laporan obat tradisional

12
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOFARMASI OBAT TRADISIONAL Disusun oleh: Kelompok 5 1. Hartati (31081152) 2. Nathalia Kalis Utomo (31091194) 3. Hutri Catur Sad Winarni (31091198) Asisten: Vonivia FAKULTAS BIOTEKNOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA

Upload: hutricsw

Post on 07-Aug-2015

173 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Obat Tradisional

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOFARMASI

OBAT TRADISIONAL

Disusun oleh:

Kelompok 5

1. Hartati (31081152)

2. Nathalia Kalis Utomo (31091194)

3. Hutri Catur Sad Winarni (31091198)

Asisten: Vonivia

FAKULTAS BIOTEKNOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA

YOGYAKARTA

2012

Page 2: Laporan Obat Tradisional

Jamu Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia. Belakangan populer

dengan sebutan herba atau herbal. Jamu dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian dari

tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan dan kulit batang, buah. Ada juga

menggunakan bahan dari tubuh hewan, seperti empedu kambing atau tangkur buaya. Jamu

biasanya terasa pahit sehingga perlu ditambah madu sebagai pemanis agar rasanya lebih

dapat ditoleransi peminumnya. Di berbagai kota besar terdapat profesi penjual jamu gendong

yang berkeliling menjajakan jamu sebagai minuman yang sehat dan menyegarkan. Selain itu

jamu juga diproduksi di pabrik-pabrik jamu oleh perusahaan besar seperti Jamu Air Mancur,

Nyonya Meneer atau Djamu Djago, dan dijual di berbagai toko obat dalam kemasan sachet.

Jamu seperti ini harus dilarutkan dalam air panas terlebih dahulu sebelum diminum. Pada

perkembangan selanjutnya jamu juga dijual dalam bentuk tablet, kaplet dan kapsul.

Sirup Temulawak

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) banyak ditemukan di hutan-hutan daerah tropis.

Temulawak juga berkembang biak di tanah tegalan sekitar pemukiman, terutaama pada tanah

gembur, sehingga buaah rimpangnya mudah berkembang menjadi besar. Temulawak

termasuk jenis tumbuh-tumbuhan herba yang batang pohonnya berbentuk batang semu dan

tingginya dapat mencapai 2 meter. Daunnya lebar dan pada setiap helaian dihubungkan

dengan pelapah dan tangkai daun yang agak panjang. Temulawak mempunyai bunga yang

berbentuk unik (bergerombol) dan berwarna kuning tua. Rimpang temulawak sejak lama

dikenal sebagai bahan ramuan obat. Aroma dan warna khas dari rimpang temulawak adalah

berbau tajam dan daging buahnya berwarna kekuning-kuningan. Daerah tumbuhnya selain di

dataran rendaah juga dapat tumbuh baik sampai pada ketinggian tanah 1500 m dpl.

Klasifikasi Ilmiah:

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma xanthorrhiza

Page 3: Laporan Obat Tradisional

1. Komposisi bahan

a. Temulawak 1 Kg

b. Gula merah ½ Kg

c. Batang sereh 3 batang

d. Garam secukupnya

e. Air 1,5 L

f. Sodium benzoate 5-10 gr/L

g. Peningkat rasa seperti minyak turmerik, vanili atau perasa karamel secukupnya.

2. Cara kerja

1 Kg temulawak segar, dicuci dengan air bersih sampai tanah dan kotoran lainnya yang

menempel tidak ada lagi (bila perlu dikupas agar lebih bersih)

Temulawak dipotong dengan pisau tahan karat sampai berdiameter 4 - 5 cm, diiris tipis-

tipis setebal 0,2 - 0,5 mm, dimasukkan dalam panci tahan karat ukuran 10 liter

Ditambahkan 4 L air bersih dan gula pasir 1 kg, direbus dengan panas api sedang sampai

mendidih, dibiarkan selama satu jam

Cairan disaring dengan saringan nilon dan didiamkan selama semalam, untuk

memisahkan bahan yang tidak larut

Dipisahkan endapannya, dipanaskan lagi cairan ini dengan panas api kecil sampai cairan

tinggal lebih kurang 1,5 L (kira-kira selama 2 jam, tergantung panas apinya)

Dibiarkan panasnya menurun sampai kira-kira 50oC

Ditambahkan pengawet secukupnya (biasanya pakai sodium benzoate sebanyak 5 - 10 g

per liter cairan)

Bisa ditambahkan peningkat rasa seperti minyak turmerik, vanili atau perasa karamel

secukupnya

Dimasukkan sirup ini ke dalam botol kaca atau PET yang bersih

Page 4: Laporan Obat Tradisional

Sirup siap disajikan

3. Khasiat

Bagian temulawak yang paling sering digunakan adalah rimpangnya. Rimpang

temulawak biasanya dibuat jamu godog. Rimpang ini mengandung 48-59,64% zat

tepung, 1,6-2,2% kurkumin, dan 1,48-1,63% minyak atsiri dan dipercaya dapat

meningkatkan kerja ginjal serta anti inflamasi. Manfaat lain dari rimpang tanaman ini

adalah sebagai obat jerawat, meningkatkan nafsu makan, anti kolesterol, anti inflamasi,

anemia, anti oksidan, pencegah kanker, dan anti mikrobia. Kandungan yang paling

banyak terdapat di temulawak ini adalah kurkumin. Kurkumin (diferuloylmethane)

adalah senyawa aktif yang berupa polifenol dengan rumus kimia C21H20O6.

