laporan sanlim 2 re
DESCRIPTION
gfTRANSCRIPT
Rexy Fawzi Syarif240210120025
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Pengujian Kontaminasi Rambut
Praktikum kali ini dilakukan pengujian sanitasi pekerja melalui uji
kontaminasi dari rambut. Rambut diuji dengan media NA dan PDA sehingga
dapat diketahui bakteri dan kapang, karena rambut juga banyak mengandung
kapang. NA untuk bakteri, dan PDA untuk kapang dan khamir. Uji ini dilakukan
dengan cara meletakkan rambut pada cawan berisi media NA dan PDA secara
aseptis yang selanjutnya diinkubasikan pada suhu 30oC selama 2 hari. Hasil
pengamatan dapat dilihat pada tabel 5.1.1. Pengamatan dilakukan dengan
pewarnaan gram untuk bakteri yang terdapat di dalam media NA dan untuk media
PDA dilakukan pengamatan dengan melihat di mikroskop tanpa melakukan
pewarnaan. Pengamatan unit koloni juga dilakukan untuk melihat jumlah koloni
per satuan luas cawan petri.
Tabel 5.1.1 Tabel Hasil Pengamatan Uji Kontaminasi RambutKel
.Perlakuan Medi
aJumlah Koloni
Unit Koloni(unit
koloni/cm2)
Mikroskop
1 Tidak berkerudung berkeramas
NA -
0 -
PDA 50
249,68
Coccus (-)2 Tidak
berkerudung tidak
berkeramas
NA 28 13,89 Coccus (-)
PDA 38 178,99 -
3 Berkerudung berketombe
NA 5 22,675
basil, gram (-)
Rexy Fawzi Syarif240210120025
PDA 3 13,605
khamir4 Berkerudung
berkeramasNA TBUD -
Coccus (-)PDA 3 15,28
khamir5 Berkerudung
tidak berkeramas
NA 36 169,6
Basil (-)PDA 3 15,29
Khamir6 Tidak
berkerudung berketombe
NA 63 123,44
Basil (-)PDA 2 4,2
kapang(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014)
Berdasarkan hasil pengamatan , ditemui seluruh sampel terdapat mikroorganisme. Hal ini menandakan bagian kepala pekerja tidak dilakukan sanitasi yang baik.
Pengamatan pada sampel praktikan yang keramas ditemukan jumlah
kapang dan atau khamir sebanyak 50 koloni. Rambut yang sudah keramas
seharusnya lebih sedikit ditemukan bakteri dan kapang serta khamir karena
shampo mengandung bahan – bahan kimia yang bersifat mencegah pertumbuhan
mikroorganisme. Hal ini mungkin terjadi karena kulit kepala sampel lembab
sehingga sangat mudah ditumbuhi khamir.
Rexy Fawzi Syarif240210120025
Biasanya produk anti ketombe mengandung bahan kimia keratinolitik,
menjadi yang paling pokok digunakan untuk mengatasi ketombe seperti asam
salisilat, coaltar, zinc pyrithione, selenium sulfida, ketokonazol dan belerang.
Ketokonazol yang paling sering digunakan, ketokonazol merupakan antijamur
yang mempunyai spektrum luas, bekerja menghambat sintesis ergosterol yaitu
suatu komponen yang penting untuk ketahanan membran sel jamur. Pemakaian
shampo zinc pyrithione akan menurunkan kadar lipid permukaan kulit kepala
yang merupakan habitat aslinya sehingga dapat mengurangi jumlah Pityrosporum
ovale (Fardiaz, 2000).
Pengamatan pada sampel praktikan yang tidak keramas ditemukan jumlah
bakteri sebanyak 28 koloni dan setelah dilakukan pewarnaan gram ditemukan
bakteri gram negatif dengan bentuk kokus . Bakteri dapat muncul dikepala
seseorang yang berketombe jika kulit kepala digaruk berlebihan hingga
menimbulkan infeksi dan memungkinkan bakteri seperti Staphylococcus
aureus dan Streptococcus sp. untuk hidup. Pengamatan pada media PDA
ditemukan khamir dan atau kapang sejumlah 38 koloni . Seharusnya jumlah
koloninya lebih banyak daripada yang berkeramas. Hal ini mungkin disebabkan
karena kondisi kulit kepala yang mempengaruhi pertumbuhan kapang atau
khamir. Kemungkinan dikulit kepala sampel yang tidak berkerudung keramas
banyak faktor faktor lain yang menyebabkan mudahnya ditumbuhi kapang atau
khamir seperti keadaan lembab dan aktifitas yang dilakukan . Jamur yang
menyebabkan ketombe yaitu Pityrosporum ovale dari genus Malassezia yang
sebenarnya merupakan flora normal kulit, sehingga akan ditemukan pada setiap
orang dalam keadaan normal. Yang terjadi pada seseorang yang berketombe
adalah dijumpainya jamur tersebut dalam jumlah melebihi normal. Pada kondisi
normal, kecepatan pertumbuhan jamur Pityrosporum ovale kurang dari 47 %. Jika
ada faktor pemicu yang dapat mengganggu kesetimbangan flora normal pada kulit
kepala, maka akan terjadi peningkatan kecepatan pertumbuhan
jamur Pityrosporum ovale yang dapat mencapai 74 % (Irianto, 2006).
