laporan instrumen

24

Click here to load reader

Upload: hertini-marati-istiqomah

Post on 24-Nov-2015

31 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Laporanturbidimetri TURBIDIMETERI. PENDAHULUANA. Latar BelakangTurbidimeter adalah salah satu alat pengujian kekeruan dengan sifat optik akibat dispersi sinar dan dapat dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang tiba. Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspensi adalah fungsi konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya konstan.Kekeruhan adalah keadaan mendung atau kekaburan dari cairan yang disebabkan oleh individu partikel (suspended solids) yang umumnya tidak terlihat oleh mata telanjang, mirip dengan asap di udara. Pengukuran kekeruhan adalah tes kunci dari kualitas air . Cairan dapat mengandung suspensi padatan yang terdiri dari partikel dari berbagai ukuran. Sementara beberapa materi dihentikan sementara akan cukup besar dan cukup berat untuk menyelesaikan cepat ke bagian bawah wadah jika sampel cairan yang tersisa untuk berdiri (yang padat settable), partikel-partikel sangat kecil hanya akan menyelesaikan sangat lambat atau tidak sama sekali jika sampel teratur atau partikel koloid . Partikel padat kecil ini menyebabkan cairan menjadil keruh.Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dibahas lebih lanjut mengenai turbidimeter.B. Rumusan MasalahRumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :1. Apa yang dimaksud turbidimeter dan prinsip kerja turbidimeter ?2. Bagaimana Metode dalam pengukuran turbidimeter ?3. Apa saja kegunaan dan jenis dari turbidimeter ? C. TujuanTujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :1. Mengetahui secara umum dan prinsip kerja turbidimeter.2. Mengetahui Metode dalam pengukuran turbidimeter.3. Mengetahui kegunaan dan jenis dari turbidimeter. II. PEMBAHASANA. Tinjauan Umum TurbidimeterTurbidimeter merupakan sifat optik akibat dispersi sinar dan dapat dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang tiba. Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspensi adalah fungsi konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya konstan. Turbidimeter merupakan salah satu alat yang berfungsi untuk mengetahui atau mengukur tingkat kekeruhan air.Standar pengukuran Kekeruhan dimulai tahun 1970-an ketika nephelometric turbidimeter dikembangkan yang menentukan kekeruhan dengan cahaya. tersebar di sebuah sudut 90E dari balok insiden). Sebuah sudut deteksi 90E adalah dianggap paling sensitif terhadap variasi dalam ukuran partikel. Nephelometry telah diadopsi oleh Standard Metode sebagai cara pilihan untuk mengukur kekeruhan karena metodes sensitivitas, presisi, dan penerapan atas berbagai ukuran partikel dan konsentrasi. Metode nephelometric dikalibrasi menggunakan suspensi formazin polimer seperti bahwa nilai dari 40 unit nephelometric (NTU) adalah kira-kira sama dengan 40.Prinsip umum dari alat turbidimeter adalah sinar yang datang mengenai suatu partikel ada yang diteruskan dan ada yang dipantulkan, maka sinar yang diteruskan digunakan sebagai dasar pengukuran(Day and Underwood, 2002).Karena menggunakan jumlah cahaya yang diabsorbsi untuk pengukuran konsentrasi, maka jumlah cahaya yang diabsorbsi akan bergantung pada :1. Jumlah partikel2. Ukuran partikel.Semakin besar dan banyak jumlah partikel, maka jumlah cahaya yang diabsorbsi akan semakin besar.Dan untuk penentuan kadarnya (detektor) digunakan spektrofotometer cahaya. Ilustrasi Sebagai berikut :Keterangan :a. Sejumlah cahaya ditembakkan dari sebuah sumber cahaya menuju monokromatorb. Monokromator akan menguraikan cahaya dan meneruskannya menuju cuvet yang berisikan suspensi selc. Ketika cahaya melewati cuvet, maka terjadi tiga kemungkinan Cahaya akan diserap sebagian oleh partikel tersuspensi Sebagian cahaya diteruskan dan sebagian lagi menyebar ke segala arahd. Jumlah cahaya yang diserap akan sebanding dengan jumlah partikel tersuspensi (konsentrasi sampel).e. Pengukuran dilakukan dengan spektrofotometr (detektor)Modern turbidimeters menggunakan teknik nephelometry, yang mengukur jumlah cahaya yang tersebar tepat untuk menjadikan modern turbidimeters memanfaatkan pengukuran nephelometric. Dengan berlalunya cahaya melalui air, cahaya balok sepanjang perjalanan yang relatif jalan terganggu. Namun, distorsi yang terjadi sebagian cahaya dihamburkan oleh molekul hadir dalam cairan murni. ketika cahaya melewati cairan yang mengandung padatan tersuspensi maka sinar berinteraksi dengan partikel, dan partikel akan menyerap energi cahaya dan memancarkan cahaya kembali ke segala arah.Partikel ukuran, konfigurasi, warna, dan indeks bias menentukan distribusi spasial intensitas cahaya yang tersebar di sekitar partikel. banyak partikel lebih kecil dari panjang gelombang cahaya insiden, yang biasanya disajikan dalam nanometers (nm), nanometer (nm), menyebarkan cahaya intensitas sebesar sekitar di segala penjuru. Namun, partikel yang lebih besar dari panjang gelombang cahaya insiden, membentuk pola spektrum yang hasil dalam hamburan cahaya yang lebih besar dalam arah maju (jauh dari cahaya insiden) daripada dalam arah lain. Pola hamburan dan intensitas sinar ditularkan melalui sampel juga dapat dipengaruhi oleh partikel menyerap tertentu panjang