu adegan di dalam kamar tidur…………………………...77
Gambar 4.40 Penggambaran rumah Nanny Kudus………………………………77
Gambar 4.41 Partitur Lagu Keroncong Pulau Tenggara versi dalam film………80
Gambar4. 42 Partitur Lagu Keroncong Pulau Tenggara versi asli…………………
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I.
Hasil wawancara dengan Ayu Utami, penulis naskah Ruma Maida…………….84
Lampiran II.
Hasil wawancara dengan Teddy Soeriaatmadja, sutradara dan produser film Ruma
Maida……………………………………………………………………………..88
Lampiran III.
Hasil wawancara dengan Indra Tammoron, penata artistik film Ruma Maida….90
Lampiran IV.
Hasil wawancara dengan Ve Verdinand, penata kostum film Ruma Maida…….94
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Enam puluh enam tahun Indonesia sudah merdeka, tetapi rasa persatuan di antara
bangsa Indonesia belum juga muncul. Banyak pihak-pihak yang memaksakan
pandangan kelompok tertentu sebagai kebenaran umum yang harus diterima
masyarakat secara luas. Banyak juga pihak yang menganggap perbedaan itu
sebagai sesuatu yang harus dilenyapkan atau diseragamkan. Hal ini menyebabkan
ada kelompok-kelompok agama dan suku minoritas menjadi terpinggirkan dan
terancam kesejahteraannya di Indonesia.
Pengelompokan suku, agama, dan Ras yang terjadi, bertentangan dengan
peristiwa Sumpah Pemuda yang terjadi tahun 1928. Pada saat itu, para pemuda
Indonesia mencapai satu kesimpulan bahwa Indonesia adalah satu. Meskipun
Indonesia terdiri dari beragam suku dan agama, tetapi dipersatukan oleh tanah air,
bangsa, dan bahasa yang satu, yaitu Indonesia.
Keterputusan antara masyarakat modern pasca kemerdekaan dengan sejarah
bangsanya menjadi salah satu penyebab utama krisis persatuan di Indonesia. Jika
dirunut lebih jauh, hal itu bisa disebabkan karena kurang menariknya media
informasi mengenai sejarah. Sejarah biasanya hanya ditemukan pada buku-buku
pelajaran sekolah, buku-buku usang yang sudah tidak diterbitkan lagi, dan hanya
sedikit buku terbitan baru yang membahas sejarah. Sejarah dalam bentuk film
juga biasanya berbentuk film dokumenter yang membosankan. Hal ini
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
membentuk budaya yang jauh dari sejarah dan tidak mencintai sejarah. Akhirnya
sejarah hanya dipahami sebagai salah satu mata pelajaran yang wajib dihapal agar
mendapat nilai bagus saat sekolah, tetapi tidak dimaknai lebih dari itu.
Hadirnya Film Ruma Maida dapat menjadi acuan, bahwa sejarah tidak selalu
membosankan. Ruma Maida merupakan salah satu film fiksi yang
dilatarbelakangi dengan kejadian dan setting sejarah bangsa Indonesia pada tahun
1928-1947 dan peristiwa kerusuhan Mei 1998. Media film yang dikemas dengan
baik sebenarnya dapat menjadi suatu cara yang ampuh untuk memperkenalkan
sejarah kepada masyarakat Indonesia. Melalui film berlatarbelakang sejarah
semacam ini, memungkinkan sejarah menjadi suatu hal yang tak lagi sekedar
hapalan, tetapi mulai dicintai.
Keunggulan film ini selain dari segi cerita, yang menyatukan dua alur waktu,
terlihat jelas juga pada settingnya. Setting sejarah yang tergambar dalam film
Ruma Maida terlihat digarap dengan serius dan dapat membuat kita seperti
kembali ke masa lalu dan seakan-akan menyaksikan secara langsung peristiwa
sejarah yang melatarbelakangi film tersebut, walaupun film tersebut dicampur
juga dengan unsur fiksi.
Penggambaran sejarah dalam film Ruma Maida menjadi penting untuk
dibahas agar pembaca dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan dalam film
tersebut dan dapat memperbaikinya ketika akan membuat film bertema sejarah.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
B.Rumusan Masalah
Masalah dari penelitian ini, sesuai dengan hakikat masalah diatas, akan
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan yaitu,
Bagimana peristiwa sejarah digambarkan dalam film Ruma Maida?
Bagaimana setting sejarah direfleksikan dalam elemen-elemen Ruma
Maida?
C.Batasan Masalah
Ruang lingkup pembahasan film Ruma Maida dititikberatkan pada sejarah dalam
kurun waktu 1928-1947 yang terdapat dalam film. Peristiwa sejarah digambarkan
dalam film Ruma Maida artinya peristiwa sejarah yang divisualisasikan dalam
film, yang memberikan keterangan mengenai waktu, peristiwa,situasi untuk
melengkapi cerita dalam film.
Direfleksikan dalam hal ini artinya digambarkan ulang atau divisualisasikan
kembali. Setting sejarah direfleksikan dalam elemen-elemen Ruma Maida dibatasi
pada elemen musik, properti dan setting serta kostum.
D.Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan dengan merujuk pada
rumusan masalah dan batasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya adalah:
Memaparkan peristiwa sejarah yang melatarbelakangi film Ruma Maida
serta membahas penggambarannya dalam film.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Memaparkan setting sejarah serta membahas refleksi setting sejarah
tersebut dalam elemen-elemen film Ruma Maida.
E.Manfaat Penelitian
Pembahasan film Ruma Maida diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
pembaca untuk menambah wawasan mengenai sejarah dan penggambaran sejarah
tersebut dalam sebuah media seperti film. Untuk para film maker khususnya
dalam bidang cinematography, diharapkan pembahasan ini dapat digunakan
sebagai bahan acuan dan dasar inspirasi untuk membuat lebih banyak lagi film-
film berlatarbelakang sejarah yang lebih baik.
Untuk peneliti secara pribadi, pembahasan film Ruma Maida bermanfaat
untuk menggali lebih jauh tentang sejarah Indonesia dan penggambaran sejarah
tersebut dalam sebuah film. Secara umum, diharapkan pembahasan mengenai film
Ruma Maida dapat menjadi suatu sumbangan kecil yang membantu
menumbuhkan rasa cinta terhadap perfilman dan sejarah negeri Indonesia, dan
dapat menajamkan rasa nasionalisme yang mulai memudar diantara Bangsa
Indonesia.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
BAB II
TELAAH LITERATUR
A.Membuat Film Berlatarbelakang Sejarah
Sikap memelihara ingatan akan sejarah merupakan salah satu modal dasar
peradaban besar. Kekuatan kebudayaan yang terdapat dalam ingatan akan sejarah
dalam berbagai media, sesungguhnya merupakan kekuatan inti negara dan bangsa
yang dibangun. (Dahlan, 2011)
Sejarah tak cukup lagi dituliskan dengan kata. Di zaman yang rodanyamelesat menginjak penanda-penanda penting dalam sejarah peradaban, katamembutuhkan referensi digital. Kata dan gambar berjalinan menjalankan peranmulia: sebagai saksi. (Hartingsih,2010, halaman 15)
Rekonstruksi sejarah melalui film ada tiga macam. Pertama, mengambil
kurun waktu tertentu dan membangun drama dari kurun waktu tersebut. Kedua,
menggambarkan kurun waktu yang berkesinambungan untuk membangun benang
merah yang menciptakan tokoh. Ketiga, menggunakan sudut pandang orang lain
dalam melihat sejarah.
Dalam membuat sebuah film sejarah, penyeleksian fakta sejarah yang
dilakukan sangat persepsional berdasarkan sutradara dan penulis karena memang
tidak pernah ada metodologi khusus untuk menyeleksinya.(Sasono, 2005)
Film yang berlatar belakang sejarah telah muncul sejak dulu. Pola yang
menonjol dari film berlatarbelakang sejarah adalah mereka menampilkan masa
kolonial, biasanya dengan referensi perlawanan terhadap penjajahan Belanda dan
Jepang. (Marselli, 1991)
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Akurasi menjadi syarat penting bagi pembuatan film berlatar belakangsejarah. Selain ketepatan dalam penokohan dan alur cerita, gaya berbahasa yangdigunakan pun harus sesuai dengan gaya yang banyak digunakan masyarakatpada rentang waktu peristiwa yang melatari film tersebut.( HEI, 2010, halaman 7 )
Film berbau sejarah pada awalnya merupakan komoditi domestik yang dirasa
memiliki kemungkinan kecil untuk diekspor ke pasar internasional. Hal ini
dikarenakan para pembuat film tidak dapat mendekatkan isi cerita dengan
kehidupan masa kini, sehingga kurang menarik bagi Orang Barat yang telah
terlatih untuk menonton.
Sekarang Indonesia tidak sedang memerangi penjajah mana pun, danmasalah nasionalnya dewasa ini, antara lain adalah keadilan sosial, tantanganpendidikan, pesatnya jumlah penduduk. Tapi tak seorang pahlawan pun yangtelah menyentuh masalah-masalah tersebut dalam konteks masyarakat Indonesiamodern.
Diakui bahwa kedudukan film dalam kebudayaan di mana pun adalahtidaklah semata-mata obyek tontonan estetik. Dalam catatan sekilas ini, filmbahkan bukan target akhir dari penelaahan, tapi suatu pembicaraan yang lebihluas mengenai masalah representasi: Proses sosial dalam membentuk karakter,penciptaan tokoh, dan sebagainya. (Marselli, 1991, halaman 6)
Untuk memproduksi film berlatarbelakang sejarah yang baik, teknologi dan
riset diperlukan untuk membentuk cerita dalam film. Bukan hanya riset
dokumentasi mengenai peristiwa yang akan dituangkan di dalam film, tetapi juga
melakukan wawancara dengan para ahli sejarah, sehingga ketika sebuah film
sejarah ditayangkan, film tersebut dapat menyajikan properti secara detail dan
memvisualisasikan sejarah secara utuh.
Ada beberapa film berlatar belakang sejarah yang pada proses produksinya
terhenti , penyebab utamanya adalah macetnya dana. Membuat film
berlatarbelakang sejarah tidak gampang. Karena waktu persiapan yang panjang,
dana prosuksi bisa membengkak, dan pada saat itu penggunaan ongkos produksi
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
tidak diawasi dengan ketat lagi, sehingga bisa menyebabkan produksi berhenti di
tengah jalan. (Soedirman, 2002)
Dua hal yang bisa menghambat sejarah adalah sudut pandang yang digunakan
dan kebenaran atau akurasi data yang dimiliki. Jangan sampai beropini dalam film
sejarah. (BB Ary, 1993). Tetapi meskipun telah melewati riset yang cukup, tetap
saja sebuah film sejarah bersifat subyektif . (Harmandini, 2002) dan terkadang
dampak dari apa yang difilmkan, lebih besar daripada kejadian sejarahnya sendiri.
Dengan kata lain, media film dapat mengguncang sejarah dengan menyusun
kembali sejarah lewat sudut pandang yang berbeda. (Seno Gumira, 1993)
Untuk membuat film berlatarbelakang sejarah, biasanya dibutuhkan pemain
yang banyak, butuh properti khusus yang mahal dan biasanya tidak bisa dilakukan
di dalam studio karena harus menggambarkan setting-setting bangunan pada masa
itu. Budget yang dibutuhkan bisa jadi sangat membengkak, tetapi ada beberapa
cara yang dapat mengurangi biaya produksi, tentu yang terpenting adalah
menajemen produksi yang baik misalnya dengan membayar rendah para pemain,
kemudian menjalin kerja sama dengan pihak-pihak tertentu. Misalnya ketika ingin
membuat film tentang perang di masa lalu, kita dapat bekerja sama dengan militer
yang dapat meminjamkan, pesawat, senapan, dan landasan pacu. (Siahaan,2002)
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
B.Peristiwa Sejarah
1.Sumpah Pemuda
Pertemuan mahasiswa dari berbagai pelosok negeri untuk menempuh pendidikan
lanjut di Pulau Jawa membuat terbentuknya banyak organisasi yang bersifat
kedaerahan di Pulau Jawa, seperti Jong Java, Jong sumatranen Bond, Jong
Islamieten Bond, Jong Celebes, Jong Minahasa, Sekar Roekoen, dan Jong Bataks
Bond. Sebagian besar anggota organisasi merupakan masyarakat dengan status
sosial tinggi yang telah mengenyam pendidikan Belanda dan mereka memiliki
keterbukaan norma.
Pertengahan tahun 1920, diantara organisasi tersebut mulai didiskusikan
tentang adanya kemungkinan untuk bergabung dalam rangka kepentingan
persatuan Indonesia. Visi ini mulai terwujud dengan diadakannya Kongres
Pemuda I pada bulan April-Mei tahun 1926 di . Pada saat itu terbentuklah
Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia yang merupakan wadah nasionalis yang
tidak bersifat kedaerahan. PPKI ini memprakarsai penyelenggaraan Kongres
Pemuda II yang berlangsung pada tanggal 27-28 Oktober 1928. Kongres Pemuda
II berlangsung selama dua hari, dibagi dalam tiga kali rapat dan dilaksanakan
dalam tiga gedung yang berbeda. (Foulcher,2001)
Rapat Pertama, pada hari Sabtu, 27 Oktober 1928, pukul 07.30-11.30
dilaksanakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond, di Waterloophlein Noord
( kini Jalan Lapangan banteng Utara). Soegondo Djojopoespito yang bertugas
sebagai ketua Kongres membuka rapat, kemudian dilanjutkan dengan uraian
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Mohhamad Yamin mengenai persatuan dan kebangsaan Indonesia serta
hubungannya dengan pemuda.
Rapat Kedua, pada hari Minggu 28 Oktober, 1928 pukul 08.00-12.00 di Oost
Java Bioscoop di Koningsplein Noord (kini Jalan Merdeka Utara). Rapat kali ini
membahas mengenasi masalah pendidikan kebangsaan.
Rapat Ketiga atau Rapat Penutup, diadakan pada hari Minggu 28 Oktober
1928 pukul 17.30-19.30 di Gedung Indonesische Clubgebouw Jalan Kramat Raya
no. 106. Rapat membahas mengenai masalah pergerakan pandu. Pada saat iti,
diperdengarkan lagu Indonesia Raya sebagai selingan oleh Wage Rudolf
Soepratman melalui gesekan biolanya. Dibentangkan pula bendera merah putih
saat itu. (Rachman, 2008)
Menurut keterangan yang terdapat pada Museum Sumpah Pemuda, rapat
tersebut dihadiri oleh sekitar 750 orang, yang merupakan perwakilan dari
organisasi PPPI, Jong Java, Jong Islamieten Bond, Jong Sumatranen Bond, Jong
Bataks Bond, Jong Celebes, Jong Ambon, Pemuda Indonesia, Pemuda Betawi,
serta dihadiri pula oleh pihak kaum dewasa, anggota dewan rakyat, dan pers.
Rapat ditutup dengan membacakan rumusan hasil kongres yang berjudul “
Poetoesan Congres Pemoeda-Pemoeda Indonesia”.
POETOESAN CONGRESPEMOEDA-PEMOEDA INDONESIA
Kerapatan pemoeda-pemoeda Indonesia diadakan olehperkoempoelan-perkoempoelan pemoeda Indonesia jang berdasarkankebangsaan dengan namanja Jong Java, Jong Soematera (PemoedaSoematera), Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen, Jong Islamieten Bond, JongBataks Bond, Jong Celebes, Pemoeda Kaoem Betawi dan PerhimpoenanPeladjar Indonesia.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Memboeka rapat pada tanggal 27 dan 28 Oktober tahoen 1928dinegeri Djakarta
Sesoedahnja mendengar pidato-pidato dan pembitjaraan jangdiadakan di dalam kerapatan tadiSesoedah menimbang segala isi-isi pidato-pidato dan pembitjaraan iniKerapatan laloe mengambil kepoetoesan :Pertama :KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE
BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH INDONESIA.Kedoea :KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE
BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA.Ketiga :KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA,
MENDJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASAINDONESIA.
Setelah mendengar poetoesan ini, kerapatan mengeloearkan kejakinan azas iniwadjib dipakai oleh segala perkoempoelan kebangsaan Indonesia.Mengeloearkan kejakinan persatoean Indonesia diperkoeat denganmemperhatikan dasar persatoeannja :KemaoeanSedjarahBahasaHoekoem adatPendidikan dan KepandoeanDan mengeloearkan pengharapan, soepaja poetoesan ini disiarkan dalam segalasoerat kabar dan dibatjakan di moeka rapat perkoempoelan-perkoempoelan kita.(Keterangan yang terdapat pada sebuah prasasti di Museum Sumpah Pemuda)
Putusan Kongres inilah yang hingga sekarang kita kenal dengan Sumpah
Pemuda.
Berikut ini adalah beberapa foto dan patung yang terdapat di Museum
Sumpah Pemuda, yang dapat menerangkan mengenai peristiwa tersebut.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Gambar 2.1 Diorama Pemimpin Rapat Kongres Pemuda ke-IISumber: Museum Sumpah Pemuda
Gambar 2.2 Diorama Pemimpin Rapat Kongres Pemuda dan W.R. SoepratmanSumber: Museum Sumpah Pemuda
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Gambar 2.3 Diorama Kongres Pemuda ke-IISumber: Museum Sumpah Pemuda
Gambar 2.4 Diorama Kongres Pemuda ke-II (2)Sumber: Museum Sumpah Pemuda
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Gambar 2.5 Foto peserta Kongres Pemuda Indonesia ke-IISumber: Museum Sumpah Pemuda
2.Masuknya Jepang ke Indonesia
Menurut Ricklefs, seorang professor sejarah dari Universitas Singapore yang
meneliti mengenai sejarah Indonesia, pada tahun 1930-an, dalam bukunya Sejarah
Indonesia Modern yang diterbitkan tahun 2008, Jepang merupakan salah satu
negara Asia yang maju dan memiliki ambisi untuk menandingi negara Barat.
Namun Jepang memiliki kendala, yaitu Sumber daya Alam mereka, terutama
minyak bumi yang sangat vital untuk kemajuan industri dirasakan sangat kurang.
Kemudian lahan pertanian di negeri Jepang juga tidak mencukupi kebutuhan
pangan masyarakatnya, maka mereka menghadapi tekanan ekonomi. Pada saat itu,
Jepang mulai melihat Sumber daya alam yang melimpah di daerah Asia Tenggara,
terutama minyak bumi yang ada di Hindia Belanda, dalam hal ini Sumatera,
Kalimantan, dan Jawa. Karenanya, terjadilah Perang Asia Timur Raya.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Perang yang dilakukan Jepang berdalih untuk membebaskan bangsa Asia dari
penjajahan negara Barat. Dengan motto yang mengatakan bahwa Jepang
merupakan sodara tua Asia dan juga dengan munculnya gerakan 3 A yang
menyebutkan bahwa Jepang pemimpin, pelindung, dan cahaya Asia, Jepang
banyak mendapat bantuan dari rakyat Indonesia.
