laporan rkp

28
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Resusitasi Kardiopulmonar adalah suatu tindakan medis yang bersifat darurat untuk mempertahankan aliran oksigen ke otak dan jantung. Kekurangan oksigen dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan sel yang irreversibel terutama sel-sel susunan saraf pusat yang sangat sensitif terhadap hipoksia. Hilangnya suplai oksigen ke otak menyebabkan hilangnya kesadaran dalam waktu 15 detik dan pernapasan akan berhenti dalam waktu kurang dari 1 menit. Bila oksigenasi tidak diperbaiki secepatnya, maka kerusakan permanen akan terjadi dalam waktu 4 menit dan korban tak mempunyai harapan lagi bila anoksia berkelanjutan sampai 8 menit. Tata nama jalan napas merupakan keterampilan khusus yang harus dimiliki oleh setiap dokter baik itu dokter umum, dokter gigi, dan setiap anastesis, karena itu ia harus menguasai anatomi jalan napas atas secara baik dan benar. Karena itu, RKP perlu diketahui agar pada saat diperlukan, kita dapat memberi bantuan kepada pasien yang membutuhkan pertolongan tersebut. 1

Upload: premolarp

Post on 24-Apr-2015

126 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN RKP

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Resusitasi Kardiopulmonar adalah suatu tindakan medis yang bersifat darurat

untuk mempertahankan aliran oksigen ke otak dan jantung. Kekurangan oksigen

dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan sel yang irreversibel terutama

sel-sel susunan saraf pusat yang sangat sensitif terhadap hipoksia. Hilangnya suplai

oksigen ke otak menyebabkan hilangnya kesadaran dalam waktu 15 detik dan

pernapasan akan berhenti dalam waktu kurang dari 1 menit. Bila oksigenasi tidak

diperbaiki secepatnya, maka kerusakan permanen akan terjadi dalam waktu 4 menit

dan korban tak mempunyai harapan lagi bila anoksia berkelanjutan sampai 8 menit.

Tata nama jalan napas merupakan keterampilan khusus yang harus dimiliki

oleh setiap dokter baik itu dokter umum, dokter gigi, dan setiap anastesis, karena itu

ia harus menguasai anatomi jalan napas atas secara baik dan benar. Karena itu, RKP

perlu diketahui agar pada saat diperlukan, kita dapat memberi bantuan kepada pasien

yang membutuhkan pertolongan tersebut.

Adapun anatomi dari jalan napas.

Hubungan jalan napas dan dunia luar melalui 2 jalan :

1. Hidung

Menuju nasofaring

2. Mulut

Menuju orofaring

1

Page 2: LAPORAN RKP

I.2. Tujuan Percobaan

Praktikum ini memiliki tujuan untuk mempelajari cara-cara mengatasi

gangguan transport oksigen, baik yang disebabkan oleh berhentinya pernapasan

maupun gangguan fungsi sirkulasi.

2

Page 3: LAPORAN RKP

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Resusitasi adalah segala bentuk usaha yang dilakukan terhadap orang yang

berada dalam keadaan gawat atau kritis untuk mencegah terjadinya kematian.

Resusitasi terdiri atas bantuan hidup dasar dan lanjut.Bantuan hidup dasar adalah

proses pemberian oksigen dan ventilasi untuk memulihkan henti jantung, terdiri dari

pembebasan jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi.Bantuan hidup lanjut adalah cara

invasif untuk menstabilkan bayi dan anak, dimulai dari pemberian cairan intravena

sampai dukungan kardiopulmonal buatan secara total. Gawat adalah keadaan yang

berkenaan dengan suatu penyakit atau kondisi akit yang lain, terdapat bahaya

kematian. Darurat adalah keadaan yang terjadi tiba-tiba dan tidak diperkirakan

sebelumnya, suatu kecelakaan, kebutuhan yang segera, atau mendesak.

