laporan pkl2

27
1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang bertambah pesat seiring dengan perkembangan teknologi telah membawa pengaruh besar terhadap perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini terlihat dengan adanya persaingan yang ketat dalam dunia usaha, baik perdagangan maupun perindustrian, serta adanya peningkatan tuntutan konsumen akan atau barang yang dikonsumsinya. Persaingan yang semakin ketat ini mengharuskan perusahaan untuk mengelola semua sumber daya yang memilikinya seoptimal mungkin supayaperusahaan dapatmenghasilkan dan menawarkan produk yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen dengan kualitas tinggi pada yang menandai untuk tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan dapat semakin berkembang Persediaan barang dagangan merupakan salah satu sumber d penting bagi kelangsungan hidup perusahaan dagang, karena disa merupakan aset yang nilainya paling besar dibanding aktiva lancar lai dalam neracaperusahaan juga disebabkan sumber utama pendapatan perusahaan dagang umumnya terdiri dari beraneka jenis barang jumlah yang relatif banyak. Persediaan barang-barang yang beraneka r ini merupakan salah satu karakteristik dari bisnis eceran ( retailing ).

Upload: sherly-maya-putri

Post on 22-Jul-2015

91 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang bertambah pesat seiring dengan perkembangan teknologi telah membawa pengaruh besar terhadap perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini terlihat dengan adanya persaingan yang ketat dalam dunia usaha, baik perdagangan maupun perindustrian, serta adanya peningkatan tuntutan konsumen akan produk atau barang yang dikonsumsinya. Persaingan yang semakin ketat ini mengharuskan perusahaan untuk mengelola semua sumber daya yang memilikinya seoptimal mungkin supaya perusahaan dapat menghasilkan dan menawarkan produk yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen dengan kualitas tinggi pada harga yang menandai untuk tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan dapat semakin berkembang Persediaan barang dagangan merupakan salah satu sumber daya penting bagi kelangsungan hidup perusahaan dagang, karena disamping merupakan aset yang nilainya paling besar dibanding aktiva lancar lainnya dalam neraca perusahaan juga disebabkan sumber utama pendapatan perusahaan dagang umumnya terdiri dari beraneka jenis barang dengan jumlah yang relatif banyak. Persediaan barang-barang yang beraneka ragam ini merupakan salah satu karakteristik dari bisnis eceran (retailing).

1

2

Persediaan merupakan salah satu aktiva lancar yang sangat berpengaruh pada laporan keuangan suatu perusahaan. Bagi perusahaan dagang yang kegiatan utamanya adalah membeli dan menjual barang dagangan, maka persediaan barang merupakan unsur yang paling aktif, karena sumber penghasilan utama bagi perusahaan tersebut adalah penjualan barang dagangan. Pentingnya persediaan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usahanya terutama untuk perusahaan dagang, karena dengan persediaan perusahaan dapat memenuhi permintaan pembelian dari pelanggan, apabila persediaan dalam perusahaan tidak mencukupi dan tidak mampu memenuhi permintaan dari pelanggan, maka pelanggan akan kecewa dan tidak akan melakukan pembelian lagi pada perusahaan tersebut. Sifat persediaan umumnya adalah bila kekurangan akan

menghambat dalam memenuhi pesanan dari konsumen sehingga kegiatan penjualan akan tersendat, sedangkan bila terlampau besar dan berkumpul didalam persediaan tersebut pada akhirnya akan membawa resiko kecurian dan meningkatnya biaya penyimpanan dan merawat persediaan. Toko Mega Motor Manna Bengkulu Selatan menjual berbagai macam kebutuhan onderdil seperti: oli, helm, ban mobil, ban motor. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik memilih judul : Prosedur Pengelolaan Persediaan Barang Pada Toko Mega Motor Manna Bengkulu Selatan.

3

1.2. Tujuan Laporan Praktek Kerja Lapangan Adapun tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Lapanngan ini adalah: a. Untuk memenuhi salah satu syarat akademis pada Universutas Dehasen (UNIVED) Bengkulu. b. Untuk mengetahui Prosedur Pengelolaan Persediaan Barang Pada Toko Mega Motor Manna Bengkulu Selatan.