Jepang menyadari bahwa merebut negara jajahan negara Barat merupakan hal
yang tidak mudah. Oleh karena itu, Jepang memperkuat angkatan lautnya, dan
menyusun strategi perang yang baik. Strategi itu dimulai dengan menghancurkan
pangkalan angkatan laut AS di Pearl Harbour, Hawaii pada tanggal 7 Desember
1941. Kemudian menunggu waktu yang pas, disaat negeri-negeri induk seperti
Inggris, Perancis, dan Belanda juga menghadapi peperangan dengan Jerman di
Eropa. (Dadot, 2009)
Jepang mulai menyerbu Pulau Jawa, dimulai dari Laut Jawa pada tanggal 27
Februari 1942. Mereka berhasil menenggelamkan kapal-kapal Belanda tanpa ada
satu kapal Jepang yang tenggelam. Jepang berhasil mendarat di Pulau Jawa pada
tanggal 1 Maret 1942. Kemudian pada tanggal 8 Maret 1942, Belanda menyerah
tanpa syarat pada Jepang di Kalidjati. (Setyohadi, 2003)
Buku John Tolland The Rising Sun - The Decline and Fall of the Japanese
Empire menceritakan serdadu Jepang bergerak di sepanjang jalan raya dengan
menggunakan sepeda, mobil dan truk Inggris yang telah ditinggalkan. Para
serdadu tersebut tidak mengenal rintangan. Jika bertemu dengan sungai, mereka
menenteng sepedanya, jika ada ban sepeda yang meletus karena panas, sepeda
tersebut tetap dikayuh meski hanya dengan pelek (velg) sehingga menimbulkan
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
bunyi berisik yang mirip dengan bunyi tank. Oleh karena bunyi gesekan itulah,
tentara Inggris dan terutama prajurit India lari ketakutan.(Anwar, 2002)
Kendaraan lain yang digunakan untuk perang adalah mobil jip. Kendaraan
ini pada awalnya khusus dibuat untuk keperluan perang.
Gambar 2.6 Mercedes Benz G-5Sumber: Kompas 23 Juli 3002, kolom 2-3.
Mercedes Benz G-5 yang dikeluarkan pada tahun 1937 sudah mulai
digerakkan dengan 4 roda. Persyaratan kendaraan militer yang dibuat Amerika
pada sekitar tahun 1939 adalah kendaraan tersebut harus memiliki daya muat
273,15 kilogram, kaca depan dapat dilipat, jarak antara roda depan dan belakang
tidak melebihi 1,9 meter dan berat kotor sekitar 544,31 kilogram. (JL, 2002)
Dengan menyerahnya Belanda, seluruh penduduk Belanda tanpa terkecuali
dimasukkan dalam kamp tawanan perang. Saat itu, orang Belanda dan campuran
Indo-Belanda merupakan target penguasaan Jepang. Hanya ada segelintir tentara
Belanda yang mampu bertahan di daerah terpencil. Rakyat Indonesia sama sekali
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
tidak memberi bantuan kepada mereka. Malahan banyak Rakyat Indonesia yang
menyerang serdadu dan warga sipil Belanda sehingga mereka terpaksa
menyerahkan diri. Jepang ingin menawan semua orang Eropa, kecuali orang-
orang yang berasal dari negara sekutunya, terutama Jerman. Pada saat itu di Pulau
Jawa muncul serangan-serangan terhadap orang Eropa dan perampokan terhadap
rumah dan harta benda mereka yang dilakukan oleh Orang Indonesia. Orang
Eropa, para pedagang Cina, dan orang Jawa Kristen merupakan sasaran utama
kekerasan dan pembunuhan. (Rickfles, 2008)
Pada masa pendudukan Jepang, pada tahun 1943, patung Jan Pieter Zoon
Coen yang sudah berdiri selama 74 tahun dihancurkan. Patung Jan Pieter Zoon
Coen tersebut berdiri angkuh sambil jari telunjuknya menunjuk (mengikuti gaya
Napoleon Bonaparte) dengan mottonya yang terkenal Dispereet Niet yang artinya
“Pantang berputus asa”. (Forum detik.com, 2009)
Gambar 2.7 Patung Jan Pieter Zoon CoenSumber: Batavia in Nineteenth Century Photographs, halaman 194
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Gambar 2.8 Patung J.P Coen dan sekitarnya.Sumber: Batavia in Nineteenth Century Photographs, halaman 193
Patung Coen didirikan di Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng) ,
sebagai penghargaan kepada Jan Pieterzoon Coen yang merupakan gubernur
jenrdral di Batavia pata tahun 1619-23 dan 1627-1629.
Batu pertama diletakkan pada tahun 1869 oleh Gubernur Jenderal Pieter
Mijer (gubernur Jenderal tahun 1866-1872), bertepatan dengan ulang tahun
Batavia ke 250. Tetapi patung tersebut baru selesai pada tanggal 4 September
1876. (Merrillees, 2000)
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
3.Agresi Militer Belanda I
Perundingan Linggarjati merupakan salah satu perundingan yang dilakukan untuk
meredakan konflik antara Indonesia yang baru saja merdeka dan Belanda yang
masih berat meninggalkan kolonialismenya di bekas negeri jajahannya dengan
ditengahi oleh duta istimewa Inggris yang menjadi penengah diantara dua kubu
tersebut. Perundingan Linggarjati disetujui pada tanggal 15 November 1946. Hasil
perundingan tersebut berisi:
Belanda mengakui secara de facto wilayah kekuasaan Indonesia yang
meliputi daerah Jawa, Sumatera, dan Madura.
Belanda harus meninggalkan wilayah Indonesia paling lambat tanggal 1
Januari 1949.
Republik Indonesia dan Belanda sepakat membentuk Republik Indonesia
Serikat.
Republik Indonesia dalam bentuk RIS harus bergabung dalam
Commonwealth/ Uni Indonesia Belandadengan Ratu Belanda sebagai
ketuanya.
Persetujuan perdamaian ini hanya berlangsung sementara. Kedua belah pilah
saling tidak mempercayai dan ada perbedaan penafsiran antara Belanda dan
Republik Indonesia terhadap isi perjanjian Linggarjati tersebut. (Setyohadi, 2003)
Pihak Belanda menggunakan perundingan Linggarjati sebagai alat untuk
mendatangkan lebih banyak lagi tentara ke Indonesia. Belanda mengajukan
tuntutan agar membentuk pemerintahan federal sampai terbentuknya Republik
Indonesia Serikat. Hal itu berarti meniadakan Republik Indonesia. Belanda juga
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
menuntut pembentukan pasukan gendemeri (pasukan keamanan) yang akan
masuk ke wilayah Indonesia.
Tuntutan tersebut ditentang oleh Republik Indonesia, karena sama saja dengan
membahayakan negaranya sendiri. Penolakan tersebut membuat Belanda
melancarkan serangan militer yang mereka sebut dengan “aksi polisional” dan
yang lebih dikenal dengan nama Agresi Militer I mulai tanggal 21 Juli 1947.
(Jenny, 2008)
Untuk membiayai pemeliharaan pasukan yang dalam jumlah besar, Belanda
memerlukan komoditas dari Jawa (khususnya gula) dan Sumatera (khususnya
minyak dan karet). Karenanya, agresi militer tersebut menyasar kota-kota besar
seperti Pulau Jawa dan sumatera sebagai target utama mereka. (Rickfles, 2008)
Pada tanggal 29 Juli 1947, di tengah agresi militer Belanda, Angkatan Udara
Indonesia berhasil melakukan serangan mendadak terhadap kedudukan Belanda di
Ambarawa, Semarang, dan Salatiga. Dengan dua pesawat cureng dan satu pesawat
bomber Guntei yang dikemudikan oleh Sutardjo Sigit, Suharnoko Harbani, dan
Muljono, pasukan tersebut berhasil menggetarkan posisi Belanda dengan bom
yang dilemparkan dari udara. Kemudian pasukan tersebut berhasil tiba dengan
selamat di pangkalan udara Maguwo (kini merupakan landasan udara Adisucipto).
Tak lama setelah serangan pagi hari yang dilakukan oleh AURI, pesawat P-40
Kittyhawk milik Belanda sudah terlihat di atas pangkalan udara Maguwo untuk
membalas dendam. Mereka memuntahkan peluru diatas landasan Maguwo,
untungnya tidak ada kerusakan yang serius.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Tetapi kegembiraan yang dirasakan Angkatan Udara tersebut tidak
berlangsung lama, karena pada petang hari, dua pesawat Kittyhawk milik Belanda
mengejar dan menembaki pesawat Dakota VT-CLA dengan simbol palang merah
di badan pesawat milik Republik Indonesia yang membawa bantuan obat-obatan
dari Singapura, sumbangan Palang Merah Malaya. Padahal penerbangan yang
membawa obat-obatan tersebut sudah dilaporkan kepada Palang Merah
Internasional dan sudah disetujui oleh Pihak Inggris dan Belanda.
Pesawat tersebut ditembaki ketika akan mendarat di Lapangan Udara
Maguwo. Salah satu peluru mengenai mesin pesawat dan membuat api berkobar
membakar pesawat. Pesawat tersebut berusaha melakukan pendaratan darurat di
tengah sawah, tetapi sayap kiri pesawat terkena puncak pohon. Pesawat akhirnya
jatuh, pecah dua, dan terbakar di Desa Ngoto, 3 km dari Yogya. (DS, 1983)
Semua awak pesawat dan penumpang tewas kecuali penumpang Abdul GaniHandonotjokro. Mereka yang gugur Komodor Muda Adisucipto, KomodorUdara Prof Dr Abdulrachman Saleh yang lebih dikenal sebagai Pak Karbol,awak pesawat juru radio Opsir Muda Udara I Adisumarmo Wirjokusumo, danjuru teknik bangsa India, Bhida Ram. Pilot berkebangsaan Australia, WingaCommander Alexander Noel Concstatine dan bekas Squadron Leader RoyHaselhurst, penumpang Zaenal Arifin, dan Ny. Constantine ikut tewas dalaminsiden itu.” (DS, 1991, halaman 16)
Untuk mengenang bakti anggota Angkatan Udara yang gugur dalam
melaksanakan tugasnya dan mengenang serangan pertama angkatan Udara
Republik Indonesia, pemimpin Angkatan Udara menetapkan tanggal 29 Juli
sebagai hari bakti TNI-AU. Selain itu, nama pangkalan udara Maguwo diganti
menjadi bandar udara Adisucipto. (Dharmayanti,1984)
Dunia Internasional mengecam agresi militer yang dilakukan oleh Belanda.
Pada tanggal 4 agustus 1947, PBB menghimbau agar Belanda melakukan
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
gencatan senjata. Dengan demikian pada tanggal 5 Agustus 1947 berakhirlah
agresi militer yang dilakukan Belanda. (Rickfles, 2008)
Badan pesawat Dakota yang tersisa dari peristiwa tanggal 29 Juli 1947 yang
telah disebutkan diatas, terdapat di Museum Dirgantara Mandala di Kompleks
Landasan Udara Adisucipto. Replikanya juga terdapat pada Monumen Ngoto, di
Kabupaten Bantul, Yogyakarta (tempat jatuhnya pesawat tersebut).
Berikut ini adalah badan pesawat Dakota yang tersisa dan disimpan dalam
Museum Digrantara Mandala.
Gambar 2.9 Badan Pesawat Dakota VT-CLA yang tersisaSumber: Museum Dirgantara Mandala, Yogyakarta
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Gambar 2.10 Pesawat Dakota VT-CLA dari sisi kanan depanSumber: Museum Dirgantara Mandala, Yogyakarta
Gambar 2.11 Pesawat Dakota VT-CLA dari sisi kiri depanSumber: Museum Dirgantara Mandala, Yogyakarta
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Gambar 2.12 Pesawat Dakota VT-CLA dari sisi kiri depan (2)Sumber: Museum Dirgantara Mandala, Yogyakarta
Gambar 2.13 Pesawat DakotaVT-CLA dan patung penerbangSumber: Museum Dirgantara Mandala, Yogyakarta
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Gambar 2.14 Bagian dalam pesawat Dakota VT-CLASumber: Museum Dirgantara Mandala, Yogyakarta
Berikut ini adalah foto-foto pesawat P-40 Kitty Hawk Belanda pada masa
lalu dan masa kini:
Gambar 2.15 Pesawat Kitty Hawk BelandaSumber: http://www.kaskus.us/ showthread.php?t=5396340
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Gambar 2.16 Pesawat P-40 Kitty HawkSumber: http://www.flightglobal.com/ airspace/media/oldflyers/p-40-kittyhawk-39472.aspx
Berikut ini adalah prasasti, foto dan patung yang menggambarkan kostum
penerbang Indonesia, khususnya yang ada di pesawat Dakota VT-CLA pada
tanggal 29 Juli 1947.
Gambar 2.17 Prasasti Penerbang IndonesiaSumber: Monumen Ngoto, Kabupaten Bantul, Yogyakarta
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Gambar 2.18 Foto Penerbang Indonesia dari kiri atas, Komodor Muda Adisucipto, KomodorUdara Prof Dr Abdulrachman Saleh yang lebih dikenal sebagai Pak Karbol, awak pesawat juru
radio Opsir Muda Udara I Adisumarmo Wirjokusumo.Sumber: Museum Dirgantara Mandala
Gambar 2.19 Patung Penerbang disebelah pesawat Dakota VT-CLASumber: Museum Dirgantara Mandala
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
C.KOSTUM
Pada abad kesembilan belas, muncul baju setelan yang dipakai oleh para pria dan
menjadi seragam bagi pria kelas menengah. Sejak tahun 1920, yang masih
merupakan masa penjajahan, setelan Barat digunakan oleh para pemimpin
gerakan nasionalis, pemimpin organisasi pemuda Indonesia, dan politisi. Bagi
nasionalis dan Bangsa Indonesia yang terpelajar, pakaian pribumi yang masih
berupa sarung untuk para pria dihubungkan dengan tidak adanya kemajuan,
karena itu biasanya mereka memilih setelan barat dilengkapi dengan dasi. Pada
saat itu, mereka menggunakan banyak menggunakan warna putih.
Berpakaian dengan gaya Eropa mengindikasikan bahwa seseorang
mendukung perkembangan ide-ide progresif dan turut menjadi bagian dari suatu
gerakan modern baru. Kelengkapan seperti dasi dan peci yang digunakan pun
memiliki arti. Dasi yang saat itu baru muncul sebagai mode di Barat, digunakan
orang-orang Indonesia yang ingin menekankan perubahan. Sedangkan penutup
kepala, dalam hal ini peci, oleh Soekarno dijadikan sebagai symbol kesatuan
nasional. Sebagai pakaian sehari-hari digunakan setelan safari, atau pakaian yang
lebih mengambil gaya militer.
Di lain pihak, perempuan Eropa dan penduduk asli yang tinggal di Indonesia
lebih cenderung menggunakan pakaian tradisional yaitu kebaya dan sarung.
Kebaya merupakan baju dari kain tipis berwarna putih yang dipenuhi banyak
bordiran. Baru ketika Raffles berkuasa di Indonesia, baju terusan Eropa mulai
diperkenalkan kepada publik Orang-orang Eropa mengubah gaya berpakaiannya,
sedangkan orang Indonesia tetap dengan pakaian tradisionalnya. Hal ini membuat
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
perbedaan bangsa yang mudah terlihat dari pakaian semata. Ketika Jepang masuk
ke Indonesia, baju terusan dan dasi hampir menghilang dari publik. Penggunaan
dasi digantikan dengan pembuatan kemeja dengan kerah terbuka. (Nordholt.
2005)
Gambar 2.20 Pemimpin nasionalis Indonesia, Tjipto Mangoenkoesoemo (baris depan kiri) denganE.F.E Douwes Dekker (baris depan, tengah) memakai setelan Eropa.
Sumber: KITLV, koleksi foto 3725
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Gambar 2.21 Foto Masyarakat Indonesida dengan kebaya yang telihat modernSumber: http://www.cyberax.eu/book/1092544/batik-belanda
D.ARSITEKTUR
1.Neo Klasik
Arsitektur neo klasik lahir pada abad-18 karena masyarakat telah jenuh dengan
gaya bangunan yang penuh ukiran, mereka kembali menyederhanakan bentuk.
Neoklasik sangat dipengaruhi oleh arsitektur Yunani dan Romawi, tetapi lebih
disempurnakan dengan menggunakan proses, teknologi, dan material baru.
(Myhimee, Gobel, 2008)
Ciri-ciri arsitektur neo klasik adalah bangunan sederhana, terdiri dari
bentuk-bentuk dasar, garis-garis yang bersih, elegan, rapi, simetris, kolom-kolom
berdiri bebas dengan bagian atas bergaya doric (yunani/Romawi) atau bergaya
Tocan, Ionic, Corintia, atau campuran semuanya. (Atpic, 2011, dan Vletter, 2009)
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Gambar 2.22 Model tiang Doric, Ionic, CorinthianSumber: http://nightlanding.com/ artroom/?p=463
Gambar 2.23 Model tiang bergaya RomawiSumber: http://www.turncraftsales.com/ architectural.html
Bangunan neoklasik memiliki garis atap datar dan tidak terlalu curam.
Jendela besar dan bangunan berwarna putih. Penggunaan barisan pilar-pilar
(corronade) neoklasik sebagai penyangga atap sering menyiratkan aturan dan
kekuasaan kolonial, dimana bangunan publik merupakan sebuah symbol
intimidasi dan pemaksaan. (Myhimee, 2008)
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Di Indonesia, bangunan bergaya neo klasik diperkenalkan oleh Herman
Willem Daendels yang merupakan bekas perwira tentara Louis Napoleon di
Perancis. (Nugroho, 2011) Ketika Daendels menjadi gubernur Hindia Belanda
(1808-1811), ia banyak membangun bangunan neo klasik untuk kepentingan
pemerintahan. (Gobel, 2008)
Gaya yang berkembang pada masa arsitektur neo klasik antara lain:
1. Art deco : menggunakan geometris dasar dari bentuk-bentuk natural.
Dalam penciptaannya biasa melibatkan emosi dan logika, dan keduanya
seimbang.
