laporan praktikum kimia fisika i perc. viii

24
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I DETERMINE OF ACIDITY PORUS SUBSTANCES Disusun Oleh : K-113-12-001-F K-113-12-015-F LABORATORIUM KIMIA FISIKA JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2013

Upload: dede-suhendra

Post on 14-Jun-2015

1.421 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I

DETERMINE OF ACIDITY PORUS SUBSTANCES

Disusun Oleh :

K-113-12-001-F

K-113-12-015-F

LABORATORIUM KIMIA FISIKA

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2013

Page 2: Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii

LEMBAR PENGESAHAN

Nomor Lab : k-113-12-001-f, k-113-12-015-f

NIM : 1203111788, 1203113505

Kelas / Kelompok : A / VIII

Tanggal Praktikum : 04 Desember 2013

Judul Praktikum : Keasaman Zat Berpori

Pekanbaru, 27 Desember 2013

Praktikan

k-113-12-001-f k-113-12-015-f

NIM. 1203111788 NIM. 1203113505

Menyetujui, Mengetahui,

Koordinator Asisten Praktikum Kimia Fisika I Asisten

(Ade Priyanto,S.Si) (Mhd. Reza Pahlevi)

NIM.1110247272 NIM. 1003121327

Page 3: Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii

DETERMINE OF ACIDITY POROUS SUBSTANCE

ABSTRACT

Tujuan dari percobaan penentuan keasaman zat berpori ini adalah untuk menentukan tingkat

keasaman suatu zat yang memiliki pori berbeda-beda. Adsorbsi ( penyerapan ) adalah suatu

proses pemisahan komponen dari suatu fasa fluida berpindah kepermukaan zat padat.

Adsorbat adalah substansi yang terserap atau substansi yang akan dipisahkan dari pelarutnya.

Adsorben adalah suatu media penyerap. Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah

metode titrasi. Zat berpori yang digunakan pada percobaan ini adalah lempung dan arrang

yang telah dikalsinasi. Pada suasana asam, NaOH yang terpakai untuk arang adalah 5 mL

sedangkan untuk lempung adalah 4 mL. pada suasana basa, HCl yang terpakai untuk arang

adalah 2,5 mL sedangkan untuk lempung adalah 3 mL. berdasarkan hasil percobaan, persen

konsentrasi pada suasana asam untuk arang adalah 0 %, untuk lempung adalah 1,46 %,

sedangkan pada suasana basa untuk arang adalah 3,65 %, untuk lempung adalah 2,92 %.

Page 4: Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii

I. Purpose

1. Menentukan tingkat keasaman suatu zat yang memiliki pori berbeda

2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi proses penyerapan dalam adsorpsi

3. Mengetahui cara-cara mengukur keasaman suatu zat

II. Theory

Pada umumnya semua asam mempunyai sifat tertentu. Jumlah ion H+ dalam

air digunakan untuk menentukan derajat keasaman atau kebasaan suatu zat.

Semakin zat tersebut memiliki keasaman tinggi, semakin banyak ion H+ dalam air

(Anggraini, 2012).

Adsorpsi merupakan proses pemisahan dimana komponen dari suatu fase

fluida berpindah ke permukaan zat padat yang menyerap (adsorben). Biasanya

pertikel-pertikel kecil zat penyerap dan yang umum dilepaskan pada adsorpsi

kimia yang merupakan ikatan kuat antara penyerap dan zat yang diserap hingga

terjadi proses yang bolak balik (Achmadi, 2012).

Kinetikaadsorpsimenyatakanadanya proses

penyerapansuatuzatolehadsorbendalamfungsiwaktu.

Adsorpsiterjadidalampermukaanzatpadatkarenaadanyadayatarik atom

ataumolekulpadapermukaanzatpadat.Molekul-

molekulpadapermukaanzatpadatatauzatcair, mempunyaigayatarikkearahdalam,

karenatidakadagaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gay-

gayainimenyebabkanzatpadatdanzatcair, mempunyaigayaadsorpsi.

