laporan praktikum unit cost fix
DESCRIPTION
tredfgTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
UNIT COST
“GLASS IONOMER ANAK”
Oleh:
Kelompok 8
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2014
KELOMPOK 8
Anggota:
1. Mohamad Basofi 111610101077
2. Yunita Saskia 111610101078
3. Anggi Faradiba 111610101080
4. Musriatul wahida 111610101081
5. Yurike fitriasari 111610101082
6. Deo Agusta Rachmana P. 111610101083
7. Istibsyaroh 111610101084
8. Maria Devitha 111610101085
9. Sisca Rizkia 111610101086
10. Sariwiwit Intan P.A. 111610101087
11. Asyiah Hamazah I. 111610101088
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Unit Cost “Glasionomer Anak”
pada blok Manejemen Pelayanan Kesehatan.
Penyusunan laporan ini tidak lepas oleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, kami menyampaikan terima kasih kepada:
1. drg. Kiswaluyo, M.Kes. selaku dosen pembimbing yang telah
berkenan membimbing, sehingga laporan ini dapat terselesaikan
dengan baik.
2. Seluruh anggota yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.
Dalam penulisan laporan ini mungkin masih ada beberapa bagian yang
tidaklah sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangatlah
diharapkan untuk perbaikan kesempurnaan laporan ini. Demikian, penulis
berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat.
Jember, 6 januari 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan
uang yang terjadi atau akan segera terjadi untuk tujuan tertentu. Dokter gigi
adalah seseorang yang bekerja dalam bidang jasa sehingga diperlukannya
kemampuan untuk pengendalian biaya,untuk pengambilan keputusan
manajemen dan menetapkan harga pokok produk dan bahan yang akan
digunakan. Hal tersebut disebut juga akuntansi biaya,akuntansi biaya
mencatat, menggolongkan dan meringkas pembuatan produk atau penyerahan
jasa untuk memenuhi kebutuhan penentuan harga pokok.
Dalam akuntansi biaya dikenal suatu istilah Unit cost atau biaya satuan
yang merupakan biaya yang dihitung untuk satu satuan produk pelayanan
yang berguna untuk menghitung dan mengukur berapa biaya yang
dibebankan seperti perhitungan unit cost tumpatan GIC pada anak. Tumpatan
GIC adalah tumpatan yang umum digunakan pada gigi sulung karena sifatnya
yang melepaskan fluoride. Terdapat beberapa macam unit cost menurut
perubahan volume kegiatan yang terjadi yaitu diantaranya adalah variabel
cost dan fix cost. Variabel cost adalah biaya yang jumlah totalnya berubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Fix cost adalah biaya yang
jumlahnya tetap dalam kisaran waktu tertentu.
Oleh karena itu untuk mengetahui bagaimana unit cost dari tumpatan GIC
pada anak maka pada laporan ini akan dibahas tentang perhitungan variabel
cost dan fix cost tumpatan GIC pada anak.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana variabel cost tumpatan GIC pada anak ?
2. Bagaimana fix cost tumpatan GIC pada anak ?
1.3 Tujuan
1. Mampu mengetahui dan memahami variabel cost tumpatan GIC pada
anak.
2. Mampu mengetahui dan memahami fix cost tumpatan GIC pada anak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi unit cost
Secara sederhana, unit cost dapat diartikan sebagai biaya per unit produk atau
biaya per pelayanan. Sedangkan menurut Hansen & Mowen (2005) unit cost
didefinisikan sebagai hasil pembagian antara total cost yang dibutuhkan dengan
jumlah unit produk yang dihasilkan. Produk yang dimaksudkan dapat berupa
barang atau jasa.
2.2 Tujuan dan Manfaat Penghitungan Unit Cost
Sistem akuntansi biaya mengukur dan mengalokasikan biaya, dengan
demikian unit cost dapat ditentukan. Unit cost ini merupakan informasi yang
sangat penting bagi suatu entitas. Dengan penghitungan unit cost, efisiensi dan
kinerja suatu entitas dapat dimonitor dengan baik. Selain itu dengan penghitungan
unit cost akan dihasilkan informasi mengenai biaya per item, sehingga akan lebih
memudahkan dalam membuat strategi, pengenggaran maupun berbagai keputusan
penting lainnya’. Dengan kata lain informasi mengenai unit cost dapat dijadikan
sebagai dasar untuk pengambilan keputusan bagi suatu entitas.
Contoh dari perhitungan unit cost dari kedokteran gigi adalah dalam
penggunaan glass ionomer dalam menumpat gigi. Glass ionomer cement atau
Semen Ionomer Kaca (GIC atau SIK) merupakan bahan restorasi yang banyak
digunakan oleh dokter gigi dan terus dikembangkan. SIK memiliki kemampuan
berikatan secara fisikokimiawi baik pada email maupun dentin.2,6 Kekurangan
SIK jika dibandingkan dengan bahan tumpatan lain adalah kurang estestik, sulit
dipolish, dan mempunyai sifat brittle. Kitosan adalah salah satu bahan alami yang
dapat dijadikan alternatif untuk mengurangi sifat brittle dari SIK dengan
meningkatkan sifat mekanik SIK tersebut.15 Kitosan dapat diperoleh dengan hasil
konversi dari kitin. Sedangkan kitin dapat diperoleh dari kulit udang, kulit
kepiting, dan serangga.15 Konversi kitin menjadi kitosan ditemukan oleh C.
Rouge pada tahun 1859. Kitosan memiliki sifatsifat tertentu yang menguntungkan
sehingga banyak diaplikasikan di berbagai industri maupun bidang kesehatan
2.3 Klasifikasi dan pengelompokan biaya
Biaya dapat diklasifikasikan berdasarkan hubungannya dengan perubahan
volume kegiatan maupun berdasarkan hubungannya dengan yang dibiayai. Dalam
hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan
menjadi:
a Biaya variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Biaya ini berubah secara proporsional dengan
perubahan tingkat aktivitas. Biaya bahan habis pakai adalah contoh biaya
variabel, diaman biaya ini tergantung dari banyaknya kegiatan dalam
melayani pengguna jasa.
b Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume
tertentu. Gaji pegawai adalah contoh dari biaya tetap, walaupun pengguna
jasa yang dilayani bertambah namun gaji pegawai tetap.
c Biaya campuran
Biaya campuran adalah biaya yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai biaya
tetap ,ataupun biaya variabel. Dengan kata lain, biaya campuran merupakan
biaya yang mengandung sebagian unsur biaya tetap dan sebagian unsur biaya
variabel.
Apabila dihubungkan dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan
menjadi:
a Biaya langsung
Biaya langsung adalah biaya yang terjadi karena adanya sesuatu yang
dibiayai. Biaya langsung di tiap-tiap ruang pelayanan adalah semua biaya
yang terjadi dala ruang tersebut dalam hubungannya dengan pelayanan
pengguna jasa.
b Biaya tidak langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak harus disebabkan
oleh sesuatu yang dibiayainya. Biaya tidak langsung dalam hubungannya
dengan pelayanan jasa yang diberikan adalah biaya produksi tidak langsung
atau biaya overhead.
2.4 Langkah-Langkah Penghitungan Unit Cost
Sebagai acuan dalam menghitung unit cost dalam suatu unit kerja ataupun
sebagian, berikut adalah langkah-langkah perhitungannya:
a Tentukan unit cost yang akan menjadi analisis
b Identifikasi semua produk/jasa yang dihasilkan oleh unit kerja, dan
tentukan produk/jasa yang akan dianalisis
c Identifikasi semua biaya yang timbul di unit kerja karena melakukan
pelayanan kepada pengguna jasa, berupa biaya langsung dan biaya tidak
langsung
d Tentukan dasar alokasi biaya bersama. Biaya bersama adalah biaya yang
digunakan untuk menghasilkan 2 produk/layanan atau lebih
e Telusuri dan hitkung semua biaya langsung yang terjadi
f Analisis unit atau bagian lain yang secara logika biayanya timbul akibat
peningkatan aktivitas di unit kerja
g Telusuri biaya tidak langsung dan hitung alokasi biaya tidak langsung
untuk unit kerja
h Hitung unit cost per pelayanan dengan cara mengalokasikan total biaya
(biaya langsung maupun biaya tidak langsung) ke setiap jasa pelayanan.
2.5 Pengertian analisis biaya
Analisis biaya merupkan suatu kegiatan menghitung biaya untuk berbagai
jenis pelayanan yang ditawarkan, baik secara total maupun pelayanan per klien
dengan cara menghitung seluruh biaya pada seluruh unit yang ada dimana biaya
yang terdapat pada unit yang tidak menghasilkan produk (pusat biaya)
didistribusikan kepada unit-unit yang menghasilkan pendapatan (pusat
pendapatan). Tujuan analisis biaya adalah:
a Mendapatkan gambaran mengenai unit/bagian yang merupakan pusat
biaya (cost center) serta pusat pendapatan (revenue center).
b Mendapatkan gambaran biaya pada unit tersebut, baik biaya tetap (fixed
cost) ataupun biaya investasi yang disetahunkan maupun biaya tidak tetap
(variable cost) atau biaya operasional dan pemeliharaan.
c Mendapatkan gambaran biaya satuan pelayanan di sarana pelayana
kesehatan primer
d Mendapatkan gambaran tarif dengan menggunaakan “Break Event Point”
e Mendapatkan gambaran dan peramalan pendapatan sarana pelayanan
kesehatan primer
Dalam kegiatan analisis biaya akan dilakukan kegiatan pendistribusian biaya
dari pusat biaya ke pusat pendapatan. Cara-cara dari proses tersebut adalah:
a Simple distribution
Merupakan cara langsung membagi habis biaya diunit-unit pusat biaya ke
pusat pendapatan berdasarkan bobot tertentu.
b Step down method
Merupakan cara membagi biaya dari pusat biaya ke pusat pendapatan melalui
tahap, yaitu pertama alokasi antara pusat biaya (disusun dengan unit mulai
dengan biaya tertinggi sebagai unit yang memberi biaya kepusat biaya lain).
Kemudian biaya yang diterima pusat biaya dibawahnya digabung dengan
biaya asli pusat. Biaya tersebut dialokasikan ke pusat pendapatan dengan dasar
pembobotan.
c Double distrtibution
Merupakan cara membagi biaya dari pusat biaya ke pusat pendapatan, melalui
dua tahap, yaitu mula-mula dilakukan alokasi antara pusat biaya ke pusat
biaya lain dan ke pusat pendapatan, selanjutnya dilakukan alokasi dari pusat
biaya ke pusat pendapatan
d Activity-based costing
Merupakan cara analisis biaya berdasarkan aktivitas
Alat bantu yang digunakan untuk melakukan analsis biaya, adalah:
a Informasi mengenai struktur organisasi sarana pelayanan kesehatan primer
dan unit-unitnya
b Informasi mengenai unit mana yang menjadi pusat biaya dan mana yang
menjadi pusat pendapatan
c Data pegawai: nama pegawai, pendidikan, unit kerja, jabatan, masa kerja,
gaji dan insentif
d Data unit kerja pegawai : nama pegawai, unit kerja pokok dan persentase
waktu yang digunakan, unit kerja lain dan persentase waktu yang
digunakan
e Data gedung: luas lantai masing-masing unit yang ada, tahun
pembangunan, masa pakai, masa hidup, biaya dan Afc
f Data inventaris peralatan medis: jenis alat, jumlah alat, tahun beli, masa
pakai, masa hidup, harga satuan, total biaya dan Afc
g Data inventaris peralatan nonmedis: jenis alat, jumlah alat, tahun beli,
masa pakai, masa hidup, harga satuan, total biaya dan Afc
h Data inventaris kendaraan: jenis kendaraan, jumlah kendaraan, tahun beli,
masa pakai, masa hidup, harga satuan, total biaya dan Afc
i Data biaya obat dan bahan medis habis pakai: di unit-unit yang berfungsi
sebagai pusat pendapatan
j Data bahan habis pakai nonmedis: di unit-unit pusat biaya maupun pusat
pendapatan
k Data biaya pemeliharaan gedung
l Data biaya pemeliharaan perlatan medis
m Data biaya pemeliharaan peralatan nonmedis
n Data biaya umum, misalnya telpon, air, listrik, dll
2.6 Berbagai metode analisis biaya
Aplikasi metode akuntansi biaya yang sering digunakan seperti metode satu
langkah, metode dua langkah, metode reciprocal, metode DRG, metode Activity
Based Costing, dan metode Real Cost.
a Metode Satu Langkah, Dua Langkah Dan Metode Reciprocal
Dalam metode satu langkah, setiap biaya pusat pelayanan pendukung
dialokasikan pada beberapa pusat layanan utama yang menggunakan
pelayanannya, tetapi tidak untuk pusat pelayanan yang lain. Akan tetapi
metode ini gagal untuk mengenali bahwa beberapa pusat layanan
menyediakan layanan untuk pusat layanan lain: misalnya, housekeeping
membersihkan departemen medical record, pusat layanan yang lain.
Kegagalan metode satu langkah ini kemudian memunculkan metode dua
langkah. Metode dua langkah memperbaiki kekurangan metode satu langkah.
Dengan metode ini, biaya pusat layanan ‘dialairkan’ ke pusat layanan
pendukung lain dan ke pusat layanan utama yang menggunakan basis
pengalokasian tertentu. Biasanya tahap ini dimulai dengan pusat pelayanan
pendukung yang melayani beberapa pusat pelayanan lain di dalam organisasi
dan membagikan ke pusat-pusat biaya sisanya. Kemudian diteruskan dengan
pusat-pusat layanan lain dengan menggunakan metode seperti metode satu
langkah.
Metode laiinya yang juga mencoba memperbaiki metode step down adalah
metode resiprocal. Dalam metode ini, biaya pusat layanan tidak ditunkan.
Tetapi, akuntan mengembangkan persamaan simultan yang menghitung
danmengalokasikan setiap biaya pusat layanan lainnya, tidak hanya oleh pusat
layanan yang ada dibawahnya. Singkatnya, dalam metode ini akuntan
melakukan3 aktivitas yang berbeda dalam usaha akuntansi biaya. Pertama,
mendefinisikan pusat biaya. Kedua, memasukkan setiap biaya ke dalam pusat
biaya – pusat layanan utama dan pusat layanan pendukung. Dengan biaya
langsung, maka hal ini mudah dilakukan, tetapi lebih rumit jika dilakukan
dengan pembiayaan tidak langsung. Dan yang ketiga, mengalokasikan biaya
pusat layanan pendukung ke pusat layanan utama.
Untuk melaksanakan proses alokasi, dilakukan dengan 2 langkah:
1. Memilih dasar pengalokasian (seperti luas ruangan) untuk setiap
pusatbiaya layanan pendukung; dasar-dasar ini digunakan untuk
menghitung penggunaan layanan-layanan suatu pusat oleh pusat biaya
lainnya.
2. Memilih metode pengalokasian (seperti metode step down) untuk
mendistribusikan biaya pusat layanan pendukung di antara pusat layanan
utama. Kadang-kadang biaya ini menjadi cukup rumit.
