laporan implementasi proyek perubahan …
TRANSCRIPT
| P a g e
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
LAPORAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN
PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN SISTEM INTELIJEN POLHUT BERBASIS
TEKNOLOGI (SIBERTEK) DALAM RANGKA PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN
HIDUP DAN KEHUTANAN YANG LEBIH EFEKTIF
PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT II
TAHUN 2019
Disusun Oleh :
Ir. SUSTYO IRIYONO, M.Si.
ANGKATAN XXIV / 2019
NDH : 37
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2019
I | P a g e
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN
PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT II
ANGKATAN XXIV TAHUN 2019
PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN SISTEM INTELIJEN POLHUT BERBASIS
TEKNOLOGI (SIBERTEK) DALAM RANGKA PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN
HIDUP DAN KEHUTANAN YANG LEBIH EFEKTIF
DISUSUN OLEH :
Nama : Ir. Sustyo Iriyono, M.Si.
NIP : 19620621 199002 1 001
NDH : 37
Angkatan : XXIV
Instansi : Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum LHK
Disetujui sebagai bahan seminar Implementasi Laboratorium Kepemimpinan di
Pusbangkompimnas Lembaga Administrasi Negara pada tanggal 4 Desember 2019,
MENTOR COACH
Dr. Rasio Ridho Sani, M.Com, M.P.M
Dr. Ir. Suharyoto MS
PESERTA
Ir. Sustyo Iriyono, M.Si
II | P a g e
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PROYEK PERUBAHAN
PELATIHAN KEPEMIMPINAN NASIONAL TINGKAT II
ANGKATAN XXIV TAHUN 2019
PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN SISTEM INTELIJEN POLHUT BERBASIS
TEKNOLOGI (SIBERTEK) DALAM RANGKA PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN
HIDUP DAN KEHUTANAN YANG LEBIH EFEKTIF
DISUSUN OLEH :
Nama : Ir. Sustyo Iriyono, M.Si.
NIP : 19620621 199002 1 001
NDH : 37
Angkatan : XXIV
Instansi : Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum LHK
Telah diseminarkan pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 4 Desember 2019
Tempat : Kantor Lembaga Administrasi Negara
Mengesahkan telah diseminarkan,
MENTOR COACH
Dr. Rasio Ridho Sani, M.Com, M.P.M
Dr. Ir. Suharyoto MS
PENGUJI
Restog Krisna Kusuma, SH., M.Si., AK
III | P a g e
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusunan Laporan Implementasi Proyek Perubahan ini dapat
diselesaikan. Laporan Implementasi Proyek Perubahan ini disusun sebagai salah satu
syarat dalam mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II
Angkatan XXIV Tahun 2019 pada Lembaga Administrasi Negara (LAN) di Jakarta.
Adapun Proyek Perubahan ini berjudul “Pembangungan Kelembagaan Sistem
Intelijen Polhut Berbasis Teknologi (SIBERTEK) Dalam Rangka Penegakan
Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Yang Lebih Efektif”.
Gagasan Proyek Perubahan ini merupakan inovasi dalam rangka penguatan
fungsi intelijen Polisi Kehutanan (Polhut) untuk mendukung upaya penegakan hukum
lingkungan hidup dan kehutanan melalui fungsi penyelidikan intelijen, pengamanan
intelijen dan penggalangan intelijen. Dalam proyek perubahan ini telah dibentuk
kelembagaan Intel Polhut melalui penerbitan Peraturan Dirjen Gakkum LHK Nomor :
P.7/PHLHK/SET/DIK.3/11/2019, dibentuk Tim Khusus Intel Polhut “PASOPATI”
melalui Keputusan Dirjen Gakkum LHK Nomor : SK.36/PHLHK/PPH/GKM.2/11/2019,
Penyusunan Desain dan Pembangunan Prototype Sistem Intel Polhut Berbasis
Teknologi (SIBERTEK). Intelijen Polhut memiliki peran yang sangat penting dalam
sistem deteksi dan peringatan dini, mendukung keberhasilan tindakan represif maupun
yustisi serta sebagai bahan masukan pimpinan dalam pengambilan
keputusan/kebijakan.
Akhir kata, Penulis berharap kritik dan saran yang membangun dalam rangka
penyempurnaan pembangunan kelembagaan dan sistem intelijen Polhut berbasis
teknologi ke depan. Semoga proyek perubahan ini dapat diimplementasikan dan
memberikan manfaat bagi peningkatan kinerja organisasi, bangsa dan negara
khususnya dalam penyelamatan sumber daya hutan dan lingkungan.
Jakarta, Desember 2019
Project Leader
Ir. Sustyo Iriyono, M.Si
IV | P a g e
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................ I
LEMBAR PENGESAHAN ............................................ II
KATA PENGANTAR ............................................ III
DAFTAR ISI ............................................ IV
DAFTAR TABEL ............................................ V
DAFTAR GAMBAR ............................................ VI
I. PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI PROYEK PERUBAHAN ............................................ 1
B. LATAR BELAKANG MASALAH ............................................ 1
C. TUJUAN DAN MANFAAT ............................................ 6
1. Tujuan ............................................ 6
2. Manfaat ............................................ 7
D. OUTPUT DAN OUTCOME ............................................ 8
E. TAHAPAN PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS .......................................... 9
F. RENCANA STRATEGI MARKETING ............................................ 13
1. Analisa Stakeholder ............................................ 13
2. Tata Kelola Kerja ............................................ 16
3. Strategi Marekting ............................................ 19
II. IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN
A. PELAKSANAAN KEGIATAN MILESTONE
1. Milestone 1 ............................................ 22
2. Milestone 2 ............................................ 24
3. Milestone 3 ............................................ 26
4. Milestone 4 ............................................ 28
5. Milestone 5 ............................................ 30
6. Milestone 6 ............................................ 31
7. Milestone 7 ............................................ 33
8. Milestone 8 ............................................ 34
B. CAPAIAN PROYEK PERUBAHAN ............................................ 35
1. Capaian Milestone ............................................ 36
2. Capaian Pembentukan Kelembagaan ............................................ 39
3. Capaian Pembangunan Sistem Intelijen ............................................ 41
C. OUTCOME ............................................ 42
D. ANALISIS STAKEHOLDER DAN
IMPLEMENTASI STRATEGI MARKETING ............................................ 46
1. Perubahan Peta Stakeholder ............................................ 46
2. Strategi Marketing ............................................ 48
E. KENDALA EKSTERNAL DAN INTERNAL ............................................ 49
F. STRATEGI MENGHADAPI KENDALA ............................................ 50
G. PEMBERDAYAAN ORGANISASI PEMBELAJARAN ....................................... 51
1. Pemberdayaan Organisasi ............................................ 51
2. Pemberdayaan (Lesson Learnt) ............................................ 51
III. PENUTUP
A. KESIMPULAN ............................................ 53
B. REKOMENDASI ............................................ 53
V | P a g e
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1 Tahapan Perubahan Rencana Strategis ............................................ 10
2. Tabel 1.2 Analisa Stakeholder ............................................ 15
3. Tabel 1.3 Penjelasan Tata Kelola ............................................ 19
VI | P a g e
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1.1 Gagasan Proyek Perubahan ............................................ 2
2. Gambar 1.2 Milestone Proyek Perubahan ............................................ 8
3. Gambar 1.3 Output Sistem Intelijen Polisi Kehutanan ............................................ 9
4. Gambar 1.4 Analisa Stakholder ............................................ 16
5. Gambar 1.5 Tata Kelola ............................................ 19
6. Gambar 2.1 Struktur Kendali ............................................ 40
7. Gambar 2.2 Draft Kelembagaan ............................................ 40
8. Gambar 2.3 Tangkapan Layar Sistem Intelijen Polhut .......................................... 41
9. Gambar 2.4 Tangkapan Layar Berita Media 1 ............................................ 42
10. Gambar 2.5 Tangkapan Layar Berita Media 2 ............................................ 43
11. Gambar 2.6 Tangkapan Layar Berita Media 3 ............................................ 44
12. Gambar 2.7 Tangkapan Layar Berita Media 4 ............................................ 45
13. Gambar 2.8 Tangkapan Layar Berita Media 5 ............................................ 45
14. Gambar 2.8 Peta Stakeholder ............................................ 46
15. Gambar 2.9 Peta Pergerakan Stakeholder ............................................ 47
1 | P a g e
I. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Proyek Perubahan
Gagasan proyek perubahan ini adalah Pembangunan Kelembagaan
Sistem Intelijen Polhut Berbasis Teknologi (Sibertek) Dalam Rangka Penegakan
Hukum Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Yang Lebih Efektif. Terobosan/langkah
strategis yang dilakukan dalam proyek perubahan ini adalah membangun
kelembagaan intelijen Polhut melalui penerbitan Peraturan Direktur Jenderal
Penegakan Hukum LHK tentang Intelijen Polhut yang memuat antara lain tugas
dan fungsi Intelijen Polhut, pedoman pelaksanaan intelijen dan struktur Intelijen
Polhut. Selanjutnya berdasarkan struktur yang ada dibentuk Satgas Intelijen
Polhut melalui Keputusan Direktur Jenderal Penegakan Hukum LHK. Untuk
mendukung kinerja Intelijen Polhut, perlu adanya Sistem Intelijen Polhut yang
berbasis Teknologi. Pada kurun waktu jangka pendek, disusun Desain Sistem
Intelijen Polisi Kehutanan Berbasis Teknologi (SIBERTEK).
Dengan adanya terobosan/langkah strategis pada jangka pendek tersebut,
diharapkan Ditjen Gakkum LHK akan memiliki Intelijen Polhut yang handal untuk
meningkatkan upaya pencegahan kejahatan lingkungan hidup dan kehutanan
serta mendukung upaya penegakan hukum lingkungan hidup dan kehutanan yang
lebih efektif.
Gambar 1.1 Gagasan Proyek Perubahan
2. Latar Belakang Masalah
Peraturan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :
P.18/MENLHK-II/2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada Pasal 1162 menjelaskan tugas Direktorat
2 | P a g e
Pencegahan dan Pengamanan Hutan adalah melaksanakan penyiapan
perumusan, pelaksanaan, koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, bimbingan
teknis, evaluasi bimbingan teknis, dan supervisi pelaksanaan urusan pencegahan
dan pengamanan hutan. Disamping tugas tersebut, Direktorat Pencegahan dan
Pengamanan Hutan melaksanakan fungsi :
1. penyiapan perumusan kebijakan pencegahan tindak pidana kehutanan serta
penyelenggaraan pengamanan kawasan hutan dan peredaran hasil hutan;
2. penyiapan pelaksanaan kebijakan pencegahan tindak pidana kehutanan serta
penyelenggaraan pengamanan kawasan hutan dan peredaran hasil hutan;
3. penyiapan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan pencegahan tindak pidana
kehutanan serta penyelenggaraan pengamanan kawasan hutan dan
peredaran hasil hutan;
4. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria pencegahan tindak pidana
kehutanan serta penyelenggaraan pengamanan kawasan hutan dan
peredaran hasil hutan;
5. bimbingan teknis, evaluasi bimbingan teknis, dan supervisi pelaksanaan
urusan pencegahan tindak pidana kehutanan serta penyelenggaraan
pengamanan kawasan hutan dan peredaran hasil hutan yang dilaksanakan di
daerah; dan
6. pelaksanaan administrasi Direktorat.
Berdasarkan tupoksi tersebut maka tanggung jawab Direktorat PPH dalam
upaya perlindungan hutan adalah pengamanan hutan dan hasil hutan terhadap
kerusakan disebabkan oleh perbuatan manusia, sehingga kewenangan yang ada
bersifat Polisional (Pengamanan Hutan dalam Penegakan Hukum) melalui
kegiatan yang bersifat bersifat pencegahan (pre-emtif, preventif) dan represif
sebagaimana diatur dalam Permenhut Nomor: P.75/Menhut-II/2014 pasal Pasal 4
dan Pasal 7. Kewenangan Polisi Kehutanan diamanatkan dalam Pasal 51 UU
Nomor 41 Tahun 1999 yaitu untuk menjamin terselenggaranya perlindungan
hutan, maka kepada pejabat kehutanan tertentu sesuai dengan sifat pekerjaannya
diberikan wewenang kepolisian khusus.
