laporan hasil pembinaan keluarga dan penanggulangan penyakit gizi

48
LAPORAN HASIL PEMBINAAN KELUARGA DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT GIZI KURANG DENGAN PEMBERIAN ASUPAN BERGIZI 4 SEHAT 5 SEMPURNA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA I Made Rai Raditya Nugraha 0502005060

Upload: nyoman-radiastra

Post on 21-Jul-2015

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN HASIL PEMBINAAN KELUARGA DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT GIZI KURANG DENGAN PEMBERIAN ASUPAN BERGIZI 4 SEHAT 5 SEMPURNA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA

I Made Rai Raditya Nugraha 0502005060

I Nyoman Mentik

NO

NAMA

HUBUNGAN

JK

USIA

PENDIDIKAN

PEKERJAAN

KET

1

I Nyoman Mentik

KK

L

30 th

Tamat SD

Petani

2

Wayan Ceraki

Istri

P

34 th

Tamat SD

Petani

3

Wayan Suri

Anak

P

1,5 th

-

Lingkungan Fisik Rumah Bapak Nyoman luas 1 are dan sekitar rumahnya dikelilingi ladang luasnya 30 are. Lingkungan rumah Bapak Nyoman terdiri dari 2 bangunan yaitu bangunan utama terdiri dari kamar, dan bangunan satunya lagi terdiri dari dapur dan kamar mandi. Bangunan utama milik Bapak Nyoman sudah permanen dengan luas sekitar 6 m x 7 m. Terdiri dari 2 kamar tidur dan teras. Tembok terbuat dari batako hanya disemen tanpa diaci, atap rumah dari genteng, dan lantai semen. Kondisi dalam ruangan cukup rapi dan bersih.

Cont Keluarga Bapak Nyoman memasak dengan menggunakan tungku berbahan bakar kayu dan menggunakan kompor gas. Bangunan dapur menggunakan dinding batako dan berlantai semen. Sumber penerangan berasal dari PLN. Sumber air susah didapatkan pada daerah ini, sehingga keluarga Bapak Nyoman menimba dari sumber air terdekat, mengunakan bak penampungan air hujan atau langsung ke sungai yang tidak jauh dari rumah tinggal Bapak Nyoman.

Status Sosial ekonomi Penghasilan per bulan Rp 550.000,00 Rata2 pengeluaran per bulan Rp 400.000

Masalah Kesehatan KK Nyoman Mentik: Anak KK Wayan Suri menderita gizi kurang sejak berumur 6 bulan, saat pertamakali dibawa ke posyandu untuk menimbang berat badan. Saat itu berat badan Wayan sekitar 6 kg dan tinggi 65 cm.

Ketut KantunNO NAMAHUBUNGA N

J.K USIA PENDIDIKAN PEKERJAAN

KET.

1

I Ketut Kantun

KK

L

48

Tamat SD

Petani

2

Ni Nengah RemaI Wayan Darpa

Istri

P

41

Tamat SD

Petani

3

Anak

L

11

SMP kls 3

-

Lingkungan Fisik luas area rumah 2 are. Terdiri dari 1 bangunan utama yang terdiri dari 2 kamar tidur dan teras, 1 kamar mandi dan 1 dapur. Tembok bangunan utama memakai batako bercat berwarna cream, beratap genteng dan berlantai tegel.

Status Sosial Ekonomi Pekerjaan sebagai petani Penghasilan sebulan rata2 : Rp 1.300.000 Pengeluaran sebulan rata2: Rp 1.035.000No 1 MAKAN : a. Beras b. Lauk-Pauk 2 Listrik, Air, Bahan Bakar a. Listrik b. Air bersih Rp 65.000,00 Rp 150.000,00 Rp 300.000,00 Jenis Pengeluaran Bulanan

c. Tabung Gasd. Bensin e. Lain-lain (biaya sekolah anak)

Rp. 70.000,00Rp. 300.000,00 Rp. 150.000,00

4

Jumlah pengeluaran per bulan

Rp 1.035.000,00

Rumusan Masalah Hipertensi sejak kurang lebih enam bulan yang lalu. Penderita mengeluh merasa pusing yang hilang timbul Tekanan darah tinggi dikatakan terkontrol dan pak Ketut telah mengurangi makan-makanan tinggi garam.

Keluarga Nengah KanyaNO NAMA HUBUNGAN J.K USIA PENDIDIKAN PEKERJAAN KET.