Dari ketiga metode ini akan menyebabkan hasil analisis biaya kurang tepat
karena banyaknyaasumsi. Aplikasi berbagai metode ini tidak didasari pada ide
untuk membangun sistem akuntansi biaya tetapi hanya bertujuan untuk
menghasilkan informasi biaya. Karena itu hasil analisisnya akan bias dan tidak
ada usaha untuk mengembangkan sistem akuntansi biaya di masa datang.
b Metode Double Distribution
Metode ini pada dasarnya hampir sama dengan metode dua langkah. Pada
metode ini analisis diawali dengan membagi unit-unit kerja kedalam unit
pendukung dan unit utama. Alokasi biaya dimulai dengan membagi biaya-
biaya di unit pendukung ke unit pendukung lainnya, dan pada akhirnya ke unit
utama. Alokasi dilakukan hingga semua biaya di unit pendukung habis. Secara
umum alokasi biaya dengan metode ini dapat dilihat pada peraga berikut
Setelah memperoleh alokasi biaya dari unit pendukung kemudian
dilakukan analisis biaya di unit utama tersebut. Namun dasar biaya yang akan
dianalisis diunit utama adalah kas yang keluar dalam membeli
berbagaikebutuhan disuatuentitas. Padahal pembelian kebutuhan tersebut bisa
saja dilakukan dengan hutang pada pihak ketiga. Karena dasar biaya adalah
pengeluaran kas secara keseluruhan maka akibatnya tidak bisa
mengedentifikasi biaya yang terjadi diberbagai unit kerja.
Apabila kita menyimak cara analisis metode ini maka akan terliberbagai
keterbatasan yang bisa mengakibatkan hasil analisis akan bias dan jauh dari
unsur keakuratan. Asumsi yang terlalu banyak dalam mengalokasi biaya, dasar
biaya yang dialokasi tidak real merupakan beberapa kelemahan yang nampak
terlihat. Padahal dalam konsep alokasi biaya mensyaratkan agar asumsi
diusahakan diperkecil atau bahkan kalau mungkin tidak ada.
Dari beberapa kelemahan tersebut dapat disimpulkan bahwa sebenarnya
konsep ini lebih cocok untuk membuat standar (standar biaya) karena lebih
memfokuskan pada hasil akhir dan tidak berorientasi pada pengembangan
sistem akuntansi bniaya berkelanjutan di BLUD. Karena itu hasil analisis
metode ini sebenarnya tidak sesuai apabila digunakan untuk pengambilan
keputusan manajerial seperti kebijakan tarif, penilaian kinerja unit-unit kerja
khususnya mengenai efisiensi, dan untuk anggaran BLUD.
c Metode Analisis Biaya berdasarkan Aktivitas (ABC)
Metode ini merupakan metode terbaik dari keseluruhan metode analisis
biaya yang ada. Namun prasyarat metode ini mengharuskan system yang
sangat baik dan terkomputerisasi menyebabkan metode ini sulit dilakukan di
BLUD tanpa adanya perubahn system akuntansi dan keuangan. Walaupun
demikian system ini dapat digunakan untuk beberapa aktivitas di BLUD.
Pada awalnya, metode analisis biaya berbasis aktivitas (ABC) digunakan
pada organisasi yang menggunakan peralatan mesin yang cukup banyak
sehingga biaya overhead menjadi besar jika dibandingkan dengan biaya tenaga
kerja langsung dan bahan langsung. Namun dalam perkembangannya, konsep
ABC ini kemudian menjadi trend an digunakan oleh berbagai organisasi yang
m,enginginkan ketepatan dalam analisis biaya produk/jasanya. Activity-based
cost system (ABC systems) merupakan suatu alternatif penentuan harga pokok
produk atau jasa yang saat ini cukup dikenal sangat relevan. ABC system,
merupakan system informasi tentang pekerjaan (aktivitas) yang
mengkonsumsi sumber daya dan menghasilkan nilai bagi konsumen. Ada dua
anggapan penting yang mendasari system ABC, yaitu:
1. Aktivitas menyebabkan timbulnya biaya
Adanya anggapan bahwa sumber daya pembantu atau sumber daya tidak
langsung menyediakan kemampuan untuk melaksanakan aktivitas, bukan
sekedar menyebabkan timbulnya biaya yang harus dialokasikan.
2. Produk (pelanggan) menyebabkan timbulya permintaan atas aktivitas
Dalam membuat produk diperlukan berbagai aktivitas dan pelaksanaannya
membutuhkan sumber daya. Biaya atas aktivitas membebankan biaya ke
produk atau jasa berdasar sumber daya yang dipakai. System ini
mengindentifikasi biaya aktivitas dan melacak aktivitas ke produk atau
jasa tertentu yang memotivasi terjadinya aktivitas.
Biaya tidak langsung atau overhead cost dilacak kesuatu produk atau jasa
tertentu daripada disebarkan keseluruh produk jasa secara arbiter. Sistem ABC
membuat pihak manajemen dapat belajar untuk mengendalikan timbulnya
aktivitas dan biaya. Sumber daya mengalir ke aktivitas melalui resources
drivers, kemudian aktivitas mengalir ke objek biaya melalui activity drivers.
Resources drivers digunakan untuk membebankan biaya yang gunanya untuk
memperkirakan konsumsi sumber daya oleh aktivitas. Setiap sumber daya
dilacak ke aktivitas menjadi suatu elemen biaya (cost element). Kemudian
elemen-elemen biaya tersebut berkumpul menjadi suatu activity cost pool
(biaya total yang dihubungkan dengan suatu aktivitas). Activity cost pool
selanjutnya dilacak ke objek biaya melalui activity drivers.
d Metode Modifikasi
Metode ini didasarkan pada pertimbangan mengenai adanya kelemahan
metode yang ada selama ini disatu sisi, dan keberadaan system yang tidak
memungkinkan untuk aplikasi metode ABC disisi lain. Metode ini sebenarnya
mengacu pada konsep ABCdengan berbagai perubahan karena adanya kendala
system, karena itu diusahakan asumsi yang ada sedikit mungkin. Metode ini
tidak hanya menghasilkan output hasil analisis tetapi juga akan menghasilkan
identifikasi system akutansi biaya yang harus segera dibenahi.
