laporan praktikum bab i
TRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUAN
1. Umum
Pada saat ini sebagian besar bangunan yang kiranya lebih baik murah dari pada baja, tidak
memerlukan biaya perawatan seperti baja dan tahan lama, tidak busuk atau tidak berkarat. Pada
umumnya masyarakat akan memilih beton. Beton merupakan bahan bangunan yang di hasilkan
dari campuran semen portland, pasir, kerikil, dan air beton ini biasanya didalam praktek dipasang
bersama batang baja, sehingga disebut beton bertulang. Akan tetapi beton yang sepertinya mudah
dibuat, bila tidak dikerjakan atau direncanakan dengan teliti menghasilkan bahan yang kurang
baik atau kurang kuat. Oleh karena itu cara – cara membuat beton dipelajari dengan baik. Bahan
dasar beton yaitu :
1. Air
Pengaruh air dalam adukan beton ialah pembentukan pasta semen yaitu mudah dalam
pengerjaan (workability) adukan, kuat susut dan keawetan beton untuk waktu yang ditentukan.
Perawatan beton untuk menjamin pengerasan yang sempurna. Air biasa digunakan sebagai bahan
dasar pembuatan beton jika air tersebut tidak boleh mengandung minyak asam, alkali, garam,
bahan organik dan bahan – bahan lain yang dapat merusak beton maupun tulanganya. Selain itu
air tersebut juga harus yang bersih, tidak berbau, dan tidak keruh.
2. Semen portland
Semen portland merupakan semen hidrolik, artinya bahan yang mengeras bila bereaksi
dengan air. Komponen utama semen portland yaitu batu kapur yang mengandung CaO, lempung
yang mengandung S1 O2 (silika), Al2O3 (alumina), Fe2O3 (oksida besi). Jika semen
portland di campur air akan terjadi dua periode reaksi. Pertama pengikatan yaitu penambahan
kekuatan setelah pengikatan selesai. Tipe atau jenis semen ada 5 yaitu :
Jenis 1
Jenis 1 disebut pula PC standar. Jenis semenini digunakan untuk penggunaan umum yang tidak
memerlukan persyaratan khusus, seperti beton yang dibuat pada lingkungan yang sangat korosif.
Jenis II
Jenis ini digunakan untuk bangunan yang menggunakan pembetonan secara masal seperti dam
dan pilar – pilar jembatan. Panas hidrasi tertahan dalam bangunan untuk jangka waktu lama.
Pada saat pendinginan timbul tegangan – tegangan akibat perubahan panas yang dapat
mengakibatkan retak – retak pada bangunan.
Jenis III
PC cepat mengeras, cocok digunakan untuk beton pada suhu rendah. Pada PVC ini mengandung
kadar C3S dan C3A sangat tinggi.
Jenis IV
PC ini menimbulkan panas hidrasi rendah prosentase maksimum untuk C3S 35%, C3A 3% dan
C2S minmum 40%.
Jenis V
PC ini tahan terhadap serangan sulfat mengeluarkan panas.
3. Agregat
Agregat merupakan mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dan mengurangi
penyusutan beton. Agregat menempati ± 70% volume beton. Agregat batuan terdapat dua
golongan, golongan pertama adalah pasir (agregat halus) dengan ukuran maksimum 4,96 mm
(tertahan oleh saringan nomor 4). Pasir yang palin baik dalam pembuatan beton adalah pasir
sungai (kandungan lumpurnya < 5% bisa dikatakan baik), jika pasir laut sebaiknya tidak
digunakan karenamengandung garam yang dapat menyerap kandungan airdari udara. Ciri – ciri
pasir laut yaitu pasir selalu basah dan pengembangan pada struktur beton. Kedua butir dengan
ukuran butir > 4,76 mm, agregat kasar terbagi menjadi dua yaitu krikil dan batu pecah. Krikil
terjadi desintregasi alami dan pengausan batu karang/hasil pemecahan gumpalan batu
(conglomerate) yang ikatanya lemah, sedangkan batu pecah diperoleh dengan memecah batu
besar. Bila dicampur menjadi satu akan menghasilkan suatu campuran yang plastis sehingga
dapat dituangkan kedalam cetakan. Semen portland dan air setelah bertemu akan bereaksi, butir
– butir semen portland bereaksi dengan air akan menjadi gel dalam beberapa hari menjadi keras
dan saling melekat. Agregat (yaitu pasir dan krikil) tidak mengalami proses kimia melaikan
hanya sebagai pengisi saja yaitu bahan yang diletakan.
