laporan home visit bry

35
LAPORAN HOME VISIT “DIABETES MELITUS” Disusun Oleh : Yohan Parulian G1A009130 Bellindra Putra H G1A009135 Rifqi M G1A007054 Pembimbing : dr.Viva Ratih Bening Ati NIP BLOK ECCE I JURUSAN KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

Upload: chanifia-izza-millata

Post on 11-Dec-2014

226 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

laporan home visit

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Home Visit Bry

LAPORAN HOME VISIT

“DIABETES MELITUS”

Disusun Oleh :

Yohan Parulian G1A009130

Bellindra Putra H G1A009135

Rifqi M G1A007054

Pembimbing :

dr.Viva Ratih Bening Ati

NIP

BLOK ECCE I

JURUSAN KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

DESEMBER 2011

Page 2: Laporan Home Visit Bry

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Home Visit

“Diabetes Insipidus”

Yohan Parulian G1A009130

Bellindra Putra H G1A009135

Rifqi M G1A007054

Disusun untuk memenuhi tugas Praktek Lapangan Blok ECCE I

Jurusan Kedokteran

Universitas Jenderal Soedirman

Purwokerto

Diterima, disetujui, dan disahkan

Purwokerto, 1 Desember 2011

Preseptor Fakultas,

dr.Viva Ratih Bening Ati

NIP

Page 3: Laporan Home Visit Bry

BAB I

BAGIAN UTAMA

A. KARATERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

1. Daftar Anggota Keluarga

Berikut adalah daftar anggota keluarga yang tinggal serumah dengan Ny. Painah:

Nama Kedudukan dalam

keluarga

L/P Usia Pendidikan Pekerjaan Ket

Pardi Kepala keluarga L 60 SD Buruh Tani

Painah Istri P 51 Tidak tamat

SD

Buruh Tani

Sahidah Anak ke 2 P 27 SD Buruh Tani

Aristiani Anak ke 3 P 19 SMP Karyawan

Estri Cucu P 11 SD Pelajar

Fikri Cucu L 3 Belum

Sekolah

Tabel. Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah

2. Bentuk Keluarga

Keluarga besar (extended family) adalah keluarga yang disamping terdiri

dari suami, istrri, dan anak-anak kandung, juga terdiri dari sanak saudara lainnya,

baik menurut garis vertikal (ibu, bapak, kakek, nenek, mantu, cucu, cicit) dan

ataupun menurut garis horizontal (kakak, adik, ipar) yang dapat berasal dari

pihak suami atau pihak istri (Azwar, 1997). Dari tabel di atas terlihat bahwa

keluarga ini terdiri dari 9 anggota keluarga yang bertempat tinggal dalam satu

rumah sehingga dapat disimpulkan bahwa bentuk keluarga ini adalah extended

family.

Page 4: Laporan Home Visit Bry

3. Family Genogram

pardi painah tursemturiah pariahsumiarto w inarso jumirahdahlanmuslim

sariah sahidah aristiani

yogayoland

estri f ikri

Bagan 2. Family Genogram Ny. Painah

4. Family Life Cycle

Keluarga Ny. Painah berada dalam skala 7, yaitu middle – aged parents

karena sudah memiliki anak dan anak tersebut sudah memiliki keluarga sendiri.

Bagan 3. Family Life Cycle

Page 5: Laporan Home Visit Bry

B. STATUS PENDERITA

1. Identitas Pasien

a. Tanggal Periksa : 28 November 2011

b. Nama : Ny. Painah

c. Usia : 51 tahun

d. Jenis Kelamin : Perempuan

e. Status : Menikah

f. Agama : Islam

g. Suku bangsa : Jawa

h. Kewarganegaraan : Indonesia

i. Pekerjaan : Buruh Tani

j. Pendidikan : Tidak Tamat SD

k. Penghasilan/bulan : -

l. Alamat : Desa Banjaranyar

RT/RW : 4/7

Kec : Sokaraja

Kab: Banyumas

Prop: Jawa Tengah

2. Hasil Anamnesis

a. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)

1) Keluhan utama : Nyeri seperti tertusuk- tusuk jarum

2) Onset : sekitar satu tahun

3) Lokasi : seluruh tubu

4) Kualitas : Seperti tertusuk – tusuk jarum

5) Kuantitas : Hilang timbul

6) Kronologis : Ny. Painah sering merasa nyeri seperti tertusuk

– tusuk jarum yang kadang timbul pada

sebagian extremitas maupun kadang timbul

pada bagian tubu yang lainnya.

