lahraga sabtu, 8 januari 2011 | media indonesia di … · lantas bagaimana kekuatan sepak bola asia...

1
PIALA Asia telah berlangsung 16 kali. Namun, sejak dihelat pada 1956, gelar juara didomi- nasi empat negara, yakni Korea Selatan, Jepang, Iran, dan Arab Saudi. Dua negara di wilayah timur (Korsel dan Jepang) dan dua negara di kawasan barat (Arab Saudi dan Iran) itu pu merepresentasikan kekuatan sepak bola di Benua Asia. Korsel, yang berjaya dalam perhelatan awal pada 1956 dan 1960, secara konsisten menghadirkan ketakutan pada para pesaingnya. Namun, Iran muncul sebagai kekuatan baru. Negeri Teluk ini bahkan mam- pu mempertahankan mahkota juara sebanyak dua kali sejak meraihnya pada 1968. Setelah juara 1960 Israel hengkang dari AFC dan ber- aliasi ke Eropa (UEFA), be- berapa negara Timur Tengah mulai bergabung. Kuwait sempat mencuri takhta pada 1980. Kemenangan Kuwait ini menjadi sukses pertama negara Arab sebelum Arab Saudi ber- hasil memenangi tiga dari lima penampilan mereka di nal. Dominasi Arab Saudi sem- pat diganggu Jepang. Seiring sukses merebut gelar pertama pada 1992, ‘Negeri Matahari Terbit’ ini kemudian mengem- bangkan kompetisi profesio- nal J-League. Alhasil, pasukan Samurai mampu mendominasi pesta berikutnya pada 2000 dan 2004. Irak akhirnya muncul seba- gai jawara baru ketika turna- men ini untuk pertama kalinya dilangsungkan di empat negara Asia Tenggara, Indonesia, Viet- nam, Malaysia, dan Thailand. Hajatan terakhir itu terpaksa mengalah dimajukan setahun agar tidak bentrok dengan Piala Eropa di Austria dan Swiss serta Olimpiade yang berlangsung di Beijing, China, pada 2008. Lantas bagaimana kekuatan sepak bola Asia Tenggara? Prestasi terbaik kawasan ini hanya dipetik Myanmar (dulu Burma) saat menjadi runner up pada 1968. Padahal, Indone- sia juga termasuk salah satu penggagas kejuaraan ini. Pada 1954, PSSI (asosiasi sepak bola Indonesia) bersama dengan perwakilan dari China, Kor- sel, Jepang, dan Afghanistan berkumpul di Manila, ibu kota Filipina. Mereka mencari ben- tuk pengembangan kompetisi sepak bola di benua kuning. Dua tahun setelah itu, AFC Asian Cup pertama digelar di Hong Kong dengan tujuh negara peserta bersaing meraih predikat terbaik. Setengah abad kemudian, kompetisi ini telah diikuti 47 anggota AFC. Qatar mendapat hak tampil otomatis sebagai tuan ru- mah. Tiga tim terbaik ajang sebelumnya,Irak, Arab Saudi, dan Korsel juga langsung me- langkah. Sebanyak 15 tim ber- saing selama 15 bulan di babak kualikasi guna mendapat 10 jatah putaran nal. Sementara India dan Korea Utara berhak ikut setelah menjadi juara dan runner up Piala Challenge AFC 2008 di India. Dari 16 yang akan bersaing pada edisi ke-17 ini, sembilan tim berasal dari zona Asia Barat. Adapun enam lainnya dari kawasan Timur, sedangkan Australia dinyatakan sebagai wakil Asia Tenggara meski belum mendapat status keang- gotaan dari AFF. Mampukah negara yang baru bergabung dengan AFC pada 2007 itu menjadi juara? Dalam debut- nya empat tahun lalu, tim ‘Negeri Kanguru’ hanya men- capai perempat nal. (Berbagai sumber/NG/R-3) ol prestasi negara-negara anggota AFC ke nggi, Piala Dunia. yang bakal menjadi tempat penyelenggaraan juga belum dilakukan uji