Gambar 1. Struktur Kurkumin

4. Cara/ ketentuan penggunaan

Cara penggunaan sirup temulawak yaitu setiap 5 sendok makan sirup diencerkan

dengan air matang sampai 200 mL untuk setiap kali minum. Sehari diperbolehkan

minum 1-2 gelas. Sirup temulawak ini dapat tahan selama 2 hari dan jika dimasukkan ke

dalam kulkas ketahanannya bisa lebih dari 7 hari.

5. Cara kerjanya dalam tubuh (farmakodinamik dan farmakokinetik)

Temulawak memiliki banyak manfaat, untuk lebih memudahkan meminum atau

mengkonsumsinya biasanya temulawak ini dijadikan jamu godog atau dijadikan obat

oles maupun masker. Namun pada percobaan kali ini temulawak dibuat sebagai sirup

temulawak. Rimpang temulawak mengandung curcumin yang memiliki khasiat alami

sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepatotoksik yang sangat berguna untuk

melindungi kesehatan hati (radang hati). Kurkumin mempunyai efek yang poten sebagai

antiinflamasi, antioksidan dan antikanker. Kurkumin yang dikonsumsi secara oral

mempunyai kadar yang rendah dalam plasma dan jaringan, hal ini dikarenakan absorbsi

yang jelek, metabolisme yang cepat dan eliminasi sistemik yang cepat. Kandungan anti-

Page 5: Laporan Obat Tradisional

oksidan pada kurkumin mampu mengurangi inflamasi dan pembengkakan. Kurkumin

mampu memperlambat penyebaran kanker dan pertumbuhan sel tumor dalam pembuluh

darah. Berbagai riset di laboratorium menunjukkan, kurkumin efektif untuk mencegah

kanker kolon, prostat, dan kanker payudara. Karena system kerja dari temulawak sebagai

bahan alami ini harus digunakan secara kontinyu atau jangka panjang maka, pengaruh

yang akan terlihat sebagai hasil dari pemakaian sirup temulawak tersebut tidak secara

instan langsung terlihat. Seperti contohnya dalam menghaluskan kulit atau

menghilangkan jerawat. Yang pertama kali terjadi adalah membunuh kuman penyakit

yang menempel pada permukaan kulit, setelah itu mengangkat kulit kusam baru akan

terlihat dampaknya yaitu kulit halus dan tidak berjerawat.

Brotowali

Bratawali, brotowali, atau batrawali (Tinospora crispa) adalah tanaman obat

tradisional Indonesia yang biasa ditanam di pekarangan atau tumbuh liar di hutan. Rebusan

batangnya yang terasa sangat pahit biasa dijadikan obat rematik, mengurangi gula darah,

menurunkan panas, dan membantu mengurangi gejala kencing manis. Di Indonesia, selain

dikenal dengan nama bratawali, tanaman ini juga dikenal dengan nama daerah andawali,

antawali, putrawali atau daun gadel. Klasifikasi dari tanaman ini termasuk kedalam famili

tanaman Menispermaceae. Tanaman ini kaya kandungan kimia antara lain alkaloid (berberina

dan kolumbina yang terkandung di akar dan batang, damar lunak, pati, glikosida pikroretosid,

zat pahit pikroretin, hars, berberin, palmatin, kolumbin (akar), kokulin (pikrotoksin).

Tumbuhan ini menyukai tempat panas, berupa perdu memanjat, tinggi batang sampai 2,5 m.

Batang sebesar jari kelingking, berbintil-bintil rapat yang rasanya pahit. Daun tunggal,

bertangkai, berbentuk seperti jantung atau agak bundar seperti telur dengan ujung lancip,

panjang 7-12 cm, lebar 5-10 cm, bunga kecil, berwarna hijau muda. Selain itu, Bratawali juga

dapat diperbanyak dengan stek.

Klasifikasi Ilmiah:

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Ranunculales

Famili : Menispermaceae

Genus : Tinospora

Page 6: Laporan Obat Tradisional

Spesies : Tinospora crispa

1. Komposisi bahan

a. Batang brotowali 2 jari

b. Air 2 gelas

c. Madu secukupnya

2. Cara kerja

Diambil 2 jari batang brotowali

Direbus dengan 2 gelas air, hingga tersisa menjadi 1 gelas

Ditambahkan madu secukupnya

Disaring

Jamu brotowali siap disajikan

3. Khasiat

Brotowali dikenal sebagai salah satu tumbuhan berkhasiat yang banyak

digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Tumbuhan ini kaya kandungan kimia,

antara lain : alkaloid, damar lunak, pati, glikosida pikroretosid, zat pahit pikroretin,

harsa, berberin, palmatin, kolumbin (akar), kokulin (pikrotoksin).

Tumbuhan ini bersifat analgetik yaitu penghilang rasa sakit, antipiretik yaitu

penurun panas, melancarkan meridian/ aliran chi. Brotowali berkhasiat untuk mengobati

penyakit Rheumatic arthritis, rheumatik sendi pinggul, memar, demam, demam kuning,

kencing manis, dan dapat juga merangsang nafsu makan.

4. Cara/ketentuan penggunaan

1. Rheumatik: 1 jari batang brotowali kemudian cuci dan dipotong-potong seperlunya,

kemudian rebus batang tersebut dengan 3 gelas air, rebus hingga sisa 1½ gelas.

Setelah dingin, saringlah air rebusan tersebut dan tambahkan dengan madu

secukupnya. Minum sehari 3 x ½ gelas.

Page 7: Laporan Obat Tradisional

2. Demam: 2 jari batang brotowali kemudian cuci dan rebus dengan 2 gelas air, rebus

sampai sisa 1 gelas. Setelah dingin, saringlah dan tambahkan dengan madu

secukupnya, diminum sehari 2 x ½ gelas.

3. Demam kuning: 1 jari batang brotowali kemudian cuci dan dipotong-potong

seperlunya, kemudian rebus batang tersebut dengan 3 gelas air, rebus hingga sisa 1½

gelas. Setelah dingin, saringlah air rebusan tersebut dan tambahkan dengan madu

secukupnya. Minum sehari 2 x ¾ gelas.

4. Kencing manis: sepertiga genggam daun sambiloto, sepertiga genggam daun kumis

kucing, 6 cm batang brotowali dicuci dan dipotong-potong, direbus dengan 3 gelas

air sampai menjadi 2 gelas. Diminum setelah makan, sehari 2 kali satu gelas.

5. Cara kerjanya dalam tubuh (farmakodinamik dan farmakokinetik)

Senyawa kimia pahit yang terkandung dalam batang brotowali adalah pikroretin

dan alkaloid berberina yang mampu menekan tumbuhnya bakteri penyebab infeksi,

terutama pada luka luar, luka gores, atau luka memar. Selain itu zat pahit pikroretin dapat

merangsang kerja urat saraf sehingga alat pernapasan bekerja dengan baik dan

menggiatkan pertukaran zat sehingga dapat menurunkan panas. Sedangkan kandungan

alkaloid berberin berguna untuk membunuh bakteri pada luka. Brotowali dapat

memberikan efek farmakologis, yaitu sebagai analgesi, anti inflamasi, antikoagulan,

tonikum, antiperiodikum, dan diuretikum. Sifat analgesik menyebabkan brotowali dapat

menghilangkan rasa sakit. Jamu brotowali atau biasa disebut jamu pahitan, biasanya

jamu ini digunakan untuk obat alergi atau penetralisir racun dalam tubuh. Biasanya

pengkonsumsi jamu menderita penyakit misalnya gatal – gatal, borok atau semacam

penyakit kulit. Takaran yang dianjurkan untuk mengkonsumsi jamu pahitan ini kurang

lebih 2x sehari, untuk hasil lebih maksimal juga diiringi dengan pengobatan luar seperti

misalnya pemberian salep ataupun bedak bagi yang menderita gatal. Sama seperti jamu

temulawak efek dari jamu pahitan ini tidak langsung maka diberikan aturan minum 2x

sehari agar hasil yang dicapai untuk mengobati alergi atau mengobati gatal-gatal lebih

maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Page 8: Laporan Obat Tradisional

http://bayuputrabio.wordpress.com/2011/01/14/brotowali-tinospora-tuberculata-beumee/

http://id.wikipedia.org/wiki/Jamu

http://id.wikipedia.org/wiki/Temu_lawak

http://lenterahati.web.id/khasiat-brotowali.html

http://linkzdarc.wordpress.com/2007/10/11/brotowali/

http://misterionline.com/02/04/2008/brotowali-obat-aneka-penyakit.misterionline.com/

http://www.jadilah.com/2011/06/khasiat-brotowali.html

http://www.obatherbalalami.com/2010/08/khasiat-alami-temulawak-menumpas-

segala.htmlhttp://anekaplanta.wordpress.com/2008/01/04/curcuma-xanthorrhiza-roxb-

curcuma-xanthorrhiza-roxb/

http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/temulawak.pdf