laporan biologi fermentasi tape dan ketan hitam
TRANSCRIPT
LAPORAN BIOLOGI
BIOTEKNOLOGI
TAPE SINGKONG DAN TAPE KETAN
KELOMPOK 2
Andiana Kanendyah Putri
Bertrand Hardananta Tarigan
Dian Oktafiani
Filipus Wahyu Wicaksono
Indah Ninik Handayani
KELAS : XII IPA 1
UPTD SMA NEGERI 3 TANGERANG
Jalan K.H HasyimAshari No. 6 Telp. (021) 7305 758 KodePos 15157
Ciledug-Tangerang
1. Tujuan
Untuk mengetahui proses terjadinya fermentasi
2. Landasan Teori
a. Pengertian bioteknologi
Bioteknologi berasal dari kata latin yaitu bio (hidup), teknos (teknologi =
penerapan) dan logos (ilmu). Bioteknologi adalah cabang biologi yang mempelajari
pemanfaatan prinsip ilmiah dan rekayasa terhadap organisme, proses biologis untuk
meningkatkan potensi organisme maupun menghasilkan produk dan jasa bagi
kepentingan manusia.bisa diartikan juga,Bioteknologi adalah penggunaan biokimia,
mikrobiologi, dan rekayas genetika secara terpadu untuk menghasilkan barang atau
lainnya bagi kepentingan manusia.
Bioteknologi dibagi ke dalam 2 bagian, yaitu bioteknologi modern dan
bioteknologi konvensional. Salah satu contoh dari bioeknologi konvensional adalah
pembuatan tape ini. Dan salah satu contoh dari bioteknologi modern adalah
rekayasa genetika.
Ciri-ciri utama bioteknologi adalah adnya benda biologi berupa benda mikro
organisme tumbuhan atau hewan, adanya pendayagunaan secara teknologi dan
industri, dan produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian.
Generasi pertama adalah bioteknologi sederhana yaitu penggunaan mikroba
yang masih secara tradisional dalam produksi makanan dan tanaman ataupun
pengawetan makanan, sebagai contoh yaitu pembuatan tempe, tape, cuka, dan lain-
lain. Generasi kedua adalah proses berlangsung dalam keadaan tidak steril, sebagai
contoh pembuatan kompos dan produksi bahan kimia. Generasi ketiga adalah proses
dalam keadaan tidak steril, sebagai contoh produkasi antibiotic dan hormon.
Generasi keempat adalah generasi bioteknologi baru, sebagai contoh produksi
insulin.
b. Pengertian tape ketan
Tape merupakan makanan tradisional yang banyak dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia, terutama orang sunda. Tape ini dibuat dengan cara
difermentasikan selama 2-3 hari, dengan bantuan bakteri saccharomyces cerivisiae.
Mucor chlamidosporus dan Endomycopsis fibuligera.
c. Pengertian Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan
anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk
respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang
mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan
tanpa akseptor elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil
fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa
komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan
aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk
menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi
anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor
elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi.
3. Alat dan Bahan
a. Peralatan :
1. Wadah dan tutup 2 buah
2. Sendok
3. Saringan
4. Penjepit
5. Daun pisang
6. Penumbuk
b. Bahan :
1. Singkong 1 Kg
2. Ketan 500 gram
3. Ragi tape ±2 bulatan
4. Air
4. Cara Kerja
1. Singkong disiapkan, dikupas kulitnya dan dicuci bersih
2. Dibilas lagi singkong dengan air beberapa kali hingga bersih
3. Kemudian dikukus singkong sampai matang ( jangan sampai merekah )
4. Setelah matang diletakkan di atas tampah kemudian didinginkan menggunakan kipas
angin
5. Ragi ditumbuk hingga halus
6. Setelah tape dingin kemudian isi ¼ wadah yang sudah dilapisi dengan daun pisang.
7. Taburkan ragi yang telah halus ( dengan saringan ) secara merata
8. Lakukan kegiatan no.7 dan no.8 hingga wadah penuh
9. Ketan yang telah ditaburi ragi, permukaan atasnya ditutup sampai rapat dengan
menggunakan daun pisang agar tidak terkontaminasi dengan udara.
10. Kemudian tape didiamkan selama ± 3 hari 2 malam pada suhu ruangan untuk proses
fermentasi.
11. Amati perubahan yang terjadi.
5. Data Hasil Pengamatan
Yang diamatiSebelum Percobaan Sesudah Percobaan
Tekstur Rasa Tekstur Rasa
Singkong Agak keras. Seperti
singkong biasa.
Masih agak
keras,
berwarna putih
sedikit
kehitaman.
Sedikit asam.
Ketan Lengket,
tidak terlalu
lembek.
Seperti ketam
biasa.
Ketan berair,
warnanya
menjadi lebih
gelap, ketan
tidak saling
menempel, dan
harum.
Manis, sedikit
asam.
6. Analisa Data
Proses pembuatan tape melibatkan proses fermentasi yang dilakukan oleh jamur
Saccharomyces cerivisiae. Jamur ini memiliki kemampuan dalam mengubah karbohidrat
(fruktosa dan glukosa) menjadi alcohol dan karbondioksida. Selain Saccharomyces
cerivisiae, dalam proses pembuatan tape. Kedua mikroorganisme ini turut membantu
dalam mengubah pati menjadi gula sederhana (glukosa). Pertumbuhan mikroorganisme
selama proses fermentasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
a. Konsentrasi Garam
Konsentrasi garam yang dianjurkan adalah 5-15% (20-600S). Garam berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan jenis-jenis mikroorganisme pembusuk yang tidak
diinginkan selama proses fermentasi berlangsung. Prinsip kerja garam dalam proses
fermentasi adalah untuk mengatur Aw (ketersediaan air untuk kebutuhan
mikroorganisme). Mikroorganisme yang diinginkan untuk tumbuh adalah jenis-jenis
bakteri penghasil asam. Selain mengatur Aw, garam juga berfungsi untuk menarik
keluar cairan sel jaringan yang mengandung sakarida-sakarida, dimana sakarida
tersebut merupakan nutrien untuk pertumbuhan mikroorganisme. Kadar garam
selama fermentasi akan berubah karena cairan dalam sel-sel jaringan tertarik keluar
sel, karena itu secara periodik harus diadakan penyesuaian kadar garam.
b. Suhu
Suhu selama proses fermentasi sangat menentukan jenis mikroorganisme dominan
yang akan tumbuh. Umumnya diperlukan suhu 300C untuk pertumbuhan
mikroorganisme. Bila suhu kurang dari 300C pertumbuhan mikroorganisme
penghasil asam akan lambat sehingga dapat terjadi pertumbuhan produk.
c. Oksigen
Ketersediaaan oksigen harus diatur selama proses fermentasi. Hal ini berhubungan
dengan sifat mikroorganisme yang digunakan. Contoh khamir dalam pembuatan
anggur dan roti biasanya membutuhkan oksigen selama proses fermentasi
berlangsung, sedangkan untuk bakteri-bakteri penghasil asam tidak membutuhkan
oksigen selama proses fermentasi berlangsung.
Kegagalan dalam pembuatan tape dapat dipengaruhi beberapa faktor, yaitu :
1) suhu tempat membuat tape ketan
2) peralatan yang kurang bersih dan steril
3) pembuat terlalu banyak bicara
4) ragi tapenya sendiri yang bermasalah mungkin sudah tidak berfungsi atau
takarannnya tidak sesuai dengan keperluan
5) jenis ragi kurang tepat
7. Kesimpulan
a. Pembuatan tape termasuk dalam bioteknologi konvensional (tradisional) karena
masih menggunakan cara-cara yang terbatas.
b. Proses pembuatan tape melibatkan proses fermentasi yang dilakukan oleh
jamurSaccharomyces cerivisiae
c. Fermentasi yang terjadi pada tape adalah fermentasi karbohidrat oleh ragi tape.
Hasil fermentasi karbohidrat berupa asam organik, alkohol dan gas.
d. Pada proses pembuatan tape, jamur ragi akan memakan glukosa yang ada di dalam
singkong sebagai makanan untuk pertumbuhannya, sehingga singkong akan menjadi
lunak, jamur tersebut akan merubah glukosa menjadi alkohol.
e. Pertumbuhan mikroorganisme selama proses fermentasi dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu konsentrasi garam, oksigen, dan suhu.
f. Dalam pembuatan tape, ragi (Saccharomyces cereviceae) mengeluarkan enzim yang
dapat memecah karbohidrat pada singkong menjadi gula yang lebih sederhana. Oleh
karena itu, tape terasa manis apabila sudah matang walaupun tanpa diberi gula
sebelumnya.
Daftar Pustaka
www.google.comhttp://abynoel.wordpress.com/2008/08/15/bioteknologi/http://blog.mooiewinkel.com/cara-membuat-tape-singkong/
LAMPIRAN
Sebelum :
Sesudah :
Singkong
Ketan