laporan kasus mudsa ileto

16
BAB I PENDAHULUAN Akne vulgaris adalah peradangan kronik folikel pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul, dan kista. Predileksi akne vulgaris pada daerah- daerah wajah, bahu bagian atas, dada, dan punggung. 1 Akne pada pada dasarnya merupakan penyakit pada remaja, dengan 85% terjadi pada remaja dengan beberapa derajat keparahan. Dimana didapatkan frekuensi yang lebih besar pada usia antara 15-18 tahun pada kedua jenis kelamin. Pada umumnya, involusi penyakit terjadi sebelum usia 25 tahun. 2 Akne vulgaris dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Penyebab yang pasti belum diketahui secara pasti. Terdapat beberapa faktor yang diduga dapat menyebabkan, antara lain : genetik, endokrin (androgen, pituitary sebotropic factor, dsb), faktor makanan, keaktifan dari kelenjar sebasea, faktor psikis, pengaruh musim, infeksi bakteri (Propionibacterium aknes), kosmetika, dan bahan kimia lainnya. 3 Ada empat hal penting yang berhubungan dengan terjadinya akne yakni, peningkatan sekresi sebum, adanya keratinisasi folikel, bakteri, dan peradangan (inflamasi). 2,3 Tidak terdapat sistem grading yang seragam dan terstandarisasi untuk beratnya akne yang diderita. Akne pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan tipe (komedoal/papular, pustular/noduokistik) dan atau beratnya

Upload: mudsaileto

Post on 25-Nov-2015

8 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

Akne vulgaris adalah peradangan kronik folikel pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul, dan kista. Predileksi akne vulgaris pada daerah-daerah wajah, bahu bagian atas, dada, dan punggung.1Akne pada pada dasarnya merupakan penyakit pada remaja, dengan 85% terjadi pada remaja dengan beberapa derajat keparahan. Dimana didapatkan frekuensi yang lebih besar pada usia antara 15-18 tahun pada kedua jenis kelamin. Pada umumnya, involusi penyakit terjadi sebelum usia 25 tahun.2 Akne vulgaris dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Penyebab yang pasti belum diketahui secara pasti. Terdapat beberapa faktor yang diduga dapat menyebabkan, antara lain : genetik, endokrin (androgen, pituitary sebotropic factor, dsb), faktor makanan, keaktifan dari kelenjar sebasea, faktor psikis, pengaruh musim, infeksi bakteri (Propionibacterium aknes), kosmetika, dan bahan kimia lainnya.3 Ada empat hal penting yang berhubungan dengan terjadinya akne yakni, peningkatan sekresi sebum, adanya keratinisasi folikel, bakteri, dan peradangan (inflamasi).2,3 Tidak terdapat sistem grading yang seragam dan terstandarisasi untuk beratnya akne yang diderita. Akne pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan tipe (komedoal/papular, pustular/noduokistik) dan atau beratnya penyakit ( ringan/sedang/sedang-berat/berat). Lesi kulit dapat digambarkan sebagai inflamasi dan non-inflamasi.4 Diagnosis akne vulgaris dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis, dan tes laboratorium. Diagnosis banding akne vulgaris antara lain erupsi akneiformis, rosasea, dan dermatitis perioral.2,8 Penatalaksanaan akne vulgaris berupa terapi sistemik, topikal, fisik, dan diet. Pada umumnya prognosis dari akne ini cukup baik, pengobatan sebaiknya dimulai pada awal onset munculnya akne dan cukup agresif untuk menghindari sekuele yang bersifat permanen.2,5,6

BAB IILAPORAN KASUS

1.1 Identitas PasienNama: Ny. GuzmanelyJenis Kelamin: PerempuanUsia : 23 tahunPekerjaan: MahasiswiAlamat: Jl. Adipura Kencana No.259 RT 14Status Pernikahan: Belum MenikahSuku bangsa: IndonesiaHobi: Membaca

1.2 Anamnesis : autoanamnesis dilakukan pada tanggal 29 Januari 2014Keluhan Utama Timbul bintil-bintil kemerahan di dahi, pipi kanan, pipi kiri, dan dagu yang terasa gatal + sejak 2 minggu yang lalu.

