laporan praktikum prosman kelompok 6 modul 5

35
MS 2260 PROSES MANUFAKTUR 1 LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 MODUL PM1-05 PROSES SEKRAP Kelompok : 06 Aggota Kelompok : Saniy Shabrina 13111060 Meitha Anindya 13112002 Muhammad Rifky Akbar 13112011 Naufal Kemal Al Azmi 13112013 Franz Sunandar 13112025 Rizki Harpan Riady 13112106 Tanggal Praktikum : 08 April 2014 Tanggal Penyerahan Laporan : 11 April 2014 Nama Asisten : M. Renaldi 13110099 Laboratorium Teknik Produksi Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institur Teknologi Bandung 2014

Upload: saniy-shabrina

Post on 25-Nov-2015

193 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Teknik Produksi Mesin, Institut Teknologi Bandung

TRANSCRIPT

  • MS 2260 PROSES MANUFAKTUR 1

    LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

    MODUL PM1-05 PROSES SEKRAP

    Kelompok : 06

    Aggota Kelompok : Saniy Shabrina 13111060

    Meitha Anindya 13112002

    Muhammad Rifky Akbar 13112011

    Naufal Kemal Al Azmi 13112013

    Franz Sunandar 13112025

    Rizki Harpan Riady 13112106

    Tanggal Praktikum : 08 April 2014

    Tanggal Penyerahan Laporan : 11 April 2014

    Nama Asisten : M. Renaldi 13110099

    Laboratorium Teknik Produksi

    Program Studi Teknik Mesin

    Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara

    Institur Teknologi Bandung

    2014

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Praktikum

    Pada kenyataannya, zaman sekarang, orang makin banyak yang membutuhkan perlatan

    pemesinan yang bermacam-macam karena harus mengerjakan berbagai pekerjaan yang berbeda

    pada masing-masing benda kerja yang ingin diciptakan. Penggunaan mesin sekrap sampai

    sekarang masih dibutuhkan oleh orang-orang saat melakukan proses pemesinan. Penggunaan

    mesin sekrap ini untuk mengerjakan bidang-bidang rata, cembung, cekung, beralur, dan lain-lain

    pada posisi mendatar, tegak, ataupun miring.

    Mesin sekrap adalah merupakan jenis mesin perkakas dengan gerak utama yang berjalan

    maju mundur secara horizontal atau vertikal mesin ini sering juga disebut mesin ketam. Mesin

    sekrap dibuat untuk maksud menghilangkan material untuk menghasilkan permukaan datar.

    Permukaan datar ini dapat dimesin secara honizontal, bersudut atau pada bidang tegak. Pahat

    potong digerakkan maju dan mundur oleh sebuah ram yang mana bergerak dalam sebuah bidang

    datar dengan gerakan bergantian. Pahat hanya menghasilkan gram pada gerakan maju.

    B. Tujuan Praktikum

    1. Memahami teknik dasar pengoperasian mesin sekrap secara benar.

    2. Memahami proses perataan permukaan (facing) pada mesin sekrap.

    3. Memahami proses pembuatan alur (slotting) pada mesin sekrap.

    4. Memahami proses terbentuknya gram pada pengerjaan menggunakan mesin sekrap.

    5. Memahami proses pengoperasian dari tuas gerak makan, tuas gerak potong, dan tuas penurun

    tool-post.

    6. Memahami adanya mekanisme balik cepat (quick return mechanism) pada pengoperasian

    menggunakan mesin sekrap.

    7. Memahami fungsi parallel pad pada pengoperasian menggunakan mesin sekrap.

  • BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Pengertian Mesin Sekrap

    Mesin sekrap merupakan mesin perkakas yang digunakan untuk membuat alur (terutama

    alur V), meratakan permukaan, membuat lubang (segitiga, segiempat, segi lima, dan lain-lain),

    dan sebagainya dengan cara menggerakkan pahat maju mundur. Mesin sekrap dibuat untuk

    maksud menghilangkan material untuk menghasilkan permukaan datar. Permukaan datar ini

    dapat dimesin secara horizontal, bersudut atau pada bidang tegak. Pahat potong digerakkan maju

    dan mundur oleh sebuah ram yang mana bergerak dalam sebuah bidang datar dengan gerakan

    bergantian. Pahat hanya menghasilkan gram pada gerakan maju.

    Bagian-bagian pada mesin sekrap :

    1. Badan Mesin

    Merupakan keseluruhan mesin tempat mekanik penggerak dan tuas pengatur.

    2. Meja Mesin

    Fungsinya merupakan tempat kedudukan benda kerja atau penjepit benda kerja.Meja mesin

    didukung dan digerakkan oleh eretan lintang dan eretan tegak. Eretanlintang dapat diatur

    otomatis.

  • 3. Lengan

    Fungsinya untuk menggerakan pahat maju mundur. Lengan diikat dengan engkol

    menggunakan pengikat lengan. Kedudukan lengan di atas badan dan dijepit pelindung lengan

    agar gerakannya lurus.

    4. Eretan Pahat

    Fungsinya untuk mengatur ketebalan pemakanan pahat. Dengan memutar roda pemutar maka

    pahat akan turun atau naik. Ketebalan pamakanan dapat dibaca pada dial. Eretan pahat

    terpasang di bagian ujung lengan dengan ditumpu oleh duabuah mur baut pengikat. Eretan

    dapat dimiringkan untuk penyekrapan bidang bersudut atau miring. Kemiringan eretan dapat

    dibaca pada pengukur sudut eretan.

    5. Pengaturan Kecepatan

    Fungsinya untuk mengatur atau memilih jumlah langkah lengan mesin per menit. Untuk

    pemakanan tipis dapat dipercepat. Pengaturan harus pada saat mesin berhenti.

    6. Tuas Panjang Langkah

    Berfungsi mengatur panjang pendeknya langkah pahat atau lengan sesuai panjang benda yang

    disekrap. Pengaturan dengan memutar tap ke arah kanan atau kiri.

    7. Tuas Posisi Pahat

    Tuas ini terletak pada lengan mesin dan berfungsi untuk mengatur kedudukan pahat terhadap

    benda kerja. Pengaturan dapat dilakukan setelah mengendorkan pengikat lengan.

    8. Tuas Pengatur Gerakan Otomatis Meja Melintang

    Untuk menyekrap secara otomatis diperlukan pengaturan-pengaturan panjang engkol yang

    mengubah gerakan putar mesin pada roda gigi menjadi gerakan lurus meja. Dengan

    demikian, meja melakukan gerak ingsutan (feeding).