1.3. Metode Laporan Praktek Kerja Lapangan Metode penelitian yang diambil dalam perumusan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini adalah deskritif, yaitu mancari mengumpulkan data yang berkaitan dengan Prosedur Pengelolaan Persediaan Barang Pada Toko

Mega Motor Manna Bengkulu Selatan dan kemudian diuraikan secara objektif desuai dengan fenomena yang terjadi di lapangan: Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah: a. Metode observasi (pengamatan) Yaitu, metode penelitian yang dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung ke objek yang di observasi,dengan harapan diperoleh data yang secara jelas dan akurat. b. Metode Interview (wawancara) langsung secara mendalam (Indepth Interview) Yaitu : suatu dialog/tanya jawab yang penulis lakukan terhadap narasumber sebagai informan secara mendalam untuk memperoleh data primer yang objektif dan faktual tentang permasalahan yang diteliti.

4

1.4. Pokok Bahasan Untuk mempermudah dalam proses penulisan Praktek Kerja Lapangan ini, maka pokok bahasan yang akan dibahas dalam Laporan Praktek Kerja Lapangan ini adalah Prosedur Pengelolaan Persediaan

Barang Pada Toko Mega Motor Manna Bengkulu Selatan.

5

BAB II TINJAUAN UMUM

2.1. Sejarah Singkat Toko Mega Motor Manna Bengkulu Selatan Pada tahun 1997 pak Tomi bekerja pada sebuah perusahaan di jakarta. Di perusahaan tersebut pak Tomi bekerja sebagai karyawan yang bertugas sebagai seorang teknisi, diperusahaan tersebut pak Tomi bekerja cukup lama sehingga banyak ilmu dan pengalaman yang didapat pak Tomi. Pada saat itu pak Tomi belum menikah dan usianya sudah cukup berumur, akhirnya pak Tomi memutuskan untuk berkeluarga dan pulang kampung yakni ke kabupaten Bengkulu Selatan. Pada tahun 1999 pak Tomi memberanikan diri untuk membuka usaha onderdil sendiri yang terletak di jalan Jendral Sudirman Manna Bengkulu Selatan, yang diberi nama Toko Mega Motor. Usaha yang di bangun pak Tomi terus berkembang dan persediaan barang untk memenuhi kebutuhan konsumen sudah cukup. Toko Mega Motor merupakan perusahaan milik perorangan. sebagai landasan operasional perusahaan, pak Tomi sebagai pimpinan dan sekaligus pemilik Toko Mega Motor Manna Bengkulu Selatan memiliki izin tempat usaha (HO) dengan nomor 503/65/HO-11/1998 serta surat izin tempat usaha perdagangan (SIUP) dengan nomor : 161/08-01/PK/11/2005.

5

6

2.2. Struktur Organisasi Toko Mega Motor Manna Bengkulu Selatan

PIMPINAN

PEGAWAI I

PEGAWAI II

Sumber : Toko Mega Motor Bengkulu Selatan, tahun 2011 Gambar 1 : Struktur Organisasi Untuk melaksanakan fungsi pokoknya Toko Mega Motor Manna Bengkulu Selatan masing-masing bagian memiliki tugas sebagai berikut: 1. Pemilik Toko Mega Motor Manna Bengkulu Selatan atau yang sering disebut Bos, mempunyai tugas antara lain: a. Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan atas semua keadaan dan kegiatan Toko Mega Motor Manna Bengkulu Selatan. b. Mengawasi dan Mengkoordinir serta mengarahkan fungsi-fungsi Toko Mega Motor Bengkulu Selatan. c. Merencanakan kegiatan yang ada di Toko Mega Motor Manna Bengkulu Selatan serta membuat pembagian tugas kepada setiap karyawan menurut kemampuan masing-masing. 2. Karyawan Karyawan mempunyai tugas yaitu: a. Melayani konsumen dengan baik. b. Melaksanakan tugas atau perintah dari pemilik toko.

7

2.3. Lokasi Toko Mega Motor Manna Bengkulu SelatanU

LOKASIJL. Kartini

S

JL. Jendral Sudirman

DPR-D B/S

JL. Ketapang Besar

JL. M. Thaha

Gambar 2 Lokasi Toko Mega Motor Manna Bengkulu Selatan

2.4. Aktivis Toko Mega Motor Bengkulu Selatan Dalam menjalankan aktivitasnya toko Mega Motor Manna Bengkulu Selatan menyediakan pelayanan 14 jam dari jam 08.00 WIB sampai dengan jam 22.00 WIB setiap libur Toko Mega Motor Manna Bengkulu Selatan tetap beraktifitas