Resusitasi kardiopulmonar (RKP) yang awal adalah pertolongan penting pada

pasien henti jantung dan henti pernafasan. RKP termasuklah pernafasan bantuan

mulut ke mulut (ataupun pernafasan bantuan dengan cara lain) dan tekanan dada.

Dengan cara ini, darah yang mengandung oksigen akan terus mengalir ke otak dan

organ-organ penting. Jantung terhenti menyebabkan korban pingsan dalam waktu

beberapa saat. (Internet)

Sistem pernapasan mencakup saluran pernapasan yang berjalan ke paru-paru

itu sendiri, dan struktur-struktur toraks (dada) yang terlibat menimbulkan gerakan

udara masuk keluar paru melalui saluran pernapasan. Saluran pernapasan adalah

saluran yang mengangkut udara antara atmosfer dan alveolus, tempat terakhir yang

merupakan satu-satunya tempat pertukaran gas-gas antara udara dan darah dapat

berlangsung.Saluran pernapasan bearwal dari saluran hidung(nasal).Saluran hidung

berjalan ke faring(tenggorokan)yang berfungsi untuk saluran bersama bagi sistem

pernapasan maupun sistem pencernaan.Terdapat dua saluran 6yang berjalan dari

3

Page 4: LAPORAN RKP

faring-trakea(windpipe)tempat lewatnya udara ke paru-paru,dan esofagus saluran

tempat lewatnya makanan ke lambung.Udara dalam keadaan normal masuk ke faring

melalui hidung,tetapi juga udara dapat masuk melalui mulut jika hidung tersumbat.1

Adapun persarafan dari jalan napas ini antara lain : (Anastesiologi 2002)

1. N.Trigeminus (V), mensarafi mukosa hidung, palatum (V-1), daerah maksila

(V-2), lidah dan daerah mandibula.

2. N.fasialis (VII), mensarafi palatum

3. N.Glossofarigeus (IX), mensarafi lidah, faring, palatum molle dan tonsil.

4. N.Vagus (X), mensarafi daerah sekitar epiglotis dan pita suara

Apakah itu CPR? Cardiopulmonary adalah kombinasi dari penyelamatan

pernafasan dan tekanan dada dikirimkan ke korban pemikiran yang diperhentikan

jantung. Ketika perhentian jantung terjadi, jantung akan berhenti memompa

darah. CPR dapaat mendukung sejumlah kecil darah mengalir ke jantung dan otak

untuk “membeli waktu” sampai fungsi jantung normal pulih.

Gagal jantung sering disebabkan oleh ritma jantung yang tidak normal yang

disebut ventrikular fibrilasi (VF). Ketika VF berkembang jantung dan tidak

quivers pompa darah. Korban di VF perhentian jantung CPR kebutuhan dan

pengirimkan strum ke jantung, yang disebut defibrillation. Defibrillation dalam

beberapa VF jantung yang tidak normal dan memungkinkan ritma normal ritme

untuk melanjutkan. Defibrillation tidak efektif untuk semua bentuk perhentian

jantung tetapi efektif untuk memperlakukan VF, yang paling umum menyebabkan

mendadak perhentian jantung.

CPR melibatkan dua elemen: tekanan dada dikombinasikan dengan mulut-mulut

penyelamatan bernafas.

4

Page 5: LAPORAN RKP

Respirasi mulut ke mulut

Sebuah metode buatan ventilasi yang melibatkan tumpang tindih dari pasien

mulut (dan hidung pada anak-anak) dengan operator mulut ke penggelembungan

pasien paru-paru oleh hembusan, diikuti oleh tanpa bantuan expiratory tahap yang

dibawa oleh elastis mundur dari pasien dadan dan paru-paru, diulangi 12 hingga

16 kali permenit,dimana hidung tidak dilindungi oleh operator mulut yang nostrils

harus ditutup oleh mencubit.

CPR dapat menyimpan oxygen aliran darah ke otak dan organ vital lain sampai

perawatan medis lebih definitif dapat memulihkan ritme jantung normal.

