laporan periodonsia
DESCRIPTION
Laporan PeriodonsiaTRANSCRIPT
-
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Penyakit periodontal memang tidak populer, jarang diperbincangkan, tapi
perlu diketahui karena merupakan salah satu penyakit dalam rongga mulut yang
sering terjadi. Penyakit ini mengenai gingiva dan jaringan gigi lainnya. Yang
termasuk jaringan penyokong gigi adalah gingival, tulang alveolar, ligament
periodontal, dan sementum.
Penyakit periodontal merupakan penyebab utama tanggalnya gigi pada
orang dewasa yang disebabkan infeksi bakteri dan menimbulkan kerusakan pada
gingival, tulang alveolar, ligament periodontal, dan sementum. Penyebab
utamanya adalah bakteri plak. Umumnya tidak menimbulkan rasa sakit.
Kunjungan berkala ke dokter gigi sangat berarti untuk mendapatkan diagnosa dini
dan perawatan penyakit periodontal. Kira-kira 15% orang dewasa usia 21 50
tahun dan 30% usia di atas 50 tahun mengalami penyakit ini.
Pada jaringan normal dari penyokong gigi seperti gingival umumnya
berwarna merah muda, lembut dan kenyal, bertekstur seperti kulit jeruk,
bentuknya mengikuti kontur gigi dan tepinya berbentuk seperti kulit kerang serta
tidak ada perdarahan pada saat penyikatan gigi. Pada gingival yang mengalami
peradangan disebut juga gingivitis yang umumnya ditandai dengan penumpukan
plak di sepanjang tepi gusi, gusi yang terasa sakit, mudah berdarah, lunak dan
bengkak. Selain itu seringkali terjadi perdarahan pada waktu menyikat gigi atau
menggunakan benang gigi. Gingivitis dapat dicegah dan disembuhkan melalui
penyikatan gigi dan pembersihan sela gigi yang baik. Sebaliknya, bila hygiene
mulut jelek, gingivitis akan berkembang menjadi periodontitis.
Selain pada gingival juga terdapat peradangan pada jaringan periodontal
seperti Periodontitis. Periodontitis tahap awal mulai terjadi kerusakan tulang
-
penyanggah gigi. Kerusakan ini disebabkan oleh desakan karang gigi yang terus
tumbuh ke arah ujung akar gigi, akibatnya perlekatan jaringan penyanggah gigi
dengan gigi menjadi rusak. Kerusakan yang terjadi menyebabkan menurunnya
ketinggian tulang penyanggah gigi. Kerusakan ini tidak dapat dipulihkan, tapi
penjalarannya dapat dihentikan membersihkan karang gigi dan mengangkat
jaringan yang mati. Kadang-kadang, meskipun tulang penyanggah gigi sudah
menurun ketinggiannya, tinggi gusi tidak berubah. Akibatnya terbentuk kantong
yang mengelilingi gigi, disebut sebagai periodontal pocket. Kantong ini akan
menjadi tempat menumpuknya sisa makanan dan menjadi tempat yang nyaman
bagi kuman-kuman untuk hidup. Tanda tanda periodontitis awal seperti tanda-
tanda gingivitis, ditambah keadaan gusi yang kemerahan dan bengkak serta
terdorong menjauhi gigi. Sedangkan periodontal pocket yang sedang meradang
akan terasa gatal dan terasa nyaman bila melakukan gerakan menghisap.
Apabila periodontitis tidak dilakukan perawatan biasanya akan terjadi
periodontitis yang berkelanjutan biasanya disebut dengan periodontitis lanjut.
Tanda-tanda Periodontitis tingkat lanjut adalah terjadi perubahan cara menggigit,
perubahan kecekatan gigi palsu karena berkurangnya dukungan tulang
penyanggah gigi. Akibat pengurangan tinggi tulang penyanggah gigi, akar gigi
terbuka, sehingga sensitif terhadap panas atau dingin atau rasa sakit ketika
menyikat. Peradangan pada jaringan periodontal seringkali ditandai dengan
keluarnya nanah di antara gigi dan gusi bila gusi ditekan, bau mulut dan rasa gatal
pada gusi. Berkurangnya dukungan jaringan penyanggah akan menyebabkan gigi
akan goyang bahkan tanggal.
Semua kelainan-kelainan jaringan periodontal yang disebutkan di atas
bermula dari sisa makanan yang tidak dibersihkan sehingga memicu terbentuknya
plak. Pengendapan mineral pada plak akan membentuk karang gigi. Jangan
biarkan karang gigi merusak jaringan penyanggah gigi anda. Karena itu lakukan
pembersihan karang gigi pada dokter gigi anda sedikitnya 6 bulan sekali
-
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana etiologi, pathogenesis, pemeriksaan dan rencana perawatan
gingivitis kronis ?
2. Bagaimana etiologi, pathogenesis, pemeriksaan dan rencana perawatan
gingival hiperplasi ?
3. Bagaimana etiologi, pathogenesis, pemeriksaan dan rencana perawatan
periodontitis kronis ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui etiologi, pathogenesis, pemeriksaan dan rencana perawatan
gingivitis kronis
2. Mengetahui etiologi, pathogenesis, pemeriksaan dan rencana perawatan
gingival hiperplasi
3. Mengetahui etiologi, pathogenesis, pemeriksaan dan rencana perawatan
periodontitis kronis
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Macam-macam penyakit periodontal
2.1.1 Gingivitis Kronis
Karena plak berakumulasi dalam jumlah yang sangat besar di region
interdental yang terlindung, inflamasi gingiva cenderung dimulai pada daerah
papila interdental dan menyebar dari daerah ini ke sekitar leher gigi (Manson
& Eley. 1993).
