laporan periodonsia

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit periodontal memang tidak populer, jarang diperbincangkan, tapi perlu diketahui karena merupakan salah satu penyakit dalam rongga mulut yang sering terjadi. Penyakit ini mengenai gingiva dan jaringan gigi lainnya. Yang termasuk jaringan penyokong gigi adalah gingival, tulang alveolar, ligament periodontal, dan sementum. Penyakit periodontal merupakan penyebab utama tanggalnya gigi pada orang dewasa yang disebabkan infeksi bakteri dan menimbulkan kerusakan pada gingival, tulang alveolar, ligament periodontal, dan sementum. Penyebab utamanya adalah bakteri plak. Umumnya tidak menimbulkan rasa sakit. Kunjungan berkala ke dokter gigi sangat berarti untuk mendapatkan diagnosa dini dan perawatan penyakit periodontal. Kira-kira 15% orang dewasa usia 21 – 50 tahun dan 30% usia di atas 50 tahun mengalami penyakit ini. Pada jaringan normal dari penyokong gigi seperti gingival umumnya berwarna merah muda, lembut dan kenyal, bertekstur seperti kulit jeruk, bentuknya mengikuti kontur gigi dan tepinya berbentuk seperti kulit kerang serta tidak ada perdarahan pada saat penyikatan gigi. Pada gingival yang mengalami peradangan disebut juga gingivitis yang umumnya ditandai dengan penumpukan plak di sepanjang tepi gusi, gusi yang terasa sakit, mudah berdarah, lunak dan bengkak. Selain itu seringkali terjadi perdarahan pada waktu menyikat gigi atau menggunakan benang gigi. Gingivitis dapat dicegah dan disembuhkan melalui penyikatan gigi dan pembersihan sela gigi yang baik. Sebaliknya, bila hygiene mulut jelek, gingivitis akan berkembang menjadi periodontitis. Selain pada gingival juga terdapat peradangan pada jaringan periodontal seperti Periodontitis. Periodontitis tahap awal mulai terjadi kerusakan tulang

Upload: wahyuhidayat

Post on 16-Nov-2015

50 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Laporan Periodonsia

TRANSCRIPT

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar belakang

    Penyakit periodontal memang tidak populer, jarang diperbincangkan, tapi

    perlu diketahui karena merupakan salah satu penyakit dalam rongga mulut yang

    sering terjadi. Penyakit ini mengenai gingiva dan jaringan gigi lainnya. Yang

    termasuk jaringan penyokong gigi adalah gingival, tulang alveolar, ligament

    periodontal, dan sementum.

    Penyakit periodontal merupakan penyebab utama tanggalnya gigi pada

    orang dewasa yang disebabkan infeksi bakteri dan menimbulkan kerusakan pada

    gingival, tulang alveolar, ligament periodontal, dan sementum. Penyebab

    utamanya adalah bakteri plak. Umumnya tidak menimbulkan rasa sakit.

    Kunjungan berkala ke dokter gigi sangat berarti untuk mendapatkan diagnosa dini

    dan perawatan penyakit periodontal. Kira-kira 15% orang dewasa usia 21 50

    tahun dan 30% usia di atas 50 tahun mengalami penyakit ini.

    Pada jaringan normal dari penyokong gigi seperti gingival umumnya

    berwarna merah muda, lembut dan kenyal, bertekstur seperti kulit jeruk,

    bentuknya mengikuti kontur gigi dan tepinya berbentuk seperti kulit kerang serta

    tidak ada perdarahan pada saat penyikatan gigi. Pada gingival yang mengalami

    peradangan disebut juga gingivitis yang umumnya ditandai dengan penumpukan

    plak di sepanjang tepi gusi, gusi yang terasa sakit, mudah berdarah, lunak dan

    bengkak. Selain itu seringkali terjadi perdarahan pada waktu menyikat gigi atau

    menggunakan benang gigi. Gingivitis dapat dicegah dan disembuhkan melalui

    penyikatan gigi dan pembersihan sela gigi yang baik. Sebaliknya, bila hygiene

    mulut jelek, gingivitis akan berkembang menjadi periodontitis.

    Selain pada gingival juga terdapat peradangan pada jaringan periodontal

    seperti Periodontitis. Periodontitis tahap awal mulai terjadi kerusakan tulang

  • penyanggah gigi. Kerusakan ini disebabkan oleh desakan karang gigi yang terus

    tumbuh ke arah ujung akar gigi, akibatnya perlekatan jaringan penyanggah gigi

    dengan gigi menjadi rusak. Kerusakan yang terjadi menyebabkan menurunnya

    ketinggian tulang penyanggah gigi. Kerusakan ini tidak dapat dipulihkan, tapi

    penjalarannya dapat dihentikan membersihkan karang gigi dan mengangkat

    jaringan yang mati. Kadang-kadang, meskipun tulang penyanggah gigi sudah

    menurun ketinggiannya, tinggi gusi tidak berubah. Akibatnya terbentuk kantong

    yang mengelilingi gigi, disebut sebagai periodontal pocket. Kantong ini akan

    menjadi tempat menumpuknya sisa makanan dan menjadi tempat yang nyaman

    bagi kuman-kuman untuk hidup. Tanda tanda periodontitis awal seperti tanda-

    tanda gingivitis, ditambah keadaan gusi yang kemerahan dan bengkak serta

    terdorong menjauhi gigi. Sedangkan periodontal pocket yang sedang meradang

    akan terasa gatal dan terasa nyaman bila melakukan gerakan menghisap.

    Apabila periodontitis tidak dilakukan perawatan biasanya akan terjadi

    periodontitis yang berkelanjutan biasanya disebut dengan periodontitis lanjut.