Pada awalnya nyeri yang dirasakan

tidak begitu menggangu Ny. Painah

Page 6: Laporan Home Visit Bry

dalam menjalankan kegiatannya

sehari- hari, namun semakin lama nyeri yang

dirasakan semakin berat. Ny. Painah merasa

agak baikan saat ia mulai mengurut sendiri

pada daerah nyeri.

7) Perberat : Capek, lelah dan telat makan.

8) Peringan : Tidur, minum obat warung.

9) Penyerta : Malaise, gemetar, nafsu makan menurun, berat

badan menurun

b. Riwayat Penyakit Dahulu

1) Riwayat alergi disangkal

2) Riwayat operasi rectal sejak satu tahun yang lalu

c. Riwayat Penyakit Keluarga

Ayah : Tidak ada riwayat penyakit yang berarti

Ibu : Ada riwayat penyakit stroke dan hipertensi

Adik : Diabetes

Suami : Hipertensi

d. Sosial Ekonomi

Community : dilingkungan rumahnya ny. Painah sering berkumpul

dengan para saudarannya untuk berinteraksi, dan kadang

bila ada pekerjaan serabutan ibu painah bersedia untuk

ikut bekerja.

Home : sirkulasi udara buruk, pencahayaan buruk, lembab,

kebersihan rumah kurang terjaga dan banyak barang-barang

berserakan.

Hobby : bekerja

Occupation : Ibu rumah tangga

Diet : gemar mengkonsumsi makanan yang manis-manis

Personal habbits : kebiasaan buang air besar di kolam.

Page 7: Laporan Home Visit Bry

e. Review of System

Ibu Painah mengalami nyeri seperti ditusuk-tusuk jarum hampir di

seluruh tubuh. Selain merasakan nyeri, Ibu Painah merasakan lemas,

gemetar, nafsu makan turun, disertai berat badan turunb dan merasakan

dingin pada siang hari. Riwayat buang air kecil pada malam hari yang

sering dan sampai mengganggu tidur. Awalnya bisa sampai 10x BAK

namun sekarang berkurang jadi 1-2 kali.

3. Hasil Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum : Kompos mentis

b. Tanda vital

1) Tensi : 125/90mmHg

2) Nadi : 86 kali/menit

3) RR : 16 x

4) Suhu : 36,5 0C

c. Pemeriksaan Kepala

1) Rambut lebat, tidak rontok, hitam

2) Telinga (N)

3) Mata : penglihatan normal, sklera ikterik (-/-), konjunctiva anemis (-/-)

4) Hidung: mukosa hidung hiperemis, sisa sekret mengering (+), tidak deviasi,

krepitasi dan nyeri tekan (-)

5) Nyeri tekan sinus (-), transluminasi merah cerah

6) Mulut: Tonsil (T0/T0), faring (N), mukosa mulut (N), nyeri telan (-)

7) Pembesaran dan nyeri tekan limfa nodi (-)

d. Pemeriksaan toraks

1) Inspeksi : simetris, nafas normal, tidak ada bekas luka

2) Palpasi : fremitus simetris, nafas tidak ada yang tertinggal

3) Perkusi : batas jantung normal, sonor dikedua lapang paru

4) Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2, paru vesikuler

e. Pemeriksaan Abdomen

1) Inspeksi : adanya bekas luka operasi, datar

2) Auskultasi : bising usus (+), frekuensi (N)

3) Palpasi : tidak teraba masa tumor, teraba supel

Page 8: Laporan Home Visit Bry

4) Perkusi : timpani dan 9 regio

f. Pemeriksaan Ekstermitas

1) Oedem (-)

2) Capillary refill < 2 detik (N)

g. Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan

h. Anorektal : tidak dilakukan pemeriksaan

i. Ekstremitas : odema (-), dbn

C. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi Biologis

a. Penyakit herediter/ degeneratif

Pada keluarga Ny. Painah , nampak adanya penyakit antara lain diabetes

melitus, hipertensi, dan stroke

b. Penyakit menular dan kronik

Penyakit menular yang diderita 2 bulan terakhir tidak ada. Untuk penyaki

kronik tidak diketahui.