Histopatologi dari gingivitis kronis secara kronologis dalam beberapa
tahapan: lesi awal timbul 2-4 hari diikuti gingivitis tahap awal, dalam waktu
2-3 minggu akan menjadi gingivitis yang cukup parah (Manson & Eley.
1993).
Lesi Awal
Perubahan terlihat pertama kali disekitar pembuluh darah gingival
yang kecil, disebelah apical dari epithelium jungsional. Pembuluh ini mulai
bocor dan kolagen perivaskular mulai menghilang, digantikan dengan
beberapa sel inflamasi, sel plasma dan limfosit terutama limfosit T cairan
jaringan dan protein serum. Disini terlihat peningkatan migrasi leukosit
melalui epithelium jungsional dan eksudat dari cairan jaringan dari leher
-
gingival. Selain meningkatnya aliran eksudat cairan dan PMN, tidak terlihat
adanya tanda-tanda klinis dari perubahan jaringan pada tahap penyakit ini
(Manson & Eley. 1993).
Gingivitis Tahap Awal
Bila deposit plak masih tetap ada, perubahan inflamasi tahap awal
akan berlnjut disertai dengan meningkatnya aliran cairan gingival dean
migrasi PMN. Perubahan yang terjadi baik pada epithelium jungsional
maupun pada epitilium krevikular merupakan tanda dari pemisahan sel dan
beberapa proliferasi dari sel basal. Fibroblast mulai berdegenerasi dan bundle
kolagen dari kelompok serabut dentogingiva pecah sehingga seal dari cuff
marginal gingival menjadi lemah. Pada keadaan ini peningkatan inflamasi,
75% diantaranya terdiri dari limfosit. Juga terlihat adanya beberapa sel plasma
dan makrofag. Pada tahap ini tanda-tanda klinis dari inflamasi makin jelas
terlihat. Papilla interdental menjadi sedikit lebih merah dan bengkak serta
mudah berdarah pada penyondean (Manson & Eley. 1993).
Gingivitis Tahap Lanjut
Dalam waktu 2-3 minggu, akan terbentuk gingivitis yang lebih parah.
Perubahan mikroskopik terlihat terus berlanjut. Pada tahap ini sel-sel plasma
terlihat mendominasi. Limfosit masih tetap ada dan jumlah makrofag
meningkat. Pada tahap ini sel mast juga dapat ditemukan. Immunoglobulin,
terutama Ig G ditemukan didaerah epithelium dan jaringan ikat (Manson &
Eley. 1993).
Gingival sekarang berwarna merah, bengkak, dan mudah berdarah.
Dengan bertambah parahnya kerusakan kolagen dan pembengkakan inflamasi,
-
tepi gingival dapat dengan mudah dilepas dari permukaan gigi, memperbesar
kemungkinan terbentuknya poket gingival atau poket palsu. Bila oedema
inflamasi dan pembengkakan gingiva cukup besar, maka poket gingiva
biasanya juga cukup dalam. Pada tahap ini sudah terjadi degenerasi sel-sel
epithelium jungsional dan beberapa proliferasi dari lapisan basal ke jaringan
ikat dibawahnya, namun pada tahapan ini belum terlihat adanya migrasi sel-
sel epithelial dalam jumlah besar ke permukaan akar (Manson & Eley. 1993).
Bila inflmasi sudah menyebar di sepanjang serabut transseppal, maka
akan terlihat adanya resorbsi puncak tulang alveolar. Resorbsi ini bersifat
reversible terutama dalam hubungannya dengan inflamasi (Manson & Eley.
1993).
Salah satu tanda penting dari penyakit ini adalah tidak ditemukannya
bakteri pada epithelium maupun pada jaringan ikat (Manson & Eley. 1993).
Karena jaringan fibrosa rusak pada daerah inflamasi aktif, pada
beberapa daerah agak jauh terlihat adanya proliferasi jaringan fibrosa dan
pembentukan pembuluh darah yang baru. Aktivitas pemulihan yang produktif
ini merupakan karakteristik yang sangat penting dari lesi kronis dan pada
keadaan iritasi serta inflamasi jangka panjang, elemen jaringan fibrosa akan
menjadi komponen utama dari perubahan jaringan (Manson & Eley. 1993).
Jadi, kerusakan dan perbaikan berlangsung bergantian dan proporsi
dari tiap-tiap proses ini akan mempengaruhi warna dan bentuk gingiva. Bila
inflamasi dominant, jaringan berwarna merah, lunak dan mudah berdarah, bila
produksi jaringan fibrosa yang dominant, gingival akan menjadi keras, dan
berwarna merah muda walaupun bengkak perdarahan kurang, bahkan tidak
ada. Factor-faktor yang mempengaruhi respons jaringan terhadap iritasi plak
(Manson & Eley. 1993).