Dalam melaksanakan tugas dan kewenangan pencegahan dan
pengamanan hutan, salah satu fungsi yang diemban adalah Intelijen. Intelijen
merupakan salah satu instrumen penting bagi penyelenggaraan kekuasaan
negara dalam hal ini penting bagi keamanan Kawasan hutan serta peredaran hasil
3 | P a g e
hutan. Intelijen juga merupakan produk yang dihasilkan dari proses pengumpulan,
perangkaian, evaluasi, analisis, integrasi, dan interpretasi dari seluruh informasi
yang berhasil didapatkan terkait dengan isu keamanan hutan. Dengan kata lain,
intelijen merupakan sari dari pengetahuan yang mencoba membuat prediksi
dengan menganalis dan mensintesis aliran informasi terkini, serta menyediakan
bagi para pembuat keputusan berbagai proyeksi latar belakang serta tindakan
alternatif yang dapat dijadikan ukuran dari kebijakan dan tindakan yang akan
dibuat. Sebagai bagian dari sistem keamanan nasional, intelijen berperan sebagai
sistem peringatan dini dan sistem strategis untuk mencegah terjadinya hal-hal
yang mengancam keamanan Kawasan hutan. Selain fungsi pencegahan, Intelijen
sebagai produk juga mempengaruhi keberhasilan dari tindakan-tindakan represif
yang perlu dilakukan. Keberhasilan sebuah operasi pengamanan hutan dan
peredaran hasil hutan maupun dalam mendukung proses penegakan hukum
yustisi, sangat tergantung pada data dan informasi yang dihasilkan dari kegiatan
intelijen.
Gangguan keamanan kawasan hutan masih terus terjadi dan berkembang
semakin caggih, seperti pembalakan liar, perambahan kawasan, perkebunan
ilegal, penambangan ilegal, kebakaran hutan dan perburuan satwa liar. Kawasan
hutan di Indonesia yang meliputi hutan produksi, hutan lindung dan hutan
konservasi merupakan teritori pengendalian kegiatan Polisi Kehutanan yang
sangat luas dengan seluas 125.945.195 Ha. Ancaman yang merupakan potensi
gangguan terhadap keamanan hutan juga terus terjadi dan telah mendegradasi
sehingga kondisi saat ini kawasan yang tutupan lahannya masih berhutan tersisa
sekitar 95 juta Ha.
Kejahatan kehutanan menjadi semakin kompleks melibatkan berbagai
aktor dari mulai pelaku lapangan, korporasi, kelompok terorganisasi, maupun
adanya backup dari elit berpengaruh dan aparat. Modus kejahatannya terus
berkembang bahkan menggunakan dukungan teknologi, seperti perdagangan
ilegal satwa liar secara online dan sebagainya. Perkembangan kejahatan
kehutanan ini telah jauh meninggalkan kemampuan dan kapasitas Polisi
Kehutanan, dan apabila hal ini tetap terjadi tanpa pembaharuan kelembagaan dan
teknologi di bidang pengamanan hutan maka keberadaan hutan akan semakin
terancam.
4 | P a g e
Selain ancaman keamanan hutan yang terus terjadi, pasca terbitnya
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, urusan
pemerintah bidang kehutanan terutama kawasan hutan lindung dan hutan
produksi menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi, bukan lagi menjadi
kewenangan Pemerintah Kabupaten sehingga kehadiran aparat di tingkat tapak
belum optimal dan pengawasan menjadi lemah. Pengamanan hutan yang
dilakukan selama ini dilakukan masih bersifat parsial, belum berada dalam satu
garis komando dari pusat sampai ke tingkat tapak. Kegiatan pengamanan hutan
dilakukan masing-masing instansi, bergerak belum sinergi dengan melibatkan
para pihak terkait, sehingga penanganan belum berjalan terpadu dan
berkesinambungan. Terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun
2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 17) serta Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Nomor P.18/MENLHK-II/2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian lingkungan Hidup dan Kehutanan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 713) mengakibatkan terjadi perubahan organisasi
pemerintahan di semua lini, baik di pusat maupun di daerah. Selanjutnya,
pembentukan Direktorat Jenderal Penegakan Hukum LHK dan UPT Balai
Pengamanan dan Penegakan Hukum LHK yang mempunyai kewenangan dalam
penegakan Hukum LHK, memerlukan konstruksi baru dalam upaya penegakan
hukum LHK. Pembangunan kelembagaan, pengelolaan personil, sarana
prasarana, pembiayaan mekanisme dan koordinasi merupakan tantangan yang
harus segera diselesaikan. Pengelolaan personil, khususnya Polisi Kehutanan
(Polhut) merupakan permasalahan yang sangat penting dan perlu diselesaikan
dengan segera. Permasalahan jumlah, distribusi dan kualifikasi serta fungsinya
merupakan permasalahan pokok yang dihadapi dalam pengelolaan Polhut.
Distribusi Polhut yang masih berada di 3 (tiga) eselon I, yaitu 615 personil di Ditjen
Gakkum LHK, 2.100 Personil di Ditjen KSDAE dan 16 personil di Ditjen PPI,
merupakan hambatan pokok dalam menerapkan Komando sebagai instrumen
penggerak pasukan dan perubahan-perubahan organisasi dan kewenangan
menjadikan Polhut terpisah pada unit-unit organisasi dan hadir tanpa induk yang
mapan. Dalam organisasi Ditjen Gakkum LHK belum ada satu unit organisasi
yang secara tupoksi khusus memiliki kewenangan pengelolaan Polisi Kehutanan.
5 | P a g e
Kondisi Polhut yang tidak berada dalam satu komando juga melahirkan
permasalahan terkait fungsi intelijen sebagai deteksi dini belum berjalan optimal.
Kapasitas dan kemampuan intelijen sebagai unit organisasi belum merata,
terstandar dan terstruktur dengan optimal dari tingkat pusat sampai ke tingkat
daerah.
Hal tersebut diatas juga selaras dengan hasil Evaluasi dan Hasil Audit
Organisasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2018 yang
memrekomendasikan bahwa eksistensi Ditjen Gakkum LHK masih sangat
dibutuhkan namun memerlukan beberapa restrukturisasi organisasi dan fungsi.
Dirjen Gakkum LHK atas kondisi tersebut pada awal Tahun 2019 melakukan
Background Study Penegakan Hukum LHK 2019 (Buku Background Study, 2019),
dengan rekomendasi dalam Arahan Strategis Penegakan Hukum Lingkungan
Hidup dan Kehutanan untuk Kewibawaan Negara dan Keadilan Ekologis, antara
lain:
1. Memperkuat Sistem Pencegahan atas Pelanggaran dan Kejahatan LHK
2. Memperkuat Sistem Pengawasan dan Penjatuhan Sanksi (administrasi,
perdata, pidana) terhadap Pelanggaran dan Kejahatan LHK
3. Memperkuat Sistem Pemulihan Kerugian Lingkungan Akibat Pelanggaran
dan Kejahatan LHK
4. Mengembangkan Sistem Data dan Informasi secara Terintegrasi antara
Perizinan dan Pengawasan (Pusat dan Daerah)
5. Pengembangan Sistem Intelijen Penegakan Hukum LHK
6. Penguatan Kapasitas dan Integritas Sumber Daya Manusia (SDM) penegak
hukum dan manajerial organisasi
7. Memperkuat Sarana Prasarana Penegakan Hukum LHK
8. Memperkuat Kelembagaan Direktorat Jenderal Penegakan Hukum LHK
9. Memperkuat Koordinasi dan Kerjasama Penanganan Pelanggaran dan
Kejahatan LHK bersama Aparat Penegak Hukum lainnya
10. Menciptakan Aparat Penegak Hukum LHK yang berintegritas dan
bermartabat
11. Memperkuat Dukungan Ahli dalam Penegakan Hukum LHK
12. Mengembangkan Dukungan Jaringan Publik (masyarakat sipil, media, mitra
internasional) dalam Penegakan Hukum LHK
6 | P a g e
13. Mengembangkan Skema Dana Pemulihan Lingkungan Hidup untuk
Penegakan Hukum
Berpedoman atas rekomendasi terhadap arah dan tujuan Ditjen Gakkum
KLHK selama 5 tahun kedepan dan penggalian atas kesenjangan antara harapan
dari amanat tugas dan fungsi dengan permasalahan-permasalah faktual yang ada
saat ini, Direktorat Pencegahan dan Pengamanan mengindentifikasi sangat perlu
dan mendesak untuk segera melakukan :
1. Pembentukan kelembagaan intelijen Polisi Kehutanan
2. Penetapan Polisi Kehutanan Satu Komando
3. Pembangunan sistem intelijen polisi kehutanan berbasis teknologi.
(dokumen analisis permasalahan terlampir)
Selanjutnya sebagai jawaban atas kondisi diatas, maka Rancangan Proyek
Perubahan kami ini mengangkat ketiga isu utama/pokok tersebut menjadi satu
solusi yakni PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN SISTEM INTELIJEN POLISI
KEHUTANAN BERBASIS TEKNOLOGI (SIBERTEK) DALAM RANGKA
PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN YANG LEBIH
EFEKTIF.
3. Tujuan Dan Manfaat Untuk Organisasi Adaptif
Pembangunan Kelembagaan Sistem Intelijen Polisi Kehutanan Berbasis
Teknologi (Sibertek) dalam rangka Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan
Kehutanan yang Lebih Efektif diharapkan penanganan kejahatan kehutanan
menjadi terpadu, sistematis, responsif, profesional. Dalam hal ini tujuan dan
manfaat proyek perubahan sebagai berikut :
a. Tujuan
Meningkatkan efektifitas penegakan hukum lingkungan hidup dan kehutanan
khususnya dalam Pencegahan dan Pengamanan Hutan melalui penguatan
kelembagaan sistem intelijen Polhut dalam satu komando dengan dukungan
teknologi.
Dalam hal ini tujuan jangka pendek (2 bulan) yang akan diimplementasikan
adalah terbitnya Perdirjen tentang Intelijen Polhut, Terbentuknya Satgas
Intelijen Polhut, dan Tersusunnya Draft Desain Sistem Intelijen berbasis
teknologi. Untuk jangka menengah (6 bulan) dalam proyek perubahan ini akan
dibangun Sistem Intelijen Berbasis Teknologi dan Draft Peraturan Menteri
7 | P a g e
LHK Tentang Polhut Satu Komando. Sehingga pada akhir tujuan jangka
panjangnya (> 1 tahun) adalah terbitnya Peraturan Menteri Tentang Polhut
Satu Komando.
Gambar 1.2 Tujuan Proyek Perubahan
b. Manfaat
Dalam merespon tuntutan perubahan dan lingkungan strategis maka
Pembangunan Kelembagaan Sistem Intelijen Polisi Kehutanan Berbasis
Teknologi (Sibertek) akan memberikan manfaat kepada organisasi sebagai
berikut :
a) Memberikan pedoman dan standar bagi kelembagaan dan aktifitas
intelijen Polisi Kehutanan dengan dukungan teknologi.
b) Menyediakan data dan informasi yang terbarui secara sistematis dan real
time.
c) Menyediakan analisis perilaku dan pola-pola kejahatan lingkungan hidup
dan kehutanan secara kasusistik maupun general sebagai bahan baku
pengambilan keputusan dan kebijakan untuk pimpinan.
d) Memberikan layanan data untuk efisiensi dan efektifitas penggunaan
anggaran Ditjen Gakkum KLHK.
e) Meningkatkan upaya-upaya penanganan kejahatan lingkungan hidup dan
kehutanan secara lebih cepat dan tepat.
f) Mendukung penyelidikan dan penyidikan perkara dalam upaya
penegakan hukum lingkungan hidup dan kehutanan.
8 | P a g e
g) Menyedikan tools untuk melakukan pelacakan dan deteksi dalam rangka
pencarian tersangka.
h) Membangun sistem komando Polhut dalam satu komando.
4. Output Dan Outcome
Output yang dihasilkan dalam proyek perubahan Pembangunan
Kelembagaan Sistem Intelijen Polisi Kehutanan Berbasis Teknologi (Sibertek)
adalah Peraturan Dirjen Penegakan Hukum LHK tentang Intelijen Polhut,
Pembentukan Satgas Intelijen Polisi Kehutanan melalui Keputusan Dirjen
Penegakan Hukum LHK dan Draft Desain Sistem Intelijen Polisi Kehutanan
Berbasis Teknologi. Untuk jangka panjang output dari Proper ini adalah Peraturan
Menteri LHK tentang Polhut Satu Komando. Outcome dari proyek perubahan ini
adalah :
1. Pencegahan kejahatan lingkungan hidup kehutanan lebih optimal;
2. Efektifitas penegakan hukum dengan dukungan alat bukti yang lebih valid;
3. Pengamanan hutan lebih terpadu dari tingkat pusat sampai daerah.
Gambar 1.3. Rancangan Sistem Intelijen Polisi Kehutanan
9 | P a g e
5. Tahapan Perubahan Rencana Strategis
NO OUTPUT
KUNCI MILESTONE
OUTPUT
MILESTONE KEGIATAN WAKTU
PENANGGUNG
JAWAB
JANGKA PENDEK
1. Tim Efektif Membentuk Tim Efektif SK Dirjen - Konsultasi dg Mentor
- Rapat dg Tim
- Penyusunan SK Tim
- Penandatangan SK
Tim
- Penyusunan Rencana
Kerja
Bulan Oktober
2018
Tim Efektif
2. Perdirjen
Tentang Intel
Polhut
Membentuk Tim Kerja
Perdirjen Intelijen Polhut SK Direktur - Penyusunan dan
penandatangan SK
Tim
- Penyusunan Renja
Bulan Oktober
2018
Tim Efektif
HKT Setditjen
Gakkum
Subdit PPH
Intelkam
Pembahasan Draft
Perdirjen Tentang Intel
Polhut
Draft Perdirjen - Penyusunan Draft 0
- Pembahasan Draft 0
Bulan Oktover s.d
November 2019
Pembahasan Draft
Perdirjen Eksternal
Ditjen Gakkum
Draft Perdirjen - Penyempurnaan Draft
0
- Pembahasan Draft 1
- Penyempurnaan Draft
1
- Pembahasan Draft 2
Bulan Oktover s.d
November 2019
Tabel 1.1 Milestone Proyek Perubahan
10 | P a g e
NO OUTPUT
KUNCI MILESTONE
OUTPUT
MILESTONE KEGIATAN WAKTU
PENANGGUNG
JAWAB
Pengesahan Perdirjen Perdirjen SK Dirjen Bulan Oktover s.d
November 2019
Sosialsisasi Sosialsiasi Sosialsiasi Bulan Oktover s.d
November 2019
3 Penugasasn
Personil Intel
Penyusunan Drfat SK
Satgas Intel
Draft Sk Satgas - Pembahasan Draft SK
- Pembahasan Rapat
Tom
Bulan November
2019
Penandatanganan SK
Satgas Intel
SK Dirjen Tim
Khusus Intel
Polhut
SK Tim Khusus Bulan November
2019
4 Draft Desain
Sistem
Intelijen
Berbasis
Teknologi
- Membentuk
Tim Kerja
- Penyiapan
Desai Sistem
Intel
- FGD Desai
Sistem Intelijen
berbasis
Teknologi
- Rapat Internal Draft
Tim Kerja
- Penyusunan Draft 0
- Penyusunan Draft 1
Bulan Oktober s.d
November 2019
Penyususnan Draft
Desain Sistem Intelijen
Berbasisi Teknologi
Draft Desain
Sistem Intelijen
Penyusunan draft Final
JANGKA MENENGAH
5 Desain Sistem
Intelijen
Berbasis
Teknologi
- Pembahasan
Draft Desain
Sistem Intelijen
Berbasis
Teknologi
Dokumen Draft Bulan November
2019 – April 2020
Tim Efektif
Tim Opsroom
Gakkum
HKT Setditjen
Gakkum
11 | P a g e
NO OUTPUT
KUNCI MILESTONE
OUTPUT
MILESTONE KEGIATAN WAKTU
PENANGGUNG
JAWAB
- Penetapan
Desain Sistem
Intelijen
Berbasis
Teknologi
6 Pembanginan
Sistem
Intelijen
Berbasisi
Teknologi
Pembangunan Sistem
Intelijen Berbasisi
Teknologi
- Sistem
Intelijen
- Aplikasi
SIstem
- Protokol
- Standar
Kriteria
- Penyusunan
SOP Sistem
Intelijen
- Uji Coba dan
Evaluasi
Sistem Intelijen
- Perbaikan
Sistem
- Penetapan
SOP
- Penerapan
Sistem
Draft SOP
Rekomendasi
SK DIrektur
Laporan
Kegiatan
Bulan November
2019 – April 2020
8 Rancangan
Polhut Satu
Komando
- Pembentukan
Tim Kerja
Rancangan
Tim Efektif
HKT Setditjen
Gakkum
12 | P a g e
NO OUTPUT
KUNCI MILESTONE
OUTPUT
MILESTONE KEGIATAN WAKTU
PENANGGUNG
JAWAB
Polhut Satu
Komando
- Telaahan
/Kajian Polhut
- Pembahasan
Draft 1
- Pembahasan
Draft 2
Subdit PPH
Biro Hukum
KLHK
JANGKA PANJANG
8 Permen Polhut
Satu Komando
- Pembahasan
Draft Permen
Satu Komando
- Konsultasi
Publik
- Penyusunan
Naskah Final
Permen Polhut
- Pengesahan
Polhut Satu
Komando
- Sosialsisai
- Draft 1
- Notulensi
- Naskah
Final
- Permen
Polhut 1
Komando
➢ 1 Tahun
13 | P a g e
6. Rencana Strategi Marketing
a. Analisa Stakeholder
Untuk terimplementasikannya Pembangunan Kelembagaan Sistem
Intelijen Polhut Berbasis Teknologi (SIBERTEK) Dalam Rangka Penegakan
Hukum Yang Lebih Efektif maka dibutuhkan pemetaan analisa
instansi/individu yang mempunyai kepentingan dan pengaruh terhadap
keberhasilan pembangunan sistem tersebut, berikut ini tabel analisa
stakeholder:
Tabel 1.2 Analisa Stakeholders
Internal Eksternal
1. Direktur Jenderal Penegakan Hukum
LHK
2. Sekditjen Penegakan Hukum;
3. Direktur Pengaduan Pengawasan dan
Sanksi Administrasi;
4. Direktur Penegakan Hukum Pidana;
5. Direktur Penyelesaian Sengketa
Lingkungan Hidup;
6. Kepala Balai Gakkum LHK;
7. Tim Inteliigence Center Ditjen Gakkum
1. Sekretaris Jenderal Kementerian
LHK;
2. Direktur Jenderal KSDAE;
3. Jaksa Agung Muda Intelijen
4. Kepala Lembaga Pendidikan
Polri
5. Kepala Badan Reserse Kriminal
(Bareskrim) Polri
6. Kepala Badan Pemeliharaan
Keamanan (Baharkam) Polri
7. Deputi Pencegahan Komisi
Pemberantasan Korupsi
8. Deputi Penindakan Komisi
Pemberantasan Korupsi
9. Deputi VI Badan Intelijen Negara
10. Kepala Badan Intelijen Strategis
(BAIS) TNI
11. Dirjen Bea Cukai, Kemenkeu;
12. Sekretaris Ditjen KSDAE
13. Kepala Biro Hukum, Setjen
KLHK;
14. Kepala Dinas Kehutanan
Provinsi;
15. Kepala Kantor Kesyahbandaran
dan Operasional Pelabuhan;
14 | P a g e
16. Detasemen Intelijen TNI AL;
17. Ahli Intelijen
18. Perum Perhutani
19. CIWT - UNDP
Gambar 1.4 Analisa Stakeholder
Posisi peran para pihak di dalam setiap kuadran dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) KUADRAN I: PROMOTERS, yaitu stakeholders yang mempunyai
kekuatan atau pengaruh yang tinggi dan interest yang tinggi sehingga
benar-benar bisa membuat upaya pembangunan kelembagaan intelijen
Polisi Kehutanan berbasis teknologi dapat berjalan. Oleh sebab itu
strategi pendekatan terhadap stakeholders ini adalah harus selalu
berada di dalam “jangkauan” (manage them closely). Stakeholders ini
harus selalu dikelola agar selalu mendukung, dilibatkan dalam setiap
pengambilan keputusan, well-informed dan mitra dialog. Yang
teridentifikasi termasuk di dalam stakeholders PROMOTERS adalah
1. Direktur Jenderal Penegakan Hukum LHK
15 | P a g e
2. Sekditjen Penegakan Hukum
3. Direktur Penegakan Hukum Pidana
4. Direktur Pengaduan Pengawasan dan Sanksi Administrasi
5. Direktur Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup
6. Kepala Balai Gakkum LHK
2) KUADRAN II: LATENT, yaitu stakeholders yang mempunyai kekuatan
tinggi (high influence/power) tetapi interest yang rendah (low interest).
Para pihak yang berada di kuadran ini akan sangat membantu jika dapat
diyakinkan akan pentingnya upaya pembangunan kelembagaan sistem
intelijen Polisi Kehutanan berbasis teknologi bagi kepentingan institusi
tersebut sendiri atau untuk kebaikan yang lebih besar. Strategi yang akan
dilakukan untuk menjaga stakeholders ini tetap mendukung adalah
menjaga agar mereka tetap puas dengan sistem yang kita bangun (keep
them satisfied). Stakeholders ini harus selalu didekati, diberi informasi,
dan menunjukkan efek-efek positif dari upaya perubahan ini. Interest
mereka dapat selalu diperkuat untuk menjadikan kelompok ini menjadi
PROMOTERS. Yang teridentifikasi termasuk di dalam stakeholders
LATENT adalah:
1. Sekretaris Jenderal Kementerian LHK
2. Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Polri
3. Kepala Badan Reserse Kriminal Polri
4. Kepala Lembaga Pendidikan Polri
5. Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI
6. Deputi VI BIN
7. Direktur Jenderal KSDAE
8. Sekditjen KSDAE
9. Kepala Biro Hukum, Setjen KLHK
10. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi
11. Tim Intelligence Center
12. CIWT – UNDP
13. Ahli Intelijen
16 | P a g e
3) KUADRAN III: DEFENDERS, yaitu stakeholders yang mempunyai
pengaruh/kekuatan yang rendah, tetapi dengan interest yang tinggi (Low
Influence/High Interest). Stakeholders yang berada di kuadran ini bisa
sangat membantu apabila tetap diberikan informasi yang memadai,
sehingga kita tidak perlu khawatir mengenai keterlibatannya di masa
yang akan datang. Untuk stakeholders dengan kategori defenders perlu
didekati dengan strategi keep them informed. Yang teridentifikasi
termasuk di dalam kategori stakeholders DEFENDERS adalah:
1. Deputi Penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi
2. Deputi Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi
3. Perum Perhutani
4) KUADRAN IV: APATHETICS, yaitu stakeholders yang mempunyai
pengaruh maupun interest keduanya rendah. Kelompok ini
kemungkinan tidak peduli terhadap upaya perubahan sistem intelijen ini.
Institusi ini dimasukkan menjadi stakeholder karena posisi institusi ini
bisa menjadi pendukung dalam pertukaran data dan informasi dukungan
personil, maupun dukungan teknis apabila diperlukan. Strategi yang
dapat diterapkan kepada mereka adalah memonitor/minimal effort. Saat
ini yang dapat diidentifikasi dalam kelompok Apathetics adalah:
1. Jaksa Agung Muda Intelijen;
2. Dirjen Bea Cukai, Kemenkeu;
3. Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Operasional Pelabuhan;
4. Detasemen Intelijen TNI AL.
b. Tata Kelola Kerja
Rancangan proyek perubahan ini direncanakan melalui 3 (tiga) tahapan
sesuai dengan tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
Dalam rangka pencapaian target proyek tersebut Direktorat PPH membentuk
Tim yang dipimipin oleh Direktur PPH dimana tim ini yang bertugas dalam
menginisaisi, menyusun, melaksanakan, monitoring dan mengevaluasi
seluruh rencana kerja yang telah ditentukan.
Dalam pelaksanaannya proyek ini melibatkan stakeholder internal maupun
eksternal sebagai objek dalam proses pembuatan produk Perdirjen Gakkum
17 | P a g e
tentang Intelijen Polhut, SK Dirjen Gakkum tentang Satgas Intelijen Polhut,
Sistem Intelijen Berbasis Teknologi, dan Peraturan Menteri tentang Polhut
Satu Komando. Subjek implementasi terbitnya dasar hukum terkait dengan
intelijen polhut adalah Polhut yang mempunyai tugas dan otoritas di wilayah
kerjanya dalam melakukan penyelidikan kejahatan kawasan hutan/diluar
kawasan hutan. Sebagai pelaksana pencegahan kejahatan lingkungan hidup
dan kehutanan, petugas intelijen Polhut mempunyai peranan penting
terhadap keberhasilan inovasi ini, karena dengan inovasi ini sekaligus
mengubah cara berindak Intelijen Polhut dalam memetakan permasalahan
kejahatan lingkungan hidup dan kehutanan di wilayah kerjanya.
Gambar 1.5 Tata Kelola
18 | P a g e
Tabel 1.3 Penjelasan Tata Kelola
NO PERAN PENJELASAN
1 MENTOR - Memberikan dukungan dan arahan
strategis perancangan dan pelaksanaan
proyek perubahan sehingga tujuan
proyek perubahan dapat tercapai
secara efektif dan efisien.
- Memberikan alternatif solusi
pemecahan masalah yang tidak dapat
diselesaikan oleh project leader.
2 COACH - Memberikan bimbingan dan konsultasi
dalam pelaksanaan proyek;
- Memantau perkembangan
pelaksanaan proyek perubahan
3 PROJECT LEADER - Menyusun perencanaan umum proyek
perubahan yang dituangkan dalam
rancangan proyek perubahan yang
antara lain meliputi: tujuan, manfaat,
pentahapan, tim proyek perubahan,
identifikasi stakeholder, dan informasi
penting lainnya.
- Memimpin dan mengelola tim efektif,
mulai dari perencanaan, koordinasi,
pelaksanaan dan kontrol pada setiap
tahapan utama (milestones) dalam
upaya pencapaian target sesuai yang
direncanakan dan ditetapkan.
