lingkungan dan lembaga pendidikan

28
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan. Bab ini akan membahas tentang pengertian dan fungsi lingkungan pendidikan, tripusat pendidikan dan pengaruh timbal balik antara tripusat pendidikan dan perkembangan peserta didik. Pendidikan akan menyiapkan peserta didik memasuki masyarakat di masa depan. Oleh karena itu, keputusan dan tindakan dalam bidang pendidikan seharusnya berorientasi ke masyarakat masa depan tersebut. Seorang calon pendidik hanya dapat melaksanakan tugasnya dengan baik jika memperoleh jawaban yang jelas dan benar tentang apa yang dimaksud pendidikan. Jawaban yang benar tentang pendidikan diperoleh melalui pemahaman terhadap unsur-unsurnya, konsep dasar yang melandasinya, dan wujud pendidikan sebagai sistem. Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak darisejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan.

Upload: reccayasha

Post on 24-Jun-2015

2.688 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lingkungan Dan Lembaga Pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah,

dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan. Bab

ini akan membahas tentang pengertian dan fungsi lingkungan pendidikan, tripusat

pendidikan dan pengaruh timbal balik antara tripusat pendidikan dan perkembangan

peserta didik.

Pendidikan akan menyiapkan peserta didik memasuki masyarakat di masa depan.

Oleh karena itu, keputusan dan tindakan dalam bidang pendidikan seharusnya berorientasi

ke masyarakat masa depan tersebut. Seorang calon pendidik hanya dapat melaksanakan

tugasnya dengan baik jika memperoleh jawaban yang jelas dan benar tentang apa yang

dimaksud pendidikan. Jawaban yang benar tentang pendidikan diperoleh melalui

pemahaman terhadap unsur-unsurnya, konsep dasar yang melandasinya, dan wujud

pendidikan sebagai sistem.

Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak

darisejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas

tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan

manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah

landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam

menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan

mendorong pendidikan untuk menjemput masa depan.

B. RUMUSAN MASALAH

Masalah pokok pendidikan yang menjadi kesepakatan nasional yang perlu

diprioritaskan penanggulangannya ada empat macam yaitu: masalah pemerataan

pendidikan, masalah mutu pendidikan, masalah efisiensi pendidikan, masalah relevansi

pendidikan. Pada dasarnya ada dua permasalahan pokok pendidikan yang kita hadapi saat

ini, yaitu:

a. Bagaimana semua warganegara dapat menikmati kesempatan

pendidikan.

Page 2: Lingkungan Dan Lembaga Pendidikan

b. Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan

keterampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan

bermasyarakat.

C. TUJUAN PENULISAN

Makalah ini akan mengkaji pengertian pendidikan,unsur-unsur pendidikan, dan

sistem pendidikan. Juga akan memusatkan paparan dalam berbagai landasan dan asas

pendidikan, serta beberapa hal yang berkaitan dengan penerapannya. Landasan-landasan

pendidikan tersebut adalah filosofis, kultural, psikologis, serta ilmiah dan teknologi.

Sedangkan asas yang dikalia adalah asas Tut Wuri Handayani, belajar sepanjang hayat,

kemandirian dalam belajar.

D. MANFAAT PENULISAN

Dengan makalah ini diharapkan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang

besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni:

1. Pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya

2. Pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan

3. Pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.

2

1

Page 3: Lingkungan Dan Lembaga Pendidikan

BAB II

PENDIDIKAN

A. PENGERTIAN PENDIDIKAN

1. Batasan tentang Pendidikan

Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan

kandungannya berbeda yang satu dari yang lain. Perbedaan tersebut mungkin

karena orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan,

atau karena falsafah yang melandasinya.

a. Pendidikan sebagai Proses transformasi Budaya

Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai kegiatan

pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Nilai-nilai budaya

tersebut mengalami proses transformasi dari generasi tua ke generasi muda.

Ada tiga bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan

misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggung jawab, dan lain-lain.

b. Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi

Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagi suatu

kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian

peserta didik. Proses pembentukan pribadi melalui 2 sasaran yaitu pembentukan

pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh mereka yang sudah dewasa dan

bagi mereka yang sudah dewasa atas usaha sendiri.

c. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan Warganegara

Pendidikan sebagai penyiapan warganegara diartikan sebagai suatu kegiatan

yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang

baik.

d. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja

Pendidikan sebagai penyimpanan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan

membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar utuk bekerja.

