laporan pelaksanaan - bankbba.co.id gcg bba...(b) melakukan penelaahan atas laporan keuangan dan...
TRANSCRIPT
PT BANK BUMI ARTA Tbk
LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE TAHUN 2009
DAFTAR ISI
PT. Bank Bumi Arta Tbk 1
Pendahuluan
A. Transparansi Pelaksanaan Good Corporate Governance I. Cakupan Good Corporate Governance
1. Pelaksanaan Tugas dan tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi
2. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite-komite
3. Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern dan Audit Ekstern
4. Penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem Pengendalian Intern
5. Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Penyediaan Dana
Besar (Large Exposure)
6. Rencana Strategis bank
7. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank yang Belum Diungkap
dalam Laporan Lainnya
II. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang Mencapai 5% (lima
perseratus) atau Lebih dari Modal Disetor
III. Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris dan Direksi dengan Anggota Dewan Komisaris Lainnya, Direksi lainnya dan/atau Pemegang Saham Pengendali Bank
IV. Paket/Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain Bagi Dewan Komisaris dan Direksi
V. Shares Option
VI. Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah
VII. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris
VIII. Jumlah Penyimpangan Internal (Internal Fraud)
IX. Permasalahan Hukum
X. Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan
XI. Buy Back Shares dan Buy Back Obligasi Bank
XII. Pemberian Dana untuk Kegiatan Sosial dan Kegiatan Politik
B. Kesimpulan Umum Hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance
Lampiran I Kertas Kerja Self Assessment Good Corporate Governance Lampiran II Ringkasan Perhitungan Nilai Komposit Self Assessment Good Corporate
Governance
2
3
8
17
24
30
31
36
37
38
39
40
41
42
43
44
44
45
45
46
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 2
Pendahuluan
Bank Bumi Arta menyadari bahwa semakin pesatnya perkembangan industri perbankan
dan semakin kompleksnya kegiatan usaha Bank akan meningkatkan eksposur risiko yang
harus dihadapi oleh Bank. Mengingat semakin meningkatnya risiko dan tantangan yang
harus dihadapi tersebut, Bank Bumi Arta berkomitmen untuk menerapkan Good
Corporate Governance dalam pelaksanaan usahanya.
Penerapan Good Corporate Governance selain untuk meningkatkan kinerja Bank, juga
untuk melindungi kepentingan stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan serta nilai-nilai etika yang berlaku umum di industri
perbankan. Pelaksanaan Good Corporate Governance di Bank Bumi Arta berlandaskan
pada lima prinsip dasar Good Corporate Governance, yakni keterbukaan (transparency),
akuntabilitas (accountability), pertanggung jawaban (responsibility), independensi
(independency) dan kewajaran (fairness).
Pelaksanaan Good Corporate Governance di Bank Bumi Arta berdasarkan pada
Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006, Peraturan Bank
Indonesia No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 dan Surat Edaran Bank Indonesia
No. 9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance
bagi Bank Umum.
Bank Bumi Arta berkomitmen melaksanakan dan menerapkan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance dalam setiap kegiatan usahanya pada seluruh tingkatan dan
jenjang organisasi.
Bersama ini disampaikan Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance Bank Bumi
Arta Tahun 2009 yang terbagi dalam 2 (dua) bagian yaitu :
A. Transparansi Pelaksanaan Good Corporate Governance Bank.
B. Kesimpulan Umum Hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance
Bank.
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 3
A. Transparansi Pelaksanaan Good Corporate Governance
I. Cakupan Good Corporate Governance
1. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi
Peranan Dewan Komisaris dan Direksi dalam pengelolaan perusahaan publik
adalah sangat penting. Penetapan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris
dan Direksi ini pada dasarnya diatur dalam Undang-undang Perseroan
Terbatas, Anggaran Dasar dan Peraturan Bank Indonesia mengenai Good
Corporate Governance serta kebijakan intern Bank Bumi Arta yang secara
keseluruhan merupakan panduan bagi Dewan Komisaris dan Direksi dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya terkait dengan pengelolaan Bank
Bumi Arta.
a. Jumlah, Komposisi, Kriteria dan Independensi anggota Dewan Komisaris
dan Direksi
Jumlah anggota Dewan Komisaris Bank Bumi Arta sebanyak 3 (tiga) orang
terdiri dari :
1) Ir. Rachmat Mulia Suryahusada.,MBA sebagai Presiden Komisaris
2) Daniel Budi Dharma sebagai Wakil Presiden Komisaris
3) Drs. Sam Setya Utama, Ak sebagai Komisaris1.
Wakil Presiden Komisaris dan Komisaris Bank Bumi Arta berasal dari Pihak
Independen.
1 Telah meninggal dunia pada tanggal 30 Oktober 2009 dan kandidat pengganti diharapkan sudah ada dan
dapat diangkat selambat-lambatnya pada Rapat umum Pemegang Saham Tahun 2010.
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 4
Sedangkan jumlah anggota Direksi Bank Bumi Arta sebanyak 3 (tiga) orang
terdiri dari :
1) Lucia Setyastuti Windoe sebagai Presiden Direktur
2) Hendrik Atmaja sebagai Direktur Kredit dan Marketing
3) Tan Hendra Jonathan sebagai Direktur Kepatuhan
Presiden Direktur dan Direktur Kepatuhan Bank Bumi Arta berasal dari
Pihak Independen.
Seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi telah mendapatkan
persetujuan dari Bank Indonesia.
b. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi
1) Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar Bank Bumi Arta dinyatakan
bahwa Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan atas
kebijakan Direksi dalam pengurusan, jalannya pengurusan pada
umumnya baik mengenai Bank Bumi Arta maupun usaha Bank Bumi
Arta dan memberi nasihat kepada Direksi serta melakukan hal-hal lain
sebagaimana ditentukan dalam Anggaran Dasar atau sebagaimana
ditetapkan dari waktu ke waktu oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
Kebijakan intern Bank Bumi Arta yang mengatur mengenai praktek Good
Corporate Governance untuk tugas dan tanggung jawab Dewan
Komisaris adalah sebagai berikut :
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 5
(a) Dewan Komisaris wajib memastikan terselenggaranya pelaksanaan
Good Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha Bank pada
seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.
(b) Dewan Komisaris wajib melaksanakan pengawasan terhadap
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi serta memberikan
nasihat kepada Direksi.
(c) Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris wajib
mengarahkan, memantau atau mengevaluasi pelaksanaan
kebijaksanaan strategi Bank.
(d) Dalam melakukan pengawasan Dewan Komisaris dilarang terlibat
dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali :
1. Penyediaan dana kepada pihak terkait sesuai ketentuan Bank
Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank
Umum.
2. Dan hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank
atau peraturan perundangan yang berlaku.
(e) Pengambilan keputusan oleh Dewan Komisaris sebagaimana
dimaksud nomor (d)1. dan (d)2. merupakan bagian dari tugas
pengawasan oleh Dewan Komisaris, sehingga tidak meniadakan
tanggung jawab Direksi atas pelaksanaan kepengurusan Bank.
(f) Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa Direksi telah
menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja
audit intern Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Bank
Indonesia dan / atau hasil pengawasan otoritas lain.
(g) Dewan Komisaris wajib memberitahukan kepada Bank Indonesia
paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak ditemukannya :
1. Pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan
dan perbankan.
2. Keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan
kelangsungan usaha Bank.
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 6
(h) Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan
tanggung jawabnya, Dewan Komisaris wajib membentuk paling
kurang :
1. Komite Audit;
2. Komite Pemantau Risiko;
3. Komite Remunerasi dan Nominasi
(i) Pengangkatan anggota komite sebagaimana dimaksud pada point
(h) dilakukan oleh Direksi berdasarkan keputusan rapat Dewan
Komisaris.
(j) Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa komite yang telah
dibentuk sebagaimana dimaksud pada point (h) menjalankan
tugasnya secara efektif.
(k) Hal-hal lain yang diatur pada Pedoman Kerja / Job Description
masing-masing anggota Dewan Komisaris.
2) Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
Berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar Bank Bumi Arta dinyatakan
bahwa Direksi bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya untuk
kepentingan Bank Bumi Arta. Dalam mencapai maksud dan tujuannya
Direksi mewakili Bank Bumi Arta secara sah dan secara langsung baik di
dalam maupun di luar Pengadilan tentang segala hal dan dalam segala
kejadian, mengikat Bank Bumi Arta dengan pihak lain dan pihak lain
dengan Bank Bumi Arta serta menjalankan segala tindakan baik yang
mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, akan tetapi dengan
pembatasan tertentu.
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 7
Kebijakan intern Bank Bumi Arta yang mengatur mengenai praktek Good
Corporate Governance untuk tugas dan tanggung jawab Direksi sebagai
berikut :
(a) Direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan
Bank.
