laporan lithofacies

32
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud 1.1.1 Membuat peta sand shale ratio, 1.1.2 Membuat peta isopach, 1.1.3 Membuat peta kombinasi antara peta sand shale ratio dan peta isopach. 1.2 Tujuan 1.2.1 Mengetahui kondisi geologi suatu daerah berdasar data bawah permukaan, 1.2.2 Menentukan arah material sedimen klastik, 1.2.3 Menentukan zona atau daerah potensi minyak atau gas atau air, 1.2.4 Menentukan arah laut terbuka, perkembangan sedimen klastik atau nonklastik. 1

Upload: rifkyhendy

Post on 24-Jul-2015

607 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN lithofacies

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Maksud

1.1.1 Membuat peta sand shale ratio,

1.1.2 Membuat peta isopach,

1.1.3 Membuat peta kombinasi antara peta sand shale ratio dan peta

isopach.

1.2 Tujuan

1.2.1 Mengetahui kondisi geologi suatu daerah berdasar data bawah

permukaan,

1.2.2 Menentukan arah material sedimen klastik,

1.2.3 Menentukan zona atau daerah potensi minyak atau gas atau air,

1.2.4 Menentukan arah laut terbuka, perkembangan sedimen klastik atau

nonklastik.

1

Page 2: LAPORAN lithofacies

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Definisi

Menurut Bates dan Jackson (1980), sedimentologi didefiniskan sebagai

ilmu yang mempelajari batuan sedimen dan proses-proses yang

membentuknya; batuan itu sendiri, klasifikasi, asal mula, dan intepretasi

sedimen.Sedimentologi kadang ditafsirkan salah, disamakan sedimentasi.

Kata sedimentasi lebih cocok diartikan sebagai proses pengendapan material

sedimen.

Sedangkan www.cylica.blogspot.com dan www.id.wikipedia.org,

menyebutkan bahwa sedimentologi adalah ilmu yang mempelajari

pembentukan lapisan tanah karena pengendapan tanah yang mengalami

perpindahan dari tempat lain. Contohnya adalah sedimentasi di delta sungai

dan daerah sekitar gunung berapi.Ilmu ini berkaitan erat dengan pembentukan

bahan galian seperti batubara, minyak bumi, emas, perak dsb.

(Staff Asisten Sedimentologi, 2011)

2.2 Pembagian Peta Geologi

Pada saat pemetaan geologi maka akan dapat menghasilkan peta

geologi. Peta geologi terbagi kedalam dua bagian, yaitu:

a) Peta permukaan, merupakan peta yang dihasilkan dari data permukaan

(outcrop)

b) Peta bawah permukaan, merupakan peta yang dihasilkan dari data bawah

permukaan.

Peta bawah permukaan sendiri dapat dibagi lagi, yaitu terdiri atas:

Struktur

Stratigrafi : terbagi menjadi dua, yaitu:

Isopach : untuk mengukur ketebalan lapisan sebenarnya

Fasies : dapat menghasilkan Peta Litofasies, Peta

Biofasies, Peta Tektofasies

2

Page 3: LAPORAN lithofacies

Peta bawah permukaan dapat menggambarkan kondisi geologi bawah

permukaan. Hal tersebut merupakan informasi sangat penting terutama dalam

eksplorasi minyak dan gas bumi.

Datanya dapat diperoleh melalui 2 cara, antara lain :

1) Langsung

Berupa wujud asli yang kemudian diperiksa dan diteliti. Contoh: drill

core, drill cutting, sumur atau parit uji (khusus untuk geologi teknik)

2) Tak langsung

Rekaman mengenai kondisi batuan, dikirim secara mekanik melalui

lubang bor atau seismik. Contoh: log mekanik (log litologi, log porositas,

log caliper), rekaman hasil survei seismik pantul atau bias.Sifat-sifat peta

bawah permukaan :

Kuantitatif, dinyatakan dalam garis kontur

Dinamik, tidak final dan tidak statis

Estetif, tidak meninggalkan unsur seni

Interpretatif

2.3 Macam-macam Peta Bawah Permukaan

1. Peta struktur kontur

Merupakan peta yang menggambarkan konfigurasi perlapisan

batuan bawah permukaan terhadap bidang referensi, misalnya muka laut,

elevasi kelly bushing. Peta ini berguna untuk mencari arah / posisi jebakan

minyak dan gas bumi, mengetahui keadaan suatu lapisan pada saat lapisan

lain diendapkan, memetakan posisi jebakan mineral, dan analisis

stratigrafi.