3

3

Page 4: Lingkungan Dan Lembaga Pendidikan

Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan

kerja pada calon luaran. Ini menjadi misi penting dari pendidikan karena

bekerja menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia.

e. Definisi Pendidikan Menurut GBHN

GBHN 1988(BP 7 pusat, 1990: 105) memberikan batasan tentang pendidikan

nasional sebagai berikut: pendidikan nasiaonal yang berakar pada kebudayaan

bangsa indonesia dan berdasarkan pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945

diarahkan untuk memingkatkan kecerdasan serta dapat memenuhi kebutuhan

pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

2. Tujuan dan proses Pendidikan

a. Tujuan pendidikan

Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur,

pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Pendidikan memiliki dua fungsi

yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dazn merupakan

sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.

b. Proses pendidikan

Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilitas segenap komponen

pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan,

Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen

dan kualitas pengelolaannya , pengelolaan proses pendidikan meliputi ruang

lingkup makro, meso, mikro. Adapun tujuan utama pemgelolaan proses

pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang

optimal.

3. Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat (PSH)

PSH bertumpu pada keyakinan bahwa pendidikan itu tidak identik dengan

persekolahan, PSH merupakan sesuatu proses berkesinambungan yang berlangsung

sepanjang hidup. Ide tentang PSH yang hampir tenggelam, yang dicetuskan 14

abad yang lalu, kemudian dibangkitkan kembali oleh comenius 3 abad yang lalu (di

abad 16). Selanjutnya PSH didefenisikan sebagai tujuan atau ide formal untuk

pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman pendidikan. Pengorganisasian

4

Page 5: Lingkungan Dan Lembaga Pendidikan

dan penstruktursn ini diperluas mengikuti seluruh rentangan usia, dari usia yang

paling muda sampai paling tua.(Cropley:67)

Berikut ini merupakan alasan-alasan mengapa PSH diperlukan:

a. Rasional

b. Alasan keadilan

c. Alasan ekonomi

d. Alasan faktor sosial yang berhubungan dengan perubahan peranan keluarga,

remaja, dan emansipasi wanita dalam kaitannya dengan perkembangan iptek

e. Alasan perkembangan iptek

f. Alasan sifat pekerjaan

4. Kemandirian dalam belajar

a. Arti dan perinsip yang melandasi

Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai aktivitas belajar yang

berlangsungnya lebih didorong oleh kamauan sendiri, pilihan sendiri, dan

tanggung jawab sendiri dari pembelajaran. Konsep kemandirian dalam belajar

bertumpu pada perinsip bahwa individu yang belajar akan sampai kepada

perolehan hasil belajar.

b. Alasan yang menopang

Conny Semiawan, dan kawan-kawan (Conny S. 1988; 14-16) mengemukakan

alasan sebagai berikut:

Perkembangan iptek berlangsung semakin pesat sehingga tidak mungkin

lagi para pendidik(khususnya guru) mengajarkan semua konsep dan fakta

kepada peserta didik.

Penemuan iptek tidak mutlak benar 100%, sifatnya relatif.

Para ahli psikologi umumnya sependapat, bahwa peserta didik mudah

memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan

contoh-contoh konkret dan wajar sesuai dengan situasi dan kondidi yang

dihadapi dengan mengalami atau mempraktekannya sendiri.

Dalam proses pendidikan dan pembelajaran pengembangan konsep

seyogyanya tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan penanaman

nilai-nilai ke dalam diri peserta didik.

5

Page 6: Lingkungan Dan Lembaga Pendidikan

B. UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN

Proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:

1. Subjek yang dibimbing (peserta didik).

2. Orang yang membimbing (pendidik)

3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)

4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)

5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)

6. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)

7. Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)

Penjelasan:

1. Peserta Didik

Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung

menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subjek atau pribadi

yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya.

Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik ialah:

a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga

merupakan insan yang unik.

b. Individu yang sedang berkembang.

c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan

manusiawi.

d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.

2. Orang yang membimbing (pendidik)

Yang dimaksud pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap

pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami

pendidikannya dalam tiga lingkunga yaitu lingkungankeluarga, lingkungan

sekolah, dan lingkungan masayarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab

terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin program pembelajaran,

latihan, dan masyarakat.

3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)

Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta

didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian

6

Page 7: Lingkungan Dan Lembaga Pendidikan

tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi

intensif dengan manipulasi isi, metode, serta alat-alat pendidikan.

4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)

a. Alat dan Metode

Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan

ataupun diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan.

Secara khusus alat melihat jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi dan

efektifitasnya. Alat pendidikan dibedakan atas alat yang preventif dan yang

kuratif.

b. Tempat Peristiwa Bimbingan Berlangsung (lingkungan pendidikan)

Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan yaitu

keluarga, sekolah dan masyarakat.

C. PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM

1. Pengertian Sistem

Beberapa definisi sitem menurut para ahli:

a. Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau terorganisir;

suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk

suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh. (Tatang M. Amirin,

1992:10)

b. Sistem meruapakan himpunan komponen yang saling berkaitan yang bersama-

sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan. (Tatang Amirin, 1992:10)

c. Sistem merupakan sehimpunan komponen atau subsistem yang terorganisasikan

dan berkaitan sesuai rencana untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Tatang

Amirin, 1992:11)

2. Komponen dan Saling Hubungan antara Komponen dalam Sistem

Pendidikan.

Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah komponen. Komponen

tersebut antara lain: raw input (sistem baru), output(tamatan),

instrumentalinput(guru, kurikulum), environmental input(budaya, kependudukan,

politik dan keamanan).

7

Page 8: Lingkungan Dan Lembaga Pendidikan

3. Hubungan Sistem Pendidikan dengan Sitem Lain dan Perubahan Kedudukan

dari Sistem

Sistem pendidikan dapat dilihat dalam ruang lingkup makro. Sebagai subsistem,

bidang ekonomi, pendidikan,dan politik masing-masing-masing sebagai sistem.

Pendidikan formal, nonformal, dan informal merupakan subsistem dari bidang

pendidikan sebagai sistem dan seterusnya.

4. Pemecahan masalah pendidikan secara sistematik.

a. Cara memandang sistem

Perubahan cara memandang suatu status dari komponen menjadi sitem ataupun

sebaliknya suatu sitem menjadi komponen dari sitem yang lebih besar, tidak

lain daripada perubahan cara memandang ruang lingkup suatu sitem atau

dengan kata lain ruang lingkup suatu permasalahan.

b. Masalah berjenjang

Semua masalah tersebut satu sama lain saling berkaitan dalam hubungan sebab

akibat, alternatif maslah, dan latar belakang masalah.

c. Analisis sitem pendidikan

Penggunaan analisis sistem dalam pendidikan dimaksudkan untuk

memaksimalkan pencapaian tujuan pendidikan dengan cara yang efesien dan

efektif. Prinsip utama dari penggunaan analisis sistem ialah: bahwa kita

dipersyaratkan untuk berpikir secra sistmatik, artinya harus memperhitungkan

segenap komponen yang terlibat dalam maslah pendidikan yang akan

dipecahkan.

d. Saling hubungan antarkomponen

Komponen-komponen yang baik menunjang terbentuknya suatu sistem yang

baik. Tetapi komponen yang baik saja belum menjamin tercapainya tujuan

sistem secara optimal, manakala komponen tersebut tidak berhibungan secra

fungsional dengan komponen lain.

e. Hubungan sitem dengan suprasistem

Dalam ruang lingkup besar terlihat pula sistem yang satu saling berhubungan

dengan sistem yang lain. Hal ini wajar, oleh karena pada dasarnya setiap sistem

8

Page 9: Lingkungan Dan Lembaga Pendidikan

itu hanya merupakan satu aspek dari kehidupan. Sdangkan segenap segi

kehidupan itu kita butuhkan, sehingga semuanya memerlukan pembinaandan

pengembangan.

5. Pendidikan prajabatan (preservice education) dan pendidikan dalam jabatan

(inservice education) sebagai sebuah sistem.

Pendidikan prajabatan berfungsi memberikan bekal secara formal kepada calon

pekerja dalam bidang tertentu dalam periode waktu tertentu. Sedangkan pendidikan

dalam jabatan bermaksud memberikan bekal tambahan kepada oramg-orang yang

telah bekerja berupa penataran, kursus-kursus, dan lain-lain. Dengan kata lain

pendidikan prajabatan hanya memberikan bekal dasar, sedangkan bekal praktis

yang siap pakai diberikan oleh pendidikan dalam jabatan.

