lala
DESCRIPTION
heheTRANSCRIPT
Tinjauan Pustaka
Sindrom Alkohol Janin dengan Wajah Khas dan Retardasi Mental
Fitry Hardiyanti
102011059
29 September 2014
Mahasiswa Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jakarta 2013
Jl.Terusan Arjuna N0.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731
Email : [email protected]
Tutor : dr. Ineke
Pendahuluan
Secara luas bahwa minuman alcohol dan rokok adalah terlarang bagi ibu hamil.
Diperkirakan dari 100 kelahiran ada 1 bayi yang terlahir mengalami kelainan akibat si ibu
mengkonsumsi minuman alkohol pada masa kehamilan, seperti gangguan jantung bawaan,
keguguran, dan bayi lahir prematur. Lalu bagaimana pengaruh alkohol terhadap
kandungan yang dikonsumsi oleh ibu hamil? Alkohol bersifat larut dalam air, maka ia akan
dengan cepat diserap oleh seluruh organ tubuh yang ia lewati. Dan bagian yang terbuang
hanya berkisar antara 5-15% saja melalui keringat, paru-paru dan urin. Kemudian alkohol
yang terserap tadi mengalir melalui aliran darah ibu hamil dan masuk ke dalam saluran darah
janin dalam kandungan. Selanjutnya bisa dibayangkan bagaimana alkohol beredar ke seluruh
organ tubuh janin, terutama otak janin. Dari beberapa penelitian terhadap sejumlah ibu hamil
yang mengkonsumsi alkohol, setidaknya ada dua jenis kelainan otak yang mengancam janin,
yaitu epilepsi dan sindrom alcohol atay Fetal Alcohol Syndrom (FAS). Seorang peneliti
Kanada mengungkapkan bahwa pengaruh alkohol bagi janin dalam kandungan adalah
merusak perkembangan pada otak janin sehingga membuat bayi terserang kejang-kejang
kelak setelah lahir. Gangguan perkembangan pada otak ini menyebabkan otak tidak mempu
mengkoordinir aktifitas tubuh yang kemudian disebut epilepsi. Dari penelitian tersebut
tercatat 425 orang dengan usia 2 tahun ke atas yang mengalami gangguan akibat minuman
alcohol, 1%-nya positif epilepsy, 6% memiliki gejala epilepsi dan 12% pernah kejang walau
1
hanya sekali. Kelainan lain yang akan dialami bayi akibat pengaruh alkohol adalah FAS atau
Fetal Alcohol Syndrom. FAS adalah gangguan yang paling serius akibat pengaruh alkohol
pada janin. FAS adalah bentuk kelainan yang diderita bayi sejak lahir, seperti terlambat
tumbuh serta ketidakmampuan dalam belajar. Kelainan ini memiliki ciri fisik yaitu berat
badan lahir rendah, cenderung hiperaktif, bentuk atau ukuran kepala dan wajah yang
abnormal atau anatomi tubuh yang tidak sempurna. FAS juga ditandai dengan
ketidaknormalan saat bayi berkedip.
Scenario 3
Seorang ibu datang ke dokter dengan untuk memeriksakan bayinya yang sudah
berusia 10 bulan, namun tampaknya mengalami gangguan perkembangan. Bayi ini berwajah
khas yaitu hypoplastic midface dengan epichantus, long and flat philtrum, narrow upper lip
vermilion, dan retardasi mental dengan gangguan perilaku. Pada pemeriksaan lanjutan di
dapatkan kelainan jantung bawaan dan kelainan bagian-bagian dari otak yang masih perlu di
telusuri lagi.
1. Anamnesis
Identitas pasien : Nama, usia, alamat, nama orangtua.
Keluhan utama : bayi 10 bulan dengan wajah yang khas, retardasi mental dengan
gangguan perilaku
Riwayat penyakit sekarang : apakah bayi bisa berbicara, berjalan, merangkak,
tengkurap, adakah reflex fisiologis, dapatkah ia mendengar sumber suara?
Menyusunya bagaimana? Bagaimana napsu makannya? BAB nya? Adakah penurunan
berat badan? Makanan apa saja yang ibu berikan?
Riwayat tambahan : adakah demam, batuk, pilek? Apakah ada kejang? Sesak napas?
Diare?
- Riwayat kehamilan : ANC nya bagaimana? Apakah sering control saat hamil?
apakah mengkonsumsi obat-obatan, alcohol, atau merokok? Sejak kapan? Berapa
banyak? Adakah riwayat abnormal pada kehamilan?
- Riwayat kelahiran : lahir normal/premature? Di bantu oleh siapa? Jalan lahir
normal/ Caesar? Apakah saat lahir langsung menangis?
- Riwayat penyakit dahulu :
2
- Riwayat keluarga : apakah ada keluarga yang menderita seperti anak ibu?
Riwayat penyakit dahulu : apakah pada saat hamil ibu mengalami kecelakaan?