-
2.1.2 Gingivitis hiperplasi
Hiperplasi gingiva merupakan ciri adanya penyakit gingiva, disebut
juga dengan inflammatory enlargement terjadi karena adanya plak gigi, faktor
yang memudahkan terjadinya akumulasi dan perlekatan plak. Di klinik istilah
yang digunakan adalah hyperthropic gingivitis atau gingival hiperplasia
sebagai keradangan gingiva yang konotasinya mengarah pada patologis
(Ruhadi & Aini, 2005).
Pada proses radang kronis monosit melalui sirkulasi darah akan
migrasi ke tempat terjadinya keradangan, menjadi makrofag. Aktifasi sistem
imun spesifik akibat keradangan akan mengaktifkan makrofag untuk
memproduksi sejumlah sitokin dan faktor pertumbuhan yang berperan pada
pembentukan fibrosis.
Ada dua tipe dasar respons jaringan terhadap pembesaran gingiva yang
mengalami keradangan yaitu edematous dengan tanda gingiva halus,
mengkilat, lunak dan merah, serta fibrous dengan tanda gingiva lebih kenyal,
hilangnya stippling dan buram, biasanya lebih tebal, pinggiran tampak
membulat.
Perawatan periodontal diawali dengan fase perawatan tahap awal yang
meliputi dental health education (DHE), supra dan subgingival scaling, dan
polishing (Ruhadi & Aini, 2005).
Pada gingivitis hiperplasi dapat dirawat dengan scaling, bila gingiva
tampak lunak dan ada perubahan warna, terutama bila terjadi edema dan
infiltrasi seluler, dengan syarat ukuran pembesaran tidak mengganggu
pengambilan deposits pada permukaan gigi. Apabila gingivitis hiperplasi
terdiri dari komponen fibrotik yang tidak bisa mengecil setelah dilakukan
perawatan scaling atau ukuran pembesaran gingiva menutupi deposits pada
permukaan gigi, dan mengganggu akses pengambilan deposits, maka
perawatannya adalah pengambilan secara bedah (gingivektomi).
-
Gingivektomi adalah pemotongan jaringan gingival dengan
membuang dinding lateral poket yang bertujuan untuk menghilangkan poket
dan keradangan gingival sehingga didapat gingiva yang fisiologis, fungsional
dan estetik baik. Keuntungan teknik gingivektomi adalah teknik sederhana,
dapat mengeliminasi poket secara sempurna, lapangan penglihatan baik,
morfologi gingival dapat diramalkan sesuai keinginan (Ruhadi & Aini, 2005).
Setelah 1224 jam, sel epitel pinggiran luka mulai migrasi ke atas
jaringan granulasi. Epitelisasi permukaan pada umumnya selesai setelah 514
hari. Selama 4 minggu pertama setelah gingivektomi keratinisasi akan
berkurang, keratinisasi permukaan mungkin tidak tampak hingga hari ke 28
42 setelah operasi. Repair epithel selesai sekitar satu bulan, repair jaringan
ikat selesai sekitar 7 minggu setelah gingivektomi. Vasodilatasi dan
vaskularisasi mulai berkurang setelah hari keempat penyembuhan dan tampak
hampir normal pada hari keenam belas. Enam minggu setelah gingivektomi,
gingiva tampak sehat, berwarna merah muda dan kenyal. Kenyataannya
secara klinis perawatan gingivitis hiperplasi dengan perawatan gingivektomi
sering menimbulkan kekambuhan (Ruhadi & Aini, 2005).
Hyperplasia index (HI) dan gingival index (GI) digunakan untuk
melihat kekambuhan gingivitis hiperplasi dipakai parameter. Untuk melihat
kekambuhan gingivitis hiperplasi melalui pembesaran gingiva menggunakan
hyperplasia index (HI) menurut Seymour11 dengan skor sebagai berikut: 0 =
tidak ada pembesaran interdental papil ke permukaan gigi; 1 = sedikit
pembesaran interdental papil, ujung papil tampak membulat; 2 = pembesaran
sedang, papil mengembang meliputi bagian lateral melintas permukaan bukal
gigi kurang dari ketebalan gigi; 3 = tanda pembesaran papil, yaitu lebih dari
ketebalan gigi. Bentuk normal papil hilang (Ruhadi & Aini, 2005).
Menilai pembesaran gingiva terhadap permukaan gigi yang berdekatan
untuk sebuah unit gingiva (bila ada jarak antara gigi yang bersebelahan, maka
-
diberikan skor HI tertinggi). Prevalensi gingival overgrowth yang
memerlukan tindakan bedah, ditetapkan pada HI dengan skor klinis 2.
Gambar 1. Skor hiperplasia indeks (HI).
Gingival index (GI): digunakan untuk melihat keradangan pada gingiva di
data dengan menggunakan pengukuran dilakukan pada empat area pada tiap
gingival unit (sisi bukal yang meliputi mesial, mid, distal, dan sisi lingual),
kemudian skor yang didapat dijumlah dan dibagi. Untuk pemeriksaan klinis
probe masuk kira-kira sedalam 12 mm dari margin gingiva dengan tekanan
aksial sedang dan dijalankan dari interproksimal ke interproksimal sepanjang
aspek bukal dan lingual gigi dengan skor sebagai berikut:1 0 = tidak ada
keradangan pada gingiva; 1 = keradangan ringan pada gingiva, sedikit
perubahan pada warna dan tekstur, tidak ada perdarahan pada probing; 2 =
keradangan sedang pada gingiva, kemerahan, edema dan mengkilat, ada
perdarahan pada probing; 3 = keradangan parah pada gingiva, tanda
kemerahan, edema dan ulserasi. Cenderung terjadi perdarahan spontan
(Ruhadi & Aini, 2005).