8

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Penelitian 3.1.1. Pengertian Prosedur Menurut Suntoro (1999:317) prosedur adalah serangkaian aksi yang spesifik, tindakan atau operasi yang harus dijalankan atau eksikusi dengan cara yang sama agar selalu memperoleh hasil yang sama dari keadaan yang sama. Prosedur bisa diartikan sebagai sebuah perintah yang dapat digunakan untuk membagi beberapa kejadian dalam suatu kumpulan perintah yang lebih kecil dari berbagai kelengkapan didalamnya baik itu pengecekan kondisi, fungsi matematika maupun fungsi string. Dengan menggunakan prosedur atau fungsi dapat menghemat banyak ruang dalam dan menghindari pengetikan kode yang berulang. Lebih tepat nya kata ini bisa mengidentifikasi rangkaian aktivitas tugas-tugas, langkah-langkah, keputusan-keputusan,

perhitungan-perhitungan dan proses-proses yang dijalankan melalui serangkaian pekerjaan yang menghasilkan suatu tujuan yang diinginkan, suatu produk atau sebuah akibat, sebuah prosedur biasanya mengakibatkan sebuah perubahan. Prosedur dapat diartikan juga sebagai instruksi atau resep, serangkaian perintah yang menunjukan bagaimana menyiapkan atau

8

9

membuat sesuatu atau perhitungan untuk menyelesaikan tugas tertentu.

3.1.2. Pengertian Pengolahan Menurut Wardoyo (2002:41) pengolahan adalah suatu rangkaian kegiatan yang berintikan perencanaan, pengorganisasian pergerakan dan pengawasan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan menurut Harsoyo (2001:121) pengelolaan adalah suatu istilah yang berasal dari kata kelola mengandung arti serangkaian usaha yang bertujuan untuk menggali dan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan tertentu yang telah direncanakan sebelumnya. Dari uraian diatas dapatlah disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pengelolaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang berintikan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang bertujuan menggali dan memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki secara efektif untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan.

3.1.3. Pengertian Persediaan Menurut Sofyan Assauri (2004:169) persediaan adalah sejumlah bahan part yang disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat di perusahaan untuk proses produksi serta persediaan

10

barang jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari komponen atau pelanggan setiap waktu. Pengertian persediaan menurut Agus Ristono (2009:1) menyatakan bahwa persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang. Persediaan terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi, dan persediaan barang jadi. Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa persediaan terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi, dan persediaan barang jadi. Persedian bahan baku dan barang setengah jadi disimpan sebelum digunakan atau dimasukan kedalam proses produksi. Sedangkan barang jadi atau barang dagang disimpan sebelum sijual atau dipasarkan. Dengan demikian setiap perusahaan yang melakukan kegiatan usaha umumnya memiliki persediaan. Persediaan menurut Moh. Benny Alexandri (2009:135) menyatakan persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barangbarang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. Adapun pengertian persediaan yang disebutkan oleh T. Hani Handoko (2000:333) adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasi terhadap pemenuhan permintaan.

11

Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa persediaan merupakan sumber daya - sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan.

3.1.4. Penggolongan Persediaan Menurut Mulyadi (2001:553) mengelompokan persediaan sebagai berikut: Dalam perusahaan manufaktur persediaan terdiri dari : persediaan produk jadi, persediaan produk dalam proses, persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong, persediaan bahan habis pakai pabrik, persediaan suku cadang. Dalam perusahaan dagang persediaan hanya terdiri dari satu golongan saja yaitu persediaan barang dagangan. Dari pendapat diatas tampak bahwa untuk perusahaan industri, persediaan terdiri dari persediaan produk jadi, persediaan produk dalam proses, persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong, persediaan bahan habis di pakai pabrik, dan persediaan suku cadang sedangkan dalam perusahaan dagang persediaan hanyalah persediaan barang yang siap untuk dijual saja. Persediaan dalam operasi normal setiap perusahaan merupakan komponen aktif, yang dibeli dan dijual kembali secara terus menerus. Pada perusahaan dagang biasanya persediaan barang dagangan dalam bentuk yang siap pakai untuk dijual kembali kepada pembeli dan melaporkan harga perolehan dari barang dagangan yang belum terjual sebagai persediaan.