Pernahkah di rawat karena penyakit lain? Menderita penyakit menular?
Riwayat keluarga : apakah di keluarga ada yang menderita sepertia anak ibu?
Riwayat imunisasinya lengkap/tidak?
2. Pemeriksaan fisik:
Warna kulit, tanda-tanda vital, bentuk kepala, lingkar kepala, lingkar dada, panjang
badan, berat badan, mata (adakah sclera ikterik atau konjungtiva anemis), kelopak
mata, hidung, mulut, gigi, rambut, leher, tangan dan kaki, bentuk toraks, genitalia,
bentuk abdomen, meraba abdomen (hepar dan lien, ginjal)
3. Pemeriksaan penunjang :
Diagnose didasarkan dari gejala-gejala yang ada, hasil pemeriksaan fisik, serta
adanya riwayat pemakaian alcohol saat kehamilan, dengan stetoskop bisa terdengar
bunyi jantung murmur atau tanda kelainan jantung lainnya.1 USG (menunjukan
hambatan dalam pertumbuhan janin), Pemeriksaan kadar alcohol pada wanita hamil
yang menunjukan adanya tanda-tanda intoksikasi alcohol. Pemeriksaan CT scan dan
MRI setelah anak lahir.1 Pemeriksaan etil alkohol (etanol) dalam darah seringkali
dilakukan karena alasan medis dan hukum. Dibeberapa negara, kadar alkohol
melebihi 0,1% atau 100mg/dl secara hukum dipertimbangkan untuk pembuktian
adanya intoksikasi alkohol. Alkohol dalam serum/plasma dapat digunakan sebagai
skrining bagi pasien yang tidak sadar. Para perawat sebaiknya mengecek sistem
hukum yang berlaku dalam pembuatan surat keterangan pengambilan darah untuk
pemeriksaan kadar alkohol plasma :
Nilai rujukan untuk pemeriksaan alkohol serum/plasma
0,00% menunjukan normal atau tidak ada alkohol
<0,05% atau 50 mg/dl, tidak ada pengaruh alkohol yang berarti
0,05-0,10% atau 50-100mg/dl, ada pengaruh alkohol
0,10-0,15% atau 100-150mg/dl, dipengaruhi waktu reaksi
0,15% atau 150 mg/dl, menunjukan intoksikasi alkohol
0,25% atau 250 mg/dl, intosikasi alkohol berat
0,30% atau 300mg/dl, koma
0,40% atau 400mg/dl, fatal yang berakibat kematian.2
4. Working diagnosis 3
Sindrom Alkohol Janin (SAJ)/ Fetal Syndrome Alcohol (FAS)
Sindrom alcohol janin adalah suatu keadaan yang terjadi pada janin saat
berada dalam kandungan, dimana ibunya mengkonsumsi minuman beralkohol.
Penyebabnya alcohol yang diminum oleh ibu hamil dengan mudah akan melewati
plasenta dan akan sampai ke janin. Karena janin memetabolisme alcohol dengan
dengan lebih lambat maka konsentrasi alcohol didalam darah bayi lebih tinggi
dibandingkan ibu. Alcohol bisa menghambat penghantaran oksigen dan zat gizi untuk
perkembangan jaringan dan organ tubuh janin. Akibatnya bisa terjadi cacat bawaan,
terutama jika alcohol diminum dalam jumlah besar. Semakin banyak wanita hamil
mengkonsumsi alcohol, maka resiko pada janin akan menjadi semakin besar.
Gangguan yang dapat terjadi pada janin antara lain kelainan bentuk wajah,
gangguan jantung, tulang, dan system saraf pusat, akibat minum alcohol saat trimester
pertama kehamilan. Pada masa ini janin berada dalam tahap penting perkembangan.
Biasanya wanita belum menyadari bahwa dirinya hamil pada minggu-minggu pertama
kehamilan, sehingga mereka masih terus mengkonsumsi alcohol. Pemakaian alcohol
trimester pertama lebih berbahaya dibandingkan dengan trimester kedua, dan
pemakaian alcohol pada trimester kedua lebih berbahaya daripada trimester ketiga.
Pada trimester pertama organ-organ janin sedang berkembang, sehingga janin rentan
terhadap terjadinya cacat bawaan. Saat trimester kedua dan ketiga perkembangan
organ tubuh janin sudah lengkap.1
Kadar asetaldehid yang tinggi dalam darah menyebabkan kelainan FAS pada
bayi. Pada tingkat selular, metabolit ini menyebabkan kerusakan sintesis protein
sehingga sel-sel mengalami hambatan pertumbuhan Kelainan ini termasuk kelainan
pada perkembangan otak. Selain itu, bayi yang menderita sindroma ini akan tampak
gelisah, hipotonia, tremor, dan mengalami retardasi mental, dan terlambat berbicara.