2. Fungsi Fisiologis

Dengan metode penilaian APGAR Keluarga :

a. Adaptation (A) adaptasi tingkat kepuasan anggota keluarga dalam

menerima bantuan yang dibutuhkannya dari anggota keluarga lain

b. Partnership (P) kemitraan tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap

berkomunikasi, urun rembug dalam menganbil suatu keputusan dan atau

menyelesaikan suatu masalah yang sedang dihadapi dengan anggota

keluarga lainnya.

c. Growth (G) pertumbuhan tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap

kebebasan yang diberikan keluarga dalam mematangkan pertumbuhan

dan atau kedewasaan setiap anggota keluarga.

d. Affection (A) kasih sayang tingkat kepuasan anggota keluarga

terhadap kasih sayang serta interaksi emocional yang berlangsung dalam

keluarga.

e. Resolve (R) kebersamaan tingkat kepuasan anggota keluarga dalam

kebersamaan membagi waktu dan ruang antar anggota keluarga.

Page 9: Laporan Home Visit Bry

Untuk dapat mengukur sehat atau tidaknya suatu keluarga

dikembangkanlah suatu metode penilaian yang dikenal dengan nama APGAR

keluarga, yang dilakukan penilaian terhadap lima fungsi keluarga. Berikut ini

adalah nilai APGAR keluarga Ny. Painah:

NO PERNYATAAN SERING

(2)

KADANG

(1)

JARANG

(0)

1 Saya puas bahwa saya dapat kembali

kepada keluarga saya, bila saya

menghadapi masalah.

V

2 Saya puas dengan cara-cara keluarga

saya membahas serta membagi

masalah dengan saya.

V

3 Saya puas bahwa keluarga saya

menerima & mendukung keinginan

saya melaksanakan kegiatan &

ataupun arah hidup yang baru.

V

4 Saya puas dengan cara-cara keluarga

saya menyatakan rasa kasih sayang

& menanggapi emosi.

V

5 Saya puas dengan cara-cara keluarga

saya membagi waktu bersama.

V

Interpretasi Skor APGAR:

Skor APGAR 8 menandakan bahwa keluarga dinilai dalam status sangat sehat.

Hal ini menandakan bahwa dalam keluarga ny. Painah tidak terdapat masalah

yang terjadi dalam keluarga, berarti tidak terdapat masalah yang terlalu penting

dalam proses fisiologis dalam hal adaptation, partnership, growth, affection dan

resolve.

Page 10: Laporan Home Visit Bry

3. Fungsi Patologis

a. Social : kehidupan sosial baik, hubungan sosial dengan

penduduk sekitar baik, dan sering

mengikuti kegiatan di masyarakat.

b. Cultural : kehidupannya sederhana serta selalu

menjunjung tinggi nilai – nilai kebersamaan

c. Religion : taat beribadah dan rutin mengikuti kegiatan

keagamaan di masyarakat.

d. Economic : ekonomi keluarga termasuk kurang mampu

e. Education : keluarga ini memandang pendidikan sebagai

salah satu hal terpenting yang harus

diberikan

f. Medical : Selalu datang ke puskesmas secara rutin 1 bulan

sekali untuk periksa kesehatan.

D. IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

1. Faktor Internal

Faktor internal Tn. Wartono yang berpengaruh terhadap kesehatan adalah:

a. Pendidikan yang rendah (SD)

b. Pekerjaan yang sering lembur

c. Penghasilan yang kurang mencukupi

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap kesehatan Ny. Painah adalah

sebagai berikut:

a. Sanitasi lingkungan buruk

b. Pelayanan kesehatan dapat diakses

c. Perekonomian keluarga yang ditopang bersama

d. Menu makanan yang tidak cukup seimbang

Page 11: Laporan Home Visit Bry

E. DIAGNOSTIK HOLISTIK & PENANGANAN KOMPREHENSIF

Diagnostik Holistik (Multi Aspek) meliputi :