Absorbsiberbedadenganadsorpsi, padaabsorpsizat yang

diserapmasukkedalamadsorbensedangkanpadaadsorpsizat yang

diseraphanyaterdapat di permukaannya (Sukardjo, 1990).

Proses adsorpsi yang terjadipadakimisorpsi,

partikelmelekatpadapermukaandenganmembentukikatankimia

(biasanyaikatankovalen), dancendrungmencaritempat yang

memaksimumkanbilangankoordinasinyadengansubstrat.Peristiwaadsorpsidisebab

Page 5: Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii

kanolehgayatarikmolekul-molekul di permukaanadsorbens. Diamanaadsorben

yang biasadigunakandalampercobaanadalahkarbonaktif, sedangkanzat yang

diserapadalahasamasetat (Keenan, 1999).

Adsorpsi (penjerapan) adalah suatu proses pemisahan komponen dari

suatu fluida berpindah ke permukaan zat padat yang menyerap (adsorben).

Biasanya partikel-partikel kecil zat penyerap dilepas pada adsorbsi kimia yang

merupakan ikatan kuat antara penyerap dan zat yaang diserap himgga tidak

mungkin terjadi proses yang bolak balik. Adsorbat adalah substansi yang terserap

atau substansi yang akan dipisahkan dari pelarutnya, sedangkan adsorban adalah

merupakan suatu media penyerap yang dalam hal ini berupa senyawa karbon

(Tim Labor Kimia Fisika, 2013).

Peristiwaadsorpsi yang terjadijikaberadapadapermukaanduafase yang

bersihditambahkankomponenketiga,

makakomponenketigainiakansangatmempengaruhuisifatpermukaan (Atkins,

1990).

Bayangkan suatu bahan padat dengan permukaan yang bersih dan kering.

Jika permukaan ini dialiri suatu fluida-gas, cairan atau larutan. Terdapat suatu

kecendrungan dimana molekul-molekul gas, pelarut, atau zat terlarut akan

berinteraksi dengan permukaan zat padat. Jika bahan padat itu dipisahkan dengan

sangat halus atau sangat berpori atau dengan kata lain, jika permukaannya sangat

luas maka daerah adsorpsi yang terjadi mungkin cukup besar. Sebagai contoh,

jika suatu zat adsorben yang baik seperti misalnya arang yang dibuat secara

khusus dimasukkan kedalam bejana yang berisi gas, penurunan tekanan ketika

permukaan yang menarik molekul-molekul gas akan dapat diukur dengan mudah

(Underwood, 1989).

Adsorbsisecaraumumadalah proses penggumpalansubtansiterlarut (soluble)

yang adadalamlarutan, olehpermukaanzatataubendapenyerap,

dimanaterjadisuatuikatankimiafisikaantarasubtansidenganpenyerapannya.

Adsorbsidapatdikelompokkanmenjadidua, yaitu ;

Page 6: Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii

1. Adsorbsi fisik, yaitu berhubungan dengan gaya Van der Waals dan merupakan

suatu proses bolak – balik apabila daya tarik menarik antara zat terlarut dan

adsorben lebih besar daya tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya

maka zat yang terlarut akan diadsorbsi pada permukaan adsorben.

2. Adsorbsi kimia, yaitu reaksi yang terjadi antara zat padat dan zat terlarut yang

teradsorbsi (Fera, 2012).

Ada beberapafaktor yang mempengaruhidayaserapadsorpsi, yaitu :

1. Sifat Serapan

Adsorpsiakanbertambahbesarsesuaidenganbertambahnyaukuranmolekulserap

andaristurktur yang sama, sepertidalamderet homolog.

Adsorbsijugadipengaruhiolehgugusfungsi, posisigugusfungsi, ikatanrangkap,

strukturrantaidarisenyawaserapan.