Ada juga istilah akibat alkohol yang lain dari FAS yaitu Fetal Alcohol
Effects (FAE) yang dibagi menjadi 2 kategori yaitu Alcohol-Related
Neurodevelopmental Disorder(ARND) dan Alkohol-Related Birth Defect (ARBD):
ARND menggambarkan gangguan mental dan perilaku seperti ketidak
mampuan belajar, prestasi sekolah yang buruk, kesulitan mengendalikan dorongan
hati, dan masalah dengan ingatan, perhatian dan / atau penilaian. ARBD
menggambarkan kelainan bentuk dari sistem kerangka dan sistem organ utama seperti
cacat jantung, ginjal, tulang, dan / atau sistem pendengaran.
4
Diagnosis banding
Williams Syndrome
Sindrom Williams adalah kelainan genetik yang unik dan ditandai dengan retardasi
keterbelakangan mental ringan. Ini adalah kelainan langka di mana sebagian bahan DNA
pada kromosom 7 hilang. Prevalensi di populasi adalah suatu tempat antara 1 dari 20.000
sampai 50.000 kelahiran. Selain mental dan kepribadian yang unik juga bercirikan mimik
wajah yang tidak umum dan penyakit jantung pembuluh darah. Kadar kalsium di dalam darah
meningkat (hiperkalsemi) dan urine (hiperkalsiuri). Kebanyakan orang dengan Williams
Syndrome menunjukkan perilaku Sindrom autis. Dalam hal ini keterlambatan perkembangan
dan bahasa, kemudian masalah dalam keterampilan motorik kasar, hipersensitif terhadap
suara, menjadi pemakan pilih-pilih, dan perseverating. Individu-individu yang memiliki
Williams Syndrome berbeda dari individu autistik khas karena mereka juga memiliki
kelainan jantung, tekanan darah tinggi, kadar kalsium tinggi, dan sangat ramah. Mereka juga
memiliki fitur unik seperti wajah peri - mata berbentuk almond, telinga oval, bibir penuh,
dagu kecil, wajah sempit, dan mulut yang luas. Apa itu sindrom Williams? Williams
syndrome adalah gangguan perkembangan yang mempengaruhi banyak bagian tubuh.
Kondisi ini ditandai dengan ringan sampai sedang cacat intelektual atau masalah belajar,
karakteristik kepribadian yang unik, fitur wajah khas, dan jantung dan pembuluh darah
(kardiovaskular) masalah. Orang dengan sindrom Williams biasanya memiliki kesulitan
dengan tugas-tugas visual-spasial seperti menggambar dan perakitan teka-teki, tetapi mereka
cenderung untuk melakukannya dengan baik pada tugas-tugas yang melibatkan bahasa lisan,
musik, dan belajar dengan pengulangan (hafalan). Individu yang terkena memiliki keluar,
terlibat kepribadian dan cenderung untuk mengambil minat ekstrim dalam orang lain.
5
Gangguan perhatian defisit (ADD), masalah dengan kecemasan, dan fobia yang umum di
antara orang dengan gangguan ini. Anak-anak kecil dengan sindrom Williams memiliki fitur
wajah khas termasuk dahi yang lebar, hidung pendek dengan ujung yang luas, pipi penuh,
dan mulut lebar dengan bibir yang penuh. Banyak orang yang terkena memiliki masalah gigi
seperti kecil, banyak spasi gigi dan gigi yang bengkok atau hilang. Pada anak-anak yang lebih
tua dan orang dewasa, wajah tampak lebih panjang dan lebih tirus. Suatu bentuk penyakit
kardiovaskular yang disebut supravalvular stenosis aorta (SVAS) sering terjadi pada orang
dengan sindrom Williams. Supravalvular stenosis aorta adalah penyempitan pembuluh darah
besar yang membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh (aorta). Jika kondisi ini tidak
diobati, penyempitan aorta dapat menyebabkan sesak napas, nyeri dada, dan gagal jantung.
Masalah lain dengan jantung dan pembuluh darah, termasuk tekanan darah tinggi
(hipertensi), juga telah dilaporkan pada orang dengan sindrom Williams. Tanda-tanda dan
gejala sindrom Williams tambahan mencakup kelainan jaringan ikat (jaringan yang
mendukung sendi tubuh dan organ) seperti masalah sendi dan lembut, kulit longgar. Orang
yang terkena mungkin juga telah meningkatkan kadar kalsium dalam darah (hypercalcemia)
pada masa bayi, keterlambatan perkembangan, masalah dengan koordinasi, dan perawakan
pendek. Masalah medis yang melibatkan mata dan visi, saluran pencernaan, dan sistem
saluran kemih juga mungkin.Apa perubahan genetik yang berhubungan dengan sindrom
Williams? Williams syndrome disebabkan oleh penghapusan materi genetik dari wilayah
tertentu dari kromosom 7 wilayah yang dihapus mencakup lebih dari 25 gen, dan peneliti
percaya bahwa hilangnya beberapa gen mungkin berkontribusi pada fitur karakteristik
gangguan ini.
