lapsus closed fraktur radius ulna

47
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ekstremitas (anggota gerak) mempunyai fungsi lokomotris. Dibedakan antara ekstremitas atas dan bawah karena manusia sebagai insan yang berdiri tegak memerlukan anggota gerak bawah yang kokoh dan; sedangkan anggota gerak atas mempunyai fungsi yang halus, sehingga bentuk dan susunan anggota gerak yang terdiri dari tulang/otot dan persendian mempunyai gerakan yang berbeda pula sesuai dengan fungsi tiap bagian tersebut. Dengan meningkatnya mobilitas disektor lalu lintas dan faktor kelalaian manusia sebagai salah satu penyebab paling sering terjadinya kecelakaan yang dapat menyebabkan fraktur. Penyebab yang lain dapat karena kecelakaan kerja, olah raga dan rumah tangga. Patah tulang antebrachii sering terjadi pada bagian distal yang umumnya disebabkan oleh gaya pematah langsung sewaktu jatuh dengan posisi tangan hiperekstensi. Hal ini dapat diterangkan oleh karena adanya mekanisme refleks jatuh di mana lengan menahan badan dengan posisi siku

Upload: bagoes-ario-bimo

Post on 02-Jan-2016

709 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPSUS Closed Fraktur Radius Ulna

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Ekstremitas (anggota gerak) mempunyai fungsi lokomotris. Dibedakan antara

ekstremitas atas dan bawah karena manusia sebagai insan yang berdiri tegak

memerlukan anggota gerak bawah yang kokoh dan; sedangkan anggota gerak atas

mempunyai fungsi yang halus, sehingga bentuk dan susunan anggota gerak yang

terdiri dari tulang/otot dan persendian mempunyai gerakan yang berbeda pula sesuai

dengan fungsi tiap bagian tersebut.

Dengan meningkatnya mobilitas disektor lalu lintas dan faktor kelalaian manusia

sebagai salah satu penyebab paling sering terjadinya kecelakaan yang dapat

menyebabkan fraktur. Penyebab yang lain dapat karena kecelakaan kerja, olah raga

dan rumah tangga.

Patah tulang antebrachii sering terjadi pada bagian distal yang umumnya

disebabkan oleh gaya pematah langsung sewaktu jatuh dengan posisi tangan

hiperekstensi. Hal ini dapat diterangkan oleh karena adanya mekanisme refleks jatuh

di mana lengan menahan badan dengan posisi siku agak menekuk seperti gaya

jatuhnya atlit atau penerjun payung.

Fraktur yang terjadi dapat mengenai orang dewasa maupun anak-anak, Fraktur

yang mengenai lengan bawah pada anak sekitar 82% pada daerah metafisis tulang

radius distal, dan ulna distal sedangkan fraktur pada daerah diafisis yang terjadi

sering sebagai faktur type green-stick. Fraktur tulang radius dapat terjadi pada 1/3

proksimal, 1/3 tengah atau 1/3 distal.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Bagaimana etiologi, patogenesis, pemeriksaan fisik, diagnosis dan

penatalaksanaan fraktur radius ulna tertutup?

Page 2: LAPSUS Closed Fraktur Radius Ulna

2

1.3 TUJUAN

1.3.1 Mengetahui etiologi, patogenesis, pemeriksaan fisik, diagnosis dan

penatalaksanaan fraktur radius ulna tertutup.

1.4 MANFAAT

1.4.1 Menambah wawasan mengenai penyakit bedah khususnya fraktur

radius ulna tertutup.

1.4.2 Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti

kepaniteraan klinik bagian ilmu penyakit bedah ortopedi.

2

Page 3: LAPSUS Closed Fraktur Radius Ulna

3

BAB II

STATUS PENDERITA

2.1 IDENTITAS PENDERITA

Nama : Tn. S

Umur : 33 tahun

Jenis kelamin : Pria

Pekerjaan : Swasta

Agama : Islam

Alamat : Bululawang

Status perkawinan : Menikah

Suku : Jawa

Tanggal MRS : Selasa, 30 Juli 2013

Tanggal periksa : Rabu, 31 Juli 2013

No. Reg : 327182

2.2 ANAMNESA

1. Keluhan utama : nyeri lengan bawah kanan

2. Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang ke UGD RSUD Kanjuruhan Kepanjen dalam keadaan

sadar diantar oleh keluarga. Pasien mengeluhkan nyeri lengan bawah

kanannya dan tidak dapat digerakkan serta membengkak.

Pasien mengaku bahwa telah mengalami kecelakaan 4 hari sebelum

MRS. Pasien mengendarai sepeda motor bersama dengan istri dan kedua

anakanya. Pasien mengaku mengendarai sepeda motor dengan pelan. Namun

di perjalanan pasien beserta keluarganya terpeleset dari sepeda motor oleh

karena ada oli yang berceceran di jalan. Saat pasien terjatuh ada mobil yang

melaju cepat dari arah belakang pasien, namun pasien tidak dapat menghindar

kemudian lengan bawah kanan pasien terlindas oleh ban depan dari mobil

tersebut. Setelah itu pasien merasakan kesakitan dan tidak dapat menggerakan

3

Page 4: LAPSUS Closed Fraktur Radius Ulna

4

lengan bawah kanan. Oleh istri dan warga sekitar, pasien dibawa ke tempat

sangkal putung terdekat. Setelah dibawa dari tempat sangkal putung pasien

tidak mengeluhkan kesakitan lagi namun masih belum bisa menggerakan

lengan bawah sebelah kanannya.

Empat hari kemudian, pasien mengeluhkan lengan bawah sebelah

kanannya membengkak dan terasa sakit. Kemudian oleh keluarga dibawa ke

UGD RSUD Kanjuruhan.

3. Riwayat penyakit dahulu

Riwayat trauma sebelumnya tidak ditemukan

Pasien tidak pernah mengalami sakit yang sama sebelumnya

Pasien tidak pernah menjalani operasi sebelumnya

4. Riwayat pengobatan

Tidak sedang mengkonsumsi obat.

