!!laporan sk9!!

72
BAB I KEGIATAN DISKUSI A. KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI CD 1 Mampu bersikap dan berperilaku profesional sbg seorang dietitian sesuai kode etik ahli gizi CD 9 Mengawasi konseling, pendidikan atau intervensi lain dalam promosi kesehatan atau pencegahan penbyakit yang diperlukan dalam terapi gizi untuk keadaan penyakit umum GO 1 Memahami kode etik dietitian GO 2 Memahami peraturan dan perundang-undangan tentang tugas dan fungsi ahli gizi GO 3 Mampu berlaku sebagai ahli gizi sesuai dengan kode etik B. SKENARIO RS Bersalin Swasti mengganti mottonya menjadi “Jadilah Ibu Cerdas dengan Memberikan ASI Eksklusif” karena dirasakanpemberian ASI eksklusif mengalami penurunan. Ibu bekerja, gencarnya promosi susu formula bayi, pemberian susu formula bayi pasca persalinan akibat ASI yang tidak keluar adalah beberapa faktor penyebab penurunan tersebu. Untuk menigkatkan pemberian ASI eksklusif ini, Direktur RS Bersalin Swasti juga meminta ahli gizi untuk merancang promosi kesehatan sekaligus bentuk pengawasan kegiatan tersebut tanpa melanggar kode etik profesi. C. UNCLEAR TERM NO ISTILAH PENGERTIAN 1 Asi eksklusif Air susu ibu yang diberikan bayi sampai usia 6 bulan tanpa diberikan makanan dan Week 9 – Skenario Klinik 6 | 1

Upload: hiyaalfirahmah

Post on 30-Jun-2015

403 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: !!LAPORAN SK9!!

BAB I

KEGIATAN DISKUSI

A. KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI

CD 1 Mampu bersikap dan berperilaku profesional sbg seorang dietitian sesuai

kode etik ahli gizi

CD 9 Mengawasi konseling, pendidikan atau intervensi lain dalam promosi

kesehatan atau pencegahan penbyakit yang diperlukan dalam terapi gizi

untuk keadaan penyakit umum

GO 1 Memahami kode etik dietitian

GO 2 Memahami peraturan dan perundang-undangan tentang tugas dan fungsi

ahli gizi

GO 3 Mampu berlaku sebagai ahli gizi sesuai dengan kode etik

B. SKENARIO

RS Bersalin Swasti mengganti mottonya menjadi “Jadilah Ibu Cerdas dengan

Memberikan ASI Eksklusif” karena dirasakanpemberian ASI eksklusif mengalami

penurunan. Ibu bekerja, gencarnya promosi susu formula bayi, pemberian susu formula

bayi pasca persalinan akibat ASI yang tidak keluar adalah beberapa faktor penyebab

penurunan tersebu. Untuk menigkatkan pemberian ASI eksklusif ini, Direktur RS

Bersalin Swasti juga meminta ahli gizi untuk merancang promosi kesehatan sekaligus

bentuk pengawasan kegiatan tersebut tanpa melanggar kode etik profesi.

C. UNCLEAR TERM

NO ISTILAH PENGERTIAN

1 Asi eksklusif Air susu ibu yang diberikan bayi sampai usia 6 bulan

tanpa diberikan makanan dan minuman lain

2 Susu formula Susu yang dibuat pabrik dari susu sapi sebaga formula

pengganti asi yang bahan dasarnya diubah

komposisinya sehingga mirip ASI

3 Promosi kesehatan Ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya

hidup sehat dan optimal

4 Kode etik profesi Pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam

melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari

5 Merancang Merencanakan, menyusun untuk pelaksanaan sampai

proses pengawasan

6 Profesi Pekerjaan sebagai atas keahlian sebagai mata

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 1

Page 2: !!LAPORAN SK9!!

pencahariannya dan dinaungi oleh asosiasi profesi

7 Pasca persalinan Suatu keadaan dimana ibu baru saja melahirkan

8 Rumah sakit bersalin Rumah sakit yang digunakan ibu untuk bersalin atau

melahirkan

9 Pengawasan Pengontrolan proses yang berlangsung dalam suatu

sistem

10 Motto Frase atau kalimat singkat yang digunakan sebagai

pedoman dalam melakukan sesuatu

D. CUES

Upaya ahli gizi merancang kegiatan promosi kesehatan dalam rangka

meningkatkan pemberian ASI eksklusif beserta pengawasannya tanpa melanggar kode

etik profesi.

E. PROBLEM IDENTIFICATION

1. Apa yang dimaksud dengan kode etik profesi?

2. Apa tujuan dan fungsi diberlakukannya kode etik?

3. Apa saja kode etik ahli gizi?

4. Kode etik apa saja yang terkait promosi kesehatan?

5. Sanksi apa yang akan diterima oleh ahli gizi apabila melanggar kode etik?

6. Apa saja peran dan fungsi ahli gizi sesuai dengan kode etik?

7. Sesuai skenario, apa saja peran dan fungsi ahli gizi?

8. Apa saja peraturan dan undang-undang yang berlaku tentang tugas dan fungsi ahli

gizi?

9. Informasi atau data apa saja yang diperlukan sebelum melakukan promosi

kesehatan?

10. Bagaimana cara melakukan promosi kesehatan?

11. Apa saja bentuk promosi kesehatan, jika ada macamnya apa saja tahapannya serta

kelebihan dan kekurangannya?

12. Instrumen apa saja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan hingga pengawasan

promosi kesehatan?

13. Bagaimana cara melakukan pengawasan terhadap kegiatan promosi kesehatan?

14. Apa saja aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengawasan

promosi kesehatan?

15. Bagaimana cara mengukur keberhasilan promosi kesehatan?

16. Siapa yang berwenang mengawasi promosi kesehatan?

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 2

Page 3: !!LAPORAN SK9!!

17. Bagaimana sikap kita sebagai ahli gizi menanggapi gencarnya promosi susu

formula bayi?

18. Siapakah target dari promosi kesehatan ASI Eksklusif (sesuai skenario)?

19. Apa saja penyebab penurunan ASI eksklusif selain di skenario?

20. Apa penyebab ASI tidak keluar pasca persalinan?

21. Tindakan kompensasi apa saja yang diperlukan untuk menangani faktor penyebab

penurunan pemberian ASI Eksklusif?

22. Apakah keuntungan jika bayi diberikan ASI Eksklusif?

23. Bagaimana perbedaan susu formula dan asi eksklusif dalam hal komposisi dan

dampak?

F. BRAINSTORMING DK1

1. Apa yang dimaksud dengan kode etik?

Pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam

kehidupan sehari-hari. Anik

2. Apa tujuan dan fungsi diberlakukannya kode etik?

- Menjadi pedoman bagi ahli gizi dalam melakukan tugasnya terutama terkait

dengan etika dan tentang yang boleh dan tidak boleh. Hanif

- Melindungi klien / pasien. Nike

- Melindungi ahli gizi. Ineke

- Untuk mengikat agar seorang ahli gizi tetap pada kaidah yang berlaku di

profesinya. Endah

3. Apa saja kode etik ahli gizi?

LO

4. Kode etik apa saja yang terkait promosi kesehatan?

- Perlindungan terhadap sasaran. Anik

- Tidak merugikan atau menguntungkan pihak tertentu (perusahaan). Hanif

- Memprioritaskan kebutuhan sasaran. Melia

- Memberikan informasi yang benar. Endah

5. Sanksi apa yang akan diterima oleh ahli gizi apabila melanggar kode etik?

- Mencabut izin praktek. Annisaa

- Dikeluarkan dari keprofesian. Hiya

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 3

Page 4: !!LAPORAN SK9!!

- Diskorsing selama beberapa waktu. Ayu

- Ganti rugi ke pihak yang dirugikan. Melia

6. Apa saja peran dan fungsi ahli gizi sesuai dengan kode etik?

- Memberikan pelayanan kesehatan maupun konsultasi kepada masyarakat. Anik

- Melakukan screening gizi. Hiya

7. Sesuai skenario, apa saja peran dan fungsi ahli gizi?

- Melakukan perancangan pelaksanaan, evaluator (penilai) dan pengawasan

promosi kesehatan. Ayu

8. Apa saja peraturan dan undang-undang yang berlaku tentang tugas dan fungsi ahli

gizi?

- LO

9. Informasi atau data apa saja yang diperlukan sebelum melakukan promosi

kesehatan?

- Prevalensi pemberian asi eksklusif. Ayu

- Sasaran dan jumlahnya. Annisaa

- Faktor penyebab masalah. Anik

- Partisipan. Ineke

- Latar belakang dan masalah dari sasaran. Melia

- Instrumen yang tersedia. Hanif

- Manfaat yang akan diperoleh bagi tenaga kesehatan dan sasaran. Endah

- Materi yang perlu dipersiapkan. Hiya

10. Bagaimana cara melakukan promosi kesehatan? (digabung dengan nomor 11)

11. Apa saja bentuk promosi kesehatan, jika ada macamnya apa saja tahapannya serta

kelebihan dan kekurangannya?

- Konsultasi gizi gratis. Hiya

- Konseling dan pendidikan gizi dengan instrument. Ineke

12. Instrumen apa saja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan hingga pengawasan

promosi kesehatan?

- Leaflet, poster. Anik

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 4

Page 5: !!LAPORAN SK9!!

13. Bagaimana cara melakukan pengawasan terhadap kegiatan promosi kesehatan?

- Menetapkan indikator keberhasilan dari promosi kesehatan. Nike

14. Apa saja aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengawasan

promosi kesehatan? (digabung dengan nomor 13)

15. Bagaimana cara mengukur keberhasilan promosi kesehatan?

- Membandingkan hasil dengan indikator keberhasilan (sesuai kode etik juga).

Ineke

16. Siapa yang berwenang mengawasi promosi kesehatan?

- Ahli gizi. Melia

17. Bagaimana sikap kita sebagai ahli gizi menanggapi gencarnya promosi susu

formula bayi?

- Sikap kita harus profesional dengan tidak mempengaruhi baik buruknya suatu

produk susu formula dan tetap mempromosikan bahwa ASI merupakan yang

terbaik. Anik

18. Siapakah target dari promosi kesehatan ASI Eksklusif (sesuai skenario)?

- Ibu-ibu beserta keluarga. Hiya

- Ibu hamil dan menyusui. Hanif

- Ibu pasca persalinan. Annisaa

19. Apa saja penyebab penurunan ASI eksklusif selain di skenario?

- Kepercayaan. Melia

- Ibu meninggal saat melahirkan. Nike

- Malas menyusui. Annisaa

- Menjaga penampilan. Ineke

- Pengetahuan yang kurang. Hiya

20. Apa penyebab ASI tidak keluar pasca persalinan?

- Stress pasca persalinan. Annisaa

- Kelainan hormone. Melia

- Saat hamil tidak mengonsumsi makanan yang melancarkan ASI. Ayu

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 5

Page 6: !!LAPORAN SK9!!

21. Tindakan kompensasi apa saja yang diperlukan untuk menangani faktor penyebab

penurunan pemberian ASI Eksklusif?

- Isi dari materi promosi (sesuai dengan kegiatan). Annisaa

22. Apakah keuntungan jika bayi diberikan ASI Eksklusif?

Bagi Bayi:

- Mendekatkan bayi dengan si ibu (emosional, psikologis). Endah

- Meningkatkan kekebalan tubuh. Anik

- Mencerdaskan bayi. Hiya

- Tercukupinya kebutuhan gizi bayi karena ASI lengkap kandungan gizinya. Ayu

- Mencegah obesitas pada bayi. Annisaa

Bagi Ibu:

- Kontrasepsi alami. Hanif

- Menurunkan berat badan. Melia

- Cepat mengembalikan postur ibu kebentuk awal. Nike

- Hormon-hormon cepat kembali kesemula. Ineke

- Menceah kanker payudara. Ayu

23. Bagaimana perbedaan susu formula dan asi eksklusif dalam hal komposisi dan

dampak?

