lbm 5 sgd 3 uro ryk
DESCRIPTION
Kedokteran urogenitalTRANSCRIPT
LBM 5
buang air kecil berwarna merah
STEP 1
Pemeriksaan fisik secondary survey : pemeriksaan dengan prioritas sistem pernafasan, kardiovaskular, px fisik
STEP 2
1. Kemungkinan apa saja yang menyebabkan kencing berwarna merah?2. Mengapa pasien mengeluh sakit perut dan pinggang?3. Mengapa ditemukan jejas abdomen kiri atas pada px secondary survey?4. Mengapa dokter memasang oksigen dan infus RL 1 liter pada pasien?5. Penanganan apa yang pertama harus dilakukan oleh dokter?6. Vaskularisasi uropoetica?7. DD?8. Pemeriksaan penunjang?9. Bagaimana prognosis dari pasien?10. Kompensasi tubuh terhadap trauma yang dialami pasien?11. Penatalaksanaan trauma ginjal?
STEP 3
1. Vaskularisasi uropoetica?- Ginjal : aorta abdominalis – a.renalis-aa.segmentalis (5)-a.interlobaris-a.arcuata-
a.interlobularis-arteriola aferen-glomerulus-arteriola eferen-a.recta-v.recta-v.interlobularis-v.arcuata-v.interllobaris-v.renalis (kanan: v.renalis , kiri : VCI)
- Ureter : cabang dari a.renalis , cabang dr a.hipogastrica , cabang dr a.testicularis- VU : cranial -> 2/3 a.vesicalis superior cabang dr a.umbilicalis
Caudal dan serviks : a. Vesicalis inferior , pd wanita tambahan dr a.vaginalisFundus vesica : pria -> a.deferentialis , wanita -> a.vesicalis inferior dan a.vaginalisvena: mengumpul di plexus prostaticus dan vesicalis – bermuara ke vena hypogastricus
- Uretra : laki2 cabang dari a.vesicalis inferior, a.rectalis media, dan a.urethralisWanita -> a.pudenda interna dan a.vaginalis
2. Kemungkinan apa saja yang menyebabkan kencing berwarna merah?Hematuria (makros dan mikros) : ISK, pielonefritis, batu ginjal, pembesaran prostat, glomerulonefritis, kelainan sel eritrosit bawaan, trauma ginjal/kandung kemih, kanker/tumor, obat anti kanker, trauma ureterTempat terjadinya perdarahan berdasar proses miksi-awal : uretra-akhir : di VU-total : di atas vesica urinaria, ureter, ginjalTidak semua trauma bisa hematuria -> stadium 4 & 5,
stadium 1 -> trauma luar dari korteks dan capsula , stadium 2 -> korteks , stadium 3 -> medulla , stadium 4 -> calyxTRAUMA URETRA : anterior dan posterior yang menunjukkan perbedaan klinis dan pengelolaan. Terjadi karena faktor eksternal. Trauma tumpul -> fraktur tulang pelvis menyebabkan ruptur uretra pars membran, trauma tumpul pd selangkangan (straddle injury) biasanya pada orang yang berkuda -> uretra pars bulbosa. Gejala klinis -> perdarahan setelah terjadi trauma. Dibedakan dgn hematuria. Hanya tetesan darah. Sering tjd retensi urin, sehingga tidak disarankan pemasangan kateter (jika dipasang akan memperparah)HEMATURIA -> hematuria banyak tidak selalu perdarahan parah, misal perdarahan di uretropelvic junction
3. Mengapa pasien mengeluh sakit perut dan pinggang?Sakit perut : letak ginjal di retroperitonal (ada organ intraperitoneal) , jika cidera di ginjal disertai trauma organ yang lain. Trauma ginjal sebagian besar disebabkan trauma yang lainPinggang : disebabkan fraktur pelvisFaktor penyebab trauma ginjal :Karena ginjal termasuk organ yang mobile (ada penggantung2nya) dan ketika terjadi trauma mudah untuk bergerak, oleh karena itu pasien mengeluh sakit. TRAUMA GINJAL-Trauma di daerah pinggang, punggung dan dada bag. Bawah-Hematuria -Fraktur costa bawah T8-12/ fraktur proc.spinosus vertebra-trauma yang tembus di daerah abdomen dan ginjal-cedera yang berat akibat jatuh dr ketinggian/kecelakaan lalu lintasTRAUMA PADA SISTEM UROPOETICA- Tumpul : kecelakaan lalu lintas (mengenai 80% trauma ginjal) . trauma tumpul
langsung : kecelakaan lalu lintas/tawuran . trauma tumpul tidak langsung : deselerasi cepat ginjal (deselerasi ginjal merobek pedikel yg bisa membentuk bekuan darah jadi trombosis). Tidak harus dioperasi.
- Tajam : tikaman / tembakan. (10-20%)Luka tembakan disertai hematuria merupakan TANDA PASTI dari trauma ginjalHarus dioperasi.
CIDERA IATROGENIK : ketika operasi, dokter melakukan gerakan yang terlalu berlebihan
PERSYARAFAN
4. Mengapa ditemukan jejas abdomen kiri atas pada px secondary survey?Pasien terkena benturan stang motor -> di bagian pinggang kiri atas ada beberapa organ ( ginjal, flexura coli sinistra, lien, gaster, gl.supraren, pankreas) , jika terjadi jejas di abdomen depan karena di dinding terjadi ruptur yaitu di beberapa vaskularisasi.Hasil trauma tumpul -> jejas. Ruptur menyebabkan kapiler pecah dan jejas. Selain itu menyebabkan rigidity pd dinding abdomen, jika perdarahan dibiarkan bisa jadi perforasi abdomen -> indikasi operasi. 1-2jam harus dioperasi untuk menyelamatkan nyawa pasien.