(b) Direksi wajib mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan
tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(c) Direksi wajib melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh
tingkatan atau jenjang organisasi.
(d) Direksi wajib menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari
Satuan Kerja Audit Intern Bank, Auditor Eksternal, hasil pengawasan
Bank Indonesia, dan / atau hasil pengawasan otoritas lain.
(e) Direksi wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya
kepada pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham.
(f) Direksi wajib mengungkapkan kepada karyawan kebijakan Bank yang
bersifat strategis di bidang kepegawaian.
(g) Hal-hal lain yang diatur pada Pedoman Kerja / Job Description
masing-masing Direksi.
c. Rekomendasi Dewan Komisaris
Direksi wajib memperhatikan rekomendasi yang diberikan oleh Dewan
Komisaris sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham dan Rapat
Dewan Komisaris.
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 8
2. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite-Komite
Untuk mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan
Komisaris, maka Dewan Komisaris telah membentuk Komite Audit, Komite
Pemantau Risiko serta Komite Remunerasi dan Nominasi.
a. Komite Audit
1) Struktur, keanggotaan, keahlian dan independensi anggota Komite
Komite Audit dibentuk pada tanggal 30 Juni 2006 dan mulai berlaku
efektif pada tanggal 1 Juli 2006, dengan struktur sebagai berikut :
Drs. Sam Setya Utama, Ak Ketua
Drs. Leland G. Rompas Anggota
Djoki Sutiono, SH Anggota
Susunan anggota Komite Audit terdiri dari :
(a) Drs. Sam Setya Utama, Ak2 sebagai Ketua dan menjabat sebagai
Komisaris merangkap sebagai Komisaris Independen, serta memiliki
keahlian di bidang akuntansi.
(b) Drs. Leland G. Rompas sebagai Anggota dan Pihak Independen,
serta memiliki keahlian di bidang keuangan.
(c) Djoki Sutiono, SH sebagai Anggota dan Pihak Independen, serta
memiliki keahlian di bidang hukum.
2 Telah meninggal dunia pada tanggal 30 Oktober 2009 dan kandidat pengganti diharapkan sudah ada dan
dapat diangkat selambat-lambatnya pada Bulan Juli 2010.
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 9
2) Tugas dan tanggung jawab Komite
Komite Audit mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
(a) Memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan
atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris
dan mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan
Komisaris.
(b) Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan
pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit
dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk
kecukupan proses pelaporan keuangan.
(c) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris dengan
melakukan pemantauan dan evaluasi hal-hal sebagai berikut :
1. Pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Intern.
2. Kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik
dengan standar audit yang berlaku, baik peraturan perundang-
undangan di bidang pasar modal maupun lainnya yang
berhubungan dengan kegiatan perusahaan.
3. Kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang
berlaku.
4. Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan Satuan
Kerja Audit Intern, Akuntan Publik dan hasil pengawasan Bank
Indonesia.
(d) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai
penunjukan Akuntan Publik/Kantor Akuntan Publik untuk
disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham.
(e) Bilamana perlu Komite Audit berwenang untuk mengakses
dokumen Bank yang menyangkut/berkaitan dengan transaksi yang
sedang dievaluasi.
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 10
(f) Melaporkan kepada Dewan Komisaris berbagai risiko yang dihadapi
perusahaan dan pelaksanaan manajemen risiko oleh Direksi.
(g) Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi perusahaan.
(h) Pelaporan
1. Membuat laporan kepada Dewan Komisaris atas setiap
penugasan yang diberikan.
2. Membuat laporan Tahunan pelaksanaan kegiatan Komite Audit
kepada Dewan Komisaris.
3) Frekuensi rapat Komite
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Komite Audit
melaksanakan rapat minimal 3 bulan sekali dan dapat mengadakan
rapat di luar jadwal yang ditetapkan apabila dianggap perlu.
4) Program Kerja Komite dan realisasinya
Selama Tahun 2009 Komite Audit telah :
(a) Menyelenggarakan 5 kali pertemuan yang dihadiri oleh anggota
Komite Audit.
Kehadiran anggota Komite Audit dalam pertemuan Triwulanan
Tahun 2009
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 11
Komite Audit Tw1 Tw2 Tw3 Tw4
(Tanggal) 10/03/09 23/03/09 23/06/09
04/09/09
20/11/09
Drs. Sam Setya Utama, Ak, Ketua
√ √ √ √ -
Drs. Leland G. Rompas, Anggota
√ - √ √ √
Djoki Sutiono, SH, Anggota
√ √ v √ √
Hasil rapat Komite Audit dituangkan dalam Risalah Rapat sebagai
dokumentasi dan tembusan kepada Dewan Komisaris.
(b) Melakukan penelaahan atas Laporan Keuangan dan kinerjanya,
pelaksanaan hukum dan peraturan yang berlaku, serta Laporan
Satuan Kerja Audit Intern, yang kemudian disampaikan kepada
Dewan Komisaris melalui Risalah Rapat Komite Audit.
b. Komite Pemantau Risiko
1) Struktur, keanggotaan, keahlian dan independensi anggota Komite
Komite Pemantau Risiko dibentuk pada tanggal 16 April 2007 dan
mulai berlaku efektif pada tanggal 1 Juni 2007, dengan struktur sebagai
berikut :
Daniel Budi Dharma Ketua
Drs. Leland G. Rompas Anggota
Agustinus Tjahjadi Anggota
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 12
Susunan anggota Komite Pemantau Risiko terdiri dari :
(a) Daniel Budi Dharma sebagai Ketua dan menjabat sebagai Wakil
Presiden Komisaris merangkap sebagai Komisaris Independen, serta
memiliki keahlian di bidang perbankan.
(b) Drs. Leland G. Rompas sebagai Anggota dan Pihak Independen,
serta memiliki keahlian di bidang keuangan.
(c) Agustinus Tjahjadi, sebagai Anggota dan Pihak Independen, serta
memiliki keahlian di bidang manajemen risiko.
2) Tugas dan tanggung jawab Komite
Tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko sebagai berikut :
Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas hasil :
(a) Evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko
dengan pelaksanaan kebijakan tersebut.
(b) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen
Risiko dan Unit Kerja Manajemen Risiko.
3) Frekuensi rapat Komite
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Komite Pemantau
Risiko melaksanakan rapat minimal 3 bulan sekali dan dapat
mengadakan rapat di luar jadwal yang ditetapkan apabila dianggap
perlu.
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 13
4) Program Kerja Komite dan realisasinya
Selama Tahun 2009 Komite Pemantau Risiko telah :
a) Menyelenggarakan 4 kali pertemuan yang dihadiri oleh anggota
Komite Pemantau Risiko.
Kehadiran anggota Komite Pemantau Risiko dalam pertemuan
Triwulanan Tahun 2009
Komite Pemantau Risiko Tw1 Tw2 Tw3 Tw4
(Tanggal) 10/03/09 23/06/09 04/09/09 20/11/09
Daniel Budi Dharma, Ketua √ √ √ √
Drs. Leland G. Rompas, Anggota √ √ √ √
Agustinus Tjahjadi, Anggota √ - √ √
b) Melakukan penelaahan atas Laporan Profil Risiko, pelaksanaan
kebijakan manajemen risiko, serta tugas Komite Manajemen Risiko
dan Unit Kerja Manajemen Risiko yang kemudian disampaikan
kepada Dewan Komisaris melalui Risalah Rapat Komite Pemantau
Risiko.
c. Komite Remunerasi dan Nominasi
1) Struktur, keanggotaan, keahlian dan independensi anggota Komite
Komite Remunerasi dan Nominasi dibentuk pada tanggal 16 April 2007
dan mulai berlaku efektif pada tanggal 1 Juni 2007 dengan struktur
sebagai berikut :
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 14
Daniel Budi Dharma Ketua
Ir. Rachmat MS, MBAAnggota
Jenny Anggota
Drs. Sam Setya Utama, Ak Anggota
Susunan anggota Komite Remunerasi dan Nominasi terdiri dari :
(a) Daniel Budi Dharma sebagai Ketua dan menjabat sebagai Wakil
Presiden Komisaris merangkap sebagai Komisaris Independen, serta
memiliki keahlian di bidang perbankan.
(b) Ir. Rachmat Mulia Suryahusada, MBA. sebagai Anggota dan menjabat
sebagai Presiden Komisaris serta memiliki keahlian di bidang
perbankan.
(c) Drs. Sam Setya Utama, Ak3 sebagai Anggota dan menjabat sebagai
Komisaris merangkap sebagai Komisaris Independen serta memiliki
keahlian di bidang akuntansi.
(d) Jenny sebagai Anggota dan menjabat sebagai Kepala Bagian
Personalia, Umum dan Sekretariat serta memiliki keahlian di bidang
sumber daya manusia.