    B. Penggolongan Mesin Sekrap

    Menurut design umumnya, mesin sekrap dapat dikelompokkan menjadi :

    1. Pemotongan dorong-horizontal

    a. Biasa (pekerjaan produksi)

    b. Universal (pekerjaan ruang perkakas)

  • 2. Pemotongan tarik-horizontal

    Dianjurkan digunakan untuk pemotongan berat dan dipakai secara luas untuk memotong blok

    cetakan besar dan mesin-mesin suku besar dalam bengkel kereta api.

    3. Vertikal

    a. Pembuat celah (slotter)

    b. Pembuat kedudukan pasak (key seater)

    4. Kegunaan khusus, misalkan untuk memotong roda gigi

    Daya dapat digunakan kepada mesin dengan motor tersendiri, baik melalui roda gigi maupun

    sabuk, atau dengan penggunaan system hidrolis. Penggerakan ulak-alik dari pahat dapat

    diatur dalam beberapa cara. Beberapa mesin sekrap yang lebih tua digerakkan dengan roda

    gigi atau ulir hantaran, tetapi pada umumnya sekarang mesin sekrap digerakkan dengan

    lengan osilasi dan mekanisme engkol.

    Jenis mesin sekrap (sekrap) yang banyak digunakan adalah mesin sekrap jenis horizontal.

    Kecepatan potong pada mesin sekrap horizontal didefinisikan sebagai kecepatan ratarata

    dari pahat selama langkah potong dan terutama tergantung pada banyaknya langkah ram tiap

  • menit dan panjang langkahnya. Kalau panjang langkah diubah dan banyaknya langkah tiap

    menit tetap konstan , maka kecepatan potong ratarata berubah. Perbandingan dari kecepatan

    potong terhadap kecepatan balik masuk ke dalam perhitungan, karena diperlukan untuk

    menentukan berapa bagian dari waktukah bekerjanya pahat pemotong. (Amstead, 1981).

    C. Prinsip Kerja Mesin Sekrap

    Prinsip pengerjaan pada mesin sekrap adalah benda yang disayat ataudipotong dalam keadaan

    diam (dijepit pada ragum) kemudian pahat bergerak lurus bolak-balik atau maju mundur

    melakukan penyayatan. Hasil gerakan maju mundur lengan mesin/pahat diperoleh dari motor

    yang dihubungkan dengan roda bertingkat melalui sabuk (belt). Dari roda bertingkat, putaran

    diteruskan ke roda gigi antara dan dihubungkan ke roda gigi penggerak engkol yang besar. Roda

    gigi tersebut beralur dan dipasang engkol melalui tap. Jika roda gigi berputar maka tap engkol

    berputar eksentrik menghasilkan gerakan maju mundur lengan. Kedudukan tap dapat digeser

    sehingga panjang eksentrik berubah dan berarti pula panjang langkah berubah. Mekanismenya

    seperti pada gambar dibawah ini :

    D. Jenis-jenis Pahat

    Pahat penyayat dipasang pada pemegang pahat dan pemegang pahat itu terpasang pada

    pelat pahat, pelat pahat ini kedudukannya dapat diatur naik turun dengan jalan memutar eretan

    pahat, naik turunnya eretan ini merupakan pengaturan tebal pemakanan pahat, untuk menentukan

  • tebal pemakanan itu kita pergunakan garis pengukur tebal pemakanan pada eretan tadi, selain itu

    eretan ini kedudukannya dapat diubah atau diputar dalam derajat sehingga kita dapat mengetam

    bagian yang miring yang besar sudutnya sudah ditentukan.

    Pemegang pahat terpasang pada terpasang pada pelat-pelat yang dapat bergerak berayun

    seperti engsel, hal ini dimaksudkan agar pahat tidak mencakup atau menekan benda kerja pada

    langkah kebelakang.Bentuk pahat ketam hampir sama dengan bentuk pahat bubut, perbedaannya

    terletak pada sudut-sudut bebas muka dan sampingnya lebih kecil, sudut bebas yang lebih kecil

    ini dimaksudkan untuk menghindari getaran-getaran pada pahat atau pada benda kerja karena

    penyayatan padamesin bubut, bentuk dan besarnya sudut-sudut pahat tersebut sangat penting

    karena baik tidaknya hasil penyayatan tergantung sebagian dari cara mengasah sudut-sudut pahat

    itu.

    Keterangan gambar :

    a. Pahat ketam kasar lurus

    b. Pahat ketam kasar lengkung

    c. Pahat ketam dasar

    d. Pahat ketam runcing

    e. Pahat ketam sisi

    f. Pahat ketam sisi kasar

  • E. Teori yang Berhubungan dengan Mesin Sekrap

    Pada proses sekrap gerak makan (f) adalah gerak pahat per langkah penyayatan, kecepatan potong

    adalah kecepatan potong rata-rata untuk gerak maju dan gerak kembali dengan perbandingan

    kecepatan = Vm/Vr

    Elemen-elemen dasar pada mesin sekrap :

    1. Kecepatan potong rata-rata

    V = ( )

    ; mm/menit

    It = Iv + Iw + In

    Np = jumlah langkah per menit

    Iv = 20 mm

    In = 10 mm

    2. Kecepatan makan

    Vf = f . np ; mm/menit

    f = gerak makan; mm/langkah

    3. Waktu pemotongan

    tc =

    ; menit

    4. Kecepatan penghasilan geram

    Z = a . f. v; cm3 /menit

  • BAB III

    DATA DAN PENGOLAHAN DATA

    Proses Sekrap

    3.1 Benda Kerja

    Benda kerja yang digunakan pada proses sekrap adalah balok baja berukuran awal:

    Panjang : 90.7 mm

    Lebar : 79 mm

    Tinggi : 21.8 mm

    Gambar xx Bentuk Awal Benda Kerja

    Proses sekrap dilakukan untuk meratakan permukaan balok baja sepanjang balok tersebut,

    selebar 20 mm dengan kedalaman 1 mm. Proses sekrap ini harus dilakukan sebanyak 2 kali, karena

    kedalaman potong tiap proses mesin sekrap adalah 0.5 mm. Kedalaman potong sebesar 0.5 ini

    dipilih agar hasil permukaan yang didapatkan halus.

  • Gambar xx Bentuk Akhir Benda Kerja

    3.2 Proses-proses yang Dilakukan dan Parameternya

    Langkah-langkah kerja yang harus dilakukan dalam melakukan proses sekrap adalah sebagai

    berikut:

    1. Mempersiapkan alat dan benda kerja.

    Gambar xx Alat dan Benda Kerja

    2. Mengecek mesin sekrap yang akan digunakan dan mempelajari pengoperasiannya.

  • Gambar xx Mesin Sekrap yang Digunakan

    3. Mengukur dimensi awal benda kerja

    4. Meletakkan benda kerja pada ragum yang telah terdapat di atas meja kerja. Siapkan dan pasang

    pahat pada tool post (dalam praktikum telah disediakan).