2. Sifat Beton
Beton yang baik beton mempunyai kuat tekan tinggi, kuat lekat tinggi, rapat air, tahan
ausan, tahan cuaca (panas, dingin, sinar matahari dan hujan), susutan pengerasanya kecil,
elastisitas dalam keadaan tinggi dan sebagainya.
Oleh karena itu umumnya pada pengerjaan beton sederhana misalnya gedung kecil tidak
bertingkat, eton hanya kuat tekannya bisa untuk membedakan klasifikasinya, misalnya fc = 17
Mpa, fc = 20 Mpa.
3. Kekuatan Beton
Sifat paling penting dari beton pada umumnya ialah kuat tekan. Kuat tekan beton biasanya
berhubungan dengan sifat – sifat lain. Maksudnya bila kuat tekannya tinggi, sifat – sifat yang
lain akan baik. Pengukuran kuat tekan beton dilakukan dengan mambuat benda uji pada saat
pengadukan beton berlangsung. Benda uji berupa silinder beton ukuran diameter 150 mm dan
tinggi 300 mm, benda uji ini kemudian ditekan sampai pecah. Beban takan maksimum yang
memecahkan itu dibagi dengan luas penampang silinder dan diperoleh kuat tekan. Nilai kuat
tekan dinyatakan dalam Mpa atau Kg/cm. selain faktor – faktor yang lain tidak begitu besar, kuat
tekan beton juga tergantung pada f.a.s (faktor air semen) umur beton dan sifat dari agregat.
1. Faktor Air Semen (f.a.s)
Faktor air semen adalah perbandingan antara berat air dan berat semen didalam campuran
adukan beton. Kekuatan beton sangat dipengaruhi oleh f.a.s dan kekuatan beton dapat ditulis
menurut Duff Abrams (1919) aebagai berikut
Fc= AB.1,5.XDengan keterangan sebagai berikut
Fc = kuat tekan beton pada umur tertentu
X = perbandingan antara berat air dengan semen
A dan B = konstanta
2. Umur Beton
Kekuatan beton beretambah tinggi dengan bertambahnya umur. Kenaikan beton mula – mula
cepat, akan tetapi makin lama laju kenaikan beton itu makin lambat. Oleh karena itu, sebagai
standar kekuatan sudah ditetapkan umur beton selama 28 hari. Bila karena suatu hal (misalnya
tergesah – gesah) ingin mengetahui beton pada umur kurang dari 28 hari, boleh dilakukan
pengujian kuat tekan beton pada umur 7 hari misalny maka hasilnya dibagi dengan faktor
tertentu untuk mendapatkan perkiraan kuat tekan beton pada umur 28 hari.
3. Pengaruh Agregat
Pengaruh agregat terhadap kekuatan beton terutama ialah bentuk, tekstur permukaan, dan ukuran
maksimumnya. Pengaruh kekuatan agregat sendiri terhadap kuat tekan beton tidak begitu besar,
karena umunya kekuatan agregat lebih tinggi dari kekuatan pasta semennya kecuali pada beton
dengan agregat ringan atau beton dengan kuat tekan tinggi.
Penggunaan ukuran butir maksimum agregat dipengaruhi oleh kuat tekan beton dengan berbagai
cara. Jika dipakai ukuran agregat maksimum lebih besar maka luas permukaan butir lebih kecil,
sehingga letakan antara pasta dan permukaan agregat lebih lemah, akibatnya kekuatan beton
lebih rendah. Lagi pula butir agregat yang besar menyebabkan tertahanya proses susutan pada
pastanya, yang berarti menimbulkan adanya tegangan internal dalam pasta, sehingga mengurangi
kekuatan betonya. Pada struktur betonnya yang ringan umunya dipakai ukuran agregat
maksimum 40 mm, namun beton dengan mutu lebih tinggi dipakai ukuran maksimum 20 mm.
