lbm 5 sgd 3 uro ryk

57
LBM 5 buang air kecil berwarna merah STEP 1 Pemeriksaan fisik secondary survey : pemeriksaan dengan prioritas sistem pernafasan, kardiovaskular, px fisik STEP 2 1. Kemungkinan apa saja yang menyebabkan kencing berwarna merah? 2. Mengapa pasien mengeluh sakit perut dan pinggang? 3. Mengapa ditemukan jejas abdomen kiri atas pada px secondary survey? 4. Mengapa dokter memasang oksigen dan infus RL 1 liter pada pasien? 5. Penanganan apa yang pertama harus dilakukan oleh dokter? 6. Vaskularisasi uropoetica? 7. DD? 8. Pemeriksaan penunjang? 9. Bagaimana prognosis dari pasien? 10. Kompensasi tubuh terhadap trauma yang dialami pasien? 11. Penatalaksanaan trauma ginjal? STEP 3 1. Vaskularisasi uropoetica? - Ginjal : aorta abdominalis – a.renalis-aa.segmentalis (5)-a.interlobaris-a.arcuata-a.interlobularis-arteriola aferen-glomerulus-arteriola eferen-a.recta-v.recta- v.interlobularis-v.arcuata-v.interllobaris-v.renalis (kanan: v.renalis , kiri : VCI) - Ureter : cabang dari a.renalis , cabang dr a.hipogastrica , cabang dr a.testicularis - VU : cranial -> 2/3 a.vesicalis superior cabang dr a.umbilicalis

Upload: rizqon-yassir-kuswondo

Post on 10-Dec-2015

247 views

Category:

Documents


66 download

DESCRIPTION

Kedokteran urogenital

TRANSCRIPT

LBM 5

buang air kecil berwarna merah

STEP 1

Pemeriksaan fisik secondary survey : pemeriksaan dengan prioritas sistem pernafasan, kardiovaskular, px fisik

STEP 2

1. Kemungkinan apa saja yang menyebabkan kencing berwarna merah?2. Mengapa pasien mengeluh sakit perut dan pinggang?3. Mengapa ditemukan jejas abdomen kiri atas pada px secondary survey?4. Mengapa dokter memasang oksigen dan infus RL 1 liter pada pasien?5. Penanganan apa yang pertama harus dilakukan oleh dokter?6. Vaskularisasi uropoetica?7. DD?8. Pemeriksaan penunjang?9. Bagaimana prognosis dari pasien?10. Kompensasi tubuh terhadap trauma yang dialami pasien?11. Penatalaksanaan trauma ginjal?

STEP 3

1. Vaskularisasi uropoetica?- Ginjal : aorta abdominalis – a.renalis-aa.segmentalis (5)-a.interlobaris-a.arcuata-

a.interlobularis-arteriola aferen-glomerulus-arteriola eferen-a.recta-v.recta-v.interlobularis-v.arcuata-v.interllobaris-v.renalis (kanan: v.renalis , kiri : VCI)

- Ureter : cabang dari a.renalis , cabang dr a.hipogastrica , cabang dr a.testicularis- VU : cranial -> 2/3 a.vesicalis superior cabang dr a.umbilicalis

Caudal dan serviks : a. Vesicalis inferior , pd wanita tambahan dr a.vaginalisFundus vesica : pria -> a.deferentialis , wanita -> a.vesicalis inferior dan a.vaginalisvena: mengumpul di plexus prostaticus dan vesicalis – bermuara ke vena hypogastricus

- Uretra : laki2 cabang dari a.vesicalis inferior, a.rectalis media, dan a.urethralisWanita -> a.pudenda interna dan a.vaginalis

2. Kemungkinan apa saja yang menyebabkan kencing berwarna merah?Hematuria (makros dan mikros) : ISK, pielonefritis, batu ginjal, pembesaran prostat, glomerulonefritis, kelainan sel eritrosit bawaan, trauma ginjal/kandung kemih, kanker/tumor, obat anti kanker, trauma ureterTempat terjadinya perdarahan berdasar proses miksi-awal : uretra-akhir : di VU-total : di atas vesica urinaria, ureter, ginjalTidak semua trauma bisa hematuria -> stadium 4 & 5,

stadium 1 -> trauma luar dari korteks dan capsula , stadium 2 -> korteks , stadium 3 -> medulla , stadium 4 -> calyxTRAUMA URETRA : anterior dan posterior yang menunjukkan perbedaan klinis dan pengelolaan. Terjadi karena faktor eksternal. Trauma tumpul -> fraktur tulang pelvis menyebabkan ruptur uretra pars membran, trauma tumpul pd selangkangan (straddle injury) biasanya pada orang yang berkuda -> uretra pars bulbosa. Gejala klinis -> perdarahan setelah terjadi trauma. Dibedakan dgn hematuria. Hanya tetesan darah. Sering tjd retensi urin, sehingga tidak disarankan pemasangan kateter (jika dipasang akan memperparah)HEMATURIA -> hematuria banyak tidak selalu perdarahan parah, misal perdarahan di uretropelvic junction

3. Mengapa pasien mengeluh sakit perut dan pinggang?Sakit perut : letak ginjal di retroperitonal (ada organ intraperitoneal) , jika cidera di ginjal disertai trauma organ yang lain. Trauma ginjal sebagian besar disebabkan trauma yang lainPinggang : disebabkan fraktur pelvisFaktor penyebab trauma ginjal :Karena ginjal termasuk organ yang mobile (ada penggantung2nya) dan ketika terjadi trauma mudah untuk bergerak, oleh karena itu pasien mengeluh sakit. TRAUMA GINJAL-Trauma di daerah pinggang, punggung dan dada bag. Bawah-Hematuria -Fraktur costa bawah T8-12/ fraktur proc.spinosus vertebra-trauma yang tembus di daerah abdomen dan ginjal-cedera yang berat akibat jatuh dr ketinggian/kecelakaan lalu lintasTRAUMA PADA SISTEM UROPOETICA- Tumpul : kecelakaan lalu lintas (mengenai 80% trauma ginjal) . trauma tumpul

langsung : kecelakaan lalu lintas/tawuran . trauma tumpul tidak langsung : deselerasi cepat ginjal (deselerasi ginjal merobek pedikel yg bisa membentuk bekuan darah jadi trombosis). Tidak harus dioperasi.

- Tajam : tikaman / tembakan. (10-20%)Luka tembakan disertai hematuria merupakan TANDA PASTI dari trauma ginjalHarus dioperasi.

CIDERA IATROGENIK : ketika operasi, dokter melakukan gerakan yang terlalu berlebihan

PERSYARAFAN

4. Mengapa ditemukan jejas abdomen kiri atas pada px secondary survey?Pasien terkena benturan stang motor -> di bagian pinggang kiri atas ada beberapa organ ( ginjal, flexura coli sinistra, lien, gaster, gl.supraren, pankreas) , jika terjadi jejas di abdomen depan karena di dinding terjadi ruptur yaitu di beberapa vaskularisasi.Hasil trauma tumpul -> jejas. Ruptur menyebabkan kapiler pecah dan jejas. Selain itu menyebabkan rigidity pd dinding abdomen, jika perdarahan dibiarkan bisa jadi perforasi abdomen -> indikasi operasi. 1-2jam harus dioperasi untuk menyelamatkan nyawa pasien.