2) Tugas dan tanggung jawab Komite
Komite Remunerasi dan Nominasi mempunyai tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut :
(a) Melakukan evaluasi terhadap kebijakan Remunerasi.
3 Telah meninggal dunia pada tanggal 30 Oktober 2009.
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 15
(b) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai :
1. Kebijakan Remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk
disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham.
2. Kebijakan Remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pegawai secara
keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi.
(c) Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta
prosedur pemilihan dan/atau penggantian Dewan Komisaris dan
Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat
Umum Pemegang Saham.
(d) Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan
Komisaris dan/atau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk
disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham.
(e) Memberikan rekomendasi mengenai pihak independen yang akan
menjadi anggota independen dari Komite Audit maupun Komite
Pemantau Risiko kepada Dewan Komisaris.
(f) Dalam mengevaluasi kebijakan Remunerasi, Komite paling kurang
wajib memperhatikan :
1. Kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Prestasi kerja individual.
3. Kewajaran dengan peer group.
4. Pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang Bank.
3) Frekuensi rapat Komite
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Komite Remunerasi
dan Nominasi melaksanakan rapat 1 (satu) tahun 2 (dua) kali dan dapat
mengadakan rapat di luar jadwal yang ditetapkan apabila dianggap
perlu.
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 16
4) Program Kerja Komite dan realisasinya
Selama Tahun 2009 Komite Remunerasi dan Nominasi telah :
(a) Menyelenggarakan 2 kali pertemuan yang dihadiri oleh anggota
Komite Remunerasi dan Nominasi.
Kehadiran anggota Komite Remunerasi dan Nominasi dalam Tahun
2009
Komite Remunerasi dan Nominasi Tw1 Tw4
(Tanggal) 31/03/09 21/12/09
Daniel Budi Dharma, Ketua √ √
Ir. Rachmat Mulia Suryahusada, MBA, Anggota √ √
Drs. Sam Setya Utama, Ak, Anggota √ -
Jenny Liem, Anggota √ √
(b) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai
kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi serta
rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris yang
disampaikan melalui risalah rapat Komite Remunerasi dan Nominasi
untuk kemudian disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang
Saham.
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 17
3. Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern dan Audit Ekstern
a. Fungsi Kepatuhan
Fungsi Kepatuhan di Bank Bumi Arta dilaksanakan oleh Direktur Kepatuhan.
Penugasan dan pemberhentian Direktur Kepatuhan dilakukan oleh Dewan
Komisaris dan Presiden Direktur dengan mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Bank Indonesia.
Penugasan Direktur Kepatuhan merupakan wujud komitmen Bank Bumi
Arta untuk senantiasa melaksanakan peraturan perundang-undangan, baik
yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia maupun peraturan perundang-
undangan lainnya.
Tugas Direktur Kepatuhan yang sifatnya umum adalah mengingatkan
semua jajaran organisasi, baik level tertinggi sampai pada petugas
pelaksana untuk selalu memenuhi ketentuan kehati-hatian. Tugas umum
ini dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya melalui penyampaian
surat-surat edaran, pemberian pesan pada berbagai pertemuan dan rapat
kerja.
Direktur Kepatuhan wajib mencegah Direksi Bank agar tidak menempuh
kebijakan dan atau menetapkan keputusan yang menyimpang dari
Peraturan Bank Indonesia dan Peraturan Perundang-undangan lain yang
berlaku, yang dapat mempengaruhi kelangsungan usaha Bank.
Direktur Kepatuhan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut :
1) Menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan Bank
telah memenuhi seluruh peraturan Bank Indonesia dan peraturan
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 18
perundang-undangan lain yang berlaku dalam rangka pelaksanaan
prinsip kehati-hatian.
2) Memantau dan menjaga agar kegiatan usaha Bank tidak menyimpang
dari ketentuan yang berlaku.
3) Memantau dan menjaga kepatuhan Bank terhadap seluruh perjanjian
dan komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia.
4) Membuat laporan secara berkala tentang pelaksanaan tugas kepada
Presiden Direktur dengan tembusan kepada Dewan Komisaris.
5) Membuat laporan semesteran ke Bank Indonesia tentang pelaksanaan
tugas Direktur Kepatuhan.
6) Memantau dan menjaga agar pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah
(Know Your Customer Principles) dilaksanakan dengan baik oleh seluruh
Cabang.
7) Sebagai anggota Komite Manajemen Risiko bertanggung jawab untuk
memberikan rekomendasi kepada Presiden Direktur dalam penyusunan
kebijakan manajemen risiko serta perubahannya, perbaikan atau
penyempurnaan penerapan manajemen risiko, dan penetapan atas hal-
hal yang terkait dengan keputusan-keputusan bisnis yang menyimpang
dari prosedur normal.
8) Menghadiri Rapat Direksi dan rapat kerja lainnya secara berkala.
9) Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Presiden Direktur
yang diatur oleh Anggaran Dasar sepanjang berada dalam ruang lingkup
tugas dan fungsi sebagai Direktur Kepatuhan.
Untuk mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya,
Direktur Kepatuhan membawahi Satuan Kerja Kepatuhan, Unit Kerja Know
Your Customer (KYC) dan Unit Kerja Manajemen Risiko. Satuan Kerja
Kepatuhan, Unit Kerja Know Your Customer (KYC) dan Unit Kerja
Manajemen Risiko merupakan unit kerja yang independen terhadap satuan
kerja operasional.
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 19
Tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Kepatuhan adalah sebagai
berikut :
1) Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja terkait dalam rangka
memastikan ketersediaan dan kesesuaian pedoman, sistem dan
prosedur pada setiap unit kerja dengan Peraturan Bank Indonesia dan
Peraturan Perundang-undangan lainnya yang berlaku dalam rangka
pelaksanaan Prinsip Kehati-hatian.
2) Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan ketentuan dalam rangka
pelaksanaan prinsip kehati-hatian dan menjaga agar kegiatan usaha
Bank tidak menyimpang dari ketentuan yang berlaku.
3) Membantu pelaksanaan tugas Direktur Kepatuhan dalam rangka
memantau dan menjaga kepatuhan Bank terhadap seluruh perjanjian
dan komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia.
4) Melakukan pemantauan atas semua penyediaan dana dalam bentuk
kredit yang diberikan (exposure group ≥ Rp 2 milyar) dalam rangka
pengkajian Kepatuhan.
5) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung
selama masih dalam ruang lingkup dan fungsinya sebagai Satuan Kerja
Kepatuhan (Compliance Unit).
Tugas dan tanggung jawab Unit Kerja Know Your Customer (KYC) adalah
sebagai berikut :
1) Mengikuti, mempelajari, memahami, dan melaksanakan segala
peraturan, ketentuan, dan prosedur intern yang telah digariskan oleh
manajemen intern, Bank Indonesia dan instansi lainnya perihal Know
Your Customer.
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 20
2) Memastikan adanya pengembangan sistem identifikasi nasabah serta
transaksi yang mencurigakan.
3) Memantau pengkinian profil nasabah dan profil transaksinya termasuk
identifikasi serta pemantauan nasabah yang dianggap mempunyai risiko
tinggi.
4) Melakukan koordinasi dan pemantauan terhadap pelaksanaan Kebijakan
Prinsip Mengenal Nasabah dengan Pejabat Penanggung Jawab Prinsip
Mengenal Nasabah di Kantor Pusat Operasional/Cabang serta Unit-unit
Kerja Terkait.
5) Menerima dan melakukan analisis atas laporan transaksi yang
mencurigakan yang disampaikan oleh unit-unit kerja terkait.
6) Menerima dan menyusun Laporan Transaksi Keuangan Tunai serta
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan untuk disampaikan kepada
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
7) Memantau, menganalisis dan merekomendasi kebutuhan training
Prinsip Mengenal Nasabah bagi para pejabat dan staff Bank.
8) Memeriksa dan bertanggung jawab terhadap kebenaran dan ketepatan
penyampaian laporan-laporan intern maupun ekstern.
9) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur Kepatuhan
sepanjang berada dalam ruang lingkup tugas dan fungsi sebagai Unit
Kerja Know Your Customer (KYC).
Tugas dan tanggung jawab Unit Kerja Manajemen Risiko adalah sebagai
berikut :
1) Memantau pelaksanaan strategi manajemen risiko yang telah disetujui
oleh Direksi.
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 21
2) Memantau posisi risiko secara keseluruhan (composite), per jenis risiko
dan per jenis aktivitas fungsional serta melakukan stress testing untuk
mengetahui dampak dari implementasi kebijaksanaan.
3) Mengkaji usulan aktivitas dan/atau produk baru termasuk sistem
prosedur yang digunakan dan dampak implementasinya.