Trisomi 18 (sindroma Edward)
Trisomi 18 atau sindroma Edward disebabkan oleh adanya 3 untai kromosom 18 pada tiap sel
penderita. Berlebihnya jumlah kromosom 18 ini jarang terjadi dengan frekuensi 1 dari 1500
bayi yang lahir dan gejalanya adalah retardasi mental berat, gangguan pertumbuhan, ukuran
kepala dan pinggul yang kecil, dan kelainan pada tangan dan kaki.
Nama lain untuk sindroma ini adalah sindroma trisomi 18. Nama sindroma Edwards diambil
dari nama seorang ahli genetika Inggris, John Hilton Edwards. Sindrom ini mengenai 1 dari
8000 bayi baru lahir.
Gejala dan tanda klinis
6
Anak-anak penderita sindroma ini biasanya mempunyai:
Berat badan lahir rendah
Gagal tumbuh kembang
Pertumbuhan rambut yang berlebihan (hipertrikosis)
Kelainan jantung, pembuluh darah dan ginjal
Kelainan tulang tengkorak dan wajah
o Kepala yang abnormal kecil (mikrosefali)
o Rahang yang abnormal kecil (mikrognatia)
o Arkus palatum tinggi
o Leher lebar (webbed neck)
o Telinga letak rendah
Kelainan mata
o Ptosis unilateral
o Kekeruhan lensa dan kornea
Kelainan ekstremitas
o Tangan mengepal dengan posisi jari abnormal (akibat hipertoni otot yang
persisten)
o Malformasi pada pinggul dan kaki (kaki datar)
Kelainan organ genitalia
o Kriptorkidisme
Kelainan susunan saraf pusat
o Holoprosensefali
7
dalam mekanisme perkembangan otak, bagian depan dari otak janin
gagal melakukan pembelahan secara lengkap, disertai dengan
gangguan perkembangan dari saraf otak I (olfaktorius) yang berfungsi
sebagai saraf penghidu dan II (optikus) yang berfungsi sebagai saraf
penglihatan. Keadaan ini seringkali ditandai dengan adanya defek pada
garis tengah wajah
o Retardasi mental
5. Gejala klinis
Konsumsi alkohol yang berlebihan dan menahun akan mempengaruhi gizi, nutrisi,
dan keadaan kesehatan seseorang yaitu:
- meningkatkan tekanan darah, kerusakan otot jantung dan dapat menyebabkan
sirosis serta hepatitis alkoholik.
- Resiko kanker mulut, tenggorokan, dan esofagus meningkat serta akan
merusak dinding lambung dan gastrointestinal sehingga mengganggu
kemampuan tubuh untuk menyerap zat gizi. Inilah yang menyebabkan
peminum berat mengalami gangguan gizi walaupun mengonsumsi makanan
yang seimbang. Walaupun segelas anggur dapat merangsang aliran darah di
lambung dan memperbaiki pencernaan, efek iritasi dari alkohol yang
berlebihan akan mengurangi absorpsi zat gizi.
- Konsumsi alkohol juga menyebabkan timbulnya euforia sehingga menurunkan
nafsu makan dan keinginan akan makanan.
- Terjadi penurunan kadar gula darah yang dikenal sebagai hipoglikemia. Hal
ini terjadi karena metabolisme alkohol membutuhkan vitamin B, terutama
tiamin dan niasin. Zat gizi ini juga dibutuhkan oleh sel untuk memetabolisme
makanan lain untuk menghasilkan energi. Bila vitamin B telah habis akibat
digunakan oleh alkohol, gula yang berasal dari makanan bergula dan kanji tak
8
dapat digunakan secara efisien sehingga terjadi penurunan kadar gula darah.
Akibatnya energi di seluruh sel berkurang.
- Pada penyalahgunaan akohol menahun, sel-sel hati tak dapat lagi
menggunakan vitamin D karena vitamin D dibutuhkan oleh tulang dan gigi
sehat serta untuk pembentukan beberapa hormon, maka beberapa proses tubuh
akan terpengaruh oleh kelebihan akohol.
- Mata juga akan dipengaruhi oleh kelebihan alkohol. Sel-sel mata yang secara
normal memproses vitamin A untuk penglihatan menjadi sibuk memproses
alkohol akibatnya penglihatan pada malam hari menjadi terganggu.
- Salah satu produk metabolisme alkohol akan menghancurkan vitamin B6
akibatnya akan terjadi anemia.