    Tanda-tanda Periodontitis tingkat lanjut adalah terjadi perubahan cara menggigit,

    perubahan kecekatan gigi palsu karena berkurangnya dukungan tulang

    penyanggah gigi. Akibat pengurangan tinggi tulang penyanggah gigi, akar gigi

    terbuka, sehingga sensitif terhadap panas atau dingin atau rasa sakit ketika

    menyikat. Peradangan pada jaringan periodontal seringkali ditandai dengan

    keluarnya nanah di antara gigi dan gusi bila gusi ditekan, bau mulut dan rasa gatal

    pada gusi. Berkurangnya dukungan jaringan penyanggah akan menyebabkan gigi

    akan goyang bahkan tanggal.

    Semua kelainan-kelainan jaringan periodontal yang disebutkan di atas

    bermula dari sisa makanan yang tidak dibersihkan sehingga memicu terbentuknya

    plak. Pengendapan mineral pada plak akan membentuk karang gigi. Jangan

    biarkan karang gigi merusak jaringan penyanggah gigi anda. Karena itu lakukan

    pembersihan karang gigi pada dokter gigi anda sedikitnya 6 bulan sekali

  • 1.2 Rumusan masalah

    1. Bagaimana etiologi, pathogenesis, pemeriksaan dan rencana perawatan

    gingivitis kronis ?

    2. Bagaimana etiologi, pathogenesis, pemeriksaan dan rencana perawatan

    gingival hiperplasi ?

    3. Bagaimana etiologi, pathogenesis, pemeriksaan dan rencana perawatan

    periodontitis kronis ?

    1.3 Tujuan

    1. Mengetahui etiologi, pathogenesis, pemeriksaan dan rencana perawatan

    gingivitis kronis

    2. Mengetahui etiologi, pathogenesis, pemeriksaan dan rencana perawatan

    gingival hiperplasi

    3. Mengetahui etiologi, pathogenesis, pemeriksaan dan rencana perawatan

    periodontitis kronis

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Macam-macam penyakit periodontal

    2.1.1 Gingivitis Kronis

    Karena plak berakumulasi dalam jumlah yang sangat besar di region

    interdental yang terlindung, inflamasi gingiva cenderung dimulai pada daerah

    papila interdental dan menyebar dari daerah ini ke sekitar leher gigi (Manson

    & Eley. 1993).

    Histopatologi dari gingivitis kronis secara kronologis dalam beberapa

    tahapan: lesi awal timbul 2-4 hari diikuti gingivitis tahap awal, dalam waktu

    2-3 minggu akan menjadi gingivitis yang cukup parah (Manson & Eley.

    1993).

    Lesi Awal

    Perubahan terlihat pertama kali disekitar pembuluh darah gingival

    yang kecil, disebelah apical dari epithelium jungsional. Pembuluh ini mulai

    bocor dan kolagen perivaskular mulai menghilang, digantikan dengan

    beberapa sel inflamasi, sel plasma dan limfosit terutama limfosit T cairan

    jaringan dan protein serum. Disini terlihat peningkatan migrasi leukosit

    melalui epithelium jungsional dan eksudat dari cairan jaringan dari leher

  • gingival. Selain meningkatnya aliran eksudat cairan dan PMN, tidak terlihat

    adanya tanda-tanda klinis dari perubahan jaringan pada tahap penyakit ini

    (Manson & Eley. 1993).

    Gingivitis Tahap Awal

    Bila deposit plak masih tetap ada, perubahan inflamasi tahap awal

    akan berlnjut disertai dengan meningkatnya aliran cairan gingival dean

    migrasi PMN. Perubahan yang terjadi baik pada epithelium jungsional

    maupun pada epitilium krevikular merupakan tanda dari pemisahan sel dan

    beberapa proliferasi dari sel basal. Fibroblast mulai berdegenerasi dan bundle

    kolagen dari kelompok serabut dentogingiva pecah sehingga seal dari cuff

    marginal gingival menjadi lemah. Pada keadaan ini peningkatan inflamasi,

    75% diantaranya terdiri dari limfosit. Juga terlihat adanya beberapa sel plasma

    dan makrofag. Pada tahap ini tanda-tanda klinis dari inflamasi makin jelas

    terlihat. Papilla interdental menjadi sedikit lebih merah dan bengkak serta

    mudah berdarah pada penyondean (Manson & Eley. 1993).

    Gingivitis Tahap Lanjut

    Dalam waktu 2-3 minggu, akan terbentuk gingivitis yang lebih parah.

    Perubahan mikroskopik terlihat terus berlanjut. Pada tahap ini sel-sel plasma

    terlihat mendominasi. Limfosit masih tetap ada dan jumlah makrofag

    meningkat. Pada tahap ini sel mast juga dapat ditemukan. Immunoglobulin,

    terutama Ig G ditemukan didaerah epithelium dan jaringan ikat (Manson &

    Eley. 1993).

    Gingival sekarang berwarna merah, bengkak, dan mudah berdarah.

    Dengan bertambah parahnya kerusakan kolagen dan pembengkakan inflamasi,

  • tepi gingival dapat dengan mudah dilepas dari permukaan gigi, memperbesar

    kemungkinan terbentuknya poket gingival atau poket palsu. Bila oedema

    inflamasi dan pembengkakan gingiva cukup besar, maka poket gingiva

    biasanya juga cukup dalam. Pada tahap ini sudah terjadi degenerasi sel-sel

    epithelium jungsional dan beberapa proliferasi dari lapisan basal ke jaringan

    ikat dibawahnya, namun pada tahapan ini belum terlihat adanya migrasi sel-

    sel epithelial dalam jumlah besar ke permukaan akar (Manson & Eley. 1993).

    Bila inflmasi sudah menyebar di sepanjang serabut transseppal, maka

    akan terlihat adanya resorbsi puncak tulang alveolar. Resorbsi ini bersifat

    reversible terutama dalam hubungannya dengan inflamasi (Manson & Eley.