4) Memberikan rekomendasi mengenai maksimum eksposure risiko yang
wajib dipelihara Bank kepada unit kerja operasional (risk taking unit)
dan kepada Komite Manajemen Risiko sesuai kewenangan yang dimiliki.
5) Menyusun dan menyampaikan profil/komposisi risiko kepada Presiden
Direktur dan Komite Manajemen Risiko secara berkala.
6) Evaluasi terhadap akurasi model dan validator data yang digunakan
untuk mengukur risiko.
7) Kaji ulang secara berkala terhadap proses manajemen risiko.
Berdasarkan hasil pemantauan selama Tahun 2009, atas prosedur yang ada
maupun kebijaksanaan yang dijalankan selama ini telah memenuhi
ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta telah
memenuhi komitmen yang dibuat dengan otoritas yang berwenang.
Kehati-hatian dalam menjalankan aktivitas usaha telah menjadi sikap dasar
manajemen Bank Bumi Arta. Sikap dasar tersebut diwujudkan dengan
selalu berusaha untuk memenuhi ketentuan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku serta memenuhi komitmen dengan otoritas yang
berwenang.
Kesalahan-kesalahan kecil yang terjadi bukan dikarenakan kesengajaan
untuk tidak memenuhi ketentuan dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, tetapi lebih banyak dikarenakan kelalaian.
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 22
b. Fungsi Audit Intern
Fungsi Audit Intern di Bank Bumi Arta dilaksanakan oleh Divisi Pengawasan
dan Pemeriksaan Intern atau disebut juga Satuan Kerja Audit Intern (SKAI).
Divisi Pengawasan dan Pemeriksaan Intern merupakan lembaga yang
independen terhadap satuan kerja operasional yang bertanggung jawab
langsung kepada Presiden Direktur.
Pelaksanaan Audit Intern oleh Divisi Pengawasan dan Pemeriksaan Intern
mengacu pada Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum
(SPFAIB), Piagam Audit Intern (Internal Audit Charter), Buku Pedoman
Pengawasan dan Pemeriksaan Intern Bank Bumi Arta, Rencana Kerja Bank
Bumi Arta dan Rencana Kerja Divisi Pengawasan dan Pemeriksaan Intern
Bank Bumi Arta Tahun 2009.
Secara umum ruang lingkup kerja (scope) Divisi Pengawasan dan
Pemeriksaan Intern adalah meliputi segala kegiatan pemeriksaan secara
independen dan evaluasi kecukupan (adequacy) dan keefektifan sistem
pengendalian intern yang berlaku di Bank Bumi Arta dan kualitas kerja
(performance) dalam mengemban tanggung jawab pekerjaan yang
ditugaskan.
Divisi Pengawasan dan Pemeriksaan Intern secara berkala sesuai dengan
rencana kerja melakukan pemeriksaan Tahunan (annual audit) ke Kantor
Pusat Operasional dan Kantor Cabang. Sedangkan untuk pelaksanaan
verifikasi dan monitoring secara harian dilakukan oleh Auditor Divisi
Pengawasan dan Pemeriksaan Intern yang ditempatkan di Kantor Pusat
Operasional dan Kantor Cabang.
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 23
Hasil temuan dan komentar pemeriksaan dilaporkan kepada Dewan
Komisaris, Direksi dan Auditee untuk dilakukan tindak lanjut perbaikan.
Tindaklanjut perbaikan akan dilakukan oleh Auditee dipantau oleh Auditor
Divisi Pengawasan dan Pemeriksaan Intern di Kantor Pusat Operasional dan
Kantor Cabang.
c. Fungsi Audit Ekstern
Fungsi Audit Ekstern di Bank Bumi Arta dilaksanakan oleh Kantor Akuntan
Publik Osman Bing Satrio dan Rekan anggota Deloitte Touche Tohmatsu
dengan penanggungjawab Bapak Muhammad Irfan.
Berdasarkan laporan auditor independen No. GA110 0192 BBA FAN tanggal
25 Maret 2010 laporan keuangan Bank Bumi Arta untuk Tahun buku 2009
telah disajikan secara wajar tanpa pengecualian.
Tugas dari KAP tersebut adalah melaksanakan audit sesuai dengan standar
auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (”standar auditing
yang berlaku umum”).
Tujuan audit tersebut adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran
penyajian laporan keuangan perusahaan untuk Tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2009, dalam semua hal yang material, sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Dalam pelaksanaan audit KAP juga mengacu kepada Peraturan Bank
Indonesia No. 3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 tentang
Transparansi Kondisi Keuangan Bank terutama pasal 18 ayat 4.
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 24
Audit ekstern dilaksanakan agar memperoleh keyakinan memadai bahwa
laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh
kekeliruan maupun kecurangan.
Secara umum ruang lingkup kerja (scope) audit ekstern meliputi :
1) Pertimbangan tentang pengendalian intern atas pelaporan keuangan,
sebagai dasar untuk menentukan prosedur audit sesuai dengan
keadaan, namun bukan dimaksudkan untuk memberikan pendapat
tentang keefektifan pengendalian intern Perusahaan atas pelaporan
keuangannya.
2) Pemeriksaan atas dasar uji, bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan
pengungkapan dalam laporan keuangan.
3) Tanya jawab kepada manajemen perusahaan dan Komite Audit untuk
mengetahui kecurangan atau dugaan kecurangan yang mempengaruhi
perusahaan.
4) Penilaian prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang
dibuat oleh manajemen.
5) Penilaian atas penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
4. Penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem Pengendalian Intern
Bank Bumi Arta telah mengimplementasikan Struktur Manajemen Risiko yang
terpadu yang merupakan sarana dalam menentukan strategi, organisasi,
kebijakan dan pedoman untuk memastikan bahwa semua risiko yang dihadapi
Bank dapat diidentifikasi, diukur, dipantau dan dikendalikan dengan baik.
Sejalan dengan road map yang telah ditetapkan Bank Indonesia berdasarkan
Capital Accord Basel II, maka di Tahun 2009 Bank Bumi Arta terus
memperbaiki kemampuan manajemen risiko dengan menyempurnakan Good
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 25
Corporate Governance, kebijakan, prosedur dan proses manajemen risiko,
serta terus meningkatkan kompetensi sumber daya manusia.
a. Risiko Kredit
1) Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi
Dewan Komisaris dan Direksi menjabarkan dan mengevaluasi kebijakan
dan strategi risiko kredit dan melakukan pemantauan rencana kerja unit
terkait, serta menjalankan fungsi pengawasan kredit dengan efektif
yang mencakup pemantauan dan pemeriksaan yang ketat, berkala dan
terus menerus pada kredit yang telah disalurkan.
Bank Bumi Arta juga telah membentuk Komite Kebijaksanaan
Perkreditan (Credit Policy Committee) di dalam menerapkan prinsip
perkreditan yang sehat. Komite ini dibentuk untuk membantu Direksi di
dalam menetapkan kebijaksanaan perkreditan Bank, mengawasi
pelaksanaan dari kebijaksaan tersebut, memantau perkembangan dan
kondisi portofolio perkreditan serta memberikan saran yang menuju ke
arah perbaikan.
2) Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit
Bank Bumi Arta mengelola dan mengkontrol risiko kredit dengan
berbagai cara diantaranya, memiliki kebijakan dan prosedur seperti
Kebijaksanaan Perkreditan Bank Bumi Arta (KPBBA) dan Buku Pedoman
Kredit dan Prosedur (BPKP), melakukan diversifikasi produk kredit,
menetapkan limit kredit seperti limit Pembebanan Hak Tanggungan,
dan Batas Wewenang Memutus Kredit (BWMK) pejabat.
Pengelolaan risiko kredit dilakukan untuk menghindari kerugian akibat
ketidakmampuan nasabah untuk memenuhi kewajiban keuangan
kepada Bank.
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 26
3) Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan
Pengendalian Risiko serta Sistem Informasi Manajemen Risiko
Bank memiliki sistem credit rating dan scoring terhadap outstanding
kredit dengan batas plafond tertentu kecuali kredit pensiun dan kredit
dengan jaminan back to back dan melakukan pemantauan terhadap
hasil daripada sistem tersebut yang dibandingkan dengan realisasi
kolektibilitas kredit.
4) Sistem Pengendalian Intern
Pengendalian risiko kredit dengan menetapkan struktur organisasi yang
jelas menggambarkan batas wewenang dan tanggung jawab masing-
masing unit kerja serta adanya pemeriksaan internal audit secara
berkala.
b. Risiko Pasar
1) Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi
Kebijakan risiko pasar ditetapkan dan disetujui oleh Direksi dan
dilaporkan kepada Dewan Komisaris yang kemudian mendelegasikan
tanggung jawab pengelolaannya kepada Asset & Liability Management
Committee (ALCO).
2) Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit
Bank Bumi Arta memiliki kebijakan dan prosedur pengendalian risiko
pasar yang memadai seperti ketentuan penetapan suku bunga Dana
Pihak Ketiga dan Kredit. Pengelolaan risiko pasar di Bank Bumi Arta
mempunyai tujuan untuk menghindari terjadinya kerugian akibat
pergerakan harga pasar.
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 27
Penetapan perubahan pada instrumen keuangan yang dimiliki oleh
Bank, penetapan limit risiko pasar seperti Intra Day Limit, Cut Loss
Limit, Dealer Limit, dll., maupun penetapan tingkat suku bunga atau
nilai tukar dilakukan oleh ALCO yang diberikan wewenang oleh Direksi.
3) Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan
Pengendalian Risiko serta Sistem Informasi Manajemen Risiko
Proses identifikasi, pengukuran dan pemantauan risiko pasar dilakukan
melalui analisa perkembangan suku bunga pasar dan kurs valuta asing
secara berkala.
4) Sistem Pengendalian Intern
Pengendalian risiko pasar dilakukan dengan menetapkan struktur
organisasi yang jelas menggambarkan batas wewenang dan tanggung
jawab masing-masing unit kerja serta adanya pemeriksaan internal
audit secara berkala.
c. Risiko Likuiditas
1) Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi
Kebijakan risiko likuiditas ditetapkan dan disetujui oleh Direksi dan
dilaporkan kepada Dewan Komisaris yang kemudian mendelegasikan
tanggung jawab pengelolaannya kepada Asset & Liability Management
Committee (ALCO).
Bank Bumi Arta juga membentuk Komite Treasury yang bertugas dan
bertanggung jawab untuk menentukan pasar, instrumen serta transaksi
dengan eligible counterparty.
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 28
2) Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit
Kebijakan pengelolaan risiko likuiditas bertujuan untuk menghindari
kerugian akibat kekurangan likuiditas, konsentrasi gap dan
ketergantungan kepada counterparty, instrumen atau market segmen
tertentu.
3) Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan
Pengendalian Risiko serta Sistem Informasi Manajemen Risiko
Bank Bumi Arta menerapkan sistem manajemen likuiditas yang
bertujuan untuk menjaga Cadangan Wajib Formal (Legal Reserve
Requirement) sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank
Indonesia.
Beberapa cara untuk menerapkan sistem manajemen likuiditas tersebut
adalah dengan mengurangi idle fund seminimum mungkin dan menjaga
alat-alat likuid yang ada agar dapat memenuhi kebutuhan cash flow
sehari-hari maupun dari hal-hal yang tidak terduga.
Pengelolaan dan pemantauan tingkat likuiditas Bank Bumi Arta
dilakukan secara harian, mingguan dan bulanan di Kantor Pusat, Kantor
Cabang maupun di Kantor Pusat Non Operasional.
4) Sistem Pengendalian Intern
Pengendalian risiko likuiditas dilakukan dengan menetapkan struktur
organisasi yang jelas menggambarkan batas wewenang dan tanggung
jawab masing-masing unit kerja serta adanya pemeriksaan internal
audit secara berkala.
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 29
d. Risiko Operasional
1) Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi
Dalam menghadapi risiko operasional, Dewan Komisaris dan Direksi
telah menetapkan strategi yang meliputi kelengkapan sistem dan
prosedur mengenai pengelolaan risiko operasional.
2) Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit
Bank telah memiliki kebijakan dan prosedur mengenai pengelolaan
risiko operasional yang cukup memadai seperti Buku Pedoman
Penggunaan Teknologi Sistem Informasi (BPPTSI), Kebijakan Prinsip
Mengenal Nasabah (KPMN) dan Pedoman Penerapan Manajemen Risiko
dalam Penggunaan Teknologi Informasi (PPMRPTI), serta adanya
penetapan limit seperti limit transaksi, limit mata uang yang selalu
dievaluasi secara berkala.
Juga memberikan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia yang
berkesinambungan dan memberikan pelayanan yang baik kepada
nasabah.
Kebijakan pengelolaan risiko operasional bertujuan untuk menghindari
kerugian akibat kegagalan atau tidak memadainya proses internal,
manusia, sistem atau akibat adanya kejadian eksternal.
3) Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan
Pengendalian Risiko serta Sistem Informasi Manajemen Risiko
Bank Bumi Arta melakukan identifikasi data kejadian operasional yang
berisi kejadian-kejadian yang terjadi di Bank baik yang berpotensi
menimbulkan kerugian maupun yang sudah menimbulkan kerugian
serta pelampauan limit, rasio-rasio operasional, kepatuhan Bank
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 30
terhadap prinsip KYC dan penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan
pendapatan dan biaya, dll.
Selain itu, Bank Bumi Arta melakukan penyempurnaan sistem informasi
yang dapat menghasilkan informasi yang akurat dan tepat waktu
dengan memperhatikan pengkinian data dan distribusi informasi terkini
ke seluruh aktivitas fungsional Bank.
4) Sistem Pengendalian Intern
Pengendalian risiko operasional dilakukan dengan menetapkan struktur
organisasi yang jelas menggambarkan batas wewenang dan tanggung
jawab masing-masing unit kerja serta adanya pemeriksaan internal audit
secara berkala.
5. Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Penyediaan Dana
Besar (Large Exposure)
Jumlah total baki debet penyediaan dana kepada pihak terkait (related party)
dan debitur/group inti per Desember 2009 adalah sebagai berikut :
No. Penyediaan Dana
Jumlah
Debitur Nominal
(jutaan Rupiah)
1 Kepada Pihak Terkait 13 19.763
2 Kepada Debitur Inti :
a. Individu
b. Group
Total
7
8
15
111.440
152.954
264.394
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 31
6. Rencana Strategis Bank
a. Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan)
Dalam jangka panjang Bank Bumi Arta sesuai dengan fokus kegiatannya
akan terus meningkatkan pemberian kredit UMKM, selain itu Bank Bumi
Arta juga akan memperkuat struktur permodalan dengan penambahan
modal disetor antara lain melalui pembagian Deviden Saham atau melalui
Right Issue.
b. Rencana Jangka Menengah dan Jangka Pendek (Business Plan)
Rencana Jangka Menengah
Sesuai dengan rencana pengelompokan Bank sebagaimana tercantum pada
Arsitektur Perbankan Indonesia (API), maka dalam jangka menengah Bank
Bumi Arta telah menetapkan target untuk masuk dalam kelompok Bank
dengan fokus kegiatan usaha pada segmen usaha UMKM yaitu untuk
membiayai usaha mikro, kecil dan menengah. Pemilihan segmen usaha
retail dilakukan dengan mempertimbangkan customer base Bank Bumi Arta
serta kemampuan manajemen dan permodalan Bank.
Selain itu dalam jangka menengah Bank Bumi Arta juga merencanakan
untuk meningkatkan Modal Disetor.
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 32
Rencana Jangka Pendek
Bank Bumi Arta untuk rencana bisnis Tahun 2010 telah menetapkan 3 (tiga)
target/fokus utama kegiatan usaha, yaitu sebagai berikut :
1) Peningkatan pertumbuhan kredit sebesar 20,00% dan pemeliharaan
tingkat NPLs di bawah 5,00%.
Total Kredit yang telah disalurkan oleh Bank Bumi Arta pada Tahun 2009
mencapai sebesar Rp 974.639 juta atau naik sebesar Rp 25.608 juta
(2,70%) dibandingkan dengan akhir tahun sebelumnya sebesar
Rp 949.031 juta. Dengan pencapaian kredit tersebut LDR (Loan to
Deposit Ratio) Bank Bumi Arta pada akhir Tahun 2009 adalah sebesar
50,58%.
Berdasarkan pencapaian Kredit pada Tahun 2009 dan melihat prospek
perekonomian tahun depan yang diproyeksikan akan mengalami
pertumbuhan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, maka pada
Tahun 2010 Bank Bumi Arta menetapkan target pertumbuhan Kredit
sebesar 20,00% atau naik sebesar Rp 194.928 juta, sehingga total Kredit
Yang Diberikan per 31 Desember 2010 diperkirakan akan mencapai
sebesar Rp 1.169.567 juta. Dengan asumsi pertumbuhan Kredit Yang
Diberikan naik sebesar 20,0% diharapkan LDR Bank Bumi Arta dapat
meningkat hingga mencapai sebesar 56,46%.
Peningkatan pemberian Kredit merupakan wujud komitmen Bank Bumi
Arta sebagai lembaga intermediasi yang telah berdiri sejak Tahun 1967
untuk tetap dan terus berperan aktif dalam mengembangkan
perekonomian nasional, khususnya dalam meningkatkan pertumbuhan
sektor riil. Oleh karena itu rencana penyaluran Kredit Bank Bumi Arta
terutama akan ditujukan kepada segmen usaha ritel seperti kredit
kepada usaha mikro, kecil dan menengah.