- Alkohol merupakan suatu diuretik dan dapat menyebabkan dehidrasi sel-sel
tubuh. Vitamin B, C, Magnesium, kalsium, zinc, kalium, intake asam folat
(suatu vitamin B) akan terganggu akibat gangguan absorpsi karena alkohol
menghambat metabolisme vitamin. Defisiensi asam folat akan mengakibatkan
anemia, letargi, kosentrasi menurun dan kelemahan.3
Gejala klinis syndrome alcohol pada janin
1) mulainya prenatal dan ada persistensi defisiensi pertumbuhan panjang, berat,
dan lingkaran kepala (IUGR) Kepala kecil (microcephalic). Tingkat biasa
microcephaly di FAS diklasifikasikan sebagai ringan sampai sedang. Hal ini
terutama disebabkan oleh kegagalan pertumbuhan otak. Konsekuensi yang
tidak ringan maupun sedang.
2) kelainan pada muka, meliputi fisura palpebral pendek, lipatan epikantus,
hypoplasia maksila, mikrognathia, dan bibir atas tipis, jembatan hidung
cekung, hidung pendek, merata dari tulang pipi dan midface, smoothing dan
pemanjangan daerah bergerigi (philtrum).
3) kelainan sendi dan tungkai minor, termasuk beberapa pembatasan gerakan dan
gambaran garis telapak tangan yang berubah, pemendekan tulang metakarpal
yang mengarah ke jari keempat dan kelima, dan pemendekan tulang terakhir
9
(falang distal) di jari. Ada juga kuku kelima kecil dan melintang (simian)
lipatan tunggal di telapak tangan.
4) Beberapa bukti memberi kesan bahwa alcohol dapat mengganggu pemindahan
asam amino esensial dan seng melalui plasenta, keduanya diperlukan untuk
sintesis protein yang menyebabkan retardasi pertumbuhan. Penatalaksanaan
bayi ini mungkin sukar karena tidak ada terapi yang spesifik. Disamping
mengantuk, bayi dapat tetap hipotonia dan gemetar dan prognosisnya jelek.8
5) Keterampilan motorik halus terganggu dengan pemahaman yang lemah,
koordinasi tangan-mata yang buruk, dan tremor. Intelijen berkurang. Rata-rata
IQ di 60s. (Level ini dianggap keterbelakangan mental ringan dan memenuhi
syarat seorang anak di Amerika Serikat sebagai educable terbelakang mental.
6) Sebuah murmur jantung sering terdengar dan kemudian mungkin pergi. Dasar
ini biasanya lubang antara sisi kanan dan kiri jantung antara ventrikel (ruang
bawah) atau kurang umum, atrium (ruang atas).
7) Ini termasuk seperti cacat lahir utama seperti hidrosefalus (peningkatan
tekanan cairan di otak yang mungkin memerlukan shunting untuk mengurangi
tekanan), bibir sumbing (kadang-kadang dengan sumbing langit-langit),
coarctation (penyempitan) dari aorta, dan meningomyelocele (spina bifida).
Sebagai bayi tumbuh dapat mengembangkan gejala lain, termasuk :
- Kurangnya nafsu makan dan kurang tidur
- Perkembangan tertunda bicara
- Ketidakmampuan belajar
- IQ rendah
- Cacat intelektual
- Koordinasi miskin gerakan
- Masalah berkomunikasi dengan anak lain
Remaja dan orang dewasa dengan FAS
- Masalah disekolah
- Masalah dalam kehidupan independen
- Masalah kesehatan mental
- Alcohol atau ketergantungan obat
- Gangguan kecemasan
10
- Kompleksitas mengelola emosi dan kemarahan
- Masalah dengan hokum
Merokok dapat menyebabkan pembuluh darah ibu hamil mengecil, sehingga
mengurangi aliran darah yang membawa zat-zat gizi dan oksigen ke bayi, akibatnya
suplai gizi ke janin akan berkurang. Merokok juga menghalangi proses metabolisme
protein. Ibu yang merokok menghadapi risiko yang lebih tinggi untuk keguguran.
Banyak bukti menunjukkan bahwa merokok mengakibatkan kurangnya berat bayi
lahir dan meningkatkan kecenderungan anak untuk mempunyai masalah pernapasan
kelak dalam hidupnya akibat kerusakan pusat kontrol pernapasan yang sangat halus
pada bayi yang sedang berkembang. Jika ibu hamil merokok 20 batang atau lebih
dalam sehari, berat badan bayi akan berkurang sekitar 0,225 kg. Lima belas sampai
45% hasil kehamilan yang tidak baik disebabkan karena rokok. Menurut Profesor
Peter Hindmarsh, ahli endokrin anak dari University College Hospital London,
Inggris mengatakan bahwa pertumbuhan bayi yang lahir dari ibu yang perokok berat
akan terganggu terutama pada berat, panjang, dan lingkar kepala dan tidak menutup
kemungkinan mempengaruhi fungsi organ tubuh lainnya seperti hati, otak maupun
tulang si bayi.4
Sudden Infant Death Syndrome (SIDS), kematian pada bayi mendadak,
dianggap beberapa peneliti sebagai kemungkinan efek karbon monoksida dari rokok.