coba sejak ter- akhir kali menjadi tuan rumah Asian Games 2006. Belum lagi banyaknya per- tanyaan dari fan yang bingung harus melakukan apa di luar stadion. Apakah mereka ter- pukau dengan aktivitas para syekh dan pemandangan pa- dang pasir atau berkeluh kesah karena tidak dapat membeli bir di luar hotel bintang empat dan lima mengingat Qatar adalah negara muslim. Masalah itu semua, lanjut Chadwick, harus bisa diatasi tuan rumah dengan memuas- kan. Sementara itu, Presiden AFC Hammam meyakini Piala Asia di Qatar akan menjadi yang terbaik, bahkan dalam sejarah persepakbolaan dunia. “Piala Asia akan dimulai dan saya minta semua men- jadi saksi untuk melihat pe- rubahan dan bagaimana kami telah meningkat dalam de- lapan tahun terakhir. Semua orang telah bekerja dengan maksimal. Saya yakin turna- men ini akan menjadi yang paling hebat untuk menjadi acuan di masa depan,” cetus Hammam yang gencar mewa- canakan agar Piala Dunia 2022 nanti juga digelar pada Januari seperti pentas Piala Asia kali ini. Tidak hanya sukses sebagai penyelenggara, Qatar sudah tentu juga ingin meraih presta- si dalam turnamen itu sendiri. Prestasi terbaik mereka hanya mencapai perempat nal pada 2000 saat turnamen digelar di Libanon. Qatar akan men- coba peruntungan di bawah asuhan pelatih asal Prancis Bruno Metsu yang pernah menukangi Senegal dan Uni Emirat Arab. Pemenang kejuaraan ini nantinya akan dipertemukan dengan para kampiun dari benua lain di ajang Piala Konfe- derasi. Artinya, siapa pun yang menjadi juara berkesempatan menjajal kekuatan Spanyol yang berhasil mengawinkan gelar Piala Dunia dan Eropa. Tanpa wakil ASEAN Sisi lain yang patut dicermati dari Piala Asia ke-17 ini adalah tidak ada satu pun wakil dari Asia Tenggara murni yang lolos ke putaran nal, termasuk Ma- laysia yang menjadi juara baru pada gelaran Piala AFF lalu. Thailand, yang sejauh ini tercatat paling sering tampil di putaran nal, yakni sebanyak enam kali, juga lebih dulu tersingkir di babak kualikasi. Bersama Singapura, ‘Negeri Gajah Putih’ kalah bersaing dengan Iran dan Yordania di Grup F tampil sebanyak enam kali, Adapun Indonesia gagal ke Qatar karena tersisih oleh Australia dan Kuwait di Grup B. Kala itu, tim ‘Merah Putih’ masih ditukangi Benny Dollo yang kemudian digantikan Alfred Riedl. Kegagalan itu menghentikan prestasi timnas yang pada empat perhelatan sebelumnya selalu lolos. Karena itu, Piala Asia 2011 ini sekaligus mengingatkan betapa euforia para pencinta sepak bola di Tanah Air terlalu ber- lebihan ketika pasukan ‘Merah Putih’ hanya mampu menjadi runner-up di kancah ASEAN. Ketua Umum PSSI Nurdin Ha- lid sebelumnya malah beram- bisi bisa menghadirkan Piala Dunia ke Indonesia. Jangankan untuk berbicara di level global, menjadi penggembira di ting- kat Asia saja sangat sulit. (Ber- bagai sumber/Rin/R-5) [email protected] di Padang Gersang 19 SABTU, 8 JANUARI 2011 | MEDIA INDONESIA LAHRAGA Ancaman Australia di Tengah Dominasi Timur dan Barat BERLATIH: Para pemain Australia melakukan sesi latihan untuk mengikuti kejuaraan sepak bola AFC Cup di Doha, Qatar, yang dimulai kemarin. REUTERS/TORU HANAI TEMA: “Nasib Partai Menengah kian Terancam” POLITIK & HAM SENIN (10/1/2011) FOKUS

Upload: truongdiep

Post on 21-Jul-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAHRAGA SABTU, 8 JANUARI 2011 | MEDIA INDONESIA di … · Lantas bagaimana kekuatan sepak bola Asia Tenggara? ... Tanpa wakil ASEAN Sisi lain yang patut dicermati dari Piala Asia

PIALA Asia telah berlangsung 16 kali. Namun, sejak dihelat pada 1956, gelar juara didomi-nasi empat negara, yakni Korea Selatan, Jepang, Iran, dan Arab Saudi. Dua negara di wilayah timur (Korsel dan Jepang) dan dua negara di kawasan barat (Arab Saudi dan Iran) itu pu merepresentasikan kekuatan sepak bola di Benua Asia.

Korsel, yang berjaya dalam perhelatan awal pada 1956 dan 1960, secara konsisten menghadirkan ketakutan pada para pesaingnya. Namun, Iran muncul sebagai kekuatan baru. Nege ri Teluk ini bahkan mam-pu mempertahankan mahkota juara sebanyak dua kali sejak meraihnya pada 1968.

Setelah juara 1960 Israel hengkang dari AFC dan ber-afi li asi ke Eropa (UEFA), be-berapa negara Timur Te ngah mulai bergabung. Kuwait sempat mencuri takhta pada 1980. Kemenangan Kuwait ini menjadi sukses pertama negara Arab sebelum Arab Saudi ber-hasil memenangi tiga dari lima penampilan mereka di fi nal.

Dominasi Arab Saudi sem-pat diganggu Jepang. Seiring sukses merebut gelar pertama pada 1992, ‘Negeri Matahari Terbit’ ini kemudian mengem-bangkan kompetisi profesio-nal J-League. Alhasil, pasukan Samurai mampu mendominasi pesta berikutnya pada 2000 dan 2004.

Irak akhirnya muncul seba-gai jawara baru ketika turna-men ini untuk pertama kalinya dilangsungkan di empat negara Asia Tenggara, Indonesia, Viet-nam, Malaysia, dan Thailand. Hajatan terakhir itu terpaksa mengalah dimajukan setahun agar tidak bentrok dengan Piala Eropa di Austria dan Swiss serta Olimpiade yang berlangsung di Beijing, China, pada 2008.

Lantas bagaimana kekuatan sepak bola Asia Tenggara? Prestasi terbaik kawasan ini hanya dipetik Myanmar (dulu Burma) saat menjadi runner up pada 1968. Padahal, Indone-sia juga termasuk salah satu penggagas kejuaraan ini. Pada 1954, PSSI (asosiasi sepak bola

Indonesia) bersama dengan perwakilan dari China, Kor-sel, Jepang, dan Afghanistan berkumpul di Manila, ibu kota Filipina. Mereka mencari ben-tuk pengembangan kompetisi sepak bola di benua kuning.

Dua tahun setelah itu, AFC Asian Cup pertama digelar di Hong Kong dengan tujuh negara peserta bersaing meraih predikat terbaik. Setengah abad kemudian, kompetisi ini telah diikuti 47 anggota AFC.

Qatar mendapat hak tampil otomatis sebagai tuan ru-mah. Tiga tim terbaik ajang sebelumnya,Irak, Arab Saudi, dan Korsel juga langsung me-langkah. Sebanyak 15 tim ber-saing selama 15 bulan di babak kualifi kasi guna mendapat 10

jatah putaran fi nal. Sementara India dan Korea Utara berhak ikut setelah menjadi juara dan runner up Piala Challenge AFC 2008 di India.

Dari 16 yang akan bersaing pada edisi ke-17 ini, sembilan tim berasal dari zona Asia Barat.

Adapun enam lainnya dari kawasan Timur, sedangkan Australia dinyatakan sebagai wakil Asia Tenggara meski belum mendapat status keang-gotaan dari AFF. Mampukah negara yang baru bergabung dengan AFC pada 2007 itu menjadi juara? Dalam debut-nya empat tahun lalu, tim ‘Negeri Kanguru’ hanya men-capai perempat fi nal. (Berbagai sumber/NG/R-3)

ol prestasi negara-negara anggota AFC ke nggi, Piala Dunia.

yang bakal menjadi tempat penyelenggaraan juga belum dilakukan uji coba sejak ter-akhir kali menjadi tuan rumah Asian Games 2006.

Belum lagi banyaknya per-tanyaan dari fan yang bingung harus melakukan apa di luar stadion. Apakah mereka ter-pukau dengan aktivitas para syekh dan pemandangan pa-dang pasir atau berkeluh kesah karena tidak dapat membeli bir di luar hotel bintang empat dan lima mengingat Qatar adalah negara muslim.

Masalah itu semua, lanjut Chadwick, harus bisa diatasi

tuan rumah dengan memuas-kan. Sementara itu, Presiden AFC Hammam meyakini Piala Asia di Qatar akan menjadi yang terbaik, bahkan dalam sejarah persepakbolaan dunia.

“Piala Asia akan dimulai dan saya minta semua men-jadi saksi untuk melihat pe-rubahan dan bagaimana kami telah meningkat dalam de-lapan tahun terakhir. Semua orang telah bekerja dengan maksimal. Saya yakin turna-men ini akan menjadi yang paling hebat untuk menjadi acuan di masa depan,” cetus Hammam yang gencar mewa-

canakan agar Piala Dunia 2022 nanti juga digelar pada Januari seperti pentas Piala Asia kali ini.

Tidak hanya sukses sebagai penyelenggara, Qatar sudah tentu juga ingin meraih presta-si dalam turnamen itu sendiri. Prestasi terbaik mereka hanya mencapai perempat fi nal pada 2000 saat turnamen digelar di Libanon. Qatar akan men-coba peruntungan di bawah asuhan pelatih asal Prancis Bruno Metsu yang pernah menukangi Senegal dan Uni Emirat Arab.

Pemenang kejuaraan ini

nantinya akan dipertemukan dengan para kampiun dari benua lain di ajang Piala Konfe-derasi. Artinya, siapa pun yang menjadi juara berkesempatan menjajal kekuatan Spanyol yang berhasil mengawinkan gelar Piala Dunia dan Eropa.

Tanpa wakil ASEANSisi lain yang patut dicermati

dari Piala Asia ke-17 ini adalah tidak ada satu pun wakil dari Asia Tenggara murni yang lolos ke putaran fi nal, termasuk Ma-laysia yang menjadi juara baru pada gelaran Piala AFF lalu.

Thailand, yang sejauh ini

tercatat paling sering tampil di putaran fi nal, yakni seba nyak enam kali, juga lebih dulu tersingkir di babak kualifi kasi. Bersama Singapura, ‘Negeri Gajah Putih’ kalah bersaing dengan Iran dan Yordania di Grup F tampil sebanyak enam kali,

Adapun Indonesia gagal ke Qatar karena tersisih oleh Australia dan Kuwait di Grup B. Kala itu, tim ‘Merah Putih’ masih ditukangi Benny Dollo yang kemudian digantikan Alfred Riedl. Kegagalan itu menghentikan prestasi timnas yang pada empat perhelatan

sebelumnya selalu lolos.Karena itu, Piala Asia 2011 ini

sekaligus mengingatkan betapa euforia para pencinta sepak bola di Tanah Air terlalu ber-lebihan ketika pasukan ‘Merah Putih’ hanya mampu menjadi runner-up di kancah ASEAN. Ketua Umum PSSI Nurdin Ha-lid sebelumnya malah beram-bisi bisa menghadirkan Piala Dunia ke Indonesia. Ja ngankan untuk berbicara di level global, menjadi penggembira di ting-kat Asia saja sangat sulit. (Ber-bagai sumber/Rin/R-5)

[email protected]

di Padang Gersang19SABTU, 8 JANUARI 2011 | MEDIA INDONESIALAHRAGA

Ancaman Australia di Tengah Dominasi Timur dan Barat

BERLATIH: Para pemain Australia melakukan sesi latihan untuk mengikuti kejuaraan sepak bola AFC Cup di Doha, Qatar, yang dimulai kemarin.

REUTERS/TORU HANAI

TEMA:“Nasib

Partai Menengahkian Terancam”

POLITIK & HAMSENIN (10/1/2011)

FOKUS