laporan hasil penelitian kolaboratifaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/rahmap-2017-1.pdf · 2019....

120

Upload: others

Post on 16-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa
Page 2: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIF

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARABDI PASCASARJANA IAIN PONTIANAK

(Studi Kasus Pada Mahasiswa Prodi Pai Semester I Tahun 2017)

PENELITI:

RAHMAP

MUTIA HARDIANTI

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (LP2M)IAIN PONTIANAK

2017

Page 3: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hubungan bahasa Arab dengan Al-qura’n dan Hadis sebagai sumber

utama ajaran Islam tidak bisa dipisahkan. Al-qura’n diturunkan dengan bahasa

Arab. Hadis Nabi juga berbahasa Arab. Keyakinan umat Islam ialah tidak

akan pernah ada Al-qura’n yang menggunakan bahasa selain bahasa Arab.

Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa seseorang akan mengalami kesulitan

dalam memahami Al-qura’n jika tidak menguasai bahasa Arab. Di lembaga

Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) tampak bahwa ada hubungan

yang kuat antara pemahaman bahasa Arab dengan pemahaman mata kuliah-

mata kuliah yang menggunakan bahasa Arab seperti tafsir, hadist, fiqh, usul

fiqh dsb. Begitu juga di tengah-tengah masyarakat muslim, seseorang tidak

akan menjadi ulama atau ustadz yang profesional jika tidak menguasai bahasa

Arab.

Perbedaan pendapat di kalangan para pakar kajian Islam (mujtahidi’n)

juga sangat dipengaruhi oleh bahasa Arab sebagai faktor yang dominan, baik

dari segi struktur, semantik, maupun leksikonnya. Hal ini disebabkan oleh

adanya pengaruh pemahaman bahasa Arab terhadap sikap para mujtahid dan

para mufassir dalam menetapkan suatu pendapat. Kajian tentang kata iman

dan kufr dalam Al-Quran misalnya, telah menimbulkan perbedaan pendapat

di kalangan ulama dan kaum muslimin. Kemudian hal itu melahirkan

persoalan politik dan menimbulkan banyak paham dan aliran teologi Islam

Page 4: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

2

seperti Jabariyyah, Qadariyyah, Murji’ah, Mu’tazilah dan Ahl al-Sunnah Wa

al-

Page 5: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

3

Jamᾱ’ah.1 Di kalangan ulama tafsir-hadis juga terjadi hal yang sama, yakni

perselisihan pendapat dan perbedaan paham yang disebabkan oleh faktor

bahasa Arab. Begitu pula dalam bidang fiqih dan ushul fiqih.

Dengan demikian urgensi bahasa Arab khususnya bagi mahasiswa

PTKI tidak dapat disangkal lagi karena materi ajarnya berisikan tentang

kaidah-kaidah bahasa Arab yang dapat dipahami berbeda oleh para ilmuan

Islam sesuai dengan bidangnya masing-masing. Jadi, bahasa Arab telah

menjadi bahasa hukum dan agama Islam (syari’ah) dalam berbagai bidang

kehidupan umat.

Paparan di atas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Perguruan Tinggi

Keagamaan Islam (PTKI) termasuk mahasiswa Pascasarjana IAIN Pontianak

yang tidak menguasai bahasa Arab -minimal dasar-dasarnya- akan

mengalamai kesulitan dalam studinya. Wawancara awal yang dilakukan

peneliti terhadap dua orang mahasiswa prodi PAI Semester I Kelas Reguler A

Pascasarjana IAIN Pontianak. Seorang mahasiswa Prodi PAI semester I Kelas

reguler A Pascasarjana IAIN Pontianak diminta peneliti menerjemahkan kata

‘pendidikan’ ke dalam bahasa Arab, lalu mahasiswa tersebut menyatakan

tidak tahu dengan alasan bukan alumni pondok pesantren. Seorang lainnya

adalah mahasiswa jurusan yang sama ditanya peneliti; apa bahasa Arab dari

prasa ‘pendidikan nasional’ lantas dijawab juga dengan tidak paham karena

banyak mata kuliah lain selain bahasa Arab yang harus dipelajari. Keduanya

mempunyai argumen yang berbeda. Yang satu mengaku bukan alumni pondok

1Harun Nasution, Aliran-Aliran dalam Teologi Islam, (Jakarta: 1986), h. 6

Page 6: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

4

dan yang satunya mangatakan bahwa terlalu banyak beban mata kuliah

sehingga pengetahuan bahasa Arabnya amat nihil. Peneliti berharap semoga

hanya dia berdua yang seperti itu. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik

melakukan penelitian di prodi tersebut.

Bahasa Arab mempunyai fleksibilitas dan keluwesan yang

memungkinkan untuk melakukan inovasi sesuai tuntutan.2 Perkembangan

perekonomian, ilmu pengetahuan, peradaban, dan pergaulan masyarakat

penutur bahasa Arab yang sangat pesat menyebabkan bahasa Arab merambah

ke berbagai negara di luar negara-negara Arab. Masyarakat dunia telah

merasakan betapa pentingnya mempelajari bahasa Arab dengan berbagai

tujuan. Bahasa Arab telah dipelajari oleh masyarakat dunia sejak dulu dan

umumnya universitas di negara-negara maju sudah membuka jurusan bahasa

Arab. Di negara Barat misalnya, sejak abad XI sebagian masyarakatnya telah

mempelajari bahasa Arab. Hal ini disebabkan oleh buku-buku ilmiah, seperti

buku kedokteran, fisika dan matematika yang ada di Toledo, Sevilla dan

Cordova, banyak bertuliskan bahasa Arab. Oleh karena itu, maka para Raja

seperti Ferederik II dan Alfonso X, memerintahkan semua rakyatnya

mempelajari bahasa Arab. Orang yang mampu berbahasa Arab pada saat itu

merupakan satu gengsi dan kebanggaan tersendiri yang tinggi bagi sebagian

masyarakat Eropa.

2Ungkapan pujian itu diucapkan oleh William Werlk: ا من التكيف وف قا ان للعر بية لينا ومرونة يمكنا لمقتضيات العصر

Page 7: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

5

Sama halnya di Indonesia, ada beberapa perguruan tinggi yang

membuka jurusan bahasa Arab, misalnya UI, UNHAS, UGM, UNJ, UNM,

IPB, UPI, USU, UM, dan PTKI baik berstatus negeri seperti UIN, IAIN, IAIN

maupun swasta. Pembelajaran bahasa Arab di berbagai jenis dan jenjang

pendidikan tinggi sebagaimana dikemukakan di atas termuat dalam kurikulum

dan jadwal pembelajaran di semua lembaga pendidikan yang berada di bawah

naungan Kementerian Agama (Kemenag) dan sebagian di Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Posisi bahasa Arab di dalam

kurikulum Kementerian Agama (Kemenag) adalah mata pelajaran utama.

Sedangkan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

bahasa Arab di sekolah umumnya adalah mata pelajaran muatan lokal.

Indikator pentingnya pembelajaran bahasa Arab dapat dilihat lebih

jauh lagi yaitu tampak bahwa pembelajarannya secara kelembagaan yang telah

terkelola dengan cara yang lebih khusus dan lebih spesifik pada jenjang

pendidikan tinggi (jurusan bahasa dan sastra Arab, jurusan/jurusan pendidikan

bahasa Arab). Pembelajaran bahasa Arab di perguruan tinggi dengan melalui

akademik sudah mempunyai jurusan atau jurusan tersendiri. Ada juga yang

berafiliasi dengan bahasa asing secara umum baik di level jurusan maupun

program studi.

Indikator lainnya ialah pembelajaran bahasa Arab di Indonesia sudah

diterapkan juga di semua lembaga pendidikan yang ada di bawah naungan

Kementerian Agama seperti di Rauḍah al-Athfaᾱl (RA), Madrasah

Ibtidaᾱiyah (MI), Madrasah S|anᾱwiyah (MTs), Madrasah ‘Aliyah (MA), dan

Page 8: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

6

Perguruan Tinggi Keagamaan Islam baik negeri maupun swasta (UIN, IAIN,

IAIN, UNISMUH dan lain-lain). Adapun lembaga pendidikan yang berada di

bawah naungan Kementerian Pendidikan Nasional, secara umum bahasa Arab

belum menjadi bidang studi wajib, baik di Taman Kanak-kanak (TK),

Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah

Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) maupun di Perguruan

Tinggi. Kalaupun ada pembelajaran bahasa Arab di sekolah binaan

Kemendikbud, statusnya baru sebatas muatan lokal. Jadi dapat dipahami

bahwa bahasa Arab di Indonesia sampai saat ini belum menjadi mata pelajaran

nasional.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas, maka dapat diindentifikasi beberapa

permasalahan sebagai berikut:

1. Lemahnya minat mahasiswa belajar bahasa Arab

2. Lemahnya kemampuan mahasiswa dalam penguasaan ilmu Sharf

3. Lemahnya kemampuan mahasiswa dalam penguasaan ilmu Nahwu

4. Lemahnya kemampuan mahasiswa dalam menyimak percakapan bahasa

Arab

5. Lemahnya kemampuan mahasiswa dalam percakapan bahasa Arab

6. Lemahnya kemampuan mahasiswa dalam membaca teks bahasa Arab yang

tidak berharakat

7. Lemahnya kemampuan mahasiswa dalam menulis teks bahasa Arab

8. Lemahnya kemampuan mahasiswa dalam penerjemahan bahasa Arab

Page 9: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

7

C. Fokus dan Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas, peneliti akan fokus

kepada permasalahan Problematika Pembelajaran Bahasa Arab di IAIN

Pontianak (Studi Kasus pada Prodi PAI Semester I Kelas Reguler A Tahun

2017). Peneliti akan meneliti hal tersebut melalui penelitian ini dengan

harapan dapat memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca tentang

problem pembelajaran bahasa Arab yang senantiasa dialami mahasiswa PTKI

sampai saat ini. Fokus penelitian tersebut selanjutnya dijabarkan dalam dua

macam pertanyaan pokok, yaitu:

1. Bagaimana problem linguistik dalam pembelajaran bahasa Arab bagi

mahasiswa PAI semester I Pascasarjana IAIN Pontianak tahun 2017?

2. Bagaimana problem non linguistik dalam pembelajaran bahasa Arab bagi

mahasiswa PAI semester I Pascasarjana IAIN Pontianak tahun 2017?

D. Kajian Pustaka

1. Kajian Penelitian Terdahulu

Penelitian Amirudin, mahasiswa PPs UIN Alauddin tahun 2008

dengan judul “Problematika Pembelajaran Bahasa Arab pada Pondok

Pesantren Modern al-Istiqamah Ngata Baru Kecamatan Sigi Biromaru,

Kabupaten Donggala. Peneliti menyimpulkan bahwa sistem pembelajaran

di Pondok Pesantren Modern al-Istiqomah Ngata Baru terjadi perpaduan

Page 10: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

8

dua kurikulum, yaitu kurikulum nasional (Kemenag) dan kurikulum pondok

pesantren. Dalam pelaksanaannya guru mengalami permasalahan

mengelolah kelas dan menerapkan pembelajaran bahasa Arab. Meskipun

begitu, prestasi siwa tidaklah terlalu buruk, akan tetapi berada pada

kategori sedang.

Penelitian Kasmiati, mahasiswa PPs. UIN Alauddin tahun 2008

dengan judul tesis “Problematika Pembelajaran Bahasa Arab di STAIN

Datokarama Palu (Telaah terhadap Mahasiswa Lulusan Sekolah Umum).

Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa strategi pembelajaran

diorientasikan untuk mencapai 2 tujuan pokok, yaitu tujuan pembelajaran

Bahasa Arab yang bersifat instrumental yakni agar mahasiswa mampu

menggunakan bahasa Arab sebagai alat untuk mempelajariberbagai macam

ilmu. Tujuan yang lain adalah integratif-komunikatif, yakni agar

mahasiswa mampu menggunakan bahasa Arab sebagai alat komunikasi

sehari-hari. Tujuan-tujuan diatas sulit dicapai karena STAIN Datokrama

Palu tidak menyediakan kurikulum atau silabus khusus untuk diterapkan

pada mahasiswa lulusan sekolah umum.

Penelitian Salma Intan, alumni PPs UIN Alauddin Makassar tahun

2003, dalam tesisnya menulis tentang “Problematika Pengajaran Bahasa

Arab terhadap siswa MAN I Makassar. Tesis ini memaparkan bahwa

suksesnya proses pembelajaran di Madrasah sangat ditentukan oleh

kapasitas guru bahasa Arab bersangkutan. Inti penekanan dalam tesisnya

sebelum tampil di dalam kelas, hendaknya memahami problem-problem

Page 11: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

9

pembelajaran bahasa Arab di kelas bersangkutan, memiliki penguasaan

terhadap beberapa metode dan mampu mengkombinasikan serta

mengembangkan pada setiap penyajian materi pembelajaran bahasa Arab

baik di dalam maupun di luar kelas, dan yang tidak kurang pentingnya guru

bahasa Arab selayaknya meningkatkan kualitas keilmuannya.

Penelitian yang dipaparkan di atas, semua membahas tentang

problematika pembelajaran Bahasa Arab, namun yang akan diteliti adalah

problem linguitik dan non linguitik dalam pembelajaran Bahasa Arab bagi

mahasiswa PAI semester I kelas reguler A Angkatan 13 Pascasarjana IAIN

Pontianak tahun 2017.

2. Kerangka Konsep

Probelmatika Pembelajaran Bahasa Arab

Linguistik NonLinguistik

1. LinguistikTeoritis (‘ilmal-lugah al-nazari)

fonetik (‘ ilm al-aswa>t), fonemik(‘ilm al-funema>t), sejarahlinguistik (ta>ri>kh al-lugah),semantik (‘ilm al-ma’a>ni),morfologi (‘ilm al-s|arf ), dansintaksis (‘ilm al-nahw).

2. LinguistikTerapan (‘ilmal-lugah al-tatbi>qi>)

bahasa asing, terjemah,psikolinguistik, dansosiolinguistik.

Page 12: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

10

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk; (1) mengetahui problem linguistik

dalam pembelajaran bahasa Arab bagi mahasiswa PAI semester I kelas reguler

A Angkatan 13 Pascasarjana IAIN Pontianak. Hal tersebut akan dilihat dalam

berbagai aspek, seperti penguasaan mahasiswa terhadap kata, prasa dan klausa

bahasa Arab serta kemampuan menyimak, bercakap, membaca dan menulis.

Begitu juga dengan kemampuan mahasiswa dalam menerjemahkan teks

bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia atan sebaliknya. (2) mengetahui

problem non linguistik dalam pembelajaran bahasa Arab bagi mahasiswa PAI

semester I kelas reguler A Pascasarjana IAIN Pontianak, seperti minat,

waktu, kurikulum dan kebijakan pemerintah terkait bahasa Arab. Harapan

peneliti, semoga penelitian ini dapat memberikan saran perbaikan sistem dan

desain pembelajaran bahasa Arab agar tujuan pembelajaran kemahiran

menyimak, membaca, berbicara dan menulis bahasa Arab bagi mahasiswa PAI

semester I kelas reguler A Pascasarjana IAIN Pontianak dapat tercapai secara

efektif. Selain itu, peneliti juga dapat menawarkan solusi terhadap kendala

yang dihadapi dalam pembelajaran bahasa Arab bagi mahasiswa PAI semester

I kelas reguler A Pascasarjana IAIN Pontianak.

F. Signifikansi Penelitian

Signifikansi Penelitian ini berdasarkan judulnya sangat urgen karena

bertujuan untuk mengetahui problem linguistik dan non linguistik dalam

Page 13: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

11

pembelajaran bahasa Arab bagi mahasiswa pascasarjana semester 1 kelas

reguler A Pascasarjana IAIN Pontianak. OLEH KARENA ITU, penelitian ini

diharapkan dapat menghasilkan beberapa temuan yang memberikan solusi dari

problematika pembelajran bahasa Arab yang dialami oleh mahasiswa

pascasarjana IAIN Pontianak secara umum.

G. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang akan dicapai tersebut, maka dapat

dikemukakan dua manfaat penelitian ini, yaitu:

1. Manfaat bagi peneliti yaitu dapat memahami secara mendalam tentang

kondisi terkini pembelajaran bahasa Arab bagi mahasiswa PAI semester I

kelas reguler A Pascasarjana IAIN Pontianak.

2. Manfaat bagi lembaga tempat penelitian yaitu dapat memberikan

gambaran utuh kepada pimpinan lembaga tentang kondisi aktual

pembelajaran bahasa Arab bagi mahasiswa PAI semester I kelas reguler A

Pascasarjana IAIN Pontianak. Dengan demikian dapat dilakukan perbaikan

pengembangan pembelajaran bahasa Arab di lembaga tersebut.

H. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian yang berjudul

Problematika Pembelajaran Bahasa Arab di Pascasarjana IAIN Pontianak

(studi kasus mahasiswa PAI semester I kelas reguler A Tahun2017 ini adalah

pembelajaran bahasa Arab dan PAI semester I kelas reguler A Pascasarjana .

Jadi variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal. Peneliti dalam

mengumpulan data penelitian lebih banyak bergantung pada dirinya sebagai

Page 14: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

12

alat pengumpul data. Hal itu disebabkan karena peneliti sebagai instrumen

utama memiliki kemampuan yang dapat digunakannya secara luwes.

Page 15: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

13

BAB II

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

A. Aspek-Aspek Pembelajaran Bahasa Arab

Ada beberapa aspek dari bahasa Arab yang menjadi substansi materi

ajar dalam setiap pembelajarannya terutama bagi pelajar bukan Arab. Aspek-

aspek kebahasaan dari bahasa Arab meliputi dua aspek, yaitu aspek linguistik

(‘Ilm al- Lughah) dan aspek non-linguistik. Linguistik (‘ilm al- lugah) adalah

ilmu yang mempelajari substansi bahasa. Ilmu ini mempunyai dua cabang,

yaitu linguistik teoretis (‘ilm al-lugah al-nazarῑ) dan linguistik terapan (‘ilm

al-lugah al-tatbῑqi>). linguistik teoretis (‘ilm al-lugah al-nazarῑ) memiliki

kajian ilmu yang mencakup fonetik (‘ilm al-aswᾱt), fonemik (‘ilm al-

funemᾱt), sejarah linguistik (tᾱrῑkh al-lugah), semantik (‘ilm al-ma’ᾱni),

morfologi (‘ilm al-sharf ), dan sintaksis (‘ilm al-nahw). Adapun linguistik

terapan (‘ilm al-lugah al-tatbῑqῑ) mempunyai kajian ilmu yang mencakup

pembelajaran bahasa asing, terjemah, psikolinguistik, dan sosiolinguistik.3

Secara singkat akan diungkapkan definisi dari ilmu-ilmu tersebut

sebagai berikut.

1) Ilmu fonetik (‘ilm al-aswᾱt)

Ilmu ini membahas proses terjadinya, penyampaian, dan penerimaan

bunyi bahasa. Ilmu ini dapat dibagi kepada tiga cabang: fonetik

artikulatoris, fonetik akustis, dan fonetik auditoris. Ilmu-ilmu tersebut

3Yayan Nurbayan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Cet. akhir (Bandung: ZeinAl Bayan, 2008), h. 10-12

Page 16: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

14

membahas pengucapan bunyi-bunyi, perpindahannya, dan penyampaiannya

secara berurutan. Tujuan pembelajarannya ialah untuk memberikan

gambaran yang baik mengenai tempat-tempat keluarnya huruf (makhᾱrij al-

hurữf) dari bahasa Arab yang akan diajarkan. Dengan gambaran ini dapat

diketahui sistem bunyi bahasa Arab yang tengah dipelajari.

2) Ilmu fonemik (‘Ilm al- Funemᾱt)

Ilmu ini membahas fungsi-fungsi bunyi dan prosesnya menjadi

fonem-fonem, serta pembagiannya yang didasarkan pada penggunaan

praktis pada suatu bahasa.

3) Sejarah linguistik (tᾱrῑkh al-lughah)

Ilmu ini membahas perkembangan bahasa dalam berbagai kurun

waktunya, serta hal-hal yang terjadi pada rentang waktu tersebut, seperti

asimilasi, perubahan-perubahan, dan pengaruhnya terhadap bahasa lain atau

sebaliknya.

4) Morfologi (‘ilm al-sharf)

Ilmu ini membahas tentang morfem dan pembagiannya.

Sebagaimana diketahui bahwa morfem merupakan satuan terkecil dari

suatu bahasa yang mempunyai makna. Tujuan pembelajarannya ialat untuk

memberikan gambaran mengenai bentukan kata dan pembagian unit-unit

morfem pada bahasa Arab yang sedang dipelajari.

5) Sintaksis (‘ilm al-nahw)

Ilmu ini membahas urutan kata-kata pada suatu kalimat. Sebagian

pakar menyebutnya dengan ‘ilm al-naz}am. Menurut para pakar

Page 17: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

15

bahasa ‘ilm al-nahw dan sharf dinamakan ‘ilm al-qawᾱ’id. Tujuan

pembelajarannya ialah untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai

susunan kata-kata pada bahasa Arab yang dipelajari.

6) Semantik (‘ilm al-ma’ᾱni)

7) Psikolinguistik (‘ilm al-lugah al-nafsῑ)

Ilmu ini membahas bahasa sebagai gejala prilaku jiwa dan akal

seseorang. Hal ini ditinjau dari perkembangan bahasa dan pengaruh jiwa

sebelum, ketika, dan sesudah proses pembicaraan.

8) Sosiolinguistik (‘ilm al-lugah al-ijtimᾱ’i)

Ilmu ini membahas bahasa sebagai gejala sosial. Hal ini dilihat

dari dialek-dialek yang berbeda karena perbedaan geografis, strata sosial,

dan peran masing-masing dalam masyarakat, serta pertentangan politik

yang timbul karena bahasa.4

Dapat dipahami bahwa aspek linguistik bahasa Arab merupakan bagian

yang amat penting didalami karena akan memberikan kontribusi yang besar di

dalam pengembangan semua ilmu keagamaan Islam. Kalau ada pernyataan

yang menganggap bahwa aspek linguistik bahasa Arab merupakan akar bagi

timbulnya kesulitan penguasaan dan pengembangan pembelajaran bahasa

Arab terutama bagi selain bangsa Arab (ghair al-nᾱthiqῑn bi al-‘arabiyah),

maka hal itu perlu diluruskan.5 Banyak orang yang mengakui bahwa bahasa

4Ibid., h. 13

5M. Fachir Rahman, Problematika Pengajaran Bahasa Arab di Perguruan TinggiAgama, dalam Ulumuna (Mataram: STAIN Mataram, 1998, Edisi 03), h. 9

Page 18: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

16

Arab adalah bahasa yang sukar dipelajari dan dikuasai karena faktor linguistik

bahasa Arab itu sendiri. Akan tetapi pendapat tersebut belum pernah diuji

kebenarannya.

Kesulitan-kesulitan dalam pembelajaran bahasa Arab yang berasal dari

perbedaan tabiat antara bahasa Arab dengan bahasa Indonesia seperti dalam

hal fonetik dapat diselesaikan dengan pelajaran ilmu tajwid, khususnya dalam

fonem-fonem yang tidak terdapat di dalam bahasa Indonesia seperti ,ه ,ث ,خ ,ذ

,ش ,ص غ dan sebagainya ketika dalam keadaan sendirian atau ketika bertemu

dengan fonem-fonem lainnya.6

Dalam kaitannya dengan masalah etimologi morphologi (al-sharfiyah)

yang dinyatakan sebagai problem, tentunya tidak bisa dinyatakan sebagai

problem serius meskipun masalah al-sharfiyah atau tashrifa>t dalam bahasa

Indonesia tidak ada. Bahkan boleh jadi tashrifᾱt yang ada justru membantu

dan mempermudah bila terjadi kesulitan dalam mencari perbendaharaan kata.