    1993).

    Salah satu tanda penting dari penyakit ini adalah tidak ditemukannya

    bakteri pada epithelium maupun pada jaringan ikat (Manson & Eley. 1993).

    Karena jaringan fibrosa rusak pada daerah inflamasi aktif, pada

    beberapa daerah agak jauh terlihat adanya proliferasi jaringan fibrosa dan

    pembentukan pembuluh darah yang baru. Aktivitas pemulihan yang produktif

    ini merupakan karakteristik yang sangat penting dari lesi kronis dan pada

    keadaan iritasi serta inflamasi jangka panjang, elemen jaringan fibrosa akan

    menjadi komponen utama dari perubahan jaringan (Manson & Eley. 1993).

    Jadi, kerusakan dan perbaikan berlangsung bergantian dan proporsi

    dari tiap-tiap proses ini akan mempengaruhi warna dan bentuk gingiva. Bila

    inflamasi dominant, jaringan berwarna merah, lunak dan mudah berdarah, bila

    produksi jaringan fibrosa yang dominant, gingival akan menjadi keras, dan

    berwarna merah muda walaupun bengkak perdarahan kurang, bahkan tidak

    ada. Factor-faktor yang mempengaruhi respons jaringan terhadap iritasi plak

    (Manson & Eley. 1993).

  • 2.1.2 Gingivitis hiperplasi

    Hiperplasi gingiva merupakan ciri adanya penyakit gingiva, disebut

    juga dengan inflammatory enlargement terjadi karena adanya plak gigi, faktor

    yang memudahkan terjadinya akumulasi dan perlekatan plak. Di klinik istilah

    yang digunakan adalah hyperthropic gingivitis atau gingival hiperplasia

    sebagai keradangan gingiva yang konotasinya mengarah pada patologis

    (Ruhadi & Aini, 2005).

    Pada proses radang kronis monosit melalui sirkulasi darah akan

    migrasi ke tempat terjadinya keradangan, menjadi makrofag. Aktifasi sistem

    imun spesifik akibat keradangan akan mengaktifkan makrofag untuk

    memproduksi sejumlah sitokin dan faktor pertumbuhan yang berperan pada

    pembentukan fibrosis.

    Ada dua tipe dasar respons jaringan terhadap pembesaran gingiva yang

    mengalami keradangan yaitu edematous dengan tanda gingiva halus,

    mengkilat, lunak dan merah, serta fibrous dengan tanda gingiva lebih kenyal,

    hilangnya stippling dan buram, biasanya lebih tebal, pinggiran tampak

    membulat.

    Perawatan periodontal diawali dengan fase perawatan tahap awal yang

    meliputi dental health education (DHE), supra dan subgingival scaling, dan

    polishing (Ruhadi & Aini, 2005).

    Pada gingivitis hiperplasi dapat dirawat dengan scaling, bila gingiva

    tampak lunak dan ada perubahan warna, terutama bila terjadi edema dan

    infiltrasi seluler, dengan syarat ukuran pembesaran tidak mengganggu

    pengambilan deposits pada permukaan gigi. Apabila gingivitis hiperplasi

    terdiri dari komponen fibrotik yang tidak bisa mengecil setelah dilakukan

    perawatan scaling atau ukuran pembesaran gingiva menutupi deposits pada

    permukaan gigi, dan mengganggu akses pengambilan deposits, maka

    perawatannya adalah pengambilan secara bedah (gingivektomi).

  • Gingivektomi adalah pemotongan jaringan gingival dengan

    membuang dinding lateral poket yang bertujuan untuk menghilangkan poket

    dan keradangan gingival sehingga didapat gingiva yang fisiologis, fungsional

    dan estetik baik. Keuntungan teknik gingivektomi adalah teknik sederhana,

    dapat mengeliminasi poket secara sempurna, lapangan penglihatan baik,

    morfologi gingival dapat diramalkan sesuai keinginan (Ruhadi & Aini, 2005).

    Setelah 1224 jam, sel epitel pinggiran luka mulai migrasi ke atas

    jaringan granulasi. Epitelisasi permukaan pada umumnya selesai setelah 514

    hari. Selama 4 minggu pertama setelah gingivektomi keratinisasi akan

    berkurang, keratinisasi permukaan mungkin tidak tampak hingga hari ke 28

    42 setelah operasi. Repair epithel selesai sekitar satu bulan, repair jaringan

    ikat selesai sekitar 7 minggu setelah gingivektomi. Vasodilatasi dan

    vaskularisasi mulai berkurang setelah hari keempat penyembuhan dan tampak

    hampir normal pada hari keenam belas. Enam minggu setelah gingivektomi,

    gingiva tampak sehat, berwarna merah muda dan kenyal. Kenyataannya

    secara klinis perawatan gingivitis hiperplasi dengan perawatan gingivektomi

    sering menimbulkan kekambuhan (Ruhadi & Aini, 2005).

    Hyperplasia index (HI) dan gingival index (GI) digunakan untuk

    melihat kekambuhan gingivitis hiperplasi dipakai parameter. Untuk melihat

    kekambuhan gingivitis hiperplasi melalui pembesaran gingiva menggunakan

    hyperplasia index (HI) menurut Seymour11 dengan skor sebagai berikut: 0 =

    tidak ada pembesaran interdental papil ke permukaan gigi; 1 = sedikit

    pembesaran interdental papil, ujung papil tampak membulat; 2 = pembesaran

    sedang, papil mengembang meliputi bagian lateral melintas permukaan bukal

    gigi kurang dari ketebalan gigi; 3 = tanda pembesaran papil, yaitu lebih dari

    ketebalan gigi. Bentuk normal papil hilang (Ruhadi & Aini, 2005).

