laporan praktek kerja lapangan di pt. pge kamojang

27
LAPORAN PRAKTIKUM PANAS BUMI (PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGI KAMOJANG) Disusun Oleh Manajemen Pertambangan dan Energi I 2014/2015 : Eko Minarto / 14153001 Suyadi / 14153005 Farog hidayat / 14153002 Totok Prasetyo / 14153006 Naryo / 14153003 Villy Pramudya / 14153007 Nur Ardiansah / 14153004 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SEKOLAH TINGGI ENERGI MINERAL AKADEMI MINYAK DAN GAS BUMI STEM “Akamigas”

Upload: stratch-pramoedya

Post on 16-Jul-2015

340 views

Category:

Education


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE Kamojang

LAPORAN PRAKTIKUM

PANAS BUMI (PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGI KAMOJANG)

Disusun Oleh

Manajemen Pertambangan dan Energi I 2014/2015 :

Eko Minarto / 14153001 Suyadi / 14153005

Farog hidayat / 14153002 Totok Prasetyo / 14153006

Naryo / 14153003 Villy Pramudya / 14153007

Nur Ardiansah / 14153004

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

SEKOLAH TINGGI ENERGI MINERAL – AKADEMI MINYAK DAN GAS BUMI

STEM “Akamigas”

Page 2: Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE Kamojang

BAB 1

PENDAHULUAN

A. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud pelaksanaan praktikum ini adalah untuk memenuhi jadwal praktikum yang sudah diagendakan program studi Manajemen Pertambangan dan Energi Diploma I pada semester ganjil. Secara garis besar tujuan dari praktikum ini adalah supaya mahasiswa

mengetahui aplikasi teori dengan keadaan di lingkungan kerja, khususnya di PLTP PT. Pertamina Geothermal Energi (PGE), Kamojang.

Adapun secara lebih detail kerja praktek dan penelitian ini bertujuan : 1. Bagi mahasiswa :

a) Untuk memperoleh pengalaman operasional dalam suatu industri mengenai penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan bidang yang di

ambil oleh penulis. b) Untuk memperoleh kesempatan dalam menganalisa permasalahan yang ada di

lapangan berdasarkan teori yang diperoleh selama proses belajar.

c) Untuk memperoleh wawasan tentang dunia kerja, khususnya di PLTP PT. PGE Kamojang.

2. Bagi institusi pendidikan

a) Menjalin kerjasama antara pihak Akamigas dengan dunia industri.

b) Mendapatkan bahan masukan pengembangan teknis pengajaran antara link and match dunia pendidikan dan dunia kerja.

c) Untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi. 3. Bagi perusahaan :

a) Membina hubungan baik dengan pihak instituisi pendidikan dan siswanya. b) Untuk merealisasikan partisipasi dunia usaha terhadap pengembangan dunia

pendidikan.

Page 3: Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE Kamojang

B. KESAMPAIAN LOKASI PRAKTIKUM

Praktikum ini dilaksanakan di PLTP PT. PGE Pembangkitan Kamojang, Desa Laksana Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung. Pelaksanaanya dilakukan dari tanggal 12 Desember 2014. Dalam pencapaian lokasi praktikum mahasiswa menggunakan moda transportasi darat

dari Cepu-Madiun dengan Bus umum, dilanjutkan dengan perjalanan kereta api Madiun-Bandung. Sesampainya di Banudng mahasiswa beristirahat menginap di wisma Pusdiklat

Geologi (Gambar I.1) Jl. Cisitu Lama nomor 37 Dago Bandung, dan dilakjutkan perjalanan pada esok pagi dengan mobil sewaan (Gambar I.2) dari Pusdiklat Geologi-PLTP Kamojang. Tiba di PGE Kamojang jam 08.45 WIB (Gambar I.3). Sedangkan kepulangan mahasiswa dari

PLTP Kamojang-Pusdiklat Geologi menggunakan mobil sewaan pada hari yang sama, dan beristirahat di wisma Pusdiklat Geologi. Perjalanan kepulangan dilanjutkan pada esok hari

dengan perjalanan kereta “Harina” Bandung-Cepu.

Gambar I.3 :

Tiba di PGE

Kamojang

Gambar I.1 : Wisma Pusdiklat Geologi

Gambar I.2 : Mobil Sewaan “Kang Denny”

Page 4: Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE Kamojang

BAB II

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. MANIFESTASI PANAS BUMI

Pada lokasi panas bumi daerah perasi PGE Kamojang terdapat beberapa manifestasi panas bumi yang bisa dikunjungi, antara lain :

1. Kubangan Lumpur Panas (Mud Polls)

Kubangan lumpur panas (Gambar II.1), Lumpur terdapat dalam keadaan cair karena kondensasi uap panas. Sedangkan letupan- letupan yang terjadi adalah karena pancaran

CO2

Gambar II.1 : Kubangan Lumpur Panas

2. Permukaan Tanah beruap (Steaming Ground)

Permukaan tanah beruap (Gambar II.2) adalah daerah dimana uap panas (steam) nampak

keluar dari permukaan tanah.

Gambar II.2 : Permukaan tanah beruap

Page 5: Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE Kamojang

Tingkat Kekuatan Laju Aliran Panas (J/s.m2)

Sangat kuat 500-5000

Kuat 50-500

Lemah <50

Steam ground sangat berbahaya bagi makluk hidup karena temperatur di daerah tersebut cukup tinggi (Gradien temperatur >30⁰C/m)

3. Mata Air Panas atau Hangat (Hot or Warm Spring) Mata air panas/hangat (Gambar II.3) terbentuk karena adanya aliran air panas/hangat dari bawah permukaan melalui rekahan batuan. Disebut “hangat” bila temperatur <50⁰C dan

disebut “panas” bila temperatur >50⁰C. Sifat air permukaan digunakan untuk

memperkirakan jenis reservoar di bawah permukaan :

Mata air panas bersifat asam, merupakan manifestasi permukaan dari sistem panas

bumi yang didominasi uap Mata air panas bersifat netral, merupakan manifestasi permukaan dari sistem

pannas bumi yang didominasi air Beberaapa daerah di kaki gunung terdapat mata air panas bersifat netral

merupakan manifestasi permukaan siistem panas bumi dominasi uap Bila aliran air panas tidak terlalu besar, disekitar mata air terbentuk teras silika

yang berwarna keperakan (silica sinter terraces), bila air panas mengandung carbonat terbentuk teras travertine (travertine terraces)

Gambar II.3 : Mata Air Panas/Hangat

Page 6: Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE Kamojang

4. Batuan Teralterasi (Gambar II.4)

Alterasi hidrotermal merupakan proses yang terjadi akibat adanya reaksi antara batuan asal dengan fluida panas bumi. Batuan yang bereaksi dengan air jenis klorida

menyebabkan pengendapan dan pertukaran elemen batuan dengan fluida, menghasilkan mineral chlorit, adularia, epidote. Batuan yang bereaksi dengan air yang bers ifat asam

mengubah batuan asal menjadi mineral clay dan mineral lainnya. Mineral hidrotermal di zona permukaan antara lain kaolin, alutlite, sulphur, residue silika, dan gypsum.