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 33
Untuk mencapai target pertumbuhan Kredit di atas Bank Bumi Arta
menetapkan strategi sebagai berikut :
1. membuka jaringan kantor baru seperti Kantor Cabang Pembantu;
2. meluncurkan produk kredit baru yaitu Buyer Financing dan Seller
Financing;
3. melakukan perjanjian kerjasama dengan BPR dalam rangka lingkage
program yang difokuskan pada pembiayaan usaha mikro dan kecil
4. mencari dan menjajagi segmen pasar baru yang potensial untuk
penyaluran kredit;
5. meningkatkan pemasaran produk kredit Bank dengan menambah
jumlah Account Officer di Kantor Cabang dan menempatkan Account
Officer di Kantor Cabang Pembantu;
6. meningkatkan kualitas pelayanan kepada debitur dengan
pemanfaatan Internet Banking, Phone Banking dan SMS Banking;
7. pengenaan suku bunga kredit yang kompetitif.
Realisasi NPLs (Non Performing Loans) Bank Bumi Arta per 31
Desember2009 mencapai 2,15% Gross dan 1,71% Netto. Pencapaian
NPLs tersebut masih di bawah NPLs yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia sebesar 5,00% Netto. Pencapaian ini akan dipertahankan dan
dipelihara Bank Bumi Arta dengan tetap mentargetkan pencapaian
NPLs di bawah batasan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Untuk mencapai target tersebut Bank Bumi Arta akan menjaga kualitas
Kredit yang diberikan dengan pemberian Kredit secara hati-hati dan
memperhatikan prosedur perkreditan yang sehat, melakukan
pemantauan dan pengawasan terhadap Kredit yang diberikan serta
mengintensifkan penyelesaian dan penagihan Kredit Bermasalah (non
performing loan).
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 34
2) Peningkatan pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 7,50%.
Pada Tahun 2009 total dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh
Bank Bumi Arta mencapai sebesar Rp 1.927.093 juta atau naik sebesar
Rp 341.641 juta (21,55%) dibandingkan dengan tahun sebelumnya
sebesar Rp 1.585.452 juta. Kenaikan dana pihak ketiga ini terutama
disumbangkan oleh produk Deposito Berjangka yang mengalami
peningkatan sebesar Rp 366.636 juta (38,93%) yaitu dari sebesar
Rp 941.779 juta pada tahun sebelumnya menjadi Rp 1.308.415 juta pada
Tahun 2009.
Deposito Berjangka merupakan komponen terbesar dari dana pihak
ketiga yang dimiliki oleh Bank yaitu sebesar 67,90% (Rp 1.308.415 juta)
dibandingkan Tabungan dan Giro yang masing-masing sebesar 16,54%
(Rp 318.846 juta) dan 15,56% (Rp 299.831 juta). Dari komposisi ini
terlihat bahwa sebagian besar dana yang berhasil dihimpun oleh Bank
masih merupakan dana yang biayanya tinggi dengan jangka waktu yang
relatif pendek.
Berdasarkan pencapaian dana pihak ketiga pada Tahun 2009 dan
komposisi dana pihak ketiga Bank, maka pada Tahun 2010 Bank
menetapkan target pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 7,50% atau
naik sebesar Rp 144.452 juta, sehingga total dana pihak ketiga per 31
Desember 2010 diperkirakan akan mencapai sebesar Rp 2.071.545 juta.
Adapun rinciannya sebagai berikut : Giro diproyeksikan naik sebesar
16,00% atau menjadi Rp 347.805 juta; Tabungan diproyeksikan naik
sebesar 20,00% atau menjadi Rp 382.615 juta; dan Deposito Berjangka
diproyeksikan naik sebesar 2,50% atau menjadi Rp 1.341.125 juta.
Dengan proyeksi kenaikan dana pihak ketiga tersebut maka komposisi
dana pihak ketiga Bank diperkirakan menjadi Giro sebesar 16,79%,
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 35
Tabungan sebesar 18,47% dan Deposito Berjangka sebesar 64,74%.
Deposito Berjangka masih tetap menjadi komponen yang terbesar, akan
tetapi persentasenya mengalami penurunan dibandingkan Tahun 2009.
Kontribusi Deposito Berjangka dalam dana pihak ketiga Bank
diproyeksikan akan terus mengalami penurunan sehingga kedepannya
diharapkan komposisi dana pihak ketiga Bank dapat lebih berimbang
dan lebih sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Untuk mencapai target pertumbuhan dana pihak ketiga di atas Bank
Bumi Arta menetapkan strategi sebagai berikut :
1. membuka jaringan kantor baru seperti Kantor Cabang Pembantu dan
Kantor Kas;
2. mengikuti program “TabunganKu” yang diterbitkan secara bersama
oleh bank–bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung
serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
3. meningkatkan kegiatan pemasaran produk dana pihak ketiga Bank
khususnya produk Tabungan Berhadiah;
4. memberikan jasa layanan jemput setoran (pick up service) khususnya
untuk nasabah giro;
5. meningkatkan kualitas layanan kepada nasabah penyimpan dengan
pemanfaatan Internet Banking, Phone Banking, SMS Banking dan
ATM;
6. pemberian suku bunga simpanan yang menarik dan kompetitif.
3) Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
Bisnis perbankan di masa mendatang akan menjadi semakin ketat, baik
dari segi persaingan bisnis, pelayanan maupun regulasi. Bank Bumi Arta
menyadari bahwa untuk tetap dapat bertahan dan berhasil dalam
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 36
kondisi tersebut Bank Bumi Arta harus memiliki sumber daya manusia
yang berkualitas baik.
Tanpa dukungan sumber daya manusia yang berkualitas, Bank Bumi Arta
tidak akan dapat tumbuh, berkembang dan bersaing di masa
mendatang.
Oleh karena itu pada Tahun 2010, Bank Bumi Arta tetap menetapkan
target untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya
manusia yang dimiliki, dengan secara teratur melakukan pendidikan dan
pelatihan baik secara internal maupun eksternal dalam kaitannya
dengan pengembangan usaha Bank Bumi Arta di masa mendatang.
7. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank yang Belum Diungkap
dalam Laporan Lainnya
Bank Bumi Arta telah menyajikan seluruh kondisi keuangan dan non keuangan
secara transparan dalam seluruh laporan yang disampaikan kepada pihak
ekstern.
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 37
II. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang Mencapai 5%
(lima perseratus) atau lebih dari modal disetor
Kepemilikan saham anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang mencapai 5%
(lima perseratus) atau lebih dari modal disetor pada Bank Bumi Arta, Bank lain,
Lembaga Keuangan bukan Bank dan Perusahaan Lainnya adalah sebagai berikut :
1. Bapak Ir. Rachmat Mulia Suryahusada., MBA selaku Presiden Komisaris
memiliki saham biasa sebanyak 903 lembar (20,07%) pada PT. Dana Graha
Agung4 dan memiliki saham biasa sebanyak 7.700 lembar (19,25%)
pada PT. ACE Life Assurance (d/h PT. Asuransi Jiwa Bumi Arta Reksatama).
2. Bapak Hendrik Atmaja selaku Direktur Kredit dan Marketing memiliki saham
biasa sebanyak 1.900 lembar (21,11%) pada PT. Surya Husada Investment.5
4 PT. Dana Graha Agung merupakan pemegang saham pada PT. Bank Bumi Arta, Tbk sebesar 27,27%
5 PT. Surya Husada Investment merupakan pemegang saham PT. Bank Bumi Arta, Tbk sebesar 45,45%.
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 38
III. Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris dan
Direksi dengan Anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi Lainnya dan/atau
Pemegang Saham Pengendali Bank
Nama Jabatan Hubungan Keuangan / Hubungan Keluarga
Ir. Rachmat Mulia Suryahusada.,MBA
Presiden Komisaris Terdapat Hubungan Keluarga dengan Hendrik Atmaja, Direktur Kredit dan Marketing dan tidak ada Hubungan Keuangan dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi lainnya dan/atau Pemegang Saham Pengendali Bank.
Daniel Budi Dharma Wakil Presiden Komisaris
Tidak ada Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi lainnya dan/atau Pemegang Saham Pengendali Bank.
Drs. Sam Setya Utama, Ak
Komisaris Tidak ada Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi lainnya dan/atau Pemegang Saham Pengendali Bank.
Lucia Setyastuti Windoe
Presiden Direktur Tidak ada Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi lainnya dan/atau Pemegang Saham Pengendali Bank.
Hendrik Atmaja Direktur Kredit dan Marketing
Terdapat Hubungan Keluarga dengan Ir. Rachmat Mulia Suryahusada., MBA, Presiden Komisaris dan tidak ada Hubungan Keuangan dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi lainnya dan/atau Pemegang Saham Pengendali Bank.
Tan Hendra Jonathan
Direktur Kepatuhan Tidak ada Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi lainnya dan/atau Pemegang Saham Pengendali Bank.
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 39
IV. Paket/Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain bagi Dewan Komisaris dan
Direksi
1. Dengan memperhatikan anggaran dasar Bank Bumi Arta dan rekomendasi dari
Komite Remunerasi dan Nominasi, maka Dewan Komisaris telah mengusulkan
Kebijakan Remunerasi dan fasilitas lainnya bagi Dewan Komisaris dan Direksi
kepada Rapat Umum Pemegang Saham dan Rapat Umum Pemegang Saham
telah menetapkan :
a. Memberi wewenang kepada pemegang saham utama/mayoritas untuk
menetapkan remunerasi bagi Dewan Komisaris.
b. Memberi wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan
remunerasi bagi Direksi.
2. Jenis Remunerasi dan Fasilitas lain bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi
adalah sebagai berikut :
Jumlah Diterima Tahun 2009
Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain
Dewan Komisaris Direksi
Orang
Jutaan Rupiah
Orang Jutaan Rupiah
1. Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas lainnya dalam bentuk non-natura)
3 1.734 3 3.444
2. Fasilitas lain dalam bentuk natura (perumahan, transportasi, asuransi kesehatan dan sebagainya) yang *) : a. Dapat dimiliki b. Tidak dapat dimiliki
-
-
-
-
Total 3 1.734 3 3.444
*) Dinilai dalam ekuivalen Rupiah.
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 40
3. Jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang menerima paket
remunerasi Tahun 2009 yang dikelompokkan dalam kisaran tingkat
penghasilan adalah sebagai berikut :
(satuan orang)
Jumlah Remunerasi per orang Tahun 2009 *) Jumlah Direksi Jumlah Komisaris
Di atas Rp 2 miliar - -
Di atas Rp 1 miliar s.d. Rp 2 miliar 2 1
Di atas Rp 500 juta s.d. Rp 1 miliar 1 -
Rp 500 juta ke bawah - 2 *)
yang diterima secara tunai
V. Shares Option
Shares Option adalah opsi untuk membeli saham perseroan oleh anggota Dewan
Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif Bank yang dilakukan melalui penawaran
saham atau penawaran opsi saham dalam rangka pemberian kompensasi kepada
anggota Dewan Komisaris, Direksi, dan Pejabat Eksekutif Bank, dimana telah
diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dan/atau Anggaran Dasar
Perseroan.
Pada Tahun 2009 Bank Bumi Arta tidak melakukan Shares Option, maka dengan
demikian :
1. Bank Bumi Arta belum memiliki kebijakan dalam pemberian Shares Option.
2. Tidak ada saham yang telah dimiliki masing-masing anggota Dewan Komisaris,
Direksi dan Pejabat Eksekutif sebelum diberikan Shares Option.
3. Tidak ada Shares Option yang diberikan.
4. Tidak ada Shares Option yang telah dieksekusi sampai dengan akhir masa
pelaporan.
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 41
5. Tidak ada harga Opsi yang diberikan.
6. Tidak ada jangka waktu berlakunya eksekusi Shares Option.
Keterangan/Nama
Jumlah Saham yang dimiliki
Jumlah Opsi Harga Opsi Jangka
Waktu yang diberikan
yang telah dieksekusi
(lembar saham) (lembar saham) (lembar saham) (Rupiah)
Dewan Komisaris - - - - -
Direksi - - - - -
Pejabat Eksekutif - - - - -
Total - - - - -
VI. Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah
Gaji adalah hak pegawai yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang
sebagai imbalan dari Perseroan atau pemberi kerja kepada pegawai yang
ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau
peraturan perundang-undangan termasuk tunjangan bagi pegawai dan
keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah dilakukannya.
Keterangan di bawah ini menjelaskan mengenai rasio gaji di Bank Bumi Arta,
dimana gaji yang diperbandingkan dalam rasio gaji di bawah ini adalah imbalan
yang di terima per bulan oleh Dewan Komisaris, Direksi dan pegawai tetap Bank
Bumi Arta Tahun 2009 adalah sebagai berikut :
1. Gaji pegawai yang tertinggi dan terendah adalah 42,00 : 1 atau gaji pegawai
tertinggi 42,00 kali gaji terendah.
2. Gaji Direksi yang tertinggi dan terendah adalah 1,79 : 1 atau gaji Direksi
tertinggi 1,79 kali gaji terendah.
3. Gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah adalah 6,32 : 1 atau gaji Komisaris
tertinggi 6,32 kali gaji terendah.
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 42
4. Gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi adalah 1,19 : 1 atau gaji Direksi
tertinggi 1,19 kali gaji pegawai tertinggi.
VII. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris
Untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya agar lebih optimal maka
secara rutin setiap triwulanan Dewan Komisaris mengadakan pertemuan yang
dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris.
Pada Tahun 2009 Dewan Komisaris telah menyelenggarakan 4 kali pertemuan,
dimana anggota Dewan Komisaris hadir secara fisik disetiap rapat Dewan
Komisaris.
Kehadiran anggota Dewan Komisaris dalam Pertemuan Triwulanan Tahun 2009
Dewan Komisaris Tw1 Tw2 Tw3 Tw 4
(Tanggal) 31/03/09 23/07/09
29/09/09
23/12/09
Ir. Rachmat Mulia Suryahusada., MBA,
√
√
√
√
Presiden Komisaris
Daniel Budi Dharma,
√
√
√
√
Wakil Presiden Komisaris
Drs. Sam Setya Utama, Ak,
√
√
√ -
Komisaris
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 43
VIII. Jumlah Penyimpangan Internal (Internal Fraud)
Pada Tahun 2009 terdapat penyelesaian 1 (satu) penyimpangan internal
(internal fraud) tahun sebelumnya, namun tidak terdapat penyimpangan
internal (internal fraud) yang dilakukan oleh pegawai tetap terkait dengan
proses kerja dan kegiatan operasional Bank pada tahun berjalan, dengan
demikian :
1. Ada internal fraud yang telah diselesaikan.
2. Tidak ada internal fraud yang sedang dalam proses penyelesaian di internal
Bank.
3. Tidak ada internal fraud yang belum diupayakan penyelesaiannya.
4. Tidak ada internal fraud yang telah ditindak lanjuti melalui proses hukum.
(satuan)
Internal Fraud Jumlah Kasus Yang Dilakukan Oleh
dalam 1 Tahun Pengurus Pegawai Tetap Pegawai Tidak Tetap
Tahun Sebelumnya
Tahun Berjalan
Tahun Sebelumnya
Tahun Berjalan
Tahun Sebelumnya
Tahun Berjalan
Total Fraud - - 1 - - -
Telah Diselesaikan
- 1 -
Dalam Proses Penyelesaian di Internal Bank
- - - - - -
Belum Diupayakan Penyelesaiannya
- - - - - -
Telah Ditindaklanjuti Melalui Proses Hukum
- - -
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 44
IX. Permasalahan Hukum
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2009 Bank Bumi Arta, anggota Direksi dan
anggota Dewan Komisaris tidak menghadapi kasus hukum/perkara penting yang
dapat mengganggu jalannya kelangsungan usaha dan kinerja Bank.
(satuan)
Permasalahan Hukum Jumlah
Perdata Pidana
Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap) - -
Dalam proses penyelesaian - -
Total - -
X. Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan
Seperti yang diatur dalam Anggaran Dasar Bank Bumi Arta bahwa transaksi yang
mengandung benturan kepentingan antara kepentingan ekonomis pribadi
anggota Direksi, Dewan Komisaris atau Pemegang Saham dengan kepentingan
ekonomis Bank harus mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS).
Selama Tahun 2009, Bank Bumi Arta tidak melakukan transaksi yang
mengandung benturan kepentingan yang membutuhkan persetujuan Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS).
No.
Nama dan Jabatan Yang Memiliki
Benturan Kepentingan
Nama dan Jabatan
Pengambil Keputusan
Jenis Transaksi
Nilai Transaksi (Jutaan Rupiah)
Keterangan *)
- - - - -
- - - - -
- - - - -
*) Tidak sesuai sistem dan prosedur yang berlaku
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 45
XI. Buy Back Shares dan/atau Buy Back Obligasi BanK
Bank Bumi Arta tidak menerbitkan Obligasi dan selama Tahun 2009 Bank Bumi
Arta tidak melakukan Buy Back Shares atau membeli kembali saham yang telah
diterbitkan oleh Bank, dengan demikian :
1. Bank Bumi Arta belum memiliki kebijakan dalam melakukan buy back shares
dan/atau buy back obligasi.
2. Tidak ada saham dan/atau obligasi yang dibeli kembali.
3. Tidak ada harga pembelian kembali perlembar saham dan/atau obligasi.
4. Tidak ada peningkatan laba per lembar saham dan/atau obligasi.
XII. Pemberian Dana untuk Kegiatan Sosial dan Kegiatan Politik
Sebagai perusahaan publik yang baik, Bank Bumi Arta memiliki tanggung jawab
dan komitmen sosial terhadap masyarakat. Pada Tahun 2009 sebagai bentuk
kepedulian terhadap masalah sosial dan lingkungan, Bank Bumi Arta telah
memberikan dana bantuan untuk kegiatan sosial sebagai berikut :
1. Pemberian donasi kepada korban kebakaran di Pademangan, Jakarta sebesar
Rp 5.000.000,-.
2. Pemberian donasi melalui Perbanas untuk korban gempa di Sumatera Barat
sebesar Rp 20.000.000,-.
3. Pemberian donasi untuk korban gempa di Jawa Barat sebesar
Rp 10.000.000,-.
4. Pemberian donasi kepada Klinik Hygia untuk kegiatan Bakti Sosial Pengobatan
di Desa Legok, Tangerang dalam rangka memperingati 81 Tahun Sumpah
Pemuda sebesar Rp 20.000.000,-.
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 46
Bank Bumi Arta selama Tahun 2009 tidak memberikan dana bantuan untuk
kegiatan politik.
B. Kesimpulan Umum Hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate
Governance
Berdasarkan hasil self assessment yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
Pelaksanaan Good Corporate Governance Bank Bumi Arta Tahun 2009 adalah “Baik”
dengan nilai komposit 2,375 dengan perincian sebagai berikut :
No. Aspek yang Dinilai Peringkat
1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris 3
2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 2
3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite 3
4. Penanganan Benturan Kepentingan 3
5. Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank 2
6. Penerapan Fungsi Audit Intern 2
7. Penerapan Fungsi Audit Ekstern 1
8. Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern 3
9. Penyediaan Dana Kepada Pihak terkait (Related Party) dan Debitur Besar
(Large Exposures)
2
10. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan
Pelaksanaan GCG dan Laporan Internal
2
11. Rencana Strategis Bank 3
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 47
Dari hasil penilaian tersebut, masih terdapat kelemahan/kekurangan yang akan
segera ditindaklanjuti, antara lain :
1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
a. Sehubungan dengan telah meninggalnya Bapak Drs. Sam Setya Utama, Ak
salah satu dari Komisaris Independen Bank pada tanggal 30 Oktober 2009,
maka jumlah Dewan Komisaris Bank menjadi 2 (dua) orang. Kandidat
pengganti telah ada serta telah diajukan permohonan untuk fit & proper test
ke Bank Indonesia tanggal 01 Maret 2010.
Target Waktu Penyelesaian : Selambat-lambatnya RUPS Tahun 2010
b. Bank akan mengubah Anggaran Dasar Bank mengenai pelaksanaan RUPS
dalam hal terjadi kekosongan jabatan.
Target Waktu Penyelesaian : Selambat-lambatnya RUPS Tahun 2010
2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
a. Masih terdapat kelemahan dalam kebijakan Bank di bidang kepegawaian yaitu
sistem penggajian dan penilaian kinerja Pemimpin Cabang yang belum
standard. Bank sedang memperbaiki sistem penggajian yang ada secara
bertahap dan akan membuat ketentuan standard yang dapat digunakan
sebagai parameter penilaian secara objektif untuk Pemimpin Cabang.
Target Waktu Penyelesaian : Desember 2010
b. Hasil rapat Direksi akan dilengkapi dengan permasalahan strategis dan opini
peserta yang hadir.
Target Waktu Penyelesaian : Maret 2010
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 48
3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite
a. Sehubungan dengan telah meninggalnya Bapak Drs. Sam Setya Utama, Ak
pada tanggal 30 Oktober 2009 yang merupakan Komisaris Independen
merangkap Ketua Komite Audit maka jumlah anggota Komite Audit menjadi 2
(dua) orang dan tidak terdapat Komisaris Independen yang menjadi Ketua
Komite Audit. Apabila kandidat Komisaris merangkap Komisaris Independen
yang telah diajukan permohonan untuk fit & proper test ke Bank Indonesia
tanggal 01 Maret 2010 disetujui, maka akan diangkat sebagai Ketua Komite
Audit.
Target Waktu Penyelesaian : Bulan Juli 2010
b. Risalah rapat telah didokumentasikan dengan baik dan akan dilengkapi
dengan opini peserta yang hadir.
Target Waktu Penyelesaian : Tahun 2010
4. Penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem Pengendalian Intern
a. BWMK yang diberikan kepada masing-masing Cabang akan dilakukan review
secara berkala.
Target Waktu Penyelesaian : Tahun 2010
b. Bank akan membuat kebijakan persetujuan penyimpangan kredit
sehubungan dengan adanya pemberian kredit yang melebihi jangka waktu
yang telah ditetapkan.
Target Waktu Penyelesaian : Bulan September 2010
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 49
c. Akan mengembangkan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan
pengendalian risiko.
Target Waktu Penyelesaian : ± 3 Tahun
5. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan, Laporan Pelaksanaan Good
Corporate Governance serta Pelaporan Internal.
Bank akan menyusun prosedur dan mekanisme kerja dalam BCP yang dapat
dijadikan guidance apabila terjadi permasalahan pada Sistem Informasi
Manajemen.
Target Waktu Penyelesaian : Bulan Juli 2010
6. Rencana Strategis Bank
a. Bank akan memberikan bunga deposito dengan memperhatikan kondisi pasar
dan meningkatkan portofolio kredit untuk mengantisipasi tingginya biaya
dana dan besarnya overhead cost, meningkatkan kualitas SDM secara
berkesinambungan serta melakukan pengembangan Teknologi Informasi
sesuai dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan operasional Bank.
b. Dalam rencana Bisnis Bank (business plan) akan mengidentifikasi
permasalahan dan menyusun pengendaliannya, antara lain ketergantungan
terhadap sektor ekonomi tertentu dan ketergantungan terhadap deposan inti.
Target Waktu Penyelesaian : Rencana Bisnis Tahun 2010
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 50
Adapun kekuatan pelaksanaan Good Corporate Governance Bank Bumi Arta adalah :
1. Dewan Komisaris dan Komite yang ada cukup sesuai dengan pelaksanaan prinsip
Good Corporate Governance.
2. Direksi telah melaksanakan prinsip Good Corporate Governance sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
3. Bank mampu menghindari potensi terjadinya benturan kepentingan melalui
kebijakan intern yang cukup memadai.
4. Kepatuhan Bank tergolong baik dan pelaksanaan tugas serta independensi
Direktur Kepatuhan dan Satuan Kerja Kepatuhan telah berjalan efektif.
5. Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank telah berjalan efektif dan telah
menjalankan fungsinya secara independen dan obyektif.
6. Pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan
anggota Deloitte Touche Tohmatsu telah berjalan efektif dan independen serta
sesuai dengan persyaratan minimum yang telah ditetapkan dalam ketentuan
dengan kualitas dan cakupan hasil audit Akuntan Publik yang baik.
7. Manajemen pada umumnya cukup efektif mengidentifikasi dan mengendalikan
seluruh risiko Bank, serta pengawasan aktif manajemen, kebijakan dan
penetapan limit, prosedur, laporan, sistem informasi manajemen, pemantauan
risiko cukup efektif untuk memelihara kondisi internal Bank yang sehat.
8. Tidak adanya pelanggaran/pelampauan Batas Maksimum Pemberian Kredit
(BMPK). Diversifikasi penyediaan dana cukup merata dan jumlah penyediaan
dana dari debitur inti dibandingkan dengan total penyediaan dana cukup
signifikan.
9. Bank transparan dalam menyampaikan informasi keuangan dan non keuangan
serta produk dan jasa. Bank menyampaikan laporan pelaksanaan GCG kepada
shareholder dan menyajikan dalam homepage secara tepat waktu. Sistem
Informasi Manajemen Bank mampu menyediakan pelaporan internal yang cukup
lengkap, akurat, kini, utuh, dan tepat waktu serta dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan secara efektif.
LAPORAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE 2009
PT. Bank Bumi Arta Tbk 51
10. Rencana Korporasi (corporate plan) dan Rencana Bisnis Bank (business plan)
disusun cukup sesuai dengan visi dan misi Bank serta telah memperhatikan
seluruh faktor eksternal dan faktor internal, prinsip kehati-hatian dan azas
perbankan yang sehat. Realisasi rencana bisnis di Tahun 2009 cukup sesuai
dengan Rencana Bisnis Bank (business plan).
Jakarta, 25 Mei 2010
PT. Bank Bumi Arta, Tbk
Lucia S. Windoe Ir. Rachmat M.S,. MBA
Presiden Direktur Presiden Komisaris