2. Art Noveau: merupakan bentuk-bentuk natural yang dipertahankan, seperti
bentuk sulur daun. Dalam pembuatannya, art noveau sangat mengandalkan emosi.
(Myhimee, 2008)
Setelah revolusi Perancis, timbullah gerakan baru arsitektur neoklasik yang
disebut “empire state”. Arsitektur ini tidak banyak berbeda dari asalnya, tetapi
lebih mencerminkan keangkuhan dan kekuasaan. (Nugroho, 2011) Bangunan
yang memiliki gaya empire state, mempunyai kebun yang luas. Ciri lainnya
adalah bangunan tersebut dibangun dengan tembok tebal dan langit-langit yang
tinggi. Terdapat central room yang menghubungkan beranda depan dengan
beranda belakang serta ruangan-ruangan lain, dan biasanya berlantai marmer.
(Trisnadi, 2009)
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Contoh bangunan yang bergaya neoklasik di Jakarta:
Gambar 2.24 Museum Nasional Republik IndonesiaSumber: http://ariesaksono.wordpress.com/2008/03/25/museum-nasional-republik-indonesia/
Gambar 2.25 Museum FattahillahSumber: http://zh-cn.facebook.com/notes/setyo-nugroho/perkembangan-arsitektur-neo-
klasik-menyerbu-indonesia-1800an/10150167478601058
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Gambar 2.26 Istana gubernur Jendral di BataviaSumber: http://zh-cn.facebook.com/notes/setyo-nugroho/perkembangan-arsitektur-neo-
klasik-menyerbu-indonesia-1800an/10150167478601058
2.Indische Bouwstijl
Pieter Adrianss Jacobus Moojen atau yang lebih dikenal dengan P.A.J. Moojen
lahir di Belanda pada tanggal 26 Juni 1879. Ia adalah lulusan Akademi Seni
Antwerp di Belgia yang merupakan seorang arsitek, pengarang, kritikus seni, dan
pelukis.
Menurut Handinoto, seorang staf pengajar fakultas teknik sipil dan
perencanaan, jurusan arsitektur universitas Kristen Petra, pada tahun 1900,
arsitektur Belanda yang berpendidikan datang ke Jakarta, termasuk P.A.J.
Moojen. Ia sangat kecewa melihat bangunan di Jakarta. Moojen menganggap
bahwa gaya empire state di Jakarta merupakan saksi dari abad yang tidak punya
selera dan daya cipta.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
P.A.J. Moojen yang tinggal di Indonesia tahun 1904-1929, memiliki peran
merancang dan membangun Mentang. Ia membuka biro teknis (Kunstkring) di
Bandung (1904) dan Batavia. Ia dianggap sebagai pelopor gaya bangunan
Indische Bouwstijl yang baru. tiga prinsip arsitektur modern yang diterapkannya
adalah kesederhanaan (simplicity), kesungguhan (seriousness), dan kebenaran
(truthfull). Oleh Moojen, arsitektur Jakarta disesuaikan dengan iklim
setempat, lokasi, ketersediaan material, dan kebutuhan tenaga kerja. (Ody, 2002)
Moojen membuat gedung kantor de Bouwploeg yang sekarang menjadi
Mesjid Cut Meutia dan Gedung kesenian Nederlans-Indische Kunstkring yang
pernah juga digunakan sebagai kantor Imigrasi. Pada saat ini mulai digunakan
teknologi beton bertulang di Hindia Belanda. (Mulyawan, 2002)
Ciri-ciri bangunan yang menggunakan gaya Indische Bouwstijl ialah:
1. Bangunan umumnya simetris
2. Ritme vertikal dan horizontal sama kuat.
3. Kontribusi disesuaikan dengan iklim tropis, yaitu adanya pengaturan ruang
sirkulasi udara, jalan masuk cahaya matahari, perlundungan terhadap curah hujan
seperti adanya arcade (lengkungan yang memayungi pintu-pintu masuk gedung).
4. Bangunan yang dibangun bukan hanya untuk kepuasan pemiliknya,
melainkan dengan kesungguhan tinggi sehingga dapat dijadikan penanda kawasan
atau land mark. (Ody, 2002 dan Utama, 2006)
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Berikut adalah contoh arsitektur Indische Bowstijl:
Gambar 2.27 Kantor ImigrasiSumber: Kompas 21 September 2007, halaman 26, kolom 4-5
Gambar 2.28 Kantor Imigrasi (2)Sumber: Kompas 7 Juli 2002, halaman 15, kolom 4-6
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
3.A.I.A Bureau
Frans Johan Lowrens Ghijsels merupakan orang Belanda yang lahir di Tulung
Agung pada tanggal 8 September 1882. Ia menempuh pendidikan di belanda dan
menamatkan pendidikan tinggi tahun 1989 di Technical High School Delft jurusan
Civil Engineering (pada saat itu, jurusan arsitektur masih berada di bawah jurusan
teknik sipil).
Gambar 2.29 Frans Johan Lowrens GhijselsSumber: http://cintastasiunjakartakota.wordpress.com/2009/01/18/dedikasi-ghijsels-di-
batavia/
Ketika Ghijsels kembali ke Indonesia, Ia melamar pekerjaan di B.O.W
Gementee Batavia dan resmi diterima kerja pada tahun 1910. Ketika berada di
Gementee Batavia, ia belajar banyak mengenai pembangunan Hindia Belanda.
Pada tahun 1916, Ghijsels menjadi arsitek untuk bironya sendiri yang bernama
Algemen Ingenieurs en Architechten Bureau (A.I.A. Bureau) dengan dua
temannya, Ir. Hein Van Essen dan arsitek Stolts. Dalam situs “cinta stasiun kota”
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
disebutkan bahwa Ghijsels menetap di Jalan Gondangdia no.8, Cikini. Ia menetap
di Indonesia sampai tahun 1928, karena setelah itu Ia menyusul keluarganya dan
menetap di Belanda. Namun, ia masih banyak terlibat dalam bironya tersebut
hingga sekitar tahun 1932.
Biro arsitek tersebut ikut merancang jalan, rumah dan kantor di Menteng,
melengkapi arsitek yang dibuat oleh P.A.J. Moojen. Kebanyakan arsitektur yang
ia buat, bernuansa modern dengan gaya art deco yang dominan, yaitu tanpa
adanya banyak ornamen. Ghijsels mempunyai motto “Simplicity is the shortest
path to beauty”. Bangunannya di dominasi dengan warna putih
AIA Bureau selama tiga belas tahun terus membangun bangunan-bangunan
yang masih yang beberapa diantaranya adalah Stasiun kota Jakarta (1927-1931),
Bangunan Utama hotel “Des Indes” di Jl. gajahmada Jakarta( 1928-1930), KPM
Hospital Petamburan, Kantor Pos Candi Semarang, dan lain-lain. (Hartanto,
Handinoto, 2011)
Ciri bangunan yang dibuat Ghijsels berbentuk simetri yang menunjukkan
adanya pengaruh neo renaissance yang terlihat kuat pada akhir abad ke 19 dan
awal abad ke-20. Bangunan tersebut terkesan rapid dan memiliki lubang ventilasi
atau jendela yang terlihat jelas. Biro AIA menjadi biro perancang sekaligus
pelaksana bangunan yang terkemuda di Hindia Belanda mulai tahun 1920 hingga
tahun 1950-an. (Petra, 2011)
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Gambar 2.30 Gedung Internatio,SurabayaSumber: http://fportfolio.petra.ac.id/user_files/81-005/ARSITEK%20BELANDA.pdf
Gambar 2.31 Kantor “Nilmij” YogyakartaSumber: http://fportfolio.petra.ac.id/user_files/81-005/ARSITEK%20BELANDA.pdf
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
4.Rumah Tempat Tinggal Masyarakat Indonesia
Pada abad ke-18 sampai dengan kedatangan balatentara Jepang pada tahun 1942,
munculah tipe rumah campuran antara Belanda dan Pribumi Jawa. Rumah
tersebut dibuat dengan dinding-dinding tembok yang tebal dari batu alam atau
batu bara dan langit-langit yang tinggi untuk melindungi diri dari panas. Tempat
tinggal tersebut dibuat bertingkat tinggi di atas tanah untuk menghindari udara
basah dan lembab.
Ciri Khas dari rumah-rumah Belanda di Batavia adalah pembuatan telunduk
(semacam teras) berukuran besar. Telunduk ini digunakan sebagai tempat
bersantai dan menghirup udara segar pada sore hari. Telunduk merupakan tempat
bertemunya keluarga dan tetangga. Di kemudian hari, pada telunduk tersebut
ditambahkan bangku-bangku dan pagar rendah yang memisahkannya dengan
trotoar.
Pada ruang tengah yang terletak di belakang ruang depan, pada dindingnya
seringkali digantungkan lukisan sebagai hiasan, disamping piring-piring hias dan
jambangan porselen. Pada dinding ruangan ini juga terdapat hiasan senjata
(senapan, tombak, pedang, perisai, dll) karena pada masa itu setiap penghuni
rumah diwajibkan memiliki senjata untuk membantu menjaga keamanan. Di
dalam ruangan lain, terdapat perlengkapan rumah seperti meja makan, lemari,
serta meja teh. Ruangan tersebut dihias dengan piring-piring porselen yang ada di
dalam maupun luar lemari. Di sepanjang dinding terlihat pula lampu gantung,
tempat lilin dan lampu-lampu tempel.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Kemegahan rumah tinggal masyarakat zaman itu terlihat dari perabotan
rumah yang penuh hiasan/ukiran, diplitur warna hitam dan dicat merah menyala,
hijau atau emas. Warna tersebut sangat cocok dengan warna tembok yang halus.
Kemudian disetiap ruangan diperkaya dengan hiasan yang berasal dari barang-
barang porselen, cermin, serta tempat lilin berukir.
Gambar 2.32 Kamar dengan perabot rumahtangga gayaSumber: Kebudayaan Indis, halaman 78
Gambar 2.33 Contoh piring hias/porselenSumber: Kebudayaan Indis, halaman 77
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Gambar 2.34 Contoh tempat tidur kayu berukirSumber: Kebudayaan Indis, halaman 76
Penggunaan ornament diyakini dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
emosi dan faktor teknik. Pada saat ini hanya akan dibahas yang pertama, faktor
emosi. Dipengaruhi faktor emosi artinya kegiatan mencipta dilakukan untuk
kepentingan kepercayaan, untuk mendapatkan daya magis, kekuatan, atau sebagai
symbol, contohnya: lukisan bintang,tapak tangan, dll di goa-goa prasejarah. Bagi
masyarakat yang lebih modern, penggambarannya bisa lebih maju, yaitu
penggambaran adegan-adegan cerita keagamaan atau tentang orang-orang suci
yang diambil dari Injil. (Soekiman,2011)
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
E.PROPERTI: Gramofon
Alat perekam mulai diciptakan di Amerika dan Eropa pada tahun 1870-an. Namun
perkembangannya tidak signifikan. Sekitar tahun 1890-an baru terlihat ada
kemajuan dengan adanya penjualan rekaman musik bersama dengan mesin
pemutarnya yang disebut gramofon (gramophone).Teknik rekaman ini mulai
masuk ke Indonesia mulai bulan Januari 1906 dan mulai berkembang sekitar
tahun 1920-an. (Purba, Pasaribu,2006)
Gambar 2.35 Bentuk dasar GramofonSumber: Musik Populer, halaman 46
Kemudian pada perkembangannya gramofon menyempurnakan bentuknya
dengan memperbesar corong. Hal ini menurut salah satu situs masyarakat urban,
berfungsi untuk memperbesar suara dan membuat suara tersebut terdengar lebih
jelas. Gramofon berkembang menjadi seperti berikut:
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Gambar 2.36 Gramofon dengan corong seperti HornSumber: http://3.bp.blogspot.com/_X3SOWkbdue8/
TAF8ZwTMogI/AAAAAAAAAqA/Pm0e37y5Vug/s1600/Gramophone.jpg
Gambar 2.37 Gramofon dengan corong seperti Horn (2)Sumber: http://electricka.com/etaf/muses/music/
music_prizes/grammy_awards/grammy_awards.htm
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
F.MUSIK
Sejarah keroncong diungkapkan bermula pada tahun 1511. Saat Bangsa Portugis
di bawah Alfonso d’ Alburqueque masuk ke tanah air dengan keberhasilan mereka
merebut Malaka dan menjelajahi Ternate dan Tidore (Iast, 2011)
Saat itu, banyak orang Afrika dan India yang ikut dalam pelayaran orang
Portugis memilih untuk menetap di Indonesia. Kemudian pada abad-17, ada pula
orang-orang peranakan Portugis dan bekas budak Portugis yang dibebaskan
(disebut dengan Mardijkers). Orang-orang ini menetap di Kampung Tugu.
Disana, mereka membentuk komunitas baru dan sedikit banyak membawa
kebudayaan Portugis, termasuk jenis musik yang bernama Fado. Musik tersebut
biasanya dimainkan dengan gitar kecil yang berdawai 5 yang disebut dengan
rajao. Dimulai dari musik individual, jenis musik tersebut berkembang menjadi
musik berkelompok dengan dimainkan berbarengan dengan biola, gitar, rebana,
dan suling. Jenis musik inilah yang disebut dengan moresco dan merupakan cikal
bakal keroncong. (Purba,2006)
Dikatakan Oleh Magdalia, seorang lektor kepala departemen sejarah fakultas
Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, dalam tulisannya tahun 2006,
oleh orang Indonesia, keroncong menjadi identik dengan lagu asmara yang
melankolis dan merayu.
Dalam perkembangannya, jenis musik keroncong mengalami evolusi awal,
tahun 1661-1880. Dipengaruhi musik barat dan hawai, musik keroncong mulai
menggunakan alat-alat musik seperti biola, ukulele, perkusi, dan cello. Keroncong
menjadi jenis musik yang dapat diterima masyarakat Indonesia dan kemudian
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
beradaptasi dengan alat musik tradisional, misalnya langgam jawa, dimana
keroncong dimainkan dengan alat musik gamelan, kemudian ada yang disebut
dengan keroncong cepat, dimana keroncong dimainkan dengan Tanjidor Betawi.
Tahun 1920-1942 merupakan masa keemasan dari musik keroncong. Saat itu
di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Jogja, dan Solo, keroncong
memiliki popularitas. Musik keroncong mulai diperdengarkan di radio-radio dan
direkam dalam piringan hitam. Mulai tahun 1920 lahir kelompok-kelompok
keroncong kota besar dan sebagian pemainnya merupakan orang Belanda.
(Wikipedia, 2011)
Semakin lama, musik keroncong semakin dipengaruhi oleh musik barat.
Sifatnya pun menjadi kebarat-baratan karena penikmat keroncong menjadi
ekslusif. Musik keroncong biasa dinyanyikan sambil minum-minum, dansa, dan
pesta, meniru budaya Barat. Tahun 1943, saat Jepang menduduki Indonesia dan
berperang melawan Barat, Jepang ingin membersihkan pengaruh budaya Barat
terhadap Indonesia, termasuk musik keroncong tersebut. Oleh karena itu, Jepang
sempat melarang musik keroncong dan kemudian mengarahkan musik keroncong
lebih ketimuran. Semenjak itu, keroncong dinyanyikan dengan lebih sopan dengan
penyanyi dan pemain musik yang tidak banyak gerak. (Magdalia, 2006)
Lirik lagu untuk keroncong biasanya berupa bait yang terdiri dari 4 baris
dimana di dalamnya terkandung 8-12 suku kata. Lirik tersebut terbagi atas dua
macam: syair digunakan untuk bercerita dan menyindir serta memiliki rima sama
pada setiap akhir kalimatnya, kemudian pantun yang memiliki rima (a-b-a-b). Dua
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
bait pertama dalam lirik yang berbentuk pantun biasanya merupakan sampiran,
kemudian bait ketiga dan keempat merupakan isi. (Purba, 2006)
Ada lima ciri khas musik keroncong. Bentuk, harmoni, ritme, alat, dan
pembawaan. Bentuk musik keroncong terbagi atas 4 jenis:
1. Keroncong asli yang berkembang pada sekitar tahun 1920, zaman
perjuangan, dan zaman sekarang (terdiri dari 28 birama 4/4 diluar intro dan coda,
bentuk kalimat A-B-C, dinyanyikan dua kali, selalu terdapat intro dan coda, pada
bagian tengah lagu ada interlude pada birama ke sembilan dan sepuluh,
dibawakan dengan bersifat gagah, tempo moderato, andante)
2. Langgam yang berkembang sekitar tahun 1940 dan zaman sekarang (terdiri
dari 32 birama 4/4 diluar intro dan coda, bentuk kalimat A-A-B-A, biasanya
diulang dua kali dengan bagian A-A berupa instrumental, vokal masuk pada
bagian B-A,intro biasanya terdiri dari 4 bar terakhir, dibawakan tanpa cangkok
dan gregel, serupa dengan lagu hiburan, tempo andante, moderato)
3. Stambul yang berkembang sekitar tahun 1920 dan zaman sekarang (terdiri
dari 16 birama 4/4, bentuk kalimat A-B, bersyarir secara improvisatoris, bersifat
halus, lembut, penuh percintaan, tempo andante)
4. Lagu Ekstra yang berkembang sekitar tahun 1924 dan zaman sekarang
(bentuk menyimpang, bersifat merayu, jenaka dan riang gembira, terpengaruh
dengan lagu-lagu tradisional). (Harmunah, 1996)
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Harmonia. Keroncong asli:- Dalam tangga nada mayor- Ciri-ciri umum harmonisasinya adalah tetap, yaitu membentuk kadens lengkapI – IV – V – I, dan modulasi II – V, dan hampir selali setelah modulasikedominan dilanjutkan dengan akor IV.- Skema harmonisasi (chord progression) keroncong asli adalah sebagai berikut:IntroduksiI - - - I - - - V - - - V - - -II - - - II - - - V - - - V - - -V- - - V- - - IV- - - IV - - -IV- - - IV- V- I- - - I - - -V- - - V- - - I- - - IV-V-I- - - IV-V- I- - - I- - -V- - - V- - - I- - - I- - - Coda.
b. Langgam- Dalam tangga nada mayor, dan tangga nada yang diarahkan dari musik daerah.- Ciri harmonisasinya hampir sama dengan jenis keroncong asli yaitumembentuk kadens lengkap I - IV – V – I, dan modulasi II-V atau ii – V.- Skema dari harmonisasinya adalah sebagai berikut:IntroduksiI- - - IV- V- I- - - I - - -V- - - V- - - I- - - I- - -I- - - IV- V- I- - - I - - -V- - - V- - - I- - - I- - -IV- - - IV- - - I- - - I - - -II - - - II - - - V - - - V - - -I- - - IV- V- I- - - I - - -V- - - V- - - I- - - I- - - Coda.
c. Stambul- Dalam tangga nada mayor.- Ciri harmonisasinya adalah membentuk kadens lengkap yaitu I – IV- V- I.Untuk introduksi adalah akor I dengan peralihan ke akor IV.- Skema harmonisasi dari Stambul I adalah sebagai berikut:IntroduksiIV- - - IV- - - I- - - I - - -V- - - V- - - I- - - I- - -IV- - - IV- - - I- - - I - - -V- - - V- - - I- - - I- - - Coda.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
- Skema dari Stambul II adalah sebagai berikut:IntroduksiIV- - - IV- - - IV- - - IV-V-I- - - IV- V- I- - - I - - -V- - - V- - - V- - - V- - -I- - - IV- V- I- - - I - - -Dua kali 16 birama seperti tersebut diatas terus masuk coda”(Harmunah, 1996)
Alat dalam musik keroncong serta pembawaannya:
a. Biola, berperan sebagai pemegang melodi, permainannya disengaja dengan
intonasi kurang murni (ada glissando), partitur biola biasanya merupakan imitasi
dari vokal dengan banyak improvisasi.
b. Flute (seruling), berfungsi sebagai pemegang melodi dan mengisi
kekosongan untuk intro dan coda, umumnya banyak membunyikan deretan
interval dan nada glissando.
c Gitar, berfungsi sebagai pengiring, bisa juga sebagai pembawa melodi,
pembawaannya mengikuti tangga nada dan merupakan uraian akor yang
dibawakan dengan ritme 1/8 atau 1/16, pada ritme 1/8 sering terjadi permainan
sinkop/ triol.
d. Ukulele, berfungsi sebagai pemegang ritmis, pembawaannya dipetik secara
arpeggio atau rasgueado pada ketukan pertama dan ketiga.
e. Banyo/ Cak/ Cak Tenor, berfungsi sebagai pemegang ritmis, dimainkan
sebagai pengisi antara pukulan ritmis ukulele (pukulan sinkop)
f. Cello, berfungsi sebagai pemegang ritmis, dimainkan untuk mengisi
kekosongan diantara ketukan rime alat Bas. Dalam Keroncong Cello tidak pernah
dimainkan dengan dipukul, melainkan dopetik secara pizzicato.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
g. Bas/ Contrabas, berfungsi sebagai pengendali ritmis, dibawakan sengan
cara dipetik, memainkan nada bas dan contra dari akor yang sedang dibawakan,
seringkali bas juga digunakan sebagai filler.