gelombang cahaya yang ditransmisikan (Sadar, 1996).Karena cahaya yang tersebar di arah depan tergantung pada ukuran partikel, yang pengukuran cahayanya ditularkan melalui sampel menghasilkan variabel hasil. Selain itu, perubahan cahaya ditransmisikan adalah sangat sedikit dan sulit membedakan dari kebisingan elektronik ketika mengukur kekeruhan rendah. sampel kekeruhan tinggi juga sulit untuk diukur dengan menggunakan alat ini karena banyak cahaya yang ditransmisikan hamburan cahaya oleh banyak partikel dalam fluida. Untuk mengatasi masalah ini, turbidimeters terutama mengukur pencar cahaya pada sudut 90 derajat ke balok dan berhubungan ini membaca untuk kekeruhan. sudut ini dianggap sangat sensitif terhadap menghamburkan cahaya oleh partikel di sampel. sensor cahaya tambahan juga kadang-kadang ditambahkan untuk mendeteksi cahaya yang tersebar di sudut lain dalam rangka meningkatkan instrumen rentang dan menghapus kesalahan yang diperkenalkan oleh warna-warna alami dan variabilitas lampu.Instrumen turbidimeter dasar berisi sumber cahaya, wadah sampel atau sel, dan photodetectors untuk merasakan cahaya yang tersebar. Sumber cahaya yang paling umum digunakan adalah lampu tungsten filamen. spektral (band panjang gelombang cahaya yang dihasilkan) dari lampu umumnya ditandai dengan suhu warna, yang adalah temperatur bahwa radiator benda hitam harus dioperasikan untuk menghasilkan warna tertentu. lampu ini lampu pijar dan disebut polikromatik, karena mereka memiliki cukup lebar spektral band yang mencakup berbagai panjang gelombang cahaya, atau warna. kehadiran berbagai panjang gelombang dapat menimbulkan gangguan dalam pengukuran kekeruhan sebagai warna alami dan bahan organik alami dalam sampel dapat menyerap beberapa spesifik panjang gelombang cahaya dan mengurangi intensitas cahaya yang tersebar (King, 1991). Lampu filamen tungsten juga sangat tergantung pada tegangan lampu daya pasokan. tegangan yang digunakan untuk lampu menentukan karakteristik keluaran spektrum dihasilkan, membuat pasokan listrik stabil kebutuhan. Selain itu, karena dengan lampu pijar, output dari lampu meluruh dengan waktu sebagai lampu perlahan keluar, membuat kalibrasi ulang dari instrumen dan persyaratan yang diperlukan sering.Untuk mengatasi beberapa keterbatasan lampu pijar, beberapa desain turbidimeter memanfaatkan sumber cahaya monokromatik, seperti dioda memancarkan cahaya (LED), laser, lampu merkuri, dan filter lampu berbagai kombinasi. Monochromatic cahaya monokromatis memiliki band yang sangat sempit dari panjang gelombang cahaya (hanya warna beberapa). Dengan memilih panjang gelombang cahaya yang tidak biasanya diserap oleh bahan organik, sumber cahaya monokromatik boleh kurang mengalami gangguan oleh warna sampel. Namun, beberapa dari cahaya alternatif sumber merespon secara berbeda terhadap ukuran partikel, dan tidak sensitif terhadap partikel ukuran kecil sebagai lampu tungsten filament.Dalam turbidimeters, photodetectors mendeteksi cahaya yang dihasilkan dari interaksi antara insiden ringan dan volume sampel dan menghasilkan sinyal elektronik yang kemudian Detektor ini dapat ditemukan dalam berbagai konfigurasi tergantung pada desain instrumen tersebut. Empat jenis detektor umum digunakan termasuk tabung photomultiplier, dioda vakum, dioda silikon, dan photoconductors.Masing-masing dari empat jenis detektor bervariasi dalam tanggapan mereka terhadap panjang gelombang cahaya tertentu. Oleh karena itu, jika sumber cahaya polikromatik digunakan, output spektrum dari sumber cahaya memiliki pengaruh langsung pada jenis dan desain yang dipilih Sensor cahaya untuk instrumen. Spesifikasi photodector tidak hampir sebagai kritis ketika cahaya monokromatik sumber digunakan. Secara umum, dengan lampu filamen tungsten polikromatik sebagai cahaya sumber, tabung photomultiplier dan fotodioda vakum lebih sensitif terhadap lebih pendek panjang gelombang cahaya di sumber, membuat mereka lebih sensitif dalam mendeteksi partikel yang lebih kecil. Sebaliknya, dioda silikon lebih sensitif terhadap lagi panjang gelombang pada sumber cahaya, sehingga lebih cocok untuk penginderaan partikel yang lebih besar.sensitivitas dari cadmium sulfida fotokonduktor adalah antara sensitivitas photomultiplier tabung dan fotodioda silicon.Gambar 2.1 TurbidimeterB. Metode dan Jenis TurbidimeterMetode pengukuran turbiditas dapat dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu :1. Pengukuran perbandingan intensitas cahaya yang dihamburkan terhadap intensitas cahaya yang datang2. Pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalaman dimana cahaya mulai tidak tampak di dalam lapisan medium yang keruh.3. Instrumen pengukur perbandingan Tyndall disebut sebagai Tyndall meter. Dalam instrumen ini intensitas diukur secara langsung. Sedang pada nefelometer, intensitas cahaya diukur dengan larutan standar.Ada tiga jenis turbidimeters umum yang dipakai sekarang. Ada yang disebut sebagai bench top, portable, and on-line instruments. Bench top dan portabel turbidimeters Bench digunakan untuk menganalisa sampel ambil atas unit Bench biasanya digunakan sebagai laboratorium stasioner instrumen dan tidak dimaksudkan untuk menjadi portabel. On-line instrumen biasanya dipasang di lapangan dan terus menerus menganalisa