12

3.1.5. Jenis-Jenis Persediaan Barang Berdasarkan halaman web : http://shelmiwordpress.com/ 2009/05/05/jenis-jenis-persediaan. Jenis-jenis persediaan dalam

suatu perusahaan menurut fungsinya dapat dibedakan atas: 1. Bath Stock/Lot Size Inventory adalah persediaan yang diadakan karena kit membeli atau membuat bahan-bahan atau barangbarang dalam jumlah yang lebih besar dari pada jumlah yang dibutuhkan pada saat itu. Keuntungannya: a. Potongan harga pada harga pembelian b. Efisiensi produksi. c. Penghematan biaya angkut. 2. Fluctuation Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan. 3. Anticipation Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menhadapi penggunaan, penjualan atau permintaan yang meningkat. Setiap jenis persediaan memiliki karakteristik tersendiri dari cara pengelolaan yang berbeda, sehingga dapat dilihat dari jenis dan posisi barang. Persediaan menurut jenis dan posisi barang dibedakan menjadi beberapa jenis:

13

1. Persediaan bahan mentah (raw material) yaitu persediaan barang-barang berwujud, seperti besi, kayu serta komponenkomponen lain yang digunakan dalam proses produksi. 2. Persediaan bagian produk atau komponen-komponen rakitan (purchased parts/components) yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari perusahaan lain yang secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk. 3. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies) yaitu persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses

produksi, tetapi bukan merupakan bagian atau komponen barang jadi. 4. Persediaan barang dalam proses (work in process) yaitu persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiaptiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi. 5. Persediaan barang jadi (finished goods) yaitu persediaan barangbarang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap dijaul atau dikirim kepada pelanggan. Dalam manajemen persediaan, barang-barang dapat dibagi menurut beberapa sudut pandang/pendekatan yang antara lain dapat disampaikan sebagai berikut:

14

1. Menurut Jenis a. Barang umum (general materials) barang jenis ini biasanya cukup banyak, pemakaiannya tidak tergantung dari peralatan, harga relatif lebih kecil. Dan penentuan kebutuhannya relatif gampang. b. Suku cadang (spare parts) barang jenis ini macamnya sangat banyak, harganya biasanya lebih mahal, pemakaianya tergantung dari peralatan, dan penentuan kebutuhannya lebih sulit. 2. Menurut Harga a. Barang berharga tinggi (high value items) barang ini biasanya berjumlah sekitar hanya 10% dari jumlah item persediaan, namun jumlah nilainya mewakili sekitar 70% dari seluruh nilai persediaan dan oleh sebab itu memerlukan tingkat pengawasan yang tinggi b. Barang berharga menengah (medium value items) barang ini biasanya berjumlah kira-kira 20% dari jumlah item

persediaan, dan jumlah nilai juga 20% dari jumlah nilai persediaan, sehingga memerlukan tingkat pengawasan cukup saja. c. Barang berharga rendah (low value items) berlawanan dengan barang berharga tinggi, jenis ini biasanya berjumlah kira-kira 70% dari seluruh pos persediaan, namun nilai harganya hanya

15

mewakili 10% saja dari seluruh nilai barang persediaan, sehingga hanya memerlukan tingkat pengawasan rendah. 3. Menurut Frekwensi Penggunaan. a. Barang yang cepat pemakaiannya atau pergerakannya (fast moving items) barang ini frekwensi penggunaannya dalam 1 tahun lebih dari sekian bulan tertentu, misalnya lebih dari 4 bulan, sehingga barang jenis ini memerlukan frekwensi perhitungan pemesanan kembali yang lebih sering. b. Barang lambat pemakaian atau pergerakannya (slow moving items) barang yang frekwensi penggunaannya dalam 1 tahun kurang dari sekian bulan tertentu, misalnya dibawah 4 bulan, sehingga barang jenis ini memerlukan frekwensi perhitungan pemesanan kembali yang tidak sering. 4. Menurut Tujuan Penggunaan a. Barang pemeliharaan, perbaikan, dan operasi (MRO

materials), barang ini sifatnya habis pakai, digunakan untuk keperluan pemeliharaan, perbaikan, atau reparasi dan operasi dan kalau pada suatu saat persediaan habis, operasi masih dapat berjalan sementara. b. Barang program (program materials) barang yang sifatnya juga habis dipakai, jumlah kebutuhannya sesuai dengan tingkat produksi/kegiatan perusahaan yang bersangkutan. Dan kalau pada suatu saat persediaan habis, kegiatan perusahaan akan langsung berhenti.