2. Temperatur/ suhu

Faktor yang mempengaruhi suhu proses adsoprsi adalah viskositas dan

stabilitas thermal senyawa serapan. Jika pemanasan tidak mempengaruhi sifat-

sifat senyawa serapan, seperti terjadi perubahan warna mau dekomposisi, maka

perlakuan dilakukan pada titik didihnya.

3. pH (Derajat Keasaman)

Adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan, yaitu dengan penambahan

asam-asam mineral. Ini disebabkan karena kemampuan asam mineral untuk

mengurangi ionisasi asam organik tersebut.

4. Waktu Singgung

Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan jumlah arang yang

digunakan (Fera, 2012).

Page 7: Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii

Aplikasi adsorpsi sering kita jumpai pada kehidupan sehari-hari. Misalnya,

pada sistem pengolahan air limbah industri tekstil yang banyak ditujukan untuk

menghilangkan warna dan yang umum digunakan adalah koagulasi-flokulasi.

Alternatif pengganti untuk proses koagulasi-flokulasi adalah proses adsorpsi dengan

menggunakan karbon aktif (Achmadi,2012).

Keragaman sifat-sifat permukaan adsorben komersial ini merupakan suatu

masalah bagi ahli kromatografi. Pada beberapa kasus, hanya dengan mencuci sebuah

adsorben seperti alumma dengan asam atau alkali, kita dapat mengubah perilakunya,

dan temperatur dimana adsorben tersebut dikeringka juga bisa menjadi hal yang

penting (Underwood, 1989).

Adsorben-adsorben yang paling lazim adalah zat padat yang secara kasar

dapat dikarakterisasi sebagai polar. Ini mencakup bahan-bahan anorganik seperti

kalsium dan magnesium karbonat, gel, silika, dan aluminium oksida atau bahan-bahan

organik seperti sukrosa, amilum, dan selulosa. Adsorben seperti itu memperlihatkan

afinitas yang tinggi terhadap zat terlarut polar, teruatam jika pelarut dari zat terlarut

tersebut rendah (Underwood, 1989).

Kebanyakanzatpengadsorpsiadalahadsorben.Bahan-bahan yang berpori,

danadsorpsiberlangsungterutamapadadinding-dindingpori (Achmadi, 2012)

Proses adsorpsidapatdigambarkansebagai proses

dimanamolekulmeninggalkanlarutandanmenempelpadapermukaanzatadsorbenakibatki

miadanfisika. Ahlipengolahan air membagiadsorpsimenjaditigalangkah, yaitu :

Makrotransport : perpindahan zat pencemar, disebut juga adsorbat (zat yang

diadsorpsi), di dalam air menuju permukaan adsorban.

Mikrotransport : perpindahan adsorbat menuju pori-pori di dalam adsorban.

Sorpsi : pelekatan zat adsorbat ke dinding pori-pori atau jaringan pembuluh

kapiler mikroskopis (Achmadi,2012).

Kekuataninteraksiadsorbatdenganadsorbendipengaruhiolehsifatdariadsorbatma

upunadsorbennya.Gejala yang umumdipakaiuntukmeramalkankomponenmana yang

diadsorpsilebihkuatadalahkepolaranadsorbendenganadsorbatnya.Apabilaadsorbennya

Page 8: Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii

bersifat polar, makakomponen yang bersifat polar

akanterikatlebihkuatdibandingkandengankomponen yang kurang polar (Fera, 2012).

Pemakaiankarbonaktifdalamtangkiaerasilumpuraktifmenghasilkanefisiensipen

golahan yang lebihbaikdanbiaya yang lebihekonomisdibandingkan proses koagulasi-

flokulasidan proses adsorpsidengakarbonaktif (Achmadi, 2012).