Gambar II.4 : Batuan Teralterasi

5. Geyser

Geyser (Gambar II.5) adalah mata air panas yang menyembur ke udara secara intermitent (pada selang waktu tertentu), merupakan manifestasi permukaan dari sistem dominasi air.

Gambar II.5 : Geyser

Page 7: Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE Kamojang

B. PEMANFAATAN PANAS BUMI

Pemanfaatan fluida panas bumi dapat dilakukan dengan berbagai cara, bisa dengan pemanfaatan langsung maupun tidak langsung atau melalui konversi energi yang apa pada fluida panas bumi.

1. Pemanfaatan Langsung

Pemanfaatan langsung fluida panas bumi pada daerah panas bumi Kamojang antara lain : a) Budidaya jamur

b) Pertanian (greenhouse) c) Kolam renang air panas

d) Penginapan (hotspring) e) Pemandian air panas f) Wisata alam

2. Pemanfatan langsung

Pemanfatan langsung fluida panas bumi Kamojang yang diusahakan adalah fluida gas/uap, dimana energi kinetik yang dimiliki uap panas dikonversi menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin yang dihubungkan dengan generator.

Page 8: Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE Kamojang

C. UNIT PRODUKSI PGE KAMOJANG

Pada Pemerintahan Hindia Belanda tahun 1926-1928 sudah dimulai penelitian di Kamojang Garut dengan dilakukan pengeboran sumur KMJ 3, hal tersebut untuk mencari pembangkit listrik alternatif seperti yang di kembangkan di negara Italia, akan tetapi seiring

Perang Dunia II maka kegiatan tersebut sempat dihentikan. Pada tahun 1971-1979, dengan bekerjasama dengan Pemerintah New Zealand, Pemerintah Indonesia melanjutkan eksplorasi

panas bumi di Kamojang.

Pengusahaan Pertambangan Panas Bumi membutuhkan waktu persiapan relatif singkat dari pada usaha pertambangan yang lain, pada umumnya rentan waktu usaha pertambangan

panas bumi dibagi :

Eksplorasi (2 tahun)

Pengembangan (2-3 tahun)

Komersial kontrol/produksi (25-30)

Pada masa komersial kontrol diikuti dengan kegiatan evaluasi produksi untuk kelayakan produksi yang akan datang, apabila layak dilanjutkan maka kontrak akan diperpanjang apabila tidak layak kontrak akan dihentikan/diselesaikan.

Pada 29 Januari 1983 Unit Bisnis Pembangkit Kamojang mulai beroperasi dengan diresmikannya Unit 1 oleh Presiden Soeharto. Pengembangan unit 2 dan 3 dilaksanakan tahun

1979-2003. Dalam usahanya unit 1,2,3 PGE menjual Uap ke PLN untuk dilakukan pembangkitan listrik oleh PJB. Pada tahun 2003-2008 dilakukan pengembangan unit 4, pada

unit ini PGE menjual listrik ke PLN dengan dibangkitkan sendiri melalui unit pembangk it Listrik PGE, harga jual listrik PGE ke PLN Rp 950,- /kwh. Pada tahun 2011-20015 dilakukan pengembangan unit 5, rencananya unit ini akan menjual listrik ke PLN seperti unit 4. PLTP

Kamojang telah lulus uji standart perusahaan tingkat international antara lain :

ISO 14001 tentang Lingkungan pada tahun 2003

ISO 9001 tentang Mutu pada tahun 2006

ISO 18001 tentang K3 pada tahun 2009

PGE Kamojang telah berhasil mempertahankan Proper Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup selama 3 tahun berturut-turut, antara lain :

Penghargaan Proper Perak tahun 2006-2010

Penghargaan Proper Emas tahun 2010-2011

Penghargaan Proper Emas tahun 2011-2012

Penghargaan Proper Emas tahun 2012-2013

Pada pelaksanaan produksi PGE Kamojang pada masing-masing unit produksi menghasilkan pembangkitan yang berbeda, unit 1 menghasilkan 30 MW, unit 2 menghasilkan 55 MW, unit 3 menghasilkan 55 MW, dan unit 4 menghasilkan 60 MW serta pengembangan unit 5 rencananya akan menghasilkan 35 MW. Dalam pelaksanaan produksi PGE Kamojang

sangat memperhatikan faktor lingkungan dan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) antara lain :

Page 9: Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE Kamojang

Lingkungan

Kegiatan pengelolaan lingkungan dilaksanakan sejak awal, mulai tahap pra-konstruksi, konstruksi, hingga operasi, serta telah disetujui , komisi amdal. Tujuan kegiatan ini

adalah ikut menjaga pelestarian lingkungan melalui penghematan pemanfaatan sumber daya alam, mengurangi efek negatif keberadaan unit pembangkit dengan senantiasa

memantau kualitas limbah, serta memanfaatkan tenaga kerja lokal dan ikut membantu dalam berbagai kegiatan sosial masyarakat sekitar. Pemantauan kualitas lingkungan yang dilakukan secara rutin adalah kualitas air, udara dan tingkat kebisingan (noise)

berdasarkan standard baku mutu yang di tetapkan pemerintah.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bertujuan untuk menjamin

keselamatan karyawan dan keutuhan Unit Pembangkit yang ada melalui beberapa langkah pencegahan antara lain : pemasangan rambu-rambu keselamatan kerja, penyediaan peralatan keselamatan kerja (sepatu, helm, ear-plug, ear protector , sabuk

pengaman, pagar pengaman, pemadam kebakaran, dll), pembinaan SDM (melalui training baik di lapangan, maupun ruang kelas) dan pemeliharaan fasilitas keselamatan

yang ada sehingga selalu dalam kondisi siap pakai. Kegiatan pemantauan dan pengelolaan lingkungan sudah di laksanakan sejak awal baik mulai dari tahap pra-konstruksi, kontruksi maupun tahap operasi dan telah mendapat persetujuan komisi

amdal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Beberapa kegiatan pemantauan kualitas lingkungan yang dilakukan secara rutin setiap 3 bulan sekali adalah

pemantauan kualitas air, udara, cuaca, dan kebisingan (noise). Untuk parameter terukur dari hasil pemantauan terseut dibandingkan dengan baku mutu yang telah ditetapkan oleh menteri KLH no.kep 03/MENKLH//II/1991. Perkembangan lain yang

memberikan dampak positif terhadap upaya pengelolaan lingkungan dan keuntungan secara ekonomi adalah kerjasama dengan pihak swasta dalam pengelolaan Non