Keluhan TambahanTidak ada

Riwayat Penyakit Sekarang Sejak + 1 tahun yang lalu pasien mengeluh ada mulai muncul bintil di wajah satu di pipi kanan yang kemudian hilang dan timbul lagi di bagian lain pada wajahnya yang tidak terasa gatal, di punggung dan bagian dada (-) kemudian pasien berobat ke klinik kecantikan. Di klinik kecantikan pasien diberikan beberapa obat berupa pembersih muka, kream malam, sunscreen, namun setelah itu tetap tidak ada perbaikan bintil-bintil tetap muncul seperti sebelumnya. Pasien tetap menggunakan obat dari klinik kecantikan tersebut selama + 1 tahun. 6 minggu yang lalu pasien bintil-bintil muncul lagi pada wajah tepatnya pada kedua pipinya yang tidak terasa gatal, punggung, dada, dan daerah mulut (-). Pasien juga merasa tidak percaya diri. Kemudian dari temannya os disarankan untuk mengganti obat-obatan dari klinik kecantikan dengan produk kosmetik lain. Pasien lalu berhenti menggunakan obat-obatan dari klinik kecantikan dan menggunakan produk wardah berupa pencuci muka, kream malam, dan sunscreen. Obat-obatan ini digunakan pasien + selama 2 minggu. Saat ini pasien sedang sibuk menyelesaikan skripsinya, dan sehari-harinya pasien berangkat ke kampus menggunakan bis angkutan umum.4 minggu yang lalu pasien mengeluh bintil-bintil diwajahnya semakin bertambah banyak tidak dan tidak terasa gatal, punggung, dada, dan daerah mulut (-), lalu pasien berobat lagi ke klinik kecantikan dan oleh klinik kecantikan diberikan kream malam, sunscreen, pencuci muka, dan milk cleanser.2 minggu yang lalu setelah pengobatan dari klinik kecantikan bintil-bintil di wajah pasien tidak berkurang dan semakin bertambah banyak, bintil-bintil yang muncul sebagian berisi nanah dan terasa gatal, punggung, dada, dan daerah mulut (-). kemudian pasien memutuskan untuk tidak menggunakan obat-obatan lagi untuk wajahnya. Pasien hanya menggunakan sabun baby.1 hari yang lalu pasien mencoba menggunakan obat-obatan tradisional menggunakan timun, jeruk nipis, dan madu. karena benjolan terasa semakin banyak pada kedua pipinya, punggung, dada, dan daerah mulut (-). Bintil-bintil yang berisi nanah juga bertambah banyak dan terasa gatal. Pasien juga menggunakan pencuci muka ponds yang digunakan pagi, siang, saat mandi sore, dan sebelum tidur.Pasien selama ini tidak pernah mengkonsumsi obat makan sebelumnya.

Riwayat Penyakit Dahulu1. Tidak pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya

Riwayat Penyakit keluargaAyah pasien sewaktu remaja juga pernah mengalami hal yang sama.

PEMERIKSAAN FISIKStatus Generalis1. Kesadaran: Compos mentis1. Vital sign: TD: 110/70 mmHgN: 75 x/menitRR: 20 x/menitT: 36,5 C

1. Kepala: Normochepal1. Mata: Conjugtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-, pupil bulat isokor, Diameter 3mm/3mm, udem palpebra -/-, mata merah -/-, 1. Telinga: Normotia, sekret -/-, tidak ada tanda perdarahan1. Hidung: Lapang, deviasi septum (-), konka hiperemis (-), sekret bening (-), pernafasan cuping hidung (-) 1. Mulut: Bibir basah, selaput lendir basah, palatum utuh, lidah kotor (-), bercak Koplik (-)1. Leher: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada pembesaran kelenjar getah bening,1. DadaInspeksi: Bekas luka operasi (-), retraksi (-)Perkusi: Sonor +/+Palpasi: Pengembangan dada simetris +/+ Fremitus (+) normalAuskultasi:Cor: S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)Pulmo: Vesikuler +/+, suara tambahan ronkhi (-), wheezing (-)Abdomen : Supel, bising usus (+) , nyeri tekan epigastrium (-)1. Genitalia: tidak dilakukan1. Anggota Gerak: akral hangat, edem (-)

1.3 Status Dermatologis

Gambar 1. Akne vulgaris pada regio FrontalisPada regio frontalis1. Tampak 3 papul, eritematosa, millier, bentuk teratur, sirkumkripta, diskret.1. Tampak 2 komedo terbuka, millier, bentuk teratur, sirkumkripta, diskret.1. Tampak komedo tertutup, millier, bentuk teratur, sirkumkripta, soliter.