16

5. Menurut Jenis Anggaran a. Barang operasi (operating materials) barang yang digunakan untuk keperluan operasi biasa, yang dianggarkan dalam anggaran operasi, dan apabila digunakan sebagai biaya dan proses persetujuan anggaranya biasanya lebih cepat dan sederhana. b. Barang investasi (capital materials) barang yang biasanya berbentuk peralatan dan digunakan untuk penambahan, perluasan dan pembangunan proyek, atau sebagai aset perusahaan, dianggarkan dalam anggaran investasi, bukan dalam anggaran operasi, dan dibukukan dalam akun aset perusahaan, sedangkan biayanya dihitung dengan metode penyusutan sesuai dengan metode perhitungan yang telah ditentukan, dan proses persetujuan anggarannya biasanya lebih sulit dan lama. 6. Menurut Cara Pembukuan Perusahaan a. Barang persediaan (stock items) jenis barang yang setibanya barang tersebut dari proses pembelian, dibukukan dalam akun persediaan barang perusahaan dan barangnya sendiri disimpan digudang pesediaan. Setelah barang tersebut digunakan oleh suatu bagian, baru dibebankan pada akun bagian yang bersangkutan. Penggunaan barang ini berulangulang, sehingga memang perlu disediakan digudang.

17

b. Barang dibebankan langsung (direct charged materials) jenis barang yang telah sibeli langsung dikirimkan dan dibebankan kebagian yang akan menggunakan. Barang jenis ini memang biasanya tidak tersediakan dalam persediaan, karena jarang sekali digunakan 7. Menurut Hubungannya Dengan Produksi a. Barang langsung (direct materials), jenis barang yang langsung digunakan dalam produksi, yang akan menjadi bagian dari produk akhir. Jadi bahan mentah, bahan penolong, barang setengah jadi, dan barang komoditas (barang jadi) termasuk dalam kategori ini. b. Barang tidak langsung (indirect materials), jenis barang yang tidak ada hubungannya dengan proses produksi, namun diperlukan untuk memelihara mesin dan fasilitas yang digunakan dalam proses produksi. Yang termasuk dalam kategori ini adalah barang suku cadang, barang umum dan barang proyek.

3.1.6. Biaya Persediaan Untuk pengambilan keputusan besarnya persediaan, biayabiaya variable berikut yang harus dipertimbangkan (Rangkuti, 1999:16) biaya-biaya variable tersebut adalah sebagai berikut:

18

1. Biaya Penyimpanan (holding cost atau carrying cost) Yang terdiri dari biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya-biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan adalah: a. Biaya fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan,

pendinginan ruangan). b. Biaya modal. c. Biaya asuransi persediaan. d. Biaya pajak persediaan dan sebagainya. 2. Biaya Pemesanan atau Pembelian (ordering cost atau

procurement cost) meliputi : a. Upah. b. Biaya pengiriman kegudang. c. Biaya pengepakan dan penimbangan 3. Biaya Penyiapan (manufacturing atau set up cost) Bila bahan-bahan tidak dibeli tetapi diproduksi sendiri dalam pabrik maka perusahaan menghadapi biaya (set-up) untuk memproduksi komponen tertentu, biaya-biaya itu terdiri dari : a. Biaya mesin menganggur. b. Biaya persiapan tenaga kerja langsung c. Biaya penjadwalan 4. Biaya Kehabisan atau Kekurangan (shortage cost) Adalah biaya yang timbul apabila persediaan tidak mencukupi adanya permintaan bahan, meliputi:

19

a. Kehilangan penjualan b. Kehilangan pelanggan c. Biaya pemesanan khusu.

3.1.7. Prosedur Pengelolaan Persediaan Barang Dagangan Menurut Willson dan Campbell yang dialih bahasakan oleh Tjendra (2000:428) pengelolaan persediaan secara luas adalah : secara luas fungsi pengelolaan persediaan meliputi pengarahan arus dan penanganan barang secara wajar mulai dari penerimaan sampai pergudangan dan penyimpanan, menjadi barang dalam pengolahan dan barang jadi, sampai berada di tangan pelanggan. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur pengolahan barang dagangan terdiri dari: a. Prosedur Pesanan Pembelian Persediaan Barang Dagangan Sebelum pemesanan pembelian persediaan barang

dagangan diperlukan perencanaan. Perencanaan persediaan berhubungan dengan penentuan komposisi persediaan, penentuan waktu dan penjadwalan, serta lokasi untuk memenuhi kebutuhankebutuhab usaha dagang b. Prosedur Penerimaan Persediaan Barang Dagangan Kegiatan dalam prosedur penerimaan persediaan barang dagangan adalah penanganan fisik atas persediaan barang dagangan yang diterima dan mengirimkannya kepada bagian