Sebagai gambaran singkat, ketika seseorang tidak mengerti terjemahannya

“kunci” dalam bahasa Arab, maka dengan tashrifᾱt dapat diselesaikan

sehingga diketahui bahwa “kunci” itu alat pembuka yang bisa diketahui

melalui kata fataha yang berarti ‘membuka, menjadi (فتح) miftᾱh dengan (مِفتاح)

makna alat untuk membuka.

Dengan demikian kalau ada yang berpandangan bahwa problem

linguistik bahasa Arab tersebut sebenarnya tidak layak disebut sebagai

5Ghufron Zainal ‘Alim, Op. Cit., h. 6-7. Lihat pula Fathi Ali Yunus at. all, Asa>sia>tTa’li>m al-Lugah al-Arabiyah Wa Al-Tarbiyah al-Di>niyah, (Kairo: Da>r al-s|aqa>fah, 1891), h. 11

Page 19: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

17

kesulitan dalam pembelajaran bahasa Arab, maka tidak dapat juga disalahkan.

Menurut peneliti, berdasarkan pengalaman dalam pembelajaran bahasa Arab

bahwa ada memang mahasiswa yang tidak terlalu kesulitan belajar bahasa

Arab, tapi sebaliknya ada juga mahamahasiswa yang cukup kesulitan dengan

alasan problem linguistik tersebut.

Dalam kasus perbedaan arah tulisan, bahasa Arab dari kanan ke kiri

sedangkan bahasa Latin dari kiri ke kanan, sesungguhnya bukan suatu

kesulitan yang menimbulkan problem. Tulisan bahasa Arab yang lengkap

dengan syakalnya, dengan sistem fonetik dan sistem ejaan fonemisnya, adalah

sangat mudah dipelajari cara membacanya.7 Mudahnya membaca tulisan yang

ejaannya bersistem fonemis adalah karena suatu ejaan yang menggunakan

sistem ejaan fonemis adalah ejaan yang sempurna.8

Dengan demikian perbedaan bentuk dan arah tulisan dari kanan ke kiri

bukan penyebab timbulnya problem dalam pendidikan bahasa Arab. Justru

tulisan bahasa Arab terbukti paling mudah untuk dipelajari cara membacanya

bila tulisan yang dimaksud adalah tulisan bahasa Arab yang sempurna. Lain

masalahnya apabila yang dimaksud itu adalah tulisan gundul. Bukan sistem

tulisannya penyebab kesulitan, tetapi ketidaksempurnaannya itulah yang

menimbulkan problem.

Setiap dosen/guru bahasa Arab idealnya memiliki fungsi sebagai

fasilitator, mediator, dinamisator, motivator dalam membantu mahasiswa

7Saidun Fiddaroini, Efektifitas dan Efisiensi Sosialisasi Bahasa Arab (Surabaya: CV.Cempaka, 1997), h. 65

8Samsuri, Analisis Bahasa (Jakarta: Erlangga, 1991), h. 23

Page 20: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

18

untuk belajar secara konstruktif. Oleh karena itu, dosen/guru perlu memahami

tahapan-tahapan proses pembelajaran sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran

Dosen/guru membuat Rencana Program Pembelajaran (tahdhῑr al-

tadrῑs). Istilah ini dinamakan dengan Rencana Pembelajaran Satu Semester

(RPSS) di perguruan tinggi saat ini. Inti isinya terdiri atas materi/bahan

yang akan diajarkan, media yang akan digunakan, pertanyaan dan arahan

untuk merangsang mahasiswa aktif belajar. Selain itu, dosen/guru perlu

memahami keadaan mahasiswa, kelemahan dan kelebihannya serta

pengetahuan awal yang sudah dimilikinya.

2. Pelaksanaan pembelajaran

Dosen/guru melakukan tindakan-tindakan pembelajaran seperti;

mengajak mahasiswa untuk aktif belajar dan menggunakan metode ilmiah

dalam proses menemukan, sehingga mahasiswa merasa menemukan sendiri

pengetahuannya. Dosen/guru perlu mengikuti pikiran dan gagasan

mahasiswa dan mampu menggunakan variasi metode dan strategi

pembelajaran seperti studi kelompok, aktif debat, studi kritis, tidak

mencerca mahasiswa yang berpendapat salah, menerima jawaban alternatif

dari peserta didik, kesalahan mahasiswa ditunjukkan secara arif,

mahasiswa diberi kesempatan berpikir, merumuskan gagasan dan

mengungkapkan pikirannya. Mahasiswa harus diberi kesempatan untuk

mencari pendekatan dan caranya sendiri dalam belajar sehingga dapat

menemukan sesuatu. Mahasiswa diperlakukan sebagai subjek yang sudah

Page 21: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

19

tahu sesuatu. Mahasiswa dikondisikan secara aktif dan ditemani selama

pembelajaran berlangsung. Mahasiswa diberi ruang tanyajawab dan diskusi

sehingga terjadi pembelajaran antara dosen/guru dengan mahasiswa.9 Jadi

intinya ialah mahasiswa dibelajarkan untuk belajar sendiri dan mandiri.

Hubungan dosen/guru dengan mahasiswa bersifat dialogis karena

mahasiswa telah diberi informasi tentang materi pelajaran dan telah

mengerti konteks bahan yang akan diajarkan.

3. Evaluasi pembelajaran

Pada bagian akhir pembelajaran dosen/guru melakukan evaluasi

(taqwῑm) secara berkesinambungan dengan segala prosesnya, berupa;

memberikan tugas-tugas kepada mahasiswa, memberikan tes (ikhtibᾱr)

yang dapat membuat mahasiswa berpikir dan menganalisis yang tidak

berorientasi hafalan.

B. Orientasi Pembelajaran Bahasa Arab

Berbagai potret penyelenggaraan pendidikan bahasa Arab di lembaga-

lembaga pendidikan Islam di Indonesia setidaknya menunjukkan adanya upaya

serius untuk memajukan sistem dan mutunya. Secara teoritis, paling tidak ada

empat orientasi pendidikan bahasa Arab sebagai berikut:

1. Orientasi religius, yaitu belajar bahasa Arab untuk tujuan memahami dan

memahami ajaran Islam (fahm al-maqrû’). Orientasi ini dapat berupa

belajar keterampilan pasif (mendengar dan membaca), dan dapat pula

mempelajari keterampilan aktif (berbicara dan menulis).

9Paul Suparno, Op.cit, h. 34-35.

Page 22: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

20

2. Orientasi akademik, yaitu belajar bahasa Arab untuk tujuan memahami

ilmu-ilmu keislaman dan keterampilan berbahasa Arab (istimᾱ’, kalᾱm,

qirᾱ’ah, dan kitᾱbah). Orientasi ini cenderung menempatkan bahasa Arab

sebagai disiplin ilmu atau obyek studi yang harus dikuasai secara

akademik. Orientasi ini biasanya identik dengan studi bahasa Arab di

Jurusan Pendidikan bahasa Arab, Bahasa dan Sastra Arab, atau pada

program Pascasarjana dan lembaga ilmiah lainnya.

3. Orientasi profesional/praktis dan pragmatis, yaitu belajar bahasa Arab

untuk kepentingan profesi, praktis atau pragmatis, seperti mampu

berkomunikasi lisan (muhâdatsah) dalam bahasa Arab untuk bisa menjadi

TKI, diplomat, turis, misi dagang, atau untuk melanjutkan studi di salah

satu negara Timur Tengah, dsb.

4. Orientasi ideologis dan ekonomis, yaitu belajar bahasa Arab untuk

memahami dan menggunaakan bahasa Arab sebagai media bagi

kepentingan orientalisme, kapitalisme, imperialisme, dsb. Orientasi ini,

antara lain, terlihat dari dibukanya beberapa lembaga kursus bahasa Arab di

negara-negara Barat.10

Dari keempat orientasi pembelajaran bahasa Arab di atas, dapat

dikatakan bahwa pembelajaran bahasa Arab di Indonesia umumnya masih

cenderung berorientasi akademik dan religius. Hal ini tentu dipengaruhi oleh

paradigma yang masih memposisikan bahasa Arab di Indonesia sebagai bahasa

10Asep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 89

Page 23: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

21

asing dan bahasa agama yang menjadi target, belum sepenuhnya sebagai

bahasa media/alat ilmu pengetahuan secara umum.

C. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab

Istilah metodologi berasal dari kata ‘metode’ dan ‘logos’ yang berarti

ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang segala sesuatu yang berkenaan

dengan metode. Metode berasal dari bahasa Belanda yaitu methode yang

berarti cara yang disusun secara baik untuk menjalankan suatu pekerjaan agar

mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya.11

Dalam pembahasan metodologi pembelajaran bahasa, termasuk di

dalamnya pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa tujuan, ada tiga istilah

yang lazim digunakan. Ketiga istilah itu terkategori secara bertingkat dalam

melakukan kegiatan pembelajaran bahasa, yaitu: pendekatan (al-madkhal),

metode (al-tharῑqah), dan teknik (al-ushlữb).

Maksud dari ketiga istilah di atas dikemukakan oleh Edward M.

Anthony sebagaimana dikutip oleh Azhar Arsyad; pendekatan ialah

seperangkat asumsi mengenai hakekat bahasa dan hakekat belajar mengajar

bahasa yang bersifat aksiomatis filosofis. Metode ialah rencana menyeluruh

yang berkenaan dengan penyajian materi bahasa secara teratur. Tidak ada satu

bagian yang bertentangan dengan yang lain, semuanya berdasarkan atas

pendekatan yang dianut. Sifatnya ialah prosedural. Adapun teknik ialah apa

11Lihat Muh. Abdul Ghoffar E.M, Kamus Indonesia-Arab; Istilah Umum dan Kata-Kata Populer, Cet. I (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000), h. 187

Page 24: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

22

yang sesungguhnya terjadi di dalam kelas dan merupakan implementasi dari

metode.12

Berdasarkan uraian di atas, maka yang dimaksud peneliti dengan

metodologi dalam penelitian ini ialah ilmu yang membahas tentang tata cara

belajar dan membelajarkan bahasa Arab yang mempunyai landasan teoritis. Di

samping itu, metodologi yang berorientasi pada tujuan pembelajaran bahasa

Arab dan menganut paradigma pembelajaran yang terpusat pada mahasiswa

(tarkῑz al-ta’lῑm fῑ al-muta’allim/student learning centre).

1. Pendekatan pembelajaran bahasa Arab

Sesuai dengan posisi bahasa Arab di Indonesia sebagai bahasa asing,

maka secara umum pendekatan pembelajarannya yang dianggap efektif

sampai saat ini, mencakup empat jenis pendekatan, yaitu; pendekatan

humanistik, pendekatan komunikatif, pendekatan kontekstual, dan

pendekatan struktural.13 Secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pendekatan humanistik melihat bahwa pembelajaran bahasa

Arab memerlukan keaktifan mahasiswa, bukan dosen. Mahasiswalah

yang aktif belajar bahasa dan dosen berfungsi sebagai motivator,

dinamisator, administrator, evaluator, dsb. Dosen harus memanfaatkan

semua potensi yang dimiliki mahasiswa.

12Lihat Azhar Arsyad, Madkhal Ila Thuruq Ta‘lῑm al-Lughah al-Ajnabiyah Limudarrisal-Lughah al-‘Arabiyah, (Cet. I; Ujung Pandang: Ahkam, 1998), h. 19

13Azhar Arsyad, Madkhal Ila> Thuruq Ta‘li>m al-Lugah al-Ajnabiyyah Limudarris al-Lugah al-‘Arabiyyah, h. 24

Page 25: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

23

b. Pendekatan kontekstual (المدخل الموضوعى) melihat bahasa sebagai suatu

makna yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Rancangan materi

ajar harus berdasarkan kebutuhan lembaga, kebutuhan mahasiswa hari

ini dan ke depan.

c. Pendekatan komunikatif (المدخل الاتصالى) melihat bahwa fungsi utama bahasa

adalah komunikasi. Hal ini berarti materi ajar bahasa Arab harus materi

yang praktis dan pragmatis, yaitu materi ajar terpakai dan dapat

dikomunikasikan oleh mahasiswa secara lisan maupun tulisan. Materi

ajar yang tidak komunikatif akan kurang efektif dan akan membuang

waktu saja.

d. Pendekatan analisis struktural (المدخل التحليلي التركيبي) melihat bahwa

pembelajaran bahasa sebagai hal yang formal. Oleh sebab itu, struktur

(qawᾱ‘id) bahasa harus mendapat perhatian utama dalam merancang

materi ajar. Namun struktur harus fungsional agar komunikatif dan

praktis.14

Setiap pendekatan tersebut memiliki asumsi filosofis masing-

masing yang berbeda antara satu dengan lainnya mengenai bahasa. Oleh

karena itu, diperlukan pendekatan pembelajaran bahasa sebagai suatu

sistem yang bersifat holistik. Ada yang berpendapat bahwa pembelajaran

bahasa Arab dengan pendekatan struktural tata bahasa (qawᾱ‘id) yang

bersifat nahwu sentris, tidak praktis dan tidak komunikatif secara umum

14Azhar Arsyad, Madkhal ila> Thuruq Ta‘lῑm al-Lugah al-Ajnabiyyah li Mudarris al-Lugah al-‘Arabiyyah, h. 24

Page 26: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

24

dinilai telah gagal membentuk mahasiswa terampil berbahasa Arab secara

lisan. Ada juga yang berpendapat bahwa pembelajaran bahasa Arab dengan

pendekatan komunikatif dan mengabaikan tata bahasa juga dapat dinilai

telah gagal membentuk mahasiswa terampil menulis bahasa Arab.

2. Metode pembelajaran bahasa Arab

Selanjutnya keempat pendekatan tersebut telah melahirkan

beberapa metode pembelajaran bahasa Arab. Metode pembelajaran bahasa

ialah bagaimana cara mengajar dengan materi bahasa. Para dosen akan

memakai materi-materi itu, tetapi mereka tidak menjadi budak dari materi

tersebut. Dosen akan mengadakan perubahan untuk menyesuaikan dengan

situasi di dalam kelas seperti mengadakan latihan-latihan percakapan.

Selanjutnya keempat pendekatan tersebut telah melahirkan beberapa

metode pembelajaran bahasa Arab sebagai berikut:

a. Metode gramatika dan terjemah (tharῑqah al-qawᾱ‘id wa al-tarjamah).

Metode ini berasumsi bahwa tata bahasa merupakan bagian dari

filsafat dan logika, dapat memperkuat kemampuan berfikir logis,

memecahkan masalah dan menghafal. Metode ini bertujuan agar

mahasiswa memiliki kompetensi membaca karya tulis berbahasa target

(Arab) setelah mempelajari kaidah-kaidah gramatikanya. Dosen

memiliki kewenangan dalam pembelajaran dan mahasiswa mengikutinya

untuk mempelajari apa yang diketahui pengajar. Dalam proses belajar

mengajar, mahasiswa belajar menerjemahkan bahasa Arab ke bahasa ibu.

Gramatika dipelajari secara deduktif berdasarkan kaidah-kaidah

kemudian contoh-contoh. Mahasiswa menghafal kaidah kemudian

Page 27: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

25

menerapkannya pada contoh-contoh lain. Mahasiswa mempelajari

paradigma gramatika dan padanan kosakata dalam bahasa ibu.15

Metode ini melihat bahasa sastra lebih penting daripada bahasa

lisan. Aspek bahasa yang ditekankan ialah kosakata dan gramatika.

Kompetensi membaca (qirᾱ’ah) dan menulis (kitᾱbah) dijadikan

prioritas sedangkan kompetensi menyimak (istimᾱ‘) dan berbicara

(kalᾱm) tidak mendapat penekanan.

Metode gramatika-terjemah ini memiliki beberapa karakteristik

antara lain; mahasiswa diarahkan memiliki kompetensi membaca karya

sastra bahasa target, bersifat nahwu sentris, desain materinya secara

deduktif, berbasis penghafalan, berbahasa pengantar bahasa ibu, dan

peran aktif dosen lebih dominan sedangkan peran mahasiswa lebih pasif.

b. Metode langsung (al-tharῑqah al-mubᾱsyarah)

Kemunculan metode langsung (al-tharῑqah al-mubᾱsyarah) ini

merupakan reaksi terhadap metode gramatika yang dinilai gagal

membentuk kompetensi komunikasi lisan mahasiswa. Metode ini

dikembangkan oleh Carles Berlitz, seorang ahli pembelajaran bahasa di

Jerman pada abad ke-19. Penekanan metode ini adalah pada latihan

percakapan terus-menerus antara guru dan peserta didik dengan

menggunakan bahasa target tanpa sedikitpun menggunakan bahasa ibu,

baik dalam menjelaskan makna kosakata maupun menerjemah.16

c. Metode audiolingual (al-tharῑqah al-sam‘iyyah al-syafawiyah)

15Bahasa ibu (Indonesia) merupakan kunci keberhasilan pemahaman makna dalambahasa sasaran (Arab). Oleh karena itu, bahasa ibu bebas digunakan dalam proses belajarmengajar di kelas. Peneliti menduga bahwa penggunaan metode ini masih mendominasipembelajaran bahasa Arab di lembaga pendidikan di Indonesia. Lihat Bambang Yudi Cahyono,Kristal-Kristal Ilmu Bahasa, cet. I (Surabaya: Airlangga University Press, 1995), h. 317

16Asep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 175

Page 28: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

26

Metode ini mula-mula muncul di Amerika Serikat tahun 1942

bertepatan dengan peristiwa perang dunia II dimana mengalami

kekalahan. Demi kepentingan penggalangan kekuatan baru, maka

membutuhkan pasukan militer yang menguasai bahasa asing dan siap

ditempatkan di negara-negara lain seperti Prancis, Belanda dan Cina.

Anggota militer ini dibekali kompetensi menerjemah dan pekerjaan

lainnya yang memerluukan komunikasi langsung dengan penduduk

pribumi. Untuk mewujudkan rencana itu maka didirikanlah lembaga

bahasa yang diberi nama Army Specialized Training Program

(ASTP).17

Lembaga tersebut kemudian melahirkan sebuah metode yang

dikenal dengan nama metode militer (army method ). Memang pada

awalnya, metode ini hanya dipraktekkan di kalangan militer, tetapi

karena terbukti efektif kemudian digunakan juga untuk umum. Dalam

aplikasinya, dosen mengarahkan, mengendalikan perilaku bahasa dan

memberikan model untuk ditirukan mahasiswa. Sedangkan mahasiswa

dituntut agar menirukan dan memberikan respon secepat dan setepat

mungkin.18

Dengan demikian, metode ini lebih menekankan pada kosakata

dan ujaran sehari-hari bahasa target dari pada tata bahasanya.

Penggunaan bahasa ibu di kelas dihindari karena dianggap dapat

menghambat keberhasilan pembelajaran bahasa asing. Jadi metode ini

pada dasarnya adalah pengembangan dari metode langsung.

d. Metode membaca (tharῑqah al-qirᾱ’ah)

17Asep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, h. 184

18Bambang Yudi Cahyono, Kristal-Kristal Ilmu Bahasa, h. 319

Page 29: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

27

Metode ini berasumsi bahwa tujuan pembelajaran bahasa (baca:

Arab) adalah bersifat multi-tujuan, dan bahwa kemampuan membaca

adalah tujuan yang paling realistis. Karakteristik metode ini yakni

materi pelajaran berupa buku bacaan berbasis pemahaman dan kaidah

bahasa diterangkan seperlunya.

e. Metode eklektik (al-tharῑqah al-intiqᾱ’iyyah)

Memperhatikan metode-metode di atas tampak masing-masing

memiliki kekurangan di samping kelebihannya. Tidak ada satu metode

yang dianggap cukup memadai menuntaskan suatu materi pembelajaran.

Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran di atas memerlukan metode

yang tepat. Pilihan yang tepat adalah metode eklektik, yaitu metode

gabungan yang berusaha mengelaborasi aspek-aspek positifnya baik dari

aspek keterampilan (mahᾱrah) berbahasa maupun aspek pengetahuan

(isti’ᾱb) bahasa, sehingga tujuan dan hasil pembelajaran yang utuh dan

maksimal dapat tercapai.

Secara garis besar metode pembelajaran bahasa arab di atas dapat

dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

a. Metode pembelajaran klasikal atau kelompok. Metode yang termasuk

dalam kelompok ini ialah metode ceramah, diskusi, demonstrasi,

sosiodrama, karyawisata, kerja kelompok dan simulasi.

b. Metode pembelajaran individual atau perorangan. Metode yang

termasuk dalam kelompok ini ialah metode tanya-jawab, latihan (drill),

pemberian tugas individu dan eksperimen.19

19Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, Cet. I(Yogjakarta: Diva Press, 2012), h. 169

Page 30: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

28

Pembagian metode seperti di atas tampak didasarkan pada

pertimbangan kesesuaian metode dengan jumlah mahasiswa. Pendapat

lain mengatakan bahwa metode pembelajaran bahasa Arab dapat juga

digolongkan menjadi dua macam, yaitu:

1) Metode tradisional. Metode pembelajaran bahasa Arab tradisional

adalah metode pembelajaran bahasa Arab yang berasumsikan bahasa

sebagai budaya ilmu sehingga belajar bahasa Arab berarti belajar

secara mendalam tentang seluk-beluk ilmu bahasa Arab, baik aspek

sintaksis (qawᾱ’id nahwy), morfologi (qawᾱ’id sharfy) ataupun sastra

(adab). Metode yang berkembang dan masyhur digunakan untuk

tujuan tersebut adalah metode qawᾱ’id dan tarjamah. Metode

tersebut mampu bertahan beberapa abad, bahkan sampai sekarang

pesantren-pesantren di Indonesia, khususnya pesantren salafiah masih

menerapkan metode tersebut. Hal ini didasarkan pada hal-hal sebagai

berikut: Pertama, tujuan pembelajaran bahasa arab tampaknya pada

aspek budaya/ilmu, terutama nahwu dan ilmu sharaf. Kedua,

kemampuan ilmu nahwu dianggap sebagai syarat mutlak sebagai alat

untuk memahami teks/kata bahasa Arab klasik yang tidak memakai

harakat, dan tanda baca lainnya. Ketiga, bidang tersebut merupakan

tradisi turun temurun, sehingga kemampuan di bidang itu

memberikan “rasa percaya diri (gengsi) tersendiri di kalangan

mereka”.

Page 31: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

29

2) Metode modern. Metode pembelajaran bahasa Arab modern adalah

metode pembelajaran yang berorientasi pada tujuan bahasa sebagai

alat. Artinya, bahasa Arab dipandang sebagai alat komunikasi dalam

kehidupan modern, sehingga inti belajar bahasa Arab adalah

kemampuan untuk menggunakan bahasa tersebut secara aktif dan

mampu memahami ucapan/ungkapan dalam bahasa Arab. Metode

yang lazim digunakan dalam pembelajarannya adalah metode

langsung (tarῑqah al-mubᾱsyarah). Munculnya metode ini didasari

pada asumsi bahwa bahasa adalah sesuatu yang hidup, oleh karena itu

harus dikomunikasikan dan dilatih terus sebagaimana anak kecil

belajar bahasa.20

Pembagian di atas tampak didasarkan pada pertimbangan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai. Selain kedua pembagian metode di

atas, masih ada pengelompokan metode pembelajaran bahasa Arab yang

dikemukakan oleh Azhar Arsyad yaitu metode inovatif. Maksudnya

ialah metode yang membawa paham-paham baru dan ramai

diperbincangkan saat ini di Amerika dan Eropa. Ada tiga macam metode

pembelajaran bahasa Arab yang dianggap inovatif, yaitu:

a) Suggestopedia yaitu metode pembelajaran bahasa asing yang

menerapkan sugesti ke dalam ilmu mendidik. Oleh karena itu, tujuan

penerapan metode ini ialah menghilangkan rasa takut (fear) yang

20Yayat Hidayat, Studi Prinsip Dasar Metode Pengajaran Bahasa Arab, (Bandung: UPI, 2011), h.7

Page 32: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

30

sering dialami oleh banyak pelajar, seperti perasaan tidak mampu

(feeling of incompetence), perasaan takut salah (fear of making

mistakes) dan perasaan takut terhadap sesuatu yang baru

(apprehension of that which is novel or unfamiliar).

b) Counseling Learning Method (CLM) yaitu metode pembelajaran

bahasa asing yang bertujuan agar pelajar memiliki minat belajar yang

kuat sehingga mampu memperoleh pengetahuan baru dan

mengembangkannya melalui interaksi sosial yang kuat dengan

temannya.

c) The Silent Way yaitu metode pembelajaran bahasa asing dengan cara

guru dan siswa diam karena berkonsentrasi kepada bahasa asing yang

sedang dipelajari.21

Dalam pembelajaran aspek-aspek tertentu suatu bahasa

diperlukan metode khusus, misalnya metode bunyi huruf (t{ari>qah

s}autiyyah harfiyyah) yang diperlukan dalam pembelajaran materi tata

bunyi huruf Arab. Metode kaidah dan terjemah (t{ari>qah al-qawa>’d wa

al-tarjamah) diperlukan dalam pembelajaran materi tata bahasa Arab

dan kosa katanya. Pada tataran ini mesti diperhatikan beberapa ilmu

yang mendukung pembelajaran keterampilan berbahasa Arab.