Setelah itu semua, baru dilakukan gingivektomi dengan pemasangan
periodontal pack. Satu minggu setelah gingivektomi surgical pack dibuka,
bila epitelisasi permukaan luka belum sempurna, luka ditutup kembali dengan
surgical pack selama satu minggu. Pada hari ke 30, 45, 60, dan 90 setelah
gingivektomi dievaluasi kembali dengan parameter klinis PlI, GI, dan HI
(Ruhadi & Aini, 2005).
2.2.1 Periodontitis
-
Periodontitis adalah penyakit inflamasi pada jaringan penyangga gigi
yang disebabkan mikroorganisme dan menimbulkan destruksi progresif pada
ligament periodontal, tulang alveolar (Manson & Eley. 1993). Klasifikasi
berdasarkan karakteristik klinis, radiografis, histories dan laboratories :
1. Periodontitis kronis
2. Periodontitis sebagai manivestasi penyakit sistemik
3. Periodontitis agresif
2.2.2 Periodontitis kronis
Tanda klinis dari periodontitis kronis adalah :
a. Inflamasi gingiva dan perdarahan
Walaupun inflamasi gingiva pada dasarnya merupakan pelopor dari
periodontitis, manivestasi yang nyata dari inflamasi menjadi kurang
terlihat dengan berkembangnya periodontitis. Seringkali gingiva berwarna
merah muda dan keras, konturnya hampir normal, tidak berdarah waktu
penyodean yang hati-hati dan pasien tidak mengeluh tentang perdarahan
pada saat menyikat gigi.
b. Poket
Pengukuran kedalaman poket merupakan bagian penting dari diagnosis
periodontal tetapi harus diinterpretasikan bersama dengan inflamasi
gingiva dan pembengkakan dan tanda-tanda radiografi dari kerusakan
tulang alveolar. Teoritis, bila tidak ada pembengkakan gingiva, poket
sedalam lebih dari 2mm menunjukkan adanya migrasi ke apikal dari
epitelium krevikular, tetapi pembengkakan inflamasi sangat sering
mengenai individu muda usia sehingga poket sedalam 3-4 mm dapat
seluruhnya merupakan poket gingiva atau poket palsu. Poket sedalam
4mm menunjukkan adanay periodontits kronis tahap awal
-
c. Resesi gingiva
Resesi gingiva dan terbukanya akar dapat menyertai periodontitis kronis
tetapi tidak selalu merupakan tanda dari penyakit. Bila ada resesi,
pengukuran kedalaman poket hanya merupakan cerminan sebagian dari
jumlah kerusakan periodontal seluruhnya.
d. Mobilitas gigi
Derajat mobilitas gigi dapat dikelompokkan sebagai berikut :
Grade 1 :hanya dirasakan
Grade 2 :mudah dirasakan, pergeseran labiolingual 1 mm
Grdae 3 :pergeseran labiolingual lebih dari 1 mm, mobilitas dari gigi ke
atas dan ke bawah pada arah aksial
e. Migrasi gigi
Gerakan gigi(atau gigi geligi) keluar dari posisi sebenarnya di dalam
lengkug rahang merupakan tanda umum dari penyakit periodontal. Posisi
gigi pada keadaan sehat dapat dipertahankan oleh keseimbanagn lidah,
bibir dan tekanan oklusal. Bila jaringan penopang rusak tekanan ini
menentukan pola migrasi gigi. Bila gigi sudah bermigrasi, tekanan yang
mengenai gigi akan merubah arahnya dan meningkatkan jumlah stres dan
migrasi.
f. Nyeri
Salah satu tanda penting dari periodontitis kronis adalah absennya nyeri
dan sakit kecuali bila keadaan tersebut didahului oleh inflamasi. Nyeri
atau sakit waktu gigi diperkusi menunjukkan adanya inflamasi aktif dari
-
jaringan penopang, yang paling akut bila ada pembentukan abses dimana
gigi sangat sensitif terhadap sentuhan. Sensitifitas terhadap panas dan
dingin kadang ditemukan bila terdapat resesi gingiva dan terbukanya
pulpa. Salah satu tanda klinis yang umum adalah munculnya senstiftas,
khususnya terhadap dingin, dimana akar yang dahulunya tertutup kalkulus
sudah menjadi bersih dan terbuka.
g. Kerusakan tulang alveolar
Resorpsi tulang alveolar dan kerusakan ligamen perodontal adalah tanda
paling penting dari periodontitis kronis dan merupakan salah satu lepasnya
gigi. Tanda radiografi yang pertama dari kerusakan periodontal adalah
hilangnya densitas tepi alveolar. Dengan berlanjutnya resorpsi tulang,
tinggi tulang alveolar akan makin berkurang.
h. Halitosis dan rasa tidak enak
Rasa dan bau yang mengganggu sering menyertai penyakit perioodontal
terutama bila kebersihan mulut buruk. Inflamasi akut, dengan produksi
nanah yang keluar dari poket bila poket ditekan juga menyebabkan
halitosis.
2.2.3 Periodontitis sebagai manivestasi penyakit sistemik
Gambaran klinis :
a. Attachment loss, tetap bleeding dan supurasi
b. Melibatkan gigi yang lain atau meningkatnya bone dan attachment loss
pada daerah yang dirawat sebelumnya
-
c. Gangguan fagositosis dari PMN, reduksi khemotaksis PMN dan
perubahan sistem sel mononuklear-sitokin
2.2.4 Aggressive Periodontitis
Klasifikasi :
Localized aggersive periodontitis (localized juvenile periodontitis)
- terjadi pada masa pubertas
- attachment loss pada interproksimal yang mengenai tidak lebih dari
dua gigi permanen selain incisiv dan molar pertama
- kuranganya tanda-tanda klinis meskipun terdapat periodontal poket
yang dalam
- abses periodontal
- pembesaran kelenjar limfe regional
Generelized aggresive periodontitis (generelized juvenile periodontitis)
- attachment loss pada interproksimal yang mengenai sedikitnya tiga gigi
permanen selain incisiv dan molar pertama
- jumlah plak sedikit
Rapidly progressive periodontitis
- penderita secara klinis dengan usia
-
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Gingivitis kronis
Etiologi dan Pathogenesis
Gingivitis disebabkan oleh adanya bakteri pathogen dalam sulkus
gingival yang mensintesa produk seperti kolagenase, hialuronidase, protease,
kondroitin sulfatase/endotoksin yang menyebabkan kerusakan sel-sel epitel,
jaringan ikat, serta bahan interseluler seperti kolagen, substansi dasar,
glikokalik, dll. Sehingga mengakibatkan ruang antar sel melebar. Hal ini
memudahkan bakteri dan produknya masuk semakin dalam, sehingga yang
tadinya hanya menimbulkan kerusakan pada epitel, kerusakan yang timbul
sampai pada jaringan ikat atau jaringan lain yang lebih dalam, menimbulkan
respon inflamasi gingival. Gejala awal inflamasi gingival :
1. Meningkatnya cairan gingival
2. Perdarahan pada sulkus gingival saat probing. Hal ini dikarenakan adanya
proliferasi pembuluh darah baru dan sel-sel jaringan ikat kemudian hal ini
menimbulkan tekanan epitel pada bagian puncak yang mengakibatkan
-
epitel semakin menipis, sedangkan kapiler-kapiler darah semakin
bervasodilatasi kearah luar (permukaan). Sehingga iritasi sedikit saja
mampu menyebabkan kapiler robek dan terjadi perdarahan gingival.
3. Perubahan warna gingival. Perubahan warna kemerahan karena ada
dilatasi vaskuler kapiler darah yang juga mengakibatkan peningkatan
aliran darah. Sel darah merah, sel darah putih, dari pembuluh darah utama
mengalir menuju ke marginal. Pada saat vasodilatasi tersebut ruang-ruang
antar sel endotel melebar sehingga lipid, garam, air, protein, sel darah
merah, sel darah putih, keluar dari pembuluh darah ke jaringan sehingga
timbulah warna kemerahan pada gingival. Hal ini juga didukung oleh
karena produk bakteri yang mendegenerasi epitel sehingga epitel semakin
tipis.
4. Perubahan tekstur, posisi, kontur.
Factor predisposisi:
1. Mengunyah satu sisi
2. Gigi yang malposisi
3. Erupsi M3 yang tidak sempurna
Pemeriksaan
Pemeriksaan gingivitis kronis :
- Warna pucat pada margin gingival dan interdental papilla
- Kontur membulat pada margin gingival dan interdental papilla
- Konsistensi gingival lunak
- Tekstur tidak terdapat stippling
-
- Gingival tidak sakit jika di palpasi
- Probing deep normal
- BOP positif
- Tidak ada resesi gingiva
Rencana perawatan
Perawatan dari gingivitis terdiri dari tiga komponen yang dapat
dilakukan bersamaan:
1. Instruksi kebersihan mulut.
Menjelaskan pada pasien bahwa hasil perawatan gingiva tidak dapat
diperoleh dalam waktu singkat dan perawatan mungkin memerlukan
waktu beberapa bulan sehingga pasien harus melakukan kunjungan
beberapa kali dalam perawatan.
2. Menghilangkan plak dan kalkulus dengan skaling.
Skaling adalah usaha membersihkan semua deposit pada gigi, kalkulus
subgingiva, kalkulus supragingiva, plak, dan noda. Skaling harus
dilakukan secara menyeluruh; inflamasi akan menetap bila deposit gigi
tidak dibersihkan seluruhnya.
3. Memperbaiki faktor-faktor retensi plak.
Restorasi yang keliru.
Restorasi dapat menjadi kasar dan mempunyai kontur yang buruk
tetapi seringkali kesalahan yang paling utama adalah tepi servikal yang
berlebih yang menyebabkan deposit plak dan menghalangi
pembersihan.
Pesawat yang salah.
Pesawat dapat mengiritasi jaringan melalui berbagai cara, seperti
menekan atau menggosok gingiva secara langsung atau berfungsi
-
menahan plak terhadap gingiva. Model jangan diukir untuk mendapat
garis tekanan, atau daerah relief untuk menghindari tekanan, karena
dapat merangsang timbulnya hyperplasia gingiva yang mengisi daerah
relief tersebut.
Kurangnya seal bibir.
Walaupun bukan merupakan faktor retensi plak, kurangnya seal bibir
dapat menyebabkan gingiva yang terbuka lebih rentan terhadap iritasi
plak.
Susunan gigi tidak teratur.
Gingivoplasti
Gingivoplasti adalah gingivektomi yang ditujukan untuk memperbaiki
kontur gingival misalnya membentuk kontur yang ramping dengan
tepi seperti pisau dan tepi scallop serta daerah sluice interdental.
Ketiga macam perawatan ini saling berhubungan. Pembersihan plak
dan kalkulus tidak tidak dapat dilakukan sebelum faktor-faktor retensi plak
diperbaiki; membuat mulut bebas plak ternyata tidak memberikan manfaat
bila tidak dilakukan upaya untuk mencegah rekurensi deposit plak atau tidak
diupayakan untuk memastikan pembersihan segera setelah terjadinya deposit
ulang.
Pada beberapa pasien terutama pada anak usia muda, deposit
kalsifikasi mungkin tidak terlihat dan perawatan inflamasi gingiva lebih
banyak bersifat pengkontrolan plak. Lokasi dimana terdapat kalkulus
diperlukan skaling. Bila deposit kalkulus sangat tebal, deposit jarang dapat
dibersihkan seluruhnya dalam satu kali kunjungan, maka diperlukan beberapa
kali kunjungan. Selain itu untuk meredakan inflamasi gingiva khususnya yang
sudah berlangsung lama, biasanya diperlukan waktu beberapa minggu. Fakta
ini harus diberitahukan kepada pasien. Disini perlu dibuat suatu kerjasama
yang bertujuan untuk merestorasi kesehatan gingiva.
-
3.2 Gingivitis hiperplasi
Etiologi dan Pathogenesis
Pada kira-kira 25-50% pasien yang mendapat obat terapeutik
phenytoin (dilantin), nifedipine (procardia), dan cyclosporin-A, pembesaran
bulbus dari gusi adalah efek samping yang umum. Keadaan tersebut biasanya
tampak pada pasien-pasien muda setelah pubertas dan dapat terjadi pada
kedua jenis kelamin. Meskipun pembesarannya akibat dari respon
hiperplastik, komponen radang yang disebabkan oleh plak bakteri gigi serng
kali ada bersamanya dan cenderung untuk memperparah keadaan tersebut.
Pembesaran gusi biasanya menyeluruh dan sering kali tampak paling besar
pada sisi labial gigi-gigi anterior.
Tumbuhan lebih ersebut dimulai di papila interdental dan membesar
untuk membentuk nodula-nodula gumpalan merah lunak yang mudah
berdarah. Pertumbuhan yang progresif menyebabkan perubahan-perubahan
fibrotik: jaringan interdental jadi membesar, merah muda, kencang dan kenyal
pada palpasi. Lama kelamaan keadaan tersebut dapat sama sekali menutup
mahkota gigi-gigi, yang mana mempersulit perawatan di rumah, menghalangi
pngunyahan, dan mengurangi estetika. Perawatan mencakup mengubah terapi
obat dan atau mengurangi pertumbuhan berlebih dengan pengontrolan plak
yang teliti sekali. Pembengkakan gusi biasanya tidak menghilang sama sekali,
biarpun dengan mengurangi dosis obat; karenanya sekali ada, maka jaringan
lebih tersebut sering kali memerlukan pembuangan sevara bedah
-
Pemeriksaan
Pada pemeriksaan didapatkan pembesaran gingiva yang mengalami
keradangan yaitu edematous dengan tanda gingiva halus, mengkilat, lunak dan
merah, serta fibrous dengan tanda gingiva lebih kenyal, hilangnya stippling
dan buram, biasanya lebih tebal, pinggiran tampak membulat.
Rencana perawatan
Gingivektomi
Gingivektomi adalah penghilangan dari seluruh dinding jaringan lunak
pada poket. Prosedur gingivektomi adalah sebagai berikut:
o Menandai poket. Untuk dapat menghilangkan seluruh dinding poket, batas apikal harus diidentifikasi terlebih dahulu dengan tang
penanda poket atau sonde periodontal pada daerah fasial dan
lingual sebagai penanda.
o Insisi gingivektomi. Insisi dibuat di sebelah apikal dasar poket yang telah di beri tanda dan bersudut 45o sehingga blade dapat
menembus seluruh gingiva menuju ke dasar poket. Insisi yang
berkelanjutan dibuat mengikuti dasar poket. Insisi yang akurat
haruslah dapat menghilangkan dinding poket dan membentuk
kontur jaringan yang ramping.
o Pemotongan jaringan. Bila insisi sudah dapat memisahkan seluruh dinding poket dari jaringan dibawahnya, dinding poket dapat
dengan mudah dihilangkan menggunakan kuret atau skaler yang
besar misalnya skaler cumine. Sisa jaringan fibrosa dan jaringan
granulasi akan dibersihkan seluruhnya dengan kuret yang tajam
untuk membuka permukaan akar.
-
o Skaling dan root planing. Permukaanakar harus dibersihkan untuk melihat adanya sisa deposit kalkulus dan bila perlu permukaan
akar dilakukan skaling dan rootplaning. Kasa steril diletakkan
diatas luka untuk mengontrol perdarahan sehingga dapat dipasang
dressing periodontal pada daerah luka.
o Dressing periodontal. Fungsinya sebagai pelindung luka dari iritasi, menjaga agar daerah luka tetapdalam keadaan bersih,
mengonrol perdarahan, dan mengontrol jaringan granulasi yang
berlebihan. Karena itulah dressing dapat mempercepat pemulihan
dan memberikan kenyamanan pascaoperatif.