Selain itu, nikotin yang terhisap dan masuk ke aliran darah dapat mengganggu
kesuburan kandungan. Dan darah yang bercampur nikotin tersebut akan masuh ke
janin sehingga mengakibatkan bayi lahir prematur. Wanita hamil yang merokok
terancam risiko keguguran hingga 25 persen daripada tidak merokok. Selain itu
wanita ini memiliki risiko 1,5-2,5 kali mengalami kehamilan ektopik–janin berada di
luar rahim, sehingga untuk mengangkat janin tersebut harus dioperasi. Tidak hanya
itu, air ketuban lebih awal pecahnya sebelum waktu kehamilan, ini akan mengancam
kehamilan, janin bahkan wanita tersebut.4
Mutagenesis
Mutagenesis dapat terjadi akibat interaksi antara zat mutagen dan zat genetik
organisme. Meskipun mutasi spontan dan seleksi alam merupakan cara evolusi utama,
11
dalam dasawarsa akhir-akhir ini sejumlah toksikan terbukti bersifat mutagen bagi
jenis organisme.
Bahaya bagi kesehatan.
Efek akhir pajanan manusia terhadap berbagai zat mutagen ini belum dapat
diramalkan. Namun sebagai aborsi spontan, kelahiran mati, dan penyakit turunan
telah terbukti berkaitan dengan perubahan dalam molekul-molekul DNA dan dengan
aberasi kromosom. Ada sekitar 1000 mutasi gen dominan yang bertanggung jawab
untuk berbagai penyakit, termasuk neoplasma turunan, misalnya retinoblastoma
bilateral; jumlah kelainan gen resesif, misalnya anemia sel sabit, fibrosis kistik, dan
penyakit Tay-Sachs, kurang lebih sama. Selain itu, aberasi kromosom berhubungan
dengan penyakit, misalnya sindroma Down, sindroma Klinefelter, dan sindroma
Turner. Diperkirakan penyakit-penyakit itu akan muncul dengan insidens 0,5% di
antara kelahiran hidup di Amerika Serikat. Di lingkungan, efek mutagen apapun
hanya dapat nyata setelah selang waktu beberapa generasi. Karena masalah ini
merupakan persoalan yang serius, diperlukan penyelidikan luas dalam berbagai
bidang mutagenensis.
Teratogenesis
Teratogenesis merupakan pembentukan cacat bawaan pada bayi baru lahir.
Kelainan ini sudah diketahui selama beberapa dasawarsa dan merupakan penyebab
utama morbiditas serta mortilitas pada bayi baru lahir. Pada awalnya terjadinya
teratogenesis dihubungkan dengan akibat kekurangan gizi pada wanita semasa hamil.
Namun penelitian pada era baru diketahui adanya pengaruh penggunaan zat
kimia terhadap terjadinya efek teratogenik. Bermula dari penggunaan talidomid, suatu
obat hipnotik-sedatif, dalam klinik. Obat ini diperkenalkan pertama kali pada akhir
tahun 1950-an di Jerman, dan terbukti relative tidak toksik / mematikan pada hewan
coba dan manusia. Obat ini digunakan, antara lain untuk meringankan mual-mual
pada hamil muda.
Pengaruh zat kimia terhadap proses teratogenesis
Zat kimia dan obat-obat farmasi dapat mengakibatkan kecacatan pada
janin.misalnya: minuman beralkohol(etanol), jenis psikotropik, dan narkotik
(nitrazepam atau mogadon).Contoh zat lainnya adalah talidomis; antagonis
folat ;hormon androgen; alkohol; antikejang; warfarin(anti koagulan oral); dan asam
13-sis retinoat,yang digunakan mengobati agne parah.Sebagai contoh Talidomid.
12
Talidomid adalah sejenis obat anti muntah dan obat tidur. Cacat yang ditimbulkan
oleh talidomid adalah tidak tebentuknya atau kelainan yang nyata pada tulang panjang
atresia usus dan kelainan jantung.5
Alkohol sebagai teratogen yang berbahaya
Etil alkohol (etanol) adalah salah satu teratogen yang paling poten. Sebelumnya,
ada baiknya kita membahas sedikit tentang teratogen. Teratogen adalah setiap zat
(agen) yang bekerja selama masa pekembangan mudigah / janin untuk menimbulkan
perubahan bentuk / fungsi yang menetap. Teratogen berasal dari bahasa yunani,
teratos, yang berarti monster, karena penurunan kata ini mengisyaratkan adanya cacat
yang nyata, maka teratogen paling tepat didefinisikan sebagai suatu zat yang
menimbulkan kelainan struktural. Teratogen yang saat ini diketahui adalah zat kimia,
virus, agen lingkungan, faktor fisik, dan obat-obatan. Dalam sebuah studi terhadap
hampir 9000 pasien pranatal Medicaid di Michigan, Piper dkk (1987) melaporkan
bahwa pada wanita yang hamil terdapat mereka yang menggunakan zat teratogen
diantaranya 6,7 % mengonsumsi alkohol.5
Beberapa pertimbangan umum mengenai kerja zat teratogen seperti alkohol:
1. tingkat perkembangan mudigah menentukan kepekaannya terhadap faktor teratogenik
- Tingkat pradiferensiasi, pada tingkat ini zat teratogen sepeti alkohol dapat
merusak seluruh / sebagian besar sel-sel mudigah yang bisa menagkibatkan
kematian. Akan tetapi ada juga yang yang hanya merusak sedikit sel seperti
pada kasus hipervitaminosis A dan penyinaran.