Derajat trauma Ringan : meimbulkan jejas seperti ekimosis tapi blm ada hematom (konservatif). Nyeri di daerah pinggang, hematruria makros dan mikrosMayor / ruptur pedikel : hematom di pinggang makin lama meluas, disertai syok berat
5. Mengapa dokter memasang oksigen dan infus RL 1 liter pada pasien?Infus RL adalah lar, steril. Natrium klorida, kalium klorida, calsium klorida dan natrium laktat, indikasi pengobatan RL adalah jika terjadi perdarahanOksigen : darah membawa oksigen -> tjd perdarahan -> syok -> diberi oksigen
6. Penanganan apa yang pertama harus dilakukan oleh dokter?- Terapi konservatif : observasi (tanda vital turun, masa pinggang meningkat, nadi
turun, urin pekat -> tanda perdarahan harus dieksplorasi untuk menghentikn perdarahan) Jika suhu meningkat, masa meningkat -> kebocorran urin -> drainase urin
Penatalaksanaan trauma tumpul ginjalHematuria : mikroskopis tidak perlu px pencitraan -> langsung observasiGross hematuria : dilihat pasien stabil atau tidak -> IVP -> dilihat normal atau tidak , jika normal observasi jika tidak laparotomi karena dimungkinkan sepsis.Jika hematuria nyata tapi tidak stabil -> laparotomi eksplorasi
7. Kompensasi tubuh terhadap trauma yang dialami pasien?Defense muscular HipertensiHiperventilasi (agar oksigen cukup ke otak)Syok hipovolemikADH naik
8. DD?Trauma ginjalTrauma ureterTrauma VUTrauma uretra , anterior: hematoma kupu kupu (fascia buck juga ruptur)
9. Pemeriksaan penunjang?Radiologi : IVP (jika ada luka tusuk.tembak di ginjal, cidera tumpul di ginjal serta cidera mikroskopik disertai syok) CT Scan (adanya robekan jar ginjal ekstravasasi dan adanay nekrosis) Arteriografi, USG (kontusio parenkim ginjal/hematoma subvaskuler atau robekan capsula ginjal)URINALISADarah rutin
10. Bagaimana prognosis dari pasien?Tidak didapatkan perawatan/penatalaksanaan langsung bisa menimbulkan komplikasi (peradangan abdomen, uretra, hipotensi dan syok)
11. Penatalaksanaan trauma ginjal?- Terapi konservatif : observasi (tanda vital turun, masa pinggang meningkat, nadi
turun, urin pekat -> tanda perdarahan harus dieksplorasi untuk menghentikn perdarahan) Jika suhu meningkat, masa meningkat -> kebocorran urin -> drainase urin
Penatalaksanaan trauma tumpul ginjalHematuria : mikroskopis tidak perlu px pencitraan -> langsung observasi
Gross hematuria : dilihat pasien stabil atau tidak -> IVP -> dilihat normal atau tidak , jika normal observasi jika tidak laparotomi karena dimungkinkan sepsis.Jika hematuria nyata tapi tidak stabil -> laparotomi eksplorasi
12. Penyebab hematuria traumatik dan non traumatik?13. Definsi trauma tumpul14. Macam trauma tumpul15. Patofis hematuria karna trauma tumpul16. Hasil pf trauma tumpul ginjal17. Diagnosis trauma tumpul18. Bedakan trauma ginjal berat ringan19. Penyulit 20. Penyebab hematuria21. Patofis hematuria traumatik
STEP 7
1. Vaskularisasi uropoetica?VASKULARISASI GINJAL
Arteri renalisàmasuk kedalam ginjal melalui hilusàbercabang menjadi arteri interlobaresàarteri arkuataàarteriola interlobarisàateriola aferen pada glomerulusàbercabang membentuk portal kapiler yang mengelilingi tubulus yang disebut kapiler tubularàdarah mengalir kebagian venaàvena interlobularis àvena arkuataàvena interlobarisàvena renalisàbermuara ke vena cava inferior
Vaskularisasi Ureter Pars superior
A. renalis A. colica
Pars medial Aorta abdominalis A. gonadal A. iliaca
Pars inferior A. rectalis media A. uterina
Vaskularisasi Vesika Urinaria- VU : cranial -> 2/3 a.vesicalis superior cabang dr
a.umbilicalisCaudal dan serviks : a. Vesicalis inferior , pd wanita tambahan dr a.vaginalisFundus vesica : pria -> a.deferentialis , wanita -> a.vesicalis inferior dan a.vaginalisvena: mengumpul di plexus prostaticus dan vesicalis – bermuara ke vena hypogastricus
Vaskularisasi UretraUretra : laki2 cabang dari a.vesicalis inferior, a.rectalis media, dan a.urethralisWanita -> a.pudenda interna dan a.vaginalis
2. Kemungkinan apa saja yang menyebabkan kencing berwarna merah?
Harus diyakinkan dahulu, benarkah seorang pasien menderita hematuria, pseudo hematuria, atau perdarahan per-uretra. Pseudo atau false hematuria adalah urine yang berwarna merah atau kecoklatan yang bukan disebabkan sel-sel darah merah. Keadaan ini dapat disebabkan oleh karena hemoglobinuria, mioglobinuria, konsentrasi asam urat yang meningkat, sehabis makan/minum bahan
yang mengandung pigmen tumbuh-tumbuhan yang berwarna merah, atau setelah mengkonsumsi beberapa obat-obatan tertentu antara lain: fenotiazin, piridium, porfirin, rifampisin, dan fenolftalein. Perdarahan per-uretra adalah keluarnya darah dari meatus uretra eksterna tanpa melalui proses miksi, hal ini sering terjadi pada trauma uretra atau tumor uretra. (Mellisa C Stoppler, 2010)
Penyebab hematuria dapat dilihat pada tabel Sumber hematuria dari saluran kemih bagian atas berasal dari nefron (glomerulus, tubulus kontortus dan interstisium).
Hematuria di saluran kemih bagian bawah berasal dari sistem pelvokaliks, ureter, kandung kemih dan uretra.
Hematuria yang berasal dari nefron seringkali tampak sebagai urin berwarna coklat, coklat cola, atau merah keunguan, disertai proteinuria (>100 mg/dL dengan dipstick), terdapat cast SDM dan akantosit atau kelainan bentuk SDM lain pada pemeriksaan mikroskopik urin. Hematuria yang berasal dari tubulus kontortus dapat dilihat dari keberadaan cast leukosit atau sel epitel tubulus renal. Hematuria dari saluran kemih bagian bawah umumnya dihubungkan dengan hematuria berat, hematuria terminal (hematuria terjadi pada saat aliran urin akan berakhir), bekuan darah, morfologi urin SDM normal, dan proteinuria minimal pada dipstick (<100 mg/dL).
Sumber : Dasar – dasar Urologi, Basuki B Purnomo
Hematuria
Adalah Terjadinya perdarahan didalam traktus urinarius sehingga bercampur darah.
Etiologi
i. Infeksi/ inflamasi antara lain: pielonefritis, glomerulonefritis, ureteritis, sistitis, dan
uretritis.
ii. Batu saluran kemih
iii. Tumor jinak atau tumor ganas yaitu: tumor Wilm, tumor Grawitz, tumor pielum, tumor
ureter, tumor buli-buli, tumor prostat, dan hyperplasia prostat jinak.
iv. Kelainan bawaan system urogenital antara lain : kista ginjal dan ren mobilis
v. Trauma yang mencederai sistem urogenital
Dasar-Dasar Urologi Edisi kedua, Basuki B.Purnomo
Klasifikasi
1. Berdasar kualitas eritrosit dalam urine, kita mengenal erosituria dimana urine berwarna
kuning sampai kuning tua dan gross hematuria bila terjadi perdarahan masif.
2. Berdasarkan warnanya dapat diperkirakan asal hematuria
a. Warna merah segar à perdarahn dari lower tract atau kadang- kadang dari buli
bila perdarahan masif
b. Warna kecoklatan sampai kehitaman à darah sudah bercampur dengan urine
cukup lama, biasanya perdarahan dari ginjal dan urter maupun dari buli
( midtract )
3. Berdasar waktu keluarnya darah
a. initial hematuria à bila darah dari uretra
b. terminal hematuria à bila darah dari uretra posterior , leher buli dan trigomen
c. total hematuria à bila darah berasal dari upper dan mid tract
4. berdasarkan kelompok umur hematuria biasanya disebabkan oleh :
a. umur 0-20 tahun :
GN akuta
Infeksi tract urinarius
Kelainan kongenital tract. Urinarius
b. umur 20-40 tahun
Infeksi tract urinarius
Batu buli, ureter dan ginjal
Tumor buli
c. umur 40-60 tahun
laki-laki : tumor buli, batu buli, ureter, ginjal dan infeksi tract.urinarius
wanita : infeksi tract.urinarius, batu buli, ureter, ginjal tumor buli
d. lebih dari 60 tahun
laki- laki :
BPH, Ca prostat, infeksi tract. urinarius
wanita :
infeksi tract. Urinarius, tumor buli
5. berdasar disiplin ilmu
a. hematuria nefrologik :
kerusakan glomerolus
protreinuria hebat ( dengan dipstik lebih dari 2 + atau lebih 200-300 mg / dl )
eritrosit dismorfik
silinder eritrosit selalu ada
b. Hematuria urologik : disini perdarahan lebih distal dari glomerolus
Proteinuria _ atau < 100 mg / dl
Tidak ada silinder eritrosit
Bentuk eritrosit tidak dismorfik ( berubah bentuk )
6. Berdasar ada tidaknya rasa sakit, gejala miksi dan non miksi
Hematuria yang tanda rasa sakit ( pain less hematuria ) harus ingat Ca Buli.