Disamping mengacu pada tujuan akutansi biaya, hasil akhir metode ini
juga berupa saran pengembangan system. Karena itu secara umum hasil
analisis metode modifikasi adalah:
1. Informasi harga pokok (unit cost) untuk setiap produk dan jasa
2. Informasi biaya untuk tujuan pencapaian
3. Informasi biaya untuk tujuan pengendalian biaya (berhubungan dengan
anggaran)
4. Informasi manajemen untuk pengambilan keputusan khusus
5. Informasi mengenai kesiapan system akutansi biaya
Informasi biaya yang sesungguhnya yang diperoleh dari system akuntasi
biaya sangat bermanfaat dalam penyusunan anggran komprehensif dalam
organisasi. Bagi BLUD, konsep seperti ini juga berlaku. Informasi cost yang
juga disertai informasi penggunaan material, labor, dan overhead bagi tiap-
tiap unit kerja di BLUD akan digunakan oleh komisi atau bagian anggaran
dalam membuat anggaran komprehensif. Namun, efisiensi perencanaan dan
pengendalian biaya sulit atau tidak dapat dilakukan tanpa mengetahui perilaku
biaya yang akan direncanakan maupun dikendalikan.
Pendekatan perhitungan unit cost yang mendekati keakuratan adalah
sebanyak mungkin menghindari pengasumsian karena kurang baiknya system
akutansi. Disamping itu, juga harus dapat mengidentifikasi biaya langsung
(direct cost) dengan objek biaya (cost objective) satuan kerja. Setelah itu
dilakukan pengalokasian biaya bersama (joint cost) satuan kerja penunjang ke
satuan kerja yang menikmati. Selanjutnya, biaya didistribusikan ke unit-unit
kerja layanan dengan menggunakan dasar alokasi yang paling adil untuk
menghsilkan biaya satuan layanan.
2.7 Konsep biaya
Biaya adalah nilai dari sejumlah input yang dipakai untuk menghasilkan suatu
produk (output). Dalam hal sarana pelayanan primer, maka untuk menghasilkan
suatu pelayanan kesehatan yang sadar mutu dan sadar biaya dibutuhkan sejumlah
input yang dinilai/dikonfersi dalam bentuk uang/nilai. Dalam bidang kesehatan
produk yang dihasilkan sebagian besar berupa jasa yaitu jasa pelayanan. Misalnya
penyuluhan, pemeriksaan medis dan sebagainya.agar dapat menghasilkan jasa
diperlukan sebuah input.
2.8 Jenis biaya
a Biaya tetap (fixed cost) dan biaya tetap (variable cost)
Biaya tetap adalah biaya yang secara relatif tidak dipengaruhi oleh jumlah
produk yang dihasilkan. Biaya ini tetap harus dikeluarkan terlepas dari
persoalan apakah pelayanan yang diberikan atau tidak.
b Biaya tidak tetap (variable cost)
Adalah biaya yang dipengaruhi oleh jumlah produk yang dihasilkan. Misalnya
; biaya obat-obatan; besarnya akan berbeda bila jumlah klien sedikit
dibandingkan dengan jumlah klien banyak. Kebalikan dari fixed cost, maka
total variable cost akan bertambah dengan bertambahnya jumlah produk.
c Biaya investasi dan biaya operasional
Biaya investasi adalah biaya yang kegunaannya dapat berlangsung dalam
waktu yang relatif lama. Biasanya lebih dari satu tahun. Misalnya;
pembangunan gedung, kendaraan,dsb. Karena perhitungan biaya biasanya
dilakukan untuk kurunwaktu setahun, maka biaya investasi dihitung
disetahunkan. Dan disebut annualized investment cost atau annualized fixed
cost dengan memasukan nilai inflasi, masa pakai dan umur pakai barang(umur
ekonomis, life time).
Rumusnya;
Ket:
IIC= innitialized investment cost (harga beli)
I= laju inflasi
t=masa pakai
L= perkiraan masa pakai (life time)
Biaya operasional adalah biaya yang diperlukan untuk melaksanakan
Kegiatankegiatan dalam suatu proses produksi dan memiliki sifat ‘’habis
pakai’’ dalam kurun waktu relatif singkat biasanya kurang dari satu tahun.
Misalnya ; obat, makanan, telepon, air, pemasaran, biaya perjalanan dsb.
d Biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost)
Biaya langsung adalah biaya yang dikeluarkan pada unit yang langsung
melayani klien atau biaya yang langsung untuk memberikan pelayanan,
misalnya; biaya obat, biaya reagen, biaya bahan medis habis pakai. Biaya
tidak langsung adalah biaya yang digunakan secara tidak langsung demi
kelancaran pelayanan, misalnya; biaya alat tulis, administrasi, transportasi dsb.
e Biaya total (total cost) dan biaya satuan (unit cost)
Biaya total adalah total biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap
(variable cost).
Biaya satuan adalah biaya yang dihitung untuk satu-satuan produk
pelayanan yang diperoleh dengan cara membagi biaya total dengan jumlah
produk.
Rumusnya ;
Unit cost (Uc) = Total cost (Tc) / jumlah produk
2.9 Komponen Biaya
Setiap biaya terdiri dari berbagai komponen biaya, yaitu:
a Biaya investasi, yaitu:
1. Biaya perizinan
2. Biaya gedung
3. Biaya kendaraan
4. Biaya alat medis dan nonmedis
5. Biaya pendidikan pegawai
6. Biaya atau gaji pegawai
7. Biaya linen
8. Biaya system informasi dan manajemen
Bila komponen diatas berumur lebih dari setahun, maka nilanya perlu
disetahunkan (AFc)
b Biaya operasional, yaitu:
1. Biaya/insentif pegawai
2. Biaya obat
3. Biaya alat dan bahan habis pakai
4. Baiya alat tulis kantor
5. Biaya rekam medis
6. Biaya perjalanan
7. Biaya pemasaran/jejaring pelayanan kesehatan
8. Biaya bahan bakar
9. Biaya system informasi dan manajemen
10. Biaya telpon, air, listrik
11. Biaya pemeliharaan gedung
12. Biaya pemeliharaan alat medis
13. Biaya pemeliharaan alat nonmedis
14. Biaya pemeliharaan kendaraan
15. Biaya makan, laundry, dll
2.10 Langkah-langkah analisis biaya adalah:
a Menentukan asumsi untuk melakukan pendistribusian, yaitu:
1. Biaya gedung: luas lantai
2. Biaya peralatan medis: proporsi/perbandingan Rp/unit
3. Biaya perlatan nonmedis: proporsi/perbandingan Rp/unit
4. Gaji pegawai: jumlah pegawai
5. Biaya kendaraan: jumlah pegawai
6. Biaya air: jumlah westafel
7. Biaya listrik: jumlah titik lampu/watt
8. Biaya telepon: jumlah pegawai
9. Biaya pemeliharaan gedung: luas lantai
10. Biaya pemeliharaan peralatan medis: proporsi/perbandingan
Rp/unit
11. Biaya pemeliharaan perlatan nonmedis: proporsi/perbandingan
Rp/unit, dll
b Identifikasi jenis pelayanan/unit yang ada disarana pelayanan kesehaan
primer.
Membutuhkan struktur/bagan organisasi atau denah ruangan sarana kesehatan
primer yang ada, missal ruang kepala, ruang staf, ruang pendaftaran, dll
c Tentukan unit mana yang menjadi pusat biaya (cost center) dan pusat
pendapatan (revenue cost). Susun daftar ruangan tersebut sehingga di sayap
kiri adalah pusat biaya dan di sayap kanan adalah pusat pendapatan
d Inventaris pelayanan kesehatan yang akan diberikan kepada masyarakat.
Dibutuhkan untuk perhitungan biaya tidak tetap (variable cost)
e Inventaris gedung, peralatan medis dan nonmedis yang ada dan yang akan
dibeli (alat investasi) dan menentukan masa pakai dan masa hidupnya serta
hitung annualized fixed cost-nya Setiap pusat biaya dan pusat pendapatan
diinventaris biaya investasi (AFc) sehingga didapatkan biaya asli masing-
masing peralatan yang ada. Biaya asli adalah biaya yang ada di pusat biaya
dan pusat pendapatan.
f Hitung dengan biaya operasional laindan pemeliharaan untuk setahun
Jika memungkinkan hitung seluruh biaya operasional dan pemeliharaan
masingmasing unit, baik pusat biaya atapun pusat pendapatan. Namun, jika
tidak memungkinkan dapat digunakan beberapa alternative, yaitu:
1. Menghitung total biaya operasional dan pemeliharaan yang nantinya
akan dilakukan distribusi sesuai dengan pembobotan
2. Mengasumsikan kebutuhan biaya operasional dan pemeliharaan yang
juga nantinya akan dilakukan distribusi sesuai dengan pembobotan
g Dengan menggunakan metode “distribusi ganda” dilakukan
pendistribusian masingmasing-masing biaya investasi dan operasional.
Distribusi dilakukan dua kali, yaitu:
1. Dari unit pusat biaya ke pusat biaya lain dan pusat pendapatan,
dimana dasar pembobotannya/alokasi biaya dari satu unit ke unit
lainnya menggunakan asumsi dasar. Maka akan diperoleh biaya
asli dan biaya hasil distribusi
2. Dari unit pusat biaya langsung ke pusat pendapatan. Maka akan
diperoleh biaya asli, biaya hasil distribusi I dan biaya hasil
distribusi II
h Jumlahkan biaya total masing-masing pusat pendapatan yang meliputi
investasi, operasional (termasuk pemeliharaan) sehingga dipeoleh biaya
total (total cost)
i Untuk menhitung biaya satuan (unit cost), maka dibutuhkan informasi
lain, yaitu jenis pelayanan/pemeriksaan (produk) yang dihasilkan di sarana
pelayana kesehatan primer, misalnya: pemeriksaan EKG, pemerikasaan
fisik, pemeriksaan laboratorium, dll.
j Biaya suatu unit/ruangan di sarana pelyanan kesehatan primer
menghasilkan produk yang homogeny, misalnya ruang pemeriksaan hanya
untuk memeriksa, maka untuk mendapatkan biaya satuan (unit cost, biaya
total yang telah dihitung langsung dibagi dengan jumlah/volume
pemeriksaan selama setahun.
Penentuan biaya total sangat penting diketahui untuk kelangsungan hidup
sarana pelayanan kesehatan primer. Setelah dilakukan analisis biaya, maka juga
mempertimbangkan kebutuhan biaya lain, yaitu dengan pendekatan “total
financial requirement”, yaitu suatu pendekatan dengan memperhitungkan
kebutuhan biaya secara total, yaitu:
1. Biaya pelaksanaan kegiatan:
a. Biaya langsung dan tidak langsung layanan
b. Biaya tagihan yang tidak dilunasi
c. Pasien tidak mampu
d. Discount
2. Biaya bertahan dalam kegiatan:
a. Modal kerja
b. Pengembangan SDM dan penelitian
c. Peremajaan investasi
d. Pengendalian teknologi baru
3. Biaya pengembangan kegiatan:
a. Biaya perubahan layanan
b. Biaya pengadaan layanan baru
4. Biaya pengembalian capital/investasi:
a. Bunga pinjaman
b. Pengembalian pinjaman pokok, modal
5. Biaya ketidakpastian:
a. Biaya tuntutan hokum
b. Politis
6. Profit
2.11 Penyusunan Tarif
Simulasi tarif merupakan kegiatan setelah diperoleh informasi mengenai
biaya satuan di sarana pelayanan kesehatan primer. Beberapa pertimbangan dalam
menentukan tarif adalah:
a Break event point, yaitu:
Total cost (total cost) = total revenue (total pendapatan)
Atau
Total fixed cost + total variable cost = tarif x jumlah produk
Atau
Unit cost x jumlah produk = tariff x jumlah produk
Secara umum, unit cost tidak selalu sama dengan tarif. Perkiraan jumlah
produk yang akan terjual dalam setahun, makin banyak produk yang
terjual, kemungkinan tarif yang akan dijual makin rendah (pengaruh
komponen biaya tetap/ fixed cost)
b Adanya pertimbangan-pertimbangan lain dengan menggunakan total
financial requirement
c Tingkat kemampuan masyarakat yang diukur dengan “Ability to pay” dan
“Willingness to pay”
d Pesaing dapat memberikan jenis pelayanan yang sama
e Subisidi silang antar pelayanan, misalnya dari perhitungan unit cost
pemeriksaan EKG adalah sebesar Rp. 29.585. Jika hal ini dinilai terlalu
mahal, maka dipertimbangkan unit cost-nya menjadi Rp. 20.000 dan sisa
unit cost-nya dibebankan ke pemeriksaan treadmill.
BAB III
PEMBAHASAN
Unit cost adalah penghitungan yang didasarkan pada biaya–biaya yang
yang dikeluarkan secara nyata dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Struktur tarif yang dapat dipakai untuk mengatasi keterbatasan subsidi dan harga
pasaran yang berlaku adalah dengan pendekatan unit cost.
Biaya satuan (unit cost) sangat penting artinya karena merupakan salah
satu dasar dalam menentukan tarif pelayanan disamping faktor kemampuan dan
kemauan membayar dari masyarakat. Biaya satuan juga disebut harga pokok
memiliki tujuan ( Gani Ascobat, dkk, 2002 ) : 1) Untuk menetapkan harga pokok
standar yaitu biaya suatu barang yang dikeluarkan apabila tidak terjadi
pemborosan, 2) Sebagai dasar penetapan harga jual produk, 3)Untuk menentukan
kebijakan cara penjualan produk bila diperlukan perluasan.
Pada praktek dokter gigi yang mnangani pasien anak-anak, kebanyakan
dilakukan penambalan dengan glass ionomer. Glass ionomer merupakan salah
satu bahan restorasi yang sering digunakan karena material ini dianggap paling
biokompatibel.. Material ini mampu berikatan secara fisiko kimia dengan jaringan
gigi, memiliki koefisien termal yang sama dengan dentin, dan dapat melepas
fluoride yang memungkinkan untuk mencegah terjadinya karies sekunder.
Awalnya sifat fisik dari glass ionomer kurang baik dan indikasinya terbatas, maka
pada akhir dekade tahun 1980, glass ionomer mulai dikembangkan. Hasilnya
adalah glass ionomer modifikasi resin. Glass ionomer jenis ini ditambah
hidroksietilmetakrilat (HEMA) yang bersifat fotoinisiator. Penambahan
komponen ini dapat meningkatkan sifat fisik dan estetik.
Oleh karena untuk menjaga keseimbangan pendapatan dan pengeluaran
dalam praktek dokter gigi, dilakukan perhitungan unit cost. Sehingga kita dapat
mengetahui penetapan biaya. Biaya dapat diklasifikasikan berdasarkan
hubungannya dengan perubahan volume kegiatan maupun berdasarkan
hubungannya dengan yang dibiayai. Dala hubungannya dengan perubahan volume
kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi:
a Biaya variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Biaya ini berubah secara proporsional dengan
perubahan tingkat aktivitas. Biaya bahan habis pakai adalah contoh biaya
variabel, diaman biaya ini tergantung dari banyaknya kegiatan dalam
melayani pengguna jasa.