Pengamatan pada sampel praktikan yang berketombe ditemukan jumlah
bakteri sebanyak 63 koloni dan setelah dilakukan pewarnaan gram ditemukan
Rexy Fawzi Syarif240210120025
bakteri gram negatif dengan bentuk basil. Kemungkinan bakteri gram negatif
berbentuk basil yang tumbuh adalah bakteri Escherichia coli (bakteri usus besar)
yang bisa berpindah dari anus ke tangan lalu ke rambut pada saat praktikan mandi
dan Propionibacterium acne (penyebab jerawat). Pengamatan pada media PDA
ditemukan khamir dan atau kapang berjumlah 2 koloni. Jumlah kapang pada
praktikan yang berketombe lebih sedikit daripada praktikan yang tidak keramas,
hal ini disebabkan karena praktikan yang berketombe keramas dengan shampo
sehingga jumlah kapang yang ada pada kulit kepalanya lebih sedikit daripada
praktikan yang tidak keramas.
Pengamatan pada sampel praktikan yang berkerudung berketombe
ditemukan jumlah bakteri sebanyak 5 koloni dan setelah dilakukan pewarnaan
gram ditemukan bakteri gram negatif dengan bentuk basil. Kemungkinan bakteri
gram negatif berbentuk basil yang tumbuh adalah bakteri Escherichia coli
(bakteri usus besar) yang bisa berpindah dari anus ke tangan lalu ke rambut pada
saat praktikan mandi dan Propionibacterium acne (penyebab jerawat). Jumlah
bakteri pada praktikan yang berkerudung lebih banyak daripada yang lainnya
mungkin disebabkan karena keadaan kulit kepalanya yang lebih lembab daripada
lainnya. Pengamatan pada media PDA ditemukan khamir berjumlah 3 koloni. Hal
ini sesuai dengan literature yaitu pada dasarnya ketombe adalah khamir yaitu
Pityrosporum ovale dan P. Orbiculare.
Pengamatan pada sampel praktikan yang berkerudung dan berkeramas
ditemukan jumlah bakteri sebanyak TBUD dan setelah dilakukan pewarnaan
gram ditemukan bakteri gram negatif dengan bentuk basil. Bakteri dapat muncul
dikepala seseorang yang berketombe jika kulit kepala digaruk berlebihan hingga
menimbulkan infeksi dan memungkinkan bakteri seperti Staphylococcus
aureus dan Streptococcus sp. untuk hidup. Hal lain yang menyebabkan TBUD
adalah mungkin karena saat praktikum terjadi kontaminasi karena
ketidakhigenisan praktikan . Pengamatan pada media PDA ditemukan kapang dan
atau khamir berjumlah 3 koloni. hal ini mungkin disebabkan karena keadaan kulit
kepalanya lebih lembab sehingga dapat mengkondisikan kapang untuk tumbuh
walaupun praktikan sudah berkeramas.
Rexy Fawzi Syarif240210120025
Pengamatan pada sampel praktikan yang berkerudung dan berketombe
ditemukan jumlah bakteri sebanyak 36 koloni dan setelah dilakukan pewarnaan
gram ditemukan bakteri gram negatif dengan bentuk basil. Kemungkinan bakteri
gram negatif berbentuk basil yang tumbuh adalah bakteri Escherichia coli
(bakteri usus besar) yang bisa berpindah dari anus ke tangan lalu ke rambut pada
saat praktikan mandi dan Propionibacterium acne (penyebab jerawat).
Pengamatan pada media PDA ditemukan khamir berjumlah 3 koloni. Hal ini tidak
sesuai dengan literatur karena seharusnya praktikan yang berkerudung tidak
berkeramas memiliki jumlah koloni yang lebih banyak disbanding yang
berkeramas . Hal ini mungkin terjadi karena kondisi kepala yang praktikan
berkerudung berkeramas yang diuji terdapat faktor – faktor lain sehingga
menyebabkan lebih mudah ditumbuhi mikroorganisme seperti keadaan kulit yang
lembab .
5.2 Pengujian Kebersihan Tangan
Praktikum kali ini, dilakukan pengujian sanitasi pekerja melalui uji
kebersihan tangan. Uji kebersihan tangan dilakukan pada media PCA karena yang
ditujukan hanya untuk menghitung jumlah koloni mikroorganisme yang tumbuh.
Uji ini dilakukan dengan cara menempelkan jari tangan kanan dan kiri yang sudah
diberi perlakuan pada cawan berisi media PCA yang selanjutnya diinkubasikan
pada suhu 30oC selama 2 hari. Berikut ini adalah tabel hasil pengamatannya.