1. Aspek Personal

a. RFE : Nyeri Seperti tertusuk – tusuk jarum

b. Concern : pasien ingin tahu keluhan yang dideritanya

c. Expected : berharap tidak mengganggu aktifitas pasien

d. Anxiety : takut terjadi hal yang tidak diinginkan pada dirinya

2. Aspek Klinis

Diagnostik Kerja : Diabetes Insipidus

DD : Diabetes Melitus, Ketoasidosis

Penyakit penyerta : Hemorroid

3. Aspek Faktor Risiko Internal (Intrinsik)

a. Usia : 51ahun

b. Jenis kelamin : wanita

c. Nutrisi : sering minum teh Manis dan mengkonsumsi makanan

yang mengandung karbohidrat

d. Perilaku : kebiasaan makan kurang teratur, kebiasaan mengcuci

tangan tanpa menggunakan sabun.

e. Kebiasaan : Buang air besar di kolam

f. Life style : sering berolahraga

g. RPK : di dalam keluarga ada riwayat penyakit hipertensi dan

hiperglikemia

h. Ras : jawa

4. Aspek Faktor Risiko Eksternal (Extrinsik)

a. Dukungan sosial keluarga : Keluarga sepenuhnya mendukung dalam

setiap hal yang dilakukan ny.

Painah baik yang berhubungan

dengan kesehatan maupun

dengan masalah pemenuhan

kebutuhan hidup.

Page 12: Laporan Home Visit Bry

b. Fisik rumah : Luas 10 x 7 meter2

c. Bangunan tempat tinggal : kurang memenuhi syarat kesehatan,

sirkulasi udaha buruk, pencahayaan

buruk, kebersihan kurang terawat,

atap menggunakan asbes.

d. Lingkungan pemukiman : kebersihan lingkungan rumah kurang

terjaga, masih banyak peternakan

sapi didepan rumah warga

sehingga menimbulkan bau

yang kurang sedap.

e. Pendidikan : tidak tamat SD

f. Pekerjaan : Buruh tani

g. Layanan kesehatan : Puskesmas Sokaraja II

Penanganan Komprehensif

1. Personal Care

a. Plan Penegakkan diagnosis

DM tipe I

Px Penunjang

1) Pemeriksaan Darah Lengkap

2) Urinalisis

3) Rujuk

b. Terapi Farmakologis dan non Farmakologis

1) Terapi farmakologis

a) Sulfonylurea

b) Biguanid

c) inhibitor alfa glukosidase

d) insulin sensitizing agent

Page 13: Laporan Home Visit Bry

2) Terapi non – farmakologis

a) Prinsip dasar diit diabetes

Prinsip dasar diit diabetes adalah pemberian kalori sesuai

dengan kebutuhan. Cara sederhana untuk mengetahui kebutuhan

dasar adalah sebagai berikut:

Untuk wanita : (Berat Badan Ideal x 25 kalori) ditambah 20 %

untuk aktifitas

Untuk pria     : (Berat Badan Ideal x 30 kalori) ditambah 20 %

untuk aktifitas

Prinsip kedua adalah menghindari konsumsi gula dan

makanan ynag mengandung gula didalamnya. Sebaiknya juga

menghindari konsumsi hidrat arang hasil dari pabrik yang berupa

tepung dengan segala produknya. Hidrat arang olahan ini akan

lebih cepat diubah menjadi gula di dalam darah.

Prinsip ketiga adalah mengurangi konsumsi lemak dalam

makanan sehari-hari. Tubuh penderita diabetes akan lebih

mengalami kelebihan lemak darah, kelebihan lemak ini berasal

dari gula darah yang tidak terpakai sebagai energi.

Prinsip keempat adalah memperbanyak konsumsi serat

dalam makanan. Yang terbaik adalah serat yang larut air seperti

pectin (ada dalam buah apel), segala jenis kacang-kacangan dan

biji-bijian (asal tidak digoreng). serat larut air ini terbukti dapat

menurunkan kadar gula darah. Semua jenis serat akan

memperbaiki pencernaan, mempercepat masa transit usus, serta

memperlambat penyerapan gula dan lemak.

Page 14: Laporan Home Visit Bry

b) Latihan Jasmani

Latihan Jasmani dianjurkan untuk dilakukan secara teratur

3-4 kali setiap minggu selama kurang lebih setengah jam yang

sifatnya sesuai dengan CRIPE (Continous, Rhytmical, Interval,

Progressive, Endurance training). Latihan yang dapat dijadikan

pilihan adalah senam santai, jalan kaki, jogging, lari, renang,

bersepeda, dan mendayung.

c) Edukasi Penyakit

Penjelasan singkat tentang penyakit-penyakit di atas,

mencakup faktor predisposisi dan faktor pemicu,

pencegahan dan penanganan dini.

d) Monitoring

1) Pasien diminta kembali atau menghubungi dokter keluarga

2) Pengawasan rumah pasien

3) Pengawasan keadaan sosial keluarga pasien

2. Family Focused

1. Dukungan keluarga terhadap kesembuhan

a) Farmakologis:

Mengawasi pasien dalam meminum obat yang diberikan oleh

dokter dengan harapan pasien menjadi lekas sembuh.

b) Non farmakologis

1) Menyiapkan makanan dengan nutrisi yang cukup untuk pasien

2) Menyediakan lingkungan keluarga yang kondusif (tenang, saling

mendukung antar anggota keluarga terutama kepada pasien, saling

berbagi cerita dan memberikan solusi atas permasalahan pasien)

3) Memberikan sugesti positif kepada pasien agar mau sembuh

Page 15: Laporan Home Visit Bry

4) Mengajak pasien refreshing untuk coping stressor-nya

5) Menyediakan lingkungan rumah yang kondusif untuk seluruh anggota

keluarga, terutama untuk pasien.

2. Dukungan psikologis keluarga

a) Perbaiki APGAR Score

1) Berikan kesempatan untuk keluarga menentukan solusi yang akan

diambil

2) Catat lagi APGAR Score melihat apakah fungsi keluarga sudah

kembali sebagaimana mestinya

Adaptation : saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya

bila saya menghadapi masalah

Partnership : saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan

membagi masalah dengan saya

Growth : saya cukup puas dengan cara keluarga saya menerima dan

mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

Affection : saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan

kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan,

perhatian, dll

Resolve : saya cukup puas dengan cara keluarga saya dan saya

membagi waktu bersama-sama

3) Edukasi penyakit dan pencegahan lihat bagian edukasi di Personal

Care.

4) Edukasi penyakit keluarga

Edukasi tentang Hipertensi dan Diabetes Mellitus penyakit

keturunan, dan berisiko tinggi mengenai anggota keluarga lain

perkenalkan gejala DM, faktor predisposisi DM, dan pencegahan

DM

5) Edukasi Faktor Risiko Eksternal

a) Pemicu Sosial Keluarga :

a. APGAR Score

Page 16: Laporan Home Visit Bry

Edukasi meliputi poin-poin APGAR Score, lihat poin edukasi keluarga

b. Pertemukan tiap anggota keluarga, diskusikan masalah yang ada,

cari solusi bersama.

c. Keluarga diminta mendukung untuk kesembuhan dan kehamilan

pasien, memberikan support seputar sugesti kesembuhan, kehamilan,

membantu mempersiapkan kehamilan (nutrisi, ANC, dsb)

b) Pendidikan dan Pergaulan :

c) Layanan Kesehatan:

a. Menganjurkan kepada keluarga apabila ada keluhan kesehatan

segera ke Dokter

d) Lingkungan Fisik Rumah:

e) Bangunan Tempat tinggal: -

f) Lingkungan Pemukiman: -

g) Lingkungan Kerja:

c. Screening penyakit keluarga

a. Pemeriksaan GDP screening DM

b. Pemeriksaan TD screening HT

• Community focused

- edukasi penyakit dan pencegahannya

pada community

- faktor risiko ekstenal yg berhubungan

dengan lingk rumah

- faktor risiko intrinsik/eksternal yg

berhubungan dengan ling kerja

Page 17: Laporan Home Visit Bry

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PELAYANAN DOKTER KELUARGA

1. CENTRAL VALUE OF FAMILY MEDICINE

Central value of family medicine adalah sebaga berikut (Wahyuni, 2003):

a. Berbasis pada patient centered care dan mengedepankan hubungan dokter –

pasien

b. Melakukan pendekatan holistic pada pasien dan permasalahan yang

dihadapinyayang dapat mempengaruhi kesehatan pasien. Dengan cara melihat

pasien dari tiga dimensi yaitu dimensi biopsikososial.

c. Lebih menekankan pada preventif daripada kuratif 

d. Mencari masalah kesehatan yang memungkinkan menjadi masalah serius untuk

kedepannya.

e. Menangani pasien berdasarkan spektrum seluruh kelompok usia yang luas.

f. Menangani pasien tidak hanya di ruang konsultasi saja, tetapi juga dapat dilakukan

dimana saja.

2. PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA ADA 4 PRINSIP POKOK

a. Primer 

Layanan kesehatan terdiri dari tiga tingkatan, yaitu primer (dokter

praktekumum), sekunder (dokter spesialis), dan tersier (tim dokter) . Dokter

keluarga menjadi tingkat pertama dari kontak individu, keluarga dan masyarakat

dengan sistem kesehatan nasional, membawa perawatan kesehatan sedekat

mungkin ke tempat orang tinggal dan bekerja dan merupakan elemen pertama dari

proses perawatan kesehatan berkelanjutan.

b. Personal 

Pelayanan yang bersifat personal (invidual) bukan keluarga. Setiap

pasien yang diobati adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial.

Untuk menangani makhluk individu, dokter harus bisa menjaga

kerahasiaan. Sementara sebagai makhluk sosial, pasien harus disikapi

sebagai bagian dari lingkaran teman atau keluarganya sendiri (Sudjoko, 1996).

c. Komperhensif 

Page 18: Laporan Home Visit Bry

Yang dimaksud layanan komperhensif adalah kemampuan promotif,

memberi informasi tentang pencegahan (preventif), diagnosis, pengobatan

(kuratif) dan rehabilitatif (pemeliharaan kesehatan). Termasuk mengendalikan

penyakit kronis dan kecacatan melalui penilaian risiko. Kalau seorang pasien cacat,

dokter harus bisa melakukan rehabilitasi agar pasien bisa beraktivitas kembali

sesuai potensi yang ada (Sudjoko, 1996). Tidak hanya berfokus pada penyakit,

penyakit dan penyakit. Semua aspek dari jenis manusia yaitu bio-psiko-sosio-

ekonomi-budaya-spiritual.

d. Kontinu 

The continuity of care atau kesinambungan pelayanan. Jangan sampai

seseorang itu dilayani oleh banyak dokter, sehingga mengulang pelayanan lagi,

pemeriksaan lagi, obatnya jadi double-double dan seterusnya. Demikian pula Dokter

Keluarga akan mengontrol, dalam tanda kutip tindakan spesialistis, mana

yang perlu dan mana yang tidak. Dokter keluarga harus memberikan

pelayanan secara berkala dan berkesinambungan. Misal, sejak pasien

ditangani sampai seterusnya. Atau dimulai dari usia balita hingga lanjut usia. Ini

berlaku bagi seluruh anggota keluarga yang ia tangani (Sudjoko, 1996).

B. Diabetes Melitus

1. DEFINISI

Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada

seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah

akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif.

Penyakit diabetes terdapat pada sekitar 1% wanita usia reproduksi dan

1–2% diantaranya akan menderita diabetes gestasional. Diabetes melitus (DM)

merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik

hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi karena

kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya.

2. EPIDEMIOLOGI

Pada tahun 2000 menurut WHO diperkirakan sedikitnya 171 juta orang di

seluruh dunia menderita Diabetes Mellitus, atau sekitar 2,8% dari total populasi.

Insidensinya terus meningkat dengan cepat, dan diperkirakan pada tahun 2030,

angka ini akan bertambah menjadi 366 juta atau sekitar 4,4% dari populasi dunia.

Menurut survei yang dilakukan WHO, Indonesia menempati urutan ke-4 dengan

Page 19: Laporan Home Visit Bry

jumlahpenderita diabetes terbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika

Serikat. Dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk, diperkirakan pada tahun

1995 terdapat sekitar 4,5 juta pengidap diabetes, sedangkan pada tahun 2025

diperkirakan meningkat menjadi 12,4 juta penderita, sedangkan dari data Depkes,

jumlah penderita diabetes rawat inap maupun rawat jalan di rumah sakit

menempati urutan pertama dari seluruh penyakit endokrin. Pada tahun 1992, lebih

dari 100 juta pendudukdunia menderita diabetes dan pada tahun 2000 jumlahnya

meningkat menjadi 150 juta yangmerupakan 6% dari populasi dewasa. Sehingga

secara global WHO memperkirakan PTM (penyakit tidak menular) telah

menyebabkan kematian sekitar 60% dan kesakitan 43% di seluruh dunia.

Di Indonesia sendiri, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

tahun 2007, dari 24417 responden berusia >15 tahun, 10,2% mengalami Toleransi

Glukosa Terganggu (kadar glukosa 140-200 mg/dl setelah puasa selama 14 jam

dan diberi glukosa oral 75 gram). Sebanyak 1,5% mengalami Diabetes Melitus

yang terdiagnosis dan 4,2% mengalami Diabetes Melitus yang tidak terdiagnosis.

Baik DM maupun TGT lebih banyak ditemukan pada wanita dibandingkan pria,

dan lebih sering pada golongan dengan tingkat pendidikan dan status sosial

rendah. Daerah dengan angka penderita DM paling tinggi yaitu Kalimantan Barat

dan Maluku Utara yaitu 11,1 %, sedangkan kelompok usia penderita DM

terbanyak adalah 55-64 tahun yaitu 13,5%. Beberapa hal yang dihubungkan

dengan risiko terkena DM adalah obesitas (sentral), hipertensi, kurangnya

aktivitas fisik dan konsumsi sayur-buah kurang dari 5 porsi perhari.

3. TANDA DAN GEJALA

Gejala Khas :

a. Penurunan berat badan dan rasa lemah

Penurunan BB yang berlangsung dalam waktu relatif singkat harus

menimbulkan kecurigaan. Rasa lemah hebat yang menyebabkan penurunan

prestasi di sekolah dan lapangan olah raga juga mencolok. Hal ini disebabkan

glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel, sehingga sel

Page 20: Laporan Home Visit Bry

kekurangan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga. Untuk kelangsungan

hidup, sumber tenaga terpaksa diambil dari cadangan lain yaitu sel lemak dan

otot. Akibatnya penderita kehilangan jaringan lemak dan otot sehingga

menjadi kurus.

b. Banyak kencing (poliuria)

Karena sifatnya, kadar glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan

banyak kencing. Kencing yang sering dan dalam jumlah banyak akan sangat

mengganggu penderita, terutama pada waktu malam.

c. Banyak minum

Rasa haus amat sering dialami oleh penderita karena banyaknya cairan

yang keluar melalui kencing. Keadaan ini justru sering disalahtafsirkan.

Dikiranya sebab rasa haus ialah udara yang panas atau beban kerja yang berat.

Untuk menghilangkan rasa haus itu penderita minum banyak

d. Banyak makan

Kalori dari makanan yang dimakan, setelah dimetabolisasikan menjadi

glukosa dalam darah tidak seluruhnya dapat dimanfaatkan, oleh karena itu

penderita selalu merasa lapar

Gejala Tidak Khas :

a. Gangguan saraf tepi/kesemutan

Penderita mengeluh rasa sakit atau kesemutan terutama pada

kaki di waktu malam, sehingga mengganggu tidur.

b. Gangguan Penglihatan

Pada fase awal penyakit diabetes sering dijumpai gangguan

penglihatan yang mendorong penderita untuk mengganti kacamatanya

berulang kali agar ia tetap dapat melihat dengan baik.

c. Gatal

Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di daerah

kemaluan atau daerah lipatan kulit seperti ketiak dan di bawah

payudara. Sering pula dikeluhkan timbulnya bisul dan luka yang lama

Page 21: Laporan Home Visit Bry

sembuhnya. Luka ini dapat timbul akibat hal-hal dianggap yang tidak

berbahaya seperti luka lecet karena sepatu atau tertusuk peniti.

d. Gangguan Ereksi

Gangguan ereksi ini menjadi masalah tersembunyi karena

sering tidak secara terus terang dikemukakan penderitanya. Hal ini

terkait dengan budaya masyarakat yang masih merasa tabu

membicarakan masalah seks, apalagi menyangkut kemampuan atau

kejantanan seseorang.

e. Keputihan

Seorang wanita dengan keputihan dan gatal merupakan

keluhan yang sering ditemukan dan kadang-kadang merupakan satu-

satunya gejala yang dirasakan.

Etiologi Klasifikasi

1. Diabetes Melitus Tipe I / Juvenile

Diabetes tipe 1 dulu dikenal sebagai tipe juvenile-onset dan

tipe dependen insulin; namun, kedua tipe ini dapat muncul pada

sembarang usia. Insidens diabetes tipe 1 sebanyak 30.000 kasus baru

setiap tahunnya dan dapat dibagi dalam dua subtipe yaitu autoimun

dan idiopatik.

2. Diabetes Melitus Tipe II / Onset maturitas

Diabetes tipe 2 dulu dikenal sebagai tipe dewasa atau tipe onset

maturitas dan tipe nondependen insulin. Obesitas sering dikaitkan

dengan penyakit ini.

3. Diabetes Gestasional (GDM)

Diabetes gestasional (GDM) dikenali pertama kah selama

kehamilan dan memengaruhi 4% dari semua kehamilan. Faktor risiko

terjadinya GDM adalah usia tua, etnik, obesitas, multiparitas, riwayat

keluarga, dan riwayat diabetes gestasional terdahulu. Karena terjadi

peningkatan sekresi berbagai hormon yang mempunyai efek metabolik

terhadap toleransi glukosa, maka kehamilan adalah suatu keadaan

Page 22: Laporan Home Visit Bry

diabetogenik. Pasien yang mempunyai predisposisi diabetes secara

genetic mungkin akan memerlihatkan intoleransi glukosa atau

manifestasi klinis diabetes pada kehamilan.

Diabetes Melitus Tipe 1

Pada diabetes tipe 1 timbul karena adanya reaksi atoimin yang disebabkan adanya peradangan pada sel-β insulinitis. Ini menyebabkan timbulnya anti bodi terhadap sel beta yang disebut ICA (Islet Cell Antibody). Reaksi antigen (sel beta) dengan antibodi (ICA) yang ditimbulkannya menyebabkan hancurnya sel-β. Insulinitis bisa disebabkan macam-macam diantaranya virus, seperti virus cocksakie, rubella, CMV, herpes dan lain-lain. Yang diserang pada insulinitis itu hanya sel-β, biasanya sel-α dan delta tetap utuh

Melalui bidang farmakologi, dapat diberikan obat oral yang terdiri dari

3 golongan, yaitu sulfonylurea, biguanid, inhibitor alfa glukosidase,

dan insulin sensitizing agent.

Pada sulfonylurea, obat ini diberikan pada pasien dengan berat

badan normal dan masih bisa dipakai pada pasien yang beratnya

berlebih. Obat ini bekerja dengan cara menstimulasi penglepasan

insulin yang tersimpan, menurunkan ambang sekresi insulin, dan

meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa.

Contoh obat ini adalah Glimepirid yang diberikan dengan dosis

maksimal 6 mg/hari dengan frekuensi 1 kali/hari.

Biguanid bekerja untuk menurunkan kadar glukosa darah, namun

tidak sampai dibawah batas normal. Obat ini dianjurkan bagi pasien

gemuk sebagai obat tunggal. Contoh dari obat ini adalah metformin

yang diberikan dengan dosis maksimal 2500 mg/hari dengan frekuensi

1-3 kali/hari.

Berikutnya adalah inhibitor alfa glukosidase. Obat ini bekerja

secara kompetitif menghambat kerja enzim alfa glukosidase di dalam

saluran cerna, sehingga menurunkan penyerapan glukosa dan

Page 23: Laporan Home Visit Bry

menurunkan hiperglikemia pascapandrial. Contoh dari obat ini adalah

acarbose yang diberikan dengan dosis maksimal 300 mg/hari dengan

frekuensi 1-3 kali/hari.

Thiazolidinediones yang termasuk ke dalam insulin sensitizing agent mempunyai efek farmakologi meningkatkan senstivitas insulin, sehingga bisa mengatasi masalah resistensi insulin dan berbagai masalah akibat resistensi insulin tanpa menyebabkan hipoglikemia.

Page 24: Laporan Home Visit Bry

BAB III

PENUTUP

Page 25: Laporan Home Visit Bry

DAFTAR PUSTAKA

Page 26: Laporan Home Visit Bry

LAMPIRAN