- Melakukan koordinasi dan konsultasi
kepada seluruh stakeholder, baik
formal maupun informal untuk
mendukung percepatan pelaksanaan
kegiatan.
19 | P a g e
- Melakukan identifikasi, antisipasi dan
strategi penyelesaian kendala,
hambatan yang berpotensi
menghambat pelaksanaan proyek
perubahan
4 TIM 1 - Menyusun Perdirjen Tentang Intelijen
Polisi Kehutanan
- Menyusun SK Dirjen Tentang Satgas
Intelijen Polisi Kehutanan
5 TIM 2 Menyusun Desain Sistem Intelijen Polisi
Kehutanan Berbasis Teknologi.
6 TIM 3 Supporting dan Administrasi pelaksanaan
kegiatan proyek perubahan.
c. Strategi Marketing
a) Customer
Sebagai customer dalam proyek perubahan ini adalah penerima manfaat
adanya pembangunan kelembagaan sistem intelijen Polisi Kehutanan
berbasis teknologi, yaitu : Ditjen Gakkum LHK. Adanya sistem intelijen
akan memberikan manfaat dukungan data, informasi dan analisis yang
lebih akurat dan cepat untuk dukungan proses penegakan hukum yang
lebih efektif. Selain Ditjen Gakkum LHK, penerima manfaat dari proyek
perubahan ini adalah institusi yang berwenang dalam pengelolaan hutan
dan perlindungan hutan serta memiliki satuan Polisi Kehutanan. Institusi
tersebut yaitu Ditjen KSDAE selaku penanggng jawab pengelolaan
kawasan konservasi serta tumbuhan dan satwa liar, Dinas Kehutanan
Provinsi selaku penanggung jawab pengelolaan kawasan hutan lindung
dan hutan produksi, dan Perum Perhutani selaku pemegang hak kelola
hutan produksi dan hutan lindung di wilayah Jawa Barat, Banten, Jawa
Tengah dan Jawa Timur.
Dalam rangka mewujudkan keberhasilan proyek perubahan ini, perlu
adanya strategi kolaborasi dengan unit organisasi di internal Ditjen
20 | P a g e
Gakkum LHK maupun dengan Ditjen KSDAE dan Dinas Kehutanan
Provinsi serta Perum Perhutani.
b) Produk
Produk yang ditawarkan dalam proyek perubahan ini adalah :
1) Core Product :
Produk utama dari proyek perubahan ini adalah Kelembagaan Sistem
Intelijen Polisi Kehutanan.
2) Actual Product :
Actual product dari pembangunan kelembagaan sistem intelijen Polisi
Kehutanan adalah adanya Peraturan Direktur Jenderal Gakkum LHK
tentang Intelijen Polisi Kehutanan sebagai pedoman dan dasar
hukum bagi pelaksanaan intelijen Polisi Kehutanan dan terbentuknya
Satgas Intelijen Polisi Kehutanan yang handal.
3) Augmented Product :
Nilai tambah yang ditawarkan dari produk dalam proyek perubahan
ini adalah adanya sistem intelijen yang berbasis teknologi.
Kompleksitas kejahatan kehutanan, keterbatasan sumber daya dan
perkembangan teknologi saat ini menuntut upaya penegakan hukum
yang didukung dengan teknologi terkini. Akuisisi, penyimpanan serta
analisis data dan informasi menggunakan dukungan teknologi. Dalam
akuisisi data dan informasi dikembangkan integrasi sistem (System to
System) yang ada baik di internal KLHK maupun antar K/L yang
sudah bekerjasama dengan KLHK. Selain itu, penggunaan teknologi
juga diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan termasuk
pengendalian dan monitoring bagi pelaksana di lapangan. Adanya
dukungan teknologi diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan
efisiensi pelaksanaan kegiatan, akurasi data dan informasi serta
mengatasi keterbatasan sumber daya (SDM, Sarpras dan anggaran).
c) Price
Nilai yang ditawarkan dari pembangunan kelembagaan sistem intelijen
Polisi Kehutanan berbasis teknologi adalah efisiensi dan efektifitas
penegakan hukum LHK. Hal tersebut antara lain tercermin dari efektifnya
rantai komando intelijen, efisiensi waktu dan sumber daya dalam
21 | P a g e
pelaksanaan intelijen, kecepatan dan akurasi penyajian data dalam
dukungan upaya penegakan hukum.
d) Place
Sistem intelijen yang dibangun dalam proyek perubahan ini adalah
berbasis teknologi, salah satunya adalah teknologi informasi sehingga
ada kemudahan akses bagi pengguna dalam hal ini adalah pengambil
kebijakan penegakan hukum. Selain itu, Satgas Intelijen Polhut yang
dibentuk terdistribusi sampai ke tingkat Unit Pelaksana Teknis (UPT)
untuk menjangkau seluruh wilayah di Indonesia.
e) Promotion
Selain manfaat yang ditawarkan dari pembangunan kelembagaan
intelijen Polhut berbasis teknologi, strategi komunikasi kepada
stakeholder adalah penggunaan Brand “SIBERTEK” yang merupakan
akronim dari Sistem Intelijen Polisi Kehutanan Berbasis Teknologi.
22 | P a g e
II. IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN
A. Pelaksanaan Kegiatan Milestone
Penjabaran pelaksanaan milestone dan uraian kegiatan dalam pencapaian
milestone dapat dijelaskan sebagai berikut :
Aktivitas 1. Melaksanakan brainstorming rencana proyek perubahan
2. Mengidentifikasi potensi personil yang akan menjadi
anggota tim efektif dan tim kerja proyek perubahan
3. Melakukan analisis dan pemetaan potensi personil tim
kerja
4. Menyusun dan menerbitkan Surat Keputusan tentang Tim
Efektif
5. Menyusun rencana kerja impelementasi proyek
Waktu 4 (empat) Hari mulai 1 s/d 4 Oktober 2019
Tempat Pelaksanaan kegiatan ini seluruhnya berada di Kantor
Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan, Gedung
Manggala Wanabakti, Jakarta
Stakeholder Para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini antara
lain :
1. Kepala Subdit lingkup Direktorat PPH
2. Kepala Seksi lingkup Direktorat PPH
3. Kepala Sub Bagian TU Dit. PPH
4. Polhut & Staf Direktorat PPH
Pokok
Substansi
1. Pemetaan potensi dari seluruh Pejabat struktural dan staf
Direktorat PPH merupakan langkah awal dalam penetapan
peran personil dalam tim efektif dan tim kerja sehingga
dapat mengoptimalkan kemampuan personil dalam
pelaksanaan tugas yang akan dilakukan.
: Terbentuknya Tim Efektif Pembangunan Kelembagaan
Sistem Intelijen Polhut
MILESTONE 1
23 | P a g e
2. Untuk percepatan kesamaan persepsi tentang proyek
perubahan dan kesamaan arah dalam implementasi
rencana kerja maka dilaksanakan diskusi dan paparan
tentang pengembangan sistem intelijen, sasarannya,
output kuncinya, milestonenya dan parameter lainnya.
Pada diskusi ini terdapat hal-hal yang menjadi pokok
bahasan seperti kepadatan jadwal, arrangement aktivitas
khususnya untuk kegiatan yang pararel, dan membangun
jejaring/koordinasi yang non formal tapi efektif.
3. SK penetapan tim efektif pembangunan kelembagaa
sistem intelijen Polhut dibagi dalam 3 kelompok besar,
yakni tim administrasi dan supporting, tim penyusunan
NSPK dan tim penyusun Desain Sistem Intelijen berbasis
Teknologi.
4. Penyusunan rencana kerja, tata waktu dan
penanggungjawab kegiatan implementasi proyek.
Rencana kerja disusun dengan menyesuaikan tugas dan
kegiatan rutin Direktorat PPH.
Output 1. Keputusan Direktur Pencegahan dan Pengamanan Hutan
Nomor : SK No.100/PPH/PPHS/GKM.2/9/2019 tanggal 30
September 2019 tentang Tim Efektif Pembangunan
Kelembagaan Sistem Intelijen Polhut Berbasis Teknologi
2. Keputusan Direktur Jenderal Penegakan Hukum
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :
SK.26/PHLHK/PPH/GKM.2/10/2019 tanggal 1 Oktober
2019 Tentang Tim Kerja Penyusunan, Norma, Standar,
Prosedure dan Kriteria Pembangunan Kelembagaan
Sistem Intelijen Polhut Berbasis Teknologi.
Dokumentasi 1. Foto-foto
2. Absensi
3. Notulensi
4. SK Tim Efektif
5. Rencana Kerja Tim Efektif
24 | P a g e
Aktivitas 1. Membentuk Tim Kerja Penyusunan NSPK
2. Menyusun draft Peraturan Direktur Jenderal Penegakan
Hukum LHK
3. Melaksanakan rapat pembahasan draft Peraturan Direktur
Jenderal Penegakan Hukum LHK
4. Melakukan konsultasi kepada Stakeholder (instans terkait)
yang berpengalaman dalam bidang intelijen
5. Perbaikan dan penyempurnaan draft Peraturan Direktur
Jenderal Penegakan Hukum LHK
6. Menyusun Nota Dinas pengajuan persetujuan Draft Final
Peraturan Direktur Jenderal Penegakan Hukum LHK.
7. Sosialisasi Pembangunan kelembagaan intelijen Polhut
Waktu 25 Hari mulai 7 s/d 31 Oktober 2019
Tempat Pelaksanaan kegiatan ini berada di Kantor Direktorat
Pencegahan dan Pengamanan Hutan, Gedung Manggala
Wanabakti, Jakarta; Hotel Santika Jakarta; Hotel Mirah Bogor;
dan Hotel Novotel Bandung.
Stakeholder Para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini antara
lain:
1. Deputi V Bidang Teknologi Intelijen, BIN
2. Deputi VI Bidang Siber Intelijen, BIN
3. Direktur Keamanan Negara, Baintelkam Polri
4. Direktur Tindak Pidana Siber, Bareskrim Polri
5. Direktur B Jaksa Agung Muda Intelijen
6. Pusdik Intelkam Polri
7. Direktorat Penindakan dan Penyidikan, Ditjen Bea Cukai
8. Sekretaris Ditjen Penegakan Hukum LHK
9. Direktorat Penegakan Hukum Pidana, Ditjen Gakkum LHK
10. Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup
11. Sekretariat Ditjen KSDAE
: Tersusunnya Peraturan Direktur Jenderal Penegakan
Hukum LHK tentang Penyelenggaraan Intelijen Polhut
MILESTONE 2
25 | P a g e
12. Kepala Bagian Hukum dan Kerjasama Teknik, Setditjen
Gakkum LHK
Pokok
Substansi
1. Pembentukan Tim Kerja Penyusunan NSPK melalui
Keputusan Dirjen Gakkum LHK, berdasarkan identifikasi
pelaksanaan tugas, selain Tim Efektif perlu juga dibentuk
tim yang khusus yang bekerja untuk menyusun peraturan,
keputusan maupun dokumen desain yang diperlukan
dalam implementasi pembangunan kelembagaan sistem
intelijen.
2. Pengumpulan data dan informasi terkait kebutuhan
kelembagaan sistem intelijen yang akan dibangun menjadi
hal yang krusial, utamanya input ataupun saran dari
berbagai stakeholder, baik yang terkait dengan intelijen
maupun dalam pengembangan sistem itu sendiri. Dalam
upaya mencapai hal tersebut, dilaksanakan diskusi dan
brainstorming mengenai kebutuhan data dan informasi
intelijen sebagai input dan proyeksi hasil sistem yang akan
dibangun.
3. Penyusunan dan pembahasan draft Peraturan Dirjen
Penegakan Hukum LHK dengan melibatkan stakeholder
internal dan eksternal. Selain dalam rapat pembahasan,
untuk menjaring masukan/saran dari stakeholder,
dilakukan konsultasi dengan kunjungan langsung, antara
lain ke BIN, Baintelkam, Kejaksaan, Bareskrim.
4. Penetapan melalui Peraturan Direktur Jenderal, Peraturan
Dirjen ini penting sebagai dasar dalam penyelenggaraan
Intel Polhut dan operasionalisasi selanjutnya. Dalam
perdirjen ini juga diamanatkan untuk membentuk tim
khusus Intel Polhut melalui proses Seleksi sesuai pedoman
yang tercantum dalam Lampiran Perdirjen.