    Menilai pembesaran gingiva terhadap permukaan gigi yang berdekatan

    untuk sebuah unit gingiva (bila ada jarak antara gigi yang bersebelahan, maka

  • diberikan skor HI tertinggi). Prevalensi gingival overgrowth yang

    memerlukan tindakan bedah, ditetapkan pada HI dengan skor klinis 2.

    Gambar 1. Skor hiperplasia indeks (HI).

    Gingival index (GI): digunakan untuk melihat keradangan pada gingiva di

    data dengan menggunakan pengukuran dilakukan pada empat area pada tiap

    gingival unit (sisi bukal yang meliputi mesial, mid, distal, dan sisi lingual),

    kemudian skor yang didapat dijumlah dan dibagi. Untuk pemeriksaan klinis

    probe masuk kira-kira sedalam 12 mm dari margin gingiva dengan tekanan

    aksial sedang dan dijalankan dari interproksimal ke interproksimal sepanjang

    aspek bukal dan lingual gigi dengan skor sebagai berikut:1 0 = tidak ada

    keradangan pada gingiva; 1 = keradangan ringan pada gingiva, sedikit

    perubahan pada warna dan tekstur, tidak ada perdarahan pada probing; 2 =

    keradangan sedang pada gingiva, kemerahan, edema dan mengkilat, ada

    perdarahan pada probing; 3 = keradangan parah pada gingiva, tanda

    kemerahan, edema dan ulserasi. Cenderung terjadi perdarahan spontan

    (Ruhadi & Aini, 2005).

    Setelah itu semua, baru dilakukan gingivektomi dengan pemasangan

    periodontal pack. Satu minggu setelah gingivektomi surgical pack dibuka,

    bila epitelisasi permukaan luka belum sempurna, luka ditutup kembali dengan

    surgical pack selama satu minggu. Pada hari ke 30, 45, 60, dan 90 setelah

    gingivektomi dievaluasi kembali dengan parameter klinis PlI, GI, dan HI

    (Ruhadi & Aini, 2005).

    2.2.1 Periodontitis

  • Periodontitis adalah penyakit inflamasi pada jaringan penyangga gigi

    yang disebabkan mikroorganisme dan menimbulkan destruksi progresif pada

    ligament periodontal, tulang alveolar (Manson & Eley. 1993). Klasifikasi

    berdasarkan karakteristik klinis, radiografis, histories dan laboratories :

    1. Periodontitis kronis

    2. Periodontitis sebagai manivestasi penyakit sistemik

    3. Periodontitis agresif

    2.2.2 Periodontitis kronis

    Tanda klinis dari periodontitis kronis adalah :

    a. Inflamasi gingiva dan perdarahan

    Walaupun inflamasi gingiva pada dasarnya merupakan pelopor dari

    periodontitis, manivestasi yang nyata dari inflamasi menjadi kurang

    terlihat dengan berkembangnya periodontitis. Seringkali gingiva berwarna

    merah muda dan keras, konturnya hampir normal, tidak berdarah waktu

    penyodean yang hati-hati dan pasien tidak mengeluh tentang perdarahan

    pada saat menyikat gigi.

    b. Poket

    Pengukuran kedalaman poket merupakan bagian penting dari diagnosis

    periodontal tetapi harus diinterpretasikan bersama dengan inflamasi

    gingiva dan pembengkakan dan tanda-tanda radiografi dari kerusakan

    tulang alveolar. Teoritis, bila tidak ada pembengkakan gingiva, poket

    sedalam lebih dari 2mm menunjukkan adanya migrasi ke apikal dari

    epitelium krevikular, tetapi pembengkakan inflamasi sangat sering

    mengenai individu muda usia sehingga poket sedalam 3-4 mm dapat

    seluruhnya merupakan poket gingiva atau poket palsu. Poket sedalam

    4mm menunjukkan adanay periodontits kronis tahap awal

  • c. Resesi gingiva

    Resesi gingiva dan terbukanya akar dapat menyertai periodontitis kronis

    tetapi tidak selalu merupakan tanda dari penyakit. Bila ada resesi,

    pengukuran kedalaman poket hanya merupakan cerminan sebagian dari

    jumlah kerusakan periodontal seluruhnya.

    d. Mobilitas gigi

    Derajat mobilitas gigi dapat dikelompokkan sebagai berikut :

    Grade 1 :hanya dirasakan

    Grade 2 :mudah dirasakan, pergeseran labiolingual 1 mm

    Grdae 3 :pergeseran labiolingual lebih dari 1 mm, mobilitas dari gigi ke

    atas dan ke bawah pada arah aksial

    e. Migrasi gigi

    Gerakan gigi(atau gigi geligi) keluar dari posisi sebenarnya di dalam

    lengkug rahang merupakan tanda umum dari penyakit periodontal. Posisi

    gigi pada keadaan sehat dapat dipertahankan oleh keseimbanagn lidah,

    bibir dan tekanan oklusal. Bila jaringan penopang rusak tekanan ini

    menentukan pola migrasi gigi. Bila gigi sudah bermigrasi, tekanan yang

    mengenai gigi akan merubah arahnya dan meningkatkan jumlah stres dan

    migrasi.

    f. Nyeri

    Salah satu tanda penting dari periodontitis kronis adalah absennya nyeri

    dan sakit kecuali bila keadaan tersebut didahului oleh inflamasi. Nyeri

    atau sakit waktu gigi diperkusi menunjukkan adanya inflamasi aktif dari

  • jaringan penopang, yang paling akut bila ada pembentukan abses dimana

    gigi sangat sensitif terhadap sentuhan. Sensitifitas terhadap panas dan

    dingin kadang ditemukan bila terdapat resesi gingiva dan terbukanya

    pulpa. Salah satu tanda klinis yang umum adalah munculnya senstiftas,

    khususnya terhadap dingin, dimana akar yang dahulunya tertutup kalkulus

    sudah menjadi bersih dan terbuka.

