lap mikro 8 uji antimikroba.docx

13
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mikroba ialah jasad renik yang mempunyai kemampuan sangat baik unt bertahan hidup. Jasad tersebut dapat hidup hampir di semua tempat di permukaan bumi. Mikroba mampu beradaptasi dengan lingkungan yang sanga dingin hingga lingkungan yang relatif panas, dari ligkungan yang asam basa. Berdasarkan peranannya, mikroba dapat dikelompokkan menjadi dua, mikroba menguntungkan dan mikroba merugikan (Afriyanto, 2005. Antibiotika pertama kali ditemukan oleh Ale!ander "leming pada tah #$2$, yang se%ara kebetulan menemukan suatu &at antibakteri ya efektif yaitu penisilin. 'enisilin ini pertama kali dipakai dalam ilmu tahun #$ $ oleh )hain dan "lorey. Antibiotik ialah suatu bahan dikeluarkan oleh jasad renik*hasil sintetis semi+sintetis yang mempuny yang sama dan &at ini dapat merintangi*memusnahkan jasad renik ( idjajanti, #$$-. Antibiotik yang efektif bagi banyak spesies bakteri, baik k basil maupun spiril , dikatakan mempunyai spektrum luas. ebaliknya, suatu antib yang hanya efektif untuk spesies tertentu, disebut antibiotik yang spe sempit. 'enisilin hanya efektif untuk memberantas terutama jenis koku karena itu penisilin dikatakan mempunyai spektrum yang sempit. efektif bagi kokus,basil , dan jenis spiril tertentu. leh karena itu tetrasi% dikatakan mempunyai spe%trum luas (1 idjoseputro, 200 . Antibiotika adalah senya a kimia khas yang dihasilkan atau diturun oleh organisme hidup, termasuk struktur analognya yang dibuat se%ara s yang dalam kadar rendah mampu menghambat proses penting dalam kehidupa satu spesies atau lebih mikroorganisme. 'ada a alnya antibiotika diiso mikroorganisme, tetapi sekarang beberapa antibiotika telah didapatkan dari tanaman tinggi atau binatang ( oekardjo, #$$5. Antibiotik yang efektif bagi banyak spesies bakteri, baik k basil maupun spiril , dikatakan mempunyai spektrum luas. ebaliknya, suatu antib yang hanya efektif untuk spesies tertentu, disebut antubiotik yang spe sempit. 'enisilin hanya efektif untuk memberantas terutama jenis koku karena itu penisilin dikatakan mempunyai spe%trum yang sempit.

Upload: lenyaprianita

Post on 06-Oct-2015

17 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

mikrobiologi

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangMikroba ialah jasad renik yang mempunyai kemampuan sangat baik untuk bertahan hidup. Jasad tersebut dapat hidup hampir di semua tempat di permukaan bumi. Mikroba mampu beradaptasi dengan lingkungan yang sangat dingin hingga lingkungan yang relatif panas, dari ligkungan yang asam hingga basa. Berdasarkan peranannya, mikroba dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu mikroba menguntungkan dan mikroba merugikan (Afriyanto, 2005).Antibiotika pertama kali ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1929, yang secara kebetulan menemukan suatu zat antibakteri yang sangat efektif yaitu penisilin. Penisilin ini pertama kali dipakai dalam ilmu kedokteran tahun 1939 oleh Chain dan Florey. Antibiotik ialah suatu bahan kimia yang dikeluarkan oleh jasad renik/hasil sintetis semi-sintetis yang mempunyai struktur yang sama dan zat ini dapat merintangi/memusnahkan jasad renik lainnya (Widjajanti, 1996).Antibiotik yang efektif bagi banyak spesies bakteri, baik kokus, basil maupun spiril, dikatakan mempunyai spektrum luas. Sebaliknya, suatu antibotik yang hanya efektif untuk spesies tertentu, disebut antibiotik yang spektrumnya sempit. Penisilin hanya efektif untuk memberantas terutama jenis kokus, oleh karena itu penisilin dikatakan mempunyai spektrum yang sempit. Tetrasiclin efektif bagi kokus, basil, dan jenis spiril tertentu. Oleh karena itu tetrasiclin dikatakan mempunyai spectrum luas (Dwidjoseputro, 2003).Antibiotika adalah senyawa kimia khas yang dihasilkan atau diturunkan oleh organisme hidup, termasuk struktur analognya yang dibuat secara sintetik, yang dalam kadar rendah mampu menghambat proses penting dalam kehidupan satu spesies atau lebih mikroorganisme. Pada awalnya antibiotika diisolasi dari mikroorganisme, tetapi sekarang beberapa antibiotika telah didapatkan dari tanaman tinggi atau binatang (Soekardjo, 1995).Antibiotik yang efektif bagi banyak spesies bakteri, baik kokus, basil maupun spiril, dikatakan mempunyai spektrum luas. Sebaliknya, suatu antibotik yang hanya efektif untuk spesies tertentu, disebut antubiotik yang spektrumnya sempit. Penisilin hanya efektif untuk memberantas terutama jenis kokus, oleh karena itu penisilin dikatakan mempunyai spectrum yang sempit. Tetrasiclin efektif bagi kokus, basil dan jenis spiril tertentu. Oleh karena itu tetrasiclin dikatakan mempunyai spectrum luas (Dwidjoseputro, 2003).

1.2. Tujuan1. Agar mahasiswa dapat melakukan pengujian daya antimikroba terhadap bakteri2. Agar mahasiswa dapat mengidentifikasi bakteri uji terhadap antimikroba

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2. 2.1. Pengertian AntibiotikaAntibiotika adalah senyawa kimia khas yang dihasilkan atau diturunkan oleh organisme hidup, termasuk struktur analognya yang dibuat secara sintetik, yang dalam kadar rendah mampu menghambat proses penting dalam kehidupan satu spesies atau lebih mikroorganisme. Pada awalnya antibiotika diisolasi dari mikroorganisme, tetapi sekarang beberapa antibiotika telah didapatkan dari tanaman tinggi atau binatang (Soekardjo, 1995).Antibakteri atau antimikroba adalah bahan yang dapat membunuh atau menghambat aktivitas mikroorganisme dengan bermacam-macam cara. Senyawa antimikroba terdiri atas beberapa kelompok berdasarkan mekanisme daya kerjanya atau tujuan penggunaannya. Bahan antimikroba dapat secara fisik atau kimia dan berdasarkan peruntukannya dapat berupa desinfektan, antiseptic, sterilizer, sanitizer dan sebagainya (Lutfi 2004).

2.2. Karakteristik AntibiotikaSuatu zat antibiotik kemoterapeutik yang idealnya hendaknya memiliki sifat-sifat sebagai berikut: harus mempunyai kemampuan untuk merusak atau menghambat mikroorganisme patogen spesifik. Makin besar jumlah dan macam mikroorganisme yang dipengaruhi makin baik. Tidak mengakibatkan berkembangnya bentuk-bentuk resiten parasit. Tidak menimbulkan efek sampingan yang tidak dikehendaki pada inang, seperti reaksi alergis, kerusakan pada saraf, iritasi pada ginjal atau saluran gastrointestin. Tidak melenyapkan flora mikroba normal pada inang. Gangguan terhadap flora normal dapat mengaucaukan keseimbangan alamiah sehingga memungkinkan mikroba yang biasanya nonpatogenik atau bentuk-bentuk patogenik yang semula dikendalikan oleh flora normal, untuk menimbulkan infeksi baru (Pelczar, 1988).Antibiotik yang efektif bagi banyak spesies bakteri, baik kokus, basil maupun spiril, dikatakan mempunyai spektrum luas. Sebaliknya, suatu antibotik yang hanya efektif untuk spesies tertentu, disebut antubiotik yang spektrumnya sempit. Penisilin hanya efektif untuk memberantas terutama jenis kokus, oleh karena itu penisilin dikatakan mempunyai spectrum yang sempit. Tetrasiclin efektif bagi kokus, basil dan jenis spiril tertentu. Oleh karena itu tetrasiclin dikatakan mempunyai spectrum luas (Dwidjoseputro, 2003).Ada yang memiliki kekuatan yang sangat tinggi, ada pula yang bereaksi dengan cepat ketika membunuh mikroorganisme dan sebaliknya. Sebagai contoh merkuri klorida, zat antiseptik yang sangat kuat, akan tetapi dapat menyebabkan iritasi bila digunakan pada bagian tubuh atau jaringan lembut. Perak nitrat memiliki kekuatan membunuh yang lebih rendah, tetapi aman digunakan pada jaringan yang lembut, seperti mata atau tenggorokan. Iodium dapat memusnahkan mikroorganisme dalam waktu kurang dari 30 detik. Antiseptik lain bekerja lebih lambat, tetapi memiliki efek yang cukup lama. Kekuatan suatu zat antiseptik biasanya dinyatakan sebagai perbandingan antara kekuatan zat antiseptik tertentu terhadap kekuatan antiseptik dari fenol (pada kondisi dan mikroorganisme yang sama), atau yang lebih dikenal sebagai koefisien fenol (coefficient of phenol). Fenol sendiri, pertama kali digunakan sebagai zat antiseptik oleh Joseph Lister pada proses pembedahan (Dwidjoseputro, 1994).Jenis bahan kimia pembersih dan sanitiser yang digunakan dalam industri pangan harus sesuai persyaratan yang ditetapkan. Bahan kimia harus mampu mengendalikan pertumbuhan bakteri (antimikroba). Senyawa antimikroba adalah senyawa kimia yang dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroba. Antimikroba dapat dikelompokkan menjadi antiseptik dan desinfektan. Antiseptik adalah pembunuh mikroba dengan daya rendah dan biasa digunakan pada kulit, misalnya alkohol dan deterjen. Desinfektan adalah senyawa kimia yang dapat membunuh mikroba dan biasa digunakan untuk membersihkan meja, lantai, dan peralatan. Contoh desinfektan yang digunakan adalah senyawa klorin, hipoklorit, dan tembaga sulfat. Bahan kimia yang umum digunakan sebagai pembersih atau sanitiser dalam industry pangan biasanya mengandung klorin sebagai bahan aktifnya. Bahan kimia yang dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan mikroba disebut bahan pengawet (preservatif) (Afrianto, 2008). Asam benzoat adalah zat pengawet yang sering dipergunakan dalam saos dan sambal. Asam benzoat disebut juga senyawa antimikroba karena tujuan penggunaan zat pengawet ini dalam kedua makanan tersebut untuk mencegah pertumbuhan khamir dan bakteri terutama untuk makanan yang telah dibuka dari kemasannya (Lutfi, 2004).

2.3. Mekanisme daya kerja AntibiotikaMekanisme daya kerja antimikroba terhadap sel dapat dibedakan atas beberapa kelompok sebagai berikut diantaranya merusak dinding sel, mengganggu permeabiitas sel, merusak molekul protein dan asam nukleat, menghambat aktivitas enzim, menghambat sintesa asam nukleat. Aktivitas antimikroba yang dapat diamati secara langsung adalah perkembangbiakannya. Oleh karena itu antimikroba dibagi menjadi dua macam yaitu antibiotic dan disinfektan. Antibiotik adalah senyawa yang dihasilkan oleh microorganisme tertentu yang mempunyai kemapuan menghambat pertumbuhan bakteri atau bahkan membunuh bakteri walaupun dalam konsentrasi yang rendah. Antibiotik digunakan untuk menghentikan aktivitas mikroba pada jaringan tubuh makhluk hidup sedangkan desinfektan bekerja dalam menghambat atau menghentikan pertumbuhan mikroba pada benda tak hidup, seperti meja, alat gelas, dan lain sebagainya. Pembagian kedua kelompok antimikroba tersebut tidak hanya didasarkan pada aplikasi penerapannya melainkan juga terhadap konsentrasi mikroba yang digunakan (Soekardjo, 1995).Bahan antimikroba berfungsi untuk mematikan, merusak, menghambat pertumbuhan dari mikroba. Antimikroba bekerja dengan cara merusak dinding sel atau merusak protein dari mikroba sehingga mikroba tersebut mati. Bahan antimikroba bekerja dengan beberapa mekanisme yaitu membunuh dirinya sendiri, mempertahankan hidupnya, dan melawan bakteri lain (Widjajanti, 1996).Digunakan metode pengujian difusi agar untuk mengetahui aktivitas antimikroba. Mikroba uji dicampurkan dengan media pertumbuhan (Nutrien broth) dan dituang ke dalam cawan petri sehingga membentuk lempeng agar. Di lempeng agar dibuat sumur yang kedalamnya dimasukkan larutan uji. Setelah proses inkubasi dilakukan pengukuran diameter hambat berupa zona bening di sekitar sumur yang menunjukkan penghambatan pertumbuhan mikroba (Pelczar, 1988).Perlakuan aseptik ialah perlakuan yang bertujuan terbebas dari mikroorganisme. Aseptik diimbangi dengan sterilisasi yang merupakan upaya untuk menghilangkan kontamina mikroorganisme yang menempel pada alat atau bahan yang akan dipergunakan untuk analisa selanjutnya (Pelczar, 1988).Proses sterilisasi sangat penting dibutuhkan sebelum memulai maupun mengakhiri sebuah pekerjaan di laboratorium. Alkohol 70% yang disemprotkan pada tangan dan meja, bahkan tangan pun sebelumnya harus dicuci dengan sabun terlebih dahulu. Hal tersebut berfungsi untuk membunuh mikroorganisme yang tak diinginkan agar mendapatkan pengukuran yang akurat. Proses pemindahan mikroba secara aseptic sangat membutuhkan ketelitian yang tinggi. Jika tidak, kesalahan dalam teknik sedikit saja akan mempengaruhi semua hasil pengamatan. Oleh karena itu, dalam melakukan pemindahan mikroba dari media yang lama, menuju media yang baru harus mengetahui teknik dan menjaga kesterilan bahan maupun alat yang digunakan (Dwijoseputro 2003).Aktivitas antibakteri diuji dengan metode difusi agar menggunakan cakram kertas dan dengan metode pengenceran agar. Metode difusi agar dilakukan dengan cara mencampur sebanyak 50 ml masing-masing suspense Bakteri ke dalam 15 ml media agar yang telah dicairkan dalam cawan petri dan kemudian dibiarkan menjadi padat. Cakram kertas dengan diameter 6 mm diletakkan pada permukaan media padat. Dibiarkan selama 3 menit pada suhu kamar sebelum dimasukkan ke incubator 37 C (Adryana, 2009).Menurut Dwijoseputro (2003), zat antimikroba adalah senyawa yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Zat antimikroba dapat bersifat membunuh mikroorganisme (microbicidal) atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme (microbiostatic). Disinfektan yaitu suatu senyawa kimia yang dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme pada permukaan benda mati seperti meja, lantai dan pisau bedah. Adapun antiseptik adalah senyawa kimia yang digunakan untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan tubuh, misalnya kulit. Efisiensi dan efektivitas disinfektan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:1. Konsentrasi2. Waktu terpapar3. Jenis mikroba4. Kondisi lingkungan: temperatur, pH dan jenis tempat hidup

2.4. Metode pengujian daya AntimikrobaMenurut Darkuni (1997), pengujian daya antimikroba dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:

1. Tube dilution test (Broth Dilution Test)Tube dilution test (Broth Dilution Test) disebut juga dengan pengenceran tabung. Zat yang akan diuji berbentuk cair diencerkan sebagaimana mestinya dan dimasukkan ke dalam tabung-tabung steril. Ke dalam tabung-tabung itu ditambahkan sejumlah organisme uji yang sudah diketahui jumlahnya. Pada interval tertentu, dilakukan pemindahan dari tabung ke dalam tabung-tabung yang berisi media steril kemudian diinkubasikan dan diamati nampak ada tidaknya pertumbuhan. Kelebihan dari metode ini adalah dapat menguji daya bakteriostatik, dan bakterisidal dari antimikroba sekaligus. Kelemahannya adalah memerlukan banyak tenaga dan waktu serta perlu biaya mahal sebab hanya dapat menguji satu bahan antimikroba dalam satu kegiatan.2. Agar Plate Dilution TestPada dasarnya metode ini sama dengan metode Dilution Broth, hanya saja media yang digunakan dalam metode ini adalah metode padat. Zat yang akan diuji dicampurkan ke dalam media agar, diinokulasikan dengan organisme uji kemudian diinkubasikan dan diamati nampak ada tidaknya pertumbuhan koloni organisme uji tersebut. Kelebihan metode ini adalah pelaksanaannya lebih mudah dan dalam satu media dapat digunakan lebih dari satu organisme uji. Kelemahannya adalah hanya dapat diketahui daya bakteiostatiknya saja sedang daya bakterisidal tidak dapat ditemukan.3. Disk Agar Diffusin TestMetode ini menggunakan metode cakram kertas yang pada dasarnya pada pengamatan zona hambatan yang dihasilkan oleh difusi dari bahan-bahan antimikroorganisme. Organisme uji diinokulasikan pada medium agar dalam cawan petri kemudian menempatkan suatu cakram kertas yang mengandung antimikroba pada permukaan media tersebut. Setelah masa inkubasi tertentu, diamati untuk melihat adanya zona hambatan di sekeliling cakram kertas. Kelebihan metode ini adalah dapat dilakukan pengujian secara lebih banyak dalam satu kali kegiatan dan memerlukan tenaga yang tidak terlalu banyak. Kekurangannya tidak diketahui secara pasti aksi penghambatan yaitu bakterisidal ataukah bakteriostatik karena banyak faktor yang mempengaruhi antara lain, ketebalan media, macam media, inokulum dan laju difusi bahan antimikroba.

BAB IIIMETODOLOGI PRAKTIKUM

1. 2. 1. 2. 3. 3.1. Waktu dan TempatPraktikum Uji Antimikroba dilaksanakan pada hari Selasa, 24 desember 2013. Pukul 13:10 WIB sampai dengan selesai di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah Palembang.

3.2. Alat dan Bahan3.2.1. AlatAdapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:1. Peper dist2. Pipet ukur3. Cawan petri4. Pinset5. Jangka sorong6. Bunsen7. 8. 9. 9.1. 9.2. 9.2.1. 3.2.2. Bahan1. Biakan bakteri murni bakteri E.coli dan Bacillus Sp dalam media nutrient cair yang berumur 1x24 jam.2. Media nutrient agar (NA)3. Berbagai zat antimikroba (kloramfenikol, betadin, iodium, dan wipol/rinso cair)4. Alcohol 70%1. 2. 3. 3.1. 3.2. 3.3. Cara Kerja1. Sediakan media NAdan kultur cair bakteri uji.2. Inokulasikan bakteri uji 1 ml dan tambahkan media NA kedalam cawan petri dengan metode pour plate.3. modifikasi peper dist dari kertas saring dengan diameter 0,5-1 ml dan siapkan sejumlah zat antimikroba tanpa menentukan konsentrasi masing-masing larutan, kemudian paper dist dicelupkan selama 15 menit.4. Media uji yang telah disiapkan dibagikan menjadi 3 sektor sebagai bentuk ulangan dalam praktikum.5. Peper dist yang telah dicelupkan/direndam zat antimikroba diletakkan pada media NA yang telah diinokulasikan bakteri uji.6. Hasil yang diperoleh diinkubasi pada suhu 37 C selama 1x24 jam7. Amati dan ukur diameter zona hambat yang pada masing-masing perlakuan dengan cara luas diameter zona hambat seluruhnya dikurangi dengan luas peper dist. Catat hasil pengamatan saudara.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4. 4.1. Hasil4.1.1. Bacillus SubtilisNo.Zat antimikrobaWarnaLuas zona hambat

1.BetadineBening transparan0,39

2.Alkoholbening0,62

3.Bayclinebening0,23

Analisis Data:1. Betadine:2. Alkohol: 3. Baycline:

4. 4.1. 4.1.1. 4.1.2. Serratia MercessensNo.Zat antimikrobaWarnaLuas zona hambat

1.BetadineTidak adaTidak ada

2.AlkoholTidak adaTidak ada

3.BayclineBuram 0,11

Analisis Data:1. Baycline:

4. 4.1. 4.2. PembahasanDari hasil praktikum yang telah dilaksanakan diketahui bahwa pada bakteri Bacillus Subtilis zat antimikroba betadine warna nya bening transparans dan luas zona hambatnya 0,39. Pada alkohol warnanya bening dan luas zona hambatnya adalah 0,62. Pada baycline warnanya bening dan luas zona hambatnya adalah 0,23. Sedangkan pada bakteri Serratia Mercessens zat antimikroba betadine warnanya tidak diketahui dan luas zona hambatnya tidak ada. Pada alkohol warnanya juga tidak diketahui dan luas zona hambatnya tidak ada. Pada baycline warnanya buram dan luas zona hambatnya adalah 0,11.Dari ketiga uji tersebut dapat diketahui bahwa aktivitas antimikroba suatu senyawa kimia ditentukan oleh konsentrasi dan sifat dari bahan yang digunakan. Umumnya hampir semua senyawa kimia pada konsentrasi yang sangat tinggi dapat bersifat racun. Namun dari ketiga uji tersebut tidak dapat diketahui KHM (Kadar hambat minimal) dan KBM (Kadar bunuh minimal) dari bahan antimikroba sehingga masih diperlukan studi tambahan terkait daya kerja antimikroba.Mekanisme penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri oleh senyawa antibakteri dapat berupa perusakan dinding sel dengan cara menghambat pembentukannya atau mengubahnya setelah selesai terbentuk, perubahan permeabilitas membran sitoplasma sehingga menyebabkan keluarnya bahan makanan dari dalam sel, perubahan molekul protein dan asam nukleat, penghambatan kerja enzim, dan penghambatan sintesis asam nukleat dan protein. Di bidang farmasi, bahan antimikroba dikenal dengan nama antibiotik, yaitu suatu substansi kimia yang dihasilkan oleh mikroba dan dapat menghambat pertumbuhan mikroba lain. Senyawa antibakteri dapat bekerja sebagai bakteristatik, bakterisidal, dan bakterilitik (Pelczar, 1988 ).Semua bahan antimikroba menunjukkan aktivitasnya dalam menghambat pertumbuhan bakteri karena semuanya hampir menunjukkan adanya zona bening walaupun masih terdapat kontamina yang berwarna merah. Zona bening tersebut terjadi karena antimikroba akan mengakibatkan pembentukan cincin-cincin hambatan di dalam area pertumbuhan bakteri yang padat sehingga tak ada bakteri yang tumbuh di dalam cincin tersebut. Keampuhan suatu antimikroba dapat dilihat dari seberapa besar zona bening yang terbentuk akibat berdifusinya zat antibiotika tersebut (Wilson, 1982).BAB VPENUTUP

5. 5.1. KesimpulanDari hasil praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa daya antimikroba dapat menghentikan aktivitas mikroba pada jaringan tubuh makhluk hidup sedangkan desinfektan bekerja dalam menghambat atau menghentikan pertumbuhan mikroba pada benda tak hidup. Diketahui pula bahwa pada bakteri Bacillus Subtilis zat antimikroba betadine warna nya bening transparans. Pada alkohol warnanya bening dan luas zona hambatnya adalah 0,62. Pada baycline warnanya bening. Sedangkan pada bakteri Serratia Mercessens zat antimikroba betadine warnanya tidak diketahui. Pada alkohol warnanya juga tidak diketahui. Pada baycline warnanya buram.

5.2. SaranDisarankan dalam praktikum mengenai Ujj Antimikroba terlebih dahulu diberikan pembekalan materi kepada para praktikan sehingga praktikan betul-betul tahu dan mengerti teknik-teknik yang diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, Eddy, 2008, Pengawasan Mutu Bahan/Produk Pangan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Dwidjoseputro, 2003. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta.

Kusmiyati, Evi, 2005, Potensi Burahol Sebagai Komoditi Hasil Hutan Bukan Kayu Yang Terancam Punah. http//:www.jurnalEvikusmiyati_pdf.com. diakses pada rabu 1 Januari 2014 pukul 15:00 WIB.

Lutfi, Ahmad, 2004, Kimia Lingkungan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Pelczar, 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi 2. Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Soekardjo, Siswandono B, 1995. Kimia Medisinal. Airlangga University Press, Jakarta.

Widjajanti, U, Nuraini, 1996. Obat-obatan. Kanisus, Yogyakarta.

Wilson & Gisvold, 1982. Buku Teks Wilson dan Gisvold Kimia Farmasi dan Medisinal Organik. IKIP Semarang Press, Semarang