Derajat trauma Ringan : meimbulkan jejas seperti ekimosis tapi blm ada hematom (konservatif). Nyeri di daerah pinggang, hematruria makros dan mikrosMayor / ruptur pedikel : hematom di pinggang makin lama meluas, disertai syok berat

5. Mengapa dokter memasang oksigen dan infus RL 1 liter pada pasien?Infus RL adalah lar, steril. Natrium klorida, kalium klorida, calsium klorida dan natrium laktat, indikasi pengobatan RL adalah jika terjadi perdarahanOksigen : darah membawa oksigen -> tjd perdarahan -> syok -> diberi oksigen

6. Penanganan apa yang pertama harus dilakukan oleh dokter?- Terapi konservatif : observasi (tanda vital turun, masa pinggang meningkat, nadi

turun, urin pekat -> tanda perdarahan harus dieksplorasi untuk menghentikn perdarahan) Jika suhu meningkat, masa meningkat -> kebocorran urin -> drainase urin

Penatalaksanaan trauma tumpul ginjalHematuria : mikroskopis tidak perlu px pencitraan -> langsung observasiGross hematuria : dilihat pasien stabil atau tidak -> IVP -> dilihat normal atau tidak , jika normal observasi jika tidak laparotomi karena dimungkinkan sepsis.Jika hematuria nyata tapi tidak stabil -> laparotomi eksplorasi

7. Kompensasi tubuh terhadap trauma yang dialami pasien?Defense muscular HipertensiHiperventilasi (agar oksigen cukup ke otak)Syok hipovolemikADH naik

8. DD?Trauma ginjalTrauma ureterTrauma VUTrauma uretra , anterior: hematoma kupu kupu (fascia buck juga ruptur)

9. Pemeriksaan penunjang?Radiologi : IVP (jika ada luka tusuk.tembak di ginjal, cidera tumpul di ginjal serta cidera mikroskopik disertai syok) CT Scan (adanya robekan jar ginjal ekstravasasi dan adanay nekrosis) Arteriografi, USG (kontusio parenkim ginjal/hematoma subvaskuler atau robekan capsula ginjal)URINALISADarah rutin

10. Bagaimana prognosis dari pasien?Tidak didapatkan perawatan/penatalaksanaan langsung bisa menimbulkan komplikasi (peradangan abdomen, uretra, hipotensi dan syok)

11. Penatalaksanaan trauma ginjal?- Terapi konservatif : observasi (tanda vital turun, masa pinggang meningkat, nadi

turun, urin pekat -> tanda perdarahan harus dieksplorasi untuk menghentikn perdarahan) Jika suhu meningkat, masa meningkat -> kebocorran urin -> drainase urin

Penatalaksanaan trauma tumpul ginjalHematuria : mikroskopis tidak perlu px pencitraan -> langsung observasi

Gross hematuria : dilihat pasien stabil atau tidak -> IVP -> dilihat normal atau tidak , jika normal observasi jika tidak laparotomi karena dimungkinkan sepsis.Jika hematuria nyata tapi tidak stabil -> laparotomi eksplorasi

12. Penyebab hematuria traumatik dan non traumatik?13. Definsi trauma tumpul14. Macam trauma tumpul15. Patofis hematuria karna trauma tumpul16. Hasil pf trauma tumpul ginjal17. Diagnosis trauma tumpul18. Bedakan trauma ginjal berat ringan19. Penyulit 20. Penyebab hematuria21. Patofis hematuria traumatik

STEP 7

1. Vaskularisasi uropoetica?VASKULARISASI GINJAL

Arteri renalisàmasuk kedalam ginjal melalui hilusàbercabang menjadi arteri interlobaresàarteri arkuataàarteriola interlobarisàateriola aferen pada glomerulusàbercabang membentuk portal kapiler yang mengelilingi tubulus yang disebut kapiler tubularàdarah mengalir kebagian venaàvena interlobularis àvena arkuataàvena interlobarisàvena renalisàbermuara ke vena cava inferior

Vaskularisasi Ureter Pars superior

A. renalis A. colica

Pars medial Aorta abdominalis A. gonadal A. iliaca

Pars inferior A. rectalis media A. uterina

Vaskularisasi Vesika Urinaria- VU : cranial -> 2/3 a.vesicalis superior cabang dr

a.umbilicalisCaudal dan serviks : a. Vesicalis inferior , pd wanita tambahan dr a.vaginalisFundus vesica : pria -> a.deferentialis , wanita -> a.vesicalis inferior dan a.vaginalisvena: mengumpul di plexus prostaticus dan vesicalis – bermuara ke vena hypogastricus

Vaskularisasi UretraUretra : laki2 cabang dari a.vesicalis inferior, a.rectalis media, dan a.urethralisWanita -> a.pudenda interna dan a.vaginalis

2. Kemungkinan apa saja yang menyebabkan kencing berwarna merah?

Harus diyakinkan dahulu, benarkah seorang pasien menderita hematuria, pseudo hematuria, atau perdarahan per-uretra. Pseudo atau false hematuria adalah urine yang berwarna merah atau kecoklatan yang bukan disebabkan sel-sel darah merah. Keadaan ini dapat disebabkan oleh karena hemoglobinuria, mioglobinuria, konsentrasi asam urat yang meningkat, sehabis makan/minum bahan

yang mengandung pigmen tumbuh-tumbuhan yang berwarna merah, atau setelah mengkonsumsi beberapa obat-obatan tertentu antara lain: fenotiazin, piridium, porfirin, rifampisin, dan fenolftalein. Perdarahan per-uretra adalah keluarnya darah dari meatus uretra eksterna tanpa melalui proses miksi, hal ini sering terjadi pada trauma uretra atau tumor uretra. (Mellisa C Stoppler, 2010)

Penyebab hematuria dapat dilihat pada tabel Sumber hematuria dari saluran kemih bagian atas berasal dari nefron (glomerulus, tubulus kontortus dan interstisium).

Hematuria di saluran kemih bagian bawah berasal dari sistem pelvokaliks, ureter, kandung kemih dan uretra.

Hematuria yang berasal dari nefron seringkali tampak sebagai urin berwarna coklat, coklat cola, atau merah keunguan, disertai proteinuria (>100 mg/dL dengan dipstick), terdapat cast SDM dan akantosit atau kelainan bentuk SDM lain pada pemeriksaan mikroskopik urin. Hematuria yang berasal dari tubulus kontortus dapat dilihat dari keberadaan cast leukosit atau sel epitel tubulus renal. Hematuria dari saluran kemih bagian bawah umumnya dihubungkan dengan hematuria berat, hematuria terminal (hematuria terjadi pada saat aliran urin akan berakhir), bekuan darah, morfologi urin SDM normal, dan proteinuria minimal pada dipstick (<100 mg/dL).

Sumber : Dasar – dasar Urologi, Basuki B Purnomo

Hematuria

Adalah Terjadinya perdarahan didalam traktus urinarius sehingga bercampur darah.

Etiologi

i. Infeksi/ inflamasi antara lain: pielonefritis, glomerulonefritis, ureteritis, sistitis, dan

uretritis.

ii. Batu saluran kemih

iii. Tumor jinak atau tumor ganas yaitu: tumor Wilm, tumor Grawitz, tumor pielum, tumor

ureter, tumor buli-buli, tumor prostat, dan hyperplasia prostat jinak.

iv. Kelainan bawaan system urogenital antara lain : kista ginjal dan ren mobilis

v. Trauma yang mencederai sistem urogenital

Dasar-Dasar Urologi Edisi kedua, Basuki B.Purnomo

Klasifikasi

1. Berdasar kualitas eritrosit dalam urine, kita mengenal erosituria dimana urine berwarna

kuning sampai kuning tua dan gross hematuria bila terjadi perdarahan masif.

2. Berdasarkan warnanya dapat diperkirakan asal hematuria

a. Warna merah segar à perdarahn dari lower tract atau kadang- kadang dari buli

bila perdarahan masif

b. Warna kecoklatan sampai kehitaman à darah sudah bercampur dengan urine

cukup lama, biasanya perdarahan dari ginjal dan urter maupun dari buli

( midtract )

3. Berdasar waktu keluarnya darah

a. initial hematuria à bila darah dari uretra

b. terminal hematuria à bila darah dari uretra posterior , leher buli dan trigomen

c. total hematuria à bila darah berasal dari upper dan mid tract

4. berdasarkan kelompok umur hematuria biasanya disebabkan oleh :

a. umur 0-20 tahun :

GN akuta

Infeksi tract urinarius

Kelainan kongenital tract. Urinarius

b. umur 20-40 tahun

Infeksi tract urinarius

Batu buli, ureter dan ginjal

Tumor buli

c. umur 40-60 tahun

laki-laki : tumor buli, batu buli, ureter, ginjal dan infeksi tract.urinarius

wanita : infeksi tract.urinarius, batu buli, ureter, ginjal tumor buli

d. lebih dari 60 tahun

laki- laki :

BPH, Ca prostat, infeksi tract. urinarius

wanita :

infeksi tract. Urinarius, tumor buli

5. berdasar disiplin ilmu

a. hematuria nefrologik :

kerusakan glomerolus

protreinuria hebat ( dengan dipstik lebih dari 2 + atau lebih 200-300 mg / dl )

eritrosit dismorfik

silinder eritrosit selalu ada

b. Hematuria urologik : disini perdarahan lebih distal dari glomerolus

Proteinuria _ atau < 100 mg / dl

Tidak ada silinder eritrosit

Bentuk eritrosit tidak dismorfik ( berubah bentuk )

6. Berdasar ada tidaknya rasa sakit, gejala miksi dan non miksi

Hematuria yang tanda rasa sakit ( pain less hematuria ) harus ingat Ca Buli.