2. Peta Isopach

Pada peta ini, yang digambar merupakan ketebalan sesungguhnya.

Peta ini mampu memperlihatkan ketebalan lapisan reservoir. Peta seperti

ini sangat baik memperlihatkan tubuh reservoir yang dibatasi secara lateral

oleh “pembajian” dan batas erosi, karena dalam hal ini lapisan secara tegas

3

Page 4: LAPORAN lithofacies

dipisahkan oleh bidang perlapisan. Jika lensa–lensa atau lapisan individual

yang dipetakan, maka pemetaan disebut “lense-mapping”.

3. Peta isochore

Pada peta ini, yang digambar merupakan ketebalan semu.Peta ini

dapat digunakan untuk mengetahui arah penebalan unit stratigrafi, untuk

mengetahui gambaran ketebalan reservoar, dan mengetahui jumlah

cadangan minyak atau gas.

Sifat dari peta adalah dapat dibuat bila ada 2 lapisan penunjuk.Tebal

lapisan data log dan harus dikoreksi bila dip > 5o.

Gambar 2.1 Perhitungan Dip Lapisan

Macam-macam Peta Isopach :

Peta Isopach Total ( gross isopach map )

Peta ini menggambarkan gabungan ketebalan batupasir dengan

isinya.

Peta Isopach Batupasir ( net sand isopach map )

Peta yang menunjukkan ketebalan dari tempat / wadahnya.

Peta Isopach Minyak ( net oil isopach map )

Peta yang menggambarkan ketebalan fluida

4

t = h cos α

Dimana :h = tebal semu

α = dip lapisan

t = tebal sebenarnya

Page 5: LAPORAN lithofacies

4. Peta Litofasies

Peta ini menunjukkan variasi komponen litologi dalam suatu

unit stratigrafi, menggambarkan perbedaan fasies sedimenter

berdasarkan ciri-ciri fisik litologi yang dapat diamati secara

megaskopis.

2.4 Fasies

Fasies adalah kelompok litologi dengan ciri-ciri tertentu

yangmerupakan hasil dari suatu proses pengendapan ( Selley, 1978 ).

Fasies merupakan aspek fisik, kimiawi dan biologi pada sedimen

didalam kesamaan waktu geologi ( SSI, 1996 ).

Individu fasies : unit tubuh batuan yang dapat dikenali atas dasar

kenampakan litologi yang khas yaitu komposisi, ukuran butir, karakteristik

lapisan dan struktur sedimenter.

2.5 Macam-Macam Peta Litofasies :

1. Single Component

a. Peta isolith :menggambarkan ketebalan suatu komponen

terpilih dalam suatu unit stratigrafi.

b. Peta Prosentase :menggambarkan ketebalan suatu komponen

terpilih ( dibagi tebal total unit stratigrafi ).

2. Multi Component

Peta Rasio : perbandingan antara sekumpulan batuan dengan kumpulan batuan lain.

Contoh : Peta SSR ( Sand-Shale Ratio Map ), peta CR ( Clastic

RatioMap ).

5

Page 6: LAPORAN lithofacies

Cara perhitungan untuk mendapatkan data pada peta SSR dan CR, yaitu:

∑ tebal sedimen klastik

∑ tebal sedimen

∑ tebal konglomerat + batupasir sand

∑ tebal lanau + lempung shale

Peta Sand Shale Ratio akan memperlihatkan dengan garis kontur

perbandingan jumlah ketebalan interkalasi pasir terhadap sisipan serpih

pada suatu interval lapisan. Peta ini lebih tepat untuk perubahan fasies

yang bersifat penyerpihan yang diwujudkan oleh jari jemari.