Meskipun pada dasarnya yang dipelajari dalam bahasa Arab itu hanya

dua, yakni kosa kata dan aturan penggunaannya, tetapi pada

21Selengkapnya lihat Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, (Cet. IYogjakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 22-28

Page 33: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

31

kenyataannya banyak ilmu yang berkaitan dengan dua hal tersebut,

misalnya ‘ilmu al-aswa<t yang berkaitan dengan bunyi kosa kata, atau

ilmu s}araf yang berkaitan dengan perubahan bentuk kosa kata sampai

dengan penyusunan kosa kata-kosa kata menjadi suatu kalimat yang

komplek. Dalam pembelajaran bahasa akan terasa bahwa unsur

repetisi sangat dominan untuk menumbuhkan keterampilan

berbahasa. Adapun unsur lainnya merupakan prasyarat yang

bertujuan agar pembelajarannya berlangsung efektif dan efisien.

Page 34: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan

1. Jenis Penelilitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (al-bahs al-

maidany>/field research). Paparan datanya menggunakan metode deskriptif

dengan pendekatan penelitian kualitatif.22 Data kualitatif yang

dikumpulkan di lapangan tidak berupa angka-angka, akan tetapi dalam

bentuk verbal berupa kata-kata yang menggambarkan keadaan yang

diteliti.

Metode deskripsi adalah cara peneliti menggambark an ciri-ciri data

secara akurat sesuai sifat alamiahnya. Meskipun demikian, Jenis data yang

dijadikan sumber perolehan informasi dalam penelitian tidak hanya data

lapangan, akan tetapi diperlukan juga data pustaka.

2. Pendekatan Penelitian

22Deskriptif artinya mengemukakan data penelitian apa adanya kemudian melakukaninterpretasi data berdasarkan paradigma kualitatif yang bercirikan fenomenologi, induktif, innerbehavior dan holistik serta lebih mementingkan proses daripada hasil. Lihat Syamsuddin AR danVismaia S. Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, Cet. III (Bandung: PT RemajaRosdakarya Offset, 2009), h. 129. Lihat pula T. Fatimah Djajasudarma, Metode Lingustik;Ancangan Metode Penelitian dan Kajian, Cet. III (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), h. 17.Metode penelitian kualitatif dianggap baru karena muncul setelah metode kuantitatif yang sudahlama dikenal dalam dunia penelitian. Nama lain dari metode kualitatif adalah metodepostpositivistik karena dilandasi oleh filsafat postpositivisme. Metode kualitatif merupakanpenelitian interpretative karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadapdata yang ditemukan di lapangan. Lihat Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif danR&D, Ed. IV, Cet. II (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2002), h. 14

Page 35: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

33

Berdasarkan judul penelitian ini yang membahas masalah

pembelajaran bahasa Arab, maka ada tiga pendekatan yang dapat

digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

Page 36: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

34

a. Pendekatan linguistik, yaitu pendekatan yang berusaha melihat

permasalahan penelitian dari dimensi kebahasaan, dalam hal ini bahasa

Arab. Bahasa Arab menjadi acuan atau ukuran dalam memilih dan

memilah data yang dibutuhkan di lapangan.

b. Pendekatan pedagogis, yaitu pendekatan yang berusaha melihat

permasalahan penelitian dari sudut pandang pendidikan. Dengan kata

lain bahwa teori-teori pendidikan menjadi sebuah sintesis terhadap

kegiatan pembelajaran bahasa Arab di PAI semester I kelas reguler A

Pascasarjana IAIN Pontianak.

c. Pendekatan psikologis, yaitu pendekatan yang berusaha menyoroti

faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran bahasa Arab di

kalangan mahasiswa PAI semester I kelas reguler A Pascasarjana IAIN

Pontianak. Karakteristik mahasiswa dalam belajar bahasa Arab boleh

jadi berbeda-beda. Mahasiswa yang bersemangat belajar bahasa arab

mungkin disebabkan karena mencintai bahasa Arab sebagai bahasa

agama. Sebaliknya, yang kurang berminat belajar bahasa Arab karena

menganggap bahasa Arab sangat sulit dipahami. Jelaslah bahwa faktor-

faktor itu erat kaitannya dengan aspek psikologis.

Dengan demikian, pendekatan penelitian ini dapat disebut

sebagai pendekatan multidisipliner. Oleh karena itu, diharapkan dapat

menghasilkan temuan-temuan penelitian yang dapat

dipertanggungjawabkan secara akademis, dan juga dapat memberi

masukan kepada para penentu kebijakan dalam pengembangan

Page 37: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

35

pembelajaran bahasa Arab di PAI semester I kelas reguler A

Pascasarjana ke depan.

B. Data dan Sumber Data

Berdasarkan uraian jenis penelitian di atas, maka sumber data penelitian

yang digunakan peneliti dapat dibagi tiga macam, yaitu:

1. Data lapangan yaitu semua keterangan dan informasi yang diperoleh

peneliti di lapangan obyek penelitian. Informasi itu berasal dari sejumlah

orang terutama dosen bahasa Arab, mahasiswa, dan pejabat struktural pada

lembaga tempat penelitian.

2. Data tertulis yaitu semua informasi atau keterangan tentang pembelajaran

bahasa Arab di PAI semester I kelas reguler A Pascasarjana IAIN

Pontianak. Data tersebut dapat diperoleh dalam berbagai karya tulis seperti

buku, majalah, surat kabar, makalah, skripsi, tesis, kompetitif, brosur dan

sebagainya.

3. Data dokumentasi yaitu data-data mengenai kegiatan pembelajaran bahasa

Arab yang didokumentasikan di lembaga PAI semester I kelas reguler A

Pascasarjana IAIN Pontianak seperti kurikulum, silabus dan panduan

akademik lainnya.

C. Teknik Pengumpulan Data

Ada tiga teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam

penelitian ini adalah:

Page 38: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

36

1. Observasi

Pengertian observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.23 Dalam pengertian

observasi di atas dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan observasi

adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data

penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.

Peneliti menilai sudah cukup dengan melakukan observasi non

partisipatif dalam penelitian ini dengan cara melihat dan mengamati tanpa

ikut berpartisipasi langsung dalam kegiatan pembelajaran bahasa Arab.

Semua data baik kata-kata maupun perilaku yang diperoleh melalui peng-

amatan dicatat dalam buku catatan pengamatan lapangan. Dengan

pengamatan berperan serta tersebut diharapkan akan diperoleh temuan-

temuan yang berkaitan dengan fokus masalah penelitian. Hasil pengamatan

ini juga dapat digunakan untuk memperoleh informasi-informasi yang

mendukung atau menolak informasi-informasi yang diperoleh melalui

teknik pengumpulan data yang lain.

2. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab antara pewawancara dengan orang yang

diwawancarai, dimana kedua pihak tersebut terlibat dalam kehidupan

sosial. Wawancara terdiri atas wawancara terbuka atau tak berstruktur

23Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Cet. II;Jakarta: Bumi Aksara, 2009) h. 52.

Page 39: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

37

dan wawancara berstruktur atau wawancara tertutup.24 Jenis wawancara

yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terbuka tak

berstruktur. Maksudnya, dalam setiap wawancara, peneliti tidak

menggunakan instrumen yang terstandar, namun sebelum peneliti

melakukan wawancara terlebih dahulu dipersiapkan garis-garis besar

pertanyaan yang disusun berdasarkan fokus dan masalah penelitian. Garis-

garis besar pertanyaan tersebut akan berkembang di kancah penelitian.

Aspek-aspek yang menjadi fokus wawancara adalah pendapat,

persepsi, pengetahuan, pemahaman dan pengalaman dosen bahasa Arab,

mahasiswa, dan pelaku pendidikan lainnya yang berkaitan dengan

pembelajaran bahasa Arab di lingkungan PAI semester I kelas reguler A

Pascasarjana IAIN Pontianak.

3. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data berikutnya yang digunakan peneliti ialah

teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi ialah pengambilan data melalui

dokumen-dokumen. Sekalipun ada pernyataan bahwa data-data yang

dikumpulkan dengan teknik dokumentasi cenderung bersifat data sekunder,

namun tetap dibutuhkan karena dapat melengkapi data yang dikumpulkan

dengan teknik observasi dan teknik wawancara yang bersifat data primer

24Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial (Jakarta: PT. RajaGrafindoPersada, 2003), h. 133

Page 40: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

38

atau dari pihak pertama. Jadi tidak dapat diartikan bahwa data sekunder

tidak diakui penggunaannya dalam suatu penelitian.25

Dokumen yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini antara

lain; (1) Dokumen kepegawaian yang memuat tentang latar belakang atau

riwayat pendidikan dosen, disiplin ilmu dan keahliannya, riwayat

pekerjaan; (2) dokumen-dokumen rencana pembelajaran dan satuan

pembelajaran; (3) laporan akademik dosen; (4) kurikulum dan silabi mata

pelajaran; (5) dokumen-dokumen kegiatan yang berkaitan dengan

pembelajaran bahasa Arab di PAI semester I kelas reguler A Pascasarjana

IAIN Pontianak.

D. Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis

catatan catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan

pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikan sebagai

temuan. Analisis data dilakukan dalam upaya mencari makna.26

Berdasarkan hal di atas, maka analisis data dalam penelitian ini adalah

proses mencari dan menata data mengenai pembelajaran bahasa Arab di PAI

semester I kelas reguler A Pascasarjana IAIN Pontianak secara sistematis.

Hal ini didasarkan kepada hasil observasi, wawancara dan dokumentasi untuk

selanjutnya menelaah upaya-upaya dan pelaksanaan yang telah dilakukan.

25Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, op. cit., h. 69.

26Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996),h. 67

Page 41: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

39

Selain itu, kendala yang dihadapi dan solusi yang perlu ditempuh serta

dampak pembelajaran bahasa Arab di PAI semester I kelas reguler A

Pascasarjana IAIN Pontianak, baik dalam aspek ketenagaan maupun dalam

aspek proses pembelajaran.

Data dalam penelitian ini pada hakekatnya berwujud kata-kata,

kalimat-kalimat, atau paragraf-paragraf dalam bentuk narasi yang mendeskrip-

sikan mengenai situasi, peristiwa, interaksi, pernyataan pandangan atau

pendapat dan perilaku dari subjek penelitian sebagaimana terangkum dalam

catatan lapangan, transkrip wawancara, dan catatan dokumentasi dari

lapangan penelitian.

Berdasarkan wujud dan dan sifat data sebagaimana telah dikemuka-

kan, maka analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

deskriptif yang dilakukan melalui tiga alur kegiatan yaitu:

1. Reduksi data

Reduksi data yaitu suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung

secara terus menerus selama penelitian berlangsung.27 Selama

pengumpulan data, peneliti selalu membuat ringkasan, mengkode,

menelusuri tema, membuat gugus. Reduksi data merupakan bentuk analisis

untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang

27Ibid.

Page 42: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

40

tidak perlu, dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga

kesimpulan akhir dapat ditarik dan diverifikasi.

2. Penyajian data

Penyajian data dalam penelitian ini menggunakan uraian naratif,

berdasarkan hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Data yang

disajikan berdasarkan temuan di lapangan penelitian yang berkaitan dengan

metodologi pembelajaran bahasa Arab di PAI semester I kelas reguler A

Pascasarjana IAIN Pontianak yang meliputi pendekatan, metode dan

teknik yang diterapkan di dalam pembelajaran bahasa Arab.

3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah bagian ketiga yang tak

kalah pentingnya dalam analisis data. Penarikan kesimpulan adalah

kegiatan untuk membangun konfigurasi yang utuh dari data yang telah

terkumpul untuk memperoleh makna. Dengan demikian kesimpulan yang

akan ditarik setelah melakukan reduksi data dan penyajian data dalam

penelitian ini, adalah suatu konfigurasi yang utuh tentang pembelajaran

bahasa Arab di PAI semester I kelas reguler A Pascasarjana IAIN

Pontianak dari aspek pemahaman dan aplikasi metodologinya.

Ketiga cara tersebut saling berkaitan dan merupakan alur

kegiatan analisis dan interpretasi data dalam rangka memperoleh makna.

E. Langkah-langkah dan Rencana Penelitian

Adapun langkah-langkah yang akan dilaksanakan oleh peneliti selama

penelitian berlangsung antara lain:

Page 43: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

41

1. Tahap pralapangan (Maret - Mei 2017)

a) Menyusun proposal penelitian.

b) Memilih lapangan penelitian.

c) Mengurus perizinan.

d) Menjajaki dan menilai keadaan lapangan.

e) Memilih dan memanfaatkan informan.

f) Menyiapkan perlengkapan penelitian.

2. Tahap pekerjaan lapangan (Juni - Agustus 2017)

a) Memasuki latar penelitian dan persiapan diri.

b) Memasuki lapangan.

c) Berperan serta sambil mengumpulkan data.

3. Tahap penyelesaian (September-Oktober 2017)

a) Analisis data.

b) Menyusun hasil penelitian.

c) Melaporkan hasil penelitian.

Page 44: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

42

BAB IV

PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Pascasarjana IAIN Pontianak

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak

dikembangkan berdasarkan cita-cita mulia di kalangan akademisi dan

cendekiawan muslim untuk membangun dan mewujudkan generasi umat

muslim yang benar-benar mampu membawakan citra Islam yang sejati,

yang mencerminkan universalitas dan signifikansi Islam di tengah-tengah

kehidupan umat manusia yang mendambakan kesejahteraan lahir-batin,

kebahagiaan dunia-akhirat. Generasi yang ingin diwujudkan memiliki pula

kecakapan membangun peradaban dengan berpegang teguh kepada prinsip-

prinsip hi­ dup yang wajar dan unggul, seperti keadilan, kebenaran,

kebaikan, kedamaian, keteraturan, kenyamanan, per­ samaan, pluralitas, dan

tole­ ransi. Dalam konteks pendidikan, pencerminan Islam ter­ sebut

teraktualisasikan pada profil kepribadian muslim ideal yang seimbang

antara aspek intelektualitas dan aspek moral-spiritual, sosial dan individual,

dan mengabdi kepada agama, masyarakat, dan bangsa secara kreatif dan

penuh tanggungjawab.

Paling tidak ada tiga alasan strategis yang mendasari, yaitu: alasan

ideologis, alasan filosofis, dan alasan sosio-psikologis. Secara ideologis,

Islam merupakan agama serba mencakup (all-suficient), yang utuh holistik,

dan universal. Oleh karena itu, tidak sela­ yak­ nya ada pemisahan antara

Page 45: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

43

ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum, seperti halnya yang berjalan di

dunia pendidikan saat ini, termasuk di dalam penyelenggaraan pendidikan di

PTAIN. Atas dasar pandangan dunia Islam yang integrated dan holistik,

maka pembuka­ an Progam Pascasarjana Program Studi Pendidikan Agama

Islam dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.

Alasan filosofisnya adalah pengembangan kepribadian manusia

harus dilakukan secara komprehensif dan integral, meliputi aspek

intelektual, spiritual, akhlak, dan profesional. Alasan sosio-psikologisnya

adalah adanya kesan dan ini akibat perlakuan atas pendangan dunia Islam

secara sempit bahwa lulusan PTAIN selama ini hanya dibekali kemampuan

berpartisipasi di bidang pendidikan agama, pengembangan bidang agama.

Mereka memang tidak dibekali kemampuan dan keterampilan

menjalankan fungsi-fungsi sosial yang lebih luas. Kehidupan masyarakat

dalam kenyataannya tidaklah sederhana, dan ada kecenderungan semakin

menunjukkan kompleksitasnya. Oleh karena itu, secara tidak terelakkan,

diperlukan upaya terencana untuk mengembangkan generasi muda yang

memiliki kompetensi tertentu untuk membimbing masyarakat serta

membantunya dalam memecahkan berbagai persoalan hidup, mulai dari

yang paling praktis hingga yang bersifat sangat intelektual.

Mengingat pentingnya aspek kecerdasan intelektual diintegrasikan

dengan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual, maka STAIN

Pontianak sebagai Perguruan Tinggi Islam Negeri membangun kerangka

Pengembangan keilmuan, akademik, dan kelembagaan yang selaras.

Page 46: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

44

Pengembangan ilmu pengetahuan yang dijejak oleh STAIN Pontianak

dalam hal ini Program Pascasarjana adalah berupa ilmu pengetahuan

berbasis Islam (Islamic based-knowledge) dalam pengertian luas, yakni ilmu

pengetahuan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan ayat-ayat kawniyah

(alam semesta yang secara epistemologis dijangkau dengan instrumen

observasi, eksperimentasi, dan penalaran logis) dan teks ayat-ayat qauliyah

(al-Qur’an dan al-Hadits). Secara akademis, Program Pascasarjana STAIN

Pontianak menekankan sistem akademik yang relevan dan kuat untuk

mendukung terwujudnya pengembangan ilmu pengetahuan sebagaimana

dimaksudkan serta mewujudkan generasi muda yang memiliki kepribadian,

kemampuan, dan kete­ rampilan yang dibutuhkan untuk pengembangan

masyarkat menuju kemajuan dan kesejahteraan.

Upaya pengembangan kelembagaan telah dilakukan STAIN

Pontianak, bahkan sejak masih berstatus Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif

Hidayatullah Cabang Pontianak. Hal tersebut terbukti dengan dibukanya

Jurusan Syari’ah dan Jurusan Dakwah. Hingga saat ini, STAIN Pontianak

telah memiliki 6 (enam) program studi, yaitu: PAI, PBA, BKI, KPI, EI, dan

Muamalah. Pada tahun 2011, STAIN Pontianak memperoleh izin

pembukaan Program Pascasarjana berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal

Pendidikan Islam Nomor: Dj.I/806/2010 tentang Izin Penyelenggaraan

Program Studi Strata DuaPendidikan Agama Islam Pada Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak Tahun 2010.

Page 47: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

45

Dalam sejarah singkat ini perlu di­ sampaikan proses usulan PPs

hingga terbitnya izin operasional Dirjen Pendis.

Usulan pembukaan Program Pasca-sarjana STAIN Pontianak dengan

landasan akademik seperti yang dipaparkan di atas telah melalui proses

panjang sejak tahun 2007, yaitu melalui musyawarah di tingkat pimpinan

dan anggota Senat STAIN Pontianak, dilanjutkan dengan pembentukan tim

yang bertugas melakukan studi kelayakan dan mempersiapkan berkas

usulan dengan naskah akademiknya untuk disampaikan kepada Menteri

Agama RI melalui Dirjen Pendis dan Direktur Diktis Dep. Agama RI di

Jakarta pada tahun 2008. Setelah melalui berbgai proses, usul tersebut

mendapat respons positif dari Dirjen Pendis Dep. Agama RI dengan

dilakukannya visitasi oleh tim yang ditunjuk oleh Dirjen Pendis, yaitu bapak

Dr. Juanda dan Prof. Dede Rosyada, MA. Hasil visitasi tersebut

merekomendasikan pembukaan PPs. STAIN Pontianak. Sebagai tindak

lanjut dari hasil visitasi tersebut, STAIN Pontianak melalui tim-nya yang

dipimpin oleh Dr. Hermansyah harus mempresentasikan usulan tersebut di

hadapan tim penilai di Kementerian Agama RI.

Setelah melalui berbagai upaya baru kemudian usul tersebut diterima

dan di­ izinkan dengan dikeluarkannya Keputusan Direktur Jenderal

Pendidikan Islam Nomor: Dj.I/806/2010 tentang Izin Penyelenggaraan

Program Studi Strata Dua Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Tinggi

Agama Islam Ne­ geri (STAIN) Pontianak Tahun 2010.

Page 48: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

46

Sebagai ungkapan rasa syukur segenap civitas akademika, maka

segera pada tanggal 29 Desember 2010 dilakukan laun­ ching PPs. STAIN

Pontianak yang diresmikan oleh Gubernur Prop. Kalimantan Barat yang

diwakili oleh Sekretaris Daerah Prop. Kalimantan Barat. Sejak itu upaya

untuk mempersiapkan operasional dan membenahi PPs. STAIN Pontianak

terus dilakukan.

2. Dasar Hukum Pendirian Pascasarjana IAIN Pontianak

a. Program Pascasarjana STAIN Pontianak secara resmi berdiri pada tahun

2010 berdasarkan SK Dirjend PENDIS Kementerian Agama RI Nomor:

Dj.I/806/2010 tentang izin penyelenggaraan Prodi. Srata Dua Pendidikan

Agama Islam dan selanjutnya diterbitkan perpanjangan izin operasional

melalui SK. Dirjend PENDIS Kementerian Agama RI Nomor: 391

tahun 2013.

b. Program Pascasarjana STAIN Pontianak telah ­terakreditasi “B” oleh

Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) Berdasarkan

SK Nomor: 193/SK/BAN-PT/Ak-XI/M/IX/2013.

3. Visi dan Misi

a. Visi

Menjadi Sekolah Pascasarjana yang Ulung dan Terkemuka dalam

Kajian dan Riset, Keilmuan, Keislaman dan Kebudayaan Borneo.

Page 49: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

47

b. Misi

1) Menyelenggarakan pembelajaran dan pendidikan dengan pendekatan

multidisiplin untuk menggembangkan kajian keilmuan, keislaman

dan kebudayaan Borneo.

2) Menyelenggarakan kajian keilmuan, keislaman serta kebudayaan

yang memberi manfaat bagi kemajuan bangsa dan kemanusiaan.

4. Tujuan Pascasarjana IAIN Pontianak

a. Menjadikan lulusannya sebagai peneliti handal dalam bidang pendidikan

agama dan keagamaan Islam.

b. Menjadikan lulusannya menjadi pengembang profesional dalam bidang

pendidikan agama Islam.

c. Menjadikan lulusannya sebagai konsultan handal dalam pengembangan

pendidikan agama Islam.

d. Menjadikan lulusannya sebagai enterprenuer dalam pendidikan agama

Islam.

e. Menjadikan lulusannya sebagai suri tauladan di tengah-tengah kehidupan

masyarakat

f. Menjadikan lulusannya pecinta dan pengembang budaya lokal Islami.

g. Profesional dan berakhlak mulia.