20

gudang. Jenis dan kuantitas barang yang diterima harus diverifikasi secara hati-hati. c. Prosedur Penyimpanan Persediaan Barang Dagangan Tujuan penyimpanan barang digudang adalah untuk mencegah dan mengurangi kerugian yang timbul akibat pencurian dan kerusakan barang, artinya barng harus disimpan dalam gudang agar terjaga baik kualitas maupun kuantitasnya. Persediaan barang dagangan yang ada di gedung harus dikelompokan menurut jenis, ukuran, sifat, sehingga akan memudahkan bila diperlukan. d. Prosedur Pengeluaran Persediaan Barang Dagangan Biasanya barang yang boleh dikeluarkan berdasarkan instruksi pejabat yang berwenang atau berdasarkan bon permintaan barang dari bagian yang memerlukan barang dagangan tersebut. e. Prosedur Pencatatan Persediaan Barang Dagangan Persediaan dapat dicatat dengan dua cara yaitu: 1) Perpectual Inventory System Dalam sistem ini pembelian barang dagangan untuk dijual kembali atau bahan baku untuk produksi didebet pada perkiraan persediaan. Biaya pengangkutan, pengambilan barang, dan potongan pembelian dicatat pada perkiraan persediaan, harga pokok barang di peroleh untuk setiap

21

penjualan dengan mendebit perkiraan harga pokok barang dan mengkredit persediaan. 2) Periodic Inventory System Pada sistem ini, pembelian yang terjadi didebit ke perkiraan pembeli. Jadi dengan menggunakan sistem ini perkiraan persediaan tidak akan terpengaruh atau tetap sampai akhir periode akuntansi karena tidak ada jurnal yang berhubungan dengan perkiraan persediaan saat terjasi pembelian dan penjualan. f. Prosedur Penilaian Persediaan Barang Dagangan Ada beberapa cara yang digunakan dalam menghitung harga pokok penjualam dan harga pokok persediaan akhir, antara lain: 1) Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO) Harga pokok persediaan akan dibebankan sesuai dengan urutan terjadinya. Apabila ada penjualan atau pemakaian barang-barang maka harga pokok yang

dibebankan adalah harga pokok yang paling terdahulu, disusul yang masuk berikutnya. Persediaan akhir dibebani harga pokok terakhir. 2) Rata-Rata Tertimbang (Weighted Average) Dalam metode ini barang-barang yang dipakai untuk produksi atau dijual akan dibebani harga pokok rata-rata.

22

Perhitungan

harga

pokok

rata-rata

dilakukan

dengan

membagi jumlah harga perolehan dengan kuantitasnya. 3) Masuk Terakhir Keluar Pertama (LIFO) Barang barang yang dikeluarkan dari gudang akan dibebani dengan harga pokok pembelian yang terakhir disusul dengan masuk sebelumnya. Persediaan akhir dihargai dengan harga pokok pembelian yang pertama dan berikutnya. g. Prosedur Pengendalian Persediaan Barang Dagangan Pengendalian persediaan dilakukan untuk mengamankan persediaan sejak proses mendatangkannya, menerimanya,

menyimpannya, mengeluarkannya, baik secara fisik maupun secara kualitas. Selain itu pemilihan batas minimum persediaan sangat penting dalam pengendalian persediaan barang dagangan hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketersediaan barang dagangan yang ada, sehingga dapat menjamin kelancaran aktivitas perusahaan. Pemesanan barang akan dilakukan bila persediaan sudah mencapai batas minimal. Jumlah persediaan minimal untuk persediaan barang berbeda-beda tergantung pada tingkatan perputaran persediaan. Untuk barang yang

perputarannya cepat, maka persediaan minimal yang harus ada lebih besar dari pada barng yang tingkat perputaranya rendah.