Ketika menyanyikan musik keroncong, pembawa vokal dituntut untuk
membawakan cengkok (bentuk nada hiasan yang berfungsi sebagai improvisasi)
dan gregel (hiasan nada yang bergerak cepat). Dalam bernanyi keroncong,
penyanyi dituntut untuk dapat bervariasi dengan cengkok dan gregel dengan
luwes dan baik, tidak hanya sekedar menyanyikan persis seperti apa yang tertulis
dalam partitur lagu. Kadang terdapat pula appoggiatura (awalan singkat) dan
penyanyi sering mulai bernyanyi tidak tepat ketukan ritme.
Pembawaan musik keroncong gaya Jakarta menggunakan ukulele stem A
(stem nada g”-c”-e”-a”), dimainkan secara ritmis (mengikuti ketukan di tiap
birama) dan arpeggio. Banyo lebih banyak menonjolkan variasinya, tetapi ada
juga yang hanya memainkan satu nada satu senar dari akor yang sedang
dimainkan. Gitar melodi menonjolkan irama. Terkadang gitar melodi membuat
alat pengiring lainnya mengikuti alat tersebut untuk masuk dalam irama rangkap
dan tiba-tiba semua alat musik telah memainkan irama rangkap (disebut dengan
“Grebegan”). Cello dipetik dengan lincah, sedangkan bas hanya memainkan bass
dan contranya saja.
Perkembangan musik keroncong mulai tahun 1945, dilihat dari bentuknya,
keroncong asli dan langgam sekarang kebanyakan berisi tentang pemujaan
terhadap tanah air, syair patriotism/perjuangan / pembangunan. Stambul masih
memiliki bentuk yang sama dengan yang dahulu. Banyak komponis yang mulai
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
menulis partitur lagu keroncong dengan not balok dan diberi tanda dinamikanya.
Harmonisasi keroncong, terutama akordnya, banyak terpengaruh oleh musik
populer. Alat-alat dalam yang digunakan dalam musik keroncong seringkali
ditambahkan alat tiup, alat gesek, perkusi, dan alat orchestra lain.
Pembawaan musik keroncong pada saat ini sangat berbeda dengan zaman
dahulu karena beberapa diantaranya telah dinyanyikan dengan tempo dan ritme
yang cepat, sinkop yang lebih bervariasi dan terdapat banyak jeda/break.
(Harmunah, 1996)
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Gambaran Umum Objek Penelitian
Skripsi ini membahas mengenai film Ruma Maida. Sebuah film Indonesia yang
menampilkan unsur sejarah dicampur dengan unsur fiksi. Film Ruma Maida
mengisahkan tentang seorang gadis muda idealis, yang membuat sekolah gratis
untuk anak-anak jalanan di dalam sebuah gedung tua bersejarah. Kemudian
gedung tua tersebut ingin dihancurkan dan dibangun menjadi sentra bisnis. Film
ini menggambarkan bagaimana usaha Maida, si tokoh utama mempertahankan
gedung tua tersebut karena nilai sejarah yang terkandung di dalamnya.
Penelitian yang dilakukan akan bersifat komparatif dimana akan membahas
mengenai perbandingan antara sejarah yang benar-benar terjadi dengan sejarah
yang digambarkan ulang di dalam film. Sejarah tersebut terbagi menjadi dua,
peristiwa sejarah (segi cerita) dan setting sejarah yang di refleksikan dalam film
Ruma Maida. Setting sejarah yang akan dibahas dibatasi lagi menjadi tiga hal
besar, kostum, setting dan properti, serta musik.
Untuk menyelesaikan penelitian mengenai film ruma Maida ini, dibutuhkan
kejelian dalam memperhatikan keseluruhan film Ruma Maida, terutama
penggambaran setting sejarahnya, kemudian dibutuhkan juga data-data
pendukung mengenai peristiwa-peristiwa sejarah, data mengenai setting sejarah
pada tahun 1928-1947 (periode sejarah yang digambarkan dalam film), dan data
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
mengenai kehidupan masyarakat Indonesia serta kebudayaannya secara umum
pada saat itu.
B.Langkah Penelitian
Langkah penelitian yang dilakukan dimulai dengan mencari ide dasar hingga
ditemukan inspirasi untuk menulis skripsi. Ide tersebut merupakan pembahasan
mengenai film Indonesia yang bermutu dan mengangkat tema sejarah yaitu film
Ruma Maida. Pembahasannya dalam skripsi ini berkaitan dengan dua hal, sejarah
yang benar-benar terjadi dan sejarah yang digambarkan dalam film. Setelah
menentukan ide dasar tersebut, penulis mencari referensi yang berhubungan
dengan ide penelitian melalui berbagai sumber, terutama buku, surat kabar,
mengunjungi museum, melakukan wawancara dengan para ahli dan dilengkapi
dengan data dari internet.Pembahasan dalam skripsi ini difokuskan hanya pada
peristiwa sejarah, properti dan setting, kostum, serta musik.
Dalam mengerjakan penelitian ini, penulis terlebih dahulu fokus mengenai
kejadian sejarah yang terjadi di masa lampau di Indonesia, khususnya pada tahun
1928-1947, serta fokus mengenai properti, setting, musik dan kostum yang benar-
benar ada di Indonesia saat itu. Untuk memperlengkapi data yang didapat dengan
studi pustaka, penulis juga melakukan survey ke tempat-tempat bersejarah dan
mewawancarai narasumber yang berkaitan dengan penelitian ini.
Setelah data yang terkumpul dirasa cukup, penulis mulai menganalisa film,
memperhatikan setiap detail penggambaran elemen sejarah dalam film seta
membandingkannya dengan sejarah yang benar-benar terjadi. Jika ditemukan
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
perbedaan, dilakukan wawancara dengan tim pembuat film Ruma Maida untuk
mendapatkan alasannya. Langkah yang terakhir adalah menulis laporan dan
mengambil kesimpulan dari penelitian.
C.Metode Penelitian
Metode penelitian utama yang digunakan adalah studi pustaka/ pengumpulan data
yang bersumber dari buku, surat kabar, dan data daru internet. Pemilihan data
yang berasal dari internet tidak sembarangan, penulis hanya menggunakan alamat-
alamat website yang data jelas dan penulisannya menggunakan bahasa yang baku.
Hal ini utnuk meminimalisir kemungkinan kurang akuratnya data. Selain itu, data
pustaka juga dapat bersumber dari tulisan-tulisan yang terdapat pada bangunan
atau gedung bersejarah dalam hal ini contohnya brosur dan tulisan-tulisan yang
terdapat di dalam Gedung Sumpah Pemuda, Monumen Ngoto, dan Monumen
Dirgantara Mandala. Pendekatan penelitian melalui studi pustaka membantu
penulis untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran menganai kejadian sejarah
yang terjadi pada tahun 1928-1947 dan setting sejarah pada masa itu, menurut
saksi mata dan para ahli.
Untuk menambah dan memperlengkapi data pustaka, dilakukan wawancara
yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab langsung
terhadap beberapa orang yang ahli di bidangnya masing-masing, misal: ahli
sejarah, ahli dalam bidang musik, dan pedagang sepeda (untuk mengetahui lebih
detail mengenai sepeda onthel). Kemudian untuk memperdalam penafsiran dan
mendapatkan penjelasan yang lebih rinci mengenai film Ruma Maida, dilakukan
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
wawancara dengan beberapa aktor Ruma Maida (Hengky Solaiman dan Verdi
Solaiman), penulis naskah (Ayu Utami), sutradara (Teddy Soeriaatmadja), penata
artistik (Indra Tammoron) dan penata Kostum film Ruma Maida (Ve Verdinand)
D.Fokus Penelitian
Fokus penelitian dibagi dua: Sejarah asli (dalam hal ini yang benar-benar terjadi)
serta sejarah yang digambarkan dalam film. Keduanya mengacu kepada Peristiwa
sejarah (Sumpah Pemuda, masuknya Jepang ke Indonesia, Peristiwa 29 Juli 1947)
serta setting sejarah (musik, kostum, setting dan properti) yang terjadi pada tahun
1928-1947 di Indonesia.
E.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang utama adalah dengan cara mencari buku yang
sesuai dengan ide dasar penulisan skripsi pada perpustakaan Kampus Universitas
Multimedia Nusantara, perpustakaan Nasional (dengan terlebih dahulu membuat
kartu anggota), perpustakaan Universitas lain seperti universitas Pelita Harapan
(dengan meminta bantuan teman yang berkuliah dan menjadi anggota
perpustakaan tersebut untuk meminjamkan buku yang dibutuhkan sementara
waktu), serta perpustakaan pribadi milik teman yang memiliki buku-buku yang
dibutuhkan. Beberapa buku juga didapat dengan cara membeli buku yang
diperlukan tersebut. Selain itu, penulis juga mengunjungi bank data yang dimiliki
oleh suatu surat kabar harian (KOMPAS) untuk melihat data berita yang pernah
terbit pada harian tersebut.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Cara lain yang dilakukan untuk mengumpulkan data adalah dengan browsing
di Internet mengenai keterangan/ data-data yang dibutuhkan seperti data mengenai
film berlatarbelakang sejarah, film Ruma Maida, peristiwa sejarah Indonesia,
setting sejarah di Indonesia pada tahun 1928-1947. Browsing di Internet juga
untuk mencari website bermutu, e-book, dan makalah/skripsi lain yang
menyajikan data yang diperlukan dan dapat dijadikan acuan skripsi.
Pengumpulan data juga dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat
/museum yang menjadi bukti peristiwa langsung dari sejarah yang telah terjadi
pada tahun 1928-1947, seperti mengunjungi Museum Sumpah Pemuda, Monumen
Perjuangan Ngoto dan Museum Dirgantara Mandala di Yogyakarta.
Untuk melengkapi data yang telah terkumpul, dilakukan pula wawancara
dengan para ahli, seperti ahli sejarah, ahli musik, pedagang sepeda serta
wawancara dengan tim pembuat film Ruma Maida seperti Verdi Solaiman,
Hengky Solaiman,Teddy Soeriatmadja, Ayu Utami, Indra Tommoron, Ve
Verdinand.
F.Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah melalui metode deskriptif, dimana
akan dijabarkan hasil penelitian mengenai sejarah yang benar-benar terjadi.
Kemudian dengan metode komparatif, membandingkan antara peristiwa sejarah
yang benar-benar terjadi dengan peristiwa sejarah yang terdapat di dalam film ,
dan membandingkan pula elemen-elemen dalam film Ruma Maida seperti
(kostum, setting dan properti, musik) dengan elemen sejarah aslinya.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A.Ruma Maida sebagai film berlatar belakang sejarah.
Film Ruma Maida yang bersifat kebangsaan dan kaya akan sejarah hadir ditengah
perfilman yang sedang marak akan cerita bergenre horor dan berbumbu seks. Film
ini membantu memelihara ingatan akan sejarah bangsa Indonesia. Jika ditilik dari
rekonstruksi sejarah dalam film berdasarkan teori Eric Sasono, Ruma Maida
merekonstruksi sejarah dengan menggambarkan kurun waktu yang
berkesinambungan dan mengambil benang merah untuk membangun tokoh.
Penggambaran sejarah dengan cara seperti itu sebenarnya membutuhkan
penonton yang memiliki dasar referensi terlebih dahulu mengenai kurun waktu,
peristiwa, dan tokoh yang terjadi pada masa sejarah karena waktu di dalam film
akan meloncat-loncat dan berhenti pada satu tahun/ peristiwa sejarah tertentu saja.
Hal ini tentu sangat beresiko membuat penonton yang memiliki pengetahuan
terbatas mengenai sejarah menjadi tidak mengeri akan jalan cerita dalam film.
Ruma Maida mengatasi hal tersebut dengan memasukan referensi yang
dibutuhkan menjadi satu dalam film. Referensi yang dimaksud adalah
penambahan teks mengenai lokasi dan tahun di beberapa bagian waktu tertentu.
Sayangnya, tidak semua peristiwa sejarah diberi keterangan tersebut, apalagi
peristiwa yang jarang dibahas dalam pelajaran sejarah. Hal ini menimbulkan
persepsi awal penonton yang mengira peristiwa tersebut adalah peristiwa biasa,
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
bukan peristiwa sejarah yang benar-benar terjadi. Contohnya, dalam film Ruma
Maida digambarkan ketika tentara Jepang masuk ke Indonesia, mereka
merobohkan sebuah patung, pada awalnya penonton akan merasa bahwa hal itu
adalah kejadian biasa tanpa ada sejarahnya, namun setelah dipelajari lebih lanjut,
ternyata patung yang dirobohkan itu adalah patung JP Coen yang benar-benar
dirobohkan oleh Jepang ketika mereka berkuasa di Indonesia.
Film Ruma Maida berisi topik yang hampir sama dengan film-film sejarah
pada umumnya, yaitu membahas mengenai masa kolonial dan penjajahan Jepang,
namun diolah dengan cara yang berbeda. Jika dahulu film-film yang mengisahkan
mengenai sejarah merupakan film yang kurang diminati karena pembuat film
tidak mendekatkan cerita dengan masyarakat masa kini, cerita dalam film Ruma
Maida justru menyatukan sejarah dengan peristiwa masa kini dengan cara yang
unik, yaitu ada dua alur cerita yang berjalan beriringan dengan dua kurun waktu
yang berbeda. Sehingga film ini seolah menekankan bahwa sejarah tidak boleh
terputus dalam kehidupan masyarakat modern.
Dari hasil wawancara dengan sang penulis skenario film Ruma Maida, Ayu
Utami, diketahui bahwa diciptakannya tokoh fiktif yang justru menjadi tokoh
utama dalam film dan menjadi benang merah yang menghubungkan perstiwa-
peristiwa sejarah yang loncat-loncat dalam film merupakan hal dasar yang
membuat cerita tersebut menjadi muda dibentuk.
Meski tokoh utama tersebut merupakan tokoh rekaan semata, tetapi latar
waktu dan peristiwa yang melatarbelakangi kisah tersebut merupakan gambaran
dari sejarah nyata yang pernah terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, sangat
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
dibutuhkan data yang akurat mengenai peristiwa dan kebudayaan Indonesia pada
masa itu sehingga dapat menggambarkan sejarah dengan tepat.
Film Ruma Maida menyewa suatu kelompok riset yang membantu pembuatan
naskah, riset properti dan kostum. Tetapi, meskipun suatu film dalam
pembuatannya telah melalui riset, tetapi hasilnya tetap saja bisa bersifat subjektif,
seperti yang terlihat dalam film Ruma Maida. Beberapa hal yang penulis anggap
bisa menjadi penyebabnya adalah karena penulis skenario memiliki kebebasan
dalam menulis cerita, apalagi film ini bukan sepenuhnya film sejarah, tetapi di
campur juga unsur fiksi. Kedua, karena sutradara juga memiliki kebebasan untuk
memvisualisasikan suatu naskah, bahkan sutradara dapat menambah atau
mengurangi cerita demi keutugan cerita tersebut. Perbandingan dan alasannya
akan mulai dibahas melalui poin berikutnya.
B.Penggambaran Sejarah dalam Film Ruma Maida
1.Sumpah Pemuda
Peristiwa Sumpah Pemuda yang digambarkan di dalam film adalah ketika Isaac
Pahing kecil diajak oleh Bertha pada suatu siang ke tempat terjadinya Sumpah
Pemuda. Disana digambarkan ada seseorang yang sedang membacakan Sumpah
Pemuda di bagian depan, diikuti segerombolan orang yang berdiri di hadapannya.
Kalimat yang terdengar adalah sebagai berikut: “Kami putra dan putri Indonesia
mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Indonesia. Kami putra dan putri
Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia. Kami putra dan putri
Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.”
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Adegan Sumpah Pemuda dalam film ini sangat tumpang tindih, dari segi
suara dan gambar. Karena adegan ini menggambarkan peristiwa pembacaan
sumpah pemuda tersebut berikut suaranya, diiringi dengan permainan biola lagu
Indonesia Raya, kemudian gambar berganti pada adegan seseorang yang
penggambarannya mirip dengan W.R Supratman sedang memainkan biola dan
semua pemimpin rapat menghadap ke arahnya. Seluruh adegan ini sekaligus
diiringi pula dengan narasi yang dibacakan oleh tokoh yang digambarkan mirip
dengan Soekarno.
