lapak ba&be

Upload: khairina-fadhilawati

Post on 10-Oct-2015

261 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

bioekivalen vioavailibilitas

TRANSCRIPT

UJI BIOAVAILABILITAS DAN BIOEKIVALEN OBATI. Tujuan Percobaan1. Menentukan status bioekivalensi dari suatu produk obat yang diuji2. Merancang penelitian uji bioavailabilitas dan bioekivalensi suatu produk obatII. Prinsip Percobaan1. Bioavailabilitasabsolut,yaitu membandingkan bioavailabilitas suatu bentuk sediaan obat per oral dengan pemberian secara intravena.

2. Bioavailabilitasrelatif,yaitu membandingkan secara relatif bioavailabilitas suatu bentuk sediaan obat per oral dengan bentuk sediaan obat sejenis lainnya.

III. Teori DasarKonsep bioavailabilitas pertama kali diperkenalkan oleh Osser pada tahun 1945, yaitu pada waktu Osser mempelajari absorpsi relatif sediaan vitamin. Istilah yang dipakai pertama kali adalah availabilitas fisiologik, yang kemudian diperluas pengertiannya dengan istilah bioavailabilitas. Dimulai di negara Amerika Serikat, barulah pada tahun 1960 istilah bioavailabilitas masuk ke dalam arena promosi obat. Hal ini disebabkan oleh semakin banyaknya produk obat yang sama yang diproduksi oleh berbagai industri obat, adanya keluhan dari pasien dan dokter di man obat yang sama memberikan efek terapeutik yang berbeda, kemudian dengan adanya ketentuan tidak diperbolehkannya Apotek mengganti obat yang tertulis dalam resep dengan obat merek lainnya. Sebagai cabang ilmu yang relatif baru, ditemukan berbagai definisi tentang bioavailabilitas dalam berbagai literatur. Bagian yang esensial dalam konsep bioavailabilitas adalah absorpsi obat ke dalam sirkulasi sistemik. Ada 2 unsur penting dalam absorpsi obat yang perlu dipertimbangkan, yaitu :1) kecepatan absorpsi obat2) jumlah obat yang diabsorpsi(Sahrir, 2010).Biovailabilitas obat sangat bergantung pada 2 faktor :1. Factor obat 2. Factor pengguna obat.Terdapat kemungkinan obat yang sama diberikan pada orang yang sama, dalam keadan berbeda, memberikan kurva dosis-respon yang berbeda.Faktor obat : Kelarutan obat, Ukuran partikel, Bentuk fisik obat, Dosage form, Teknik formulasi, Excipient Faktor Pengguna : Umur, berat badan, luas permukaan tubuh, Waktu dan cara obat diberikan, Kecepatan pengosongan lambung, Gangguan hepar dan ginjal, Interaksi obat lain.(Minawati, 2010).Penelitian bioavailabilitas obat dapat merupakan :1) Penelitian bioavailabilitasabsolut,yaitu membandingkan bioavailabilitas suatu bentuk sediaan obat per oral dengan pemberian secara intravena.2) Penelitian bioavailabilitasrelatif,yaitu membandingkan secara relatif bioavailabilitas suatu bentuk sediaan obat per oral dengan bentuk sediaan obat sejenis lainnya. Sebagai produk standar dapat digunakan :1)produk larutan oral2)produk inovator/originator, yaitu produk yang dibuat oleh pabrik penemunya, yang dianggap mempunyai bioavailabilitas terbaik yang sudah teruji secara klinik dengan hasil terapi yang baik (biasanya ditentukan oleh lembaga resmi, misalnya FDA).(Alviannor, 2011).Penelitian bioavailabilitas relatif dapat diterapkan untuk :1) memilih satu dari alternatif dua atau lebih bentuk sediaan yang sama dengan formulasi yang berbeda yang akan diproduksi oleh suatu pabrik, sehingga diketahui pengaruh komponen formulasi terhadap bioavailabilitas.2) memilih bentuk sediaan yang mempunyai bioavailabilitas terbaik dari beberapa alternatif bentuk sediaan yang akan dikembangkan.3) mengontrol variabilitas yang mungkin terjadi antarbatchdari bentuk sediaan yang sama daribatchyang berlainan.4) membandingkan secara komparatif produk pabrik mana yang mempunyai bioavailabilitas terbaik.(Medisa, 2013).IV. Alat dan BahanA. AlatLaptop (system operasi windows)B. BahanProgram Microsoft ExcelV. Prosedur1. Menghitung bioavailabilitas (F) suatu sediaan obat berupa Suspensi Oral (konsentrasi zat aktif 50 mg/ml) apabila dibandingkan dengan sediaan injeksi intravena (konsentrasi zat aktif 100 mg/ml), dimana dosis yang diberikan untuk suspensi oral adalah dua sendok teh sedangkan dosis injeksi IV adalah 2 ml. Data kadar obat dalam plasma terhadap waktu adalah sebagai berikut : T(jam)

Kadar ug/ml)

suspensi oralIV

006,136165281

0,52,755,31

16,244,62

1,58,54,02

29,813,5

37,432,65

45,62,01

63,191,16

81,910,66

2. Menyatakan status bioekivalensi dari ketiga sediaan kapsul uji (A, B, C) terhadap sediaan standar (STD) dengan data sebagai berikut : SukarelawanAUC

Kapsul AKapsul BKapsul CKapsul std

114,119,19,615,8

220,22010,619

31917,514,619,3

413,220,313,118,4

513,517,310,417,2

617,917,48,316,5

712,417,214,517,9

815,816,911,417,5

3. Menyebutkan dan menjelaskan secara lengkap faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan hayati suatu obat/produk obat.

VI. Data Pengamatan1. Hitunglah bioavailabilitas (F) suatu sediaan obat berupa suspense obat (konsentrasi zat aktif 50 mg/mL) apabila dibandingkan dengan sediaan injeksi intravena (konsentrasi z.a 100 mg/mL), dimana dosis yang diberikan untuk suspense oral adalah 2 sendok teh sedangkan dosis injeksi iv = 2 mL. data kadar obat sebagai berikut :

T/JamKadar

Suspensi OralivLn OralLn iv

006,134938-1,814

0,52,755,311,011600911,669592

16,244,621,830980181,530395

1,58,54,022,140066161,391282

29,813,52,283402271,252763

37,432,652,005525860,97456

45,62,011,72276660,698135

63,191,161,160020920,14842

81,910,660,64710324-0,41552

AUC (Uji)AUC (iv)

0,68752,861234543

2,24752,4825

3,6852,16

4,57751,88

8,623,075

6,5152,33

8,793,17

5,11,82

Jumlah40,222519,77873454

Oraliv

AUC 87,1268656722,374101

AUC Total47,3493656722,15284

Dosis500200

Bioavailabilitas Absolut85,49581146

2. Pengujian bioekivalensi obatSukarelawanAUCFAFBFC

Kapsul AKapsul BKapsul CKapsul std

114,119,19,615,80,892411,20890,60759

220,22010,6191,063161,05260,55789

31917,514,619,30,984460,90670,75648

413,220,313,118,40,717391,10330,71196

513,517,310,417,20,784881,00580,60465

617,917,48,316,51,084851,05450,50303

712,417,214,517,90,692740,96090,81006

815,816,911,417,50,902860,96570,65143

Rata-rata0,890341,03230,65039

Stdar deviasi0,149670,0950,10333

T1,8951,8951,895

Cli+117,396121,2384,6188

Cli-60,672785,23645,4585

VII. PembahasanPada praktikum kali ini praktikan telah melakukan uji dry lab bioavailabilitas absolute dan bioavailabilitas relative. Dengan mengetahui jumlah relatif obat yang diabsorpsi dan kecepatan obat berada dalam sirkulasi sistemik, dapat diperkirakan tercapai tidaknya efek terapi yang dikehendaki menurut formulasinya. Dengan demikian, bioavailabilitas dapat digunakan untuk mengetahui faktor formulasi yang dapat mempengaruhi efektivitas obat. Beberapa manfaat studi bioavailabilitas yang berkaitan dengan mutu produk obat yaitu :1)bagi apoteker dalam bidang penelitian kefarmasian, bioavailabilitas merupakan uji yang penting dalam penelitian peningkatan mutu obat2)bagi dokter dan apoteker di apotek, bioavailabilitas merupakan pertimbangan kritis yang digunakan untuk pemilihan obat yang bermutu baik

Uji bioavailabilitas ini dilakukan secara dry lab dimana uji bioavailabilitas absolut dilakukan dengan cara membandingkan bioavailabilitas sediaan oral dengan bioavailabilitas 100 % dan uji bioavailabilitas relative dimana pengujian bioavailabilitas suatu sampel dibandingkan dengan standar yang ada bukan dengan sediaan intravena.Pengujian ini dilakukan menggunakan software Microsoft excel untuk mengolah data yang didapatkan dengan melihat nilai AUC dari setiap sampel maupun pembanding nya baik pada uji bioavailabilitas absolute maupun pada uji bioavailabilitas relative.Pada hasil akhirnya menunjukkan bahwa untuk pengujian bioavailabilitas absolute dapat dilihat hasilnya sebesar 85,49581146 % semakin mendekati nilai 100 % semakin baik pula bioavailabilitasnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bioavailabilitas sediaan oral ini cukup baik nilainya hampir mendekati sediaan intravena nya yang memiliki 100 % bioavailabilitasnyaSedangkan pada pengujian bioavailabilitas relative penilaian secara statistik dilihat dengan melihat nilai Cl (Confidence Interval) dari masing-masing sediaan dengan membandingkan nilai AUC pembanding dengan nilai AUC sampel. Nilai Cl (Confidence Interval) seharusnya mencapai rentang 80-125 menunjukkan obat tersebut ekivalen dengan standar yang digunakan. Tidak lupa nilai Cl harus dibulatkan terlebih dahulu. Pada obat A menunjukkan rentang Cl sebesar 79-99 hal ini menunjukkan obat A tidak ekivalen dengan standar, dan untuk obat B menunjukkan rentang Cl sebesar 96-109 menunjukkan bahwa obat B ekivalen dengan standar yang digunakan, sedangkan untuk obat C menunjukkan rentang Cl sebesar 45-84 hal ini menunjukkan obat C tidak ekivalen dengan standar.

VIII. Kesimpulan1. Bioavailabilitas absolute pada pengujiaan pertama menunjukkan bioavailabilitas yang cukup baik pada sediaan oral nya yaitu sebesar 85,49581146 %2. Uji Bioavailabilitas absolute dilakukan dengan cara membandingkan bioavailabilitas obat/sediaan dengan bentuk intravena nya yang memiliki bioavailabilitas 100%. Sedangkan, untuk uji Bioavailabilitas relative di uji dengan cara membandingkan obat dengan standar atau pembandingnya (Bukan sediaan intravena) kemudian dilihat nilai Cl (Confidence Interval) yang harus dalam rentang 80 120 % dapat dikatakan ekivalen dengan standar.

Daftar Pustaka

Alviannor. 2011. Evaluasi Ketersediaan Hayati. Available Online at http://alfinjazz.blogspot.jp/2011/01/evalusai-ketersediaan-hayati.html [Diakses Pada Tanggal 2 Desember 2013]Medisa, Eldesi. 2013. Makalah Biofarmasetika Bioavailabilitas Dan Bioekivalensi. Available Online at http://eldesimedis.blogspot.jp/2013/10/makalah-biofarmasetika-bioavailabilitas.html [Diakses Pada Tanggal 2 Desember 2013]Minawati. 2010. Bioavailabilitas (Ketersediaan Hayati). Available Online at http://mimin-mien.blogspot.jp/2010/03/bioavailabilitas-ketersediaan-hayati.html [Diakses Pada Tanggal 2 Desember 2013]Sahrir. 2010. Bioavailabilitas. Available Online at http://adjieogen.blogspot.jp/2010/02/bioavailabilitas_26.html [Diakses Pada Tanggal 2 Desember 2013]6