4. Kuat Tekan Beton Yang Di Isyarakan
Kuat tekan beton pada umumnya merupakan faktor penting dalam hitungan rancangan
kekuatan struktur. Misalnya untuk menghitung kekuatan balok jembatan terhadap beban
kendaraan yang lewat. Kuat tekan beton yang diisyaratkan, misalnya fc’ 17 Mpa, 20 Mpa, 30
Mpa. Mengiatkan resiko yang terjadi jika syarat itu tidak dipenuhi, maka orang tidak akan berani
membuat beton dengan kuat tekan yang diisyarakan. Hal ini disebabkan karena kuat tekan
betonyang diperoleh tidak dapat tetap, melainkan selalu berfariasi (naik turun). Menurut
pengalaman, kuat tekan beton dalam suatu proyek bangunan berfariasi menurut distribusi normal
sebagaimana terlihat pada gambar. Menurut ilmu statika, kurva distribusi normal tersebut
menyebar dari titik nol sampai tak terhingga. Sehingga tidak ada nilai maksimum yang dapat
ditetapkan.
Oleh karena itu definisi fc’ = 20 Mpa tidak boleh ditulis beton dengan kuat tekan
minimmum 20 Mpa, karena kemungkuinan terjadi nilai kuat tekan dibawah nilai kuat tekan
minimmum tersebut selalu ada. Dalam pedoman beton agar tidak menyalahi ilmu statistika maka
kuat tekan beton minimum 20 Mpa tersebut ditulis dengan kata – kata kuat tekan beton yang
diisyaratkan f’c 20 Mpa dan didefinisikan sebagai beton dengan kualitas sedemikian hingga jika
diambil contohnya dalam jumlah yang banyak, kemungkinan kuat tekan pada benda ujinya yang
dibawah kuat tekan karakteristik tersebut hanya banyak 5%. Perlu diingatkan disini bahwa istilah
kemungkinan menurut ilmu statistika bukanlah angka pasti. Karena dalam suatu angka
pengerjaan beton penyebaran hasil kuat tekanya tidak selalu berupa kurva distribusi normal yang
baik, oleh karenanya 5% itu tidak betul jika dipakai untuk mengevaluasi hasil suatu pekerjaan
beton. Nilai statistika sebesar 5% tersebut hanya dipakai dalam perhitungan perancangan
campuran adukan beton saja, sebagai pedoman kasar dalam menetapkan nilai rata – rata kuat
tekan beton yang ditargetkan atau dirancang.
F’c = f max
fcF’c = f min
1,64 sd
5. Pengendalian Kualitas
Untuk memperoleh kualitas beton sesuai dengan kuat tekan yang diisyaratkan maka kita
tidak akan dapat membuat beton yang kuat tekan rata – rata sama dengan yang diisyaratkan.
Oleh karena itu kuat tekan rata – rata beton yang kita buat harus sedikit diatas dari kuat tekan
yang diisyaratkan. Walaupun menurut perhitungan tampaknya beton yang dibuat sudah ideal,
artinya disatu sisi dapat memenuhi persyaratan dan disisi lain tidak terlalu mahal, namun kontrol
terhadap kualitas beton yang benar – benar dibuat di lapangan selama pekerjaan membuat beton
berlangsung harus selalu dilakukan pengujian terhadap contoh beton yang diambil dari adukan
beton yang dibuat sebelum dituang harus berbentuk ssilinder (diameter 150 mm dan tingi 300
mm), namun jika tidak ada cetakan silinder boleh dibuat dengan bentuk kubus sisi 150 mm. cara
– cara pengambilan contoh, pembuatan, perawatan, harus dilakukan secara cepat tepat.
BAB IIPELAKSANAAN PERCOBAAN
1. Pemeriksaan Kandungan Lumpur Dalam Pasir
Pasir yang mengandung kadar lumpur yang banyak akan mengandung atau menghasilkan
beton yang kualitasnya rendah. Karena akan mengurangi daya ikat antara bahan pengisi beton.
Jika kandungan lumpur dalam pasir yang sudah dikocok dan dioven mencapai kurang dari 5%
maka pasir tersebut bisa dikatakan baik dan jika lebih dari 5% maka kandungan lumpur harus
dijadikan kurang dari 5% dengan cara mencuci atau diayak dengan ayakan ukuran 0,3 pasir yang
digunakan dalam pengujian ini adalah pasir yang berasal dari sungai.
A. Tujuan Percobaan
Menentukan kandungan lumpur dalam air.
B. Bahan – bahan percobaan
1. Pasir kering tungku, berat 100gr
2. Air bersih dari sumur atau PDAM
C. Alat – alat yang digunakan
1. Gelas ukur ukuran 1000cc
2. Timbangan dengan ketelitian halus
3. Oven suhu dibuat antara 1050-1100 C
4. Piring alumunium
5. Desikator (alat pendingin
D. Pelaksanaan percobaan
1. Gelas ukur diisi pasir yang sudah dikeringkan dalam oven sebanyak 100gr, kemudian
diisi air setinggi ±12 cm dari permukaan pasir, dikocok selama ±1 menit kemudian
didiamkan selama ±1 menit supaya pasir turun/mengendap. Air dalam gelas dibuang, bila
air masih keruh, diberi air lagi dan dikocok. Demikian seterusnya hingga 5 kali ganti air
(sampai air sudah jernih).
2. Pasir dikeluarkan dari gelas ukur dan diletakan kedalam piring yang telah ditimbang
bertnya, kemudian diangin – anginkan.
3. Setelah pasir agak kering, dimasukan kedalam oven yang suhunya dibuat antara 1050- 1100C selam 36jam. Pasir beserta piring kemudian dimasukan desikator (pendingin)
selama 1jam, kemudian ditimbang.
E. Hasil percobaan
a. Bahan – bahan yang dipakai
Pasir kering tungku asal sungai dengan berat 100gr
Air jernih berasal dari PDAM
b. Alat –alat yang digunakan
Gelas ukur ukuran 1000cc
Timbangan halus
Oven, suhu dibuat 1050 - 1100C
Air mencapai kejernihan setelah 6 kali pengocokan
Piring alumunium
Desikator, setelah di keluarkan dari desikator pasir kemudian ditimbang.
Hitungan :
Berat pasir mula – mula = 100 gram
Berat pasir + piring setelah keluar dari oven = 172,52 gram
Berat piring kosong = 79,06 gram
Berat pasir setelah keluar oven = 93,46 gram
Kandungan lumpur = 100 – 93.46100 x 100%
= 6,54 %
2. Percobaan Campuran Adukan Beton
Kekentalan ( konsistensi ) adukan beton sangat tergantung pada berbagai hal, antara lain
jumlah dan jenis semen, nilai faktor air semen, jenis dan susunan butir dari agregat serta
penggunaan bahan – bahan pembantu.
Kekentalan campuran beton dalam praktek sering menimbulkan perbedaan pendapat.
Apakah campuran tersebut cukup kental atau sangat encer. Agar perbedaan pendapat itu menjadi
suatu kesepakatan maka dilaksanakan suatu pengujian dengan sample untuk menilai kekentalan
suatu campuran beton, pengujian ini disebut pengujian slump.
A. Tujuan percobaan
Menentukan campuran adukan beton untuk mutu beton yang direncanakan dengan nilai slump
tertentu.
B. Bahan – bahan
Semen
Pasir
Split
Air bersih (sumur/ledeng)
C. Alat – alat yang digunakan
Untuk menentukan SSD pasir
a. Corong kerucut kecil, diameter atas 1,5”diameter 3,5”dan tinggi 3”
b. Alat tumbuk berat 343,5 gram
Untuk mencetak beton
a. Cetakan kubus p=15cm ,l=15cm,t=15cm dan berat=8,1kg
Untuk membuat semen
a. Alat lumat
b. Tempat pasta semen
c. Cetok
D. Pelaksanaan
1. Pasir dan split dibuat SSD dengan cara
a. Pasir dan split direndam selama 24 jam, supaya jenuh air
b. Permukaan split dibersihkan
2. Semen portland,pasir dan split ditimbang sesuai dengan kebutuhannya (yang telah
dihitung dalam rancangan adukan), air disiapkan sesuai dengan faktor air semen (f.a.s)
nya.
3. Bahan campur kering (pasir,split,semen) dicampur sampai merata.
4. Ditambahkan air sedikit,lalu diaduk sampai plastis.
5. Dikontrol nilai Slumpnya dengan cara:
a. Adukan beton plastis dimasukkan kedalam kerucut Abrams hingga ± 1/3 tinggi kerucut,
lalu ditumbuk dengan alat penumbuk sebanyak ± 25 kali.
b. Adukan beton ditambah hingga mencapai 2/3 tinggi kerucut, ditumbuk ± 25 kali.
Kemudian kerucut diisi hingga penuh, ditusuk seperti halnya diatas. Diisi lagi sampai
permukaannya rata setinggi kerucut.
c. Sisa – sisa beton disekitar kerucut dibersihkan, kerucut diangkat vertikal perlahan adukan
beton mengalami penurunan.
d. Penurunan permukaan beton diukur dari puncak kerucut besarnya penurunan lebih
kurang sama dengan nilai slump yang dikehendaki.
6. Silinder dan kubus yang berisi adukan beton masing – masing ditimbang (sebelumnya
silinder dan kubus kosong ditimbang terlebih dahulu).
7. Maka beton dalam kubus dilapisi dengan pasta semen dan kemudian dilapisi minyak
pelumas.
8. Setelah lebih kurang 24 jam, beton dikeluarkankan dari cetakan dan disimpan dalam
udara lembab atau dalam air.
9. Setelah berumur 28 hari beton diuji kekuatan tekannya dengan alat tekan beton.
E. Hasil percobaan
1. Bahan – bahan yang dipakai :
a. Semen Portland, berat : 312,5 kg/m3= C
b. Pasir asal sungai, berat : 541,2441 kg/m3= D
c. Krecak/krikil, berat : 1347,25 kg/m3= E
d. Air asal PDAM, volume : 800 ml
e. Perbandindingan volume : PC : PS : KR = C/C : D/C : E/C
f. Perbandingan berat : 1 : 1,731 : 4,31
Jumlah = 1+1,731+4.31
= 7.04
2. Alat – alat yang digunakan :
a. Corong kerucut Abrams dengan diameter atas 10 cm, diameter dibawah 20 cm dan
tingginya 30 cm.
b. Alat penumbuk dengan diameter 16 mm dan panjang 60 cm.
c. Cetok dan tempat mengaduk.
3. Hasil :
Nilai slump = 10 cm, faktor air semen (f.a.s) = 0,6
1. Pengujian Kuat Desak Beton
A. Tujuan percobaan
Menetapkan kuat desak beton dengan mesin desak dan berat tiap meter kubik beton.
B. Benda uji dan alat – alat
1. Beton kubus
2. Alat desak beton
3. Kaliper
4. Timbangan
C. Pelaksanaan
1. Satu persatu benda diuji tekanannya dengan mesin desak
2. Pembebanan dihentikan apabila jarum pada mesin kembali ke nol
D. Hasil percobaan
1. Jenis/asal bahan susun
2. Tanggal pembuatan : 14 – 12 – 2009
3. Tanggal pengujian : 11 – 01 – 2010
4. Mesin yang dipakai
5. Ukuran Kubus rata – rata ditengah :0,75
6. Tinggi kubus :15
7. Berat Kubus :10 kg
8. Berat jenis Kubus :2400 kg/m39. Umur : 28 hari
10. Beban maksimum hasil bacaan mesin :
11. Kekuatan perkiraan pada 28 hari :
E. Hasil percobaan
Umur beton (hari) 3 7 14 21 28
Semen biasa
Semen kekuatan awal tinggi
BAB III
ANALISIS PERCOBAAN
1. Analisa Percobaan Kandungan Dalam Lumpur
1. Berat pasir mula – mula = 100 gram
2. Berat pasir + piring setelah dioven = 172,52 gram…..(a)
3. Berat piring kosong = 79,06 gram………(b)
4. Berat pasir = a – b
= 172,52 gr – 79,06 gr
= 93,46 gram………(c)
5. Kandungan lumpur = 100-C100 × 100 %
=100-93,46100 × 100 %
= 6,54 %
6. Karena kandungan dalam pasir mencapai 6,54 % maka pasir tersebut dapat dikatakan
kurang baik sehingga harus dilakukan pencucian agar kandungan lumpur dalam pasair
tidak lebih dari 5 %.
No UraianTabel Grafik / perhitungan
Nilai
1 Kuat tekan karakterisitiks Ditetapkan 25 N/mm3(28hari)
2 Devisiasi standar ( s ) Ditentukan tabel 1 (lamp) atau PBI 71
Tabel 4.5.16,5 N/mm3
3 Nilai tambah ( Margin ) 1,64 × σ 10,66 N/mm34 Kuat tekan rata – rata yang hendak
dicapai1. + (3)
(PBI 71 NI-2)
35,66 N/mm35 Jenis semen Ditetapkan S 475/biasa
6 jenis agregat - Kasar- Halus
DitetapkanDitetapkan
Batu pecah alami
7 faktor air semen bebas Tabel 2 lamp & Grafik lamp.
0,56
8 Faktor air semen maksimium Tabel 3 lamp atau PBI 71 NI-2 tabel
4.3.4
0,6
9 Slump Ditetapkan tabel 4 lamp atau PBI 71 NI-
2 tabel 4.4.1100 mm
10 Diameter agregat maksimum Ditetapkanatau PBI 71
40 mm
11 Kadar air bebas Tabel 5 lamp 175 : 0,56
175 kg/m312 Kadar semen (11) : (7) 321,5 kg/m313 Kadar semen minimum Tqbel 3 lqmp. atau
PBI 71 tabel 4.3.4275 kg/m3
14 Faktor air semen yang disesuaikan Dipilih dari langkah 12 dan 13 yang paling
besar nilainya.
312,5 kg/m315 Susunan besar butir agregat halus Grafik 3.a – grafik 3.c Zona 2
16 Persen bahan lebih halus 4,8 mm Tabel 7 lamp 28,66%
17 Persen Krikil Tabel 7 lamp 1,3%
18 Brrat jenis relatif agregat ( kering permukaan )
Dihitung 2,6
19 berat jenis beton Grafik 2 lamp 2376 kg/m320 Kadar Agregat gabungan (19) – (12) – (11) 1888,5 kg/m321 Kadar Agregat hakus (16) – (20) 541,2441 kg/m322 Kadar Agregat kasar (20) – (21) 1347,25 kg/m3
1. Analisa Percobaan Pengujian Kuat Desak Beton
Untuk 1 m3 beton (berta betonnya 10 kg) dibutuhkan perbandingan berat antara semen,
pasir dan kerikil, yaitu :
Semen (C) : pasir (D) : kerikil (E)
312,5 kg/m3 541,2441 kg/m3 1347,25 kg/m3 PC : PS : KR
C/C : D/C : E/C
312,5312,5 : 541,2441312,5 : 1347,25312,51 : 1,731 : 4,31
Jumlah = 1 + 1,731 + 4,31
= 7,04
Untuk berat masing – masing agregat
a. Semen = [11+1,731+4,31]×10kg
= [17,04]× 10kg
= 1,42 kg
b. Pasir = [1,7311+1,731+4,31]× 10kg
=[1,7317,04]× 10kg
=2,45 kg
c. Kerikil = [4,311+1,731+4,31]× 10kg
=[4,317,04]× 10kg
= 6,12 kg
d. Air = f.a.s × berat semen
= 0,56 × 1,42
= 0,79 liter
BAB IV
KESIMPULAN
Dalam hasil percobaan maka kami dapat sampaikan beberapa kesimpulan hal yaitu, sebagai
berikut :
Dalam campuran beton, agregat (pasir, kerikil) harus dalam keadaan SSD agar agregat
tidak menyerap air campuran, sehingga faktor air semen (f.a.s) tidak berpengaruh.
Jika selisih tinggi pasir, kerikil pada pengujian SSD kurang dari ¼ tingi kerucut, maka
pasir atau kerikil dalam keadaan basah/terlalu basah sehingga bila ditambah air pada
adukan tersebut dapat menjadikan adukan bertambah encer. Hal ini kurang baik
dilaksanakan karena pasir akan mengendap dan terpisah dari pastanya yang menyebabkan
daya ikatantara bahan – bahan kurang kuat.
Jika selisih tingi pasir, kerikil pada pengujian SSD kurang dari 1/3 tinggi kerucut, berarti
bahan bantuan terlalu kering sehingga dapat menghisap air, akibatnya adukan beton
terlalu kental. Hal ini kurang baik karena dalam proses pembentukan beton dibutuhkan
air yang labih banyak.
Kandungan lumpur terhadap pasir akan mempengaruhi daya rekat semen terhadap
agregat.
Apabila dikoreksi dengan syarat ayakan PBI 71 maka pasir tersebut memenuhi syarat.
Air untuk membuat beton dan perawatan beton bertulang harus terhindar dari bahan atau
senyawa kimia yang dapat merusak beton maupun tulangan.