Bila jantung akan berhenti, karena tidak adanya oxigenated darah dapat

menyebabkan kerusakan otak akan terjadi hanya dalam beberapa menit. Kematian

akan terjadi dalam delapan sampai 10 menit. Waktu adalah penting ketika anda

membantu orang yang sadar yang tidak bernafas.

Menilai situasi sebelum memulai CPR:

- Apakah orang sadar atau tidak?

- Jika muncul orang sadar,atau guncangkan keran dia juga meminta bahu dan

keras”apakah anda baik-baik saja?”

- Jika orang itu tidak merespon dan dua orang yang tersedia,satu menelpon 911

atau nomor darurat lokal dan satu harus mulai CPR.

- Jika adalah aed segera tersedia, memberikan satu kejutan jika dinasehatkan

oleh perangkat, kemudia mulai CPR.

Udara: menghapus udara

1. Menempatkan orang pada anak perusahaan kembali pada permukaan

2. Berlutut disamping seseorang leher dan bahu.

3. Buka seseorang udara menggunakan kepala-ayun, kecaman-angkat manuver.

5

Page 6: LAPORAN RKP

4. Letakkan telapak tangan anda pada dahi dan orang berbisik di telinga anda

dan pipi. Gasping tidak dianggap biasa bernafas. Jika orang tidak bernafas dan

biasanya anda telatih dalam CPR, mulai mulut ke mulut bernafas. Jika anda

yakin bahwa orang belum sadar dari serangan jantung dan anda belum telatih

dalam prosedur darurat, lewati mulut ke mulut penyelamatan bernafas dan

langsung ke dada tekanan untuk memulihkan sirkulasi.

Bernafas: breathe untuk orang

Penyelamatan dapat bernafas mulut ke mulut atau pernafasan mulut ke hidung

bernafas jika mulut terluka parah atau tidak dapat dibuka

1. Dengan udara terbuka yang mencubit nositis untuk menutup mulut ke mulut

bernafas dan menutup mulut dengan seseorang anda,sehingga mati.

2. Bersiaplah untuk memberikan dua penyelamatan nafas. Memberikan nafas

penyelamatan pertama-yang berlangsung satu kedua- dan menonton untuk

melihat apakah dada meningkat. Jika tidak naik, kedua memeberikan nafas.

Jika dada tidak naik, ulangi memringkan kepala,kecaman angkat

mengangkat ,manuver dan kemudian memberikan kedua nafas.

3. Mulai dada tekanan untuk memulihkan sirkulasi.

Untuk melakukan CPR pada anak

1. Jika anda sendiri, melukakan siklus lima tekanan dan nafas pada anak

2. Gunakan hanya satu tangan untuk melakukan tekanan jantung

3. Bernafas lebih hati-hati

4. Gunakan kompresi yang sama nafas menilai sebagai digunakan untuk orang

dewasa

5. Setelah 5 siklus dari CPR, jika tidak ada tanggapan dan AED

tersedia,terapkan dan iktu petunjuk.

6

Page 7: LAPORAN RKP

Breathe pada bayi

1. Menutup mulut dan hidung bayi dengan mulut anda’

2. Bersiaplah untuk memberikan dua penyelamata nafas

3. Jika dada tidak naik, memeriksa mulutnuntuk memastikan bahan yang tidak

asing didalamya

4. Mulai tekan dada untuk memulihkan sirkulasi

RESUSITASI JANTUNG PARU

Resusitasi kardiopulnomal dan serebral (RKPS) terbagi dalam 3 tahap: Bantuan hidup dasar/Basic Life Support, Bantuan lanjut/Advanced Life Support, dan Bantuan jangka panjang/Prolonged Life Support.

Tahap 1 : Bantuan dasar (Basic life support)A. Airway control, menguasai jalan napas agar bebas dan bersihB. Breathing support, bantuan pernapasan, vertilasi bantuan darurat dan oksigenasi paruC. Circulation support, bantuan sirkulasi, diagnosis nadi hilang, kompresi jantung luar (KJL), atasi pendarahan dan posisi stock, kemudian minta bantuan Dinas Gawat Darurat setempat. Tindakan Resusitasi tidak boleh dihentikan.