Pemeliharaan kebersihan rongga mulut.
Pemeliharaan berkesinambungan merupakan keharusan untuk
keberhasilan perawatan periodontal, yang berarti bahwa perawatan
periodontal tidak pernah selesai. Pasien memerlukan pemeriksaan ulang,
monitor kebersihan mulut dan skaling setiap 3, 6, 9, atau 12 bulan,
tergantung daripada penyakit dan kerentanannya. Radiografi individual
perlu dibuat bila hasil pengukuran poket menunjukkan bahwa penyakit
masih terus berlanjut. Disini juga harus dijelaskan bahwa keberhasilan
perawatan tergantung dari tanggung jawab pasien terhadap kebersihan
rongga mulutnya.
DHE (Dental Healt Education)
Hampir seluruh penyakit gingiva bermula dari plak yang
menyebabkan kerusakan dari struktur pendukung gigi. Maka dari itu,
perlunya pengetahuan pasien terhadap pembersihan material ini amatlah
penting untuk mempertahankan kesehatan gigi geligi beserta seluruh
-
struktur pendukungnya. Dari mulai cara menyikat gigi, durasi
pembersihan gigi geligi dari sisa makanan hingga pemeriksaan rutin ke
dokter gigi tiap 6 bulan, diharapkan pasien akan meningkat kesadaran
kesehatan giginya dan tetap menjaga kebersihan rongga mulutnya.
3.3 Periodontitis kronis
Etiologi dan Pathogenesis
Penyebab primer dari penyakit periodontal adalah iritasi bakteri.
Meskipun demikian, sejumlah olak biasanya tidak mengganggu keseharan
gingiva dan periodontal dan beberapa pasien bahkan mempunyai jumlah plak
yang cukup besar yang sudah berlangsung lama tanpa mengalami
periodontitis yang merusak walaupun mereka mengalami gingivitis.
Bila iritasi plak dan inflamasi terus berlanjut integritas dan epitelium
junctional akan semakin rusak. Sel-sel epitelial akan bergenerasi dan terpisah,
perlekatannya ke permukaan gigi akan terlepas sama sekali. Pada saat
bersamaan, epitelium junctional akan berproliferasi ke jaringan ikat dan
kebawah pada permukaan akar bila serabut dentogingiva dan serabut puncak
tulang alveolar rusak. Migrasi ke apikal dari epitelium junctionala akan terus
berlangsung dan epithelium ini akan terlepas dari permukaan gigi, membentuk
poket periodontal atau poket asli. Keadaan ini tampaknya merupakan
perubahan irreversible.
Bila poket periodontal sudah terbentuk plak berkontak dengan
sementum. Jaringan ikat akan menjadi oedema, pembuluh darah terdilatasi
dan thrombosis, dinding pembuluh pecah disertai dengan timbulnya
perdarahan ke jaringan sekitarnya disini terlihat infiltrat inflamasi yang besar
-
dari sel-sel plasma, limfosit dan makrofag. IgG merupakan imunoglobulin
yang dominan tetapi beberapa IgM dan IgA juga dapat ditemukan disiini.
Epithelium dinding poket mungkin tetap utuh atau terulserasi. Disini tidak
terlihat adanya perbedaan karena produk-produk plak berdifusi melalui
epitheliumaliran cairan jaringan dan migrasi dari PMN akan berlanjut dan
agaknya aliran cairan jaringan ini ikut membantu meningkatkan deposisi
kalkulus sub gingiva. Penyebaran inflamasi ke puncak tulang alveolar ditandai
dengan adanya infiltrasi sel-sel inflamasi ke ruang-ruang trabekula, daerah-
daerah resorbsi tulang dan bertambah besarnya tulang trabekula. Ada
kecenderungan reabsorbsi tulang diimbangi oleh deposisi yang makin
menjauhi daerah inflamasi, sehingga tulang akan termodeling, namun tetap
mengalami kerusakan resorbsi tulang dimulai dari daerah interproksimal,
sedemikian rupa sehingga bidang tulang interproksimal menjadi lebar
misalnya antara gigi gigi molar, suatu kerater interdental akan terbentuk dan
kemudian bila proses resorbsi makin berlanjut resorbsi akan meluas ke lateral,
sehingga semua daerah puncak tulang alveolar akan teresorbsi.
Pemeriksaan
Pada pemeriksaan didapatkan tanda-tanda klinis dari periodontitis kronis
adalah
- Inflamasi gingiva dan perdarahan
- Poket
- Resesi gingiva
- Mobilitas gigi
- Migrasi gigi
- Nyeri
-
- Kerusakan tulang laveolar
- Halitosis dan rasa tidak enak
Dari tanda-tanda tersebut yang paling penting dari periodontitis kronis adalah
adanya poket dan kerusakan tulang.