    g. Kerusakan tulang alveolar

    Resorpsi tulang alveolar dan kerusakan ligamen perodontal adalah tanda

    paling penting dari periodontitis kronis dan merupakan salah satu lepasnya

    gigi. Tanda radiografi yang pertama dari kerusakan periodontal adalah

    hilangnya densitas tepi alveolar. Dengan berlanjutnya resorpsi tulang,

    tinggi tulang alveolar akan makin berkurang.

    h. Halitosis dan rasa tidak enak

    Rasa dan bau yang mengganggu sering menyertai penyakit perioodontal

    terutama bila kebersihan mulut buruk. Inflamasi akut, dengan produksi

    nanah yang keluar dari poket bila poket ditekan juga menyebabkan

    halitosis.

    2.2.3 Periodontitis sebagai manivestasi penyakit sistemik

    Gambaran klinis :

    a. Attachment loss, tetap bleeding dan supurasi

    b. Melibatkan gigi yang lain atau meningkatnya bone dan attachment loss

    pada daerah yang dirawat sebelumnya

  • c. Gangguan fagositosis dari PMN, reduksi khemotaksis PMN dan

    perubahan sistem sel mononuklear-sitokin

    2.2.4 Aggressive Periodontitis

    Klasifikasi :

    Localized aggersive periodontitis (localized juvenile periodontitis)

    - terjadi pada masa pubertas

    - attachment loss pada interproksimal yang mengenai tidak lebih dari

    dua gigi permanen selain incisiv dan molar pertama

    - kuranganya tanda-tanda klinis meskipun terdapat periodontal poket

    yang dalam

    - abses periodontal

    - pembesaran kelenjar limfe regional

    Generelized aggresive periodontitis (generelized juvenile periodontitis)

    - attachment loss pada interproksimal yang mengenai sedikitnya tiga gigi

    permanen selain incisiv dan molar pertama

    - jumlah plak sedikit

    Rapidly progressive periodontitis

    - penderita secara klinis dengan usia

  • BAB III

    PEMBAHASAN

    3.1 Gingivitis kronis

    Etiologi dan Pathogenesis

    Gingivitis disebabkan oleh adanya bakteri pathogen dalam sulkus

    gingival yang mensintesa produk seperti kolagenase, hialuronidase, protease,

    kondroitin sulfatase/endotoksin yang menyebabkan kerusakan sel-sel epitel,

    jaringan ikat, serta bahan interseluler seperti kolagen, substansi dasar,

    glikokalik, dll. Sehingga mengakibatkan ruang antar sel melebar. Hal ini

    memudahkan bakteri dan produknya masuk semakin dalam, sehingga yang

    tadinya hanya menimbulkan kerusakan pada epitel, kerusakan yang timbul

    sampai pada jaringan ikat atau jaringan lain yang lebih dalam, menimbulkan

    respon inflamasi gingival. Gejala awal inflamasi gingival :

    1. Meningkatnya cairan gingival

    2. Perdarahan pada sulkus gingival saat probing. Hal ini dikarenakan adanya

    proliferasi pembuluh darah baru dan sel-sel jaringan ikat kemudian hal ini

    menimbulkan tekanan epitel pada bagian puncak yang mengakibatkan

  • epitel semakin menipis, sedangkan kapiler-kapiler darah semakin

    bervasodilatasi kearah luar (permukaan). Sehingga iritasi sedikit saja

    mampu menyebabkan kapiler robek dan terjadi perdarahan gingival.

    3. Perubahan warna gingival. Perubahan warna kemerahan karena ada

    dilatasi vaskuler kapiler darah yang juga mengakibatkan peningkatan

    aliran darah. Sel darah merah, sel darah putih, dari pembuluh darah utama

    mengalir menuju ke marginal. Pada saat vasodilatasi tersebut ruang-ruang

    antar sel endotel melebar sehingga lipid, garam, air, protein, sel darah

    merah, sel darah putih, keluar dari pembuluh darah ke jaringan sehingga

    timbulah warna kemerahan pada gingival. Hal ini juga didukung oleh

    karena produk bakteri yang mendegenerasi epitel sehingga epitel semakin

    tipis.

    4. Perubahan tekstur, posisi, kontur.

    Factor predisposisi:

    1. Mengunyah satu sisi

    2. Gigi yang malposisi

    3. Erupsi M3 yang tidak sempurna

    Pemeriksaan

    Pemeriksaan gingivitis kronis :

    - Warna pucat pada margin gingival dan interdental papilla

    - Kontur membulat pada margin gingival dan interdental papilla

    - Konsistensi gingival lunak

    - Tekstur tidak terdapat stippling

  • - Gingival tidak sakit jika di palpasi

    - Probing deep normal

    - BOP positif

    - Tidak ada resesi gingiva

    Rencana perawatan

    Perawatan dari gingivitis terdiri dari tiga komponen yang dapat

    dilakukan bersamaan:

    1. Instruksi kebersihan mulut.

    Menjelaskan pada pasien bahwa hasil perawatan gingiva tidak dapat

    diperoleh dalam waktu singkat dan perawatan mungkin memerlukan

    waktu beberapa bulan sehingga pasien harus melakukan kunjungan

    beberapa kali dalam perawatan.

    2. Menghilangkan plak dan kalkulus dengan skaling.

    Skaling adalah usaha membersihkan semua deposit pada gigi, kalkulus

    subgingiva, kalkulus supragingiva, plak, dan noda. Skaling harus

    dilakukan secara menyeluruh; inflamasi akan menetap bila deposit gigi

    tidak dibersihkan seluruhnya.