aliran sampel tumpah off dari proses unit. sampling Pengukuran dengan unit-unit ini membutuhkan kepatuhan yang ketat untuk pabrik sampling prosedur untuk mengurangi kesalahan dari gelas kotor, udara dalam gelembung sampel, dan partikel yang menetap. Penggunaan alat turbidimeter ini yaitu menyimpan sampel dan standar pada botol kecil/botol sampel. Sebelum alat digunakan terlebih dahulu harus diset, dimana angka yang tertera pada layar harus 0 atau dalam keadaan netral, kemudian melakukan pengukuran dengan menyesuaikan nilai pengukuran dengan cara memutar tombol pengatur hingga nilai yang tertera pada layar pada turbidimeter sesuai dengan nilai standar. Setelah itu sampel dimasukan pada tempat pengukuran sampel yang ada pada turbidimeter, hasilnya dapat langsung dibaca skala pengukuran kekeruhan tertera pada layar dengan jelas. Akan tetapi pengukuran sampel harus dilakukan sebanyak 3 kali dengan menekan tombol pengulangan pengukuran untuk setiap pengulangan agar pengukuran tepat atau valid, dan hasilnya langsung dirata-ratakan.C. Kegunaaan TurbidimeterKegunaan dari turbidimeter adalah sebagai berikut :1. Penentuan konsentrasi total protein dalam cairan biologis seperti urin dan CSF yang mengandung sedikit protein (mg/L kuantitas) menggunakan Asam Trikoloroasetat.2. Penentuan aktivitas amilase menggunakan pati sebagai substrat. Penurunan kekeruhan berbanding lurus dengan aktivitas amilase.3. Penentuan aktivitas enzim lipase menggunakan trigliserida sebagai substrat. Penurunan kekeruhan berbanding lurus dengan aktivitas enzim lipase.III. PENUTUPKesimpulanKesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :1. Turbidimeter merupakan sifat optik akibat dispersi sinar dan dapat dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang tiba. Prinsip umum dari alat turbidimeter adalah sinar yang datang mengenai suatu partikel ada yang diteruskan dan ada yang dipantulkan, maka sinar yang diteruskan digunakan sebagai dasar pengukuran.2. Metode pengukuran turbiditas dapat dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu : Pengukuran perbandingan intensitas cahaya, Pengukuran efek ekstingsi dan instrumen pengukur perbandingan Tyndall.3. Ada tiga jenis turbidimeters umum yang dipakai sekarang. Ada yang disebut sebagai bench top, portable, and on-line instruments. Turbidimeter biasa digunakan untuk mengukur kekeruhan air.01May. 11Turbidimetri dannefelometri Ketika sejumlah partikel disuspensikan ke dalam sebuah cairan (solution) dalam sebuah kuvet, suspense tersebut akan membentuk cairan yang tidak jernih (turbid). Dan jika cahaya ditembakkan melewati kuvet tersebut maka akan terjadi tiga reaksi, yakni :1. Sejumlah cahaya akan diabsorbsi (diblok) oleh partikel2. Sejumlah cahaya akan ditransmisikan (diteruskan) melewati kuvet3. Sejumlah cahaya akan disebarkan ke beberapa arahTurbidimetriPrinsip kerja : menghitung jumlah cahaya yang diteruskan (dan mengkalkulasi jumlah cahaya yang diabsorbsi) oleh partikel dalam suspense untuk menentukan konsentrasi substansi yang ingin dicari.Karena menggunakan jumlah cahaya yang diabsorbsi untuk pengukuran konsentrasi, maka jumlah cahaya yang diabsorbsi akan bergantung pada :1. Jumlah partikel2. Ukuran partikel.Semakin besar dan banyak jumlah partikel, maka jumlah cahaya yang diabsorbsi akan semakin besar.Dan untuk penentuan kadarnya (detector) digunakan spektrofotometer cahaya.Ilustrasi :Keterangan : Sejumlah cahaya ditembakkan dari sebuah sumber cahaya menuju monokromator Monokromator akan menguraikan cahaya dan meneruskannya menuju cuvet yang berisikan suspensi sel Ketika cahaya melewati cuvet, maka terjadi tiga kemungkinan1. Cahaya akan diserap sebagian oleh partikel tersuspensi2. Sebagian cahaya diteruskan3. dan sebagian lagi menyebar ke segala arah Jumlah cahaya yang diserap akan sebanding dengan jumlah partikel tersuspensi (konsentrasi sampel). Pengukuran dilakukan dengan spektrofotometr (detektor)Kegunaan : Penentuan konsentrasi total protein dalam cairan biologis seperti urin dan CSF yang mengandung sedikit protein (mg/L kuantitas) menggunakan Asam Trikoloroasetat. Penentuan aktivitas amilase menggunakan pati sebagai substrat. Penurunan kekeruhan berbanding lurus dengan aktivitas amilase. Penentuan aktivitas enzim lipase menggunakan trigliserida sebagai substrat. Penurunan kekeruhan berbanding lurus dengan aktivitas enzim lipase.NefelometriPrinsip kerja : Nephelometry menitik beratkan pengukuran pada jumlah cahaya yang disebarkan (scaterred) dari kuvet yang mengandung suspense partikel dalam suatu cairan (solution) Komponen-komponen dari nefelometer itu sama dengan komponen yang terdapat pada spectrometer cahaya kecuali pada detector yang ditempatkan pada sudut yangkhusus dari sumber cahaya. Detector merupakan sabuah tube fotomultiplier yang ditempatkan pada suatu posisi untuk mendeteksi cahaya yang tersebar. Detektor bisa ditempatkan pada sudut 90o, 70o or 37o tergantung pada sudut mana paling banyak ditemukan cahaya yang disebarkan Karena jumlah cahaya yang disebarkan jauh lebih besar daripada yang diteruskandalam suspensi turbid, maka nefelometri memiliki tingkat sensitifitas yang lebih tinggi daripada turbidimetri Jumlah cahaya yang disebarkan, bergantung pada jumlah dan ukuran partikel yang tersuspensiIlustrasi :

Sebagian besar aplikasi klinis, sumber cahayayang digunakan adalah lampu tungsten, dimana tungsten memberikan cahaya dalam daerah visible Untuk snsitivitas yang lebih tinggi dan untuk aplikasi penentuan ukuran dan jumlah partikel dalam suspense, digunakan laser light nephelometer Digunakan secara luas untuk menentukan konsentrasi zat yang tidak diketahui dimana terdapat reaksi antigen-antibody seperti :- Penetuan immunoglobulin (total, IgG, IgE, IgM, IgA) di dalam serum dan cairan bilogi lainnya Penentuan konsntrasi serum protein individu; Hb, Haptoglobin, Transferring, c-reaktif protein, 1-antitrypsin, albumin (dengan menggunakan antibody spesifik untuk setiap protein)- Penetuan ukuran dan jumlah partikel (dengan laser nephelometer)Pertimbangan antara turbidimetri dan nefelometri Reaksi dalam turbidimetri dan nefelometri tidak mengikuti hukum Beer (Beers Law) sehingga, kurva standard harus diplot dan konsentrasi dari zat yang akan dicari (sample) ditentukan dari kurva standard Karena absorbansi bergantung pada jumlah dan ukuran partikel, larutan standard yang digunakan untuk kurva standard harus memiliki ukuran yang sama sesperti dalam suspensi yang terdapat sampel. Karena sejumlah precsipitasi dan settlement partikel bisa terjadi seiring berjalannya waktu, makauntuk mendapatkan hasil dengan tingkat akurasi yang bagus, hal2 yang penting untuk dipertimbangkan meliputi- Campurkan sample dengan baik sebelum menempatkan kuvet dalam instrument- Buatlah lama pengukuran setiap sample dalam waktu yang sama Pemilihan panjang gelombang Jika larutan dan partikel tersuspensi tidak berwarna, maka gunakan panjang gelombang dalam range visible Jika larutannya berwarna tetapi partikel tersuspensinya tidak berwarna, maka gunakanlah panjang gelombang yang memberikan absorbansi minimum untuk larutan Jika partikelnya berwarna dan larutannya tidak berwarna maka gunakanlah panjang gelombang yang memberikan absorbansi maksimum terhadap partikel Jika larutan dan partikelnya berwarna maka gunakan dua panjang gelombang, yang satu panjang gelombang yang memberikan absorbansi minimum untuk larutan dan yang satu lagi absorbansi maximum untuk partikelKekeruhanAirPosted on March 19, 2011 by lelykesehatan Air bawah tanah (ground water) atauakifer (aquifer) adalah air yang terdapat pada pori-pori tanah-pasir-kerikil-batuan yang telah jenuh terisi air. ( Choesin, dkk, 2004)Kekeruhan adalah jumlah dari butir-butir zat yang tergenang dalan air. Kekeruhan mengukur hasil penyebaran sinar dari butir-butir zat tergenang:Makin tinggi kekuatan dari sinar yang terbesar, makin tinggi kekeruhannya. Bahan yang menyebabkan air menjadi keruh termasuk: Tanah liat Endapan (lumpur) Zat organik dan bukan organik yang terbagi dalam butir-butir halus Campuran warna organik yang bisa dilarutkan Plankton Jasad renik (mahluk hidup yang sangat kecil). (Nuijten, 2007)Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus), maupun bahan anorganik dan organic yang berupa plankton dan mikro organism lain.Kekeruhan dinyatakan dalam satuan turbiditas, yang setara dengan 1mg/liter SiO2. Peralatan yang pertama kali digunakan untuk mengukur turbiditas atau kekeruhan adalah Jackson Candler Turbidimeter, yang dikalibrasi dengan menggunakan silika. Kemudian, Jackson Candler Turbidimeter dijadikan sebagai alat baku atau standar bagi pengukuran kekeruhan. Satu Unit turbiditas Jackson Candler Turbidimeter dinyatakan dengan satuan 1 JTU. Pengukuran kekeruhan dengan menggunakan Jackson Candler Turbidimeter bersifat visual, yaitu membandingkan air sampel dengan standar.Selain dengan menggunakan Jackson Candler Turbidimeter, kekeruhan sering diukur dengan metode Nephelometric. Pada metode ini, sumbercahaya dilewatkan pada sampel dan intensitas cahaya yang dipantulkan oleh bahan-bahan penyebab kekeruhan diukur dengan menggunakan suspensi polimer formazin sebagai larutan standar. Satuan kekeruhan yang diukur dengan menggunakan metode Nephelometric adalah NTU (Nephelometric Tubidity Unit). Satuan JTU dan NTU sebenarnya tidak dapat saling mengkonversi, akan tetapi Sawyer dan MC Carty (1978) mengemukakan bahwa 40 NTU setara dengan 40 JTU.Menurut Lloyd (1985) peningkatan nilai turbiditas pada perairan dangkal dan jernih sebesar 25 NTU dapat mengurangi 13%-50% produktivitas primer. Peningkatan turbiditassebesar 5 NTU di danau dan sungai dapat mengurangi produktivitas primer berturut-turut sebesar 75% dan 3%-13%.Padatan tersuspensi berkorelasi positif dengan kekeruhan. Semakin tinggi nilai padatan tersuspensi, nilai kekeruhan juga semakin tinggi, tetapi tidak berarti memiliki kekeruhan yang tinggi.Kekeruhan pada air yang tergenang (lentik), misalnya danau, lebih banyak disebabkan oleh bahan tersuspensi yang berupa koloid dan partikel-partikel halus. Sedangkan kekeruhan pada sungai yang sedang banjir lebih banyak disebabkan oleh bahan-bahan tersuspensi yang berukuran lebih