Tahap 2 : Bantuan Lanjut (Advanced Life Support)Bantuan lanjut untuk mengembalikan sirkulasi spontan dan stabilitasi sistem kardiovaskular, terdiri atas tindakan :D. drugs and fluid – pemberian cairan dan obatE. Electrokardiografi – electrokardioscopy

7

Page 8: LAPORAN RKP

F. Firbilation treament – devibrillation

Tindakan pada tahap II harus dilakukan segera, karena kompresi jantung luar hanya menghasilkan sirkulasi buatan sebesar 6 – 30% daripada aliran darah normal.kompresi jantung dada terbuka lebih efektif karena menghasilkan lebih kurang 50% daripada aliran darah normal, tapi hanya dapat dilakukan di rumah sakit.

Tahap 3 : Bantuan Jangka Panjang (Prongoled Life Support)Bantuan jangka panjang merupakan tindakan perawatan pasca resusitasi yang terdiri atas :G. Gauging, menentukan dan mengobati penyebab dan menilai dapat tidaknya penderita diselamatkan dan ditolong terusH. Human Mentation. Apakah fungsi otak normal dapat pulih kembali dengan tindakan resusitasiI. Intersive Care, Long Term Resuscication, perawatan intensif jangka panjang, Brain Oriented Intersive Care pada kegagalan alat tubuh anda (multiple organ failure) pada tahap ini harus dilakukan sampai penderita sadar kembali atau sampai dapat memastikan aeanya kematian serebral dan adanya penyakit penyebap lain yang tak dapat disembukan.

Bantuan dasar untuk pertolongan pertama (Life Supporting First Aid) tanpa mempergunakan alat harus dapat dikerjakan oleh masyarakat umum. Tahap ini terdiri atas tindakan A dan B dan tidak termasuk KJL. Bantuan dasar termasuk mengatasi pendarahan luar dan pemasangan bebat, memindahkan penderita segera, menjaga posisi agar jalan napas tetap terbuka mengatasi shock dan mencegah komplikasi lanjut.

Resusitasi pada trauma meliputi tahap dan tindakan resusitasi kardiopulmonal dan serebral, dengan beberapa pengecualian.• Pada tindakan A, mengangkat rahang dan membuka mulut tidak boleh dilakukan ekstensi kepala maksimal karena kemungkinan adanya kerusakan tulang leher.• Pada tindakan B, osigen lebih penting daripada vertilasi buatan karena henti napas jarang timbul pada trauma, sedang hipoksemia lebih sering timbul.• Pada tindakan C, usaha penghentian pendarahan sering lebih dibutuhkan daripada tindakan kompresi jantung.• Pada tindakan D, pemberian cairan, pemasangan CVP dan tindakan lainnya untuk mengatasi shock trauma lebih mendesak daripada pemberian obat.• Tindakan E dan F harus tersedia pada kasus trauma tetapi jarang dibutuhkan, kecuali pada tahap trauma toraks.• Pada tindakan G, H, dan I amat penting, terutama pada trauma ganda dan kerusakan kepala dada.

8

Page 9: LAPORAN RKP

Kerja inspirasi dapat dibagi ke dalam 3 bagian berbeda : Yang diperlukan untuk

mengeksepansikan paru-paru melawan tenaga elastiknya, yang dinamai kerja

complience.

1. Yang diperlukan untuk mengatasi viskositas paru dan struktur diding dada, yang

dinamai kerja tahanan jaringan.

2. Yang diperlukan untuk mengatasi tahanan jaln napasan selama pergerakan udara

ke dalam paru-paru yang dinamai kerja tahanan jalan napas.

