li lbm 3 blok7

3
LI: 1. Jenis jenis kawat dalam kedokteran gigi Yg digunakan stainless stell: a. Orthodonsia (merapikan gigi) : retensi (round,diameter0.7mm) labial arch (0,7&0,8) auxiliary spiring (0,6) ligature (0,09) b. Prostodonsia (gigi tiruan) : retens i (0,7) c. Periodonsia (jaringan pendukung gigi) :spliting (0,09) 2. Hubungan plat akrilik dengan kawat gigi Alat ortodontik lepasan terdiri dari tiga komponen utama yaitu plat dasar, komponen retentif dan komponen aktif (Profit, dkk.,1986). Plat dasar biasanya dibuat dari bahan resin akrilik, komponen retentif berupa klamer (cangkolan) dan komponen aktif berupa elemen penggerak gigi seperti pir-pir ortodontik, busur labial biasanya dibuat dari kawat stainless steel jenis austenitik (Adams, 1979). Plat dasar alat ortodontik lepasan berupa lempengan plat akrilik berbentuk melengkung mengikuti permukaan palatum atau permukaan lingual lengkung mandibula. Bahan dasar plat berupa resin akrilik atau metil metakrilat (Adams, 1970) terdiri dari jenis heat curing dan cold curing, dalam kemasan kedua jenis resin akrilik ini berbentuk serbuk (polimer) dan cairan (monomer). Pembuatan plat akrilik dilakukan dengan mencampur serbuk dan cairan. Pada fase permulaan proses polimerisasi molekul-molekul monomer berfungsi untuk membuka ikatan-ikatan rangkap polimer sehingga dapat berikatan satu sama lain membentuk rantai molekul polimetakrilat dari plat akrilik (Phillips 1973). Pembuatan alat ortodontik lepasan tidak akan bisa terhindar dari penanaman kawat di dalam plat akrilik (Adams, 1970), karena kawat tersebut merupakan bagian dasar dari komponen rententif (klamer) untuk mempertahankan alat ortodontik tetap dapat melekat di dalam mulut atau sebagai komponen aktif

Upload: jamilatul-mila

Post on 28-Sep-2015

218 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Lbm 3 blok 7

TRANSCRIPT

LI:

1. Jenis jenis kawat dalam kedokteran gigiYg digunakan stainless stell:

a. Orthodonsia (merapikan gigi) : retensi (round,diameter0.7mm) labial arch (0,7&0,8) auxiliary spiring(0,6) ligature (0,09)b. Prostodonsia (gigi tiruan) : retensi (0,7)c. Periodonsia (jaringan pendukung gigi) :spliting (0,09)2. Hubungan plat akrilik dengan kawat gigi

Alat ortodontik lepasan terdiri dari tiga komponen utama yaitu plat dasar, komponen retentif dan komponen aktif (Profit, dkk.,1986). Plat dasar biasanya dibuat dari bahan resin akrilik, komponen retentif berupa klamer (cangkolan) dan komponen aktif berupa elemen penggerak gigi seperti pir-pir ortodontik, busur labial biasanya dibuat dari kawat stainless steel jenis austenitik (Adams, 1979).Plat dasar alat ortodontik lepasan berupa lempengan plat akrilik berbentuk melengkung mengikuti permukaan palatum atau permukaan lingual lengkung mandibula. Bahan dasar plat berupa resin akrilik atau metil metakrilat (Adams, 1970) terdiri dari jenis heat curing dan cold curing, dalam kemasan kedua jenis resin akrilik ini berbentuk serbuk (polimer) dan cairan (monomer).Pembuatan plat akrilik dilakukan dengan mencampur serbuk dan cairan. Pada fase permulaan proses polimerisasi molekul-molekul monomer berfungsi untuk membuka ikatan-ikatan rangkap polimer sehingga dapat berikatan satu sama lain membentuk rantai molekul polimetakrilat dari plat akrilik (Phillips 1973). Pembuatan alat ortodontik lepasan tidak akan bisa terhindar dari penanaman kawat di dalam plat akrilik (Adams, 1970), karena kawat tersebut merupakan bagian dasar dari komponen rententif (klamer) untuk mempertahankan alat ortodontik tetap dapat melekat di dalam mulut atau sebagai komponen aktif (pir-pir ortodontik dan busur labial) untuk menggerakkan gigi (Profit, dkk.,1986).Selain ketebalan plat, panjang kawat di dalam plat akrilik dapat mempengaruhi daya tahan plat terhadap kekuatan tekan. Semakin tebal plat akan makin kuat pula plat terhadap kekuatan tekan, tetapi semakin panjang kawat di dalam plat maka kekuatan plat akan semakin menurun karena sifat adhesi resin akrilik dengan logam adalah nol (Craig, dkk., 1979). Adanya kawat di dalam plat juga akan mengurangi volume akrilik dan ketebalan plat diantara dua logam sehingga plat menjadi mudah patah (Anderson, 1972). Perbedaan variasi bengkokan kawat yang ditanam di dalam plat akrilik menimbulkan perbedaan daya tahan plat terhadap kekuatan tekan, tetapi setelah pengaruh ketebalan plat dan panjang kawat dikendalikan didapatkan kekuatan tekan plat tidak berpengaruh. Dengan demikian berarti bahwa perbedaan kekuatan tekan antar kelompok plat akrilik dengan konfigurasi benkokan kawat yang berbeda-beda tersebut lebih disebabkan oleh adanya perbedaan panjang kawat dari pada pengaruh perbebedaan bentuk bengkokan kawat di dalam plat akrilik. Perbedaan kekuatan tekan didapatkan hanya antara kelompok L dengan kelompok O dan Z, ini berarti bahwa perbedaan konfigurasi bentuk bengkokan kawat menimbulkan perbedaan kekuatan tekan hanya antara bentuk L dengan O dan Z, bentuk L lebih lemah dari O dan Z, sedangkan antara bentuk O dengan Z maupun dengan kontrol tidak terdapat perbedaan. Bentuk kawat lurus didalam plat apabila mendapat kekuatan tekan cenderung akan membelah plat sepanjang kawat lurus tersebut dibandingkan dengan kawat yang dibuat berkelak-kelok atau melingkar-lingkar. Ini dapat dilihat pada sampel hasil pengukuran menggunakan mesin pengukur kekuatan tekan pada plat akrilik didapatkan bahwa, konfigirasi kawat bebentuk huruf L di dalam plat menyebabkan lebar plat mudah terbelah menjadi dua bagian sepanjang kawat lurus yang membentuk kaki huruf L. Pada plat dengan benkokan kawat berbentuk huruf O dan zig-zag, belahan kawat sepanjang lebar plat masih ditahan oleh bagian kawat yang melengkung membentuk huruf O atau berbelok-belok membentuk garis zig-zag sehingga tidak mudah patah. Kesimpulan 1. Perbedaan konfigurasi bentuk bengkokan kawat di dalam plat akrilik menimbulkan perbedaan panjang kawat di dalam plat akrilik yang mempengaruhi daya tahan plat terhadap kekuatan tekan. 2. Didapatkan hubungan positif pada ketebalan plat dan hubungan negatif pada panjang kawat di dalam plat akrilik dengan ketahanan plat terhadap kekuatan tekan. 3. Apabila ketebalan plat dan panjang kawat di dalam plat di kendalikan, pengaruh perbedaan konfigurasi bentuk kawat didalam plat akrilik terhadap kekuatan tekan menjadi tidak bermakna 4. Pengaruh perbedaan konfigurasi bengkokan kawat ortodontik di dalam plat akrilik terhadap kekuatan tekan hanya didapatkan antara konfigurasi berbentuk huruf L dengan konfigurasi berbentuk huruf O dan berbentuk zig-zag. Perbedaan antar kelompok lainnya maupun dengan kontrol tidak bermakna.