III. Equipments and Materials

a. Equipments used

1. Burette 50 ml : 1 pieces

2. Erlenmeyer Flask 50 ml : 2 pieces

3. Beaker Glass 50 ml : 5 pieces

4. Stand and Clamp : 1 set

5. Dropper : 2 pieces

6. Spatula : 1 piece

7. Funnel : 1 piece

8. Bottle Spray : 1 piece

9. Measuring Cylinder 5 ml : 1 piece

10. Measuring Cilinder 25 ml : 1 piece

11. Erlenmeyer Flask 100 ml : 2 pieces

b. Materials Used

1. Hydrochloric Acid (HCl) 0,1 N

2. Sodium Hydroxide (NaOH) 0,1 N

3. Phenolphtalein

4. Methyl Red

5. Aquadest

6. Clay

7. Charcoal

8. Filter Paper

9. Aluminium Foil

Page 9: Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii

IV. Scheme Work

Four beaker glass were prepared.

Two beaker glass was added by 0,5 grams clay and two other glass was added by

0,5 grams charcoal.

HCl 0,1 N 10 ml was added to charcoal and clay NaOH 0,1 N 10 ml was added to

charcoal and clay was waited about 10 minutes.

Then it was filtered with filter paper and each filtrate put into beaker glass.

Each filtred was taken about 5 ml and put into the erlenmeyer flask.

Filtrate of clay and charcoal acidic were added to the phenolphtalein indicator

then titrated with NaOH.

Filtrate of clay and charcoal base were added to the methyl red indicator then

titrated with HCl.

Volume of NaOH HCl that used were recorded.

V. Data and Result Observation

Page 10: Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii

a. Suasana Asam

HCl V HCl V NaOH

Lempung 5 ml 4 ml

Arang 5ml 3,8 ml

b. Suasana Basa

NaOH V NaOH V HCl

Lempung 5 ml 4 ml

Arang 5 ml 3,5 ml

VI. Calculate

1. Konsentrasi

a. Asam ( arang )

V HCl . N HCl = V NaOH . N NaOH

5 mL . N HCl = 5 mL . 0,1 N

N HCl = 0,5 N / 5

N HCl = 0,1 N

b. Asam ( lempung )

V HCl . N HCl = V NaOH . N NaOH

5 mL . N HCl = 4 mL . 0,1 N

N HCl = 0,4 N / 5

N HCl = 0,08 N

c. Basa ( arang )

V HCl . N HCl = V NaOH . N NaOH

2,5 mL . 0,1 N = 5 mL . N NaOH

N NaOH = 0,25 N / 5

N NaOH = 0,05 N

d. Basa ( lempung )

V HCl . N HCl = V NaOH . N NaOH

Page 11: Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii

3 mL . 0,1 N = 5 mL . N NaOH

N NaOH = 0,3 N / 5

N NaOH = 0,06 N

2. Konsentrasi Total

a. Asam ( arang )

Ctotal = Cawal - Cakhir

= 0,1 N – 0,1 N

= 0 N

b. Asam ( lempung )

Ctotal = Cawal - Cakhir

= 0,1 N – 0,08 N

= 0,02 N

c. Basa ( arang )

Ctotal = Cawal - Cakhir

= 0,1 N – 0,05 N

= 0,05 N

d. Basa ( lempung )

Ctotal = Cawal - Cakhir

= 0,1 N – 0,06 N

= 0, 09 N

3. % Konsentrasi

a. Asam ( arang )

%=C total .Vawal .MrMassa

x100 %

%=0N .0,01L .36,5g /mol0,5g

x 100 %

%= 00,15

x 100 %

%=0 %

b. Asam ( lempung )

Page 12: Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii

%=C total .Vawal .MrMassa

x100 %

%=0,02N .0,01 L.36,5 g /mol0,5g

x 100 %

%=0,00730,5

x 100 %

%=1,46 %

c. Basa ( arang )

%=C total .Vawal .MrMassa

x100 %

%=0,05N .0,01L .36,5g /mol0,5g

x 100 %

%=0,018250,5

x 100 %

%=3,65 %

d. Basa ( lempung )