1

Nengah Kanya

KK

L

30

Tamat SD

Petani

2

Ni Ketut Darni

Istri

P

26

Tamat SD

Petani

3

Ni Wayan Kunti

Anak

P

5

Belum sekolah

-

4

I Nengah Sura

Anak

L

4

Belum sekolah

-

5

I Wayan Dalun

Ayah

L

58

Tamat SD

Petani

Lingkungan Fisik Terdapat 4 bangunan yaitu bangunan utama yang didalamnya termasuk 1

ruang tidur dan teras yang cukup luas. Bangunan utama berukuran sekitar 4 x 5 m Bangunan lainnya yaitu ruang tidur ayah KK, Dapur, kamar mandi. Rumah dengan ukuran tanah sekitar 2 are ini tampak sepi dan lenggang. Sumber penerangan berasal dari PLN. Sumber mata air berasal dari air hujan yang ditampung.

Sosial EkonomiNengah Kanya sebagai petani Penghasilan berkisar 1.200.000/bulan.

No 1 MAKAN : a. Beras b. Lauk-Pauk 2

Jenis Pengeluaran

Bulanan

Rp 200.000,00 Rp 300.000,00

Listrik, Air, Bahan Bakar a. Listrik b. Air bersih c. Bensin d. Tabung Gas Rp 45.000,00 Rp 60.000,00 Rp. 80.000,00

e. lain-lain

Rp. 100.000,00

3

Jumlah pengeluaran per bulan

Rp 785.000,00

Rumusan Masalah Ayah KK menderita tekanan darah tinggi sejak 2 bulan yang lalu, namun penderita

merasa biasa-biasa saja. Sejak 1 tahun belakangan ia sering merasa sakit kepala setidaknya sekali dalam seminggu, namun keluhan tersebut biasanya membaik setelah meminum obat sakit kepala yang dibeli di warung, sehingga ia tetap dapat melakukan aktifitasnya sehari hari. Dari hasil pemeriksaan di puskesmas baru kemudian diketahui bahwa tekanan darahnya tinggi yaitu 180/100 mmHg. Setelah minum obat tersebut ia merasa lebih baik, sehingga setelah obat habis ia tidak memeriksakan diri lagi ke puskesmas, karena merasa sudah sehat.

KEGIATAN PADA KELUARGA BINAANPromosi Kesehatan Memberikan KIE tentang penyakit yang diderita anggota keluarga binaan Masalah kebersihan rumah diatasi dengan cara memberi KIE pentingnya menjaga kebersihan rumah bagi kesehatan. Masalah air yang tidak tersedia dapat diatasi dengan membeli air atau mengalirkan air dari pusat penampungan air3 Memberikan KIE bahwa lubang tempat BAB letaknya harus cukup jauh dari tempat penampungan air sehingga tidak mencemari air bersih mereka dan juga harus ditutup dengan tanah agar tidak mencemari lingkungan sekitar.

KEGIATAN PADA KELUARGA BINAANNyoman Mentik: Promosi kesehatan berupa konsumsi makanan yang cukup mengandung kalori dan zat-zat gizi yang essensial. Ibu penderita juga dimotivasi untuk dapat menghidangkan komponen makanan secara serasi dan seimbang dalam 4 sehat 5 sempurna, yang terdiri atas nasi (atau penggantinya), lauk pauk, buah, sayur serta susu. Ibu penderita diingatkan untuk menimbang anaknya secara rutin di posyandu setiap bulan sampai ia berusia 5 tahun.

I Ketut Kantun:

Memberikan penjelasan kepada Bapak Wayan bahwa tekanan darahtersebut biasanya dipengaruhi oleh gaya hidup dan pola makan, selain itu jika tidak diobati dan dikontrol akan menimbulkan beberapa komplikasi.

Nengah Kanya:

Menjelaskan penyakit hipertensi yang diderita Menyarankan mengurangi makan bergaram, daging-daging dan untuk alternative makanan dapat mengkonsumsi mentimun atau bawangbawangan

Partisipasi Keluarga Binaan Setiap Kegiatan

Nyoman Mentik: Bapak Nyoman dan istrinya sudah pernah diinformasikan bahwa anaknya menderita gizi kurang dan harus rutin untuk ditimbang di Posyandu dan diberikan makanan yang bergizi cukup dan makanan tambahan. Keluarga Bapak Nyoman cukup kooperatif dalam menceritakan

masalah kesehatan yang ada dalam keluarganya dan menerima sarandan masukan yang diberikan oleh penulis.

I Ketut kantun Bapak Ketut Kantun dan istrinya menyimak dengan baik informasi yang diberikan oleh penulis mengenai hipertensi Setelah kunjungan ke 3, Bapak Ketut berniat untuk memeriksakan diri ke Puskesmas.