5. Staf Pengajar/Pembimbing/Penguji

1) Prof.Dr. Azyumardi Azra, MA (Guru Besar UIN Jakarta)

2) Prof. Dr. Abuddin Nata, MA (Guru Besar UIN Jakarta)

3) Prof. Dr Armai Arief, MA (Guru Besar UIN Jakarta)

Page 50: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

48

4) Prof. Dr Nasruddin Harahap, MA (Guru Besar UIN Yogyakarta)

5) Prof. Dr. Iskandar Zulkarnain (Guru Besar UIN Yogyakarta)

6) Prof. Dr. Marzuki, M.Ed,M.A.S.H (Guru Besar UNTAN)

7) Prof. Dr. Moh. Haitami Salim, M.Ag (Guru Besar IAIN Pontianak)

8) Dr. Hamka Siregar, M.Ag (Rektor IAIN Pontianak)

9) Dr. Hermansyah, M.Ag (Wakil Rektor I IAIN Pontianak)

10) Dr. Syarif, MA (Wakil Rektor II IAIN Pontianak)

11) Dr. Zaenuddin, MA (Wakil Rektor III IAIN Pontianak)

12) Dr. Ali Hasmy, M.Si (Direktur Pascasarjana IAIN Pontianak)

13) Dr. Misdah, M.Pd (Wakil Direktur Pascasarjana IAIN Pontianak)

14) Dr. Rahmap, M.Ag (Ketua Jurusan Pascasarjana IAIN Pontianak)

15) Dr.Hj. Lailial Muhtifah, M.Pd (Dekan Tarbiyah IAIN Pontianak)

16) Dr. Samsul Hidayat, MA (Dekan Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN

Pontianak

17) Dr. Ichsan Iqbal, MM (Dekan Syariah dan Ekonomi Islam IAIN

Pontianak)

18) Dr. Harjani Hefni, Lc, MA (Wakil Dekan I Ushuluddin Adab dan

Dakwah IAIN Pontianak

19) Dr. Yapandi, M.Pd

20) Dr. Rianawati, M.Ag

21) Dr. Istiqamah, M. Ag

22) Dr. Wajidi Sayadi, MA

23) Dr. Yusriadi, MA

Page 51: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

49

24) Dr. Dwi Surya Atmaja, M.Ag

25) Dr. Firdaus Ahmad, M.Hum

26) Dr. Ismail Ruslan, M.Si

27) Dr. Ibrahim, MA

28) Dr. Fitri Kusumawati, M.Psi.Psikolog

29) Drs. Abd. Rahman Abror, Ph.D

30) Dr. Hasbullah Diman, Lc, MA

31) Dr. Muhammad Hasan, M.Ag

32) Dr. M. Edi Kurnanto, M.Pd

33) Dr. Nani Tursina, M.Pd

34) Dr. Aswandi, M.Pd

35) Dr. Tomo Djuddin, M.Pd

36) Dr. Amrazi Zakso, M.Pd

37) Dr. Ardi Marwan, M.Ed

38) Dr. Usman Radiana, M.Pd

39) Dr. H. Syahwani Umar, M.Pd

6. Mata Kuliah

a. Program Khsusus Pengawas

NO. Mata Kuliah

1 Filsafat Pendidikan Islam

2 Bahasa Arab

3 Bahasa Inggris

4 Landasan Kependidikan

5 Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum PAI

Page 52: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

50

6 Metodologi Penelitian

7 Issue-issue Budaya dan Kearifan Lokal

8 Pengatar Supervisi Pendidikan

9 Model, Metode dan Pendekatan Supervisi Pendidikan

10 Supervisi Manajerial

11 Supervisi Akademik

12 Assesmen Supervisi Pendidikan

13 Teknik Pelaporan Supervisi Pendidikan

14 Manajemen Mutu Pendidikan

15 Evaluasi Pendidikan

b. Program Pendidikan Agama Islam:

NO. Mata Kuliah

1 Filsafat Pendidikan Islam

2 Bahasa Arab

3 Bahasa Inggris

4 Landasan Kependidikan

5 Kajian Islam Komprehensif

6 Tafsir dan hadist Tarbawi

7 Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum

8 Metodologi Penelitian

9 Issue Kontemporer Pendidikan Islam

10 Issue-issue Budaya dan Kearifan Lokal

11 Inovasi, Media dan Teknologi Pendidikan

12 Manajemen Mutu Pendidikan Islam

13 Pengembangan Pembelajaran PAI 1

14 Pengembangan Pembelajaran PAI 2

Page 53: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

51

15 Komprehensif

7. Sarana dan Prasarana

a. Ruangan Kelas Full AC di lengkapai Proyektor/LCD

b. Perpustakaan Pascasarjana

c. Laboratorium Bahasa

d. Laboratorium Komputer

e. Internet Free/Free Wifi

f. Sport Center

g. Ruang Teather

8. Data Mahasiswa Pascasarjana IAIN Pontianak Jurusan Pendidikan

Agama Islam (PAI)

No AngakatanTahun

Akademik

Jenis KelaminNonAktif TotalLk Pr

1. Angaktan 1 2010 / 2011(Genap)

40 17 4 57

2. Angkatan 22011 / 2012

(Ganjil)47 18 13 65

3. Angkatan 32011 / 2012

(Genap)23 5 - 28

4. Angkatan 42012 / 2013

(Ganjil)21 6 2 27

5. Angkatan 52012 / 2013

(Genap)12 11 1 23

6. Angkatan 62013 / 2014

(Ganjil)15 6 - 21

7. Angkatan 72013 / 2014

(Genap)12 9 - 21

8 Angkatan 82014 / 2015

(Ganjil)21 20 - 41

9 Angkatan 92014 / 2015

(Ganjil)14 16 - 30

Page 54: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

52

Total 313

B. Paparan Data dan Pembahasan

Pembelajaran bahasa Arab di pascasarjana IAIN Pontianak pada

dasarnya sama dengan yang terjadi pada pascasarjana lainnya. Sistem

pembelajaran bahasa Arab yang diterapkan oleh dosen bahasa Arab adalah

sistem kesatuan (nadzariyyah al-wihdah) dan ada juga yang menerapkan

sistem pencabangan (nadzariyyah al-furữ’). Sistem kesatuan (nadzariyyah al-

wihdah) yaitu yang sistem mengintegrasikan beberapa kompetensi berbahasa

sekaligus dalam setiap tatap muka perkuliahan. Oleh karena itu dalam satu

kesatuan pembelajaran terdiri dari materi bacaan (qirᾱ’ah), percakapan

(hiwᾱr/muhᾱdatsah), penulisan (imlᾱ’), dan tata bahasa (qawᾱ’id).

Berdasarkan obeservasi dan pengamatan bahwa yang metode yang diterapkan

dalam pembelajaran bahasa Arab di pascasarjan IAIN Pontianak lebih menitik

beratkan pada metode kaidah-terjemah (tharῑqah al-qawᾱ’id wa al-tarjamah). Oleh sebab itu, jika

dilihat metode yang digunakan lebih pada aspek linguistik, sehingga ada beberapa mahasiswa yang merasa

kesulitan atau mempunyai problematika dalam belajar bahasa Arab. Ada dua aspek yang harus

diperhatiakan dalam bahasa Arab yaitu aspek linguistik dan non linguistik. Berikut yang dirasakan oleh

mahasiswa pascasarjana IAIN Pontianak dalam aspek linguistik, berdasarkan hasil wawancara:

1. Aspek Linguistik

a. Fonetik (Ilm al-Aswᾱt)

Page 55: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

53

Satuan bunyi bahasa Arab yang dilambangkan dalam bentuk huruf hijaiyah menjadi

dasar dalam menyusun berjuta-juta kata dalam situasi yang beraneka ragam. Oleh karena itu

bahasa Arab mempunyai inventory (khazanah) bunyi yang dipilih dari semua kemungkinan bunyi

yang bisa diucapkan manusia, yang berbeda dengan khazanah bunyi bahasa-bahasa lain. Bunyi

bahasa Arab yang dilambangkan dengan “ض” (ḍa) misalnya, tidak ditemukan dalam bahasa lain.

Pola-pola dalam organisasi subtansi bunyi juga berbeda antara bahasa yang satu dengan bahasa

lainnya, karena setiap bahasa mempunyai sistem bunyi yang terkadang berbeda dari bahasa yang

lain, perbedaan tersebutlah yang menjadi awal problem pembelajaran bunyi.

Sunardi menjelaskan;

“Bisa. Jika penuturnya jelas dalam menuturkan setiap hurufnya makaInsya Allah saya bisa. Ia bisa memberikan hak setiap hurufnya. Sehinggadengan hal tersebut bisa kami identifikasi ini huruf ini dan itu huruf itu”.55

55 Sunardi, mahasiswa asal desa Madu Sari Kabupaten Kubu Raya, Wawancara diPontianak pada 11 September 2017

Page 56: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

54

Hal serupa juga dikemukakan Hamidun bahwa:

“Insya Allah bisa kalau Cuma membedakan itu. Karena dengabackground dari pesantren menjadi bekal yang sangat baik dalammempelajari bahasa Arab, khususnya masalah membedakan bunyibahasa Arab ini. Tapi tergantung penuturnya”. 29

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Dedi Iskandar:

“Sedikit memahami. Karena ini hal yang paling dasar dan sudah kamipelajari dari kecil kan”.30

Bedasdarkan observasi bahwa pembelajaran bahasa Arab pada aspek tata bunyi sebagai

dasar untuk mencapai kemahiran menyimak dan berbicara kurang mendapat perhatian dari para

dosen bahasa Arab di pascasarjana IAIN Pontianak. Pembelajaran bahasa Arab di lembaga ini

tampak lebih banyak diarahkan pada kemampuan pemahaman bahasa lisan dari pada bahasa

tulisan. Perlu diingat bahwa aspek tata bunyi tidak hanya pengucapannya yang dibelajarkan, tapi

juga penulisannya. Nmun demikian, pada aspek ini para mahasiswa yang berlatar belakang

pondok pesantren tidak merasakan dan menemukan kesulitan atau kendala.

Contoh problem bunyi bahasa Arab yang dimaksudkan adalah:

1) Adanya konsonan bahasa Arab yang berbeda dengan bahasa Indonesia.

2) Vokal panjang bahasa Arab: اَ (â) يْ ِ (î) وُ (ū)

3) Lambang bunyi/huruf bahasa Arab yang banyak ragam, ada bunyinya tetapi tidak ada huruf

(seperti bunyi nun mati pada kata ( ٌكتاب) dan ada hurufnya tetapi tidak ada bunyinya (seperti

alif pada kata ذهبوا dan ذاهبا

4) Terjadinya perubahan makna kata atau kalimat akibat perubahan satu segmen saja, seperti

perubahan kata بلد (negara) ke ولد (anak laki-laki) yang terjadi hanya karena perbedaan satu

segmen saja, yaitu dari (ب) menjadi (و), walau segmen lainnya tidak mengalami perubahan.

29 Hamidun, mahasiswa asal Kabupaten Kubu Raya, Wawancara di Pontianak pada 12September 2017

30 Dedi Iskandar, mahasiswa asal Pontianak, Wawancara di Pontianak pada 12September 2017

Page 57: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

55

5) Terjadinya perubahan makna akibat perubahan pelesakkan tekanan (nabr) pada kata atau

kalimat (tangῑm).

Pembelajaran bahasa Arab pada aspek tata bunyi sebagai dasar untuk mencapai

kemahiran menyimak dan berbicara, sudah bisa dikatakan baik. Mayoritas dari pondok pesantren

menjadi modal berharga dalam aspek ini bagi mahasiswa di pascasarjana IAIN Pontianak Jurusan

PAI. Sehingga pembelajaran bahasa Arab di lembaga ini tampak lebih banyak diarahkan pada

kemampuan pemahaman bahasa tulisan.

b. Fonemik (Ilm al-Funemᾱt)

Fonemik adalah kajian atau analisa bunyi bahasa yang memperhatikan

statusnya sebagai pembeda makna. Ada beberapa yang tidak memperhatikan

masalah fonem ini, kalimat yang hampir sama dan mempunyai makna yang

berbeda, memang mempunyai tingkat kesulitan tersendiri, hal ini sama

dengan yang diungkapkan oleh salah satu mahasiswa pascasarjana IAIN

Pontianak yang berasala dari Kabupaten Sambas, ia menjelaskan:

“Iya bisa, Cuma kesulitannya jika dalam bentuk dialog. Kalau dalambentuk tulisan Insya Allah bisa karena bisa dipandang dan dilihat denganindra penglihatan, tentu itu bisa dibedakan”.31

Berdasarkan ungkapan mahasiswa di atas dapat dipahami, bahawa

kesulitan itu hanya dapat dirasakan jika kata/mufradat tersebuat sudah

menjadi susunan kalimat dalam bentuk dialog dan tidak jika dalam bentuk 1

kata maupun bentuk narasi yang bisa dirasakan dan dilihat secara langsung.

Namun, ada realita lain yang terkait dengan kosakata yang perlu diperhatikan, yaitu banyaknya

kata dan istilah Arab yang telah diserap dan dimasukkan ke dalam kosakata bahasa Indonesia atau

31 Buhari Gunawan, mahasiswa asal Kabupaten Sambas. Wawancara di Pontianak pada20 Agustus 2017

Page 58: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

56

bahasa daerah. Di satu sisi kondisi tersebut memberi banyak keuntungan, tetapi pada saat yang

sama perpindahan dan penyerapan kata-kata dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dapat

juga menimbulkan problem tersendiri, yaitu:

1) Terjadinya penggeseran arti, yakni banyak kata-kata atau ungkapan yang sudah masuk ke

dalam kosakata bahasa Indonesia yang artinya berubah dari arti bahasa aslinya, seperti

ungkapan ” ما شاء الله ” yang dalam bahasa Arab digunakan untuk menujukkan rasa takjub

terhadap hal-hal yang indah dan luar biasa, telah berubah maknanya dalam bahasa Indonesia

yaitu untuk menunjukkan hal-hal yang bernuansa negatif, seperti dalam ungkapan

”Masyaallah... anak ini nakal sekali!”

2) Terjadinya perubahan lafaz dari bunyi aslinya dalam bahasa Arab, semisal kata ”berkat” dari

kata بركة , dan kata ‘kabar’ dari kata خبر

3) Terjadinya perubahan arti walau lafaznya tidak berubah, misalnya kata ‘kalimat’ dari كلمة yang

dalam bahasa Arab berarti ”kata” telah berubah artinya dalam bahasa Indonesia menjadi

bermakna «susunan kata-kata” yang dalam bahasa Arab disebut dengan جملة

4) Begitu juga dengan beberapa kata dan istilah yang telah mengalami penyempitan dan

perluasan makna.

Hal ini sama dengan apa yang Dedi Iskandar, ia mengatakan

bahwa:

“Kurang paham. Terlalu banyak pembahasan yang harus diingat. Karenadalam bahasa Arab itu sedikit saja berubah baik harakat dan hurufnyamaka mempunyai arti yang berdeda”.

Berdasarkan wawancara di atas, dapat dipahami bahwa

kemampuan membedakan mereka pada aspek ini, sangat tegantung pada

penuturnya. Jika si penutur bahasa Arab tersebut memberikan hak setiap

hurufnya maka mereka bisa membedakannya, tapi jika tidak maka

mereka kesulitan dalam membedakannya.

Page 59: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

57

c. Semantik (Ilm al-Ma’ᾱni)

Semantik adalah ilmu yang membahas satuan kalimat , baik

berupa kata, frasa, klausa dan kalimat. Sebagai salah satu cabang ilmu

yang membahas secara rinci tentang makna suatu kalimat, kemampuan

dalam p0engusaan mufradat sangat dibutuhkan. Sebagai mana yang

diungkapkan oleh satu mahasiswa bernama Asnal:

“Bisa. Karena saya pribadi sudah punya modal dalam memahami itusemua, karena saya emang berlatar belakang dari pondok. Beda, Kulseperti “Kulhullahu Ahad” itu sudah jelas. Tetapi kalau kitamenggunakan perspektif Qul yang arti makan itu beda lagi anta Kullutapi harus beralih ke makhrij al-hurf terkadang orang mengucapkankeliru, mungkin kurang benar, maksudnya benar tetapi pengucapannyakeliru”.32

Begitu juga dengan apa yang dikatan oleh Buhari Gunawan:

“Ia, cuma kadang masih bingung bahwa kalimat ini kata dasarnya yangini, dan itu turunan dari ini. Gitu aja kesulitan yang saya rasakan karenamungkin harus belajar Shorf secara khusus”.33

Dari obbservasi yang dilakukan peneliti maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa mereka masih merasakan kesulitan walaupun mereka

berlatar belakang pondok pesantren, meraka masih tergantung pada

penuturnya. Jika penuturnya bagus makabisa membedakannya.

d. Morfologi (Ilm ash-Sharf)

Morfologi atau bentuk kata adalah ilmu yang mempelajari satuan-

satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari

32Asnal (25 th), mahasiswa asal Kabupaten Sambas, Wawancara di Pontianak pada 11September 2017

33Buhari Gunawan (23 th), mahasiswa asal Kabupaten Sambas. Wawancara diPontianak pada 20 Agustus 2017

Page 60: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

58

seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan bentuk kata terhadap

golongan dan arti kata. Oleh sebab itu morfologi adalah bagian dari

aspek linguistik yang sangat sulit, hal ini dapat dilihat dari tanggapan

mahasiswa asal Sambas, menurutnya:

“Iya, cuma kadang masih bingung bahwa kalimat ini kata dasarnya yangini, dan itu turunan dari ini. Gitu aja kesulitan yang saya rasakan karenamungkin harus belajar Shorf secara khusus”.34

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Dedi Iskandar:

“Insya Allah pahamlah dikit demi sedikit. Kalau kalimatnya susah yasusah juga. Intinya tergantung kalimatnya. Kalau kailimat tersebut tidakasing, biasanya saya paham. Saya hanya sedikit saja yang saya ketehuiilmu Sharf”.35

Begitu juga dengan Hamidun:

“Bisa, walaupun tidak keseluruhan. Karena kalau mau paham betul kitaharus banyak memahami ilmu Sharf”.36

Berdasarkan paparan wawancara di atas, dapat diketahui bahwa

masisawa tidak masih merasakan kesulitan walaupun mereka berlatar

belakang pesantren. Mereka menganggap bahwa morfem bukanlah hal

yang gampang tapi bagian cabang linguistik yang cukup sulit karena

morfem berbicara tentang seluk beluk akar kata. Oleh sebab itu harus

paham betul agar tidak salah dalam menentukan akar kata. Dalam kajian

morfologi ada dua harus diketahuai oleh mahasiswa, yaitu:

1) Kata asal (jᾱmid); verba dan nomina kongkrit dan abstrak (mausữf al zᾱtῑ wa al-ma’nᾱ)

34Ibid35Dedi Iskandar (24 th), mahasiswa asal Pontianak, Wawancara di Pontianak pada 12

September 2017

36Hamidun (24 th), mahasiswa asal Kabupaten Kubu Raya, Wawancara di Pontianakpada 12 September 2017

Page 61: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

59

2) Kata bentukan (ism musytaq); fi’l, mas}dar qiyᾱsy, ism al-fᾱ’il, ism al-maf’ữl, sῑfah al-

musyabbahah, ism tafdzῑl, zarf, ism al-alah,mufrad-tatsniyyah-jam’ dan lain-lain.

‘ilm al-sharf adalah ilmu yang membahas dasar-dasar

pembentukan kata, termasuk di dalamnya imbuhan.37 Sharaf

memberikan aturan pemakaian masingmasing kata dari segi bentuknya

yang dikenal dengan Morfologi. Dengan kata lain bahwa sharaf

memberikan aturan pemakaian dan pembentukan kata-kata sebelum

digabung atau dirangkai dengan kata-kata yang lain. Bahasa Arab adalah

bahasa yang pola pembentukan katanya sangat beragam dan fleksibel,

baik melalui cara derivasi (tashrῑf isytiqᾱqy) maupun dengan cara infleksi

(tashrῑf i’rᾱby). Dengan dua cara tersebut, bahasa Arab menjadi sangat

kaya dengan kosakata.

Bahasa Arab adalah bahasa yang pola pembentukan katanya

sangat beragam dan fleksibel, baik melalui cara derivasi (tashrῑf

isytiqᾱqy) maupun dengan cara infleksi (tashrῑf i’rᾱby). Dengan dua cara

tersebut, bahasa Arab menjadi sangat kaya dengan kosakata. Bahasa

Arab dari segi pengembangan makna gramatikal ditandai dengan

Isytiqaq, yang menjadikan katakata Arab berubah secara elastis dalam

kata itu sendiri. Dari satu kata سلم dan umpamanya, dapatسلامة

dikembangkan menjadi jumlah kata seperti berikut ini: –سلامة –یسلم –سلم

سالم-اسلام – وغیرھا–سلیم -مسلم . Bahasa Arab termasuk bahasa yang

37Lihat Aziz Fachrurrozi, Erta Mahyudin., Teknik Pembelajaran Bahasa Arab, LembagaBahasa Yassarna YBMQ Jakarta, hlm. 55. Jurnal Al Bayan Vol. 9, No. 1, Januari-Juni 2017.ISSN2086-9282. e-ISSN 2549-1229

Page 62: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

60

infleksi, pengembangan makna gramatikal dilakukan dengan cara

mengembangkan satu bentuk menjadi sejumlah bentuk untuk

menunjukan variasi makna yang berbeda. Lain halnya dalam bahasa

Indonesia dan bahasa Inggris, yang dalam pengembangan makna

gramatikalnya banyak mengandalkan proses afiksasi (awalan, akhiran,

sisipan), dan reduplikasi (pengulangan), seperti pada tabel di atas. Dari

perbandingan itu tampak bahasa Arab lebih ajeg (qiyᾱsῑ) dalam

pemahaman makna, dan lebih simpel bentuk pengembangannya (ijaz),

karena perubahan terjadi secara internal, tidak perlu banyak

mengandalkan afiksasi atau reduplikasi. 38

Dari pemaparan terkait morfologi, maka ilmu tersebut sangat

berperan dalam pembelajaran pada mahᾱrah Qirᾱ’ah, yaitu bagaimana

pembelajar mengujarkan kata/kosakata dengan ujaran yang benar dan

sesuai dengan aturan pelafalan bunyi kata yang berlaku pada kaidah

bahasa Arab. Begitu juga ilmu ini sangat berperan bagi pembelajar

bahasa Arab dalam menemukan makna suatu kata berdasarkan pada

sighot (pelafalan ujaran kata berdasarkan makna yang ditunjukkan oleh

kata tersebut/dilalahnya). Sehingga secara bertahap pembelajar bahasa

Arab akan melalui beberapa tahapan/strata dalam mempelajari bahasa

Arab pada kemahiran membaca.

e. Sintaksis (Ilm an-Nahw)

38Ibid. hlm. 17-18.