Condesable Gas (NCG)

STRUKTUR ORGANISASI

BAB 3

SISTEM PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

Page 10: Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE Kamojang

BAB III

KEGIATAN PRODUKSI PGE KAMOJANG

A. SISTEM PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

1. Proses Produksi Listrik Tenaga Panas Bumi

Reservoir

Energi panas yang dimiliki oleh uap air pada dasarnya berasal dari magma yang bertemperatur lebih dari 1200oC ini mengalirkan energi panasnya secara konduksi pada lapisan batuan impermeable (tidak dapat mengalirkan air) yang disebut bedrock. Diatas

bedrock terdapat bantuan permeable yang berfungsi sebagai aquifer yang berasal dari air hujan, mengambil energi panas dari bedrock secara konveksi dan induksi. Air panas itu cenderung bergerak naik ke permukaan bumi akibat perbedaan berat jenis. Pada saat

itu air panas bergerak ke atas, tekanan hidrostatisnya turun, dan terjadilah penguapan. Karena diatas aquifer terdapat batuan impermeable, yang disebut caprock, maka

terbentuklah sistem vapor dominated reservoir. Pada lapangan PGE Kamojang suhu

pada reservoar 190⁰C-255⁰C dan bertekanan 20-30 Kg/cm2. Rata-rata kedalaman sumur 1200 MD – 2500 MD.

Proses Produksi Listrik Tenaga Panas Bumi

1) Uap dari sumur (Gambar III.1) mula-mula dialirkan ke steam gathering sistem, yang berfungsi menjamin pasokan uap tidak akan mengalami gangguan meskipun terjadi perubahan pasokan dari sumur produksi.

Gambar III.1 : Sumur KMJ 56

Page 11: Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE Kamojang

2) Selanjutnya setelah melalui flow-meter (Gambar III.2), uap dialirkan ke separator dan demister (Gambar III.3) untuk memisahkan zat padat, silika, dan bintik-bintik air yang terbawa di dalamnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya

vibrasi, erosi dan pembentukan kerak pada sudu dan nozzle turbin.

3) Uap yang telah bersih itu dialirkan melalui Main Steam Valve / Electrical Control Valve / Governor Valve menuju ke turbin (Gambar III.4). Di dalam turbin uap itu berfungsi untuk memutar sudu turbin yang dikopel dengan generator (Gambar III.5)

pada kecepatan 3000 rpm. Proses ini menghasilkan energi listrik dengan arus 3 phase, frekuensi 50 Hz dan tegangan 13,8 kV.

Gambar III.2 : Flow Meter

Gambar III.4 : Turbin

Gambar III.3 : Separator

Gambar III.5 : Generator

Page 12: Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE Kamojang

4) Melalui step-up transformer (Gambar III.6), arus listrik dinaikkan tegangannya dari 13,8 kV - 150 kV, selanjutnya dihubungan dengan sistem penyaluran Jawa-Bali.

5) Agar turbin bekerja secara efisien, maka exhaust steam yang keluar dari turbin

harus dalam kondisi vakum 0,10 bar, dengan mengkondensasikan uap dalam kondensator kontak langsung yang dipasang di bawah turbin. Exhaust steam dari turbin masuk dari sisi atas kondenser, kemudian terkondensasi sebagai akibat

penyerapan panas oleh air pendingin yang diinjeksikan oleh spray-nozzle. Level kondensat dijaga selalu dalam kondisi normal oleh dua buah cooling water pump,

lalu didinginkan dalam cooling tower (Gambar III.7) sebelum disirkulasikan kembali.

6) Prinsip penyerapan energi panas dari air yang disirkulasikan adalah dengan mengalirkan udara pendingin secara paksa dengan arah aliran tegak lurus, menggunakan 5 forced drain fan. Proses ini terjadi dalam cooling tower.

Gambar III.6 : Unit Transformator dan Saluran PJB

Gambar III.7 : Cooling Tower

Page 13: Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE Kamojang

7) Untuk menjaga kevakuman kondenser, gas yang tak terkondensasi harus dikeluarkam secara kontinyu oleh sistem ekstraksi gas. Gas-gas ini mengandung CO2 85-90% wt, H2S 3,5% wt, sisanya adalah N2 dan gas-gas lainnya. Di

Kamojang sistem ekstraksi gas terdiri atas first-stage, second-stage dan liquid ring vacum pump. Sistem pendinginan di PLTP merupakan sistem pendingin dengan

sirkulasi tertutup dari hasil kondensasi uap, dimana kelebihan kondensat yang terjadi direinjeksikan kembali ke dalam sumur reinjeksi (14).

8) Prinsip penyerapan energi panas dari air yang disirkulasikan adalah dengan

mengalirkan udara pendingin secara paksa dengan arah aliran tegak lurus,

menggunakan 5 forced drain fan. Proses ini terjadi dalam cooling tower.

9) Sekitar 70% uap yang terkondensasi akan hilang karena penguapan dalam cooling water, sedangkan sisanya diinjeksikan kembali ke dalam reservoir. Reinjeksi dilakukan untuk mengurangi pengaruh pencemaran lingkungan, mengurangi

ground subsidance, menjaga tekanan, serta recharge water bagi reservoir. Aliran air dari reservoir disirkulasikan kembali oleh primary pump.

10) Kemudian melalui after condenser dan inter condenser dimasukkan kembali ke

dalam reservoir.

