laporan akhir bio umum

113
PERCOBAAN : I I. Judul Praktikum : Pengenalan Mikroskop II.Tanggal Praktikum : III. Tujuan Praktikum : Untuk mengenal bagian-bagian dari mikroskop IV.Dasar Teori : Menurut Jelwar (2001:11), “Mikroskop adalah pembesaran yang dapat membuat suatu partikel terkecil menjadi terlihat dengan mata telanjang yang pada umumnya itu memiliki lensa objektif dan lensa okuler untuk diproyeksikan ke mata ”. Menurut Goidstein (2004:118), “Kegunaan dari mikroskop adalah membuat benda-benda kecil kelihatan lebih besar daripada wujud yang sebenarnya atau disebut pembesaran dan juga dapat membuat kita melihat pola-pola terperinci yang tidak nampak oleh mata telanjang”. Menurut Stave (1997:108), “Mikroskop memiliki lebih dari satu lensa, pertama digunakan untuk memperbesar benda dengan menggunakan lensa objektif yang sangat kuat, kemudian bayangan benda yang sudah diperbesar, diperbesar lagi oleh lensa mata yang berfungsi sebagai kaca pembesar sederhana, mikroskop dilengkapi dengan lensa guna untuk lebih memperjelas suatu gambar”. 1

Upload: jiwa-yang-lemah

Post on 22-Oct-2015

324 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Akhir Bio Umum

PERCOBAAN : I

I. Judul Praktikum : Pengenalan Mikroskop

II. Tanggal Praktikum :

III. Tujuan Praktikum : Untuk mengenal bagian-bagian dari mikroskop

IV. Dasar Teori :

Menurut Jelwar (2001:11), “Mikroskop adalah pembesaran yang dapat membuat suatu

partikel terkecil menjadi terlihat dengan mata telanjang yang pada umumnya itu memiliki

lensa objektif dan lensa okuler untuk diproyeksikan ke mata ”.

Menurut Goidstein (2004:118), “Kegunaan dari mikroskop adalah membuat benda-

benda kecil kelihatan lebih besar daripada wujud yang sebenarnya atau disebut pembesaran

dan juga dapat membuat kita melihat pola-pola terperinci yang tidak nampak oleh mata

telanjang”.

Menurut Stave (1997:108), “Mikroskop memiliki lebih dari satu lensa, pertama

digunakan untuk memperbesar benda dengan menggunakan lensa objektif yang sangat kuat,

kemudian bayangan benda yang sudah diperbesar, diperbesar lagi oleh lensa mata yang

berfungsi sebagai kaca pembesar sederhana, mikroskop dilengkapi dengan lensa guna untuk

lebih memperjelas suatu gambar”.

Menurut Bawo (1998:2), “Penggunaan lensa dan mikroskop besar peranannya dalam

kemajuan biologi sebab dengan menggunakan alat-alat tersebut para ilmuan dapat

mengamati struktur-struktur mikroskopis, misalnya sel dan mikroorganisme”.

V. Alat dan Bahan :

a. Alat :

1. Mikroskop

b. Bahan :

-

1

Page 2: Laporan Akhir Bio Umum

VI. Cara Kerja :

1. Mikroskop dipegang pada tangkainya dengan tangan kanan, sedangkan kaki mikroskop

ditopang dengan tangan kiri.

2. Mikroskop diletakkkan diatas meja masing-masing, lalu diikuti petunjuk pengarahan dari

bimbingan praktikum.

3. Mikroskop digambar secara keseluruhan dan diberikan keterangan sesuai dengan bagian

yang tertera pada kolom yang tersedia.

Pembesaran Lemah

1. Pasanglah Okuler pada bagian atas buluh teropong (tubus), dimulai dari ukuran paling

kecil.

2. Setelah itu dipasang semua objek pada revolver kecuali ukuran 100x, objektif

ditempatkan pada ukuran 10x yang kedudukannya seporos dengan okuler.

3. Diturunkan tubus dengan makrometerr skrup, sambil mengamati cahaya masuk dalam

mikroskop sehingga diperoleh bidang pandang yang paling terang. Bila mikroskop ada

cermin maka untuk mendapatkan cahaya harus diputar cermin tersebut mengarah sumber

cahaya.

4. Diletakkan preparat diatas kaca benda ditutup dengan cover glass, diatas meja benda. Bila

meja benda memiliki penjepit kaca preparat maka preparat dijepit.

5. Dinaikkan dan diturunkan tubus dengan makrometer skrup, sehingga diperoleh bayangan.

Apabila telah diperoleh bayangan maka untuk memperjelas bayangan digunakan

makrometer skrup.

6. Dihitunglah bayangan yang diperoleh dengan mengalikan besar okuler dan objektif.

Pembesaran Sedang

1. Dilakukan seperti cara yang dikerjakan pada pembesaran lemah.

2. Digantikan lensa objektif ukuran 10 diganti dengan ukuran 45.

3. Agar diperoleh bayangan yang baik digunakan mikrometer skrup, dan jangan digunakan

makrometer skrup.

2

Page 3: Laporan Akhir Bio Umum

Pembesaran kuat

1. Dilakukan seperti pembesaran sedang.

2. Digantikan objektif ukuran 45 dengan ukuran 100.

3. Ditetesi kaca benda pada bagian yang akan diamati dengan minyak emersi.

4. Diturunkan tubus dengan hati-hati sampai menyentuh kaca benda, sehingga lensa objektif

dan kaca benda tertutup minyak emersi dan diperhatikan dari samping.

5. Dinaikkan dan diturunkan tubus secara hati-hati dengan mikrometer skrup.

6. Bila mikroskop telah selesai digunakan dengan minyak emersi, maka bagian dari objektif

dibersihkan dengan xylol. Caranya xylol ditetesi diatas lensa paper (kertas lensa) yang

halus, lalu diolesi pada bagian yang terkena minyak emersi satu kali atau dua kali.

3

Page 4: Laporan Akhir Bio Umum

VII. Hasil Pengamatan :

Gambar : Mikroskop Binokuler (Cahaya)

Pembesaran : Keterangan

1. Lensa Okuler

2. Buluh Teropong

3. Revolver

4. Lensa Objektif

5. Meja Benda

6. Kondensor

7. Meja Kondensor

8. Diafragma

9. Cermin

10.Kaki

11.Makrometer Skrup

12.Mikrometer Skrup

13.Penjepit

14.Skrup Penggerak Kondensor

15.Sumber Listrik

16.Tombol On/Of

17.Tangkai

18.Tiang

Disetujui Asisten Meja

( )

4

Page 5: Laporan Akhir Bio Umum

Gambar : Mikroskop Stereo

Pembesaran : Keterangan

1. Lensa Okuler

2. Buluh Teropong

3. Revolver

4. Lensa Objektif

5. Mikrometer Skrup

6. Makrometer Skrup

7. Tangkai

8. Tiang

9. Penjepit

10. Meja benda

Disetujui Asisten Meja

( )

5

Page 6: Laporan Akhir Bio Umum

VIII. Pembahasan :

Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa mikroskop digunakan untuk melihat

benda-benda berukuran kecil (mikro) dan berfungsi untuk memperbesar ukuran benda yang

diamati agar terlihat jelas oleh mata.

Jenis dari mikroskop diantara mikroskop lainnya adalah mikroskop cahaya dan

mikroskop stereo. Mikroskop cahaya adalah suatu alat bantu yang berfungsi dan digunakan

untuk melihat makhluk hidup berukuran reunik atau disebut juga “mikroorganisme”, yang

tidak dapat dilihat langsung oleh mata telanjang. Adapun bagian-bagian dari mikroskop

binokuler adalah lensa okuler, lensa objektif, revolver, tubus (buluh teropong), meja benda,

penjepit, skrup penggerak kondensor, kondensor, diafragma, makrometer skrup, mikrometer

skrup, cermin, kaki mikroskop, dan tangkai atau tiang mikroskop.

Adapun fungsi lensa okuler adalah untuk memperbesar bayangan benda terhadap

benda/objek yang diamati. Lensa objektif berfungsi mengatur pembesaran yang ukurannya

adalah 4x, 10x, 40x, dan 100x. Revolver berfungsi sebagai tempat pelekat dan pemutar lensa

objektif. Tubus berfungsi sebagai alat penghubung antara lensa okuler dan lensa objektif.

Meja benda berfungsi untuk meletakkan benda yang diamati dan dijepit dengan penjepit.

Skrup penggerak kondensor berfungsi untuk menggerakkan meja kondensor. Kondensor

berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk melalui diafragma. Diafragma

berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk. Makrometer skrup berfungsi untuk

mencari bayangan benda, sedangkan mikrometer skrup berfungsi untuk memperjelas

bayangan benda. Cermin berfungsi untuk menerima dan memantulkan cahaya. Kaki

mikroskop berfungsi sebagai penopang atau berdirinya mikroskop. Dan tangkai atau tiang

berfungsi sebagai tempat pegangan.

Lain halnya dengan mikroskop stereo juga memiliki pengertian sama dengan mikroskop

cahaya seperti yang dijelaskan diatas, hanya saja perbedaan mikroskop stereo mempunyai

kelebihan dalam penggunaannya yaitu dapat melihat suatu objek/spesimen dalam bentu tiga

dimensi.Bagian-bagian dari mikroskop stereo juga memiliki fungsi yang sama dengan

mikroskop binokuler, tetapi mikroskop stereo memilki bagian-bagian yang lebih sedikit

6

Page 7: Laporan Akhir Bio Umum

dibandingkan mikroskop binokuler. Kalau mikroskop binokuler menggunakan listrik dalam

pemakaiannya, sedangkan mikroskop stereo dapat digunakan tanpa memakai listrik sering

biasanya disebut manual. Dilihat dari ukuran bentuknya, mikroskop stereo memiliki ukuran

yang lebih kecil.

IX. Kesimpulan :

1. Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda mikro (kecil) yang

tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.

2. Mikroskop diantaranya terbagi menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop stereo

3. Mikroskop cahaya dapat melihat benda yang berukuran dua dimensi, sedangkan

mikroskop stereo dapat melihat benda yang berukuran tiga dimensi.

4. Mikroskop cahaya menggunakan listrik, sedangkan mikroskop stereo tanpa

menggunakan listrik (manual).

5. Bagian-bagian mikroskop terdiri dari : lensa okuler, lensa objektif, revolver, tubus

(buluh teropong), meja benda, penjepit, skrup penggerak kondensor, kondensor,

diafragma, makrometer skrup, mikrometer skrup, cermin, kaki mikroskop, tangkai atau

tiang mikroskop.

6. Bagian-bagian mikroskop tersebut memilki fungsi-fungsi tertentu.

7

Page 8: Laporan Akhir Bio Umum

PERCOBAAN : II

I. Judul Praktikum : Mengamati Struktur Sel Hewan dan SelTumbuhan

II. Tanggal Praktikum :

III.Tujuan Praktikum : 1. Untuk mengamati struktur sel hewan dan tumbuhan.

2. Untuk mengenal bagian dari struktur sel hewan dan tumbuhan.

3. Untuk mengetahui perbedaan sel hewan dan tumbuhan.

IV. Dasar Teori :

Menurut Bevelender (1988: 7), “Kebanyakan sel terdiri atas satu nukleus (inti sel)

yang terkandung dalam sitoplasma. Seluruh unit dikelilingi oleh satu batas yang disebut

plasma atau membran sel. Membran ini menguasai gerakan bahan-bahan kimia kedalam dan

keluar dari sel dan dengan demikian mengatur lingkungan kimiawi dimana fungsi sel

terjadi”.

