laporan sosialisasi pangan lokal si smkn 3 jember

21
“DIVERSIFIKASI PANGAN LOKAL UNTUK MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN” MATA KULIAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN LOKAL THP B KELOMPOK 3 SITI AMINAH 121710101050 NURUL HARDIYANTI 121710101055 ABRAHAM ANDRI P. 121710101058 RIZKY AMALIA 121710101059 PRIMA BAGUS 121710101090

Upload: paul-coleman

Post on 20-Jan-2016

153 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Laporan Sosialisasi Pangan Lokal si SMKN 3 Jember

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Sosialisasi Pangan Lokal si SMKN 3 Jember

“DIVERSIFIKASI PANGAN LOKAL UNTUK MEWUJUDKAN KETAHANAN

PANGAN”

MATA KULIAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN LOKAL

THP B

KELOMPOK 3

SITI AMINAH 121710101050

NURUL HARDIYANTI 121710101055

ABRAHAM ANDRI P. 121710101058

RIZKY AMALIA 121710101059

PRIMA BAGUS 121710101090

UNIVERSITAS JEMBER

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

JURUSAN TEKNOLOGI HASILPERTANIAN

2014

Page 2: Laporan Sosialisasi Pangan Lokal si SMKN 3 Jember

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pangan lokal merupakan produk pangan yang telah lama diproduksi,

berkembang dan dikonsumsi di suatu daerah atau suatu kelompok

masyarakat lokal tertentu. Pada umumnya produk pangan lokal diolah dari

bahan baku lokal, teknologi lokal, dan pengetahuan lokal pula. Sehingga

produk pangan lokal ini berkaitan erat dengan budaya lokal setempat.

Karena kami tinggal di Indonesia maka kami perlu mengetahui bagaimana

pangan lokal dan perkembangannya saat ini dengan jalan menerima materi

dosen dan berdiskusi antar mahasiswa. Dari hasil pemberian materi dan

diskusi mengenai pangan lokal dan perkembangannya kami perlu

membagikan informasi tersebut agar masyarakat mengerti akan pentingnya

mengetahui tentang pangan lokal dan bagaimana perkembangannya di

Indonesia. Penyampaian informasi kami lakukan dengan cara sosialisasi.

Target sosialisasi kami adalah masyarakat didunia pendidikan khususnya

siswa-siswi SMK 3 Jember jurusan tata boga. Alasan kami yaitu karena

adanya keterkaitan antara jurusan tata boga dengan pangan lokal dan

perkembangannya di Indonesia.

1.2 Tujuan

1. Membagikan informasi mengenai pangan lokal dan perkembangannya di

Indonesia.

2. Mengajak siswa untuk mencintai produk lokal.

3. Mengenalkan FTP (Fakultas Teknologi Pertanian) kepada para siswa.

1.3 Manfaat

1. Siswa lebih mengenal tentang pangan lokal dan perkembangannya di

Indonesia.

2. Siswa lebih cinta terhadap produk lokal.

3. Siswa lebih mengenal FTP (Fakultas Teknologi Pertanian).

Page 3: Laporan Sosialisasi Pangan Lokal si SMKN 3 Jember

BAB 2. REVIEW LITERATURE

2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Pangan Lokal

Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia

karena jika tidak ada pangan manusia tidak akan mampu bertahan hidup.

Pangan lokal merupakan produk pangan yang telah lama diproduksi,

berkembang dan dikonsumsi di suatu daerah atau suatu kelompok masyarakat

lokal tertentu. Umumnya produk pangan lokal diolah dari bahan baku lokal,

teknologi lokal, dan pengetahuan lokal pula. Di samping itu, produk pangan

lokal biasanya dikembangkan sesuai dengan preferensi konsumen lokal pula.

Sehingga produk pangan lokal ini berkaitan erat dengan budaya lokal

setempat. Karena itu, produk ini sering kali menggunakan nama daerah,

seperti gudek jokya, dodol garut, jenang kudus, beras cianjur, dan sebagainya

(Hariyadi, 2010).

Pangan lokal atau tradisional adalah makanan dan minuman, termasuk

makanan jajanan serta bahan campuran atau ingredients yang digunakan

secara tradisional dan telah lama berkembang secara spesifik di daerah atau

masyarakat Indonesia (Nuraida dan Dewanti-Hariyadi, 2001).

Di sisi lain, pangan lokal atau pangan tradisional dapat berperan sebagai

survival strategi bagi masyarakat golongan ekonomi lemah dalam sistem

ketahanan pangan. Pola pangan tradisional dapat menjadi pelengkap makanan

pokok selain beras, Adanya penggunaan bahan lokal yang biasanya lebih

terjamin ketersediaanya sebagai makanan pokok yang murah dan dapat

dijangkau oleh masyarakat setempat, berdampat pada penambahan pendapatan

riil rumah tangga (Puji Lestari, A,S, dkk, 2007).

2.2 Diversifikasi

Kasryno, et al (1993) memandang diversifikasi pangan sebagai upaya

yang sangat eratkaitannya dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia,

pembangunan pertaniandi bidang pangan dan perbaikan gizi masyarakat.

Page 4: Laporan Sosialisasi Pangan Lokal si SMKN 3 Jember

Diversifikasi pangan ini mencakup aspek produksi, konsumsi, pemasaran,

dan distribusi.

Demikian pula Suhardjo (1998) menyebutkan bahwa pada dasarnya

diversifikasi pangan mencakup tiga lingkup pengertian yang saling berkaitan,

yaitu

1. Diversifikasi konsumsi pangan

2. Diversifikasi ketersediaan pangan

3. Diversifikasi produksi pangan.

Sementara, Soetrisno (1998) mendefinisikan diversifikasi pangan lebih

sempit (dalam konteks konsumsi pangan) yaitu sebagai upaya

menganekaragamkan jenis pangan yang dikonsumsi, mencakup pangan

sumber energi dan zat gizi, sehingga memenuhi kebutuhan akan pangan dan

gizi sesuai dengan kecukupan baik ditinjau dari kuantitas maupun

kualitasnya. Secara lebih tegas, Pakpahan dan Suhartini (1989) menyatakan

dalam konteks Indonesia diversifikasi atau keanekaragaman konsumsi pangan

sering diartikan sebagai pengurangan konsumsi beras yang dikompensasi oleh

penambahan konsumsi bahan pangan non beras.

Menurut Suhardjo dan Martianto (1992) semakin beragam konsumsi

pangan maka kualitas pangan yang dikonsumsi semakin baik. Oleh karena

itu dimensi diversifikasi pangan tidak hanya terbatas pada pada diversifikasi

konsumsi makanan pokok saja, tetapi juga makanan pendamping.

Beberapa metode telah dikembangkan untuk mengukur diversifikasi

konsumsi pangan seperti indeks Herfindahl, indeks Simpson dan indeks

Entropy. Diversifikasi konsumsi pangan juga dapat dinilai tanpa melalui

ukuran indeks,tetapi dengan melihat pola pengeluaran keluarga atau arah

perkembangan konsumsi pangan. (Pakpahan, 1990).

2.3 Ketahanan Pangan

Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga

yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun

mutunya, aman, merata san terjangkau.

Page 5: Laporan Sosialisasi Pangan Lokal si SMKN 3 Jember

Undang-Undang No. 7 tahun 1996 tentang pangan, mengartikan

ketahanan pangan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah

tangga, yang tercermin dan tersedianya pangan yang cukup , baik jumlah

maupun mutunya , aman , merata, dan terjangkau. Pengertian mengenai

ketahanan pangana tersebut mencakup aspek makro yaitu terpenuhinya

pangan yang cukup dan sekaligus aspek mikro yaitu terpenuhinya kebutuhan

pangansetiap rumah tangga untuk menjalani hidup yang sehat dan aktif.

Berdasarkan definisi ketahanan pangan dari FAO (1996) dan UU RI

No. 7 tahun 1996, yang mengadopsi dari definisi FAO, ada 4 komponen yang

harus di penuhi untuk mencapai kondisi ketahanan pangan yaitu ; kecukupan

ketersediaan pangan, stabilitas ketersediaan pangan tanpa fluktuasi dari

musim kemusim atau dari tahun ketahun, aksesbilitas atau keterjangkauan

terhadap pangan serta kualitas atau keamanan pangan.

Menurut Organisasi Pangan Sedunia (FAO) dan Organisasi Kesehatan

Dunia (WHO) ketahanan pangan berarti akses setiap rumah tangga atau

individu untuk dapat memperoleh pangan setiap waktu untuk keperluan hidup

yang sehat dengan persyaratan penerimaan pangan yang sesuai dengan nilai-

nilai budaya setempat.

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa ketahanan

pangan memiliki 5 unsur yang harus dipenuhi yaitu berorientasi pada rumah

tangga dan individu, dimensi waktu setiap saat pangan tersedia dan dapat

diakses, menekankan pada akses pangan rumah tangga dan individu, baik

fisik, ekonomi dan social, berorientasi pada pemenuhan gizi serta ditujukan

untuk hidup sehat dan produktif. Dalam konsep ketahanan pangan ruangnya

lingkup berbeda dengan yang lain yaitu meliputi rumah tangga dan individu.

Page 6: Laporan Sosialisasi Pangan Lokal si SMKN 3 Jember

BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Sosialisasi tentang pengenalan pangan lokal dilakukan pada :

Tempat : SMK NEGERI 3 JEMBER

Hari /tanggal : Selasa tanggal 25 Februari 2014

Pukul : 10.00-11.15 WIB.

Jumlah peserta : 38 siswa

2.2 Media Sosialisasi

Media yang digunakan pada saat sosialisasi yaitu viewer, poster ilmiah,

laptop, dan kamera digital.

2.3 Metode Sosialisasi

Metode sosialisasi yang digunakan sebagai berikut :

1. Pemaparan materi mengenai pangan lokal, diversifikasi pangan, dan

ketahanan pangan

2. Diskusi atau tanya jawab

3. Pertanyaan berhadiah

4. Penutup

5. Foto bersama siswa dan guru pengajar

Page 7: Laporan Sosialisasi Pangan Lokal si SMKN 3 Jember

BAB 4. PEMBAHASAN

4.1 Proses Sosialisasi

Pada awalnya kelompok kami ingin melakukan sosialisasi di

perkumpulan PKK RT ibu salah satu anggota kelompok kami. Akan tetapi,

hal itu tidak dapat terlaksana dikarenakan jadwal pertemuan PKK yang tidak

pasti sehinggga kelompok kami mencari alternative lain. Kelompok kami

berpikir untuk mengadakan sosialisasi kepada siswa siswi sekolah menegah

dikarenakan mereka masih muda dan memegang peran penting dalam

pembangunan bangsa. Selain itu, mayoritas pemuda dan pemudi Indonesiaq

kurang tertarik tehadap pangan lokal. Adanya sosialisasi ini diharapkan dapat

mengubah mind set mereka tentang pangan lokal di Indonesia Berdasar

informasi salah satu kakak angkatan 2009 bahwa terdapat SMK yang

memiliki jurusan tataboga yaitu SMKN 3 Jember. Hal ini sesuai dengan apa

yang akan kami sampaikan yaitu info-info terkait pangan lokal.

Langkah awal yang kami lakukan yaitu mengadakan survey ke SMKN

3 Jember untuk menanyakan kesediaanya mengizinkan kami mengadakan

sosialisasi. Pihak sekolah memberikan respon baik atas kedatangan kami dan

bagian Tata Usaha menyarankan untuk membawa surat izin saat konfirmasi

selanjutnya maka kami segera mengurus surat izin sosialisasi melalui asisten

dosen. Awalnya pihak sekolah membertahu untuk mengadakan sosialisasi

pada hari Sabtu, 22 februari 2014 tetapi itu belum bersifat tetap selagi surat

izin belum diberika pada pihak sekolah. Pada hari Kamis, 20 Februari 2014

kami mengambil surat izin di akademik Fakultas Teknologi Pertanian

Universitas Jember. Setelah itu, kelompok kami kembali mendatangi SMKN

3 Jember untuk konfirmasi dan meminta kepastian waktu dan tempat

sosialisasi. Berdasar keputusan ketua jurusan tata boga SMKN 3 Jember,

kami diberi waktu hari Selasa, 25 Februari 2014 atau Kamis, 27 Februari

2014. Dikarenakan banyakpertimbangan akhirnya kelompok kami memilih

hari Selasa, 25 Februari 2014 pada jam 10.00 WIB.

Page 8: Laporan Sosialisasi Pangan Lokal si SMKN 3 Jember

Sehari sebelum sosialisasi, kami memesan getuk pada salah satu teman

kami. Alasan kami memilih gethuk dikarenakan merupakan salah satu pangan

lokal yang terbuat dari singkong. Selain itu, gethuk ini dapat memudahkan

kami untuk member contoh pangan lokal yang nyata dan bukan gambar

semata. Kami juga menyiapkan power point dan poster serta beberapa hadiah

untuk siswa yang dapat menjawab pertanyaan dari kami. Untuk hadiah, kami

memilih gantungan kunci karena kelompok lain memberikan hadiah berupa

makanan dan kelompok kami pikir, alangkah baiknya jika beberapa siswa

mendapat barang yang tidak habis seketika layaknya makanan.

Pada hari Selasa, 25 Februari 2014 pukul 09.30 kami berangkat menuju

SMKN 3 Jember untuk melakukan sosialisasi. Sebelum berangkat, kelompok

kami memeriksa kembali semua perlengkapan sosialisasi seperti absensi,

kamera, konsumsi dll. Sesampainya disana kami disambut oleh salah satu

guru yaitu bu Nuryani. Beliau merupakan salah satui guru yang mengajar tata

boga disekolah tersebut. Siswa yang akan kami sosialisasi adalah siswa kelas

X dikarenakan jadwal mereka yang tidak terlalu padat. Waktu sosialisasi

kami dilakukan pada jam pelajaran tata boga. Awalnya kami melakukan

perkenalan masing-masing nama anggota dan tidak lupa untuk menyebutkan

bahwa kami dari jurusan Teknologi hasil Pertanian Fakultas teknologi

Pertanian Universitas Jember. Kemudian dijelaskan oleh bebrapa anggota

tentang pangan lokal, diversifikasi dan ketahanan pangan. Saat itu, kami

mengadakan Tanya jawab berhadiah pada awal, tengah dan akhir sosialisasi

untuk memacu ketertarikan siswa. Konsumsi yang kami berikan yaitu gethuk

dan air serta untuk guru pengajar kami berikan beberapa jenis roti. Di akhir

sosialisasi kami melakukan sesi tanya jawab untuk memacu keaktifan siswa.

Dan kami akhiri sosialisasi dengan foto bersama siswa kelas X jurusan tata

boga beserta guru pengajar SMKN 3 Jember.

4.2 Analisa Pengetahuan Sasaran Sosialisasi Terhadap Pangan Lokal

Pada awal sosialisasi, kami sempat mengajukan pertanyaan mengenai

pangan lokal dan hanya beberapa siswa yang menjawabnya. Hal ini

Page 9: Laporan Sosialisasi Pangan Lokal si SMKN 3 Jember

menunjukkan bahwa siswa belum banyak mengetahui tentang pangan lokal.

Tetapi saat kami menunjukkan beberapa gambar pangan lokal, mereka dapat

menjawab dengan benar. Berarti siswa banyak mengetahui beberapa pangan

lokal tetapi tidak mengetahui bahwa pangan tsb merupakan pangan lokal.

Selain itu, kami juga menjelaskan diversifikasi dan hubungannya dengan

ketahanan pangan nasional dan dapat diketahui bahwa tidak ada siswa yang

tahu tentang hal tsb. Hal ini kemungkinan dikarenakan belum adanya

pengajaran materi tersebut.

4.3 Pertanyaan Pada Saat Sosialisasi

1. Bagaimana menurut anda apabila orang Indonesia menciptakan produk

yang tidak menerapkan unsur lokal?

Jawab : menurut kami, hal itu bukanlah tindakan yang salah karena

masyarakat Indonesia cenderung memilih sesutau yang berbau luar negeri.

Hal ini menjadikan para wirausaha lebih memperhatikan kecenderungan

tersebut. Sehingga mereka lebih mengutamakan keuntungan dibandingkan

kepedulian dalam memajukan pangan lokal Indonesia.

2. Selain fermentasi dan dikeringkan, adakah metode pengawetan lain?

Jawab : Fermentasi bukanlah salah satu cara untuk mengawetkan makanan

melainkan untuk mengubah suatu bahan pangan menjadi lebih fungsional.

Sedang pengeringan dapat digunakan untuk pengawetan. Selain itu

tgerdapat beberapa cara mengawetkan makanan yaitu pendinginan,

pengasapan, kemasan vacuum, UHT (Ultra High Temperature) dan

penggaraman.

3. Apa saja produk unggulan THP?

Jawab : Produk unggulan THP yaitu MOCAF (Modified Cassava Flour),

beras Cerdas, Edible film.

Page 10: Laporan Sosialisasi Pangan Lokal si SMKN 3 Jember

4. Apakah pengasapan bisa dilakukan untuk pengawetan?

Jawab : Tentu saja, dikarenakan asap akan menyerap adanya oksigen

diudara dimana oksigen ini diperlukan organisme pengurai yang ada pada

makanan. Dengan begitu organism tersebut tidak dapat tumbuhb dan

berkembang sehingga makanan menjadi lebih awet. Perlu diketahui bahwa

s\telah ditemukan asap cair yang dapat menggantikan asap yang bversifat

gas.

5. Adakah perbedaan ikan biasa dengan ikan asap?

Jawab : Ada yaitu dari segi tekstur, warna, rasa, bau dan kandungan

senyawa-senyawa. Ikan biasa memiliki tekstur yang lembek dan sedikit

kenyal sedangkan ikan asap keras dan kering. Dari segi warna, ikan biasa

mengkilap dikarenakan sisik pada kulitnya sedang ikan asin berwarna

coklat kehitaman. Rasa dan bau ikan asap mempunyai ciri khas tersendiri

yang berbeda dengan ikan biasa yang bersifat amis. Kandungan dalam

ikan asap lebih sedikit dibandingkan ikan biasa dikarenakan beberapa

senyawa yang ikut terlarut pada saat pengasapan.

6. Bagaimana prospek kerja lulusan THP?

Jawab : Lulusan THP dapat menjadi peneliti atau ilmuan dibidang pangan,

dosen, guru, wirausaha, operator QC (Quality Control), manajer, staf

laboratorium dll.

Page 11: Laporan Sosialisasi Pangan Lokal si SMKN 3 Jember

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan sosialisasi kelompok kami ke SMKN 3 Jember, dapat

diperoleh kesimpulan yaitu:

1. Pemahaman tentang pangan lokal Indonesia perlu dilakukan kepada

siswa sekolah menegah yang merupakan calon penerus bangsa.

2. Kurangnya pengetahuan siswa kelas X jurusan tata boga SMKN 3

Jember tentang pengertian dan contoh produk pangan lokal.

3. Seluruh siswa kelas X jurusan tata boga SMKN 3 Jember tidak

mengetahui sama sekali tentang diversifikasi dan ketahanan pangan.

4. Setelah ssosialisasi, siswa menjadi lebih aktif dengan ditandai

banyaknya pertanyaan yang diajukan.

5. Secara keseluruhan sosialisasi yang kami lakukan berjalan lancer.

5.2 Saran

Sebaiknya dilakukan metode sosialisasi yang mudah dimengerti dan

menyertai produk yang akan dibahas.

Page 12: Laporan Sosialisasi Pangan Lokal si SMKN 3 Jember

DAFTAR PUSTAKA

Dewanti-Hariyadi, R.; P. Hariyadi; Hardinsyah, N. Andarwulan; N.S. Palupi; E.

Syamsir; E. Prangdimurti. 2001. Kajian Kebijakan Iptek bagi

Pengembangan Diversifikasi Produk Pangan Pokok. Pusat Kajian

Makanan Tradisional (Proyek Pengembangan Riset IPTEK, KMNRT)

Hariyadi, P. 2010. Penguatan Industri Penghasil Nilai Tambah Berbasis Potensi

Lokal. Bogor : IPB Press.

Kasryno, et al. 1993. Aneka Macam Produk Olahan Jagung. Yogyakarta :

Kanisius.

Pakpahan dan Suhartini (1989). Permintaan Rumah Tangga Kota di Indonesia.

Yogyakarta : Kanisius.

Pakpahan, Muchtar. 1990. Potret Negara Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia.

Puji Lestari, A,S., Maksum, M., Widodo, K.H. 2007. Peran Makanan

Tradisionalm Berbahan Baku Ubi Kayu Terhadap Sistem Ketahanan

Pangan di Tinjau dari Perspektif Ekonomi Rumah Tangga.

Suhardjo. 1998. Pola Konsumsi Pangan dan Gizi Penduduk Indonesia.

DepartemenGizi Masyarakat FEMA IPB dan Badan Litbangkes

Kemenkes RI. Bogor.

Soetrisno.1998. Pembangunan Pertanian dan pengembangan Agroindustri.

Pertanian dan pangan. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

Page 13: Laporan Sosialisasi Pangan Lokal si SMKN 3 Jember

Tim Penelitian Ketahanan Pangan dan Kemiskinan Dalam Konteks Demografi

Puslit ependudukan LIPI.

Undang-Undang No. 7 tahun 1996 Tentang Pangan

Page 14: Laporan Sosialisasi Pangan Lokal si SMKN 3 Jember

LAMPIRAN

Gambar 1. Suasana sosialisasi di laboratorium Tata Boga

Gambar 2. Salah seorang siswa SMK Negeri 3 Jember sedang bertanya

Page 15: Laporan Sosialisasi Pangan Lokal si SMKN 3 Jember

Gambar 3. Foto bersama siswa SMK Negeri 3 Jember setelah sosialisasi

Gambar 4. Foto bersama Guru Pengajar