Page 63: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

61

Tata kalimat merupakan salah satu problem yang dihadapi oleh beberapa mahasiswa

pascasarjana IAIN Pontianak Jurusan Pendidikan Agama Islam seperti disampaikan Buhari

Gunawan bahwa:

“Masalah memberi harakat juga sangat kesulitan. Hal ini saya rasakankarena saya tidak paham dan mengerti apa yang dinamakan Mubtada’,Khabar, Fail dan lain sebagainya lah karena terlalu banyak yang harusdiingat. Tidak tahu. Kalau tidak salah lafadz Qamᾶ itu fi’il tapi gak tahusetelahnya”. 39

Hal yang berdeda ditunjukkan oleh Asnal:

“Iya tidak juga, selain saya sudah punya latar belakang dari pondokpesantren, dan itu menjadi modal utama saya dalam memberi harakat.Bisa lah. Fi’il dan Fail kan. Insya Allah bisa”. 40

Dari pengakuan mahasiswa tersebut, dapat ditarik kesimpulan

bahwa faktor tata kalimat yang banyak menghambat sebagian pembelajar

bahasa Arab di pascasarjana IAIN Pontianak antara lain, I’rab, yaitu

perubahan bunyi akhir kata, baik berupa harakat (rafa’, nasab, dan jar)

atau berupa huruf, sesuai dengan jabatan kata dalam suatu kalimat. I’rab

berfungsi sebagai pembeda antara jabatan suatu kata dengan yang lain

rafa’ umumnya mengindikasikan suatu kata berjabatan sebagai subjek

dan predikat, sedangkan nashb dan jarr pada umumnya

mengindikasikannya sebagai objek dan keterangan) yang sekaligus dapat

merubah pengertian kalimat tersebut. Banyak materi yang harus

mahasiswa ingat dalam aspek sintaksis juga menjadi salah satu faktor

yang tidak bisa dielakkan, antra lain:

39 Buhari Gunawan (23 th), mahasiswa asal Kabupaten Sambas. Wawancara diPontianak pada 20 Agustus 2017

40Asnal (25 th), mahasiswa asal Kabupaten Sambas. Wawancara di Pontianak pada 11September 2017

Page 64: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

62

1) Kata paten (mabnῑ) dan kata berubah (mu’rab)

2) Tanda i’rab nomina tunggal, dual dan jamak (muzakkar salῑm, muannast salῑm dan taksῑr)

3) Tanda i’rab verba mudari’

4) Bentuk-bentuk prasa;

a) prasa idᾱfῑ

(1) al-idᾱfah al-lamiyyah;

بيت الأستاذة

كتاب الطالب

أبوك(2) al-idᾱfah al-bayᾱniyyah

صحن الزجاج

باب الساج

خاتم الحديد

(3) al-idᾱfah al-zarfiyyah

سوق الليل

مدير المدرسة

أدوات المطبخ (4) al-idᾱfah al-‘adadiyyah

أربعة كتب

ألف رجال

خمس سيارات(5) al-idᾱfah al-tafdzῑliyyah

Page 65: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

63

أعلى الدرجات

أفضل الصلاةb) prasa jarri;

من المدرسة

بالقلم

على المكتب

c) prasa na’ti;

الثوب المبتل

الماء البارد

خدمة عامة

d) prasa badali;

e) prasa taukidi;

قم أنت

قام طالب طالب

الإنسان كلهم

f) prasa musyari;

هؤلاء القوم

هذاالكتاب

g) prasa munᾱdi;

ياأحمد

ياأيها الناشئون

يا مسلمون

يا طالب العلم

Page 66: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

64

h) prasa tamyizi;

طعامالقمة

عشرون كتابا

i) prasa mazji;

بيت لحم

حضر موت

احدى عشرة

التاسع عشر

j) prasa mausữli;

الذين أمنوا، مالاتنظره

الذان لايلبسان الثوب

k) prasa fi’li;

ما قام

قد حضر

لا تدخل

5) Bentuk-bentuk klausa/kalimat

a) Kalimat tunggal(al-jumlah al-mufradah) atau kalimat sederhana (al-jumlah al-bᾱsitah)

berupa klausa verba (jumlah fi’liyyah); unsur-unsur fungsi sintaksisnya ada empat yaitu;

subjek (musnad ilaih; fa’il au nᾱib al-fa’il), predikat (musnad), obyek (maf’ữl bih) jika

menggunakan verba transitif (fi’l muta’addi) dan keterangan (fudlah); unsur pertama dan

kedua merupakan unsur pokok yang disebut ‘umdah.

(1) klausa verba (الجملة الفعلية)

Page 67: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

65

يجري الماء

الولد يب

يتعلم الطلاب اللغة العربية

كتبت الرسالة

جاء المدرس راكبا

العلمإغتربت رغبة فى

صمت يوم الإثن

والجيس جاء الأم(2) klausa nomina (الجملة الإسمية)

التاجر غني

أنا مسلم

الطلاب نشيطون

مفتاح الغرفة فى الدرج

هذا كتاب

من ينظف الفصل طالب نشيط

b) Jenis kalimat majemuk (al-jumlah al-murakkabah) juga terbagi dua macam yaitu:

(1) kalimat majemuk setara (jenis hubungan koordinatif)

عندي بيت جميل ونظيف

أكل وشرب طلاب الجامعة فى المطعم

(2) kalimat majemuk bertingkat (jenis hubungan subkoordinatif)

من يقوم أمام الإدارة مدير الجامعة

Page 68: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

66

6) Fudlah (keterangan)

Seperti uraian sebelumnya bahwa dalam sebuah klausa minimal terdiri dari dua

unsur pokok (‘umdah) yaitu subjek (musnad ilaih) dan predikat (musnad). Fungsi sintaksis

lainnya hanya bersifat menyempurnakan makna kalimat. Oleh karena itu kata yang

menyempunakan disebut fud}lah. Fungsi fud}lah dalam sebuah kalimat ialah memberi

penjelasan lebih lanjut terhadap ‘umdah.Fud}lah ini dapat saja berupa keterangan tempat,

waktu, alat, cara, sebab, kesertaan, tujuan dan sebagainya.

Model fud}lah yang lazim ada dalam klausa nomina ialah maf’u>l bih, maf’u>l

ma’ah, tamyi>z, dan ha>l. Sedangkan yang lazim dalam klausa verba ialah maf’u>l li

ajlih,maf’u>l mut}laq, maf’u>l bih, maf’u>l ma’ah, tamyi>z, dan ha>l. perhatikan contoh

berikut:

. حال:1

ضعيفاخلق الإنسان -

صافيةطلعت الشمس -

يبدأ الدرسرأيت الأستاذ -

وهي فجةلاتأكلواالفاكهة -

ييز: 2 .

تصبب زيد عرقا-

يوسف أكرم منك أبا-

وفجرنا الأرض عيونا-

أمي عندها خمس عشرة ملعقة-

إشتريت عشرين كتابا ونحى سمنا-

. مفعول مطلق:3

جلس الطالب جلوسا-

Page 69: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

67

كرهتك كرها شديدا-

خجلنى ألف تخجيل -

دعوتك ثلاث دعوات-

. مفعول لأجله: 4

قام الطلاب إجلالا للأستاذ-

إغتربت رغبة فى العلم-

. مفعول فيه: 5

يجلس الأستاذ أمام المدرسة اليوم-

ل الدين وراء الجامعة يوم الإثن- قام ج

. مفعول معه:6

إستيقظت وطلوع الشمس-

والجيس- جاء الأم

Ditinjau dari aspek maknanya, kalimat bahasa Arab dapat dibagi 2, yaitu kalimat

berita (كلام الخبر) dan kalimat insya (كلام الإنشاء). Setiap bagian terdiri lagi dari beberapa macam

kalimat.41 Dengan demikian bentuk kalimat dalam bahasa Arab dapat dikatakan sangat banyak.

M. Zaka Al-Farisi menyebutkan ada 15 macam kalimat dalam bahasa Arab.42 Penulis paparkan

dengan uraian ringkas yaitu:

1) Kalimat positif (جملة مثبتة) yaitu kalimat yang menetapkan keterkaitan antara subjek dan

predikat. Konstruksi kalimat ini bisa berbentuk kalimat nomina dan kalimat verba.

2) Kalimat negatif (جملة منفية) yaitu kalimat yang menafikan hubungan antara subjek dan

predikat. Konstruksi kalimat negatif adalah kalimat positif ditambah salah satu kata sarana

;misalnya (أدوات النفى) ليس الطالب تاجرا –

41Selengkapnya lihat Nurul Huda, Mudah Belajar Bahasa Arab, Cet. I (Jakarta:Amzah, 2011), h. 219.

42Lihat M. Zaka Al-Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab-Indonesia; Strategi, Metode,prosedur dan Teknik. Cet. I (Bandung: PT Rosdakarya Offset, 2011), h. 226

Page 70: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

68

3) Kalimat interogatif (جملة إستفهامية) yaitu kalimat yang berfungsi meminta keterangan ihwal

sesuatu yang belum diketahui oleh penutur. Konstruksi kalimat interogatif ini ialah

menggunakan salah satu kata sarana tanya seperti .أ، هل، من، متى، كيف، أين، كم

4) Kalimat asertif (جملة مؤكدة) yaitu kalimat yang berfungsi menguatkan suatu pernyataan.

Konstruksi kalimatnya ialah menggunakan salah satu kata sarana penguat seperti إن، أن، قد،

.نون التوكيد

5) Kalimat imperatif ( لأمرجملة ا ) yaitu kalimat yang berfungsi agar mitra tutur melakukan

perbuatan tertentu. Konstruksi kalimatnya ialah dengan menggunakan verba imperatif

seperti كل بيمينك ‘makanlah dengan tangan kananmu’ atau menggunakan kata sarana

perintah (لام الأمر) pada verba mudri’ seperti ليجلس الطلاب على البلاط ‘hendaklah mahasiswa

duduk di atas lantai’.

6) Kalimat prohibitatif (جملة النهى) yaitu kalimat yang berfungsi agar mitra tutur tidak

mengerjakan suatu perbuatan. Konstruksi kalimatnya ialah menggunakan kata sarana

melarang yaitu لا pada verba mud}a>ri’ seperti .لا تفعل الفساد

7) Kalimat sindiran dan anjuran (جملة العرض وجملة التحضيض) yaitu kalimat yang berfungsi

meminta mitra tutur melakukan sesuatu secara halus dan sopan. Konstruksi kalimatnya

ialah menggunakan kata sarana .ألا، هلا، لولا، لوما لولا danلوما digunakan dalam kalimat verba,

seperti .لوما تأتينا بالملئكة إن كنت من الصدق

8) Kalimat optatif (جملة التمنى) yaitu kalimat yang berfungsi mengungkapkan keinginan

terhadap sesuatu yang mustahil tercapai. Konstruksi kalimatnya ialah menggunakan salah

satu dari kata sarana; seperti ,ليت، هل، لعل، لو .

9) Kalimat harapan (جملة الترجي) yaitu kalimat yang berfungsi mengungkapkan suatu keinginan

yang diharapkan bisa tercapai. Konstruksi kalimatnya ialah menggunakan kata sarana لعل،

عسى seperti .عسى أن يبعثك ربك مقاما محمودا

Page 71: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

69

10) Kalimat doa (جملة الدعاء) yaitu kalimat berjenis imperatif atau prohibitatif yang

diungkapkan oleh penutur yang lebih rendah kepada mitra tutur yang lebih tinggi. Jika doa

berisi perintah maka menggunakan kata sarana imperatif seperti ربنا اغفر لنا ذنوبنا dan jika

doa berisi larangan maka menggunakan kata sarana larangan seperti ربنا لا تؤاخذنا إن نسينا أو

.أخطأنا

11) Kalimat seruan (جملة النداء) yaitu kalimat yang berfungsi agar mitra tutur datang melakukan

sesuatu. Konstruksi kalimatnya ialah menggunakan kata sarana أيايا، أ، هيا، أي، seperti يا أحمد

أكتب الدرس

12) Kalimat syarat (جملة شرطية) yaitu kalimat yang tersusun dari dua klausa yang berhubungan

secara mentalistik. Konstruksi kalimatnya ialah menggunakan salah satu dari kata sarana

، ، حيث ، لما، إذا، لوما، لولا، لو، كيف ، ما، إن، أماكل ، أيان، أي، مه أ seperti .إذا طلعت الشمس أزورك

13) Kalimat sumpah (جملة القسم) yaitu kalimat yang berkonstruksi menggunakan kata sarana

sumpah nama yang disumpahkan dan jawab sumpah, misalnya ,و، ت، ب .تالله، والله، بالله

14) Kalimat interjektif ( ملة التعجبج ) yaitu kalimat yang berfungsi mengekspresikan kekaguman

terhadap sifat sesuatu, misalnya ءَ ماأجملَ الس ‘alangkah indahnya langit’.

15) Kalimat pujian dan celaan (جملة المدح والذم) yaitu kalimat yang berfungsi memuji atau

mencela sesuatu. Konstruksi kalimat pujian ialah menggunakan kata نعم seperti نعمت

Sedangkan konstruksi kalimat celaan ialah menggunakan kata .الممرضة فاطمة بئس seperti بئس

43.الولد الجارم16) Sebagai suatu proses, pembelajaran mempunyai tahapan-tahapan yang harus dilewati secara

tertib dalam rangka mencapai tujuan, yaitu; pertama, tahap perencanaan (tahdir al-ta’lim)

yang memuat kompetensi dasar, standar kompetensi, topik-topik materi ajar yang selektif

dan gradatif, jenis metode yang akan diterapkan, dan indikator ketercapaiannya. Kedua,

tahap pelaksanaan pembelajaran (ada al-ta’lim) yang memerlukan aplikasi metodologi

43M. Zaka Al-Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab-Indonesia; Strategi, Metode,prosedur dan Teknik, h. 227-238

Page 72: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

70

dalam bentuk teknik yang komunakatif, humanistik dan kontekstual. Jadi setiap kegiatan

pembelajaran terdiri atas uraian dan contoh kemudian dilanjutkan dengan latihan,

ringkasan dan diakhiri dengan tes formatif untuk menilai tingkat penguasaan materi. Ketiga,

tahap evaluasi pembelajaran (taqwim al-ta’lim) yang memerlukan alat ukur berupa tes atau

pertanyaan (ikhtibar) kemudian pengulangan (repetisi) apabila diperlukan. Penulis tidak

mengarahkan tulisannya pada masalah yang ketiga ini mengingat keterbatasan pokok

masalah dan waktu penelitian.

Tahapan-tahapan tersebut berlangsung secara mekanis dan sistematis setiap semester

untuk mencapai tujuan dan hasil pembelajaran yang maksimal. Hal ini berarti bahwa jika materi

ajar pembelajarannya telah didesain dengan baik kemudian diimplementasikan oleh dosen yang

profesional dan disambut oleh mahasiswa dengan minat (muyul) dan motivasi (tasyji’) belajar

yang tinggi, maka pembelajaran bahasa Arab dapat mencapai hasil yang maksimal, efektif, dan

efesien meskipun dengan bobot SKS kecil dan durasi waktu yang relatif singkat sesuai amanah

kurikulum.

f. Tarjamah (Ilm at-Tarjamah)

Menerjemahkan adalah keterampilan yang melibatkan lebih

banyak bakat daripada upaya dan teori. Sebab, penerjemahan ssangat

bergantung pada rasa kebahasaan seseorang. Sebagaimana yang

dirasakan oleh Asnal. Ia mengatakan bahwa:

“Terjemahkan ya kesulitan kalau tidak tau artinya, tetapi kalau bahasayang biasa dalam seharti-hari tau”.44

Dedi Iskandar juga mengatakan bahwa:

44 Ibid

Page 73: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

71

“Dalam menterjemahkan bahasa arab ada beberapa kata yang sudahdimengerti tetapi ada juga beberapa kata yang belum dapat dimengerti”.45

Begitu juga dengan Sunardi:

“Letak kesulitan yang pertama mufradat, yang kedua status kedudukankalimatnya itu yang menjadi kita enak menterjemah”.46

Jika dilihat dari paparan di atas, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa pengusaan mufadat. Pengusaan mufradat menjadi memang

menjadi modal utama dalam menterjamah sehingga dengan pengusaan

tersebut mahasiswa bisa memahami sebuah teks ataupun naskah. Ada

metode dalam mentarjamah bahasa asing, utamanya bahasa Arab, yaitu;

terjemahan harfiyah dan tafsiriyyah.

Terjemahan harfiyah, melingkupi terjemahan-terjemahan yang

sangat setia terhadap teks sumber. Kesetiaan biasanya digambarkan oleh

ketaatan penerjemah terhadap aspek tata bahasa teks sumber, seperti

urutan-urutan bahasa, bentuk frase, bentuk kalimat dan sebagainya.

Akibat yang sering muncul dari terjemahan ini adalah, hasil

terjemahannya menjadi saklek dan kaku karena penerjemah memaksakan

aturan-aturan tata bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia. Padahal,

keduanya memiliki perbedaan yang mendasar. Metode terjemahan ini

sangat populer dipraktekan di Eropa pada abad pertengahan dan

berkembang secara meluas, terutama sekali pada naskah yang dianggap

sakral; kitab-kitab suci sebagai suara yang diwahyukan Tuhan.

45 Dedi Iskandar (24 th), mahasiswa asal Pontianak, Wawancara di Pontianak pada 12September 2017

46Sunardi (25 th) mahasiswa asal desa Madu Sari Kabupaten Kubu Raya, Wawancara diPontianak pada 11 September 2017

Page 74: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

72

Terjemahan ini pula sampai sekarang masih dilakukan terhadap Kitab

Suci, misalnya Injil dan Al-Qur’an.

Adapun yang dimaksud dengan terjemahan bebas (Tafsiriyyah),

bukan berarti seorang penerjemah boleh menerjemahkan sekehendak

hatinya, sehingga esensi terjemahan itu sendiri hilang. Bebas di sini

berarti seorang penerjemah dalam menjalankan misinya tidak terlalu

terikat oleh bentuk maupun struktur kalimat yang terdapat pada naskah

yang berbahasa sumber. Ia boleh melakukan modifikasi kalimat dengan

tujuan agar pesan atau maksud penulis naskah mudah dimengerti secara

jelas oleh pembacanya.

Disinilah seorang penerjemah hendaknya sadar bahwa dirinya

bukanlah penulis naskah asli, dan naskah itu bukan miliknya. Ia hanya

berkewajiban menjembatani pikiran penulis asli dengan masyarakat

pembaca yang tidak mengerti bahasa yang dipergunakan penulis asli. Ia

hanya membuka jalan sesuai dengan maksud yang terkandung dalam

naskah bahasa aslinya. Karena orientasi penerjemah harus begitu, maka

prioritas utama akan jatuh pada bentuk dan struktur kalimat yang

digunakan penulisnya.

Kesulitan yang selalu dihadapi oleh seorang penerjemah, berbeda

dengan seorang pengarang yang bebas mengungkapkan apa yang ada

dalam dirinya langsung dengan pena dan bahasanya, sedangkan seorang

penerjemah, ia tidak bebas dalam memilih kata-kata dan susunan kalimat.

Selain itu pula, seorang penerjemah harus memindahkan suatu konsep

Page 75: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

73

dari suatu bahasa yang berbeda sama sekali dengan bahasanya, serta

harus mengetahui gambaran alam dan lingkungan seorang pengarang.

Karena kesulitan itulah, seorang penerjemah sering terperosok

dalam kekeliruan yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuannya

atau kurangnya sikap hati-hati dalam memilih kata-kata, susunan kalimat

dan makna, sehingga wajarlah jika penterjemah acap kali dituduh sebagai

penghianat, seperti yang dikatakan pepatah Itali “Atraduttore Traditore”,

yang artinya “Penterjemah adalah penghianat”, karena si penterjemah

sering tidak pas dalam memilih arti kata-kata sehingga menyimpang dari

maksud yang dikehendaki pengarang teks asli.

g. Keterampilan bahasa Arab (Maharah al-Lughah al-‘Arabiyah)

Katerampilan berbahasa merupakan sesuatu yang penting untuk

dikuasai setiap orang karena setiap orang saling berhubungan dengan

orang lain dengan cara komonikasi. Dalam konikasi, si pengirim

mungkin menyampaikan pesan berupa pikiran, perasaan fakta, kehendak

lambang-lambang berupa bunyi bahasa yang diucapkan. Ada empat

keterampilan (berbicara, membaca, menulis dan menyimak) yang harus

dimiliki orang yang belajar bahasa apapun, tak terkecuali bahasa Arab.

Keterampilan berbahasa tersebut mengantarkan pelajar pada penguasaan

bahasa secara aktif atau pasif. Jika pelajar dapat menguasai empat

keterampilan berbahasa menyimak, bercakap, membaca dan menulis,

maka dia menguasai keterampilan bahasa secara aktif. Sementara pelajar

yang hanya menguasai dua keterampilan dari empat keterampilan

Page 76: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

74

tersebut, berarti mempunyai penguasaan pasif. Hal ini terlihat dari apa

yang dikemukakan oleh Asnal, bahawa:

“Kalam ini kan berbicara, kitabah menulis, istima’ mendengar, qiro’ahmembaca. yang paling susah itu istima’, kalau menulis bisa lah,membacakan bisa lah, Kalau berbicara bisa lah sedikit”.47

Keterampilan menyimak sebagai salah satu keterampilan yang

mahasiswa tersebut rasakan karena keterampilan menyimak tidak bisa

dilepaskan dari dua keterampilan pokok yaitu mendengar ucapan secara

fisik (al-sima’) dan memahami ide dan gagasan yang terkandung dalam

ucapan tersebut (al-inshot). Membedakan antara mendengar (hearing)

dan memahami (auditing). Keduanya merupakan keterampilan yang

harus diperhatikan dalam keterampilan menyimak. Keterampilan

menyimak tidak dapat dilepaskan dari keterampilan mendengar (hearing)

dan keterampilan memahami (auditing)48.

Kesulitan yang dirasakan mahasisiwa tersebut bisa jadi tahapan

dalam menyimak tidak dilakukan dengan baik, sehingga tujuan

menyimaknya tidak terindentifikasi dengan baik pula. Ada empat tujuan

menyimak yaitu; Pertama, menyimak untuk mengulang dengan

langsung. Kedua, menyimak untuk menghafal, Ketiga, menyimak untuk

47Asnal (25 th), mahasiswa asal Kabupaten Sambas, Wawancara di Pontianak pada 11September 2017

48 Lihat Mahmud Kamil. Asaasiayat Ta’lim al Arabiyah li ghoiri al Arab (Khurtum :Ma’had al Khurtum al Duali li al Lughah al Arabiyah. 1978), h. 71

Page 77: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

75

menyimpulkan pokok-pokok pikiran dan Keempat, menyimak untuk

menguasai dan memahami teks lisan49.

Mencermati pendapat Kamil di atas dan solusi bagi mahasiswa

bahwa keterampilan memerlukan identifikasi suara secara detail,

pemahaman dan mengingat misi atau tujuan pembicaraan. Sementara

dilihat dari tujuan, menyimak mempunyai beberapa tujuan misalnya,

mengulang, menghafal dan memahami secara detail. Oleh karena itu,

pengajaran keterampilan menyimak membutuhkan gradasi dan tahapan

yang tepat, di samping juga teknik khusus. Pengajaran keterampilan

menyimak memerlukan tahapan dan teknik khusus. Menyimak

merupakan salah satu unsur keterampilan bahasa yang sangat penting.

Pengajaran keterampilan menyimak pun harus diajarkan bagi semua

pelajar. Salah satu prinsip dasar dalam bahasa dan pengajarannya adalah

bahwa keterampilan bahasa itu pertama-tama dimulai dari ujaran, yakni

bunyi-bunyi bahasa yang diucapkan dan bisa didengar. Berdasar prinsip

ini maka pengajaran bahasa harus dimulai dengan mengajarkan aspek-

aspek pendengaran atau keterampilan menyimak sebelum masuk pada

tahapan membaca dan menulis.

Kesulitan yang berbeda diungkapkan oleh Hamidundalam aspek

keterampilan yaitu:

“Dari empat itu yang dapat kami rasakan kesulitannya adalah berbicara,selain lingkungan tidak mendukung. Lingkungannya tidak terdiri dari

49 Al Arabi, Solah Abdul majid, Taallum al-Lughaat al-Khayaat wa Ta’liimuhaa, Bainaal-Nadhariyah wa al Tathbiiq, (Beirut : Maktabah lubnan, 1981), h. 69-74.

Page 78: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

76

lingkungan Arab. Jadi kalau ingin pandai bahkan hebat bahasa Arab iyaharus menguasai gramatikal bahasa Arab”. 50

Dari apa yang diungkapkan oleh Hamidun terdapat perbedaan

kesulitanyang dirasakan oleh Hamidundengan Asnal, yaitu dalam

keterampilan berbicara. Sebagaimana keterampilan menyimak,

keterampilan berbicara juga pada hakekatnya terdiri dari dua

keterampilan pokok juga. keterampilan bercakap mempunyai dua

komponen pokok yaitu ujaran dan bercakap. Ujaran adalah keterampilan

bercakap yang tidak membutuhkan proses berfikir yang rumit. Ujaran ini

dapat berupa mengulang ucapan guru, membaca keras, menghafal teks

sastra yang diucapkan atau ditulis. Bercakap berhubungan dengan kerja-

kerja otak yang sangat kompleks menyangkut aspek antara makna dan

ungkapan lesan dan berhubungan pula dengan perubahan respon sesuai

dengan tuntutan situasi dan kondisi.51 Senada dengan Mahmud Kamil di

atas, Ahmad Fuad Effendy menjelaskan bahwa keterampilan berbicara

harus didasari tiga keterampilan yaitu mendengarkan, mengucapkan kosa

kata dan ungkapan terstruktur.52

Sebagaimana telah diketahui bahwa keterampilan berbicara

mengandung dua keterampilan pokok yaitu keterampilan ujaran dan

keterampilan bercakap. Pada tahap-tahap permulaan, latihan berbicara

50 Hamidun(24 th), mahasiswa asal Kabupaten Kubu Raya, Wawancara di Pontianakpada 12 September 2017

51Al Arabi, Solah Abdul majid, Taallum al-Lughaat al-Khayaat wa Ta’liimuhaa,Baina al-Nadhariyah wa al Tathbiiq, h. 69-74.

52Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang : Al Misykat,2009), h. 139

Page 79: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

77

dapat dikatakan serupa dengan latihan menyimak. Sebagaimana telah

dikemukakan sebelumnya, dalam latihan menyimak ada tahap

mendengarkan dan menirukan. Latihan mendengarkan dan menirukan ini

merupakan gabungan antara latihan dasar untuk menyimak dan

keterampilan berbicara.

2. Aspek Non Linguistik

Problem kebahasaan dalam pengajaran bahasa Arab tidak lebih pelik dibandingkan dengan

problem non-kebahasaan. Problem-problem kebahasaan tersebut cenderung lebih gampang untuk

diidentifikasi dan dibatasi, karena hanya terkait dengan faktor kebahasaan saja. Sedangkan faktor non

kebahasaan tidak demikian, karena sangat komplek dan pariatif serta terkait dengan banyak faktor dan

banyak pihak. Yang dimaksud peneliti dengan faktor non kebahasaan adalah persoalan-persoalan yang

tidak terkait langsung dengan bahasa yang dibelajarkan tetapi lebih dominan mempengaruhi tingkat

kesuksesan dan kegagalan dari pembelajaran bahasa. Adapun faktor non linguistikn di pasacasarjana

IAIN Pontianak Jurusan PAI adalah:

a. Lingkungan

Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi dan menentukan

keberhasilan proses pembelajaran adalah lingkungan (bi`ah) tak

terkecuali lingkungan berbahasa. Keberadaan lingkungan berbahasa Arab

menjadi sangat penting karena ia selalu hadir melingkupi, memberi

nuansa dalam pembelajaran bahasa Arab. Lingkungan berbahasa Arab

tidak hanya menjadi sumber dan motivasi belajar, melainkan juga

menjadi asset dan kebanggaan bagi lembaga pendidikan itu sendiri.

Ketika lingkungan tidak mendukung. Maka tidak mustahil hal itu

Page 80: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

78

menjadi salah satu faktor penghambat keberhasilan. Hal ini diungkapkan

oleh satu mahasiswa pascasarjana IAIN Pontianak, bahwa:

“Lingkungan bisa jadi merupakan faktor utama, tidak hanya bahasa Arab,kalau bahasa inggris ini pernah saya pergi ke Pare, itu lingkungannyasederhana, tapi belajarnya enak dan juga bisa menguasai, tiap hati sudahberbahas inggris sama juga bahasa arab kalau lingkungannya mendukunginsyaallah juga pasti bisa”. 53

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa lingkungan juga

menjadi sangat faktor keberhasilan belajar bahasa Arab. Tujuan

penciptaan lingkungan berbahasa Arab adalah: 1) untuk membiasakan

pembelajar dalam memanfaatkan bahasa Arab secara komunikatif

melalui praktik percakapan, diskusi, seminar, ceramah dan berekspresi

melalui tulisan, 2) memberikan penguatan (reinforcement) pemerolehan

bahasa Arab yang sudah dipelajari dalam kelas, 3) menumbuhkan

kreativitas dan aktivitas berbahasa Arab yang terpadu antara teori dan

praktek dalam suasana informal yang menyenangkan.

Ringkasnya, tujuan penciptaan lingkungan berbahasa Arab adalah

meningkatkan kemampuan dan keterampilan mahasiswa, dosen dan

lainnya dalam berbahasa Arab secara aktif, baik lisan maupun tulisan,

sehingga proses pembelajaran bahasa arab menjadi lebih dinamis, efektif

dan bermakna. Ada dua jenis lingkungan berbahasa, yaitu:

1) Lingkungan formal meliputi berbagai aspek pendidikan formal dan

nonformal, dan sebagian besar berada dalam kelas atau laboratorium.

Lingkungan formal ini dapat memberikan masukan kepada pembelajar

53Sunardi (25 th), mahasiswa asal desa Madu Sari Kabupaten Kubu Raya,Wawancara di Pontianak pada 11 September 2017

Page 81: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

79

berupa pemerolehan bahasa (keterampilan berbahasa) ataupun sistem

bahasa (pengetahuan unsur- unsur bahasa), tergantung kepada tipe

atau metode pembelajaran yang digunakan oleh guru.. Secara umum

terdapat kecenderungan bahwa lingkungan formal memberikan

pengetahuan tentang sistem bahasa lebih banyak dibandingkan dengan

wacana bahasa.

2) Lingkungan informal, memberikan pemerolehan bahasa secara secara

alamiah dan sebagian besar terjadi di luar kelas. Bentuk pemerolehan

bahasa ini bisa berupa yang digunakan oleh guru/ dosen,

siswa/mahasiswa, karyawan dan orang- orang yang terlibat dalam

kegiatan sekolah serta lingkungan alam atau buatan yang berada di

sekitar lembaga pendidikan.

Dengan demikian upaya menciptakan kedua bi’ah ‘arabiyah

tersebut hendaklah didukung oleh semua pihak yang terkait dengan

lingkungan tersebut. Dalam konteks pengembangan lingkungan bahasa

Arab, ada lima macam lingkungan bahasa yang perlu mendapat perhatian

serius dari semua pihak, 1) lingkungan pandang dan penglihatan (al-

bi’ah al-mar-iyyah) berupa gambar, liflet, pengumuman, madding, papan

informasi, yang semua berisi tulisan bahasa Arab, 2) lingkungan

pendengaran dan visual (al-bi’h al-sam’iyyah wa al-mar-iyyah) berupa

tempat untuk mendengar khutbah, ceramah, perkuliahan, music, siaran

radio, TV yang berbahasa Arab, 3) lingkungan pergaulan atau interaksi

belajar mengajar dengan menggunakan bahasa Arab, 4) lingkungan

Page 82: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

80

akademik, berupa kebijakan lembaga dalam mewajibkan penggunaan

bahasa Arab pada hari-hari tertentu, dan 5) lingkungan psikologis yang

kondusif yaitu pembentukan citra positif terhadap bahasa Arab.54 Hal

berdeda diungkapkan oleh satu mahasiswa, ia mengatakan bahwa:

“Tidak begitu, kalau mau berbicara bahasa Arab mungkin khususmisalnya qaza, atau qadha nasuru, qadha yang memang terjun dalambahasa arab, kalau disini saya kurang mendukung, soalnya susah karenadisinikan dunia kampus. tidak juga, kalau pasca kan memang dari istilahbahasa dewasa sudah tau metode dan caranya kita belajar sendiri pun bisasecara otodidak, secara penghafalan mumprodak itu kan bisa kita sendirikecuali memang nahwunya yang harus belajar, tetapikan kalau sudah taudasarnya, awalnya, saya kira lingkungannya kan harus mendukung jugakita disini pasca kan cuman dua minggu sekali, tidak bisa kecuali yangrutin”.55

Berdasarkan penjelasan di atas dapat peneliti pahami bahwa

lingkungan tidak dianggap sebagai hal begitu urgen karena kedewasaan

dan level pendidikan yang sudah cukup tinggi sudah dianggap

mempunyai metode dan teknik dalam menggali dan mengembangkan

potensi otodidak atau dengan diri sendiri. Lingkungan (bi’ah al-

arabiyyah) bisa diterapkan sesuai dengan level/jenjang pendidikan, MI,

MTs, MA bahakan Strata Satu (S1). Tingkat kedewasaan dan motivasi

masih dianggap belum cukup untuk menggali potensi diri.

b. Motivasi dan Minat

Motivasi (dawᾱfi’) dan minat (muyữl) belajar mahasiswa. Belajar tanpa motivasi tidak

akan pernah berhasil, apalagi kalau tertanam kebencian terhadap materi dan dosen yang

54 Muhbib Abdul Wahab, Epistemologi & Metodologi Pembelajaran Bahasa. h. 296-298

55 Asnal (25 th), mahasiswa asal Kabupaten Sambas, Wawancara di Pontianak pada11 September 2017

Page 83: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

81

mengajarkannya. Belajar yang sukses adalah yang melibatkan mahasiswa secara utuh baik fisik

maupun psikis. Ini berarti dosen harus mendorong mahasiswa untuk senantiasa mencintai belajar,

dan yang dipelajari dirasakan berguna bagi kehidupannya kelak. Pada mahasiswa pasacasarjana

IAIN Pontianak sudah mempunyai itu semua, sabagaimana yang dingkapkan Hamidun, ia

mengatakan bahwa:

“Sudah lama lah, karena saya pun tumbuh di lingkungan orang-orangyang menyukai bahasa Arab, oleh sebab itu bakat, minat dan motivassudah ada pada diri ini. Maka sebenarnya bahasa Arab itu menadi bagiandari beberapa cabang ilmu yang saya sukai karena bahasa Arab menjadibagaian yang tak terpisahkan dari dari pengetahuan Islam, karenaliteratur-literatur yang membahas tentang Islam itu terdiri dari bahasaArab. Maka mau atau tidak jika kita ingin memperdalam Islam harus bisabahasa Arab. Apalagi kaetika awal berkembangan Islam”.56

Berdasarkan paparan salah satu mahasiswa di atas, dapat peneliti

simpulkan bahwa motivasi, bakat dan minat sudah ada pada mahasiswa,

maka sekarang adalah bagaimana cara mengarahkan semua itu pada

pembelajaran bahasa Arab. Oleh sebab itu dosen tidak cukup hanya

mengandalkan pengusaan materi ajar, tapi harus mampu mengarahkan

setiap bakat, minat dan motivas pada arah yang lebih baik dalam

pengusaan mereka dalam bahasa Arab.

c. Metode

Metode pembelajaran adalah cara atau teknik penyajian materi yang digunakan oleh

dosen pada saat presentasi di dalam kelas, baik secara individual atau secara klasikal. Materi ajar

yang disajikan oleh dosen akan kurang memberikan motivasi kepada mahasiswa apabila

penyampaiannya menggunakan metode yang kurang tepat dan akan mempersulit baginya dalam

mencapai tujuan pembelajaran. Hal tersebut dapat mengakibatkan mahasiswa kurang bergairah

56Hamidun (24 th) , mahasiswa asal Kabupaten Kubu Raya, Wawancara di Pontianakpada 12 September 2017

Page 84: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

82

karena kondisi mahasiswa yang kurang kreatif diseba bkan penentuan metode yang kurang sesuai

dengan sifat materi dan tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Sebagaimana telah dipahami bahwa dalam pembelajaran bahasa Arab di selain jurusan

bahasa Arab menggunakan nazariyyah al-wihdah. Adapun tujuan yang diharapkan yaitu supaya

mahasiswa memiliki kemampuan dasar berbahasa Arab baik ekspresif yaitu mahasiswa mampu

berkomunikasi secara lisan (berbicara) dan tulisan, maupun reseptif yaitu menyimak dan

membaca.

Agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan tercapai, seorang dosen harus

mengetahui berbagai metode, kreatif dalam menggunakan metode yang bervariasi, menjadikan

mahasiswa sebagai subjek belajar sehingga tercipta pembelajaran aktif. Dengan memiliki

pengetahuan mengenai sifat berbagai metode maka seorang dosen akan lebih mudah memilih

metode apa yang paling sesuai dengan kompetensi dasar yang diharapkan dicapai, situasi dan

kondisi modalitas belajar peserta didik/mahasiswa. Pemilihan metode pembelajaran bergantung

pada tujuan dan materi pembelajaran. Jika salah dalam memilih metode maka akan berdampak

pada peserta didik, khususnya mahasiswa. Bila dilihat metode yang digunakan pada pembelajaran

bahasa Arab di pascasarjana IAIN Pontianak sudah tepat dan sesuai dengan materinya. Sebagai

mana diungkapkan oleh salah satu mahasiswa yang bernama Putriana, ia menjelaskan bahwa:

“Alhamdulillah sangat bagus, paham, cara memberikan pembelajarandengan baik”. 57

Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh sunardi:

“Metode yang pertama seperti wawancara, ditanya satu-satu,ini apaartinya apa arti rapat ini, kedudukannya apa. Materi kemaren berbentukseperti tugas, atau uraian, dari tugas itu kita kembangkan maksudnya apa,

57Putriana (24 th), mahasiswa asal Sungai Ambawang. Wawancara pada tanggal 10September 2017

Page 85: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

83

tujuannya apa, dan mufrodatnya, dan di suruh cari kalimat-kalimat isimmahmud apa kedudukannya”.58

Berdasarkan paparan di atas dan obvservasi yang digunakan pada saat pembelajaran

bahasa Arab sudah tepat selain menggunakan metode yang mendukung mahasiswa dalam

pembelajaran bahasa Arab, metode yang digunak juga sesuai disesuaikan dengan materi yang

disampaikan. Sebab jika dipahami bahwa tidak ada satu metode yang dianggap cukup memadai

menuntaskan suatu materi pembelajaran. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran di atas

memerlukan metode yang tepat. Pilihan yang tepat adalah metode eklektik, yaitu metode

gabungan yang berusaha mengelaborasi aspek-aspek positifnya baik dari aspek keterampilan

(maharah) berbahasa maupun aspek pengetahuan (isti’ab) bahasa, sehingga tujuan dan hasil

pembelajaran yang utuh dan maksimal dapat tercapai.

d. Materi

Materi pembelajaran (instructional materials) adalah

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam

rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara

terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta,

konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.

Materi atau bahan ajar salah satu masalah penting yang sering

dihadapi guru/dosen dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih atau

menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam

rangka membantu mahasiswa mencapai kompetensi. Hal ini disebabkan

oleh kenyataan bahwa dalam kurikulum atau silabus, materi bahan ajar

hanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk “materi pokok”.

58Sunardi (24 th), mahasiswa asal desa Madu Sari Kabupaten Kubu Raya,Wawancara di Pontianak pada 11 September 2017

Page 86: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

84

Menjadi tugas guru/dosen untuk menjabarkan materi pokok tersebut

sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap. Selain itu bagaimana cara

memanfaatkan materi juga merupakan masalah. Pemanfaatan yang

dimaksud adalah bagaimana cara mengajarkannya yang ditinjau dari

pihak dosen dan cara mempelajarinya dari pihak mahasiswa. Berkenaan

dengan pemilihan bahan ajar ini, secara umum masalah yang dimaksud

meliputi cara penentuan jenis materi, kedalaman, ruang lingkup, urutan

penyajian dan perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran.

Masalah lainnya yang berkenaan dengan bahan ajar adalah memilih

sumber di mana bahan ajar tersebut didapatkan.

Biasanya baik siswa/mahasiswa, orang tua maupun guru ataupun

dosen cenderung menganggap sumber bahan ajar hanya dititikberatkan

pada buku. Keberadaan buku memang sangat membantu dalam proses

pembelajaran, namun jangan sampai hanya berpedoman pada buku.

Karena masih banyak sumber bahan ajar yang lain selain buku yang

dapat digunakan. Bukupun tidak harus satu macam dan tidak harus sering

berganti seperti terjadi selama ini. Berbagai buku dapat dipilih sebagai

sumber bahan ajar. Namun selain buku, sumber bahan ajar lainnya dapat

didapatkan dari internet, jurnal, majalah, koran, CD interaktif,

lingkungan dan masih banyak lagi yang digunakan sebagai sumber

belajar.

Termasuk masalah yang sering dihadapi dosen berkenaan dengan

bahan ajar adalah dosen memberikan bahan ajar atau materi

Page 87: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

85

pembelajaran terlalu luas atau terlalu sedikit, terlalu mendalam atau

terlalu dangkal, urutan penyajian yang tidak tepat, dan jenis materi bahan

ajar yang tidak sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai oleh

mahasiswa. Berkenaan dengan buku sumber sering terjadi setiap ganti

semester atau ganti tahun ganti buku.

Materi di pasacasarjana IAIN Pontianak Jurusan PAI, sudah tepat

dalam pemilihan materi/bahan ajar da dapat diterima oleh mahasiswa

dengan baik. Sebagaimana diungkapkan oleh Buhari Gunawan, bahwa:

“Alhamdulillah dapat kami terima dengan baik. Materinya dibebaskanbagi setiap individu, intinya tentang “pendidikan”, setelah itu kita yangmenganalisa baik itu sintaksis, morfologi, simantik, dan lain sebagainya.Intinya belajar bahasa Arabnya sangat menyenangkan dan menyesuaikandengan kemampuan kita masing-masing”.59

Dari paparan yang diaungkapkan mahasiwa di atas, dapat dikatakan bahwa materi yang

diberikan sudah sesuai karena mereka dianggap sesuai dengan kemampuan mahasiswa dan tidak

memaksakan kehendak dosen. Materi bahasa Arab di pascasarjana IAIN Pontianak adalah materi

berbentuk teks bahasa Arab naskah klasik, yang bertemakan “pendidikan”. Sebagaimana

diungkapkan oleh Dedi Iskandar:

“Materi yang diberikan kita disuruh untuk mencari sendiri materi tentangbahasa Arab kemudian diterjemahkan dan dicari analisis kosa kata,analisis mufrodat, analisis Nahwu dan Sharf”.60

Oleh sebab it, penguasaan ilmu-ilmu bahasa Arab dalam materi tersebut merupakan

modal utama di dalam memahami teks bacaan Arab dan maknanya. Tanpa itu semua, mustahil

mahasiswa dapat membaca dengan benar. Jadi bukan asal membaca. Oleh karena itu, dosen perlu

59Buhari Gunawan (32 th), mahasiswa asal Kabupaten Sambas. Wawancara diPontianak pada 20 Agustus 2017

60Dedi Iskandar (24 th), mahasiswa asal Pontianak, Wawancara di Pontianak pada 12September 2017

Page 88: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

86

menerapkan strategi pembelajaran yang lebih efektif agar mahasiswa memiliki kompetensi

membaca sekaligus memahami makna bacaan. Selain itu, dibutuhkan pula waktu belajar yang

cukup. Jika bahasa Arab hanya dibelajarkan selama satu semester, maka hasilnya pasti jauh dari

harapan.

e. Pendekatan

Pendekatan dalam pembelajaran merupakan sudut pandang atau

orientasi yang digunakan guru/dosen dalam pembelajaran, yang

kemudian menuntun dalam pemilihan penggunaan metode atau teknik

pembelajaran yang tepat yang tujuannya berorientasikan pada tujuan

akhir yang akan dicapai. Dengan adanya tujuan akhir tersebut berarti

semua komponen pembelajaran ditata dan diarahkan demi tercapainya

semua tujuan. Sebagai contoh: Apabila dalam tujuan pembelajaran tertera

bahwa mahasiswa dapat melakukan percobaan, maka dosen harus

merancang pembelajaran yang pada akhir pembelajaran tersebut

mahasiswa sudah dapat melakukan percobaan. Metode yang digunakan

untuk mencapai tujuan tersebut dapat berupa metode tugas atau metode

demonstrasi.

Pendekatan yang digunakan di pascasarjana IAIN Pontianak

sudah tepat, sebagaimana diungkapkan oleh Dedi Iskandar, ia

menuturkan:

“Pendekatan yang dilakukannya lumayan bagus karena dia cepatmerespon dan apabila bertanya dia memberi pertanyaan secaramenyeluruh dan suka bertanya jawab”.61

61ibid

Page 89: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

87

Jika dilihat dari apa yang dituturkan oleh subjek wawawancara

dan berdasarkan obsservasi yang dilakukan maka setidaknya dua

pendekatan yang diterapkan oleh dosen dalam pembelajaran bahasa Arab

pada pasacasarjana IAIN Pontianak Jurusan PAI semester I yaitu

pendekatan komonikatif dan Analisis Struktural. Kedua pendekatan

tersebut dianggap tepat karena sesuai dengan empat pendekatan yang

direkomendasikan oleh Azhar Arsyad dalam belajar bahasa asing.

Sesuai dengan posisi bahasa Arab di Indonesia sebagai bahasa asing, maka secara umum

pendekatan pembelajarannya yang dianggap efektif sampai saat ini, mencakup empat jenis

pendekatan, yaitu; pendekatan humanistik, pendekatan komunikatif, pendekatan kontekstual, dan

pendekatan struktural.62 Secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pendekatan humanistik ( (المدخل الانسا melihat bahwa pembelajaran bahasa Arab memerlukan

keaktifan mahasiswa, bukan dosen. Mahasiswalah yang aktif belajar bahasa dan dosen

berfungsi sebagai motivator, dinamisator, administrator, evaluator, dsb. Dosen harus

memanfaatkan semua potensi yang dimiliki mahasiswa.

b. Pendekatan kontekstual (المدخل الموضوعى) melihat bahasa sebagai suatu makna yang sesuai

dengan kebutuhan mahasiswa. Rancangan materi ajar harus berdasarkan kebutuhan lembaga,

kebutuhan mahasiswa hari ini dan ke depan.

c. Pendekatan komunikatif (المدخل الاتصالى) melihat bahwa fungsi utama bahasa adalah

komunikasi. Hal ini berarti materi ajar bahasa Arab harus materi yang praktis dan pragmatis,

yaitu materi ajar terpakai dan dapat dikomunikasikan oleh mahasiswa secara lisan maupun

tulisan. Materi ajar yang tidak komunikatif akan kurang efektif dan akan membuang waktu

saja.

62Azhar Arsyad, Madkhal Ilᾱ Thuruq Ta‘li>m al-Lugah al-Ajnabiyyah Limudarris al-Lugah al-‘Arabiyyah, h. 24

Page 90: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

88

d. Pendekatan analisis struktural (المدخل التحليلي التركيبي) melihat bahwa pembelajaran bahasa

sebagai hal yang formal. Oleh sebab itu, struktur (qawa‘id) bahasa harus mendapat perhatian

utama dalam merancang materi ajar. Namun struktur harus fungsional agar komunikatif dan

praktis.63

Setiap pendekatan tersebut memiliki asumsi filosofis masing-masing yang berbeda

antara satu dengan lainnya mengenai bahasa. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan

pembelajaran bahasa sebagai suatu sistem yang bersifat holistik. Ada yang berpendapat bahwa

pembelajaran bahasa Arab dengan pendekatan struktural tata bahasa (qawa>‘id) yang bersifat

nahwu sentris, tidak praktis dan tidak komunikatif secara umum dinilai telah gagal membentuk

mahasiswa terampil berbahasa Arab secara lisan. Ada juga yang berpendapat bahwa pembelajaran

bahasa Arab dengan pendekatan komunikatif dan mengabaikan tata bahasa juga dapat dinilai

telah gagal membentuk mahasiswa terampil menulis bahasa Arab.

63Azhar Arsyad, Madkhal ilᾱ Thuruq Ta‘li>m al-Lugah al-Ajnabiyyah li Mudarrisal-Lugah al-‘Arabiyyah, h. 24

Page 91: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan data hasil penelitian dan pembahasan

sebagaimana dikemukakan pada bab IV di atas, penelitia dapat memberikan

kesimpulan sebagai berikut:

1. Aspek Linguitik

Problematika yang dihadapi mahasiswa dalam pembelajaran bahasa Arab di Pascasarjana

Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Pontianak dalam aspek linguistik ialah;

a. Masih banyaknya input yang berasal dari non pesantren yang mengaku tidak memiliki

pengetahuan dasar bahasa Arab karena belum pernah belajar bahasa Arab secara kurikuler.

b. Problematiaka dalam aspek morfologi, karena ilmu tersebut sangat berperan

dalam pembelajaran pada mahᾱrah Qirᾱ’ah, yaitu bagaimana pembelajar

mengujarkan kata/kosakata dengan ujaran yang benar dan sesuai dengan

aturan pelafalan bunyi kata yang berlaku pada kaidah bahasa Arab.

Begitu juga ilmu ini sangat berperan bagi pembelajar bahasa Arab dalam

menemukan makna suatu kata berdasarkan pada sighot (pelafalan ujaran

kata berdasarkan makna yang ditunjukkan oleh kata tersebut/dilalahnya).

Sehingga secara bertahap pembelajar bahasa Arab akan melalui beberapa

tahapan/strata dalam mempelajari bahasa Arab pada kemahiran

membaca.

c. Sintaksis (tata kalimat) yang banyak menghambat sebagian pembelajar

bahasa Arab di pascasarjana IAIN Pontianak antara lain, I’rab, yaitu

Page 92: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

perubahan bunyi akhir kata, baik berupa harakat (rafa’, nasab, dan jar)

atau berupa huruf, sesuai dengan jabatan kata dalam suatu kalimat. I’rab

berfungsi sebagai pembeda antara jabatan suatu kata dengan yang lain

rafa’ umumnya mengindikasikan suatu kata berjabatan sebagai subjek

dan predikat, sedangkan nashb dan jarr pada umumnya

mengindikasikannya sebagai objek dan keterangan) yang sekaligus dapat

merubah pengertian kalimat tersebut.

d. Tarjamah, pengusaan mufradat menjadi modal utama dalam menterjamah

sehingga dengan pengusaan tersebut mahasiswa bisa memahami sebuah

teks ataupun naskah.

2. Non Linguistik

Lingkungan menjadi salah satu faktor non linguistk yang menjadi penghambat bagi

pembelajaran bahasa Arab di pascasarjana IAIN Pontianak. Selain itu rendahnya minat belajar bahasa

Arab dari sebagian input yang dipengaruhi oleh asumsi bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang sulit

dipelajari dibanding bahasa asing lainnya. Sebagian mahasiswa menunjukkan sikap reseptif, depensif

dan instrumental dalam belajar bahasa Arab dan masih sangat tergantung kepada dosen. Kemudian

penggunaan pendekatan komonikatif dan analisis struktural, juga dianggap kurang

tepat oleh karena pendekatan tersebut dianggap cocok bagi mahasiwa yang

punya latar belakang pendidikan pesantren.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana telah dipaparkan pada bab IV dimana ditemukan

beberapa hal terkait pembelajaran bahasa Arab di pascasarjana IAIN Pontianak jurusan Pendidikan

Agama Islam (PAI) yang masih membutuhkan perbaikan terutama soal linguistik dan non linguistik dala

Page 93: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

pembelajaran bahasa Arab. Oleh karena itu, peneliti dapat merekomendasikan beberapa hal sebagai

implikasi dari penelitian ini, yaitu:

1. Dosen bahasa asing, khususnya bahasa Arab harus memiliki pemahaman terhadap desian materi ajar

dalam pembelajaran substansi bahasa Arab yang meliputi unsur fonologi (ashwᾱt), unsur morfologi

(sharf), dan unsur sintaksis (nahw). Begitu juga terhadap pembelajaran unsur-unsur keterampilan

berbahasa yang meliputi keterampilan menyimak (istimᾱ’), keterampilan berbicara (kalᾱm),

keterampilan membaca (qirᾱ’ah) dan keterampilan menulis (kitᾱbah) sehingga materi yang

dipresentasikan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan aspek pendidikan adalah hal-

hal yang terkait dengan teori pendidikan dalam pengembangan materi ajar, seperti materi ajar harus

dimulai dari yang mudah kemudian yang lebih komplek, dari yang konkret kemudian yang abstrak,

dari yang detail kemudian yang konsep, atau sebaliknya dari suatu konsep ke pemerincian, dari bahan

yang sudah diketahui dan secara berangsur-angsur kemudian materi baru dan seterusnya sesuai

dengan prinsip-prinsip pendidikan dalam pengembangan materi ajar.

2. Perlu adanya lingkungan yang mendukung dalam pembelajaran bahasa Arab di pascasarjana IAIN

Pontianak jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), megingat bobot SKS yang dipandang cukup untuk

belajar bahasa Arab. Dengan jumlah SKS yang kurang memadai, maka perlu adanya lingkungan yang

mendukung agar mahasiswa dapat memahami bahasa Arab dengan baik. Selain itu pula pemilihan

pendekatan, metode dan materi juga harus tepat dan harus diperhatikan mengingat beberpa unsur

tersebut menjadi hal penting dalam pembelajaran bahasa Arab.

Page 94: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

DAFTAR PUSTAKA

Ali Maksum, dkk. 2016. Kitab al-Mu’tamᾱr al-Lughah wa as-Tsqafah al-Arabiyyah fi al-Jamiᾱtwa al-Madᾱris ‘ibra al-Qarat al-Khams. Jakarta:IMLA

Asep Hermawan. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab.

Azhar Arsyad. 1998. Madkhal Ila> T}uruq Ta‘li>m al-Lughah al-AjnabiyahLimudarris al-Lughah al-‘Arabiyah, Cet I; Ujung Pandang: Ahkam

Azhar Arsyad. 2003. Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, Cet. I Yogjakarta:Pustaka Pelajar.

Bambang Yudi Cahyono. 1995. Kristal-Kristal Ilmu Bahasa, cet. I. Surabaya:Airlangga University Press

Eckehard Schulz. 2011. Bahasa Arab Baku dan Modern. Yogyakarta: LKis

Fathi Ali Yunus at. All 1891. Asa>sia>t Ta’li>m al-Lugah al-Arabiyah Wa Al-Tarbiyah al-Di>niyah. Kairo: Da>r al-s|aqa>fah

Harun Nasution. 1986. Aliran-Aliran dalam Teologi Islam. Jakarta:

Page 95: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar. 2009. Metodologi Penelitian SosialCet. II; Jakarta: Bumi Aksara

Muh. Abdul Ghoffar E.M. 2000. Kamus Indonesia-Arab; Istilah Umum dan Kata-Kata Populer, Cet. I Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

M. Fachir Rahman. 1998. Problematika Pengajaran Bahasa Arab di PerguruanTinggi Agama, dalam Ulumuna . Mataram: STAIN Mataram, Edisi 03

Noeng Muhajir. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif . Yogyakarta: RakeSarasin

Rahmap. 2017. Pembelajaran Sharf. Pontianak: Top Indonesia

..............,2017. Aliran-aliran dalam Ilmu Nahwu. Pontianak: STAIN Press

Saidun Fiddaroini. 1997. Efektifitas dan Efisiensi Sosialisasi Bahasa Arab.Surabaya: CV. Cempaka

Samsuri. 1991. Analisis Bahasa . Jakarta: Erlangga

Sanapiah Faisal. 2003. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada

Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Ed. IV, Cet.II. Yogyakarta: Rake Sarasin

Syamsuddin AR dan Vismaia S. Damaianti. 2009. Metode Penelitian PendidikanBahasa, Cet. III Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset

T. Fatimah Djajasudarma. 2010. Metode Lingustik; Ancangan Metode Penelitiandan Kajian, Cet. III Bandung: PT Refika Aditama, 2010

Ulin Nuha. 2012. Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, Cet. I.Yogjakarta: Diva Press

Yayan Nurbayan. 2008. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Cet. akhir .Bandung: Zein Al Bayan

Yayat Hidayat. 2011. Studi Prinsip Dasar Metode Pengajaran Bahasa Arab. Bandung:

UPI

Page 96: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

99

HASIL WAWANCARA DENGAN MAHASISWA PASCASARJANAIAIN PONTIANAK

Responden : Sunardi

Tempat/Tanggal : 11 September 2017

Waktu : 10 : 34 WIB

A. Linguistik1. Apakah anda bisa membedakan bunyi suatu huruf, misalnya antara huruf

Tsa dan Sa, Sya dan Sa dan Dza dan Tsa?

JAWAB: Bisa. Jika penuturnya jelas dalam menuturkan setiap hurufnya

maka Insya Allah saya bisa. Ia bisa memberikan hak setiap

hurufnya. Sehingga dengan hal tersebut bisa kami identifikasi

ini huruf ini dan itu huruf itu.

2. Apakah anda mengetahui jika suatu huruf dalam bahasa Arab yang

berdekatan dalam Makharij al-Hurf mempunyai makna yang berbeda?

JAWAB: Iya mengetahui, kalau dalam belajar bahasa arab, maka kita

harus tahu kata makhrij al hurf, antara bunyi huruf Tsa dan Sa,

Sya dan Sa, dan Dza dan Tsa jelas beda tetapi dalam makharij

al-hurf hampir sama tetapi kalau kita pengucapannya kurang

tepat otomtis juga akan merubah maknanya. Contoh

mengunakan shirat tapi kita pakai lafadz syin beda maknanya,

beda pengucapan bahasa juga beda.

3. Dalam bahasa Arab ada persamaan kosa kata, misalnya Jalasa dan

Qa’ada, namun mempunyai yang hampir sama ya duduk. Namun jika

dianalisis secara mendalam mempunyai tujuan yang berbeda?

JAWAB: Beda, Kul seperti “Kulhullahu Ahad” itu sudah jelas. Tetapi

kalau kita menggunakan perspektif Qul yang arti makan itu

beda lagi anta Kullu tapi harus beralih ke makhrij al-hurf

terkadang orang mengucapkan keliru, mungkin kurang benar,

maksudnya benar tetapi pengucapannya keliru

Page 97: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

100

4. Apakah anda memahami berubahan suautu bentuk ke bentuk yang lain,

miasalnya Nashara, Yanshuru,Unsur?

JAWAB: Bisa, kalau kita menggidentifikasi misalanya innallaha

rofururohim, inna itu adalah salah satu tanda-tanda dalam

kalimat. Allah itu salah satu lafdul jalala, dan lafdul jalala itu

termasuk al, dan al nya itu makrifat dan termasuk juga kalimat

isim, rofurur itu sifatnya, dan rohim menjadi makhhud

pengikut.

5. Apakah anda merasa kesulitan dalam memberi harokat dalam setiap

kalimat bahasa Arab?

JAWAB: Bagi saya tidak, bagi orang yang mau belajar kuncinya ada 2

kita tau beljar ilmu alam itu ada ilmu nahwu dan sohrof, nahwu

itu kita harus belajar jurmiah setelah jurmiah ada tingkatannya

lagi belajar emriti setelah emriti ada tingkatan lebih tinggi lagi

yaitu alfiah tetapi kalau untuk dasarnya kita cukup jurmiah

saja. Tetapi kalau Sharf itu lebih identik pada harakatnya.

6. Kalau boleh tahu, قام حمید lafadz Hamidu, kedudukannya sebagai apa?

JAWAB:

7. Apakah anda menemukan kesulitan dalam mentarjamah bahasa Arab?

JAWAB: Letak kesulitan yang pertama mufradat, yang kedua status

kedudukan kalimatnya itu yang menjadi kita enak menterjemah.

8. Ada emapat keterampilandalam bahasa Arab, yaitu; Kalam, Istima’

Qira’ah dan Kitabah, dari empat tersebut yang mana yang menurut anda

sulit?

JAWAB: Menurut saya kalimat atau kalam, kalau kita tidak betul-betul

benar menmgetahui bahwasanya belajar maka kita tidak tau

mana yang kalimat, mana yang kata saja. Makanya kita harus

mengetahui adanya tanda koma terkadang temen-temen baca

kitab kuning atau dalam istilah itu kitab gundul main bujur

arus saja tidak ada tanda koma. Dan saya merasa kesulitan juga

dalam hal berbicara bahasa arab.

Page 98: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

101

B. Non Linguistik

1. Apakah lingkungan di kampus ini sudah mendukung anda untuk

mempelajari bahasa Arab?

JAWAB: Lingkungan bisa jadi merupakan faktor utama, tidak hanya

bahasa arab, kalau bahasa inggris ini pernah saya pergi ke pare

itu lingkungannya sederhana, tapi belajarnya enak dan juga bisa

menguasai, tiap hati sudah berbahas inggris sama juga bahasa

arab kalau lingkungannya mendukung insyaallah juga pasti bisa.

2. Apakah anda merasa punya bakat dalam bahasa Arab?

JAWAB: Tidak ada bakat dibahasa arab, kalau minat dalam belajar bahasa

arab ada.

3. Sejak kapan anda mulai menyukai bahasa Arab?

JAWAB:

4. Apakah penjelasan dosen sudah dapat anda pahami dengan baik?

JAWAB: Alhamdulillah sudah bagus, karena di sampaikan tentang ada

kedudukan penyampain dari pembukaan itu dari bahasa arab

nanti juga di artikan. Kalau hanya berbahasa arab saja maka itu

akan kelihatan monoton, kalau yg tidak mengerti maka mereka

akan kebinggung, kalau yang mengerti maka mereka oke oke

saja.

5. Apakah metode yang digunakan sudah sesuai dengan materi yang

disampaikan?

JAWAB: Metode yang pertama seperti wawancara, ditanya satu-satu,ini

apa artinya apa arti rapat ini, kedudukannya apa. Materi

kemaren berbentuk seperti tugas, atau uraian, dari tugas itu kita

kembangkan maksudnya apa, tujuannya apa, dan mufrodatnya,

Page 99: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

102

dan di suruh cari kalimat-kalimat isim mahmud apa

kedudukannya.

6. Apakah tujuan pembalajaran itu sudah sampai pada anda sehingga anda

merasa dapat ilmu?

JAWAB: menurut saya sampai, tetapi belum berhasil. Karena kata-kata

sampai itu kan berarti sudah berakhir atau sudah selesai, Dan kata-kata

berhasil kembalikan kepada kita sendiri nah sudah dapat atau belum

hasilnya.

7. Bagaimana teknik yang digunakan dosen anda?

JAWAB: ya biasalah teknik yang digunakan

8. Apakah materi yang sampaikan sudah dapat dipahami dengan baik?

JAWAB: kita disuruh mencari teks bahasa Arab yang tanpa harakat

kemudian kita disuruh analisis

9. Poendekatan yang digunakan dosen anda seperti apa?

JAWAB: pendekatan analisis struktural

Page 100: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

103

HASIL WAWANCARA DENGAN MAHASISWA PASCASARJANAIAIN PONTIANAK

Responden : Putriana

Tempat/Tanggal : 10 September 2017

Waktu : 10 : 34 WIB

C. Linguistik1. Apakah anda bisa membedakan bunyi suatu huruf, misalnya antara huruf

Tsa dan Sa, Sya dan Sa dan Dza dan Tsa?

JAWAB: Bisa.

2. Apakah anada mengethui jika suatu huruf dalam bahasa Arab yang

berdekatan dalam Makharij al-Hurf mempunyai makna yang berbeda?

JAWAB: Alhamdulillah sedikit bisa. Kesulitannya tergantung saya lihat

tulisan dari mana, mendengar bahasa arab itu dari mana, kalau

dari tulisan saya bisa lihat dari isim dan fi’il, tetapi dalam

pengucapan saya sulit mengerti pada saat orang arab yang

mengucapkannya.

3. Dalam bahasa Arab ada persamaan kosa kata, misalnya Jalasa dan

Qa’ada, namun mempunyai yang hampir sama ya duduk. Namun jika

dianalisis secara mendalam mempunyai tujuan yang berbeda?

JAWAB: Contoh qulhuallah uahad, qul disitu qof, qul itu katakan lah

kalau kita mengucapkan qul pakai kaf maka artinya makanlah.

bagi saya itu seni, merupakan keindahan dalam bahasa arab.

4. Apakah anda memahami berubahan suautu bentuk ke bentuk yang lain,

miasalnya Nashara, Yanshuru,Unsur?

JAWAB:

5. Apakah anda merasa kesulitan dalam memberi harokat dalam setiap

kalimat bahasa Arab?

JAWAB: Tidak begitu biasa pada saat memberi hakokat, pada ayat yang

tidak ada hakokatnya.

Page 101: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

104

6. Kalau boleh tahu, قام حمید lafadz Hamidu, kedudukannya sebagai apa?

JAWAB:

7. Apakah anda menemukan kesulitan dalam mentarjamah bahasa Arab?

JAWAB: Sedikit bisa, ketika menerjemahkan bahasa arab ke bahasa

indonesia.

8. Ada emapat keterampilandalam bahasa Arab, yaitu; kalam, istima’

qira’ah dan kitabah, dari empat tersebut yang mana yang menurut anda

sulit?

JAWAB: Lebih sulit pada istima’, karena kalau dengar teman-teman sih

mengerti, kalau misalnya nonton di youtube tu sulit di pahami,

tetapi kalau disertai dengan teks saya paham. Karena

pengucapan nya berbeda, orang indonesia itu pengucapannya

biasa, berbeda dengan orang arab yang lebih kental

menggunakan logat bahasa arab, jadi sulit bagi saya pahami.

9. Non Linguistik

10. Apakah lingkungan di kampus ini sudah mendudkung anda untuk

mempelajari bahasa Arab?

JAWAB: Belum mendukung, karena hanya di pelajari 2 sks, minimal S1 4

sks la, karena bahas itu kan salah satu unsur penting bagi

akademis seperti kita.

11. Apakah anda merasa punya bakat dalam bahasa Arab?

JAWAB: Sedikit mempunyai bakat, minat nya tinggi sebelumnya, waktu

di pesantren. Tapi, karena pasca di pesantren itu saya ke jurusan

PAI jadi saya tidak fokus lagi dalam bahasa arab.

12. Sejak kapan anda mulai menyukai bahasa Arab?

JAWAB: Sejak berada di PESANTREN

13. Apakah penjelasan dosen sudah dapat anda pahami dengan baik?

JAWAB: Alhamdulillah sangat bagus, paham, cara memberikan

pembelajaran dengan baik.

14. Apakah metode yang digunakan sudah sesuai dengan materi yang

disampaikan?

Page 102: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

105

JAWAB: Menyuruh kita mencari kalimat, teks dalam kitab-kitab, kita

harokati, kita terjemahkan, perkosa-kata dan semuanya

kemudian kita analisis, dari situ kita jadi mengetahui apa arti

dari kalimat atau kata-kata tersebut.

15. Apakah tujuan pembalajaran itu sudah sampai pada anda sehingga

anda merasa dapat ilmu?

JAWAB: Belum sempurna sampai, untuk saya sih sampai, tetapi untuk

teman-teman yang memang basic nya dari SMA mereka kurang

paham.

16. Bagaimana teknik yang digunakan dosen anda?

JAWAB: Mencari bahasa arab dalam kitab-kitab, kemudian memberi

harokat, diartikan dalam kosa kata, di artikan dalam

keseluruhan kemudian di analisis.

17. Apakah materi yang sampaikan sudah dapat dipahami dengan

baik?

JAWAB: Sudah paham, tetapi kalau untuk teman yang dari SMA maka

mereka belum atau kurang paham.

18. Poendekatan yang digunakan dosen anda seperti apa?

JAWAB: ya pendekatan biasa-biasa aja

Page 103: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

106

HASIL WAWANCARA DENGAN MAHASISWA PASCASARJANAIAIN PONTIANAK

Responden : Hamidun

Tempat/Tanggal : 12 September 2017

Waktu : 13 : 00 WIB

10. Linguistik9. Apakah anda bisa membedakan bunyi suatu huruf, misalnya antara huruf

Tsa dan Sa, Sya dan Sa dan Dza dan Tsa?

JAWAB: Insya Allah bisa kalau Cuma membedakan itu. Tapi tergantung

penuturnya.

10. Apakah anada mengetahui jika suatu huruf dalam bahasa Arab yang

berdekatan dalam Makharij al-Hurf mempunyai makna yang berbeda?

JAWAB: Iya insya Allah bisa. Tapi kadang kami merasakan kesuiatan

11. Dalam bahasa Arab ada persamaan kosa kata, misalnya Jalasa dan

Qa’ada, namun mempunyai yang hampir sama ya duduk. Namun jika

dianalisis secara mendalam mempunyai tujuan yang berbeda?

JAWAB: Sebenarnya tergantung pada kitanya, jika sering membaca dan

banyak menghafal mufradat Insya Allah bisa kita pahami

dengan betul. Kita cari perbedaanya.

12. Apakah anda memahami berubahan suautu bentuk ke bentuk yang lain,

miasalnya Nashara, Yanshuru,Unsur?

JAWAB: Bisa, walaupun tidak keseluruhan. Karena kalau mau paham

betul kita harus banyak memahami ilmu Sharf.

13. Apakah anda merasa kesulitan dalam memberi harokat dalam setiap

kalimat bahasa Arab?

JAWAB: Kesulitan sih, iya. Mungkin akibat belum banyak paham

tentang ilmu Nahwu tersebut. Akibatnya kita akan kesulitan

dalam memberi harakat karena itu unsur penting dalam

memberi harakat tersebut.

14. Kalau boleh tahu, قام حمید lafadz Hamidu, kedudukannya sebagai apa?

Page 104: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

107

JAWAB: Bisa. Karena itu bagi saya yang alumni pesantren sudah sangat

paham bahwa kalimat tersebut terdiri dari jumlah Fi’liyah

15. Apakah anda menemukan kesulitan dalam mentarjamah bahasa Arab?

JAWAB: Dalam menterjemah, sebenarnya tergantung pada penguasaan

mufradatnya. Kalau banyak, ya insya Allah paham dan bisa

menterjemahkan. Kemudian Nahwu dan Sharfnya juga harus

dikuasai. Tapi bagi saya yangpaling penting adalah penguasaan

mufradat.

16. Ada emapat keterampilandalam bahasa Arab, yaitu; kalam, istima’

qira’ah dan kitabah, dari empat tersebut yang mana yang menurut anda

sulit?

JAWAB: Dari empat itu yang dapat kami rasakan kesulitannya adalah

berbicara, selain lingkungan tidak mendukung. Lingkungannya

tidak terdiri dari lingkungan Arab. Jadi kalau ingin pandai

bahkan hebat bahasa Arab iya harus menguasai gramatikal

bahasa Arab

11. Non Linguistik

19. Apakah lingkungan di kampus ini sudah mendudkung anda untuk

mempelajari bahasa Arab?

JAWAB: Iya itu tadi, jika lingkungannya tidak mendukung maka harus

mengusai gramatikal bahasa Arab. Tapi jika lingkungannya

mendukung maka tak bisa gramtikal bahasa Arab pun insya

Allah juga bisa berbahasa Arab. Karena kan gini, kalau kita

tidak bisa gramatikal bahasa Arab yaitu Nahwu dan Sharf,

kemudian kita pergi ke Arab Saudi sana dengan kemampuan

bahasa Arab nol, atau tidak tahu sama sekali, karena didukung

dengan lingkungannya yaitu bahasa Arab, maka dalam waktu

dekat kita akan mengusai bahasa Arab tersebut.

20. Apakah anda merasa punya bakat dalam bahasa Arab?

JAWAB: Punya, buktinya kita bisa dan pandai membaca tulisan Arab. Itu

sudah menunjukkan bahwa kita punya bakat dalam Arab.

Page 105: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

108

Selain itu pula, bisa membaca bahasa Arab adalah bagian dari

empat keterampilan yang harus kita miliki.

21. Sejak kapan anda mulai menyukai bahasa Arab?

JAWAB: Sudah lama lah, karena saya pun tumbuh di lingkungan orang-

orang yang menyukai bahasa Arab, oleh sebab itu bakat, minat

dan motivas sudah ada pada diri ini. Maka sebenarnya bahasa

Arab itu menadi bagian dari beberapa cabang ilmu yang saya

sukai karena bahasa Arab menjadi bagaian yang tak terpisahkan

dari dari pengetahuan Islam, karena literatur-literatur yang

membahas tentang Islam itu terdiri dari bahasa Arab. Maka mau

atau tidak jika kita ingin memperdalam Islam harus bisa bahasa

Arab. Apalagi kaetika awal berkembangan Islam.

22. Apakah penjelasan dosen sudah dapat anda pahami dengan baik?

JAWAB: Iya Alhamdulillah sudah dapat saya pahami dan asyik lagi cara

mengajarnya, cara mengajarnya tidak menunjukkan

pembelajaran yang otoriter.

23. Apakah metode yang digunakan sudah sesuai dengan materi yang

disampaikan?

JAWAB: Metode ceramah, diskusi kelompok. Tergantunglah, dan

disesuaikan dengan materi yang disampaikan

24. Apakah tujuan pembalajaran itu sudah sampai pada anda sehingga

anda merasa dapat ilmu?

JAWAB: Insya Allah sampai karena saya merasa bahwa setelah mengikuti

pembelajaran bahasa Arab itu, pengetahuan bahasa Arab saya

bertambah.

25. Bagaimana teknik yang digunakan dosen anda?

JAWAB: Iya kalau teknik sepertinya juga menyesuaikan tergantung

materi yang yang disampaikan.

26. Apakah materi yang sampaikan sudah dapat dipahami dengan

baik?

Page 106: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

109

JAWAB: Iya, sudah. Karena materi yang disampaikan itu tegantung kita

masing karena materi yang disampaikan kita sudah lakukan

dengan baik.

27. Poendekatan yang digunakan desen anda seperti apa?

JAWAB: Biasa pendekatan induktif dan kadang Deduktif tergantunglah

pada sikon dan kondisi pada waktu itu.

Page 107: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

110

HASIL WAWANCARA DENGAN MAHASISWA PASCASARJANAIAIN PONTIANAK

Responden : Dedi Iskandar

Tempat/Tanggal : 10 September 2017

Waktu : 10 : 34 WIB

12. Linguistik17. Apakah anda bisa membedakan bunyi suatu huruf, misalnya antara huruf

Tsa dan Sa, Sya dan Sa dan Dza dan Tsa?

JAWAB: Sedikit memahami.

18. Apakah anda mengethui jika suatu huruf dalam bahasa Arab yang

berdekatan dalam Makharij al-Hurf mempunyai makna yang berbeda?

JAWAB: Kurang paham. Terlalu banyak pembahasan yang harus diingat.

Karena dalam bahasa Arab itu sedikit saja berubaha baik

harakat dan hurufnya maka mempunyai arti yang berdeda.

19. Dalam bahasa Arab ada persamaan kosa kata, misalnya Jalasa dan

Qa’ada, namun mempunyai yang hampir sama ya duduk. Namun jika

dianalisis secara mendalam mempunyai tujuan yang berbeda?

JAWAB: lah itu dia yang saya maksud. Kalimatnya berdeda tapi

mempnyai arti yang sama. Ini yang kadang membuat saya

pusing.

20. Apakah anda memahami berubahan suautu bentuk ke bentuk yang lain,

miasalnya Nashara, Yanshuru,Unsur?

JAWAB: Insya Allah pahamlah dikit demi sedikit. Kalau kalimatnya

susah ya susah juga. Intinya tergantung kalimatnya. Kalau

kailimat tersebut tidak asing, biasanya saya paham. Saya hanya

sedikit saja yang saya ketehui ilmu Sharf.

21. Apakah anda merasa kesulitan dalam memberi harokat dalam setiap

kalimat bahasa Arab?

JAWAB: Karena pengetahuan saya dalam Nahwu sangat minim. Jadi

masih sulit memberi harakat. Mau atau tidak kalau mau

Page 108: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

111

memberi harakat harus paham apa yang disebut dengan

Nahwu.

22. Kalau boleh tahu, قام حمید lafadz Hamidu, kedudukannya sebagai apa?

JAWAB: Insya Allah bisa. Terdiri Fi’il dan Fail.

23. Apakah anda menemukan kesulitan dalam mentarjamah bahasa Arab?

JAWAB: Dalam menterjemahkan bahasa arab ada beberapa kata yang

sudah dimengerti tetapi ada juga beberapa kata yang belum

dapat dimengerti

24. Ada emapat keterampilandalam bahasa Arab, yaitu; kalam, istima’

qira’ah dan kitabah, dari empat tersebut yang mana yang menurut anda

sulit?

JAWAB: Menurut saya Kalam dan Istima’ tidak terlalu suli tdan apabila

kitabah itu tidak terlalu sulit karena sudah perna dipelajari di

pesantren tetapi apabila tidak ada bentuk kalimatnya lumayan

bisa apabila di diktekan secara berlahan-lahan dan

keterampilan Qiro’ah kurang bisa

13. Non Linguistik

28. Apakah lingkungan di kampus ini sudah mendudkung anda untuk

mempelajari bahasa Arab?

JAWAB: Lingkungannya kurang mendukung, sebainya dalam

pembelajaran harus mencontoh strategia seperti metode di

pesantren yang menggunakan bahasa Arab dalam pelajaran

bahasa arab tetapi apabila menggunakan metode seperti di

pesantren juga kurang efektif karena tidak semuanya

memahami bahasa Arab

29. Apakah anda merasa punya bakat dalam bahasa Arab?

JAWAB: Kurang memilik bakat tetapi minat ada

30. Sejak kapan anda mulai menyukai bahasa Arab?

JAWAB: Sejak saya masuk kuliah ini lah. Dulu saya pernah belajar tapi

minat itu masih kurang. Kalau saja waktu itu minat saya seperti

Page 109: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

112

sekarang, Insya Allah akan sedikit berbeda dengan yang

sekarang.

31. Apakah penjelasan dosen sudah dapat anda pahami dengan baik?

JAWAB: Penjelasannya lumayan bagus tetapi yang saya kasihan apabila

siswa yang backgroundnnya bukan dari presantren karena takut

tidak dapat memahami yang dijelaskan dosen

32. Apakah metode yang digunakan sudah sesuai dengan materi yang

disampaikan?

JAWAB: Metode yang digunakan metede ceramah, diskusi dan lain

sebagainya. Tergantung pada materi yang disampaikanlah.

Pokok campuranlah.

33. Apakah tujuan pembalajaran itu sudah sampai pada anda sehingga

anda merasa dapat ilmu?

JAWAB: Sudah, apabila backgroundnnya presantren akan sejalan dengan

pelajaran yang di sampaikan tetapi itu juga kebanyakan masih

belum paham seperti siswa siswi yang begronnya bukan

berasal dari pesantren pasti itu sangat sulit untuk dipahami

34. Bagaimana teknik yang digunakan dosen anda?

JAWAB: Teknik tuga tergantung materi yang disampaikan oleh dosen

kami. Kadang teknik ini dan kadang teknik itu.

35. Apakah materi yang sampaikan sudah dapat dipahami dengan

baik?

JAWAB: Materi yang diberikan kita disuruh untuk mencari sendiri materi

tentang bahasa Arab kemudian diterjemahkan dan dicari

analisis kosa kata, analisis mufrodat, analisis Nahwu dan Sharf.

36. Poendekatan yang digunakan desen anda seperti apa?

JAWAB: Pendekatan yang dilakukannya lumayan bagus karena dia cepat

merespon dan apabila bertanya dia memberi pertanyaan secara

menyeluruh dan suka bertanya jawab

Page 110: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

113

HASIL WAWANCARA DENGAN MAHASISWA PASCASARJANAIAIN PONTIANAK

Responden : Buhari Gunawan

Tempat/Tanggal : 20 Agustus 2017

Waktu : 10 : 34 WIB

14. Linguistik25. Apakah anda bisa membedakan bunyi suatu huruf, misalnya antara huruf

Tsa dan Sa, Sya dan Sa dan Dza dan Tsa?

JAWAB: Ia bisa, Cuma kesulitannya jika dalam bentuk dialog. Kalau

dalam bentuk tulisan Insya Allah bisa karena bisa dipandang

dan dilihat dengan indra penglihatan, tentu itu bisa dibedakan.

26. Apakah anada mengethui jika suatu huruf dalam bahasa Arab yang

berdekatan dalam Makharij al-Hurf mempunyai makna yang berbeda?

JAWAB: Insya Allah bisa. Namun saya pribadi masih sulit karena saya

belum begitu paham dengan bahasa Arab. Jadi, saya bisa

membedakan jika dalam bentuk tulisan

27. Dalam bahasa Arab ada persamaan kosa kata, misalnya Jalasa dan

Qa’ada, namun mempunyai yang hampir sama ya duduk. Namun jika

dianalisis secara mendalam mempunyai tujuan yang berbeda?

JAWAB: Kalau itu masih kurang dan masih kesulitan membedakannya

karena kami hanya belajar secara umum. Tapi saya pribadi

mengetahui bahwa dalam bahasa Arab juga ada kosa kata yang

mempunyai arti yang sama namun agak berdeda dalam

pengertian.

28. Apakah anda memahami berubahan suautu bentuk ke bentuk yang lain,

miasalnya Nashara, Yanshuru,Unsur?

JAWAB: Ia, cuma kadang masih bingung bahwa kalimat ini kata

dasarnya yang ini, dan itu turunan dari ini. Gitu aja kesulitan

yang saya rasakan karena mungkin harus belajar Shorf secara

khusus.

Page 111: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

114

29. Apakah anda merasa kesulitan dalam memberi harokat dalam setiap

kalimat bahasa Arab?

JAWAB: Masalah memberi harakat juga sangat kesulitan. Hal ini saya

rasakan karena saya tidak paham dan mengerti apa yang

dinamakan Mubtada’, Khabar, Fail dan lain sebagainya lah

karena terlalu banyak yang harus diingat.

30. Kalau boleh tahu, قام حمید lafadz Hamidu, kedudukannya sebagai apa?

JAWAB: Tidak tahu. Kalau tidak salah lafadz Qamᾶ itu fi’il tapi gk tahu

setelahnya.

31. Apakah anda menemukan kesulitan dalam mentarjamah bahasa Arab?

JAWAB: Lah ini tentu. Saya bisa jika dalam bentuk tulisan dan dicari

dalam kamus setiap kata yang terdapat dalam teks tersebut.

Itupun masih kesulitan karena sering tidak tahu akar katanya.

32. Ada emapat keterampilandalam bahasa Arab, yaitu; kalam, istima’

qira’ah dan kitabah, dari empat tersebut yang mana yang menurut anda

sulit?

JAWAB: Sepertinya yang tidak kami rasakan itu hanya pada Maharatul

Qira’ah saja, namun jika teks tersebut sudah terdapat harakat

dan karena bisa langsung dilihat. Dan yang sangat saya rasakan

kesulitan itu pada aspek Kalam, selain tidak terbiasa emang

belum bisa berbahasa Arab.

15. Non Linguistik

37. Apakah lingkungan di kampus ini sudah mendudkung anda untuk

mempelajari bahasa Arab?

JAWAB: Sama sekali tidak karena bahasa Indonesia, jadi kalau misalnya

lingkungan menggunakan bahasa Arab, tentu saya aakan

menyesuaikan dan memungkinkan saya bisa berbicara

menggunakan bahasa Arab seperti mereka yang berbicara

bahasa Arab.

Page 112: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

115

38. Apakah anda merasa punya bakat dalam bahasa Arab?

JAWAB: Punya walaupun sedikit. Tapi walaupun punya bakat namun

tidak diasah, maka itu akan sama aja. Mungkin sedikit banyak

bakat saya sudah terasah. Kerena bahasa Arab ini hanya 2 SKS

maka memungkin juga bakat saya hilang kembali.

39. Sejak kapan anda mulai menyukai bahasa Arab?

JAWAB: Saya suka bahasa Arab itu ya sejak saya belajar di sini. Karena

mungkin ini saat ini sudah mulai berfikir. Kalau wktu di S1 rasa

ingin tahu itu belum tumbuh.

40. Apakah penjelasan dosen sudah dapat anda pahami dengan baik?

JAWAB: Alhamduillah sudah. Karena oleh desan kita, Dr. Rahmap, sudah

dijelaskan dengan baik. Cuma semua itu kembali pada saya-nya

juga, sehebat apapkun dosen menjelaskan jika tidak kami

pelajari dengan baik maka itu akan sia-sia saja.

41. Apakah metode yang digunakan sudah sesuai dengan materi yang

disampaikan?

JAWAB: Dr. Rahmap, tidak terpaku pada satu metode, metode yang

digunakan menggunakan metode campuran. Jadi tergantung

kondisi dan situasinya.

42. Apakah tujuan pembalajaran itu sudah sampai pada anda sehingga

anda merasa dapat ilmu?

JAWAB: Secara pribadi bagi saya sudah sampai. Karena disampaikan

dengan sesuai dan menjelasan yang baik pula.

43. Bagaimana teknik yang digunakan dosen anda?

JAWAB: Tekniknya bagus dan dapat dipahami apa yang disampaikan

dengan, intinya sesuai dengan apa yang menjadi tujuan

penelitian tersebut.

44. Apakah materi yang sampaikan sudah dapat dipahami dengan

baik?

JAWAB: Alhamdulillah dapat kami terima dengan baik. Materinya

dibebaskan bagi setiap individu, intinya tentang “pendidikan”,

Page 113: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

116

setelah itu kita yang menganalisa baik itu sintaksis, morfologi,

simantik, dan lain sebagainya. Intinya belajar bahasa Arabnya

sangat menyenangkan dan menyesuaikan dengan kemampuan

kita masing-masing.

45. Poendekatan yang digunakan desen anda seperti apa?

JAWAB: Kalau pendekatan yang digunakan lebih pada pendekatan

deduktif dan induktif.

Page 114: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

117

HASIL WAWANCARA DENGAN MAHASISWA PASCASARJANAIAIN PONTIANAK

Responden : Asnal

Tempat/Tanggal : 11 Agustus 2017

Waktu : 10 : 34 WIB

16. Linguistik33. Apakah anda bisa membedakan bunyi suatu huruf, misalnya antara huruf

Tsa dan Sa, Sya dan Sa dan Dza dan Tsa?

JAWAB: bisa

34. Apakah anada mengethui jika suatu huruf dalam bahasa Arab yang

berdekatan dalam Makharij al-Hurf mempunyai makna yang berbeda?

JAWAB: bisa. Isim kan kata benda, fi’il kan kata kerja, jadikan berbeda.

35. Dalam bahasa Arab ada persamaan kosa kata, misalnya Jalasa dan

Qa’ada, namun mempunyai yang hampir sama ya duduk. Namun jika

dianalisis secara mendalam mempunyai tujuan yang berbeda?

JAWAB: bisa

36. Apakah anda memahami berubahan suautu bentuk ke bentuk yang lain,

miasalnya Nashara, Yanshuru,Unsur?

JAWAB: Bisa. Karena saya pribadi sudah punya modal dalam

memahami itu semua, karena saya emang berlatar belakang

dari pondok

37. Apakah anda merasa kesulitan dalam memberi harokat dalam setiap

kalimat bahasa Arab?

JAWAB: Iya tidak juga, selain saya sudah punya latar belakang dari

pondok pesantren, dan itu menjadi modal utama saya dalam

memberi harakat.

38. Kalau boleh tahu, قام حمید lafadz Hamidu, kedudukannya sebagai apa?

JAWAB: Bisa lah. Fi’il dan Fail kan. Insya Allah bisa.

39. Apakah anda menemukan kesulitan dalam mentarjamah bahasa Arab?

Page 115: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

118

JAWAB: Terjemahkan ya kesulitan kalau tidak tau artinya, tetpi kalau

bahasa yang biasa dalam seharti-hari tau.

40. Ada emapat keterampilandalam bahasa Arab, yaitu; kalam, istima’

qira’ah dan kitabah, dari empat tersebut yang mana yang menurut anda

sulit?

JAWAB: kalam ini kan berbicara, kitabah menulis, istima’ mendengar,

qiro’ah membaca. yang paling susah itu istima’, kalau menulis

bisa lah, membacakan bisa lah, Kalau berbicara bisa lah

sedikit.

17. Non Linguistik

46. Apakah lingkungan di kampus ini sudah mendudkung anda untuk

mempelajari bahasa Arab?

JAWAB: tidak begitu, kalau mau berbicara bahasa Arab mungkin khusus

misalnya qaza, atau qadha nasuru, qadha yang memang terjun

dalam bahasa arab, kalau disini saya kurang mendukung,

soalnya susah karena disinikan dunia kampus. tidak juga, kalau

pasca kan memang dari istilah bahasa dewasa sudah tau metode

dan caranya kita belajar sendiri pun bisa secara otodidak, secara

penghafalan mumprodak itu kan bisa kita sendiri kecuali

memang nahwunya yang harus belajar, tetapikan kalau sudah

tau dasarnya, awalnya, saya kira lingkungannya kan harus

mendukung juga kita disini pasca kan cuman 2 minggu sekali,

tidak bisa kecuali yang rutin.

47. Apakah anda merasa punya bakat dalam bahasa Arab?

JAWAB: Bakat ada, minat juga ada,

48. Sejak kapan anda mulai menyukai bahasa Arab?

JAWAB: Semangat saya kalau belajar bahasa inggris dan bahasa arab.

49. Apakah penjelasan dosen sudah dapat anda pahami dengan baik?

JAWAB: Tidak

50. Apakah metode yang digunakan sudah sesuai dengan materi yang

disampaikan?

Page 116: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

119

JAWAB: metodenya kemaren, saya tidak tau ya soalnya saya kan pasca

kira-kira dalam belajar bahasa arab sama saja soalnya metode ini

kan harus dipakai walaupum dia SMP, SMA, SANAWIA,

ALIYA, GURU, kalau memang mahasiswa tidak tau maka

harus dijelaskan dari awal, dan dari dasarnya.

51. Apakah tujuan pembalajaran itu sudah sampai pada anda sehingga

anda merasa dapat ilmu?

JAWAB: tujuan pembelajaran kemaren kira-kira saya kurang, karna kan

hanya 1 semester biasakan hanya membuat makalah, itu sih indikasi kita

sendiri, memnag sih ada penjelsan dari dosen tentang nahwu dan sohrof

nya. Ya, kira-kira masih kurang lah bagi saya sendiri.

52. Bagaimana teknik yang digunakan dosen anda?

JAWAB:

53. Apakah materi yang sampaikan sudah dapat dipahami dengan

baik?

JAWAB:

54. Poendekatan yang digunakan desen anda seperti apa?

JAWAB: Ya seperti biasalah, kayak pembelajaran seperti biasanya.

Page 117: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

94

KISI-KISI PENELITIAN

No Fokus Sub Fokus Indikator SubyekPenelitian

Teknik Alat Item

1

ProblematikaPembelajaranBahasa Arab diPascasarjan IAINPontianak (StudiKasus pada ProdiPAI Semester IKelas Reguler ATahun 2017)

Bagaimanaproblem linguistikdalampembelajaranbahasa Arab bagimahasiswa PAIsemester I kelasreguler APascasarjana IAINPontianak tahun2017

1. Fonetik2. Fonemik3. Semantik4. Morfologi5. Sintaksis6. Paragraf7. Tarjamah8. Keterampilan

Kalam9. Keterampilam

Istima’10. Keterampilam

Kitabah11. Keterampilam

Qira’ah

MahasiswaPascasarjana

IAINPontianakProdi PAISemester I

KelasReguler A

Observasi&

Wawancara

PedomanObservasi

&Pedoman

Wawancara

1-6

2

Bagaimanaproblem nonlinguistik dalampembelajaranbahasa Arab bagimahasiswa PAIsemester I kelasreguler APascasarjana IAINPontianak tahun2017?

1. Lingkungan2. Bakat3. Minat4. Metode5. Materi6. Pendekatan

MahasiswaPascasarjana

IAINPontianakProdi PAISemester I

KelasReguler A

Observasi&

Wawancara

PedomanObservasi

&Pedoman

Wawancara

7-8

Page 118: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

95

PEDOMAN OBSERVASI

No Aspek Pengamatan Indikator Subyek yang diamati keterangan

1

1. Fonetik (‘ilm al-aswa>t)

2. Fonemik (‘ilm al-funema>t)

3. Sejarah linguistik(ta>ri>kh al-lugah),

4. Semantik (‘ilm al-ma’a>ni)

5. Morfologi (‘ilm al-s|arf )

6. Dan sintaksis (‘ilm al-nahw).

1. Membedakan Makharij al-Hurf,khususnya huruf yang berdekatan dalampengucapan

2. Membedakan Makharij al-Hurf,khususnya huruf yang berdekatan dalamperubahan makna

3. Menganalisa perkembangan maknasuatu kalimat

4. Mengetahui tanda baca5. Mengethui bentuk dasar kalimat6. Mengethui posisi kalimat

Mahasiswa

21. Bakat2. Minat3. Lingkungan

1. Latar belakang pendidikan2. Keseriusan dalam belajar3. Menggunakan bahasa Arab yang telah

diketahui

Mahasiswa

Page 119: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

97

PEDOAMAN WAWANCARA

Pewawancara :

Responden :

Tempat/Tanggal :

Waktu :

A. Linguistik1. Apakah anda bisa membedakan bunyi suatu huruf, misalnya antara huruf

Tsa dan Sa, Sya dan Sa dan Dza dan Tsa?

2. Apakah anada mengethui jika suatu huruf dalam bahasa Arab yang

berdekatan dalam Makharij al-Hurf mempunyai makna yang berbeda?

3. Apakah anda tahu bahwa bahasa Arab mengalami perkembangan?

4. Dalam bahasa Arab ada persamaan kosa kata, misalnya Jalasa dan

Qa’ada, namun mempunyai yang hampir sama ya duduk. Namun jika

dianalisis secara mendalam mempunyai tujuan yang berbeda?

5. Apakah anda memahami berubahan suautu bentuk ke bentuk yang lain,

miasalnya Nashara, Yanshuru,Unsur?

6. Apakah anda merasa kesulitan dalam memberi harokat dalam setiap

kalimat bahasa Arab?

7. Kalau boleh tahu, قام حمید lafadz Hamidu, kedudukannya sebagai apa?

8. Apakah anda menemukan kesulitan dalam mentarjamah bahasa Arab?

9. Ada emapat keterampilandalam bahasa Arab, yaitu; kalam, istima’

qira’ah dan kitabah, dari empat tersebut yang mana yang menurut anda

sulit?

B. Non Linguistik

1. Apakah lingkungan di kampus ini sudah mendudkung anda untuk

mempelajari bahasa Arab?

2. Apakah anda merasa punya bakat dalam bahasa Arab?

3. Sejak kapan anda mulai menyukai bahasa Arab?

4. Apakah penjelasan dosen sudah dapat anda pahami dengan baik?

Page 120: LAPORAN HASIL PENELITIAN KOLABORATIFaps-s2pai.iainptk.ac.id/.../2019/03/Rahmap-2017-1.pdf · 2019. 3. 27. · laporan hasil penelitian kolaboratif problematika pembelajaran bahasa

98

5. Apakah metode yang digunakan sudah sesuai dengan materi yang

disampaikan?

6. Apakah tujuan pembalajaran itu sudah sampai pada anda sehingga anda

merasa dapat ilmu?

7. Bagaimana teknik yang digunakan dosen anda?

8. Apakah materi yang sampaikan sudah dapat dipahami dengan baik?

9. Poendekatan yang digunakan desen anda seperti apa?

10. Dalam bahasa Arab, kesulitan yang anda rasakan dalam aspek apa aja?