Perbandingan berat air, semen, pasir berat kerikil perlu diperhatikan pada saat pembuatan
beton karena (f.a.s) sangat berpengaruh terhadap sifat – sifat beton.
TUGAS PRAKTIKUM
TEKNIK BAHAN KONSTRUKSI
Laporan Ini Di Susun Untuk Memenuhi
Tugas Praktikum Teknik Bahan Konstruksi
Pengampu :
ARIF KURNIAWAN SUKMONO, ST. MT
Disusun Oleh :
Nama : TRI BAGUS WIDODONim : 0603010003
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2010
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTOFAKULTAS TEKNIK
Jl. Raya Dukuhwaluh PO Box 202 Purwokerto 53182Tlp. (0281) 636751, 630463 Pesawat 130, Fax (0281) 637239
LEMBAR ASISTENSI
Diberikan kepada,
Nama mahasiswa : Tri Bagus Widodo
Nim : 0603010003
Hari/Tanggal Keterangan Paraf
Purwokerto, Januari 2010
Arif Kurniawan Sukmono, ST.
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK BAHAN KONSTRUKSI
Dengan ini menyatakan bahwa laporan praktikum irigasi yang disusun oleh:
Nama : Tri Bagus Widodo
Nim : 0603010003
Jur/Prodi : Teknik Sipil
Fakultas : Teknik
Telah telah disetujui dan telah memenuhi syarat untuk digunakan dalam melaksanakan
laporan praktikum irigasi dan bangunan air ini.
Purwokerto, Januari 2010
Diperiksa oleh
Pembimbing
Arif Kurniawan Sukmono, ST.
KATA PENGANTAR
Syukur alkhamdulilah kami panjatkan kehadirat allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
praktikum Teknik Bahan Konstruksi yang telah kami laksanakan melalui bimbingan dan
pembelajaran dari pengampu bersangkutan.
Setelah kami melaksanakan dan menyelesaikan praktikum Teknik Bahan Konstruksi
yang meliputi pemeriksaan kandungan lumpur dalam pasir, analisa saringan, percobaan
campuran adukan beton, pengujian Slump, maka kami dapat menyusun laporan
praktikum tersebut meskipun dengan keterbatasan – keterbatasan yang ada.
Dalam penyusunan laporan ini, kami banyak mendapatkan bantuan, kerja sama dan
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu kami sampaikan trimakasih kepada :
1. Bpk Arif Kurniawan Sukomo, ST. Selaku dosen pengampu, pembimbing, dosen
praktikum Teknik Bahan Konstruksi.
2. Bpk Lili selaku pembimbing didalam pengerjaan, penyelesaian praktikum teknik
bahan konstruksi.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam menyusun laporan ini, semoga allah
SWT memberikan taufik dan hidayahNya kepada kita semua. Dikarenakan
keterbatasan kami, mungkin laporan ini jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangannya. Untuk itu kami selaku penulis mohon maaf yang sebesar –
besarnya dan kami mohon kritik dan saran yang dapat membangun atau
memperbaikinya supaya lebih baik lagi menyusun laporan praktikum kedepannya.
Purwokerto, 10 Januari 2010
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judu i
Lembar Asistensi ii
Lembar Pengesahan……………………………………………………………….. iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi v
BAB I PENDAHULUAN
1. Umum 1
2. Sifat Beton 3
3. Kuat Tekan Beton 4
4. Kuat Tekan Beton Yang Di Isyaratkan 6
5. Pengendalian Kualitas 7
BAB II PELAKSAAN PERCOBAAN
1. Pemeriksaan Kandungan Lumpur Dalam Pasir 8
2. Percobaan Campuran Adukan 10
BAB III ANALISIS PERCOBAAN
1. Analisis Percobaan Kandungan Dalam Lumpur 14
2. Analisa Percobaan Pengujian Kuat Desak 16
BAB IV KESIMPULAN 17
Lampiran - lampiran
5.
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Diposkan oleh Tri Bagus Widodo di 06:30 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Sleek Calendar
Penayangan bulan lalu
81
Mengenai Saya
Tri Bagus Widodo Melangkah dengan penuh percaya diri dengan ridho allah S.W.T
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
April (1) Desember (3) November (1)
Template Awesome Inc.. Gambar template oleh centauria. Diberdayakan oleh Blogger.