leunca (solanum nigrum)

4
Leunca (Solanum nigrum L.) 1. Nama tumbuhan Nama daerah : Leunca (Sunda), Ranti (Jawa), anti, Bobosa (Maluku) Nama asing : long kui (Tiong Hoa), enab el-deeb (Arab) Nama latin : Solanum nigrum L. Sinonim : S. fistolosum Rich, S. nodiflorum Jacq. Solanum guineense (L) Lam. (Iwu, 1993; Wijayakusuma, 2005). 2. Klasifikasi tumbuhan Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil) Sub Kelas : Asteridae Ordo : Solanales (suku terung-terungan) Famili : Solanaceae Genus : Solanum Spesies : Solanum nigrum L. (Kartesz, 2004)

Upload: sinthiya-nur-septiani

Post on 16-Nov-2015

18 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

kumpulan literatur leunca

TRANSCRIPT

  • Leunca (Solanum nigrum L.)

    1. Nama tumbuhan

    Nama daerah : Leunca (Sunda), Ranti (Jawa), anti, Bobosa (Maluku)

    Nama asing : long kui (Tiong Hoa), enab el-deeb (Arab)

    Nama latin : Solanum nigrum L.

    Sinonim : S. fistolosum Rich, S. nodiflorum Jacq. Solanum guineense (L) Lam. (Iwu,

    1993; Wijayakusuma, 2005).

    2. Klasifikasi tumbuhan

    Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

    Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

    Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

    Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

    Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)

    Sub Kelas : Asteridae

    Ordo : Solanales (suku terung-terungan)

    Famili : Solanaceae

    Genus : Solanum

    Spesies : Solanum nigrum L. (Kartesz, 2004)

    http://kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/result.jsp?sname=organism&word=Solanum%20nigrumhttp://en.wikipedia.org/wiki/Solanaleshttp://en.wikipedia.org/wiki/Solanaceaehttp://www.plantamor.com/index.php?plantsearch=Solanumhttp://kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/result.jsp?sname=organism&word=Solanum%20nigrumhttp://ccrcfarmasiugm.files.wordpress.com/2011/02/leunca-1.jpg

  • 3. Deskripsi Tumbuhan

    Tanaman ini termasuk ke dalam golongan semak, dengan tinggi lebih kurang 1,5 m. Memiliki

    akar tunggang dengan warna putih kocoklatan. Batang tegak, berbentuk bulat, lunak, dan

    berwarna hijau. Berdaun tunggal, lonjong, dan tersebar dengan panjang 5-7,5 cm ; lebar 2,5-

    3,5 cm. Pangkal dan ujung daun meruncing dengan tepi rata. Pertulangan daun menyirip.

    Daun mempunyai tangkai dengan panjang 1 cm dan berwarna hijau. Bunga berupa bunga

    majemuk dengan mahkota kecil, bangun bintang, berwarna putih, benang sari berwarna

    kehijaunan dengan jumlah 5 buah. Tangkai bunga berwarna hijau pucat dan berbulu. Buah

    berbentuk bulat, jika masih muda berwarna hijau, dan berwarna hitam mengkilat jika sudah

    tua ukurannya kira-kira sebesar kacang kapri Biji berbentuk bulat pipih, kecil-kecil, dan

    berwarna putih.

    4. Kegunaan di masyarakat

    Diketahui bahwa leunca (Solanum nigrum L.) mengandung bahan sebagai antiseptik, anti

    inflammasi dan antidisentri (Heiser 1969; Vogel 1990). Menurut Akhtar dan Mohammad

    (1989) bahwa serbuk dari tanaman dapat sebagai ulcerogenik. Selain itu juga dapat

    dimanfaatkan sebagai antimalaria (Watt dan Breyer-Brandwijk,1962)

    Bijinya dapat digunakan untuk pengobatan gonorrhea dan disuria (Jain dan Borthakur, 1986).

    Tandon dan Rao (1974) melaporkan bahwa buah dan jusnya dapat menyembuhkan penyakit

    perut dan demam sedangkan tunasnya dapat digunakan untuk penyakit kulit. Selain itu, bunga

    dan daunnya dapat digunakan sebagai penurun panas dan melawan efek overdosis dari

    alkohol (Heiser, 1963). Daunnya yang di jus digunakan sebagai obat cacing, nyeri pada sendi

    serta sakit telinga (Grieve, 1931).

    5. Kandungan Kimia dan Manfaat

    Leunca (Solanum nigrum L.) mengandung solanine, solasonine, solamargine dan

    chaconine (Everist, 1974; Wetter dan Phipps, 1979; Cooper dan Johnson, 1984). Serta

    diketahui pada buah leunca yang belum matang mengandung steroidal alkaloid solasodine

    serta steroidal sapogenin diosgenin dan tigogenin. Pushpa Khanna dan Rathore (1977)

    melaporkan bahwa terdapat kandungan signifikan dari diosgenin (1,2%) dan solasodine

    (0,65%) pada buah leunca (Solanum nigrum L.) yang masih hijau (belum matang). Struktur

    berbagai macam metabolit yang dihasilkan dariSolanum nigrum L. dapat dilihat pada gambar

    2.

    http://kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/result.jsp?sname=organism&word=Solanum%20nigrumhttp://kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/result.jsp?sname=organism&word=Solanum%20nigrumhttp://http/kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/result.jsp?sname=metabolite&word=solaninehttp://http/kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/result.jsp?sname=metabolite&word=solasoninehttp://http/kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/result.jsp?sname=metabolite&word=solamargine%20dan%20chaconinehttp://http/kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/result.jsp?sname=metabolite&word=solamargine%20dan%20chaconinehttp://kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/result.jsp?sname=organism&word=Solanum%20nigrumhttp://kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/result.jsp?sname=organism&word=Solanum%20nigrum

  • Gambar 2. Struktur Kimia -Solanine (a), solasonine (b), solamargine (c),-chaconine (d),

    solasodine (e), diosgenin (f) dan tigogenin (g) (Kanaya, 2000)

    Saijo et al. (1982) meneliti pada buah Leunca (Solanum nigrum L)yang belum matang

    mengandung steroidal glikosida yaitu proto-desgalactotigonin, desgalactotigonin dan

    tigogenin3-O--D-glucopyra-nosyl-(1->2)-[-D-glucopyranosyl-(1->3)]--Dglucopyranosyl-

    (1->4)--D-galactopyranoside (Gambar 3).

    Gambar 3. Struktur Kimia desgalactotigonin (R=H) dan tigogenin 3-O--D-glucopyranosyl-

    (1->2)-[-D-glucopyranosyl-(1->3)]--Dglucopyranosyl-(1->4)- -D-galactopyranoside

    (R=CH2OH) (Ikeda, 2000)

    Kemudian pada tahun 2000, Ikeda mengisolasi dari seluruh tanaman leunca (Solanum

    nigrum L.) dan diperoleh 2 senyawa steroidal oligoglikosida yang beraktivitas sitotoksik dan

    antiherpes yaitu nigrumnin I dan nigrumnin II (Gambar 4).

    http://kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/result.jsp?sname=organism&word=Solanum%20nigrumhttp://kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/result.jsp?sname=organism&word=Solanum%20nigrumhttp://kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/result.jsp?sname=organism&word=Solanum%20nigrumhttp://ccrcfarmasiugm.files.wordpress.com/2011/02/leunca-2.jpghttp://ccrcfarmasiugm.files.wordpress.com/2011/02/leunca-3.jpghttp://ccrcfarmasiugm.files.wordpress.com/2011/02/leunca-2.jpghttp://ccrcfarmasiugm.files.wordpress.com/2011/02/leunca-3.jpg

  • Gambar 4. Struktur Kimia Nigrumnin I (R1=H2 ; R2=H) dan Nigrumnin II (R1=O ; R2=OH)

    (Ikeda, 2000)

    Hal tersebut dapat diketahui melalui -2-solamargine yang diisolasi dari Solanum

    nigrum L. terbukti memiliki sitotoksik pada sel tumor HT-29 (kolon), HCT-15 (kolon),

    LNCaP (prostat), PC-3 (prostat), T47D (payudara), dan MDA-MB-231 (payudara) dalam

    uji in vitro. Sementara itu dari uji sitotoksik mengindikasikan bahwa kandungan utama

    senyawa antikanker pada Solanum nigrum L. adalah solamargine (Hu, 1999). Solamargin

    diketahui dapat memodulasi protein TNFRs dan bcl-2, dan potensial sebagai agen antikanker

    untuk sel kanker yang resisten TNFs and Bcl-2 (Liu, 2004). Selain itu solamargine

    menurunkan regulasi HER2 dan meningkatkan regulasi Fas dan ekspresi tumor necrosis

    factor receptor (TNFR) sehingga memacu jalur apoptosis sel yang termediasi mitokondria

    dan mensensitisasi nonsmall cell lung cancer (NSCLC) H441 dan A549. (Liang, 2008).

    Solanin yang diisolasi dari leunca mampu menginduksi apoptosis pada sel kanker hepar

    HepG(2) melalui penurunan ekpresi Bcl-2 yang ditunjukkan melalui western blot (Ji, 2008).

    6. Penelitian Mekanisme Antikanker

    Ekstrak etanolik leunca pada dosis tinggi (2 dan 5 mg/mL) dapat menginduksi apoptosis sel

    kanker hati HepG2 melalui peningkatan ekpresi p-JNK dan Bax, pelepasan cytochrome c, dan

    aktivasi caspase (Lin et al, 2007). Serta pada sel kanker yang sama diteliti solanine yang

    terkandung dalam ekstrak leunca menginduksi apoptosis juga melalui penurunan ekspresi

    Bcl-2 (Ji et al., 2008). Kemudian pemaparan selama 2 jam glikoprotein yang diisolasi dari

    leunca menunjukkan aktivitas sitosoksik pada sel kanker kolon HT-29 pada IC50 40 g/mL.

    Serta meningkatkan ekspresi sitokrom C mitokondrial, perusakan pro-caspase-9, pro-caspase-

    3, dan poly(ADP-ribose) protein polymerase (PARP) pada sel HT-29 (Lee et al., 2005).

    Kemudian pada penelitian lain menggunakan isolasi glikoprotein hasil ekstraksi leunca pada

    sel HT-29 juga dapat menstimulasi ekspresi protein kinase C (PKC) dan nuclear

    factor (NF)kappaB melaui analisis western blot (Lim, 2005). Selain itu ekstrak etanolik buah

    leunca yang telah matang dapat menghambat proliferasi sel kanker payudara MCF-7 melalui

    apoptosis yang ditunjukkan melalui semakin banyaknya fragmentasi DNA (Son et al.,2003).

    Sumber: http://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=2339

    http://kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/result.jsp?sname=organism&word=Solanum%20nigrumhttp://kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/result.jsp?sname=organism&word=Solanum%20nigrumhttp://kanaya.naist.jp/knapsack_jsp/result.jsp?sname=organism&word=Solanum%20nigrumhttp://ccrcfarmasiugm.files.wordpress.com/2011/02/leunca-4.jpg