%=C total .Vawal .MrMassa

x100 %

%=0,04N .0,01L .36,5 g/mol0,5g

x100 %

%=0,01460,5

x100 %

%=2,92 %

VII. Chemical Reaction

1. HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)

2. SiO4 . AlO2(s) + 4 HCl(aq) [Al(SiCl4)]3+(aq) + 2H2O(l) + 4O2(g)

3. SiO4 . AlO6(s) + 4NaOH(aq) [ Al(SiOH)4]3+(aq) + 2Na2O(aq) + 4O2(g)

4. –C-C-C-C + H+ Cl- -C-C-C-C-Cl + H+

5. –C-C-C-C + Na+ OH- -C-C-C-C-OH + Na+

VIII. Discussion

Page 13: Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii

Penentuan keasaman zat berpori ini bertujuan untuk menentukan tingkat keasaman

suatu zat yang memiliki pori berbeda-beda. Pada percobaan ini dilakukan perendaman atau

penambahan pada arang dan lempung yang berbeda bertujuan untuk memberikan suasana

atau kondisi pada arang dan lempung sehingga pada percobaan ini ada lempung dan arang

suasana asam dan juga arang dan lempung dalam suasana basa, yang bertujuan untuk

membandingkan daya penyerapan arang dan lempung pada suasana asam dan basa. Setelah

ditambahkan HCl maupun NaOH, arang adan lempung dikocok untuk melarutkan arang

maupun lempung dengan HCl maupun NaOH.

Pendiaman campuran dilakukan selama 10 menit untuk menyerap zat-zat pengotor

yang terdapat pada HCl maupun NaOH oleh arang dan juga lempung. Penyaringan dilakukan

untuk memisahkan HCl maupun NaOH dengan arang dan lempung. Filtrat HCl maupun

NaOH diambil, pada filtrate HCl ditambahkan Fenolftalein karena Fenolftalein merupakan

indicator basa yang apabila ditambahkan kedalam asam akan membentuk larutan yang tidak

berwarna dan juga karena filtrate HCl tersebut dititrasi dengan basa, yaitu NaOH, agar mudah

mengamati perubahan warnanya pada saat tercapai titik ekivalen atau titik akhir titrasinya.

Sedangkan pada filtrate NaOH ditambahkan kedalam basa akan membentuk larutan berwarna

kuning dan juga karena filtrate NaOH tersebut dititrasi dengan asam, yaitu HCl agar mudah

mengamati perubahan warnanya saat mencapai titik akhir titrasinya. Dari percobaan yang

dilakukan, didapatkanlah data percobaan pada suasana asam, volume NaOH yang terpakai,

yang menggunakan arang sebagai adsorbennya adalah 5 mL, sedangkan yang menggunakan

lempung sebagai adsorbennya adalah 4 mL. Data percobaan pada suasana basa, volume HCl

yang terpakai yang menggunakan arang sebagai adsorbennya adalah 2,5 mL, sedangkan yang

menggunakan lempung sebagai adsorbennya adalah 3 mL. berdasarkan perhitungan persen

konsentrasi pada suasana asam yang adsorbennya arang diperoleh persen konsentrasinya 0%

sedangkan yang adsorbenmya lempung persen konsentrasinya 1,46 %. Hal ini berarti

lempung lebih bagus daripada arang digunakan sebagai adsorben, berdasarkan besarnya

persen konsentrasi. Sedangkan persen konsentrasi pada suasana basa yang adsorbennya

arang, persen konsentrasinya adalah 3,65 % sedangkan yang adsorbennya lempung, persen

konsentrasinya adalah 2,92 %. Berdasarkan persen konsentrasinya, adsorben yang bagus

digunakan adalah arang. Pada percobaan ini yang digunakan sebagai adsorbat adalah HCl dan

NaOH sedangkan adsorbennya adalah arang dan lempung. Berdasarkan teori, adsorben yang

bagus adalah lempung, tapi pada percobaan yang dilakukan dari hasil yang diperoleh pada

Page 14: Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii

suasana basa besar yang besar pada adsorben arang. Hal ini dapat terjadi karena kesalahan

pada saat melakukan titrasi.