3. Peta Paleogeografi merupakan peta yang menggambarkan

kondisigeografi masa lampau

4. Peta paleotektonik.

Nama Grup Batas CR Batas SSR Ciri – Ciri UmumSandstone > 8 > 8 Batupasir > 79%Sand-shale > 8 1 – 8 Batupasir >shale; batugamping

< 11%Shale-sand > 8 1/8 – 1 Batupasir <shale; batugamping

< 11%Shale > 8 < 1/8 Shale> 79%Sand-lime 1 – 8 > 1 Batupasir >shale; batugamping

11 – 50%Shale-lime 1 – 8 < 1 Batupasir <shale; batugamping

11 – 50%Lime-sand ¼ - 1 > 1 Batugamping 50 – 80%;

batupasir >shaleLime-shale ¼ - 1 < 1 Batugamping 50 – 80%;

batupasir < shalelimestone < ¼ Semua harga Batugamping > 80%

Tabel 2.1. Pengelompokan fasies berdasarkan harga CR dan SSR

6

SSR =

CR =

Page 7: LAPORAN lithofacies

Gambar 2.2 Diagram perbandingan CR dan SSR

7

SHALE

SSR

CR

SA

NON CLASTIC

Page 8: LAPORAN lithofacies

BAB III

METODOLOGI

3.1 Diagram Alir

BAB IV

8

Persiapan alat dan bahan

Perhitungan data isopach dan SSR

Membuat peta kontur isopach dan SSR

Mewarnai masing-masing peta kontur menurut tabel dan intepretasi

Mengkombinasi kedua peta kontur

Analisis dan pembuatan laporan

Mulai

Selesai

Page 9: LAPORAN lithofacies

3.2 Cara Kerja

1. Pembuatan peta isopach

a. Pengolahan data.

b. Penghitungan ketebalan sebenarnya (t), dengan cara mengurangi

ketebalan bawah formasi dengan ketebalan atas formasi.

c. Setelah diperoleh data t, nilai t tersebut digunakan sebagai z pada

pembuatan peta isopach.

2. Pembuatan peta Sand Shale Ratio (SSR)

a. Pengolahan data

b. Penghitungan rasio batupasir (sandstone) dengan batuserpih (shale),

dengan cara :

∑ tebal konglomerat + batupasir sand

∑ tebal lanau + lempung shale

c. Setelah diperoleh data rasio, nilai rasio tersebut digunakan sebagai z

pada pembuatan peta SSR

3. Pembuatan peta kombinasi Isopach dan SSR

Hasil peta Isopach dan SSR digabungkan dengan cara dioverlay pada

software Surfer.

4. Interpretasi

9

SSR =

Page 10: LAPORAN lithofacies

BAB IV

PENGOLAHAN DATA

4.1 Hasil Perhitungan Isopach

Tabel 4.1 Hasil perhitungan isopach

ISOPACHkedalam

an bawah formasi

kedalaman atas formasi

isopach

879 553 326958 486 472

1232 458 774945 464 481759 516 243

1086 584 502688 528 160

1418 558 8601898 548 1350988 498 490

2218 568 16501550 523 10271244 466 778986 554 432

1098 548 5501208 481 7271048 532 516875 553 322

1648 518 11301358 342 10161239 455 7841299 498 8011347 619 7282028 588 1440165 97 68

1002 435 567765 492 273912 435 477985 684 301

4.2 Hasil Perhitungan Sand Shale Ratio (SSR)

10

Page 11: LAPORAN lithofacies

Tabel 4.2 Hasil perhitungan SSR

SSR

tebal batupasi

rtebal shale SSR

464 226 2,053417 57 7,316676 43 15,721261 33 7,909427 40 10,675315 7 45,000846 390 2,169177 9 19,667615 81 7,593857 33 25,970951 20 47,550271 100 2,710143 8 17,875477 35 13,629793 121 6,554865 122 7,090322 25 12,880178 55 3,236301 20 15,050479 70 6,843741 850 0,872437 247 1,769154 168 0,917482 646 0,746161 24 6,708

0 33 0,000232 1321 0,176400 300 1,333577 4965 0,116328 987 0,332

4.3 Contoh Perhitungan Isopach

Pada sumur 2

11

Page 12: LAPORAN lithofacies

Kedalaman Bawah formasi : 958

Kedalaman atas formasi : 486

t = Kedalaman bawah formasi – Kedalaman atas formasi

t = 958 – 486 = 472

Pada sumur 8

Kedalaman Bawah formasi : 1418

Kedalaman atas formasi : 558

t = Kedalaman bawah formasi – Kedalaman atas formasi

t = 1418 – 558 = 860

Pada sumur 12

Kedalaman atas formasi : 1550

Kedalaman bawah formasi : 523

t = Kedalaman bawah formasi – Kedalaman atas formasi

t = 550 - 523 = 1027

Pada sumur 16

Kedalaman atas formasi : 1208

Kedalaman bawah formasi : 481

t = Kedalaman bawah formasi – Kedalaman atas formasi

t = 1208 - 481 = 727

Contoh Perhitungan SSR

Pada sumur 2

Tebal batupasir : 417

Tebal Shale : 57

tebal batupasir

tebal shale

SSR = 417 / 57 = 7,316

Pada sumur 8

Tebal batupasir : 117

Tebal Shale : 9

tebal batupasir

12

SSR =

SSR =

Page 13: LAPORAN lithofacies

tebal shale

SSR = 117 / 9 = 19,667

Pada sumur 12

Tebal batupasir : 271

Tebal Shale : 100

tebal batupasir

tebal shale

SSR = 271 / 100 = 2,71

Pada sumur 16

Tebal batupasir : 865

Tebal Shale : 122

tebal batupasir

tebal shale

SSR = 865 / 122 = 7,090

4.4Peta Kontur

4.4.1 Peta Kontur Isopach (terlampir)

13

SSR =

SSR =

Page 14: LAPORAN lithofacies

4.4.2 Surface Isopach

14

Page 15: LAPORAN lithofacies

Keterangan :

500 = Garis Kontur

= Lapisan Tebal

= Lapisan Sedang

= Lapisan Tipis

4.4.3 Peta Kontur Sand Shale Ratio (SSR)

15

Page 16: LAPORAN lithofacies

4.4.4 Overlay Sand Shale Ratio (SSR)

16

Page 17: LAPORAN lithofacies

Keterangan :

500 = Garis Kontur

= Sandstone

= Sand - shalestone

= Shale - sandstone

= Shale

4.4.5 Peta Kontur Kombinasi Isopach & Sand Shale Ratio

17

Page 18: LAPORAN lithofacies

BAB V

18

Page 19: LAPORAN lithofacies

PEMBAHASAN

Pada praktikum Sedimentologi dan Stratigrafi kali ini, acaranya mengenai

peta litofasies. Peta litofasies merupakan peta yang menggambarkan variasi

komponen litologi dalam suatu unit stratigrafi menggambarkan perbedaa fasies

sedimenter berdasarkan cirri – cirri fisik litologi yang dapat diamati secara

megaskopis..

Berdasarkan pengolahan/perhitungan data yang didapat dari lapangan,

maka dapat diperoleh tiga macam bentuk peta, yaitu peta isopach, peta SSR (Sand

– Shale Ratio Map) dan peta kombinasi antara peta SSR dan isopach.Dari ketiga

jenis peta ini kita menginterpretasikan sehingga dapat mengetahui arah material

sedimen klastik, penentuan daerah potensi minyak/gas atau air, penentuan arah

laut terbuka, dan perkembangan sedimen klastik / non klastik.

5.1Peta Kontur Isopach

Guna dari peta isopach adalah menggambarkan ketebalan sesungguhnya

dari suatu bawah permukaan, peta ini menggambarkan ketebalan reservoir dengan

sangat baik

Pada peta isopach terdapat tiga jenis ketebalan lapisan yang terdiri dari

lapisan tipis, sedang dan tebal, lapisan tipis dengan ketebalan 0 – 500 m ditandai

dengan warna hijau muda dan lapisan sedang dengan ketebalan 500 – 900 m

ditandai dengan hujau tua sedangkan lapisan yang tebal ditandai dengan warna

biru dengan ketebalan > 1200 m, sedangkan pada peta isopach yang tertera pada

laporan ini mempunyai ketebalan maksimum 1000 m

Pada peta isopach ini bisa diinterpretasikan bagian bawah permukaan,

pada bentukan kontur lapisan tebal dapat diinterpretasikan bahwa di daerah

tersebut terjadi proses pengendapan yang berjalan efektif atau merupakan suatu

cekungan pengendapan yang mengendapkan material sedimen lebih banyak

daripada daerah lain yang memiliki perlapisan batuan sedang-tipis, dan dapat

diperkirakan pula energy pengendapan pada daerah ini cukup tinggi dibanding

yang memiliki perlapisan batuan sedang-tipis

19

Page 20: LAPORAN lithofacies

Pada peta isopach ini juga bisa menginterpretasikan transportasi dan

mekanisme pengendapan dari batuan, jika dilihat dari peta diatas maka dapat

diinterpretasikan berupa pada peta ini lapisan tebal merupakan daerah

diperkirakan cebakan mineral yang baru bisa dipastikan pada saat digabungkan

dengan peta ssr

Lapisan tebal lokasinya pada peta kontur terletak pada sebelah selatan peta

sedangkan lapisan sedang berada diantara lapisan tebal dan tipis.Lapisan tipis

yang lebih mendominasi di semua lokasi dengan kehamparannya yang cukup luas

berada di sebelah utara peta jika di surface tiga dimensi dapat terlihat lebih jelas

kenampakan tebal tipisnya lapisan batuan yang dicirikan dengan bentuk

morfologinya. Pada lapisan batuan yang tebal kenampakannya berupa bukit-

bukit.Sedangkan lapisan tebal kenampakannya adalah dataran yang luas.

.

5.2PetaSand Shale Ratio (SSR)

Pada peta SSR yang telah dibuat diatas terdapat4 jenis litologi, yaitu

Shale (batas SSR <1/8 dengan warna merah), Shale - Sand (batas SSR 1/8 - 1

dengan warna pink), Sandy – shale (batas SSR 1 – 8 dengan warna orange),

dan Sandstone (batas SSR > 8 dengan warna kuning). Berdasarkan

perhitungan batas SSR yang terbesar adalah 46 dan yang terendah adalah 0.

Berdasarkan kenampakan peta SSR dapat diketahui arah laut terbuka

atau arah material sedimen klastik. Material yang lebih halus (batas SSR lebih

kecil) akan diendapkan di daerah hilir/dekat dengan laut. Sedangkan material

yang lebih kasar (batas SSR lebih besar) akan diendapkan di daerah hulu/

dekat dengan sumber (source rock). Hal ini dapat terjadi karena faktor energi

transportasi dan pengendapan, dimana semakin menuju kearah laut energi

transportasi akan semakin berkurang dan energy pengendapan akan semakin

tinggi.

Proses ini diawali oleh batuan sumber yang mengalami pelapukan

yang kemudian tererosi, material yang tererosi tersebut kemudian tertransport

oleh berbagai media, dapat tertransport oleh angin, maupun air. Setelah

20

Page 21: LAPORAN lithofacies

energy tranportasi tidak lagi bekerja, maka klastika – klastika tersebut

terendapkan.Berdasarkan peta diatas, maka dapat diketahui arah pengendapan

yang terjadi pada daerah tersebut, yaitu dari daerah yang batas SSR-nya lebih

besar menuju ke daerah yang batas SSR-nya lebih kecil. Atau berdasarkan

peta yang telah dibuat, maka arah pengendapannya dari barat laut ke selatan.

5.3 Peta Kontur Kombinasi Isopach Dan SSR

Dari kombinasi peta Kontur Isopach dan SSR kita bisa menganalisa

dimana daerah yang berpotensi terdapatnya hidrokarbon dan air.Pada

umumnya daerah yang berpotensi terdapatnya hidrokarbon adalah daerah

yang berlitologi sandstone, yaitu daerah yang memiliki batas SSR yang lebih

besar.Ini dilihat dari porositas sandstone yang besar berdasarkan ukuran

butirnya yang memungkinkan menjadi sebuah cebakan (reservoir)

hidrokarbon.Batuan reservoir harus mempunyai porositas dan permeabilitas

yang merupakan kemampuan untuk menyimpan dan juga untuk melepaskan

hidrokarbon tersebut.Permeabilitas adalah kemampuan untuk meloloskan air

yang biasanya di ukur dalam satuan MD atau biasa di sebut

millidarcie.Semakin besar angka nya maka permeabilitasnya semakin baik

untuk produksi hidrokarbon.Sedangkan, porositas adalah kemampuan untuk

menyerap fluida pada batuan atau formasi atau ruang-ruang yang terisi oleh

fluida di antara zat-zat padat atau mineral pada suatu batuan.porositas da,

permeabilitas  berada pada batuan reservoir atau biasa di sebut batuan

hydrocarbon bearing rock. Batuan hydrocarbon bearing rock atau batuan yang

berperan sebagai reservoir ada 3 yaitu batu pasir , batu dolomit dan

gamping.Ketiga batuan tersebut memiliki dua sifat di atas yaitu porositas,

dan permeabilitas. Lempung tidak termasuk walaupun dia juga merupakan

batuan source dalam hidrokarbon, karena lempung hanya memliki

kemampuan mengikat air tapi tidak memiliki kemampuan dalam mengalirkan

air dalam hal ini yang biasa di sebut permeabilitas

Dengan demikian daerah tersebut berpotensi adanya reservoar yang

ideal untuk menyimpan fluida (hidrokarbon). Pada peta ditunjukkan dengan

21

Page 22: LAPORAN lithofacies

batas SSR >8 dan ditandai dengan warna kuning. Namun lapisan sandstone

yang berpotensi menjadi reservoir hidrokarbon haruslah yang memiliki

lapisan yang cukup tebal.Jika dilihat dari peta isopach yang menggambarkan

ketebalan lapisan dari suatu litologi, maka daerah sandstone yang memiliki

ketebalan lapisan yang cukup tebal berada pada sebelah barat laut peta

dengan ketebalan antara 1200 – 1500. .

Jadi kesimpulan yang dapat diambil dari kombinasi peta Isopach dan

SSR adalah daerah yang berpotensi sebagai reservoir hidrokarbon adalah

daerah yang memiliki batas SSR yang besar yaitu lapisan sandstone dan

memiliki ketebalan lapisan yang tebal yang ditandai warna biru dalam kalkir.

Daerah inilah yang akan menjadi prioritas jika akan dilakukan pemboran

untuk mencari cebakan hidrokarbon.

DAFTAR PUSTAKA

Endarto, Danang. 2005. Pengantar Geologi Dasar. Surakarta: Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

22

0 5 1 0 1 5 2 0 2 5

5

1 0

1 5

Gambar 5.1Daerah potensial reservoir minyak bumi pada peta overlay

Potensi reservoir minyak bumi

Page 23: LAPORAN lithofacies

Staff Asisten Sedimentologi. 2002. Panduan Praktikum Sedimentologi.

Yogyakarta: Jurusan Teknik Geologi UGM.

Staff Asisten Sedimentologi dan Stratigrafi 2011. Panduan Praktikum

Sedimentologi dan Stratigrafi. Semarang : Prodi Teknik Geologi Universitas

Diponegoro.

23

Page 24: LAPORAN lithofacies

LAMPIRAN

24