Gambar 2. Akne vulgaris pada regio infraorbitalis, buccalis, dan paratideomastoideaPada regio infraorbitalis sinistra1. Tampak papul, eritematosa, millier, multiple.1. Tampak pustul dengan pinggiran eritematosa, millier, soliter, srkumkripta, diskret.Pada regio buccalis sinistra1. Tampak papul, eritematosa, millier, multiple, sirkumkripta, diskret.1. Tampak pustul dengan pinggiran eritematosa, millier, multiple, sirkumkripta, diskret.1. Tampak komedo tertutup millier, multiple, sirkumkripta, diskret.Pada regio paratidoematoidea sinistra1. Tampak papul, eritematosa, millier, multiple, sirkumkripta, konfluens dan diskret.1. Tampak 2 krusta kekuningan dan kecoklatan, millier, sirkumkripta, diskret.

Gambar 3. Akne vulgaris pada regio zygomatica, buccalis, dan paratidoemastoidea

Pada regio zygomatica dekstra1. Tampak 2 papul, eritematosa, millier, bentuk teratur, sirkumkripta, diskret.

Pada regio buccalis dekstra1. Tampak papul, eritematosa, millier, bentuk teratur, sirkumkripta, multiple, diskret.1. Tampak pustul dengan pinggiran eritematosa, millier, bentuk teratur, sirkumkripta, multiple, diskret.1. Tampak komedo terbuka, millier, sbentuk teratur, sirkumkripta, soliter.Pada regio paratidoemastoidea dekstra1. Tampak papul, eritematosa, millier, bentuk teratur, sirkumkripta, diskret.

Gambar 4. Regio Oralis dan mentalisPada regio oralis1. Tampak komedo terbuka, millier, bentuk teratur, sirkumkripta, soliter.1. Tampak 3 komedo tertutup, millier, bentuk teratur, sirkumkripta, diskret.Pada regio mentalis1. Tampak papul, eritematosa, millier, bentuk teratur, sirkumkripta, soliter.

PEMERIKSAAN PENUNJANGTidak dilakukan pemeriksaan penunjang pada kasus ini

RESUMESeorang perempuan usia 23 tahun bertempat tinggal di Jln. Adipura kencana datang poli kulit RSUD Raden Mattaher Jambi dengan keluhan timbul bintil-bintil merah yang terasa gatal di dahi, pipi kanan, pipi kiri, dan dagu, bintil-bintil awalnya timbul sejak 1 tahun yang lalu, yang timbul satu-satu, kemudian pasien menggunakan pembersih muka, kream malam, sunscreen, yang diberikan oleh klinik kecantikan, bintil-bintil tetap muncul seperti biasa. 6 minggu yang lalu pasien mulai sibuk mengerjakan skripsinya, sehari-harinya pasien pergi ke kampus menggunakan angkutan umum, sejak saat itu bintil-bintil merah diwajahnya mulai bertambah banyak, terutama pada daerah pipi. Kemudian oleh temannya pasien disarankan menggunakan produk kosmetik lain, berupa pencuci muka, kream malam, dan sunscreen. hal ini ia gunakan selama 2 minggu, namun bintil-bintil kemerahan tersebut tidak berkurang dan semakin bertambah banyak, lalu pasien berobat lagi ke kelinik kecantikan dan diberikan kream malam, sunscreen, pencuci muka, dan milk cleanser. Hal ini pasien gunakan selama 2 minggu, selama 2 minggu setelah menggunakan kosmetik dari klinik kecantikan bintil-bintil merah semakin bertambah banyak dan sebagian berisi nanah yang terasa gatal. Lalu pasien memutuskan untuk berhenti menggunakannya. Dan selama 2 minggu selanjutnya pasien tidak menggunakan kosmetik apapun dan hanya menggunakan sabun baby. 1 hari sebelum ke rumah sakit pasien juga mencoba menggunakan madu untuk pengobatan bintil-bintil merah tersebut dan menggunakan pencuci muka ponds yang digunakan pada pagi hari, siang, saat mandi sore, dan malam hari sebelum tidur.Pada pemeriksaan fisik didapatkan status generalis dalam batas normal. Status dermatologis: pada regio frontalis Tampak 3 papul, eritematosa, millier, bentuk teratur, sirkumkripta, diskret, tampak 2 komedo terbuka, millier, bentuk teratur, sirkumkripta, diskret, Tampak komedo tertutup, millier, bentuk teratur, sirkumkripta, soliter. Pada regio infraorbitalis sinistra, tampak papul, eritematosa, millier, multiple, tampak pustul dengan pinggiran eritematosa, millier, soliter, srkumkripta, diskret. Pada regio buccalis sinistra Tampak papul, eritematosa, millier, multiple, sirkumkripta, diskret, tampak pustul dengan pinggiran eritematosa, millier, multiple, sirkumkripta, diskret, tampak komedo tertutup millier, multiple, sirkumkripta, diskret. Pada regio paratidoematoidea sinistra tampak papul, eritematosa, millier, multiple, sirkumkripta, konfluens dan diskret, tampak 2 krusta kekuningan dan kecoklatan, millier, sirkumkripta, diskret. Pada regio zygomatica dekstra tampak 2 papul, eritematosa, millier, bentuk teratur, sirkumkripta, diskret. Pada regio buccalis dekstra tampak papul, eritematosa, millier, bentuk teratur, sirkumkripta, multiple, diskret, tampak pustul dengan pinggiran eritematosa, millier, bentuk teratur, sirkumkripta, multiple, diskret, tampak komedo terbuka, millier, sbentuk teratur, sirkumkripta, soliter. Pada regio paratidoemastoidea dekstra tampak papul, eritematosa, millier, bentuk teratur, sirkumkripta, diskret. Pada regio oralis tampak komedo terbuka, millier, bentuk teratur, sirkumkripta, soliter, tampak 3 komedo tertutup, millier, bentuk teratur, sirkumkripta, diskret. Pada regio mentalis tampak papul, eritematosa, millier, bentuk teratur, sirkumkripta, soliter.

DIFERENSIAL DIAGNOSIS1. Akne vulgaris1. Erupsi akneiformis1. Akne venenata

DIAGNOSA KERJAAkne vulgaris

PENATALAKSANAANPreventif1. Melakukan perawatan pembersihan kulit wajah untuk membersihkan kulit dari kotoran dan jasad renik.1. Menghindari faktor pemicu seperti hidup teratur dan sehat, istirahat yang cukup, olah raga teratur, hindari stres, hindari penggunaan kosmetik yang berlebihan, hindari konsumsi alkohol, asap rokok, makanan pedas, menghindari debu, dan pemencetan jerawat yang tidak lege artis.1. Berikan informasi kepada pasien mengenai penyebab penyakit, pencegahan, dan cara pengobatan serta lamanya pengobatan.Kuratif1. Topikal dengan benzoil peroksida + klindamisin 1 % dalalam sediaan gel1. Sistemik dengan tetrasiklin 250 mg per hari

BAB IIIPEMBAHASANPada kasus ini pasien didiagnosa mengalami akne vulgaris berdasarkan hasil dari anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada pasien ini dari anamnesis didapat keluhan berupa timbulnya bintil-bintil merah yang terasa gatal di dahi, pipi kanan, pipi kiri, dan dagu.Akne vulgaris adalah penyakit peradangan menahun folikel pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri. Insidensi umumnya terjadi pada usia 14-17 pada wanita dan 16-19 tahun pada pria. Lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Pada wanita akne vulgaris dapat menetap sampai usia 30-an atau bahkan lebih. Namun gejala yang lebih berat biasanya terjadi pada pria. Akne vulgaris mungkin juga disebabkan oleh faktor genetik.Meskipun etiologi dari penyakitt ini masih belum diketahui, namun terdapat berbagai faktor yang berkaitan dengan patogenesis penyakit akne vulgaris:10. Perubahan pola keratinisasi dalam folikel yang biasanya berlangsung longgar berubah menjadi padat sehingga sukar lepas dari saluran folikel tersebut.10. Produksi sebum yang meningkat yang menyebabkan peningkatan unsur komedogenik dan inlamatogenik penyebab terbentuknya lesi akne.10. Terbentuknya fraksi asam lemak bebas penyebab terjadinya proses inflasi folikel dalam sebum dan kekentalan sebum yang penting pada patogenesis penyakit.10. Peningkatan jumlah flora folikel (P.Acne) yang berperan pada proses kemotaktik inflamasi serta pembentukan enzim lipolitik pengubah fraksi lipid sebum.10. Terjadinya respon hospes berupa pembentukan circulating antibodies yang memperberat akne.10. Peningkatan kadar hormon androgen, anabolik, kortikosteroid, gonadotropin serta ACTH yang mungkin menjadi faktor pending pada kegiatan kelenjar sebasea.10. Terjadinya stress psikis yang dapat memicu kegiatan kelenjar sebasea, baik secara langsung maupun melalui rangsangan terhadap kelenjar hipofise.10. Faktor lain: usia, ras, familial, makanan, cuaca/musim yang secara tidak langsung dapat memicu peningkatan proses patogenesis tersebut.Menurut FKUI/RSUPN Dr. Cipto mangunkusumo membuat gradasi akne vulgaris sebagai berikut:7. Ringan bila:1. Beberapa lesi tidak beradang pada 1 predileksi1. Sedikit lesi tak beradang pada beberapa tempat predileksi1. Sedikit lesi beradang pada 1 predileksi