Menurut Campbell (2002:109), “Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan adalah: sel

hewan tidak memilki dinding sel, plastida, dan vakuola. Sedangkan sel tumbuhan tidak

memilki lisosom dan sentrosom. Akan tetapi, sel tumbuhan juga mengandung plastida

(kloroplas) yang melaksanakan fotosintesis untuk mengubah energi cahaya matahari menjadi

energi kimiawi.

Menurut Stansfield (2006:14), “Secara struktural, terdapat dua jenis sel yaitu sel

prokariotik dan sel eukariotik. Sel prokariotik (termasuk bakteri dan archae) umumnya

berukuran lebih kecil dan tidak memiliki membran inti, sedangkan sel eukariotik mempunyai

membran inti yang organel-organelnya terdapat dalam sitoplasma”.

Menurut Virchow (1889:30), “Sel merupakan pertumbuhan terkecil dari makhluk

makhluk hidup. Sel memiliki penyusun terkecil makhluk hidup selain menjalankan fungsi

kehidupan juga mengalami pertumbuhan sel dapat mengalami perpanjang ukuran”.

8

Page 9: Laporan Akhir Bio Umum

V. Alat dan Bahan :

b. Alat :

1. Mikroskop

2. Pipet tetes

3. Pinset

4. Gelas objektif

5. Gelas penutup

2. Bahan :

1. Korek api

2. Sel epitel mulut

3. Alkohol 70 %

4. Methylem blue

5. Aquadest

6. Larutan JKJ

7. Bawang merah ( Allium cepa )

8. Daun Hydrilla verticilliata

9. Kapas ( Gossypium sp )

10. Tusuk gigi

VI. Cara Kerja :

Sel Epitel Mulut

1. Dibersihkan tangkai korek api dengan alkohol 70 %. Lalu dikorek bagian dalam pipi

masing-masing.

2. Dioleskan pada kaca benda, lalu diteteskan sedikit Methylen blue atau aquadest, dan

tutup dengan kaca penutup.

3. Diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran lemah sampai pemnbesaran kuat setiap

pengamatan digambarkan 2 atau 4 sel diberikan keterangan setiap bagian tersebut.

Sel Bawang Merah

1. Digunakan pinset untuk mengambil selaput bagian dalam bawang merah.

2. Diletakkan selaput tipis di atas kaca benda dan ditetesi aquadest, atau larutan JKJ dan

ditutup dengan kaca penutup.

9

Page 10: Laporan Akhir Bio Umum

3. Diamati dibawah mikroskop dan digambarkan dua atau tiga sel dengan diberikan

keterangan dari bagian sel tersebut.

4. Untuk dibandingkan dengan tumbuhan air maka diambil satu atau dua lembar daun

Hydrilla verticillata.Diletakkan diatas kaca benda dan ditetesi dengan aquadest kemudian

ditutupi dengan kaca benda.

5. Diamati dibawah mikroskop aliran sitoplasma pada setiap sel.

6. Digambarkan dua atau tiga sel dan diberikan keterangan.

VII. Hasil Pengamatan :

Gambar : Sel epitel mulut

Pembesaran : 400 Keterangan

1. Membran sel

2. Nukleus (inti sel)

3. Sitoplasma

Disetujui Asisten Meja

( )

10

Page 11: Laporan Akhir Bio Umum

Gambar : Sel bawang merah (Alium cepa)

Pembesaran : 100 Keterangan

1. Dinding sel

2. Nukleus

3. Sitoplasma

Disetujui Asisten Meja

( )

Gambar : Hydrilla verticillata

Pembesaran : 100Keterangan

1. Dinding sel

2. Plastida

3. Ruang antar sel

4. Aliran sitoplasma

Disetujui Asisten Meja

( )

11

Page 12: Laporan Akhir Bio Umum

VIII. Pembahasan :

Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa sel merupakan unit struktural dan

fungsional dari suatu organisme yang hanya bisa dilihat dengan menggunakan mikroskop.

Pada sel hewan, bentuk selnya tidak beraturan dan tidak kaku. Sedangkan pada sel

tumbuhan bentuknya selnya beraturan dan kaku, karena yang memberi bentuk pada sel

tumbuhan adalah dinding sel yang terbuat dari selulosa.

Sel memilki tiga bagian utama yang terdiri dari membran sel, nukleus, dan sitoplasma.

Membran sel merupakan bagian terluar dari sel yang berfungsi sebagai pelindung dan

pemberi bentuk sel. Nukleus merupakan inti sel yang di dalamnya terdapat nukleolus (anak

inti) dan DNA/RNA. Sitoplasma merupakan tempat terjadinya reaksi kimia dan

metabolisme. Di dalam sitoplasma terdapat organel-organel sel yang terdiri dari: retikulum

endoplasma, ribosom, mitokondria, apparatus golgi, lisosom, sentrosom, vakuola, plastida,

mikrotubulus dan mikrofilamen.

Adapun dalam pengamatan struktur sel hewan dan tumbuhan dengan menggunakan

mikroskop, sel epitel mulut terdiri dari membran sel, inti sel, dan sitoplasma yang dapat

dilihat dengan menggunakan pembesaran 400. Sel bawang merah terdiri dari dinding sel,

nukleus, dan sitoplasma yang dapat dilihat dengan menggunakan pembesaran 100.

Sedangkan Hydrilla verticillata terdiri dari dinding sel, plastida (kloroplas) yang berupa

bintik-bintik hijau, ruang antar sel, dan aliran sitoplasma yang dapat dilihat dengan

menggunakan pembesaran 100. Organel-organel sel yang terdapat dalam sitoplasma tidak

dapat terlihat, hanya dengan menggunakan mikroskop stereo organelnya dapat terlihat.

IX. Kesimpulan :

1. Sel merupakan unit struktural dan fungsional dari makhluk hidup.

2. Sel memiliki bagian utama yang terdiri dari: membran sel, inti sel, dan sitoplasma.

3. Organel-organel sel dalam sitoplasma terdiri dari: retikulum endoplasma, ribosom,

mitokondria, apparatus golgi, lisosom, sentrosom, vakuola, plastida, mikrotubulus dan

12

Page 13: Laporan Akhir Bio Umum

mikrofilamen.

4. Sel epitel mulut terdiri dari membran sel, inti sel, dan sitoplasma yang dapat dilihat

dengan menggunakan pembesaran 400.

5. Sel bawang merah terdiri dari membran sel, inti sel, dan sitoplasma yang dapat dilihat

dengan menggunakan pembesaran 100.

6. Daun Hydrilla verticillata terdiri dari dinding sel, plastida, kloroplas, ruang antar sel,

dan aliran sitoplasma yang dapat dilihat dengan menggunakan pembesaran 100.

13

Page 14: Laporan Akhir Bio Umum

PERCOBAAN : III

I. Judul Praktikum : Jaringan Tubuh Hewan dan Tumbuhan

II. Tanggal Praktikum :

III. Tujuan Praktikum : Untuk mengamati bentuk sel dan berbagai sel yang menyusun

jaringan.

IV. Dasar Teori :

Menurut Soegiri (1991:59), “Sel-sel tubuh yang mengalami proses spesilisasi yang

sama disebut jaringan. Dan suatu jaringan dapat diberi batasan sebagai sekelompok atau

selapis sel yang mengalami spesialisasi yang serupa untuk bekerja sama dan melaksanakan

suatu fungsi khusus tertentu yang mempunyai asal serta struktur yang sama pula”.

Menurut Leeson (1996:306), “Empat jaringan dasar pada hewan, yaitu: epitel,

penyambung, otot, dan saraf. Epitel adalah sel-selnya tersusun rapat dengan sedikit subtansi

perekat diantaranya dan merupakan lembaran-lembaran yang menutupi atau membatasi

permukaan sebagai massa sel dalam kelenjar”.

Menurut Sastrodinoto (1982:229), “Pada jaringan pembuluh sel-sel yang sudah

berubah menjadi xylem, floem, dan meshofil, umumnya tidak mampu membagi diri lagi,

karena tiap-tiap sel jaringan itu dibentuk dari suatu jaringan lain, yaitu suatu jaringan yang

tidak mengalami referensiasi yang terus menjadikan mitosis serta pembagian sel selama

tumbuhan itu hidup, sehingga disebut jaringan meristem”.

Menurut Ronald (2004:239), “Berdasarkan kemampuannya untuk tumbuh atau

memperbanyak diri, jaringan tumbuhan dibagi menjadi dua, yaitu: jaringan meristem dan

jaringan dewasa. Jaringan meristem adalah jaringan yang terus menerus membelah,

sedangkan jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti membelah”.

14

Page 15: Laporan Akhir Bio Umum

V. Alat dan Bahan :

a. Alat :

1. Mikroskop

2. Pisau silet

3. Kaca benda

4. Kaca penutup

5. Gelas penutup

b. Bahan :

1. Cakar ayam (Galus galus)

2. Sayap belalang (Digestoria

Carolina)

3. Sayap capung (Libellula sp)

4. Aquadest

5. Empuler ubi kayu (Manihot

utilicima)

6. Tempurung kelapa (Cucus nucifera)

7. Anilin sulfat

VI. Cara Kerja :

A. Jaringan pada hewan

1. Bagian luar cakar ayam disayat setipis mungkin secara memanjang.

2. Diletakkan pada kaca benda dengan diteteskan aquadest, lalu ditutup dengan kaca

penutup.

3. Sayatan cakar ayam diletakkan pada kaca benda yang tanpa diberikan aquadest, lalu

ditutup dengan kaca penutup.

4. Sebagian sayap capung atau sayap belalang diletakkan pada kaca benda yang lain, dan

ditutup dengan kaca penutup.

5. Diamati di bawah mikroskop dari pembesaran lemah sampai pembesaran kuat.

6. Digambarkan dan diberikan keterangan masing-masing bagian.

15

Page 16: Laporan Akhir Bio Umum

B. Jaringan pada tumbuhan

1. Disayat secara melintang empuler ubi kayu.

2. Diletakkan diatas kaca benda yang telah ditetesi aquadest, lalu ditutup dengan kaca

penutup.

3. Diamati di bawah mikroskop, digambarkan dan diberikan keterangan.

4. Dikerok tempurung kelapa pada bagian dalam yang berwarna hitam, diletakkan di atas

kaca benda yang telah ditetesi aquadest, lalu ditutup dengan kaca penutup. Diamati di

bawah mikroskop.

5. Diperhatikan noktah dinding primer, dinding sekunder, dan lamellanya.

6. Digambarkan pada lembaran kerja dan diberikan keterangan.

VII. Hasil Pengamatan :

Gambar : Cakar ayam (Galus galus)

Pembesaran : 100 Keterangan

1. Membran sel

2. Nukleus (inti sel)

3. Sitoplasma

Disetujui Asisten Meja

16

Page 17: Laporan Akhir Bio Umum

( )

Gambar : Sayap belalang (Digestoria Carolina)

Pembesaran : 100 Keterangan

1. Membran inti

2. Sitoplasma

3. Ruang antar sel

Disetujui Asisten Meja

( )

Gambar : Sayap capung (Libellula sp)

Pembesaran : 100 Keteranga

1. Membran sel

2. Sitoplasma

17

Page 18: Laporan Akhir Bio Umum

Disetujui Asisten Meja

( )

Gambar : Empuler ubi kayu (Manihot utilicima)

Pembesaran : 100 Keterangan

1. Dinding primer

2. Dinding sekunder

3. Rongga antar sel

4. Lamella

5. Sitoplasma

Disetujui Asisten Meja

( )

Gambar : Tempurung kelapa (Cucus nucifera)

Pembesaran : 400 Keterangan

18

Page 19: Laporan Akhir Bio Umum

1. Dinding primer

2. Dinding sekunder

3. Noktah

4. Lumen

5. Lamella

Disetujui Asisten Meja

( )

VIII. Pembahasan :

Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa jaringan merupakan gabungan dari

banyak sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan pada hewan terdiri dari:

jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. Sedangkan jaringan pada

tumbuhan terdiri dari: jaringan meristem dan jaringan dewasa.