    3. Memperbaiki faktor-faktor retensi plak.

    Restorasi yang keliru.

    Restorasi dapat menjadi kasar dan mempunyai kontur yang buruk

    tetapi seringkali kesalahan yang paling utama adalah tepi servikal yang

    berlebih yang menyebabkan deposit plak dan menghalangi

    pembersihan.

    Pesawat yang salah.

    Pesawat dapat mengiritasi jaringan melalui berbagai cara, seperti

    menekan atau menggosok gingiva secara langsung atau berfungsi

  • menahan plak terhadap gingiva. Model jangan diukir untuk mendapat

    garis tekanan, atau daerah relief untuk menghindari tekanan, karena

    dapat merangsang timbulnya hyperplasia gingiva yang mengisi daerah

    relief tersebut.

    Kurangnya seal bibir.

    Walaupun bukan merupakan faktor retensi plak, kurangnya seal bibir

    dapat menyebabkan gingiva yang terbuka lebih rentan terhadap iritasi

    plak.

    Susunan gigi tidak teratur.

    Gingivoplasti

    Gingivoplasti adalah gingivektomi yang ditujukan untuk memperbaiki

    kontur gingival misalnya membentuk kontur yang ramping dengan

    tepi seperti pisau dan tepi scallop serta daerah sluice interdental.

    Ketiga macam perawatan ini saling berhubungan. Pembersihan plak

    dan kalkulus tidak tidak dapat dilakukan sebelum faktor-faktor retensi plak

    diperbaiki; membuat mulut bebas plak ternyata tidak memberikan manfaat

    bila tidak dilakukan upaya untuk mencegah rekurensi deposit plak atau tidak

    diupayakan untuk memastikan pembersihan segera setelah terjadinya deposit

    ulang.

    Pada beberapa pasien terutama pada anak usia muda, deposit

    kalsifikasi mungkin tidak terlihat dan perawatan inflamasi gingiva lebih

    banyak bersifat pengkontrolan plak. Lokasi dimana terdapat kalkulus

    diperlukan skaling. Bila deposit kalkulus sangat tebal, deposit jarang dapat

    dibersihkan seluruhnya dalam satu kali kunjungan, maka diperlukan beberapa

    kali kunjungan. Selain itu untuk meredakan inflamasi gingiva khususnya yang

    sudah berlangsung lama, biasanya diperlukan waktu beberapa minggu. Fakta

    ini harus diberitahukan kepada pasien. Disini perlu dibuat suatu kerjasama

    yang bertujuan untuk merestorasi kesehatan gingiva.

  • 3.2 Gingivitis hiperplasi

    Etiologi dan Pathogenesis

    Pada kira-kira 25-50% pasien yang mendapat obat terapeutik

    phenytoin (dilantin), nifedipine (procardia), dan cyclosporin-A, pembesaran

    bulbus dari gusi adalah efek samping yang umum. Keadaan tersebut biasanya

    tampak pada pasien-pasien muda setelah pubertas dan dapat terjadi pada

    kedua jenis kelamin. Meskipun pembesarannya akibat dari respon

    hiperplastik, komponen radang yang disebabkan oleh plak bakteri gigi serng

    kali ada bersamanya dan cenderung untuk memperparah keadaan tersebut.

    Pembesaran gusi biasanya menyeluruh dan sering kali tampak paling besar

    pada sisi labial gigi-gigi anterior.

    Tumbuhan lebih ersebut dimulai di papila interdental dan membesar

    untuk membentuk nodula-nodula gumpalan merah lunak yang mudah

    berdarah. Pertumbuhan yang progresif menyebabkan perubahan-perubahan

    fibrotik: jaringan interdental jadi membesar, merah muda, kencang dan kenyal

    pada palpasi. Lama kelamaan keadaan tersebut dapat sama sekali menutup

    mahkota gigi-gigi, yang mana mempersulit perawatan di rumah, menghalangi

    pngunyahan, dan mengurangi estetika. Perawatan mencakup mengubah terapi

    obat dan atau mengurangi pertumbuhan berlebih dengan pengontrolan plak

    yang teliti sekali. Pembengkakan gusi biasanya tidak menghilang sama sekali,

    biarpun dengan mengurangi dosis obat; karenanya sekali ada, maka jaringan

    lebih tersebut sering kali memerlukan pembuangan sevara bedah

  • Pemeriksaan

    Pada pemeriksaan didapatkan pembesaran gingiva yang mengalami

    keradangan yaitu edematous dengan tanda gingiva halus, mengkilat, lunak dan

    merah, serta fibrous dengan tanda gingiva lebih kenyal, hilangnya stippling

    dan buram, biasanya lebih tebal, pinggiran tampak membulat.

    Rencana perawatan

    Gingivektomi

    Gingivektomi adalah penghilangan dari seluruh dinding jaringan lunak

    pada poket. Prosedur gingivektomi adalah sebagai berikut:

    o Menandai poket. Untuk dapat menghilangkan seluruh dinding poket, batas apikal harus diidentifikasi terlebih dahulu dengan tang

    penanda poket atau sonde periodontal pada daerah fasial dan

    lingual sebagai penanda.

    o Insisi gingivektomi. Insisi dibuat di sebelah apikal dasar poket yang telah di beri tanda dan bersudut 45o sehingga blade dapat

    menembus seluruh gingiva menuju ke dasar poket. Insisi yang

    berkelanjutan dibuat mengikuti dasar poket. Insisi yang akurat

    haruslah dapat menghilangkan dinding poket dan membentuk

    kontur jaringan yang ramping.

    o Pemotongan jaringan. Bila insisi sudah dapat memisahkan seluruh dinding poket dari jaringan dibawahnya, dinding poket dapat

    dengan mudah dihilangkan menggunakan kuret atau skaler yang

    besar misalnya skaler cumine. Sisa jaringan fibrosa dan jaringan

    granulasi akan dibersihkan seluruhnya dengan kuret yang tajam

    untuk membuka permukaan akar.