Energi yang diperlukan untuk respirasi .Selama pernapasan tenang dan

normal,hanya diperlukan 2 sampai 3 persen energi total yang dikeluarkan oleh tubuh

untuk menggerakkan proses ventilasi paru.Selama gerak badan sangat berat,jumlah

absolut energi yang diperlukan untuk ventilasi paru dapat meningkat sampai sua

puluh lima kali lipat..Tetapi masih tidak merupakan suatu kenaikan berarti dalam

persentase pengeluaran energi total karena energi total yang dikeluarkan oleh tubuh

pada saat bersamaan meningkat sebesar lima belas sampai dua puluh kali

lipat.Jadi,Bahkan dalam gerak berat badan pun hanya 3 sampai 4 persen dari energi

total yang dikeluarkan digunakan untuk ventilasi.

Sistem sirkulasi terdiri dari 3 komponen dasar :

Jantung berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah untuk

menimbulkan gradien tekanan yang diperlukan agar darah dapat mengalir ke jaringan.

Darah, seperti cairan lain, mengalir dari daerah bertekanan lebih rendah sesuai

penurunan gradien tekanan.

1. Pembuluh darah berfungsi sebagai saluran untuk mengarahkan dan

mendistribusikan darah dari jantung ke semua bagian tubuh dan kemudian

mengembalikannya ke jantung.

2. Darah berfungsi sebagai medium transportasi tempat bahan-bahan yang akan

disalurkan, dilarutkan atau diendapkan.

9

Page 10: LAPORAN RKP

Cardiopulmonary resuscitation meliputi dua tipe protocol :

1. Basic life support (BLS) : tidak memerlukan peralatan khusus

2. Advanced life support (ALS) : memerlukan keahlian spesialis dan peralatan.

Jika menemukan seseorang (selanjutnya disebut penderita) dalam keadaan tidak

sadar, lakukan :

Perhatikan keadaan sekitar. Perhatikan dahulu keselamatan diri anda sebelum

menolong orang lain.

Periksa apakah penderita tersebut tidak responsif, lakukan dengan

mengguncangkan tubuhnya atau panggil dengan nama sapaan.

Mintalah bantuan

Jika penderita tidak responsif. Pada setiap tipe protokol resusitas, ada tiga hal yang

perlu diprioritaskan yaitu sebagai berikut :

1. Airway

2. Breathing

3. Circulation

a. Airway (Barbara)

1. Pada pasien yang tidak memberikan respon, obstruksi sebagian jalan nafas

dapat terjadi bila :

- Lidah pasien jatuh ke belakang kerongkongan karena

hilangnya kontrol dari otot-otot lidah.

- Epiglotis bertindak sebagai penutup yang menghalangi jalan

napas pada level larynx.

2. Jika pasien bernafas, snoring respirations adalah tanda hasil obstruksi jalan

nafas dari kesalahan letak lidah. Pada apneic patient, obstruksi jalan nafas

oleh lidah akan terdeteksi hingga ventilasi dicobakan.

10

Page 11: LAPORAN RKP

- Ventilating an apneic patient dengan obstruksi jalan nafas sulit.

Jika obstruksi jalan nafas yang disebabkan oleh lidah,

kembalikan posisi kepala pasien dan jaw dibutuhkan untuk

membuka jalan nafas.

3. Head-tilt/chin-lift

- Teknik ini untuk membuka jalan napas pada pasien yang tidak

memberi respon tanpa dicurigai adanya fraktur cervikal.

- Indikasi

Pasien yang tidak memberikan respon yang :

Secara mekanis tidak memiliki fraktur cervikal

Tidak mampu melindungi jalan nafasnya.

b. Breathing

Pemberian nafas buatan dapat diakukan dengan cara mouth to mouth.