Adapun dalam pengamatan jaringan hewan, terdapat tiga komponen utama sel yang

membentuk jaringan yaitu: membran sel, inti sel, dan sitoplasma. Jaringan yang diteliti

antara lain: sayap capung (Libellula sp), sayap belalang (Digestoria carolina), dan cakar

ayam (Galus galus). Antara sayap capung dengan sayap belalang terdapat kesamaan, tetapi

ada perbedaannya juga, yaitu dari segi bagian organelnya.Pada jaringan sayap belalang,

sitoplasma dan membran sel juga terdapat venasi di dalamnya. Venasi adalah ruang

pembatas antara sel. Sedangkan pada jaringan sayap capung selain ada membran sel dan

inti sel juga terdapat matriks. Perbedaan lain pada jaringan tersebut yaitu pada cakar ayam

hanya memiliki membran sel, inti sel dan sitoplasma, sedangkan matriks tidak ada.

Jaringan sayap capung dapat dilihat dengan pembesaran 100, jaringan sayap belalang

dapat dilihat dengan pembesaran 100, jaringan cakar ayam dapat dilihat dengan

pembesaran 100. Sedangkan dalam pengamatan jaringan tumbuhan, seperti: empuler ubi

19

Page 20: Laporan Akhir Bio Umum

kayu (Manihot utilicima) terdapat organel yang berbeda dengan jaringan hewan yaitu

dinding primer, dinding sekunder, lamella, dan inti sel. Lamella adalah penghubung antara

dinding primer dan dinding sekunder. Dan pada jaringan tempurung kelapa (Cucus

nucifera) yaitu terdapat dinding primer, dinding sekunder, dan rongga sel. Empuler ubi

kayu dapat dilihat dengan pembesaran 100, dan tempurung kelapa dapat dilihat dengan

pembesaran 100 juga.

IX. Kesimpulan :

1. Jaringan merupakan gabungan dari banyak sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang

sama.

2. Jaringan pada hewan terdiri dari: jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan

jaringan saraf. Sedangkan jaringan dewasa terdiri jaringan meristem dan jaringan

dewasa.

3. Terdapat tiga komponen utama pada jaringan, yaitu: membran sel, inti sel, dan

sitoplasma.

4. Perbedaan antar sayap belalang dan sayap capung adalah venasi, yang terdapat pada

sayap belalang.

5. Perbedaan pada jaringan empuler ubi kayu dengan tempurung kelapa yaitu: pada ubi

kayu terdapat rongga sel sedangkan tempurung kelapa terdapat noktah.

20

Page 21: Laporan Akhir Bio Umum

PERCOBAAN : IV

I. Judul Praktikum : Organ dan Sistem Pada Hewan dan Tumbuhan

II. Tanggal Praktikum :

III. Tujuan Praktikum : 1. Untuk mengamati organ dan sistem organ yang terdapat dalam

tubuh hewan dan tumbuhan.

2. Untuk mengenal bagian dari organ pada hewan dan tumbuhan.

3. Untuk mengetahui perbedaan.

IV. Dasar Teori :

Menurut Brotowidjoyo (1994:42), “Organ merupakan sekumpulan sel atau jaringan

yang dapat dikombinasikan menjadi suatu struktur untuk melaksanakan suatu fungsi

tertentu. Organ pada tumbuhan terdiri dari: jantung, hati, paru-paru, ginjal, usus halus, usus

besar, pankreas, lambung, dan lain-lain”.

Menurut Mulyani (2004:10), “Organ yang terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi

adalah akar, batang, dan daun. Sedangkan organ seperti bunga dan buah merupakan hasil

mmodifikasi dari organ pokok tersebut yang disebut organ reproduktif”.

21

Page 22: Laporan Akhir Bio Umum

Menurut Nugroho (2004:107), “Organ pada berbagai jenis hewan memilki struktur

berbeda. Organ yang satu dengan yang lain mengadakan koordinasi dan membentuk suatu

sistem secara kooperatif sehingga terbentuk suatu sistem seperti sistem koordinasi”.

Menurut Hasanuddin (2004:3), “Organ pokok merupakan organ yang tidak langsung

berguna untuk mempertahankan kehidupan tumbuhan sehingga disebut organ hara, seperti

akar menyerap air, unsur hara dan untuk mengolah makanan, dan batang sebagai jalur

transfor”.

V. Alat dan Bahan :

a. Alat :

1. Mikroskop

2. Alat bedah

3. Nampan bedah

4. Jarum pentul

5. Lupe

b. Bahan :

1. Kaki dan kepala serangga (Monomarium sp)

2. Kaki dan kepala kadal (Mobuyya fasciata)

3. Akar dan batang bayam duri (Amarranthus spinosis)

4. Akar padi (Oriza sativa)

5. Daun pisang (Musa paradisiaca)

6. Bunga merak (Caesalpinea pulcherima)

VI. Cara Kerja :

22

Page 23: Laporan Akhir Bio Umum

Pada organ hewan

1. Kepala dan kaki kadal atau serangga dipotong lalu dibentangkan pada nampan bedah.

2. Diperhatikan jaringan yang ada organ tersebut jaringan (epitel, ikat, otot, dan jaringan

saraf).

3. Masing-masing jaringan ini disayat dengan silet atau pisau bedah perlahan lalu diamati

dengan mikroskop.

4. Digambarkan bentuk sel dan bentuk jaringan yang menyusun organ tersebut.

Pada organ tumbuhan

1. Ditulis nama divisi, kelas, dan genus tumbuhan diatas.

2. Diperhatikan sistem perakaran tumbuhan ini, apakah tunggang atau serabut.

3. Skematis akar digambar dan diberi keterangan :

a. Akar primer (radits primaries)

b. Leher akar (kolum radiasi)

c. Batang akar (corpus radiasi)

d. Cabang-cabang akar (radits lateralis)

e. Ujung akar (apeks radisula)

f. Serabut akar (fibrila radiasi)

g. Tudung akar

4. Daun digambar dan diberi keterangan bagian-bagiannya

a. Buku-buku batang (nodus)

b. Ruas batang (internodus)

c. Daun penumpu (stipula)

5. Digambar sehelai daun dan diberi keterangan.

a. Pangkal daun (basic)

b. Ujung daun (apeks)

c. Tepi daun (margo)

d. Pertulangan daun (nervasi)

e. Ibu tulang daun

23

Page 24: Laporan Akhir Bio Umum

6. Digambar bagian dari bunga.

a. Daun pelindung (braktea)

b. Daun tangkai (brakheola)

c. Tangkai induk (pedumpulus)

d. Tangkai bunga (pediselus)

e. Dasar bunga (reseptakulum)

f. Daun bunga kelopak (spatula)

g. Daun mahkota (petala)

h. Benang sari (stamen)

i. Putik (pistilum)

VII.Hasil Pengamatan :

Gambar : Kadal (Mobuyya fasciata)

Pembesaran : - Keterangan

1. Kepala (caput)

2. Badan (truncus)

3. Ekor (caudal)

4. Mata (organus fisus)

5. Mulut (oriz)

6. Leher (Serviks)

7. Hidung (narus)

8. Sisik (skuama)

24

Page 25: Laporan Akhir Bio Umum

9. Pergelangan tangan (tarsal)

10. Jari-jari (fhalanges)

11. Kuku (digiti)

12. Paha (vemur)

13. Betis (grus)

14. Pergelangan kaki (tibia)

15. Telapak tangan (tarsal)

Disetujui Asisten Meja

( )

Gambar : Semut (Monomarium sp)

Pembesaran : - Keterangan

25

Page 26: Laporan Akhir Bio Umum

1. Mulut (oriz)

2. Alat penjepit

3. Antena

4. Kepala (caput)

5. Kaki (tarsal)

6. Perut (truncus)

7. Mata (organus fisus)

8. Serviks

Disetujui Asisten Meja

( )

Gambar : Padi (Oriza sativa)

Pembesaran : - Keterangan

1. Akar serabut (fibrila radiasi)

2. Leher akar (volum radiasi)

3. Batang (caulis)

4. Daun (folium)

5. Pelepah

6. Ujung daun (apeks)

7. Ibu pertulangan daun (nervasi)

8. Tepi daun (margo)

9. Biji (semen)

Disetujui Asisten Meja

( )

Pembesaran : -

26

Page 27: Laporan Akhir Bio Umum

Keterangan1. Pelepah (vagina daun)

2. Ibu tulang daun

3. Pertulangan daun (nervasi)

4. Tepi daun (margo)

5. Ujung daun (apeks)

6. Pangkal daun (basic)

Disetujui Asisten Meja

( )

Gambar : Bunga merak (Caesalpinia pulcherima)

Pembesaran : - Keterangan

1. Tangkai bunga (Pedisilus)

2. Daun bunga kelopak (sepatula)

3. Daun mahkota (Petala)

4. Putik (pistilum)

5. Benang sari (stamen)

6. Kotak sari

Disetujui Asisten Meja

( )

27

Page 28: Laporan Akhir Bio Umum

Gambar :Bayam duri (Amaranthus spinosis)

Pembesaran : - Keterangan

1. Akar primer

2. Cabang-cabang akar (radits

lateralis)

3. Tudung akar (kaliptra)

4. Batang akar (corpus radiasi)

5. Akar serabut (fibrila radiasi)

6. Leher akar (kolum radiasi)

7. Buku-buku batang (nodus)

8. Ujung daun (apeks)

9. Tepi daun (margo)

10. Ibu pertulangan daun

11. Pertulangan daun (nervasi)

12. Daun (folium)

13. Batang (caulis)

14. Tunas

Disetujui Asisten Meja

( )

28

Page 29: Laporan Akhir Bio Umum

VIII. Pembahasan :

Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa organ merupakan sekumpulan

jaringan-jaringan yang memiliki fungsi dan bentuk yang sama. Organ pada hewan terdiri

dari: Jantung, hati-hati, paru-paru, ginjal, lambung, usus halus, usus besar, pankreas,

saluran urin, dan lain-lain.Organ utama hewan yaitu kepala,badan, dan ekor. Sedangkan

organ pada tumbuhan terdiri dari: akar, batang, daun,dan bunga. Tiap-tiap bagian tubuh

menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing. Akar merupakan organ pada tumbuhan

yang berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dalam tanah. Batang juga berfungsi

untuk pengangkutan, dan daun berfungsi sebagai tempat fotosintesis, transpirasi, dan

respirasi. Sedangkan bunga berfungsi untuk terjadinya perkembangbiakan.

Adapun dalam pengamatan organ pada hewan, misalnya: kadal (Mobuyya fasciata),

diberikan cairan chloroform untuk diawetkan supaya organ-organnya tidak rusak ketika

diamati yang bagian organ utamanya terdiri dari bagian kepala, perut, dan ekor. Semut

(Monomarium sp) organnya terdiri dari mulut, alat penjepit, antena, kepala, kaki, perut,

mata, dan serviks. Sedangkan pada tumbuhan, seperti: bayam duri (Amarranthus spinosus)

yang terdiri dari akar tunggang yaitu akar lembaga yang terus menerus tumbuh menjadi

akar pokok yang bercabang-cabang. Akar padi (Oriza sativa) mempunyai akar serabut

yaitu akar lembaga yang perkembangan selanjutnya mati. Daun pisang (Musa

paradisiaca) bagian-bagiannya terdiri dari: pelepah, ibu tulang daun, pertulangan daun,

ujung daun, tepi dan pangkal daun. Bunga merak (Caesalpinea pulcherima) tergolong

bunga lengkap yang terdiri dari: mahkota, benang sari, kepala putik, kelopak, dan tangkai

bunga. Organ-organ tersebut memiliki fungsi tertentu yang membentuk sistem organ,

seperti: reproduksi, respirasi, ekskresi, pencernaan, saraf, otot, dan lain-lain.

IX. Kesimpulan

16. Organ merupakan sekumpulan jaringan-jaringan yang memiliki bentuk dan fungsi yang

sama.

17. Organ pada hewan terdiri dari: jantung, hati, paru-paru, ginjal, lambung, usus halus, usus

besar, pankreas, saluran urin, dan lain-lain. Sedangkan organ pada tumbuhan terdiri dari

akar, batang, daun, dan bunga.

29

Page 30: Laporan Akhir Bio Umum

18. Pada hewan, Kadal (Mobuyya fasciata) organ utamanya terdiri dari: kepala, perut, dan

ekor. Sedangkan semut (Monomarium sp) organnya terdiri dari: mulut, alat penjepit,

antena, kepala, kaki, perut, mata, dan serviks.

19. Pada tumbuhan, bayam duri (Amarranthus spinosis) berupa akar tunggang, akar padi

(Oriza sativa) terdiri dari akar serabut.

20. Daun pisang (Musa paradisiaca) terdiri dari: pelepah, ibu tulang daun, pertulangan daun,

ujung daun, tepi dan pangkal daun. Bunga merak (Caesalpinea pulcherima) tergolong

bunga lengkap, karena memiliki benang sari dan kepala putik.

30

Page 31: Laporan Akhir Bio Umum

PERCOBAAN : V

I. Judul Praktikum : Sistem Organ Pada Hewan

II. Tanggal Praktikum :

III. Tujuan Praktikum : 1. Untuk mengamati sistem organ pada hewan.

2. Untuk mengetahui struktur sistem organ pada hewan.

3. Untuk mengetahui fungsi sistem organ pada hewan.

IV. Dasar Teori :

Menurut Tambayong (2001:7), “Sebuah sistem merupakan sekelompok organ yang

bekerja sama melaksanakan sebuah fungsi utama tubuh. Misalnya sistem pernafasan terdiri

atas beberapa organ yang menghasilkan mekanisme untuk bernafas, dan untuk pertukaran

oksigen dan karbon dioksida antara udara diluar tubuh dan darah”.

Menurut Mander (2004:215), “Kehidupan suatu organisme multiseluler dapat

berlangsung akibat kerja sama dalam berbagai sistem organ. Di dalam tubuh mamalia

terdapat bermacam-macam sistem organ, antara lain: sistem respirasi, pencernaan, ekskresi,

reproduksi, saraf, otot, sirkulasi, hormon, rangka, dan lain-lain”.

Menurut Kimball (1996:672), “Sistem saraf pada kebanyakan hewan dapat dibedakan

menjadi dua yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.Sistem saraf pusat terdiri dari tali

spinal dan otak, sedangkan sistem saraf tepi dibangun dari saraf sensorik dan saraf motorik

yang menuju dari sitem saraf pusat”.

Menurut Baspai (1989:169), “Sistem pernafasan terdiri dari: paru-paru, dan saluran

yaitu: rongga hidung, tenggorokan, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus.

Sedangkan sistem sirkulasi tergolong sistem vaskuler darah yang terdiri dari jantung, arteri,

dan vena”.

31

Page 32: Laporan Akhir Bio Umum

V. Alat dan Bahan :

a. a. Alat :

1. Nampan bedah

2. Alat bedah

3. Jarum pentul

b. Bahan :

1. Kapas

2. Merpati (Columba livia)

3. Katak Hijau (Rana esculenta)

VI. Cara Kerja :

1. Digambarkan bentuk luar dari hewan diatas

2. Dibius hewan yang akan diamati bentuk tubuhnya dengan chloroform.

3. Diletakkan hewan ini secara terlentang diatas nampan bedah, lalu dipakukan

dengan jarum pentul.

4. Di basahi bulu merpati pada bagian perutnya, lalu dibuka kulit mulai dari stenum,

kearah kranial sampai kearah caudal.

5. Dibuka dinding perut mulai dari tengah dan dipotong ke lateral, anterior, dan

paterior.

6. Diperhatikan sistem organ

a. Pencernaan (systema digestoria)

b. Perkembangbiakan (systema respiratoria)

c. Rangka (Systema skleton)

d. Kulit (integument)

e. Urinaria

f. Saraf (systema nervosum)

32

Page 33: Laporan Akhir Bio Umum

VII. Hasil Pengamatan :

Gambar : Katak hijau (Rana esculenta)

Pembesaran : - Keterangan

Morfologi luar 1. Mata

2. Mulut

3. Hidung

4. Tangan

5. Badan

6. Kaki

7. Selaput renang

Disetujui Asisten Meja

Gambar : Katak hijau (Rana esculenta)

Pembesaran : - Keterangan

33

Page 34: Laporan Akhir Bio Umum

Morfologi dalam 1. Tenggorokan

2. Paru-paru

3. Lambung

4. Hati

5. Usus halus

6. Usus besar

7. Rektum

8. Kloaka

Disetujui Asisten Meja

( )

Gambar : Merpati (Columba livia)

Pembesaran : - Keterangan

Morfologi luar 1. Paruh (mulut)

2. Hidung

3. Mata

4. Sayap

5. Badan

6. Ekor

7. Kaki

8. Leher

Disetujui Asisten Meja

( )

Gambar : Merpati (Columba livia)Keterangan

34

Page 35: Laporan Akhir Bio Umum

Pembesaran : -

Morfologi dalam 1. Tembolok

2. Jantung

3. Lambung

4. Hati

5. Empedal

6. Kantung udara

7. Paru-paru

8. Intestinum (usus)

Disetujui Asisten Meja

( )

VIII. Pembahasan :

Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa sistem organ merupakan kumpulan

beberapa organ yang melakukan fungsi tertentu. Sistem organ hewan terdiri dari sistem

pernafasan, pencernaan, indera, saraf, reproduksi, ekskresi, hormon, rangka, otot, sirkulasi,

dan integumen (kulit).

Katak hijau (Rana esculenta) memiliki morfologi luar, terdiri dari: kepala (caput),

telinga (aurikula), badan (truncus), mata, hidung, jari-jari, dada, humerus, radius, kuku

(digiti). Di samping itu, katak juga mempunyai morfologi dalam, terdiri dari:

kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, hati, ginjal, paru-paru, jantung, pankreas,

rektum,dan kloaka. Katak hijau dewasa bernafas dengan menggunakan paru-paru yang di

bantu oleh kulit, sedangkan katak kecil (kecebong) bernafas dengan insang. Sistem

pencernaan katak terdiri dari: mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar,

rektum, dan kloaka. Indera pendengar pada katak terdiri atas telinga bagian tengah dan

telinga bagian dalam yang terdiri dari selaput gendang (membran timpani) yang berfungsi

menangkap getaran suara. Sistem saraf pada katak adalah sistem saraf silang, jika terluka

bagian kiri maka akan terasa sakit pada bagian kanan. Katak bereproduksi secara ovipar

35

Page 36: Laporan Akhir Bio Umum

(bertelur) dengan metamorfosis yang tidak sempurna. Sistem ekskresi pada katak terdiri

dari: ginjal, paru-paru, dan kulit, lubang pengeluarannya disebut kloaka. Sistem sirkulasi

katak berupa peredaran darah ganda (melewati jantung 2 kali). Sistem integumen katak

terdiri dari: epidermis, endodermis, dan dermis.

Merpati (Columba livia) memilki tiga bagian tubuh utama yaitu: kepala, perut, dan

ekor. Merpati bernafas dengan menggunakan kantong udara, yang organnya terdiri dari:

mulut, laring, faring, trakea, tembolok, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan

kloaka. Sistem pencernaan merpati terdiri dari: paruh, rongga mulut, faring, lambung,

intestinum (usus halus dan usus besar yang bermuara pada kloaka). Alat ekskresi merpati

terdiri dari: hati, kantung empedu, dan pankreas. Sistem peredaran darah merpati berupa

peredaran darah ganda (melewati jantung 2 kali).

IX. Kesimpulan

1. Sistem organ merupakan kumpulan beberapa organ yang melakukan fungsi tertentu.

2. Sistem organ pada hewan terdiri dari: sistem pernafasan, pencernaan, indera, saraf,

reproduksi, ekskresi, hormon, rangka, otot, sirkulasi, dan integument(kulit).

3. Katak hijau (Rana esculenta) memilki morfologi luar yang terdiri dari: kepala (caput),

telinga (aurikula), badan (truncus), mata, hidung, jari-jari, dada, humerus, radius, dan

kuku (digiti).

4. Morfologi dalam katak terdiri dari: kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar,

paru-paru, hati, ginjal, prankeas, rektum, dan kloaka.

5. Merpati (Columba livia) bernafas dengan menggunakan kantung udara, yang alat

pernafasannya terdiri dari: mulut, laring, faring, trakea, tembolok, lambung, usus halus,

usus besar, rektum, dan kloaka.

6. Alat ekskresi merpati terdiri dari: hati, ginjal (kantung empedu), dan pankreas.

36

Page 37: Laporan Akhir Bio Umum

PERCOBAAN: VI

I. Judul Praktikum : Sifat-Sifat Fisika

II. Tanggal Praktikum : 4 Desember 2010

III. Tujuan Praktikum : 1.Untuk mengamati peristiwa difusi dalam sel.

2.Untuk mengamati peristiwa osmosis pada sel hewan dan

tumbuhan.

3.Untuk mengamati adanya turgor pada sel.

4.Untuk mengamati tekanan turgor terhadap menggulungnya

daun alang-alang.

IV. Dasar Teori :

Menurut Nawangsari (1988:56), “Difusi didefinisikan sebagai gerakan molekul dari

suatu daerah dengan konsentrasi lebih rendah yang disebabkan oleh energi kinetik molekul-

molekul tersebut. Laju difusi adalah fungsi dari perbedaan konsentrasi ukuran molekul di

suhu.

37

Page 38: Laporan Akhir Bio Umum

Menurut Ocpotro (1983:44), “Menjelaskan larutan protoplasma menjauhi dinding sel

atau membran sel pada saat hilangnya air disebut plasmolisis, suatu larutan dengan

konsentrasi yang lebih rendah dari protoplasma lewatnya air melalui suatu membran

semipermeabel disebut osmosis. Tekanan di sel-sel yang hidup cukup besar sehingga

membran sel tetap dalam keadaan terentang”.

Menurut Yatim (1991:705), “Plasmolisis adalah peristiwa terlepasnya plasma dari

dinding sel karena terjadinya eksoosmosis (sel yang ditempatkan dalam larutan yang

hipertonik) yang menyebabkan air berdifusi keluar sel, membran sel akan lepas dari dinding

sel, sitoplasma dan inti menjadi mengkerut, terbentuk ruang kosong antara dinding dengan

larutan”.

Menurut Menyer (1996:25), “Komponen potensial air pada tumbuhan terdiri atas

potensial osmosis (solut) dan potensial turgor (tekanan). Dengan adanya potensial osmosis

cairan sel, air murni cenderung memasuki sel. Sebaliknya potensial turgor di dalam sel

mengakibatkan air meninggalkan sel”.

V. Alat dan Bahan :

a. Alat :

1. Cawan petri

2. Penggaris

3. Pisau

4. Pelubang

5. Penangas air (bunsen)

6. Mikroskop

7. Kaca benda dan kaca penutup

b. Bahan :

1. Kristal kalium permangat (K2MnO4)

2. Aquadest

3. Eosin

4. Garam

5. Kentang (Solanum tuberosum)

6. Wortel (Daucus carota)

7. Larutan garam 15%

38

Page 39: Laporan Akhir Bio Umum

8. Daun alang-alang (Imperata cylindrica)

9. Daun Rhoe discolor (Adam hawa)

10. Biji kacang hijau (Phseolus radiatus)

11. Biji kacang merah (Vigna angularis)

12. Air hangat

VI. Cara Kerja :

a. Difusi

1. Diisi dua cawan petri masing-masing dengan aquadest 15 ml dan air hangat 15 ml.

2. Diletakkan pada tempat datar yang masing-masing dibawahnya ada penggaris.

3. Dimasukkan masing-masing sedikit K2MnO4 di bagian tengah cawan lalu diamati.

4. Diamati diameter yang ditempuh selama 3,5 dan 9 menit.

5. Keduanya dibandingkan.

b. Osmosis

1. Dilubangi kentang ditengahnya tetapi jangan sampai bocor dan dimasukkan garam ke

dalamnya.

2. Pada cawan petri yang telah diisi dengan larutan eosin diletakkan kentang tadi ditengah

larutan tersebut.

3. Setelah 30 menit diamati dan dicatat hasilnya.

c. Turgor

1. Disayat kentang dan wortel setipis mungkin dan diraba masing-masing permukaan

preparat tersebut dan dicatat.

2. Diisilah masing-masing sebagian sayatan tadi ke dalam petridish yang berisi larutan

aquadest.

3. Dibiarkan beberapa waktu lalu diraba kembali permukaannya.

4. Dicatatlah perbedaan masing-masing dan dibuat laporan.

39

Page 40: Laporan Akhir Bio Umum

5. Gelas piala yang telah disediakan diisi air dan dimasukkan daun alang-alang ± 20 cm

dalam air dan dibiarkan.

6. Ditunggu beberapa menit dan diamati perubahan.

d. Plasmolisis

1. Disayat permukaan bawah daun Rhoe discolor dan diletakkan sayatan tersebut diatas

kaca benda yang telah ditetesi air lalu ditutup dengan coverglass.

2. Aquadest diganti dengan larutan garam 15% dan digambar hasilnya.

e. Imbibisi

1. Diisilah masing-masing cawan petri dengan aquadest dan air hangat lalu dimasukkan

beberapa biji kacang merah dan kacang hijau ke dalam masing-masing cawan tersebut.

2. Dibiarkan selama 30 menit dan kemudian dicatat hasilnya.

VII.Hasil Pengamatan ;

Gambar : Difusi

Pembesaran : - Keterangan

1. Cawanb petri

2. Diameter

3. Eosin

4. Air

Disetujui Asisten Meja

40

Page 41: Laporan Akhir Bio Umum

( )

Gambar : Osmosis

Pembesaran : - Keterangan

1. Cawan petri

2. Kentang

3. Kristal garam

4. Eosin

5. Larutan garam

Disetujui Asisten Meja

( )

Gambar : Turgor

Pembesaran : - Keterangan

1. Gelas piala

2. Air

3. Daun alang-alang

4. Cawan petri

5. Wortel

6. Kentang

Disetujui Asisten Meja

41

Page 42: Laporan Akhir Bio Umum

( )

Gambar : Plasmolisis

Pembesaran : 100 Keterangan

1. Dinding sel

2. Nukleus (inti sel)

3. Sitoplasma

4. Kloroplas

Disetujui Asisten Meja

( )

Gambar : Imbibisi

Pembesaran : - Keterangan

1. Cawan petri

2. Aquadest

3. Kacang merah

4. Kacang hijau

5. Larutan garam

Disetujui Asisten Meja

42

Page 43: Laporan Akhir Bio Umum

( )

VIII.Pembahasan :

Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa sifat-sifat fisika itu terdiri dari: difusi,

osmosis, imbibisi, turgor, dan plasmolisis. Difusi adalah perpindahan zat (padat,cair,dan

gas) dari larutan yang konsentrasinya tinggi (hipertonik) ke larutan yang konsentrasinya

rendah (hipotonik). Misalnya larutan K2MnO4, apabila larutan K2MnO4 dimasukkan ke dalam

air dingin maka larutan tersebut akan menyebar dengan lambat dan apabila larutan K2MnO4

di masukkan ke dalam air panas, maka proses penyebaran relatif cepat, hal ini karena

pengaaruh suhu. Osmosis adalah perpindahan zat dari larutan yang konsentrasinya rendah

(hipotonik) ke larutan yang konsentrasinya tinggi (hipertonik) melalui membran

semipermeabel. Misalnya pada kentang yang dilubangi, diberi garam (zat terlarut) dan eosin

(zat pelarut). Setelah 30 menit didiamkan, maka larutan eosin dari konsentrasi rendah

(hipotonik) menjadi konsentrasi tinggi (hipertonik). Dan sebaliknya garam dari kosentrasi

tinggi (hipertonik) menjadi konsentrasi rendah (hipotonik). Garam tersebut akan mencair,

namun eosin tidak dapat masuk ke dalam kentang disebabkan serat semipermeabel sehingga

larutan garam tidak berwarna kuning (seperti warna eosin) hanya saja keadaan kentang yang

semula keras menjadi lembek.

Imbibisi adalah peristiwa penyerapan air yang disertai kenaikan volume yang bersifat

irreversible(tidak tetap). Misalnya pada kacang hijau dan kacang merah, ketika direndam

dalam air hangat akan lebih cepat mengembang, mengkerut, dibandingkan air biasa. Turgor

adalah tekanan yang disebabkan oleh perbedaan volume ataupun keadaan suhu tumbuhan

yang mengembang ketika terjadinya penyerapan air. Misalnya pada kentang dan wortel

yang di sayat setipis mungkin sebelum dimasukkan ke dalam air dan larutan garam,

permukaan kentang terasa licin dan berair, sedangkan wortel terasa kasar dan berair.

Namun, setelah dimasukkan ke dalam larutan garam selama 30 menit, permukaan kentang

dan wortel terasa lembut, sedangkan dalam air biasa permukaan wortel dan kentang terasa

kasar dan keras. Adapun plasmolisis adalah tekanan pada sel apabila vakuola penuh dengan

zat cair. Misalnya pada daun Rhoe discolor, pada sayatan daun yang ditetesi aquadest dilihat

43

Page 44: Laporan Akhir Bio Umum

di bawah mikroskop akan nampak dinding sel, membran sel, dan antosionin yang merata

pada sel. Tetapi, saat daun Rhoe discolor ditetesi air garam maka antosianin berkumpul pada

sudut sel atau tidak merata. Hal ini disebabkan karena larutan garam yang konsentrasi tinggi

masuk ke dalam sel.

IX. Kesimpulan :

1. Sifat-sifat fisika terdiri dari: difusi, osmosis, turgor, imbibisi, dan plasmolisis.

2. Difusi adalah Perpindahan zat (padat,cair,dan gas) dari larutan yang konsentrasinya

hipertonik ke konsentrasi hipotonik.

3. Osmosis adalah perpindahan air dari larutan yang konsentrasinya hipotonik ke

konsentrasinya hipertonik melalui membran semipermeabel.

4. Imbibisi adalah penyerapan air atau proses masuknya air ke pori-pori sel.

5. Turgor adalah tekanan air dalam sel.

6. Plasmolisis adalah peristiwa melepasnya membran plasma dari dinding sel akibat tekanan

turgor berkepanjangan.

PERCOBAAN: VII

I. Judul Praktikum : Transportasi Pada Tumbuhan

II. Tanggal Praktikum : 11 Desember 2010

III. Tujuan Praktikum : Untuk mengamati adanya tekanan akar, daya isap daun, daya

kapiler, dan transportasi.

IV. Dasar Teori :

Menurut Salisbury (1995:23), “Transportasi pada tumbuhan adalah proses pengambilan

dan pengeluaran zat-zat ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Pada tumbuhan tingkat rendah

penyerapan air dan zat hara yang terlarut di dalamnya dilakukan melalui seluruh bagian

tubuh. Pada tumbuhan tingkat tinggi proses pengangkutan dilakukan pembuluh pengangkut

yang terdiri dari xylem dan floem”.

44

Page 45: Laporan Akhir Bio Umum

Menurut Campbell (2003:318), “Pada tumbuhan, transpor terjadi pada tiga tingkatan,

yaitu pengambilan dan pembebasan air dan zat-zat terlarut oleh individu sel, transpor bahan-

bahan jarak pendek dari sel ke sel pada level jaringan dan organ, dan transpor jarak jauh

cairan di dalam xylem dan floem pada seluruh tingkatan tumbuhan tersebut secara utuh.”

Menurut Mudakir (2006:18), “Daya tekan akar merupakan kemampuan akar

mendorong air dalam xylem akar menuju keatas. Daya tekan akar merupakan hasil aktivitas

sel-sel epidermis dengan rambut akarnya yang terus menerus menyerap air.”

Menurut Heddy (2000:47), “Daya isap daun merupakan kemampuan daun untuk

meningkatkan aliran air dari akar sampai ke daun berderet secara berkesinambungan seolah-

olah membentuk rantai molekul.”

V. Alat dan Bahan :

a. Alat :

1. Gelas piala

b. Bahan :

1. Larutan Methylen blue

2. Pucuk pacar air (Impatiens balsamina)

VI. Cara Kerja :

1. Diambil pucuk air dimasukkan ke dalam gelas piala yang berisi larutan methylen blue

yang encer.

2. Diletakkan gelas ini pada daerah yang terang dan didiamkan selama 15-30 menit.

3. Dipotong di ujung batang tanaman ini dan dibelah menjadi 2 kemudian diamati dengan

kaca pembesar.

4. Diamati sejauh mana larutan meresap ke dalamnya dan dibagian mana dari batang

larutannya ini didapatkan.

VII.Hasil Pengamatan :

Gambar : Pacar air (Impatiens balsamina)

Pembesaran : - Keterangan

45

Page 46: Laporan Akhir Bio Umum

1. Daun pacar air

2. Kertas

3. Gelas kimia

4. Batang Larutan eosin

Disetujui Asisten Meja

( )

VIII.Pembahasan :

Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa transportasi pada tumbuhan meliputi:

tekanan akar, daya isap daun, dan daya kapiler. Tekanan akar merupakan kemampuan akar

mendorong air dalam xylem akar menuju keatas. Daya isap daun merupakan kemampuan

daun untuk meningkatkan aliran air dari akar ke daun pada saat transpirasi (penguapan).

Sedangkan daya kapiler adalah kemampuan naiknya cairan di dalam pipa kapiler. Faktor-

faktor yang mempengaruhi laju transpirasi adalah: kelembapan, suhu, angin, serta

kandungan air dalam tanah.

Pengamatan pada tanaman pacar air (Impatiens balsamina) digunakan karena terdiri

dari 90% penyusunnya adalah air dan batang bening sehingga mudah diamati. Untuk

melakukan percobaan, bagian akar dipotong, biar daun bisa menghisap larutan eosin

sepenuhnya. Proses terjadinya laju transpirasi dapat dipercepat bila preparat yang sudah

dimasukkan ke dalam larutan eosin diletakkan di tempat terang yang memiliki intensitas

46

Page 47: Laporan Akhir Bio Umum

cahaya yang cukup. Ketika preparat berada dalam larutan eosin, larutan tersebut akan

meresap ke dalam batang pacar air oleh pembuluh dan makin lama makin cepat dan banyak

yang diserap. Penyerapan air ditandai karena adanya daya tekanan daun yang dimiliki pacar

air melalui 2 pembuluh yaitu xylem dan floem. Pada pembuluh xylem berfungsi sebagai

pengangkut atau pengedar sari-sari makanan dari akar sampai ke daun. Sedangkan

pembuluh floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian

tumbuh-tumbuhan.

IX. Kesimpulan :

1. Transportasi pada tumbuhan meliputi: tekanan akar, daya isap daun, dan daya kapiler.

2. Tekanan akar merupakan kemampuan akar mendorong air dalam xylem menuju ke

atas.

3. Daya isap daun adalah kemampuan daun untuk meningkatkan aliran air dari akar ke

daun pada saat transpirasi.

4. Daya kapiler adalah kemampuan naiknya cairan di dalam pipa kapiler.

5. Xylem berfungsi mengangkut air atau pengedar sari-sari makanan, sedangkan floem

berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.

PERCOBAAN: VIII

I. Judul Praktikum : Evolusi

II. Tanggal Praktikum :

III. Tujuan Praktikum : Untuk mengamati evolusi pada tumbuhan dan hewan

IV. Dasar Teori :

Menurut Kimball (1999:760), “Inti dari teori evolusi yang diungkapkan Charles Darwin

dalam bukunya The Origin of Spesies adalah bahwa semua makhluk hidup yang ada di bumi

ini merupakan hasil keturunan dari moyang yang sama yang mengalami modifikasi. Dan

Darwin juga menyajikan sejumlah fakta yang dianggapnya hanya dapat dijelaskan dengan

teori evolusi”.

47

Page 48: Laporan Akhir Bio Umum

Menurut Saktiyono (1989:189), “Evolusi merupakan suatu proses pada makhluk hidup

yang berlangsung dari generasi ke generasi yang sangat lambat dan lama akibat terjadinya

perubahan dari generasi ke generasi terbentuknya keanekaragaman makhluk hidup spesies

bumi”.

Menurut Burnie (2005:6), “Seperti semua fenomena alam, evolusi merupakan subjek

bagi hukum-hukum alam yang dapat di uji melalui berbagai percobaan. Namun, begitu

banyaknya elemen acak yang terlibat dalam proses evolusi menyebabkan masa depan ini

tidak dapat diperkirakan”.

Menurut Fried (1999:288), “Teori evolusi biologi menyatakan bahwa makhluk hidup

pertama merupakan hasil dari evolusi molekul anorganik yang kemudian berkembang

menjadi struktur kehidupan (sel).

V. Alat dan Bahan :

a. Alat :

1. Timbangan

2. Mistar

b. Bahan :

1. Telur ayam 3 butir (Galus galus)

2. Daun majemuk

3. Tandan pinang (Areca cathecu)

4. Setandan pisang ambon (Musa paradisiaca)

5. Telur bebek 1 induk 3 butir (Anas sp)

VI. Cara Kerja :

1. Diletakkan masing-masing bahan: telur, pinang, pisang, dan daun di depan.

2. Diamati secara seksama perbedaan bentuk warna, panjang, berat, dan lebar masing-

masing preparat secara sesamanya.

48

Page 49: Laporan Akhir Bio Umum

3. Dilakukan secara berurutan.

4. Dicatat hasil yang diperoleh.

VII.Hasil Pengamatan :

Gambar : Telur ayam

Pembesaran : - Keterangan

1. Telur 1

2. Telur 2

3. Telur 3

Disetujui Asisten Meja

( )

Gambar : Telur bebek

Pembesaran : - Keterangan

4. Telur 1

5. Telur 2

6. Telur 3

49

Page 50: Laporan Akhir Bio Umum

Disetujui Asisten Meja

( )

Gambar : Daun majemuk

Pembesaran : - Keterangan

1. Pangkal daun ( I )

2. Tengah daun ( II )

3. Ujung daun ( III )

Disetujui Asisten Meja

( )

Gambar : Pisang

Pembesaran : - Keterangan

1. Tandan pisang

2. Buah pisang

50

Page 51: Laporan Akhir Bio Umum

Disetujui Asisten Meja

( )

Gambar : Pinang

Pembesaran : Keterangan

1. Tandan pinang

2. Buah pinang

Disetujui Asisten Meja

( )

VIII.Pembahasan :

Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa evolusi merupakan perubahan yang

terjadi pada makhluk hidup dari masa ke masa atau dari generasi ke generasi. Organisme

berevolusi melalui dua proses, yaitu proses genetika dan melalui proses seleksi alam

(natural selection).

Makhluk hidup memiliki perbedaan baik di lihat dari segi warna, bentuk, dan ukuran.

Perbedaan-perbedaan tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor seperti genetik, lingkungan,

dan seleksi alam. Tidak bisa dipungkiri yang mana makhluk hidup mengalami perubahan

bentuk atau yang lainnya dari generasi ke generasi sehingga menghasilkan berbagai macam

51

Page 52: Laporan Akhir Bio Umum

jenis makhluk hidup baru yang juga berbeda dengan induk aslinya, namun ada juga yang

mewariskan sifat dari induknya.

Semua teori di atas telah terbukti pada praktikum yang menggunakan telur ayam, telur

bebek, berbagai daun majemuk, tandan pinang, dan setandan pisang ambon. Dari semua

bahan ini, dapat dilihat perbedaan dari segi panjang, lebar, maupun berat dalam satu

spesies. Perbedaannya dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel pengamatan evolusi:

Jenis

preparat

Panjang (cm) Lebar (cm) Berat (cm)

I II III I II III I II III

Telur

ayam 4,7 4,6 4,4 3,5 3,5 3,3 43,34 43,15 36,61

Telur

bebek 6,1 6,1 5,7 4 4,3 4,5 78,73 71,80 65,20

Pinangatas tengah Bawah Atas tengah Bawah atas tengah bawah

4,8 4,4 4,2 2,8 2,7 2,4 20,57 17,59 15,23

Pisang

Kiriatas

Kananatas

TengahAtas

KiriAtas

Kananatas

TengahAtas

Kiriatas

Kananatas

Tengahatas

14,1 14,3 14,2 3,2 3,4 3,3 121,70 108,47 112,48

Daun maje-Muk

Pang-kal

tengah Ujung Pan-Gkal

tengah Ujung Pang-kal

tengah ujung

2,9 4,4 3,4 1,4 2,4 2,1 0,06 0,21 0,14

IX. Kesimpulan :

1. Evolusi merupakan perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dari generasi ke generasi.

2. Organisme berevolusi melalui dua proses, yaitu faktor genetik dan faktor seleksi alam.

3. Makhluk hidup memiliki perbedaan baik dari segi warna, bentuk, dan ukuran.

4. Makhluk hidup dalam satu spesies memilki panjang, lebar, dan berat yang berbeda.

5. Perbedaan makhluk hidup juga tergantung terhadap komponen-komponen yang

dimilikinya.

52

Page 53: Laporan Akhir Bio Umum

PERCOBAAN: IX

I. Judul Praktikum : Ekosistem

II. Tanggal Praktikum :

III. Tujuan Praktikum : Untuk mengetahui komponen-komponen ekosistem

IV. Dasar Teori :

Menurut Campbell (2004:388), “Suatu ekosistem terdiri dari semua organisme yang

hidup dalam suatu komunitas dan juga semua faktor-faktor abiotik yang saling berinteraksi

53

Page 54: Laporan Akhir Bio Umum

dengan organisme tersebut. Seperti populasi dan komunitas, batas ekosistem umumnya tidak

jelas, sebagai tingkat yang paling inklusif dalam hirarki organisme biologis.

Menurut Pratiwi (2006:229), “Ekosistem merupakan kehidupan semua jenis makhluk

hidup yang saling mempengaruhi, dipengaruhi, serta berinteraksi dengan alam yang

membentuk satu kesatuan tersusun atas beberapa komponen, yaitu: komponen autotrof,

heterotrof, komponen abiotik, dan pengurainya”.

Menurut Rusmendro (2009:23), “Ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan

ekosistem perairan. Ekosistem darat merupakan kumpulan faktor biotik dan abiotik yang

terdapat di daratan, sedangkan ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan

ekosistem air laut.

Menurut Mitchell (1987:388), “Hubungan trofik dalam ekosistem terdiri atas hubungan

trofik menentukan lintasan aliran energi kimia dalam suatu ekosistem. Produsen primer

meliputi tumbuhan alga dan spesies bakteri, banyak konsumen primer dan konsumen tingkat

lebih rendah merupakan pencarian makanan yang oportunis.”

V. Alat dan Bahan :

a. Alat :

1. Alat bedah

2. Tali rapia

3. Termometer

4. Lakmus

54

Page 55: Laporan Akhir Bio Umum

b. Bahan :

1. Tali rapia

2. Pekarangan

VI. Cara Kerja :

1. Pekarangan dipilih yang masih ditempati berbagai tumbuhan dan hewan.

2. Dibuat petak berukuran 1x1 meter dari tali rapia dan dihitung tumbuhan dan hewan yang

terdapat dalam petak tersebut

3. Diukur suhu udara, suhu tanah, dan pH tanah, dicatat dan warna tanah.

4. Komponen yang menyusun ekosistem disebutkan.

VII.Hasil Pengamatan :

1 m

55

Page 56: Laporan Akhir Bio Umum

1 m

Keterangan :

A. Biotik

1. Ulat daun

2. Semut

3. Putri malu

4. Rumput teki

5. Bunga

6. Rumput-rumputan

B. Abiotik

1. Tanah

2. Batu

3. Udara

4. Cahaya matahari

56

Page 57: Laporan Akhir Bio Umum

VIII. Pembahasan :

Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa ekosistem itu merupakan suatu sistem

ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara faktor biotik (makhluk hidup)

dan faktor abiotik (lingkungan). Faktor biotik terdiri dari semua jenis hewan dan tumbuhan,

sedangkan faktor abiotik terdiri dari: Cahaya matahari, udara, suhu kelembapan, tanah dan

air. Antara faktor biotik dan faktor abiotik saling berinteraksi dan membutuhkan satu sama

lain, misalnya: dalam membentuk jaring-jaring makanan.

Komponen-komponen biotik terdiri dari : produsen, konsumen, dan pengurai. Produsen

merupakan penyediaan makanan bagi konsumen, yaitu makhluk hidup yang mampu

membuat makanan sendiri (autotrof). Umumnya, produsen dihasilkan oleh tumbuhan yang

berklorofil dihasilkan melalui proses fotosintesis. Konsumen merupakan makhluk hidup

yang tidak mampu membuat makanan sendiri (heterotrof) dan memperolehnya dari

makhluk hidu produsen. Makhluk hidup konsumen terdiri dari: herbivora, karnivora, dan

omnivora. Herbivora adalah hewan pemakan tumbuhan, karnivora adalah hewan pemakan

daging, dan omnivora merupakan hewan pemakan hewan dan tumbuhan. Sedangkan

pengurai (dekomposer) merupakan makhluk hidup yang menguraikan organisme mati,

seperti bakteri dan jamur.

Adapun dalam pengamatan ekosistem di pekarangan, terdapat organisme penyusun

ekosistem yang terdiri dari faktor biotik dan lingkungan. Faktor biotiknya terdiri dari: ulat

daun, semut, kupu-kupu, putri malu, dan rumput-rumputan. Sedangkan faktor abiotiknya

terdiri dari: udara, cahaya matahari, tanah, air, dan kelembapan. Antara faktor biotik dan

abiotik di dalam pekarangan tersebut saling membutuhkan. Suhu tanah di pekarangan

tersebut adalah 6,50C, temperature 300C, dan kelembapannya 71%. Warana tanahnya

berupa hitam kecoklatan.

Jadi, ekosistem merupakan suatu komponen alam yang tidak dapat dipisahkan antara

satu sama lain. Faktor-faktor penyusun ekosistem yang terdiri dari faktor biotik dan abiotik

dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

57

Page 58: Laporan Akhir Bio Umum

Tabel: Penyusun ekosistem di pekarangan

No Penyusun ekosistem Jumlah Individu Keterangan

1

2

3

4

A. Faktor biotic

Semut

Ulat daun

Putri malu

Rumput teki

Terdiri dari populasi

Individu

Terdiri dari populasi

Terdiri dari populasi

Sebagai konsumen yang tidak mampu

membuat makanan sendiri

(heterotrof).

Sebagai konsumen yang tidak mampu

membuat makanan sendiri

(heterotrof).

Sebagai produsen yang mampu

membuat makanan sendiri (autotrof).

Sebagai produsen yang mampu

membuat makanan sendiri (autotrof).

1

2

3

4

5

B. Faktor abiotik

Cahaya matahari

Air

Tanah

Suhu

Kelembapan

-

-

-

-

-

Sebagai produsen yang diperlukan

oleh tumbuhan untuk fotosintesis.

Sebagai produsen yang diperlukan

makhluk hidup untuk pertumbuhan

dan perkembangan.

Sebagai media untuk tumbuhan dan

tempat didiami makhluk hidup.

Juga berpengaruh bagi pertumbuhan

makhluk hidup.

Untuk memudahkan tumbuhan

menyerap air.

58

Page 59: Laporan Akhir Bio Umum

IX. Kesimpulan :

1. Ekosistem merupakan sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara

faktor biotik (makhluk hidup) dan faktor abiotik (lingkungan).

2. Komponen-komponen biotik terdiri dari: produsen, konsumen, dan dekomposer

(pengurai).

3. Komponen-komponen abiotik terdiri dari: cahaya matahari, air, tanah, suhu, dan

kelembapan.

4. Antara faktor biotik dan faktor abiotik saling membutuhkan dan saling berinteraksi

antara satu sama lain, misalnya: dalam jaring-jaring makanan.

5. Suhu tanah di pekarangan adalah 6,50C, temperature 300C, dan kelembapannya 71%.

Warna tanahnya berupa hitam kecoklatan.

59

Page 60: Laporan Akhir Bio Umum

PERCOBAAN : X

I. Judul Praktikum : Klasifikasi Hewan dan Klasifikasi Tumbuhan

II. Tanggal Praktikum :

III. Tujuan Praktikum :1. Untuk mengetahui cara mengklasifikasi hewan ke dalam

kelompok tertentu

2. Untuk mengenal tumbuhan di lapangan dan menjelaskan

beberapa karakter yang khas dari kelompoknya.

IV. Dasar Teori :

Menurut Ali (2004:4), “Klasifikasi adalah suatu upaya melakukan pengelompokkan

hewan ke dalam kelompok tertentu, sehingga diperoleh kelompok-kelompok hewan dalam

jenjang yang berbeda. Tujuannya adalah untuk memudahkan dalam memahami hewan

tersebut, sehingga mudah dipelajari dan diingat dalam kehidupan manusia”.

Menurut Campbell (2002:11), “Spesies yang sangat serupa di tempatkan dalam genus

(marga) yang saudara, genus di kelompokkan dalam family (keluarga) dan seterusnya

dengan tiap tingkat klasifikasi menjadi semakin besar kelompok anggotanya”.

Menurut Maskoeri (1984:13), “Terdapat perbedaan dalam penggolongan klasifikasi

hewan. Klasifikasi sistem ilmiah modern menggunakan semua data. Misalnya: struktur,

fisiologi, embriologi, penyebaran di muka bumi dan dasar-dasar lainnya. Sedangkan

kalsifikasi sistem ilmiah dijelaskan dengan teori evolusi dan mencoba mencari kekerabatan

darah dan hubungan yang menunjukkan tahap-tahap embriologi”.

Menurut Djarubito (1989:92), “Klasifikasi tumbuhan berdasarkan kegunaannya, maka

tumbuhan dibagi menjadi lima yaitu: tumbuhan untuk sandang, tumbuhan untuk papan,

tumbuhan untuk pangan, tumbuhan untuk obat-obatan dan tumbuhan untuk kecantikan”.

60

Page 61: Laporan Akhir Bio Umum

V. Alat dan Bahan :

a.Alat :

1. Mikroskop

2. Lup

3. Alat bedah

4. Petridish

5. Penjepit

b. Bahan :

1. Formalin

2. Alkohol

3. Aquadest

VI. Cara Kerja :

Klasifikasi Hewan

1. Dikumpulkan berbagai hewan yang ada di sekitar dan dimasukkan kedalam formalin

10% selama 15 menit.

2. Setelah itu dikeluarkan dan di cuci bersih dengan aquadest, hingga formalin hilang.

3. Diperhatikan ciri hewan tersebut.

4. Dilakukan pengelompokkan ke dalam kelompok kecil pada tingkat kelas, sampai

tingkat ordo.

5. Dihitung jumlah anggota masing-masing dan disebutkan ciri-ciri dari hewan yang

dikelompokkan sesuai kelompoknya.

Klasifikasi Tumbuhan

1. Dikumpulkan tumbuhan dan jenis bunga.

2. Diperhatikan cirri umum masing-masing tumbuhan tersebut, hingga dapat

dikelompokkan.

3. Dikelompokkan kedalam Spermatophyta, Pteuridophyta, Bryophyta, dan Schyzophyta.

61

Page 62: Laporan Akhir Bio Umum

4. Dikelompokkan ke dalam kelompok kelas, ordo, dan diperhatikan cirri masing-masing.

5. Dituliskan dalam bentuk tabel.

VII.Hasil Pengamatan :

Gambar : Semut (Monomarium sp)

Pembesaran : - Keterangan

1. Mulut (oriz)

2. Alat penjepit

3. Mata (organus fisus)

4. Kepala (caput)

5. Antena

6. Kaki (tarsal)

7. Serviks

8. Perut (truncus)

Disetujui Asisten Meja

Gambar : Ulat daun (Bombyx mori)

Pembesaran : - Keterangan

1. Mata (organus fisus)

2. Kepala (caput)

3. Bulu

4. Ekor

5. Daun (folium)

Disetujui Asisten Meja

)

62

Page 63: Laporan Akhir Bio Umum

Gambar :Rumput teki (Cyperus rotundus)

Pembesaran : - Keterangan

1. Akar (radix)

2. Batang (caulis)

3. Daun (folium)

4. Bunga (flos)

Disetujui Asisten Meja

Gambar : Putri malu (Mimosa pudica)

Pembesaran : - Keterangan

1. Akar (radix)

2. Batang (caulis)

3. Daun (folium)

4. Bunga (flos)

Disetujui Asisten Meja

63

Page 64: Laporan Akhir Bio Umum

VIII. Pembahasan :

Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa klasifikasi merupakan

pengelompokkan makhluk hidup yang dilakukan sedemikian rupa berdasarkan persamaan

dan perbedaan yang dimilikinya. Tujuan klasifikasi adalah untuk memudahkan pengenalan

makhluk hidup sehingga bisa diambil manfaatnya. Persamaan dan perbedaan makhluk

hidup untuk di kelompokkan dilihat dari morfologinya. Taksonomi makhluk hidup

dimulai dari tingkat yang paling tinggi ke tingkat yang paling rendah, yaitu: kingdom,

filum atau divisi, kelas, ordo, family, genus, dan spesies.

Di dalam klasifikasi, filum digunakan untuk hewan dan divisi digunakan untuk

tumbuhan. Pada tingkat family, untuk tumbuhan dipakai ceae dan untuk hewan dipakai

idea. Dan pada tingkat spesies, kata pertama dipakai huruf besar dan kata kedua dipakai

huruf kecil, dan dimiringkan atau digaris bawahi.

Adapun dalam pengamatan taksonomi, kita menemukan beberapa jenis hewan dan

tumbuhan untuk diklasifikasi. Dapat dilihat di bawah ini:

Klasifikasi Hewan dan Tumbuhan

1. Ulat daun (Bombyx mori)

Ciri utama: Berwarna hijau, berbulu, dan biasanya terdapat di daun.

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Lepidoptera

Family : Bombycidae

Genus : Bombyx

Spesies : Bombyx mori (Ulat daun)

64

Page 65: Laporan Akhir Bio Umum

2. Semut (Monomarium sp)

Ciri Utama : Hidup di daerah tropis, hidup berkelompok, memiliki sarangnya yang

teratur, dan memiliki antenna di alat tubuhnya.

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Himenoptera

Family : Formisidae

Genus : Monomarium

Spesies : Monomarium sp (Semut)

3. Putri malu (Mimosa pudica)

Ciri utama : Daunnya menanggapi rangsangan bila disentuh, dan berduri.

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Fabales

Family : Fabaceae

Genus : Mimosa

Spesies : Mimosa pudica (Putri malu)

4. Rumput teki (Cyperus rotundus)

Ciri utama : Mempunyai akar serabut, rumput semu menahun.

Kingdom: Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Cyperales

Family : Cyperaceae

65

Page 66: Laporan Akhir Bio Umum

Genus : Cyperus

Spesies : Cyperus rotundus (Rumput teki)

IX. Kesimpulan :

1. Klasifikasi merupakan pengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan dan

perbedaan yang dimilkinya.

2. Tujuan klasifikasi adalah untuk memudahkan pengenalan suatu makhluk hidup.

3. Taksonomi makhluk hidup dimulai dari: kingdom, filum atau divisi, kelas, ordo,

family, genus, dan spesies.

4. Filum digunakan untuk hewan, sedangkan divisi digunakan untuk tumbuhan.

5. Penamaan pada spesies kata pertama dipakai huruf besar dan kata kedua dipakai huruf

kecil, kemudian dimiringkan atau di garis bawahi.

66

Page 67: Laporan Akhir Bio Umum

PERCOBAAN : XI

I. Judul Praktikum : Reproduksi Aseksual

II. Tanggal Praktikum :

III. Tujuan Praktikum : Untuk mengetahui berbagai cara perkembangbiakan secara

tidak kawin pada berbagai tumbuhan dan hewan.

IV. Dasar Teori :

Menurut Prawirohatono (2004:183), “Semua makhluk hidup di dunia baik manusia,

hewan dan tumbuhan berupaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenis dan

keturunannya. Oleh karena itu, makhluk hidup mengadakan reproduksi atau

perkembangbiakan".

Menurut Campbell (2004:150), “Reproduksi aseksual adalah proses penciptaan

individu baru yang semua gennya berasal dari satu induk tanpa peleburan sel telur dan sel

sperma. Pada sebagian besar kasus, reproduksi aseksual secara keseluruhan mengandalkan

pembelahan sel secara mitosis, reproduksi seksual adalah perkembangbiakan yang terjadi di

dahului oleh peristiwa perkawinan”.

Menurut Yatim (1991:346), “Reproduksi aseksual pada hewan antara lain: dengan cara

fragmentasi (pemisahan salah satu bagian tubuh), tunas (pembentukan tonjolan pada salah

satu bagian tubuh), Fisi (pembelahan sel pada induknya), Spurulasi (pembentukan spora

pada sel induknya), parthenogenesis (sel telur tanpa dibuahi)”.

Menurut Kusmayadi (2000:100), “Reproduksi pada tumbuhan secara aseksual adalah

perkembangbiakan tanpa peleburan sel kelamin jantan (benang sari) dan sel kelamin betina

(kepala putik). Reproduksi aseksual secara alamiah terdiri dari: rhizoma, umbi akar, umbi

batang, umbi lapis, geragih, tunas, dan tunas adventif. Sedangkan reproduksi aseksual secara

buatan terdiri dari:.mencangkok, menempel, menyambung, merunduk, dan stek”.

67

Page 68: Laporan Akhir Bio Umum

V. Alat dan Bahan :

a.Alat :

-

b. Bahan :

1. Rhizoma kunyit (Curcuma domestica)

2. Pegagan (Centella asiatica)

3. Cocor bebek (Bryophyllum sp)

4. Wortel (Daucuc carota)

5. Kentang (Solanum tuberosum)

6. Teki (Cyperus rotundus)

7. Alang-alang (Imperata cylindrica)

8. Bawang merah (Alium cepa)

9. Tebu (Saccarum officinarum)

10. Bambu (Bambusa sp)

11. Jahe (Zingiber officinale)

12. Bunga karang

13. Fungi (Jamur)

VI. Cara Kerja :

1. Dikumpulkan semua jenis bahan di atas meja

2. Di lihat pada bagian mana terdapat alat reproduksinya.

3. Dicatat dan digambar dalam tabel

68

Page 69: Laporan Akhir Bio Umum

VII.Hasil Pengamatan :

Gambar : Kunyit (Curcuma domestica)

Pembesaran : - Keterangan

1. Internodus

2. Nodus

3. Tunas

Disetujui Asisten Meja

Gambar : Pegagan (Centella asiatica)

Pembesaran : - Keterangan

69

Page 70: Laporan Akhir Bio Umum

1. Daun

2. Tangkai daun

3. Akar

4. Stolon

Disetujui Asisten Meja

Gambar : Cocor bebek (Bryophyllum sp)

Pembesaran : - Keterangan

1. Tulang daun

2. Tangkai daun

3. Tunas adventif

Disetujui Asisten Meja

Gambar : Wortel (Daucus carota)

Pembesaran : - Keterangan

70

Page 71: Laporan Akhir Bio Umum

1. Tangkai daun (pelepah)

2. Leher akar

3. Buku-buku umbi akar

4. Bulu-bulu akar

Disetujui Asisten Meja

Gambar : Kentang (Solanum tuberosum)

Pembesaran : - Keterangan

1. Tunas

2. Titik tumbuh

3. Umbi batang

Disetujui Asisten Meja

Gambar : Teki (Cyperus rotundus)Keterangan

71

Page 72: Laporan Akhir Bio Umum

Pembesaran : -

1. Daun

2. Pangkal batang

3. Geragih

4. Umbi geragih

Disetujui Asisten Meja

Gambar : Alang-alang (Imperata cylindrica)

Pembesaran : Keterangan

1. Akar

2. Batang

3. Daun

Disetujui Asisten Meja

72

Page 73: Laporan Akhir Bio Umum

Gambar : Bawang merah (Alium cepa)

Pembesaran : - Keterangan

1. Akar

2. Hilus

Disetujui Asisten Meja

Gambar : Tebu (Saccarum officinarum)

Pembesaran : - Keterangan

1. Nodus

2. Bulu-bulu akar

3. Internodus

4. Tunas

Disetujui Asisten Meja

(

73

Page 74: Laporan Akhir Bio Umum

Gambar : Bambu (Bambusa sp)

Pembesaran : - Keterangan

1. Nodus

2. Tunas

3. Internodus

Disetujui Asisten Meja

Gambar : Jahe (Zingiber officinarum)

Pembesaran : - Keterangan

74

Page 75: Laporan Akhir Bio Umum

1. Tunas

2. Cabang rhizome

3. Buku/sisik

Disetujui Asisten Meja

Gambar : Bunga karang

Pembesaran : - Keterangan

1. Tunas

Disetujui Asisten Meja

Gambar : Fungi (jamur)Keterangan

75

Page 76: Laporan Akhir Bio Umum

Pembesaran : -

1. Batang

2. Akar

Disetujui Asisten Meja

VIII. Pembahasan :

76

Page 77: Laporan Akhir Bio Umum

Reproduksi adalah perkembang biakan yang terjadi pada makhluk hidup untuk

meneruskan kelangsungan hidupnya dan menghasilkan keturunan. Reproduksi secara

aseksual terbagi dua, yaitu secara alamiah dan buatan. Reproduksi secara aseksual alami,

yaitu: rhizoma, umbi akar, umbi batang, umbi lapis, geragih, tunas, dan tunas adventif.

Sedangkan reproduksi secara aseksual buatan, yaitu: mencangkok, menempel,

menyambung, merunduk, dan stek.

Rhizoma merupakan bagian batang yang tertinggal di dalam tanah, contoh: kunyit

(Curcuma domestica), jahe (Zingiber officinale), dan alang-alang (Imperata cylindrica).

Umbi akar merupakan akar yang tumbuh sebagai cadangan makanan, contoh wortel

(Daucus carota). Umbi batang merupakan cadangan makanan dan padanya terdapat mata

tunas yang akan tumbuh bila ditanam, contoh: kentang (Solanum tuberosum). Umbi lapis

adalah tunas akan tumbuh pada hilus, contoh: bawang merah (Alium cepa). Geragih adalah

batang yang menjalar di atas tanah, contoh: pegagan (Centella asiatica) dan teki (Cyperus

rotundus). Tunas adalah bagian yang tumbuh pada nodus, contoh: bambu (Bambusa sp) dan

bunga karang. Tunas adventif merupakan akar liar yang tumbuh pada daun, contoh: cocor

bebek (Bryophyllum sp). Adapun stek merupakan batang yang di tanam akan segera tumbuh

akar dan menjadi tanaman baru, contoh: tebu (Saccarum officinarum). Dan spora, yang

biasanya terjadi pada tumbuhan tingkat rendah, seperti: Fungi (jamur).

IX. Kesimpulan :

1. Reproduksi adalah perkembangbiakan pada makhluk hidup untuk meneruskan

kelangsungan hidupnya.

2. Reproduksi aseksual terbagi dua, yaitu secara alamiah dan buatan.

3. Reproduksi secara aseksual alamiah terdiri dari: rhizoma, umbi akar, umbi batang, umbi

lapis, geragih, tunas, dan tunas adventif.

4. Reproduksi secara aseksual buatan terdiri dari: mencangkok, menempel, menyambung,

merunduk, dan stek.

DAFTAR PUSTAKA

77

Page 78: Laporan Akhir Bio Umum

Ali, M, Zoologi Invertebrata, Banda Aceh : Ar-Raniry Press, 2004.

Baspai, Histologi Dasar, Jakarta : Bina Rupa Ausara , 1989.

Bawo, Wayan, Dasar-Dasar Histologi, Jakarta: Erlangga, 1988.

Bevelender, Gerrit, dkk, Dasar-Dasar Histologi, Jakarta: Erlangga,1988.

Brotowidjoyo, Zoologi dasar, Jakarta: Erlangga, 1994.

Burnie, David, Evolusi, Jakarta : Erlangga, 2005.

Campbell, dkk, Biologi Edisi Kelima Jilid I, Jakarta: Erlangga, 2002.

Campbell, dkk, Biologi Edisi Kelima Jilid III, Jakarta : Erlangga,2004.

Djarubito, Zoologi Dasar, Jakarta: Erlangga, 1989.

Fried, George, dkk, Biologi Edisi Kedua, Jakarta: Erlangga,1999.

Goidstein, Phillip, Ilmu Pengetahuan Populer, Jakarta: PT Ikrar Mandiri, 2004.

Hasanuddin, Morfologi Tumbuhan, Banda Aceh: Ar-Raniry Press, 2004.

Heddy, Suwarno, Biologi Pertanian, Jakarta: CV Raja Wali,1990.

Jelwar, Meinence, Mikrobiologi Kedokteran, Jakarta: Salemba Medica, 2001.

Kimball, John.W., Biologi Jilid II, Jakarta: Erlangga, 1996.

Kimball, John. W., Biologi Jilid III, Jakarta : Erlannga, 1999.

Kusmayadi, dkk, Biologi Umum, Jakarta : Erlangga, 2000

Leeson, Roland, Buku ajar Histologi, Jakarta: EGC, 1996.

Mander, Ilmu Kedokteran, Bandung, Irana Widya, 2004.

Maskoeri, Josin, Sistematika Hewan, Surabaya : Sinar Wijaya,1984.

Menyer, B. S., Plant Phisiologi, Newyork, D Van Nonstrand Company Inc, 1996.

78

Page 79: Laporan Akhir Bio Umum

Mitchell, Biologi Dasar, Jakarta :Erlangga,1987.

Mudakkir, Imam, Fisiologi Tumbuhan, Jakarta : Erlangga, 2006.

Mulyani, Sri, Anatomi Tumbuhan, Jakarta: Erlangga, 2004.

Nawangsari, Zologi Umum, Jakarta : Erlangga, 1988.

Nugroho, L.Hartato, Biologi Dasar, Jakarta: Erlangga, 2004.

Ocpotro, Radi, Zoologi, Jakarta : Erlangga, 1983.

Pratiwi, D. A, Biologi, Jakarta : Erlangga,2006.

Prawirohatono,S, Sains Biologi, Jakarta : Bumi Aksara, 2004.

Ronald, Siturus, Ringkasan biologi II, Bandung: Yrana Widya, 2004.

Rusmendro, Hasmar, Seri Diktat Ekologi, Jakarta : Universitas Nasional,2003.

Saktiyono, Biologi Umum, Jakarta : Erlangga,1986.

Salisbury, dkk, Fisiologi Tumbuhan, Bandung: ITB, 1995.

Sastrodinoto, Soenarjo, Biologi umum, Jakarta: PT Gramedia, 1982.

Soegiri, N, Zoologi umum, Jakarta, Erlangga, 1991.

Stansfield, William, dkk, Biologi Molekuler dan Sel, Jakarta: Erlangga, 2006.

Stave, Fakta Sains, Jakarta: Erlangga, 1997.

Tambayong, Jan, Anatomi & Fisiologi Untuk Keperawatan, Jakarta: EGC, 2001.

Virchow, Rudolf, Biologi Modern, Surabaya: Pambelan, 1689.

Yatim, Wildan, Sains Biologi, Jakarta : Bumi Aksara, 1991.

79

Page 80: Laporan Akhir Bio Umum

80