Berikut ini adalah penggambaran yang terlihat di dalam film:
Gambar 4.1 Peristiwa Sumpah Pemuda dalam film Ruma MaidaSumber: Screenshot film Ruma Maida
Gambar 4.2 W.R Supratman sedang memainkan lagu Indonesia RayaSumber: Screenshot film Ruma Maida
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Hasil analisa adegan ini:
a.Waktu
Pertemuan pemuda yang membacakan putusan kongres (yang kita kenal dengan
Sumpah Pemuda) adalah rapat ketiga atau rapat penutup dari rangkaian acara
kongres Pemuda II dan menurut Momon Abdul Rachman terjadi saat malam
(pukul 17.30-19.30), sedangkan dalam film, digambarkan siang hari.
Ketidaktepatan waktu ini, mungkin telah disadari oleh penulis bahkan
sutradara. Tetapi pilihan untuk tetap menampilkan adegan tersebut pada siang
hari, menurut sutradara adalah untuk menciptakan rasa, menurut penulis skenario
sebagai pertimbangan estetis agar pencahayaan menjadi bagus, sedangkan
menurut penulis sendiri adalah untuk memelihara keberlangsungan dan keutuhan
cerita (karena dikisahkan setelah menghadiri acara Sumpah Pemuda tersebut,
Isaac Pahing dan Bertha mengunjungi rumah Nanny Kudus).
b.Ekstras
Menurut data di Museum Sumpah Pemuda, kongres pemuda II dihadiri oleh
sekitar 750 orang yang merupakan perwakilan dari berbagai organisasi. Walaupun
jumlah tersebut merupakan penjumlahan peserta dari tiga kali rapat, hal ini pasti
membuat Gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya no. 106 yang
digunakan untuk rapat terlihat penuh, karena gedung ini ukurannya tidak terlalu
besar. Tetapi apa yang digambarkan di dalam film adalah gedung tersebut nampak
tidak terlalu ramai di tempat tokoh Isaac Pahing dan Bertha berdiri.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Menurut penulis, hal ini bisa disebabkan beberapa hal, penghematan dana
untuk membayar pemain tambahan, untuk lebih memfokuskan frame film pada
Isaac Pahing dan Bertha, dan alasan terakhir adalah bahwa sutradara merasa
cukup dengan beberapa orang tersebut yang mewakili peristiwa sejarah ini.
Gambar 4.3 Bertha dan Issac Pahing memasuki Gedung Sumpah Pemuda (1)Sumber: Screenshot film Ruma Maida
Gambar 4.4 Bertha dan Issac Pahing memasuki Gedung Sumpah Pemuda (2)Sumber: Screenshot film Ruma Maida
Gambar 4.5 Bertha dan Issac Pahing di dalam Gedung Sumpah PemudaSumber: Screenshot film Ruma Maida
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
c.Properti
Tulisan yang tertempel di belakang para pemimpin rapat tersebut menuliskan
“Kongres Pemoeda Indonesia Djakarta 27-28 Oktober 1928” sedangkan pada
diorama di Museum Sumpah Pemuda yang dapat dilihat pada Gambar 2.3,tertulis
“Kongres Pemoeda ke-II Djakarta 27-28 Oktober 1928”
Ketidaktepatan ini menurut Indra Tommoron, penata artistik film Ruma
Maida adalah hal yang disengaja karena memang dari awal telah ada kesepakatan
diantara pembuatnya bahwa film Ruma Maida bukan film dokumenter sejarah,
melainkan sejarah hanya menjadi latarbelakang film tersebut. Konten sejarah yang
real justru harus diubah sedikit tanpa lari dari kenyataannya. Penyusunan kalimat
tersebut dibuat berdasarkan script, tanpa mengubah inti acara tersebut.
Menurut Bapak MS. Gumelar, M.A. penambahan kata “Indonesia” pada
properti tersebut sebenarnya merupakan kesalahan fatal, karena pada tahun 1928,
belum terbentuk Indonesia dan kata tersebut pun belum dikenal oleh pemuda. Para
pemuda yang berkumpul saat itu, masih membawa nama daerah atau kelompok
mereka masing-masing, bukan sebagai satu kesatuan “Indonesia”. Hal ini dapat
“menyesatkan” karena akan membuat penonton berpikir bahwa Indonesia telah
terbentuk saat itu.
d.Kostum
Pada film, digambarkan bahwa pemimpin Sumpah Pemuda (orang-orang yang ada
di bagian depan) menggunakan kemeja tangan panjang dan sebagian
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
menggunakan tangan pendek.Tidak menggunakan jas dan hanya beberapa yang
menggunakan dasi. Sedangkan yang terlihat pada patung dan diorama pada
Gambar 2.1- 2.4 adalah bahwa seluruh pemimpin rapat tersebut menggunakan
dasi dan jas.
Tidak digunakannya jas dalam adegan ini, dapat dimengerti sebagai cara lain
untuk menghemat pengeluaran kostum. Secara sekilas, ketiadaaannya tidak
mengganggu keseluruhan cerita. Namun jika ditelaah lebih jauh mengenai kostum
atau pakaian di Indonesia menurut buku “Outward Appearance, Trend, Indentitas,
Kepentingan”, pada tahun 1900-an, penggunaan jas dan dasi warna putih bukan
tanpa maksud. Jas yang masih merupakan setelan Barat, digunakan oleh kaum
terpelajar Indonesia untuk menggambarkan bahwa mereka adalah orang-orang
yang mendukung ide-ide progresif. Sedangkan dasi yang saat itu muncul sebagai
mode di Barat digunakan oleh orang-orang Indonesia yang ingin menekankan
perbedaan.
Para nasionalis dan pemimpin organisasi di Indonesia, pasti menggunakan
setelan Barat yang terdiri dari kemeja, celana, jas putih, dan dasi. Hal ini selain
menunjukkan bahwa mereka adalah bagian dari suatu pergerakan modern baru,
juga untuk menunjukkan kesetaraan dengan pihak penjajah (Belanda) agar mereka
lebih dihormati. Oleh karena itu, penggambaran pemimpin rapat dengan hanya
penggunaan kemeja bahkan lengan pendek tanpa menggunakan jas dan dasi
adalah sangat fatal.
Ve Verdinand, penata kostum dalam film Ruma Maida mengakui
kesalahannya. Ia mengakui bahwa ia miss dalam satu adegan ini, karena terlalu
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
fokus pada kostum tentara Jepang, kostum Soekarno, Hatta dan Jendral Maida. Ia
mengatakan bahwa waktu yang tersedia sangat singkat dan tekanan untuk
menampilkan kostum yang sesuai sejarah pada tokoh-tokoh tersebut sangat besar.
Untuk kostum Bertha, yang menggunakan baju terusan, sangat cocok
untuk menggambarkan wanita Indonesia keturunan Belanda yang merupakan
kalangan atas yang ada di Indonesia zaman itu. Untuk kostum Issac Pahing kecil
dengan setelan seperti penerbang, juga sudah sesuai, dimana pakaian itu
menggambarkan anak-anak Indoneia keturunan Belanda yang berpendidikan.
2.Masuknya Jepang ke Indonesia
Untuk mengidentifikasikan invasi Jepang ke Indonesia pada film digambarkan
dengan tulisan tahun 1942, kemudian disusul dengan banyaknya tentara yang
datang dengan berlari sambil berbaris dan ada pula yang menggunakan sepeda
onthel. Tentara tersebut kemudian meruntuhkan sebuah patung yang terdapat di
jalan dan menawan beberapa orang yang berwajah Eropa.
Dari referensi yang dipelajari, ternyata penghancuran patung yang
digambarkan dalam film tersebut merupakan peristiwa sejarah, yaitu
penggambaran penghancuran patung Jan Pieter Zooncoen yang dilakukan oleh
Jepang.
Berikut ini adalah penggambaran peristiwa invasi Jepang tersebut dalam film.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Gambar 4.6 Tentara Jepang mengendarai sepeda OnthelSumber: Screenshot film Ruma Maida
Gambar 4.7 Tentara Jepang menggunakan mobil Jeep dan berlari-lari kecilSumber: Screenshot film Ruma Maida
Gambar 4.8 Penawanan masyarakat EropaSumber: Screenshot film Ruma Maida
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Gambar 4.9 Penawanan masyarakat Eropa (2)Sumber: Screenshot film Ruma Maida
Hasil analisa adegan ini:
a.Peristiwa
Masuknya Jepang ke Indonesia digambarkan dengan sepeda dan tentara yang
berlari-lari kecil sambil membawa senapan. Pertama kali melihat penggambaran
tersebut, sempat timbul pertanyaan, bagaimana bisa, tentara Inggris yang ada di
Indonesia dikalahkan dengan tentara Jepang yang menggunakan sepeda. Hal ini
diperkuat dengan hasil wawancara saya dengan Ady Erlianto Setyawan, ST yang
merupakan seorang admin dari sebuah situs pecinta sejarah kota Surabaya
(Roodebrug Soerabaia). Ia mengatakan bahwa tidak mungkin Jepang masuk ke
Indonesia hanya menggunakan sepeda. Menurutnya kendaraan yang digunakan
oleh Jepang hanya tank dan truk karena sepeda akan membuat serdadu lebih ribet
dan gampang kalah.
Setelah dilakukan riset lebih lanjut, ditemukan suatu tulisan yang ditulis
Rosihan Anwar menyebutkan bahwa tentara Jepang menggunakan sepeda, truk
dan mobil tentara Inggris yang telah ditinggalkan sebagai alat transportasi mereka
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
ketika masuk ke Indonesia. Kegigihan serdadu Jepang mengayuh sepeda
meskipun ban mereka pecah karena suhu panas, menimbulkan suara gesekan yang
berisik dan bunyinya mirip dengan bunyi tank. Hal inilah yang membuat tentara
Inggris lari ketakutan dan Jepang dapat semakin menjelajah Indonesia.
Penangkapan warga Eropa atau Belanda yang digambarkan dengan
penangkapan tokoh-tokoh berwajah Bule, sesuai dengan keadaan saat masuknya
Jepang di Indonesia tahun 1942. Saat itu, semua warga Eropa maupun Belanda,
ditangkap dan dimasukkan ke dalam kamp tawanan perang Jepang.
Satu-satunya peristiwa yang menurut saya kurang cocok adalah bagian
perobohan patung J.P. Coen. Patung tersebut menurut buku Batavia in Nineteenth
Century Photographs, dirobohkan pada tahun 1943, sedangkan dalam film
digambarkan pada tahun 1942, berbarengan dengan masuknya Jepang ke
Indonesia.
Penghancuran patung dan penambahan properti tulisan “Café De Batavia” di
salah satu gedung di sebelah kiri, menurut tim artistik merupakan usaha untuk
menunjukkan bahwa daerah tersebut adalah Batavia. Namun menurut Ayu Utami,
sang penulis skenario film Ruma Maida, penghancuran patung tersebut jangan
dilihat sebagai deskripsi sejarah yang harus dijelaskan, karena penghancuran
patung tersebut hanya sebagai simbol bahwa kekuasaan Belanda sudah berakhir
dan digantikan Jepang. Menurutnya adalah hal yang umum jika penghancuran
patung dilakukan pada saat pergantian rezim
b.Properti Patung Jan Pieter Zoen Coen.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Patung J.P.Coen yang digambarkan di dalam film adalah seperti berikut:
Gambar 4.10 properti patung J.P Coen sebelum shootingSumber: Screenshot behind the scene film Ruma Maida
Gambar 4.11 Persiapan lokasi shooting adegan perubuhan patungSumber: Screenshot behind the scenefilm Ruma Maida
Gambar 4.12 Penggambaran adegan perobohan patung dalam filmSumber: Screenshot film Ruma Maida
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Penata artistik Ruma Maida (Indra Tommoron) mengakui bahwa ia kesulitan
mencari gambaran mengenai patung J.P Coen yang dahulu terletak di daerah
Lapangan Banteng. Oleh karena itu, tim artistik mencari referensi dari patung J.P
Coen yang terdapat di Belanda dan membuat patung tersebut serupa dengan
patung yang ada di Belanda, dengan perbandingan skala 1:1 dengan tubuh orang
biasa dengan pertimbangan akan memudahkan framing. Tetapi ada bagian yang
tidak dibuat oleh tim artistik, bahwa pada Gambar 2.7 dapat dilihat, bagian bawah
patung yang ada di Indonesia dilandasi dengan beberapa anak tangga, sehingga
patung tersebut lebih tinggi, sedangkan dalam film hal itu tidak nampak. Hal ini
sengaja tidak dibuat untuk memudahkan patung dibawa dan digeser-geser, selain
itu untuk menyesuaikan dengan lokasinya.
Peletakan patung Ruma Maida, pada kenyataannya terletak diatas dasar
berumput (lihat Gambar 2.8) bukan diantara gedung-gedung yang rapat seperti di
film (lihat Gambar 4.12). Tetapi peletakan patung seperti aslinya, tidak
dimungkinkan karena menurut Teddy Soeriaatmadja, sang sutradara, lokasi
shooting di Indonesia sangat terbatas. Ketika ingin menampilkan seperti aslinya,
membutuhkan biaya yang besar untuk membuat setting gedung-gedung tua
dibelakangnya, sedangkan apa yang nampak di film adalah gedung tua yang
memang masih berdiri, yang berlokasi di Semarang. Pada siang hari, sebenarnya
tempat ini merupakan jalan raya.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Gambar 4.13 Persiapan shooting di sebuah jalan raya di SemarangSumber: Screenshot behind the scene film Ruma Maida
c.Properti sepeda Ontel & Jeep
Properti sepeda Ontel yang digunakan dalam film Ruma Maida seperti yang
terlihat pada Gambar 4.6 dan Gambar 4.14 sangat sulit untuk diuraikan detail
bentuknya, karena sepeda tersebut digunakan saat malam dan tidak terlihat secara
jelas keseluruhannya, tetapi sepeda yang digunakan dalam film Ruma Maida
bukan merupakan sepeda Ontel yang benar-benar dilihat tahun pembuatan dan
mereknya, karena menurut Indra Tommoron, penata artistik film Ruma Maida
hanya ada sedikit perbedaan antara sepeda Ontel yang lama dan yang baru,
sehingga ia menyewa sepeda onthel masa kini yang ada di Semarang (di lokasi
Shooting adegan ini).
Begitupula dengan mobil Jeep yang digunakan seperti terlihat pada
Gambar 4.7, sangat sulit untuk menentukan Jeep merek apa yang digunakan
dalam film Ruma Maida, penata artistik, Indra Tommmoron juga mengakui
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
bahwa ia sudah lupa akan merek mobil jeep tersebut, namun pada proses
penyewaannya, mobil Jeep yang dipinjam tersebut telah disesuaikan dengan tahun
pembuatannya.
d. Kostum Tentara Jepang.
Kostum yang digunakan tentara Jepang dalam film Ruma Maida sulit untuk
diamati detail ataupun warnanya, karena dalam film ditampilkan berwarna sephia.
Gambar 4.14 Tentara Jepang yang berkostum dengan sepeda OnthelSumber: Screenshot film Ruma Maida
Oleh karena itu, saya berusaha melihatnya dari bagian behind the scene. Dan
inilah yang saya dapatkan.
Gambar 4.15 Salah seorang ekstras sedang menggunakan kostum tentaraSumber: Screenshot behind the scene film Ruma Maida
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Gambar 4.16 Hasil lilitan kain pada kaki tentaraSumber: Screenshot behind the scene film Ruma Maida
Gambar 4.17 Proses pelilitan kain pada kaki tentaraSumber: Screenshot behind the scene film Ruma Maida
Mencari referensi mengenai kostum tentara Jepang tidak mudah, karena
kebanyakan file yang ada hanya berupa foto yang masih hitam putih dan susah
untuk diamati, tetapi Ve Verdinand, penata kostum dalam film Ruma Maida
mengerjakan riset dengan sangat baik. Ia melakukan riset dengan mendatangi
museum-museum perjuangan yang ada di Indonesia, salah satunya adalah
museum PETA di Bogor, dan mengambil gambar mengenai kostum tentara
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Jepang. Ia juga mendapatkan pinjaman video yang menggambarkan tentara
Jepang di Indonesia. Berdasarkan hasil riset tersebut, ia memilih bahan driel
dengan warna hijau kecoklatan yang ia beli di Tanah Abang sebagai bahan
kostum tentara Jepang (baju, celana, topi), yang dalam film ini digambarkan ada
sekitar 150 orang. Tanda pangkat yang ada di kerah, ia buat semirip mungkin
dengan aslinya, tetapi dengan cara membordir sendiri, bukan beli, untuk
menghemat dana.
Untuk bagian antara kaki dan sepatu yang dililit dengan kain (gambar 4.16
dan 4.17), sebenarnya itu adalah cara kreatifnya untuk membuat tampilan semirip
mungkin dengan referensi yang dimilikinya. Ia sendiri tidak tahu pasti bagian
tersebut berfungsi untuk apa dan ia menerka bahwa itu adalah model kaus kaki
zaman dahulu. Menurut Bapak Yusuf, Martyastiadi, lilitan kain yang biasanya
terbuat dari bahan parasut di pergelangan kaki terebut berfungsi agar air tidak
masuk ke dalam sepatu dan tidak membuat kaki menjadi busuk (karena dalam
perang, tidak ada kesempatan untuk sering-sering membuka sepatu). Terlepas dari
apapun kegunaannya, untuk membuat tampilan yang mirip, Ve Verdinand
mengakali dengan menggunakan kain selebar 4 cm, yang dililit erat pada kaki
tentara.
Untuk sepatu dan ikat pinggang, keduanya berbahan kulit, dan dipesan
khusus untuk keperluan shooting. Sepatu tersebut juga dibuat sedikit rusak
sebelum shooting, sehingga timbul kesan lama, bukan sepatu yang masih baru dan
mengkilap.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
3.29 Juli 1947
Film Ruma Maida menggambarkan penyerangan yang dilakukan oleh pesawat
Kitty Hawk Belanda terhadap pesawat Dakota VT-CLA yang sedang membawa
obat-obatan dari Singapura.