    Gambar xx Pemasangan Benda Kerja Pada Ragum

    5. Pukul benda kerja yang telah diletakkan pada ragum dengan palu karet yang disediakan untuk

    memastikan bahwa permukaan benda kerja yang menyentuh ragum telah rata.

    6. Mengatur kecepatan dan langkah potong, serta gerak makan yang akan digunakan.

  • Gambar xx Tuas Pada Mesin Sekrap

    7. Memberikan penanda pada benda kerja maupun alat pengoperasian, agar jelas batasan-batasan

    pengerjaan yang akan dilakukan.

    8. Melakukan peng-nol-an sebelum memulai proses sekrap.

    9. Menekan tombol start dan menarik tuas kopling agar pahat dapat bergerak.

    10. Jika batas telah tercapai, ukur dimensi dan ulangi proses sekrap di atas hingga dimensi yang

    diinginkan. Jangan lupa untuk melakukan peng-nol-an ulang untuk mengurangi efek back lash.

    11. Ukur dimensi akhir benda kerja, dan kembalikan mesin sekrap ke keadaan semula serta

    bersihkan geram-germa yang dihasilkan dari proses tersebut. Jangan lupa untuk menekan

    tombol stop untuk benar-benar mematikan mesin sekrap.

  • Gambar xx Bentuk Geram yang Dihasilkan Dari Proses Sekrap

  • BAB IV

    ANALISIS

    Saniy Shabrina (13111060)

    PROSES SEKRAP

    Prosedur yang dilakukan pada saat praktikum

    1. Melihat kondisi mesin dan mengeceknya pada saat praktikum akan dilaksanakan oleh praktikan.

    2. Perhitungan terhadap kondisi dan dimensi awal pada benda kerja yang akan digunakan.

    3. Pengesett-an zero (setting nol) pada mesin sekrap ini dengan langkah awal yaitu menghidupkan

    mesin sekrap dan penyetelan pahat hingga mengenai sedikit bagian dari benda kerja, lalu

    melakukan setting nol pada pahat yang akan digunakan.

    4. Pemahaman mengenai kondisi mesin yang akan digunakan, mengatur kecepatan langkah pada

    mesin sekrap, mengatur kecepatan makan yaitu sebesar 0.5mm dilakukan sebanyak 2x dan

    mengatur kecepatan potong pada mesin sekrap tersebut (dalam praktikum kali ini, kecepatan

    potong tidak diatur atur sehingga menggunakan kecepatan potong yang telah tertera di mesin

    sekrap tersebut)

    5. Peletakan benda kerja pada ragum dan penguncian benda kerja terhadap ragum tersebut dengan

    menggunakan tuas ragum.

    6. Pemasangan pahat pada tool-post atau pada pemegang pahat, dan pemilihan pahat yang akan

    digunakan untuk proses benda kerja yang diinginkan.

    7. Pengecekan kondisi pahat pada langkah awal tidak mengenai benda kerja secara langsung

    (mencegah terjadinya perataan pada bagian secara tidak sempurna)

    8. Pengecekan terhadap kinerja motor listrik sebagai sumber gerakan pada proses sekrap.

    9. Penyekrapan dilakukan dengan menggunakan kecepatan makan yang telah ditentukan hingga

    menghasilkan permukaan benda yang rata dan dengan dimensi yang diinginkan.

    Analisis Hasil Benda Kerja

    Pada proses sekrap, benda kerja yang dihasilkan ketebalan bagian kanan dan kiri benda kerja

    berbeda. Hal tersebut dikarenakan, pada awalnya saat praktikan menghitung ketebaln benda kerja tidak

    terlalu teliti, sehingga ketebalan pada masing-masing sisi pahat tidak sama.

  • Pada proses ini juga, gerakan maju lebih lambat daripada gerakan mundur karena pada saat

    proses maju, pahat melakukan proses pemotongan benda kerja yang stasioner (ditahan oleh ragum) dan

    pada proses maju benda kerja dan pahat mengalami gaya gesekan, sedangkan pada proses balik atau

    mundur benda pahat tidak melakukan proses pemotongan dan semakin kecilnya gesekan antara benda

    kerja dan pahat. Hal itu juga menyebabkan ketebalan pada sisi-sisi benda kerja berbeda.

    Analisis Parameter Proses

    1. Kecepatan Makan

    Pada kecepatan makan proses sekrap di atur oleh tuas di bawah ragum, yang mengatur kecepatan

    makan pada proses ini. Kecepatan makan diatur sebesar 0.5 mm dilakukan sampai ketebalan

    benda kerja ke arah horizontal sepanjang 20mm. Dilakukan sebanyak 2x balikan sehingga

    diperoleh benda kerja yang diinginkan.

    2. Kecepatan Potong

    Pada proses sekrap ini, kecepatan potong tidak diubah-ubah karena pengaturan sudah ditetapkan

    pada mesin sekrap yang ada di laboratorium teknik produksi.

    3. Kecepatan Langkah

    Kecepatan langkah pemotongan dilakukan dengan kalibrasi mengenai tuas pengaturan kecepatan

    langkah pada mesin sekrap yang digunakan.

    4. Material yang DigunakanMaterial yang digunakan meruapakan material yang memiliki yang

    getas, sehingga pada proses ini kecepetan makan diatur sepelan mungkin dengan kedalaman

    0.5mm. Ketika kita menggunakan material yang getas, maka ketika kecepatannya sangat cepat,

    maka pahat juga bisa patah.

    5. Derajat Kehalusan yang Diinginkan

    Semakin menginginkan kehalusan yang terjadi pada benda kerja maka kecepatan proses pada

    mesin sekrap pun akan semakin lama.

    6. Kemampuan Mesin

    Semakin tua mesin yang digunakan maka akan semakin banyak masalah back-flash yang terjadi

    sehingga perlu diadakan proses perawatan mesin secara berkala.

    Fenomena yang terjadi selama praktikum

    Terbentuknya gram-gram yang kontinu dan berwarna silver keputihan. Terjadi back-flash pada mesin

    sekrap baik dari roda giginya maupun pengaturan kecepatan makan dan potong pada mesin sekrap yang

    digunakan. Pada saat membuat setting-zero pada mesin sekrap sebaiknya mesin dimatikan terlebih dahulu

    saat melakukan pengepasan pada pahat terhadap benda kerja karena mesin sekrap menggunakan

  • pemakaian listrik yang cukup besar. Adanya back-flash pada penggunaan mesin sekrap seperti contoh

    pada roda giginya, sehingga pembuatan setting-zero menggunakan indikator tersendiri oleh praktikan.