- Masa mudigah, tingkat ini adalah tingkat diferensiasi efektif. Alkohol yang
dikonsumsi ibu pada masa ini akan menghasilkan banyak kelainan.
- Masa janin, mulai terjadi pertumbuhan alat-alat tubuh. Kepekaan terhadap
alkohol pada masa ini sanagat tinggi terutama otak kecil, kulit otak besar, dan
sebagian susunan kemih.
2. pengaruh faktor teratogenik tergantung genotip
13
3. zat teratogen bekerja dengan cara khusus pada segi tertentu pertukaran zat sel
6. Etiologi
Sindrom alcohol janin ( fetal syndrome alcohol )
Etiologi : jumlah pasti alcohol yang diperlukan untuk menghasilkan FAS atau
FAE (fetal alcohol effect yang merupakan ekkspresi FAS yang tidak sempurna)
belum bisa ditentukan. “ tingkat konsumsi ketika resiko bisa diacuhkan tidak
diketahui…seberapa banyak minum dalam pesta atau episode tunggal konsumsi
alcohol kuantitas besar menempatkan bayi dalam resiko FAS”.6
Manifestasi fisik
a. SSP : defisiensi pertumbuhan pralahir dan pascalahir, mikrosefali, syndrome
abstinensi neonatal, tremor dan iritabilitas yang berlangsung selama berbulan
bulan sampai bertahun-tahun. Retradasi mental ringan sampai sedang.
Keterlambatan perkembangan serta apnea dan kejang.
b. Gambaran garis tengah wajah abnormal. Batang hidung dan filtrum mendatar,
bibir atas tipis, fisura palpebral pendek dan mikroftalmia.
c. Kardiovascular : VSD dan ASD
d. Ortopedi : defek sendi, keterbatasan gerak siku dan sendi jari, dysplasia panggul.
e. Genitourinary : anomaly genitalia eksterna, hypoplasia labia, hipospadia.
f. Lain-lain : hirsutisme generalisata, hemangioma kulit.6
Penyebab FAS dapat dari darah ibu kedalam darah bayi. Ditransmisikan melalui
plasenta. Factor resiko untuk sindrom alcohol pada janin factor-faktor, yang
meningkatkan kemungkinan sindrom alcohol pada janin.
- Kehamilan yang tidak direncanakan
- Kegagalan untuk mengakui awal kehamilan dan minum alcohol saat ini
- Alkoholisme
- Kurangnya pengetahuan tentang bahaya konsumsi alcohol selama kehamilan
- Peningkatan umur ibu
- Status social ekonomi rendah
7. Patofisiologi
14
pertumbuhan dan perkembangan yang normal tergantung pada akumulasi dan
pengaturan protein. Alcohol secara langsung dan tidak langsung mengganggu sintesa
protein jaringan pada orang dewasa dan janin melalui reduksi RNA dan DNA, serta
reduksi total dan subsel isi protein. Alcohol mengganggu fungsi sel yang mendasar
untuk pertumbuhan. Efek metabolic pada alcohol menyebabkan hipotermi, dehidrasi,
hipoksia, dan asidosis serta gangguan endokrin pada janin dengan mengitu dose
respon. Yang berarti gangguan-gangguan yang timbul akan lebih berat sesuai dengan
jumlah (dosis) alcohol yang di konsumsi ibu. Membrane sel akan mengalami
nekrosis, sehingga fungsinya menurun, lalu terjadi kegagalan proliferasi serta
perubahan elemen sitoskeletal atau komponen matriks ekstraseluler, sehinga seluruh
sel akan terpengaruh oleh efek alcohol. Dikatakan terjadi abnormalities otak dan
wajah disebabkan oleh kematian sel dan tergantung dari lokasi kematian sel tersebut.
Biasanya hal ini terjadi pada margo neuralplate anterior dan kemudian akan terjadi
malformasi termasuk anensefali, arhinsefali, dysplasia pituitary, labioschizis unilateral
atau bilateral dan hypoplasia maksila. Sel-sel pada pertemuan neuralplate dan
permukaan ectoderm (sel krista neuralis) akan membentuk ektomesenkimyang
berperan dalam perkembangan struktur wajah. Oleh karena itu, kematian sel-sel pada
lokasi tertentu akan menyebabkan anomaly susunan saraf pusat/otak dan wajah
(kraniofasial). Dikatakan juga bahwa embrio berasal dari bilaminary germ zigot.
Germ itu terdiri dari dua lapis sel yang disebut epiblast dan hypoblast. Epiblast akan
berdiferensiasi menjadi mesoderm, ectoderm pada akhir fase gastrula dan endoderm.
Ectoderm selanjutnya lagi berdiferensiasi menjadi SSP. Epiblast akan terpengaruh
secara langsung oleh alcohol.
8. Komplikasi
- Abortus atau lahir mati, Lahir premature
- Struktur jantung abnormal
- Masalah perilaku (seksual maupun hukum)
- Kematian bayi
- cacat intelektual
- Masalah dalam struktur kepala, mata, hidung, atau mulut
- Pertumbuhan yang buruk sebelum lahir
15
- Pertumbuhan yang lambat dan koordinasi yang buruk setelah lahir.7
9. Epidemiologi
FAS memang relatif jarang dengan insidensi kurang dari 1/1000 kelahiran hidup
namun meningkat menjadi 4,3 % pada peminum alkohol yang berat. Insidensi FAS di
USA (1,95/1000) 20 kali lebih tinggi dibandingkan denan negara Eropa (0,08/1000).
10. Pentalaksanaan4
Dukungan social
Dukungan professional membantu mengatasi keluarga merawat anak dengan
cacat lahir, layanan termasuk pendidikan perawat dan oragtua anak, orangtua dapat
mengatasi masalah-masalah kelakuan dan belajar teknik-teknik manajemen stress
Pendidikan khusus
Program di kembangkan oleh untuk memenuhi kebutuhan anak dengan FAS,
meningkatkan pembelajaran misalnya beberapa pekerjaan harus di ulangi dari waktu
ke waktu, tugas mungkin harus di pecah menjadi langkah-langkah kecil.
Dilakukan pembedahan bila terdapat kelainan jantung
11. Pencegahan
- Hindari mengkonsumsi alcohol saat hamil
- Di anjurkan untuk mengambil asam folat untuk pencegahan cacat lahir
- Menghindari minum alcohol dengan menggunakan alat kontrasepsi karena bisa
saja terjadi kehamilan
- Konsultasikan dengan dokter bila tidak bisa menghentikan minum
12. Edukasi
Wanita yang memiliki rencana untuk hamil atau wanita hamil tidak boleh
mengkonsumsi alkohol, karena otak, jantung dan pembuluh darah bayi anda mulai
berkembang pada minggu-minggu awal kehamilan, yakni sebelum (mungkin)
mengetahui bahwa sedang hamil. Wanita alkoholik yang hamil harus mengikuti
program rehabilitasi penyalahgunaan alkohol dan selama hamil menjalani
pengawasan ketat
16
Lanjutkan untuk menghindari alkohol selama kehamilan. Sindrom alkohol janin
benar-benar dapat dicegah pada anak-anak yang ibunya tidak minum selama
kehamilan.
Jika memiliki masalah alkohol, dapatkan bantuan sebelum hamil. Dapatkan
bantuan profesional untuk menentukan tingkat ketergantungan pada alkohol yang
dimiliki dan aturlah rencana pengobatan
13. Prognosis
Bayi dan anak-anak dengan sindrom alkohol janin memiliki banyak masalah yang
berbeda, yang dapat sulit untuk mengelola. Anak-anak melakukan yang terbaik jika
mereka didiagnosis dini dan dirujuk ke tim penyedia layanan kesehatan yang dapat
bekerja pada strategi pendidikan dan perilaku yang sesuai dengan kebutuhan anak
Daftar pustaka
1. V, Linda J. Fetal Syndrome Alcohol. Medline Plus. 2012
2. Laposata Michael. Laboratory Medicine: the diagnosis of disease in the clinical
laboratory. 2010
3. Kumar Vinay, Ramzi S, Stanley L. Buku Ajar Patologi Robbins. Vol 1. 7ed.
Jakarta: EGC;2007.
4. Carlo WA. Sindrom alkohol pada janin. In: Kliegman RM, Behrman RE, Jenson
HB, Stanton BF, eds. Nelson Textbook of Pediatrics. Ed-18. Philadelphia, Pa:
Saunders Elsevier; 2007: chap 100.2.
5. Kesnowidjojo, Subowo. Pengantar genetika medic. Jakarta:EGC;2014.128-33
6. Haws, Pulette S. Asuhan Neonatus. Jakarta:EGC;2007.393-4
7. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et al. Teratology dan obat-obatan yang
mempengaruhi janin. In: Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et al, eds.
Williams Obstetrics. 23 ed. New York, NY: McGraw-Hill; 2010: chap 14.
17