IX. Question and Answer

1. Jelaskan karakterisasi lempung secara lengkap!

Jawab:

Lempung adalah hidrat alumina silika dan beberapa diantaranya mengandung alkali dan alkali tanah sebagai kompone penting. Lempung mempunyai sifat liat dan kristain. Atom-atomnya tersusun pada pola geometris tertentu. Partikel lempung berukuran 0,002 mm dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron lempung yang dipakai sebagai penyerap dan penapis molekul memerlukan proses dehidrasi terlebih dahulu untuk mencapai keadaan bebas air sehingga terbentuk pori-pori lempung. Tanah lempung memiliki ciri-ciri sebagai berikut :a. Tanah sulit menyerap air sehingga tidak cocok untuk dijadikan lahan pertanian.b. Tekstur tanahnya cenderung lengket bila dalam keadaan basa lemah dan basa kuat menyatu antara tanah yang satu dengan tanah yang lain.c. Dalam keadaan kering, butiran tanahnya terpecah-pecah secara halus.d. Merupakan bahan baku [embuatan tembakau dan kerajinan tangan lainnya dalam pembuatannya harus dibakar dengan suhu diatas 100c.

2. Sebutkan dan jelaskan faktor yang mempengaruhi proses penyerapn absorpsi!

Jawab :

a. Luas PermukaanSemakin luas permukaan adsorbsi, maka semakin banyak zat yang teradsorpsi.

b. Jenis Adsorbat1. Peningkatan polaristabilitas adsorbat akan meningkat kemampuan adsorpsi

molekul yang mempunyai polaristabilitas yang tinggi (polar).2. Peningkatan berat molekul adsorbat dapat meningkatkan kemampuan

adsorpsi.3. Adsorbat dengan rantai bercabang biasanya lebih mudah diadsorpsi

dibandingkan rantai yang lurus.c. Konsentrasi Adsorbat

Semakin besar konsentrasi, semakin banyak jumlah substansi yang terkumpul.d. Struktur Molekul Adsorbat

Hidroksil dan amino mengurangi kemampuan penyisihan sedangkan nitrogen meningkatkan penyisihan.

e. TemperaturPemanasan yang terlalu tinggi dapat merusak absorban, sehingga kemampuan penyerapan menurun.

Page 15: Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii

f. pHpH larutan mempengaruhi kelarutan ion logam, aktivitas gugus fungsi pada absorben dan kompetisi ion logam dalam proses adsoprsi.

g. Kecepatan PengadukanBila pengadukan terlalu lambat maka proses adsorpsi berlangsung lambat, tetapi bila pengadukan terlalu cepat kemungkinan struktur adsorben cepat rusak sehinga proses adsorpsi kurabg optimal.

h. Waktu KontakPenentuan waktu kontak yang menghasilkan kapasitas adsorpsi maksimum terjadi pada waktu kesetimbangan.

3. Apa yang dimaksud dengan proses titrasi, titran, titrat, titik akhir titrasi dan indikator!

Jawab :

a. Proses titrasi adalah metode analisa kimia kuantitatif untuk menentukan konsentrasi suatu larutan / reaktan.

b. Titran adalah suatu larutan yang mengandung reagensia dan konsentrasi yang telah diketahui dan biasanya larutan yang berada dalam buret.

c. Titrat adalah zat yang telah dititrasi dan ingin diketahui konsentrasinya biasanya larutan yang berada dalam erlenmeyer.

d. Titik akhir titrasi adalah titik saat insikator menunjukkan gejala yang menandai bahwa titk ekivalen telah tercapai.

e. Indikator adalah senyawa organik yang dapat mempertahankan warna berbeda dalam larutan yang bersifat asam maupun basa.

4. Sebutkan dan jelaskan cara-cara mengukur keasaman suatu larutann!Jawab :

a. Kertas lakmusPengukuran dengan kertas lakmus hanya bersifat pendekatan karea tidak bisa mengetahui nilai pH sebenarnya dan kertas lakmus hanya digunakan satu kali saja. Jika suatu larutan mengubah kertas lakmus menjadi biru, berarti larutan tersebut bersifat basa. Jika suatu larutan mengubah kertas lakmus menjadi merah, berarti larutan tersebut bersifat asam.

b. pH meterpH meter terdiri dari elektroda pengukur pH yang bekerja dengan adanya arus listrik. Pengukuran dengan pH meter lebih akurat dari pada dengan kertas lakmus, karena pH larutan dapat terukur dengan nilai tertentu. Selain itu, pH meter dapat digunakan berulang-ulang.

c. Indikator asam-basaZat kimia mempunyai warna berbeda dalam larutan asam dan larutan basa. Contoh pada phenolphtalein jika dalam suasana asam maka warna yang dihasilkan bening, dan dalam suasana basa akan berwarna merah muda.

d. Indikator alamIndikator yang berasal dari alam, seperti bunga sepatu dan lain-lain.

e. Indikator universal

Page 16: Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii

Indikator yang dapat digunakan untuk menunjukkan pH suatu larutan dengan warna yang telah tertera pada kotak indikator.

X. Conclution

1. Tingkat keasaman arang dan lempung berdasarkan hasil percobaan labih bersifat

asam atau asam kuat lempung daripada arang karena persen konsentrasinya lebih

besar, konsentrasi berbanding terbalik dengan pH.

2. Berdasakan pengertian adsorpsi, adsorbat, dan adsorban pada percobaan ini

dilakukan proses pemisahan komponen lain yang bercampur dengan HCl maupun

NaOH atau zat pengotor tapi yang diamati hanya pada permukaan campuran, media

penyerapnya adalah arang dan lempung.

3. Lempung merupakan mineral yang berarti banyak terdapat dialam, lempung

tersusun dari tetrahedral Si-O dan octahedral Al-O.

4. Cara menentukan keasaman pada lempung dan juga arang adalah dengan

menggunakan indicator phenolftalein.

5. Berdasarkan hasil percobaan, persen konsentrasi arang pada suasana asam adalah

0% sedangkan persentase konsentrasi lempung adalah 1,46%. Pada suasana basa

persen konsentrasi arang adalah 3,65% sedangkan persen konsentrasi lempung 2,92

%.

Page 17: Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii

XI.Reference

Achmadi. 2012. Jurnal Kimia Fisika Penentuan Entalpi Adsorpsi. http://achmadi.wordpress.com/2012/04/28/jurnal-kimia-fisika-penentuan-adsorpsi/. Diakses tanggal 1 Desember 2013.

Anggraini. 2012. Penentuan Skala Keasaman dan Kabasaan. http://Anggraini.www.rumus-fisika.com/2012/09/penentuan-skala-keasaman-dan-kebasaan.html. Diakses tanggal 1 Desember 2013.

Fera. 2012. Adsorpsi. http://ferrapramadewi.wordpress.com/2012/adsorpsi/author/ferrazukhrufia/page/2/. Diakses tanggal 1 Desember.

Keenan. 1999. Kimia untuk Universitas. Erlangga, Jakarta.

Sukardjo. 1990. Kimia Koordinasi. PT. Rineka Cipata, Jakarta.

Tim Labor Kimia Fisika. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Fisika 1. Fmipa-UR, Pekanbaru.

Underwood. 1989. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga, Jakarta.

Page 18: Laporan praktikum kimia fisika i perc. viii