besar, yang berupa lapisan permukaan tanah yang terbawa oleh aliran air pada saat hujan. Kekeruhan yang tinggi dapat mengakibatkan terganggunya sistem osmoregulasi, misalnya, pernafasan dan daya lihat organism akuatik, serta dapat menghambat penetrasi cahaya kedalaman air. Tingginya nilai kekeruhan juga dapat mempersulit usaha penyaringan dan mengurangi efektivitas desinfeksi pada proses penjernihan air. (Effendi,2003)Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan ini meliputi: tanah liat, lumpur, bahan-bahan organik yang tersebar secara baik dan partikel-partikel kecil yang tersuspensi lainnya. Nilai yang menunjukkan kekeruhan didasarkan pada bahan-bahan tersuspensi pada jalannya sinar melalui sampel.Nilai ini tidak secara langsung menunjukkan banyaknya bahan tersuspensi, tetapi ia menunjukkan kemungkinan penerimaan konsumen terhadap air tersebut. Kekeruhan tidak merupakan sifat dari air yang membahayakan, tetapi ia menjadi tidak disenangi karena rupanya. Untuk membuat air memuaskan untuk penggunaan rumah tangga, usaha penghilangan secara hampir sempurna bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan, adalah penting.Standar yang ditetapkan oleh U.S. Public health Service mengenai kekeruhan ini adalah batas maksimal 10 ppm dengan skala silikat, tetapi dalam angka praktik angka standar ini umumnya tidak memuaskan. Kebanyakan bangunan pengolahan air yang modern menghasilkan air dengan kekeruhan 1 ppm atau kurang. Menurut Clair N Sawyer dkk. Kekeruhan pada air merupakan satu hal yang harus dipertimbangkan dalam penyediaan air bagi umum, mengingatbahwa kekeruhan tersebut akan mengurangi segi estetika, menyulitkan dalam usaha penyaringan dan akan mengurangi efektivitas usaha desinfeksi. (Sutrisno, 2006).Sebagian besar air baku untuk penyediaan air bersih diambil dari air permukaan seperti sungai, danau dan sebagainya. Salah satu langkah penting pengolahan untuk mendapatkan air bersih adalah menghilangkan kekeruhan dari air baku tersebut. Kekeruhan ini sendiri diakibatkan oleh adanya partikel-partikel kecil dan koloid yang berukuran 10 nm sampai 10 m. Partikel-partikel kecil dan koloid tersebut tidak lain adalah kwarts, tanah liat, sisa tanaman, ganggang dan sebagainya.Kekeruhan dihilangkan melalui pembubuhan sejenis bahan kimia dengan sifat-sifat tertentu yang disebut flokulan. Umumnya flokulan tersebut adalah tawas, namun dapat pula garam Fe (III), atau salah satu polielektrolit organis. Selain pembubuhan flokulan diperlukan pengadukan sampai flok-flok terbentuk. Flog-flog ini mengumpulkan partikel-partikel kecil dan koloid tersebut (bertumbukan) dan akhirnya bersama-sama mengendap. (Alaerts, 1987).Kekeruhan dipengaruhi oleh:1. Benda-benda halus yang disuspensikan seperti lumpur dan sebagainya.2. Adanya jasad-jasad renik (plankton) dan3. Warna AirDengan mengetahui kecerahan suatu perairan, kita dapat mengetahui sampai dimana masih ada kemungkinan terjadi proses asimilasi dalam air, lapisan-lapisan mana yang tidak keruh, agak keruh, dan paling keruh. Air yang tidak terlampau keruh dan tidak pula terlampau jernih baik untuk kehidupan ikan dan udang budidaya. (Ghufron, 2007). NEFELOMETRINefelometri merupakan metode yang digunakan untuk pengukuran kadarzat dengan mengukur pendaran cahaya (scattered) yang mengenaipartikel dalam larutan, sedangkan alat yang dipakai adalah nefelometri.Dasar dari pemeriksaan ini adalah reaksi presipitasi antigen-antibodiklasik yang digambarkan oleh Heidelberger dan Kendall.Alat ini digunakan untuk mengetahui kuantitas protein spesifik secaraLebih akurat danprecise, selain itu mudah digunakan dan otomatis.Sensitivitas dan spesifisitas yang baik menjadikan nefelometri dipakaisebagai metode standar.SampeI dengan jumlah minimal dapat diukur dengan alat ini.Penggunaan nefelometri umumnya untuk mengukur protein plasmaseperti imunoglobulin, komponen komplemen, dan protein spesifik yanglain sepertifree light chain.PRINSIP NEFELOMETRI1.Pendaran cahayaPada metode nefelometri mengukur pendaran cahaya yang mengenaipartikel pada sudut tertentu. Pendaran cahaya dalam imunonefetometridipengaruhi oleh diameter partikel dan panjang gelombang. Partikel kecilseperti albumin, lg G, dan Ig M (d < 0,05)menghasilkan pendarancahaya Rayleigh yang simetris padaforwarddanbackwarddari partikel.Pendaran cahaya minimum dilihat pada 900dari sumber cahaya. Bilamolekul yang lebih besar seperti komplek Ag-Ab, pendaran dilihat daridepan (forward) dengan sudut mendekati nol, sehingga pendaran cahayamempunyai intensitas yang lebih besar. Jadi sudut untuk mendeteksipendaran cahaya ikut menentukan sensitivitas, dimana intensitas sumbercahaya makin kuat maka sudut yang dihasilkan makin kecil (arahforward)berarti makin sensitif.Deteksi pendaran cahaya pada sudut depan (forward) dengan lasersebagai sumber cahaya menghasilkan sinyal yang lebih besar, sehinggasensitivitas nefelometri menjadi lebih baik.