6. Pendidikan formal, non-formal, dan informal sebagai sebuah sistem.

Pendidikan formal yang sering disebut pendidikan persekolahan, berupa rangkaian

jenjang pedidikan yang telah baku, misalnya SD,SMP,SMA, dan PT. Pendidikan

nonformal lebih difokuskan pada pemberian keahlian atau skill guna terjun ke

masyarakat. Pendidikan informal adalah suatu fase pendidikan yang berada di

samping pendidikan formal dan nonformal.

D. ASAS-ASAS POKOK PENDIDIKAN

Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan

berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusu s di

Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan

melaksanakan pendidikan itu. Diantara asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani,

Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan asas Kemandirian dalam belajar.

1. Asas Tut Wuri Handayani

Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sitem Among

perguruan. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini kemudian

dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua

semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun

Karso. Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas

yaitu:

9

Page 10: Lingkungan Dan Lembaga Pendidikan

Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh)

Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan

semangat)

Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan)

2. Asas Belajar Sepanjang Hayat

Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari

sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum

yang dapat meracang dan diimplementasikan dengan memperhatikan dua

dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal.

Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan

kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan

kehidupan peserta didik di masa depan.

Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara

pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.

3. Asas Kemandirian dalam Belajar

Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan kemandirian

dalam belajar itu dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu

siap untuk ulur tangan bila diperlukan.

Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalam

peran utama sebagai fasilitator dan motifator. Salah satu pendekatan yang

memberikan peluang dalam melatih kemandirian belajar peserta didik adalah

sistem CBSA (Cara Belajar Siwa Aktif).

10

Page 11: Lingkungan Dan Lembaga Pendidikan

BAB III

LINGKUNGAN DAN LEMBAGA PENDIDIKAN

A. PENGERTIAN DAN FUNGSI LINGKUNGAN PENDIDIKAN

Menurut Sartain (ahli psikologi Amerika), yang dimaksud lingkungan meliputi

kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku

kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes.

Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak didik,

namun merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang sangat besar

terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal adlam satu lingkungan yang

disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak. Pada dasarny lingkungan

mencakuplingkungan fidik, lingkungan budaya, dan lingkungan sosial.

Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses

pendidikan(pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dll)

dinamakan lingkungan pendidikan.

Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik

dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanaya berbagai sumber daya

pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal.

B. TRIPUSAT PENDIDIKAN

Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di dalam

lingkungan masyarakat tertentu tempat ia mengalami pendidikan. Menurut Ki Hajar

Dewantara lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah an

lingkungan masyarakat, yang disebut tripusat pendidikan.

1. Keluarga

Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang

pertama dan utama dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat

11

Page 12: Lingkungan Dan Lembaga Pendidikan

kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan

mendidik anak agar tumbuh adn berkembang dengan baik.

Pendidikan keluarga berfungsi:

Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak

Menjamin kehidupan emosional anak

Menanamkan dasar pendidikan moral

Memberikan dasar pendidikan sosial.

Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.

2. Sekolah

Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga,

terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh

karena itu dikirimkan anak ke sekolah.

Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka

diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga

terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut;

Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik

serta menanamkan budi pekerti yang baik.

Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat

yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.

Sekolah melaqtih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti

membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya

mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.

Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan

benar atau salah, dan sebagainya.

3. Masyarakat

Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan lingkungan

keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah

mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan

keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti

pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.

Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak

sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan,

12

11

Page 13: Lingkungan Dan Lembaga Pendidikan

pembentukan pengertia-pengertian (pengetahuan), sikap dan minat, maupun

pembentukan kesusilaan dan keagamaan.

C. KELEMBAGAAN, PROGRAM, DAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN

1. Kelembagaan Pendidikan

Berdasarkan UU RI No.2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional,

kelembagaan pendidikan dapat dilihat dari segi jalur pendidikan dan program

pendidikan.

a. Jalur Pendidikan

Penyelenggaraan sisdinas dilaksanakan melalui dua jarur yaitu jalur pendidikan

sekolah(pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pndidikan tinggi), dan

pendidikan luar sekolah atau PLS.

b. Jenjang Pendidikan

Jenjang pendidikan adalah tahap dalam pendidikan berkelanjutan yang

ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik serta keluasan dan

kedalaman bahan pengajaran(UU RI No.2 Tahun 1989 Bab I, Pasal 1 Ayat 5).

Jalur Pendidikan sekolah dilaksanakan secara berjenjang yang terdiri atas

jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinngi.

2. Program dan Pengelolaan Pendidikan

a. Jenis Program Pendidikan

Jenis pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokkan sesuai dengan sifat

dan kekhususan tujuannya (UU RI No.2 Tahun 1989 Bab I, Pasal 1 Ayat 5 No.

2)

Program pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas :

pendidikan umum(SD, SMP, SMA, dan Universitas);

pendidikan kejuruan(STM, SMTK, SMIP, SMIK, SMEA)

Pendidikan Luar Biasa (SDLB, SGPLB)

Pendidikan Kedinasan (SPK,APDN,STAN, STPDN)

Pendidikan Keagamaan(PGAN, IAIN, Theologia,IHD)

13

Page 14: Lingkungan Dan Lembaga Pendidikan

b. Kurikulum Program Pendidikan

Dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah perangkat atau rencana yang

disusun untuk mencapai tuuan pendidikan. Dalam hal ini, kurikulum mencakup

dua aspek yaitu aspek kesatuan nasional, dan aspek lokal

D. UPAYA PEMBANGUNAN PENDIDIKAN NASIONAL

1. Jenis Upaya Pembaruan Pendidikan

Pembaruan yang terjadi meliputi landasan yuridis, kurikulum, perangkat

penunjangnya, struktur prndidikan, dan tenaga kependidikan.

a. Pembaruan Landasan Yuridis

Landasan yuridis adalah landasan hukum yang mendasari semua kegiatan

pendidikan dan mengenai hal-hal yang penting seperti komponen struktur

pendidikan, kurikulum, pengelolaan, pengawasan dan ketenagaan.

Sejak kemerdekaan pemerintah terus berupaya melakukan perbaikan sistem

pendidikan nasional melalui peraturan pemerintah dan undang undang

sisdiknas. Dan revisi itu akan terus dilakukan sejalan tingkat kebutuhan

masyarakat terhadap pendidikan.

b. Pembaruan Kurikulum

Pembaruan kurikulum dapat dilihat dari segi orientasinya, strategi, isi/program,

dan metodenya. Seperti kurikulum 1975/1976, 1984, 1992, 1994, 1999, 2004

(KBK), dan yang terakhir adalah kurikulum 2006.

c. Pembaruan Pola dan Masa Studi

Pembaruan pola masa studi termasuk pendidikan yang meliputi pembaruan

jenjang dan jenis pendidikan serta lama waktu belajar pada satuan pendidikan.

d. Pembaruan Tenaga Pendidikan

Yang dimaksud tenaga kependidikan adalah tenaga yang bertugas

menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan,

mengelola, dan memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan.

2. Dasar dan Aspek Legal Pembangunan Pendidikan Nasional

14

Page 15: Lingkungan Dan Lembaga Pendidikan

Dasar dan aspek legal pembangunan pendidikan nasional berupa ketentuan-

ketentuan yuridis yang menjadi dasar, acuan, serta mengatur penyelenggaraan

sistem pendidikan nasional, seperti pancasila, UUD 1945, GBHN, UU Organik

Pendidikan, Perpu, dan lain-lain.

E. DUA LEMBAGA POKOK PENDIDIKAN DI INDONESIA

Dua Lembaga Pokok Pendidikan di Indonesia itu dimaksudkan adalah Perguruan

Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua lembaga

tersebut dipandang sebagai tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia.

1. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa

Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada

tanggal 3 Juli 1932 di yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan.

a. Asas dan Tujuan Taman Siswa

Asas Taman Siswa

Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan

terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum.

Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang

dalam arti lahir dan batin dapat memerdekan diri.

Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan

sendiri.

Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada

seluruh rakyat.

Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka harus

mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan.

Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keiklasan lahir dan

batin untuk mengobarkan segala kepentinganpribadi demi keselamatan

dan kebahagiaan anak-anak.

Kemudian ditambahkan dengan asas kemerdekaan, asas kodrat alam, asas

kebudayaan, asas kebangsaan, dan asas kemanusiaan.

Tujuan Taman Siswa

15

Page 16: Lingkungan Dan Lembaga Pendidikan

Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat

tertib dan damai.

Membangun abak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin,

luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota

masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian

bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya.

b. Upaya-upaya yang dilakukan Taman Siswa

Beberapa usaha yang dilakukan oleh Rtaman siswa adalah menyiapkan

peserta didik yang cerdas dan memiliki kecakapan hidup. Dalam ruang

lingkup eksternal Taman siwa membentuk pusat-pusat kegiatan

kemasyarakatan.

c. Hasil-hasil yang Dicapai

Taman siswa telah berhasil menemukakan gagasan tentang pendidikan

nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari Taman indria sampai Sarjana

Wiyata. Taman siswa pun telah melahirkan alumni alumni besar di

Indonesia.

2. Ruang Pendidik INS Kayu Tanam

Ruang Pendidik INS (Indonesia Nederlandsche School) didirikan oleh

Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam (sumatera

Barat).

a. Asas dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam

Pada awal didirikan, Ruang Pendidik INS mempunyai asas-asas sebagai

berikut

Berpikir logis dan rasional

Keaktifan atau kegiatan

Pendidikan masyarakat

Memperhatikan pembawaan anak

Menentang intelektualisme

Dasar-dasar tersebut kemudian disempurnakan dan mencakup berbagai hal,

seperti: syarat-syarat pendidikan yang efektif, tujuan yang ingin dicapai,

dan sebagainya.

16

Page 17: Lingkungan Dan Lembaga Pendidikan

Tujuan Ruang pendidik INS Kayu Tanam adalah:

Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan

Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat

Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat

Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung

jawab.

Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.

b. Upaya-upaya Ruang Pendidik INS Kayu Tanam

Beberapa usaha yang dilakukan oleh Ruang Pendidik INS Kayu Tanam

antara lain menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan, menyiapkan

tenaga guru atau pendidik, dan penerbitan mjalah anak-anak Sendi, serta

mencetak buku-buku pelajaran.

c. Hasil-hasil yang Dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam

Ruang Pendidik INS Kayu Tanam mengupayakan gagasan-gagasan tentang

pendidikan nasional (utamanya pendidikan keterampilan/kerajinan),

beberapa ruang pendidikan (jenjang persekolahan), dan sejumlah alumni.

17

Page 18: Lingkungan Dan Lembaga Pendidikan

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal, nonformal, dan informal ketiganya

hanya dapat dibedakan tetapi sulit dipisah-pisahkan karena keberhasilan pendidikan dalam

arti terwujudnya keluaran pendidikan yang berupa sumberdaya manusia sangat bergantung

kepada sejauh mana ketiga sub-sistem tersebut berperanan.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari persoalan pengajaran dan pendidikan adalah:

a. Pengajaran dan pendidikan dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan satu

sama lain. Masing-masing saling mengisi.

b. Pembedaan dilakukan hanya untuk kepentingan analisis agar masing-masing

dapat dipahami lebih baik.

c. Pendidikan modern lebih cenderung mengutamakan pendidikan, sebab

pendidikan membentuk wadah, sedangkan pengajaran mengusahakan isinya.

Wadah harus menetap meskipun isi bervariasi dan berubah.

B. SARAN-SARAN

Beberapa upaya dilakukan untuk menanggulangi masalah masalah aktual tersebut,

diantaranya:

a. Pendidikan efektif perlu ditingkatkan secara terprogram.

b. Pelaksanaan kegaitan kurikuler dan ekstrakurikuler dilakukan dengan penuh

kesungguhan dan diperhitungkan dalam penentuan nilai akhir ataupun

kelulusan

c. Melakukan penyusunan yang mantap terhadap potensi siswa melalui keragaman

jenis program studi.

d. Memberi perhatian terhadap tenaga kependidikan (prajabatan dan jabatan)

18

Page 19: Lingkungan Dan Lembaga Pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

2005

Mohamad Soerjani, Arief Yuwono, Dedi Fardiaz. Lingkungan hidup: pendidikan,

pengelolaan lingkungan, dan pembangunan berkelanjutan. Yayasan Institut

Pendidikan dan Pengembangan Lingkungan (IPPL) Jakarta dengan dukungan

Kementerian Lingkungan Hidup, 2006

Mohamad Surya. Bunga rampai guru dan pendidikan. PT Balai Pustaka, 2004

Isjoni. Pendidikan sebagai investasi masa depan. Yayasan Obor Indonesia, 2006

Benny Susetyo. Politik pendidikan penguasa. PT LKiS Pelangi Aksara, 2005

H. A. R. Tilaar. Manajemen pendidikan nasional: kajian pendidikan masa depan. Remaja

Rosdakarya, 1992

Hartoto. www.fatamorghana.wordpress.com. 2008

19

18

1919