  • Meitha Anindya (13112002)

    Prosedur yang harus dilakukan pada proses sekrap adalah:

    1. Persiapkan alat-alat yang akan digunakan beserta benda kerja yang akan digunakan untuk proses

    sekrap tersebut.

    2. Melakukan pengecekan pada mesin sekrap serta mempelajari bagian-bagian dari mesin tersebut,

    agar tidak salah dalam pengoperasiannya.

    3. Melakukan pengukuran dimensi awal benda kerja.

    4. Memasang benda kerja pada ragum yang telah diletakkan di atas meja mesin sekrap. Setelah

    dikencangkan pada ragum, benda kerja tersebut dipukul-pukul dengan palu karet untuk

    memaskikan bahwa sisi benda kerja benar-benar telah disangga dengan baik dan rata pada ragum.

    Lakukan pula pemasangan pahat yang sesuai dengan proses kerja yang diinginkan. Dalam

    praktikum, setup pahat telah dilakukan dan praktikan dapat langsung menggunakannya.

    5. Melakukan setup mesin sekrap, dan melakukan setup titik nol dengan cara menyalakan mesin

    terlebih dahulu dan menggerakkan meja kerja hingga pahat menyentuh benda kerja. Keadaan ini

    dijadikan sebagai acuan titik nol.

    6. Memberikan tanda pada benda kerja sebagai batas pengerjaan proses sekrap.

    7. Mengatur kedalaman potong pahat terhadap benda kerja. Kedalaman potong ini tidak boleh

    terlalu tebal, sehingga dibutuhkan proses yang berulang-ulang untuk mendapatkan kedalaman

    potong tertentu.

    8. Mengatur kecepatan potong pahat dan kecepata makan benda kerja.

    9. Menekan tombol start dan menarik tuas kopling untuk menjalankan pahat.

    10. Melakukan pengulangan prosedur hingga terbentuk hasil akhir benda kerja yang diinginkan.

    11. Mengukur dimensi akhir benda kerja.

    Analisis hasil benda kerja

    Benda kerja yang dihasilkan melalui proses sekrap adalah benda kerja dengan permukaan yang

    rata. Proses perataan permukaan ini harus dilakukan melalui beberapa kali pengulangan agar

    benda kerja yang dihasilkan tidak kasar. Karena penyimpangan pada mesin sekrap yang

    digunakan cukup besar, maka untuk mendapatkan hasil yang tepat seperti yang diharapkan harus

    dilakukan pengukuran dimensi terus menerus untuk memastikan bahwa proses makan dan potong

    mesin sesuai dengan yang diinginkan. Pada praktikum lebar pengerjaan perataan benda kerja

    adalah 20 mm. Pada posisi 20 mm, terbentuk lekukan yang tidak menyiku (terdapat kemiringan

    permukaan). Hal ini disebabka karena adanya kekurang presisian proses makan yang dilakukan

    pada benda kerja. Sehingga menyebabkan langkah terakhir pahat tidak berada pada posisi yang

    sama seperti langkah pahat pada proses sebelumnya.

    Analisis parameter proses

    Proses sekrap

    Semakin tebal proses potong yang dilakukan oleh pahat maka semakin besar kemungkinannya bagi

    benda kerja untuk memiliki permukaan yang kasar. Hal ini disebabkan karena semakin besar pula gaya

    yang diterima oleh pahat tersebut. Semakin besar radius engkol yang berputar makan semakin jauh jarak

  • langkah pahat. Selain itu, semakin besar radius engkol maka semakin cepat pula kerja langkah mesin

    sekrap.

    Fenomena yang terjadi selama praktikum

    Pada proses sekrap terbentuk geram-geram yang terpelintir seperti geram yang dihasilkan pada mesin

    bubut. Namun, geram ini tidak berwarna, sehingga dapat dikatakan bahwa geram yang dihasilkan tidak

    terlalu panas.

  • Muhammad Rifky Akbar (13112011)

    Proses Sekrap

    Prosedur yang dilakukan saat praktikum

    1. Memakai perlengkapan keselamatan standar 2. Mengecek kondisi mesin dan sistem kelistrikannya 3. Mengukur dimensi awal benda kerja, tandai bagian yang akan diproses 4. Meletakkan pahat pada toolpost dan menguncinya 5. Meletakkan benda kerja pada ragum yang telah diberi penyangga sebelumnya agar benda kerja

    tidak tenggelam dalam ragum

    6. Set kecepatan gerak potong dan panjang langkah pemotongan pada pahat melalui instrumen di tuas kecepatan dengan meyertakan kombinasi angka huruf sesuai petunjuk

    7. Nyalakan mesin 8. Set zero dengan cara mendekatkan benda kerja pada pahat (ragumnya dinaikkan, tuas melintang

    diatur manual agar pahat tepat menyentuh benda kerja)

    9. Matikan mesin saat gerak mundur dan pahat tidak sedang menyentuh benda kerja 10. Atur kecepatan geser melintang melalui tuas geser cepat 11. Atur kedalaman potong dengan men-set kenaikan ragum 12. Putar pin yang mengatur arah gerak melintang ragum, buat otomatis 13. Nyalakan mesin 14. Matikan mesin pahat telah sampai tanda yang diinginkan pada benda kerja

    Analisis hasil benda kerja

    Benda kerja perlu disangga saat diletakkan di ragum agar tidak tenggelam dalam ragum, jika hal

    ini terjadi, risiko ragum ikut terpotong pahat besar saat ragum melakukan gerak melintang. Ketebalan

    akhir benda kerja antar ujung yang telah diproses tidak sama. Hal ini dikarenakan tidak ratanya

    permukaan awal benda kerja, kesalahan pengukuran oleh praktikan, dan gesekan yang dirasakan pahat

    makin besar saat panjang pemotongan pada benda kerja makin jauh sehingga pemotongan tidak seideal

    yang diharapkan.

    Analisis parameter proses

    1. Kecepatan Makan

  • Semakin cepat kecepatan makan, ketidakrataan permukaan pada benda kerja semakin besar akibat

    pergesaran melintang ragum yang cepat membuat kemungkinan ada permukaan yang belum

    terpotong makin besar.

    2. Kecepatan Potong Semakin cepat kecepatan potong, permukaan benda kerja semakin halus, namun tegangan pada

    pahat semakin besar akibat gesakan yang terjadi antara pahat dengan benda kerja.

    3. Panjang Langkah Pemotongan Parameter ini sangat bergantung pada dimensi benda kerja Semakin besar panjang langkah

    pemotongan, toleransi kerataan permukaan dan kekasaran permukaan makin besar akibat gesekan

    antara pahat dengan benda kerja makin besar sehingga menghambat proses pemotongan.