Nengah Kanya: Bapak Nengah Kanya ikut membantu penulis menjelaskan kepada ayahnya tentang penyakit hipertensi Bapak Nengah menjelaskan bagaimana keluhan yang dialami

ayahnya dan dan mendiskusikan makanan apa yang menjadipantangan untuk hipertensi. Menyarankan untuk mengurangi konsumsi makanan mengandung

garam dan kadar lemaknya tinggi Kemudian disarankan juga untuk olahraga ringan, seperti menyapu, bersih-bersih rumah dan memberikan makan ternak.

HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN Kegiatan promosi kesehatan yang dilakukan pada ketiga keluarga binaan berjalan dengan lancar. Ketiga keluarga binaan mulai melakukan perubahan sederhana tahap demi tahap seperti membersihkan rumah Antar anggota keluargapun memiliki rasa peduli dan saling memotivasi untuk segera merubah pola hidup dan segera memeriksakan diri ke dokter atau Puskesmas terdekat

Keluarga Bapak Nyoman Mentik berusaha untuk menjalani hidupnya

seperti biasa dan mengikuti saran bidan puskesmas mengenai masalahgizi kurang yang dialami anaknya. Mereka telah mengetahui bagaimana cara agar laju pertumbuhan

anaknya dapat kembali normal Mereka mengusahakan dengan lebih mementingkan keperluan asupan gizi anaknya dibandingkan dengan keperluan yang lainnya.

Bapak Ketut Kantun memiliki komitmen yang kuat untuk mengurangi dan menghindari makanan yang mengandung banyak lemak dan kadar

garam yang tinggi. Bapak Nengah Kanya mendukung ayahnya untuk memeriksakan diri ke dokter dan mengurangi konsumsi makanan yang kadar garamnya tinggi

dan rajin berolahraga. Istrinya menyediakan menu masakan yang tidak terlalu banyak mengandung garam

KESIMPULAN Dari Ketiga keluarga binaan satu keluarga memiliki masalah kesehatan yang cukup serius, dan dan sebagian besar penyakit yang ditemukan pada KK binaan lainnya dipengaruhi oleh gaya hidup. Keluarga binaan mahasiswa memiliki lingkungan fisik pada beberapa bagian rumah yang kurang sehat. Terdapat persepsi yang masih salah tentang konsep sehat-sakit di lingkungan keluarga binaan yang kemungkinan disebabkan rendahnya tingkat pendidikan. Selama kegiatan PPD ini penulis mempraktekkan teori kedokteran keluarga, yaitu dengan memberikan KIE dan motivasi baik kepada pihak penderita dan juga keluarganya tentang penyakit yang dihadapi

Saran Seluruh anggota keluarga hendaknya turut mendukung proses pengobatan penderita, baik dengan menyediakan makanan yang sesuai dengan pola diet penderita dan minum obat secara teratur Persepsi sehat-sakit yang salah di masing-masing keluarga binaan diubah secara perlahan dengan melibatkan dukungan kader-kader kesehatan dan peran serta pihak puskesmas yang lebih intensif

PENANGGULANGAN PENYAKIT GIZIKURANG DENGAN PEMBERIAN ASUPAN BERGIZI 4 SEHAT 5 SEMPURNA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA

Latar Belakang Kasus Wayan Suri, perempuan berumur 1,5 tahun, dikatakan lahir normal

ditolong bidan desa dengan berat 2600 gram dengan panjang 48cm. Saat lahir dikatakan normal dan tidak ada kelainan bawaan.

NO

NAMA

HUBUNGAN

J.K

USIA

PENDIDIKAN

PEKERJAAN

KET.

1

Nyoman Mentik

KK

L

30th

Tamat SD

Petani

2

Wayan Ceraki

Istri

P

34th

Tamat SD

Petani

3

Wayan Suri

anak

P

1,5 th

-

-

Riwayat Kasus Wayan Suri diketahui mengalami gizi kurang sejak berumur 6 bulan, pada saat dibawa ke posyandu untuk menimbang berat badan. Saat itu berat badan Wayan sekitar 6 kg dan tinggi 65 cm. Karena jarang dibawa ke posyandu maka pemantauan terhadap berat badan Wayan sulit dipantau. Wayan Suri awalnya mengalami keluhan berupa sering sakit, tidak ada nafsu makan, malas untuk bermain dan berjalan. Pada umur sekitar 3 bulan Wayan sempat mengalami kejang karena panas yang tinggi.