Dalam bentuk resusitasi ini, penolong mula-mula menempatkan korban dalam

posisi terlentang dan membuka jalan napas dengan menempatkan satu tangan

di bawah leher dan mengangkat, sementara menekan dengan tangan lain di

atas dahi korban. Ia mengekstensikan leher dan mengangkat lidah menjauhi

belakang tenggorokan. Mulut korban dibuka dengan mulut operator sementara

jari tangan yan telah berada pada dahi menutup lubang hidung. Sekitar 12 kali

semenit, operator meniupkan ke dalam mulut korban suatu volume sekitar dua

kali volume tidal, kemudian memungkinkan rekoil elastik paru-paru korban

menimbulkan ekspirasi pasif. Leher korban dijaga ekstensi. Keuntungan

resusitasi ini tidak hanya terletak pada kesederhanaannya, tetapi juga pada

fakta bahwa ia bekerja dengan mengekspansikan paru-paru.

c. Circulation

1. Periksa denyut nadi dan sinyal lain pada sirkulasi hingga 10 detik

2. Jika pasien tidak memberi respon, periksa denyut arteri carotis si sisi

leher pasien di dekatmu.

3. Jika pasien member respon, periksa nadi arteri radialis.

11

Page 12: LAPORAN RKP

4. Jika ada denyut, cepat perkirakankecepatannya dan tentukan kualitas

denyutnya (cepat/lambat, teratur/tidak teratur, lemah/kuat).

5. Jika tidak ada denyut, mulai CPR sampai AED atau monitor

/defibrillator tersedia.

Resusitasi adalah pengembalian (reversing) proses akut yang menuju

kematian kematian. Resusitasi dilakukan untuk mencegah “mati klinis”

(mati suri, otak berhenti berfungsi) menjadi “mati biologis” (otak dan

organ vital rusak irreversible). Resusitasi kardiopulmonare (RKP) adalah

suatau keterampilan dan kemampuan yang penting yang didapatkan

dengan memberikan perhatian kepada kesehatan individu, dan kepada

masyrakat umum.

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

Cara Kerja

1) Jalan Napas

Untuk menjamin jalan nafas sangat penting dilakukan tindakan Safar Triple

Airway Manoeuvre yaitu :

Adakan ekstensi dari kepala

Sokonglah rahang (mandibula)

Buka kedua bibir.

12

Page 13: LAPORAN RKP

Bila korban telah bernafas dengan baik, maka korban dimiringkan ke posisi

lateral yang akan mempertahankan airway.

2) Pernapasan

Bila setelah tindakan pertama (safar) tidak nampak adanya pernapasan, maka

harus dilakukan pernapasan buatan:

-Mouth to mouth = Expired Air Resuscitation

Setelah melakukan tindakan pertama tadi, maka penolong menarik napas dan

meniupkan udara ekspirasi ke dalam mulut korban sambil memperhatikan naiknya

dada korban. Kemudian penolong melepaskan bibirnya dari bibir korban dan

memperhatikan dada korban untuk memastikan turunnya dada korban dan merasakan

hembusan udara ekspirasi korban. Penolong harus memastikan naik turunnya dada

pada setiap pernapasan. Siklus pernapasan harus diulangi sebanyak 12 kali per menit,

yaitu satu kali setiap 5 detik.

--Metode Nielsen

Korban ditelungkupkan dengan kepala dipalingkan ke samping beralaskan kedua

punggung tangannya. Penolong berlutut di depan depan kepala korban dan kedua

tangan ditempatkan pada kedua lengan atas korban tepat di atas sikunya. Penolong

menarik dan mengangkat kedua lengan korban ke arah dirinya dengan mengayunkan

badan ke belakang sampai terasa suatu perlawanan yang kuat. Kemudian kembalikan

lengan pada sikap semula dan kedua tangan penolong dipindahkan ke sisi punggung

dengan jari-jari direnggangkan serta ibu jari di atas tulang belikat. Dengan kedua

lengan diluruskan penolong mengayunkan badannya ke depan sehingga terjadi

tekanan vertikal ke bawah pada dada korban. Kemudian penolong melepaskan

tekanan dan kembali pada posisi semula. Tindakan-tindakan ini diulangi setiap 5

detik.

- Metode Silvester

Korban dibaringkan terlentang dan tempatkan bantalan pakaian di bawah pertengahan

punggung. Penolong berlutut di depan kepala korban dan menghadap ke arah korban.