Untuk menegakkan diagnosa periodontal, operator harus bisa
menganalisis riwayat kasus, mengevaluasi tanda-tanda gejala klinis, dan
mengevalusi hasil tes-tes penunjang. Fokus operator tidak hanya pada
penyakit dalam rongga mulutnya saja, tetapi juga pada kondisi sistemik
pasiennya karena ada beberapa penyakit sistemik yang mempunyai
manisfestasi di rongga mulut khususnya dibidang periodontal.
Pemeriksaan dilakukan pada jaringan periodontium. Pemeriksaan pada
gingiva dilakukan dengan melihat warna, ukuran, kontur, konsistensi, tekstur
permukaan, posisi BOP, kedalaman probing, dan adanya rasa sakit.
Warna gingiva normal adalah coral pink, pada gigi M3 kanan atas
pasien gingival berwarna merah, terdapat kalkulus subgingiva serta resesi
gingiva, BOP positif dan probing probing deepth 4mm. Adanya poket dengan
kedalaman lebih dari 3mm menunjukkan diagnosanya adalah periodontitis
kronis.
Rencana perawatan
Perawatan awal untuk periodontitis kronis adalah skaling supragingiva
yang fungsinya untuk mengurangi gingivitis dan perdarahan. Setelah itu,
dilakukan skaling subgingiva. Skaling subgingiva merupakan metode paling
konservatif dari reduksi poket dan jika poket dangkal, merupakan satu-
satunya perawatan yang perlu dilakukan. Namun, bila kedalam poket lebih
dari atau sama dengan 4 mm, diperlukan perawatan tambahan.
-
Perawatan periodontitis kronis selain skaling, juga diikuti dengan root
planning dan kuretase. Alasan dilakukannya root planning adalah untuk
membersihkan sementum nekrosis dan kalkulus terutama di bagian akar serta
menghaluskan permukaan akar. Tujuan skaling dan root planning adalah
untuk mendapatkan permukaan akar yang halus, bebas deposit, dan sesedikit
mungkin menghilangkan sementum.
Kuretase subgingiva berhubungan dengan pembersihan permukaan
dalam dinding jaringan lunak poket yang terdiri dari epithelium dan jaringan
ikat yang terinflamasi. Penyusutan jaringan yang terjadi setelah prosedur ini
menyebabkan poket berkurang kedalamannya.
Ketiga komponen pembersihan subgingiva yaitu skaling, root
planning, dan kuretase biasanya dilakukan bersamaan karena selama skaling
subgingiva sulit untuk mencegah tidak terjadinya kuretase jaringan lunak.
Akibatnya kapasitas lesi jaringan lunak mereda setelah iritan permukaan akar
dapat dihilangkan seluruhnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
-
1. Gingivitis kronis
Etiologi dan pathogenesis
Gingivitis disebabkan oleh adanya bakteri pathogen dalam
sulkus gingival yang mensintesa produk seperti kolagenase,
hialuronidase, protease, kondroitin sulfatase/endotoksin yang
menyebabkan kerusakan sel-sel epitel, jaringan ikat, serta
bahan interseluler seperti kolagen, substansi dasar, glikokalik,
dll.
Pemeriksaan
Warna pucat pada margin gingival dan interdental papilla,
kontur membulat pada margin gingival dan interdental papilla,
konsistensi gingival lunak, tekstur tidak terdapat stippling,
gingival tidak sakit jika di palpasi, probing deep normal, BOP
positif
Rencana perawatan
- Instruksi kebersihan mulut.
- Menghilangkan plak dan kalkulus dengan skaling.
- Memperbaiki faktor-faktor retensi plak.
2. Gingival hiperplasi
Etiologi dan pathogenesis
Pemeriksaan
Pada pemeriksaan didapatkan pembesaran gingiva yang
mengalami keradangan yaitu edematous dengan tanda gingiva
-
halus, mengkilat, lunak dan merah, serta fibrous dengan tanda
gingiva lebih kenyal, hilangnya stippling dan buram, biasanya
lebih tebal, pinggiran tampak membulat.
Rencana perawatan
- Gingivektomi
- Pemeliharaan kebersihan rongga mulut
- DHE
3. Periodontitis kronis
Etiologi dan pathogenesis
Penyebab utama yaitu bakteri plak. Bila iritasi plak dan
inflamasi terus berlanjut integritas dan epitelium junctional
akan semakin rusak. Sehingga menyebabkan terbentuknya
poket periodontal. Epithelium dinding poket mungkin tetap
utuh atau terulserasi. Kemudian terjadi penyebaran inflamasi
ke puncak tulang alveolar ditandai dengan adanya infiltrasi sel-
sel inflamasi ke ruang-ruang trabekula, daerah-daerah resorbsi
tulang dan bertambah besarnya tulang trabekula. Jika hal ini
berlanjut akan menyebabkan resorbsi tulang alveolar secara
menyeluruh.
Pemeriksaan
Inflamasi gingiva dan perdarahan, poket, resesi gingiva,
mobilitas gigi, migrasi gigi, nyeri, kerusakan tulang laveolar,
halitosis dan rasa tidak enak
-
Rencana perawatan
- Skaling supragingiva dan subgingiva
- Root planning dan kuretase
DAFTAR PUSTAKA
J. D. Manson & B.M. Eley. 1993. Buku Ajar Periodonti Edisi 2. Jakarta: Hipokrates.
Ruhadi, Iwan & Aini Izzatul. 2005. Kekambuhan Gingivitis Hiperplasi Setelah
Gingivektomi. Surabaya : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga