laporan hymenoptera
DESCRIPTION
SHI semester 3TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN
INVERTEBRATA
LATIHAN V
Ordo Hymenoptera
Di Susun Oleh:
Intan Dina Pratiwi
A42010104
LABORATORIUM BIOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLODI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktikum Kerja Lapangan Mandiri ini telah diperiksa oleh Asisten
Dosen Praktikum Sistematika Hewan Invertebrata dan telah disahkan oleh
Dosen Pengampu Praktikum Sistematika Hewan Invertebrata Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Hari :
Tanggal :
Nilai :
Surakarta,15 Desember 2012
Mengesahkan,
Dosen Pengampu
Asisten
Dwi Setyo Astuti,M.Pd Arif Rahman Hakim
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha
Melihat dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya serta
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Besar
Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Sistematika
Hewan Invertebrata ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan tanpa
kendala yang berarti.
Dalam penulisan Laporan Sistematika Hewan Invertebrata ini penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang meridhoi penulis sehingga mampu menyelesaikan
Laporan Sistematika Hewan Invertebrata.
2. Dosen Pembimbing Praktikum Sistematika Hewan Invertebrata Ibu Dwi
Setya Astuti, M.Pd
3. Dosen Pengampu Mata Kuliah Sistematika Hewan Invertebrata Ibu
Laila Lutfi R.
4. Asisten Praktikum Sistematika Hewan Invertebrata Arif Rohman
Hakim.
5. Kedua Orang Tua, dan seluruh pihak terkait yang membantu
terselesaikannya laporan ini.
Penulis menyadari bahwa Laporan Sistematika Hewan Invertebrata ini
masih jauh dari kesempurnaan, maka saran dan kritik yang konstruktif dari
semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya.
Akhirnya penulis mengucapkan banyak terima kasih dan dengan penuh
harapan semoga Laporan Sistematika Hewan Invertebrata ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca.
Surakarta, 7 Desember 2012
Intan Dina Pratiwi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………..
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………….
KATA PENGANTAR…………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN :………………………………………………
1. Latar Belakang……………………………………………………..
2. Rumusan Masalah……………………………………………….....
3. Tujuan………………………………………………………………
4. Manfaat…………………………………………………………….
5. Alat BahanDan Cara Kerja…………………………………………
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………….
BAB III PEMBAHASAN :……………………………………………….
1. Spesies Phobocampe disparis ………………………………………
2. Spesies Chlorion aerarium …………………………………………
3. Spesies Trypoxylon clavatum ………………………………………
4. Spesies Megachile latimanus, Say ………………………………….
5. Spesies Tiphia popilliavora, Rohwer ………………………………
6. Spesies Ammophila nigri …………………………………………..
7. Spesies Formica sp………………………………………………….
8. Spesies Hylaeus modestus, Say……………………………………..
BAB IV PENUTUP……………………………………………………….
1. Kesimpulan ………………………………………………………..
2. Saran…………………………………………………………….....
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan di bumi kita ini tidak pernah lepas dari insecta atau yang
lebih kita kenal sebagai serangga. Dari pertama kita membuka mata pada pagi
hari sampai menutup mata pada malam hari, serangga akan selalu ada disektra
kita. Serangga adalah salah satu anggota kerajaan binatang terbesar yang
berjumlah besar bahkan merupakan anggota terbesar muka bumi ini. Hampir
lebih dari 72 % anggota binatang merupakan golongan serangga. Serangga
dapat dijumpai diseluruh tempat dipermukaan bumi ini. Di darat, dilaut, dan
udara pasti ada serangga. Mereka hidup sebagai pemakan tumbuhan, serangga,
atau binatang lain, bahkan manusia dan mamalia. Serangga hidup sebagian
besar sebagai keluarga besar dengan strata atau tingkatan kehidupan social yang
rumit penuh dengan tingkatan. Hidup biasanya berkoloni.
Kehidupan yang ada pada serangga ini sungguh-sungguh unik bahkan
terkadang membuat kita kagum dan hamper tidak mempercayainya. Mereka
hidup dengan rujun dan kasetiakawanan mereka, bahkan tak segan
mengorbankan diri mereka untuk bertarung melewan koloni musuh. Setiap
jenis serangga memiliki ciri atau karaker unik. Keuntungan serangga memiliki
metamorphosis yang membantu untuk tumbuh dewasa.