Pada prinsipnya cara kerja PLTP hampir sama dengan cara kerja PLTU, tetapi pada PLTP tidak menggunakan boiler karena uapnya sudah ada dari alam. Oleh karena itu, uap yang didapat dari alam maka uap tersebut mengandung zat-zat yang sebenarnya

tidak diperlukan untuk menggerakkan turbin dan zat-zat tersebut kemungkinan dapat mengganggu kerja turbin dan akhirnya dapat merusakkan turbin. Oleh karena itu di PLTP Kamojang ada pemeliharaan secara periodik untuk memelihara dan

membersihkan sudu-sudu turbin agar turbin tersebut dapat terus beroperasi.

Gambar III.8 : Sumur Injeksi

Page 14: Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE Kamojang

Prinsip kerjanya adalah uap yang didapat dari sumur pengeboran pertama ditampung di receiving header kemudian dibagi untuk setiap unitnya tergantung dari beban yang dibutuhkan. Kemudian untuk mendapatkan uap kering, uap tersebut disalurkan ke

separator dan demister melalui isolation valve. Kemudian uap tersebut disalurkan ke pipa pancar untk memutar turbin. Turbin tersebut dikopel dengan generator, maka

generatorpun turut berputar. Dengan berputarnya generator dan terpenuhi persyaratan listriknya, maka generator akan menghasilkan tenaga listrik sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Selanjutnya dari generator disalurkan ke transformator untuk

kemudian tegangan listrik yang diperoleh dapat disalurkan ke switch-yard untuk selanjutnya disambungkan ke jaringan listrik interkoneksi.

Uap bekas turbin selanjutnya didinginkan dengan air pendingin supaya mengembun dan menjadi air kondensat. Karena pembangkit listrik berada di daerah pegunugan, untuk mendinginkan air dipakailah suatu cooling tower, sehingga nantinya air tersebut dapat dipergunakan kembali untuk mendinginkan uap bekas tersebut. Sehingga dapat kita

lihat bahwa sistem pendinginannya tersebut merupakan sistem tertutup dimana air hasil kondensasi, didinginkan dan kemudian dipergunakan kembali untuk mengkondensasi

uap bekas selanjutnya. Sehingga dalam proses tersebut tidak perlu mengambil air dari persediaan sungai atau danau, kecuali pada saat memulai pengoperasian pembangkit.

2. Komponen-Komponen Utama Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Berikut pengelompokan proses pembangkit listrik secara garis besar pada beberapa komponen utamanya.

Sistem Pasokan Uap (Sumur Uap)

Produksi sumur uap yang dikelola Pertamina disalurkan ke unit pembangkit melalui pipa-pipa, dan peralatan tambahan seperti katup-katup. Katup-katup dapat

berada di kepala sumur seperti : master-valve, service-valve, vertical-discharge-valve, orifice, bleed-valve, cellar dan repture dice.

Master-valve dan service-valve dioperasikan pada posisi penuh (dibuka) bila unit beroperasi dan ditutup bila unit tidak beroperasi.

Orifice berfungsi untuk membatasi tekanan dan jumlah uap, sesuai dengan

kebutuhan.

Bleed-valve berfungsi untuk pemanasan pipa sehingga tidak menimbulkan korosi

dan mencegah matinya sumur uap.

Repture dice, berfungsi sebagai pengaman akhir dari kepala sumur bila terjadi

kelebhan tekanan dalam pipa transmisi, karena sistem pelepasan uap tidak bekerja.

Vertical-discharge-valve, berfungsi untuk membersihkan uap dari partikel-partikel / kotoran-kotoran dari dalam sumur uap masuk unit pembangkit, hal ini dilakukan apabila sumur uap lama tidak dioperasikan atau baru dioperasikan.

Cellar berfungsi untuk menahan berat peralatan dan sebagai tempat dimana katup kepala sumur dipasang setelah pengeboran selesai.

Pipa transmisi berfungsi untuk menyalurkan uap dari kepala sumur ke pembangkit.

Page 15: Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE Kamojang

Untuk menghasilkan daya listrik sebesar 140 MW, maka secara keseluruhan diperlukan uap sebayak 1024,19 ton/jam. Untuk mendapatkan uap sebanyak itu telah tersedia 25 buah sumur uap dengan total produksi uap 1453 ton/jam.

Unit 1 : 30 MW = 244,19 ton/jam

Unit 2 dan 3 : 2 x 55 MW = 2 x 390 = 780 ton/jam

Tekanan uap masing-masing = 6.5 bar absolut dengan temperatur 161,9oC

Vent Structure

Pada sistem penyaluran uap untuk keperluan PLTP dilengkapi dengan bangunan pelepasan uap dengan peredam suara. Alat ini dilengkapi dengan katup-katup pengatur

yang sistem kerjanya secara pneumatic, biasanya dioperasikan secara manual maupun otomatis dari ruang kontrol. Peralatan ini berfungsi :

Pengatur tekanan agar tekanan uap yang masuk ke turbin selalu konstan.

Katup pengamannya yang akan membuang tekanan lebih, apabila terjadi-sudden

trip.

Receiving Header

Steam header adalah merupakan tabung silinder berdiameter 1.800 mm dan panjang 19.500 mm. Alat tersebut dipergunakan untuk menampung uap dari beberapa

sumur produksi melalui pipa transmisi, dengan demikian apabia diluar dugaan ada kerusakan atau perbaikan salah satu sumur, tidak akan mengganggu operasi dari unit

pembangkit.

Pada tabung receiver juga dilengkapi dengan pengendalian tekanan uap, ini dimaksudkan agar tekanan uap yang diperlukan untuk memutar sudu-sudu turbin

senantiasa tetap. Sehingga apabila terjadi kelebihan uap akan membuang kelebihan uap secara otomatis, melalui katup pengatur uap.

Jalan masuk header yaitu jalur pipa kepusat katup pengatur berdiameter 800 mm, sedangkan untuk yang suplai uap berdiameter 600 mm.

Separator

Separator berfungsi untuk membersihkan / menyaring uap dari partikel-partikel berat, karena uap yang untuk keperluan benar-benar harus terbebas dari kontaminasi.

Separator yang digunakan adalah jenis “Cyclon”, artinya aliran uap yang masuk ke separator akan berputar kemudian dengan pengaruh gaya sentrifugal partikel-

partikel berat akan terlempar jatuh ke bawah, sementara uap yang sudah bersih akan mengalir ke demister (mist eliminator).