Tabel 5.2.1. Tabel Hasil Pengamatan Uji Kebersihan TanganKel
.Perlakuan Tangan Jumlah
KoloniUnit Koloni
(Unit koloni/ cm2)Mikroskop
1 Dicuci sabun
antiseptik
Kanan 4 khamir 20,382
khamirKiri 3 khamir 15,28
khamir2 Dicuci
sabunKanan 10 khamir 37,68
Rexy Fawzi Syarif240210120025
khamirKiri 25 khamir 13,89
khamir3 Dicuci
hand sanitizer
Kanan 1 bakteri, 1 khamir
9,07
basil, gram (-)
khamirKiri 1 bakteri,
1 khamir9,07
coccus, gram (-)
khamir4 Dicuci
alkohol 70%
Kanan 3 khamir 15,28
khamirKiri 4 khamir 20,38
khamir5 Dicuci air Kanan 59 227,96
Coccus (-)Kiri 24 113,07
Khamir
Rexy Fawzi Syarif240210120025
6 Tidak dicuci
Kanan 7 bakteri, 1 kapang
20,37
Coccus (-)Kiri 5 kapang,
1 khamir14,13
Kapang (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014).
Berdasarkan hasil pengamatan , seluruh uji coba sanitasi tetap terdapat
mikroorganisme setelah diamati . Hal ini menandakan proses sanitasi masih
belum optimal.
Terlihat pada hasil pengamatan jumlah mikroorganisme terbanyak terdapat
pada perlakuan pencucian dengan Air. Hal ini merupakan penyimpangan dari
literature karena seharusnya tangan yang tidak dicuci memiliki mikroorganisme
yang lebih banyak . Hal ini mungkin terjadi karena pada air tidak ada zat sanitizer
apapun dan pada dasarnya digunakan untuk melarutkan kotoran yang ada pada
bahan/alat. sehingga mungkin saja air yang digunakan dalam kondisi
terkontaminasi .
Berdasarkan hasil pengamatan , tangan yang dicuci sabun memiliki jumlah
mikroorganisme yang lebih banyak dari tangan yang tidak dicuci. Seharusnya
tangan yang sudah dicuci dengan sabun memiliki jumlah mikroorganisme yang
lebih sedikit daripada yang tidak dicuci, hal ini mungkin disebabkan karena
tangan praktikan yang sudah dicuci dengan sabun tersebut terkena kontaminasi
lagi.
Tangan yang tidak dicuci memiliki jumlah mikroorganisme yang lebih
sedikit daripada tangan yang dicuci dengan air. Hal ini kemungkinan disebabkan
karena tangan yang telah dicuci dan memakai sabun mengalami kontaminasi
sesaat sebelum tangannya ditempelkan pada media PCA.
Rexy Fawzi Syarif240210120025
Pencucian menggunakan sabun antibiotik, alkohol dan handsanitizer
berdasarkan hasil pengamatan mampu mengurangi jumlah mikroorganisme
hingga mendekati nol. Artinya ketiga bahan tersebut efektif digunakan untuk
bahan sanitasi. Alkohol mampu memberikan suasana asam dan jika dalam
keadaan pekat , mampu merusak dinding sel mikroorganisme.
Berikut ini adalah bahan aktif dari produk – produk sanitizer yang
digunakan sebagai perlakuan dalam praktikum :
1. Yuri Handsoap mengandung Extrak Buah-buahan yang selain efektif
untuk membersihkan tangan dari kotoran dan kuman juga memberikan
wangi yang segar serta tidak membuat tangan menjadi kering atau tangan
tetap lembut.Bahan Aktif : Biodegradable Surfactants dan Emollient.
2. Lifeboy Bahan aktif : Tetrasodium EDTA, Pentasodium Pentetate,
Curcuma Aromatica Root Oil, Glyceryl Laurate, Triclocarban = 0.3%.
3. ANTIS mengandung bahan aktif alkohol dan irgasan DP 300. Bahan
aktif : Irgasan DP 300 0.1%, Alcohol 60%.
Rexy Fawzi Syarif240210120025
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
Bakteri, kapang ataupun khamir bisa tumbuh pada rambut.
Bakteri gram negatif yang mungkin ada pada rambut antara lain
Staphylococcus aurerus, Streptococcus sp., Escherichiaa coli, dan
Propinibacterium acne.
Jumlah bakteri pada rambut ditemukan pada praktikan yang berkerudung
dan berkeramas, sedangkan jumlah kapang paling banyak terdapat pada
praktikan yang tidak keramas dan jumlah khamir paling banyak ditemukan
pada praktikan yang berkerudung dan berketombe.
Jumlah mikroorganisme pada tangan praktikan paling banyak ditemukan
pada tangan praktikan yang dicuci dengan air.
Jumlah mikroorganisme pada tangan praktikan yang paling sedikit
terdapat pada tangan praktikan yang dicuci dengan handsanitizer.
Rexy Fawzi Syarif240210120025
DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz, S. 2000. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Irianto, K. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 1. CV. Yrama Widya. Bandung.
Puspitasari. 2004. Sanitasi dan Higiene dalam Industri Pangan. UNEJ. JEMBER.