5. Riwayat Keluarga

Trauma (-)

Operasi (-)

DM (-)

Hipertensi (-)

2.3 Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum

Cukup, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6).

2. Tanda Vital

Tensi : 120/90 mmHg

Nadi : 88 x / menit, reguler, isi cukup

Pernafasan : 20 x /menit, regular

Suhu : 36,oC

3. Kulit :

Kulit sawo matang, turgor baik, ikterik (-), sianosis (-), pucat (-), venektasi

(-), petechie (-), spider nevi (-).

4

Page 5: LAPSUS Closed Fraktur Radius Ulna

5

4. Kepala :

Luka (-), rambut tidak mudah di cabut, keriput (-), makula (-), papula (-),

nodula (-).

5. Mata :

Mata tidak cowong, konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), pupil isokor

(+/+), reflek kornea (+/+), radang (-/-), warna kelopak mata (coklat

kehitaman).

6. Hidung :

Nafas cuping hidung (-/-), secret (-/-), epistaksis (-/-), deformitas hidung (-/-),

hiperpigmentasi (-/-).

7. Mulut :

Bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-), tepi lidah

hiperemi (-), gusi berdarah (-), sariawan (-).

8. Telinga :

Nyeri tekan mastoid (-/-), sekret (-/-), pendengaran berkurang (-/-), cuping

telinga dalam batas normal.

9. Tenggorokan :

Tonsil membesar (-/-), faring hiperemis (-/-)

10. Leher :

Trakea di tengah, pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-).

11. Toraks :

Normochest, simetris, pernafasan thorakoabdominal, retraksi (-), spidernevi

(-), pulsasi intrasternalis (-), sela iga melebar (-)

Cor

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

Palpasi : ictus cordis kuat angkat

Perkusi : Batas kiri atas : ICS II linea para sternalis sinistra

Batas kanan atas : ICS II linea para sternalis dekstra

Batas kiri bawah : ICS V linea medio clavicularis sinistra

Batas kanan bawah : ICS IV linea para sterna dekstra

5

Page 6: LAPSUS Closed Fraktur Radius Ulna

6

Pinggang jantung : ICS II linea para sternalis sinistra

(kesan jantung tidak melebar)

Auskultasi : Bunyi jantug I-II intensitas noral, regular, tidak didapatkan

bising jantung

Pulmo

Inspeksi : Pengembangan dada kanan sama dengan kiri, benjolan (-),

luka (-)

Palpasi : Fremitus taktil kanan sama dengan kiri, nyeri tekan (-),

krepitasi (-)

Perkusi :

Auskultasi :

suara dasar vesikular

+ +

+

+ +

suara tambahan:

Ronkhi

6

Sonor Sonor

Sonor

Sonor sonor

- -

-

- -

- -

-

- -

wheezing

Page 7: LAPSUS Closed Fraktur Radius Ulna

7

12. Abdomen :

Inspeksi : Dinding perut sejajar dengan dinding dada, venektasi (-),

jaringan parut/bekas luka (-), tumor/benjolan (-).

Auskultasi : Bising usus 18x/menit (+) normal

Palpasi : supel, nyeri tekan epigastrium (-), meteorismus (-), hepar dan

lien tidak teraba

Perkusi : timpani

13. Ektremitas : palmar eritema (-/-)

Akral dingin Odem

- - - -

- - - -

14. Pemeriksaan Psikiatrik :

Penampilan : Perawatan diri baik

Kesadaran : Kualitatif tidak berubah, kuantitatif compos mentis

Afek : Appropriate

Psikomotor : Normoaktif

Proses piker : Bentuk : realistik

Isi : waham (-), hausinasi (-), ilusi (-)

Arus : koheren

Insight : Baik

15. Status Lokalis

Regio antebrachii dextra

• Look : Tak tampak luka terbuka, terlihat deformitas berupa pembengkakan

dan pemendekan panjang lengan bawah kanan bila dibandingkan

dengan regio antebrachii sinistra.

• Feel : Didapatkan adanya nyeri tekan setempat, krepitasi, suhu sama dengan

bagian yang normal, teraba hangat, sensibilitas (+),NVD

(neurovaskuler disturbance) (-), kapiler refil < 3 detik. Arteri radialis

teraba.

7

Page 8: LAPSUS Closed Fraktur Radius Ulna

8

• Move : Gerakan aktif dan pasif terhambat, Gerakan abduksi lengan bawah

kanan terhambat, gerakan adduksi lengan bawah kanan terhambat,

sakit bila digerakkan, gangguan persarafan tidak ada, tampak, gerakan

terbatas (+), keterbatasan pergerakan wrist & elbow joint (karena

terasa nyeri saat digerakkan). False of movement (+)

2.4 RESUME

Pria umur 33 tahun datang dengan keluhan nyeri dan tak dapat digerakkan

serta bengkak pada lengan bawah sebelah kanan setelah kecelakaan terlindas ban

depan mobil 4 hari yang lalu.

Dari pemeriksaan lokalis pada regio antebrachii dextra didapatkan

deformitas (+) berupa pembengkakan dan pemendekan bila dibandingkan regio

antebarachii sinistra, didapatkan adanya nyeri tekan setempat, krepitasi, suhu sama

dengan bagian yang normal, teraba hangat, gerakan aktif dan pasif terhambat,

keterbatasan pergerakan wrist & joint elbow karena terasa sakit bila digerakkan. False

of movement (+)

2.6 DIAGNOSA KERJA

Close Fraktur Radius Ulna Dextra

2.7 PLANNING DIAGNOSTIK

a. Planning pemeriksaan

– Lab : - Darah lengkap

• Faktor pembekuan: PTT-aPTT

• Pemeriksaan imunologi: Hbs Ag

– Foto Rontgen : Regio antebrachii dextra AP/Lateral

b. Planning Terapi

8

Page 9: LAPSUS Closed Fraktur Radius Ulna

9

1. Non operatif

a. Medikamentosa

Analgetik

Antibiotik Sebelum Operasi

b. Non medikamentosa

Istirahat

Pemasangan bidai melewati 2 sendi.