Contoh kasus: unit cost pada glass inomer anak untuk target pasien 500
anak.
No. Nama Barang Jumlah Biaya biaya/anak
1. Alkohol Rp 20.000 x 5 = Rp. 100.000 200
2. Kapas Rp 5000 x 2 = Rp. 10.000 20
3. Bahan Tambal Rp. 300.000 x 2 = Rp. 600.000 1200
4. Sabun Cair Rp. 10.000 x 10 = Rp. 100.000 200
5. Aquades Rp. 10.000 x 3 = Rp. 30.000 60
6. Cotton Roll Rp. 35.000 x 10 = Rp. 350.000 700
7. Tissue Rp. 17.000x 2 = Rp. 34.000 68
8. Hadiah Rp 1000 x 500 = Rp. 500.000 1000
9. Mata Bur Rp. 20.000 x 100 = Rp. 2.000.000 4000
10. Handscoon Rp. 1000 x 500 = Rp. 500.000 1000
11. Masker Rp. 1000 x 500 = Rp. 500.000 1000
12. Syringe Rp. 1000 x 500 = Rp. 500.000 1000
Rp. 5.224.000 10.448
b. Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume
tertentu. Gaji pegawai adalah contoh dari biaya tetap, walaupun pengguna
jasa yang dilayani bertambah namun gaji pegawai tetap.
Contoh kasus: unit cost pada glass inomer anak
1. Gedung Rp 100.000.000,-/ 30 thn : 500 = Rp 7000
2. Dental unit Rp 50.000.000,-/ 7 thn : 500 = Rp 14.500
3. Alat
a) Alat dasar Rp 150.000 x 5 = Rp 750.000,- / 5 thn / 500 = Rp 300
b) Alat tumpat / 5 thn Rp 2.660.000 / 5 thn / 500 = Rp 1000
Plastis filling instrument 5 x 13.000 = Rp 65.000
Glass plate 5 x 5000 = Rp 25.000
Tempat alkohol 5 x 7000 = Rp 35.000
Stoper semen 5 x 55.000 = Rp 275.000
Spatula semen 2 x 20.000 = Rp 40.000
Tempat tampon 2 x 35.000 = Rp 70.000
Tempat sampah 2 x 60.000 = Rp 120.000
Petridish 1 x 115.000 = Rp 115.000
Batu arkansas 2 x 5 x 20.000 = Rp 200.000
Contra angle hand piece 1 x 1.500.000 = Rp 1.500.000
Agate spatula 2 x 6000 = Rp 12.000
Chisel 5 x 20.000 = Rp 100.000
Gelas kumur 2 x 15.000 = Rp 30.000
Lap dada 5 x 5000 = Rp 25.000
Lap meja 5 x 5000 = Rp 25.000
Botol irigasi 2 x 25.000 = Rp 50.000
c) Furniture Rp 15.000.000,- / 15 thn / 500 = Rp 200,-
d) ATK Rp 200.000,- / thn / 500 = Rp 400,-
e) AC Rp 3.500.000,- / 2 thn / 500 = Rp 3.500,-
f) TV Rp 2.000.000,- / 5 thn / 500 = Rp 800,-
g) PDAM Rp 50.000.- /bln x 12 / 500 = Rp 1.200,-
h) Listrik Rp 350.000,- / bulan x 12 / 500 = Rp 8.400,-
i) Majalah/poter/mainan Rp 75.00,- / bulanx12/500 = Rp 1.800,-
j) Lampu 5 x Rp 40.000 Rp 200.000/thn/500 = Rp 400,-
k) Bahan / alat kebersihan Rp 200.000 / thn / 500 = Rp 400,-
l) Desain interior Rp 50.000,- / thn / 500 = Rp 100,-
Total Rp 41.800,-
Jasa Rp 25.000,- +
Rp 66.800,-
Sehingga dapat dketahui bahwa total variable cost yang harus dibayar per pasien
adalah Rp 10,448, sedangkan fixed cost yang harus dibayar per pasien adalah Rp
66.800. Maka total biaya yang harus dibayar untuk satu kali perawatan adalah Rp
77.248
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Biaya satuan / unit cost sangat penting karena berpengaruh terhadap
penentuan tarif pelayanan di samping faktor kemampuan dan kemauan
membayar dari masyarakat
2. Variabel Cost merupakan variabel dimana jumlah total biaya yang
dikeluarkan sebanding dengan volume kegiatan. Sedangan variabel cost
pada tumpatan GIC anak contohnya adalah bahan habis pakai seperti
alkohol, cotton roll, syringe, dan lain sebagainya.
3. Fix cost tumpatan GIC pada anak dipengaruhi oleh biaya variabel,
biaya tetap, dan biaya-biaya yang lain sehingga total keseluruhan biaya
yang harus dibayar pasien dalam perawatan dapat diketahui.
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat,2003. Pedoman Perhitungan Unit Cost Dalam
Penyelenggaraan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan. Depkes RI, Jakarta.
Fikri, Ipik M. 2000. Prinsip Analisis Biaya dan Teori Biaya. Yayasan Cipta
Masyarakat Madani dengan Pusdiklat Depkes RI, Jakarta Selatan.