Sifat perdarahan dari Ca adalah : tanpa rasa sakit, bias berhenti sendiri dan sering timbul
lagi
7. Berdasar asal organ
a. pre renal ( hematologic ) : koagulopati, pemberian anti koagulan, sickle cell
anemia, tallasemia, sickle hemoglobin C disease.
b. renal ( glomerular ) : GN (post infeksi streptokokus, proliferatif, dll ), lupus nefritis,
alport sindoma, Benign familial hematuria, dll.
c. renal ( non glomerular ) : nefrosklerosis akibat hipertensi, infark ginjal, TBC ,
pielonefritis, ginjal polikistik, medullary spongekidney, tumor ginjal, trauma dll.
d. post renal :batu, tumor, sistitis, prostatitis, BPH, Benda asing, endometriosis,
hemangioma, epididimitis, ureteritis, uretritis, fimosis, parafimosis, dll
sumber : Ilmu bedah 2 seri catatan kuliah ; FK UNDIP
3. Mengapa pasien mengeluh sakit perut dan pinggang?Kecelakaan à kena stang à nyeri perut dan pinggang kiri à kemungkinan besar ada trauma ginjal karena disertai dengan hematuria à trauma ginjal ada 2, langsung (benturan), tdk langsung(pergerakan ginjal tiba2 dlm ruang peritoneum cedera iatrogenik ( tindakan bedah dokter saat operasi) à goncangan pada ginjal dalam rongga peritoneumà regangan pedikel pemb darah pd ginjal à robekan di tunika intima a.renalis à terbentuk bekuan darah à trombosis a.renalis dan cabang cabangnyaCedera pada ginjal bisa dipermudah jika ada hidronefrosis, kista ginjal/tumor ginjal
Curiga trauma pd ginjal Trauma di daerah pinggang, punggung, dada sebelah bawah,
abdomen bagian atas, disertai nyeri dan didapatkan jejas di daerah lokasinya.
Ada hematuria
Ada fraktur costa 11/12, atau terjadi fraktur proc.spinosus Trauma yg menembus abdomen/pinggang (luka tusuk,
tembak) Cedera deselari yang berat akibat jatuh dari ketinggian ,
kecelakaan lalu lintas
Kontusio : perdarahan parenkim ginjal tanpa adanya kerusakan kapsul jaringan atau calix (hematom)Laserasi :robekan parenkim biasanya dari kapsul sampe pelvio calixPedikel: cedera pada vasa
Sumber : Dasar – dasar Urologi, Basuki B Purnomo
a. Klasifikasi / derajat
Menurut berat ringannya kerusakan pada ginjal, trauma ginjal dibedakan
dalam 3 jenis, yaitu :
Cedera minor à terdiri atas kontusio ginjal dan laserasi minor
parenkim ginjal
Cedera mayor à terdiri atas laserasi mayor (yaitu terjadinya kerusakan
pada system kaliks) dan fragmentasi parenkim ginjal
Cedera pedikel ginjal à pembuluh darah yang merawat ginjal.
Derajat Jenis Kerusakan
Derajat I Kontusio ginjal/ hematoma perirenal
Derajat II Laserasi ginjal terbatas pada korteks
Derajat III Laserasi ginjal smp pada medula ginjal, mungkin ada trombosis
arteri segmentalis
Derajat IV Laserasi smp mengenai sistem kalises ginjal
Derajat V Avulsi pedikel ginjal, mungkin terjadi trombosis arteri renalis
Ginjal terbelah (shatered)
Pada trauma derajat ringan : nyeri di daerah pinggang, terlihat jejas
berupa ekimosis, dan terdapat hematuri makroskopik maupun
mikroskopik.
Trauma mayor / rupture pedikel seringkali pasien datang dalam
keadaan syok berat dan terdapat hematom di daerah pinggang yang
makin lama makin membesar.
Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo.
PERSYARAFAN
4. Mengapa ditemukan jejas abdomen kiri atas pada px secondary survey?
5. Mengapa dokter memasang oksigen dan infus RL 1 liter pada pasien?
Ringer Laktat (RL) RL merupakan cairan yang paling fisiologis yang dapat diberikan pada kebutuhan volume dalam jumlah besar. RL banyak digunakan sebagai replacement therapy, antara lain untuk syok hipovolemik, diare, trauma, dan luka bakar. Laktat yang terdapat di dalam larutan RL akan dimetabolisme oleh hati menjadi bikarbonat yang berguna untuk memperbaiki keadaan seperti asidosis metabolik. Kalium yang terdapat di dalam RL tidak cukup untuk pemeliharaan sehari-hari, apalagi untuk kasus defisit kalium. Larutan RL tidak mengandung glukosa, sehingga bila akan dipakai sebagai cairan rumatan, dapat ditambahkan glukosa yang berguna untuk mencegah terjadinya ketosis. Kemasan larutan kristaloid RL yang beredar di pasaran memiliki komposisi elektrolit Na+ (130 mEq/L), Cl- (109 mEq/L), Ca+ (3 mEq/L), dan laktat (28 mEq/L). Osmolaritasnya sebesar 273 mOsm/L. Sediaannya adalah 500 ml dan 1.000 ml.
Secara umum kehilangan darah 10% dari Estimated Blood Volume dapat ditolerir tanpa perubahan-perubahan yang serius (EBV dewasa 70 cc/kg BB), anak < 2 th (80 cc/kg BB). Kehilangan > 10% memerlukan penggantian berupa Ringer Laktat. Batas penggantian darah dengan Ringer Laktat adalah sampai Kehilangan 20% EBV atau Hematokrit 28% atau Hemoglobin ± 8 gr%. Jumlah cairan masuk harus 2- 4 x jumlah perdarahan. Cara hemodilusi begini bukan untuk menggantikan tempat transfusi darah, tetapi untuk :Tindakan sementara, sebelum darah datang.Mengurangi jumlah transfusi darah sejauh transpor oksigen masih memadai.
Menunda pemberian transfusi darah sampai saat yang lebih baik (misalnya pemberian transfusi perlahanlahan/postoperatif setelah penderita sadar, agar observasi lebih baik kalau-kalau terjadi reaksi transfusi)
Cairan Ringer Laktat mengembalikan sequestrasi/third space loss yang terjadi pada waktu perdarahan/shock.Jumlah darah yang hilang tidak selalu dapat diukur namun dengan melihat akibatnya pada tubuh penderita, jumlah darah yang hilang dapat diperkirakan sbb. :preshock : kehilangan s/d 10%shock ringan : kehilangan 10 - 20%. Tekanan darah turun, nadi naik, perfusi dingin, basah, pucat.Shock sedang : kehilangan 20 - 30%. Tekanan darah turun sampai 70 mmHg. Nadi naik sampai diatas 140. Perfusi buruk, urine berhenti.Shock berat : kehilangan lebih dari 35% : Tekanan Darah sampai tak terukur, nadi sampai tak teraba
Untuk fluid lose pada kasus-kasus abdomen akut diberikan Ringer Laktat dengan pedoman Berkurangnya volume cairan intersisial menyebabkan terjadinya tanda-tanda interssisial yaitu : turgor kulit jelek, mata cekung, ubun-ubun cekung, selaput lendir kering. Berkurangnya volume plasma menyebabkan terjadinya "tanda-tanda plasma" yaitu : takhikardia, oli-guria, hipotensi,shock.
http://core.kmi.open.ac.uk/download/pdf/11718016.pdf
6. Penanganan apa yang pertama harus dilakukan oleh dokter?
c. Penanganan
Penatalaksanaan
1. Konservatif
Ditujukan pada trauma minor.
Dilakukan observasi tanda-tanda vital (tensi, nadi dan suhu tubuh)
Kemungkinan ada penambahan massa di pingang
Ada pembesaran lingkaran perut
Penurunan kadar Hb darah
Perubahan warna urin pada pemeriksaan urine serial
Jika selama observasi didapatkan adanya tanda-tanda perdarahan atau
kebocoran urine yang menimbulkan infeksi, harus segera dilakukan
tindakan operasi.
2. Operasi
Operasi ditujukan pada trauma ginjal mayor dengan tujuan untuk
segera menghentikan perdarahan. Selanjutnya mungkin perlu dilakukan
debridement, reparasi ginjal (berupa renorafi atau penyambungan
vaskuler) atau tidak jarang harus dilakukan nefrektomi parsial bahkan
nefrektomi total karena kerusakan ginjal yang sangat berat.
Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo.