Berikut adalah yang digambarkan di dalam film:
Gambar 4.18 Para penerbang yang sedang mengemudikan pesawatSumber: Screenshot film Ruma Maida
Gambar 4.19 Issac Pahing dan penumpang pesawat DakotaSumber: Screenshot film Ruma Maida
Gambar 4.20 Penggambaran tokoh Adi Sutjipto di dalam pesawatSumber: Screenshot film Ruma Maida
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Gambar 4.21 Penggambaran isi pesawat Dakota VT-CLASumber: Screenshot film Ruma Maida
Gambar 4.22 Pesawat dakota yang sedang mengudara (1)Sumber: Screenshot film Ruma Maida
Gambar 4.23 Pesawat dakota yang sedang mengudara (2)Sumber: Screenshot film Ruma Maida
Gambar 4.24 Pesawat P-40 Kittyhawk BelandaSumber: Screenshot film Ruma Maida
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Gambar 4.25 penggambaran pengejaran pesawat dakota dengan kittyhawkSumber: Screenshot film Ruma Maida
Gambar 4.26 Pesawat dakota dilihat dari bagian atas.Sumber: Screenshot film Ruma Maida
Hasil Analisa adegan ini:
a.Properti:
Bagian dalam dari pesawat Dakota yang ditampilkan dalam film (lihat gambar
4.18-4.21) sangat mirip dengan aslinya (gambar 2.14), hal ini dikarenakan
shooting adegan tersebut dilakukan di dalam pesawat dakota asli yang ada di
Museum Dirgantara Mandala. Namun berdasarkan keterangan Teddy
Soeriaatmadja, shooting tersebut tidak dilakukan pada pesawat dakota VT-CLA,
tetapi dilakukan pada pesawat dakota lain yang berwarna silver, yang dahulu
banyak digunakan untuk mengantar haji.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Untuk shooting adegan pesawat di angkasa, menurut Indra Tommoron, hal itu
dibuat animasi, bukan shooting sungguhan. Penggambaran pesawat kittyhwak
yang ditampilkan dalam bagian ini sangat mirip, tetapi penggambaran pesawat
dakota kehilangan sedikit detail, yaitu ada garis putih yang kurang pada bagian
melintang badan pesawat tersebut (bandingkan dengan gambar 2.9-2.13). Padahal
garis putih tersebut yang menandakan perbedaan antara pesawat dakota VT-CLA
dengan pesawat dakota lainnya. Hal ini menurut Teddy Soeriaatmadja
dikarenakan tim riset mereka tidak menemukan data mengenai garis yang
seharusnya ada di badan pesawat Dakota tersebut.
b.Pemain
Pemain yang tergambarkan di dalam pesawat ada sembilan orang (lihat gambar
4.18 dan 4.21). yang terdiri dari delapan pria dan satu wanita. Hal ini sesuai
dengan keterangan mengenai banyaknya penumpang di dalam pesawat dakota
yang asli. Berarti Issac Pahing dalam pesawat tersebut digambarkan
menggantikan atau malah menghilangkan salah satu penumpang dalam sejarah.
c.Kostum
Kostum penerbang Indonesia yang digunakan (pada gambar 4.19 dan 4.20),
hampir sama bentuknya dengan kostum penerbang yang dapat dilihat pada
pahatan-pahatan di Monumen Ngoto dan foto-foto yang terdapat di Museum
Dirgantara Mandala (lihat gambar 2.17-2.18). Hanya ada sedikit perbedaan, yaitu
pada topi penerbang yang ada di museum, terdapat tiga titik seperti kancing,
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
sedangkan pada film Ruma Maida tidak ada. Hal ini diakui oleh Ve Verdinand
sebagai kesalahan penjahit bajunya yang kurang memperhatikan gambar yang
telah diberikan kepadanya dan faktor waktu persiapan yang kurang.
4.Arsitektur
Berikut ini adalah arsitektur yang digambarkan dalam film Ruma Maida.
Gambar 4.27 Arsitektur yang menonjol dalam film Ruma MaidaSumber: Screenshot film Ruma Maida
Bangunan disebelah kiri merupakan bangunan bergaya Neoklasik, sebuah
gaya arsitektur yang telah ada di Indonesia sejak abad ke-18, yaitu sejak zaman
pemerintahan Daendels. Ciri khas yang menonjol dari arsitektur tersebut adalah
adanya pilar-pilar yang berdiri tegak di depan rumah. (lihat gambar 2.22 dan 2.23)
Bangunan disebelah kanan, yang merupakan bangunan tempat tinggal kakak
dari Issac Pahing (Hanz Schmutzer) murupakan bangunan yang ditambahkan
papan bertuliskan “A.I.A. Bureau”. AIA Bureau adalah salah satu biro arsitektur
yang merancang sekaligus melaksanakan pembangunan yang berjaya pada tahun
1920-1950an. Biro tersebut mengembangkan gaya arsitektur Indische Bouwstijl.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Dari data yang ada, tidak diketahui dengan jelas, bentuk kantor biro A.I.A.
Bureau.
Solusi setting yang diperlihatkan dalam film, sangat cerdas, yaitu dengan
menampilkan bentuk bangunan yang memiliki ciri khas seperti bangunan-
bangunan yang dibuat oleh biro tersebut pada masa lampau (lihat gambar 2.28
dan 2.29). Ciri khas tersebut adalah bangunannya yang simetris, terlihat jelas nya
pembatas ruangan dan ventilasi, terkesan rapi dan tidak memiliki banyak
ornamen.
5.Rumah Tempat Tinggal Masyarakat Indonesia
Penggambaran setting rumah yang terdapat dalam film Ruma Maida seperti
berikut
Gambar 4.28 Bertha dan Issac Pahing ke Rumah Nanny KudusSumber: Screenshot film Ruma Maida
Gambar 4.29 Bagian dalam Rumah Nany KudusSumber: Screenshot film Ruma Maida
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Gambar 4.30 Issac Pahing masuk dalam rumah Nanny KudusSumber: Screenshot film Ruma Maida
Gambar 4.31 Gambar keramik yang ditemukan dalam Ruma Maida (1)Sumber: Screenshot film Ruma Maida
Gambar 4.32 Gambar keramik yang ditemukan dalam Ruma Maida (2)Sumber: Screenshot film Ruma Maida
Gambar 4.33 Gambar keramik yang ditemukan dalam Ruma Maida (3)Sumber: Screenshot film Ruma Maida
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Gambar 4.34 Soekarno dan Issac Pahing di dalam salah satu ruanganSumber: Screenshot film Ruma Maida
Gambar 4.35 Kolonel Maruyama di kamar tidurSumber: Screenshot film Ruma Maida
Gambar 4.36 Salah satu ruangan dalam rumah Issac PahingSumber: Screenshot film Ruma Maida
Gambar 4.37 Issac Pahing dengan anggota keroncongnyaSumber: Screenshot film Ruma Maida
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Gambar 4.38 Penggambaran salah satu ruangan rumah Issac PahingSumber: Screenshot film Ruma Maida
Gambar 4.39 Salah satu adegan di dalam kamar tidurSumber: Screenshot film Ruma Maida
Gambar 4.40 Penggambaran rumah Nanny KudusSumber: Screenshot film Ruma Maida
Hasil analisa adegan ini:
a.Properti dalam Rumah
Penggambaran mengenai setting rumah pada masa lampau (tahun 1928-1947)
tersebut sangat sesuai dengan jamannya. Hal itu nampak pada hal- hal berikut:
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
1. Penggambaran rumah dengan teras yang luas dan pagar rendah di depan
rumah. (gambar 4.28) Hal ini merupakan ciri khas rumah di Batavia pada zaman
Belanda. Adanya teras tersebut, dimaksudkan untuk tempat bertemunya keluarga
dan tetangga serta bersantai di sore hari.
2. Adanya hiasan dinding berupa cermin besar, piring-piring porselen, lampu
gantung.(lihat gambar 4.29, 4.36, 4.38 dan 4.40) Bandingkan dengan gambar 2,31
2.31.
3. Penambahan properti seperti jambangan porselen dan lemari berisikan
hiasan atau piring-piring porselen. (lihat gambar 4.32, 4.38)
4. Properti terbuat dari kayu yang diplitur sehingga mengkilap serta penuh
ukiran. (lihat gambar 4.34, 4.36, 4.36, 4.38)
5. Bentuk ranjang yang berukir di bagian pinggirnya dan memakai kelambu.
(lihat gambar 4.35 dan 4.39) Bandingkan dengan gambar 2.32.
6. Dikisahkan meninggalkan gambar-gambar mengenai adegan-adegan
keagamaan. (lihat gambar 4.31-4.33). Hal ini sesuai dimana menurut Djoko
Soekiman, bagi masyarakat modern, penggambaran tempat tinggalnya dapat lebih
maju, yaitu penggambaran adegan keagamaan atau orang-orang suci.
Semua penggambaran tersebut sangat sesuai dengan rumah pada zamannya.
Sebenarnya ada sedikit yang mengganjal ketika melihat bentuk gramofon yang
menjadi latar properti di salah satu adegan, yaitu bentuk corongnya yang melebar
sekali seperti alat musik horn , padahal bentuk awal gramofon adalah dengan
corong yang seperti terompet, tidak dibuat melebar. Namun setelah dilakukan
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
studi literatur pada salah satu situs masyarakat urban, diketahui bahwa gramofon
pada perkembangannya menyempurnakan bentuk, sehingga suaranya dapat
terdengar lebih jelas dan besar. (lihat gambar 2.34 dan 2.35)
Penggambaran setting rumah yang sangat baik dan sesuai zamannya ini
merupakan hasil dari memori Indra Tommoron. Ia mengakui bahwa untuk
membuat setting rumah ini, ia tidak melakukan riset tapi mengandalkan ingatan
masa kecilnya, dimana saat itu ia tinggal dalam rumah orangtuanya yang
merupakan pecinta barang-barang antik. Sebagian besar properti yang ada dalam
rumah ini juga merupakan barang-barang yang ada di rumah orang tuanya di
daerah Cepu yang ia pinjam untuk keperluan shooting.
b. Kostum
Penggambaran kostum dalam adegan didalam rumah, saya rasa seuai dengan
zamannya, yaitu sebagian perempuan digambarkan masih memakai kebaya dan
sarung, hal ini melambangkan perempuan Indonesia asli, sedangkan sebagian
digambarkan menggunakan baju terusan (Nanny Kudus, Bertha) hal ini
menggambarkan bahwa perempuan tersebut merupakan keturunan Belanda atau
masyarakat Indonesia yang telah menerima kemajuan zaman.
Kostum Soekarno digambarkan dengan baik. Menurut keterangan Ve
Verdinand, penata kostum Ruma Maida, ia meneliti benar tentang tahun dan baju
apa yang digunakan oleh Soekarno, ia banyak membeli buku-buku Soekarno, dan
tim Ruma Maida juga telah berkonsultasi dengan pihak keluarga Soekarno.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
6.Musik Keroncong
Musik yang menonjol dalam film Ruma Maida adalah musik keroncong yang
berjudul Keroncong Pulau Tenggara. Pemakaian lagu keroncong, tepat, karena
pada tahun 1920-1942 memang merupakan masa keemasan dari musik keroncong.
Berikut ini adalah hasil penulisan melodi beserta chord lagu Keroncong Pulau
Tenggara yang dilakukan oleh teman saya yang bernama Elina dengan
berdasarkan nada yang terdengar pada film Ruma Maida.
Gambar 4.41 Partitur Lagu Keroncong Pulau Tenggara versi dalam filmSumber: Dokumen milik Elina A.S
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
*Keterangan gambar:
Bagian chord yang diberi tanda / sebelum penulisannya merupakan chord yang
dibunyikan oleh bass. Lagu yang terdapat dalam film Ruma Maida tersebut tidak
memperdengarkan bagian intro, hanya diberi chord awal sebagai tanda untuk
masuk bernayanyi. Bagian ending juga tidak diperdengarkan.
Pola lagu yang terdapat di dalam film terdengar sedikit aneh karena pada
beberapa bagian ada ketukan yang tidak pas. Hal ini dikarenakan mungkin saja
lagu Keroncong tersebut telah dipotong-potong untuk keperluan editing film dan
disesuaikan dengan gambar. Penulis merasa tidak puas dan berusaha mencari
partitur aslinya. Penulis mencoba untuk memintanya pada Ayu Utami, yang
membuat lirik dan nada lagu Keroncong Pulau Tenggara tersebut dan ternyata ia
mau membagi partitur tersebut.
Berikut adalah partitur asli yang dikirimkan oleh Ayu Utami:
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Gambar 4.42 Partitur Lagu Keroncong Pulau Tenggara versi asli (1)Sumber: Dokumen milik Ayu Utami
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Gambar 4.43 Partitur Lagu Keroncong Pulau Tenggara versi asli (2)Sumber: Dokumen milik Ayu Utami
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Lirik lagu Keroncong Pulau Tenggara
Jiwa manis ingin menjaga tanah air di Pulau Tanggara.
Sabda terucap (di) sebrang Samudra Pulau Tenggara.
Jiwa manis putri kencana bermandikan cahaya surga.
Juwita dewi dalam samadi menjelma negri.
Jiwa merdeka ingin menjaga tanah air di Pulau Tenggara.
(oh) Nestapa panjangkah jalanku?
Pelita selalu kujaga (oh) gerhana.
Galaukan langkahku.
Cahaya menanti di sana
Juwita dewi dalam samadi menjelma negri.
Jiwa merdeka ingin menjaga tanah air di Pulau Tenggaraku.
Lirik lagu keroncong menurut Purba biasanya berupa bait yang terdiri dari
empat baris dan memiliki rima (a-b-a-b) atau (a-a-a-a), sedangkan dalam lagu ini,
pola rima sudah tidak beraturan. Berdasarkan pola rimayang tidak beraturan, pola
chord yang terlihat (munculnya chord minor), serta adanya perubahan birama di
beberapa tempat (bar 14 dan 39), dapat disimpulkan bahwa lagu Keroncong Pulau
Tenggara termasuk dalam jenis keroncong modern yang memiliki lebih banyak
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
variasi dan bukan jenis keroncong asli, langgam, ataupun stambul, yang booming
tahun 1920-1940.
Menurut penulis, wajar untuk menciptakan lagu keroncong yang modern
sebagai penggambaran keroncong di masa lalu, karena untuk membuat lagu
keroncong yang sama seperti zaman dahulu, sangat sulit, mengingat bangsa kita
bukan bangsa yang suka mencatat dan melestarikan peninggalan sejarah.
Keterangan mengenai lagu-lagu keroncong yang sudah lawas beserta nadanya
sangat sulit didapat. Selain itu faktor waktu persiapan untuk membuat musik
tersebut kurang.
Hal ini diakui oleh Ayu Utami, pembuatnya bahwa ia membuat musik
tersebut dengan maksud agar dapat mewakili masa lalu, tetapi masih juga dapat
diterima oleh masyarakat saat ini. Menurut penulis keinginan tersebut cukup dapat
tersampaikan dengan baik.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan
Setelah melakukan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penggambaran
peristiwa sejarah dalam film Ruma Maida, seperti peristiwa Sumpah Pemuda, 29
Juli 1947 dan Masuknya Jepang ke Indonesia sebagian besar tepat, tetapi pada
adegan Sumpah Pemuda dan penghancuran patung J.P.Coen mengalami
perubahan waktu. Hal ini dipengaruhi oleh kesepakatan awal antara pembuat film
Ruma Maida, bahwa film ini bukan merupakan dokumenter sejarah yang harus
dibuat seotentik mungkin. Film Ruma Maida hanya merupakan film
berlatarbelakang sejarah yang diusahakan untuk menampilkan tampilan yang
semirip mungkin dengan aslinya.
Penggambaran sejarah dalam elemen-elemen Ruma Maida seperti kostum,
setting dan properti, musik terlihat digarap dengan sangat serius walaupun ada
beberapa hal yang masih terlihat kurang tepat. Beberapa hal yang kurang tepat
yaitu penggambaran pesawat Dakota VT-CLA, properti patung J.P. Coen, kostum
pemuda saat adegan Sumpah Pemuda dan kostum penerbang Indonesia.
Selain adanya faktor kesengajaan untuk membedakan properti yang asli
dengan properti dalam film, kendala yang menyebabkan perbedaan tersebut
adalah karena file, data, atau dokumen mengenai sejarah sulit ditemukan, kurang
teliti atau kurang jeli dalam melihat suatu bukti sejarah, terbatasnya dana sehingga
waktu persiapan dan waktu riset sangat singkat, sulitnya mencari lokasi shooting
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
yang masih merupakan bangunan-bangunan tua, dan sulitnya mengurus perijinan
lokasi.
B.Saran
Alangkah baiknya jika semakin banyak sineas Indonesia yang tertarik membuat
film tentang sejarah, karena melalui media film, kita dapat menghubungkan
masyarakat masa kini dengan sejarah. Kita dapat memberikan gambaran
mengenai suatu peristiwa sejarah yang terjadi di masa lampau, dan dengan begitu,
sejarah akan mulai dicintai.
Akan tetapi, ketika topik sejarah dipilih, berarti harus juga menyediakan dana
yang besar dan waktu yang cukup panjang untuk melakukan riset. Riset dan
pelaksanannya harus dilakukan sebaik mungkin agar dapat memberikan gambaran
yang tepat mengenai sejarah kepada penonton.
Riset tersebut dapat dilakukan dengan cara membaca banyak buku yang
berhubungan dengan sejarah, mewawancarai pada narasumber atau saksi-saksi
sejarah yang masih hidup, mengunjungi museum-museum, bekerjasama dengan
perpustakaan, museum, atau pemerintah di negara-negara yang masih
berhubungan (dalam hal sejarah) dengan Indonesia.
Sebaiknya lebih banyak dilakukan penelitian mengenai penggambaran sejarah
dalam film-film yang menggambarkan sejarah, seperti yang penulis lakukan.
Selain berguna untuk menambah wawasan mengenai kelebihan dan kekurangan
suatu film, tips dan trik yang dilakukan pembuat film untuk mengatasi
kekurangannyapun dapat ikut dipelajari.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Lampiran I.
Hasil wawancara dengan Ayu Utami, penulis naskah Ruma Maida.
Tanggal: 12 Desember 2011, pukul 19.00 WIB
Wawancara ini dilakukan via telepon.
Tanya: Apa tujuan pembuatan film Ruma Maida?
Jawab: Menafsirkan kembali sejarah dengan cara yang baru dan menyampaikan
bahwa negara Indonesia punya semua orang, punya kita bersama.
Tanya: Siapa yang melakukan pemilihan dan penyeleksian peristiwa yang akan
dimasukkan ke dalam film Ruma Maida ?
Jawab:Saya sendiri.
Tanya: Siapa yang melakukan riset untuk film Ruma Maida?
Jawab: Untuk skenario dan naskah, saya melakukan riset sendiri. Untuk tim art
dan properti, mereka melakukan riset terpisah.
Tanya: Berapa lama waktu yang dibutuhkan dalam melakukan riset?
Jawab: Sekitar setahun pembuatan hingga selesai skrip.
Tanya: Menurut data riset yang saya dapatkan, peristiwa pembacaan teks Sumpah
Pemuda diadakan malam hari, sedangkan pada film digambarkan menjadi siang
hari, apakah ada alasan tertentu yang membuatnya jadi digambarkan siang?
Jawab: Sebenarnya film Ruma Maida tidak dimaksudkan untuk menjadi film
dokumenter sejarah. Banyak adegan dari peristiwa penting yang dijadikan satu,
dan ini menjadi bukan adegan realis, karena sejarah dalam kepala sudah diolah.
Untuk bagian peristiwa sumpah pemuda tersebut, mengapa dipilih siang
sebenarnya adalah pertimbangan estetis, agar pencahayaan atau lighting lebih
bagus.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Tanya: Mengapa dipilih adegan-adegan sejarah tertentu seperti Sumpah Pemuda,
Agresi Militer I, dan masuknya Jepang ke Indonesia?
Jawab: Adegan Sumpah Pemuda dipilih karena film ini dibuat untuk juga
memperingati hari Sumpah Pemuda. Sedangkan peristiwa lainnya, dipilih yang
merupakan peristiwa umum yang dikenal masyarakat sejak SD dalam pelajaran
sejarah, tetapi dengan pandangan hitam putih.
Tanya: Maksudnya?
Jawab: Sejarah selalu dikotak-kotakkan hitam dan putih. Artinya, penjajah selalu
dianggap jelek dan pejuang kita di anggap bagus. Padahal tidak semua orang asing
tersebut jahat, banyak juga yang justru membantu Indonesia.
Tanya: Sepertinya tidak semua peristiwa sejarah yang dimasukkan di dalam film
merupakan peristiwa yang sering diajarkan di sekolah, seperti penembakan
pesawat Dakota. Apakah ada alasan tertentu dengan memilih peristiwa tersebut
untuk dijadikan film?
Jawab: Ya, peristiwa tersebut menceritakan bahwa dalam perang, kita dibantu
juga oleh orang-orang asing. Peristiwa tersebut menggambarkan bahwa orang-
orang Barat juga mau membantu Indonesia, tidak selamanya harus dianggap jelek
karena menjajah.
Tanya: Untuk peristiwa penghancuran patung J.P.Coen, apa ada alasan tertentu
atas pemilihannya? Penghancuran patung ini, menurut riset yang saya lakukan
juga terjadi pada tahun 1943, tetapi di film digambarkan bahwa dihancurkan pada
tahun 1942.
Jawab: Penghancuran patung J.P Coen yang digambarkan dalam film Ruma
Maida merupakan peristiwa simbolis yang menandakan berakhirnya kekuasaan
Belanda yang dikalahkan oleh Jepang. Jangan dilihat sebagai sebuah deskripsi
sejarah yang harus dijelaskan. Penghancuran patung tersebut, menandai
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
pergantian rezim. Biasanya di mana-mana jika ada pergantian rezim, akan
dilakukan penghancuran patung.
Tanya: Mengapa Ruma Maida menciptakan tokoh fiktif sebagai tokoh utama?
Jawab: Alasannya adalah karena mempertanggungjawabkan tokoh yang asli lebih
sulit, karena tokoh asli tersebut milik rakyat bersama, padahal untuk kebutuhan
film, dibutuhkan tokoh yang mudah untuk dibentuk mengikuti alur cerita. Jika
menggunakan tokoh asli, bisa-bisa bertengkar dengan kebenaran sejarahnya.
Untuk menghadirkan tokoh Soekarno dalam film Ruma Maida saja, kita meminta
ijin kepada pihak keluarga, dan keluarganya meminta beberapa adegan dihapus.
Untuk merevisi hal semacam ini saja sudah memakan waktu dan tenaga.
Tanya: Apakah yang digambarkan di dalam film bahwa Jepang masuk
menggunakan sepeda benar-benar terjadi? atau hanya karangan?
Jawab: Saya lupa persisnya seperti apa karena film tersebut sudah lama, tetapi
pasukan sepeda Jepang saya rasa sudah terkenal dimana-mana.
Tanya: Dalam film Ruma Maida diceritakan bahwa sebelum Jepang masuk ke
Indonesia, ada banyak mata-mata Jepang yang datang dan menyamar menjadi juru
foto, apakah hal ini merupakan kejadian yang sebenarnya?
Jawab: Memang hal ini belum terbukti sekali, tetapi sebelum tentara Jepang
masuk, banyak juru foto yang merupakan orang Jepang di Indonesia, dan saat
mereka tertangkap, file film nya tidak ada atau tidak tersisa. Timbul kecurigaan
bahwa mereka adalah mata-mata atau spionase yang mengirim file hasil foto
mereka ke Jepang. Hal ini sempat menjadi pembicaraan ditengah pecinta atau
penggiat fotografi.
Tanya: Mengapa film Ruma Maida tidak menggunakan kata H dalam penulisan
kata Rumah?
Jawab: Sebenarnya kata Ruma Maida, dalam skenario akan diucapkan
berulangkali oleh anak kecil yang berambut keriting, sehingga penonton
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
mengingat kata “Ruma Maida” tersebut, namun dalam penggarapannya, hal itu
kurang diperhatikan.
Tanya: Lagu Keroncong yang dibuat untuk film Ruma Maida apakah disesuaikan
dengan lagu keroncong zaman dulu?
Jawab: Saya berharap pembuatan lagu keroncong tersebut dapat mewakili masa
lalu, tetapi juga masih bisa diterima oleh masyarakat sekarang ini. Sebenarnya
saya ingin menggunakan lagu lain, tetapi pemilik hak ciptanya, ada tiga orang,
sedang ada di luar negeri dan susah mengurus ijin tersebut, jadi lagu
keroncongnya saya ciptakan sendiri.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Lampiran II.
Hasil wawancara dengan Teddy Soeriaatmadja,
sutradara dan produser film Ruma Maida
Tanggal: 12 Desember 2011, pukul 19.30
Wawancara ini dilakukan via telepon.
Tanya: Apakan Anda melakukan riset dalam film Ruma Maida?
Jawab: Ya, setelah menerima skenario dari Ayu Utami, saya melakukan riset lagi
dengan dibantu oleh tim riset saya, Irma Alwiyah dan Prof.Dr. Rusdi yang
merupakah sejarawan yang sering mengumpulkan dokumen, video dan footage-
footage tentang sejarah.
Tanya: Berapa lama Anda melakukan riset?
Jawab: Tiga bulan setelah skenario diberikan oleh Ayu Utami.
Tanya: Apakah Anda tahu mengenai waktu peristiwa yang berbeda dalam
penggambaran peristiwa Sumpah Pemuda? menurut data yang saya dapatkan,
peristiwa pembacaan teks sumpah pemuda dilakukan pada malam hari sedangkan
di dalam film digambarkan siang hari.
Jawab: Apa yang tergambarkan dalam film, sebenarnya tidak seratus persen sama
dengan naskah yang dibuat oleh Ayu Utami. Selain itu sejarah yang ditampilkan
juga tidak persis sama. Hal ini telah menjadi kesepakatan para pemuat film Ruma
Maida di awal pembuatannya, bahwa film ini bukan menjadi film dokumenter
sejarah. Kita akan membuat garis batas antara fiksi dan non fiksi. Sejarah dalam
film ini hanya menjadi latar belakang. Penggambaran peristiwa Sumpah Pemuda
tersebut dibuat siang untuk mendapatkan rasa.
Tanya: Penggambaran pesawat Dakota dalam film Ruma Maida, digambarkan
tidak ada garis berwarna putih, apakah ada alasan tertentu? Apakah itu merupakan
tanggung jawab Anda, atau lebih ke bagian penata artistik/properti?
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Jawab: Pesawat Dakota yang digambarkan dalam film Ruma Maida merupakan
pesawat Dakota asli yang terdapat di Museum Dirgantara Mandala Yogyakarta.
Pesawat tersebut seingat saya dahulu merupakan pesawat yang digunakan untuk
mengangkut haji dan berwarna silver.
Dalam memilih dan membuat properti untuk film Ruma Maida, kami
usahakan sedetail dan semirip mungkin dengan aslinya, tetapi tim riset kami
dahulu tidak menemukan data bahwa pesawat tersebut memiliki garis di bagian
tengah pesawatnya, sehingga kami menampilkan seperti itu.Shot adegan pesawat
ini juga sebenarnya lebih banyak di bagian dalam pesawat.
Ada satu kendaladalam pembuatan adegan di pesawat ini, karena
Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) meminta agar film tersebut tidak
boleh disangkutpautkan dengan mereka, atau adegan di dalam pesawat tersebut
tidak boleh sama persis. Awalnya, penggambaran adegan di dalam pesawat
menampilkan dialog Adi Sutjipto, tetapi AURI meminta agar bagian tersebut
dihapuskan karena Adi Sutjipto dianggap sebagai symbol penting AURI, sehingga
Adi Sutjipto hanya digambarkan ada di dalam pesawat tanpa berdialog.
Tanya: Untuk penggambaran letak patung J.P. Coen, saya mendapatkan data
bahwa patung tersebut diletakkan di daerah rerumputan tetapi yang digambarkan
di dalam film adalah di tengah kota, apakah ada alasan terterntu?
Jawab: Untuk hal ini, sebenarnya masalahnya adalah keterbatasan lokasi di
Indonesia. Untuk dhooting adegan ini saja, kita perlu mencari tempat hingga ke
Semarang.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Lampiran III.
Hasil wawancara dengan Indra Tammoron,
penata artistik film Ruma Maida
Tanggal 14 Desember 2011 pukul 10.00 WIB
Wawancara ini dilakukan via telepon dan di follow up via SMS.
Tanya: Untuk tim penata artistik, apakah Anda melakukan riset?
Jawab: Ya, sebagian.
Tanya: Bagaimana Anda melakukan riset?
Jawab: Saya melakukan riset sendiri, dibantu dengan tim riset, Bapak Rusdi. Jadi
saya mencari informasi lewat internet dan buku-buku, serta menyesuaikan pula
dengan pendapat para sejarawan.
Tanya: Bagaimana cara Anda menyediakan sepeda Onthel untuk kebutuhan
shooting?
Jawab: Onthel yang digunakan semua kami cari dan sewa di Semarang, lokasi
shootingnya.
Tanya: Apakah sepeda Onthel tersebut Anda sesuaikan dengan zamannya, atau
menggunakan sepeda onthel masa kini?
Jawab: Saya melihat perbedaan antara ontel yang ada zaman dulu dengan ontel
yang ada sekarang, tidak banyak berubah, sehingga saya menggunakan onthel
masa kini saja.
Tanya: Untuk mobil Jeep yang digunakan, boleh tahu mereknya apa?
Jawab: Jeep yang digunakan saya lupa mereknya apa, tetapi saat itu, ketika
ketemu Jeep dan tahun pembuatannya sesuai, saya langsung pakai.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Tanya: Untuk senapan tentara Jepang dalam film Ruma Maida, apakah Anda
memiliki referensi khusus?
Jawab: Untuk senapan, kami membuat sendiri berdasarkan riset yang kami
dapatkan melalui internet. Artinya tidak benar-benar otentik dan sama dengan
yang dipakai Jepang, tetapi dari data beberapa referensi senapan kami melihat
senapan yang paling mudah dibuat dan disesuaikan dengan tahunnya, apakah pada
tahun tersebut senapan ini sudah ada.
Tanya: Bagaimana dengan patung J.P.Coen?
Jawab: Untuk pembuatan patung J.P. Coen, kami mendapatkan satu foto dari tim
riset kami, yaitu dari Pak Rusdi, tetapi dari foto tersebut, sangat susah untuk kami
buat patungnya, karena posisi patung yang hanya terlihat dari samping. Oleh
karena itu kami melakukan riset lagi dan menemukan ada patung yang hampir
serupa di daerah Belanda. Kami membuat patung J.P. Coen terebut berdasarkan
patung yang ada di Belanda. Untuk ukurannya ada beberapa yang mengatakan
ukurannya 1:1, tetapi ada juga footage yang kami lihat bahwa ukurannya 5:1
ukuran tubuh manusia biasa, akhirnya kami putuskan untuk membuat patung
tersebut berukuran 1:1 untuk juga memudahkan framing.
Tanya: Berdasarkan hasil riset saya, dibawah patung J.P.Coen yang tegak berdiri,
ada seperti tangga atau undakan yang mengalasi patung tersebut, tetapi dalam
film, hal ini tidak tergambarkan, apakah Anda memiliki alasan khusus untuk hal
tersebut?
Jawab: Ya, memang ada tangga yang tidak kami buat, hal ini untuk lebih
memudahkan. Karena film Ruma Maida ini adalah bukan film yang otentik
mengenai sejarah, dan lokasi peletakan patung tersebut juga tidak otentik, maka
kami juga menyesuaikan pembuatan properti dengan lokasi shooting.
Tanya: Untuk adegan pesawat Dakota, Bagaimana Anda mendapatkan pesawat
tersebut?
Jawab: Untuk pesawat Dakota, shooting di Museum Dirgantara Mandala.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Tanya: Untuk adegan pesawat yang terbang, bagaimana pengambilan
gambarnya? Boleh tahu pesawat apa yang digunakan untuk shot tersebut karena
menurut data riset saya, pada bagian luar pesawat tersebut terdapat garis berwarna
putih, sedangkan pada film tidak digambarkan. Apakah ada alasan tertentu yang
membuat pesawat yang terlihat polos?
Jawab: Pesawat yang terbang tersebut pembuatannya merupakan animasi. Kami
sudah membantu dengan mengirimkan foto tentang pesawat Dakota yang ada di
museum Dirgantara Mandala.
Tanya: Pada diorama di dalam Museum Sumpah Pemuda, saya menemukan
tulisan pada banner menuliskan “Kongres Pemoeda ke-II Djakarta 27-28 Oktober
1928” sedangkan pada Ruma Maida, tertulis “Kongres Pemoeda Indonesia
Djakarta 27-28 Oktober 1928” Apakah hal itu memang disengaja atau ada alasan
khusus?
Jawab: Karena film ini berlatarbelakang sejarah bukan film sejarah, jadi beberapa
konten yang bersentuhan dengan real sejarah agak kita ubah sedikit tapi ngga lari
dari kebenarannya. Jadi spanduk di belakang acara sumpah pemuda itu pun kita
sesuaikan dengan script tanpa merubah inti dari acara tersebut.
Tanya: Untuk adegan di dalam Rumah, apakah Anda melakukan riset juga untuk
menentukan barang-barang apa saja yang harusnya ada di dalam rumah dan
menjadi hiasan dinding?
Jawab: Untuk adegan di dalam rumah, saya tidak melakukan riset, tetapi saya
menggunakan memori saya tentang rumah masa kecil saya, dimana saat itu saya
tinggal di daerah Cepu, Jawa Tengah, dan orang tua saya sangat menyukai
barang-barang antik sehingga rumah saya memiliki dekorasi seperti Rumah
Belanda. Untuk adegan di dalam rumah ini juga, saya banyak memboyong
barang-barang dari rumah orang tua saya, dipinjam untuk keperluan shooting.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Tanya: Apa saja kesulitan dalam membuat film berlatar belakang sejarah,
menurut Anda?
Jawab: Kesulitannya, satu, file-file sejarah tersebut susah didapat. Contohnya file
mengenai patung J.P Coen. Karena kebanyakan bangsa kita bukan orang yang
suka sejarah, kita paling suka menghancurkan bukti-bukti sejarah. Bukan hanya
pemerintah, tetapi orang-orang yang memiliki uang lebih juga tidak pernah
menginvestasikan uangnya untuk melestarikan sejarah, malah menghancurkannya
dan membangun kembali hanya untuk kepentingna bisnis, hal ini yang juga
digambarkan dalam film Ruma Maida. Sehingga untuk mencari bukti yang otentik
sangat susah, karena sudah tidak ada.
Kedua, jika ingin membuat film sejarah yang baik, dibutuhkan waktu
untuk persiapan yang panjang, tetapi hal tersebut tidak dimungkinkan, karena
pembuat film nya membiayai dengan dana yang terbatas, sehingga waktu
persiapannya dilakukan dengan sangat mepet dan hal ini menyebabkan kurangnya
waktu riset.
Ketiga, susahnya mencari lokasi yang masih sesuai untuk penggambaran
masa lalu. Seperti untuk film Ruma Maida ini saja kami harus mencari lokasi di
Semarang. Setelah mendapatkan lokasi, hal yang menjadi kendala adalah
mengurus perijinan. Untuk mengurus perijinan lokasi shooting sangat susah,
karena harus menutup tempat tersebut atau jalanan untuk sementara. Perijinan
tersebut tidak hanya kepada pemerintah, tetapi juga harus membayar uang
keamanan kepada preman-preman setempat.
Yang terakhir, dalam membuat film sejarah pasti dibutuhkan dana yang
besar untuk melakukan riset, dan membuat agar apa yang ditampilkan dapat
terlihat seotentik mungkin. Ketika dananya terbatas, yang harus dilakukan adalah
mengakali bagaimana supaya dengan dana yang terbatas, kita dapat menyajikan
look yang benar-benar seperti zaman dulu.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Lampiran IV.
Hasil wawancara dengan Ve Verdinand,
penata kostum film Ruma Maida
Tanggal 14 Desember 2011 pukul 10.30
Wawancara ini dilakukan via telepon dan di follow up via SMS.
Tanya: Apakah bagian kostum juga melakukan riset dalam pembuatan film
Ruma Maida?
Jawab: Ya, sebenarnya kami bersama-sama dengan kru lainnya melakukan riset
ke museum-museum seperti Museum PETA di bogor, dan dari sana kami
mendapatkan sumber-sumber seperti patung dan foto yang dapat digunakan
sebagai acuan. Kami juga bertanya kepada ahli sejarah dan orang-orang yang
benar-benar tahu mengenai bahan dan warna pakaian zaman dulu. Riset juga
dilakukan dengan membeli buku-buku mengenai tokoh yang ingin digambarkan,
seperti Soekarno.
Tanya: Berapa lama Anda melakukan riset?
Jawab: Saya rasa hampir tiga bulan. Kami melakukan riset yang tidak main-main
karena film ini ada di dalalm sejarah dan kami tidak mau salah dalam
penggambarannya. Segala hal detail mengenai baju Soekarno di tiap tahunnya,
serta bentuk dasinya selalu kami perhatikan agar tidak salah. Begitu pula dengan
tanda pangkat, jika beli dibutuhkan dana yang besar karena mahal, akhirnya kami
mengakali dengan membordir sendiri tetapi disesuaikan dengan bentuk di dalam
foto yang kami punya.
Tanya: Untuk pakaian tentara Jepang, boleh tahu darimana Anda mendapatkan
Referensi?
Jawab: Pertama-tama saya cari menggunakan Internet, lalu saya juga mendapat
referensi dari film tentang zaman perjuangan yang dipinjamkan oleh gedung
Jendral Maida yang ada di Menteng kepada saya. Tetapi melihat melalui film
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
sulit, karena masih berwarna hitam putih. Saya juga menghubungi ahli sejarah
yang tahu mengenai kostum dan saya mendapatkan keterangan bahwa seragam
tentara Jepang pada waktu itu menggunakan warna kecoklatan, bukan hijau.
Karena warna hijau dipakai oleh tentara PETA.
Saya mencari bahan untuk pakaian tersebut di daerah Tanah Abang dan saya
menemukan bahan bernama Driel untuk bahan jas yang berwarna coklat, yang
sekarang banyak digunakan untuk baju kantoran, tetapi bahan tersebut sangat
cocok untuk dibuat menjadi baju, topi dan tanda pangkat tentara.
Sedangkan untuk sepatu, kami memesan sepatu kulit khusus yang kami pesan
di Bogor. Begitu juga ikat pinggang, terbuat juga dari kulit. Dan semua kostum
tersebut dibuat untuk 150 pemain tambahan.
Tanya: Dalam film ruma Maida terlihat bahwa antara sepatu dan celana panjang
tentara tersebut, dililit kain di daerah pergelangan kaki, apakah hal itu memiliki
makna khusus?
Jawab: Ya, saya tidak tahu dengan jelas, makna bagian tersebut apa, tetapi saya
pikir adalah kaus kaki. Saya berusaha meniru dan membuat sehingga tampak
nyata, sehingga saya mengakalinya dengan melilitkan kain sebesar 4 cm
mengikuti kaki dan dililitkan dengan kencang.
Tanya: Untuk penggambaran Issac Pahing kecil, mengapa digambarkan bahwa ia
memakai pakaian seperti pakaian militer?
Jawab: Dalam cerita dikisahkan bahwa Issac Pahing merupakan keturunan orang
asing yang bercita-cita ingin menjadi penerbang. Issac pahing digambarkan dalam
balutan pakaian angkatan udara, dan dikesankan rapi sehingga terlihat sebagai
anak berpendidikan atau anak bangsawan.
Tanya: Bagaimana dengan pakaian Bertha dan Hans Smutcher?
Jawab: Bertha digambarkan menggunakan baju terusan, hal ini menggambarkan
kalau ia adalah orang kalangan atas dan bukan orang asli Indonesia, karena orang
asli Indonesia biasanya menggunakan kebaya dan kain sarung.Sedangkan Hans
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Smutcher digambarkan menggunakan Suspender untuk menggambarkan orang
Belanda zaman dulu.
Tanya: Berdasarkan hasil riset yang saya lakukan, seharusnya para pemimpin
Sumpah Pemuda menggunakan jas, tetapi hal ini tidak tergambarkan dalam film,
apakan Anda memiliki alasan tertentu?
Jawab: Ya, saya mengakui pada bagian ini saya seperti blank. Saya terlalu
banyak memfokuskan riset mengenai pakaian tentara Jepang, Soekarno, Hatta,
dan Jendral Maida. Hal ini juga berkaitan dengan waktu untuk riset yang tidak
sampai empat bulan dan sangat mepet, serta terbatasnya budjet untuk membuat jas
untuk pemain ekstras. Tetapi saya rasa pada bagian ini dapat dilihat bahwa adegan
tersebut cukup menggambarkan gerakan pemuda dan bagaimana semangat
pemuda saat itu.
Tanya: Menurut riset yang saya dapatkan, pada topi penerbang Indonesia yang
ada di dalam pesawat Dakota VT-CLA, terdapat titik tiga seperti kancing, tetapi
hal itu tidak terlihat dalam film Ruma Maida, apakah ada alasan khusus atau
sengaja dibedakan agar tidak terlalu sama dengan kostum AURI pada masa
terebut?
Jawab: Mungkin yang buatnya kurang perhatiin, karena saya sudah kasi
gambaran tentang topi penerbang itu. Itu topi kita buat dan jait. Karna lumayan
banyak, jadi mungkin faktor waktu juga berpengaruh.
Tanya: Menurut Anda, apa kesulitan dalam membuat film sejarah?
Jawab: Saya mendapat tekanan bahwa ini adegan sejarah, dan ini tidak boleh
salah. Risetnya harus benar-benar dan kalau bisa, semaksimal mungkin, apa yang
disuguhkan adalah kejadian yang benar-benar seperti aslinya. Harus melakukan
riset mulai dari bahan, sepatu, dan kondisi kostum. Maksudnya, seperti sepatu,
tidak mungkin terlihat baru, harus sedikit di rusakan sehingga terkesan tua. Tetapi
meski sudah dijaga agar tidak salah sedemikian rupa, masih saja ada kesalahan di
satu adegan peristiwa sumpah pemuda itu.
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Daftar Pustaka
Adam,. Asvi Warman. 7 Agustus 2005. Civic: film “Gie” dan Kejujuran Sejarah.Kompas:27 (kolom 1-7)
Ajidarma, Seno Gumira. 1 Agustus 1993. (Film) Sejarah itu Berpihak. Kompas:6(kolom 1-3)
Anwar, Rosihan. 22 Maret 2002. Kapitulasi Hindia Belanda 60 Tahun yang Lalu.Kompas:34 (kolom 5-8)
BB, Ary. 1 Agustus 1993. Film-film Sejarah Kontemporer: Bukan SekedarAdegan Perang. Kompas:6 (kolom 1-5)
Budihardjo, Eko, editor. 2009. Arsitektur Indonesia dari Perspektif Budaya.Bandung: PT alumni Bandung.
Dahlan, Muhidin M. 23 April 2011. Teroka: Bangsa yang Tak Merawat Diri.Kompas:12 (kolom 1-4)
Dharmayanti, Hera. 29 Juli 1984. Mengenang Haari Bhakti TNI-AU 29 Juli:Belanda Ganti Rugi Dakota VT-CLA yang ditembak jatuh.. Kompas: 3(kolom 7-9)
DS. 24 Juli 1983. 29 Juli, Hari Bhakti TNI-AU. Kompas:10 (kolom 5-9)
DS. 29 Juli 1991. Serangan Udara Pertama Terhadap Kedudukan Belanda.Kompas: 16 (kolom3-6)
Foulcher, Keith. 2001. Sumpah Pemuda Makna dan Proses Penciptaan AtasSebuah Simbol Kebangsaan Indonesia, terj, Depok: Komunitas Bambu.
Gunawan, Widya Agustin et al. 2008. Pedoman Penyajian Karya Ilmiah. Bogor:IPB Press.
Harmandini, Felicitas. 20 September 2002. Fiksi atau Fakta?. Kompas:37 (kolom1-2)
Hartiningsih, Maria. 24 Januari 2010. Film : Abad (Menolak) Kebodohan.Kompas:15 (kolom 1-7)
HEI. 2 November 2010. Film Sejarah Harus Akurat. Kompas Jawa Barat: 7(kolom 1-6)
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
JL. 23 Juli 2002. Sejarah Panjang Kelahiran Jip Sebagai Kendaraan Militer.Kompas:34 (kolom 1-8)
Karim, Mulyawan. 21 September 2007. Cagar Budaya: Gedung “ImmigrasieDienst” Siap “Berdinas” Lagi. Kompas:26 (Kolom 1-5)
Kusumawijaya, Marco. 16 April 2000. Poros Sejarah dan Identitas Jakarta.Kompas:15 (kolom 1-9)
Marselli. 20 Januari 1991. Sekilas tentang Pahlawan Abadi dalam Film-FilmIndonesia. Kompas:6 (kolom 1-5)
Merrillees, Scott. 2009. Batavia in Nineteenth Century Photographs.Singapore:Archipelago Press
Nordholt, Henk Schulte, editor. 2005. Outward Appearances. Trends, Identitas,Kepentingan. Yogyakarta: Lkis.
Ody. 7 Juli 2002. Gedung Imigrasi Bukti Kepeloporan. Kompas:15 (kolom 1-8)
Purba, Mauly, Ben M Pasaribu. 2006. Musik Populer Buku Pelajaran KesenianNusantara untuk kelas VIII. Jakarta: Lembaga Pendidikan Seni Nusantara.
Rachman, Abdul Momon et al. 2008. Sumpah Pemuda, latar sejarah danpengaruhnya bagi pergerakan Nasional. Jakarta: Departemen Kebudayaandan Pariwisata.
Ricklefs MC. 2008. Sejarah Indonesia Modern 1200-2004. Jakarta: PT SerambiIlmu Semesta.
Ricklefs MC. 2008. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: PT SerambiIlmu Semesta.
Sasono, Eric. 6 Agustus 2005. “Gie” dan Problem Adaptasi. Kompas:43 (kolom1-7)
Setyohadi, Tuk. 2003. Sejarah Perjalanan Bangsa Indonesia dari Masa keMasa.Bogor: Rajawali Corporation.
Siahaan, Muti. 20 September 2002. Cerita Dibalik Produksi. Kompas:32 (kolom8-9)
Soedirman, Macho Dharma S. 20 September 2002. “Booming” Film Perang:Amerika Masih. Kompas:37 (kolom 1-7).
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Soekiman, Djoko. 2011. Kebudayaan Indis Dari Zaman kompeni sampaiRevolusi.Depok: Komunitas Bambu.
Stasiun Jakarta Kota. 18 Januari 2009. Sang Arsitek Stasiun: Ir. FJL. Ghijsels.
Susanto, Agus. 10 September 2008. Foto: Salah Satu Masjid Tua. Kompas:27(kolom 1-4)
Vletter M de, Peter JMN, editor. 2009. Masa dalam Masa Kini ArsitekturIndonesia Lalu. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum.
133tkrew. Januari 2009. http://forum.detik.com/foto-foto-jakarta-dan-sekitarnya-tempo-dulu-posting-aja-kesini-t19743p28.html. [17 Oktober 2011]
Aditya, Dodiet S, SKM. 2009. Variaberl Penelitian dan Definisi Operasional2008. http://adityasetyawan.files.wordpress.com/2009/01/variable-penelitian-dan-definisi-operasional-variable2.pdf. [18 November 2011]
Agusprio, Sus Dodo S, SS. 14 Maret 2010. Mengenal Pomau di Usia ke-62.http://karyaartikel.blogspot.com/ [1 Desember 2011]
Alfian, Magdalia. 17 Mei 2006. Seni Pertunjukan dalam Perspektif Sejarah:Keberadaan Musik Keroncong di Indonesia. http://www.javanologi.info/main/themes/images/pdf/SENI_PERTUNJUKAN_DALAM_PERSPEKTIF_SEJARAH-Meli.pdf. [18 Oktober 2011]
Atpic. 3 Maret 2011. Arsitektir Neoklasik (Abad 18 M). ARSITEKTUR.http://atpic.wordpress.com/2011/03/03/arsitektur-neoklasik-abad-18m/. [19Oktober 2011]
Dadot. 3 Juni 2009. Masuknya Jepang ke Indonesia.http://24bit.wordpress.com/2009/06/03/masuknya-jepang-ke-indonesia/. [17 Oktober 2011]
Deri. 2011. Ayu Utami : Ruma Maida Gambaran Persoalan Indonesia.http://www.21cineplex.com/exclusive/ayu-utami-ruma-maida-gambaran-persoalan-indonesia,87.htm [31 Juli 2011]
Electricka. The Grammies. http://electricka.com/etaf/muses/music/music_prizes/grammy_awards/grammy_awards.htm. [11 Desember 2011]
Gobel, Indhaee. 11 Januari 2011. Sejarah Arsitektur Neo-Klasik.http://indhaeegobel.blogspot.com/2011/01/sejarah-arsitektur-neo-klasik.html.[ 19 Oktober 2011]
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Grabowski. 11 Januari 2011. Greek Coloumns. http://nightlanding.com/artroom/?p=463. [19 Oktober 2011]
Handinoto. 1993. Arsitek G. C. Citroen dan Perkembangan Arsitektur KolonialBelanda di Surabaya. http://fportfolio.petra.ac.id/user_files/81-005/CITROEN.pdf. [19 Oktober 2011]
Handinoto. Studi Perbandingan Karya 3 Orang Arsitek Belanda Kelahiran Jawa diIndonesia. http://fportfolio.petra.ac.id/user_files/81-005/ARSITEK%20BELANDA.pdf. [19 Oktober 2011]
Hartanto, Robin. 22 May 2011. Jejak Tangan Ghijsels di Menteng.http://robinhartanto.wordpress.com/2011/05/22/jejak-tangan-ghijsels-di-menteng/. [19 Oktober 2011]
Hilalalquds. September 2010. Aksi-aksi TNI AU. http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5396340 [11 Desember 2011]
Hoesein, Rushdy. 4 Maret 2006. Sumpah Pemuda dan Jalan Menuju RevolusiKemerdekaan. Sejarah Kita. http://sejarahkita.blogspot.com/2006/03/sumpah-pemuda-dan-jalan-menuju.html . [13 Oktober 2011
HRD. 21 Juni 1995. Tradisi Film Indonesia Cuma Propaganda. Kompas: 4http://cintastasiunjakartakota.wordpress.com/2009/01/18/dedikasi-ghijsels-di-
batavia/. [10 Desember 2011]
Iast. 10 Februari 2010. Sejarah Musik Keroncong. Wisata Pesisir. http://id.wisatapesisir.com/kampung-tugu/465-sejarah-musik-keroncong. [18Oktober 2011]
Jimbo314. 6 Desember 2009. P-40 KittyHawk. http://www.flightglobal.com/airspace/media/oldflyers/p-40-kittyhawk-39472.aspx. [11 Desember 2011]
Kelurahan Kesatrian. 19 Oktober 2009. Kongres Pemuda Indonesia ke-II.Kelurahan Kesatrian. http://kesatriansite.wordpress.com/2009/10/19/kongres-pemoeda-indonesia-kedua/. [13 Oktober 2011]
Masedhi. 12 September 2008. Sejarah Keroncong. Keroncong Jowo. http://keroncongjowo.blogspot.com/2008/09/sejarah-keroncong_12.html. [18Oktober 2011]
MGMP Ipa Rayon Ampibabo. 31 Agustus 2010.http://musyawarahipa.wordpress.com/2010/08/31/metode-penelitian-jenis-penelitian-macam-macam-data-penelitian/. [18 November 2011]
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Multifilm Batavia Brengt U. Koninginnedag [video]. Batavia: Multifilm Batavia;1941. video berdurasi 12 menit 54 detik mengenai upacara , parade militer,dll. [ 17 November 2011]
Myhimee. May 2008. Arsitektur Pra-Modern Barat.http://myhimee.wordpress.com/2008/05/16/perkembangan-arsitektur/. [19Oktober 2011]
Nugroho, Setyo. 3 Mei 2011. Perkembangan Arsitektur: Neo Klasik menyerbuIndonesia 1800an. http://zh-cn.facebook.com/notes/setyo-nugroho/perkembangan-arsitektur-neo-klasik-menyerbu-indonesia-1800an/10150167478601058 . [19 Oktober 2011]
Pagliacco. Timeless Style for Today. http://www.turncraftsales.com/architectural.html. [ 19 Oktober 2011]
Ratclife, Dave. 2010. http://3.bp.blogspot.com/_X3SOWkbdue8/TAF8ZwTMogI/AAAAAAAAAqA/Pm0e37y5Vug/s1600/Gramophone.jpg.[4 Desember 2011]
Saksono, Arie. 2008. Museum Nasional Republik Indonesia. http://ariesaksono.wordpress.com/2008/03/25/museum-nasional-republik-indonesia/. [11 Desember 2011]
Sibarani, Jenny. 7 November 2008. Sejarah Indonesia Masa Kemerdekaan antaratahun 1945 - 1950an. Sejarah Indonesia Masa Kemerdekaan. http://www.sejarahkita.comoj.com/jenny102.html. [13 Oktober 2011]
Sinaeni, Hendri F. 28 Juni 2011. Onthel Sepeda Cinta. http://www.majalah-historia.com/berita-467-onthel-sepeda-cinta.html. [17 November 2011]
Soekardi, Ali. 18 September 2011. Catatan Kenangan: Sepeda. Analisa Daily.http://www.analisadaily.com/news/read/2011/09/18/13350/sepeda/#.TsEq5nLOt8E. [17 November 2011]
Steve. 2009. Evolution of Stereos, Speakers and home Audio.http://weburbanist.com/2009/02/05/stereos-speakers-and-home-audio/Evolution of Stereos, Speakers and Home Audio. [11 Desember 2011]
Sujayanto, G. 1 Juni 2000. Budaya Indis: Jawa Bukan Belanda Bukan.http://www.arsitekturindis.com/?p=59. [3 Desember 2011]
Sunjayadi, Achmad. 5 Oktober 2011. Mengayuh Onthel Menggali Kenangan.http://sunjayadi.com/?p=293. [1 Desember 2011]
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012
Trisnadi, Anton. 8 September 2009. Old City in Bandung. http://my.opera.com/nuanton/blog/2009/09/08/sepanjang-jalan-lintas-sumatra. [19 Oktober 2011]
Utama, Adi Putra. 2006. Skripsi 20 UNPAR Bandung : Arsitektur Indisch.http://bandungheritage.org/index.php?option=com_content&view=article&id=30:arsitektur-indisch&catid=20:articles&Itemid=2. [3 November 2011]
Vintage Wings of Canada. Curtiss P-4o N KittyHawk. http://old.vintagewings.ca/page?a=320 [11 Desember]
Wikipedia. Keroncong. Wikipedia. http://id.wikipedia.org/wiki/Keroncong. [18Oktober 2011]
Wikipedia. November 2009. http://en.wikipedia.org/wiki/File:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Militaire_parade_bij_het_standbeeld_van_Jan_Pietersz._Coen_op_het_Waterlooplein_in_Batavia_tijdens_de_kroningsfeesten_van_Koningin_Wilhelmina_TMnr_60048906.jpg. [17 Oktober2011]
Wisata Kota Tua. Sejarah Perkembangan Kota Tua Jakarta. http://www.facebook.com/note.php?note_id=162059553809933 [17 Oktober 2011]
Penggambaran Sejarah ..., Angelia Stephanie, FSD UMN, 2012