Dari sekian banyak jenis serangga salah satunya ordo Hymenoptera,
yaitu serangga yang memiliki sayap tipis transparan seperti lebah madu, tawon,
dan semut. Ordo ini sangat berperan penting atas kehidupan bumi, membantu
penyerbukan bungga, menghasilkan madu untuk manusia dan hewan lain.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang ordo hymenoptera maka kelompoknya
melakukan Praktikum Mandiri Lapangan (PKL) tentang Fhyllum Arthropoda
dengan Classis Insecta dan Ordo Hymenoptera.
B.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksut dengan ordo hymenoptera ?
2. Bagaimana cirri umum dari ordo hymenoptera ini ?
3. Apa saja contoh spesies dan ciri yang ada pada ordo hymenoptera ?
4. Dimana saja habitat dan apa manfaat dan bahaya dari spesies ordo
hymenoptera ini ?
C.Tujuan
1. Mempelajari jenis-jenis Anthropoda yang ada di alam sekitar. (ordo
hymenoptera )
2. Mendeterminasi spesies yang didapat untuk mengetahui nama jenisnya.
(ordo hymenoptera )
D. Manfaat
1. Dapat mengetahui beragam serangga yang ada di sekitar kita.
2. Dapat memudahkan untuk mengenali setiap spesies yang ada.
3. Dapat menambah rasa cinta dan sayang terhadap ciptaan Allah SWT.
E. Alat, Bahan Dan Cara Kerja
1. Alat dan Bahan :
A. Alat tulis ( 1 set )
B. Pensil Warna ( 1 set )
C. Insecta Net ( 2 buah )
D. Tabel data ( 1 buah )
E. Buku determinan ( 1 buah )
F. Toples ( 1 buah )
G. Beberapa spesies dari Ordo Hymenoptera
H. Alkohol 0,3 % ( secukupnya )
2. Cara Kerja :
A. Menentukan tempat pencarian Ordo Hymenoptera ini.
B. Menangkap spesies dari Ordo Hymenoptera minimal 2 hingga 3
ekor dengan Insecta Net.
C. Meletakan spesies tangkapan dalam toples dan masukan alcohol 0,3
% dengan media perantara kapas, biarkan spesies tangkapan terbius
hingga mati.
D. Mendeterminan nama dari spesies Ordo Hymenoptera ini dan catat
dalam table laporan sementara.
E. Gambar dan foto spesies yang ditangkap untuk lampiran dan
lpenyusunan laporan.
F. Membuat klasifikasi dan Insectarium.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Putra (2005), menyatakan bahwa tawon, lebah dan semut, ketiga
kelompok serangga ini merupakan satu kelompok yang sama yaitu Ordo
Hymenoptera. Kita biasanya menanggap bahwa tawon sama dengan lebah,
padahal seharusnya tidak demikian. Tawon (wasp) dan lebah (bee) sebenarnya
adalah dua kelompok yang sedikit berbeda. Tawon mempunyai tubuh yang
ramping dan pinggang berupa sebuah ruas abdomen yang ramping, sedangkan
lebah tampak lebih gendut dan tubuhnya berambut lebih banyak. Contoh lebah
adalah lebah madu (apis sp) dan ‘tawon endas’ (bahasa jawa) yang sosok
tubuhnya besar dan hitam dengan garis kuning 2 hingga3. Lalu mengapa semut
masuk golongan ini?. Kalau dilihat lebih cermat, semut mempunyai cirri sama
dengan tawon dan lebah. Perbedaannya dengan keduanya semut punya 1 atau 2
ruas pinggan yag berbentuk mencuat keatas atau berua tonjolan tumpul
(pedisel). Semut termasuk serangga bersayap adalah pekerja, sedang ratu adalah
semut yang bersayap. Dalam kelompok ini mereka hidup dan terbagi dalam
kasta-kasta dan rukun dalam bermasyarakat yang patut menjadi teladan kita.
