lampiran 1. kuesioner penelitian kueioner penelitian
TRANSCRIPT
1
LAMPIRAN 1. Kuesioner Penelitian
KUEIONER PENELITIAN
“ANALISIS PERBANDINGAN EKUITAS MEREK TERHADAP PRODUK LIPSTIK
WARDAH DAN LIPSTIK PIXY”
Kepada,
Yth. Saudara Responden
Di Tempat
Dengan hormat,
Dalam rangka penyelesaian tugas akhir (skripsi) guna memenuhi syarat
untuk menyelesaikan studi S1 di Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Jember. Dengan penelitian ini untuk mengetahui
“Analisis Perbandingan Ekuitas Merek Terhadap Produk Lipstik Wardah dan
Lipstik Pixy”. Dengan segenap kerendahan hati, saya memohon kesediaan saudara
untuk mengisi kuisioner ini dengan jujur dan apa adanya.
Informasi yang telah saudara berikan hanya digunakan untuk kepentingan
terbatas yakni guna menyelesaikan penelitian ini saja. Sehingga mengenai identitas
saudara akan dijamin kerahasiannya.
Demikian saya sampaikan terimakasih atas kerjasama dan kesediaan
saudara dalam pengisian kuisioner penelitian ini. Serta mohon maaf apabila terdapat
kalimat yang kurang di mengerti dalam penelitian ini.
Peneliti,
Nuroh
NIM: 1710411099
2
ANALISIS PERBANDINGAN EKUITAS MEREK TERHADAP PRODUK
LIPSTIK WARDAH DAN LIPSTIK PIXY
Nuroh, Drs.M.Naely Azhad1, Akhmad Fahrur Rozi
2
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Jember
Email : [email protected], [email protected],
ABSTRACT
Brand is a very important component, especially in an era where there has been
increasingly sharp competition among the products (and services) offered by the
company. The brand is an important component, because the brand is a source of
information for consumers in identifying a product and differentiating that product
from competing products. With this fact, making brands need to get attention and be
considered as a formidable weapon in winning the competition, besides being able
to be used to show a product's superiority over other products. This study aims to
determine the comparison of brand equity to Wardah lipstick and Pixy lipstick
products. The population in this study were students of the management economics
faculty at the Muhammadiyah University of Jember with a total sample of 100
respondents using purposive sampling method. Data were collected by distributing
questionnaires to measure 20 indicators. The analysis technique used is the
Difference Test analysis with SPSS 23. The results of this study indicate that the
three elements of brand equity between Wardah and Pixy are brand awareness,
brand loyalty, and brand association which have no significant difference but the
perceived quality has a significant difference.
Keywords: brand, brand equity, brand awareness, brand loyalty, brand
association, perceived quality.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era globalisasi dan pasar bebas berbagai jenis barang dan jasa dengan
berbagai merek membanjiri pasar Indonesia. Persaingan antar merek setiap
produk akan menjadi tajam dalam memperebutkan konsumen. Bagi konsumen,
pasar menyediakan berbagai pilihan produk dan merek yang banyak.Pengaruh
globalisasi dalam dunia industri saat ini telah menyebabkan persaingan antar
perusahaan menjadi semakin ketat dan kompetitif. Berdasarkan hal itu, maka
perusahaan dituntut untuk dapat terus berkembang sehingga mampu
menghadapi persaingan yang ada. Semakin kuat merek produsen di pasar,maka
3
semakin eksis pula merek tersebut, terutama dalam hal mendominasi kesadaran
konsumen sehingga akan mengarahkan konsumen untuk mengkonsumsi produk
tersebut.