Sifat perdarahan dari Ca adalah : tanpa rasa sakit, bias berhenti sendiri dan sering timbul

lagi

7. Berdasar asal organ

a. pre renal ( hematologic ) : koagulopati, pemberian anti koagulan, sickle cell

anemia, tallasemia, sickle hemoglobin C disease.

b. renal ( glomerular ) : GN (post infeksi streptokokus, proliferatif, dll ), lupus nefritis,

alport sindoma, Benign familial hematuria, dll.

c. renal ( non glomerular ) : nefrosklerosis akibat hipertensi, infark ginjal, TBC ,

pielonefritis, ginjal polikistik, medullary spongekidney, tumor ginjal, trauma dll.

d. post renal :batu, tumor, sistitis, prostatitis, BPH, Benda asing, endometriosis,

hemangioma, epididimitis, ureteritis, uretritis, fimosis, parafimosis, dll

sumber : Ilmu bedah 2 seri catatan kuliah ; FK UNDIP

3. Mengapa pasien mengeluh sakit perut dan pinggang?Kecelakaan à kena stang à nyeri perut dan pinggang kiri à kemungkinan besar ada trauma ginjal karena disertai dengan hematuria à trauma ginjal ada 2, langsung (benturan), tdk langsung(pergerakan ginjal tiba2 dlm ruang peritoneum cedera iatrogenik ( tindakan bedah dokter saat operasi) à goncangan pada ginjal dalam rongga peritoneumà regangan pedikel pemb darah pd ginjal à robekan di tunika intima a.renalis à terbentuk bekuan darah à trombosis a.renalis dan cabang cabangnyaCedera pada ginjal bisa dipermudah jika ada hidronefrosis, kista ginjal/tumor ginjal

Curiga trauma pd ginjal Trauma di daerah pinggang, punggung, dada sebelah bawah,

abdomen bagian atas, disertai nyeri dan didapatkan jejas di daerah lokasinya.

Ada hematuria

Ada fraktur costa 11/12, atau terjadi fraktur proc.spinosus Trauma yg menembus abdomen/pinggang (luka tusuk,

tembak) Cedera deselari yang berat akibat jatuh dari ketinggian ,

kecelakaan lalu lintas

Kontusio : perdarahan parenkim ginjal tanpa adanya kerusakan kapsul jaringan atau calix (hematom)Laserasi :robekan parenkim biasanya dari kapsul sampe pelvio calixPedikel: cedera pada vasa

Sumber : Dasar – dasar Urologi, Basuki B Purnomo

a. Klasifikasi / derajat

Menurut berat ringannya kerusakan pada ginjal, trauma ginjal dibedakan

dalam 3 jenis, yaitu :

Cedera minor à terdiri atas kontusio ginjal dan laserasi minor

parenkim ginjal

Cedera mayor à terdiri atas laserasi mayor (yaitu terjadinya kerusakan

pada system kaliks) dan fragmentasi parenkim ginjal

Cedera pedikel ginjal à pembuluh darah yang merawat ginjal.

Derajat Jenis Kerusakan

Derajat I Kontusio ginjal/ hematoma perirenal

Derajat II Laserasi ginjal terbatas pada korteks

Derajat III Laserasi ginjal smp pada medula ginjal, mungkin ada trombosis

arteri segmentalis

Derajat IV Laserasi smp mengenai sistem kalises ginjal

Derajat V Avulsi pedikel ginjal, mungkin terjadi trombosis arteri renalis

Ginjal terbelah (shatered)

Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo.

b. Gambaran klinis

Gejala klinik

Pada trauma derajat ringan : nyeri di daerah pinggang, terlihat jejas

berupa ekimosis, dan terdapat hematuri makroskopik maupun

mikroskopik.

Trauma mayor / rupture pedikel seringkali pasien datang dalam

keadaan syok berat dan terdapat hematom di daerah pinggang yang

makin lama makin membesar.

Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo.

PERSYARAFAN

4. Mengapa ditemukan jejas abdomen kiri atas pada px secondary survey?

5. Mengapa dokter memasang oksigen dan infus RL 1 liter pada pasien?

Ringer Laktat (RL) RL merupakan cairan yang paling fisiologis yang dapat diberikan pada kebutuhan volume dalam jumlah besar. RL banyak digunakan sebagai replacement therapy, antara lain untuk syok hipovolemik, diare, trauma, dan luka bakar. Laktat yang terdapat di dalam larutan RL akan dimetabolisme oleh hati menjadi bikarbonat yang berguna untuk memperbaiki keadaan seperti asidosis metabolik. Kalium yang terdapat di dalam RL tidak cukup untuk pemeliharaan sehari-hari, apalagi untuk kasus defisit kalium. Larutan RL tidak mengandung glukosa, sehingga bila akan dipakai sebagai cairan rumatan, dapat ditambahkan glukosa yang berguna untuk mencegah terjadinya ketosis. Kemasan larutan kristaloid RL yang beredar di pasaran memiliki komposisi elektrolit Na+ (130 mEq/L), Cl- (109 mEq/L), Ca+ (3 mEq/L), dan laktat (28 mEq/L). Osmolaritasnya sebesar 273 mOsm/L. Sediaannya adalah 500 ml dan 1.000 ml.

Secara umum kehilangan darah 10% dari Estimated Blood Volume dapat ditolerir tanpa perubahan-perubahan yang serius (EBV dewasa 70 cc/kg BB), anak < 2 th (80 cc/kg BB). Kehilangan > 10% memerlukan penggantian berupa Ringer Laktat. Batas penggantian darah dengan Ringer Laktat adalah sampai Kehilangan 20% EBV atau Hematokrit 28% atau Hemoglobin ± 8 gr%. Jumlah cairan masuk harus 2- 4 x jumlah perdarahan. Cara hemodilusi begini bukan untuk menggantikan tempat transfusi darah, tetapi untuk :Tindakan sementara, sebelum darah datang.Mengurangi jumlah transfusi darah sejauh transpor oksigen masih memadai.

Menunda pemberian transfusi darah sampai saat yang lebih baik (misalnya pemberian transfusi perlahanlahan/postoperatif setelah penderita sadar, agar observasi lebih baik kalau-kalau terjadi reaksi transfusi)

Cairan Ringer Laktat mengembalikan sequestrasi/third space loss yang terjadi pada waktu perdarahan/shock.Jumlah darah yang hilang tidak selalu dapat diukur namun dengan melihat akibatnya pada tubuh penderita, jumlah darah yang hilang dapat diperkirakan sbb. :preshock : kehilangan s/d 10%shock ringan : kehilangan 10 - 20%. Tekanan darah turun, nadi naik, perfusi dingin, basah, pucat.Shock sedang : kehilangan 20 - 30%. Tekanan darah turun sampai 70 mmHg. Nadi naik sampai diatas 140. Perfusi buruk, urine berhenti.Shock berat : kehilangan lebih dari 35% : Tekanan Darah sampai tak terukur, nadi sampai tak teraba

Untuk fluid lose pada kasus-kasus abdomen akut diberikan Ringer Laktat dengan pedoman Berkurangnya volume cairan intersisial menyebabkan terjadinya tanda-tanda interssisial yaitu : turgor kulit jelek, mata cekung, ubun-ubun cekung, selaput lendir kering. Berkurangnya volume plasma menyebabkan terjadinya "tanda-tanda plasma" yaitu : takhikardia, oli-guria, hipotensi,shock.

http://core.kmi.open.ac.uk/download/pdf/11718016.pdf

6. Penanganan apa yang pertama harus dilakukan oleh dokter?

c. Penanganan

Penatalaksanaan

1. Konservatif

Ditujukan pada trauma minor.