Grace, Pierce A. Borley, Neil R. 2006. At a Glance Ilmu Bedah. Jakarta : Erlangga
7. Kompensasi tubuh terhadap trauma yang dialami pasien?8. DD?
Definisi
Trauma ginjal adalah cedera pada ginjal yang disebabkan oleh berbagai macam trauma baik tumpul maupun tajam.
EpidemiologiTrauma ginjal merupakan trauma yang paling sering terjadi.
Etiologi dan PatofisiologiAda 2 penyebab utama dari trauma ginjal , yaitu
1. Trauma tajam2. Trauma Iatrogenik3. Trauma tumpul
Trauma tajam seperti tembakan dan tikaman merupakan 10 – 20 % penyebab trauma pada ginjal di Indonesia.Baik luka tikam atau tusuk pada abdomen bagian atas atau pinggang maupun luka tembak pada abdomen yang disertai hematuria merupakan tanda pasti cedera pada ginjal. Trauma iatrogenik pada ginjal dapat disebabkan oleh tindakan operasi atau radiologi intervensi, dimana di dalamnya termasuk retrograde pyelography, percutaneous nephrostomy, dan percutaneous lithotripsy. Dengan semakin meningkatnya popularitas dari teknik teknik di atas, insidens trauma iatrogenik semakin meningkat , tetapi kemudian menurun setelah diperkenalkan ESWL. Biopsi ginjal juga dapat menyebabkan trauma ginjal
Trauma tumpul merupakan penyebab utama dari trauma ginjal. Dengan lajunya pembangunan, penambahan ruas jalan dan jumlah kendaraan, kejadian trauma akibat kecelakaan lalu lintas juga semakin meningkat.
Trauma tumpul ginjal dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Trauma langsung biasanya disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, olah raga, kerja atau perkelahian. Trauma ginjal biasanya menyertai trauma berat yang juga mengenai organ organ lain. Trauma tidak langsung misalnya jatuh dari ketinggian yang menyebabkan pergerakan ginjal secara tiba tiba di dalam rongga peritoneum. Kejadian ini dapat menyebabkan avulsi pedikel ginjal atau robekan tunika intima arteri renalis yang menimbulkan trombosis.
a. Etiologi
- Trauma tumpul ( tersering ).
Perkelahian, terjatuh, olah raga dengan kontak, kecelakaan lalu
lintas.
- Trauma tembus
Tembakan, ruda paksa tusukan, senjata tajam.
- Akselerasi / Deselerasi
Kecelakaan lalu lintas yang mengenai pedical ginjal.
- Tatrogenik
Biopsi ginjal, koliktomi.
- Ginjal patologis
Ginjal patologis lebih mudah terjadi trauma sehubungan dengan
lemahnya pertahanan ginjal ( seperti : Ginjal polikistik, hidronefrosis,
ginjal ektopik. ).
b. Patofisiologi
Ginjal merupakan organ yang banyak mengandung urine dan darah yang
terlindung oleh lapisan lemak, tulang rusuk dan otot abdomen. Karena
benturan yang keras, maka benturan ini akan diteruskan kesemua
tekanan hidrostatik dan capsula fibrosa parenkhim ginjal yang selanjutnya
menyebabkan kerusakan.
c. Tanda dan gejala
- Rasa sakit / nyeri daerah trauma ---- ginjal ---- bahkan sampai syok.
- Hematuri.
- Hematom pada pinggang.
- Teraba masa pada pinggang.
- Nyeri tekan pada daerah trauma.
Diagnosa banding
- Fraktur vertebra / iga dan hematom retroperineal.
- Trauma traktus urogenitalis lain.
TRAUMA URETER
Hematuria dapat terjadi, tapi indikasi umum adalah nyeri pinggang
atau manifestasi ekstravasasi urine. Saat urine merembes masuk ke
jaringan, nyeri dapat terjadi pada abdomen bagian bawah dan
pinggang. Jika ekstravasasi berlanjut, mungkin terjadi sepsis, ileus
paralitik, adanya massa intraperitoneal yang dapat diraba, dan
adanya urine pada luka terbuka.
- Pada umumnya tanda dan gejala klinik umumnya tidak spesifik.
- Hematuria menunjukkan cedera pada saluran kemih.
- Bila terjadi ekstravasasi urin dapat timbul urinom pada pinggang
atau abdomen, fistel uretero-kutan melalui luka atau tanda
rangsang peritoneum bils urin masuk ke rongga intraperitoneal.
TRAUMA BULI-BULI
DEFINISI
cedera pada buli-buli akibat trauma tumpul
Sumber : Dasar – dasar Urologi, Basuki B Purnomo
ETIOLOGI
Dari traumanya:
Trauma yang mencederai buli – buli dapat berasal dari luar yaitu
merupakan trauma tajam akibat tusukan maupun tembakan, dan
trauma tumpul yang mengenai regio suprasimpisis.
Trauma tumpul yang mengenai perut sebelah bawah menyebabkan fraktur
tulang pelvis dan fragmennya menusuk buli – buli. Selain itu trauma tumpul
dapat mencederai buli – buli yang terisi penuh. Kurang lebih 90 % trauma buli
– buli adalah akibat dari fraktur pelvis
Tindakan endourologi dapat menyebabkan trauma buli – buli iatrogenic
antara lain pada reseksi buli – buli transuretral ( TUR buli – buli ) atau litotripsi
Sumber : Dasar – dasar Urologi, Basuki B Purnomo
KLASIFIKASI
Secara klinis cedera buli – buli dibedakan menjadi kontusio buli – buli, cedera
buli – buli ekstra peritoneal dan cedera intra peritoneal.
à Pada kontusio buli – buli hanya terdapat memar pada dindingnya, mungkin
didapatkan hematoma perivesikal, tetapi tidak didapatkan ekstravasasi urine
ke luar buli – buli
à Cedera buli – buli intra peritoneal biasanya terjadi pada saat buli – buli dalam
kedaan terisi penuh kemudian mendapatkan trauma dari luar. Tekanan dari
trauma itu diteruskan ke bagian terlemah buli – buli yaitu fundus yang
dilingkupi oleh peritoneum. Trauma ini menyebabkan robeknya fundus buli –
buli sehingga urine mengalir ke rongga peritoneal
à Cedera ekstra peritoneal terjadi akibat tertusuk oleh fragmen tulang pelvis
yang mengalami fraktur. Fragmen ini akan mencederai dinding buli – buli
sebelah inferiolateral dan terjadi ekstravasasi urine ke rongga
ekstraperitoneal
MANIFESTASI KLINIS
pasien mengeluh nyeri di suprasimpisis
hematuria dan mungkin pasien tidak dapat miksi
bagian buli-buli yang mengalami trauma pada intra atau ekstra
peritoneal adanya organ lain yang mengalami cedera serta penyulit
yang terjadi akibat trauma.
Sumber : Dasar – dasar Urologi, Basuki B Purnomo
Umumnya fraktur tulang pelvis disertai perdarahan hebat. - Nyeri
suprapubik - Ketegangan otot dinding perut bawah - Hematuria -
Ekstravasasi kontras pada sistogram.
Trauma terbuka : luka tusuk,luka tembak
Klinis : luka tusukan/tembakan, hematuria dll
Trauma tertutup : sering karena KLL terjadi ekstravasasi urine ke
cavum Retzii atau intra peritoneal atau herektum
Klinis :
hematuria
nyeri suprapubik/abdomen bagian bawah
hematome abdomen bagian bawah
tanda2 peritonitis bagian bawah
Dasar – Dasar Urologi Edisi kedua, Basuki B Purnomo
PATOFISIOGENESIS
Jika penderita kencing sebelum terjadi kecelakaan à kecil kemungkinan
adanya rupture intraperitoneal.
Jika penderita belum kencing sebelum terjadi kecelakaan à buli-buli
dalam keadaan penuh à jika terjadi trauma benturan à buli-buli robek,
ruptur à ektravasasi urin dan darah ke intraperitoneal dan dapat
meluas ke bagian yang lebih dalam lagi pada dinding anterior abdomen.
DIAGNOSIS
Setelah mengalami cedera pada abdomen sebelah bawah, pasien mengeluh nyeri
di daerah suprasimfisis, miksi bercampur darah atau mungkin pasien tidak dapat
miksi. Gambaran klinis yang lain tergantung pada etiologi trauma, bagian buli-buli
yang mengalami cedera yaitu intra/ekstraperitoneal, adanya organ lain
yang mengalami cedera, serta penyulit yang terjadi akibat trauma. Dalam
hal ini mungkin didapatkan tanda fraktur pelvis, syok,hematoma
perivesika, atau tanpa tanda sepsis dari suatu peritonitis atau abses
perivesika.
URETHRA
a. Perdarahan per-uretram : darah yang keluar dari meatus uretra
eksternum
b. Pada trauma berat, mengalami retensi urin à tidak boleh melakukan
pemasangan kateter karena dapat menyebabkan kerusakan uretra
yang lebih parah
Dasar-dasar urologi. Basuki B Purnomo. Sagung Seto
RUPTUR URETHRA POSTERIOR
oPaling sering disebabkan oleh fraktur tulang pelvis.
oFraktur pada ramus / simfisis pubis à kerusakan cincin pelvis à
robek pada uretra pars prostate-membranasea. Fraktur pelvis &
robekan pembuluh darah dalam cavum pelvis à hematom yang
luas di cavum retzius à jika ligamentum pubo-prostatikum ikut
robek, prostate + buli-buli terangkat ke cranial.
RUPTUR URETHRA ANTERIOR
Ruptur uretra dan corpus spongiosum à darah dan urin keluar
dari uretra tapi masih terbatas pada fascia Buck à terlihat
hematoma yang terbatas pada penis.
Jika fascia Buck ikut robek à ekstravasasi urin dan darah hanya
dibatasi oleh fascia Colles à darah menjalar hingga scrotum atau
ke dinding abdomen à berikan gambaran seperti kupu2 (butterfly
hematoma)
Klasifikasi trauma uretra Colapinto & McCallum 1977:3
Tipe I : Uretra teregang (stretched) akibat ruptur ligamentum
puboprostatikum dan hematom periuretra. Uretra masih intack.
Tipe II : Uretra pars membranacea ruptur diatas diafragma urogenital
yg masih intack. Ekstravasasi kontras ke ekstraperitoneal pelvic
space.
Tipe III : Uretra pars membranacea ruptur. Diafragma urogenital ruptur.
Trauma uretra bulbosa proksimal. Ekstravassasi kontras ke
peritoneum.
Klasifikasi trauma uretra menurut Pediatric Radiologi5
Tipe I : Uretra posterior intak tetapi teregang (retrograde urethrogram)
Tipe II : Trauma uretra posterior murni parsial atau komplit dengan
robekan uretra pars membranosa diatas diafragma urogenital.
Tipe III : Trauma uretra parsial atau komplit kombinasi anterior/
posterior dengan disrupsi diafragma urogenital.
Type IV : Trauma leher vesika urinaria dengan ekstensi di dalam uretra.
Type IVA : Trauma dasar vesika urinaria dengan extravasasi periuretra
seperti pada trauma uretra tipe IV
Type V : Trauma uretra anterior parsial atau total.
9. Pemeriksaan penunjang?
Pemeriksaan laboratorium / diagnostik
- Hematokrit menurun ( karena perdarahan ).
- HB menurun.
- Pemeriksaan IVP : Memperlihatkan suatu daerah berwarna abu-abu
didaerah trauma karena hematom dan ekstravasi urine.
- Urogram ekskresi : Memperlihatkan gangguan fungsi / ekstravasi
urine pada sisi yang terkena.
- CT Scan : Untuk mendeteksi hematom retroperineal dan
konfigurasi ginjal.
Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan :
Grade I· Hematom minor di perinephric , pada IVP, dapat memperlihatkan gambaran ginjal yang abnomal· Kontusi dapat terlihat sebagai massa yang normal ataupun tidak· Laserasi minor korteks ginjal dapat dikenali sebagai dfek linear pada parenkim atau terlihat mirip dengan kontusi ginjal· Yang lebih penting, pencitraan IVP pada pasien trauma ginjal grade I dapat menunjukkan gambaran ginjal normal. Hal ini tidak terlalu menimbulkan masalah karena penderit grade I memang tidak memerlukan tindakan operasi .· Pada CT Scan, daerah yang mengalami kontusi terlihat seperti massa cairan diantara parenkim ginjal
Grade II· Pada IVP dapat terlihat extravasasi kontras dari daerah yang mengalami laserasi· Extravasasi tersebut bisa hanya terbatas pada sinus renalis atau meluas sampai ke daerah perinefron atau bahkan sampai ke anterior atau posterior paranefron.· Yang khas adalah, batas ;uar ginjal terlihat kabur atau lebih lebar.· Dengan pemeriksaan CT Scan , fraktur parenkim ginjal dapat terlihats
· Akumulasi masif dari kontras, terutama pada ½ medial daerah perinefron, dengan parenkim ginjal yang masih intak dan nonvisualized ureter, merupakan duggan kuat terjadinya avulsi ureteropelvic junction
Grade III· Secara klinis pasien dalam kadaan yang tidak stabil. Kdang kadang dapat terjadi shock dan sering teraba massa pada daerah flank.dapt diertai dengan hematuria.· Bila pasien sudah cukup stabil, dapat dilakukan pemeriksaan IVP, dimana terlihat gangguan fungsi ekskresi baik parsial maupun total· Ada 2 tipe lesi pada pelvis renalis yaitu trombosis A.Renalis dan avulsi A. Renalis. Angiografi dapat memperlihtkan gambaran oklusi A.Renalis.· Viabilitas dari fragmen ginjal dapat dilihat secara angiografi. Arteriografi memperlihatkan 2 fragmen ginjal yang terpisah cukup jauh.fragmen yang viabel akan terlihat homogen karena masih mendapat perfusi cukup baik. Fragmen diantaranya berarti merupaka fragmen yang sudah tidak viable lagi.
Grade IV· Grade IV meliputi avulsi dari ureteropelvic junction.· Baik IVP maupun CT Scan memeperlihatkan adanya akumulasi kontras pada derah perinefron tanpa pengisian ureter.Sebagai kesimpulan, sampai sekarang belum ada pembatasan yang jelas kapan seorang penderita yang diduga trauma ginjal memerlukan IVP atau CT Scan sebagai pemeriksaan penunjangnya. Keputusan tersebut harus didasarkan kepada pemeriksaan manakah yang lebih tersedia.CT San biasanya diambil sebagai pemeriksaan penunjang pertama pada psien yang mengalami trauma multiple organ intra abdomen, dan pasien yang diduga trauma ginjal Grade III atau IV.CT Scan berfungsi sebagai pemeriksaan kedua setelah IVP pada pasien yang pada IVP memperlihtkan gambaran kerusakan luas parenkim ginjal dan pasien yang keadaan umumnya menurun
10. Bagaimana prognosis dari pasien?11. Penatalaksanaan trauma ginjal?
Terapi dan Prognosis
Lesi minor, grade 1, biasanya diobati secara konservatif. Pengobatan konservatif tersebut meliputi istirahat di tempat tidur, analgesik untuk menghilangkan nyeri, serta observasi status ginjal dengan pemeriksaan kondisi lokal, kadar hemoglobin, hematokrit serta sedimen urin.Penanganan trauma ginjal grade 2 masih menimbulkan suatu kontroversi. Penenganan secara konservatif, seperti yang dipilih oleh kebanyakan dokter, mengandalkan kemampuan normal ginjal untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Penenganan secara operatif biasanya
dilakukan apabila pasien tidak memberikan respon positif terhadap pengobatan konservatif, seperti kehilangan darah yang terus bertambah, bertambah besarnya massa pada regio flank, rasa sakit yang terus menerus dan disertai dengan adanya demam. Pengecualian dari indikasi diatas adalah oklusi pada A. Renalis ( grade 3 ). Tindakan konservatif ini dilakukan untuk menghindari dilakukannya tindakan nephrektomi. Sedangkan dokter yang memilih tindakan operatif secara dini mengemukakan bahwa finsidens terjadinya komplikasi lanjut dapat diturunkan dengan tindakan nephrektomi.Penanganan trauma ginjal unuk grade 3,4,dan 5 memerlukan tindakan operatif berupa laparotomi.