Edukasi kepada pasien beserta keluarganya tentang

penyakit yang diderita pasien.

Reposisi tertutup dan pemasangan gips

2. Operatif

Reposisi terbuka dan fiksasi interna: ORIF       

BAB III

PEMBAHASAN

9

Page 10: LAPSUS Closed Fraktur Radius Ulna

10

3.1 DEFINISI FRAKTUR

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, tulang

rawan sendi, tulang rawan epifisis baik bersifat total ataupun parsial yang umumnya

disebabkan oleh tekanan yang berlebihan, sering diikuti oleh kerusakan jaringan

lunak dengan berbagai macam derajat, mengenai pembuluh darah, otot dan

persarafan. Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung

dan trauma tidak langsung. Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada

tulang dan terjadi fraktur pada daerah tekanan. Trauma tidak langsung, apabila

trauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur, misalnya jatuh

dengan tangan ekstensi dapat menyebabkan fraktur pada klavikula, pada keadaan ini

biasanya jaringan lunak tetap utuh.

Fraktura adalah patah atau ruptur kontinuitas struktur dari tulang atau

cartilago dengan atau tanpa disertai dislokasio fragmen. Fraktur os radius dan fraktus

os ulna adalah trauma yang terjadi pada bagian tungkai depan. Kadang kala sering

terjadi fraktur yang terbuka, hal ini sering terjadi karena trauma terjadi pada lapisan

jaringan yang tipis dan lembut. Fraktur tulang radius dan tulang ulna sering terjadi

pada hewan kucing dan anjing,lokasi fraktur sering terjadi pada bagian tengah dari

tulang radus atau pada bagian distal tulang raduis dan ulna atau pada bagian distal

atau keduanya.

Fraktura os radius ulna Penyebab fraktur secara umum dapat disebabkan

menjadi 2, yaitu : penyebab ekstrinsik dan intrinsik. Penyebab ekstinsik juga dapat

dibedakan menjadi 2 bagian yaitu penyebab fraktur akibat gangguan langsung yaitu

berupa trauma yang merupakan penyebab utama terjadinya fraktur, misalnya

kecelakaan, tertabrak, jatuh. Penyebab yang lainnya adalah fraktur akibat gangguan

tidak langsung seperti perputaran, kompresi. Penyebab fraktur secara intrinsik dapat

diakibatkan kontraksi dari otot yang menyebabkan avulsion fraktur, seperti fraktur

yangsering terjadi pada hewan yang belum dewasa. Fraktur patologis adalah fraktur

yang diakibatkan oleh penyakit sistemik seperti neoplasia, cyste tulang, ricketsia,

10

Page 11: LAPSUS Closed Fraktur Radius Ulna

11

osteoporosis, hiperparatyroidisme, osteomalasia. Tekanan yang berulang juga dapat

menyebabkan fraktura.

3.2 PENYEBAB FRAKTUR

Tulang bersifat relatif rapuh, namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya

pegas untuk menahan tekanan. Fraktur dapat terjadi akibat:

1. Peristiwa trauma

Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba dan berlebihan,

yang dapat berupa pemukulan, penghancuran, penekukan, pemuntiran, atau

penarikan. Bila terkena kekuatan langsung, tulang dapat patah pada tempat yang

terkena, jaringan lunaknya juga pasti rusak. Bila terkena kekuatan tak langsung,

tulang dapat mengalami fraktur pada tempat yang jauh dari tempat yang terkena

kekuatan itu, kerusakan jaringan lunak di tempat fraktur mungkin tidak ada.

2. Fraktur kelelahan atau tekanan

Keadaan ini paling sering ditemukan pada tibia atau fibula atau metatarsal,

terutama pada atlet, penari, dan calon tentara yang jalan berbaris dalam jarak jauh.

3. Fraktur patologik 

Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang itu lemah (misalnya

oleh tumor) atau kalau tulang itu sangat rapuh (misalnya pada penyakit Paget).

 Daya pemuntir menyebabkan fraktur spiral pada kedua tulang kaki dalam

tingkat yang berbeda; daya angulasi menimbulkan fraktur melintang atau oblik

pendek, biasanya pada tingkatyang sama. Pada cedera tak langsung, salah satu dari

fragmen tulang dapat menembus kulit; cedera langsung akan menembus atau

merobek kulit diatas fraktur. Kecelakaan sepeda motor adalah penyebab yang paling

lazim.

Banyak diantara fraktur itu disebabkan oleh trauma tumpul, dan resiko

komplikasinya berkaitan langsung dengan luas dan tipe kerusakan jaringan lunak.

Tscherne (1984) menekankan pentingnya menilai dan menetapkan tingkat cedera

jaringan lunak:

C0 = kerusakan jaringan lunak sedikit dengan fraktur biasa

11

Page 12: LAPSUS Closed Fraktur Radius Ulna

12

C1 = abrasi dangkal atau kontusio dari dalam

C2 = abrasi dalam, kontusio jaringan lunak dan pembengkakan, dengan fraktur berat

C3 = kerusakan jaringan lunak yang luas dengan ancaman sindroma kompartemen.

3.3 ANATOMI RADIUS DAN ULNA

Anatomi Radius

Ujung proximal radius membentuk caput radii (=capitulum radii), berbentuk

roda, letak melintang. Ujung cranial caput radii membentuk fovea articularis (=fossa

articularis) yang serasi dengan capitulum radii. Caput radii dikelilingi oleh facies

articularis, yang disebut circumferentia articularis dan berhubungan dengan incisura

radialis ulnae. caput radii terpisah dari corpus radii oleh collum radii. Di sebelah

caudal collum pada sisi medial terdapt tuberositas radii. Corpus radii di bagian tengah

agak cepat membentuk margo interossea (=crista interossea), margo anterior (=margo

volaris), dan margo posterior. Ujung distal radius melebar ke arah lateral membentuk

processus styloideus radii, di bagian medial membentuk incisura ulnaris, dan pada

facies dorsalis terdapat sulcus-sulcus yang ditempati oleh tendo. Permukaan ujung

distal radius membentuk facies articularis carpi. (8)

Gambar 3. Tulang Radius

12

Page 13: LAPSUS Closed Fraktur Radius Ulna

13

(dikutip dari atlas anatomi Sobotta )

Anatomi Ulna

Ujung proximal ulna lebih besar daripada ujung distalnya. Hal yang

sebaliknya terdapat pada radius. Pada ujung proximal ulna terdapat incisura

trochlearis (= incisura semiulnaris), menghadap ke arah ventral, membentuk

persendian dengan trochlea humeri. Tonjolan di bagian dorsal disebut olecranon. Di

sebelah caudal incisura trochlearis terdapat processus coronoideus, dan di sebelah

caudalnya terdapat tuberositas ulnae, tempat perlekatan m.brachialis. di bagian lateral

dan incisura trochlearis terdapat incisura radialis, yang berhadapan dengan caput

radii. Di sebelah caudal incisura radialis terdapat crista musculi supinatoris. Corpus

ulnae membentuk facies anterior, facies posterior, facies medialis, margo interosseus,

margo anterior dan margo posterior. Ujung distal ulna disebut caput ulnae (=

capitulum ulnae). Caput ulnae berbentuk circumferentia articularis, dan di bagian

dorsal terdapt processus styloideus serta silcus m.extensoris carpi ulnaris. Ujung

distal ulna berhadapan dengan cartilago triangularis dan dengan radius. (8)

Gambar 4. Tulang Ulna

(dikutip dari atlas anatomi Sobotta )

13

Page 14: LAPSUS Closed Fraktur Radius Ulna

14

Kedua tulang lengan bawah dihubungkan oleh sendi radioulnar yang

diperkuat oleh ligamentum anulare yang melingkari kapitulum radius, dan di distal

oleh sendi radioulnar yang diperkuat oleh ligamen radioulnar, yang mengandung

fibrokartilago triangularis. Membranes interosea memperkuat hubungan ini sehingga

radius dan ulna merupakan satu kesatuan yang kuat. Oleh karena itu, patah yang

hanya mengenai satu tulang agak jarang terjadi atau bila patahnya hanya mengenai

satu tulang, hampir selalu disertai dislokasi sendi radioulnar yang dekat dengan patah

tersebut.

Selain itu, radius dan ulna dihubungkan oleh otot antartulang, yaitu otot

supinator, m.pronator teres, m.pronator kuadratus yang membuat gerakan pronasi-

supinasi. Ketiga otot itu bersama dengan otot lain yang berinsersi pada radius dan

ulna menyebabkan patah tulang lengan bawah disertai dislokasi angulasi dan rotasi,

terutama pada radius.(1)

Gambar 5. Anatomi radius dan ulna

14

Page 15: LAPSUS Closed Fraktur Radius Ulna

15

(dikutip dari atlas anatomi Sobotta )

3.4. DIAGNOSIS

Film polos tetap merupakan pemeriksaan penunjang radiologis yang utama

pada sistem skeletal. Gambar harus selalu diambil dalam dua proyeksi. (11)

Film polos merupakan metode penilaian awal utama pada pasien dengan

kecurigaan trauma skeletal. Setiap tulang dapat mengalami fraktur walaupun

beberapa diantaranya sangat rentan.

Tanda dan gambaran yang khas pada fraktur adalah :

Garis fraktur : garis fraktur dapat melintang di seluruh diameter tulang atau

menimbulkan keretakan pada tepi kortikal luar yang normal pada fraktur minor.

Pembengkakan jaringan lunak : biasanya terjadi setelah terjadi fraktur.

Iregularis kortikal : sedikit penonjolan atau berupa anak tangga pada korteks.(5)

Posisi yang dianjurkan untuk melakukan plain x-ray adalah AP dan lateral

view. Posisi ini dibutuhkan agar letak tulang radius dan tulang ulna tidak bersilangan,

serta posisi lengan bawah menghadap ke arah datangnya sinar (posisi anatomi). Sinar

datang dari arah depan sehingga disebut AP (Antero-Posterior) (12)

Terdapat tiga posisi yang diperlukan pada foto pergelangan tangan untuk

menilai sebuah fraktur distal radius yaitu AP, lateral, dan oblik. Posisi AP bertujuan

untuk menilai kemiringan dan panjang os radius, posisi lateral bertujuan untuk

menilai permukaan artikulasi distal radius pada posisi normal volar (posisi anatomis).(13)

Berikut ini gejala klinis dari beberapa jenis fraktur yang terdapat pada fraktur

radius dan ulna :

Fraktur Kaput Radius

Fraktur kaput radius sering ditemukan pada orang dewasa tetapi hampir tidak

pernah ditemukan pada anak-anak. Fraktur ini kadang-kadang terasa nyeri saat lengan

bawah dirotasi, dan nyeri tekan pada sisi lateral siku memberi petunjuk untuk

mendiagnosisnya.

15

Page 16: LAPSUS Closed Fraktur Radius Ulna

16

Fraktur Leher Radius

Jatuh pada tangan yang terentang dapat memaksa siku ke dalam valgus dan

mendorong kaput radius pada kapitulum. Pada orang dewasa kaput radius dapat retak

atau, patah sedangkan pada anak-anak tulang lebih mungkin mengalami fraktur pada

leher radius. Setelah jatuh, anak mengeluh nyeri pada siku. Pada fraktur ini

kemungkinan terdapat nyeri tekan pada kaput radius dan nyeri bila lengan berotasi.

Fraktur Diafisis Radius

Kalau terdapat nyeri tekan lokal, sebaiknya dilakukan pemeriksaan sinar-X

Fraktur Distal Radius

Fraktur Distal Radius dibagi dalam :

1) Fraktur Galeazzi

Fraktur Galeazzi yaitu Fraktur pada 1/3 distal radius disertai dislokasi sendi

radio-ulna distal. Fragmen distal mengalami pergeseran dan angulasi ke arah

dorsal. Dislokasi mengenai ulna ke arah dorsal dan medial. Fraktur ini akibat

terjatuh dengan tangan terentang dan lengan bawah dalam keadaan pronasi, atau

terjadi karena pukulan langsung pada pergelangan tangan bagian dorsolateral.

Fraktur Galeazzi jauh lebih sering terjadi daripada fraktur Monteggia. Ujung

bagian bawah ulna yang menonjol merupakan tanda yang mencolok. Perlu

dilakukan pemeriksaan untuk lesi saraf ulnaris, yang sering terjadi.(1,14,15)

Gambar 6. Fraktur Galeazzi

16

Page 17: LAPSUS Closed Fraktur Radius Ulna

17

2) Fraktur Colles

Fraktur ini akibat terjatuh dengan tangan terentang. Fraktur radius terjadi di

korpus distal, biasanya sekitar 2 cm dari permukaan artikular. Fragmen distal

bergeser ke arah dorsal dan proksimal, memperlihatkan gambaran deformitas

“garpu-makan malam” (dinner-fork). Kemungkinan dapat disertai dengan fraktur

pada prosesus styloideus ulna. (14)

Fraktur radius bagian distal (sampai 1 inci dari ujung distal) dengan angulasi

ke posterior, dislokasi ke posterior dan deviasi pragmen distal ke radial. Dapat

bersifat kominutiva. Dapat disertai fraktur prosesus stiloid ulna. Fraktur collees

dapat terjadi setelah terjatuh, sehingga dapat menyebabkan fraktur pada ujung

bawah radius dengan pergeseran posterior dari fragmen distal (1,6)

3) Fraktur Smith

Fraktur ini akibat jatuh pada punggung tangan atau pukulan keras secara

langsung pada punggung tangan. Pasien mengalami cedera pergelangan tangan,

tetapi tidak terdapat deformitas. Fraktur radius bagian distal dengan angulasi

atau dislokasi fragmen distal ke arah ventral dengan diviasi radius tangan yang

memberikan gambaran deformitas “sekop kebun” (garden spade). (1,6,14)

Gambar 7. Fraktur Colles dan fraktur Smith

17

Page 18: LAPSUS Closed Fraktur Radius Ulna

18

Gambar 8. Gambaran radiologi fraktur Smith

Gambar 9. Gambaran radiologi fraktur Colles

4) Fraktur Lempeng Epifisis

Fraktur Lempeng Epifisis merupakan fraktur pada tulang panjang di daerah

ujung tulang pada dislokasi sendi serta robekan ligamen.(21)

Klasifikasi menurut Salter-Harris merupakan klasifikasi yang dianut dan

dibagi dalam 5 tipe :(21)

18

Page 19: LAPSUS Closed Fraktur Radius Ulna

19

Gambar 10. Klasifikasi Salter Harris

Paling umum adalah tipe II, dengan fragmen metafisis triangular terlihat di

dorsal.(20)

- Tipe I

Terjadi pemisahan total lempeng epifisis tanpa adanya fraktur pada tulang,

sel-sel pertumbuhan lempeng epifisis masih melekat pada epifisis. Fraktur ini

terjadi oleh karena adanya shearing force dan sering terjadi pada bayi baru

lahir dan pada anak-anak yang lebih muda. Pengobatan dengan reduksi

tertutup mudah oleh karena masih ada perlekatan periosteum yang utuh dan

intak. Prognosis biasanya baik bila direposisisdengan cepat.(21)

Gambar 11. Cedera Salter Harris tipe I

19

Page 20: LAPSUS Closed Fraktur Radius Ulna

20

- Tipe II

Merupakan jenis fraktur yang sering ditemukan. Garis fraktur melalui

sepanjang lempeng epifisis dan membelok ke metafisis dan akan membentuk

suatu fragmen metafisis yang berbentuk segitiga yang disebut tanda Thurson-

Holland. Sel-sel pertumbuhan pada lempeng epifisis juga masih melekat.

Trauma yang menghasilkan jenis fraktur ini biasanya terjadi pada anak-anak

yang lebih tua. Periosteum mengalami robekan pada daerah konveks tetapi

tetap utuh pada daerah konkaf. Pengobatan dengan reposisi secepatnya tidak

begitu sulit kecuali bila reposisi terlambat harus dilakukan tindakan operasi.

Prognosis biasanya baik, tergantung kerusakan pembuluh darah.(21)

Gambar 12. Cedera Salter Harris tipe II pada tulang radius ulna

- Tipe III

Fraktur lempeng epifisis tipe III merupakan fraktur intra-artikuler. Garis

fraktur mulai permukaan sendi melewati lempeng epifisis kemudian sepanjang

garis lempeng epifisis. Jenis fraktur ini bersifat intra-artikuler dan biasanya

ditemukan pada epifisis tibia distal. Oleh karena fraktur ini bersifat intra-

artikuler dan diperlukan reduksi yang akurat maka sebaiknya dilakukan

operasi terbuka dan fiksasi interna dengan mempergunakan pin yang halus.

20

Page 21: LAPSUS Closed Fraktur Radius Ulna

21

Gambar 13. Cedera Salter Harris tipe III atau Tillaux fracture

- Tipe IV

Fraktur tipe ini juga merupakan fraktur intra-artikuler yang melalui

permukaan sendi memotong epifisis serta seluruh lapisan epifisis dan

berlanjut pada sebagian metafisis. Jenis fraktur ini misalnya fraktur kondilus

lateralis humeri pada anak-anak. Pengobatan dengan operasi terbuka dan

fiksasi interna dilakukan karena fraktur tidak stabil akibat tarikan otot.

Prognosis jelek bila reduksi tidak dilakuakn.

Gambar 14. Cedera Salter Harris tipe IV

21

Page 22: LAPSUS Closed Fraktur Radius Ulna

22

- Tipe V

Fraktur tipe V merupakan fraktur akibat hancurnya epifisis yang diteruskan

pada lempeng epifisis. Biasanya terjadi pada daerah sendi penopang badan

yaitu sendi pergelangan kaki dan sendi lutut. Diagnosa sulit karena secara

radiologik tidak dapat dilihat. Prognosis jelek karena dapat terjadi kerusakan

sebagian atau seluruh lempeng pertumbuhan.

Gambar 15. Cedera Salter Harris tipe V

5) Fraktur Monteggia

Fraktur jenis ini disebabkan oleh pronasi lengan bawah yang dipaksakan saat

jatuh atau pukulan secara langsung pada bagian dorsal sepertiga proksimal

dengan angulasi anterior yang disertai dengan dislokasi anterior kaput radius.(14)

Gambar 16. Fraktur Monteggia

22

Page 23: LAPSUS Closed Fraktur Radius Ulna

23

CT scan di gunakan untuk mendeteksi letak struktur fraktur yang kompleks

dan menentukan apakah fraktur tersebut merupakan fraktur kompresi, burst fraktur

atau fraktur dislokasi. Biasanya dengan scan MRI fraktur ini akan lebih jelas

mengevaluasi trauma jaringan lunak, kerusakan ligament dan adanya pendarahan.(22)

Gambar 17. Gambaran CT Scan Fraktur Radius Ulna

VI. PENATALAKSANAAN

Fraktur dari distal radius adalah jenis fraktur yang paling sering terjadi.

Fraktur radius dan ulna biasanya selalu berupa perubahan posisi dan tidak stabil

sehingga umumnya membutuhkan terapi operatif. Fraktur yang tidak disertai

perubahan posisi ekstraartikular dari distal radius dan fraktur tertutup dari ulna dapat

diatasi secara efektif dengan primary care provider. Fraktur distal radius umumnya

terjadi pada anak-anak dan remaja, serta mudah sembuh pada kebanyakan kasus. (13)

23

Page 24: LAPSUS Closed Fraktur Radius Ulna

24

Terapi fraktur diperlukan konsep ”empat R” yaitu : rekognisi,

reduksi/reposisi, terensi/fiksasi, dan rehabilitasi.

1. Rekognisi atau pengenalan adalah dengan melakukan berbagai diagnosa yang

benar sehingga akan membantu dalam penanganan fraktur karena perencanaan

terapinya dapat dipersiapkan lebih sempurna.

2. Reduksi atau reposisi adalah tindakan mengembalikan fragmen-fragmen

fraktur semirip mungkin dengan keadaan atau kedudukan semula atau keadaan

letak normal.

3. Retensi atau fiksasi atau imobilisasi adalah tindakan mempertahankan atau

menahan fragmen fraktur tersebut selama penyembuhan.

4. Rehabilitasi adalah tindakan dengan maksud agar bagian yang menderita

fraktur tersebut dapat kembali normal.(2)

Gambar 18 . Proses penyembuhan fraktur

(dikutip dari referensi 6)

Secara rinci proses penyembuhan fraktur dapat dibagi dalam beberapa tahap

sebagai berikut :

24

Page 25: LAPSUS Closed Fraktur Radius Ulna

25

1. Fase hematoma

Pada mulanya terjadi hematoma dan disertai pembengkakan jaringan lunak,

kemudian terjadi organisasi (proliferasi jaringan penyambung muda dalam daerah

radang) dan hematoma akan mengempis. Tiap fraktur biasanya disertai putusnya

pembuluh darah sehingga terdapat penimbunan darah di sekitar fraktur. Pada ujung

tulang yang patah terjadi ischemia sampai beberapa milimeter dari garis patahan yang

mengakibatkan matinya osteocyt pada daerah fraktur tersebut.

2. Fase proliferatif

Proliferasi sel-sel periosteal dan endoosteal, yang menonjol adalah proliferasi

sel-sel lapisan dalam periosteal dekat daerah fraktur. Hematoma terdesak oleh

proliferasi ini dan diabsorbsi oleh tubuh. Bersamaan dengan aktivitas sel-sel sub

periosteal maka terjadi aktifitas sel-sel dari kanalis medularis dari lapisan endosteum

dan dari bone marrow masing-masing fragmen. Proses dari periosteum dan kanalis

medularis dari masing-masing fragmen bertemu dalam satu preses yang sama, proses

terus berlangsung kedalam dan keluar dari tulang tersebut sehingga menjembatani

permukaan fraktur satu sama lain. Pada saat ini mungkin tampak di beberapa tempat

pulau-pulau kartilago, yang mungkin banyak sekali,walaupun adanya kartilago ini

tidak mutlak dalam penyembuhan tulang. Pada fase ini sudah terjadi pengendapan

kalsium.

3. Fase pembentukan callus

Pada fase ini terbentuk fibrous callus dan disini tulang menjadi osteoporotik

akibat resorbsi kalsium untuk penyembuhan. Sel-sel osteoblas mengeluarkan matriks

intra selluler yang terdiri dari kolagen dan polisakarida, yang segera bersatu dengan

garam-garam kalsium, membentuk tulang immature atau young callus, karena proses

pembauran tersebut, maka pada akhir stadium ter dapat dua macam callus yaitu

didalam disebut internal callus dan diluar disebut external callus.

4. Fase konsolidasi

Pada fase ini callus yang terbentuk mengalami maturisasi lebih lanjut oleh

aktivitas osteoblas, callus menjadi tulang yang lebih dewasa (mature) dengan

pembentukan lamela-lamela). Pada stadium ini sebenarnya proses penyembuhan

25

Page 26: LAPSUS Closed Fraktur Radius Ulna

26

sedah lengkap. Pada fase ini terjadi pergantian fibrous callus menjadi primary callus.

Pada saat ini sudah mulai diletakkan sehingga sudah tampak jaringan yang

radioopaque. Fase ini terjadi sesudah 4 (empat) minggu, namun pada umur-umur

lebih mudah lebih cepat. Secara berangsur-angsur primary bone callus diresorbsi dan

diganti dengan second bone callus yang sudah mirip dengan jaringan tulang yang

normal.

5. Fase remodeling

Pada fase ini secondary bone callus sudah ditimbuni dengan kalsium yang

banyak dan tulang sedah terbentuk dengan baik, serta terjadi pembentukan kembali

dari medula tulang. Apabila union sudah lengkap, tulang baru yang terbentuk pada

umumnya berlebihan, mengelilingi daerah fraktur di luar maupun didalam kanal,

sehingga dapat membentuk kanal medularis. Dengan mengikuti stress/tekanan dan

tarik mekanis, misalnya gerakan, kontraksi otot dan sebagainya, maka callus yang

sudah mature secara pelan-pelan terhisap kembali dengan kecepatan yang konstan

sehingga terbentuk tulang yang sesuai dengan aslinya. (2)

Ilizarov, Bone lengthening, Bone distraction osteogenesis atau Callotaxis

adalah suatu istilah yang sama dalam program pemanjangan tulang. Ilizarov

dikembangkan pertama kali oleh seorang dari Siberia Rusia yang bernama Gabriel

Abramovich Ilizarov. Ilizarov adalah suatu alat eksternal fiksasi yang berfungsi untuk

menjaga agar tidak terjadi pergeseran tulang dan untuk membantu dalam proses

pemanjangan tulang.

26

Page 27: LAPSUS Closed Fraktur Radius Ulna

27

Gambar 19. Callotaxis

(Dikutip dari referensi 17)

Indikasi pemasangan Ilizarov :

1. Menyamakan panjang lengan atau tungkai yang tidak sama,

2. Menyamakan dan menumbuhkan daerah tulang yang hilang akibat patah tulang

terbuka yang hilang,

3. Membuang tulang yang infeksi dan diisi dengan cara menumbuhkan tulang yang

sehat,

4. Menambah tinggi badan.

Kontra indikasi pemasangan Ilizarov :

1. Open fraktur dengan soft tissue yang perlu penanganan lanjut yang lebih baik bila

dipasang single planar fiksator,

2. Fraktur intra artikuler yang perlu ORIF,

3. Simple fraktur (bisa dengan pemasangan plate and screw nail wire).(17)

VII. KOMPLIKASI

A. Komplikasi Dini

Sirkulasi darah pada jari harus diperiksa; pembalut yang menahan slab perlu

dibuka atau dilonggarkan. Cedera saraf jarang terjadi, dan yang mengherankan

tekanan saraf medianus pada saluran karpal pun jarang terjadi. Kalau hal ini terjadi,

ligamen karpal yang melintang harus dibelah sehingga tekanan saluran dalam karpal

berkurang. Distroft refleks simpatetik mungkin amat sering ditemukan, tetapi

untungnya ini jarang berkembang lengkap menjadi keadaan atrofi Sudeck. Mungkin

terdapat pembengkakan dan nyeri tekan pada sendi-sendi jari, waspadalah jangan

sampai melalaikan latihan tiap hari. Pada sekitar 5% kasus, pada saat gips dilepas

tangan akan kaku dan nyeri Berta ter-dapat tanda-tanda ketidakstabilan vasomotor.

Sinar-X memperlihatkan osteoporosis dan terdapat peningkatan aktivitas pada scan

tulang.(1)

27

Page 28: LAPSUS Closed Fraktur Radius Ulna

28

Komplikasi patah tulang dapat dibagi menjadi komplikasi segera, komplikasi

dini, dan komplikasi lambat atau kemudian. Komplikasi segera terjadi pada saat patah

tulang atau segera set3elahnya, komplikasi dini terjadi dalam beberapa hari setelah

kejadian, dan komplikasi kemudian terjadi lama setelah tulang patah. Pada ketiganya,

dibagi lagi menjadi komplikasi umum dan lokal.(18)

B. Komplikasi lanjut

Malunion

Malunion sering ditemukan, baik karena reduksi tidak lengkap atau karena

pergeseran dalam gips yang terlewatkan. Penampilannya buruk, kelemahan dan

hilangnya rotasi dapat bersifat menetap. Pada umumnya terapi tidak diperlukan. Bila

ketidakmampuan hebat dan pasiennya relatif muda, 2,5 cm bagian bawah ulna dapat

dieksisi untuk memulihkan rotasi, dan deformitas radius dikoreksi dengan osteotomi.

Penyatuan lambat dan non-union pada radius tidak terjadi, tetapi prosesus

stiloideus ulnar sering hanya diikat dengan jaringan fibrosa saja dan tetap mengalami

nyeri dan nyeri tekan selama beberapa bulan. Kekakuan pada bahu, karena kelalaian,

adalah komplikasi yang sering ditemukan. Kekakuan pergelangan tangan dapat

terjadi akibat pembebatan yang lama.(1)

Osteomyelitis

Adapun komplikasi infeksi jaringan tulang disebut sebagai

osteomyelitis, dan dapat timbul akut atau kronik. Bentuk akut dicirikan

dengan adanya awitan demam sistemik maupun manifestasilocal yang berjalan

dengan cepat. Pada anak-anak infeksi tulang seringkali timbul sebagaikomplikasi dari

infeksi pada tempat-tempat lain seperti infeksi faring (faringitis), telinga (otitis

media) dan kulit (impetigo). Bakterinya (Staphylococcus aureus,

Streptococcus, Haemophylus influenzae) berpindah melalui aliran darah menuju

metafisis tulang didekat lempeng pertumbuhan dimana darah mengalir ke dalam

sinusoid.

Akibat perkembangbiakan bakteri dan nekrosis jaringan, maka tempat

peradangan yang terbatas ini akan tersas nyeri dan nyeri tekan. Perlu sekali

mendiagnosis ini sedini mungkin, terutama pada anak-anak, sehingga pengobatan

28

Page 29: LAPSUS Closed Fraktur Radius Ulna

29

dengan antibiotika dapat dimulai, dan perawatan pembedahan yang sesuai dapat

dilakukan dengan pencegahan penyebaran infeksi yang masih terlokalisasi dan untuk

mencegah jangan sampai seluruh tulang mengalami kerusaskan yang

dapatmenimbulkan kelumpuhan. Diagnosis yang salah pada anak-anak yang

menderita osteomyelitis dapat mengakibatkan keterlambatan dalam memberikan

pengobatan yang memadai.

(a) (b)

Gambar 20. (a) Osteomyelitis Akut pada Radius Ulna (b) Osteomyelitis Kronik

(Dikutip dari referensi 24)

Pada orang dewasa, osteomyelitis juga dapat awali oleh bakteri dalam aliran

darah, Namun biasanya akibat kontaminasi jaringan saat cedera atau operasi.

Osteomyelitis kronik adalah akibat dari osteomyelitis akut yang tidak di

29

Page 30: LAPSUS Closed Fraktur Radius Ulna

30

tangani dengan baik. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, osteomyelitis

sangan resisten terhadap pengobatan dengan antibiotika. Infeksi tulang sangat sulit

untuk ditangani, bahkan tindakan drainase dan debridement, serta pemberian

antibiotika yang tepat masih tidak cukup untuk menghilangkan penyakit.( 3 )

VIII. PROGNOSIS

Proses penyembuhan patah tulang adalah proses biologis alami yang akan

terjadi pada setiap patah tulang, tidak peduli apa yang telah dikerjakan dokter pada

patahan tulang tersebut. Pada permulaan akan terjadi perdarahan di sekitar patahan

tulang, yang disebabkan oleh terputusnya pembuluh darah pada tulang dan periost

yang disebut dengan fase hematoma, kemudian berubah menjadi fase jaringan

fibrosis, lalu penyatuan klinis, dan pada akhirnya fase konsolidasi.(18)

Waktu yang diperlukan untuk penyembuhan fraktur tulang sangat bergantung pada

lokasi fraktur dan umur pasien. Rata-rata masa penyembuhan fraktur:

Lokasi Fraktur Masa Penyembuhan Lokasi Fraktur Masa Penyembuhan

1. Pergelangan tangan 3-4 minggu 7. Kaki 3-4 minggu

2. Fibula 4-6 minggu 8. Metatarsal 5-6 minggu

3. Tibia 4-6 minggu 9. Metakarpal 3-4 minggu

4. Pergelangan kaki 5-8 minggu 10. Hairline 2-4 minggu

5. Tulang rusuk 4-5 minggu 11. Jari tangan 2-3 minggu

6. Jones fracture 3-5 minggu 12. Jari kaki 2-4 minggu

Rata-rata masa penyembuhan: Anak-anak (3-4 minggu), dewasa (4-6 minggu), lansia

(> 8 minggu).

Jumlah Kematian dari fraktur: 4,3 per 100.000 dari 1.302 kasus di Kanada pada tahun

1997.

Tingkat kematian dari fraktur:

Kematian : 11.696

30

Page 31: LAPSUS Closed Fraktur Radius Ulna

31

Insiden      : 1.499.999

0,78% rasio dari kematian per insiden(19)

BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan anamnesa didapatkan, pria umur 33 tahun datang dengan keluhan

nyeri dan tak dapat digerakkan serta bengkak pada lengan bawah sebelah kanan

setelah kecelakaan terlindas ban depan mobil 4 sebelum MRS. Pada saat MRS,

pingsan (-), mual(-), muntah(-), kepala pusing (-).

Dari pemeriksaan lokalis pada regio antebrachii dextra didapatkan edema

(+), deformitas (+), didapatkan adanya nyeri tekan setempat, krepitasi, suhu sama

dengan bagian yang normal, teraba hangat, gerakan aktif dan pasif terhambat, sakit

bila digerakkan. False of Movement (+)

Berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik pada pasien ini dapat

didiagnosa Close Fraktur Radius Ulna Dextra.

31

Page 32: LAPSUS Closed Fraktur Radius Ulna

32

DAFTAR PUSTAKA

Carter Michel A., Fraktur dan Dislokasi dalam: Price Sylvia A, Wilson Lorraine

McCarty. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. Penerbit

Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2006. Hal 1365-1371

Ekayuda Iwan, Trauma Skelet (Rudapaksa Skelet) dalam: Rasad Sjahriar, Radiologi

Diagnostik. Edisi kedua, cetakan ke-6. Penerbit Buku Balai Penerbitan FKUI.

Jakarta. 2009. Hal 31-43.

Goh Lesley A., Peh Wilfred C. G., Fraktur-klasifikasi,penyatuan, dan komplikasi

dalam : Corr Peter. Mengenali Pola Foto-Foto Diagnostik. Penerbit Buku Kedok-

teran EGC. Jakarta. 2011. Hal 112-121.

Patel Pradip R., Trauma Skeletal dalam: Patel Pradip R. Lecture Notes Radiologi.

Edisi kedua. Penerbit Buku Erlangga. Jakarta. 2005. Hal 221-230.

Rasjad Chairuddin, Struktur dan Fungsi Tulang dalam: Rasjad Chairuddin. Pengan-

tar Ilmu Bedah Ortopedi. Cetakan keenam. Penerbit PT. Yarsif Watampone.

Jakarta. 2009. Hal 6-11.

32