Dilakukan observasi tanda-tanda vital (tensi, nadi dan suhu tubuh)

Kemungkinan ada penambahan massa di pingang

Ada pembesaran lingkaran perut

Penurunan kadar Hb darah

Perubahan warna urin pada pemeriksaan urine serial

Jika selama observasi didapatkan adanya tanda-tanda perdarahan atau

kebocoran urine yang menimbulkan infeksi, harus segera dilakukan

tindakan operasi.

2. Operasi

Operasi ditujukan pada trauma ginjal mayor dengan tujuan untuk

segera menghentikan perdarahan. Selanjutnya mungkin perlu dilakukan

debridement, reparasi ginjal (berupa renorafi atau penyambungan

vaskuler) atau tidak jarang harus dilakukan nefrektomi parsial bahkan

nefrektomi total karena kerusakan ginjal yang sangat berat.

Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo.

Grace, Pierce A. Borley, Neil R. 2006. At a Glance Ilmu Bedah. Jakarta : Erlangga

7. Kompensasi tubuh terhadap trauma yang dialami pasien?8. DD?

Definisi

Trauma ginjal adalah cedera pada ginjal yang disebabkan oleh berbagai macam trauma baik tumpul maupun tajam.

EpidemiologiTrauma ginjal merupakan trauma yang paling sering terjadi.

Etiologi dan PatofisiologiAda 2 penyebab utama dari trauma ginjal , yaitu

1.      Trauma tajam2.      Trauma Iatrogenik3.      Trauma tumpul

Trauma tajam seperti tembakan dan tikaman merupakan 10 – 20 % penyebab trauma pada ginjal di Indonesia.Baik luka tikam atau tusuk pada abdomen bagian atas atau pinggang maupun luka tembak pada abdomen yang disertai hematuria merupakan tanda pasti cedera pada ginjal. Trauma iatrogenik pada ginjal dapat disebabkan oleh tindakan operasi atau radiologi intervensi, dimana di dalamnya termasuk retrograde pyelography, percutaneous nephrostomy, dan percutaneous lithotripsy. Dengan semakin meningkatnya popularitas dari teknik teknik di atas, insidens trauma iatrogenik semakin meningkat , tetapi kemudian menurun setelah diperkenalkan ESWL. Biopsi ginjal juga dapat menyebabkan trauma ginjal

Trauma tumpul merupakan penyebab utama dari trauma ginjal. Dengan lajunya pembangunan, penambahan ruas jalan dan jumlah kendaraan, kejadian trauma akibat kecelakaan lalu lintas juga semakin meningkat.

Trauma tumpul ginjal dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Trauma langsung biasanya disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, olah raga, kerja atau perkelahian. Trauma ginjal biasanya menyertai trauma berat yang juga mengenai organ organ lain. Trauma tidak langsung misalnya jatuh dari ketinggian yang menyebabkan pergerakan ginjal secara tiba tiba di dalam rongga peritoneum. Kejadian ini dapat menyebabkan avulsi pedikel ginjal atau robekan tunika intima arteri renalis yang menimbulkan trombosis.

a.       Etiologi

-    Trauma tumpul ( tersering ).

Perkelahian, terjatuh, olah raga dengan kontak, kecelakaan lalu

lintas.

-    Trauma tembus

Tembakan, ruda paksa tusukan, senjata tajam.

-    Akselerasi / Deselerasi

Kecelakaan lalu lintas yang mengenai pedical ginjal.

-    Tatrogenik

Biopsi ginjal, koliktomi.

-    Ginjal patologis

Ginjal patologis lebih mudah terjadi trauma sehubungan dengan

lemahnya pertahanan ginjal ( seperti : Ginjal polikistik, hidronefrosis,

ginjal ektopik. ).

b.      Patofisiologi

Ginjal merupakan organ yang banyak mengandung urine dan darah yang

terlindung oleh lapisan lemak, tulang rusuk dan otot abdomen. Karena

benturan yang keras, maka benturan ini akan diteruskan kesemua

tekanan hidrostatik dan capsula fibrosa parenkhim ginjal yang selanjutnya

menyebabkan kerusakan.

c.       Tanda dan gejala

-    Rasa sakit / nyeri daerah trauma ---- ginjal ---- bahkan sampai syok.

-    Hematuri.

-    Hematom pada pinggang.

-    Teraba masa pada pinggang.

-    Nyeri tekan pada daerah trauma.

 Diagnosa banding

-        Fraktur vertebra / iga dan hematom retroperineal.

-         Trauma traktus urogenitalis lain.

TRAUMA URETER

Hematuria dapat terjadi, tapi indikasi umum adalah nyeri pinggang

atau manifestasi ekstravasasi urine. Saat urine merembes masuk ke

jaringan, nyeri dapat terjadi pada abdomen bagian bawah dan

pinggang. Jika ekstravasasi berlanjut, mungkin terjadi sepsis, ileus

paralitik, adanya massa intraperitoneal yang dapat diraba, dan

adanya urine pada luka terbuka.

- Pada umumnya tanda dan gejala klinik umumnya tidak spesifik.

- Hematuria menunjukkan cedera pada saluran kemih.

- Bila terjadi ekstravasasi urin dapat timbul urinom pada pinggang

atau abdomen, fistel uretero-kutan melalui luka atau tanda

rangsang peritoneum bils urin masuk ke rongga intraperitoneal.

TRAUMA BULI-BULI

DEFINISI

cedera pada buli-buli akibat trauma tumpul

Sumber : Dasar – dasar Urologi, Basuki B Purnomo

ETIOLOGI

Dari traumanya:

Trauma yang mencederai buli – buli dapat berasal dari luar yaitu

merupakan trauma tajam akibat tusukan maupun tembakan, dan

trauma tumpul yang mengenai regio suprasimpisis.

Trauma tumpul yang mengenai perut sebelah bawah menyebabkan fraktur

tulang pelvis dan fragmennya menusuk buli – buli. Selain itu trauma tumpul

dapat mencederai buli – buli yang terisi penuh. Kurang lebih 90 % trauma buli

– buli adalah akibat dari fraktur pelvis

Tindakan endourologi dapat menyebabkan trauma buli – buli iatrogenic

antara lain pada reseksi buli – buli transuretral ( TUR buli – buli ) atau litotripsi

Sumber : Dasar – dasar Urologi, Basuki B Purnomo

KLASIFIKASI

Secara klinis cedera buli – buli dibedakan menjadi kontusio buli – buli, cedera

buli – buli ekstra peritoneal dan cedera intra peritoneal.

à Pada kontusio buli – buli hanya terdapat memar pada dindingnya, mungkin

didapatkan hematoma perivesikal, tetapi tidak didapatkan ekstravasasi urine

ke luar buli – buli

à Cedera buli – buli intra peritoneal biasanya terjadi pada saat buli – buli dalam

kedaan terisi penuh kemudian mendapatkan trauma dari luar. Tekanan dari

trauma itu diteruskan ke bagian terlemah buli – buli yaitu fundus yang

dilingkupi oleh peritoneum. Trauma ini menyebabkan robeknya fundus buli –

buli sehingga urine mengalir ke rongga peritoneal

à Cedera ekstra peritoneal terjadi akibat tertusuk oleh fragmen tulang pelvis

yang mengalami fraktur. Fragmen ini akan mencederai dinding buli – buli

sebelah inferiolateral dan terjadi ekstravasasi urine ke rongga

ekstraperitoneal

MANIFESTASI KLINIS

pasien mengeluh nyeri di suprasimpisis

hematuria dan mungkin pasien tidak dapat miksi

bagian buli-buli yang mengalami trauma pada intra atau ekstra

peritoneal adanya organ lain yang mengalami cedera serta penyulit

yang terjadi akibat trauma.

Sumber : Dasar – dasar Urologi, Basuki B Purnomo

Umumnya fraktur tulang pelvis disertai perdarahan hebat. - Nyeri

suprapubik - Ketegangan otot dinding perut bawah - Hematuria -

Ekstravasasi kontras pada sistogram.

Trauma terbuka : luka tusuk,luka tembak

Klinis : luka tusukan/tembakan, hematuria dll

Trauma tertutup : sering karena KLL terjadi ekstravasasi urine ke

cavum Retzii atau intra peritoneal atau herektum

Klinis :

hematuria

nyeri suprapubik/abdomen bagian bawah

hematome abdomen bagian bawah

tanda2 peritonitis bagian bawah

Dasar – Dasar Urologi Edisi kedua, Basuki B Purnomo

PATOFISIOGENESIS

Jika penderita kencing sebelum terjadi kecelakaan à kecil kemungkinan

adanya rupture intraperitoneal.

Jika penderita belum kencing sebelum terjadi kecelakaan à buli-buli

dalam keadaan penuh à jika terjadi trauma benturan à buli-buli robek,

ruptur à ektravasasi urin dan darah ke intraperitoneal dan dapat

meluas ke bagian yang lebih dalam lagi pada dinding anterior abdomen.

DIAGNOSIS

Setelah mengalami cedera pada abdomen sebelah bawah, pasien mengeluh nyeri

di daerah suprasimfisis, miksi bercampur darah atau mungkin pasien tidak dapat

miksi. Gambaran klinis yang lain tergantung pada etiologi trauma, bagian buli-buli

yang mengalami cedera yaitu intra/ekstraperitoneal, adanya organ lain

yang mengalami cedera, serta penyulit yang terjadi akibat trauma. Dalam

hal ini mungkin didapatkan tanda fraktur pelvis, syok,hematoma

perivesika, atau tanpa tanda sepsis dari suatu peritonitis atau abses

perivesika.

URETHRA

a. Perdarahan per-uretram : darah yang keluar dari meatus uretra

eksternum

b. Pada trauma berat, mengalami retensi urin à tidak boleh melakukan

pemasangan kateter karena dapat menyebabkan kerusakan uretra

yang lebih parah

Dasar-dasar urologi. Basuki B Purnomo. Sagung Seto

RUPTUR URETHRA POSTERIOR

oPaling sering disebabkan oleh fraktur tulang pelvis.

oFraktur pada ramus / simfisis pubis à kerusakan cincin pelvis à

robek pada uretra pars prostate-membranasea. Fraktur pelvis &

robekan pembuluh darah dalam cavum pelvis à hematom yang

luas di cavum retzius à jika ligamentum pubo-prostatikum ikut

robek, prostate + buli-buli terangkat ke cranial.

RUPTUR URETHRA ANTERIOR

Ruptur uretra dan corpus spongiosum à darah dan urin keluar

dari uretra tapi masih terbatas pada fascia Buck à terlihat

hematoma yang terbatas pada penis.

Jika fascia Buck ikut robek à ekstravasasi urin dan darah hanya

dibatasi oleh fascia Colles à darah menjalar hingga scrotum atau

ke dinding abdomen à berikan gambaran seperti kupu2 (butterfly

hematoma)

Klasifikasi trauma uretra Colapinto & McCallum 1977:3

Tipe I : Uretra teregang (stretched) akibat ruptur ligamentum

puboprostatikum dan hematom periuretra. Uretra masih intack.

Tipe II : Uretra pars membranacea ruptur diatas diafragma urogenital

yg masih intack. Ekstravasasi kontras ke ekstraperitoneal pelvic

space.

Tipe III : Uretra pars membranacea ruptur. Diafragma urogenital ruptur.

Trauma uretra bulbosa proksimal. Ekstravassasi kontras ke

peritoneum.

Klasifikasi trauma uretra menurut Pediatric Radiologi5

Tipe I : Uretra posterior intak tetapi teregang (retrograde urethrogram)

Tipe II : Trauma uretra posterior murni parsial atau komplit dengan

robekan uretra pars membranosa diatas diafragma urogenital.

Tipe III : Trauma uretra parsial atau komplit kombinasi anterior/

posterior dengan disrupsi diafragma urogenital.

Type IV : Trauma leher vesika urinaria dengan ekstensi di dalam uretra.

Type IVA : Trauma dasar vesika urinaria dengan extravasasi periuretra

seperti pada trauma uretra tipe IV

Type V : Trauma uretra anterior parsial atau total.

9. Pemeriksaan penunjang?

Pemeriksaan laboratorium / diagnostik

-    Hematokrit menurun ( karena perdarahan ).

-    HB menurun.

-    Pemeriksaan IVP : Memperlihatkan suatu daerah berwarna abu-abu

didaerah trauma karena hematom dan ekstravasi urine.

-    Urogram ekskresi : Memperlihatkan gangguan fungsi / ekstravasi

urine pada sisi yang terkena.

-    CT Scan                   : Untuk mendeteksi hematom retroperineal dan

konfigurasi ginjal.

Pada pemeriksaan radiologis dapat ditemukan :

Grade I·           Hematom minor di perinephric , pada IVP, dapat memperlihatkan gambaran ginjal yang abnomal·           Kontusi dapat terlihat sebagai massa yang normal ataupun tidak·           Laserasi minor korteks ginjal dapat dikenali sebagai dfek linear pada parenkim atau terlihat mirip dengan kontusi ginjal·           Yang lebih penting, pencitraan IVP pada pasien trauma ginjal grade I dapat menunjukkan gambaran ginjal normal. Hal ini tidak terlalu menimbulkan masalah karena penderit grade I memang tidak memerlukan tindakan operasi .·           Pada CT Scan, daerah yang mengalami kontusi terlihat seperti massa cairan diantara parenkim ginjal

Grade II·           Pada IVP dapat terlihat extravasasi kontras dari daerah yang mengalami laserasi·           Extravasasi tersebut bisa hanya terbatas pada sinus renalis atau meluas sampai ke daerah perinefron atau bahkan sampai ke anterior atau posterior paranefron.·           Yang khas adalah, batas ;uar ginjal terlihat kabur atau lebih lebar.·           Dengan pemeriksaan CT Scan , fraktur parenkim ginjal dapat terlihats

·           Akumulasi masif dari kontras, terutama pada ½ medial daerah perinefron, dengan parenkim ginjal yang masih intak dan nonvisualized ureter, merupakan duggan kuat terjadinya avulsi ureteropelvic junction

Grade III·           Secara klinis pasien dalam kadaan yang tidak stabil. Kdang kadang dapat terjadi shock dan sering teraba massa pada daerah flank.dapt diertai dengan hematuria.·           Bila pasien sudah cukup stabil, dapat dilakukan pemeriksaan IVP, dimana terlihat gangguan fungsi ekskresi baik parsial maupun total·           Ada 2 tipe lesi pada pelvis renalis yaitu trombosis A.Renalis dan avulsi A. Renalis. Angiografi dapat memperlihtkan gambaran oklusi A.Renalis.·           Viabilitas dari fragmen ginjal dapat dilihat secara angiografi. Arteriografi memperlihatkan 2 fragmen ginjal yang terpisah cukup jauh.fragmen yang viabel akan terlihat homogen karena masih mendapat perfusi cukup baik. Fragmen diantaranya berarti merupaka fragmen yang sudah tidak viable lagi.  

Grade IV·           Grade IV meliputi avulsi dari ureteropelvic junction.·           Baik IVP maupun CT Scan memeperlihatkan adanya akumulasi kontras pada derah perinefron tanpa pengisian ureter.Sebagai kesimpulan, sampai sekarang belum ada pembatasan yang jelas kapan seorang penderita yang diduga trauma ginjal memerlukan IVP atau CT Scan sebagai pemeriksaan penunjangnya. Keputusan tersebut harus didasarkan kepada pemeriksaan manakah yang lebih tersedia.CT San biasanya diambil sebagai pemeriksaan penunjang pertama pada psien yang mengalami trauma multiple organ intra abdomen, dan  pasien yang diduga trauma ginjal Grade III atau IV.CT Scan berfungsi sebagai pemeriksaan kedua setelah IVP pada pasien yang pada IVP memperlihtkan gambaran kerusakan luas parenkim ginjal dan pasien yang keadaan umumnya menurun

10. Bagaimana prognosis dari pasien?11. Penatalaksanaan trauma ginjal?

Terapi dan Prognosis

Lesi minor, grade 1, biasanya diobati secara konservatif. Pengobatan konservatif tersebut meliputi istirahat di tempat tidur, analgesik untuk menghilangkan nyeri, serta observasi status ginjal dengan pemeriksaan kondisi lokal, kadar hemoglobin, hematokrit serta sedimen urin.Penanganan trauma ginjal grade 2 masih menimbulkan suatu kontroversi.  Penenganan secara konservatif, seperti yang dipilih oleh kebanyakan dokter, mengandalkan kemampuan normal ginjal untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Penenganan secara operatif biasanya

dilakukan apabila pasien tidak memberikan respon positif terhadap pengobatan konservatif, seperti kehilangan darah yang terus bertambah, bertambah besarnya massa pada regio flank,  rasa sakit yang terus menerus dan disertai dengan adanya demam. Pengecualian dari indikasi diatas adalah oklusi pada A. Renalis ( grade 3 ). Tindakan konservatif ini dilakukan untuk menghindari dilakukannya tindakan nephrektomi. Sedangkan dokter yang memilih tindakan operatif secara dini mengemukakan bahwa finsidens terjadinya komplikasi lanjut dapat diturunkan dengan tindakan nephrektomi.Penanganan trauma ginjal unuk grade 3,4,dan 5 memerlukan tindakan operatif berupa laparotomi.