12. Penyebab hematuria traumatik dan non traumatik?13. Definsi trauma tumpul14. Macam trauma tumpul15. Patofis hematuria karna trauma tumpul16. Hasil pf trauma tumpul ginjal17. Diagnosis trauma tumpul
18. Bedakan trauma ginjal berat ringan19. Penyulit
Komplikasi
Komplikasi awal : Perdarahan yang masiv sangat sering terjadi, terutama di retroperitoneal. Persisten retroperitoneal persisten atau gross hematuri yang berat, indikasi untuk dilakukan operasi.Komplikasi lanjut: hypertensi, hydronephrosis, arteriovenous fistula, pembentukan calculus, dan pyelonephritis. renal atrophy dapat muncul dari vascular compromise dan dapat diditeksi dengan urography. Perdarahan yang berat dan lanjut dapat muncul setelah 1-4 minggu.
20. Penyebab hematuria21. Patofis hematuria traumatik
Hematuria
Adalah Terjadinya perdarahan didalam traktus urinarius sehingga bercampur darah.
Etiologi
vi. Infeksi/ inflamasi antara lain: pielonefritis, glomerulonefritis, ureteritis, sistitis, dan
uretritis.
vii. Batu saluran kemih
viii. Tumor jinak atau tumor ganas yaitu: tumor Wilm, tumor Grawitz, tumor pielum, tumor
ureter, tumor buli-buli, tumor prostat, dan hyperplasia prostat jinak.
ix. Kelainan bawaan system urogenital antara lain : kista ginjal dan ren mobilis
x. Trauma yang mencederai sistem urogenital
Dasar-Dasar Urologi Edisi kedua, Basuki B.Purnomo
Klasifikasi
8. Berdasar kualitas eritrosit dalam urine, kita mengenal erosituria dimana urine berwarna
kuning sampai kuning tua dan gross hematuria bila terjadi perdarahan masif.
9. Berdasarkan warnanya dapat diperkirakan asal hematuria
a. Warna merah segar à perdarahn dari lower tract atau kadang- kadang dari buli bila
perdarahan masif
b. Warna kecoklatan sampai kehitaman à darah sudah bercampur dengan urine
cukup lama, biasanya perdarahan dari ginjal dan urter maupun dari buli ( midtract )
10. Berdasar waktu keluarnya darah
a. initial hematuria à bila darah dari uretra
b. terminal hematuria à bila darah dari uretra posterior , leher buli dan trigomen
c. total hematuria à bila darah berasal dari upper dan mid tract
11. berdasarkan kelompok umur hematuria biasanya disebabkan oleh :
a. umur 0-20 tahun :
GN akuta
Infeksi tract urinarius
Kelainan kongenital tract. Urinarius
b. umur 20-40 tahun
Infeksi tract urinarius
Batu buli, ureter dan ginjal
Tumor buli
c. umur 40-60 tahun
laki-laki : tumor buli, batu buli, ureter, ginjal dan infeksi tract.urinarius
wanita : infeksi tract.urinarius, batu buli, ureter, ginjal tumor buli
d. lebih dari 60 tahun
laki- laki :
BPH, Ca prostat, infeksi tract. urinarius
wanita :
infeksi tract. Urinarius, tumor buli
12. berdasar disiplin ilmu
a. hematuria nefrologik :
kerusakan glomerolus
protreinuria hebat ( dengan dipstik lebih dari 2 + atau lebih 200-300 mg / dl )
eritrosit dismorfik
silinder eritrosit selalu ada
b. Hematuria urologik : disini perdarahan lebih distal dari glomerolus
Proteinuria _ atau < 100 mg / dl
Tidak ada silinder eritrosit
Bentuk eritrosit tidak dismorfik ( berubah bentuk )
13. Berdasar ada tidaknya rasa sakit, gejala miksi dan non miksi
Hematuria yang tanda rasa sakit ( pain less hematuria ) harus ingat Ca Buli.
Sifat perdarahan dari Ca adalah : tanpa rasa sakit, bias berhenti sendiri dan sering timbul lagi
14. Berdasar asal organ
a. pre renal ( hematologic ) : koagulopati, pemberian anti koagulan, sickle cell anemia,
tallasemia, sickle hemoglobin C disease.
b. renal ( glomerular ) : GN (post infeksi streptokokus, proliferatif, dll ), lupus nefritis,
alport sindoma, Benign familial hematuria, dll.
c. renal ( non glomerular ) : nefrosklerosis akibat hipertensi, infark ginjal, TBC ,
pielonefritis, ginjal polikistik, medullary spongekidney, tumor ginjal, trauma dll.
d. post renal :batu, tumor, sistitis, prostatitis, BPH, Benda asing, endometriosis,
hemangioma, epididimitis, ureteritis, uretritis, fimosis, parafimosis, dll
sumber : Ilmu bedah 2 seri catatan kuliah ; FK UNDIP
DIAGNOSIS
Harus diyakinkan dahulu bahwa penderita benar2 hematuria, tau pseudo hematuria, atau
perdarahan per-uretra. Pseudo atau false hematuria adalah urin yang berwarna merah atau
kecoklatan yang bukan disebabkan oleh sel darah merah. Keadaan ini disebabkan oleh Hb,
mioglobunuria, konsentrasi asam urat yang meningkat, sehabis makan/minum bahan yang
mengandung pigmen tumbuh2an yang berwarna merah, atau setelah mengkonsusmsi obat2an
tertentu antara lain fenotiazina, piridium, porfirin, rifampisin, dan fenolftalein. Perdarahan per-
uretra adalah keluarnya darah dari meatus uretra eksterna tanap melalui proses miksi, hal ini sering
terjadi pada trauma uretra atau tumor uretra.
Anamnesis
Bagaimana warna urin yang keluar?
Apakah diikuti dengan keluarnya bekuan darah?
Di bagian manakah saat miksi urin berwarna merah?
Apakah diikuti dengan perasaan sakit?
Karakteristik heturia dapat dipakai untuk memperkirakan lokasi penyakit primer, yaitu warna merah
terjadi pada awal miksi, semua proses miksi, atau pada akhir miksi. Kualitas warna urin juga
menolong mnentukan penyebab hematuria. Darah baru yang berasal dari buli-buli, prostat, atau
uretra berwarna merah segar sedang darah lama atau berasal dari glomerulus berwarna lebih coklat
dengan bentuk seperti cacing (vermiform).
inisial Total Terminal
Tempat terjadi Awal miksi Seluruh proses miksi Akhir miksi
Tempat kelainan uretra Buli-buli, ureter atau
ginjal
Leher buli-buli
Nyeri yang menyertai hematuria dapat berasal dari nyeri di saluran kemih bagian atas berupa nyeri
kolik atau gejala iritasi saluran kemih bagian bawah berupa disuria atau stranguria.
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan diperhatikan : hipertensi yg merupakan manifestasi suatu penyakit ginjal. Syok
hipovolemik atau anemia mungkin disebabkan karena banyak darah yang keluar. Ditemukannya
tanda perdarahan di tempat lain adalah petunjuk adanya kelainan sistem pembekuan darah yang
bersifat sistemik.
Palpasi bimanual ginjal perlu diperhatikan adanya pembesaran ginjal akibat tumor, obstruksi, taupun
infeksi ginjal. Masa pada suprasimpisis mungkin disebabkan karena retensi bekuan darah pada buli-
buli. Colok dubur dapat memberikan iformasi adanya pembesaran prostat benigna maupun
karsinoma prostat.