ASI SUSU FORMULA

Kandungan kolostrum

alami. Nike

Kolostrum berasal dari sapi.

Ineke

Pencernaan bayi lebih siap.

Melia

Menimbulkan alergi. Endah

Vitamin dan mineral sangat

lengkap. Anik

Daya tahan anak kurang.

Ayu

Kandungan gizinya mudah

diserap (BV tinggi). Hiya

G. BRAINSTROMING DK2 - DK3

1. Apa tujuan dan fungsi diberlakukannya kode etik?

Anik, tujuan:

- Menjunjung tinggi martabat profesi

- Menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 6

Page 7: !!LAPORAN SK9!!

- Meningkatkan pengabdian para anggota profesi

- Meningkatkan mutu profesi

- Meningkatkan mutu organisasi profesi

- Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi

- Mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjajalin erat

- Menentukan baku standar

Ineke, fungsi:

- Memberikan pedoman bagi anggota profesi tentang prinsip profesionalitas

yang digariskan

- Sebagai sarana control social bagi masyarakat atas profesi yang

bersangkutan

- Mencegah campur tnagna pihak luar organisasi tentang hubungan etika

dalam keanggotaan profesi

2. Apa saja kode etik ahli gizi?

Hiya

- Ada 7 bab:

BAB I Prinsip Umum

BAB II Kewajiban terhadap Klien

BAB III Kewajiban terhadap Masyarakat

BAB IV Kewajiban terhadap Teman Seprofesi dan Mitra Kerja

BAB V Kewajiban terhadap Profesi dan Diri Sendiri

BAB VI Penetapan Pelanggaran

BAB VII Kekuatan Kode Etik

Nike : yang termasuk di dalam kode etik hanya bab-bab yang menunjukkan

kewajiban ahli gizi

Endah : Berdasarkan Kepmenkes 372 tentang Standar Profesi Gizi, kode etik

isi ada 5 besar, ada juga kode etik yang berasal dari Keputusan

Menteri Nomor 374/Menkes/SK/III/2007

3. Kode etik apa saja yang terkait promosi kesehatan?

- kode etik no 1 meningkatkan status gizi individu maupun kelompok

- kode etik no 2 menjunjung tinggi profesi

- no 14 melindungi sasaran/ target dari penyalahgunaan

- no 16 bekerjasama dengan mitra kerja lain (Hanif)

- no 23 tidak dipengaruhi oleh kepentingan pribadi (Ayu)

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 7

Page 8: !!LAPORAN SK9!!

- no 26 melayani masyarakat umum tanpa memandang status, derajat

(Ineke)

4. Sanksi apa yang akan diterima oleh ahli gizi apabila melanggar kode etik?

- Sanksi moral

- Dikeluarkan dari organisasi

- Dicabut lisensi dan sertifikasi (Annisa)

Apa perbedaan sertifikasi dan lisensi?

Sertifikasi proses penilaian dari kompetensi, melalui pendidikan formal dan

nonformal (Hiya), (Melia)

Lisensi proses administrasi (surat ijin praktek) (Hiya), (Melia)

Saat ada pelanggaran kode etik RS kode etik PERSAGI pusat Majelis

Kode Etik PERSAGI (Ayu Intan)

5. Apa saja peran dan fungsi ahli gizi sesuai dengan kode etik?

- Meningkatkan pengetahuan kepada masyarakat (lingkup klinik komunitas)

- Menyelenggarakan pelayanan makanan dalam institusi maupun missal

(Anik)

- Berperan di RS, Food Service, Konsultan (Nike)

6. Sesuai skenario, apa saja peran dan fungsi ahli gizi?

- Pelaku tatalaksana di gizi klinik

- Pengelola tatalaksana di RS

- Pendidik/ penyuluh/pelatih.konsultan gizi (Perencana, pelaksana dan

pengawas promosi kesehatan)

- Berpartisipasi dengann tenaga kesehatan lain

- Pelaku praktek kegizian secra professional (Melia)

7. Apa saja peraturan dan undang-undang yang berlaku tentang tugas dan fungsi

ahli gizi?

- UUD 1945 pasal 5

- UU no. 23 tahun 1993 tentang kesehatan

- PP no. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan

- Kepmenkes no 374 (Endah)

- KepMenkes no 1306/ MENKES/SK/III/2007 tentang standar profesi gizi

- Kepmenkes No 571 tahun 2007 (Ayu)

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 8

Page 9: !!LAPORAN SK9!!

8. Informasi atau data apa saja yang diperlukan sebelum melakukan promosi

kesehatan?

- Prevalensi pemberian asi eksklusif

- Sasaran sapa dan jumlahnya

- Faktor penyebab masalah

- Partisipan

- Latar belakang dan masalah dari sasaran

- Instrumen yang tersedia

- Manfaat yang akan diperoleh bagi tenaga kesehatan dan sasaran

- Materi yang perlu dipersiapkan

9. Bagaimana cara melakukan promosi kesehatan?

Hanif :

Bagian dari pendidikan gizi

Konseptualisasi analisa masalah +sasaran

Tujuan

Strategi metode

Topik, Media

Implementasi (Pelatihan, Health Promotion)

Monitoring Evaluasi

Nike, Melia, Hiya:

- Analisa masalah (Pendidikan,)

- Skala Prioritas

- Identifikasi Sasaran Program

*primer ibu hamil, pasca melahirkan

*Sekunder RS, pabrik susu formula

*tersier pembuat kebijakan

- Tujuan umum khusus

- Strategi

- Pesan Pokok

- Pemilihan Metode

- Media

- Rencana Penilaian Kegiatan

- Jadwal

- Kegiatan operasional

- Pemantauan dan Evaluasi

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 9

Page 10: !!LAPORAN SK9!!

Kerjasama stakeholder

10. Apa saja bentuk promosi kesehatan, jika ada macamnya apa saja tahapannya

serta kelebihan dan kekurangannya?

Nike:

Promosi kesehatan pengembangan dari KIE, dikaitkan dengan penyuluhan

One way method – pendidik aktif

Two way method

Ayu:

Pendidikan, penyuluhan, kampanye, advokasi, komunity empowerment

Annisa:

- PHBS

- Penyuluhan

- Bina Batra (pendataan, pembinaan, evaluasi)

Hiya:

Pembagian Metode berdasarkan

- Tujuan

- Teknik Komunikasi

- Jumlah Sasaran

- Indera Penerima

Hanif:

4 komponen yang perlu dipersiapkan:

- Pasien

- Staf

- Setting RS

- Melibatkan komunitas (mengikutsertakan orang-orang yang dapat dijadikan

role model)

- Pembuat kebijakan

Endah, Prinsip Promosi Kesehatan:

- Memberdayakan masyarakat

- Partisipatory (setiap nperencanaan harus diperhatikan dari perencanaan

sampai evaluasi)

- Holistic (menyeluruh)

- Kolaborasi sector terkait

- Layak diselenggarakan

- Sustainable (kesinambungan)

- Multistrategi (kombinasi)

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 10

Page 11: !!LAPORAN SK9!!

11. Instrumen apa saja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan hingga pengawasan

promosi kesehatan?

Media yang diperlukan = pendidikan gizi

Leflet, poster, slide (Ineke)

Media visual

Media Audio

Media Audiovisual

Media Tempat memperagakan (papan)

Media Pengalaman Nyata/ Media Tiruan (Stimulasi Benda Nyata)

Media Cetakan (Leflet, poster) (Nike, Melia)

Anik, Pertimbangan pemilihan Media

- Selera sasaran

- Dampak yang besar

- Pilih secara serempak,secara sejenis (efektifitas)

- Tingkat pendidikan sasaran

- Sumber Daya

Anik, Alat bantu

- digolongkan berdasar macam (Visual, audio, audiovisual)

- berdasar pembuatan (rumit, sederhana)

- berdasar intensitas penerimaan sasaran

1. kata

2. tulisan

3. rekaman

4. Benda asli

Ineke, Daya terima informasi/ materi promosi kesehatan:

- Membaca 10%

- Membaca, mendengar 20%

- Ilustrasi 30%

- Visual 50%

- Partisipasi Tanya jawab 70%

- Partisipasi Tanya jawab melakukan 90%

12. Bagaimana cara melakukan pengawasan terhadap kegiatan promosi kesehatan?

- Indikator input

- Indikator proses

- Indikator output

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 11

Page 12: !!LAPORAN SK9!!

- Indikator dampak (Nike)

Evaluasi berdasarkan indikator-indikator checklist (Hiya)

13. Apa saja aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengawasan

promosi kesehatan?

Aspek-aspek yang yang diperhatikan disesuaikan dengan indikator- indikator

evaluasi promosi kesehatan

14. Bagaimana cara mengukur keberhasilan promosi kesehatan?

Dilihat berdasarkan keberhasilan indicator-indikator dari checklist yang sudah

ada tentang program promosi kesehatan

15. Siapa yang berwenang mengawasi promosi kesehatan?

Endah :

- Evaluator eksternal (Asosiasi Profesi sifatnya independen)

- Evaluator internal (ahli gizi, pihak RS)

-

16. Siapakah target dari promosi kesehatan ASI Eksklusif (sesuai skenario)?

Hanif : Sasaran primer, sekunder, tersier

Anik dan Nike : Lebih fokus sasaran primer

Ayu, Hiya, Melia : Fokus pada sasaran primer, tetapi tetap memperhatikan

sasaran sekunder dan tersier

Ibu hamil, pasca persalinan, keluarga-suami, nenek, bibi, petugas

Direktur RS regulasi susu formula, penegakan hokum

17. Apa saja penyebab penurunan ASI eksklusif selain di skenario?

Annisa : Faktor intern ibu bendungan ASI, penyakit-penyakit tertentu

Penurunan produksi ASI:

Anik : Bayi PMT lebih kenyang,bayi suka tidur waktu menyusui

diundur produksi ASI menurun

Ibu jarang minum air putih, obat, merokok

Melia :

1. Frekuensi pemberian

2. BB lahir (ukuran bayi mempengaruhi isapan ASI)

3. Prematur

4. Umur bayi

5. Stres

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 12

Page 13: !!LAPORAN SK9!!

6. Konsumsi rokok, alcohol, kontrasepsi

Hiya :

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI

- Faktor pengetahuan ibu tentang menyusui (kebanyakan ibu tidak mengetahui

manfaat ASI dan kolostrum) terkait mitos-mitos yang berkembang di

masyarakat

- Faktor dukungan keluarga Suami/ keluarga tidak cukup member dukungan

kepada ibu untuk menyusui

- Faktor Modernisasi Gaya hidup

- Faktor Sosial Budaya Masyarakat

Hanif:

- Anggapan masyarakat sudah memiliki pengetahuan yang cukup sehingga

penyuluhan jarang dilakukan

18. Apa penyebab ASI tidak keluar pasca persalinan?

- Factor stress ibu (Ineke)

- Tingginya hormone testosterone

- Kelenjar payudara (Ayu)

- Bendungan ASI

- Obat

- Pengaruh jenis persalinan (Annisa)

19. Tindakan kompensasi apa saja yang diperlukan untuk menangani faktor

penyebab penurunan pemberian ASI Eksklusif?

- Pemberian motivasi

- Peningkatan penyuluhan

- Peningkatan peran tenaga kesehatan

Materi Promosi Kesehatan:

- Manfaat ASI untuk Bayi

- Manfaat ASI untuk Ibu

- Kandungan ASI disbanding susu formula

- Cara Pemberian ASI (posisi pemberian, pemberian ASI) (Hiya)

- Diet ibu saat hamil, pasca persalinan, menyusui (Endah)

- Resiko bila memberi makanan selain ASI (Melia)

- Inisiasi Menyusui Dini (Endah)

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 13

Page 14: !!LAPORAN SK9!!

20. Apakah keuntungan jika bayi diberikan ASI Eksklusif?

Semua anggota kelompok:

Keuntungan bagi bayi Keuntungan bagi ibu

Meningkatkan kekebalan tubuh, tidak

mengandung betalaktoglobulin

(alergi)

Mendekatkan bayi dengan si ibu

(emosional dan psikologis)

Mencerdaskan bayi Kontrasepsi alami

Tercukupinya kebutuhan gizi bayi

karena Asi kandungan gizi

Menurunkan berat badan,

mengembalikan postur ibu seperti

bentuk awal

Menurunkan resiko obesitas dan PJK

pada bayi

Hormon-hormon cepat kembali

seperti semula

ASI makanan ilmiah, mudah dicerna,

praktis

Mencegah kanker payudara

Sistem pencernaan tidak bekerja

terlalu berat

Mengurangi tk. Kejadian anemia

Bagi masyarakat: melindungi lingkungan karena mengurangi pencemaran

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 14

Page 15: !!LAPORAN SK9!!

H. HIPOTESIS

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 15

Peraturan danPerundang-undangan

(kebijakan)

Fungsi dan Tugas Ahli Gizi

Kompetensi Ahli Gizi

Kode Etik Profesi

Penetapan Jadwal

Kegiatan

OperasionalRencana Monev

Penetapan Strategi

Materi

Pemilihan Media

Identifikasi Masalah

Analisa Masalah

Identifikasi Sasaran Program

Skala Prioritas

Penetapan Metode

Primer

Sekunder

Tersier

Tingkat Keberhasilan Indikator

input

proses

output

dampak

Promosi Kesehatan

Perencanaan

Implementasi

Monitoring dan Evaluasi

Penerapan Kompetensi

Kerja sama Pihak terkait

Page 16: !!LAPORAN SK9!!

I. LEARNING OBJECTION

1. Tujuan kode etik profesi

2. Kode etik profesi ahli gizi

3. Fungsi dan peran ahli gizi berdasarkan kode etik

4. Fungsi dan peran ahli gizi terkait kasus

5. Perundangan-undangan mengenai kode etik profesi ahli gizi

6. Sanksi-sanksi jika melanggar kode etik profesi

7. Informasi atau data-data yang diperlukan sebelum melakukan promosi kesehatan

8. Tahapan-tahapan dalam merencanakan suatu promosi kesehatan

9. Metode promosi kesehatan beserta kelebihan serta kekurangannya

10. Jenis instrumen promosi kesehatan beserta kelebihan dan kekurangan

11. Cara mengukur keberhasilan promosi kesehatan

12. Bentuk promosi kesehatan sesuai skenario

13. Manfaat ASI eksklusif bagi bayi dan ibu

14. Faktor-faktor penyebab turunnya penggunaan ASI eksklusif

15. Penyebab menurunnya produksi ASI eksklusif pasca persalinan

16. Perbedaan ASI eksklusif dengan susu formula (dalam hal kandungan serta dampak

yang diberikan)

J. PEMBAHASAN LEARNING OBJECTION

1. KODE ETIK PROFESI

a. Pengertian

Kode etik profesi adalah aturan yang mengikat suatu profesi, ada etika dan

tata susila pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan

tugas dan dalam kehidupan sehari-hari. Kode etik menyatakan perbuatan apa

yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus

dihindari.

Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada

pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang

tidak profesional.

Kode etik disusun oleh organisasi profesi sehingga masing-masing profesi

memiliki kode etik tersendiri. Misalnya kode etik dokter, guru, pustakawan,

pengacara, Pelanggaran kde etik tidak diadili oleh pengadilan karena melanggar

kode etik tidak selalu berarti melanggar hukum. Sebagai contoh untuk Persatuan

Ahli Gizi (Persagi) terdapat Kode Etik Ahli Gizi. Bila seorang ahli gizi dianggap

melanggar kode etik tersebut, maka dia akan diperiksa oleh Majelis Kode Etik

Ahli Gizi Indonesia, bukannya oleh pengadilan.

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 16

Page 17: !!LAPORAN SK9!!

b. Fungsi Kode Etik

Kode etik memiliki beberapa fungsi antara lain:

1) Memberikan pedoman bagi anggota profesi tentang prinsip profesionalitas

yang digariskan

2) Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang

bersangkutan

3) Mencegah campur tangan pihak luar organisasi profesi tentang hubungan

etika dalam keanggotaan profesi

c. Tujuan Kode Etik

Tujuan dari kode etik adalah:

1) Menjunjung tinggi martabat profesi

2) Memelihara dan menjaga kesejahteraan anggota

3) Meningkatkan pengabdian para anggota profesi

4) Meningkatkan mutu profesi

5) Meningkatkan mutu organisasi profesi

6) Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi

7) Mempunyai organisasi yang kuat dan terjalin erat

8) Menentukan baku standar profesi

d. Kode Etik Ahli Gizi (terlampir)

e. Kode Etik Terkait Kasus

1) Kewajiban umum poin 1

Ahli gizi berkewajiban meningkatkan keadaan gizi, kesehatan,

kecerdasan, dan kesejahteraan rakyat

2) Kewajiban terhadap klien poin 1

Ahli gizi berkewajiban sepanjang waktu senantiasa berusaha memelihara

dan meningkatkan status gizi klien baik dalam lingkup institusi pelayanan

gizi atau di masyarakat umum

3) Kewajiban terhadap klien poin 3

Ahli gizi dalam menjalankan profesinya senantiasa menghormati dan

menghargai kebutuhan unik setiap klien yang dilayani dan peka terhadap

perbedaan budaya, dan tidak melakukan diskriminasi dalam hal suku,

agama, ras, kemampuan, jenis kelamin, usia, dan tidak menunjukkan

pelecehan seksual

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 17

Page 18: !!LAPORAN SK9!!

4) Kewajiban terhadap klien poin 5

Ahli gizi berkewajiban memberikan informasi kepada klien dengan tepat,

jelas, sehingga memungkinkan klien mengerti dan mau memutuskan sendiri

berdasarkan informasi tersebut. Dan apabila dalam melakukan tugasnya

ada keraguan atau ketidakmampuan memberikan pelayanan, maupun

informasi yang tepat kepada klien, berkewajiban senantiasa mengatakan

tidak tahu dan berusaha berkonsultasi atau membuat rujukan dengan ahli

gizi / ahli lain yang mempunyai keahlian dalam masalah tersebut.

5) Kewajiban terhadap masyarakat poin 1

Ahli gizi berkewajiban melindungi masyarakat umu khususnya tentang

penyalahgunaan pelayanan, informasi yang salah dan praktek yang tidak

etis berkaitan dengan gizi, pangan termasuk makanan dan terapi gizi / diet.

Ahli gizi hendaknya senantiasa memberikan pelayanannya sesuai dengan

informasi faktual, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya

6) Kewajiban terhadap teman seprofesi danmitra kerja poin 1

Ahli gizi dalam melakukan promosi gizi dalam rangka meningkatkan dan

memelihara status gizi optimal dari masyarakatnya berkewajiban senantiasa

bekerjasama, melibatkan dan menghargai berbagai disiplin ilmu sebagai

mitra kerja di masyarakat.

7) Kewajiban terhadap profesi dan diri sendiri poin 4

Ahli gizi dalam menjalankan profesinya berkewajiban tidak boleh

dipengaruhi kepentingan pribadi termasuk menerima uang selain imbalan

yang layak sesuai dengan jasanya, meskipun dengan pengetahuan klien /

masyarakat

8) Kewajiban terhadap profesi dan diri sendiri poin 7

Ahli gizi berkewajiban melayani masyarakat umum tanpa memandang

keuntungan perseorangan atau kebesaran seseorang

f. Peran Ahli Gizi

1) Pelaku tatalaksana / asuhan / pelayanan gizi klinik

2) Pengelola pelayanan gizi di masyarakat

3) Pelaku tatalaksana / asuhan / pelayanan gizi di rumah sakit

4) Pengelola system penyelenggaraan institusi / masal

5) Pendidik / penyuluh / pelatih konsultan gizi

6) Pelaksana penelitian gizi

7) Pelaku pemasaran produk gizi dan kegiatan wirausaha

8) Berpartisipasi bersama tim kesehatan dan tim lintas sektoral

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 18

Page 19: !!LAPORAN SK9!!

9) Pelaku praktek kegizian yang bekerja secara professional dan etis

g. Pelanggaran Kode Etik Gizi

Pelanggaran kode etik akan mendapatkan sanksi berupa sanksi moral dan

sanksi yang berkaitan dengan organisasi. Sanksi yang berkaitan dengan

organisasi merupakan sanksi yang bersifat administratif dengan pencabutan

sertifikat dan lisensi. Pencabutan didasarkan pada kesalahan yang dilakukan.

Proses persidangan etik dan disiplin profesi dilakukan terpisah dari proses

persidangan gugatan perdata atau tuntutan pidana oleh karena domain dan

jurisdiksinya berbeda. Persidangan etik dan disiplin profesi dilakukan oleh

Majelis Kehormatan Etik Profesi Gizi, sedangkan gugatan perdata dan tuntutan

pidana dilaksanakan di lembaga pengadilan di lingkungan peradilan umum.

Pelaku tersangka pelanggaran standar profesi dapat diperiksa oleh Majelis

Kehormatan Etik Profesi Gizi,, dapat pula diperiksa di pengadilan tanpa adanya

keharusan saling berhubungan di antara keduanya. Seseorang yang telah

diputus melanggar etik oleh Majelis Kehormatan Etik Profesi Gizi, belum tentu

dinyatakan bersalah oleh pengadilan, demikian pula sebaliknya.

Pelanggaran terhadap larangan yang ditetapkan, diberikan sanksi

administrative berupapencabutann ijin praktek yang lamanya dibedakan atas

ringan dan beratnya pelanggaran tersebut, yaitu :

1) Pelanggaran ringan, pencabutan surat ijin praktek selama-lamuanya 3 (tiga)

bulan

2) Pelanggarann sedang, pencabutan surat ijin praktek selama-lamanya 6

(enam) bulan

3) Pelanggaran berat, pencabutan surat ijin praktek selama-lamanya 1 (satu)

tahun

Berat ringannya pelanggaran tersebut memperhatikan jenis dan motif

pelanggaran serta situasi setempat, ketentuan berdasarkan kode etik profesi dan

standar minimal profesi.

Terhadap nutrisionis-dietisien yang sengaja :

1) Melakukan pelayanan kesehatan tanpa memiliki surat ijin praktek

2) Melakukan pelayanan kesehatan yang tidak sesuai dengan standar profesi,

dapat dipidana dengan ketentuan pasal 35 PP No.32 tahun 1996 tentang

tenaga kesehatan

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 19

Page 20: !!LAPORAN SK9!!

h. Peraturan dan Undang-Undang yang Berlaku Terkait Ahli Gizi

Peraturan dan Perundangan tentang peran dan fungsi ahli gizi :

1. UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan

- Pasal 20 tentang perbaikan gizi

- Pasal 21 tentang pengamanan makanan dan minuman

2. Peraturan Pemerintah No.32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan

- Pasal 2, bahwa tenaga gizi termasuk tenaga kesehatan meliputi

nutrisionis dan dietisien

- Pasal 21, bahwa setiap tenaga kesehatan melakukan kewajibannya

berdasar pada standar profesi yang ditetapkan oleh menteri

3. Keputusan Menteri Kesehatan No.374/Menkes/SK/III/2007 tentang standar

profesi gizi

i. Peran Ahli Gizi Terkait Kasus

1) Pengelola pelayanan gizi di masyarakat

2) Pelaku tatalaksana / asuhan / pelayanan gizi di rumah sakit

3) Pengelola system penyelenggaraan institusi / masal

4) Pendidik / penyuluh / pelatih konsultan gizi

5) Berpartisipasi bersama tim kesehatan dan tim lintas sektoral

6) Pelaku praktek kegizian yang bekerja secara professional dan etis

2. PROMOSI KESEHATAN

a. Informasi atau data yang diperlukan sebelum melakukan Promosi

Kesehatan ASI Eksklusif

1) Prevalensi Pemberian ASI Eksklusif

2) Prevalensi Pemberian makanan non-ASI pada bayi dan baduta

(dua data diatas dapat diakses dengan merujuk hasil Survei Demografi dan

Kesehatan di Indonesia)

3) Faktor penyebab penurunan pemberian ASI Ekslusif

4) Latar belakang dari sasaran primer, meliputi

a) Tingkat pendidikan

b) Tingkat ekonomi

c) Lingkungan sosial budaya, dll

5) Keadaan Upaya Promosi Kesehatan, meliputi

a) Jangkauan / kemudahan akses promosi

b) Sumber daya tenaga kesehatan yang terlibat

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 20

Page 21: !!LAPORAN SK9!!

c) Sumber daya biaya dan fasilitas (terkait dengan penyediaan instrumen

atau media promosi)

6) Update informasi dan pengetahuan terbaru untuk menunjang kualitas topik

dan materi terkait ASI Eksklusif yang akan dipromosikan.

7) Peluang kerjasama lintas profess / instansi (ex’ pelibatan para pembuat

kebijakan, tokoh masyarakat atau agama, produsen susu formula, jurnalis

media, dsb.).

b. Tahapan-tahapan promosi kesehatan

1) Analisa masalah

2) Skala Prioritas

Mengurutkan masalah dari masalah yang dianggap paling penting sampai

dengan urutan yang kurang penting. Ini dapat dilakukan dengan

menggunakan beberapa metode, antara lain dengan cara pembobotan.

3) Identifikasi Sasaran Program

Dalam pemilihan sasaran pendidikan/promosi kesehatan, ada beberapa hal

yang harus

dipertimbangkan yaitu:

a) Riwayat perjalanan penyakit

b) Tujuan pendidikan/promosi kesehatan

Tujuan pendidikan/promosi kesehatan sangat menentukan sasaran

yang akan dipilih pada kegiatan pendidikan/promosi kesehatan, apakah

untuk mengubah perilaku masyarakat atau mendapatkan dukungan

sosial atau melakukan advokasi kepada pembuat keputusan. Untuk itu

sasaran dibagi menjadi 3 yaitu: sasaran primer,sekunder dan tertier.

1. Primary target group: sasaran pendidikan gizi yang utama.

2. Secondary target group: orang yang bisa digunakan untuk

mencapai/berinteraksi dengan primary target group (dapat sebagai

contoh), contoh: tenaga kesehatan, guru, petani, jurnalis media,

produsen makanan, baby sitter, dll

3. Tertiary target group (strategi dengan edukasi)

Orang yang dapat mempermudah dan mendukung pendidikan gizi,

contoh: pembuat keputusan, pemimpin agama

(source: smith, Barbara dan smitasiri, suttilak. A framework for

nutrition education programmes. FAO corporate document

repository.

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 21

Page 22: !!LAPORAN SK9!!

Secara umum, sasaran program AS Eksklusif adalah :

a. Sasaran primer ibu hamil, pasca melahirkan, ibu menyusui

b. Sasaran Sekunder Tenaga kesehatan, perawat, bidan, keluarga,

produsen susu.

c. Sasaran Tersier Direktur Rumah Sakit

4) Tujuan

Tujuan yang dimaksud adalah tujuan program pendidikan kesehatan yaitu

perilaku yang diharapkan agar tingkat kesehatan yang diinginkan dapat

tercapai.

a) Tujuan umum

Tujuan umum pendidikan kesehatan tergantung dari sasaran yang

akan dilakukan pendidikan/promosi kesehatan apakah sasaran primer,

sekunder atau tertier dan juga tingkat pencegahan mana yang akan

dilakukan, apakah primer, sekunder atau tertier. Sebagai contoh tujuan

umum untuk pencegahan primer adalah meningkatkan pengetahuan

masyarakat tentang pemberian ASI Eksklusif.

b) Tujuan khusus

Tujuan khusus memberikan penjelasan yang lebih rinci tentang hal-

hal yang dikemukakan dalam tujuan umum. Tujuan khusus haruslah

dikembangkan untuk kelompok sasaran atau segmen sasaran tertentu.

Tujuan khusus harus menjawab pertanyaan siapa, apa dan seberapa

jauh harapan suatu kondisi ingin dicapai, kapan dan dimana. Contohnya

: meningkatkan pengetahuan tentang manfaat ASI Ekslusif, alasan

pemberian ASI eksklusif, dsb. Jadi secara umum dapat dikatakan

bahwa tujuan itu harus realistis, jelas dan dapat diukur, sehingga

diharapkan akan mempermudah penilaian terhadap pencapaian tujuan.

5) Strategi

Strategi yang ditempuh sangat tergantung dari sasaran. :

a) Strategi sasaran primer adalah Pemberdayaan masyarakat

(empowerment)

b) Strategi sasaran sekunder adalah Dukungan sosial (social support)

c) Strategi sasaran tertier adalah Pendekatan pada pimpinan atau

pengambil keputusan (advokasi)

6) Pesan Pokok

Dalam mengembangkan pesan, ada beberapa unsur yang harus

diperhatikan, yaitu:

a) perilaku yang diharapkan

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 22

Page 23: !!LAPORAN SK9!!

b) manfaat dari perubahan perilaku

c) alasannya mengapa perubahan perilaku tersebut dapat memberikan

manfaat

d) nada/sifat pesan : umum, khusus, serius, moderen, dan sebagainya

e) sumber informasi

Untuk menyusun unsur-unsur tersebut di atas menjadi suatu pesan

pokok, diperlukan data yang diperoleh dari hasil analisis masalah kesehatan

dan perilaku, setelah itu dilanjutkan dengan :

a) tetapkan perilaku yang diharapkan

b) sebutkan keuntungannya dan alasannya jika menerapkan perilaku

tersebut

c) tetapkan nada/sifat pesan

d) tetapkan siapa yang akan muncul sebagai tokoh idola dalam pesan

tersebut sebagai sumber informasi

7) Pemilihan Metode dan Media

Kriteria pemilihan :

a) pergunakan data penelitian

b) kemampuan mengantar suatu pesan

c) pertimbangkan tingkat kesulitan dan besar biaya produksi

d) analisis jangkauan dan frekuensi

e) buatlah daftar perincian tentang upaya logistik yang diperlukan

Kombinasi metode dan alat bantu/media pendidikan adalah mencampur

berbagai metode dan alat bantu/media pendidikan dengan maksud

menghasilkan sebuah paket komunikasi yang akan jauh lebih efektif dalam

pencapaian tujuan, dengan cara :

a) tetapkan apa yang ingin dicapai dengan pesan tersebut.

b) jajagi semua metode dan alat bantu/media pendidikan yang tersedia

c) pelajari mana yang mungkin bisa dikombinasikan/dicampur

d) pilih kombinasi berdasarkan kemampuannya dalam menghasilkan

frekuensi tersering

e) pelajari apakah kombinasi tersebut terjangkau dan disenangi sasaran

f) pertimbangkan juga sumberdaya yang dimiliki

8) Penentuan Rencana Penilaian

Penilaian yang dilakukan meliputi : penentuan tujuan penilaian, penentuan

tolak ukur yang akan digunakan untuk penilaian.

9) Penyusunan Jadwal Promosi Kesehatan

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 23

Page 24: !!LAPORAN SK9!!

Rencana kegiatan dibuat dalam satu kurun waktu dan terjadwal yang

disesuaikan dengan sasaran, tujuan, materi, media, alat peraga, petugas

penyuluh, waktu dan rencana penilaian.

10) Kegiatan operasional

Meliputi :

a) jenis kegiatan

b) tempat

c) waktu

d) penanggung jawab

e) jadwal kegiatan

11) Pemantauan dan Evaluasi

a) Komponen

materi/isi pesan

input (sasaran, tenaga pendidik, alat bantu)

hasil :

1. apakah sasaran menerima/terpapar dan mendapatkan manfaat

dengan isi pesan dan bahan-bahan yang didistribusikan

2. apakah sasaran mempraktekkan dengan benar perilaku yang

disarankan dalam proses pendidikan

b) Indikator

kesesuaian isi pesan dengan masalah yang dihadapi

penggunaan alat bantu/media yang mendukung

jangkauan sasaran

jumlah yang hadir

jumlah sasaran yang mengingat pesan pokok

jumlah sasaran yang berperilaku sesuai isi pesan

lain-lain

c) Cara

analisis laporan/data sekunder (pre-test/post test)

wawancara

observasi

diskusi

lain-lain

d) Pelaksana/Penanggung jawab

e) Waktu

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 24

Page 25: !!LAPORAN SK9!!

c. Metode dalam Promosi Kesehatan

1) Jenis Metode Promosi Kesehatan

Metode Promosi Kesehatan dapat digolongkan berdasarkan Tujuan Perilaku,

Teknik Komunikasi, Sasaran yang dicapai dan Indera penerima dari sasaran

promosi.

a) Berdasarkan Tujuan Perilaku

1. Pengetahuan : penyuluhan langsung, pemasangan poster, spanduk,

penyebaran leaflet, dll

2. Sikap : memberikan contoh konkrit yang dapat menggugah emosi,

perasaan dan sikap sasaran, misalnya dengan memperlihatkan foto,

slide atau melalui pemutaran film/video

3. Keterampilan : sasaran harus diberi kesempatan untuk mencoba

keterampilan tersebut

(Retno Listyaningrum. 2008. Perencanaan Promosi Kesehatan)

b) Berdasarkan Teknik Komunikasi

1. Metode Langsung

Dalam hal ini para penyuluh langsung berhadapan atau bertatap

muka dengan sasaran. Termasuk di sini antara lain : kunjungan rumah,

pertemuan diskusi (FGD), pertemuan di balai desa, pertemuan di

Posyandu, dll.

2. Metode Tidak Langsung

Dalam hal ini para penyuluh tidak langsung berhadapan secara

tatap muka dengan sasaran, tetapi ia menyampaikan pesannya dengan

perantara (media). Umpamanya publikasi dalam bentuk media cetak,

melalui pertunjukan film, dsb

c) Berdasarkan Jumlah Sasaran yang Dicapai

1. Pendekatan perorangan

Dalam hal ini para penyuluh berhubungan secara langsung

maupun tidak langsung dengan sasaran secara perorangan, antara

lain : kunjungan rumah, hubungan telepon, dan lain-lain.

2. Pendekatan kelompok (diskusi kelompok, pertemuan diskusi)

Dalam pendekatan ini petugas promosi berhubungan dengan

sekolompok sasaran. Beberapa metode penyuluhan yang masuk dalam

ketegori ini antara lain : Pertemuan, Demostrasi, Diskusi kelompok,

Pertemuan FGD, dan lain-lain

3. Pendekatan massa (pertemuan umum, penyebaran tulisan atau poster

atau media cetak)

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 25

Page 26: !!LAPORAN SK9!!

Petugas Promosi Kesehatan menyampaikan pesannya secara

sekaligus kepada sasaran yang jumlahnya banyak. Beberapa metode

yang masuk dalam golongan ini adalah : Pertemuan umum, pertunjukan

kesenian, Penyebaran tulisan/poster/media cetak lainnya, Pemutaran

film, dll

d) Berdasarkan Indra Penerima

1. Metode MELIHAT/MEMPERHATIKAN. Dalam hal ini pesan diterima

sasaran melalui indera penglihatan, seperti : Penempelan Poster,

Pemasangan Gambar/Photo, Pemasangan Koran dinding, Pemutaran

Film

2. Metode PENDENGARAN. Dalam hal ini pesan diterima oleh sasaran

melalui indera pendengar, umpamanya : Penyuluhan lewat radio,

Pidato, Ceramah, dll

3. Metode “KOMBINASI”. Dalam hal ini termasuk : Demonstrasi cara

(dilihat, didengar, dicium, diraba dan dicoba)

(Fieldbook. Metode dan Media Promosi Kesehatan)

2) Kelebihan dan kekurangan masing-masing metode

a) Kunjungan Rumah

Kunjungan rumah adalah suatu hubungan langsung antara penyuluh

dengan masyarakat. Sasaran dan keluarganya di rumah ataupun ditempat

biasa mereka berkumpul. Biasanya kegiatan ini disebut anjang sono, anjang

karya, dsb.

Kelebihan metode ini adalah :

Mendapat keterangan langsung perihal masalah-masalah kesehatan

Membina persahabatan

Tumbuhnya kepercayaan pada penyuluh bila anjuran-anjurannya

diterima

Menemukan tokoh-tokoh masyarakat yang lebih baik

Rintangan-rintangan antara penyuluh dengan keluarga sasaran menjadi

kurang

Mencapai juga petani yang terpencil, yang terlewat oleh metode lainnya

Tingkat pengadopsian terhadap perilaku kesehatan yang baru lebih tinggi

Kekurangannya adalah :

Jumlah kunjungan yang mungkin dilakukan adalah terbatas

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 26

Page 27: !!LAPORAN SK9!!

Kunjungan-kunjungan yang cocok bagi keluarga sasaran dan penyuluh

adalah terbatas sekali

Kunjungan yang terlalu sering pada satu keluarga sasaran akan

menimbulkan prasangka pada keluarga lainnya

b) Pertemuan Umum

Pertemuan umum adalah suatu pertemuan dengan peserta campuran

dimana disampaikan beberapa informasi tertentu tentang kesehatan untuk

dilaksanakan oleh masyarakat sasaran.

Kelebihan metode ini adalah :

Banyak orang yang dicapai

Menjadi tahap persiapan untuk metode lainnya

Perkenalan pribadi dapat ditingkatkan

Segala macam topik/judul dapat diajukan

Adopsi suatu anjuran secara murah/sedikit biaya

Kekurangan / keterbatasannya :

Tempat dan sarana pertemuan tidak selalu cukup

Waktu untuk diskusi biasanya terbatas sekali

Pembahasan topik sedikit lebih sulit karena peserta yang hadir adalah

campuran

Kejadian-kejadian di luar kekuasaan seperti cuaca buruk, dsb dapat

mengurangi jumlah kehadiran

c) Pertemuan Diskusi (Kelompok Diskusi Terfokus)

Pertemuan diskusi adalah untuk kelompok yang lebih kecil atau lebih

sedikit pesertanya yaitu berkisar 12-15 orang saja. Harus ada partisipasi yang

baik dari peserta yang hadir. Biasanya dipergunakan untuk menjelasan suatu

informasi yang lebih rinci dan mendetail serta pertukaran pendapat mengenai

perubahan perilaku kesehatan. Keberhasilan pertemuan FGD banyak

tergantung dari petugas penyuluh untuk :

Memperkenalkan soal yang dapat perhatian para peserta

Memelihara perhatian yang terus menerus dari para peserta

Memberi kesempatan kepada semua orang untuk mengemukakan

pendapatnya dan

menghindari dominasi beberapa orang saja

Membuat kesimpulan pembicaraan-pembicaraan dan menyusun saran-

saran yang

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 27

Page 28: !!LAPORAN SK9!!

diajukan

Berikan bahan-bahan informasi yang cukup agar peserta sampai pada

kesimpulan

yang tepat.

d) Demonstrasi cara atau percontohan

Demontrasi adalah memperlihatkan secara singkat kepada suatu

kelompok bagaimana melakukan suatu perilaku kesehatan baru. Metode ini

lebih menekankan pada bagaimana cara melakukannya suatu perilaku

kesehatan. Kegiatan ini bukan lah suatu percobaan atau pengujian, tetapi

sebuah usaha pendidikan. Tujuannya adalah untuk meyakinkan orang-orang

bahwa sesuatu perilaku kesehatan tertentu yang dianjurkan itu adalah

berguna dan praktis sekali bagi masyarakat. Demonstrasi ini mengajarkan

suatu ketrampilan yang baru.

Kelebihan / keuntungan metode ini :

Cara mengajar ketramilan yang efekif

Merangsasang kegiatan

Menumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri

Kekurangan / keterbatasannya :

Memerlukan banyak persiapan, peralatan dan ketrampilan

Merugikan bila demonstrasi dilaksanakan dengan kualitas yang buruk

d. Media dalam Promosi Kesehatan :

1) Media Gambar

a) Merupakan media yang murah, mudah, dan cukup menarik bagi peserta

b) Syarat media gambar agar lebih komunikatif:

Mudah dipahami, pembuatannya, dan penggunaannya yang

disesuiaikan dengan daya tangkap peserta

Murah dalam produksinya dan tingkat urgensinya tinggi

Menarik bagi orang-orang yang melihatnya

Merangsang minat belajar dan keingintahuan dari peserta

Bermanfaat bagi orang yang melihatnnya, isinya benar, wajar

menurut penalaran, dan tidak menyesatkan

Tepat untuk memecahkan masalah sehingga dapat mencapai tujuan

yang ditetapkan

Gambar dan isinya seduai dengan permasalahan yang dihadapi

sekarang atau sesuai dengan kebutuhan peserta)

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 28

Page 29: !!LAPORAN SK9!!

c) Macam-macam antara lain : poster, pawai foto, poster terbuka,flexiflan,

kartu permainan.

(Suhardjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta : PT Bumi

Aksara)

d) Metode gambar dibagi menjadi :

Tanpa alat optic (contoh : lukisan, poster, dan brosur)

Menggunkan alat optic (contoh : slide, foto, dan TV)

(fapet.unud.ac.id)

e) Kelebihan:

Repeatable, dapat di baca dan dilihat berkali-kali dengan

menyimpannya

Isi lebih mendetail dan jelas.

Jika dilihat dari harganya, bisa di dapat oleh khalayak dengan harga

yang cukup murah.

f) Kekurangan:

Lambat, karena tidak dapat menyebarkan langsung informasi yang

terjadi kepada masyarakat.

Tidak adanya audio, hanya berupa tulisan yang tentu saja tidak

dapat didengar.

Visual yang terbatas, hanya berupa gambar atau bentuk.

2) Media Suara

a) Berfungsi untuk menggerakkan terjadinya diskusi

b) Sering digabungkan dengan media dalam bentuk slide presentasi dan

sound.

c) Media yang sering digunakan adalah kaset

d) Kelebihan:

Cepat dari segi waktu dalam menyebarkan berita ke masyarakat

Biaya produksi lebih murah

Biasanya media ini bisa dinikmati sambil melakukan aktifitas yang

lainnya. Jadi pendengar tidak harus memantau di depan radio, tetapi

bisa menemani aktifitas pendengarnya di mana pun.

Pendengar yang buta huruf pun bisa memahami apa yang

disampaikan.

Bahasa yang digunakan bersifat bahasa tutur, jadi mudah dimengerti

oleh pendengarnya.

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 29

Page 30: !!LAPORAN SK9!!

Pendengar tidak terbatas baik dari segi umur, pendidikan, wilayah

dan sebagainya

Daerah jangkauan terbatas (pada radio)

Bisa diputar berulang-ulang, materi tak akan berubah, rekaman

dapat dihapus dan dapat dipakai ulang, dan penyajian sepenuhnya

dikontrol penyaji (pada kaset)

e) Kekurangan:

Tidak ada pengulangan

Jumlah berita yang disampaikan oleh radio terbatas

Saat mendengarkan informasi di radio kita harus mengikuti jadwal

atau waktu dimana radio tersebut akan menyajikan siaran berita.

3) Media Cetak

a) Menurut fungsinya media cetak bertujuan untuk menyampaikan

informasi dan sebagai penggerak diskusi

b) Bentuk media cetak yang sering digunakan sebagai penggerak diskusi

adalah foto novella dan cerita terbuka

c) Koran atau majalah (media massa cetak) dapat dijadikan sebagai

media promosi kesehatan, begitu pula dengan lembar balik / flip chart

Jenis Nama Fungsi Kelebihan Kekurangan

Media cetak Leaflet/

Booklet

Pengingat

kembali

informasi,

pelengkap

Daya jangkau

luas, dapat

dikirim

Mudah rusak

Poster Menyampaikan

info singkat

Merangsang

indramata

Mudah rusak

Foto Memperjelas

gambaran objek

yang

dibicarakan

Natural, praktis

mengatasi

keterbatasan

waktu dan

ruang

Dua dimensi atau

datar berbeda

dengan ukuran

sebenaranya

Flipchart Penyampaian

pesan dalam

lembar bentuk,

bentuk buku

setiap lembar

Ringkas,

praktis,dapat di

dalam dan luar

ruangan ,

pembuatan

Waktu pembuatan

lama

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 30

Page 31: !!LAPORAN SK9!!

berisi gambar &

baliknya berisi

kalimat pesan

/info terkait

gambar

relative murah,

moveable,

mudah

diperbaharui

Media

elektronik

Video/VCD Menjelaskan

suatu

proses ,alur

kerja

Dapat

bergerak dapat

diperlambat/

Dipercepat

Perlu keahlian dan

alat khusus

Flannelgraph Memperjelas

gambaran objek

yang

dibicarakan

Dapat

digunakan

siapa saja dan

peserta bisa

ikut aktif

Mudah rusak

Transparansi Untuk tulisan

atau gambar

Dapat

digunakan

berulang-ulang

Perlu listrik dan alat

khusus

Televisi Media audio

visual melalui

gelombang

elektromagnetik

dari 1 stasiun tv

Sangat bagus

untuk

menerangkan

proses,jangkau

an penyebaran

sangat luas,

pesan lebih

aktual

Radio Penympaian

pesan

dilakukan

melalui

pancaran

gelombang

elektromagnetik

dari suatu

pemancar

Variasi

program cukup

banyak,

murah,mudah

dipindah

tempat dan

gelombang,

jangkauan luas

1 way communication

Media

papan

Billboard

(papan iklan)

Untuk tulisan

atau gambar

Tersedia

dimana saja,

Tidak dapat

diaplikasikan untuk

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 31

Page 32: !!LAPORAN SK9!!

murah, dapat

mencakup

sasaran

banyak

pasien yang buta

huruf

Media

peraga

Food model Memperjelas

gambaran objek

yang

dibicarakan

Mendekati

aslinya atau

menyerupai

Cocok untuk

pasien yang

buta huruf

menarik

Sulit membuatnya,

bila beli /pesan sulit

didapat barangnya

dan mahal

Media

demonstrasi

Role play,

drama.

Visualisasi

tindakan

membantu

meningkatkan

pemahaman

akan gizi

Membutuhkan

banyak orang

sebagai peraga

(

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 32

Page 33: !!LAPORAN SK9!!

Suhardjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta : PT Bumi Aksara)

e. Cara mengukur keberhasilan promosi kesehatan

1) Pemantauan dan Evaluasi Promosi Kesehatan

a) Komponen

materi/isi pesan

input (sasaran, tenaga pendidik, alat bantu)

hasil :

Apakah sasaran menerima/terpapar dan mendapatkan manfaat

dengan isi pesan

dan bahan-bahan yang didistribusikan

Apakah sasaran mempraktekkan dengan benar perilaku yang

disarankan dalan

proses pendidikan

b) Indikator

kesesuaian isi pesan dengan masalah yang dihadapi

penggunaan alat bantu/media yang mendukung

jangkauan sasaran

jumlah yang hadir

jumlah sasaran yang mengingat pesan pokok

jumlah sasaran yang berperilaku sesuai isi pesan

lain-lain

Macam-macam indicator :

1. Indicator masukan (input)

Masukan yang perlu diperhatikan adlah yang berupa komitmen,

sumberdaya manusia,sarana/peralatan, dan dana

2. Indicator proses

Proses yang dipantau adalah proses pelaksanaan promosi kesehatan di

rumah sakit yang meliputi pelaksanaan untuk pasien, klien sehat, dll

3. Indicator keluaran (output)

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 33

Page 34: !!LAPORAN SK9!!

Keluaran yang dipantau adalah keluaran dari kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan baik secara umum maupun secara khusus

4. Indicator dampak

Indicator dampak mengacu kepada tujuan dilaksanakannya promosi

kesehatan di rumah sakit yaitu berubahnya pengetahuan, sikap dan

perilaku pasien/klien rumah sakit, serta terpeliharanya lingkungan

rumah sakit dan dimanfaatkannya dengan baik semua pelayanan yang

disediakan rumah sakit. Oleh sebab itu, kondisi ini sebaiknya dinilai

setelah promosi kesehatan berjalan beberapa lama yaitu upaya

evaluasi

c) Cara

analisis laporan/data sekunder (pre-test/post test)

wawancara

observasi

diskusi

lain-lain

d) Pelaksana/Penanggung jawab

e) Waktu

2) Indikator dari keberhasilan ASI Eksklusif :

a) Turunnyan angka kematian bayi dan balita di kabupaten Klaten

b) Terdapatnya perubahan perilaku pada bidan atau dokter dengan

diterapkannya ASI Eksklusif dalam setiap pertolonganm persalinan

c) Adanya perubahan kebijakan terutama di RS/RSIA dengan adanya ruang

rawat gabung, pojok/klinik laktasi, terbentuknya rumah sakit sayang ibu

dan bayi

d) Adanya pojok laktasi baik pada setiap pelayanan kesehatan, maupun

institusi swasta lainnya misalnya mall, bank, terminal,dsb

e) Tingginya kesadaran ,asyarakat terutama ibu menyusui tentang

pentingnya ASI eksklusif dan meningkatnya cakupan ASI eksklusif

f) Tersedianya pojok/ klinik laktasi dan tempat konseling hamper di seluruh

puskesmas

g) Peningkatan jumlah ibu yang meminta inisiasi dini din rumah sakit, rumah

bersalin maupun bidan praktek swasta

h) Meningkatnya kesadaran bidan untuk tidak menerima sponsor dari susu

formula

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 34

Page 35: !!LAPORAN SK9!!

i) Sosialisasi ASI eksklusif menjadi bagian dari bidan dab dokter dalam

setiap memberikan pelayanan kesehatan

j) Terbentuknya peer counselor pada ibu hamil dan ibu menyusui di setiap

desa

f. Bentuk promosi kesehatan sesuai dengan skenario

KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) karena sesuai dengan tujuan dari

promosi ASI Eksklusif yaitu peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku,

selain itu dilihat dari berbagai pertimbangan pemilihan metode, metode ini lebih

tepat untuk promosi sesuai kasus.

3. ASI EKSKLUSIF

a. Manfaat ASI eksklusif

ASI sebagai makanan bayi mempunyai kebaikan/sifat sebagai berikut:

1. ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis,

mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan

kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.

2. ASI mengadung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan.

Didalam usus laktosa akan dipermentasi menjadi asam laktat. yang

bermanfaat untuk:

a. Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen.

b. Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan

asam organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin.

c. Memudahkan terjadinya pengendapan calsium-cassienat.

d. Memudahkan penyerahan herbagai jenis mineral, seperti calsium,

magnesium.

3. ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama

5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4,

Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin.

4. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi

pada bayi.

5. Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu dan

bayi. Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan bayi juga

dapat memberikan keuntungan bagi ibu, yaitu:

a. Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan “kehidupan”

kepada bayinya.

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 35

Page 36: !!LAPORAN SK9!!

b. Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang

erat, bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak.

c. Dengan menyusui bagi rahim ibu akan berkontraksi yang dapat

menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil

d. Mempercepat berhentinya pendarahan post partum.

e. Dengan menyusui maka kesuburan ibu menjadi berkurang untuk beberpa

bulan (menjarangkan kehamilan)

f. Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang.

http://www.damandiri.or.id/file/evawanyaritonangipbbab2.pdf

1) Manfaat ASI bagi Bayi

a) ASI sebagai nutrisi

b) ASI meningkatkan daya tahan tubuh

c) Meningkatkan kecerdasan

d) Meningkatkan jalinan kasih saying antara ibu dan bayi

e) Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan

pertumbuhan bayi sampai usia 6 bulan

f) Mengurangi resiko terkena penyakit kencing manis, kanker pada anak dan

jantung

g) Menunjang perkembangan mototrik, sehingga bayi yang diberi ASI

eksklusif akan lebih cepat bisa jalan

h) Menunjang perkembangan kepribadian emosional, kematangan spiritual

dan hubungan social yang baik

2) Manfaat ASi bagi Ibu

a) Melindungi kesehatan ibu (mengurangi pendarahan pasca persalinan,

mengurangi resiko kanker payudara & indung telur, mengurangi anemia)

b) Memperpanjang kehamilan berikutnya (kontrasepsi alami)

c) Mengecilkan rahim kadar oksitosin ibu yang menyusui akan membantu

rahim kembali ke ukuran sebelum hamil

d) Pemberian ASI mengurangi beban kerja ibu, karena ASI tersedia kapan

saja dan di mana saja

e) Lebih ekonomis dan murah

f) ASI dapat segera diberikan kepada bayi tanpa harus menyiapkan,

memasak air dan tanpa harus mencuci botol

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 36

Page 37: !!LAPORAN SK9!!

g) Member kepuasan pada ibu. Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif

akan merasakan kepuasan, kebanggaan dan kebahagiaan yang

mendalam (Roesli, 2000)

3) Manfaat ASI bagi Keluarga

a) Peningkatan status kesehatan & gizi ibu dan bayinya

b) Penghematan biaya

c) Menghemat waktu keluarga

d) Menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu siap tersedia

e) Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan kapan

saja. Keluarga tidak perlu repot membawa botol susu, susu formula, air

panas, dan lain sebagainya ketika berpergian ( Prasetyono, 2009)

4) Manfaat ASI bagi Masyarakat

a) Berkontribusi untuk perkembangan ekonomi

b) Mengurangi pencemaran lingkungan dari botol-botol bekas, dot, kemasan

susu dll

c) Menghemat sumber dana yang terbatas dan kelangkaan pangan

5) Manfaat ASI bagi Negara

a) Menghemat devisa Negara karena tidak perlu mengimpor susu formula

dan peralatan lainnya

b) Bayi sehat membuat Negara lebih sehat

c) Penghematan pada sector kesehatan, karena jumlah bayi yang sakit

hanya sedikit

d) Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan angka

kematian

e) Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas

untuk membangun Negara, karena anak yang mendapat ASI dapat

tumbuh kembang secara optimal (Prasetyo, 2009)

b. Faktor-faktor penyebab turunnya penggunaan ASI eksklusif

Banyak hal yang menyebabkan ASI Ekslusif tidak diberikan khususnya

bagi ibu-ibu di Indonesia, hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh

1) Adanya perubahan struktur masyarakat dan keluarga, misalnya pindah ke

kota sehingga pengaruh dari orang tua seperti nenek, kakek, mertua dan

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 37

Page 38: !!LAPORAN SK9!!

orang terpandang di lingkungan keluarga di desa tempat asal mereka tidak

dapat diwariskan.

2) Kemudahan-kemudahan dari hasil kemajuan teknologi pembuatan

makanan bayi seperti pembuatan tepung makanan bayi, susu buatan bayi.

3) Iklan yang menyesatkan dari produksi makanan bayi menyebabkan ibu

beranggapan bahwa makanan-makanan itu lebih baik dari ASI.

4) Para ibu sering keluar rumah baik karena bekerja maupun karena tugas-

tugas sosial, maka susu sapi adalah satu-satunya jalan keluar dalam

pemberian makanan bagi bayi yang ditinggalkan dirumah.

5) Adanya anggapan bahwa memberikan susu botol kepada anak sebagai

salah satu simbol bagi kehidupan tingkat sosial yan lebih tinggi, terdidik

dan mengikuti perkembangan zaman.

6) Ibu takut bentuk payudara rusak apabila menyusui dan kecantikannya

akan hilang.

7) Pengaruh melahirkan dirumah sakit atau klinik bersalin. Belum semua

petugas paramedis diberi pesan dan diberi cukup informasi agar

menganjurkan setiap ibu untuk menyusui bayi mereka, serta praktek yang

keliru dengan memberikan susu botol kepada bayi yang baru lahir.

8) Sering juga ibu tidak menyusui bayinya karena terpaksa, baik karena

faktor intern dari ibu seperti terjadinya bendungan ASI yang

mengakibatkan ibu merasa sakit sewaktu bayinya menyusu, luka-luka

pada putting susu yang sering menyebabkan rasa nyeri, kelainan pada

putting susu dan adanya penyakit tertentu seperti tuberkolose, malaria

yang merupakan alasan untuk tidak menganjurkan ibu menyusui bayinya,

demikian juga ibu yang gizinya tidak baik akan menghasilkan ASI dalam

jumlah yang relatif lebih sedikit dibandingkan ibu yang sehat dan gizinya

baik. Disamping itu juga karena faktor dari pihak bayi seperti bayi lahir

sebelum waktunya (prematur) atau bayi lahir dengan berat badan yang

sangat rendah yang mungkin masih telalu lemah abaila mengisap ASI dari

payudara ibunya, serta bayi yang dalam keaaddaan sakit.

9) Memburuknya gizi anak dapat juga terjadi akibat ketidaktahuan ibu

mengenai cara – cara pemberian ASI kepada anaknya. Kurangnya

pengertian dan pengertahuan ibu tentang manfaat ASI dan menyusui

menyebabkan ibu – ibu mudah terpengaruh dan beralih kepada susu botol

(susu formula).Kesehatan/status gizi bayi/anak serta kelangsungan

hidupnya akan lebih baik pada ibu- ibu yang berpendidikan rendah. Hal ini

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 38

Page 39: !!LAPORAN SK9!!

karena seorang ibu yang berpendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan

yang luas serta kemampuan untuk menerima informasi lebih tinggi.

10) Sikap ibu terhadap lingkungan sosialnya dan kebudayaan dimana dia

dididik. Apabila pemikiran tentang menyusui dianggap tidak sopan dan

memerlukan , maka “let down reflex” (reflex keluar) akan terhambat. Sama

halnya suatu kebudayaan tidak mencela penyusunan, maka pengisapan

akan tidak terbatas dan “du demand” (permintaan) akan menolong

pengeluaran ASI.

11) Kemampuan ibu yang seusianya lebih tua juga amat rendah produksi

ASInya, sehingga bayi cendrung mengalami malnutrisi. Alasan lain ibu –

ibu tidak menyusui bayinya adalah karena ibu tersebut secara tidak sadar

berpendapat bahwa menyusui hanya merupakan beban bagi kebebasan

pribadinya atau hanya memperburuk potongan dan ukuran tubuhnya.

12) Sikap petugas kesehatan yang tidak berkeinginan mengikuti

perkembangan ilmu kedokteran dan kesehatan. Disamping itu juga sikap

penanggung jawab ruang bersalin dan perawatan dirumah sakit, yang

cenderung memberikan susu botol pada bayi baru lahir ataupun tidak mau

mengusahakan agar ibu mampu memberikan ASI kepada bayinya, serta

belum diterapkannya pelayanan rawat disebahagian besar rumah sakit /

klinik bersalin.

http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-arifin.pdf

c. Penyebab menurunnya produksi ASI eksklusif pasca persalinan

Produksi ASI dapat meningkat atau menurun tergantung pada stimulasi

pada kelenjar payudara terutama pada minggu pertama laktasi. Faktor-faktor

yang mempengaruhi produksi ASI antara lain :

1) Frekuensi Penyusuan

Pada penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa frekuensi

penyusuan 10 +- 3 kali perhari selama 2 minggu pertama setelah

melahirkan berhubungan dengan produksi ASI yang cukup (de Carvalho,

et al, 1982 dalam ACC/SCN, 1991). Berdasarkan hal ini direkomendasikan

penyusuan paling sedikit 8 kali perhari pada periode awal setelah

melahirkan. Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan

stimulasi hormon dalam kelenjar payudara.

2) Berat Lahir

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 39

Page 40: !!LAPORAN SK9!!

Prentice (1984) mengamati hubungan berat lahir bayi dengan volume

ASI. Hal ini berkaitan dengan kekuatan untuk mengisap, frekuensi, dan

lama penyusuan dibanding bayi yang lebih besar

Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan mengisap ASI

yang lebih rendah dibanding bayi yang berat lahir normal (> 2500 gr).

Kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah ini meliputi frekuensi dan

lama penyusuan yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal yang

akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam

memproduksi ASI.

3) Umur Kehamilan saat Melahirkan

Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi intik ASI. Hal ini

disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34

minggu) sangat lemah dan tidak mampu mengisap secara efektif sehingga

produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir tidak prematur.

Lemahnya kemampuan mengisap pada bayi prematur dapat disebabkan

berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi organ.

4) Umur dan Paritas

Umur dan paritas tidak berhubungan atau kecil hubungannya dengan

produksi ASI yang diukur sebagai intik bayi terhadap ASI. Lipsman et al

(1985) dalam ACC/SCN (1991) menemukan bahwa pada ibu menyusui

usia remaja dengan gizi baik, intik ASI mencukupi berdasarkan

pengukuran pertumbuhan 22 bayi dari 25 bayi. Pada ibu yang melahirkan

lebih dari satu kali, produksi ASI pada hari keempat setelah melahirkan

lebih tinggi dibanding ibu yang melahirkan pertama kali (Zuppa et al, 1989

dalam ACC/SCN, 1991), meskipun oleh Butte et al (1984) dan Dewey et al

(1986) dalam ACC/SCN, (1991) secara statistik tidak terdapat hubungan

nyata antara paritas dengan intik ASI oleh bayi pada ibu yang gizi baik.

5) Stres dan Penyakit Akut

Ibu yang cemas dan stres dapat mengganggu laktasi sehingga

mempengaruhi produksi ASI karena menghambat pengeluaran ASI.

Pengeluaran ASI akan berlangsung baik pada ibu yang merasa rileks dan

nyaman. Penyakit infeksi baik yang kronik maupun akut yang mengganggu

proses laktasi dapat mempengaruhi produksi ASI.

6) Konsumsi Rokok

Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu

hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 40

Page 41: !!LAPORAN SK9!!

menstimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat

pelepasan oksitosin.

7) Konsumsi Alkohol

Meskipun minuman alkohol dosis rendah disatu sisi dapat membuat

ibu merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI

namun disisi lain etanol dapat menghambat produksi oksitosin. Kontraksi

rahim saat penyusuan merupakan indikator produksi oksitosin. Pada dosis

etanol 0,5-0,8 gr/kg berat badan ibu mengakibatkan kontraksi rahim hanya

62% dari normal, dan dosis 0,9-1,1 gr/kg mengakibatkan kontraksi rahim

32% dari normal (Matheson, 1989).

8) Pil Kontrasepsi

Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin

berkaitan dengan penurunan volume dan durasi ASI (Koetsawang, 1987

dan Lonerdal, 1986 dalam ACC/SCN, 1991), sebaliknya bila pil hanya

mengandung progestin maka tidak ada dampak terhadap volume ASI

(WHO Task Force on Oral Contraceptives, 1988 dalam ACC/SCN, 1991).

Berdasarkan hal ini WHO merekomendasikan pil progestin untuk ibu

menyusui yang menggunakan pil kontrasepsi.

http://www.damandiri.or.id/file/evawanyaritonangipbbab2.pdf

Selain hal-hal diatas, adapun hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI

antara lain adalah:

1) Makanan Ibu

Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat

tamabahan makanan, maka akan terjadi kemunduran dalam pembuatan

ASI. Terlebih jika pada masa kehamilan ibu juga mengalami kekurangan

gizi. Karena itu tambahan makanan bagi seorang ibu yang sedang

menyusui anaknya mutlak diperlukan. Dan walaupun tidak jelas pengaruh

jumlah air minum dalam jumlah yang cukup. Dianjurkan disamping bahan

makanan sumber protein seperti ikan, telur dan kacang-kacangan, bahan

makanan sumber vitamin juga diperlukan untuk menjamin kadar berbagai

vitamin dalam ASI.

2) Ketentraman Jiwa dan Pikiran

Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu

yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan dan

berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam

menyusui bayinya.

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 41

Page 42: !!LAPORAN SK9!!

Pada ibu ada 2 macam, reflek yang menentukan keberhasilan dalam

menyusui bayinya, reflek tersebut adalah:

a) Reflek Prolaktin

Reflek ini secara hormonal untuk memproduksi ASI. Waktu bayi

menghisap payudara ibu, terjadi rangsangan neorohormonal pada

putting susu dan aerola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke hypophyse

melalui nervus vagus, terus kelobus anterior. Dari lobus ini akan

mengeluarkan hormon prolaktin, masuk ke peredaran darah dan

sampai pada kelenjar –kelenjar pembuat ASI. Kelenjar ini akan

terangsang untuk menghasilkan ASI.

b) Let-down Refleks (Refleks Milk Ejection)

Let down Reflek atau lebih sering dikenal dengan LDR

Keluarnya hormon oksitosin menstimulasi turunnya susu (milk ejection

/let-down reflex). Oksitosin menstimulasi otot di sekitar payudara

untuk memeras ASI keluar.

Refleks ini bisa distimulasi dengan hanya memikirkan tentang

bayi,atau mendengar suara bayi. Refleks turunnya susu ini penting

dalam menjaga kestabilan produksi ASI, tetapi dapat terhalangi

apabila ibu mengalami stres. Oleh karena itu sebaiknya ibu tidak

mengalami stress

Let-down reflex mudah sekali terganggu, misalnya pada ibu

yang mengalami goncangan emosi, tekanan jiwa dan gangguan

pikiran. Gangguan terhadap let down reflex mengakibatkan ASI tidak

keluar. Bayi tidak cukup mendapat ASI dan akan menangis. Tangisan

bayi ini justru membuat ibu lebih gelisah dan semakin mengganggu let

down reflex.

3) Pengaruh persalinan dan klinik bersalin

Banyak ahli mengemukakan adanya pengaruh yang kurang baik

terhadap kebiasaan memberikan ASI pada ibu-ibu yang melahirkan di

rumah sakit atau klinik bersalin lebih menitik beratkan upaya agar

persalinan dapat berlangsung dengan baik, ibu dan anak berada dalam

keadaan selamat dan sehat. Masalah pemeberian ASI kurang mendapat

perhatian. Sering makanan pertama yang diberikan justru susu buatan

atau susu sapi. Hal ini memberikan kesan yang tidak mendidik pada ibu,

dan ibu selalu beranggapan bahwa susu sapi lebih dari ASI. Pengaruh itu

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 42

Page 43: !!LAPORAN SK9!!

akan semakin buruk apabila disekeliling kamar bersalin dipasang gambar-

gambar atau poster yang memuji penggunaan susu buatan.

4) Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan

progesteron.

Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan

kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini dapat

mengurangi jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi

ASI secara keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat

digunakan adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yaitu IUD atau

spiral. Karena AKDR dapat merangsang uterus ibu sehingga secara tidak

langsung dapat meningkatkan kadar hormon oxitoksin, yaitu hormon yang

dapat merangsang produksi ASI.

5) Perawatan Payudara

Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan,

yaitu dengan mengurut payudara selama 6 minggu terakhir masa

kehamilan. Pengurutan tersebut diharapkan apablia terdapat penyumbatan

pada duktus laktiferus dapat dihindarkan sehingga pada waktunya ASI

akan keluar dengan lancar.

http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-arifin.pdf

6) Jenis persalinan (Caesar)

Beberapa keadaan penyerta persalinan Caesar yang dapat

mempengaruhi ASI baik secara langsung maupun tidak langsung :

Pengaruh obat-obatan yang diterima ibu baik untuk prosedur operasi

maupun pasca operasi

Perlunya waktu lebih untuk pemulihan kondisi ibu pasca operasi

(misalnya rasa sakit pasca operasi). Biasanya ibu akan menemui

kesulitan untuk memperoleh posisi yang baik dan kenyamanan saat

menyusui

Bayi yang lahir dengan persalinan operasi, kadang tampak lemah dan

mengantuk

ASI pasca persalinan Caesar kadang diproduksi lebih lambat (tidak

segera keluar). http://www.kti-kebidanan.co.cc/2010/03/menyusui-pasca-

persalinan cesarea.html

d. Perbedaan ASI eksklusif dengan susu formula (dalam hal kandungan serta

dampak yang diberikan)

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 43

Page 44: !!LAPORAN SK9!!

1) Keuntungan asi dibandingkan susu formula

Keuntungan ASI yang ditemukan dari banyak studi, umumnya dibagi dalam

empat kelompok, yaitu:

a) keuntungan bagi bayi untuk memperoleh zat gizi dan kekebalan tubuh

yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan

b) keuntungan bagi ibu untuk pemulihan uterus, pendarahan, dan efek

kontraseptif

c) keuntungan bagi masyarakat karena mengurangi perawatan kesehatan,

dan keuntungan ekonomis bagi keluarga

d) keuntungan bagi lingkungan karena mengurangi sampah dari susu

buatan.

2) Dampak pemberian susu formula:

a) Pencemaran

Makanan buatan sering tercemar bakteria, terlebih bila ibu menggunakan

botol dan tidak merebusnya setiap selesai memberi makan. Bakteria

tumbuh sangat cepat pada makanan buatan. Bakteria dapat berbahaya

bagi bayi sebelum susu tercium basi.

b) Pemborosan

c) Ibu dari keluarga ekonomi lemah mungkin tidak mempu membeli cukup

susu untuk bayinya. Mereka mungkin memberikan dalam jumlah lebih

sedikit dan rnungkin menaruh sedikit susu atau bubuk susu ke dalam

botol. Sebagai akibatnya, bayi yang diberi susu botol sering kelaparan.

d) Petugas kesehatan kadang-kadang mengajarkan ibu untuk

mengencerkan susu sapi dengan air untuk mengurangi protein total.

Tetapi, susu yang diencerkan tidak mengandung asam amino esensial

sistin dan taurin yang cukup, yang diperlukan bagi pertumbuhan otak

bayi.

e) Alergi

Bayi yang diberi susu sapi telalu dini mungkin menderita lebih banyak

masalah alergi, misalnya asma dan eksim.

f) Biaya pemberian makanan buatan

Beberapa hal yang harus diketahui oleh para ibu, yang biasanya

diberikan oleh pendidik atau penyuluh kesehatan, adalah :

Biaya memberikan makanan pada bayi dengan susu yang cukup

Bahaya memberikan susu lebih sedikit pada bayi untuk mencoba

menghemat

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 44

Page 45: !!LAPORAN SK9!!

Pentingnya mengikuti petunjuk pada label bila para ibu lmenggunakan

susu bubuk.

http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-arifin.pdf

ASI Susu FormulaKeterangan (dampak

negative dari susu sapi)

Mengandung zat-zat atau

cairan hidup (hormone

pertumbuhan, enzim

penyerapan, antibody, dll)

Tidak mengandung zat hidup,

karena susu formula adalah cairan

mati

Mengandung lemak ikatan

panjang cikal bakal AHA

& DHA untuk perkembangan

otak (di ASI sudah tersedia

enzim yang dapat menyerap

AHA & DHA)

Mengandung lemak ikatan panjang

Biasanya susu formula diberi

tambahan AHA & DHA, tetapi

AHA&DHA tambahan ini baru

bisa diserap jika ada enzim

penyerapan yang cukup.

Sedangkan enzim di tubuh bayi

belum berfungsi penuh dan

jumlahnya hanya sedikit

penyerapan AHA&DHA

tidak maksimal

Mengandung whey > casein

( 65 : 35)

menyebabkan protein ASI

yang lebih mudah diserap

oleh tubuh bayi

Kandungan casein > whey

Proteinnya susah diserap

oleh tubuh bayi

Kasein ini mengandung

campuran asam amino

yang tidak cocok dan sulit

dikeluarkan oleh ginjal bayi

yang belum sempuma.

Mengandung banyak zat-zat

pelindung tubuh :

immunoglobulin & sel-sel

darah putih hidup

Membantu kekebalan

tubuh bayi dan

memerangi infeksi

Hanya sedikit mengandung

immunoglobulin dan sebagian

besar merupakan jenis yang salah

yang tidak dibutuhkan oleh tubuh

bayi

Sistim kekebalan tubuh bayi

↓ dan mudah terserang

penyakit infeksi

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 45

Page 46: !!LAPORAN SK9!!

Mengandung factor bifidus

Zat yang penting untuk

merangsang

pertumbuhan bakteri

Lactobacillus bifidus

yang melindungi usus

bayi dari keradangan

atau penyakit akibat

bakteri keluarga coli

Tidak mengandung factor bifidus

Bayi mudah terserang diare

akibat Lactobacillus bifidus

yang tidak ada untuk

mencegah bakteri

berbahaya tumbuh

Mengandung laktoferin, yang

mengikat zat besi

Mencegah pertumbuhan

beberapa bakteri

berbahaya yang

memerlukan zat besi

Tidak mengandung laktoferin

Tidak dapat mencegah

pertumbuhan beberapa

bakteri berbahaya yang

memerlukan zat besi

Mengandung banyak vitaminTidak mengandung vitamin yang

cukup untuk bayiBayi kekurangan vitamin

Mengandung zat besi yang

mudah diserap tubuh bayi

Zat besi dari susu sapi tidak dapat

diserap sempurna seperti zat besi

dari ASI

Bayi yang diberi makanan

buatan bisa terkena anemia

karena kekurangan zat besi

Sedikit mengandung garamSusu sapi mengandung garam

terlalu banyak

Dapat menyebabkan

hipernatremia (terlalu

banyak garam dalam tubuh)

dan kejang, terutama bila

anak terkena diare

Sedikit mengandung kalsium

dan fosfat

Mengandung kalsium dan fosfat

tinggi

Dapat menyebabkan tetani

yaitu kedutan dan kaku otot

(kejang-kejang)

Mengandung enzim lipase

untuk mencerna lemak

Tidak mengandung enzim lipase

Susu sapi lebih sulit dicerna

karena tidak mengandung

enzim lipase untuk

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 46

Page 47: !!LAPORAN SK9!!

mencerna lemak.

Karena susu sapi lambat

dicema maka lebih lama

untuk mengisi lambung bayi

daripada ASI. Akibatnya,

bayi tidak cepat merasa

lapar. Bayi yang diberikan

susu sapi bisa menderita

sembelit, yaitlu tinja

menjadi Iebih tebal dan

keras.

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 47

Page 48: !!LAPORAN SK9!!

BAB IV

KEGIATAN SKILL LABORATORIUM

A. KOMPETENSI

CD 1 Mampu bersikap dan berperilaku profesional sbg seorang dietitian sesuai

kode etik ahli gizi

CD 9 Mengawasi konseling, pendidikan atau intervensi lain dalam promosi

kesehatan atau pencegahan penbyakit yang diperlukan dalam terapi gizi

untuk keadaan penyakit umum

GO 1 Memahami kode etik dietitian

GO 2 Memahami peraturan dan perundang-undangan tentang tugas dan fungsi

ahli gizi

GO 3 Mampu berlaku sebagai ahli gizi sesuai dengan kode etik

B. WAKTU DAN TEMPAT

Waktu pelaksanaan pada hari Selasa, 16 November 2010 pukul 08.00 – 13.00 (300

menit) di gedung Graha Medika lantai 1.

C. METODE SKILL LAB

1. Mahasiswa mampu dalam membuat media promosi kesehatan sesuai dengan

skenario yaitu Asi Eksklusif

2. Mahasiswa mampu membuat proposal perencanaan program promosi kesehatan

D. HASIL

1. Media promosi kesempatan berupa booklet, slide materi dan leaflet (Lampiran)

2. Proposal perencanaan program promosi kesehatan (Lampiran)

E. Hambatan

1. Kesulitan menentukan materi untuk masing-masing jenis sasaran

2. Waktu mengerjakan skill lab kurang

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 48

Page 49: !!LAPORAN SK9!!

BAB III

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Kode etik profesi adalah aturan yang mengikat suatu profesi, ada etika dan tata

susila pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan

dalam kehidupan sehari-hari. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau

salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.

Pelanggaran kode etik tidak diadili oleh pengadilan karena melanggar kode etik

tidak selalu berarti melanggar hukum. Sebagai contoh untuk Persatuan Ahli Gizi

(Persagi) terdapat Kode Etik Ahli Gizi. Bila seorang ahli gizi dianggap melanggar kode

etik tersebut, maka dia akan diperiksa oleh Majelis Kode Etik Ahli Gizi Indonesia,

bukannya oleh pengadilan.

Kode etik ahli gizi memberikan pedoman bagi anggota profesi tentang prinsip

profesionalitas dalam menjalankan fungsi dan tugas seorang ahli gizi yang sudah diatur

sebelumnya dalam UU No.23 tahun 1992, PP No.32 tahun 1996, dan Kepmenkes

No.374/Menkes/SK/III/2007.

Salah satu dari fungsi dan tugas ahli gizi yang terjabarkan ke dalam 46 kompetensi

ahli gizi adalah melakukan promosi kesehatan. Dalam skenario ini Promosi kesehatan

yang dirancang bertujuan kepada peningkatan pemberian ASI Eksklusif di tingkat RS

dan masyarakat sekitarnya.

Ada 3 tahapan yang perlu dilakukan dalam menjalankan promosi kesehatan yaitu :

1. Perencanaan

a. Konseptualisasi (analisa masalah, identifikasi sasaran, dan skala prioritas)

b. Penetapan tujuan

c. Penetapan strategi (strategi komunikasi, materi, metode promosi,dan media)

d. Penetapan jadwal

e. Kegiatan operasional

f. Rencana monitoring dan evaluasi

2. Implementasi (didukung kerjasama dengan pihak-pihak terkait / lintas sektoral)

3. Monitoring dan evaluasi (membandingkan dengan indikator untuk menentukan

tingkat keberhasilan)

Dalam skenario ini, digunakan metode ceramah dan Focus Grup Discussion

dengan media promosi berupa booklet, slide materi dan leaflet terkait dengan urgensi

ASI Eksklusif dengan sasaran ibu hamil dan ibu menyusui, terutama pasca melahirkan.

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 49

Page 50: !!LAPORAN SK9!!

B. REKOMENDASI

1. Go skenario yang terlalu normatif membuat diskusi berjalan monoton dan sedikit

membosankan.

2. Masih terbatasnya literatur pada salah satu pokok bahasan, sehingga menyulitkan

berjalannya diskusi yang efektif. Diharapkan untuk selanjutnya hal-hal yang terbatas

literaturnya bisa diberi masukan dari fasilitator.

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 50

Page 51: !!LAPORAN SK9!!

DAFTAR PUSTAKA

Anonym. Kebijakan Departemen Kesehatan Tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Pekerja Wanita. Pusat Kesehatan Kerja DEPKES RI. Dapat diakses di www.pdf.searcher.com/Kebijakan-Departemen-Kesehatan-tentang-Peningkatan-Pemberian-Air-Susu-Ibu-ASI.html

Anonym. Produksi ASI dan Faktor yang Mempengaruhinya. Dapat diakses di http://www.damandiri.or.id/file/evawanyaritonangipbbab2.pdf

Bakri, Bachyar, SKM. M. Kes., Annasari Mustafa, SKM. M.Sc. 2008. Etika dan Profesi Gizi. Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Depkes, Malang.

Isnanto, R. Rizal, ST, MM, MT. 2009. Buku Ajar Etika Profesi. Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 374/Menkes/SK/III/2007.

Majalah Ayahbunda, no 19. 2004. Dapat diakses di http://mediasehat.com/konten4no49www.tabloid-nakita.com

Retno Listyaningrum. 2008. Perencanaan Promosi Kesehatan.

Saepusin, Epung. 2009. Kandungan ASI Lebih Stabil Ketimbang Susu Formula. Dapat di akses di http://kesehatan.kompas.com/read/2009/01/20/10231380/Kandungan.ASI.Lebih.Stabil.Ketimbang.Susu.Formula

Siregar, Arifin. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI oleh Ibu Melahirkan. Bagian Gizi Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Dapat diakses di http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-arifin.pdf

Suhardjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta : PT Bumi Aksara

www.damandiri.or.id/file/evawanyaritonangipbbab2.pdf

www.eurekaindonesia.org/asi-vs-susu-formula/

www.kti-kebidanan.co.cc/2010/03/menyusui-pasca-persalinan-cesarea.html

www.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19509/4/Chapter%20II.pdf

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 51

Page 52: !!LAPORAN SK9!!

TIM PENYUSUN

KETUA : Ineke Marita Oktaviana 0810730042

SEKRETARIS 1 : Anik Budiany 0810730017

SEKRETARIS 2 : Hiya Alfi Rahmah 0810730039

ANGGOTA : Ayu Intan Safitri 0810730022

Annisaa Puspasari N. 0810730019

Endah Retno Palupi 0810730032

Hanif Alamudin M. 0810730036

Melia Puspita Sari 0810730048

Nike Frans 0810730051

FASILITATOR : Bu Laksmi

PROSES DISKUSI :

1. KEMAMPUAN FASILITATOR DALAM MEMFASILITASI

a. Mampu mengarahkan jalannya diskusi sesuai dengan learning objective yang

dituju

b. Mampu memotivasi seluruh anggota diskusi untuk berpartisipasi aktif dalam

jalannya PBL

2. KOMPETENSI/ HASIL BELAJAR YANG DICAPAI OLEH ANGGOTA DISKUSI

a. Mampu membuat perencanaan promosi kesehatan

b. Mampu membuat media promosi kesehatan

Week 9 – Skenario Klinik 6 | 52