13

Page 14: LAPORAN RKP

Peganglah pergelangan tangan korban dan dengan mengayunkan badan ke belakang

tariklah kedua tangan ke atas melewati kepala sampai kedua tangan terlaetak di atas

lantai/tanah. Dengan demikian terjadi inspirasi oleh karena otot-otot dada menarik

iga-iga bagian atas dada. Kemudian penolong menekankan kedua tangan korban di

atas dadanya dalam arah vertikal ke bawah. Tindakan-tindakan ini dilakukan setiap

lima detik.

- Sirkulasi

Bila setelah tindakan 1 dan 2 (memperbaiki jalan nafas dan pernapasan), denyut nadi

tidak teraba yang berarti terjadi kegagalan sirkulasi maka haruslah dilakukan

kompresi jantung luar (Exrernal Cardiac Compression= ECC). Tanda-tanda Cardiac

Arrest adalah kehilangan kesadaran, apnea dan denyut nadi tidak teraba. ECC berupa

menggerakkan bagian bawah sternum ke bawah dengan tangan.

BAB IV

PEMBAHASAN

Resusitasi adalah pengembalian (reversing) proses akut yang menuju

kematian kematian. Dalam pelaksanaannya resusitasi dilakukan untuk mencegah

“mati klinis” (mati suri, otak berhenti berfungsi) menjadi “mati biologis” (otak dan

organ vital rusak irreversible).

Tanda Sumbatan Jalan Nafas :

1. Look (lihat)

14

Page 15: LAPORAN RKP

Lihat apakah ada benda asing di rongga mulut.

Lihat apakah ada gerak nafas dimana dada terangkat dan bergerak naik turun,

nafas teratur

Perhatikan ada gerakan abnormal, cekungan sela iga, cekungan jugularis, dll.

Apakah pasien gelisah atau tidak sadar. Gelisah menandakan hipoksia, tidak

sadar menandakan hipoksia berat.

Perhatiakan apakah ada sianosis, luka tembus dada, flail chest, cucking

wounds.

2. Listen (dengar)

Cari suara nafas yang tidak normal. Suara tambahan (mendengkur, suara

berkumur) menandakan sumbatan parsial di jalan nafas atas (faring dan

laring)

3. Feel (rasa)

Merasakan gerakan udara nafas, dengan pipi penolong yang didekatkan ke

mulut dan hidung pasien.

Mengatasi Sumbatan Jalan Nafas :

1. Chin lift

2. Jaw trust

3. Pipa oropharynx atau pipa nasopharynx

4. Pipa trachea (intubasi)

5. Cricothyrotomy dengan jarum

Pada percobaan ini, kita mempelajari bagaimana memberikan tindakan RKP

bagi pasien. Hal pertama yang dilakukan adalah memeriksa apakah pasien masih

15

Page 16: LAPORAN RKP

memiliki kesadaran atau tidak. Jika pasien tidak sadar kita harus memeriksa jalan

nafas pasien dengan look, listen and feel. Tidak adanya gerakan pengembangan dada

artinya jalan nafasnya terganggu, untuk itu perlu dilakukan head tilt, chin lift dan jaw

thrust. Jika lidah pasien jatuh ke belakang, lidahnya harus ditarik keluar. Jika

terdengar bunyi pada saat pasien bernafas artinya saluran nafasnya terganggu oleh

cairan, maka kita harus membesihkan saluran nafasnya dengan sapuan jari. Jari yang

digunakan adalah jari telunjuk dan jari tengah. Jika saluran nafas terganggu oleh

benda padat, dapat dilakukan back blow, asdominal trust atau hamlitch manuffer.

Apabila cara-cara diatas belum berhasil, dilanjutkan pada “Pernafasan”.

Alat Nafas Buatan :

1. Mulut penolong ke mulut / hidung / stoma korban

2. Mulut penolong ke masker pada korban

3. Ambu-bag / self inflating Bag

4. Jackson-Reese, Waters’ dan alat anestesi dengan reservoir 02

5. Ventilator

.

Apabila pasien masih belum bernafas, perlu diberikan pernapasan buatan.