Pemeriksaan penunjang
Urinalisis : hematuria glomeruler atau non glomeruler
pH urin yang sangat alkalis à infeksi organisme pemecah urea di saluran kemih.
pH urin yang sangat asam à batu asam urat.
Sitologi urin à kegansan sel-sel urotelial.
PIVà pemeriksaan rutin untuk hematuria à batu, kelainan bawaan, tumor urotelium, trauma,
penyakit infeksi saluran kemih.
USGà masa solit atau kistus, batu non opak, bekuan darah pada buli-buli/pielum, metastasis tumor
di hepar.
Laboratorium
Pada orang normal eritrosit dalam urine bisa sampai 2000 eritrosit per ml atau identik dengan 0-1 /
LPK pada sedimen urine. Bila lebih dari 2 / LPK maka disebut mikroskopik hematuri. Pada BJ urine <
1.008 maka semua eritrosit dalam urine akan lisis dan ini bisa ditunjukan dengan dipstick ( untuk
emnunjukan adanya hemoglobin bebas atau yang ada dalam eritrosit ) positif kuat.
Trauma Ginjal
2. TRAUMA GINJAL
a. Etiologi
Cedera ginjal dapat terjadi secara :
(1) Langsung akibat benturan yang langsung mengenai daerah pinggang.
(2) Tidak langsung yaitu merupakan cedera deselerasi akibat pergerakan ginjal
secara tiba-tiba di dalam rongga retroperitonium
Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo.
b. Patogenesis
Goncangan ginjal di dalam rongga retroperitoneum menyebabkan
regangan pedikel ginjal sehingga menimbulkan robekan tunika intima arteri
renalis. Robekan ini akan memacu terbentuknya bekuan-bekuan darah yang
selanjutnya dapat menimbulkan thrombosis arteri renalis beserta cabang-
cabangnya.
Cedera ginjal dapat dipermudah jika sebelumnya sudah ada kelainan pada
ginjal, antara lain hidronefrosis, kista ginjal, atau tumor ginjal.
Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo.
c. Klasifikasi / derajat
Menurut berat ringannya kerusakan pada ginjal, trauma ginjal dibedakan
dalam 3 jenis, yaitu :
Cedera minor à terdiri atas kontusio ginjal dan laserasi minor
parenkim ginjal
Cedera mayor à terdiri atas laserasi mayor (yaitu terjadinya kerusakan
pada system kaliks) dan fragmentasi parenkim ginjal
Cedera pedikel ginjal à pembuluh darah yang merawat ginjal.
Derajat Jenis Kerusakan
Derajat I Kontusio ginjal/ hematoma perirenal
Derajat II Laserasi ginjal terbatas pada korteks
Derajat III Laserasi ginjal smp pada medula ginjal, mungkin ada trombosis
arteri segmentalis
Derajat IV Laserasi smp mengenai sistem kalises ginjal
Derajat V Avulsi pedikel ginjal, mungkin terjadi trombosis arteri renalis
Ginjal terbelah (shatered)
Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo.
d. Gambaran klinis
Gejala klinik
Pada trauma derajat ringan : nyeri di daerah pinggang, terlihat jejas
berupa ekimosis, dan terdapat hematuri makroskopik maupun
mikroskopik.
Trauma mayor / rupture pedikel seringkali pasien datang dalam
keadaan syok berat dan terdapat hematom di daerah pinggang yang
makin lama makin membesar.
Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo.
e. Diagnosa
Dicurigai adanya cedera pada ginjal jika didapatkan
o Trauma di daerah pinggang, pungggung, dada sebelah bawah, dan
perut bagian atas dengan didapatkan adanya jejas pada daerah itu
o Hematuri
o Fraktur kosta sebelah bawah atau fraktur prosesus spinosus vertebra.
o Cedera deselerasi berat akibat jatuh dari ketinggian dan KLL.
o Trauma tembus pada abdomen atau pinggang
PP
IVP jika diduga ada :
Luka tusuk atau luka tembak yang mengenai ginjal
Cedera tumpul ginjal yang memberikan tanda-tanda hematuri
makroskopik
Cedera tumpul ginjal yang memberikan tanda-tanda hematuri
mikroskopik dengan disertai syok
USG (bila cedera tumpul ginjal yang memberikan tanda hematuri
mikroskopik tanpa disertai syok) diharapkan dapat menemukan
adanya kontusio parenkim atau hematom subkapsuler dan sekaligus
mencari adanya robekan dari kapsul ginjal.
Arteriografi
CT scan
Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo.
f. Penanganan
Penatalaksanaan
3. Konservatif
Ditujukan pada trauma minor.
Dilakukan observasi tanda-tanda vital (tensi, nadi dan suhu tubuh)
Kemungkinan ada penambahan massa di pingang
Ada pembesaran lingkaran perut
Penurunan kadar Hb darah
Perubahan warna urin pada pemeriksaan urine serial
Jika selama observasi didapatkan adanya tanda-tanda perdarahan atau
kebocoran urine yang menimbulkan infeksi, harus segera dilakukan
tindakan operasi.
4. Operasi
Operasi ditujukan pada trauma ginjal mayor dengan tujuan untuk
segera menghentikan perdarahan. Selanjutnya mungkin perlu dilakukan
debridement, reparasi ginjal (berupa renorafi atau penyambungan
vaskuler) atau tidak jarang harus dilakukan nefrektomi parsial bahkan
nefrektomi total karena kerusakan ginjal yang sangat berat.
Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo.
g. Komplikasi / Penyulit
Penyulit
Jika tidak mendapatkan perawatan yang cepat dan tepat, trauma mayor dan
trauma pedikel ginjal sering menimbulkan perdarahan yang hebat dan berakhir
dengan kematian. Selain itu kebocoran kaliks dapat menimbulkan ekstravasasi
urine hingga menimbulkan urinoma, abses perirenal, urosepsis, dan kadang
menimbulkan fistula reno-kutan.
Dikemudian hari paska cedera ginjal dapat menimbulkan penyulit berupa
hipertensi, hidronefrosis, urolitiasis atau pielonefritis kronika.
Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo.
Trauma Ureter
Etiologi
Disebabkan oleh tindakan iatrogenik yang dilakukan oleh dokter, antara lain :
Pada operasi endourologi trans-ureter (ureteroskopi atau ureterorenoskopi,
ekstraksi batu dengan Dormia, atau litotripsi batu ureter)
Operasi di daerah pelvis (operasi ginekologi, bedah dingestiv atau bedah
vaskuler)
Sedangkan cedera ureter yang disebabkan oleh rudapaksa dari luar lebih
jarang terjadi dan biasanya disebabkan oleh trauma tajam.
Cedera pada ureter dapat berupa : terikat, crushing karena terjepit oleh klem,
putus (robek), atau devaskularisasi.
Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo.
Gambaran klinis
- Nyeri daerah ginjal akibat adanya sumbatan ureter
- Olygouria / anuria.
- Terjadi fistula, ureterovaginal fistula.
- Nyeri tekan pinggang
- Ekstravasasi urin ke rongga retroperitonea / ntraperotoneal
- Uremi.
Diagnosa
Diagnosis
Kecurigaan cedera ureter iatrogenik :
Saat operasi
Lapangan operasi banyak cairan
Hematuri
Anuria/oliguri jika cedera bilateral
Paska bedah
Demam
Ileus
Nyeri pinggang akibat obstruksi
Luka operasi selalu basah
Sampai beberapa hari cairan drainase jernih dan banyak
Hematuri persisten dan hematom/urinoma di abdomen
Fistula ureterokutan/fistula ureterovagina
Jika diduga terdapat kebocoran urine melalui pipa drainase paska bedah,
pemberian zat warna yang dieksresikan lewat urine akan memberikan warna
pada cairan di dalam pipa drainase atau pada luka operasi. Selain itu jika
dilakukan pemeriksaan kadar kreatinin atau kadar ureum pada cairan yang
diambil dari pipa drainase kedarnya sama dengan yang berada di dalam urine.