12. Penyebab hematuria traumatik dan non traumatik?13. Definsi trauma tumpul14. Macam trauma tumpul15. Patofis hematuria karna trauma tumpul16. Hasil pf trauma tumpul ginjal17. Diagnosis trauma tumpul

18. Bedakan trauma ginjal berat ringan19. Penyulit

Komplikasi

Komplikasi   awal : Perdarahan yang masiv sangat sering terjadi, terutama di retroperitoneal. Persisten retroperitoneal persisten atau gross hematuri yang berat, indikasi untuk dilakukan operasi.Komplikasi lanjut: hypertensi, hydronephrosis, arteriovenous fistula, pembentukan calculus, dan pyelonephritis. renal atrophy dapat muncul dari vascular compromise dan dapat diditeksi dengan urography. Perdarahan yang berat dan lanjut dapat muncul setelah 1-4 minggu.

20. Penyebab hematuria21. Patofis hematuria traumatik

Hematuria

Adalah Terjadinya perdarahan didalam traktus urinarius sehingga bercampur darah.

Etiologi

vi. Infeksi/ inflamasi antara lain: pielonefritis, glomerulonefritis, ureteritis, sistitis, dan

uretritis.

vii. Batu saluran kemih

viii. Tumor jinak atau tumor ganas yaitu: tumor Wilm, tumor Grawitz, tumor pielum, tumor

ureter, tumor buli-buli, tumor prostat, dan hyperplasia prostat jinak.

ix. Kelainan bawaan system urogenital antara lain : kista ginjal dan ren mobilis

x. Trauma yang mencederai sistem urogenital

Dasar-Dasar Urologi Edisi kedua, Basuki B.Purnomo

Klasifikasi

8. Berdasar kualitas eritrosit dalam urine, kita mengenal erosituria dimana urine berwarna

kuning sampai kuning tua dan gross hematuria bila terjadi perdarahan masif.

9. Berdasarkan warnanya dapat diperkirakan asal hematuria

a. Warna merah segar à perdarahn dari lower tract atau kadang- kadang dari buli bila

perdarahan masif

b. Warna kecoklatan sampai kehitaman à darah sudah bercampur dengan urine

cukup lama, biasanya perdarahan dari ginjal dan urter maupun dari buli ( midtract )

10. Berdasar waktu keluarnya darah

a. initial hematuria à bila darah dari uretra

b. terminal hematuria à bila darah dari uretra posterior , leher buli dan trigomen

c. total hematuria à bila darah berasal dari upper dan mid tract

11. berdasarkan kelompok umur hematuria biasanya disebabkan oleh :

a. umur 0-20 tahun :

GN akuta

Infeksi tract urinarius

Kelainan kongenital tract. Urinarius

b. umur 20-40 tahun

Infeksi tract urinarius

Batu buli, ureter dan ginjal

Tumor buli

c. umur 40-60 tahun

laki-laki : tumor buli, batu buli, ureter, ginjal dan infeksi tract.urinarius

wanita : infeksi tract.urinarius, batu buli, ureter, ginjal tumor buli

d. lebih dari 60 tahun

laki- laki :

BPH, Ca prostat, infeksi tract. urinarius

wanita :

infeksi tract. Urinarius, tumor buli

12. berdasar disiplin ilmu

a. hematuria nefrologik :

kerusakan glomerolus

protreinuria hebat ( dengan dipstik lebih dari 2 + atau lebih 200-300 mg / dl )

eritrosit dismorfik

silinder eritrosit selalu ada

b. Hematuria urologik : disini perdarahan lebih distal dari glomerolus

Proteinuria _ atau < 100 mg / dl

Tidak ada silinder eritrosit

Bentuk eritrosit tidak dismorfik ( berubah bentuk )

13. Berdasar ada tidaknya rasa sakit, gejala miksi dan non miksi

Hematuria yang tanda rasa sakit ( pain less hematuria ) harus ingat Ca Buli.

Sifat perdarahan dari Ca adalah : tanpa rasa sakit, bias berhenti sendiri dan sering timbul lagi

14. Berdasar asal organ

a. pre renal ( hematologic ) : koagulopati, pemberian anti koagulan, sickle cell anemia,

tallasemia, sickle hemoglobin C disease.

b. renal ( glomerular ) : GN (post infeksi streptokokus, proliferatif, dll ), lupus nefritis,

alport sindoma, Benign familial hematuria, dll.

c. renal ( non glomerular ) : nefrosklerosis akibat hipertensi, infark ginjal, TBC ,

pielonefritis, ginjal polikistik, medullary spongekidney, tumor ginjal, trauma dll.

d. post renal :batu, tumor, sistitis, prostatitis, BPH, Benda asing, endometriosis,

hemangioma, epididimitis, ureteritis, uretritis, fimosis, parafimosis, dll

sumber : Ilmu bedah 2 seri catatan kuliah ; FK UNDIP

DIAGNOSIS

Harus diyakinkan dahulu bahwa penderita benar2 hematuria, tau pseudo hematuria, atau

perdarahan per-uretra. Pseudo atau false hematuria adalah urin yang berwarna merah atau

kecoklatan yang bukan disebabkan oleh sel darah merah. Keadaan ini disebabkan oleh Hb,

mioglobunuria, konsentrasi asam urat yang meningkat, sehabis makan/minum bahan yang

mengandung pigmen tumbuh2an yang berwarna merah, atau setelah mengkonsusmsi obat2an

tertentu antara lain fenotiazina, piridium, porfirin, rifampisin, dan fenolftalein. Perdarahan per-

uretra adalah keluarnya darah dari meatus uretra eksterna tanap melalui proses miksi, hal ini sering

terjadi pada trauma uretra atau tumor uretra.

Anamnesis

Bagaimana warna urin yang keluar?

Apakah diikuti dengan keluarnya bekuan darah?

Di bagian manakah saat miksi urin berwarna merah?

Apakah diikuti dengan perasaan sakit?

Karakteristik heturia dapat dipakai untuk memperkirakan lokasi penyakit primer, yaitu warna merah

terjadi pada awal miksi, semua proses miksi, atau pada akhir miksi. Kualitas warna urin juga

menolong mnentukan penyebab hematuria. Darah baru yang berasal dari buli-buli, prostat, atau

uretra berwarna merah segar sedang darah lama atau berasal dari glomerulus berwarna lebih coklat

dengan bentuk seperti cacing (vermiform).

inisial Total Terminal

Tempat terjadi Awal miksi Seluruh proses miksi Akhir miksi

Tempat kelainan uretra Buli-buli, ureter atau

ginjal

Leher buli-buli

Nyeri yang menyertai hematuria dapat berasal dari nyeri di saluran kemih bagian atas berupa nyeri

kolik atau gejala iritasi saluran kemih bagian bawah berupa disuria atau stranguria.

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan diperhatikan : hipertensi yg merupakan manifestasi suatu penyakit ginjal. Syok

hipovolemik atau anemia mungkin disebabkan karena banyak darah yang keluar. Ditemukannya

tanda perdarahan di tempat lain adalah petunjuk adanya kelainan sistem pembekuan darah yang

bersifat sistemik.

Palpasi bimanual ginjal perlu diperhatikan adanya pembesaran ginjal akibat tumor, obstruksi, taupun

infeksi ginjal. Masa pada suprasimpisis mungkin disebabkan karena retensi bekuan darah pada buli-

buli. Colok dubur dapat memberikan iformasi adanya pembesaran prostat benigna maupun

karsinoma prostat.

Pemeriksaan penunjang

Urinalisis : hematuria glomeruler atau non glomeruler

pH urin yang sangat alkalis à infeksi organisme pemecah urea di saluran kemih.

pH urin yang sangat asam à batu asam urat.

Sitologi urin à kegansan sel-sel urotelial.

PIVà pemeriksaan rutin untuk hematuria à batu, kelainan bawaan, tumor urotelium, trauma,

penyakit infeksi saluran kemih.

USGà masa solit atau kistus, batu non opak, bekuan darah pada buli-buli/pielum, metastasis tumor

di hepar.

Laboratorium

Pada orang normal eritrosit dalam urine bisa sampai 2000 eritrosit per ml atau identik dengan 0-1 /

LPK pada sedimen urine. Bila lebih dari 2 / LPK maka disebut mikroskopik hematuri. Pada BJ urine <

1.008 maka semua eritrosit dalam urine akan lisis dan ini bisa ditunjukan dengan dipstick ( untuk

emnunjukan adanya hemoglobin bebas atau yang ada dalam eritrosit ) positif kuat.

Trauma Ginjal

2. TRAUMA GINJAL

a. Etiologi

Cedera ginjal dapat terjadi secara :

(1) Langsung akibat benturan yang langsung mengenai daerah pinggang.

(2) Tidak langsung yaitu merupakan cedera deselerasi akibat pergerakan ginjal

secara tiba-tiba di dalam rongga retroperitonium

Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo.

b. Patogenesis

Goncangan ginjal di dalam rongga retroperitoneum menyebabkan

regangan pedikel ginjal sehingga menimbulkan robekan tunika intima arteri

renalis. Robekan ini akan memacu terbentuknya bekuan-bekuan darah yang

selanjutnya dapat menimbulkan thrombosis arteri renalis beserta cabang-

cabangnya.

Cedera ginjal dapat dipermudah jika sebelumnya sudah ada kelainan pada

ginjal, antara lain hidronefrosis, kista ginjal, atau tumor ginjal.

Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo.

c. Klasifikasi / derajat

Menurut berat ringannya kerusakan pada ginjal, trauma ginjal dibedakan

dalam 3 jenis, yaitu :

Cedera minor à terdiri atas kontusio ginjal dan laserasi minor

parenkim ginjal

Cedera mayor à terdiri atas laserasi mayor (yaitu terjadinya kerusakan

pada system kaliks) dan fragmentasi parenkim ginjal

Cedera pedikel ginjal à pembuluh darah yang merawat ginjal.

Derajat Jenis Kerusakan

Derajat I Kontusio ginjal/ hematoma perirenal

Derajat II Laserasi ginjal terbatas pada korteks

Derajat III Laserasi ginjal smp pada medula ginjal, mungkin ada trombosis

arteri segmentalis

Derajat IV Laserasi smp mengenai sistem kalises ginjal

Derajat V Avulsi pedikel ginjal, mungkin terjadi trombosis arteri renalis

Ginjal terbelah (shatered)

Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo.

d. Gambaran klinis

Gejala klinik

Pada trauma derajat ringan : nyeri di daerah pinggang, terlihat jejas

berupa ekimosis, dan terdapat hematuri makroskopik maupun

mikroskopik.

Trauma mayor / rupture pedikel seringkali pasien datang dalam

keadaan syok berat dan terdapat hematom di daerah pinggang yang

makin lama makin membesar.

Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo.

e. Diagnosa

Dicurigai adanya cedera pada ginjal jika didapatkan

o Trauma di daerah pinggang, pungggung, dada sebelah bawah, dan

perut bagian atas dengan didapatkan adanya jejas pada daerah itu

o Hematuri

o Fraktur kosta sebelah bawah atau fraktur prosesus spinosus vertebra.

o Cedera deselerasi berat akibat jatuh dari ketinggian dan KLL.

o Trauma tembus pada abdomen atau pinggang

PP

IVP jika diduga ada :

Luka tusuk atau luka tembak yang mengenai ginjal

Cedera tumpul ginjal yang memberikan tanda-tanda hematuri

makroskopik

Cedera tumpul ginjal yang memberikan tanda-tanda hematuri

mikroskopik dengan disertai syok

USG (bila cedera tumpul ginjal yang memberikan tanda hematuri

mikroskopik tanpa disertai syok) diharapkan dapat menemukan

adanya kontusio parenkim atau hematom subkapsuler dan sekaligus

mencari adanya robekan dari kapsul ginjal.

Arteriografi

CT scan

Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo.

f. Penanganan

Penatalaksanaan

3. Konservatif

Ditujukan pada trauma minor.

Dilakukan observasi tanda-tanda vital (tensi, nadi dan suhu tubuh)

Kemungkinan ada penambahan massa di pingang

Ada pembesaran lingkaran perut

Penurunan kadar Hb darah

Perubahan warna urin pada pemeriksaan urine serial

Jika selama observasi didapatkan adanya tanda-tanda perdarahan atau

kebocoran urine yang menimbulkan infeksi, harus segera dilakukan

tindakan operasi.

4. Operasi

Operasi ditujukan pada trauma ginjal mayor dengan tujuan untuk

segera menghentikan perdarahan. Selanjutnya mungkin perlu dilakukan

debridement, reparasi ginjal (berupa renorafi atau penyambungan

vaskuler) atau tidak jarang harus dilakukan nefrektomi parsial bahkan

nefrektomi total karena kerusakan ginjal yang sangat berat.

Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo.

g. Komplikasi / Penyulit

Penyulit

Jika tidak mendapatkan perawatan yang cepat dan tepat, trauma mayor dan

trauma pedikel ginjal sering menimbulkan perdarahan yang hebat dan berakhir

dengan kematian. Selain itu kebocoran kaliks dapat menimbulkan ekstravasasi

urine hingga menimbulkan urinoma, abses perirenal, urosepsis, dan kadang

menimbulkan fistula reno-kutan.

Dikemudian hari paska cedera ginjal dapat menimbulkan penyulit berupa

hipertensi, hidronefrosis, urolitiasis atau pielonefritis kronika.

Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo.

Trauma Ureter

Etiologi

Disebabkan oleh tindakan iatrogenik yang dilakukan oleh dokter, antara lain :

Pada operasi endourologi trans-ureter (ureteroskopi atau ureterorenoskopi,

ekstraksi batu dengan Dormia, atau litotripsi batu ureter)

Operasi di daerah pelvis (operasi ginekologi, bedah dingestiv atau bedah

vaskuler)

Sedangkan cedera ureter yang disebabkan oleh rudapaksa dari luar lebih

jarang terjadi dan biasanya disebabkan oleh trauma tajam.

Cedera pada ureter dapat berupa : terikat, crushing karena terjepit oleh klem,

putus (robek), atau devaskularisasi.

Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo.

Gambaran klinis

- Nyeri daerah ginjal akibat adanya sumbatan ureter

- Olygouria / anuria.

- Terjadi fistula, ureterovaginal fistula.

- Nyeri tekan pinggang

- Ekstravasasi urin ke rongga retroperitonea / ntraperotoneal

- Uremi.

Diagnosa

Diagnosis

Kecurigaan cedera ureter iatrogenik :

Saat operasi

Lapangan operasi banyak cairan

Hematuri

Anuria/oliguri jika cedera bilateral

Paska bedah

Demam

Ileus

Nyeri pinggang akibat obstruksi

Luka operasi selalu basah

Sampai beberapa hari cairan drainase jernih dan banyak

Hematuri persisten dan hematom/urinoma di abdomen

Fistula ureterokutan/fistula ureterovagina

Jika diduga terdapat kebocoran urine melalui pipa drainase paska bedah,

pemberian zat warna yang dieksresikan lewat urine akan memberikan warna

pada cairan di dalam pipa drainase atau pada luka operasi. Selain itu jika

dilakukan pemeriksaan kadar kreatinin atau kadar ureum pada cairan yang

diambil dari pipa drainase kedarnya sama dengan yang berada di dalam urine.