Batuk, pilek ataupun diare menjadi penyakit yang tidak jarang dialami oleh

penderita. Biasanya Wayan berobat ke Puskesmas. Pada umur 6 bulan orang tua baru merasakan Wayan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Petugas Puskesmas menekankan agar Wayan diberikan makanan yang bergizi, susu formula ataupun makanan tambahan lainnya.

Karena alasan biaya Wayan hanya diberikan makanan yang ia sukai danminuman air tajin.

Riwayat Pengobatan Wayan Suri sempat di bawa ke Puskesmas Pembantu Pengotan 2 sebanyak tiga kali. Dikatakan bahwa keadaan yang dialami penderita masih akan kembali normal dan disarankan selain diberikan terapi dari Puskesmas, disarankan juga dukungan dari keluarga yaitu memenuhi kebutuhan gizi agar dapat memeperbaiki kondisi penderita.

Keadaan Penderita Saat Ini Saat ini penderita tampak kurus, dengan berat badannya 8 kg.

Dari tanda vital didapatkan, nadi 100 x/menit, laju respirasi 26x/menit.hanya bisa duduk dengan kuat dan berdiri dengan memegang tembok atau pilar dirumahnya, penderita belum bisa berjalan.

Untuk mengurus dirinya sendiri sepenuhnya masih dibantu oleh orangtuanya.

Lingkungan Fisik Rumah Bapak Nyoman luas 1 are dan sekitar rumahnya dikelilingi ladang luasnya 30 are. Lingkungan rumah Bapak Nyoman terdiri dari 2 bangunan yaitu bangunan utama terdiri dari kamar, dan bangunan satunya lagi terdiri dari dapur dan kamar mandi. Bangunan utama milik Bapak Nyoman sudah permanen dengan luas sekitar 6 m x 7 m. Terdiri dari 2 kamar tidur dan teras. Tembok terbuat dari batako hanya disemen tanpa diaci, atap rumah dari genteng, dan lantai semen. Kondisi dalam ruangan cukup rapi dan bersih.

Cont Keluarga Bapak Nyoman memasak dengan menggunakan tungku berbahan bakar kayu dan menggunakan kompor gas. Bangunan dapur menggunakan dinding batako dan berlantai semen. Sumber penerangan berasal dari PLN. Sumber air susah didapatkan pada daerah ini, sehingga keluarga Bapak Nyoman menimba dari sumber air terdekat, mengunakan bak penampungan air hujan atau langsung ke sungai yang tidak jauh dari rumah tinggal Bapak Nyoman.

Aspek Sosial Ekonomi Keluarga Kasus KK bekerja sebagai petani Penghasilan Rp.550.000 sampai Rp.700.000. Istri KK juga petani juga, namun semenjak mempunyai anak (Wayan) tidak bekerja lagi. Untuk keperluan bulanan keluarga binaan menghabiskan kurang lebih 400 ribu rupiah. Tapi untuk bisa menyediakan daging sebagai lauk sehari-hari dirasakan masih dirasakan belum bisa.

Aspek Sosial Budaya Keluarga Kasus Keluarga Nyoman Mentik cukup aktif dalam kegiatan banjar. Ia selalu menghadiri bila ada upacara adat di desanya. Keluarga binaan terbiasa untuk makan dengan tangan, istri KK juga selalu menyuapi Wayan dengan tangan. Untuk memantau pertumbuhan anaknya, istri KK mengunjungi posyandu untuk melakukan penimbangan, namun diakui tidak dilakukan secara rutin dan Kartu Menuju Sehat (KMS) yang berisi catatan perkembangan anaknya tidak disimpan sehingga tidak bisa diketahui dengan pasti.

Sosial Psikologis Keluarga Binaan Hubungan KK dengan seluruh anggota keluarganya sangat baik. Mereka saling membantu dalam mengerjakan segala tugas di rumah. Dari pengamatan yang dilakukan terhadap keluarga binaan selama 4 minggu, tampaknya penderita jarang ditegur oleh orang tuanya.

Mereka cenderung membiarkan anaknya bermain di halaman yang kotor,dan menyantap makanan yang tidak jelas kandungan gizinya.

RUMUSAN MASALAH DAN SOLUSINYAStatus Kesehatan Anggota Keluarga Wayan Suri saat ini berusia 1,5 tahun memiliki berat badan 8,3 kg dan tinggi badan 73 cm. Menurut kriteria Nelson, ia termasuk penderita gizi kurang (77%). Wayan diketahui menderita gizi kurang sejak berusia 6 bulan. Menurut ibunya, ASI yang pertama kali keluar sudah diberikan pada Wayan. Pada umur 5 bulan Wayan telah diberikan makanan seperti buah-buahan, bubur, atau tipat. Sejak usia 1 tahun ia mulai diberikan nasi biasa dan biasanya dicampur minyak kelapa dan garam tanpa lauk pauk hingga saat ini

Wayan juga dikatakan sempat lemas dan muntah-muntah 3 bulan lalu.

Ibu membawanya ke RSUD Bangli untuk diperiksa dan anak membaiksetelah diberi obat 3 hari kemudian.

Wayan Suri dikatakan sering sakit-sakitan terutama sering sekali diare dan lemas.

Selain itu tidak jarang juga anggota keluarga yang lain mengalami diare dan infeksi saluran nafas atas, kemungkinan ini terkait dengan kebersihan

lingkungan

Persepsi Keluarga Tentang Konsep Sehat Sakit KK beranggapan makanan yang di berikan berupa nasi yang dilembekkan dengan air serta dicampur minyak, garam dan makanan tambahan yang di dapat dari posyandu tiap bulannya sudah cukup Bila ada anggota keluarga yang sakit, mereka biasa membiarkannya

sampai sembuh sendiri dan baru dibawa ke bidan atau puskesmas bila penyakit itu bertambah berat. KK mengatakan ia dan keluarganya lebih percaya pada pengobatan medis, dibandingkan dengan pengobatan alternatif. Namun bila penyakit itu lama tidak sembuh-sembuh meskipun sudah

berobat ke dokter, maka ia akan menempuh jalur alternatif.

Solusi Masalah Kesehatan di Keluarga Binaan Memberikan informasi dan edukasi pada ibu penderita mengenai pentingnya makan makanan yang bergizi Makanan bergizi bagi anak, khususnya balita, terdiri dari 3 komponen utama, yaitu : zat tenaga (karbohidrat dan lemak), zat pembangun (protein), dan zat pengatur (vitamin dan mineral). Ibu penderita dimotivasi untuk dapat menghidangkan ketiga komponen makanan tersebut secara serasi dan seimbang. Penulis membawakan makanan tambahan berupa biskuit bagi balita yang harganya terjangkau dan mudah di dapatkan

Selain kandungan nutrisi yang lengkap, hidangan yang disajikan

sebaiknya tidak monoton. Penulis memberikan multivitamin untuk menambah nafsu makan dan juga meningkatkan daya tahan tubuhnya

Ibu penderita diingatkan untuk menimbang anaknya secara rutin diposyandu setiap bulan sampai ia berusia 5 tahun KK dan keluarganya dimotivasi untuk meningkatkan higienis perorangan

dan lingkungannya.

Anak juga memerlukan kasih sayang dari orang tua, yang akan

mempengaruhi perkembangan mental dan sosialnya. Kasih sayang memberikan kehangatan, rasa aman tetapi juga harus menerapkan disiplin.

KK dan keluarganya dimotivasi untuk tidak saja memanjakan danmenuruti kemauan anaknya, tapi juga bisa memaksa anaknya untuk makan makanan yang sudah disediakan dan diketaahui kandungan gizinya

Kesimpulan1. Wayan Suri menderita gizi kurang sejak berumur 6 bulan. 2. Faktor resiko yang menyebabkan terjadinya gizi kurang pada Ni Wayan

Suri

adalah akibat konsumsi makanan yang tidak cukup mengandung

kalori dan zat-zat gizi yang essensial dan keberhasilan penatalaksanaan gizi kurang

3. Kurangnya pengetahuan tentang pemberian makanan yang bergizi yangberkaitan dengan pola penyajian makanan, kurangnya disiplin pada anak dan kurangnya higiene lingkungan rumah juga mempengaruhi terjadinya

kasus gizi kurang tersebut.4. Telah ada upaya untuk menyediakan makanan yang baik untuk anaknya, seperti buah, dan daging, namun sifatnya tidak kontinyu.

Saran1. Orang tua diharapkan dapat memperbaiki status gizi anak dengan memberikan makanan yang bergizi, susu formula dan makanan tambahan. 2. Orang tua diharapkan rutin ke posyandu agar dapat memantau berat badan anak. 3. Memberikan kasih sayang dan perhatian terhadap anak diamana akan membantu perkembangan mental anak. 4. Meningkatkan higienis perorangan dan lingkungan keluarga yang memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak. 5. Peranan pihak puskesmas untuk memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat mengenai penyakit gizi kurang supaya dapat mencegah terjadinya gizi buruk.