Sinamora (2001), mengatakan brand equity adalah kekuatan merek atau
kesaktian merek yang memberikan nilai kepada konsumen. Dengan brand
equity, nilai total produk lebih tinggi dari nilai produk sebenarnya secara
obyektif. Ini berarti, bila brand equitynya tinggi, maka nilai tambah yang
diperoleh konsumen dari produk tersebut akan semakin tinggi pula
dibandingkan merek-merek produk lainnya. Pada akhirnya brand akan mampu
menjadi sumber daya saing yang bisa berlangsung lama dan bisa menjadi
penghasil arus kas bagi perusahaan dalam jangka panjang (Janita,
2005).Produk yang telah memiliki brand yang kuat akan sulit ditiru. Lain dari
produk yang bisa dengan mudah ditiru oleh pesaing, sebuah brand yang kuat
akan sulit ditiru karena persepsi konsumen atas nilai suatu brand tertentu itu
tidak akan mudah diciptakan.
Kosmetik yang terjamin dalam segi kualitas dan keamanan adalah kosmetik
yang legal, yaitu yang telah terdaftar di badan pengawas obat dan makanan
(BPOM). Isu kosmetik semakin berkembang tidak hanya dalam segi kualitas
dan keamanan tetapi juga dalam segi kehalalan. Salah satu kosmetik dengan
brand halal adalah Wardah. persepsi konsumen terhadap produk wardah
antusiasme sangat besar terhadap kualitas produk wardah tersebut karena 3
tahun belakangan produk wardah buming dan mampu menjadi produk yang
paling diingat.Saat ini,wardah merupakan saingan dengan pixy.
Dilihat dari hasil top brand 2020, keduanya memperoleh top brand yang
tinggi dibandingkan dengan pesaing-pesaing lainnya.
Tabel 1.1 Top brand index ditahun 2018-2020
Merek 2018 2019 2020
Wardah 22,3% 25,0% 36,2%
Pixy 12,3% 13,7% 14,7%
Revlon 9,6% 9,5% 9,3%
Viva 8,9% 8,8% 7,6%
Sumber: www.topbrand.com
Data tabel diatas menunjukkan bahwa presentase Wardah sebesar 36,2%
Pixy sebesar 14,7%, Revlon sebesar 9,3%, Viva sebesar 7,6%. Berdasarkan
presentase tersebut dapat disimpulkan bahwa Wardah dan Pixy merupakan
yang paling diminati oleh konsumen.
4
Wardah dan pixy adalah merek produk yang sudah dipercaya oleh sebagian
besar masyarakat Indonesia. Khususnya bagi para wanita ini sangat diminati
dan sudah memiliki positioning yang kuat dibenak konsumen. Kondisi ini
membuat perusahaan melakukan berbagai upaya untuk dapat menguasai pangsa
pasar yang lebih luas. Kondisi ini membuat perusahaan melakukan berbagai
upaya untuk dapat menguasai pangsa pasar yang lebih luas.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan tersebut,sehingga rumsan
masalah penelitian ini adalah:
1. Adakah perbedaan secara signifikan kesadaran merek produk lipstik
Wardah dan lipstik Pixy?
2. Adakah perbedaan secara signifikan Asosiasi merek produk lipstik
Wardah dan lipstik Pixy?
3. Adakah perbedaan secara signifikan persepsi kualitas produk lipstik
Wardah dan lipstik Pixy?
4. Adakah perbedaan secara signifikan loyalitas merek produk lipstik
Wardah dan lipstik Pixy?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini antara lain:
1. Untuk menjelaskan apakah ada perbedaan secara siginifikan antara
kesadaran merek produk lipstik Wardah dan lipstik Pixy.
2. Untuk menjelaskan apakah ada perbedaan secara signifikan antara
asosiasi merek produk lipstik Wardah dan lipstik Pixy.
3. Untuk menjelaskan apakah ada perbedaansecara signifikan antara
persepsi kualitas produk lipstik Wardah dan lipstik pixy.
4. Untuk menjelaskan apakah ada perbedaan secara signifikan antara
loyalitas merek produk lipstik Wardah dan lipstik Pixy.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori
Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan
pemasaran menururt (Korler& Amstrong) pemasaran adalah analisis,
perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program-program yang
dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran yang
menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan.
Jadi dapat diartikan bahwa manajemen pemasaran adalah sebagai analisis,
perencanaan, penerapan dan pengendalian program yang dirancang untuk
5
membangun, dan mempertahankan pertukaran pada yang mengunyungkan
dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Merek memiliki arti yang sangat penting dan merupakan aset dari suatu
perusahaan. Sebagai suatu aset tentulah sangat penting bagi perusahaan,
sehingga menjadi tantangan bagi perusahaan untuk mempertahankan merek
tersebut. Konsumen akan memiliki kepedulian dan preferensi yang tinggi
terhadap merek, terutama merek yang memiliki reputasi yang baik. Merek
berbeda dengan aset perusahaan lainnya seperti hak paten atau hak cipta,
dimana keduanya memiliki tanggal kadaluarsa.
Ekuitas merek menurut Aaker (1991) merupakan seperangkat aset yang
berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya, yang menambah atau
mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada
perusahaan atau kepada para konsumen perusahaan. Aset dan liabilitas ekuitas
merek pada umumnya dapat menambah atau mengurangi nilai bagi konsumen.
Aset dalam merek dapat membantu konsumen untuk menafsirkan, memproses
dan menyimpan informasi dalam jumlah besar mengenai produk dan merek.
Aset dalam merek akan sangat bernilai jika aset tersebut mampu menghalangi
atau mencegah para pesaing mengambil (menggerogoti) loyalitas konsumen.
Kesadaran merek merupakan langkah awal untuk membangun sebuah
merek produk. Kesadaran merek menurut Aaker (1991) adalah kemampuan
dari seorang pembeli potensial untuk mengenali atau mengingat bahwa merek
adalah merupakan bagian/anggota dari kategori produk tertentu. Aaker (1999)
mendefinisikan kesadaran merek sebagai suatu penerimaan konsumen terhadap
sebuah merek dalam benak mereka di mana ditunjukkan dari kemampuan
mereka mengingat dan mengenali kembali sebuah merek ke dalam kategori
tertentu. Kesadaran menunjukkan kekuatan dari kehadiran sebuah merek dalam
ingatan pelanggan (Aaker, 1996).
Menurut Kertajaya (2005) asosiasi merek adalah “asosiasi apapun yang
terkait dengan sebuah merek tertentu”. Asosiasi merek bentuk informasi lain
yang berhubungan dengan merek dalam ingatan dan berisikan pengertian dari
merek untuk pelanggan. Asosiasi ini dapat diklasifikasikan ke dalam 3
kategori, yaitu attributes, benefits dan attitudes.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu sangat diperlukan untuk mendukung serta memiliki
keterkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Berikut beberapa penelitian
terdahulu yang meneliti mengenai elemen-elemen ekuitas merek dengan
metode uji beda mean (paired sample t-test) sebagai acuan. Studi Putra dan
Aksari (2018) membandingkan produk kopi Indocafe dengan Good Day
dengan hasil penelitian yaitu terdapat perbedaan pada beberapa elemen ekuitas
6
merek yaitu kesadaran merek (brand awareness), asosiasi merek (brand
association), persepsi kualitas (perceived quality), dan loyalitas merek (brand
loyalty) antara produk kopi bubuk instan merek Indocafe dengan merek Good
Day. Penelitian yang juga meneliti perbedaan elemen-elemen ekuitas merek
yang dilakukan oleh Aristyani dan Yasa (2013) memiliki hasil penelitian dari
keempat elemen ekuitas merek kesadaran merek (brand awareness), asosiasi
merek (brand association), persepsi kualitas (perceived quality), dan loyalitas
merek (brand loyalty) tetapi yang memiliki perbedaan signifikan yaitu elemen
persepsi kualitas (perceived quality). Penelitian yang sama dilakukan oleh
Widiananta dan Wardana (2016) pada elemen ekuitas merek produk olahraga
adidas dan nike dengan hasil penelitian bahwa terdapat perbedaan signifikan
pada tiga elemen brand equity yaitu kesadaran merek (brand awareness),
asosiasi merek (brand association), persepsi kualitas (perceived quality) namun
pada loyalitas merek (brand loyalty) perbedaan yang ditunjukkan tidak
signifikan.
2.3 Kerangka Konseptual
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
III. METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Dalam menyelesaikan penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan
deskriptif, artinya suatu bentuk penelitian yang berdasarkan data angka yang
dikumpulkan selama penelitian secara sistematis mengenai fakta-fakta dan sifat-
sifat dari objek yang diteliti kemudian diinterprestasikan berdasarkan teori-teori
Lipstik Pixy Lipstik Wardah
Kesadaran
merek
Asosiasi
merek
Persepsi
kualitas
Loyalitas
merek
7
dan literatur yang berhubungan. Metode ini bertujuan untuk memberikan
gambaran perbedaan ekuitas merek pada produk lipstik Wardah dan lipstik
Pixy.
3.2 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Jember yang pernah menggunakan produk wardah
dan pixy. Oleh karena itu, populasi ini merupakan populasi yang tak terbatas
karena tidak dapat diketahui secara pasti jumlah sebenarnya dari Mahasiswi
Universitas Muhammadiyah Jember yang pernah yang pernah menggunakan
produk lipstik Wardah dan Pixy
3.3 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut(sugiyono, 2010). Sampel terdiri atas sejumlah anggota yang
dipilih dari populasi. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling.
Agar sampel yang diambil dapat mewakili populasi maka menentukan jumlah
sampel yang akan diambil dalam penelitian ini mengacu pada pendapat
Ferdinand (2006) mengemukakan bahwa ukuran sampel tergantung pada
jumlah indikator dikalikan 5 sampai 10. Dalam penelitian ini jumlah indikator
sebanyak 20 dikalikan dengan angka 5, yaitu sebanyak 100. Jadi jumlah
sampel yaitu 100 responden.
3.4 Analisis Data
3.4.1 Statistik Deskriptif
Sugiyono (2014:206) analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan
untuk menganalisis data dengan cara mendesjriptif atau menggambarkan
datadengan cara mendeskriptifkan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis deskriptif meliputi rata-rata
mean, nilai maksimum, nilai minimum.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
PT Paragon Technology and Innovation berdiri pada tanggal 28 Februari
1985 dengan nama awal PT Pusaka Tradisi Ibu. Perusahaan ini baru berganti
nama menjadi PT Paragon Technology and Innovation pada tahun 2011.
Perusahaan ini didirikan oleh pasangan suami istri Drs. H. Subakat Hadi, M.Sc
dan Dra. Hj. Nurhayati Subakat, Apt. Pada masa itu, pendiri melihat masih ada
peluang yang terbuka. Perusahaan ini dimulai dengan sederhana namun sudah
8
diusahakan dengan tata cara yang baik. PT Pusaka Tradisi Ibu (PTI) pada awal
berdirinya hanya memproduksi perawatan rambut. Pada tahun 1987,
perusahaan ini mengeluarkan produk perawatan rambut dengan merk Ega yang
dipasarkan ke salon-salon. Kemudian lahir produk Putri yang sampai sekarang
masih diproduksi.
PIXY merupakan merek kosmetik yang di produksi oleh PT Mandom
Indonesia Tbk yang merupakan bagian dari Mandom Coorporation Japan.
Seluruh produk PIXY dibuat dengan standarisasi kualitas dan teknologi
terkini dari Jepang serta sudah tersertifikasi Halal oleh LPPOM MUI. PT
Mandom Indonesia Tbk berdiri sebagai perusahaan joint venture antara
Mandom Corporation, Jepang dan PT The City Factory. Perseroan berdiri
dengan nama PT Tancho Indonesia dan pada tahun 2001 berganti menjadi PT
Mandom Indonesia Tbk.Pada tahun 1993, Perseroan menjadi perusahaan ke-
167 dan perusahaan joint venture Jepang ke-11 yang mencatatkan sahamnya
di Bursa Efek Indonesia. Saat ini jumlah saham Perseroan adalah
201.066.667 lembar saham dengan nilai nominal Rp 500/saham. Kegiatan
produksi komersial Perseroan dimulai pada tahun 1971 dimana pada awalnya
Perseroan menghasilkan produk perawatan rambut, kemudian berkembang
dengan memproduksi produk wangi-wangian dan kosmetik. Saat ini
Perseroan berkantor pusat di Wisma 46 Kota BNI, Lt.7, Jl. Jend. Sudirman
Kav. 1, Jakarta. Perseroan mempunyai dua lokasi pabrik di Kawasan Industri
MM2100, Bekasi; Factory 1 yang berada di Jl. Irian khusus memproduksi
seluruh produk kosmetik Perseroan sementara Factory 2 yang berada di Jl.
Jawa berfungsi untuk memproduksi kemasan plastik dan juga sebagai pusat
logistik.
4.2 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Jember Fakultas Ekonomi yang pernah menggunakan lipstik
wardah dan pixy. Karakteristik responden dalam penelitian ini yaitu : Umur.
Berdasarkan usia responden pada usia 18 tahun berjumlah 1 responden
atau sebanyak (1%), umur 19 tahun berjumlah 8 responden atau sebanyak
(8%), umur 20 tahun berjumlah 35 responden atau sebanyak (35%),umur 21
tahun berjumlah 29 responden atau sebanyak (29%) , umur 22 tahun berjumlah
21 responden atau (21%) , sedangkan yang berumur 23 tahun berjumlah 6
responden atau sebanyak (6%) Total dari keseluruhan yaitu 100 responden dan
yang paling banyak yaitu responden yang berumur 20 tahun dan 21 tahun.
4.3 Analisis Data
4.3.1 Uji Beda Mean (Paired sample)
9
1. Perbandingan Kesadaran merek (Brand Awareness)
Uji beda mean dengan sampel berpasangan (paired sample) antara Wardah
dan Pixy pada variabel kesadaran merek (Brand Awareness)
Tabel 4.8
Hasil Uji Beda Mean pada sub Variabel kesadaran merek
Sub Variabel Mean
Paired
Differences
Mean
Sig (2-tailed)
Pixy kesadaran 735.40 -21.400 0,360
wardah kesadaran 756.80
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata kesadaran
merek (brand awareness) Pixy sebesar 735,40 lebih kecil jika
dibandingkan dengan rata-rata kesadaran merek (brand awareness)
Wardah sebesar 756.80 dengan perbedaan rata-ratanya -21,400 serta nilai
probabilitas sebesar 0,360 yang lebih besar dari 0,05. Dengan demikian,
tidak terdapat perbedaan (H1 ditolak) antara kesadaran merek lipstik
wardah dan pixy, yang mana konsumen sama-sama sadar akan keberadaan
merek produk lipstik merek Wardah dan Pixy.
2. Perbandingan Asosiasi Merek
Uji beda mean dengan sampel berpasangan paired sample) antara
Wardah dan Pixy. Hasil yang diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Uji Beda Mean pada sub Variabel asosiasi merek
Sub Variabel Mean
Paired
Differences
Mean
Sig (2-tailed)
Pixy asosiasi 678.60 10.600 0,476
Wardah asosiasi 668.00
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata asosiasi
merek lipstik merek Pixy sebesar 678,60 lebih besar jika dibandingkan
rata-rata kesadaran merek lipstik wardah sebesar 668,00 dengan
perbedaan rata-ratanya sebesar 10,600 serta nilai probabilitas sebesar
0,476 yang lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, tidak terdapat
perbedaan (H2 ditolak) antara asosiasi merek lipstik merek wardah dan
pixy, yang mana konsumen menganggap merek produk lipstik wardah dan
lipstik pixy memiliki aosiasi merek produk yang sama.
3. Perbandingan Persepsi Kualitas
10
Uji beda mean dengan sampel berpasangan (paired sample) pada Wardah
dan Pixy.
Tabel 4.8
Hasil Uji Beda Mean pada sub Variabel persepsi kualitas
Sub Variabel Mean
Paired
Differences
Mean
Sig (2-
tailed)
Pixy persepsi kualitas 686.80 -35.600 0,002
Wardah persepsi kualitas 722.40
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata persepsi kualitas
lipstik merek Pixy sebesar 686,80 lebih kecil jika dibadingkan dengan rata-
rata peresepsi kualitas lipstik merek wardah sebesar 722,40 dengan
perbedaan rata-ratanya sebesar -35,600 serta nilai probabilitas sebesar 0,002
yang lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, terdapat perbedaan (H3
diterima) antara persepsi kualitas lipstik merek Wardah dan Pixy.
4. Perbandingan Loyalitas Merek
Uji beda mean dengan sampel berpasangan (paired sample) pada
Wardah dan Pixy.
Tabel 4.8
Hasil Uji Beda Mean pada sub Variabel loyalitas merek
Sub Variabel Mean
Paired
Differences
Mean
Sig (2-tailed)
Pixy loyalitas 662.00 -17.600 0,438
Wardah loyalitas 679.60
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata loyalitas merek
lipstik Pixy sebesar 662,00 lebih kecil jika dibandingkan rata-rata loyalitas
merek lipstik wardah sebesar 679,60 dengan perbedaan rata-ratanya sebesar
-17,600. Serta dengan nilai probabilitas sebesar 0,438 yang lebih besar dari
0,05. Dengan demikian, tidak terdapat perbedaan (H4 ditolak) antara
loyalitas merek lipstik Wardah dan Pixy.
4.5 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan uji beda mean diketahui
bahwa tidak ada perbedaan ekuitas merek produk wardah dan pixy, hal
tersebut dapat diketahui dari penjelasan tiap-tiap indikator berikut ini:
Analisis perbandingan kesadaran merek wardah dan pixy diketahui
tidak memiliki perbedaan yang signifikan, yang mana konsumen sama-
sama sadar akan keberadaan merek lipstik wardah dan pixy. Hal ini
11
dikarenakan lipstik merek wardah dan pixy sama-sama gencar melakukan
berbagai kegiatan promosi sehinggan brand awareness-nya sama-sama
tinggi. Dalam penelitian ini yang lebih baik adalah brand awareness-nya
lisptik merek wardah dan pixy sebesar 756,40>735,80. Hasil penelitian ini
didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Makerti
(2010).
Analisis perbandingan aosiasi merek lipstik merek wardah dan pixy
diketahui tidak memiliki perbedaan yang signifikan, yang mana konsumen
menganggap merek lipstik wardah dan pixy memiliki asosiasi merek
produk yangsama, yaitu sama-sama diproduksi oleh perusahaan yang
memiliki reputasi yang baik yang telah memproduksi lipstik dengan mutu
yang baik. Dalam penelitian ini yang lebih baik adalah aosiasi merek Pixy.
Hal ini dapat diketahui dari mean aosiasi merek pixy yang lebih besar dari
lipstik wardah sebesar 678.60>668.00. Hasil penelitian ini didukung oleh
hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Makerti (2010).
Analisis persepsi kualitas lipstik wardah dan pixy diketahui memiliki
perbedaan yang signifikan, yang mana konsumen menganggap bahwa
lipstik wardah memiliki kualitas yang berbeda dari pada lipstik pixy. dalam
penelitian ini yang lebih baik adalah persepsi kualitas lipstik wardah. Hal
ini dapat diketahui dari mean persepsi kualitas lipstik wardah lebih besar
dari pixy 722.40>686.80. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Roseviyanthi (2011).
Analisis perbandingan loyalitas merek lipstik wardah dan pixy
diketahui tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Hal ini disebabkan
karena lipstik merek wardah maupun pixy memberikan kepuasan kepada
konsumennya secara konsisten. Loyalitas tidak terbentuk secara instan dan
pengalaman selama menggunakan brand tersebut (brand experience) akn
menjadi hal mendasar yang mendorong konsumen melakukan pembelian
ulang. Dalam hal ini wardah maupun pixy mampu mewujudkannya. Dalam
penelitian ini yang lebih baik adalah brand loyalty wardah yang lebih besar
dari pixy sebesar 679.60>662.00. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Roseviyanthi (2011), dan
Makerti (2010).
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan simpulan yang diperoleh, maka saran yang
dapat diberikan adalah kesimpulan sebagai berikut:
1. Perbandingan kesadaran merek
2. Perbandingan asosiasi merek
12
3. Perbandingan persepsi kualitas
4. Perbandingan loyalitas merek
Dari empat dimensi ekuitas merek, terdapat tiga dimensi, yaitu: kesadaran
merek, asosiasi merek, dan loyalitas merek tidak menunjukkan perbedaan yang
signifikan antara lipstik wardah dan lipstik pixy. Tidak adanya perbedaan pada
dimensi disebabkan karena kedua merek lipstik tersebut sama-sama gencar
melakukan promosi sehingga kesadaran pasar terhadap kedua merek tersebut
juga sama-sama tinggi. Demikian juga pada dimensi asosiasi merek tidak
menunjukkan perbedaan, karena kedua lipstik tersebut diproduksi oleh
perusahaan yang sudah terkenal dan punya citra baik, dan pada dimensi
loyalitas merek juga tidak menunjukkan perbedaan, hal ini disebabkan karena
lipstik merek wardah maupun pixy sama-sama memberikan kepuasan pada
konsumennya secara konsisten. Loyalitas tidak terbentuk secara instan dan
pengalaman selama menggunakan brand tersebut (brand experience) akan
menjadi hal mendasar yang mendorong konsumen melakukan pembelian
ulang. Hanya satu dimensi yang menunjukkan perbedaan signifikan yaitu
persepsi kualitas, yang mana konsumen menganggap bahwa lipstik merek
wardah memiliki kualitas yang berbeda dari pada lipstik merek pixy. Secara
keseluruhan ekuitas merek juga tidak menunjukkan perbedaan yang
signifikan. Hal ini disebabkan karena dari empat dimensi hanya satu dimensi
yang berbeda signifikan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis dan simpulan yang diperoleh, maka saran
yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. wardah yang dipersepsikan konsumen lebih rendah kualitasnya
seharusnya terus melakukan inovasi produk, terutama pada kualitas
produknya. Untuk itu ke depan lipstik merek pixy perlu lebih
berorientasi pada warna-warna yang dikeluarkan agar mampu
menyamai atau melebihi inovasi lipstik merek wardah.
2. Untuk dapat meningkatkan loyalitas merek tersebut dapat dilakukan
pengembangan produk untuk menghasilkan produk yang berkualitas
dan sesuai dengan keinginan konsumen.
3. Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa faktor yang
dipertimbangkan dalam melakukan pembelian lipstik. Produsen
produk lipstik merek wardah dan pixy hendaknya memperhatikan
harga, kemasan, sistem distribusi, iklan serta promosi tidak dapat
diabaikan karena dapat pula menjadi keunggulan kompetitif dari
merek tersebut.
13
REFERENSI
Aaker, David. A. 1997. Manajemen Ekuitas Merek. Jakarta: Penerbit Mitra Utama.
Aristyni, Ida Ayu R. dan Yasa, Ni Nyoman K, September 2013. Perbandingan
Brand Equity Produk Shampoo Merek Sunsilk dengan Merek Pantene.
JMK, Vol.15,No.2,p 179-190.
Budiarti, Anindhyta, Surachman, Djumilah Hawidjojo dan Djumahir. 2013. Brand
Equity and Customer Satisfaction the Mediation of Advertisment Influence
and The Service Quality to Loyalty The Passenger of International Flight
at Garuda International Airlines. Journal os Business and Managemen
Vol.9, No. 2, pp 1-15.
Daulay, F. A. 2006. Analisis Perbandingan Elemen-Elemen Ekuitas Merek Pada
Supermarket Macan dan Maju Bersama di Kota Medan Sebagai Salah
Satu Strategi Dalam Menentukan Keputusan Pemasaran. Jurnal Sistem
Teknik Industri.
Durianto, D., Sugiarto & Sitinjak, T. 2004. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui
Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Durianto, Darmadi. (2001). STRATEGI MENAKLUKAN PASAR melalui Riset
Ekuitas dan Perilaku. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Delgado-Ballester, E. & Munuera-Alemán, J. L. 2005. Does Brand Trust Matter to
Brand Equity? Journal of Product & Brand Management.
Fayrene & Lee, G. C. 2011. Customer-based Brand Equity: A Literature Review.
Journal of Arts Science & Commerce.
Ghozali, Imam, 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21 Update PLS Regresi I, Edisi Ketujuh. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Humdiana. 2005. Strategi Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Mizan
Pustaka.
Hamid, Abdul dkk, 2010. Buku Panduan Penulisan Skripsi. Jakarta: FEB UIN
Syarif Hidayatullah.
Istijanto, 2005. Aplikasi Riset Pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kartajaya,Hermawan. 2010. Brand Operation. Jakarta : Esensi Erlangga Group.
Kotler, Philip, 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid 2. Jakarta : PT. Indeks
Kelompok Gramedia.
14
Kotler dan Amstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid 1 dan 2.Edisi 12.
Jakarta: Erlangga.
Keller, Kevin Lane. 1998. Strategic Brand Management: Building, Measuring,
and Managing Brand Equity. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Laboy, P. 2007. The Importance of Measuring Brand Value and Brand Equity.
Virginia: George Mason University Publisher.
Putra,Pramana M. dan Aksari, Ni Made, A, 2018. Analisis Perbandingan Brand
Equity Produk Indocafe dengan Good Day Di Kota Denpasar. JMU,
Vol.7, No.9, 5080-5107.
Priyatno Duwi, 2012. Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20.
Bandung: CV. ANDI OFFSET.
Rangkuti, F. 2002. Measuring Customer Satisfaction Teknik Mengukur dan
Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan dan Analisis Kasus PLN-JP.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Rizky Aditya dan Pantawis Setyo. 2011. Pengaruh Citra dan Sikap Merek
Terhadap Ekuitas Merek (Studi pada Pasar Handphone Nokia di Kota
Semarang) Jurnal Dinamika Ekonomi Vol. 7, No.2, pp 1-16.
Rangkuti, F. 2009. Mengukur Efektifitas Program Promosi & Analisis Kasus
Menggunakan spss, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Santoso, Y. & Resdianto, R. 2007. Brand sebagai Kekuatan Perusahaan dalam
Persaingan Global. Business and Management Journal Bunda Mulia.
Sarmanu, H. 2003. Materi Penelitian Structural Equation Modelling (Permodelan
Persamaan Struktural). Diktat Kuliah Lembaga Penelitian Universitas
Airlangga, Surabaya.
Smith, D. 2007. An Analysis of Brand Equity Deter-minants: Gross Profit,
Advertising, Research, and Development. Journal of Business & Eco-nomics
Research.
Simamora, Bilson. 2003. Aura Merek. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung:Alfabeta
Tjiptono, Fandy, 2011. Brand Management & strategy. Yogyakarta: Penerbit Andi
15
https://www.globallavebookx.blogspot.com/2014/07/ekuitas-menurut-para-ahli.
www.topbrand-award.com
www.wardah.com
www.pixy.com