Rahayu (2004) menyatakan bahwa insecta merupakan arthropoda yang
memiliki penyesuaian hidup di darat dengan modifikasi dalam bentuk dan
fisiologisnya. Anggota insect sangatlah besar mencapai 67.500 jenis yang
tersebar di segala penjuru dunia, ada beberapa jenis yang hidup di perairan air
tawar. Diantara anggota insecta yang paling banyak adalah ordo Coleptera yang
dapat mencapai 200.000 jenis, Lepidoptera 95.000 jenis, dan Hymenoptera
70.000 jenis dan Diptera 52.000 jenis. Insect mempunyai anggota besar karena
hewan ini kosmopolit yang dapat hidup dan beradaptasi dengan berbagai
kondisi lingkungan. Salah satu ordonya hymenoptera, kelompok ini merupakan
insect yang mempunyai sayap trasparan atau bening yang meliputi tawon, lebah
dan semut. Hidup berkoloni dan polimorfisme atau berkasta-kasta, mengalami
metamorphosis sempurna, punya 2-4 sayap tipis di depan dan belakang. Tipe
mulut pengunyah dan menjilat.
Yahya (2002) menyatakan bahwa hewan berukuran mili meter ini yang
sering kita lihat namun tidak terlalu diperhatikan ini memiliki kemampuan
organisme dan spesialisasi yang tidak ada tandingannya di permukaan bumi ini.
Jika kita amati, beragam aspek kehidupan mahluk dengan populasi terpadat ini
akan membuka horizon baru bagi kita, betapa mereka hidup dalam dunia yang
istimewa dan mencengangkan. Dengan ini, kita akan melihat palbagai
kekeliruan teori evolusi dan pada saat yang sama menyaksikan kekuasaan Allah
dan penciptaan-Nya yang luar biasa, yang ditunjukan bagi manusia yang
berfikir.
Rioardi (2009) menyatakan bahwa Ordo Hymenoptera (bangsa tawon,
tabuhan, semut) Kebanyakan dari anggotanya bertindak sebagai
predator/parasitoid pada serangga lain dan sebagian yang lain sebagai
penyerbuk. Sayap terdiri dari dua pasang dan membranus. Sayap depan
umumnya lebih besar daripada sayap belakang. Pada kepala dijumpai adanya
antene (sepasang), mata facet dan occelli. Tipe alat mulut penggigit atau
penggigit-pengisap yang dilengkapi flabellum sebagai alat pengisapnya.
Metamorfose sempurna (Holometabola) yang melalui stadia : telur, larva,
kepompong , dewasa.
Hardadi (2012) menyatakan bahwa Ciri-ciri ordo hymenoptera adalah :
Mengalami metamorfosis sempurna. Tipe alat mulut penggigit atau penggigit-
pengisap yang dilengkapi flabellum sebagai alat pengisapnya. Metamorfose
sempurna (Holometabola) yang melalui stadia : telur, larva, kepompong,
dewasa. Sayap terdiri dari dua pasang dan membranus. Sayap depan umumnya
lebih besar daripada sayap belakang. Pada kepala dijumpai adanya antene
(sepasang), mata facet dan occelli.Contoh : Lebah madu (Apis), tawon
(Xylocopa latipes), semut hitam (Monomorium sp.). Anggota famili
Braconidae, Chalcididae, Ichnemonidae, Trichogrammatidae dikenal sebagai
tabuhan parasit penting pada hama tanaman.Beberapa contoh anggotanya antara
lain adalah : Trichogramma sp. (parasit telur penggerek tebu/padi), Apanteles
artonae Rohw. (tabuhan parasit ulat Artona). Tetratichus brontispae Ferr.
(parasit kumbang Brontispa)
BAB III
PEMBAHASAN
ORDO HYMENOPTERA
Ciri-ciri umum dari ordo hymenoptera :
Serangga-serangga ini sangat berguna sebagai parasit-parasit atau
predator dari serangga-serangga hama. Ordo ini juga melakukan penyerbukan
yang sangat penting bagi tumbuh-tumbuhan. Serangga-serangga yang bersayap
memiliki empat sayap yang tipis. Sayap-sayap belakang lebih kecil daripada
sayap depan dan memiliki satu kait kecil. Sayap secara relatif mengandung
beberapa rangka sayap. Tipe mulut mandibulata. Labuim dan maksila
membentuk satu struktur seperti lidah dan dari alat itu makanan cairan diambil.
Antena panjang dan terdiri dari 10 ruas atau lebih. Alat perteluran berkembang
sempurna dan kadang dimodifikasi menjadi satu sengat, yang berfungsi sebagai
satu organ pertahanan atau penyerangan. Metamorfosis sempurna
(holometabola), yang bersifat arthenotoky (haplodiploidy), dimana serangga
mempunyai mekanisme penentuan jenis kelamin normal. Pada kebayakan ordo
larva seperti Lundi atau belatung (eruciform untuk subordo symphyta dan
vermiform untuk subordo apocrita). Pupa eksarate dan dapat terbentuk dalam
satu kokon didalam inangnya atau pada sel-sel yang khusus, kokon atau sutra
dihasilkan oleh kelenjar labium.Kelamin dari Hymenoptera biasanya dikontrol
oleh pembuahan telur.Telur-telur yang telah dibuahi berkembang menjadi
betina-betina dan telur-telur yang tidak dibuahi biasanya berkembang menjadi
jantan-jantan. Hubungan evolusi dari hymenoptera lebih berdasarkan perilaku
yang berhubungan dengan penyediaan makanan untuk anak-anak/keturunannya.
Larva bersifat fitofag, makan daun atau xylophagous, kecuali pada Orussidae
yang berasosiasi dengan Buprestidae (Coleoptera).
Family Ichneumonidae
Famili Ichneumonidae termasuk yang terbesar di Hymenoptera (30 ribu
spesies). Sebagian besar anggotanya bersifat parasitoid pada serangga
endopterygota muda. Serangga yang bersifat ektoparasitoid, biasanya
berasosiasi dengan inang yang sesil, endofag, atau keduanya, sedangkan yang
endoparasitoid, biasanya berasosiasi dengan inang yang aktif.
Family Braconidae
Serangga ini berkerabat dekat dengan tabuhan Ichneumonidae,
mempunyai inang beragam dan bersifat parasitoid, kebanyakan
endoparasitoid pada larva dan dewasa endopterygota dan pada nimfa
Hemiptera dan Homoptera. Strategi reproduksi yang dimiliki serangga
ini adalah polyembrionik.
Superfamily Chalcidoidea
Superfamili ini terdiri dari sekitar 12-18 famili, anggotanya berukuran
sangat kecil, sehingga sangat sulit diidentifikasi bahkan pada tingkat
famili. Serangga ini menjadi lebih diketahui karena keterlibatannya pada
pengendalian hayati, termasuk di dalamnya beberapa serangga terkecil
seperti Trichogrammatidae dan Mymaridae, yang bersifat parasitoid
telur. Sebagian besar merupakan endoparasitoid pada chelicerata dan
beberapa fitofag, yang mengakibatkan puru dan yang berkembang pada
benih. Pada beberapa spesies polyembrionik. Serangga ini mempunyai
siklus hypermetamorfosis, dimana instar pertama/kedua dengan
spesialisasi menemukan lokasi inang dan kemungkinan eliminasi
pesaing dalam inang dan instar selanjutnya vermiform.
Family Formicidae (semut)
Semua semut berupa serangga sosial (eusosial), biasanya koloninya
tetap dan dapat bertahan bertahun-tahun, untuk beberapa spesies
nomadic, dan tidak ada koloni tetap, misalnya army ants. Semut ada
yang bersifat predator, omnivor, fitofag, atau mycetofag. Semut dikenal
sebagai agen hayati pertama di Cina untuk mengendalikan ulat dan
kumbang kayu pada Jeruk. Dalam kehidupannya ada perbudakan
dengan menculik pupa serangga lain untuk dijadikan pekerja, atau ada
juga yang bersifat parasit sosial yaitu dengan menyerang sarang spesies
lain, dan myrmecophily, yaitu niche ditempati dengan baik oleh
kumbang dan beberapa lalat, dan jika ada larva tamu, maka akan
dimangsa oleh anak-anak semut atau semut pemakan bangkai dalam
koloni.
Family Vespidae (paper wasp/tabuhan kertas, yellow jacket, hornets).
Dalam famili ini semua tingkatan sosial ada, dari soliter, misalnya potter
wasp, hingga yang hidup koloni eusosial, misalnya pada paper wasp,
yellow jacket,dan hornets. Pada spesies zoofag dalam membunuh
mangsa menggunakan mandibelnya. Sengat digunakan untuk
melumpuhkan mangsa (primitif) atau untuk pertahanan koloni (maju).
Warna tertentu dari serangga ini digunakan sebagai peringatan bahaya
(warning coloration), dan banyak serangga lain yang meniru (mimic)
pola-pola warna tersebut.
Family Sphecidae (soliter, penggali, thread-waisted wasp)
Famili ini sebagian besar soliter, kecuali untuk 1-2 spesies yang
bersarang di tanah. Mereka bersifat zoofag (sejumlah serangga lain dan
laba-laba sebagai mangsa). Ovipositor (sengat) diguanakan untuk
melumpuhkan mangsa. Di dalam populasinya terdapat generasi yang
overlapping.
Superfamily Apoidea (lebah)
Sebagian besar eusosial, dan terdapat kasta-kasta di dalamnya. Mereka
bersifat fitofag, memakan pollen atau nektar, yang kemudian menjadi
madu. Beberapa diantaranya bersifat kleptoparasit, yaitu menyerang dan
mengambil alih sarang kelompok lain. Salah satu anggotanya adalah
lebah madu yang memiliki nilai ekonomi, untuk polinasi yang
mempunyai rotasi musiman pada sistem pertanian. Selain itu lebah
madu menghasilkan madu dan beeswax (untuk industri lilin)
Pembahasan per spesies :
1. Phobocampe disparis
Gambar yang diperjelas Gambar preparat asli
Klasifikasi :
Phobocampe disparis
Kingdom : Animalia
Phyllum ; Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Familia ; Ichneumonidae
Genus ; Phobocampe
Spesies ; Phobocampe disparis
Deskripsi :
Spesies Phobocampe disparis memiliki cirri-ciri morfologi diantaranya
mempunyai sayap berjumlah 4 buah, sayap belakang lebih kecil dari 2 didepan,
tipis dan transparan. Trocharter kaki belakang terdiri 2 ruas, sayap belakang
tanpa sel penutup. Antenna terdiri atas 17 ruas atau lebih, sedikit setengah
panjang badan. Tubuh ramping seperti kumbang, sayap depan dengan sel M1
dan M2 ( 2 vena recurrent, vena menghadap ke belakang ), sel sub marginal
pertama dan sel discoidial pertama menyatu, antenna panjang sekurang-
kurangnya separuh panjang badan, ovipositor pendek dan tajam mampu
menusuk kulit seperti sengat. Tubuh ramping seperti tabuhan, ukuran 3-40 mm.
Pada sayap depan terdapat gambaran seperti kepala kuda atau ada 2 pembuluh
melintang, mempunyai 2 reccurent vena. Pupa mempunyai bentuk yang
bervariasi, masing-masing jenis punya yang khas.
Habitat hampir disemua tempat data dijumpai, baik lahan basah atau
kering. Mencari mangsa di tajuk daun, menggunakan ovipositor yang panjang,
mereka dapat menemukan larva dan memakannya.
Manfaat sebagai serangga yang membantu penyerbukan bungga,
sebagai pemakan larva serangga pengganggu, sebagai sumber insektarium dan
lain- lain.
Bahaya tidak nampak pada spesies ini, kadang menyengat tapi tidak
cukup berbahaya karena tipe alat senggat lunak.
2. Chlorion aerarium
Gambar yang diperjelas Gambar preparat asli
Klasifikasi :
Chlorion aerarium
Kingdom : Animalia
Phyllum ; Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Sub Ordo : Apocrita
Familia ; Sphecidae
Genus ; Chlorion
Spesies ; Chlorion aerarium
Diskripsi :
Spesies Chlorion aerarium ini memiliki cirri morfologi di antaranya
memiliki sayap 4 buah tipis dan transparan, Trocharter kaki belakang terdiri 2
ruas, antenna terdiri atas 14 ruas atau lebih, sayap belakang tanpa sel penutup.
Sudut belakang protoneum tidak dekat dengan tegula. Protoneum pendek
seperti lengkung leher baju, ruas pertama tarsi kaki belakang tidak memanjang,
tidak berambut. Warna tubuh coklat, hitam.
Hidup di tempat yang basah atau sedang, dikebun bungga, taman,
pekarangan rumah, di cabang atau ranting pohon dan lain-lain. Berkoloni atau
berkelompok, namun saat spesies ini terbang mencari makan atau tempat baru
maka akan terbang sendiri. Kita lebih sering menemukan spesies ini dalam
keadaan sendiri mencari tempat baru.
Manfaat serangga yang membantu penyerbukan bungga, sebagai
pemakan larva serangga pengganggu, sebagai sumber insektarium dan lain-
lain. Bahaya bila merasa terganggu maka akan menyengat.
3. Trypoxylon clavatum
Gambar yang diperjelas Gambar preparat asli
Klasifikasi :
Trypoxylon clavatum
Kingdom : Animalia
Phyllum ; Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Sub Ordo : Apocrita
Familia ; Sphecidae
Genus ; Trypoxylon
Spesies ; Trypoxylon clavatum
Diskripsi :
Spesies Trypoxylon clavatum ini memliki cirri morfologi diantaranya
memiliki sayap tiis berjumlah 2 pasang transparan. Tubuh ramping kecil.
Memiliki antenna dibagian thoraxnya 2 buah atau sepasang. Trochanter kaki
belakang terdiri atas 2 ruas, antenna trdiri 14 ruas atau lebih, sayap belakang
tanpa sel penutup. Sudut belakang protoneum tidak dekat dengan tegula.
Protoneum pendek seperti lengkung leher baju, ruas pertama tarsi kaki belakang
tidak memanjang, tidak beambut. Warna tubuh hitam sedikit kecoklatan dengan
garis kuning 3 sampai 4 di abdomen.
Habitat di taman, dilahan basah maupn kering, dengan iklim sedang,
hidup di ranting pohon, membentuk koloni. Kadang kita jumpai di sela-sela
rumah dekat ventilasi rumah. Manfaat membantu penyerbukan bungga, bahan
insektarium, dan lainlain. Bahaya bila merasa terganggu maka akan menyengat.
4. Megachile latimanus, Say
Gambar yang diperjelas Gambar preparat asli
Klasifikasi :
Megachile latimanus, Say
Kingdom : Animalia
Phyllum ; Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Sub Ordo : Apocrita
Familia ; Megachilidae
Genus ; Megachile
Spesies ; Megachile latimanus, Say
Diskripsi :
Spesies Megachile latimanus, Say ini memiliki cirri morfologi
diantaranya memiliki sayap tipis, transparan. Badan terdiri atas thorax dan
abdomen. Pada thorax memiliki sepasang antenna dengan ruas sebanyak 17
buah, sudut belakang protoneum tidak dekat dengan tegula. Ruas pertama tarsi
kaki belakang agak memanjang dan memipih. Tibia kaki belakang tanpa
runcingan pada ujungnya, terdapat 3 buah sel marginal. Tubuh dari spesies
inisangat ramping dan kecil. Lidah sedikit memanjang dan meruncing. Mata
hamper mencapai pangkal mandibua. Labium tertutup oleh clypeus, betina
dengan sebuah sikat pengumpul benang sari dibawah abdomen, kaki belakang
tanpa alat pengumpul benang sari, mempunyai 2 buah sel sub marginal. Warna
tubuh coklat kehitaman dengan gurat kuning di bagian dorsum. Tubuh dengan
banyak bulu kecil.
Hidup dengan koloni yang terdiri sekor ratu, bila muncul seekor ratu
baru, maka ratu yang lebih tua akan membunuhnya atau lebah ratu tua dapat
meninggalkan sarangnya bila muncul lebah ratu baru. Pada lebah jantan mereka
tidak pernah lama tinggal dikoloni. Setelah mengawini ratu, akan diusir dari
koloni, lebah jantan adalah lebah social yang terkucil. Reproduksi dengan
fertilisasi dan parthenogenesis. Lebah jantan terbentuk dari perkembangan
ovum yang tidak bertemu sperma jantan yang dikenal dengan system
parthenogenesis. Tempat hidup di taman yang banyak bungga, di hutan, di
tempat budi daya lebah madu, kadag saat musim bungga untuk buah-buah
tertentu kita dapat menjumpainya berterbanggan diantara bungga dan lain-lain.
Manfaat banyak membantu penyerbukan bungga secara alami,
membantu manusia untuk pengobatan dengan sengatnya, menghasilkan madu
yang sanggat bermanfaat. Dapat dikonsumsi sebagai makanan dengan memasak
larvanya Bahaya spesies inimenyenggat bila merasa terancam.
5. Tiphia popilliavora, Rohwer
Gambar yang diperjelas Gambar preparat asli
Klasifikasi :
Tiphia popilliavora, Rohwer
Kingdom : Animalia
Phyllum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Sub Ordo : Apocrita
Familia ; Tiphiidae
Genus ; Tiphia
Spesies ; Tiphia popilliavora, Rohwer
Diskripsi :
Spesies Tiphia popilliavora, Rohwer memiliki cirri morfologi
diantaranya memiliki sayap 4 buah sama besar tipis dan transparan. Sudut
belakang protoneum menyentuh tegula. Tubuh tidak berambut banyak, biasanya
berwarna hitam atau kuning, mesosternum dengan sebuah tonjolan membulat
yang memisahkan ruas abdomen yang jelas, relative panjang, sering dengan
spina terminal menghadap ke atas.
Habitat di taman, dilahan basah maupn kering, dengan iklim sedang,
hidup di ranting pohon, membentuk koloni. Kadang kita jumpai di sela-sela
rumah dekat ventilasi rumah. Manfaat membantu penyerbukan bungga secara
alami. Bahaya menyenggat bila terancam.
6. Ammophila nigri
Gambar yang diperjelas Gambar preparat asli
Klasifikasi :
Ammophila nigri
Kingdom : Animalia
Phyllum ; Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Sub Ordo : Apocrita
Familia ; Sphecidae
Genus ; Ammophila
Spesies ; Ammophila nigri
Diskripsi :
Spesies Ammophila nigri memiliki cirri morfologi sayap 4 buah tipis
dan transparan, Trocharter kaki belakang terdiri 2 ruas, antenna terdiri atas 14
ruas atau lebih, sayap belakang tanpa sel penutup. Sudut belakang protoneum
tidak dekat dengan tegula. Protoneum pendek seperti lengkung leher baju, ruas
pertama tarsi kaki belakang tidak memanjang, tidak berambut.
Habitat di taman, dilahan basah maupn kering, dengan iklim sedang,
hidup di ranting pohon, membentuk koloni. Kadang kita jumpai di sela-sela
rumah dekat ventilasi rumah, berterbangan ketika selesai hujan pagi atau siang
hari di area pekaragan rumah yang teduh. Manfaat membantu penyerbukan
bungga secara alami. Bahaya menyenggat bila terancam.
7. Formica sp
Gambar yang diperjelas
Formica sp betina
Klasifikasi :
Formica sp.
Kingdom : Animalia
Phyllum ; Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Sub Ordo : Apocrita
Familia ; Formicidae
Genus ; Formica
Spesies ; Formica sp.
Diskripsi :
Spesies Formica sp ini memiliki cirri morfologi diantaranyaukuran
tubuh antara 3 – 18 mm, warna hita, coklat, merah kecoklatan, tubuh tersusun
atas thorax ( kepala ) dengan antenna berbentuk siku terdiri dari 13 ruas atau
lebih, mulut dengan tipe menggigit dan beberapa menyengat. Tidak berambut
banyak, abdomen seperti bonggol yang tegak pada ruas pertama. Perbedaan
dengan tawon yaitu adanya tonjolan diantara ruas thorax terakhir dengan ruas
abdomen bagian depan. Pada kasta ratu betina memiliki sayap antara 2 hingga 4
buah, tipis transparan, dengan vena normal atau sedikit mereduksi. Kasta jantan
atau raja tubuhnya tanpa sayap, sedikit lebih panjang daripada ratu, pada
prajurit memiliki thorax yang lebih besar dari lainnya dengan sengat, sedang
pada kasta pekerja ukuranya paling kecil dan berjumlah paling banyak. Pada
spesies Formica sp ini terdapat sayap khusus ratu saja, trocharter kaki belakng
terdiri atas 2 ruas, antenna dapat lebih dari 13 ruas, sayap belakang tanpa sel
tertutup. Sudut belakang pronotum menyentuh atau hampir menyentuh bagian
yang disebut tegula. Petioles dengan sebuah bonggol ( nodus ) yang tegak,
antenna menyiku pada betina atau ratu, uas pertama sangat penting.
Formica sp hidup di seluruh penjuru daratan dunia kecuali perairan,
hidup di taman, di pekarangan rumah, sela dinding, pohon dan ranting, akar
pohon di hutan, tanah dan lain-lain. Hidup berkoloni dengan system kasta. Ratu
bertugas sebagai induk yang berperan dalam reproduksi untuk meningkatkan
jumlah individu dalam koloni. Semut jantan atua raja bertugas membuahi ratu,
setelah kawin si jantan akan langsung mati. Kasta prajurit mengemban tugas
membangun kiloni, menemukan lingkungan baru untuk hidup dan berburu.
Kasta pekerja yaiytu betina yang steril, tugasnya merawat semut induk,
membersihkan dan member makanan. Dalam mencari makanan serangga ini
cukup kejam karena bersifat karivor, pemakan bangkai, beberapa pemakan
tanaman. Semut pekerja menyengat larva ulat, menyeret kesarang untuk
makanan, mencabik-cabik dan memakan apa yang ada pada korban, karena
punya alat penjepit di rahangnya.
Manfaat dari Formica sp yaitu : Semut yang tinggal dalam sarang pohon
trtentu dapat mengeluarkan enzim yang dapat bereaksi dengan zat tanaman baik
untuk pengobatan bagi manusia diantaranya pencegah kanker, jantung, ginjal,
dan lain-lain. Dengan pola hidup yang rukun dan setia kawan pada semut dapat
dijadikan teladan bagi kehidupan manusia. Bahan insektarium
Bahaya dari spesies ini beberapa dapat menyengat dan menggigit
manusia, menyebabkan adanya rasa perih seperti senggat lebah.
8. Hylaeus modestus, Say
Gambar yang diperjelas Gambar preparat asli
Klasifikasi :
Hylaeus modestus, Say
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Sub Ordo : Apocrita
Familia : Colletidae
Genus : Hylaeus
Spesies : Hylaeus modestus, Say
Diskripsi :
. Spesies Hylaeus modestus, Say ini memiliki cirri morfologi di
antaranya tubuh terdiri atas thorax dan abdomen. Memiliki antenna sepasang
dan memiliki sayap 4 buah tipis dan transparan. Trocharter kaki belakang terdiri
atas 2 ruas, sayap belakang tanpa sel penutup. Sudut belakang protoneum tidak
melekat pada tegula. Ruas pertama tarsi kaki belakang agak memanjang dan
memipih. Tibia kaki belakang tanpa runcingan pada ujungnya, terdapat 3 buah
sel marginal. Tubuh dari spesies inisangat ramping dan kecil. Lidah pendek,
lebar, tumpul dan membulat pada ujungnya atau terbelah ditengah. Sayap
dengan 3 buah sel sub marginal, ukuran tubuh sedang, banyak rambut atau
bulu.
Habitat berada di taman bungga, pekarangan rumah, sela-sela dinding
rumah dan ventilasi juga atap rumah, di sawah dan lain-lain. Biasanya hidup di
tempat kering membentuk koloni kecil. Bentuk rumah seperti bungga
berlubang-lubang. Menyenggat bila diganggu atau merasa terancam terutama
ketika rumahnya dirusak, bermanfaat membantu penyerbukan bungga.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Ordo hymenoptera merupakan serangga yang memiliki sayap
tipis transparan. Kebanyakan spesies yang ada pada ordo ini sanggat
berperan penting dalam kehidupan di bumi terutama
membantupenyerbukan bungga. Spesies yang sering diumpai dalam
kehidupan kita diantaranya Spesies Phobocampe disparis, Spesies
Chlorion aerarium , Spesies Trypoxylon clavatum, Spesies Megachile
latimanus, Say, Spesies Tiphia popilliavora, Rohwer, Spesies
Ammophila nigriSpesies Formica sp, Spesies Hylaeus modestus, Say.
2. Saran
Untuk praktikum sebaiknya sering dikonsultasikan kepada
asisten pendamping, dalam pengklasifikasian spesies dan dalam
membuat insektarium perlu kerja sama antara praktikan dan asisten.
DAFTAR PUSTAKA
Entomologi Ordo Hymenoptera. entomologi-ordo-hymenoptera. (di akses pada
Sabtu, 8 Desember 2012, pukul 14.00 WIB).
Ordo-Ordo Dalam Serangga. rioardi.wordpress.com. (di akses pada Sabtu,8
Desember 2012, pukul 13.00 WIB).
Program Nasional Pelatihan dan Pengembangan hama Terpadu. 2002. Kunci
Determinasi Serangga. Yogyakarta : Kanisius.
Putra, Nugroho Susetya. 2005. Serangga Di Sekitar Kita. Jakarta ; Kanisius.
Rahayu,Tuti. 2004. Sistematika Hewan Invertebrata. Surakarta : Universitas
Muhammadiyah Surakarta Press.
Yahya, harun. 2002. Keajaiban Pada Semut. Bandung : Dzikra.