laporan kasus dka karena henna

Upload: berastia-anis-savitri-tjerita

Post on 18-Oct-2015

116 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUSDERMATITIS KONTAK ALERGIKA

YANG DISEBABKAN OLEH HENNA

DISUSUN OLEH :

Dinar Mustika Nuri, S.Ked

08700117Dewa Ayu Ratna Mahaprawitasari, S. Ked08700159

PEMBIMBING :

dr. Sylvia Marfianti, Sp.KK

SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMINRSUD dr. Moh. Saleh KOTA PROBOLINGGO

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

2013LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL :

DERMATITIS KONTAK ALERGIKA et causa HENNATelah Disetujui dan Disah kan pada tanggal :

Mengetahui,

Dokter Pembimbing

( dr. Sylvia Marfianti, Sp.KK )KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan KaruniaNya, laporan kasus berjudul Dermatitis kontak alergika et causa henna ini dapat diselesaikan dengan baik. Laporan kasus ini merupakan bagian dari tugas yang diberikan oleh SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN RSUD dr. Moh. Saleh Probolinggo.

Dalam menyelesaikan laporan kasus ini, tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu kami ingin mengucapkan terima kasih untuk :

1. dr. Sylvia Marfianti, Sp.KK, selaku dokter pembimbing di SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN RSUD dr. Moh. Saleh Probolinggo.

2. Rekan rekan sejawat Dokter Muda Kelompok J RSUD dr. Moh. Saleh Probolinggo periode 2012-2014

3. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan kasus ini

Harapan kami semoga laporan kasus ini mampu menjadi bahan rujukan yang berguna dalam mempelajari Dermatitis kontak alergika et causa henna. Kami sebagai penulis telah berusaha maksimal untuk menyelesaikan laporan kasus ini, namun kami sadar bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran akan diterima dengan terbuka agar penulisan laporan kasus selanjutnya lebih baik.

Probolinggo, November 2013

Penulis

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan....................................................................................................... iKata Pengantar...............................................................................................................ii

Daftar Isi........................................................................................................................iii

Bab I : Pendahuluan......................................................................................................1

Bab II : Kasus

2.1 Identitas Pasien............................................................................................2

2.2 Anamnesa....................................................................................................2

2.3 Pemeriksaan Klinis......................................................................................3

2.4 Diagnosa Banding.......................................................................................4

2.5 Pemeriksaan Penunjang..............................................................................4

2.6 Diagnosa......................................................................................................4

2.7 Terapi..........................................................................................................4

2.8 Saran............................................................................................................4

Bab III Pembahasan........................................................................................................5

Daftar Pustaka...............................................................................................................ivBAB I

PENDAHULUAN

Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan bahan atau substansi yang menempel pada kulit. Terdapat dua macam jenis dermatitis kontak yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergika, keduanya dapat bersifat akut maupun kronis. Dermatitis kontak alergika adalah suatu peradangan kulit yang timbul setelah kontak dengan alergen melalui proses sensitisasi. Penyebab Dermatitis kontak alergika adalah alergen, paling sering berupa bahan kimia dengan berat molekul kurang dari 500-1000 Da yang juga disebut bahan kimia sederhana. Salah satu bahan alergen yang dapat menyebabkan dermatitis kontak alergika adalah Henna. 1,2Henna ( Lawsonia inermis ) adalah tanaman dari famili Lythraceae yang dikenal sebagai pewarna natural. Henna digunakan pada tradisi Islam dan Hindu sebagai pewarna rambut, kuku, dan membuat tato temporer/sementara. Pada jaman dahulu, henna digunakan sebagai pengobatan penyakit kuning (jaundice), lepra, cacar dan keluhan kulit lainnya. Di Turki, tanaman henna digunakan secara luas untuk berbagai macam keperluan, seperti infeksi dan gatal-gatal. Dermatitis kontak alergi dikarenakan henna yang alami jarang ditemukan.3

Pada kasus ini akan dibahas mengenai dermatitis kontak alergika yang disebabkan oleh henna. Kasus ini merupakan kasus yang cukup jarang dijumpai namun pernah dilaporkan menurut penelitian Roesyanto-Mahadi, bahwa paraphenylenediamine (PPD) yang merupakan bahan campuran dalam henna, adalah alergen penyebab dermatitis kontak alergika terbanyak urutan ketiga dari 144 penderita dermatitis kontak alergika di Medan periode tahun 1991-1992, yaitu 12,28%.4 Oleh karena itu penggunaan henna yang dapat menyebabkan dermatitis kontak alergika akan dibahas lebih lanjut.BAB II

KASUS

2.1 Identitas Pasien

Nama

: Ny. D

Usia

: 25 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat

: Jl. Raya Panglima Sudirman, Kota Probolinggo

Suku

: Madura

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Status Marital

: Menikah

No RM

: 173734

Tanggal Pemeriksaan: 7 November 2013

2.2 Anamnesa Keluhan Utama:

Gatal di kedua lengan

Riwayat Penyakit Sekarang :

Gatal di kedua lengan sejak 2 hari yang lalu. Dua minggu yang lalu sebelum menikah, pasien menggunakan pacar atau henna di kedua lengan. Awalnya muncul bercak kemerahan yang menyerupai pola pacar yang digambar, kemudian bercak kemerahan tersebut terasa menonjol dan gatal. Pasien juga mengatakan 2 hari yang lalu terdapat bintil-bintil kecil, berair dan gatal. Kulit lengan kemerahan, panas dan perih bila digaruk. Keluhan ini hanya terbatas pada kulit yang digambari dengan pacar dan tidak menyebar di bagian kulit yang lain.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Sebelumnya pasien sering menggunakan pacar saat masih di pesantren. Namun tidak pernah ada keluhan seperti ini. Pasien mengatakan jenis pacar yang digunakan saat masih di pesantren dulu dengan yang digunakan 2 minggu yang lalu berbeda, jenis pacar yang digunakan sekarang berwarna lebih hitam namun pasien tidak mengetahui merk nya. Pasien tidak pernah menggunakan cat rambut.

Riwayat Pengobatan :

Untuk meredakan gatal pasien menggunakan sabun antiseptik dan air hangat. Pasien juga meminum obat gatal yang dibeli di warung.

Riwayat Alergi:

Pasien mengatakan tidak pernah alergi obat atau alergi makanan. Riwayat Atopi:

Pasien mengatakan di keluarga tidak ada yang terkena asma, bersin-bersin terutama pada pagi hari ataupun gatal-gatal Riwayat Sosial-Ekonomi :

Pasien tidak bekerja / ibu rumah tangga dan sehari-hari berada di rumah saja.

2.3 Pemeriksaan Klinis L

: Lengan kiri dan kanan

D : terlokalisir

R : Plak, eritematous, berbatas tegas, bentuk menyerupai pola pacar yang digambarkan2.4 Diagnosa Bandinga. Dermatitis Kontak Alergika

b. Dermatitis Kontak Iritan

2.5 Pemeriksaan PenunjangPada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

2.6 DiagnosaDermatitis Kontak Alergika

2.7 Terapia. Loratadine Tab. 1 x 10 mg selama 7 hari

b. Methyl Prednisolone Tab. 1 x 8 mg pagi hari selama 5 hari

c. Triamcinolone acetomide 0,1% cream 10 g

2.8 Sarana. Menghindari penggunaan bahan yang mengandung alergen tersebut seperti henna, cat rambut, dll.

b. Minum obat secara teratur

c. Kontrol

BAB III

PEMBAHASAN

Dermatitis Kontak adalah dermatitis yang disebabkan bahan atau substansi yang menempel pada kulit. Terdapat dua macam jenis dermatitis kontak yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergika, keduanya dapat bersifat akut maupun kronis. Penyebab dermatitis kontak alergika adalah alergen, paling sering berupa bahan kimia dengan berat molekul kurang dari 500-1000 Da, yang juga disebut sebagai bahan kimia sederhana. Dermatitis yang timbul dipengaruhi oleh potensi sensitisasi alergen, derajat pajanan, dan luasnya penetrasi di kulit.1 Mekanisme terjadinya kelainan kulit pada dermatitis kontak alergika adalah mengikuti respons imun yang diperantarai sel ( cell mediated immune respons ) atau reaksi alergi tipe IV. Reaksi hipersensitivitas di kulit timbulnya lambat ( delayed hypersensitivity ), umumnya dalam waktu 24 jam setelah terpajan alergen.1Sebelum seseorang pertama kali menderita dermatitis kontak alergi, terlebih dahulu mendapatkan perubahan spesifik reaktivitas pada kulitnya. Perubahan ini terjadi karena adanya kontak dengan bahan kimia sederhana yang disebut hapten yang terikat dengan protein, membentuk antigen lengkap. Antigen ini ditangkap dan diproses oleh makrofag dan sel Langerhans, selanjutnya dipresentasikan ke sel T. Setelah kontak dengan antigen yang telah diproses ini, sel T menuju ke kelenjar getah bening regional untuk berdiferensiasi dan berploriferasi membentuk sel T elektor yang tersensitisasi secara spesifik dan sel memori. Sel-sel ini kemudian tersebar melalui sirkulasi ke seluruh tubuh, juga sistem limfoid, sehingga menyebabkan keadaan sensitivitas yang sama di seluruh kulit tubuh. Fase saat kontak pertama alergen sampai kulit menjadi sensitif disebut fase sensitisasi. Fase ini rata-rata berlangsung selama 2-3 minggu. Pada umumnya reaksi sensitisasi ini dipengaruhi oleh derajat kepekaan individu, sifat sensitisasi alergen (sensitizer), jumlah alergen, dan konsentrasi. Sensitizer kuat mempunyai fase yang lebih pendek, sedangkan sensitizer lemah muncul setelah lama kontak dengan bahan tersebut, dapat berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Sedangkan periode saat terjadinya pajanan ulang dengan alergen yang sama atau serupa sampai timbulnya gejala klinis disebut fase elitasi, umumnya berlangsung antara 24-48 jam.1Dalam beberapa tahun terakhir dilaporkan adanya suatu reaksi alergi akibat pemakaian henna (black henna tattoo). Bubuk henna didapatkan dengan cara mengeringkan dan menghancurkan tanaman Lawsonia inermis, yang tumbuh di daerah Afrika Utara dan Asia. Henna merupakan pigmen berwarna coklat yang telah digunakan selama ribuan tahun oleh umat Islam, Hindu dan yang lainnya untuk mewarnai rambut, tubuh, dan kuku, dan biasanya disebut sebagai Mehandi. Tattoo atau gambar dibuat dengan mengaplikasikan henna secara langsung pada kulit. Biasanya dibutuhkan waktu selama 12 jam untuk mendapatkan hasil yang diingunkan. Sedikit sekali kasus alergi kontak terhadap henna yang alami. Henna dapat dibuat lebih gelap dengan cara mencampurnya dengan bahan tambahan seperti lemon, beet root juice, nut shell, gula, P-Toluenediamine, dan paraphenylenediamine (PPD). Hal ini dilakukan agar proses pembuatan tattoo temporer menggunakan henna ini lebih cepat dan dapat bertahan lebih lama.5

Menurut penelitian Roesyanto-Mahadi, bahwa paraphenylenediamine (PPD) yang merupakan bahan campuran dalam henna, adalah alergen penyebab dermatitis kontak alergika terbanyak urutan ketiga dari 144 penderita dermatitis kontak alergika di Medan periode tahun 1991-1992, yaitu 12,28%.4PPD diketahui sebagai pemicu terjadinya dermatitis kontak alergi akibat henna dan cat rambut permanen dan semipermanen. PPD bekerja di epidermis dengan cara yang sama dengan prohapten dan harus di ubah menjadi benzoquine sebelum memicu terjadinya reaksi hipersensitif tipe IV. European Union Legislation mengatur bahwa konsentrasi maksimum PPD pada cat rambut sebanyak 6% dan melarang aplikasi langsung PPD pada kulit, bulu mata dan alis. Black henna tidak mencantumkan secara resmi konsentrasi dari PPD, namun pada suatu penelitian ditemukan konsentrasi PPD sebanyak 15,7 %.5

Metode dalam mengaplikasikan henna dengan menggunakan alat-alat dari plastik dan perekat akan menambah penetrasi dari PPD ke dalam kulit dan dapat bereaksi dengan komponen lain seperti latex, rosin, dan thiuram. Sensitisasi terhadap PPD penting dikarenakan PPD merupakan bahan yang mudah ditemui dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya cat rambut, eye shadow, plastik, karet, tinta printer dll.5

Pada kasus ini pasien mengeluh gatal di kedua lengan sejak 2 hari yang lalu. Dua minggu yang lalu sebelum menikah, pasien menggunakan pacar atau henna di kedua lengan. Awalnya muncul bercak kemerahan yang menyerupai pola pacar yang digambar, kemudian bercak kemerahan tersebut terasa menonjol dan gatal. Pasien juga mengatakan 2 hari yang lalu terdapat bintil-bintil kecil, berair dan gatal. Kulit lengan kemerahan, panas dan perih bila digaruk. Keluhan ini hanya terbatas pada kulit yang digambari dengan pacar dan tidak menyebar di bagian kulit yang lain. Sebelumnya pasien sering menggunakan pacar saat masih di pesantren. Namun tidak pernah ada keluhan seperti ini. Pasien mengatakan jenis pacar yang digunakan saat masih di pesantren dulu dengan yang digunakan 2 minggu yang lalu berbeda, jenis pacar yang digunakan sekarang berwarna lebih hitam namun pasien tidak mengetahui merk nya. Pasien tidak pernah menggunakan cat rambut.Kelainan kulit dermatitis kontak alergika sering tidak menunjukkan gambaran morfologi yang khas, dapat menyerupai dermatitis atopi, dermatitis numularis, dermatitis seboroik, atau psoriasis. Diagnosis banding yang utama ialah dengan dermatitis kontak iritan.1

Pada pasien ini di diagnosa sebagai dermatitis kontak alergika karena dari anamnesa didapatkan pasien pernah kontak sebelumnya dengan substansi yang mengandung alergen yaitu henna. Henna yang digunakan pasien berwarna hitam sehingga dicurigai mengandung PPD yang merupakan bahan alergen. Pada pemeriksaan klinis didapatkan lesi di lengan kanan dan kiri, terlokalisir dan lesi berupa plak yang eritematosa, berbatas tegas, dan berbentuk menyerupai pola henna yang digambarkan. Berbeda dengan dermatitis kontak iritan akut yang gambaran lesi nya berupa vesikel, bula, eritema, dan kulit yang terasa panas atau pedih. Namun luas kelainannya umumnya terbatas pada daerah yang terkena dan berbatas tegas. Pada dermatitis kontak iritan akut kelainan kulit akan terlihat setelah 12-24 jam atau lebih, sedangkan pada pasien ini kelainan kulit baru terlihat setelah 12 hari terpapar alergen, namun pada riwayat sebelumnya pasien sering terpapar oleh alergen sehingga dicurigai saat itu pasien sedang berada pada fase sensitisasi.

Berikut ini adalah tabel perbedaan antara dermatitis kontak alergika dan dermatitis kontak iritan:

Tabel 1 : Perbedaan Dermatitis Kontak Iritan dan Alergik6

Pada pasien ini tidak dilakukan uji tempel atau patch test dikarenakan tidak tersedia alat. Namun bila dilakukan uji tempel, pelaksanaannya dilakukan setelah dermatitis tenang, bila mungkins setelah 3 minggu. Tempat melakukan uji tempel dapat di punggung atau lengan atas. Bahan uji diletakkan pada sepotong kain atau kertas, ditempelkan pada kulit yang utuh, ditutup dengan bahan impermeabel, kemudian direkatkan dengan plester. Setelah 48 jam dibuka, dan reaksi baru dibaca setelah 48 jam atau saat dibuka, 72 jam, dan 96 jam. Hasil positif berupa eritema dengan urtika, vesikel, hingga bula. Pada pasien perlu dibedakan apakah dermatitis kontak ini merupakan dermatitis kontak iritan atau alergika. Bila karena iritasi, reaksi akan menurun setelah 48 jam ( reaksi tipe decrescendo ), sedangkan dermatitis kontak alergika makin meningkat reaksinya ( reaksi tipe crescendo ).1Hal yang perlu diperhatikan pada pengobatan dermatitis kontak alergika adalah upaya pencegahan terulangnya kontak kembali dengan alergen penyebab, dan menekan kelainan kulit yang timbul. Untuk dermatitis kontak alergika yang ringan, atau dermatitis akut yang telah mereda cukup diberikan kortikosteroid topikal. Pada pasien ini diberikan antihistamin Loratadine 1 x 10 mg, kortikosteroid sistemik dengan Methyl Prednisolone 8 mg selama 5 hari, dan kortikosteroid topikal Triamcinolone acetamide 0,1%. Loratadine merupakan antihistamin yang dapat mengurangi gatal yang bekerja cukup lama ( long acting ) dan tidak memberikan efek sedasi. Methyl prednisolone dipilih karena merupakan kortikosteroid golongan glukokortikoid yang mempunyai efek anti inflamasi, lama kerjanya sedang yaitu antara 12-36 jam, dan dapat diberikan pada pagi hari sebagai dosis tunggal, karena kadar kortisol tertinggi dalam darah pada pagi hari. Triamcinolone acetamide 0,1 % dipilih karena pengobatan kortikosteroid topikal pada dermatitis kontak alergika dipilih kortikosteroid dengan potensi sedang

Pada pasien ini disarankan untuk menghindari pemakaian bahan-bahan yang mengadung alergen PPD seperti henna, cat rambut, dll. Selain itu pasien harus minum dan menggunakan obat secara teratur dan kontrol ke dokter.DAFTAR PUSTAKA1. Djuanda, Adhi. 1999. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta2. Siregar, RS.1996. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. EGC. Jakarta3. Polat, M. 2009. Allergic Contact Dermatitis to Pure Henna. Dermatology Online Journal vol 5 (1): 154. Mahadi, I. et al. 2008. Laporan Kasus Dermatitis Kontak Alergi Karena Parafenildiamin (PFD). Majalah Kedokteran Nusantara Vol.41 No.3

5. Ramirez, A. 2007. Allergic Contact Dermatitis to Temporary Henna Tattoos. Actas Dermosifiliogr. 2007;98:91--5