li jawab lbm 3 blok 11

17
LI 1. Mengapa terdapat makulopapuar pada permukaan ulcer dan terjadi pembengkakkan limfe dan komdisinya afebril dan hubungannya dengan sifilis? Apa Limfadenopati Itu? Limfadenopati berarti penyakit pada kelenjar atau aliran getah bening (sistem limfatik). Biasanya, penyakit tersebut terlihat sebagai kelenjar getah bening menjadi bengkak, sering tanpa rasa sakit. Pembengkakan kelenjar itu disebabkan oleh reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap berbagai infeksi, termasuk HIV dan TB. Ada ratusan kelenjar getah bening di tubuh kita, dengan ukuran antara sebesar kepala peniti hingga biji kacang. Organ ini sangat penting untuk fungsi sistem kekebalan tubuh, dengan tugas menyerang infeksi dan menyaring cairan getah bening. Sebagian besar kelenjar getah bening ada di daerah tertentu, misalnya mulut, leher, lengan bawah, ketiak, dan kunci paha. Segera setelah seseorang terinfeksi HIV, kebanyakan virus keluar dari darah. Sebagian melarikan diri ke sistem limfatik (getah bening) untuk menyembunyikan diri dalam sel di kelenjar getah bening. Beberapa ilmuwan menganggap bahwa hanya 2% HIV ada dalam darah. Sisanya ada di sistem limfatik, termasuk limpa, di lapisan usus dan di otak. Infeksi HIV sendiri dapat menyebabkan limfadenopati atau pembengkakan kelenjar getah bening. Limfadenopati adalah salah satu gejala umum infeksi primer HIV. Infeksi primer atau akut adalah penyakit yang dialami oleh sebagian orang beberapa minggu setelah tertular HIV – lihat Lembaran Informasi (LI) 103 . Gejala lain termasuk demam dan sakit kepala, dan sering kali penyakit ini dianggap flu. Walaupun limfadenopati sering disebabkan HIV sendiri, penyakit ini dapat gejala infeksi lain, termasuk TB di luar paru, sifilis, histoplasmosis, virus sitomegalia, sarkoma Kaposi, limfoma dan kelainan kuli apa itu kelenjar getah bening ? pengertian kelenjar getah bening adalah bagian yang terpenting dari sistem kekebalan tubuh manusia. Kelenjar getah bening membantu tubuh Anda mengenali dan melawan kuman, infeksi, dan zat-zat asing lainnya. Pembengkakan kelenjar getah bening biasanya terjadi sebagai akibat dari paparan bakteri atau virus. Ketika kelenjar getah bening bengkak yang disebabkan oleh infeksi, ini dikenal sebagai limfadenitis. Penyebab

Upload: jamilatul-mila

Post on 17-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

lbm 3 blok 11

TRANSCRIPT

LI 1. Mengapa terdapat makulopapuar pada permukaan ulcer dan terjadi pembengkakkan limfe dan komdisinya afebril dan hubungannya dengan sifilis? Apa Limfadenopati Itu?Limfadenopati berarti penyakit pada kelenjar atau aliran getah bening (sistem limfatik). Biasanya, penyakit tersebut terlihat sebagai kelenjar getah bening menjadi bengkak, sering tanpa rasa sakit. Pembengkakan kelenjar itu disebabkan oleh reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap berbagai infeksi, termasuk HIV dan TB.Ada ratusan kelenjar getah bening di tubuh kita, dengan ukuran antara sebesar kepala peniti hingga biji kacang. Organ ini sangat penting untuk fungsi sistem kekebalan tubuh, dengan tugas menyerang infeksi dan menyaring cairan getah bening. Sebagian besar kelenjar getah bening ada di daerah tertentu, misalnya mulut, leher, lengan bawah, ketiak, dan kunci paha.Segera setelah seseorang terinfeksi HIV, kebanyakan virus keluar dari darah. Sebagian melarikan diri ke sistem limfatik (getah bening) untuk menyembunyikan diri dalam sel di kelenjar getah bening. Beberapa ilmuwan menganggap bahwa hanya 2% HIV ada dalam darah. Sisanya ada di sistem limfatik, termasuk limpa, di lapisan usus dan di otak.Infeksi HIV sendiri dapat menyebabkan limfadenopati atau pembengkakan kelenjar getah bening. Limfadenopati adalah salah satu gejala umum infeksi primer HIV. Infeksi primer atau akut adalah penyakit yang dialami oleh sebagian orang beberapa minggu setelah tertular HIV lihat Lembaran Informasi (LI) 103. Gejala lain termasuk demam dan sakit kepala, dan sering kali penyakit ini dianggap flu.Walaupun limfadenopati sering disebabkan HIV sendiri, penyakit ini dapat gejala infeksi lain, termasuk TB di luar paru, sifilis, histoplasmosis, virus sitomegalia, sarkoma Kaposi, limfoma dan kelainan kuliapa itu kelenjar getah bening ? pengertian kelenjar getah bening adalah bagian yang terpenting dari sistem kekebalan tubuh manusia. Kelenjar getah bening membantu tubuh Anda mengenali dan melawan kuman, infeksi, dan zat-zat asing lainnya.

Pembengkakan kelenjar getah bening biasanya terjadi sebagai akibat dari paparan bakteri atau virus. Ketika kelenjar getah bening bengkak yang disebabkan oleh infeksi, ini dikenal sebagai limfadenitis. Penyebab pembengkakan kelenjar getah bening juga dapat terjadi karena kanker.

Fungsi kelenjar getah bening Anda memainkan peran penting dalam kemampuan tubuh untuk melawan virus, bakteri dan penyebab lain dari penyakit. Lokasi kelenjar getah bening bengkak yang umum pada beberapa tempat di tubuh Anda, yaitu pembengkakan kelenjar getah bening di leher Anda, pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak Anda, di bawah dagu Anda, juga di pangkal paha Anda.

Sistem limfatik Anda terdiri dari jaringan organ, pembuluh darah dan kelenjar getah bening yang terletak di seluruh tubuh Anda. Sebagian besar kelenjar getah bening Anda berada di kepala dan di leher Anda. Kelenjar getah bening yang sering membengkak berada di area ini, serta di ketiak dan area selangkangan.

Pembengkakan kelenjar getah bening adalah tanda bahwa ada sesuatu yang salah di suatu tempat di tubuh Anda. Ketika gejala getah bening Anda membengkak pada awalnya, Anda mungkin dapat melihat dan merasakan, ciri ciri penyakit kelenjar getah bening pada awal pembengkakan yaitu: Lembut dan menyakitkan. Benjolan kelenjar getah bening yang mungkin seukuran kacang polong atau kacang tanah, atau bahkan lebih besar.2. DD? DIAGNOSIS BANDINGPada sifilis stadium I dengan :1. Herpes simpleksBersifat residif, disertai rasa gatal, lesi berupa vesikel diatas kulit eritematosa yang berkelompok. Bila pecah nampak erosi, sering berkonfluensi, polisiklik, indurasi (-).2. Ulkus piogenikKarena trauma, ulkus kotor,mengandung pus, nyeri, indurasi (-)3. SkabiesPapul, vesikel di genitalia eksterna, gatal pada malam hari, menyerang orang berkelompok.4. BalanitisErosi superfisialis pada glans penis disertai eritema, indurasi (-)5. Limfogranuloma venereumPapul, vesikel,pustul, ulkus yang cepat hilang, limfadenitis regional dengan tanda radang akut, periadenitis, gejala konstitusi demam, malese dan atralgia.6. Karsinoma sel squamosaPada usia lanjut yang tidak disirkumsisi, lesi kulit berupa benjolan, indurasi(+), mudah berdarah. Untuk diagnosis dilakukan biopsi.7. Penyakit bechetUlkus superfisialis, multipl, biasanya pada skrotum atau labia.8. Ulkus moleLangka, ulkus lebih dari satu disertai tanda radang akut, pus (+), dinding bergaung, hemophilus ducrey (+), limfadenitis regional dengan tanda radang akut.

Sifilis stadium II1. Erupsi alergi obatDari anamnesis dan keluhan umumnya disertai gatal.2. MorbiliTerdapat gejala konstitusi, KGB tidak membesar.3. Pitiriasis roseaBercak eritematosa dengan skuama halus, bentuk lonjong, lentikuler, tersusun sejajar dengan lipatan kulit, limfadenitis (-).4. PsoriasisPersamaan terdapat eritema dan skuama, namun limfadenitis (-), terdapat skuama berlapis dan fenomena auspitz dan tetesan lilin.5. Dermatitis seboroikPersamaan terdapat eritem dan skuama, perbedaan tempat predileksi pada tempat seboroik, limfadenitis (-)6. Kondiloma akuminatumPapul bentuk runcing sedang pada komdiloma lata papul datar.7. Alopesia areataPada alopesia areata lebih besar, pada areolaris seperti digigit ngengat, kecil dan banyak.Sifilis stadium III1. Sporotrikosis dan aktinomikosis2. Tuberkulosis kutis gumosaDIAGNOSIS BANDING SIFILIS SEKUNDER1. Erupsi Obat AlergikPada anamnesis dapat diketahui timbulnya alergi karena obat yang dapat disertai demam. Kelainannya dapat mirip dengan roseola pada S II. Keluhannya gatal, sedangkan pada sifilis biasanya tidak gatal.2. MorbiliKelainan berupa eritema seperti S II. Bedanya pada morbili disertai gejala konstitus serta kelenjar getah bening tidak membesar.3. Ptiriasis RoseaPerbedaannya dengan S II, pada penyakit ini tidak disertai limfadenitis generalisata.

4. PsoriasisPada psoriasis tidak terdapat limfadenitis generalisata, dan skuama berlapis-lapis serta terdapat tanda tetesan lilin dan Auspitz.5. Dermatitis SeboroikPerbedaannya pada dermatitis seboroik tempat predileksinya pada tempat seboroik, skuama berminyak dan kekuningan, tidak disertai limfadenitis generalisata.6. Kondiloma AkumintaPenyakit ini mirip kondiloma lata. Perbedaannya pada kondiloma akuminata biasanya permukaannya runcing, sedangkan pada kondiloma lata permukaannya datar serta eksudatif.7. Alopesia AreataKebotakan setempat mirip pada S II. Perbedaannya pada alopesia areata lebih besar (numular) dan hanya beberapa, sedangkan alopesia areolaris lebih kecil (lentikular) dan banyak serta seperti gigitan ngengat.

3. Patofisiologi?

PATOFISIOLOGIStadium Dini Pada sifilis yang didapat, T.pallidum masuk ke dalam kulit melalui mikrolesi atau selaput lendir, biasanya melalui senggama. Kuman tersebut membiak, jaringan bereaksi dengan membentuk infiltrat yang terdiri atau sel-sel limfosit dan sel-sel plasma, terutama di perivaskular, pembuluh-pembuluh darah kecil berproliferasi dikelilingi T.pallidum dan sel-sel radang. Treponema tersebut terletak di antara endotelium kapiler dan jaringan perivaskular di sekitarnya. Enarteritis pembuluh darah kecil mengakibatkan perubahan hipertrofik endotelium yang menimbulkan obliterasi lumen (enarteritis obliterans). Kehilangan perdarahan akan menyebabkan erosi, dan pemeriksaan klinis tampak sebagai S I. Sebelum S I terlihat, kuman telah mencapai kelenjar getah bening regional secara limfogen dan membiak. Pada saat itu terjadi pula perjalanan hematogen dan menyebar ke semua jaringan di badan, tetapi manifestasinya akan tampak kemudian. Multiplikasi ini diikuti oleh reaksi jaringan sebagai S II, yang terjadi 6-8 minggu setelah S I. S I akan sembuh perlahan-lahan karena kuman di tempat tersebut jumlahnya berkurang, kemudian terbentuklah fibroblas-fibroblas dan akhirnya sembuh berupa sikatriks. S II juga mengalami regresi perlahan-lahan dan lalu menghilang (4,7). Tibalah stadium laten yang tidak disertai gejala, meskipun infeksi yang aktif masih terdapat. Sebagai contoh pada stadium ini seorang ibu dapat melahirkan bayi dengan sifilis kongenital. Kadang-kadang proses imunitas gagal mengontrol infeksi sehingga T.pallidum membiak lagi pada tempat S I dan menimbulkan lesi rekuren atau kuman tersebut menyebar melalui jaringan menyebabkan reaksi serupa dengan lesi rekuren S II, yang terakhir ini lebih sering terjadi daripada yang terdahulu. Lesi menular tersebut dapat timbul berulang-ulang, tetapi pada umumnya tidak melebihi 2 tahun (4).

Stadium LanjutStadium laten dapat berlangsung bertahun-tahun, rupanya treponema dalam keadaan dorman. Meskipun demikian antibodi tetap ada dalam serum penderita. Keseimbangan antara treponema dan jaringan dapat sekonyong-konyong berubah, sebabnya belum jelas, mungkin trauma merupakan salah satu faktor presipitasi. Pada saat itu muncullah S III berbentuk guma. Meskipun pada guma tersebut tidak dapat ditemukan T.pallidum, reaksinya hebat karena bersifat destruktif dan berlangsung bertahun-tahun. Setelah mengalami masa laten yang bervariasi guma tersebut timbul di tempat-tempat lain. Treponema mencapai sistem kardiovaskular dan sistem saraf pada waktu dini, tetapi kerusakan menjadi perlahan-lahan sehingga memerlukan waktu bertahun-tahun untuk menimbulkan gejala klinis. Penderita dengan guma biasanya tidak mendapat gangguan saraf dan kardiovaskular, demikian pula sebaliknya. Kira-kira dua pertiga kasus dengan stadium laten tidak memberi gejala (4).Djuanda, Adhi, dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kelima. Jakarta. FKUI.PATOGENESIS1.2.3.4Stadium DiniPada sifilis didapat, Treponema pallidum masuk ke dalam kulit melalui mikrolesi atau selaput lendir. Kuman tersebut akan membiak, jaringan bereaksi dengan membentuk infiltrat yang terdiri dari sel limfosit dan sel plasma. Pada daerah perivaskular terutama di bagian pembuluh darah kecil, akan dikelilingi oleh treponema pallidum. Bila timbul endarteritis akan mengakibatkan perubahan hipertrofik dari endotelium yang akan mengakibatkan timbulnya obliterasi kuman. Akibat dari kehilangan perdarahan akan timbul erosi yang pada pemeriksaan klinis tampak sebagai sifilis stadium I.Sebelum nampak gejala sifilis stadium I, kuman telah mencapai kelenjar limfe regional melalui penyebaran secara limfogen dan secara hematogen ke semua jaringan di badan dan membiak. Multiplikasi ini diikuti reaksi jaringan sebagai sifilis stadium II, yang terjadi 6-8 minggu sesudah sifilis stadium I. Sifilis stadium I dan II perlahan akan mengalami regresi dan menghilang.Pada stadium laten tidak nampak adanya gejala, namun infeksi masih aktif karena pada ibu yang menderita sifilis pada stadium ini dapat melahirkan bayi dengan sifilis kongenital.Bila proses imunitas gagal pada tempat bekas sifilis stadium I Treponema pallidum akan membiak kembali dan menimbulkan lesi rekuren, reaksi tersebut menular dan dapat timbul berulang-ulang.Stadium LanjutStadium laten pada sifilis dapat berlangsung selama bertahun-tahun, hal ini dikarenakan Treponema berada dalam keadaan dorman. Apabila terjadi perubahan keseimbangan antara Treponema dan jaringan maka dapat muncul sifilis stadium II berbentuk guma yang hal tersebut belum pasti diketahui sebabnya, namun trauma merupakan salah satu faktor predisposisi. Pada guma umumnya tidak ditemukan Treponema pallidum, reaksinya hebat dan bersifat destruktif serta berlangsung bertahun-tahun.Treponema dapat mencapai sistem kardiovaskuler dan sistem saraf dalam waktu dini, namun kerusakan yang terjadi secara perlahan-lahan sehingga memerlukan waktu bertahun-tahun untuk dapat menimbulkan gejala klinis. 4. Gejala-gejala dan tanda klinis?GEJALA KLINIS.Sifilis Stadium IMasa tunas umumnya 2-4 minggu. Treponema pallidum masuk ke dalam selaput lendir atau kulit yang mengalami lesi secara langsung, lalu berkembang biak, dan menyebar secara limfogen dan hematogen.1.2Timbul suatu ulkus yang disebut ulkus durum yang mempunyai sifat khusus :71. Tidak nyeri2. Sekitar ulkus teraba keras3. Dasar ulkus bersih dan berwarna merah4. SoliterLokasi ulkus ini pada laki-laki biasannya terdapat pada preputium, sulkus koronarius, batang penis dan skrotum. Pada wanita di labium mayora dan minora, klitoris, serviks. Ulkus juga dapat terdapat pada ekstra genital misalnya pada anus, rektum, bibir,mulut, lidah, tonsil, jari, dan payudara.1.6.7Pada sifilis stadium satu setelah 1 minggu umumnya ditemukan pembesaran kelenjar getah bening ingunalis medialis yang soliter, indolen, tidak lunak, besarnya lentikular, tidak supuratif dan tidak terdapat periadenitis.1.2Sifilis Stadium IIBiasannya sifilis stadium II timbul 6-8 minggu sejak sifilis stadium I. 2/3 kasus masih disertai sifilis stadium I1Sifilis stadiumII dapat disertai gejala konstitusi, umumnya tidak berat, berupa anoreksia, penurunan berat badan, malese, nyeri kepala, demam yang tidak tinggi, atralgia.1.2Pada sifilis stadium II dapat memberikan kelainan kulit mukosa, kelenjar getah bening, mata, hepar, tulang dan saraf karena menyebar dari ulkus dan kelenjar getah bening ke dalam aliran darah dan keseluruh tubuh. 1.2Lesi pada stadium II menular, gejala untuk membedakan antara stadium II dan penyakit kulit lain adalah lesi kulit pada sifilis stadium II umumnya tidak gatal, disertai limafenitis generalisata dan pada lesi dini disertai kelainan kulit pada tangan dan kaki. 1

Bentuk lesi pada sifilis stadium II:1. Lesi pada kulita. Roseola : merupakan makula yang pertama kali timbul. Menghilang dalam beberapa hari-minggu-bulanb. PapulBulat, lentikulaer, generalisata dengan skuama dipinggir (koloret) Pada leher dinamakan collar of venusPada sifilis stadium II lanjut, papul bersifat setempat, tersusun arsinar/sirsinar/polisiklik/korimbiformis. Dinamakan korona venerik bila terdapat pada dahi dan tersusun arsinar/sirsinar.Kondiloma lata adalah papul lentikular, permukaan datar, sebagian berkonfluens terletak pada lipatan kulit; karena adanya gesekan antar permukaan kulit permukaannya menjadi erosif, eksudatif. Tempat predileksi daerah lipat paha, skrotum, vulva, periana, dibawah mamae, dan antar jari kaki.c. PustulPapul yang menjadi vesikel dan segera menjadi pustul. Timbul pada daya tahan tubuh yang menurun.2. Lesi pada mukosaa. angina sifilitika eritematosaDinamakan enantem, terutama pada mulut dan tenggorok. Berupa makula eritematosa, berkonfluense membentuk makula yang difus, berbatas tegas. Keluhan dapat berupa nyeri pada tenggorok, terutama pada saat menelan. Bila menyerang faring dapat mengakibatkan suara parau.b. Plaque muqueusesBerupa papul eritematosa, permukaan datar,miliar-lentikular.3. Lesi pada rambutDapat mengakibatkan kerontokan rambut, difus dan tidak khas dinamakan alopesia difusa. Pada sifilis stadium II lanjut terdapat alopesia areolaris seperti digigit ngengat.4. Lesi pada kukua. Onikia sifilitikaWarna kuku berubah menjadi putih kabur, kuku menjadi rapuh, distal lempeng kuku menjadi hiperkeratotik sehingga kuku terangkat.b. Paronikia sifilitikaTimbul radang kronik, kuku menjadi rusak, kadang terlepas.5. Lesi pada alat laina. Pada kelenjar getah beningSama seperti sifilis stadium Ib. Pada mataUveitis anterior, koroido-retinitisc. Pada heparhepatitisd. Pada tulange. Pembengkakan tidak nyeri, pergerakan terganggu.f. Pada sarafPada LCS didapatkan peninggian sel dan protein. Tekanan intra kranial dapat meningkat memberi gejala nyeri kepala, muntah, odema papil.Sifilis Laten DiniPada fase ini tidak ada gejala klinis tetapi pemeriksaan serologisnya positif.7Sifilis Stadium RekurenTerjadi pada sifilis yang tidak diobati atau yang mendapat pengobatan tidak cukup. Umumnya terjadi pada sifilis stadium II.1Sifilis Stadium Laten LanjutBiasanya tidak menular, diagnosis dengan tes serologik, masa laten dari beberapa tahun hingga bertahun-tahun.1Sifilis Stadium IIIBerupa guma.dimulai dengan timbulnya granuloma di dalam jaringan (otot, tulang dsb) yang kemudian memecah ke permukaan membentuk ulkus yang dalam dengan dasar tertutup pus. Tepi ulkus meninggi dan keras dindingnya curam.proses guma juga terjadi pada laring, paru, gastrointestinal, hepar dan testis.7Pada kardiovaskuler, sifilis stadium II menyebabkan miokarditis, gangguan katup jantung dan aneurisma aorta.7NeurosifilisInfeksi terjadi pada stadium dini, sebagain besar kasus tidak memberikan gejala, 20-37% kasus terdapat kelainan pada LCS.1.3Neurosifilis dibagi 4 macam:1.31. Neurosifilis asimptomatikDidasarkan pada kelainan LCS2. Sifilis meningovaskular, misalnya meningitis, meningomielitis, endarteritis sifilitika.Nyeri kepala, konvulsi fokal, papil nervus optikus sembab, gangguan mental, atrofi nervus optikus, meningitis basalis, gangguan hipotalamus, gangguan piramidal, gangguan miksi dan defekasi, stupor, koma3. Sifilis parenkim : a. Tabes dorsalis : ataksia, arefleksia, gangguan visus, nyeri pada kulit, retensi dan inkontinensia urin.b. Demensia paralitika : demensia yang berangsur-angsur dan progresif.4. GumaUmumnya pada meningens, akibat perluasan dari tulang tengkorak. Dapat soliter atau multiple. Keluhan berupa nyeri kepala, mual, muntah, gangguan visus. Gejala berupa odema papil karena peningkatan tekanan intrakranial, paralisis nervus kranial, hemiplegi.Sifilis KongenitalTreponema pallidum dapat menembus plasenta dari ibu,menginfeksi janin sehingga mengakibatkan sifilis kongenital.2Gambaran klinis dapat dibagi menjadi: 11. Sifilis kongenital dini Bula bergerombol simetris pada telapak tangan dan kaki disebut pemfigus sifilitika Papulo-squamosa Ragades Wajah bayi seperti orang tua akibat turunnya berat badan Onikia sifilitika :kuku yang terlepas karena papul dibawahnya Plaque muqueuses Syphilitic snuffles Pembesaran kelenjar getah bening generalisata Fibrosis hepar dan lien Kelainanpada ginjal dan paru Osteokondritis pada tulang panjang danpseudo paralisis parot (ujung tulang terasa nyeri, bengkak sehingga sulit digerakkan). Dapat pula terjadi komplikasi berupa fraktur patologik, artritis supurativa dan terlepasnya epifisi Anemia berat sehingga rentan terhadap infeksi Pada otak menyebabkan perkembangan terhenti2. Sifilis kongenital lanjut Usia 7-15 tahun Guma dapat menyerang kulit,tulang, selaput lendir dan alat dalam. Perforasi septum nasi dan palatum Sabre tibia : periostitis sifilitika pada tibia Parrot nodus :osteoartrititis setempat pada tengkorak berupa tumor bulat Keratitis interstisial Cluttons joints : pembengkakan pada kedua sendi yang nyeri disertai efusi3. Stigmata Stigmata lesi dini : Fascies : gangguan pertumbuhan septum nasi depresi jembatan hidung (saddle nose), maksila tumbuh abnormal lebih kecil dari mandibula (bulldog jaw) Gigi : gigi hutchinson, pada gigi insisi permanen lebih kecil dari normal dengan bagian sisi konveks dan daerah untuk menggigit konkav. Moons molar atau mulbery molar yaitu permukaan gigi molar berbintil bintil. Ragades Jaringan parut koroid :pada daerah fundus okuli timbul koroidoretinitis meninggalkan kelainan permanen Kuku : onikia akan merusak dasar kuku.Stigmata lesi lanjut Kornea : keratitis kekeruhan pada lapisan dalam kornea Sikatriks gumatosa Tulang : osteoporosis gumaosa meninggalkan deformitas sebagai sabre tibia. Frontal bossing, saddle nose dan buldog jaw buldog fascies Atrofi optikus Trias hutchinson: terdiri dari keratitis intertisialis, gigi hutchinson, tuli nervus VIIIGEJALA KLINISPerjalanan klinik penyakit ini mempunyai beberapa stadia : - Stadium I (primary syphilis)- Stadium II (Secondary syphilis)- Stadium III (Tertiarysyphilis)Stadium I & II disebut juga sifilis dini (early sipihlis).Stadium III disebut juga sifilis lanjut (late sypihlis).Batas late dan early sekitar 3 tahun masa menderita.Stadium I :Timbul suatu ulkus yang disebut ulkus durum yang mempunyai sifat khas. Sifat-sifat ulkus tersebut : - tidak nyeri (indolen)- sekitar ulkus teraba keras (indurasi)- dasar ulkus bersih dan berwarna merah sepertik lak- seliter (biasanya hanya 1 2 ulkus).Lokasi ulkus ini pada laki-laki biasanya terdapat pada preputium, ulkus koronarius, batang penis dan skrotum. Pada wanita di labium mayora dan minora, klitoris dan bisa juga pada serviks. Ulkus bisa terdapat ekstra genital misalnya pada : bibir, mukosa mulut, leher dan mammae.Stadium II :Stadium ini dimulai sekitar 8 minggu setelah infeksi atau sekitar 5 minggu setelah setelah timbul ulkus durum (afek primer).I. Lesi di kulit berbentuk macam-macam :a. reseolae syphilitica : merupakan makulae yang pertama timbul.b. papulo-sirsiner : papulae yang timbul kemudian yang menyusun diri menjadi setengah lingkaran atau satu lingkaran penuh.c. korona veneris; gerombolan papulae yang terdapat di dahi/muka.d. condyloma accuminata : pspulae yang tebal berwarna putih kea-abu-abuan, basah, berbentuk bulan/lonjong, terdapat di daerah yang lembab seperti : genetal, perium, anus, aksila.e. bila lesi-lesi di atas menyembuh mungkin meninggalkan bekas berupa makulae hipopigmentasi disebut lekoderma sifilitika.II. Lesi pada mukosa mulut :a. mucous patch/muqous plaque; bercak menebal pada mukosa pipi berwarna keputihan, tidak nyeri. Lesi ini juga bisa terdapat di dasar mulut atau lidah.b. ulkus (snail track ulcer) : ulkus yang melingkar seperti jalannya siput, didapatkan pada palatum atau mukosa pipi.III. Lesi di kepala berambutAlopecia areata : rontoknya sebagian rambut yang menyebabkan kebotakan yang khas yaitu tepinya bergerigi seperti bekas gigitan serangga.IV. Pembesaran getah bening :Limfadenitis generalisata dengan sifat-sifat : soliter, tidak nyeri dan tidak saling melekat dapat dicari pada daerah oksipital, preaurikuler, mandibuler, servikal, sulkus bisipitalis, dll.V. Hepato-spenomegali : kadang-kadang disertai ikterus ringan.Stadium III : (begign late syphilis)Berupa gumma. Dimulai dengan timbulnya granuloma di dalam jaringan (otot, tulang, dsb) yang kemudian memecahkan ke permukaan membentuk ulkus yang yang dalam dengan dasar tertutup pus. Tepi ulkus meninggi dan keras dindingnya curam (seperti dilubangi). Proses gumma juga terjadi pada laring, paru, gastrointestinal, hepar dan testis.Pada kardiovaskuler, sifilis III menyebabkan miockarditis, gangguan katup jantung dan aneurisma aorta.Pada saraf sifilis III memberikan :a. asymptomatic neurosyphilis : belum ada gejala sifilis yang yang jelas, tetapi cairan sumsum tulang belakang telah menunjukkan kelainan laboratoris.b. cerebral syphilis : bisa berupa meningitis, vaskuler (tanda-tanda trombosit) serta parenchymal (paresa yang menyeluruh).c. syphilis medulla spinalis : juga menyerang meningen, vaskuler dan parenkim.Tabes dorsalin (parenchymal-) tersering memberikan keluhan nyeri tiba-tiba pada kaki, (lightning pain), paraestesia, ataksia, incontinentia urinae dan alvi.5. Mengapa ada Snail-track?GEJALA KLINISPerjalanan klinik penyakit ini mempunyai beberapa stadia : - Stadium I (primary syphilis)- Stadium II (Secondary syphilis)- Stadium III (Tertiarysyphilis)Stadium I & II disebut juga sifilis dini (early sipihlis).Stadium III disebut juga sifilis lanjut (late sypihlis).Batas late dan early sekitar 3 tahun masa menderita.

Stadium 2 tempat macam2 mukosa gejala klinis II. Lesi pada mukosa mulut :a. mucous patch/muqous plaque; bercak menebal pada mukosa pipi berwarna keputihan, tidak nyeri. Lesi ini juga bisa terdapat di dasar mulut atau lidah.b. ulkus (snail track ulcer) : ulkus yang melingkar seperti jalannya siput, didapatkan pada palatum atau mukosa pipi.6. Mengapa terjadi erythematous di tepi lidah kiri?1. Hartono, Rosanna Olivia. 2011. Treponema Pallidum. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.2. Mudiyah Mokhtar, 1978. Ilmu Penyakit Mulut dan Gigi Manson & Eley, 1993; terj. Buku Ajar Periodonti3. Fahmi, Sjaiful D. 2003. Penyakit Menular Seksual. FK UI: Jakarta4. . Rinawati, Mutiara. S. 2003. Diagnosis Dan Tatalaksana Sifilis Kongenital. Sari Pediatri, Vol. 5, No. 2, September 2003: 52 57. Oral aspek dari chancre :Pengertian Chancre adalah lesi pada kulit akibat dari penyakit sipilis pada stadium pertama dimana chancre ini menunjukkan adanya perubahan pada lapisan corium, sedangkan pada lapisan epidermis hanya terlihat sedikit perubahan saja. Dinding pembuluh darah menebal dan terdapat sel-sel lympoid. Didekat pembuluh daerah ini terdapat kuman spirochaeta. Perubahan pada lapisan epidermis hanya disebabkan oleh pengaruh tekanan sel dibawahnya.Lokasi dari chancre didaerah mulut adalah bibir, oral mukosa lidah, palatum mole, daerah tonsil atau pharynx. Yang paling banyak adalah bibir terutama bibir bawah. Chancre disini tidak menyebabkan rasa sakit, karekteristik merupakan luka yang dalam, berwarna coklat, berkerak dan sekelilingnya keras. Apabila terasa sakit ini disebabkan oleh adanya infeksi sekundair. Warna coklat tua ini ditutupi oleh film yang berwarna putih kelabu. Dapat dibedakan dengan luka herpes, pada herpes luka lebih sakit.