    4. Jenis Materal Makin getas pemilihan jenis material, makin besar gesekan yang dirasakan pahat dengan benda

    kerja sehingga kedalaman potong dan kecepatan potong perlu diperhatikan agar pahat tidak aus.

    5. Besar arc yang dilalui dial hantaran pada gerak melintang Makin besar arc yang dilalui dial hantaran pada gerak melintang ragum, makin besar kecepatan

    makan yang dilakukan benda kerja akibat transisi posisi pada ragum yang makin cepat.

    Fenomena yang terjadi selama praktukum

    Pada proses sekrap ini, geram yang dihasilkan saat gerak potong bewarna silver, menunjukkan

    kalor yang keluar akibat gesekan pahat dengan benda kerja lebih kecil daripada gerak potong yang

    dilakukan saat proses bubut (geramnya bewarna ungu). Selain itu pada mesin sekrap, terjadi suatu

    mekanisme balik cepat, dimana gerak mudur ram lebih cepat daripada gerak maju akibat arc yang dilalui

    poros saat saat gerak mundur lebih kecil daripada saat gerak maju dan gesekan antara pahat dengan benda

    kerja yang lebih kecil saat gerak mundur. Terakhir, adanya backlash pada roda gigi yang berfungsi untuk

    menset beberapa hal seperti ketinggian ragum, kecepatan makan, dll membuat praktikan menggunakan

    intuisi untuk mengatur beberapa hal tersebut.

  • Naufal Kemal (13112013)

    Prosedur Kerja

    - Lakukan terlebih dahulu pengecekan terhadap kondisi mesin sebelum pelaksanaan praktikum - Pengecekan terhadap kondisi awal benda kerja. Dan hitung pula dimensi awal benda kerja - Setting zero mesin sekrap dengan cara penyetelan pahat hingga mengenai sedikit bagian benda

    kerja. Pada langkah ini mesin sekrap dihidupkan. Setelah hamper menyentuh kemudian set nol

    pahat tersebut

    - Pengaturan kecepatan langkah pada mesin sekrap, kecepatan makan diatur ke 0,5 mm sebanyak 2x lalu mengatur kecepatan potong mesin tersebut.

    - Pada praktikum ini kecepatan potong tidak diubah ubah - Peletakan benda kerja pada ragum kemudian dikunci terhadap ragum tersebut. Penguncian

    dilakukan dengan menggunakan tuas ragum.

    - Pasang pahat pada tool post, lalu pilih pahat yang akan digunakan pada proses. - Pada langkah awal pahat tidak dikenai secara langsung ke benda kerja untuk mencegah perataan

    yang tidak sempurna

    - Pengecekan terhadap motor listrik - Lakukan penyekrapan sampai didapat hasil pada permukaan serta dimensi seperti yang

    diinginkan

    Analisis Benda Kerja

    Terjadi perbedaan terhadap ketebalan benda kerja di bagian kiri dan bagian kanan. Ini

    dikarenakan saat penghitungan dimensi awal praktikan kurang teliti menggunakan jangka sorong tersebut.

    Perlu dilakukan perhitungan secara berulang ulang dikarenakan ketelitian pahat sudah mulai

    berkurang.

    Penyaggaan benda kerja pada ragum perlu dilakukan agar pahat tidak tenggelam daam ragum.

    Hal ini dapat berbahaya karena ragum dapat ikut terpotong

    Benda kerja perlu disangga saat diletakkan di ragum agar tidak tenggelam dalam ragum, jika hal ini terjadi, risiko ragum ikut terpotong pahat besar saat ragum melakukan gerak melintang. Ketebalan akhir

    benda kerja antar ujung yang telah diproses tidak sama. Hal ini dikarenakan tidak ratanya permukaan

    awal benda kerja, kesalahan pengukuran oleh praktikan, dan gesekan yang dirasakan pahat makin besar

    saat panjang pemotongan pada benda kerja makin jauh sehingga pemotongan tidak seideal yang

    diharapkan.

    Analisis Parameter Proses

    - Kecepatan Makan Pengaturan kecepatan makan dilakukan menggunakan tuas yang terdapat di bawah ragum.

    Kecepatan makan yang semakin kencang akan membuat ketidakrataan permukaan yang semakain

    besar dikarenakan pergeseran melintang ragum yang cepat yang akhirnya memungkinkan adanya

    permukaan yang belum terpotong.

    - Kecepatan Potong Kecepatan potong yang semakin cepat akan membuat permukaan semakin halus. Tapi tegangan

    pahat akan semakin besar

  • - Panjang langkah pemotongan Semakin besar parameter ini, toleransi kerataan permukaan dan kekasaran akan semakin besar

    karena gesekan, sehingga akan menghabat proses pemotongan. Parameter ini sendiri sangat

    bergantung pada dimensi benda kerja

    - Jenis Material Makin getas material, makin besar gesekan yang dirasakan pahat sehingga kedalaman potong dan

    kecepatannya perlu diperhatikan.

    - Besar arc yang dilalui dial hantaran Makin besar arc yang dilalui dial hantaran pada gerak melintang ragum, makin besar kecepatan

    makan yang dilakukan benda kerja.

    Fenomena saat Praktikum

    Geram yang terbentuk berwarana silver. Serta terjadinya backlash pada mesin pada roda gigi maupun

    saat pengaturan kecepatan makan dan potong. Perlu diingat agar tidak membiarkan mesin dalam

    keadaan menyala selama terlalu lama.

  • FRANZ

    13112025

    Analisis

    Prosedur praktikum :

    1. Proses Sekrap

    a. Ukur dimensi benda kerja yang akan diproses, tandai daerah yang akan diratakan permukaannya.

    b. Pasang benda kerja pada ragum yang tersedia di meja sekrap dengan ditumpu parallel pad di bawah

    benda kerja, agar benda kerja terletak lebih tinggi dari ragum. Jepit benda kerja dengan memutar tuas

    untuk menggerakan ragum, setelah itu pukul benda kerja dengan palu plastik untuk memastikan benda

    kerja benar-benar ditumpu oleh parallel pad seluruhnya.

    c. Atur parameter kecepatan dari mesin, yaitu dengan mengatur 2 tuas (clutch dan range), yaitu tuas

    clutch yang memperlihatkan angka 1-4, serta tuas range yang memperlihatkan low / high. Pilih

    kombinasinya agar mendapatkan kecepatan langkah/potong yang sesuai, dapat dilihat pada tabel yang

    tercantum di mesin. Yang perlu diperhatikan, jangan mengatur kecepatan potong saat mesin menyala,

    karena dapat merusak gigi.

    d. Kecepatan makan tidak diatur dalam praktikum kali ini. Namun dijelaskan bahwa dengan menjauhkan

    baut pengunci semakin jauh dari pusat, maka kecepatan makan akan semakin besar. Mengatur kecepatan

    makan juga sebaiknya jangan pada saat mesin menyala.

    e. Nyalakan mesin dengan menekan tombol start dan menarik tuas kopling sehingga ram bergerak

    translasi. (Tuas kopling harus ditahan dengan tangan karena tidak otomatis terkunci, sekaligus untuk

    safety).

    e. Set 0 dahulu dengan cara menurunkan/menaikkan meja sekrap dengan tuas yang ada di dekat pena

    rachet, hingga benda kerja menyentuh pahat. Lepas kopling dan matikan, tandai 0 pada skala tuas untuk

    menggerakan meja sekrap tersebut. Lalu, naikkan meja sekrap sejauh kedalaman potong yang kita

    inginkan, dengan skala satu garisnya adalah 0.1 mm (karena tertulis 10 div 1 m/m yang artinya 10 garis

    pada skala adalah 1mm).

    f. Kembali nyalakan mesin, masukkan kopling, lalu jalankan meja sekrap dengan memasukkan pena

    rachet pada gigi rachet dengan arah yang sesuai. Lepas kopling dan matikan mesin setelah mencapai

    daerah yang ditandai pada saat awal.

    g. Lakukan berulang-ulang jika kedalaman potongnya besar, karena kedalaman potong yang dianjurkan

    setiap prosesnya hanya sekitar 0.5 mm. Yang perlu diperhatikan, jangan melepas kopling saat pahat

    berada di tengah benda kerja.

    Analisis hasil benda kerja proses sekrap

    Ketebalan benda kerja sebelum dan sesudah proses meratakan permukaan pada sekrap tidak sesuai

    dengan kedalaman potong yang diset pada skala tuas penggerak meja sekrap. Hal ini dapat disebabkan

  • salah satunya oleh backlash, dapat juga diakibatkan penumpukan geram pada ujung pahat / built up

    edge.Selain itu benda kerja yang tidak benar-benar menempel pada parallel pad sehingga dapat bergerak

    ketika dipotong juga dapat menghasilkan ketidak telitian terhadap parameter kedalaman potong.

    Kecepatan potong dan kecepatan makan pada praktikum tersebut menghasilkan geram yang tidak terlalu

    panjang, namun sudah membentuk spiral. Permukaanya cukup halus karena kecepatan makannya kecil.

    Analisis parameter proses, proses sekrap

    Pada mesin sekrap, saat melakukan proses meratakan permukaan, semakin cepat kecepatan makannya

    atau semakin lambat kecepatan potongnya, maka permukaan yang dihasilkan akan semakin kasar.

    Semakin dalam kedalaman potong yang diset, geram yang dihasilkan semakin tebal dan panjang, serta

    permukaannya juga semakin kasar.

    Fenomena umum : mesin sekrap mengalami langkah maju yang lebih lambat dari langkah balik akibat

    adanya quick return mechanism.

    geram yang dihasilkan pada mesin sekrap terlempar ke depan.

  • Rizki Harpan RIady (1312106)

    ANALISIS

    A. Proses Sekrap

    Prosedur Praktikum

    1. Mempersiapkan alat dan bahan untuk praktikum.

    2. Mengecek kondisi mesin sekrap yang akan digunakan.

    3. Mengukur dimensi benda kerja dengan menggunakan jangka sorong.

    4. Memasang benda kerja pada ragum yang telah terdapat pada meja mesin.

    5. Menyiapkan pahat pada tool-post. Pada praktikum pahat telah terpasang pada tool-post.

    6. Mengatur kecepatan dan langkah potong.

    7. Memberikan penanda batas pada benda kerja maupun mesin untuk menjadi batasan

    pemberian proses pada benda kerja.

    8. Melakukan set-zero pada mesin sekrap.

    9. Mengatur kedalaman potong pada mesin sekrap dengan cara menaikkan ketinggian meja

    mesin.

    10. Mengatur gerak makan otomatis dengan cara mengatur arah pergerakan pena rachet.

    11. Menekan tombol start untuk memulai proses sekrap.

    12. Menghentikan kerja mesin setelah mencapai batas pengerjaan. Pemberhentian mesin

    haruslah ketika mata potong pahat berada diluar benda kerja.

    Analisis Hasil Benda Kerja

    Permukaan benda kerja yang dihasilkan pada proses sekrap menghasilkan permukaan

    yang rata dan halus, hal ini terjadi karena pada saat praktikum, proses yang terjadi memakai

    kecepatan makan yang cukup kecil dan juga menggunakan kedalaman potong yang kecil.

    Pada ujung proses di benda kerja, permukaan yang dihasilkan tidak rata, namn menghasilkan

    didang yang miring. Hal ini disebabkan karena pada saat pemberhentian mesin tidak tepat

    sama dengan proses yang dilakukan sebelumnya, sehingga menghasilkan permukaan yang

    berundag-undag.

    Analisis Parameter Proses

    1. Kecepatan Makan

    Semakin cepat kecepatan makan, maka hasil permukaan pada benda kerja akan semakin

    kasar.

    2. Kedalaman Potong

    Semakin besar kedalaman potong , makan hasil permukaan akan semakin kasar. Dan juga

    akan mengakibatkan mata potong pahat akan semakin cepat aus.

    Fenomena pada Praktikum

    Tebentuknya geram yang terpelintir dan membentuk spiral, karena material benda

    kerja yang digunakan tergolong kedalam material ulet. Tidak terjadi perubahan warna pada

    geram hasil sekrap, menunjukkan bahwa temperatur saat pemotongan tidaklah terlalu besar

    sehingga tidak menyebabkan hangus pada geram dan membuat geram berubah warna.

  • ANALISIS

    B. Proses Sekrap

    Prosedur Praktikum

    13. Mempersiapkan alat dan bahan untuk praktikum.

    14. Mengecek kondisi mesin sekrap yang akan digunakan.

    15. Mengukur dimensi benda kerja dengan menggunakan jangka sorong.

    16. Memasang benda kerja pada ragum yang telah terdapat pada meja mesin.

    17. Menyiapkan pahat pada tool-post. Pada praktikum pahat telah terpasang pada tool-post.

    18. Mengatur kecepatan dan langkah potong.

    19. Memberikan penanda batas pada benda kerja maupun mesin untuk menjadi batasan

    pemberian proses pada benda kerja.

    20. Melakukan set-zero pada mesin sekrap.

    21. Mengatur kedalaman potong pada mesin sekrap dengan cara menaikkan ketinggian meja

    mesin.