Pada pemeriksaan IVP tampak ekstravasasi kontras atau kontras berhenti

di daerah lesi. Pada cedera lama didapatkan ureteronefrosis sampai pada

daerah sumbatan.

Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo.

a. Penanganan

Penatalaksanaan

Ureter saling disambungkan (anastomosis end to end)

Implantasi ureter ke buli-buli (neoimplantasi, flap Boari atau Psoas hitch)

Uretero-kutaneostomi

Transuretero-ureterotomi (menyambung ureter dengan ureter pada sisi yang

lain)

Nefrostomi sebagai tindakan diversi atau nefrektomi

Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo.

komplikasi

Striktura ureter dan hidronefrosis

Urinoma yang dapat menjadi abses

Infeksi

Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah

Trauma Buli-buli

Etiologi

2% dari seluruh trauma

Etiologi : 90% akibat fraktur pelvis

Buli-buli penuh urine à mudah robek bila benturan pd daerah fundus à ekstravasai

urine ke rongga intraperitoneum.

Tindakan endourologi (reseksi buli-buli transuretral/litotripsi) àtrauma iatrogenik

buli-buli

Operasi pelvis

Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo.

Gambaran klinis

Tanda – tanda fraktur pelvis mudah didiagnosa dengan pemeriksaan dimana didapatkan

nyeri tekan dan krepitasi daerah fraktur.

Retensio urina ataupun gross hematuria biasanya kita dapatkan.

Tanda – tanda abdomen akut biasanya ditemukan pada kasus – kasus rupture

intraperitoneal.

Defans muscular

Sindrom ileus paralitik

Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah FKUI

Klasifikasi

1. Kontusio buli-buli

Memar di dinding, mungkin didapatkan hematoma perivesikal,tidak didapatkan

ekstravasasi urine ke luar buli

2. Cedera buli-buli ekstra peritoneal à25-45%

3. Cedera intra peritoneal à 45-60%

Bila tidak mendapat perawatan 10- 20 % cedera buli – buli berakibat kematian

karena peritonitis atau sepsis.

Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo.

Diagnosa

Gambaran klinis tergantung dari etiologi trauma, bagian buli- buli yang mengalami

cedera yaitu intra atau ekstraperitoneal, adanya organ lain yang mengalami cedera

serta penyulit yang terjadi akibat trauma.

i. Cedera abdomen bawah à nyeri suprasimfisis, hematuri àtdk bisa miksi.

ii. Gx lain : tanda fraktur pelvis, syok, hematoma perivesika, tampak tanda

sepsis dari suatu peritonitis/abses perivesika.

iii. Sistografi : dg memasukkan kontras dlm buli-buli sbyk 300-400ml scr

gravitasi mell kateter per uretram à foto saat buli-buli terisi kontras dlm

posisi AP, posisi oblik, wash out film (kontras sdh dikeluarkan dr buli-buli).

Jika didapatkan robekan pada buli-buli à terlihat ekstravasasi kontras

didalam rongga perivesikal yang merupakan tanda adanya robekan

ekstraperitoneal.

Jika terdapat kontras yang berada disela-sela usus à robekan buli-buli

intraperitoneal.

Pada perforasi yang kecil seringkali tidak tampak adanya ekstravasasi

( negative palsu ) terutama jika kontras yang dimasukkan kurang dari 250

ml.

Sebelum melakukan pemasangan kateter uretra, harus diyakinkan dahulu

bahwa tidak ada perdarahan yang keluar dari muara uretra.

Keluarnya darah dari muara uretra merupakan tanda dari cedera uretra

jika diduga terdapat cedera pada saluran kemih bagian atas disamping

cedera pada buli-buli sistografi dapat diperoleh melalui foto IVP.

Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo.

Penanganan

1. pemasangan kateter à mengistirahatkan buli-buli à sembuh 7-10 hari

2. cedera intraperitoneal à eksplorasi laparotomi.

Jk tdk dioperasi ekstravasasi urine ke rongga peritoneum à peritonitis. Rongga

peritoneum dicuci à robekan pd buli-buli dicuci 2 lapis à pasang kateter

sistostomi yg dilewatkan diluar sayatan laparotomi.

3. cederea ekstraperitoneal à ekstravasasi minimal à memasang kateter 7-10

hari ; penjahitan buli-buli dg pemasangan kateter sistostomi.

Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo.

Komplikasi / Penyulit

a. ekstravasasi urine ke rongga pelvis à infeksi dan abses pelvis à sepsis à mati

b. robekan buli-buli intraperitoneal à peritonitis ekstravasasi urine pd rongga

intraperitoneum.

c. Keluhan miksi : frekuensi dan urgensi biasanya sembuh sebelum 2 bln

Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo.

Trauma Uretra

A. Etiologi

Etiologi :

Trauma tumpul

- fraktur tulang pelvis à ruptur uretra pars prostato membranasea

- selangkangan/ straddle injury à ruptur uretra pars bulbosa

pemasangan kateter yg kurang hati-hati à robekan uretra krn false route

operasi transuretra à cedera iatrogenic

Gx :

Perdarahan per-uretram : tdp darah yg keluar dr meatus uretra eksternum stelah

trauma

Trauma uretra berat à retensi urine. TIDAK boleh memasang kateter.

Dx : foto uretrografi à dg memasukkan kontras uretra utk tau adanya rupture uretra.

Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo

RUPTURA URETRA POSTERIOR

etiologi

Paling sering krn fraktur tulang pelvis.

Fraktur pd ramus / simfisis pubis à kerusakan cincin pelvis à robek pd uretra pars

prostate-membranasea.

Fraktur pelvis & robekan pembuluh darah dlm cavum pelvis à hematom yg luas di

cavum retzius à jk ligamentum pubo-prostatikum ikut robek, prostate + buli-buli

trangkat ke cranial.

Klasifikasi :

Mell gmbaran uretrogram, Coalpinto & McCollum(1976),membagi derajat cedera

uretra :

1. uretra posterior masih utuh, hny stretching. Foto uretrogram tdk menunjukkan

ekstravasasi, dan uretra hny tampak memanjang

2. uretra posterior terputus pada perbatasan prostato-membranasea, sdg diafragma

msh utuh. Foto : ekstravasasi kontras yg msh terbatas di atas diafragma

uretrogenitalis

3. Uretra posterior, diafragma uretrogenitalis, uretra pars bulbosa sblh proximal ikut

rusak. Foto : ekstravasasi kontras meluas hingga dibawah diafragma urogenitalia

sampai ke perineum

Diagnosis :

Pasien dtg dlm keadaan syok.

Ruptur uretra posterior : perdarahan peruretram, retensi urine, RT àfloating prostate

dlm suatu hematom, pmx uretrografi retrograde à elongasi uretra/ ekstravasasi kontras

pd pars prostate-membranasea.

Tx :

Rupture uretra posterior + trauma mayor (abdomen, fraktur pelvis) + perdarahan à

sistostomi untuk diversi urine à setelah stabil à primary endoscopic realignment

Penyulit :

o striktur uretra yg seringkali kambuh

o disfungsi ereksi à 13-30% kerusakan saraf parasimpatis/ insufisiensi uretra

o inkontinensia urine à 2-4%kerusakan sfingter uretra eksterna.

o Stlh rekonstruksi uretra à striktura à uretrotomia interna (sachse)

Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo

RUPTURA URETRA ANTERIOR

Straddle injury : uretra terjepit diantara tulang pelvis dan benda tumpul à kontusio

dinding uretra, rupture parsial, atau rupture total dinding uretra.

Diagnosis :

- Perdarahan per-uretram/hematuria.

- Hematoma pd penis (robekan pd corpus cavernosum) à tdk dpt miksi

Tx :

Karena menimbulkan penyulit striktur uretra à stlah 4-6 bln pmx uretrografi ulangan.

Ruptur uretra parsial à ekstravasasi ringan à sistostomi à kateter dipertahankan 2

minggu dan dilepas stlh yakin tdk ada striktur uretra/ekstravasasi kontras.

Ruptur uretra anterior à ekstravasasi urine àdebridement dan insisi hematoma

Dasar – dasar Urologi. Basuki B. Purnomo