Page 16: Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE Kamojang

Demister (Mist Eliminator)

Demister adalah sebuah peralatan berupa tabung berukuran 14,5 m3, di dalamnya terdapat kisi-kisi dari baja yang berfungsi untuk mengeliminasi butir-butir air yang terbawa oleh uap dari sumur-sumur panas bumi.

Demister berfungsi sebagai penyaring untuk mencegah terjadinya masalah dalam turbin, penyaringan ini sangat efektif dan efisien untukmengurangi terjadinya carry-over Cl, SiO2, Fe, Fe2O3, masuk kedalam turbin. Beberapa alasan untuk

mengurangi defosit dalam turbin penyaringan (corrugated plate) ini adalah sebagai berikut:

1) Pada separator yang menggunakan sistem cyclone-centrifugal-type, pemisah antara uap dan air panas didasarkan pada perbedaan yang terjadi gaya sentrifugal dan berat jenis antara air dan uap jenuh, akan tetapi pemisahan tersebut tidak dapat secara sempurna memisahkan moisture (uap lembab) dari uap jenuh

tersebut.

2) Dengan mempergunakan corrugated-plate (penyaring) moisture dapat dipisahkan dengan uap jenuh sedemikian rupa sehingga kebasahan uap dapat diperkecil. Dengan cara ini pemisahan didasarkan dari perbedaan inersia antara air dan uap,

dan juga didasarkan dari daya lekat permukaan basah dari corrugated-plate tersebut. Di dalam demister ini kecepatan uap menurun sehingga didapat efek

pemisahan yang bertambah baik.

Katup Pengatur (Governor Valve)

Dua katup pengatur dipasang pada masing-masing pipa uap masuk kiri dan kanan dari turbin. Katup bekerja dengan sistem hidraulik, yang diatur oleh pengatur governor

turbin sebagai respon dari putaran turbin atau adanya perubahan beban. Sedangkan dalam keadaan darurat, katup-katup tersebut dapat segera menutup secara otomatis.

Pada peralatan katup pengatur ini dilengkapi dengan suatu sistem untuk melakukan “steam free test”, yakni suatu kegiatan menutup atau membuka katup yang

dilakukan secara periodik pada saat operasi dengan maksud agar tidak terjadi kemacetan pada katup.

Pada saat unit trip dalam keadaan darurat, governor valve tertutup secara otomatis, katup ini juga dapat dibuka dan ditutup secara manual pada katup sesuai keinginan kita. Steam free test ini dapat dioperasikan secara otomatis, pada saat steam free test dioperasikan dari pengatur saklar, swing-check-valve dan main-stop-valve akan

tertutup secara berurutan setelah governor valve menutup, sehingga semua katup-katup tersebut tertutup, dan berarti semua ECV dan MSV telah selesai ditest.

Page 17: Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE Kamojang

Katup Utama (MSV dan ECV)

Suplai uap yang menuju ke kedua governor valve terlebh dahulu melalui 2 buah stop valve (MSV dan ECV) yang terpasang berderetan, seperti telah dijelaskan di atas, katup-katup tersebut dioperasikan secara hidraulik, katup-katup ini dapat dibuka dan

ditutup secara manual dengan saklar-saklar pada Turbine Control Panel (TCP) atau pada katup itu sendiri dengan cara memasukkan handle dan memutar sesuai dengan

keinginan kita. Katup tersebut akan bekerja secara otomatis yang akan menutup pada saat unit trip secara darurat.

Pada waktu turbin start, katup-katup ini harus dioperasikan secara manual untuk

operasi turbin. Katup-katup ini dapat ditest terhadap kemungkinan adanya kemacetan (akibat kotoran/kerak) dengan menggunakan steam-free-test, pengoperasian alat ini akan menyebabkan tertutupnya secara berurutan governor valve, kemudian ECV. Pada

saat pengoperasian steam-free-test operator dapat mengecek apakah terjadi kemacetan dengan memperhatikan posisi katup seperti diperlihatkan sinyal berupa lampu di

Turbine Control Panel (TCP).

Beberapa fungsi dari katup utama adalah :

Mengisolasi uap dengan katup pengatur.

Mengatur putaran turbin pada saat mulai dijalankan.

Sebagai pengaman dalam keadaan darurat.

Konstruksi dari katup utama adalah “Swing Check Valve Type” yang dapat dioperasikan secara remote dari ruang control maupun lokal dan manual. Pada saat keadaan darurat katup ini dapat menutup secara otomatis.

Rock Muffler

Rock Muffler berfungsi sebagai saluran buangan uap apabila terjadi keadaan darurat pada turbin, sehingga tekanan pada mine line tetap terjaga.

Turbin

PLTP Kamojang menggunakan turbin jenis silinder tunggal 2 aliran (single cylinder double flow) yang terdiri dari masing-masing lima tingkat, 2 tingkat pertama

turbin aksi dan 3 tingkat berikutnya turbin reaksi. Yang membedakan tingkat aksi dan reaksi adalah pada tingkat aksi, ekspansi uap atau penurunan tekanan terjadi pada sudu tetapya saja, sedangkan turbin tingkat reaksi ekspansi uap terjadi pada sudu tetap

maupun pada sudu geraknya.

Turbin dilengkapi dengan : 1) Main Stop Valve dan Governor Valve, yang berguna untuk mengatur jumlah aliran

uap. 2) Barring Gear (Turning Gear), berguna untuk memutar poros turbin sewaktu unit

dalam keadaan berhenti agar tidak terjadi distorsi pada rotor akibat pendinginan yang tidak merata.

3) Bantalan aksial, yang berguna untuk menahan gaya aksial yang terjadi.

Page 18: Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE Kamojang

Selain itu walaupun turbin sudah di desain dan dibuat dengan pertimbangan yang menyangkut keamanan dan kehandalan alat, tetapi kemungkinan terjadinya kerusakan karena kesalahan operasi atau gangguan-gangguan yang tidak diharapkan akan merusak

unit, maka turbin dilengkapi dengan alat-alat pengaman, seperti over-speed trip, lub-oil trip dan lain-lain.

Sistem Uap Bantu

Yang dimaksud dengan sistem uap bantu disini adalah penyediaan uap untuk mengoperasikan alat penghampa gas (Jet Gas Ejector) dan sistem uap perapat (Gland Steam System). Alat penghampa gas berfungsi mengeluarkan gas-gas yang tidak

terkondensasi yang berasal dari sumur-sumur panas bumi dan terakumulasi dalam kondensor pada mode operasi normal.

Sedangkan sistem uap perapat pada ujung-ujung poros turbin, dimana disini terdapat suatu alat untuk menghisap uap perapat dari udara. Uap bantu tersebut berasal

dari salah satu pipa utama, kemudian dialirkan pada sistem penghampa gas dan sistem dari penghisap uap perapat udara.

1) Sistem alat penghampa gas (Gas Ejector System)

Seperti telah diketahui uap panas bumi mengandung gas-gas yang tidak dapat terkondensasi di dalam kondensor (uap di Kamojang mengandung gas-gas yang tidak terkondensasi kurang lebih 1,5 % per satuan berat dari uap yang

dialirkan), fungsi dari gas ejector ini untuk mengeluarkan gas-gas tersebut dari dalam kondensor kemudian membuangnya ke atmosfer, sebab bila misalnya gas-gas tersebut tidak dikeluarkan, gas-gas yang tidak terkondensasi akan

mengakibatkan tekanan kondensor naik.

Pembuangan gas-gas yang tidak terkondensasi tersebut sangat penting untuk mempertahankan tekanan vakum di dalam kondensor.

Alat penghampa gas yang digunakan terdiri dari 2 tingkat : Tingkat 1 : Yaitu yang berkemampuan hisap sampai 0,093 bar absolut dan

tekanan keluar 0,435 bar absolut. Tingkat 2 : Yaitu yang berkemampuan hisap 0,41 bar absolut dan tekanan

keluar 0,99 bar absolut.

Campuran uap yang tidak terkondensasi dari a lat penghampa gas tingkat I, didinginkan dengan air dari pompa-pendingin antar primer (Primary Inter Cooler

Pump). Air dan uap yang terkondensasi masuk ke dalam kondensor karena beda tekanan. Sedangkan gas yang tidak terkondensasi terhisap oleh alat penghampa

gas tingkat II.

Campuran uap penggerak alat pelepas dengan gas didinginkan dalam kondensor tingkat II (After Condensor), dengan air pompa pendingin-antara primer. Air dan hasil kondensasi tahap ini juga masuk dalam kondenser karena

beda tekanan dan gas yang tak terkondensasi di buang ke udara bebas.

Page 19: Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE Kamojang

2) Sistem uap preparat (Gland Steam System)

Yang di maksud dengan uap preparat adalah sistem penyediaan uap pada ujung-ujung poros turbin untuk menjaga agar udara tidak masuk ke dalam turbin,

karena kondisinya yang hampa. Agar uap yang berada di dalam ruang preparat tidak keluar dan selanjutnya tidak mencemari ruang gedung pembangkit (power house), maka uap tersebut di hisap oleh penghisap uap preparat dan udara akan di

buang ke udara melalui cerobong pipa.

Ejector Gland Steam menjaga adanya vakum pada saluran masuk uap preparat yang masuk pada ruang turbin. Mengalirnya uap ke gland dan ke ejektor

hanya dapat diatur secara lokal membuka dan menutup katup yang di putar dengan tangan pada saluran pipa. Lampu announciator di TCP atau UCD akan menyala bila gland steam tekanannya terlalu rendah atau terlalu tinggi.

Penggunaan steam ejector sebagai alat untuk mengeluarkan gas-gas yang tidak mengembun di dalam kondensor pada PLTP, mempunyai kuntungan-keuntungan sebagai berikut :

a) Kehandalan tinggi. b) Konstruksinya sederhana. c) Mudah pengoperasiannya.

d) Mudah pemeliharannya e) Harganya efisien.

Beberapa kerugian adalah tidak cocok untuk di gunakan pada PLTP yang mempunyai kandungan gas-gas yang besar, karena efisiensi steam ejektor menjadi rendah. Pada suatu pembangkit listrik tenaga panas bumi tekanan kerja sumur semakin lama semakin menurun, sehingga energi akan menjadi rendah pula,

begitu pula tekanan di kondensor akan semakin rendah karena melemahnya tekanan uap steam ejector. Dengan menurunkan steam ejector 1 tingkat maka

Mitshubisi berhasil membuat ejector dengan tekanan uap hanya 2-4 kg/cm2 dengan hasil tekanan hampa di kondensor 100-200 mmHg abs. apabila dibutuhkan hampa yang lebih tinggi dapat dgunakan untuk sistem ejektor tingkat

II.

Dalam hal ini PLTP kamojang mempergunakan 2 tingkat maka dibutuhkan interkondenser yang di maksudkan untuk memperkecil kebutuhan uap bagi steam

ejector tingkat II, juga dibutuhkan after condensor untuk mengurangi suara bising.

Generator

Generator adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Sistem penguatan generator dapat berupa sistem penguatan sediri maupun sistem penguatan terpisah.

Page 20: Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE Kamojang

Generator itu sendiri terdiri dari 2 kumparan utama, yaitu kumparan rotor dan kumparan stator. Kumparan rotor berfungsi untuk untuk membangkitkan medan magnet setelah diberi arus penguat dari main exciter. Kumparan stator akan menimbulkan

tegangan yang bermanfaat sebagai sumber listrik bila kumparan rator yang bermuatan medan magnet terbuka berputar.

Sistem pendinginan pada generator digunakan udara yang disirkulasi oleh fan ke kumparan stator dan rotor. Udara yag dipakai untuk sistem pendingin mempunyai temperatur kurang lebih 430C. Setelah udara tersebut mendinginkan generator

kemudian di alirkan ke radiator untuk didinginkan kembali, sebagai media pendinginnya adalah air.

Tranformator

Transformator tenaga berfungsi untuk menaikkan (step-up) dan menurunkan (step down) tegangan. Untuk mengurangi kerugian tegangan pada transmis i.

Tegangan output dari power plant yang akan di transmisi melalui jarak yang jauh harus di naikkan dahulu melalui transformator step-up. Dengan demikian pada daya yang konstan, tegangan di naikkan maka arus akan menjadi kecil, dalam hal ini dapat

memperkecil kerugian tegangan.

Perlengkapan Transformator

1) Bushing transformator

Suatu tranformator tegangan tinggi harus diberi alat untuk mencegah

timbulnya flash-over. Bushing dipakai untuk mengamankan flash-over

tersebut dalam hal ini dipergunakan berupa peralatan porselen isolator dengan kualitas yang baik, dengan penghantar di tengahnya. Porselen tersebut harus

bebas dari lubang- lubang kecil dalam hal ini lubang- lubang yang akan menyebabkan awal terjadinya kerusakan pada isolator.

2) Thermometer Trap

Thermometer trap terdiri dari beberapa bagian yaitu : a) Stick thermometer

Stick thermometer di rencanakan untuk pemasangan tak langsung yang

dipindahkan bila minyak di tabung berubah. b) Dial Thermometer

c) Resistance Remote Thermometer Untuk mengukur suhu minyak trafo atau suhu belitan melalui switchboard.

d) Thermal Relay Dipakai untuk menunjukkan suhu belitan maksimum atau suhu minyak

trafo dan untuk melengkapi operasi pengaman dari trip, alarm, dan lain-lain. Alat ini sebagaimana kontrol otomatis dari peralatan trafo.

Page 21: Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE Kamojang

3. Sistem Pendinginan

Sistem pendingin di sini meliputi sistem pendingin utama dan sistem pendingin pembantu,

Sistem pendingin utama (Main Cooling Water System)

Sistem pendingin utama terdiri dari condenser, cooling-water-pump (CWP) dan cooling tower. Sistem ini mempertahan vakum, dengan cara mengkondensasikan uap bekas turbin dengan air dingin juga mendinginkan non-condnesable gas di kondensor oleh ejektor tingkat satu dan dua.

Kondensor (Condensor)

Kondensor adalah alat untuk mengkondensasikan uap bekas dari turbin dengan kondisi yang hampa. Jenis kondensor yang dipakai adalah jenis kondensor kontak langsung, artinya uap bekas bersentuhan lansung dengan air sebagai media kondensasi.

Campuran air kondensat dengan air suhu 490 C yang merupakan hasil kondensasi di pompa ke menara pendingin melalui pipa dan katup kontrol serta nozzle sprayer. Pada

kondisi normal, tekanan dalam kondensor adalah 0,133 bar abs dan kebutuhan air pendingin adalah 11.800 m3/jam.

Air pedingin di semprotkan langsung pada uap bekas di turbin, dan pada gas-gas dalam kondensor yang vakum, uap akan terkondensasi dan di keluarkan kondensor

bersama-sama dengan air pendinginnya. Non condensable gas dikeluarkan dari kondensor melalui ejektor yang di kerjakan oleh uap. Pada keadaan operasi normal,

perbedaan tekanan antara basin menara pendingin dengan vakum di kondensor cukup besar untuk untuk mengalirkan air pendingin dari basin cooling tower menuju kondensor tanpa pompa-pompa. Terlalu tinggi level akan mengganggu sistem spray

pada noozle, terlalu rendah akan mengganggu kinerja CWP.

Pada saat turbin dan ejektor di matikan, tekanan di dalam kondensor kembali pada tekanan atmosfer. Cooling water startup valve, adalah katup pneumatic yang dapat di

buka dari tombol tekan TCP. Pada saat start bila perbedaan tekanan pada basin dan kondensor tidak cukup besar menekan air di nosel-nosel, maka start valve ini akan di buka scara manual dari TCP supaya air tidak melalui nosel.dengan adanya cara tersebut

pompa utama dapat di start sebelum vakum terjadi dan air akan mengalir melalui pipa air. Start up ini juga berfungsi secara otomatis dan katup di kontrol lewat level kontroler

yang secara otomatis juga dapat membuka katup supaya aliran bertambah ke dalam kondensor, bila level kondensor terlalu rendah. Tapi dalam keadaan normal operasi katup tidak terbuka, karena bila terbuka air tidak melalui kondenser spray sistem, dan

akibat yang terjadi pengaruh air pendingin yang seharusnya ada pada kondensor akan berkurang sekali. Pada saat CWP berhenti/stop, start-valve akan tertutup, air pendingin

akan masuk kedalam kondensor melalui CW valve. Katup ini akan terbuka bila tombol on pada cooling water di TCP di operasikan dan katup akan tertutup secara otomatis saat CWP stop atau saat level air di kondensor mencapai level paling tinggi. Pada saat

operasi normal tercapai setelah turbin start, level air kondensor di pertahankan secara otomatis oleh “cooling water pump discarge valve” yang akan mengatur jumlah air

yang akan di keluarkan dari kondensor melalui pompa tersebut, katup-katup ini dapat diset secara otomatis oleh tombol on (reset) pada TCP. Kemudian katup-katup akan terbuka dan menutup secara otomatis (oleh condenser level transmitter) agar level air

pada kondensor berada dalam kondisi yang benar.

Page 22: Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE Kamojang

Katup vacuum breaker di pasang untuk meniadakan vakum secara otomatis bila level air di kondensor mencapai level yang tinggi sekali. Katup-katup ini di switch secara otomatis melalui saklar pengatur di TCP. Katup ini dapat di tutup dan di buka

secara manual pada saklar yang sama seperti tersebut di atas.

Pada saat posisi otomatis, vacuum breaker akan terbuka secara otomatis bila turbin trip atau pada saat level air di kondensor tinggi sekali. Air pendingin untuk gas

masuk melalui “gas cooling valve” yang di opeasikan secara pneumatic, yang akan membuka dan menutup setelah mendapat sinyal yang sama seperti pada cooling-water valve.

Pompa air pendingin utama (Main Cooling Water Pump)

Main Cooling Water Pump (MCWP) atau pompa air pendingin utama adalah suatu pompa air sentrifugal dengan konstruksi vertikal yang dilengkapi dengan mangkok besar (can) sebagai penampung air yang akan dihisap pompa diatur oleh katup

pengatur yang di setting dengan pengatur pembukaan air di dalam kondensor. Pada saat unit beroperasi normal sekitar 12.500 m3/jam air dengan temperatur 470C di alirkan dari

kondensor menara pendingin bagian atas dengan dua buah pompa air pendingin utama. Pompa-pompa tersebut diputar dengan motor listrik yang dapat dikendalikan dari ruang kendali. Motor tersebut di lengkapi dengan alat pengaman dimana motor tersebut akan

stop (berhenti) apabila suhu bantalan pompa panas, adanya getaran yang tinggi, pembukaan air dalam kondensor amat rendah dan tegangan listrik motor rendah.