Pemberian nafas buatan dapat dilakukan dengan cara mulut ke mulut atau mulut ke

hidung. Penolong menarik nafas dalam-dalam kemudian meniupkannya ke dalam

mulut atau hidung pasien. Udara yang diberikan adalah udara ekspirasi. Alasannya

karena pada otak terdapat kemoreseptor yang akan membuka ventilasi bila tingkat

keasaman naik akibat tingginya kadar CO2, ini akan membuat pasien tiba-tiba

menarik nafas, selain itu udara ekspirasi masih mengandung oksigen sekitar 16 %.

Pada saat memberi nafas buatan, kita harus memperhatikan dada korban untuk

memastikan naik-turunnya dada pasien.

Jika setelah melakukan tindakan-tindakan di atas, denyut nadi pasien masih

tidak teraba berarti kitra harus melakukan tindakan kompresi jantung luar. Pada orang

16

Page 17: LAPORAN RKP

dewasa penekanan dilakukan di sternum kira-kira 3-5 cm dengan posisi lengan tegak

lurus. Posisi ini akan lebih memaksimalkan tekanan yang diberikan dan

meminimalkan tenaga yang dikeluarkan sebab yang digunakan bukan kekuatan otot

melainkan berat badan. Penekanan ini dilakukan bersama dengan pemberian

pernapasan buatan dengan perbandingan 30:2 dalam 1 kali siklus. Pada bayi atau

anak-anak, sternum ditekan dengan menggunakan dua jari sejauh 1 cm dengan

perbandingan 3:1. Pada orang hamil, tekanan yang diberikan bukan pada bagian

perut, tetapi pada bagian dada.

Resusitasi jantung paru (Resusitasi Kardiopulmunare = RKP) dilakukan jika terjadi :

1. Respiratory arrest / apnea / nafas berhenti

2. Cardiac arrest / jantung berhenti berdenyut

Pertolongan resusitasi harus diberikan setelah diketahui bahwa nafas dan

denyut jantung tidak lagi mencukupi kebutuhan oksigen otak, bukan ketika jantung

benar-benar sudah berhenti. Keadaan ini nampak sebagai hlangnya kesadaran dan

hilangnya denyut nadi leher (pulsasi arteria carotis tidak teraba).

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan :

1.Resusitasi adalah pengembalian (reversing) proses akut yang menuju kematian

kematian.

2.Resusitasi dilakukan untuk mencegah “mati klinis” (mati suri, otak berhenti

berfungsi) menjadi “mati biologis” (otak dan organ vital rusak irreversible).

17

Page 18: LAPORAN RKP

3.Resusitasi kardiopulmonare (RKP) adalah suatau keterampilan dan kemampuan

yang penting yang didapatkan dengan memberikan perhatian kepada kesehatan

individu, dan kepada masyrakat umum.

4. Dalam melakukan RKP, tindakan utama yang harus dilakukan yaitu :

1. Air way

2. Breathing

3. Circulation

5.Penolong dapat berhenti melakukan RKP jika korban telah sadar, atau korban

telah meninggal, atau penolong telah lelah.

Saran : Diharapkan, soal respon jangan terlalu sulit

DAFTAR PUSTAKA

1. Cardiopulmonary resuscitation(IPR)first aid. Available from:www.google.com.

2. Mouth to muoth respiration. Available from: www.google.com

3. Bantuan hidup dasar. Available from: www.google.com

4. Cardiopulmonary resuscitaion(KPR). Available from: www.google.com

18

Page 19: LAPORAN RKP

5. Buah hatiku:resusitasi. Available from: www.google.com

6. Said A.Latief,Kartini A.Suryadi,M.Ruswan Dachlan. Petunjuk praktis anestesiologi. Edisi kedua. FK-UI

7. Lauralee Sherwood. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi kedua. EGC

8. Arthur C.Guyton. Medical physiology.Tenth edition. W.B.Saunders company.

9. Kevin T.Patton. Anatomy&Physiology. Fifth edition.

19