    22. Mengatur gerak makan otomatis dengan cara mengatur arah pergerakan pena rachet.

    23. Menekan tombol start untuk memulai proses sekrap.

    24. Menghentikan kerja mesin setelah mencapai batas pengerjaan. Pemberhentian mesin

    haruslah ketika mata potong pahat berada diluar benda kerja.

    Analisis Hasil Benda Kerja

    Permukaan benda kerja yang dihasilkan pada proses sekrap menghasilkan permukaan

    yang rata dan halus, hal ini terjadi karena pada saat praktikum, proses yang terjadi memakai

    kecepatan makan yang cukup kecil dan juga menggunakan kedalaman potong yang kecil.

    Pada ujung proses di benda kerja, permukaan yang dihasilkan tidak rata, namn menghasilkan

    didang yang miring. Hal ini disebabkan karena pada saat pemberhentian mesin tidak tepat

    sama dengan proses yang dilakukan sebelumnya, sehingga menghasilkan permukaan yang

    berundag-undag.

    Analisis Parameter Proses

    3. Kecepatan Makan

    Semakin cepat kecepatan makan, maka hasil permukaan pada benda kerja akan semakin

    kasar.

    4. Kedalaman Potong

    Semakin besar kedalaman potong , makan hasil permukaan akan semakin kasar. Dan juga

    akan mengakibatkan mata potong pahat akan semakin cepat aus.

    Fenomena pada Praktikum

    Tebentuknya geram yang terpelintir dan membentuk spiral, karena material benda

    kerja yang digunakan tergolong kedalam material ulet. Tidak terjadi perubahan warna pada

    geram hasil sekrap, menunjukkan bahwa temperatur saat pemotongan tidaklah terlalu besar

    sehingga tidak menyebabkan hangus pada geram dan membuat geram berubah warna.

  • BAB V

    SIMPULAN DAN SARAN

    Saniy Shabrina (13111060)

    PROSES SEKRAP

    Kesimpulan

    1. Benda kerja yang dihasilkan ketebalan pada satu bagian yang lain tidak sama dengan bagian yang

    lainnya. Hal ini dikarenakan pada saat awal menghitung dimensi benda kerja tidak begitu teliti.

    Pada saat proses maju gesekan yang dihasilkan pada mesin sangat besar sehingga mempersulit

    gerakan maju, dan pada saat gerakan mundur gesekan tidak begitu banyak terjadi sehingga proses

    balik lebih cepat dilakukan daripada proses maju.

    2. Benda kerja dengan ketebalan yang tidak sama pun ditimbulkan saat menyusun parallel pad pada

    ragum tidak sejajar, parallel-pad tidak memiliki ketebalan yang sama.

    3. Benda kerja yang dihasilkan tidak memiliki ketebalan yang sama dikarenakan oleh back-flash

    yang terjadi pada roda gigi pada mesin sekrap yang digunakan.

    4. Geram yang dihasilkan pada proses sekrap adalah gram kontinu karena tidak putus-putus yang

    menunjukkan keuletan pada benda kerja yang digunakan dan berwarna perak keputihan yang

    menunjukkan bahwa suhu pada geram yang dihasilkan tidak begitu panas (karena proses yang

    dikerjakan tidak begitu banyak berulang)

    Saran

    1. Perlu dilakukan perawatan mesin secara berkala sehingga memperkecil kemungkinan back-flash

    pada saat proses sekrap dikerjakan.

    2. Pengecekan terhadap parallel-pad dengan baik sehingga memperkecil timbulnya ketidaksamaan

    ketebalan pada benda kerja yang telah dilakukan penyekrapan.

    3. Pengukuran dimensi awal yang dilakukan seharusnya dilakukan oleh beberapa orang, tidak hanya

    satu orang saja karena ketilitian masing-masing praktikan berbeda.

    4. Perlu diadakan penambahan pengecekan pada garis-garis dimensi yang ada mesin sekrap yang

    digunakan (memperjelas angka-angka yang ada pada mesin sekrap yang digunakan).

    5. Proses kalibrasi yang dilakukan seharusnya dilakukan lebih teliti oleh praktikan maupun siapa

    saja yang menggunakan mesin sekrap yang akan digunakan.

  • Meitha Anindya 13112001

    Bagi praktikan yang sedang melakukan proses sekrap, sebaiknya tidak berdiri di depan mesin saat

    mesin sedang melakukan proses kerjanya. Hal ini disebabkan karena, pada proses sekrap, gerak potong

    yang dilakukan oleh pahat adalah ke depan. Sehingga, geram yang dihasilkan banyak yang beterbangan

    ke depan (walaupun terdapat pula geram yang beterbangan ke samping mesin sekrap). Pada proses

    pengerjaannya, sebaiknya setup mesin sekrap dilakukan dalam kondisi mesin mati (sebelum tombol start

    ditekan). Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi tertariknya tuas kopling pada saat praktikan sedang

    melakukan setup mesin.

    Pada praktikum yang telah dilakukan, mesin sekrap yang digunakan sudah cukup tua. Sehingga,

    kopling yang digunakan untuk menggerakkan pahat harus dipegang terus menerus. Jika terlepas maka

    pahat akan berhenti bergerak. Oleh karena itu, sebaiknya dilakukan perawatan mesin atau penggantian

    mesin sekrap. Selain itu, mesin sekrap yang digunakan dalam praktikum tidak memiliki penomoran pada

    sebagian alat-alat pengatur, seperti alat pengatur kedalaman gerak potong pahat dan langkah gerak makan

    yang dilakukan oleh meja. Oleh karena itu, sebaiknya praktikan membawa alat tulis seperti tip-ex atau

    spidol untuk menandai alat-alat yang sekiranya kurang penomoran. Alat tulis ini pun berguna untuk

    menandai batas-batas pada benda kerja yang akan diproses.

  • Muhammad Rifky Akbar (13112011)

    Kesimpulan

    1. Ketebalan benda kerja hasil proses tidak sama 2. Adanya backlash membuat pengaturan beberapa hal seperti pengaturan kedalaman potong dan

    panjang langkah pemotongan memerlukan intuisi dan pengukuran berulang .

    Saran

    1. Perlu dilakukan proses perataan permukaan pada benda kerja agar kemungkinan perbedaan ketebalan bisa diminimalisir pasca proses.

    2. Praktikan harus lebih teliti dalam melakukan pengukuran benda kerja. Baik sebelum proses maupun sesudah proses.

    3. Pengukuran berkala diperlukan akibat adanya backlash saat pengaturan kedalaman potong, dll. 4. Perlu dilakukan perawatan mesin berkala untuk meminimalisir backlash.

    Proses input kecepatan potong lebih baik dilakukan saat mesin mati agar tidak merusak gear dan

    shaft pada mesin tersebut.

  • Naufal Kemal (13112013)

    Kesimpulan

    - Benda kerja yang dihasilkan ketebalan antar bagian tidak sama

    - Adanya back-flash dan ketidaksejajaran dalam pengaturan parallel pad mengakibatkan perbedaan

    ketebalan

    - Geram yang dihasilkan menunjukan keuletan benda kerja dan juga suhu benda kerja yang tidak

    begitu panas pada proses sekrap

    Saran

    - Perlu dilakukan perawatan mesin secara berkala untuk mengurangi back-flash

    - Pengukuran dimensi awal dan pengesetan benda kerja pada ragum perlu dilakukan lebih teliti

    - Penambahan penanda putaran pada tuas mesin sekrap

  • FRANZ

    13112025

    SIMPULAN

    A. Mesin sekrap

    1. Pada percobaan mesin sekrap ini, parameter yang diatur adalah kedalaman potong dan kecepatan

    potongnya, yang memengaruhi kekasaran permukaannya.

    SARAN

    Pada mesin sekrap, ada baiknya jika percobaan dilakukan beberapa kali lagi untuk melihat perbedaan

    hasil benda kerja terhadap parameter proses yang berbeda-beda.

  • Rizky Harpan Riadi (13112106)

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Proses Sekrap

    1. Kesimpulan

    Perataan permukaan dengan mesin sekrap harus dilakukan pada permukaan meja yang

    datar, sehingga tidak terdapat perbedaan kedalaman potong saat prose sekrap, yang dapat

    menhasilkan benda kerja yang miring, begitu pula dengan proses pembuatan alur dengan

    mesin sekrap.

    Gram dapat terbentuk pada proses sekrap karena dihasilakan oleh gerak potong yang

    dilukukan oleh mata potong pahat tehadap benda kerja. Dan terbentuknya geram yang

    berbentuk spiral karena sudut pahat yang membuat geram hasil potongan terpelintir.

    Pengoperasian tuas gerak makan dapat diatur dengan mengatur tuas yang mengatur meja

    mesin, dan pengaturan arh jalan grak makan dapat diatur dengan mengatur arah dari pena

    rachet.

    Mekanisme Balik Cepat dapat terjadi karena adanya perbedaan kecepatan antara

    kecepatan maju dengan kecepatan mundur pada lengan yang disebakan oleh perbedaan

    jarak lintasan engkol.

    2. Saran

    Diharapkan agar praktikan lebih teliti dan hati-hari dalam bekerja. Sehingga dapat

    menghasilkan benda kerja sesuai dengan yang dirancang.

  • LAMPIRAN

    Tugas Setelah Praktikum

    1. Bagaimana cara pencekaman benda kerja untuk proses perataaan permukaan?

    Benda kerja dijepit pada ragum. Apabila ketebalan benda kerja lebih kecil daripada ketinggian

    dinding ragum, perlu parrarel pad yang berfungsi sebagai dudukan agar saat proses perataan

    permukaan, ragum tidak ikut terpotong. Bila permukaan di samping meja kerja miring, sisipkan

    silinder baja pada salah satu sisi ragum. Kencangkan ragum, ketok benda kerja dengan palu untuk

    memastikan bahwa permukaan benda kerja telah serata mungkin untuk dipotong.

    2. Gambarkan mekanisme pemegang pahat, agar pada saat gerak balik pahat tidak masuk ke benda

    kerja!

    Saat memotong, pahat ditekan pada tool post lalu pada saat gerak balik pahat mempunyai sifat

    yang memungkinkan pahat tidak memotong benda kerja saat balik

  • 3. Bagaimana cara mengukur langkah ayun? Jelaskan dengan gambar!

    Pertama-tama kita harus mengetahui posisi pengatur panjang langkah pemakanan,berikut gambar

    dan penjelasannya:

    a. Motor Penggerak

    b. Roda gigi penggerak

    c. Roda pemutar

    d. Blok engkol

    e. Poros lengan ayun

    f. lengan ayun

    g. kepala luncur

    h. Pengikat kepala luncur

    Berikut adalah petunjuk gambar beserta keterangannya:

  • langkah pemakanan yg panjang,maka lengan ayun harus dipasang pada posisi terjauh dari sumbu

    poros roda pemutar.Lengan ayun akan bergerak dari A sampai B dan sebaliknya. Karena arc AB

    lebih besar daripada arc BA,maka langkah kebelakang akan lebih cepat. Untuk langkah

    pemakanan yg pendek,maka lengan ayun harus dipasang pada posisi terdekat dengan sumbu

    poros. Cara mengukurnya terdapat pada baut yang terletak pada poros yang mampu diputar untuk

    menyesuaikan jarak lengan ayun dengan sumbu poros roda pemutar. Arc perputaran = perubahan

    jarak lengan ayun dengan sumbu poros roda pemutar.

    4. Bagaimana cara menentukan jumlah langkah per menit!

    Menentukan Jumlah Langkah Maju Mundur pada mesin sekrap,jumlah langkah maju mundur per

    menit (n) tergantung pada kecepatan potong bahan (v) dan panjang langkah (L),rumusnya s.b.b:

    Langkah maju mundur (n) =kecepatan potong (m/menit) Panjang langkah maju mundur (m)

    n=V 2L (langkah /menit)

    Untuk mengatur jumlah langkah per menit,dilakukan dengan menempatkan handel pengatur

    jumlah langkah pada posisi yg paling sesuai/mendekati angka hasil perhitungan handel,pengatur

    jumlah langkah yang ditempatkan di body samping mesin.

    5. Bagaimana cara membuat produk balok yang benar-benar siku antar sisinya dari row material

    berupa balok yang belum tentu siku antar sisinya! Jelaskan langkah-langkahnya dengan gambar!

    Dengan menggunakan proses sekrap di tiap sisinya sehingga dibentuk siku di tiap sisi

    6. Bagaimana cara membuat roda gigi dengan menggunakan mesin sekrap?

    a. Proses ini membutuhkan meja kerja yang berbentuk shaft.

    b. Ukur dimensi awal benda kerja

    c. Pasang pada meja kerja berupa shaft yang dapat berputar

    d. Atur jarak langkah, kecepatan langkah.

    e. Setting zero antara pahat dengan benda kerja

    f. Tentukan kedalaman pahat dan jenis pahat sesuai dengan spesifikasi roda gigi yang

    diinginkan

    g. Nyalakan mesin atur kecepatan makan benda kerja

    h. Matikan mesin, lepas benda kerja dan ukur dimensi akhir roda gigi