  • o Skaling dan root planing. Permukaanakar harus dibersihkan untuk melihat adanya sisa deposit kalkulus dan bila perlu permukaan

    akar dilakukan skaling dan rootplaning. Kasa steril diletakkan

    diatas luka untuk mengontrol perdarahan sehingga dapat dipasang

    dressing periodontal pada daerah luka.

    o Dressing periodontal. Fungsinya sebagai pelindung luka dari iritasi, menjaga agar daerah luka tetapdalam keadaan bersih,

    mengonrol perdarahan, dan mengontrol jaringan granulasi yang

    berlebihan. Karena itulah dressing dapat mempercepat pemulihan

    dan memberikan kenyamanan pascaoperatif.

    Pemeliharaan kebersihan rongga mulut.

    Pemeliharaan berkesinambungan merupakan keharusan untuk

    keberhasilan perawatan periodontal, yang berarti bahwa perawatan

    periodontal tidak pernah selesai. Pasien memerlukan pemeriksaan ulang,

    monitor kebersihan mulut dan skaling setiap 3, 6, 9, atau 12 bulan,

    tergantung daripada penyakit dan kerentanannya. Radiografi individual

    perlu dibuat bila hasil pengukuran poket menunjukkan bahwa penyakit

    masih terus berlanjut. Disini juga harus dijelaskan bahwa keberhasilan

    perawatan tergantung dari tanggung jawab pasien terhadap kebersihan

    rongga mulutnya.

    DHE (Dental Healt Education)

    Hampir seluruh penyakit gingiva bermula dari plak yang

    menyebabkan kerusakan dari struktur pendukung gigi. Maka dari itu,

    perlunya pengetahuan pasien terhadap pembersihan material ini amatlah

    penting untuk mempertahankan kesehatan gigi geligi beserta seluruh

  • struktur pendukungnya. Dari mulai cara menyikat gigi, durasi

    pembersihan gigi geligi dari sisa makanan hingga pemeriksaan rutin ke

    dokter gigi tiap 6 bulan, diharapkan pasien akan meningkat kesadaran

    kesehatan giginya dan tetap menjaga kebersihan rongga mulutnya.

    3.3 Periodontitis kronis

    Etiologi dan Pathogenesis

    Penyebab primer dari penyakit periodontal adalah iritasi bakteri.

    Meskipun demikian, sejumlah olak biasanya tidak mengganggu keseharan

    gingiva dan periodontal dan beberapa pasien bahkan mempunyai jumlah plak

    yang cukup besar yang sudah berlangsung lama tanpa mengalami

    periodontitis yang merusak walaupun mereka mengalami gingivitis.

    Bila iritasi plak dan inflamasi terus berlanjut integritas dan epitelium

    junctional akan semakin rusak. Sel-sel epitelial akan bergenerasi dan terpisah,

    perlekatannya ke permukaan gigi akan terlepas sama sekali. Pada saat

    bersamaan, epitelium junctional akan berproliferasi ke jaringan ikat dan

    kebawah pada permukaan akar bila serabut dentogingiva dan serabut puncak

    tulang alveolar rusak. Migrasi ke apikal dari epitelium junctionala akan terus

    berlangsung dan epithelium ini akan terlepas dari permukaan gigi, membentuk

    poket periodontal atau poket asli. Keadaan ini tampaknya merupakan

    perubahan irreversible.

    Bila poket periodontal sudah terbentuk plak berkontak dengan

    sementum. Jaringan ikat akan menjadi oedema, pembuluh darah terdilatasi

    dan thrombosis, dinding pembuluh pecah disertai dengan timbulnya

    perdarahan ke jaringan sekitarnya disini terlihat infiltrat inflamasi yang besar

  • dari sel-sel plasma, limfosit dan makrofag. IgG merupakan imunoglobulin

    yang dominan tetapi beberapa IgM dan IgA juga dapat ditemukan disiini.

    Epithelium dinding poket mungkin tetap utuh atau terulserasi. Disini tidak

    terlihat adanya perbedaan karena produk-produk plak berdifusi melalui

    epitheliumaliran cairan jaringan dan migrasi dari PMN akan berlanjut dan

    agaknya aliran cairan jaringan ini ikut membantu meningkatkan deposisi

    kalkulus sub gingiva. Penyebaran inflamasi ke puncak tulang alveolar ditandai

    dengan adanya infiltrasi sel-sel inflamasi ke ruang-ruang trabekula, daerah-

    daerah resorbsi tulang dan bertambah besarnya tulang trabekula. Ada

    kecenderungan reabsorbsi tulang diimbangi oleh deposisi yang makin

    menjauhi daerah inflamasi, sehingga tulang akan termodeling, namun tetap

    mengalami kerusakan resorbsi tulang dimulai dari daerah interproksimal,

    sedemikian rupa sehingga bidang tulang interproksimal menjadi lebar

    misalnya antara gigi gigi molar, suatu kerater interdental akan terbentuk dan

    kemudian bila proses resorbsi makin berlanjut resorbsi akan meluas ke lateral,

    sehingga semua daerah puncak tulang alveolar akan teresorbsi.

    Pemeriksaan

    Pada pemeriksaan didapatkan tanda-tanda klinis dari periodontitis kronis

    adalah

    - Inflamasi gingiva dan perdarahan

    - Poket

    - Resesi gingiva

    - Mobilitas gigi

    - Migrasi gigi

    - Nyeri

  • - Kerusakan tulang laveolar

    - Halitosis dan rasa tidak enak

    Dari tanda-tanda tersebut yang paling penting dari periodontitis kronis adalah

    adanya poket dan kerusakan tulang.

    Untuk menegakkan diagnosa periodontal, operator harus bisa

    menganalisis riwayat kasus, mengevaluasi tanda-tanda gejala klinis, dan

    mengevalusi hasil tes-tes penunjang. Fokus operator tidak hanya pada

    penyakit dalam rongga mulutnya saja, tetapi juga pada kondisi sistemik

    pasiennya karena ada beberapa penyakit sistemik yang mempunyai

    manisfestasi di rongga mulut khususnya dibidang periodontal.

    Pemeriksaan dilakukan pada jaringan periodontium. Pemeriksaan pada

    gingiva dilakukan dengan melihat warna, ukuran, kontur, konsistensi, tekstur

    permukaan, posisi BOP, kedalaman probing, dan adanya rasa sakit.

    Warna gingiva normal adalah coral pink, pada gigi M3 kanan atas

    pasien gingival berwarna merah, terdapat kalkulus subgingiva serta resesi

    gingiva, BOP positif dan probing probing deepth 4mm. Adanya poket dengan

    kedalaman lebih dari 3mm menunjukkan diagnosanya adalah periodontitis

    kronis.

    Rencana perawatan

    Perawatan awal untuk periodontitis kronis adalah skaling supragingiva

    yang fungsinya untuk mengurangi gingivitis dan perdarahan. Setelah itu,

    dilakukan skaling subgingiva. Skaling subgingiva merupakan metode paling

    konservatif dari reduksi poket dan jika poket dangkal, merupakan satu-

    satunya perawatan yang perlu dilakukan. Namun, bila kedalam poket lebih

    dari atau sama dengan 4 mm, diperlukan perawatan tambahan.

  • Perawatan periodontitis kronis selain skaling, juga diikuti dengan root

    planning dan kuretase. Alasan dilakukannya root planning adalah untuk

    membersihkan sementum nekrosis dan kalkulus terutama di bagian akar serta

    menghaluskan permukaan akar. Tujuan skaling dan root planning adalah

    untuk mendapatkan permukaan akar yang halus, bebas deposit, dan sesedikit

    mungkin menghilangkan sementum.

    Kuretase subgingiva berhubungan dengan pembersihan permukaan

    dalam dinding jaringan lunak poket yang terdiri dari epithelium dan jaringan

    ikat yang terinflamasi. Penyusutan jaringan yang terjadi setelah prosedur ini

    menyebabkan poket berkurang kedalamannya.

    Ketiga komponen pembersihan subgingiva yaitu skaling, root

    planning, dan kuretase biasanya dilakukan bersamaan karena selama skaling

    subgingiva sulit untuk mencegah tidak terjadinya kuretase jaringan lunak.

    Akibatnya kapasitas lesi jaringan lunak mereda setelah iritan permukaan akar

    dapat dihilangkan seluruhnya.

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

  • 1. Gingivitis kronis

    Etiologi dan pathogenesis

    Gingivitis disebabkan oleh adanya bakteri pathogen dalam

    sulkus gingival yang mensintesa produk seperti kolagenase,

    hialuronidase, protease, kondroitin sulfatase/endotoksin yang

    menyebabkan kerusakan sel-sel epitel, jaringan ikat, serta

    bahan interseluler seperti kolagen, substansi dasar, glikokalik,

    dll.

    Pemeriksaan

    Warna pucat pada margin gingival dan interdental papilla,

    kontur membulat pada margin gingival dan interdental papilla,

    konsistensi gingival lunak, tekstur tidak terdapat stippling,

    gingival tidak sakit jika di palpasi, probing deep normal, BOP

    positif

    Rencana perawatan

    - Instruksi kebersihan mulut.

    - Menghilangkan plak dan kalkulus dengan skaling.

    - Memperbaiki faktor-faktor retensi plak.

    2. Gingival hiperplasi

    Etiologi dan pathogenesis

    Pemeriksaan

    Pada pemeriksaan didapatkan pembesaran gingiva yang

    mengalami keradangan yaitu edematous dengan tanda gingiva

  • halus, mengkilat, lunak dan merah, serta fibrous dengan tanda

    gingiva lebih kenyal, hilangnya stippling dan buram, biasanya

    lebih tebal, pinggiran tampak membulat.

    Rencana perawatan

    - Gingivektomi

    - Pemeliharaan kebersihan rongga mulut

    - DHE

    3. Periodontitis kronis

    Etiologi dan pathogenesis

    Penyebab utama yaitu bakteri plak. Bila iritasi plak dan

    inflamasi terus berlanjut integritas dan epitelium junctional

    akan semakin rusak. Sehingga menyebabkan terbentuknya

    poket periodontal. Epithelium dinding poket mungkin tetap

    utuh atau terulserasi. Kemudian terjadi penyebaran inflamasi

    ke puncak tulang alveolar ditandai dengan adanya infiltrasi sel-

    sel inflamasi ke ruang-ruang trabekula, daerah-daerah resorbsi

    tulang dan bertambah besarnya tulang trabekula. Jika hal ini

    berlanjut akan menyebabkan resorbsi tulang alveolar secara

    menyeluruh.

    Pemeriksaan

    Inflamasi gingiva dan perdarahan, poket, resesi gingiva,

    mobilitas gigi, migrasi gigi, nyeri, kerusakan tulang laveolar,

    halitosis dan rasa tidak enak

  • Rencana perawatan

    - Skaling supragingiva dan subgingiva

    - Root planning dan kuretase

    DAFTAR PUSTAKA

    J. D. Manson & B.M. Eley. 1993. Buku Ajar Periodonti Edisi 2. Jakarta: Hipokrates.

    Ruhadi, Iwan & Aini Izzatul. 2005. Kekambuhan Gingivitis Hiperplasi Setelah

    Gingivektomi. Surabaya : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga