leptospirosis
DESCRIPTION
leptospirosisTRANSCRIPT
KASUS KECIL
SEORANG PEREMPUAN USIA 20TAHUN KLINIS LEPTOSPIROSIS
DENGAN SEPSIS, ANEMIA HIPOKROMIK MIKROSITIK
Oleh:
Puspa Damayanti G99132007
Rizal Tahta M G99132008
Nurrasyidah G99132005
M. Idzham Reeza G99132010
Aditya Bawono G99132011
Residen
dr. Nur Hasan
Pembimbing
dr. Bayu Basuki Wijaya, SpPD, MKes
.
KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI
S U R A K A R T A
2014
1
STATUS PENDERITA
I. ANAMNESIS
A. Identitas Penderita
Nama : Nn. SR
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum menikah
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Boneng RT 1/9 Pendem Mojogedang, Karanganyar
No. RM : 01122148
Masuk RS : 21September 2014
Pemeriksaan : 24 September 2014
B. Keluhan Utama
Penurunan kesadaran
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluhkan penurunan kesadaran sejak 3 hari SMRS.
Penurunan kesadaran diawali dengan pasien merasa badannya lemas.
Lemas dirasakan pada seluruh tubuh. Lemas tidak dipengaruhi dengan
pemberian makanan. Setelah lemas pasien mulai merasakan mengantuk
sejak 2 hari SMRS. Mengantuk dirasakan terus menerus. 1 hari SMRS
penurunan kesadaran semakin memberat. Pasien sudah tidak dapat
melakukan aktivitas sama sekali dan susah diajak berkomunikasi.
Pasien juga mengeluhkan mual sejak 5 hari SMRS. Mual dirasakan
terus menerus, namun tidak disertai muntah. Pasien mengeluh nafsu
makannya karena rasa mual yang dirasakan. Pasien juga mengeluh mual
akan semakin dirasa memberat jika dipaksa makan. Pasien juga merasakan
nyeri perut beberapa saat setelah mual. Nyeri perut dirasakan di bagian
2
kanan atas. Nyeri perut dirasakan hilang timbul, semakin sakit jika
ditekan, dan terasa mbesesek.
7 hari SMRS pasien mengeluhkan demam. 2 hari pertama demam
dirasakan sumer-sumer, dan hari selanjutnya demam terus meninggi. Saat
demam tinggi pasien merasa menggigil, berkeringat, dan sakit kepala.
Demam tidak berkurang dengan pemberian obat penurun panas. Mimisan
(-), batuk (-), pilek (-). Pasien juga mengeluhkan mata dan tubuhnya
berwarna kuning tidak lama setelah demam.
BAK (+) warna seperti teh, sebanyak 3-4x/hari, ½-1 gelas
belimbing/BAK, nyeri (-), anyang-anyangan (-). BAB tidak ada keluhan,
frekuensi 1x/hari, warna kuning, lunak (+), lendir (-), darah (-).
Riwayat Penyakit Dahulu
Waktu Penyakit Tempat
Perawatan
Pengobatan dan Operasi
- - - -
Riwayat Penyakit Keluarga
1. Riwayat penyakit serupa : disangkal
2. Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
3. Riwayat sakit gula : disangkal
4. Riwayat asma : disangkal
5. Riwayat sakit ginjal : disangkal
Riwayat Alergi
Riwayat Alergi
Tahun Bahan/Obat Gejala
- - -
Riwayat Kebiasaan
3
Merokok Disangkal
Alkohol Disangkal
Obat bebas Disangkal
Penggunaan tato Disangkal
Jamu Disangkal
Minuman suplemen Disangkal
Olahraga Jarang
D. Riwayat Sosial dan Ekonomi
Pasien adalah seorang perempuan berusia 20 tahun dengan pekerjaan
sebagai pelajar. Pasien tinggal di rumah bersama ayah, ibu dan satu orang
adik. Pasien dirawat di RSUD Dr. Moewardi dengan fasilitas JKN. Pasien
tinggal di lingkungan rumah yang dekat dengan sungai dan sawah, serta
banyak tikus dirumahnya.
E. Riwayat Gizi
Sebelum sakit, pasien makan teratur 3x/hari, sebanyak masing-masing 1
piring nasi sayur dengan lauk tempe, tahu, jarang dengan daging atau ikan.
F. Anamnesis Sistemik
1. Keluhan Utama : penurunan kesadaran
2. Kulit : kuning (+), kering (-), pucat (-), menebal(-), gatal
(-), bercak-bercak kuning (-), luka (-).
3. Kepala : pusing (-), nyeri kepala (+), nggliyer(-),kepala
terasa berat (-), perasaan berputar-putar (-), rambut mudah rontok(-)
4. Mata : mata berkunang kunang(-), pandangan kabur (-),
gatal (-), mata kuning (+/+), mata merah (-/-).
5. Hidung : tersumbat (-), keluar darah (-), keluar lendir atau
air berlebihan (-), gatal (-).
4
6. Telinga : pendengaran berkurang (-), keluar cairan atau
darah (-), telinga berdenging (-).
7. Mulut :bibir kering (-), gusi mudah berdarah (-),
sariawan (-), gigi mudah goyah (-), sulit berbicara (-)
8. Tenggorokan : rasa kering dan gatal (-), nyeri untuk menelan
(-), sakit tenggorokan (-), suara serak (-).
9. Leher : benjolan (-)
10. Sistem respirasi: sesak nafas (-),batuk (-), batuk darah (-), nyeri dada(-),
mengi (-).
11. Sistem kardiovaskuler : nyeri dada (-), terasa ada yang menekan (-),
sering pingsan (-), berdebar-debar (-), keringat dingin (-), ulu hati terasa
panas (-), denyut jantung meningkat (-), bangun malam karena sesak
nafas (-).
12. Sistem gastrointestinal : mual (+), muntah (-), perut sebah (+), nafsu
makan menurun (+), nyeri perut kanan atas(+), BAB cair (-), sulit
BAB (-), BAB berdarah (-), perut nyeri setelah makan (-), BAB warna
seperti dempul(-), BAB warna hitam (-), BAB warna seperti petis (-).
13. Sistem muskuloskeletal: lemas (-), badan pegal-pegal (-), kaku sendi (-),
nyeri sendi (-), bengkak sendi (-), nyeri otot (-), kaku otot (-), kejang(-),
leher cengeng (-), nyeri tekan pada betis (-).
14. Sistem genitouterina : nyeri saat BAK (-), panas saat BAK (-), sering
buang air kecil (-), air kencing warna seperti teh (+), BAK darah (-),
nanah (-), anyang-anyangan (-), sering menahan kencing (-), rasa pegal
di pinggang (-), rasa gatal pada saluran kencing (-), rasa gatal pada alat
kelamin (-)
15. Ekstremitas :
Atas : luka (-/-), kesemutan (-/-), tremor (-/-), ujung jari terasa
dingin (-/-), bengkak (-/-), lemah (-/-), nyeri (-/-), lebam-
lebam kulit (-/-)
5
Bawah : luka (-/-), kesemutan (-/-), tremor (-/-), ujung jari terasa
dingin (-/-), bengkak (-/-), lemah (-/-), nyeri (-/-), lebam-
lebam kulit (-/-)
II. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 24 September 2014
A. Keadaan Umum : Tampak lemah
B. Kesadaran : Compos mentis
C. Tanda Vital
Tensi : 110/63 mmHg
Nadi : 100x/menit, irama reguler, isi dan tegangan cukup
Frekuensi nafas : 18x/menit, thorakoabdominal
Suhu : 38,70C per aksila
D. Status gizi :
BB : 48 kg
TB :160 cm
BMI : 18,75 kg/m2
Kesan : normoweight
E. Kulit : warna coklat, turgor menurun (-), hiperpigmentasi
(-), kering (-), teleangiektasis (-), petechie (-),
ikterik (+), ekimosis (-)
F. Kepala : bentuk mesocephal, rambutwarna hitam, mudah
rontok (-), luka (-), atrofi m. temporalis (-).
G. Mata : mata cekung (-/-), konjungtiva pucat (+/+),
sklera ikterik (+/+) ,perdarahan subkonjungtiva
(-/-), pupil isokor dengan diameter (3 mm/3 mm),
reflek cahaya (+/+), edema palpebra (-/-),
strabismus (-/-), conjungtiva suffusion (+/+).
H. Telinga : sekret (-), darah (-), nyeri tekan mastoid (-), nyeri
tekan tragus (-)
I. Hidung : nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-)
6
J. Mulut : sianosis (-), gusi berdarah (-),papil lidah atrofi(-),
luka pada sudut bibir (-), oral thrush (-), foetor
hepaticum (-), mukosa bawah lidah ikterik (-)
K. Leher : JVP R + 2 cm,trakea ditengah,simetris, pembesaran
kelenjar tiroid (-), pembesaran limfonodi cervical
(-), leher kaku (-), distensi vena-vena leher (-),
spider naevi (-)
L. Aksilla : rambut aksilla rontok (-)
M. Thorax : bentuk normochest, simetris, pengembangan
dadakanan = kiri,venektasi (-), retraksi intercostal
(-),spidernaevi (-),sela iga melebar(-), pembesaran
KGB axilla (-/-), atrofi m. pectoralis (-),
ginecomastia (-).
1. Jantung
Inspeksi : ictus kordis tidak tampak
Palpasi : ictus kordis tidak kuat angkat
Perkusi :
- Batas kiri atas : SIC II linea sternalis sinistra
- Batas kanan atas : SIC II linea sternalis dextra
- Batas kiri bawah : SIC IV 1 cm medial linea midclavicularis
sinistra
- Batas kanan bawah : SIC IV linea sternalis dextra
Auskultasi :bunyi jantung I-II murni, intensitas normal, reguler,
bising(-), gallop (-).
2. Pulmo
a. Depan
Inspeksi
- Statis : normochest, simetris, sela iga tidak melebar, iga
tidak mendatar
- Dinamis : pengembangan dada simetris kanan = kiri, sela iga
tidak melebar, retraksi intercostal (-)
7
Palpasi
- Statis : simetris
- Dinamis : pergerakan kanan = kiri, fremitus raba kanan =kiri
Perkusi
• Kanan : sonor, redup pada batas relatif paru-hepar pada SIC
VI linea medioclavicularis dextra, pekak pada
batas absolut paru hepar di SIC VIII.
• Kiri : sonor, sampai batas jantung pada SIC VI 2 cm
linea medioclavicularis sinistra
Auskultasi
- Kanan :suara dasar vesikuler normal, suara tambahan
wheezing (-), ronkhi basah kasar (-), ronkhi basah
halus (-), krepitasi (-)
- Kiri : suara dasar vesikuler normal, suara tambahan
wheezing (-), ronkhi basah kasar (-), ronkhi basah
halus (-), krepitasi (-)
b. Belakang
Inspeksi
- Statis : normochest, simetris, sela iga tidak melebar, iga
tidak mendatar
- Dinamis : pengembangan dada simetris kanan=kiri, sela iga
tidak melebar, retraksi intercostal (-)
Palpasi
- Statis : simetris
- Dinamis : pergerakan kanan = kiri, fremitus raba kanan =kiri
Perkusi
- Kanan : Sonor, mulai redup pada batas paru bawah V. Th X
- Kiri : Sonor, mulai redup pada batas paru bawah V. Th XI
Peranjakan diafragma 5 cm kanan = kiri
Auskultasi
8
- Kanan : Suara dasar vesikuler normal, suara tambahan
wheezing (-), ronkhi basah kasar (-), ronkhi basah
halus (-), krepitasi (-)
- Kiri : Suara dasar vesikuler normal, suara tambahan
wheezing (-), ronkhi basah kasar (-), ronkhi basah
halus (-), krepitasi (-).
N. Abdomen
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding thoraks,ascites (-),
venektasi (-), sikatrik (-), striae (-), caput medusae (-),
ikterik (-)
Auskultasi : bising usus (+) 10x/menit, bruit hepar (-)
Perkusi : timpani, pekak alih (-), pekak sisi (-)
Palpasi : defans muskular (-), nyeri tekan(+), hepar teraba 3
cm bawah arcus costa dekstra, 2 cm bawah procesus
xipoideus, konsistensi kenyal, tepi tajam, permukaan
rata, bruit (-) dan lien tidak teraba. Murphy sign (-).
O. Muskuloskeletal: nyeri tekan m.gastrocnemius (-).
P. Ekstremitas :
Ikterik (+)
Akral dingin O e d e m
- -
- -
- -
- -
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Laboratorium
Pemeriksaan 21/09/14 Satuan Rujukan
HEMATOLOGI RUTIN
Hb 7,3 g/dl 12-15,6
Hct 21 % 33-45
9
AE 2,96 106 / L 4,50-5,90
AL 36,4 103 / L 4,5-11
AT 83 103/ L 150-450
Golongan darah A
ELEKTROLIT
Na 137 mmol/L 136-145
K 4,3 mmol/L 3,7-5,4
Cl 109 mmol/L 98-106
HEMOSTASIS
PT 19,6 detik 10,0-15,0
APTT 36,6 detik 20,0-40,0
INR 1,780
KIMIA KLINIK
GDS 146 mg/dl 60-140
SGOT 183 U/L 0,0-35
SGPT 120 U/L 0,0-45
Bilirubin total 16,22 mg/dl 0,00-1,00
Albumin 2,5 g/dl 3,5-5,2
Ureum 155 mg/dL <50
Kreatinin 3,2 mg/dL 0,7-1,3
KIMIA URIN
Berat jenis 1,030 1,015-1,025
pH 6,0 4,5-8,0
Leukosit + /ul negatif
Nitrit negatif negatif
Protein ++ mg/dl negatif
Glukosa ++ mg/dl normal
Keton negatif mg/dl negatif
Urobilinogen + mg/dl normal
Bilirubin +++ mg/dl negatif
Eritrosit ++ /ul negatif
10
IV. RESUME
Pasien mengeluhkan penurunan kesadaran sejak 3 hari SMRS.
Penurunan kesadaran diawali dengan pasien merasa badannya lemas. Lemas
dirasakan pada seluruh tubuh. Lemas tidak dipengaruhi dengan pemberian
makanan. Setelah lemas pasien mulai merasakan mengantuk sejak 2 hari
SMRS. Mengantuk dirasakan terus menerus. 1 hari SMRS penurunan
kesadaran semakin memberat. Pasien sudah tidak dapat melakukan aktivitas
sama sekali dan susah diajak berkomunikasi.
Pasien juga mengeluhkan mual sejak 5 hari SMRS. Mual dirasakan
terus menerus. Pasien mengeluh nafsu makannya karena rasa mual yang
dirasakan. Pasien juga mengeluh mual akan semakin dirasa memberat jika
dipaksa makan. Pasien juga merasakan nyeri perut beberapa saat setelah mual.
Nyeri perut dirasakan di bagian kanan atas. Nyeri perut dirasakan hilang
timbul, semakin sakit jika ditekan, dan terasa mbesesek.
7 hari SMRS pasien mengeluhkan demam. 2 hari pertama demam
dirasakan sumer-sumer, dan hari selanjutnya demam terus meninggi. Saat
demam tinggi pasien merasa menggigil, berkeringat, dan sakit kepala. Pasien
juga mengeluhkan mata dan tubuhnya berwarna kuning tidak lama setelah
demam. BAK warna seperti teh, sebanyak 3-4x/hari, ½-1 gelas
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/63 mmHg,
nadi 67x/ menit, frekuensi nafas 16x/menit, suhu 36,70C, BMI 18,75 kg/m2.
Dari pemeriksaan fisik ikterik pada kulit dan ektremitas, konjungtiva pucat,
sklera ikterik conjungtiva suffusion. Hasil laboratorium darah didapatkan
penurunan Hemoglobin, hematokrit, eritrosit, trombosit,albumin dan terjadi
peningkatan leukosit, SGOT, SGPT, bilirubin total, ureum, kreatinin. Hasil
laboratorium kimia urin ditemukan peningkatan berat jenis, leukosit, protein,
bilirubin, eritrosit
11
Rencana Awal
No Diagnosis/
masalah
Pengkajian
(Assessment)
Rencana Awal
diagnosis
Rencana Terapi Rencana
Edukasi
Rencana
Monitoring
Prognosis
1. Klinis
leptospirosis
dan sepsis
Anamnesis:
Penurunan kesadaran
Mual
Nyeri perut kanan atas
Demam
BAK seperti teh
Rumah dekat sawah
dan sungai
Rumah banyak tikus
Pemeriksaan Fisik :
suhu 38,7 o C
Kulit ikterik
IgM anti
Leptospirosi
s
Bilirubin
Direk
Bilirubin
Indirek
USG
abdomen
Urine rutin
Kultur darah
Bed rest total
Diet sonde sepsis
2100 kkal
Infus asering 20
tpm
Infus aminoleban
1fl/hari
Inj. Ceftriaxone 2
gr/24 jam
Inj. Metronidazole
500 mg/8jam
Injeksi
Penjelasan
kepada pasien
tentang kondisi
dan
komplikasinya
Edukasi
mengenai diet
sonde sepsis
KUVS
Pemeriksaan
hematologi
rutin, ureum
creatinin dan
elektrolit
dubia ad bonam
12
Konjungtiva pucat
Sklera ikterik
Conjungtiva suffusion
Nyeri tekan abdomen
Hepatomegali
Ekstremitas ikterik
Pemeriksaan
penunjang :
Leukosit (36,4)
SGOT (183)
SGPT (120)
Albumin (2,5)
Ur (155)
Cr (3,2)
Kriteri Feine :
A. Gejala dan
laboratorium
Sakit kepala (2)
Conjungtiva suffusion
omeprazole 4
mg/12jam
Injeksi ketorolac
k/p
Curcuma 3x1
13
bilateral (4)
Demam (2)
Ikterik (2)
Azotemia (2)
B. Riwayat kontak
dengan bintang (10)
Total (22)
Kriteria Bone :
Demam (38,7)
Leukositosis (36,4)
2 Anemia
hipokromik
mikrositik
Pemeriksaan fisik :
Konjungtiva pucat
Pemeriksaan
penunjang :
Hb (7,3), Hct (21), AE
(2,96), MCV (70,94),
MCH (24,66)
GDT
SI
TIBC
Ferritin
Retikulosit
Transfusi PRC
O2 nasal 3 lpm
Edukasi pasien
mengenai
kondisi dan
komplikasinya
Edukasi pasien
tentang
komplikasi
transfusi darah
KUVS Dubia ad bonam
14
15