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC)Ditulis oleh Jim Clark pada 06-10-2007HPLC adalah alat yang sangat bermanfaat dalam analisis. Bagian ini menjelaskan bagaimana pelaksanaan dan penggunaan serta prinsip HPLC yang sama dengan kromatografi lapis tipis dan kromatografi kolom.Pelaksanaan HPLC

Pengantar

HPLC secara mendasar merupakan perkembangan tingkat tinggi dari kromatografi kolom. Selain dari pelarut yang menetes melalui kolom dibawah grafitasi, didukung melalui tekanan tinggi sampai dengan 400 atm. Ini membuatnya lebih cepat.

HPLC memperbolehkan penggunaan partikel yang berukuran sangat kecil untuk material terpadatkan dalam kolom yang mana akan memberi luas permukaan yang lebih besar berinteraksi antara fase diam dan molekul-molekul yang melintasinya. Hal ini memungkinkan pemisahan yang lebih baik dari komponen-komponen dalam campuran.

Perkembangan yang lebih luas melalui kromatografi kolom mempertimbangkan metode pendeteksian yang dapat digunakan. Metode-metode ini sangat otomatis dan sangat peka.Kolom dan pelarut

Membingungkan, ada dua perbedaan dalam HPLC, yang mana tergantung pada polaritas relatif dari pelarut dan fase diam.Fase normal HPLC

Ini secara esensial sama dengan apa yang sudah anda baca tentang kromatografi lapis tipis atau kromatografi kolom. Meskipun disebut sebagai normal, ini bukan merupakan bentuk yang biasa dari HPLC.Kolom diisi dengan partikel silika yang sangat kecil dan pelarut non polar misalnya heksan. Sebuah kolom sederhana memiliki diameter internal 4.6 mm (dan mungkin kurang dari nilai ini) dengan panjang 150 sampai 250 mm.

Senyawa-senyawa polar dalam campuran melalui kolom akan melekat lebih lama pada silika yang polar dibanding degan senyawa-senyawa non polar. Oleh karena itu, senyawa yang non polar kemudian akan lebih cepat melewati kolom.

Fase balik HPLC

Dalam kasus ini, ukuran kolom sama, tetapi silika dimodifikasi menjadi non polar melalui pelekatan rantai-rantai hidrokarbon panjang pada permukaannya secara sederhana baik berupa atom karbon 8 atau 18. Sebagai contoh, pelarut polar digunakan berupa campuran air dan alkohol seperti metanol.

Dalam kasus ini, akan terdapat atraksi yang kuat antara pelarut polar dan molekul polar dalam campuran yang melalui kolom. Atraksi yang terjadi tidak akan sekuat atraksi antara rantai-rantai hidrokarbon yang berlekatan pada silika (fase diam) dan molekul-molekul polar dalam larutan. Oleh karena itu, molekul-molekul polar dalam campuran akan menghabiskan waktunya untuk bergerak bersama dengan pelarut.

Senyawa-senyawa non polar dalam campuran akan cenderung membentuk atraksi dengan gugus hidrokarbon karena adanya dispersi gaya van der Waals. Senyawa-senyawa ini juga akan kurang larut dalam pelarut karena membutuhkan pemutusan ikatan hydrogen sebagaimana halnya senyawa-senyawa tersebut berada dalam molekul-molekul air atau metanol misalnya. Oleh karenanya, senyawa-senyawa ini akan menghabiskan waktu dalam larutan dan akan bergerak lambat dalam kolom.

Ini berarti bahwa molekul-molekul polar akan bergerak lebih cepat melalui kolom.

Fase balik HPLC adalah bentuk yang biasa digunakan dalam HPLC.Melihat seluruh proses

Diagram alir HPLC

Injeksi sampel

Injeksi sample seluruhnya otomatis dan anda tidak akan mengharapkan bagaimana mengetahui apa yang terjadi pada tingkat dasar. Karena proses ini meliputi tekanan, tidak sama halnya dengan kromatografi gas (jika anda telah mempelajarinya).

Waktu retensi

Waktu yang dibutuhkan oleh senyawa untuk bergerak melalui kolom menuju detektor disebut sebagai waktu retensi. Waktu retensi diukur berdasarkan waktu dimana sampel diinjeksikan sampai sampel menunjukkan ketinggian puncak yang maksimum dari senyawa itu.Senyawa-senyawa yang berbeda memiliki waktu retensi yang berbeda. Untuk beberapa senyawa, waktu retensi akan sangat bervariasi dan bergantung pada: tekanan yang digunakan (karena itu akan berpengaruh pada laju alir dari pelarut) kondisi dari fase diam (tidak hanya terbuat dari material apa, tetapi juga pada ukuran partikel) komposisi yang tepat dari pelarut temperatur pada kolomItu berarti bahwa kondisi harus dikontrol secara hati-hati, jika anda menggunakan waktu retensi sebagai sarana untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa.DetektorAda beberapa cara untuk mendeteksi substansi yang telah melewati kolom. Metode umum yang mudah dipakai untuk menjelaskan yaitu penggunaan serapan ultra-violet.

Banyak senyawa-senyawa organik menyerap sinar UV dari beberapa panjang gelombang. Jika anda menyinarkan sinar UV pada larutan yang keluar melalui kolom dan sebuah detektor pada sisi yang berlawanan, anda akan mendapatkan pembacaan langsung berapa besar sinar yang diserap.

Jumlah cahaya yang diserap akan bergantung pada jumlah senyawa tertentu yang melewati melalui berkas pada waktu itu. Anda akan heran mengapa pelarut yang digunakan tidak mengabsorbsi sinar UV. Pelarut menyerapnya! Tetapi berbeda, senyawa-senyawa akan menyerap dengan sangat kuat bagian-bagian yang berbeda dari specktrum UV.

Misalnya, metanol, menyerap pada panjang gelombang dibawah 205 nm dan air pada gelombang dibawah 190 nm. Jika anda menggunakan campuran metanol-air sebagai pelarut, anda sebaiknya menggunakan panjang gelombang yang lebih besar dari 205 nm untuk mencegah pembacaan yang salah dari pelarut.Interpretasi output dari detektorOutput akan direkam sebagai rangkaian puncak-puncak, dimana masing-masing puncak mewakili satu senyawa dalam campuran yang melalui detektor dan menerap sinar UV. Sepanjang anda mengontrol kondisi kolom, anda dapat menggunakan waktu retensi untuk membantu mengidentifikasi senyawa yang diperoleh, tentunya, anda (atau orang lain) sudah mengukur senyawa-senyawa murninya dari berbagai senyawa pada kondisi yang sama.

Anda juga dapat menggunakan puncak sebagai jalan untuk mengukur kuanti?tas dari senyawa yang dihasilkan. Mari beranggapan bahwa tertarik dalam senyawa tertentu, X.

Jika anda menginjeksi suatu larutan yang mengandung senyawa murni X yang telah diketahui jumlahnya pada instrumen, anda tidak hanya dapat merekam waktu retensi dari senyawa tersebut, tetapi anda juga dapat menghubungkan jumlah dari senyawa X dengan puncak dari senyawa yang dihasilkan.

Area yang berada dibawah puncak sebanding dengan jumlah X yang melalui detektor, dan area ini dapat dihitung secara otomatis melalui layar komputer. Area dihitung sebagai bagian yang berwarna hijau dalam gambar (sangat sederhana).

Jika larutan X kurang pekat, area dibawah puncak akan berkurang meskipun waktu retensi akan sama. Misalnya,

Ini berarti dimungkinkan mengkalibrasi instrumen sehingga dapat digunakan untuk mengetahu berapa jumlah substansi yang dihasilkan meskipun dalam jumlah kecil.

Meskipun demikian, harus berhati-hati. Jika anda mempunyai dua substansi yang berbeda dalam sebuah campuran (X dan Y), dapatkah anda mengatakan jumlah relatifnya? Anda tidak dapat mengatakannya jika anda menggunakan serapan UV sebagai metode pendeteksinya.

Dalam gambar, area di bawah puncak Y lebih kecil dibanding dengan area dibawah puncak X. Ini mungkin disebabkan oleh karena Y lebih sedikit dari X, tetapi dapat sama karena Y mengabsorbsi sinar UV pada panjang gelombang lebih sedikit dibanding dengan X. Ini mungkin ada jumlah besar Y yang tampak, tetapi jika diserap lemah, ini akan hanya memberikan puncak yang kecil.

Rangkaian HPLC pada spektrometer massa

Ini menunjukkan hal yang sangat menakjubkan! Pada saat detektor menunjukkan puncak, beberapa senyawa sementara melewati detektor dan pada waktu yang sama dapat dialihkan pada spektrometer massa. Pengalihan ini akan memberikan pola fragmentasi yang dapat dibandingkan pada data komputer dari senyawa yang polanya telah diketahui. Ini berarti bahwa identifikasi senyawa dalam jumlah besar dapat ditemukan tanpa harus mengetahui waktu retensinya.Kromatografi lapis tipisDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasBelum DiperiksaLangsung ke: navigasi, cari

Pemisahanan tinta hitam dengan kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis merupakan salah satu analisis kualitatif dari suatu sampel yang ingin dideteksi dengan memisahkan komponen-komponen sampel berdasarkan perbedaan kepolaran.[1]Daftar isi 1 Prinsip 2 Visualisasi 3 Nilai Rf 4 Referensi

PrinsipPrinsip kerjanya memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel dengan pelarut yang digunakan.[1] Teknik ini biasanya menggunakan fase diam dari bentuk plat silika dan fase geraknya disesuaikan dengan jenis sampel yang ingin dipisahkan.[1] Larutan atau campuran larutan yang digunakan dinamakan eluen.[1] Semakin dekat kepolaran antara sampel dengan eluen maka sampel akan semakin terbawa oleh fase gerak tersebut.[2]VisualisasiProses berikutnya dari kromatografi lapis tipis adalah tahap visualisasi.[1] Tahapan ini sangat penting karena diperlukan suatu keterampilan dalam memilih metode yang tepat karena harus disesuaikan dengan jenis sampel yang sedang di uji.[1] Salah satu yang dipakai adalah penyemprotan dengan larutan ninhidrin.[3] Ninhidrin (2,2-Dihydroxyindane-1,3-dione) adalah suatu larutan yang akan digunakan untuk mendeteksi adanya gugus amina.[3] Apabila pada sampel terdapat gugus amina maka ninhidrin akan bereaksi menjadi berwarna ungu.[3] Biasanya padatan ninhidirn ini dilarutkan dalam larutan butanol.[3]Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Pengertian Kromatografi Lapis TipisKromatografi lapis tipis (KLT) adalah salah satu metode pemisahan komponen menggunakan fasa diam berupa plat dengan lapisan bahan adsorben inert. KLT merupakan salah satu jenis kromatografi analitik. KLT sering digunakan untuk identifikasi awal, karena banyak keuntungan menggunakan KLT, di antaranya adalah sederhana dan murah. KLT termasuk dalam kategori kromatografi planar, selain kromatografi kertas.

Peralatan KLTKromatografi lapis tipis menggunakan plat tipis yang dilapisi dengan adsorben seperti silika gel, aluminium oksida (alumina) maupun selulosa. Adsorben tersebut berperan sebagai fasa diam.

Fasa gerak yang digunakan dalam KLT sering disebut dengan eluen. Pemilihan eluen didasarkan pada polaritas senyawa dan biasanya merupakan campuran beberapa cairan yang berbeda polaritas, sehingga didapatkan perbandingan tertentu. Eluen KLT dipilih dengan cara trial and error.Kepolaran eluen sangat berpengaruh terhadap Rf (faktor retensi) yang diperoleh.Faktor RetensiFaktor retensi (Rf) adalah jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh eluen. Rumus faktor retensi adalah:

Nilai Rf sangat karakterisitik untuk senyawa tertentu pada eluen tertentu. Hal tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya perbedaan senyawa dalam sampel. Senyawa yang mempunyai Rf lebih besar berarti mempunyai kepolaran yang rendah, begitu juga sebaliknya. Hal tersebut dikarenakan fasa diam bersifat polar. Senyawa yang lebih polar akan tertahan kuat pada fasa diam, sehingga menghasilkan nilai Rf yang rendah.

Rf KLT yang bagus berkisar antara 0,2 - 0,8. Jika Rf terlalu tinggi, yang harus dilakukan adalah mengurangi kepolaran eluen, dan sebaliknya.Cara Menggunakan KLTKLT sangat berguna untuk mengetahui jumlah komponen dalam sampel. Peralatan yang digunakan untuk KLT adalah chamber (wadah untuk proses KLT) , pinset, plat KLT, dan eluen. Inilah langkah-langkah memakai KLT:1. Potong plat sesuai ukuran. Biasanya, untuk satu spot menggunakan plat selebar 1 cm. Berarti jika menguji 3 sampel (3 spot) berarti menggunakan plat selebar 3 cm.2. Buat garis dasar (base line) di bagian bawah, sekitar 0,5 cm dari ujung bawah plat, dan garis akhir di bagian atas.3. Menggunakan pipa kapiler, totolkan sampel cairan yang telah disiapkan sejajar, tepat di atas base line. Jika sampel padat, larutkan pada pelarut tertentu. Keringkan totolan.4. Dengan pipet yang berbeda, masukkan masing-masing eluen ke dalam chamber dan campurkan.5. Tempatkan plat pada chamber berisi eluen. Base line jangan sampai tercelup oleh ulen. Tutuplah chamber.6. Tunggu eluen mengelusi sampel sampai mencapai garis akhir, di sana pemisahan akan terlihat.7. Setelah mencapai garis akhir, angkat plat dengan pinset, keringkan dan ukur jarak spot. Jika spot tidak kelihatan, amati pada lampu UV. Jika masih tak terlihat, semprot dengan pewarna tertentu seperti kalium kromat atau ninhidrin.Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar di bawah ni.

Nilai RfJarak antara jalannya pelarut bersifat relatif.[4] Oleh karena itu, diperlukan suatu perhitungan tertentu untuk memastikan spot yang terbentuk memiliki jarak yang sama walaupun ukuran jarak plat nya berbeda.[4] Nilai perhitungan tersebut adalah nilai Rf, nilai ini digunakan sebagai nilai perbandingan relatif antar sampel.[4] Nilai Rf juga menyatakan derajat retensi suatu komponen dalam fase diam sehingga nilai Rf sering juga disebut faktor retensi.[4] Nilai Rf dapat dihitung dengan rumus berikut[4]:Rf = Jarak yang ditempuh substansi/Jarak yang ditempuh oleh pelarutSemakin besar nilai Rf dari sampel maka semakin besar pula jarak bergeraknya senyawa tersebut pada plat kromatografi lapis tipis.[5] Saat membandingkan dua sampel yang berbeda di bawah kondisi kromatografi yang sama, nilai Rf akan besar bila senyawa tersebut kurang polar dan berinteraksi dengan adsorbent polar dari plat kromatografi lapis tipis.[5]Nilai Rf dapat dijadikan bukti dalam mengidentifikasikan senyawa.[5] Bila identifikasi nilai Rf memiliki nilai yang sama maka senyawa tersebut dapat dikatakan memiliki karakteristik yang sama atau mirip.[5] Sedangkan, bila nilai Rfnya berbeda, senyawa tersebut dapat dikatakan merupakan senyawa yang berbeda.[5]