Output Peraturan Direktur Jenderal Penegakan Hukum LHK Nomor :
P.7/PHLHK/SET/DIK.3/11/2019 tanggal 5 November 2019
tentang Penyelenggaraan Intelijen Polhut lingkup Direktorat
26 | P a g e
Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan
Kehutanan
Dokumentasi 1. Foto-foto
2. Undangan
3. Absensi
4. Draft Perdirjen
5. Nota Dinas
6. Notulensi
Aktivitas 1. Menyusun konsep Keputusan Dirjen Gakkum LHK tentang
Pembentukan Tim Seleksi Anggota Tim Khusus Intel
Polhut Pada Direktorat Jenderal Penegakan Hukum LHK
2. Membuat surat permintaan bantuan tenaga asesor kepada
Kepala Biro Kepegawaian Kementerian LHK
3. Membuat surat permintaan kepada Kepala Balai Gakkum
LHK untuk mengirimkan personel Intel Polhut yang akan
diseleksi sebagai Anggota Tim Khusus
4. Melaksanakan seleksi administrasi, tes tertulis dan
wawancara terhadap Calon Anggota Tim Khusus
5. Melaksanakan pembahasan hasil seleksi Anggota Tim
Khusus
6. Melaporkan hasil seleksi dan konsep Keputusan Direktur
Jenderal Penegakan Hukum LHK tentang Penetapan
Anggota Tim Khusus Intel Polhut Pada Direktorat Jenderal
Penegakan Hukum LHK
Waktu 18 Hari mulai 4 s/d 22 November 2019
Tempat Pelaksanaan kegiatan ini berada di Kantor Direktorat
Pencegahan dan Pengamanan Hutan, Gedung Manggala
Wanabakti, Jakarta, Hotel Ibis Slipi dan Hotel Century Atlet
Jakarta.
: Terbentuknya Tim Khusus Intel Polhut Pada Direktorat
Jenderal Penegakan Hukum LHK
MILESTONE 3
27 | P a g e
Stakeholder Para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini antara
lain:
1. Sekretaris Ditjen Penegakan Hukum LHK
2. Kepala Biro Kepegawaian, Setjen KLHK
3. Kepala Bagian Hukum dan Kerjasaman Teknik, Setditjen
Gakkum LHK
4. Kepala Bagian Kepegawaian dan Organisasi Tata
Laksana, Setditjen Gakkum LHK
5. Kepala Balai Pengamanan dan Penegakan Hukum LHK
6. Tim Asesor
7. Polhut
Pokok
Substansi
1. Dalam rangka operasionalisasi Intel Polhut, sebagai
langkah awal adalah pembentukan Tim Khusus yang
beranggotakan Intel Polhut pada Balai Gakkum LHK dan di
bawah kendali Direktur PPH selaku Pengendali Utama.
2. Karena merupakan Tim Khusus, maka diperlukan anggota
dengan kualifikasi khusus. Untuk itu dilakukan proses
seleksi untuk mendapatkan Petugas Intel yang kompeten
terutama terkait integritas dan kemampuan teknis.
3. Proses seleksi meliputi seleksi administrasi, tes tertulis dan
wawancara dengan melibatkan tim asesor dari Biro
Kepegawaian KLHK.
4. Petugas Intel Polhut yang dinyatakan
lulus/direkomendasikan selanjutnya ditetapkan melalui
Keputusan Direktur Jenderal dengan Nama Sandi Khusus.
Output 1. Keputusan Direktur Jenderal Penegakan Hukum LHK
Nomor : SK.29/PHLHK/PPH/GKM.2/11/2019 tanggal 8
November 2019 tentang Pembentukan Tim Seleksi
Anggota Tim Khusus Intel Polhut Pada Direktorat Jenderal
Penegakan Hukum LHK
2. Berita Acara Hasil Seleksi Anggota Tim Khusus Intel Polhut
Pada Direktorat Jenderal Penegakan Hukum LHK
28 | P a g e
3. Keputusan Direktur Jenderal Penegakan Hukum LHK
Nomor : SK.36/PHLHK/PPH/GKM.2/11/2019 tanggal 21
November 2019 Tentang Penetapan Anggota Tim Khusus
Intel Polhut Pada Direktorat Jenderal Penegakan Hukum
Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Dokumentasi 1. Foto-foto
2. Surat
3. Undangan
4. Absensi
5. Notulensi
6. Berita Acara
7. Surat Keputusan Dirjen
Aktivitas 1. Identifikasi kebutuhan sistem untuk mendukung
pengelolaan intelijen berbasis teknologi.
2. Berdasarkan kebutuhan tersebut, dilakukan penyusunan
draft desain sistem intelijen Polhut berbasis teknologi
dengan melibatkan pihak ketiga yang berkompeten dalam
pembangunan sistem berbasis teknologi informasi.
3. Pembahasan draft desain sistem intelijen Polhut berbasis
teknologi di lingkup internal Ditjen Gakkum LHK.
4. Untuk penyempurnaan desain sistem dilaksanakan Focus
Group Discussion dengan melibatkan stakeholder anatara
lain Deputi Bidang Teknologi Intelijen BIN, Deputi Bidang
Siber Intelijen BIN, Direktur B Jaksa Agung Muda Intelijen
Kejagung, Direktorat Keamanan Negara Baintelkam Polri,
Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Direktorat
Penindakan dan Penyidikan Ditjen Bea Cukai, Biro Hukum
KLHK, Pusat Data dan Informasi KLHK dan Direktorat
lingkup Ditjen Gakkum LHK.
: Tersusunnya Draft Desain Sistem Intelijen Polhut
Berbasis Teknologi
MILESTONE 4
29 | P a g e
Waktu 18 Hari mulai 7 Oktober 2019 s/d 14 November 2019
Tempat Pelaksanaan kegiatan ini berada di Kantor Direktorat
Pencegahan dan Pengamanan Hutan dan Hotel Ibis Slipi
Jakarta
Stakeholder Para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini antara
lain:
1. Deputi V Bidang Teknologi Intelijen, BIN
2. Deputi VI Bidang Siber Intelijen, BIN
3. Direktur Keamanan Negara, Baintelkam Polri
4. Direktur Tindak Pidana Siber, Bareskrim Polri
5. Direktur B Jaksa Agung Muda Intelijen
6. Direktorat Penindakan dan Penyidikan, Ditjen Bea Cukai
7. Sekretaris Ditjen Penegakan Hukum LHK
8. Direktorat lingkup Ditjen Gakkum LHK
9. Sekretariat Ditjen KSDAE
10. Biro Hukum Setjen KLHK
11. Pusat Data dan Informasi KLHK
Pokok
Substansi
1. Bahwa untuk mendukung operasional intelijen Polhut,
diperlukan sistem berbasis teknologi informasi yang
mendukung pengumpulan data dan informasi, analisis,
penyajian dan pelaporan, serta pengendalian.
2. Sebagai pedoman dalam pembangunan sistem tersebut
disusun desain sistem intelijen yang antara lain meliputi :
akuisisi data, penyimpanan data (big data), forensic digital,
pengembangan jaringan data, analisis media, serta
penyajian dan pelaporan.
3. Pada target jangka pendek ini adalah tersusunnya draft,
mengingat penyusunan sistem memerlukan kompetensi
tertentu dan melibatkan pihak ketiga.
4. Dalam penyusunan desain sistem, juga dilibatkan
stakeholder yang sudah berpengalaman dalam bidang
teknologi intelijen, yaitu antara lain : Deputi V Bidang
30 | P a g e
Teknologi Intelijen BIN, Deputi VI Bidang Siber Intelijen BIN,
Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri.
5. Dalam rangka percepatan operasional intel dan
pembangunan sistem, draft Desain sudah disampaikan ke
vendor yang akan membangun sistem untuk dapat segera
dirancang pembangunannya
Output Draft Desain Sistem Intelijen Polhut Berbasis Teknologi
Dokumentasi 1. Foto-foto
2. Undangan
3. Absensi
4. Bahan rapat
5. Draft Desain
6. Surat Permohonan Pembangunan Sistem
Aktivitas 1. Penyempurnaan desain sistem intelijen Polhut berbasis
teknologi
2. Laporan Hasil Penyusunan Desain Sistem Intelijen Polhut
Berbasis Teknologi kepada Direktur Jenderal Penegakan
Hukum LHK.
3. Penetapan Dokumen Desain Sistem Intelijen Polhut
Berbasis Teknologi oleh Direktur Pencegahan dan
Pengamanan Hutan
Waktu 11 Hari mulai 7 Oktober 2019 s/d 15 November 2019
Tempat Pelaksanaan kegiatan ini berada di Kantor Direktorat
Pencegahan dan Pengamanan Hutan, Gedung Manggala
Wanabakti, Jakarta,
Stakeholder Para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini antara
lain :
1. National Project Manager CIWT – UNDP
2. Kasubdit lingkup Direktorat PPH
: Terselesaikannya Dokumen Desain Sistem Intelijen
Polhut Berbasis Teknologi
MILESTONE 5
31 | P a g e
Pokok
Substansi
1. Berdasarkan hasil FGD, draft desain yang telah disusun
diapresiasi oleh stakeholder dan dapat segera
dilaksanakan pembangunan sistem.
2. Desain Sistem yang akan dibangun meliputi :
a. akuisisi data dan informasi dari sistem-sistem yang
sudah ada baik di internal Kementerian LHK maupun di
luar KLHK yang sudah bekerja sama dengan Ditjen
Gakkum LHK seperti Ditjeh AHU, Dukcapil dan LAPAN.
b. Forensic : Mobile Forensic, Internet Forensic, Computer
Forensic
c. Networking : Analisis jaringan dari data dan informasi
d. Media/Publik : analisis media social
e. Big Data : penyimpanan data dan informasi
f. Cek Pos : Cek Posisi Target Operasi
g. Wasdal : aplikasi untuk pengawasan dan pengendalian
petugas di lapangan
3. Untuk pengesahan, Dokumen Desain Sistem
ditandatangani oleh Direktur Pencegahan dan
Pengamanan Hutan sebagai pedoman dalam pembanguna
sistem.
Output Dokumen Desain Sistem Intelijen Polhut Berbasis Teknologi
Dokumentasi 1. Nota Dinas
2. Dokumen Desain Sistem
Dalam periode implementasi jangka pendek, ada 2 (dua) output tahapan
milestone jangka menengah dan jangka panjang yang dapat dilaksanakan
sehingga melampaui target yang direncanakan sebelumnya, yaitu:
Aktivitas 1. Menyerahkan dokumen desain sistem intelijen Polhut
berbasis teknologi kepada Vendor
: Terbangunnya Sistem Intelijen Polhut Berbasis
Teknologi
MILESTONE 6
32 | P a g e
2. Membangun prototype sistem intelijen Polhut berbasis
teknologi
3. Menerima penyerahan prototype sistem intelijen Polhut
berbasis teknologi
4. Paparan dan instalasi prototype intelijen Polhut berbasis
teknologi
Waktu 17 Hari mulai 11 s/d 27 November 2019
Tempat Pelaksanaan kegiatan ini berada di Kantor Direktorat
Pencegahan dan Pengamanan Hutan, Gedung Manggala
Wanabakti, Jakarta,
Stakeholder Para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini antara
lain:
1. Kasubdit lingkup Direktorat PPH
2. Vendor/Konsultan
Pokok
Substansi
1. Dokumen desain sistem intelijen final telah disampaikan
kepada vendor untuk pembangunan system
2. Sistem Intelijen yang dibangun bertujuan untuk
dimanfaatkan bagi kepentingan Ditjen Gakkum LHK,
utamanya dalam melaksanakan surveilans ataupun
intelijen dalam penegakan hukum lingkungan hidup dan
kehutanan.
3. Pada tahap awal pembangunan, prototype sistem telah
selesai dibangun dan disampaikan vendor kepada
Direktorat PPH.
4. Selanjutnya untuk dilakukan presentasi oleh vendor untuk
memaparkan prototype sistem yang telah dibangun guna
mendapatkan masukan dan penyempurnaan
pembangunan di depan stakeholder lingkup Direktorat
PPH.
5. Untuk lebih melihat kinerja sistem, sistem diinstal di
intelligence room Ditjen Gakkum LHK dan selanjutnya akan
dilakukan ujicoba untuk mengetahui kendala dalam
operasionalnya dan segera disempurnakan.
33 | P a g e
6. Apabila telah selesai dilakukan ujicoba awal, tahapan
berikutnya adalah membangun protokol/SOP, ujicoba dan
evaluasi, penyempurnaan dan operasionalisasi.
Output Prototype Sistem Intelijen
Dokumentasi 1. Foto-foto
2. Dokumen Surat
3. Tangkapan layar prototype sistem
Aktivitas 1. Menyusun draft Peraturan Menteri LHK tentang
Penyelenggaraan Intelijen Polhut.
2. Melaksanakan konsultasi publik draft Permen LHK
Waktu 20 Hari mulai 4 s.d 23 November 2019, dan tanggal 28 s.d 29
November 2019
Tempat Pelaksanaan kegiatan ini berada di Kantor Direktorat
Pencegahan dan Pengamanan Hutan, Gedung Manggala
Wanabakti, Jakarta dan Hotel Novotel Bukittinggi Prov.
Sumatera Barat
Stakeholder Para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini antara
lain:
1. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi
2. Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH)
3. Kepala Balai Gakkum LHK beserta jajarannya (Kasi,
Komandan Brigade dan Kanit Intelijen)
Pokok
Substansi
1. Mengingat kewenangan/lingkup pengaturan Perdirjen
terbatas pada Direktorat Jenderal Penegakan Hukum LHK,
maka diperlukan pengaturan yang lebih luas melalui
penerbitan Peraturan Menteri LHK tentang Inteijen Polhut.
Dengan adanya Peraturan Menteri maka dapat diatur
penyelenggaraan Intelijen Polhut secara keseluruhan baik
di Eselon I lain (Ditjen KSDAE) maupun di Pemerintah
Daerah (Dinas Kehutanan dan KPH). Mengingat
: Tersusunnya Draft Peraturan Menteri LHK tentang
Penyelenggaraan Intelijen Polhut
MILESTONE 7
34 | P a g e
pentingnya peran intelijen dalam penegakan hukum dan
perlindungan hutan serta kebutuhan organisasi, maka
dalam penyusunan perdirjen juga parallel dilakukan
penyusunan draft Peraturan Menteri LHK tentang
Penyelenggaraan Intelijen Polhut.
2. Untuk menjaring masukan terutama dari Pemerintah
Daerah (Dinas Kehutanan) dan Ditjen KSDAE, telah
dilaksanakan konsultasi publik bersamaan dengan
pelaksanaan milestone Sosialisasi Kelembagaan Intelijen
dan Prototype Sistem Intelijen.
Output Draft Peraturan Menteri LHK tentang Penyelenggaraan
Intelijen Polhut.
Dokumentasi 1. Foto-Foto
2. Undangan
3. Absensi
4. Draft PermenLHK
Aktivitas 1. Koordinasi dengan para pihak untuk penyelenggaraan
sosialisasi
2. Sosialisasi kelembagaan dan prototype Sistem Intelijen
Polhut Berbasis Teknologi
Waktu 28 s.d 29 November 2019
Tempat Pelaksanaan kegiatan ini di Kantor Direktorat Pencegahan dan
Pengamanan Hutan, Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta;
Hotel Novotel Bukittinggi Prov. Sumatera Barat; Kantor Dinas
Kehutanan Prov. Kalimantan Timur
Stakeholder Para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan ini antara
lain:
1. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi
2. Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH)
3. Kepala Balai Gakkum LHK
: Tersosialisasikannya Kelembagaan dan Prototype
Sistem Intelijen Polhut Pada Ditjen Gakkum LHK
MILESTONE 8
35 | P a g e
4. Kepala Seksi Wilayah Balai Gakkum LHK
5. Komandan Brigade SPORC
6. Kepala Unit Intelijen SPORC
Pokok
Substansi
1. Pada awalnya sosialisasi merupakan kegiatan dalam
tahapan penyusunan Perdirjen, namun mengingat
prototype sistem telah terbangun dan perlunya konsultasi
publik draft PermenLHK yang telah disusun, maka
Sosialisasi diperlukan untuk menyamakan persepsi dan
pemahaman Penyelenggara Intel Polhut sehingga
operasionalisasi Intel Polhut dapat segera
diimplementasikan.
2. Sosialisasi dilaksanakan kepada Kepala Dinas Kehutanan
Provinsi, Kepala KPH, Kepala UPT beserta jajarannya
(Kasi, Danbrig SPORC, Kanit Intel dan Petugas Intel). Hal
ini diperlukan agar tidak ada bias dalam implementasinya.
Output 1. Notulensi hasil sosialisasi
Dokumentasi 1. Foto-foto
2. Undangan
3. Absensi
4. Notulensi
B. Capaian Proyek Perubahan
Proyek perubahan sistem intelijen berbasis integrasi data dan optimalisasi
informasi dalam rangka penegakan hukum lingkungan hidup dan kehutanan yang
adil dan berefek jera ini telah selesai dibangunkan. Capaian-capaian dalam
proyek perubahan ini dibagi dalam berbagai kategori, yakni :
1. Capaian berdasarkan Milestone
2. Capaian berdasarkan Pembentukan Kelembagaan
3. Capaian berdasarkan Pembangunan Sistem Intelijen
Penjabaran dari capaian tersebut dilakukan berbeda karena memiliki spesifikasi
output yang berbeda-beda, yakni :
36 | P a g e
1. Capaian Milestone,
Target jangka pendek telah menetapkan 4 milestone yang telah tercapai,
sedangkan sampai dengan selesainya masa jangka pendek proyek
perubahan ini telah menuntaskan 6 milestone dan 2 milestone dalam
progress.
Adapun detail capaian milestone jangka pendek adalah sebagai berikut :
a. Terbentuknya Tim Efektif Pembangunan Kelembagaan Sistem Intelijen
Polhut Berbasis Teknologi.
Output kunci dari milestone 1 ini adalah terbitnya Surat Keputusan
Direktur Pencegahan dan Pengamanan Hutan Nomor :
SK.100/PPH/PPHS/GKM.2/10/2019 tanggal 30 September 2019 tentang
Tim Efektif Pembangunan Kelembagaan Sistem Intelijen Polhut Berbasis
Teknologi. Selain tim efektif, juga telah dibentuk Tim Kerja Penyusunan
NSPK untuk mendukung implementasi penyusunan peraturan
perundangan
b. Tersusunnya Peraturan Dirjen Penegakan Hukum LHK tentang
Penyelenggaraan Intel Polhut
Output kunci dari milestone 2 adalah terbitnya Peraturan Dirjen
Penegakan Hukum LHK Nomor : P.7PHLHK/SET/DIK.3/11/2019 tanggal
5 November 2019 tentang Penyelenggaraan Intelijen Polhut lingkup
Direktorat Jenderal Penegakan Hukum LHK. Terbitnya perdirjen
merupakan dasar dalam operasionalisasi dan penyelenggaraan intel
Polhut, ruang lingkup dari Perdirjen ini adalah :
a. tugas dan fungsi;
b. penyelenggaraan Intel Polhut;
c. pengelolaan Intel Polhut;
d. sistem pelaporan;
e. produk intelijen;
f. manajemen sistem informasi Intel Polhut;
g. peralatan Intel Polhut; dan
h. pembiayaan Intel Polhut
c. Terbentuknya Tim Khusus Intel Polhut Pada Direktorat Jenderal
Penegakan Hukum LHK.
37 | P a g e
Dalam rancangan proyek perubahan, milestone 3 adalah penugasan
petugas intelijen. Berdasarkan pembahasan dan masukan dari
stakeholder sesuai yang tertuang dalam Perdirjen LHK, maka penugasan
tersebut adalah dengan membentuk Tim Khusus Intel Polhut dengan
Nama Sandi “PASOPATI” dan telah ditetapkan melalui Keputusan
Direktur Jenderal Penegakan Hukum LHK Nomor : SK.36/PHLHK/
PPH/GKM.2/11/2019 tanggal 21 November 2019 sekaligus sebagai
output kunci dari milestone 3.
Dalam pencapaian milestone 3, ada tambahan tahapan kegiatan yaitu
proses seleksi Anggota Tim, diawali dengan pembentukan Tim Seleksi
melalui Keputusan Direktur Jenderal Penegakan Hukum LHK Nomor :
SK.29/PHLHK/PPH/GKM.2/10/2019 tanggal 8 November 2019. Anggota
Tim berasal dari Intel Polhut pada Balai Gakkum LHK dengan kriteria
khusus dan melalui tahapan seleksi yaitu seleksi administrasi, tes tertulis
dan wawancara sesuai Pedoman pelaksanaan seleksi sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Perdirjen Gakkum LHK Nomor :
P.7/PHLHK/SET/ DIK.3/11/2019 tentang Penyelenggaraan Intelijen
Polhut lingkup Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup
dan Kehutanan. Berdasarkan hasil seleksi diperoleh 20 (dua puluh) orang
Intel Polhut yang dinyatakan lulus/disarankan untuk ditetapkan sebagai
Anggota Tim Khusus.
d. Tersusunnya Draft Desain Sistem Intelijen Polhut Berbasis Teknologi.
Dalam target capaian jangka pendek milestone 4 adalah tersusunnya
draft Desain Sistem Intelijen Polhut Berbasis Teknologi. Penyusunan
Desain Sistem ini dilaksanakan oleh pihak ketiga yang berkompeten di
bidang tersebut, melalui dukungan dari Combating Ilegal Wildlife Trade
(CIWT) – UNDP.
Selain 4 (empat) milestone pada jangka pendek yang telah tercapai, ada 2
(dua) milestone jangka menengah yaitu 1 (satu) milestone telah tercapai dan
1 (satu) milestone sudah mulai berproses. Penjelasan capaian dari milestone
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Terselesaikannya Desain Sistem Intelijen Polhut Berbasis Teknologi.
Dalam perencanaan proyek perubahan, Desain Sistem Intelijen
ditargetkan selesai pada jangka menengah mengingat penyusunan
38 | P a g e
desain sistem mebutuhkan kompetensi khusus dan dilakukan oleh pihak
ketiga. Namun dalam prosesnya, kami dapat memobilisasi dukungan dari
stakeholder yaitu CIWT-UNDP untuk menyediakan vendor/konsultan
yang berkompeten dalam penyusunan desain sistem. Berdasarkan hasil
FGD, narasumber menyampaikan bahwa draft desain yang telah tersusun
sudah dapat diimplementasikan sehingga penyempurnaan dapat segera
dilakukan dan dokumen Desain Sistem Intelijen Polisi Kehutanan
Berbasis Teknologi dapat diselesaikan pada jangka pendek.
b. Terbangunnya Sistem Intelijen Polhut Berbasis Teknologi.
Salah satu milestone yang ditargetkan pada jangka menengah yaitu
pembangunan sistem intelijen, pada jangka pendek ini telah mulai
berproses yaitu ditandai dengan selesainya prototype sistem intelijen.
Sistem intelijen yang dibangun meliputi subsistem akuisisi data, analisis
data (forensic, big data, jaringan, media/publik), aplikasi cek posisi target
operasi, pengawasan dan pengendalaian petugas lapangan. Prototype
tersebut sudah terinstal di Intelligence Room Ditjen Gakkum LHK, tahap
selanjutnya yang harus diselesaikan adalah penyusunan protokol/SOP,
uji coba dan evaluasi, penyempurnaan sistem dan implementasi.
Dalam kurun waktu implementasi proyek perubahan jangka pendek, terdapat
1 (satu) tambahan milestone yang awalnya adalah tahapan kegiatan
milestone 1, yaitu Sosialisasi Perdirjen. Namun karena Sosialisasi yang
dilaksanakan bukan hanya terkait perdirjen melainkan juga materi terkait
Prototype Sistem Intelijen yang akan dibangun serta kebutuhan untuk
konsultasi publik Draft Permenhut LHK tentang Intelijen Polhut maka
Sosialisasi kami jadikan milestone dengan agenda sosialisasi ketiga materi
dimaksud. Penjelasan dari capaian milestone tersebut yaitu :
1. Tersosialisasikannya Kelembagaan Intel Polhut Ditjen Gakkum LHK dan
Prototype Sistem Intelijen Polhut.
Mengingat bahwa kelembagaan intel Polhut telah terwujud melalui
Peraturan Direktur Jenderal Penegakan Hukum LHK serta Prototype
Sistem Intelijen Polhut Berbasis Teknologi telah terbangun, maka
diperlukan adanya sosialisasi kepada stakeholder terutama Balai Gakkum
LHK. Dalam kesempatan sosialisasi tersebut, juga disampaikan Draft
Peraturan Menteri LHK tentang Penyelenggaraan Intelijen untuk
39 | P a g e
mendapat masukan/saran terutama dari Dinas Kehutanan dan UPT Ditjen
KSDAE. Sosialisasi dilaksanakan di Bukittinggi, Prov. Sumatera Barat
sekaligus bertepatan dengan penyelenggaraan acara Rapat Kerja
Pengamanan Hutan dan Peredaran Hasil Hutan dan di Samarinda Prov.
Kalimantan Timur bertepatan dengan acara Rapat Koordinasi Polhut
Prov.Kalimantan Timur.
Selain capaian 7 (tujuh) milestone tersebut, dalam kurun waktu jangka pendek
terdapat milestone jangka panjang yang sudah berproses yaitu :
a. Terbitnya Peraturan Menteri LHK tentang Polisi Kehutanan Satu
Komando.
Bahwa berdasarkan kebutuhan organisasi, Peraturan Menteri yang
dibutuhkan adalah tentang Intelijen Polhut mengingat ruang lingkup
kewenangan Peraturan Dirjen adalah terbatas di lingkup Eselon I.
Sedangkan yang dibutuhkan adalah Intelijen Polhut baik di Eselon I lain
(Ditjen KSDAE) maupun di ekternal Kementerian LHK (Dinas Kehutanan).
Kelembagaan Intelijen Polhut dapat mencerminkan kelembagaan Polhut
Satu Komando. Untuk itu, Peraturan Menteri LHk yang disusun dalam
proyek perubahan ini adalah terkait Intelijen Polhut.
Berdasarkan konsultasi dengan Menteri LHK secara langsung, Menteri
LHK sangat mendukung terbentuknya Intelijen Polhut dalam upaya
penegakan hukum LHK. Draft Permen LHK ini telah disusun bersamaan
dengan penyusunan Perdirjen Gakkum LHK, mengingat materi yang
diatur hampir sama hanya lingkup pengaturannya yang lebih luas. Draft
PermenLHK ini juga telah disampaikan/dikonsultasikan kepada
Stakeholder dalam forum sosialisasi di Provinsi Sumatera Barat dan
Provinsi Kalimantan Timur.
2. Capaian Pembentukan Kelembagaan,
Fungsi intelijen Polhut merupakan potensi yang diharapkan mampu
membantu berbagai upaya dan tindakan Polhut melalui penyelidikan intelijen,
pengamanan intelijen dan penggalangan intelijen. Sesungguhnya fungsi
intelijen Polhut telah berjalan dan dilaksanakan sejak lama oleh Polhut. Polhut
telah melaksanakan kegiatan, teknis, taktis dan metode intelijen bahkan
kelembagaan yang tercermin dalam unit intelijen pada Brigade SPORC,
namun pelaksanaannya belum terstruktur, teradministrasi dan terkelola
40 | P a g e
dengan baik sehingga produk dan kinerja intelijen belum maksimal. Dalam
proyek perubahan ini, telah terbentuk struktur kendali dan informasi Intel
Polhut pada Direktorat Jenderal Penegakan Hukum LHK, yaitu sebagaimana
gambar berikut :
Gambar 2.1 : Struktur Kendali dan Aliran Informasi Intel Polhut Ditjen Gakkum LHK
Dalam proyek perubahan ini, untuk mendukung operasionalisasi pada tahap
awal telah dibentuk Tim Khusus Intel Polhut pada Ditjen Gakkum LHK.
Selain itu, dalam draft Permen LHK tentang Penyelenggaraan Intel Polhut
juga telah disusun kelembagaan Intel Polhut, sebagai berikut :
Gambar 2.2. Draft Kelembagaan Intelijen Polhut
SPONSOR
USER
PENGENDALI
PELAKSANA
Pengendali Lapangan
Pengendali Utama
Pelaksana
Pratama
Pelaksana Madya
Pelaksana Utama
MENTERI GUBERNUR
DIRJEN KADIS
DIREKTUR
Ka UPT
KASIE KABAG
KASAT, KANIT, AGEN
41 | P a g e
3. Capaian Pembangunan Sistem Intelijen,
Dalam rangka mendukung kinerja Intel Polhut dan menjawab tantangan
teknologi telah dilakukan pembangunan sistem, dimana dalam hal ini telah
disusun Desain Sistem Intelijen Polhut Berbasis Teknologi dan telah dibangun
Prototype Sistem Intelijen Berbasis Teknologi. Sistem Intelijen yang dibangun
meliputi :
a. Akuisisi Data dan Informasi
Subsistem ini digunakan untuk mendukung pengumpulan data dan
informasi yaitu dengan mengintegrasikan sistem-sistem yang ada di
lingkup Kementerian LHK (SIPUHH Online, Hotspot, Simontana, dll)
maupun di ekternal Kementerian LHK (Dukcapil, Ditjen AHU, LAPAN).
b. Analisis
Subsistem ini digunakan untuk membantu dalam analisis data dan
informasi, seperti mesin analisis forensic (digital, mobile, computer dan
jaringan), analisis jaringan (networking), analisis media/publik, dan big
data sebagai penyimpanan data dan informasi.
c. Aplikasi Pendukung Operasi
Untuk mendukung pelaksanaan operasi dalam sistem ini juga didukung
dengan aplikasi antara lain : Cek Posisi Target Operasi, Aplikasi
pengawasan dan pengendalian petugas di lapangan.
d. Pelaporan
Dalam sistem ini juga terdapat dashboard untuk menyajikan informasi
permasalahan-permasalahan prioritas.
Gambar 2.3 : Tangkapan Layar Sistem Intelijen Polhut
42 | P a g e
C. Outcome
Intelijen memiliki peran penting sebagai sistem peringatan dini dan sistem
strategis untuk mencegah terjadinya hal-hal yang mengancam keamanan
lingkungan hidup dan kehutanan. Selain fungsi pencegahan, Intelijen juga
mempengaruhi keberhasilan dari tindakan-tindakan represif yang perlu dilakukan.
Keberhasilan sebuah operasi pengamanan hutan dan peredaran hasil hutan
maupun dalam mendukung proses penegakan hukum yustisi, sangat tergantung
pada data dan informasi yang dihasilkan dari kegiatan intelijen. Operasi
penanganan kejahatan kehutanan yang berhasil dengan dukungan data dan
informasi intelijen melalui kegiatan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan
antara lain sebagai berikut :
1. Penyegelan Perusahaan Pembakar Lahan di Kalimantan Barat
Dalam rangka penanganan kebakaran hutan dan lahan, Direktorat
Pencegahan dan Pengamanan Hutan melakukan penyegelan terhadap 29
(dua puluh Sembilan) perusahaan di Provinsi Kalimantan Barat yang diduga
melakukan pembakaran lahan. Lokasi kebakaran tersebut diidentifikasi
berdasarkan analisis hotspot, analisis spasial perijinan perusahaan dan
operasi penyelidikan intelijen di lapangan. Keberhasilan penyegelan tersebut,
dimuat pada beberapa media, antara lain :
• https://kompas.id/baca/nusantara/2019/09/14/klhk-segel-lahan-28-
korporasi-dan-1-perorangan/
• https://m.antaranews.com/video/1063568/klhk-segel-29-perkebunan-
sawit-termasuk-milik-asing
• https://www.metrotvnews.com/play/KdZCO5PA-klhk-sita-lahan-terbakar-
milik-3-perusahaan-di-ketapang
Gambar 2.4 Tangkapan Layar Berita Media 1
43 | P a g e
2. Operasi Penambangan Ilegal di Cileungsi, Kabupaten Bogor.
Pembukaan lahan untuk penambangan batuan tanpa ijin mengakibatkan
kerusakan lingkungan. Untuk mendukung keberhasilan operasi ini, dilakukan
operasi intelijen untuk pengumpulan data dan informasi, penggalangan
kepada masyarakat dan pengamanan kegiatan operasi di lapangan.
Keberhasilan operasi ini dimuat oleh beberapa media dengan link berikut :
• https://news.detik.com/berita/d-4774359/ilegal-kawasan-tambang-tanah-
seluas-44-hektare-di-bogor-ditutup;
• http://www.radarbogor.id/2019/11/06/tambang-tanah-ilegal-di-cileungsi-
ditutup-paksa-kementerian-lingkungan-hidup/
• https://www.metrotvnews.com/play/k8oC9J48-belasan-lahan-rusak-tim-
gabungan-tutup-tambang-ilegal-di-cileungsi
Gambar 2.5 Tangkapan Layar Berita Media 2
3. Operasi Penyelamatan DAS Citarum, melalui pemulihan kawasan CA
Gunung Tilu dan CA Papandayan.
Dalam rangka mendukung program nasional Citarum Harum, dilakukan
operasi pemulihan fungsi kawasan di DAS Citarum yaitu CA Gunung TIlu dan
CA Papandayan di Prov. Jawa Barat. Untuk menunjang keberhasilan operasi,
sebelumnya dilakukan operasi penggalangan intelijen terhadap para pihak
untuk mendukung upaya pemulihan kawasan hutan di DAS Citarum. Berita
media terkait operasi tersebut disajikan dalam link berikut :
• https://m.detik.com/news/berita-jawa-barat/d-4789103/ratusan-hektare-
lahan-papandayan-dan-gunung-tilu-beralih-fungsi
44 | P a g e
• https://www.metrotvnews.com/play/kELCYGmP-klhk-lakukan-pemulihan-
ekosistem-cagar-alam-gunung-tilu-dan-papandayan
Gambar 2.6 Tangkapan Layar Berita Media 3
4. Operasi pengamanan peredaran 1.300 m3 kayu ulin ilegal di Kalimantan
Timur.
Maraknya eredaran kayu ulin ilegal dapat diungkap melalui operasi intelijen
yang dilakukan oleh Direktorat PPH, dan ditindaklanjuti dengan operasi
pengamanan yang berhasil mengamankan 1.300 m3 kayu ulin ilegal dari 6
(enam) perusahaan pengolah kayu di wilayah Provinsi Kalimantan Timur.
Berikut adalah link berita media terkait operasi tersebut :
• https://kaltim.tribunnews.com/2019/11/25/klhk-kaltim-bongkar-pencurian-
kayu-meranti-dan-ulin-senilai-rp-6-miliar-di-kukar-dan-samarinda
• https://regional.kompas.com/read/2019/11/25/23312921/petugas-
amankan-kayu-ilegal-senilai-rp-6-miliar-dari-6-perusahaan
• https://m.antaranews.com/berita/1179695/klhk-amankan-ribuan-kubik-
kayu-ilegal-senilai-rp6-miliar
• https://youtu.be/hzQS25e-OLc
• https://youtu.be/9IBUzJJSOV8
• https://youtu.be/9ae5nc5RluE
45 | P a g e
Gambar 2.7 Tangkapan Layar Berita Media 4
5. Operasi peredaran ilegal Gading Gajah di Nganjuk, Jawa Timur.
Perburuan satwa khususnya Gajah di wilayah Sumatera cukup marak,
perburuan dilakukan untuk mengambil Gading Gajah untuk diperjualbelikan.
Hasil operasi intelijen mengungkap perdagangan Gading Gajah dari wilayah
Sumatera yang diperjualbelikan di Kab. Nganjuk Jawa Timur. Keberhasilan
operasi dimuat dalam berita media antara lain pada link berikut :
• https://m.detik.com/news/berita-jawa-timur/d-4803821/perdagangan-
gading-gajah-di-nganjuk-bernilai-miliaran-rupiah-dibongkar
• https://ppid.menlhk.go.id/siaran_pers/browse/1884
Gambar 2.8 Tangkapan Layar Berita Media 5
46 | P a g e
D. Analisis Stakeholder dan Implementasi Strategi Marketing
1. Perubahan Peta Stakeholder
Proyek perubahan ini telah melakukan identifikasi dan pemetaan stakeholder
dalam 4 kuadran, yakni :
Gambar 2.9 : Peta stakeholder pada awal rancangan proyek perubahan
Berdasarkan kondisi tersebut, diketahui sebagian besar stakeholder berada
diluar posisi promoters baik dari internal Ditjen Gakkum KLHK maupun
Eksternal Gakkum KLHK. Keberhasilan proyek perubahan ini sangat
tergantung dengan dukungan berupa saran/masukan dan pengetahuan
stakeholder yang berada dalam kuadran Latents dan Defenders maupun
Apathetics. Setelah dilakukan penjelasan dengan pendekatan personal dan
informal baik oleh project leader dan bantuan komunikasi mentor, maka posisi
para stakeholder berubah menjadi promoters, sebagaimana gambar dibawah
ini :
47 | P a g e
Gambar 2.9 : peta pergerakan stakeholder setelah proyek perubahan
Komitmen perubahan posisi para stakeholder langsung diimplementasikan
dengan berbagai bentuk dukungan berupa :
a) Pemberian dukungan dan fasilitasi : Sekretaris Jenderal Kementerian LHK,
Deputi V Bidang Teknologi Intelijen BIN, Deputi VI Bidang Siber Intelijen
BIN, Direktorat Jenderal KSDAE, Sekretaris Ditjen Gakkum LHK, Dinas
Kehutanan Provinsi, Pusdiklat Intelkam Polri, Direktur B JAM Intelijen
Kejagung, Direktorat Keamanan Negara Baintelkam, Direktorat Tindak
Pidana Siber Bareskrim, Direktorat Penindakan dan Penyidikan Ditjen Bea
Cukai, Detasemen Intelijen TNI AL dan KSOP
1. Direktur Jenderal Penegakan Hukum LHK 2. Sekretaris Jenderal KLHK 3. Direktur Jenderal KSDAE 4. Setditjen Penegakan Hukum LHK 5. Setditjen KSDAE 6. JAM Intelijen 7. Baintelkam Polri 8. Bareskrim Polri 9. Lemdik Polri 10. Deputi V & Deputi VI BIN 11. Dit Penindakan & Penyidikan Bea Cukai 12. Direktur Penegakan Hukum Pidana 13. Direktur Pengaduan Pengawasan Sanksi
Administrasi 14. Direktur Penyelesaian Sengketa Lingkungan
Hidup 15. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi 16. KPK 17. Biro Hukum KLHK 18. Kepala Balai Gakkum LHK 19. Detasemen Intelijen TNI AL 20. Kasubdit lingkup Dit. PPH 21. CIWT – UNDP 22. Tim Intelligence Center 23. KSOP
Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI
Perum Perhutani
48 | P a g e
b) Pemberian dukungan anggaran : CIWT UNDP
c) Pemanfaatan Hasil : Direktorat Penegakan Hukum Pidana, Direktorat
Pengaduan, Pengawasan dan Sanksi Administrasi, Kepala Balai Gakkum
LHK.
Terdapat 2 stakeholder yang tidak mengalami perubahan, yaitu BAIS TNI dan
Perum Perhutani hal ini disebabkan berdasarkan analisis tim kerja Intelijen
Polhut lebih sesuai dengan Intelijen Kepolisian, sedangkan Perum Perhutani
hanya sebagai pemanfaat ketika intelijen Polhut telah terbangun, sehingga
belum dijajaki mengingat perannya tidak terlalu signifikan dalam pembangunan
sistem intelijen Polisi Kehutanan.
2. Strategi Marketing
a) Customer
Customer dalam proyek perubahan ini adalah penerima manfaat adanya
pembangunan kelembagaan sistem intelijen Polisi Kehutanan berbasis
teknologi, yaitu : Ditjen Gakkum LHK dan Pengelola Kawasan Hutan (Ditjen
KSDAE, Dinas Kehutanan dan KPH). Adanya sistem intelijen akan
memberikan manfaat dukungan data, informasi dan analisis yang lebih
akurat dan cepat untuk dukungan proses pengamanan hutan dan
penegakan hukum yang lebih efektif. Terhadap customer proyek
perubahan ini strategi yang dilakukan adalah melibatkan dalam proses
implementasi proyek perubahan mulai dari penyusunan peraturan Dirjen,
pembentukan tim khusus intel Polhut, pembangunan sistem sampai ke
sosialisasi.
b) Produk
Produk serta nilai yang ditawarkan dalam proyek perubahan ini untuk
menggalang dukungan stakeholder adalah :
2) Terbentuknya kelembagaan Intelijen Polhut melalui terbitnya Peraturan
Dirjen Gakkum LHK dan terbentuknya Tim Khusus Intel Polhut pada
Direktorat Jenderal Gakkum LHK. Terbitnya Perdirjen tersebut menjadi
dasar dalam penyelenggaraan Intel Polhut di Ditjen Gakkum LHK dan
aliran kendali serta informasi intelijen menjadi terstruktur.
49 | P a g e
3) Terbangunnya sistem intelijen Polhut berbasis teknologi.
Nilai produk yang ditawarkan kepada stakeholder adalah adanya
dukungan teknologi dalam penyelenggaraan Intel Polhut melalui sistem
akuisisi, penyimpanan serta analisis data dan informasi menggunakan
dukungan teknologi. Dalam akuisisi data dan informasi dikembangkan
integrasi sistem (System to System) yang ada baik di internal KLHK
maupun antar K/L yang sudah bekerjasama dengan KLHK. Selain itu,
penggunaan teknologi juga diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan di
lapangan termasuk pengendalian dan monitoring bagi pelaksana di
lapangan. Adanya dukungan teknologi diharapkan dapat meningkatkan
efektifitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan, akurasi data dan
informasi serta mengatasi keterbatasan sumber daya (SDM, Sarpras
dan anggaran).
c) Promotion
Selain nilai/manfaat yang ditawarkan dari pembangunan kelembagaan
intelijen Polhut berbasis teknologi, strategi komunikasi kepada stakeholder
adalah penggunaan Brand “SIBERTEK” yang merupakan akronim dari
Sistem Intelijen Polisi Kehutanan Berbasis Teknologi. Dalam
pembangungan SIBERTEK, selain melibatkan Stakeholder penerima
manfaat (customer) juga melibatkan stakeholder lain dari institusi yang
memiliki pengalaman dalam bidang intelijen (BIN, Baintelkam, Bareskrim,
Pusdik Intelkam Polri, Ditjen Bea Cukai, Detasemen Intelijen TNI AL).
Institusi tersebut diberikan peran sebagai narasumber baik melalui forum-
forum formal (FGD, Konsultasi Publik, Sosialisasi) maupun melalui
pertemuan/kunjungan langsung untuk konsultasi terkait pembangunan
SIBERTEK. Hal ini penting dilakukan untuk mendapatkan pemahaman
stakeholder, menjaring masukan/saran untuk penyempurnaan
penyelenggaraan Intel Polhut, serta pengembangan jaringan Intelijen ke
depannya.
E. Kendala Eksternal dan Internal
Pada saat pembangunan proyek perubahan ini terdapat beberapa kendala, baik
yang berasal dari eksternal maupun dari internal, antara lain :
50 | P a g e
1. Volume kegiatan baik rutin maupun insidental di Direktorat PPH sangat tinggi
dan menyita waktu seluruh personil sehingga berimplikasi pada padatnya tata
waktu pelaksanaan kegiatan proyek perubahan dan pelaksanaan kegiatan
rutin.
2. Pada saat pembangunan proyek perubahan ini, terjadi bencana kebakaran
hutan dan lahan, sehingga resource yang ada juga digunakan untuk
mengoptimalkan penanganan kasus-kasus kerhutla.
3. Keberhasilan proyek ini bergantung dengan pihak-pihak eksternal, sehingga
perlu penyesuaian jadwal dalam koordinasi, konsultasi maupun pertemuan
dalam forum rapat yang melibatkan stakeholder.
F. Strategi Menghadapi Kendala
Pembangunan proyek perubahan yang memiliki berbagai kendala sebagaimana
dijelaskan diatas bukan menjadi penghalang akan penyelesaian proyek
perubahan ini. Hal ini disebabkan karena intelijen merupakan kebutuhan
organisasi untuk mendukung kinerja gakkum yang lebih baik, sehingga komitmen
para pihak di internal termasuk dalam hal ini kuatnya komitmen dan supporting
pimpinan Ditjen Gakkum LHK. Komitmen dan dukungan yang kuat dari seluruh
personil dan pimpinan sangat membantu dalam mengatasi dan mencari solusi
atas kendala yang ada, seperti :
1. Untuk mengatasi padatnya kegiatan rutin dan kegiatan pelaksanaan proyek,
strategi yang dilakukan adalah disiplin dalam tata waktu dan melaksanakan
kegiatan secara paralel atau penggabungan kegiatan secara bersamaan.
2. Guna mengatasi keterbatasan personil, dilaksanakan pembagian tugas dan
penetapan personil yang khusus untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
proyek perubahan.
3. Terhadap tugas-tugas struktural yang mendesak dan penting yang harus
diselesaikan maka proyek perubahan ini juga dilakukan penyesuaian arah
sesuai dengan kebutuhan organisasi.
4. Pertemuan stakeholder bukan hanya melalui forum rapat tetapi juga melalui
kunjungan dan pertemuan koordinasi langsung kepada para stakeholder,
maupun melalui surat menyurat.
51 | P a g e
G. Pemberdayaan Organisasi Pembelajaran
1. Pemberdayaan Organisasi
Dalam rangka mengembangkan pembelajaran organisasi untuk
memberdayakan stakeholder baik internal dan eksternal, upaya yang
dilakukan adalah :
a) Melibatkan stakeholder internal dalam brainstorming proses perencanaan
pelaksanaan proyek perubahan.
b) Melibatkan stakeholder dalam proses penyusunan Peraturan Dirjen
Penegakan Hukum LHK, pembentukan Tim Khusus Intel Polhut dan
penyusunan desain Sistem Intelijen Polhut Berbasis Teknologi.
c) Melibatkan stakeholder ekternal yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan dalam bidang intelijen sebagai narasumber.
d) Sosialisasi produk/output dari proyek perubahan kepada stakeholder,
terutama stakeholder penerima manfaat dari proyek perubahan (internal
Ditjen Gakkum LHK, Ditjen KSDAE dan Dinas Kehutanan Provinsi).
e) Untuk lebih mengenalkan Sistem Intelijen yang dibangun, dalam
membangun komunikasi dengan stakeholder digunakan brand
SIBERTEK
f) Dalam pengelolaan pengetahuan, ke depan Tim Khusus Intel Polhut yang
terbentuk akan diberikan pelatihan untuk peningkatan kapasitas
pengetahuan intelijen.
2. Pembelajaran (Lesson Learnt)
Implementasi proyek perubahan Pembangungan Kelembagaan Sistem
Intelijen Polhut Berbasis Teknologi (SIBERTEK) Dalam Rangka Penegakan
Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Yang Lebih Efektif, memberikan
pembelajaran sebagai berikut :
a) Pentingnya dilakukan pemetaan permasalahan yang dihadapi organisasi
dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, sehingga dapat dirumuskan inovasi
solusi dalam pemecahan permasalahan secara tepat dan cepat untuk
meningkatkan kinerja organisasi.
b) Pentingnya komitmen pimpinan serta seluruh jajaran personil pada
organisasi dalam mendukung percepatan pelaksanaan tugas.
52 | P a g e
c) Pentingnya koordinasi, kerjasama dan penguatan jejaring kerja dengan
para pihak dalam penanganan maupun penyelesaian permasalahan yang
dihadapi organisasi baik internal maupun eksternal.
d) Penguatan data dan informasi melalui Intelijen sangat diperlukan dalam
efektifitas upaya penegakan hukum. Hal ini dirasakan langsung dalam
beberapa penanganan permasalahan/kejahatan kehutanan antara lain
penanganan peredaran kayu ilegal Papua di Surabaya, penanganan
kebakaran hutan dan lahan di Prov. Kalimantan Barat, penanganan
penambangan ilegal di Kab. Bogor Jawa Barat, penanganan
Penyelamatan Kawasan Konservasi di DAS Citarum Jawa Barat,
penanganan peredaran Gading Gajah di Nganjuk Jawa Timur,
penanganan peredaran kayu ulin di Kalimantan Timur dan penanganan
penambangan nikel ilegal di Kab. Morowali. Permasalahan tersebut dapat
diungkap dan ditangani secara tepat dan cepat karena adanya data dan
informasi akurat, cepat dan terpercaya melalui kegiatan intelijen
53 | P a g e
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Proyek perubahan ini memiliki empat milestone jangka pendek, dalam
implementasi proyek perubahan berhasil melaksanakan empat milestone
jangka pendek, satu milestone tambahan dan satu jangka menengah.
2. Dalam implementasi jangka pendek terdapat 2 (dua) milestone yang sudah
dalam proses yaitu satu milestone jangka menengah dan milestone jangka
panjang.
3. Proyek perubahan ini juga sangat didukung dan dibutuhkan berbagai pihak,
hal ini dapat dilihat besarnya dukungan dan peran aktif para stakeholder
sehingga dapat tercapai dengan terbitnya Peraturan Direktur Jenderal
Penegakan Hukum LHK Nomor : P.7/PHLHK/SET/DIK.3/11/2019 tentang
Penyelenggaraan Intelijen Polhut lingkup Direktorat Jenderal Penegakan
Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang menjadi dasar hukum
operasionalisasi Intel Polhut lingkup Ditjen Gakkum LHK. Peran stakeholder
juga penting dalam mewujudkan pembangunan Sistem Intelijen Polhut
Berbasis Teknologi dengan terselesaikannya Desain dan Prototype Sistem
Intelijen Polhut.
4. Dalam jangka pendek, operasional Intel Polhut lingkup Ditjen Gakkum LHK
dapat terwujud melalui terbentuknya Tim Khusus Intel Polhut Pada Ditjen
Gakkum LHK. Tim Khusus ini akan menjadi embrio berkembangnya Intel
Polhut di lingkup Kementerian LHK yang didukung dengan terbitnya
Peraturan Menteri LHK tentang Penyelenggaraan Intelijen Polhut yang saat
ini sudah dalam proses penyusunan.
5. Dukungan Intelijen yang handal dan akurat berpengaruh terhadap
keberhasilan dalam upaya mengungkap dan memerangi kejahatan
lingkungan hidup dan kehutanan.
B. Rekomendasi
1. Perlu adanya peningkatan kapasitas infrastruktur untuk mendukung sistem
intelijen semakin berkembang dan memberikan dampak positif.
54 | P a g e
2. Pengelolaan data dan informasi intelijen harus dilakukan dengan sangat hati-
hati karena banyak mengandung informasi rahasia dan kepentingan banyak
stakeholder, oleh karena itu kelembagaan intelijen harus memiliki landasan
hukum yang permanen.
3. Perlu dialokasikan anggaran untuk penyempurnaan sistem intelijen,
peningkatan kapasitas SDM Intel Polhut dan peningkatan sarana prasarana
yang mendukung penguatan Intel Polhut.
4. Perlunya jejaring kerja intelijen untuk mendukung penguatan fungsi intelijen
Polhut dalam rangka penegakan hukum yang lebih efektif.