23

3.2. Pembahasan Toko Mega Motor Manna Bengkulu Selatan menjual berbagai macam alat onderdil kendaraan bermotor seperti helm, ban mobil, ban motor oli dan berbagai spare part. Dari kebutuhan diatas maka yang menjadi pembahasan prosedur pengolahan persediaan barang pada Toko Mega Motor Manna Bengkulu Selatan dalam laporan ini adalah barang dagangan onderdil kendaraaan bermotor yang perputarannya cepat seperti ban mobil, ban motor dan oli. Dalam persediaan barang dagangan, Toko Mega Motor Manna Bengkulu Selatan melakukan pengolahan persediaan barang dagangan dengan beberapa prosedur, seperti: 1) Prosedur pesanan pembelian persediaan barang dagangan Sebelum pemesanan pembelian persediaan barang dagangan, Toko Mega Motor Manna Bengkulu Selatan memerlukan perencanaan. Perencanaan persediaan berhubungan dengan penentuan persediaan barang, penentuan waktu dan penjadwalan untuk memenuhi kebutuhan usaha dagang. 2) Prosedur penerimaan persediaan barang dagangan Kegiatan dalam prosedur penerimaan persediaan barang dagangan yaitu setelah barang diterima dari agen, penanganan fisik atas persediaan barang dagangan yang diterima diverifikasi secara hati-hati baik dari jenis dan kuantitasnya, apakah ada yang cacat atau rusak, jika ada yang cacat atau rusak maka dikembalikan atau di tukar kepada agen.

24

3) Prosedur pengeluaran persediaan barang dagangan Biasanya barang dikeluarkan berdasarkan bon permintaan barang dari konsumen yang memerlukan barang dagangan tersebut. 4) Prosedur pengendalian persediaan barang dagangan Toko Mega Motor Manna Bengkulu Selatan menerapkan prosedur pengendalian persediaan barang daganganpada hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketersediaan barang dagangan yang ada, sehingga dapat menjamin kelancaran aktivitas usaha. Pemesanan barang akan dilakukan bila persediaan sudah mencapai batas minimal. Jumlah persediaan minimal untuk persediaan barang berbeda-beda tergantung pada tingkat perputaran persediaan. Untuk barang yang perputarannya cepat, maka persediaan minimal yang harus ada lebih besar daripada barang yang tingkat perputarannya rendah, seperti permintaan akan oli dan ban motor lebih cepat perputarannya dibandingkan dengan persediaan barang lainnya. Untuk prosedur penyimpanan barang dagangan Toko Mega Motor Manna Bengkulu Selatan tidak melakukan prosedur tersebut karena Toko Mega Motor Manna Bengkulu Selatan tidak memiliki gudang, sehingga barang dagangan yang masuk langsung disusun dan ditata pada tempatnya. Selain prosedur pencatatan dan penilaian persediaan barang dagangan juga tidak dilakukan pada Toko Mega Motor Manna Bengkulu Selatan, karena pembelian dan penjualan barang berdasarkan barang yang di cek langsung oleh pemilik pada tempat penataannya, jika

25

persediaan sudah habis pemilik toko langsung melakukan pemesanan barang tersebut.

26

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa : a. Toko Mega Motor Manna Bengkulu Selatan telah menerapkan prosedur pengelolaan persediaan barang dagangan dengan baik. b. Dari tujuh prosedur pengelolaan persediaan barang dagangan, Toko Mega Motor Manna Bengkulu Selatan hanya menerapkan empat prosedur saja yaitu prosedur pemesanan pembelian persediaan barang dagangan, prosedur pengeluaran persediaan barang dagangan, dan prosedur pengendalian persediaan barang dagangan.

4.2. Saran a. Diharapkan pada Toko Mega Motor Manna Bengkulu Selatan dapat menerapkan tujuh prosedur pengelolaan persediaan barang dagangan. b. Pengelolaan persediaan pada Toko Mega Motor Manna Bengkulu Selatan sangat penting untuk diperhatikan, karena dengan persediaan toko dapat memenuhi permintaan pembelian dari pelanggan, sehingga pelanggan tidak kecewa dan tidak pergi ke toko lain yang melakukan penjualan barang yang sejenis.

26

27

DAFTAR PUSTAKA

Handoko, 2002. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yokyakarta. BPEE Sofyan Assauri, 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi 2. LPFE. Jakarta Suntoro, Sucipto. 1999. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Solo. CV. Beringin 55. Willson dan Campbell.2000. Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendalian. Edisi 10. Dialih bahasakan oleh Tjintjin Fenix Tjendera. Jakarta. Erlangga. Web : http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2108155-pengertian - pengelolaan/#ixzz1cUoOiimb Web : http://shelmi.wordpress.com/2009/05/05/jenis-jenis-persediaan./