Dua pompa sentrifugal air pendingin tipe can dipergunakan untuk mengalirkan air pendingin dari kondensor menuju cooling water. Pompa tersebut di start dan di stop switch di TCP (control panel), pompa-pompa tersebut membutuhkan air pendingin untuk preparat porosnya. Saat pompa CWP di start sebuah solenoid valve secara

otomatis akan memasukkan air dari primary intercooler ke perapat-perapat.

Bila pompa CWP telah beroperasi, solenoid valve akan menutup dan air yang keluar dari dari pompa sebagian kecil akan di gunakan untuk perapat, flow switch akan

mendeteksi aliran-aliran rendah (insufficient), secara otomatis pompa akan berhenti.

Pompa ini harus selalu ada aliran air yang melalui bila sedang beroperasi. Untuk memastikan di pasangkan sebuah recirculating valve. Katup-katup ini akan selalu dalam

posisi terbuka kecuali katup-katup buang CWP sudah pada posisi terbuka. Oleh karena aliran sirkulasi selalu di pertahankan pada saat pompa sedang beroperasi, kedua motor pompa interlock dengan alat pengaman yang mendeteksi suhu bantalan tinggi, getaran,

getaran yang berlebihan, gangguan listrik pada motor atau tegangan terlau rendah, dan level air kondenser yang terlalu rendah dan bila ada sinyal dari salah satu alat penga man

tersebut, maka motor pompa akan berhenti. Tombol tekan lokal (setempat) di dekat motor dipergunakan untuk menghentikan pompa bila keadaan darurat.

Page 23: Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE Kamojang

Menara Pendingin (Cooling Tower)

Konstruksi bangunan cooling tower yang digunakan terbuat dari kayu merah (red wood) yang telah di awetkan dengan CDA (copper dichidromate arsenic), sedangkan untuk ventstock (menara) nya terbuat dari PVC (poly vinil chloride).

Cooling tower ini di lengkapi dengan kipas isap paksa yang berfungsi untuk membantu proses pendinginan air kondensat yang mempunyai temperatur kurang lebih 490C, kemudian diturunkan menjadi kurang lebih 270C. Air hasil pendinginan dipakai

untuk pendinginan uap bekas.

Apabila terjadi over flow air pada cooling tower, air dari cooling tower akan dialirkan ke paritan yang terhubung dengan kolam whater treadment setelah melalui

treadment dan lulus uji keamanan kandungan air, air tersebut dialirkan ke sungai.

B. CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

Tujuan pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) oleh PGE Kamojang antara

lain untuk mewujudkan masyarakat mandiri membangun kekuatan ekonomi, serta menjaga hubungan yang harmonis dengan steakholder. Wujud pelaksanaan CSR dilaksanakan dalam berbagai bidang kemasyarakatan, antara lain :

1. Bidang Pendidikan

Adapun CSR yang diwujudkan dalam bidang pendidikan antara lain :

a) Mengajarkan Green School kepada sekolah disekitar PGE Kamojang b) Memberikan beasiswa kepada siswa berprestasi c) Memberikan peralatan yang dibutuhkan sekolah

d) Program magang, penelitian, dan praktek kerja lapangan untuk mahasiswa SMA/SMK

e) Bantuan kursus dan sarana komputer

f) Pembangunan gedung sekolah

2. Bidang Kesehatan

Untuk pelaksanaan CSR di bidang kesehatan antara lain :

a) Memberikan bantuan pada pelasanaan POSYANDU b) Peningkatan taraf kesehatan masyarakat sekitar

3. Bidang Lingkungan

Pelaksanaan CSR di bidang lingkungan antara lain ikut melaksanakan kegiatan pelatarian flora dan fauna, berupa penanaman pohon dan penghijauan lahan gundul.

Page 24: Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE Kamojang

4. Bidang Ekonomi

Pelaksanaan CSR pada bidang ekonomi antara lain :

a) Memberikan uap gratis kepada petani jamur b) Memberikan penyuluhan kepada petani ikan air tawar

c) Memberikan pelatihan kerja pada pemuda d) Membantu memberikan modal usaha pada UKM

5. Bidang Insfrastruktur

Pelaksanaan CSR pada bidang ekonomi antara lain :

a) Membangun tempat peribadatan b) Memperbaiki jalan umum c) Memperbaiki saluran air umum

d) Membangun sarana berkumpul masyarakat

Page 25: Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE Kamojang

C. DAFTAR FOTO KEGIATAN

Penjelasan Produksi Sumur Panas Bumi

Mengamati Pariwisata Sumur “Kereta Api”

Atraksi Pariwisata Sumur “Kereta Api”

Mengamati Manifestasi Uap Panas

Penjelasan Lapangan Sumur Panas Bumi

Page 26: Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE Kamojang

Dosen Pembimbing “Pak Apud”

Narasumber “Pak Asep” Narasumber “Pak Irvan”

Narasumber “Pak Tomy”

Dosen Pembimbing “Pak Budi”

Narasumber “Pak Rizal”

Page 27: Laporan Praktek Kerja Lapangan di PT. PGE Kamojang

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Energi Panas Bumi merupakan Sumber Energi Baru yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia, pemanfatannya bisa secara langsung berupa pertanian maupun

pariwisata, sedangkan pemanfaatan secara tidak langsung yaitu melalui konversi energi. Kamojang merupakan daerah potensi panas bumi dimana pemanfatannya dilaksanakan

secara langsung untuk pertanian dan pemandian, maupun secara tidak langsung yaitu melalui konversi energi kinetik pada fluida panas bumi menjadi energi listrik.

Energi panas bumi merupakan sumber energi yang sangat ramah lingkungan, ini terbukti

dengan penghargaan yang diraih oleh PGE Kamojang berupa Proper Emas dari Kemeterian

Lingkungan Hidup selama 3 tahun berturut-turut.

B. SARAN

Pada pemanfatan fluida panas bumi harus dilakukan secara hati-hati. Karena jenis fluida panas bumi selain memiliki energi kinetik juga memiliki energi thermal/panas yang sangat besar. Sehingga sangat berbahaya bila terjadi kecelakaan kerja.

. Untuk pemanfaatan panas bumi secara langsung berupa Pariwisata, pemerintah harus lebih

aktif dalam promosi pariwisata alam panas bumi, selain itu perbaikan insfrastruktur harus diperbaiki dan dimaksimalkan terutama akses menuju daerah pariwisata.