Pada pemeriksaan IVP tampak ekstravasasi kontras atau kontras berhenti
di daerah lesi. Pada cedera lama didapatkan ureteronefrosis sampai pada
daerah sumbatan.
Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo.
a. Penanganan
Penatalaksanaan
Ureter saling disambungkan (anastomosis end to end)
Implantasi ureter ke buli-buli (neoimplantasi, flap Boari atau Psoas hitch)
Uretero-kutaneostomi
Transuretero-ureterotomi (menyambung ureter dengan ureter pada sisi yang
lain)
Nefrostomi sebagai tindakan diversi atau nefrektomi
Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo.
komplikasi
Striktura ureter dan hidronefrosis
Urinoma yang dapat menjadi abses
Infeksi
Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah
Trauma Buli-buli
Etiologi
2% dari seluruh trauma
Etiologi : 90% akibat fraktur pelvis
Buli-buli penuh urine à mudah robek bila benturan pd daerah fundus à ekstravasai
urine ke rongga intraperitoneum.
Tindakan endourologi (reseksi buli-buli transuretral/litotripsi) àtrauma iatrogenik
buli-buli
Operasi pelvis
Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo.
Gambaran klinis
Tanda – tanda fraktur pelvis mudah didiagnosa dengan pemeriksaan dimana didapatkan
nyeri tekan dan krepitasi daerah fraktur.
Retensio urina ataupun gross hematuria biasanya kita dapatkan.
Tanda – tanda abdomen akut biasanya ditemukan pada kasus – kasus rupture
intraperitoneal.
Defans muscular
Sindrom ileus paralitik
Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah FKUI
Klasifikasi
1. Kontusio buli-buli
Memar di dinding, mungkin didapatkan hematoma perivesikal,tidak didapatkan
ekstravasasi urine ke luar buli
2. Cedera buli-buli ekstra peritoneal à25-45%
3. Cedera intra peritoneal à 45-60%
Bila tidak mendapat perawatan 10- 20 % cedera buli – buli berakibat kematian
karena peritonitis atau sepsis.
Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo.
Diagnosa
Gambaran klinis tergantung dari etiologi trauma, bagian buli- buli yang mengalami
cedera yaitu intra atau ekstraperitoneal, adanya organ lain yang mengalami cedera
serta penyulit yang terjadi akibat trauma.
i. Cedera abdomen bawah à nyeri suprasimfisis, hematuri àtdk bisa miksi.
ii. Gx lain : tanda fraktur pelvis, syok, hematoma perivesika, tampak tanda
sepsis dari suatu peritonitis/abses perivesika.
iii. Sistografi : dg memasukkan kontras dlm buli-buli sbyk 300-400ml scr
gravitasi mell kateter per uretram à foto saat buli-buli terisi kontras dlm
posisi AP, posisi oblik, wash out film (kontras sdh dikeluarkan dr buli-buli).
Jika didapatkan robekan pada buli-buli à terlihat ekstravasasi kontras
didalam rongga perivesikal yang merupakan tanda adanya robekan
ekstraperitoneal.
Jika terdapat kontras yang berada disela-sela usus à robekan buli-buli
intraperitoneal.
Pada perforasi yang kecil seringkali tidak tampak adanya ekstravasasi
( negative palsu ) terutama jika kontras yang dimasukkan kurang dari 250
ml.
Sebelum melakukan pemasangan kateter uretra, harus diyakinkan dahulu
bahwa tidak ada perdarahan yang keluar dari muara uretra.
Keluarnya darah dari muara uretra merupakan tanda dari cedera uretra
jika diduga terdapat cedera pada saluran kemih bagian atas disamping
cedera pada buli-buli sistografi dapat diperoleh melalui foto IVP.
Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo.
Penanganan
1. pemasangan kateter à mengistirahatkan buli-buli à sembuh 7-10 hari
2. cedera intraperitoneal à eksplorasi laparotomi.
Jk tdk dioperasi ekstravasasi urine ke rongga peritoneum à peritonitis. Rongga
peritoneum dicuci à robekan pd buli-buli dicuci 2 lapis à pasang kateter
sistostomi yg dilewatkan diluar sayatan laparotomi.
3. cederea ekstraperitoneal à ekstravasasi minimal à memasang kateter 7-10
hari ; penjahitan buli-buli dg pemasangan kateter sistostomi.
Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo.
Komplikasi / Penyulit
a. ekstravasasi urine ke rongga pelvis à infeksi dan abses pelvis à sepsis à mati
b. robekan buli-buli intraperitoneal à peritonitis ekstravasasi urine pd rongga
intraperitoneum.
c. Keluhan miksi : frekuensi dan urgensi biasanya sembuh sebelum 2 bln
Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo.
Trauma Uretra
A. Etiologi
Etiologi :
Trauma tumpul
- fraktur tulang pelvis à ruptur uretra pars prostato membranasea
- selangkangan/ straddle injury à ruptur uretra pars bulbosa
pemasangan kateter yg kurang hati-hati à robekan uretra krn false route
operasi transuretra à cedera iatrogenic
Gx :
Perdarahan per-uretram : tdp darah yg keluar dr meatus uretra eksternum stelah
trauma
Trauma uretra berat à retensi urine. TIDAK boleh memasang kateter.
Dx : foto uretrografi à dg memasukkan kontras uretra utk tau adanya rupture uretra.
Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo
RUPTURA URETRA POSTERIOR
etiologi
Paling sering krn fraktur tulang pelvis.
Fraktur pd ramus / simfisis pubis à kerusakan cincin pelvis à robek pd uretra pars
prostate-membranasea.
Fraktur pelvis & robekan pembuluh darah dlm cavum pelvis à hematom yg luas di
cavum retzius à jk ligamentum pubo-prostatikum ikut robek, prostate + buli-buli
trangkat ke cranial.
Klasifikasi :
Mell gmbaran uretrogram, Coalpinto & McCollum(1976),membagi derajat cedera
uretra :
1. uretra posterior masih utuh, hny stretching. Foto uretrogram tdk menunjukkan
ekstravasasi, dan uretra hny tampak memanjang
2. uretra posterior terputus pada perbatasan prostato-membranasea, sdg diafragma
msh utuh. Foto : ekstravasasi kontras yg msh terbatas di atas diafragma
uretrogenitalis
3. Uretra posterior, diafragma uretrogenitalis, uretra pars bulbosa sblh proximal ikut
rusak. Foto : ekstravasasi kontras meluas hingga dibawah diafragma urogenitalia
sampai ke perineum
Diagnosis :
Pasien dtg dlm keadaan syok.
Ruptur uretra posterior : perdarahan peruretram, retensi urine, RT àfloating prostate
dlm suatu hematom, pmx uretrografi retrograde à elongasi uretra/ ekstravasasi kontras
pd pars prostate-membranasea.
Tx :
Rupture uretra posterior + trauma mayor (abdomen, fraktur pelvis) + perdarahan à
sistostomi untuk diversi urine à setelah stabil à primary endoscopic realignment
Penyulit :
o striktur uretra yg seringkali kambuh
o disfungsi ereksi à 13-30% kerusakan saraf parasimpatis/ insufisiensi uretra
o inkontinensia urine à 2-4%kerusakan sfingter uretra eksterna.
o Stlh rekonstruksi uretra à striktura à uretrotomia interna (sachse)
Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo
RUPTURA URETRA ANTERIOR
Straddle injury : uretra terjepit diantara tulang pelvis dan benda tumpul à kontusio
dinding uretra, rupture parsial, atau rupture total dinding uretra.
Diagnosis :
- Perdarahan per-uretram/hematuria.
- Hematoma pd penis (robekan pd corpus cavernosum) à tdk dpt miksi
Tx :
Karena menimbulkan penyulit striktur uretra à stlah 4-6 bln pmx uretrografi ulangan.
Ruptur uretra parsial à ekstravasasi ringan à sistostomi à kateter dipertahankan 2
minggu dan dilepas stlh yakin tdk ada striktur uretra/ekstravasasi kontras.
Ruptur uretra anterior à ekstravasasi urine àdebridement dan insisi hematoma
Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo